Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK DAN ORGANISASI

Makalah ini Ditujukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah:


Pengantar Ilmu Sosiologi

Dosen Pengampu:
Muhammad Ismail, S. Ag., M. Si.

Oleh :
Mispa Wundari 111 811 3000 002
Vanizia Ulhaq 111 811 3000 003
M. Irsyad Fadhlurrahman 111 811 3000 004
Vivi Nur Fatkhiyah 111 811 3000 027

PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
berkah yang tiada habisnya. Alhamdulillah telah terselesaikan tugas mata kuliah
Pengantar Sosiologi yang berjudul “Kelompok dan Organisasi” yang merupakan
tugas kelompok sebagai pemenuhan materi belajar di kelas. Kelompok dan
Organisasi merupakan suatu kajian dari ilmu sosiologi yang berupa tindakan-
tindakan berhubungan dengan kumpulan individu-individu dalam suatu wadah
bersama dan memiliki tujuan yan sama, serta tidak lepas dari syarat interaksi
sosial yaitu kontak dan komunikasi.

Itu merupakan abstraksi dari makalah yang kami buat, sekiranya dapat
membuka sedikit wawasan tentang ilmu sosiologi, sebelum membaca makalah
lebih jauh lagi. Kami berterimakasih terutama kepada dosen kami, Bpk.
Muhammad Ismail, S.Ag yang telah membimbing kami di setiap pelajaran yang
telah diberikan kepada kami, serta kepada teman-teman kami yang telah
membantu dan mendukung terbuatnya makalah ini.

Makalah ini bertujuan dibuat untuk membuka wawasan kita tentang ilmu
sosiologi, serta sebagai bahan bacaan berkaitan dengan kelompok dan organisasi.
Untuk itu kami terbuka atas kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
mengetahui kesalahan kami dan dapat memperbaikinya. Jika terdapat kesalahan
penulisan dan menyinggung subjek masyarakat, kami meminta maaf karena
manusia tidak luput dari kesalahan yang diperbuatnya, Terimakasih.

Ciputat, 2 April 2019


Penulis

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………….1


B. Rumusan Masalah …………………………………………...1
C. Metodologi Penelitian ……………………………………….2
D. Tujuan ………………………………………………………..2
BAB II ISI
A. Kelompok Sosial ……………………………………………..3
a. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder ……………3
b. Leadership Group ………………………………...…….4
c. In-Group dan Out-Group ……………………………….5
d. Reference Group ………………………………………..6
B. Organisasi Formal dan Informal ……………………………..7
a. Organisasi Formal ………………………………………7
b. Organisasi Informal …………………………………….9
C. Evaluasi Organisasi Formal ………………………………...10
a. Manajemen Ilmiah ……………………………………..10
b. Prinsip-Prinsip Manajemen Ilmiah …………………….11
c. Teori Organisasi ………………………………………..11
1) Teori Organisasi Klasik ………………………..12
2) Teori Neo-Klasik ……………………………….13
3) Teori Modern …………………………………...13
d. Sejarah Munculnya Teori Modern ……………………..14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….16
B. Saran ………………………………………………………...16

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi dalam
masyarakat. Sebelum manusia mempelajari apa itu sosiologi, secara tidak
langsung manusia sudah mengenali apa itu sosiologi. Sejak kita lahir ke dunia,
manusia telah berinteraksi dengan manusia lainnya, orang tua yang telah
membujuk kita ketika sedang menangis saat bayi, bermain dengan teman sebaya
ketika masih kecil. Itu merupakan contoh kecil dari ilmu sosiologi.

Kelompok dan Organisasi merupakan salah satu kajian yang dibahas


dalam ilmu sosiologi. Kelompok dan organisasi adalah bentuk atau wadah dimana
individu-individu berkumpul dan terkadang individu tersebut memiliki orientasi
yang sama. Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga
dimungkinkan mereka membentuk suatu perkumpulan yang berorientasikan nilai-
nilai. Tapi terdapat juga individu yang memiliki latar belakang yang berbeda dan
memiliki kesepakatan untuk bersatu sehingga tercapainya integrasi sosial dalam
masyarakat.

Dalam kajian kelompok dan organisasi, terdapat macam-macam bentuk


yang merupakan cabang dari kajian tersebut. Beberapa diantaranya adalah
kelompok sosial yang berdasarkan in group dan out group, berdasarkan
kepemimpinan, berdasarkan besar atau kecilnya kelompok dan berdasarkan
tingkat kebakuan seperti formal dan informal. Untuk lebih rincinya, dalam
makalah ini akan dibahas kajian-kajian tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelompok mempengaruhi bagaimana kita berperilaku?
2. Apa perbedaan in group dan out grup?
3. Bagaimana organisasi formal terbentuk dan mengalami perubahan?

1
C. Metodologi Penelitian

Makalah ini memiliki referensi yang diambil dari studi kepustakaan yang
merupakan literatur sebagai penunjang bacaan seperti buku, artikel, jurnal dan
situs internet yang dapat dipercaya.

D. Tujuan
1. Menambah wawasan ilmu sosiogi pembaca.
2. Mengetahui apa itu kelompok dan organisasi.
3. Memahami gejala yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan
aspek sosiologi.

2
BAB II
ISI

A. KELOMPOK SOSIAL

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dimana
manusia selalu membutuhkan orang lain. Hal ini menimbulkan terciptanya
kelompok-kelompok sosial. Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang
saling berinteraksi.

 Dapat disebut kelompok sosial apabila memenuhi syarat-syarat bawah ini :


1. Setiap individu merupakan bagian dari kesatuan sosial
2. Terdapat hubungan timbal balik antar individu dalam kelompok
3. Adanya faktor-faktor yang sama. Seperti: nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, dll.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5. Bersistem dan berproses.

1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota kelompok, Charles H. Cooley


membedakan antara kelomok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer
adalah kelompok sosial yang paling kecil. Dalam kelompok ini, hubungan antar
angotanya begitu erat, saling mengenal baik, dan melibatkan sebagian besar
aktivitas. Contohnya : keluarga, kelompok bermain.

Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok sosial besar yang bersifat


impersonal. Dalam kelompok ini, hubungan antar angota tidak begitu erat
cenderung pada hubungan formal, sifatnya tidak permanen, mengejar tujuan
tertentu.

Perbedaan Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Kondisi fisik Sifat sosial Contoh kelompok

3
K  Ukuran kepastian  Adanya tujuan yang sama  Keluarga
el  Kelompok kecil  Terdapat penilaian hubungan  Kelompok
o  Jangka panjang yang murni bermain
m  Terdapat penilaian yang  Rukun tetangga
p murni dengan orang lain
o  Termasuk pengetahuan
k tentang orang lain
p  Kebebasan dan spontanitas
ri  Bersifat informal
m
e
r
K  Ukuran jarak  Adanya ketidakseimbangan  Kelompok
el  Kelompok besar tujuan organisasi
o  Jangka pendek  Penilaian hubungan antar  Bangsa
m anggota tidak penting  korporasi
p  Tidak dipentingkan penilaian
o dari orang lain
k  Adanya spesialisasi dan
se pembatasan pengetahuan
k  Adanya pembatasan bersifat
u eksternal
n  Bersifat formal
d
e
r

2. Leadership Group

Kelompok sosial secara khas terbagi menjadi dua jenis kepemimpinan


yakni Intstrumental Leadership dan Expressive Leadership.

Instrumental Leadership biasanya memilliki hubungan keterikatan


sekunder dan formal dengan anggota lain. Jenis pemimpin seperti ini lebih fokus
pada kinerja kelompok, seperti memberikan perintah dan memberi sanksi atau
apresiasi kepada anggota berdasarkan seberapa besar anggota ikut andil
didalamnya.

Sedangkan Expressive Leadership lebih banyak membangun hubungan


yang bersifat primer. Secara khas, jenis pemimpin ini lebih banyak disukai dan

4
dihormati oleh para anggotanya. Mereka berusaha mempertahankan keutuhan
kelompok, memberikan simpati pada waktu dan mencairkan suasana disaat tegang
dengan humor yang santai.

Berdasarkan three leadership styles terdapat tiga jenis yaitu (1) Pemimpin
otoriter, berfokus pada masalah yang mendasar, menuntut anggotanya untuk
mematuhi apa yang diperintahkan, dan mengambil tanggung jawab pribadi atas
pembuatan keputusan; (2) Pemimpin demokratis, lebih ekspresif, dan membuat
poin yang mencakup keseluruhan anggota dalam proses pembuatan keputusan; (3)
Pemimpin laizzes – faire, memberikan kewenangan kepada kelompok untuk
menjalankan atau mengabaikan fungsinya masing- masing dengan caranya
sendiri.

3. In-Group dan Out-Group

Dalam suatu proses sosialisasi (socialization) terdapat suatu istilah yang


bernama “kami”nya dan “mereka”nya. Kelompok social yang mana individu
mengidentifikasikan dirinya, disebut dengan in-group. Sedangkan apabila suatu
kelompok social yang diartikan suatu individu yang menjadi lawan in-groupnya
merupakan out-group. Hal ini sering dikaitkan dengan istilah istilah “kami atau
kita” dan “mereka” . 1 Seperti contoh “mereka Siswa SMK” dan “kami siswa
SMA. Sikap in-group pada umumnya didasarkan faktor simpati dan selalu
mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok.2

Sikap out-group ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud


antagonisme atau antipasti. Perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam
serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan
etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan sikap untuk menilai unsur-unsur
kebudayaan lain dengan menggunakan ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Sikap
etnosentris disosialisasikan atau diajarkan kepada anggota kelompok sosial,
secara sadar maupun tidak sadar serentak dengan nilai-nilai kebudayaan lain. Di
dalam proses tersebut, seringkali digunakan stereotip yakni gambaran atau
anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu objek tertentu. Keadaan

1
Soerjono Soekanto: Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Hal.134.
2
Ibid., 135.

5
demikian seringkali dijumpai dalam sikap suatu kelompok etnis terhadap
kelompok etnis lainnya misalnya golongan orang-orang berkulit putih terhadap
orang-orang Negro di Amerika Serikat.3. In-group dan out-group dapat dijumpai
di semua masyarakat, walaupun kepentingan-kepentingannya tidak selalu sama.4

4. Reference-Group (Grup Referensi)

Grup referensi adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang
(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan
perkataan lain, seorang yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan
mengidentifikasikan dirinya sengan kelompok tadi. Misalnya, seseorang yang
ingin sekali menjadi mahasiswa, tetapi gagal memenuhi persyaratan untuk
memasuki salah satu Perguruan Tinggi, bertingkahlaku sebagai mahasiswa,
walaupun dia bukan mahasiswa.5

Kadang-kadang dapat pula kejadian bahwa segi-segi negative yang


dilaksanakan. Antara reference-group dengan membership-group agak sulit
dipisahkan. Misalnya seorang anggota partai politik yang kebetulan menjadi
Anggota DPR. Dewan Perrwakilan Rakyat merupakan membership group
baginya, akan tetapi jiwa dan jalan pikirnya tetap pada reference groupnya yaitu
partainya. Hal ini kadang menampakkan segi-segi negatif karena anggota dewan
yang terhormat terlampau berpegang teguh pada prinsip-prinsip reference group.
Robert K. Merton dengan menyebut beberapa hasil karya Harrold H. Kelley,
Shibutani, dan Ralph H. Tumer mengemukakan: 6

a. Tipe normatif yang menentukan dasar-dasar kepribadian seseorang


Merupakan sumber nilai bagi individu baik yang menjadi anggota maupun
anggota kelompok. Contohnya adalah anggota Angkatan Bersenjata yang
berpegang teguh pada tradisi yang telah dipelihara oleh para veteran.
b. Tipe perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam
meneliti kepribadiannya

3
Ibid,. 135.
4
Ibid., 136.
5
Ibid,. 153-154.
6
Ibid,. 154.

6
Lebih dipakai sebagai perbandingan untuk menentukan kedudukan
seseorang, misalnya status ekonomi seseorang yang dibandingkan dengan
status ekonomis dari orang-orang yang semasyarakat.

Apabila teori reference group dihubungkan dengan non-membership sebagaimana


diterangkan di atas, maka akan dapat ditarik beberapa kesimpulan:7

1. Bukan anggota yang memenuhi syarat (disebut pula sebagai calon


anggota) mempunyai kecenderungan untuk mengidentifikasi dirinya
dengan kelompok, dimana kemudian menjadi anggota.
2. Bukan anggota yang bersikap masa-bodoh tidak menganggap kelompok
sosial sebagai grup referensinya.
3. Bukan anggota yang tetap tidak ingin menjadi anggota, tetap menganggap
suatu kelompok sebagai grup referensinya.
4. Perbedaan antara bekas anggota dengan mereka yang bukan anggota
adalah penting karena kenyataan bahwa bekas-bekas anggota tidak akan
mau menganggap bekas kelompoknya sebagai reference groupnya, oleh
karena pada umumnya penanggalan keanggotaan didasarkan pada
kenyataan adanya konflik antara kepentingan-kepentingan kelompok. Hal
ini menyebabkan terjadinya perbedaan dalam nilai dan pola-pola perilaku.

B. Organisasi Formal dan Informal

1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kelompok sosial sekunder yang


diorganisasikan untuk mencapai tujuannya secara efisien. Menurut Amitai
Etzioni Tipe Organisasi Formal diidentifikasi kedalam tiga jenis, yang
dibedakan berdasarkan penyebab seseorang berpartisipasi di dalamnya :

1) Utilitarian organization : tipe organisasi dimana setiap anggota yang


terlibat dalam pekerjaan bertujuan untuk memperoleh pendapatan
finansial. Contoh : Lembaga Pemerintahan dan Perusahaan

7
Ibid., 155.

7
2) Normative Organization: Tipe organisasi yang anggotanya berpartisipasi
untuk mencapai tujuan-tujuan yang bermanfaat secara moral, dan bukan
untuk memperoleh pendapatan finansial. Contoh : Organisasi Sukarelawan
atau Lembaga Sosial Masyarakat
3) Coersive Organization : Setiap Individu dipaksa untuk bergabung dalam
organisasi ini sebagai bentuk hukuman atau perawatan. Contoh : Lembaga
pemasyarakatan dan rumah sakit.8

Semua organisasi formal berjalan dipengaruhi oleh lingkungan


organisasional, meliputi teknologi, tren politik dan ekonomi, masalah yang
sedang berlangsung, dan organisasi lainnya.

Awal Terbentuknya Organisasi Formal

Organisasi formal telah ada sejak dulu. Awalnya para golongan elit yang
mengatur jalannya pemerintahan diantaranya memungut pajak, melakukan
kampanye militer, dan membangun struktur monumental. Di Eropa dan Amerika
Utara, Revolusi Industri diantar kedalam struktur baru untuk organisasi fomal
yang bersangkutan dengan efisiensi.

Organisasi formal menjadi suatu bentuk kelompok yang semakin penting


dalam masyarakat, salah satu satu tokoh sosiologi yang mencurahkan banyak
perhatian pada organisasi formal ialah Max Weber. 9 Max Weber memusatkan
perhatian pada organisasi formal dalam masyarakat modern, menurutnya dalam
masyarakat modern kita menjumpai suatu hubungan kekuasan, rasional-legal
suatu sistem jabatan modern (Modern Officialdom) yang dijumpai baik dibidang
pemerintahan maupun dibidang swasta. Sistem jabatan ini dinamakan birokrasi
(bureaucracy) yang berarti pegaturan atau pemerintahan oleh pejabat.10

Max Weber menilai birokrasi sebagai model organisasi yang dirancang


untuk melakukan tugas-tugas secara efisien sebagai tipe dominan dari masyarakat
modern. Terdapat enam elemen kunci dalam organisasi birokrasi ideal, yaitu ; 1)

8
J Macionis, Ken Plummer, 2008, Sociology: A global introduction 4th edition, Hal.169.
9
Kamanto Sunarto, 2004, Pengantar Sosiologi, Jakarta: LPFEUI, Hal.134.
10
Ibid., 135.

8
Adanya spesialisasi, 2) Adanya hirarki posisi, 3) Peraturan dan Regulasi, 4)
Kompetensi teknik, 5) Bersifat umum, 6) Bersifat formal dan menjalin
komunikasi.11

2. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan
tidak terspesifikasi. Munculnya biasanya dikarenakan adanya sekelompok orang
yang memiliki kebutuhan yang sama. Contoh: makan malam bersama.

• Sifat Organisasi Informal


1. Hubungan Didalamnya lebih bersifat spontan dan tidak teroganisasi
2. Tidak terdapat Pemimpin
3. Tidak bertitik tolak pada pengendalian Manajemen

Pembagian Organisasi Informal Menurut Hicks :

 Organisasi Primer:

1. menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional


anggotanya.

2. Berlandaskan ekspektasi timbal balik, bukan pada kewajiban yang


dirumuskan dengan eksak.
Contoh: keluarga

 Organisasi Sekunder, memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional,


dan kontraktual. Tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniah. Memiliki
anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan
kepada anggotanya. Contoh: kontrak kerjasama antara majikan – calon
karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar
pembayaran gajinya
11
J Macionis, Ken Plummer. Op. Cit., 170.

9
Jenis Kelompok Informal :

a) Horizontal Cliques
Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang
yang berada pada tingkatan manajemen yang sama dan bekerja dalam
bidang yang sama.

b) Vertical Cliques
Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang
yang berada pada tingkatan manajemen yang berbeda-beda, akan tetapi
dalam suatu bidang yang sama.

c) Random Cliques
Yaitu kelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang
yang berasal dari berbagai tingkatan manajemen dan yang berasal dari
berbagai bidang.

Perbedaan Organisasi formal dan Informal

C. Evolusi Organisasi Formal


1. Manajemen Ilmiah

Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific


management, pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam
bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911.
Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah
“penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan

10
suatu pekerjaan”. Dalam manajemen ilmiah, manajemen dituntut memegang
peran utama untuk memilihkan pekerjaan dan kemudian melatihnya. Manajemen
juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan
pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengontrolan.12 Taylor berpendapat bahwa objek utama manajemen harus untuk
mengamankan kesejahteraan maksimum untuk majikan, ditambah dengan
kesejahteraan maksimum untuk setiap karyawan. Dia berpendapat bahwa objek
yang paling penting dari kedua karyawan dan manajemen harus pelatihan dan
pengembangan setiap individu dalam pendirian, sehingga ia dapat melakukan
kelas tertinggi pekerjaan yang kemampuan alami cocok untuknya. Taylor
menunjukkan bahwa kemakmuran maksimum dapat hanya ada sebagai hasil dari
produktivitas maksimum, baik untuk toko dan individu, dan menegur gagasan
bahwa kepentingan mendasar dari karyawan dan pengusaha selalu antagonis.

2. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN ILMIAH

Pertama, mereka mengembangkan ilmu untuk setiap elemen pekerjaan


pria, yang menggantikan yang lama aturan praktis metode. Kedua, mereka pilih
dan kemudian melatih, mengajar, dan mengembangkan pekerja, sedangkan di
masa lalu ia memilih bekerja sendiri dan melatih dirinya sebisa mungkin.
Ketiga, mereka sungguh-sungguh bekerja sama dengan orang-orang sehingga
untuk memastikan semua pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan.
Keempat, ada pembagian hampir sama dari pekerjaan dan tanggung jawab
antara manajemen dan pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang
mereka lebih cocok daripada pekerja, sementara di masa lalu hampir semua
pekerjaan dan sebagian besar tanggung jawab yang dilemparkan pada laki-laki.13

3. Teori Organisasi

12
http://www.academia.edu/6915371/TEORI_MANAJEMEN_ILMIAH_Manajemen_ilmiah di
akses pada 30 Maret 2019.
13
http://en.wikipedia.o/wiki/The_Principles_of_Scientific_Management&prev=search di akses
pada 30 Maret 2019.

11
Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat
serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan
tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu
mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari
manusia untuk hidup dalam berorganisasi.

a. Teori Organisasi Klasik


Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori
mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak
mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano
dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..)
dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah begitu
juga dengan organisasi. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap
manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-
ganti sesuai kehendak pemimpin.

Defisini Organisasi menurut Teori Klasik yakni, Organisasi merupakan


struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi


formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:

a. Sistem kegiatan yang terkoordinasi


b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan & Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada
empat kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin.

Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:

a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)


b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)

12
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

b. Teori Neo-Klasik
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neo-Klasik disebut juga
dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan
dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini
menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja”.

Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”, Hugo menulis sebuah


buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut
merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neo-klasik. Inti dari
pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu
dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh faktor sosial dan budaya
terhadap organisasi.

Munculnya teori neo-klasik diawali dengan inspirasi percobaan yang


dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Electric di
Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang
dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan
bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan
dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.

Dalam pembagian kerja Neo-Klasik memandang perlunya:

a. Partisipasi
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom up

c. Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori
sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori
“Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan
neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi

13
sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan.
Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil
akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan
lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan.

4. Sejarah Munculnya Teori Modern

Pada perkembangan peradaban manusia, ilmu terbagi dalam tiga


kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu Eksakta, yaitu ilmu yang mempelajari setiap / seluruh gejala, bentuk dan
eksistensinya yang erat hubungannya dengan alam dan isinya secara universal
mempunyai sifat yang pasti serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu.
Misal Fisika, Kimia, Biologi.
2. Ilmu Sosial / Non Eksakta, yaitu ilmu yang memeplajari seluruh gejala
manusia dan eksistensinya dalam hubungannya setiap aspek kehidupan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat. Misal ekonomi, psikologi, hokum dan
lain-lain.
3. Ilmu Humaniora, yaitun kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya
dengan seni. Missal seni tari, lukis, sastra, suara dan lain-lain.

Ilmu manajemen merupakan salah satu ilmu social yang mulai berkembang
tahun 1800, dengan aliran atau teori klasik yang pertama kali muncul.
Berkembangnya teori klasik dengan banyak tokoh dan pandangan, masih
memunculkan ketidakpuasan bagi sekelompok dan tokoh yang lain sehingga
muncul aliran atau teori baru yaitu Neo-Klasik. Dan seiring perkembangan juga
perubahan kebutuhan yang serba cepat, praktis dan efisien, munculahl kembali
aliran atau teori baru yaitu manajemen modern.

Munculnya teori Modern lebih kepada aliran kuantitatif yang merupakan


gabungan dari Operation Research dan Management Science. Aliran ini
merupakan berkumpulnya para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta
lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Pada awalnya

14
tim sarjana yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat, yang lebih dikenal
dengan sebutan “OR Tema” digunakan untuk memecahkan masalah pada saat
perang. Dan sesudah perang Dunia II tim ini dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah yang ruwet dalam bidang industri, seperti bidang transportasi dan
komunikasi.

Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian


pada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok digunakan untuk bidang
perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah
social individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research


lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern dan pengembangan
model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks.
Adanya bantuan komputer, dapat memberi pemecahan masalah yang lebih
berdasar rasional bagi para manajer dalam membuat keputusannya. Teknik-teknik
ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan
penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow,
penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber
daya manusia dan sebagainya. Meski dengan berkembangnya ilmu ini juga
memiliki sisi kelemahan.14

14
http://www.academia.edu/6915371/TEORI_MANAJEMEN_ILMIAH_Manajemen_ilmiah di
akses pada 30 Maret 2019

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok dan Organisasi adalah kajian sosiologi yang mempelajari


gejala-gejala yang terdapat dalam individu-individu yang tergabung dalam suatu
wadah dan memiliki orientasi nilai. Semua individu yang ada memiliki latar
belakang yang berbeda, sehingga memiliki corak nilai yang berbeda. Individu
yang tergabung baik itu kelompok maupun organisasi, memiliki orientasi tujuan
yang sama, hanya saja latar belakang yang berbeda.

Dalam aspek sosiologi yang mengkaji kelompok dan organisasi, terdapat


beberapa macam bentuknya, seperti yang kelompok informal dan sekunder,
kelompok in group dan out group, reference group dan organisasi. Dalam
perkembangan organisasi memiliki tahap evolusi atau perubahan yang kearah
modern.

B. Saran

Dengan memahami dan mempelajari makalah ini, pembaca dapat


mengetahui peran dan fungsi kelompok dan organisasi, serta gejala-gejala yang
terjadi dalam masyarakat berkaitan dengan aspek sosiologi yang membahas
materi ini. Sehingga pembaca dapat mengetahui dan mengenal kelompok dan
organisasi dalam realitas sosial dalam mengimplementasikan ke kehidupan
masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta. Lembaga Penerbit


Fakultas . Ekonomi.
J Macionis, Ken Plummer. 2008. Sociology: A global introduction 4th
edition. Prentice Hall.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi:Teks Pengantar &


Terapan. Jakarta. Prenadamedia Group.

http://www.academia.edu/6915371/TEORI_MANAJEMEN_ILMIAH_Ma
najemen_ilmiah di akses pada 30 Maret 2019

http://en.wikipedia.o/wiki/The_Principles_of_Scientific_Management&pr
ev=search di akses pada 30 Maret 2019

17

Anda mungkin juga menyukai