Anda di halaman 1dari 29

Paparan Peraturan Pemerintah

Nomor 50 Tahun 2012


tentang
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
1,PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 atau yang
biasa disebut PP 50 ditandatangani pada tanggal 12
April 2012 oleh Presiden Repubik Indonesia DR.H.
Susilo Bambang Yudhoyono. dimana pada tanggal 24
Mei 2012 dilakukan louching PP 50 oleh Bapak Menteri
Muhaimin Iskandar dari Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi di kota Surabaya. Dengan terbitnya PP 50
secara hirarki peraturan perundangan mengantikan
peraturan yang berada di bawahnya seperti Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 05 Tahun 1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerj
2.Latar Belakang
BelakangSistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) awalnya diaturdi dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).Penerapan SMK3 dipertegas dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003tentang Ketenagakerjaan, Pasal 87 yang
menyatakan :a) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.b)
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan
Pemerintah.Sebagai pelaksanaan ketentuan UU 13/2003
tersebut, saat ini pelaksanaanSMK3 mengacu pada PP No. 50
Tahun 2012 tentang Sistem ManajemenKeselamatan dan
Kesehatan Kerja yang baru saja ditetapkan
TUJUAN
meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman,
dan efisien untuk mendorong produktivitas.
3.APA YANG BERUBAH JIKA MEMBANDINGKAN PERATURAN MENTERI
TENAGA KERJA NOMOR:PER.05/MEN/1996DENGAN PP.50/2012

PER.05/MEN/1996 PP. Nomor 50 Tahun 2012

PER.05/MEN/1996 PP 50 Tahun 012


menetapkan menetapkan
X BAB dan VI BAB dan
12 Pasal 22 Pasal
4.Lanjutan perubahan
mengalami perubahanyang cukup berarti dimana perubahan
tersebut dapat dilihat dari point - point sbb :
Batang tubuh dari PP 50 menetapkan VI BAB dan 22 Pasal dan
PER.05/MEN/1996 menetapkan X BAB dan 12 Pasal.
Penjelasan yang lebih lengkap atas Lampiran I Tentang Pedoman
Penerapan SMK3, sesuai dengan siklus 5 prinsip dasar SMK3
(komitmen dan kebijakan, Plan, Do, check, Action).
Penyederhanaan dan penyelarasan kriteria dari Lampiran II Tentang
Pedoman Penilaian SMK3, serta perubahan tingkat pelaksanaan,
hasil penilaian audit dan kategori ketidaksesuaian dengan jumlah
kriteria yang sama 166 kriteria
Pada lampiran III format laporan audit dengan format yang sama,
hanya ditambahkan daftar hadir dan respon tindak lanjut
dilampirkan dalam laporan dan penambahan distribusi laporan
kepada Departemen terkait
5. RINGKASAN PERUBAHAN
Batang Tubuh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012Pasal
1Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
selanjutnyadisingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secarakeseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengankegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien danproduktifPasal 2Penerapan SMK3 bertujuan
untuk:
a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh,
dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; sertac. menciptakan tempat
kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas
6. RINGKASAN PERUBAHAN
BatangTubuh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012Pasal
5Kewajiban Penerapan SMK3
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi
perusahaan: a. mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100
(seratus) orang; atau b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
(3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada
Peraturan Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang
undangan serta dapat memperhatikan konvensi atau standar
internasional
7. RINGKASAN PERUBAHAN
Batang Tubuh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012Pasal 6SMK3
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat meliputi:
a.penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.Pasal 16Penilaian SMK3
(1) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen
yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan
(2) Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib
melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
(3) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Audit
SMK3 yang terdiri dari 12 elemen audit dan 166 kriteria
8. RINGKASAN PERUBAHAN
Batang Tubuh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012Pasal
17Pelaporan hasil audit
(1) Hasil audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaporkan
kepada Menteri dengan tembusan disampaikan kepada menteri
pembina sektor usaha, gubernur, dan bupati/walikota sebagai
bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3
(2) .(2) Bentuk laporan hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Lampiran III
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah
ini.Pasal 18Pengawasan(1) Pengawasan SMK3 dilakukan oleh
pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi dan/atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.(2) Pengawasan
meliputi : pembangunan dan terjaminnya komitmen, organisasi,
SDM, pelaksanaan peraturan, keamanan bekerja, pemeriksaan,
pengujian dan pengukuran SMK3, keadaaan darurat industri,
pelaporan kekurangan dan tindak lanjut audit.
9. RINGKASAN PERUBAHAN
Batang Tubuh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2012Pasal 19
(1) Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan
pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan penerapan
SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.Pasal 21Ketentuan peralihan.Pada
saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Perusahaan
yang telahmenerapkan SMK3, wajib menyesuaikan
dengan ketentuan PeraturanPemerintah ini paling lama 1
(satu) tahun
10. LAMPIRAN I PEDOMAN
PENERAPAN SMK3
Pada lampiran ini sama menjelaskan secara menyeluruh
5 Prinsipdasar penerapan SMK3 dimana dengan mengunakan
pendekatan Plan, Do, Check and Action (PDCA) yaitu :
Penetapan Kebijakan,Perencanaan K3, Pelaksanaan Rencana K3,
Pemantauan danEvaluasi Kinerja, Peninjauan dan Peningkatan
Kinerja SMK3
Pada Lampiran I cukup banyak mengalami perubahan, dimana
perubahan tersebut dengan tujuan memberikan penjelasan dan
penegasan terhadap penerapan SMK3 seperti :
Penetapan KebijakanPenjelasan yang lebih lengkap terhadap
persyaratan Kebijakan K3seperti: Kebijakan disyahkan oleh pucuk
pimpinan , tertulis dan ditandatangani dan sosialisasi (mengikuti
kriteria penilaian).
11. LAMPIRAN I PEDOMAN
PENERAPAN SMK3
Perencanaan K3 Mempertegas keterlibatan setiap
pekerja/buruh dan orang lain yang berada di tempat
kerja harus berperan dalam menjaga dan
mengendalikan pelaksanaan K3. Penegasan dalam
sistem pertanggungjawaban dimana ditetapkan,
pengusaha menetapkan tanggung jawab dan tanggung
gugat dan adanya prosedur perubahan tanggung jawab
dan tanggung gugat dan reaksi yang cepat dan tepat
terhadap kondisi menyimpang. Dalam penetapan
tujuan dan sasaran K3 harus berkonsultasi dengan :
wakil pekerja/buruh, ahli K3, P2K3 dan pihak lain
terkait
12. LAMPIRAN I PEDOMAN
PENERAPAN SMK3
Pelaksanaan Rencana K3 Penjelasan tambahan terhadap
penyediaan prasarana dan sarana yang memadai dengan
adanya : organisasi yang bertanggung jawaban, anggaran,
prosedur operasi/kerja. Prosedur pelaporan ekternal
laporan harus disampaikan kepada pihak manajemen
dan/atau pemerintah terhadap terjadinya ketidaksesuaian.
Penjelasan tambahan terhadap Instruksi Kerja. Tambahan
terhadap penjelasan penyerahan sebahagian pekerjaan
kepada perusahaan lain harus menjamin bahwa
perusahaan lain tersebut memenuhi persyaratan K3 dan
dilakukanverifikasi terhadap persyaratan K3 tersebut
dilakukan oleh personal yang kompeten dan berwenang
serta mempunyai tanggung jawab yang jelas
13. LAMPIRAN I PEDOMAN
PENERAPAN SMK3
Pelaksanaan Rencana K3 Penjelasan tambahan dalam proses
pembelian / penggadaan barang dan jasa dimana Produk akhir
berupa barang atau jasa harus dapat dijamin keselamatannya dalam
pengemasan, penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan serta
pemusnahannya. Penjelasan tambahan upaya menghadapi keadaan
darurat kecelakaan dan bencana industri, Prosedur menghadapi
keadaan darurat harus diuji secara berkala oleh personil yang
memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai
bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang
berwenang untuk mengetahui kehandalan pada saat kejadian yang
sebenarnya Dan Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat,
13. LAMPIRAN I PEDOMAN
PENERAPAN SMK3
Dalam melaksanakan rencana dan pemulihan
keadaan darurat setiap perusahaan harus
memiliki prosedur rencana pemulihan
keadaan darurat secara cepat untuk
mengembalikan pada kondisi yang normal dan
membantu pemulihan tenaga kerja yang
mengalami trauma.Pemantauan dan Evaluasi
KinerjaTidak ada perubahanPeninjauan dan
Peningkatan Kinerja SMK3Tidak ada
perubahan
14. LAMPIRAN II PEDOMAN PENILAIAN
PENERAPAN SMK3
Pada lampiran II dari PP 50 ini tidak banyak
mengalami perubahan jumlah elemen audit 12
dan jumlah kriteria adalah 166 kriteria
samadengan Per.05/MEN/1996, perubahan yang
terjadi adalahpengabungan kriteria audit dalam
satu kriteria danpenambahan, kriteria baru
dimana penambahan kriteria auditadalah sbb
:Sub elemen 1.41.4.7 Susunan pengurus P2K3
didokumentasikan dan diinformasikan kepada
tenaga kerja Sub elemen 2.12.1.6 Rencana K3
diselaraskan dengan rencana sistem manajemen
perusahaan P2K3 -
15. LAMPIRAN II PEDOMAN PENILAIAN
PENERAPAN SMK3
Sub elemen 2.34 kriteria tambahan peraturan
perundangan dan peryaratan lain dibidang
K32.3.1 Terdapat prosedur yang
terdokumentasi untuk mengidentifikasi,
memperoleh, memelihara dan memahami
peraturan perundang- undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan lain yang
relevan dibidang K3 untuk seluruh tenaga
kerja di perusahaan
16. LAMPIRAN II PEDOMAN PENILAIAN
PENERAPAN SMK3
.2.3.2 Penanggung jawab untuk memelihara dan
mendistribusikan informasi terbaru mengenai
peraturan perundangan, standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lain telah ditetapkan2.3.3 Persyaratan
pada peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan di
bidang K3 dimasukkan pada prosedur-prosedur dan
petunjuk-petunjuk kerja.2.3.4 Perubahanpada
peraturan perundang-undangan, standar, pedoman
teknis, dan persyaratan lain yang relevan di bidang K3
digunakan untuk peninjauan prosedur-prosedur dan
petunjuk- petunjuk kerja
17. LAMPIRAN II PEDOMAN PENILAIAN
PENERAPAN SMK3
Subelemen 6.9Rencana dan pemulihan keadaan
darurat6.9.1 Prosedur untuk pemulihan kondisi
tenaga kerja maupun sarana dan peralatan
produksi yang mengalami kerusakan telah
ditetapkan dan dapat diterapkan sesegera
mungkin setelah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.Sub elemen 7.2Pemantauan
dan pengukuran lingkungan kerja7.2.3
Pemantauan/pengukuran lingkungan kerja
dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berkompeten dan berwenang dari dalam
dan/atau luar perusahaan
19. Perubahan Lainnya
Penilaian hasil Audit SMK3 terdiri dari 3 kategori
yaitu:1. Kategori Tingkat awal Perusahaan yang
memenuhi 64 (enam puluh empat) kriteria, kriteria
tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 pada
Tabel 1.2. Kategori Tingkat Transisi Perusahaan yang
memenuhi 122 (seratus dua puluh dua) kriteria, kriteria
tersebut sebagaimana tercantum dalam kolom 3 dan
kolom 4 pada Tabel 1.3. Kategori Tingkat Lanjutan
Perusahaan yang memenuhi 166 (seratus enam puluh
enam) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana
tercantum dalam kolom 3, kolom 4, dan kolom 5 pada
Tabel 1
20. Perubahan Lainnya
Tingkat penilaian penerapan SMK3 berubah dari
Emas , Perak dan Tindakanhukum ditetapkan
menjadi :
1. Untuk tingkat pencapaian penerapan 0-59%
termasuk tingkat penilaian penerapan kurang.
2. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60-84%
termasuk tingkat penilaian penerapan baik.
3. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85-100%
termasuk tingkat penilaian penerapan
memuaskan.
21. Perubahan Lainnya
Untuk kategori terhadap ketidaksesuain kriteria ditetapkan
berdasarkansifatnya dibagi atas 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Kategori Kritikal Temuan yang mengakibatkan fatality/kematian.
2. Kategori Mayor Tidak memenuhi ketentuan peraturan
perundang- undangan; Tidak melaksanakan salah satu prinsip
SMK3; dan Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di
beberapa lokasi.
3. Kategori Minor Ketidakkonsistenan dalam pemenuhan
persyaratan peraturan perundang-undangan, standar, pedoman,
dan acuan lainnya.Dalam hal penilaian perusahaan termasuk
kategori kritikal atau mayor, makadinilai belum berhasil
menerapkan SMK3 dan penilaian tingkatpenerapan SMK3 tidak
mengacu pada Tabel 2
22. LAMPIRAN IIILaporan penilaian
SMK3
hanya mengalami perubahanterhadap
distribusi laporan dengan menambahkanDinas
yang membidangi ketenagakerjaan selain
namatempat kerja, Kementrian yang
membidangiketenagakerjaan, penyelenggara
audit idependen.Menambahkan data
pendukung laporan auditseperti daftar hadir
pertemuan perusahaan yangdiaudit; dan
respon perusahaan terhadap tindak
lanjuttemuan ketidaksesuaian
23. Point2 Perubahan dari PP no 50
tahun 2012 tentang SMK3
Point Penambahan SMK3 No 50 tahun 2012 Permenaker no 5
tahun 19961 Menekankan efektifitas menekankan ke efektifitas
menciptakan sistem K3 tujuan peraturan pelaksanaan perlindungan
K3 Sehingga bisa saja ada perundangan persepsi yang penting ada
dulu sistem SMK3 tanpa melihat efektifitasnya2 Arahan pembuatan
Ditekankan kepada pengusaha dalam Pasal 1.3 tidak dijelaskan
kebijakan SMK3 menentukankebijakan minimal harus: detail hanya
menekankan
Identifikasi bahaya koordinasi antara pengurus
Pelaksanaan perbandingan dan wakil tenaga kerja terhadap
perusahaan atau sektor yang lebih baik
Review tinjauan ulang terhadap kejadian yang membahayakan
Kompensasi & gangguna yang berkaitan dengan keselamatan
Penilaian efesiensi dan efektifitas sumber daya yang disediakan
24. Point -2 Perubahan dari PP no 50
tahun 2012 tentang SMK3
No Point Penambahan SMK3 No 50 tahun 2012 Permenaker
no 5 tahun 1996 Isi Kebijakan Minimal harus ada visi dan
tujuan Tidak dijelaskan perusahaan Menekankan Lebih
memperjelas pelibatan Disebutkan pelaksana K3
keterlibatan Pengusaha pengusaha mulai dari tahap wajib
dijalankan perencanaan sampai dengan oleh pengurus,
pengusaha evaluasi atau peninjauan ulang. dan seluruh
tenaga kerja.5 Isi rencana K3 Minimal rencana kegiatan
meliputi: Tidak ada ketentuan - Tujuan mengenai skala
prioritas, - Skala prioritas sistem - Upaya pengendalian
pertanggungjawaban - Sumber daya yang dibutuhkan -
Jangka waktu pelaksanaan - Indikator pencapaian - Sistem
pertanggungjawaban
25. Point2 Perubahan dari PP no 50
tahun 2012 tentang SMK3
Point Penambahan SMK3 No 50 tahun 2012 Permenaker no 5 tahun
19966 Pertimbangan tenaga K3 Menjelaskan secara jelas
keterlibatan Disebutkan meminta dalam perencanaan Serikat
Pekerja. pertimbangan perwakilan tenaga kerja. Bisa saja bukan
serikat pekerja tetapi wakil karyawan7 Pemastian pelaksanaan
Adanya permintaan sertifikat dan Tidak dijelaskan secara detail
perencanaan program wewenang K3
Adanya ketentuan mempertimbangkan masukan pekerja atau
serikat pekerja8 Memperjelas peranan Dimintai keterlibatan dalam
Dijelaskan hanya wakil serikat buruh implementasi SMK3 pekerja9
Memperjelas apa saja Diarahkan lebih detail seperti pada: Tidak
diarahkan yang menjadi minimal
Penentuan sumber bahaya kegiatan K3 (pasal 11
Pelaksanaan desain dan rekayasa ayat 2)
Penyerahan pekerjaaan Dst
AJAKAN

Marilah kita implementasikan SMK 3 di


perusahaan
Ciptakan budaya k3 di perusahaan
Penuhi peraturan perundangan dan standar
yang berlaku
Untuk mewujudkan tempat kerja yang aman,
nyaman, efisien, dan ergonomik untuk
mendorong produktivitas, dan TK sejahtera

Anda mungkin juga menyukai