6
Hal Penting yang
Harus Anda
Pahami Seputar
Audit SMK3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu aspek perlindungan
ketenagakerjaan melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK)
dan merupakan hak dasar dari setiap pekerja. Setiap pekerja memiliki hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan dalam melakukan pekerjaannya.
Terlebih pada era industri 4.0 saat ini, muncul sejumlah jenis pekerjaan baru seiring pendekatan
digital. Dengan munculnya jenis pekerjaan baru, maka akan timbul potensi-potensi bahaya baru
yang perlu dilakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan dan PAK.
Hal ini menunjukkan bahwa masalah-masalah K3 tidak lepas dari kegiatan secara keseluruhan,
maka strategi yang dikembangkan di dalam penerapan K3 dan pengendalian potensi bahaya
harus mengikuti pendekatan sistem, yakni Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien, dan produktif.
Dalam penerapan SMK3, setiap perusahaan harus memiliki program pelaksanaan K3 yang
secara periodik melakukan proses evaluasi dan pemeliharaan yang juga melibatkan peran aktif
serta pekerja, termasuk melibatkan auditor independen K3 di dalam proses pengawasannya.
Perusahaan wajib mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan perbaikan
dan pencegahan, yakni dengan melakukan audit SMK3. Lantas, apa saja yang sebaiknya Anda
ketahui seputar audit SMK3?
Panduan praktis ini disusun untuk memberikan pengetahuan tentang hal-hal penting yang
sebaiknya diketahui seputar Audit SMK3 dan tips singkat mempersiapkan Audit SMK3, terutama
bagi Anda yang baru pertama kali melaksanakan Audit SMK3.
Kami harapkan e-Book ini dapat berguna baik bagi pengusaha maupun pengurus perusahaan
sebagai panduan-panduan dalam melaksanakan Audit SMK3.
Menurut PP No.50 Tahun 2012, audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis
mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
audit SMK3 dilakukan untuk mengukur efektivitas dari pelaksanaan suatu sistem
Sesuai Permenaker No.26 Tahun 2014, perusahaan yang telah menerapkan SMK3 di
mana perusahaan tersebut mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau
memiliki tingkat potensi bahaya tinggi wajib melakukan audit SMK3 oleh lembaga audit
b. Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi antara lain perusahaan yang
Penting!
Sesuai PP No.50 Tahun 2012, setiap perusahaan yang mempekerjakan pekerja/
buruh paling sedikit 100 orang dan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Sesuai PP No.50 tahun 2012 Pasal 16 Ayat (1), penilaian penerapan SMK3 dilakukan
oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan
perusahaan.
Services (SICS), PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), PT SAI Global Indonesia, dll.
Sesuai PP No.50 tahun 2012 dan Permenaker No.26 Tahun 2014, pelaksanaan
Kategori
Tingkat Penilaian
Tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Penerapan
Transisi Penerapan Kurang Penerapan Baik Memuaskan
(122 kriteria)
Kategori
Tingkat Penilaian
Tingkat Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Penerapan
Lanjutan Penerapan Kurang Penerapan Baik Memuaskan
(166 kriteria)
a. Kategori kritikal
Temuan yang dapat menimbulkan korban jiwa/fatality/kematian. Penilaian
terhadap kriteria audit SMK3 dengan kategori kritikal harus ditindaklanjuti dengan
tindakan koreksi paling lambat dalam jangka waktu 1×24 jam.
b. Kategori mayor
Penilaian terhadap kriteria audit SMK3 dengan kategori mayor ditetapkan
terhadap:
Penilaian terhadap kriteria audit SMk3 dengan kategori mayor harus ditindaklanjuti
dengan tindakan koreksi paling lambat dalam jangka waktu satu bulan.
c. Kategori minor
Penilaian terhadap kriteria audit SMK3 dengan kategori minor ditetapkan terhadap
ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang-
undangan, standar, pedoman, dan acuan lainnya.
Bagi perusahaan yang termasuk pada kategori kritikal atau mayor, maka dinilai
belum berhasil menerapkan SMK3 dan penilaian tingkat penerapan SMK3 tidak
mengacu pada tabel di atas.
Mudah Dilihat,
Mudah Dibaca
Laminasi Doff
Ukuran: A1, A2, A3
Boleh. Untuk 64 kriteria ini detailnya tercantum dalam Lampiran II pada PP No.50
Tahun 2012. Namun, bagi perusahaan yang telah melakukan sertifikasi 64 kriteria,
untuk tiga tahun ke depan saat melakukan sertifikasi kembali, perusahaan harus
sudah menerapkan tahap transisi (122 kriteria) atau tahap lanjutan (166 Kriteria).
Membentuk kesepakatan
dengan manajemen terkait
audit SMK3
Setelah melakukan self assessment, maka
sebaiknya Anda menyosialisasikan kepada
para pengurus atau manajemen perusahaan.
Sosialisasi dapat dilakukan melalui rapat yang
dihadiri oleh direktur perusahaan dan jajaran
manajer dengan tujuan mendapat persetujuan
dari manajemen puncak baik dalam bentuk
komitmen ataupun finansial.
Dalam hal ini, lembaga audit SMK3 wajib membuat perencanaan pelaksanaan
audit SMK3 dan menyampaikan kepada Menteri atau Direktur Jenderal dengan
salinan disampaikan kepada Dinas Provinsi.
Sesuai Permen No.26 Tahun 2014 Pasal 21, pelaksanaan audit SMK3 paling sedikit
dilakukan melalui tahapan:
1 2 3
4 5
www.safetysignindonesia.id
PT Safety Sign Indonesia adalah perusahaan penyedia produk dan jasa yang
berhubungan dengan kampanye Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
hingga instalasi.
Produk dan jasa tersebut antara lain safety sign, safety sign assessment, safety
sign installation, safety poster, safety sticker, safety handbook, safety video, safety