BAB 14. Sanitasi Produk dan Proses Pengolahan Buah dan Sayur
Disusun oleh :
Kelompok 4/ITP 6B
BAB 14
Sanitasi Produk dan Proses Pengolahan Buah dan Sayur
PENGANTAR
Seperti pada operasi pengolahan pangan yang lainnya, fasilitas yang mengolah buah-
buahan dan sayur-sayuran harus memiliki program sanitasi yang menggunakan senyawa
pembersih yang tepat, bahan pembersih dan prosedur pembersihan. Manajemen harus
mengawasi dan mengevaluasi program sanitasi. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan
produk makanan yang higienis dan berkualitas.
MENGURANGI KONTAMINASI
Sanitasi yang efektif dapat mencegah masuknya mikroorganisme yang menyebabkan
pembusukan dan keracunan makanan kedalam buah-buahan dan sayuran selama produksi,
pengolahan, penyimpanan, dan distribusi. Penting untuk diingat bahwa buah-buahan dan
sayuran mentah dapat mengandung sejumlah mikroorganisme pada permukaan atau di
dalamnya, ketika tiba di pabrik. Mikroorganisme ini dapat mencemari pabrik pengolahan.
Undang-undang federal mengharuskan makanan olahan bebas dari mikroorganisme
patogen jika mereka dikirimkan antar negara. Untuk makanan kalengan komersial, proses
sterilisasi normal dapat menghancurkan semua bakteri patogen dalam wadah. Mencuci dan
mengupas buah-buahan dan sayuran juga membantu menghilangkan mikroorganisme. Oleh
karena itu, buah-buahan dan sayuran yang dikalengkan dan dibekukan dengan benar dapat
dipastikan terjaga kualitasnya (sehat).
Kontaminasi dari Tanah
Tanah di mana sayuran tumbuh mengandung bakteri yang resisten terhadap panas.
Jika alat pemrosesan tidak mencuci sayuran secara menyeluruh sebelum dikalengkan, bakteri
ini dapat menyebabkan rasa dan aroma asam dan jenis-jenis pembusukan lainnya. Jumlah dan
jenis mikroba dipengaruhi oleh angin, kelembaban, sinar matahari, suhu, hewan liar dan
domestik, air irigasi, kotoran burung, peralatan pemanenan dan pekerja. Banyak bakteri
patogen mengkontaminasi buah dan sayuran selama irigasi sesaat sebelum panen dan
sebelum matahari mendehidrasi dan menghancurkan patogen. Selain itu juga dapat
mengkontaminasi pada saat panen dan pengiriman.
MANAJEMEN SANITASI
Seperti pada pabrik pangan lainnya, manajer secara hukum dan moral bertanggung
jawab untuk menyediakan produk yang berkualitas (sehat) kepada konsumen. Program
sanitasi yang efektif menjaga lingkungan pengolahan tetap bersih.
Pengelolaan (Housekeeping)
Pengelolaan (housekeeping) berarti terorganisir dan rapi. Supervisor harus cermat
dalam mengatur perlengkapan, bahan, dan pakaian karyawan untuk menjaga operasi
pengolahan berjalan rapi, sehingga kemungkinan besar tidak akan terkontaminasi and mudah
untuk dibersihkan.
Staf sanitarian harus bertanggung jawab dalam pengelolaan, tetapi semua pekerja
produksi, pemeliharaan, dan pekerja sanitasi harus bekerja sama. Karyawan harus menjaga
kontainer sampah, peralatan, perlengkapan dan barang-barang pribadi di tempat yang tepat.
Sampah sebaiknya harus segera dibuang jika kontainer sampah berada di tempat yang tepat.
Serangga, tikus dan burung dapat mencemari makanan. Ketika sanitasi baik, hama
tidak dapat menemukan makanan dan bersembunyi di dalam pabrik. Penggunaan penyaring
udara dan debu; menambal lubang retak dan celah-celah; dan desain higienis lainnya
membantu menjaga pabrik dari masuknya hama. Peninjauan hama rutin juga penting untuk
dilakukan.
Pembuangan Limbah
Limbah lebih mudah untuk ditangani dan sisa produk lebih mudah untuk
diselamatkan ketika limbah padat dan limbah cair dipisahkan. Beberapa pabrik pengolahan
makanan tetap memanfaatkan limbah sisa produk. Industri jus jeruk sangat efisien pada
pemanfaatan produk sisa/limbah dan menjadikan biaya pembuangan limbah rendah. Lebih
dari 99% dari bahan buah mentah diolah menjadi jus, konsentrat, atau pakan ternak kering.
Suplai Air
Pasokan air bersih yang cukup dibutuhkan untuk produk sehat berkualitas dan pabrik
yang bersih. Air tidak hanya sebagai media pembersih, air juga digunakan untuk pemanasan
dan pendinginan produk, dan sebagai bahan baku.
Karyawan harus memeriksa kadar bakteri dan cemaran organik maupun anorganik di
dalam air setiap hari. Jumlah bakteri menentukan apakah air tersebut aman untuk digunakan
sebagai bahan baku makanan atau untuk membersihkan permukaan yang bisa menyentuh
atau mencemari makanan. Cemaran organik maupun anorganik mempengaruhi seberapa baik
air akan membersihkan bahan pangan, permukaan, dan peralatan.