Oleh :
Yustitia Febriana
NIM. R0007154
PENGESAHAN
dengan peneliti :
Yustitia Febriana
NIM. R0007154
Pembimbing I
Pembimbing II
PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN KHUSUS
Oleh :
Yustitia Febriana
NIM. R0007154
Pembimbing Perusahaan,
Mengetahui,
Priyanto
ESR Dept Head
iii
ABSTRAK
Yustitia Febriana, 2007. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko pada Proses
Kerja di Area Washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk,
Cakung-Jakarta Timur PROGRAM D.III HIPERKES DAN KESELAMATAN
KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA.
Di setiap tempat kerja selalu terdapat sumber dan potensi bahaya yang
dapat menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengendalikan
sumber dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja, maka sumber dan potensi
bahaya tersebut harus dilakukan identifikasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi terhadap
sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja, untuk kemudian dianalisis atau
dievaluasi serta dilakukan penilaian resiko sehingga dapat dilakukan upaya
pengendalian.
Adapun kerangka pemikiran penelitian ini adalah bahwa ditempat kerja
selalu terdapat sumber-sumber bahaya yang memungkinkan terjadinya kecelakaan
atau penyakit akibat kerja. Sehingga untuk merencanakan upaya dan langkah
pengendalian perlu dilakukan identifikasi resiko terhadap sumber bahaya yang
dapat timbul dari aspek manusia, mesin atau peralatan, bahan, proses, cara kerja
dan lingkungan. Identifikasi bahaya dan penilaian resiko dari faktor maupun
potensi bahaya yang ada dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman.
Sejalan dengan masalah dan tujuan, maka penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan metode deskriptif berdasarkan observasi dan wawancara kemudian
dianalisa atau dievaluasi serta menyusun upaya pengendalian.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa potensi bahaya dan resiko akan
selalu ada di lingkungan kerja sehingga perlu identifikasi dan dilakukan penilaian
resiko sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan selamat.
Sedangkan kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi pada proses kerja di area
washing UT Reman Jakarta : PT. United Tractors Tbk, antara lain: tercebur dalam
deep tank, tangan terjepit, paparan panas, gangguan pernafasan, gangguan
pendengaran, luka tersayat, terciprat zat kimia, tersengat arus listrik, terpercik api,
tertimpa benda dan material jatuh, terkena air tekanan tinggi, terkena udara
tekanan tinggi dan luka bakar. Saran yang diberikan adalah agar perusahaan
segera melakukan tindakan perbaikan pada deep tank yang rusak, menetapkan
kebijakan penggunaan alat pelidung diri untuk tenaga kerja di area washing, dan
melakukan pemantauan dan tinjauan efektivitas pengendalian yang telah
diimplementasikan oleh pihak manajemen.
Kata kunci
: Identifikasi Bahaya, Upaya Pengendaliannya
Kepustakaan : 17, 1972 - 2010
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
karunia, kesehatan dan kemudahan dalam pelaksanaan magang dan penyusunan
laporan penelitian di PT. United Tractors Tbk, sehingga penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik.
Laporan penelitian ini disusun dan diajukan sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program D.III Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di
samping itu kerja praktek ini dilaksanakan untuk membina dan menambah
wawasan guna mengenal, mengetahui dan memahami mekanisme serta mencoba
mengaplikasikan pengetahuan penulis dan mengamati permasalahan dan
hambatan yang ada mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini, penulis telah
dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. A.A. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS, PKK, Sp.Ok, selaku Ketua Program D.III
Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta dan selaku pembimbing I.
vi
12. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa
dan kasih sayang serta dukungan moril, spiritual dan materiil, kedua adik
penulis Yayang dan Fafa yang telah memberikan semangat dan warna di
dalam hidupku, kakak penulis Eko yang telah menjadi sahabat, teman,
sekaligus saudara terimakasih atas waktu dan kasih sayangnya juga seluruh
keluarga besar penulis yang telah memberikan doa dan dukungannya kepada
penulis.
13. Teman-teman seperjuangan, senasib dan sepenanggungan D.III Hiperkes dan
KK Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2007.
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis mengharapkan ridho dan ampunan.
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Yustitia Febriana
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii
iii
ABSTRAK .......................................................................................................
iv
viii
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
33
34
A. Metode Penelitian......................................................................
34
34
34
35
BAB II
viii
35
36
39
39
B. Pembahasan ..............................................................................
54
64
A. Kesimpulan ................................................................................
64
B. Implikasi ....................................................................................
65
C. Saran ..........................................................................................
66
68
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
36
36
37
37
38
38
50
54
DAFTAR GAMBAR
22
28
33
39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada proses kerja
di area washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk?
2.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di area washing UT Reman Jakarta PT.
United Tractors Tbk, bertujuan untuk :
1. Mengetahui bagaimana proses identifikasi bahaya dan penilaian resiko pada
proses kerja di area washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk.
2. Mengetahui upaya pengendalian pada proses kerja di area washing UT Reman
Jakarta PT. United Tractors Tbk.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan penulis
dalam mengidentifikasi potensi dan faktor-faktor bahaya yang ada di tempat kerja
yang
diobservasi
secara
langsung,
sehingga
dapat
dilakukan
tindakan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a.
10
11
berasal dari luar proses. Potensi bahaya dapat mengakibatkan kerusakan dan
kerugian kepada :
1) Manusia baik yang bersufat langsung maupun tidak langsung terhadap
pekerjaan.
2) Properti termasuk peralatan kerja dan mesin-mesin.
3) Lingkungan baik lingkungan di dalam perusahaan maupun lingkungan di luar
perusahaan.
4) Kualitas produk barang dan jasa.
5) Nama baik perusahaan (Companys Pubilc Image).
Menurut
Tarwaka
(2008)
hazard
atau
potensi
bahaya
dapat
12
13
dari mesin atau alat yang berbahaya dapat dideteksi sedini mungkin (Syukri
Sahab, 1997).
3) Bahan
Bahaya dari bahan meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat bahan
antara lain mudah terbakar, mudah meledak, menimbulkan alergi, menimbulkan
kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, menyebabkan kanker, mengakibatkan
kelainan pada janin, bersifat racun dan radio aktif.
4) Proses
Bahaya dari proses sangat bervariasi tergantung teknologi yang
digunakan. Industri kimia biasanya menggunakan proses yang berbahaya, dalam
prosesnya digunakan suhu, tekanan yang tinggi dan bahan kimia berbahaya yang
memperbesar resiko bahayanya. Dari proses ini kadangkadang timbul asap,
debu, panas, bising, dan bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa
bahan. Hal ini dapat mengakibatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tingkat bahaya dari proses ini tergantung pada teknologi yang digunakan (Syukri
Sahab, 1997).
5) Cara Kerja
Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu sendiri dan
orang lain disekitarnya. Cara kerja yang demikian antara lain: cara kerja yang
mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam, percikan api serta tumpahan
bahan berbahaya. Cara mengangkat dan mengangkut yang salah mengakibatkan
cedera, memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara memakai
yang salah.
14
15
16
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat
kerja (Tarwaka, 2008).
Sedangkan menurut Pamapersada Nusantara (1999) identifikasi bahaya
adalah proses pencarian terhadap bahaya yang ada pada semua jenis kegiatan,
situasi, produk dan jasa yang dapat menimbulkan potensi cidera ataupun sakit.
Tindakan awal dari suatu sistem manajemen pengendalian resiko yang
merupakan suatu cara untuk mencari dan mengenali terhadap semua jenis
kegiatan, alat, produk dan jasa yang dapat menimbulkan potensi cidera atau sakit
yang bertujuan dalam upaya mengurangi dampak negatif resiko yang dapat
mengakibatkan kerugian aset perusahaan, baik berupa manusia sebagai tenaga
kerja, material, mesin, hasil produksi, maupun financial (Slamet Ichsan, 2004).
Proses identifikasi hazard atau potensi bahaya antara lain yaitu :
a. Membuat daftar semua objek (mesin, peralatan kerja, bahan, proses kerja,
sistem kerja, kondisi kerja, dll) yang ada di tempat kerja.
b. Memeriksa semua objek yang ada di tempat kerja dan sekitarnya
c. Melakukan wawancara dengan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang
berhubungan dengan objek-objek tersebut.
d. Mereview kecelakaan, catatan P3K dan informasi lainnya
e. Mencatat seluruh hazard yang telah diidentifikasi (Tarwaka, 2008)
4. Penilaian Resiko
a. Pengertian Umum
Menurut Tarwaka (2008), resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya
kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.
17
18
19
20
21
22
Lack Of
Control
Basic
Causes
Immediete
Causes
Accident
Loss
Inadequate
Program
Personal
Factor
Unsafe Act
Inadequate
Program
Standart
Job Factor
Unsafe
Condition
Contact
With
Energy or
Substance
People
Property
Process
Inadequate
to Standart
Gambar 1. Urutan Teori Domino
Sumber : Frank E. Bird, 1990
a) Kurangnya System Pengendalian (Lack of Control)
Dalam urutan domino, kurangnya pengendalian merupakan urutan
pertama menuju suatu kejadian yang mengakibatkan kerugian. Pengendalian
dalam hal ini ialah salah satu dari empat fungsi manajemen yaitu: Planing
(perencanaan), organizing (pengorganisasian), leading (kepemimpinan), dan
controlling (pengendalian).
Teori Domino yang pertama akan jatuh karena kelemahan pengawas dan
pihak manajemen yang tidak merencanakan dan mengorganisasi pekerja dengan
benar serta tidak mengarahkan para pekerjanya untuk terampil dalam
melaksanakan pekerjaannya. Kurang pengendalian dapat disebabkan karena
faktor:
23
24
25
26
d) Kecelakaan (Accident)
Kecelakaan terjadi oleh karena adanya kontak dengan suatu sumber
energi atau bahan yang melebihi NAB dari bahan atau struktur. Sumber energi ini
dapat berupa tenaga mekanis, kinetis, kimia, listrik, dsb (Sucofindo, 1998).
Jika potensi penyebab kecelakaan dibiarkan saja untuk terjadi, maka
jalannya akan selalu terbuka untuk kontak dengan sumber bahaya. Kecelakaan
tersebut dapat berupa:
(1) Terbentur/ menabrak suatu benda
(2) Terbentur/tertabrak banda/alat yang bergerak
(3) Jatuh ke tingkat yang lebih rendah
(4) Jatuh pada tingkat yang sama (tergelincir, tersandung, terpeleset)
(5) Terjepit diantara dua benda
(6) Terjepit kedalam alat/benda yang berputar
(7) Kontak dengan listrik, panas, dingin, radiasi, bahan beracun.
e) Kerugian (Loss)
Akibat dari kecelakaan adalah kerugian, sebagaimana termasuk dalam
definisi kecelakaan bahwa kerugian dapat berwujud penderitaan pada manusia,
kerusakan pada harta benda, lingkungan serta kerugian pada proses. Kecelakaan
menurut Sumamur (1996) menyebabkan lima jenis kerugian yaitu:
(1) Kerusakan
(2) Kekacauan organisasi
(3) Keluhan dan kesedihan
(4) Kelaian dan cacat
27
(5) Kematian
Kerugian tersebut dapat diukur dengan biaya yang dikeluarkan bagi
terjadinya kecelakaan. Biaya kecelakaan terdiri dari dua macam yaitu:
(1) Biaya langsung, yaitu pembayaran berdasarkan peraturan ganti kerugian atau
asuransi dan biaya pengobatan.
(2) Biaya tersembunyi, meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu
setelah kecelakaan terjadi, biaya tersembunyi mencakup:
(a) Biaya memperbaiki, mengganti atau menguatkan kembali peralatan yang
rusak.
(b) Biaya untuk upah yang dikeluarkan bagi pekerja tidak kerja yang cidera.
(c) Biaya latihan kerja pekerja yang baru.
(d) Biaya yang tidak diasuransi yang ditanggung oleh perusahaan.
(e) Biaya untuk pekerja yang cidera selama tidak bekerja, selain dari biaya
terasuransi.
Kerugian dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
(1) Aspek Kemanusiaan
(a) Penderitaan korban meliputi: sakit, cacat, tekanan mental, kehilangan
nafkah, dan masa depan yang suram.
(b) Keluarga korban mengalami kesedihan, kehilangan tulang punggung
keluarga.
(2) Aspek Ekonomis
(a) Biaya langsung
i. Pengobatan/perawatan dokter
28
29
Keterangan:
A : Biaya Langsung
$1 :
a) Ganti rugi
b) Biaya pengobatan
B : Biaya Tidak Langsung
$5 to $50 :
a) Kerusakan bangunan
b) Kerusakan alat dan peralatan
c) Kerusakan bahan dan hasil produksi
d) Kelambatan dan terhentinya proses produksi
$1 to $3 :
a) Hal-hal seperti penggajian dan pelatihan, penggantian, waktu investigasi, dll.
b) Gaji yang dibayarkan pada korban sewaktu tidak bekerja, upah yang diberikan
pada korban selain ganti rugi, biaya lembur, waktu ekstra dari pengawas,
penurunan hasil produksi, dsb.
2) Multiple Causation Theory
Kecelakaan tunggal yang mempunyai banyak faktor pendukung yaitu
penyebab dan sub-penyebab. Ada dua jenis faktor pendukung yaitu faktor
lingkungan kerja dan faktor manusia.
3) The Pure Chance Theory
30
31
2) Subsitusi, mengganti bahan yang memiliki potensi risiko tinggi dengan bahan
yang potensi risikonya rendah.
3) Isolasi, pemisahan bahaya dari manusia agar tidak terjadi kontak langsung.
b. Pengendalian pada lingkungan :
1) Lay out (tata ruang) dan house keeping.
2) Ventilasi keluar setempat.
3) Ventilasi umum untuk memasukkan udara segar dari luar.
4) Mengatur antara jarak sumber bahaya dengan tenaga kerja.
c. Pengendalian pada Tenaga Kerja :
Pengendalian risiko terhadap tenaga kerja dapat dilakuakn dengan cara :
1) Mutasi Tenaga Kerja.
2) Peningkatan Kesadaran K3 di Kalangan Karyawan.
Menurut Bennet N.B Silalahi dan Rumandang B. Silalahi (1995) bahwa
pokok peningkatan kesadaran K3 di kalangan karyawan adalah :
a) Pengertian, pelatihan, penyuluhan, dan motivasi pekerja.
b) Contoh kerja yang benar.
c) Teladan kerja.
d) Dasar keselamatan kerja.
e) Pelaksanaan kerja.
f) Tanggung jawab.
g) Keinsyafan.
h) Pengamatan lingkungan.
i) Kebiasaan/perilaku.
32
33
B. Kerangka Pemikiran
Manusia
Mesin atau Peralatan
Bahan
Proses
Cara Kerja
Lingkungan
Sumber Bahaya
Identifikasi Bahaya
V
A
Faktor Bahaya
Potensi Bahaya
L
U
A
Analisa Bahaya
S
Pengendalian Resiko
AMAN
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran/ deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang risk
assessment, tingkat resiko dan upaya pengendalian resiko di area washing UT
Reman Jakarta di PT. United Tractors Tbk sebagai salah satu langkah awal untuk
mencegah timbulnya resiko berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh.
34
35
1. Wawancara (interview)
Suatu aktivitas atau interaksi tanya jawab terhadap pihak-pihak tertentu
dalam suatu departemen yang terkait dengan objek permasalahan yang diteliti
yaitu dengan pihak departemen SHE, operator dan supervisor pada unit kerja UT
Reman Jakarta.
2. Observasi Lapangan
Suatu kegiatan yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap
objek yang diteliti guna mendapatkan data penelitian, sekaligus survey ke
lapangan untuk mencari potensi dan faktor bahaya yang ada ditempat kerja UT
Reman Jakarta.
3. Dokumentasi
Suatu kegiatan mengumpulkan dan mempelajari dokumen - dokumen
dari perusahaan yang terkait dengan objek permasalahan yang diteliti.
D. Objek Penelitian
Sebagai obyek penelitian adalah aspek manusia, mesin atau peralatan,
bahan, proses, cara kerja serta aspek lingkungan di area kerja UT Reman Jakarta
PT. United Tractors Tbk.
E. Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai
berikut :
36
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, survey ke lapangan/
tempat kerja dan wawancara serta diskusi dengan tenaga kerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data perusahaan dan literatur dari sumber/
data lain sebagai pelengkap laporan ini.
E. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh penulis disajikan dalam bentuk tabel seperti
tabel 1. Analisis data ini ditunjukkan sebagai estimasi penilaian risiko yang
bertujuan untuk merencanakan upaya pengendalian terhadap potensi bahaya yang
telah teridentifikasi.
Tabel 1. Analisa Penilaian Resiko
Penilaian Bahaya
No.
Proses
Identifikasi
Bahaya
Resiko
Bobot
Kemungkinan
Bobot
Keparahan
1
2
3
4
5
Nilai
Resiko
Kategori
Resiko
37
Bobot
Kemungkinan terjadinya
kecil sekali
Definisi
Terjadi pada kondisi abnormal/
bencana alam/ darurat/ setahun
sekali
Kemungkinan terjadi
B
Terjadi sekitar sebulan sekali
kecil
Kemungkinan terjadi ada
C
Terjadi sekitar seminggu sekali
Kemungkinan terjadinya
D
Terjadi setiap hari
besar/ sering terjadi
Kemungkinan terjadinya
Frekuensi terjadi lebih dari 3
sangat besar/ selalu
E
kali dalam sehari
terjadi
Sumber : Data Primer PT. United Tractors Tbk, 2010
Bobot
Definisi
38
Kecil
Ada
Besar
Sangat
Besar
E
1A
1B
1C
1D
1E
2A
2B
2C
2D
2E
3A
3B
3C
3D
3E
4A
4B
4C
4D
4E
5A
5B
5C
5D
5E
KATEGORI RESIKO
Trolerable Risk
PENGENDALIAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di area kerja UT Reman Jakarta
PT. United Tractors Tbk didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Proses Kerja
Washing section merupakan bagian dari proses kerja UT Reman Jakarta.
Washing section adalah tempat pencucian luar dan dalam bagian engine serta
komponen-komponen dari kotoran seperti sisa oli, debu, cat yang menempel pada
bagian engine maupun komponen-komponen dari unit alat berat. Adapun
didalamnya terdapat proses sebagai berikut:
Main
Component
Cylinder
Block
Deep Tank
Water Jet
Rotary Wire
Brush
Air Spray
Drying
40
Cylinder block dan main component dari disassy section masuk ke dalam
washing section untuk dilakukan proses pencucian/ washing dan ditangani
oleh helper di washing section.
41
a)
komponen dari cylinder block dan main component menggunakan bahan kimia
merk NR CR 021 Carbon Remover yang berfungsi untuk membersihkan dan
menghilangkan karbon, karat, grease, oli dan cat serbaguna yang berbasis solvent.
b) Deep tank untuk merendam aluminium
Bahan kimia yang terdapat pada deep tank yang digunakan untuk
komponen dari aluminium menggunakan bahan kimia merk NR Liquid 070
yang berfungsi untuk membersihkan dan menghilangkan karbon, karat, grease, oli
dan cat serbaguna yang berbasis air.
2) Deskripsi proses kerja
Proses kerja yang ada pada deep tank ini antara lain yaitu:
a)
b) Wadah tersebut kemudian diangkat ke atas deep tank dengan overhead crane
c)
Komponen direndam ke deep tank selama beberapa saat hingga kotoran dan
cat yang menempel pada komponen berkurang/ hilang.
d) Waktu untuk merendam komponen tergantung pada kandungan cat dan zat
kimia yang ada pada masing-masing komponen.
e)
42
c. Water Jet
1) Pengertian
Water jet merupakan peralatan yang digunakan untuk menghilangkan
kotoran dan zat kimia yang masih menempel pada permukaan komponen.
Terdapat Water jet merupakan semprotan air yang
2) Deskripsi proses kerja
a)
Komponen yang telah direndam di dalam deep tank diangkat dan diletakkan
di bawah dengan menggunakan overhead crane.
b) Setelah itu komponen dibersihkan dari kotoran dan zat kimia dengan
menggunakan water jet.
d. Rotary Wire Brush
1) Pengertian
Rotary wire brush merupakan peralatan yang digunakan untuk
membersihkan dan melepas sebagian cat yang masih menempel pada permukaan
komponen.
2) Deskripsi proses kerja
a)
Komponen disemprot dengan menggunakan water jet agar kotoran dan zat
kimia yang menempel pada komponen hilang.
43
e. Air Spray
1) Pengertian
Air spray merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan
komponen dengan menggunakan air gun atau dengan menggunakan semprotan
angin yang berfungsi untuk membersihkan kotoran dan sisa zat kimia setelah
dilakukan rotary wire brush.
2) Deskripsi proses kerja
a) Komponen dibersihkan dengan menggunakan rotary wire brush untuk
menghilangkan kotoran dan sisa zat kimia.
b) Setelah itu komponen disemprot dengan menggunakan air spray untuk
menghilangkan sisa dari rotary wire brush.
f. Drying
1) Pengertian
Drying merupakan proses pemberian anti karat agar komponen tidak
berkarat sebelum komponen dibawa ke section yang membutuhkan. Terdapat dua
bahan kimia yang terdapat pada proses ini, antara lain yaitu thinner dan bahan
kimia merk RCP 112 Rust Corrotion Preventive yang berfungsi sebagai anti
karat.
2) Deskripsi proses kerja
a) Setelah komponen dicuci dan dibersihkan dengan menggunakan water jet,
rotary wire brush dan air spray, komponen dilapisi dengan thinner dan RCP
112 agar komponen tidak berkarat.
44
45
46
e. Water Jet
Potensi bahaya yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah:
1) Pekerja terkena air bertekanan tinggi.
2) Luka bakar (tangan, kaki) terkena air panas dari proses pencucian dengan
water jet.
3) Tersengat arus listrik akibat arus pendek (konsleting).
4) Kebisingan dari bising lingkungan dan mesin-mesin di dalam dan luar area
washing.
f. Rotary Wire Brush
Potensi bahaya yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah:
1) Gangguan pernafasan akibat menghirup debu dan zat kimia yang dihasilkan
dari proses rotary wire brush.
2) Pekerja terpercik bunga-bunga api dari proses rotary wire brush.
3) Luka tersayat akibat terkena putaran rotary wire brush.
4) Luka tersayat akibat terkena sisa besi dan cat yang dihasilkan dari proses
rotary wire brush.
5) Tersengat arus listrik akibat arus pendek (konsleting).
6) Kebisingan dari bising lingkungan dan mesin-mesin di dalam dan luar area
washing.
g. Air Spray
Potensi bahaya yang ditimbulkan dari kegiatan ini adalah:
1) Pekerja terkena udara bertekanan tinggi.
2) Tangan terciprat besi dan cat yang tersisa dari proses rotary wire brush.
47
48
4) MSDS
5) Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat.
6) Rotasi kerja setiap hari.
b. Alat Pelindung Diri (APD)
Sarana pengamanan diri adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mengurangi tingkat risiko pada pekerja. Adapun APD yang
dipergunakan di area washing antara lain yaitu :
1) Pelindung telinga yaitu ear muff atau ear plug wajib, yang digunakan pekerja
di area washing yaitu pada kegiatan menggerinda atau membersihkan sisa besi
dan cat dengan rotary wire brush.
2) Pelindung mata yaitu safety glass dan goggles, yang dipakai oleh pekerja di
area washing yaitu pada proses menggerinda dengan rotary wire brush karena
adanya percikan api yang meloncat keluar dan dapat mengenai mata.
3) Pelidung pernafasan yaitu masker, yang dipakai oleh pekerja pada seluruh
kegiatan di area washing untuk melindungi pernafasan dari resiko paparan gas,
uap, debu atau udara terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat
rangsangan.
4) Pelindung tangan yaitu safety gloves (sarung tangan), yang dipakai oleh
pekerja untuk kegiatan yang berhhubungan dengan bahaya panas, listrik,
bahan kimia, mekanik
5) Pelindung kaki yaitu safety shoes, yang wajib dipakai oleh seluruh pekerja
sebagai pelindung kaki.
49
50
Tabel 7. Penilaian Resiko pada proses kerja washing section di area UT Reman Jakarta
Penilaian Bahaya
No.
Proses
Pengangkatan komponen
dengan menggunakan
crane
Identifikasi Bahaya
Resiko
Bobot Bobot
Kemun Kepa
gkinan rahan
Nilai
Resiko
Kategori
Resiko
a. Memasukkan komponen ke
dalam wadah
b. Memasang wadah ke crane
c. Wadah dan komponen
terlepas dari crane
a. Wadah dan komponen
2B
Trolerable Risk
B
A
2
3
2B
3A
Trolerable Risk
Trolerable Risk
3A
Trolerable Risk
mengenai operator
Rantai crane jatuh mengenai
operator
Jari tangan terjepit
3A
Trolerable Risk
2B
Trolerable Risk
bersambung...
51
sambungan...
3 Perendaman komponen ke
dalam deep tank
Pengangkatan komponen
dari deep tank
D
A
3
3
3D
3A
Substansial Risk
Trolerable Risk
2C
Moderate Risk
2C
Moderate Risk
Luka bakar
3A
4A
C
D
C
2
3
2
2C
3D
2C
3A
4B
Trolerable Risk
Moderate Risk
Moderate Risk
Substansial Risk
Moderate Risk
Trolerable Risk
operator
c. Pekerja kurang berhatihati
bersambung...
Substansial Risk
52
sambungan...
5 Water jet
3B
Moderate Risk
A
A
3
4
3A
4A
Trolerable Risk
Moderate Risk
Gangguan pendengaran
Gangguan pernafasan
B
D
4
3
4B
3D
Substansial Risk
Substansial Risk
2C
Moderate Risk
Luka tersayat
Luka tersayat
B
D
3
3
3B
3D
Moderate Risk
Substansial Risk
4A
Moderate Risk
Gangguan pendengaran
4B
Substansial Risk
bersambung...
53
sambungan...
7 Air Spray
Drying
Keterangan:
Trolerable Risk
: Bahaya ringan
Moderate Risk
Substansial Risk
: Bahaya berat
Intorelable Risk
2B
Trolerable Risk
3D
Substansial Risk
4A
Moderate Risk
Gangguan pendengaran
Gangguan pernafasan
Mata dan kulit terkena cairan
bahan kimia
Jari tangan terjepit
B
D
C
4
3
3
4B
3D
3C
Substansial Risk
Substansial Risk
Substansial Risk
2B
Trolerable Risk
Gangguan pendengaran
4B
Substansial Risk
54
B. Pembahasan
1.
Identifikasi Bahaya
Resiko
Kategori Resiko
Resiko
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tercebur ke dalam
deep tank
4B
3D
Substansial Risk
Substansial Risk
Bising
Gangguan
Pendengaran
4B
Substansial Risk
Gangguan Pernafasan
3D
Substansial Risk
3D
Substansial Risk
2C
Substansial Risk
2C
Substansial Risk
3B
Moderate Risk
bersambung...
55
sambungan...
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
4A
Moderate Risk
2C
Moderate Risk
Luka Tersayat
3B
Moderate Risk
2B
Trolerable Risk
2A
Trolerable Risk
3A
Trolerable Risk
3A
Trolerable Risk
Luka bakar
3A
Trolerable Risk
Komponen jatuh
mengenai operator
3A
Trolerable Risk
Air panas
Luka bakar
3A
Trolerable Risk
2B
Trolerable Risk
2B
Trolerable Risk
20.
Mengangkat komponen
Jari tangan terjepit
saat dilapisi anti karat
Sumber : UT Reman Jakarta, 2010
Keterangan:
Trolerable Risk
: Bahaya ringan
Moderate Risk
Substansial Risk
: Bahaya berat
Intorelable Risk
56
Tindakan Pengendalian
57
kebijakan standard bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosedur
dan instruksi kerja untuk mengatur serta mengendalikan resiko yang ada pada
kegiatan, produk barang dan jasa.
Menentukan rencana atau rekomendasi tindakan pengendalian yang
sesuai dalam rangka menghilangkan atau mengurangi nilai resiko. Tindakan
pengendalian yang akan dilakukan sesuai dengan kategori resikonya, semakin
tinggi kategori resikonya maka semakin diutamakan.
Setiap aktifitas yang memiliki tingkat resiko Intolerable Risk atau
tingkat resiko sangat berat maka membutuhkan tindakan pengendalian atau
perbaikan secepatnya atau pada saat itu juga atau bila perlu pekerjaan harus
dilarang/ dihentikan. Tingkat resiko Substansial Risk atau tingkat resiko berat
membutuhkan tindakan pengendalian tambahan atau tindakan perbaikan dalam
jangka waktu yang ditetapkan atau tindakan harus segera diambil pada pekerjaan
yang sedang dalam proses. Untuk tingkat resiko Moderate Risk atau tingkat
resiko agak berat membutuhkan prosedur untuk pengawasan dan atau prosedur
kerja. Harus jelas pihak Manajemen yang terkait yang bertanggung jawab untuk
mengawasi dan implementasi prosedur. Sedangkan untuk tingkat resiko
Trolerable Risk atau tingkat resiko ringan, hal tersebut dapat diterima, cukup
dikendalikan dengan melaksanakan prosedur-prosedur rutin. Tidak memerlukan
alokasi sumber daya secara khusus.
Langkah-langkah pengendalian yang dapat dilakukan pada proses kerja
di washing section antara lain yaitu dengan eliminasi (elimination), substitusi
(substitution), rekayasa teknik (engineering control), pengendalian administrasi
58
(administration control) dan juga dengan alat pelindung diri (personal protective
equipment) untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
menciptakan lingkungan kerja yang aman.
a. Eliminasi (Elimination)
Eliminasi merupakan suatu pengendalin yang bersifat permanen dan juga
dilakukan untuk menghilangkan kegiatan/ proses, sehingga potensi-potensi aspek/
bahaya yang timbul dari kegiatan tersebut juga akan hilang dan diusahakan
terlebih
dahulu
sebelum
dilakukan
usaha
atau
tindakan
pengendalian
berbahaya, tetapi kegiatan tersebut tidak terlalu penting/ signifikan dengan proses
bisnis perusahaan, artinya meskipun kegiatan tersebut dihilangkan namun mutu
proses bisnis perusahaan tetap terjaga.
Berdasarkan observasi identifikasi bahaya yang telah dilakukan oleh
penulis pada proses kerja di washing section UT Reman Jakarta terdapat kegiatan
membuka dan menutup deep tank secara manual. Pada proses tersebut dapat
dikendalikan dengan menghilangkan kegiatan membuka dan menutup deep tank
secara manual. Hal tersebut dilakukan karena tutup deep tank yang dipergunakan
sudah rusak dan tidak berfungsi secara otomatis lagi akibat deep tank yang
dipergunakan sudah lama. Kegiatan membuka dan menutup deep tank ini dapat
dihilangkan dan diatasi yaitu membuka dan menutup deep tank dengan
menggunakan overhead crane. Sehingga pekerja yang bekerja dapat terhindar dari
kontak secara tidak langsung dengan zat kimia yang ada di dalam deep tank.
59
b.
Substitusi (Substitution)
Substitusi
merupakan
pengendalian
yang
dimaksudkan
untuk
menggantikan bahan-bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih aman, sehingga
pemaparannya selalu dalam batas yang masih dapat diterima.
Pengendalian secara substitusi pada proses kerja di washing section UT
Reman Jakarta yang terkait dengan kegiatan membuka dan menutup deep tank
adalah dengan mengganti tutup deep tank tersebut dengan tutup deep tank yang
masih berfungsi secara otomatis.
c.
60
Pengendalian
administrasi
merupakan
pengendalian
dengan
61
62
5) Pelindung tangan yaitu safety gloves (sarung tangan) untuk proses kerja yang
mengandung potensi bahaya disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di
perkerjaan terkait, misal bahaya panas, listrik, bahan kimia, mekanik.
6) Pelindung kaki yaitu safety shoes, pada area kerja UT Reman Jakarta setiap
pekerja diharuskan mengenakan safety shoes dan tak terkecuali untuk
departemen lain karena memang manajemen perusahaan mewajibkan bagi
seluruh pekerja mengenakan safety shoes saat melakukan pekerjaan.
PT. United Tractors Tbk telah menyediakan alat pelidung diri kepada
tenaga kerja serta telah menyediakan alat pelindung diri kepada setiap orang yang
memasuki area kerja di PT. United Tractors Tbk secara cuma-cuma. Hal tersebut
berarti telah sesuai dengan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 13 yaitu Barang siapa akan memasuki suatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alatalat perlindungan diri yang diwajibkan dan pengurus diwajibkan menyediakan
secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya.
Kemudian untuk tenaga kerja yang tidak disiplin dalam penggunaan alat
pelidung diri contohnya yaitu pihak perusahaan telah menyediakan respirator
tetapi tenaga kerja hanya menggunakan masker padahal paparan zat kimia yang
terkandung di area washing sangat berbahaya untuk kesehatan dikarenakan
ukuran partikel-partikel yang ada pada tempat tersebut sangat kecil sehingga
tenaga kerja seharusnya menggunakan respirator pada saat bekerja untuk
melindungi pernafasan dari paparan debu, gas berbahaya dan partikel-partikel
63
yang ukurannya sangat kecil. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa hal
tersebut tidak sesuai dengan Permenakertrans No. 01/MEN/1981 pasal 5 ayat 2
yang menyebutkan bahwa Tenaga kerja harus memakai APD yang diwajibkan
perusahaan untuk mencegah penyakit akibat kerja (PAK).
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada proses kerja di area
washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk serta membandingkan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. PT. United Tractors Tbk telah menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/MEN/1996, Lampiran 1 bagian 3.3 tentang identifikasi sumber bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko.
2. Potensi bahaya yang terdapat pada proses kerja di area washing UT Reman
Jakarta PT. United Tractors Tbk menurut tingkat resiko yang paling berat
(substansial risk) yaitu resiko bahaya tercebur ke dalam deep tank, resiko
bahaya gangguan pernafasan, resiko bahaya gangguan pendengaran, resiko
bahaya luka tersayat, resiko bahaya terciprat zat kimia dan resiko bahaya
terkena zat kimia.
3. Tingkat resiko bahaya yang agak berat (moderate risk) pada proses kerja di
area washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk yaitu resiko bahaya
pekerja terkena air tekanan tinggi, resiko bahaya terkena arus listrik, resiko
bahaya pekerja terpercik api dan resiko bahaya pekerja luka tersayat.
64
65
4. Tingkat resiko bahaya ringan (trolerable risk) pada proses kerja di area
washing UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk antara lain yaitu resiko
bahaya jari tangan terjepit komponen, resiko bahaya pekerja tertimpa wadah
dan komponen, resiko bahaya pekerja tertimpa overhead crane, resiko bahaya
pekerja luka bakar dan juga resiko bahaya pekerja terkena udara tekanan
tinggi.
5. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh UT Reman Jakarta PT. United
Tractors Tbk terhadap bahaya yang terdapat pada area washing antara lain
yaitu dengan administratif control dan alat pelindung diri (APD) dan hal ini
telah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang SMK3 lampiran I
bagian 3.3.3. tentang tindakan pengendalian resiko bahaya.
B. Implikasi
UT Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk merupakan tempat dimana
dilakukan proses operasional untuk perbaikan komponen yang mengalami
kerusakan, pada area tersebut terdapat tenaga kerja yang bekerja dan juga tidak
terlepas adanya potensi bahaya sebagai sumber resiko yang mempunyai
kemungkinan mengakibatkan kerugian baik cedera, penyakit, harta benda dan
lingkungan. Melihat kondisi demikian maka perlu adanya upaya pencegahan dan
pengendalian resiko. Melalui analisis dan penilaian potensi bahaya dan resiko,
sehingga dapat ditentukan upaya atau tindakan mengeliminir agar tidak menjadi
bencana atau kerugian lainnya.
66
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada proses kerja washing section di UT
Reman Jakarta PT. United Tractors Tbk, maka penulis dengan kerendahan hati
menyarankan :
1. Sebaiknya segera dilakukan tindakan perbaikan pada deep tank agar tenaga
kerja yang bekerja di area washing tidak terpapar zat kimia berbahaya secara
berlebih dan juga tenaga kerja terhindar dari bahaya tercebur ke dalam deep
tank.
2. Sebaiknya perlu adanya kebijakan pemakaian alat pelindung diri (APD) yang
wajib digunakan pada area washing atau pada kegiatan menggerinda dengan
menggunakan rotary wire brush, seperti penggunaan respirator dan safety
gloves.
3. Sebaiknya perlu diadakan pemantauan dan tinjauan efektivitas pengendalian
yang telah diimplementasikan oleh pihak manajemen agar tingkat resiko mulai
dari intolerable risk (bahaya sangat berat), substansial risk (bahaya berat),
67
moderate risk (bahaya agak berat) dan trolerable risk (bahaya ringan) dapat
segera diambil tindakan pengendalian secepatnya.
68
DAFTAR PUSTAKA
69