Anda di halaman 1dari 37

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


BAB II RUMUSAN MASALAH..................................................................... 5
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT .............................................................. 6
A. Secara teoritis (Pengembangan Ilmu) ....................................................... 6
B. Dalam Pemerintahan................................................................................. 6
C. Dampak bagi masyarakat.......................................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 8
A. Pancasila ................................................................................................... 9
1. Sejarah dan Kelahiran Pancasila ......................................................... 10
2. Arti Terkandung dalam Pancasila ....................................................... 12
B. Nilai-Nilai Yang terkandung Dalam Pancasila ...................................... 13
1. Nilai- Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa ....................... 13
2. Nilai-Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ........... 15
3. Nilai-Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia ...................................... 18
4. Nilai –Nilai pada Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.................... 20
5. Nilai-Nilai pada Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia .................................................................................................... 21
C. Pancasila Sebagai Pembangun Jati Diri Bangsa ..................................... 22
D. Peran Pemuda Dalam melestarikan Nilai Pancasila .................................. 25
1. Mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi di bawahnya ........ 25
2. Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila...... 26
3. Memperkuat jati diri sebagai sebuah bangsa ...................................... 29
4. Penguatan nilai etnik dan nasionalisme generasi muda ...................... 30
5. Pengambil peran dalam pengentasan kemiskinan dan pendidikan ..... 32
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 34
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 34
B. SARAN ................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... ii

i
BAB I PENDAHULUAN
Peranan seorang mahasiswa adalah dengan memperteguh penanaman
nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Karena saat ini masyarakat
Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai
pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai
walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dapat berpikir Rasional,
Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara
kita. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia
yang mandiri dapat mencontoh seperti karakter para pahlawan bangsa kita.
Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta
menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau
suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun
perselisihan antar bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa Pemuda dan mahasiswa
adalah harapan bagi masa depan bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia mengharapkan peranan pemuda dapat menjadi karakteristik
yang baik bagi Indonesia. Untuk mencapai kondisi yang baik generasi muda
Indonesia harus mempunyai jati diri yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda
terdidik dan terlatih, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan
berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-
tema pembangunan bangsa. Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan
orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk
mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu,
wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku
di dalam masyarakat.

1
Kepada Negara harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang
tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun
masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung
tidak lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang saatnya pemuda dan
mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia, yang
dapat di eksplore ke Negara-negara lain. Bukan hanya dalam bentuk demo yang
berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang merusak citra
bangsa Indonesia. Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan nyata
bahwa negara Indonesia adalah negara cinta damai, terpelajar, dan Negara maju.
Karena mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa, baik
sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa
itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar,
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga
memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Mengingat catatan sejarah peran pemuda senantiasa menjadi pilar dan


motor untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Dalam situasi yang senantiasa
tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktif pemuda
sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek
pembangunan nasional. Selain itu, dalam Pembangunan Nasional pemuda
diharapkan mampu bertanggung jawab dalam menjaga Pancasila, keutuhan
NKRI, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian
kesadaran pemuda akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya semakin
meningkat. Dimana mahasiswa merupakan generasi kelas menengah yang selalu
hadir dalam garda terdepan setiap perubahan penting dan mendasar di negeri ini.
Pemuda juga diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi
yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan
memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat pengabdian terhadap masyarakat,

2
bangsa dan negara yang tinggi. Pemuda sebagai garda terdepan dalam proses
perjuangan, pembaruan dan pembangunan bangsa, diharapkan mampu
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah di raih negara ini selama
kurang lebih 68 tahun silam dengan berbagai hal.

Banyak sekali sejarah tentang mahasiswa dan pemuda Indonesia, dari


perjuangan mereka inilah, sekarang kita bisa menikmati kemerdekaan (1945).
Perubahan (Reformasi 1998). Karena mereka adalah Pejuang Pemikir. Pejuang
Pemikir yang dimiliki oleh bangsa tercinta kita, Indonesia. Mulai tahun 1908,
lahirnya Boedi Oetomo telah melahirkan semangat perjuangan melawan
kolonialisme dengan cara yang cerdas. Lahirnya Sumpah Pemuda 1928 juga
tidak lepas dari peran penting mahasiswa, berlanjut pada Proklamasi
Kemerdekaan 1945. Hingga berturut-turut sejak tahun 1965 dengan aksti Tritura
(tiga tuntutan rakyat) yang meruntuhkan kekuasaan Orde Lama. Pada tahun
1997 dengan gerakan reformasinya, mahasiswa telah mendobrak ketidakadilan
sistem politik dan ekonomi. Kesemua hal tersebut, membuktikan bahwa terdapat
gerakan penting yang sesunggungnya dimotori oleh peran penting mahasiswa.
Dari rentetan sejarah inilah, yang menjadikan suatu fakta bahwa peran penting
mahasiswa tidak pernah bisa dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Karena
mahasiswa merupakan generasi terdepan yang harus mendapatkan pendidikan
secara baik dibandingkan dengan kelompok generasi muda lainnya, agar
mahasiswa bisa mempunyai pemikiran dimana ilmu yang telah didapatkan
merupakan sebuah senjata pamungkas untuk mengabdikan diri ke masyarakat.

Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di
masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan
memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu disebut sebagai agent of
change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial)

3
yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang karena pada intinya apa yang Ia buat
adalah semata–mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi
idealismenya dalam berjuang. Karena pemuda merupakan suatu potensi bagi
negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangatlah
penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa. Dan yang paling utama di saat era globalisasi seperti sekarang peran
mahasiswa sangat berpengaruh terhadap bangsa. Baik dalam lingkup ilmu
pengetahuan, etika, para mahasiswalah yang akan merubah status suatu bangsa,
karena mahasiswa merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan
aktifitas pendidikan yang terbilang tingkatannya yang paling tinggi, jika moral
mahasiswa buruk maka nama bangsa juga akan ikut tercemar, jika cara berfikir
mahasiswa kearah yang positif maka Indonesia akan lebih mudah untuk
menemukan penemuan-penemuan baru yang akan mencuitkan nama Indonesia
dibelahan dunia maka mahasiswa harus bisa membawa negara ini kedalam
perubahan yang lebih baik.

4
BAB II RUMUSAN MASALAH
1. Hal apa yang perlu kita bangun bersama dari nilai-nilai pancasila?
2. Apa saja contoh dari perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
masyarakat?
3. Mengapa pemuda terutama mahasiswa menjadi fokus utama dalam
proses pelestarian nilai-nilai pancasila?
4. Bagaimana aksi nyata mahasiswa dalam rangka melestarikan pancasila?
5. Apa saja pelestarian nilai-nilai dari pancasila itu sendiri?

5
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

A. Secara teoritis (Pengembangan Ilmu)


Tujuan
a) Memotivasi kaum muda khususnya mahasiswa untuk
memahami arti penting pancasila.
b) Dijadikan sebagai media pembelajaran.
c) Membentuk karakter pelajar (kaum muda) dari niai-nilai
yang terkandung dalam pancasila.
d) Berbagi ilmu dengan siswa siswi lainnya.
Manfaat
Penulisan makalah ini juga dapat dijadikan sebagai modul
pembelajaran yang mungkin akan berguna bagi kegiatan belajar
mengajar/ KBM di masa-masa mendatang dan dapat dijadikan reverensi
yang mungkin berguna dalam mempelajari materi pembelajaran
“pelestarian pancasila” khususnya di kalangan mahasiswa.
B. Dalam Pemerintahan
Tujuan
a) Membantu negara dalam program pelestarian pancasila di
kalangan muda.
b) Menciptakan kaum muda yang peduli dengan
kesejahteraan bangsa dan negaranya.
Manfaat
a) Membantu pemerintah dalam pembentukan karakter
bangsa.
b) Memperkuat ideologi bangsa.
C. Dampak bagi masyarakat
Tujuan
a) Mengenalkan pancasila lebih jauh kepada masyarakat.
b) Mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan pancasila.

6
Manfaaat
a) Masyarakat jadi sadar akan arti penting pancasila sebagai
ideologi bangsa.
b) Masyarakat lebih bisa menghargai pejuang bangsa untuk
kemakmuran negaranya.

7
BAB IV PEMBAHASAN
Pelestarian nilai-nilai Pancasila adalah upaya menjadikan nilai-nilai
Pancasila lestari, tetap selama-lamanya. Dengan kata lain, bangsa Indonesia
menghendaki agar untuk selama-lamanya Pancasila menjadi pandangan hidup
bangsa dan dasar negara Indonesia. Hal ini bukan khayalan, sepanjang nilai-nilai
Pancasila tetap berakar pada kehidupan budaya bangsa Indonesia. Karena itu,
nilai-nilai Pancasila haruslah diamalkan dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat usaha yang
berpola, dengan mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi kelestarian
nilai-nilai Pancasila. Faktor-faktor itu antara lain ideologi lain yang berkembang
dewasa ini; perkembangan teknologi mutakhir di bidang komunikasi massa;
transportasi dan sebagainya.
Pelestarian Pancasila sebagai ideologi dapat ditempuh melalui berbagai
cara, dan cara yang terbaik adalah melalui pengamalan sehari-hari. Prinsip ini
berarti bahwa nilai-nilai Pancasila itu seharusnya menjadi motivasi semua
tingkah laku rakyat Indonesia, diamalkan sebagai bagian integral dalam
kebudayaan bangsa.
Secara formal menjadikan Pancasila sebagai Pendidikan Moral Pancasila
(PMP) dalam kurikulum di sekolah dan pemantapan Pancasila dalam penataran-
penataran, lokakarya-lokakarya serta penelitian adalah juga usaha pelestarian
Pancasila. Pelestarian seperti ini merupakan usaha pelestarian secara preventif,
melalui pembinaan yang berkesinambungan. Dalam hubungan ini tidak kurang
pentingnya adalah pengarahan dalam hal amaliahnya, sebagai perwujudan dari
penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Di sinilah pentingnya
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4).

8
Menjadikan P-4 sebagai bagian yang integral dalam tata budaya bangsa
Indonesia, dan dapat menjelma sebagai tata laku yang hidup dalam masyarakat
secara wajar, akan menjadi faktor yang menentukan dalam usaha pelestarian
nilai-nilai Pancasila. Apabila Pancasila diamalkan dalam kehidupan masyarakat
sebagai pola berpikir dan bertindak, maka usaha pelestarian dapat dikatakan
sesuai dengan tujuannya.

A. Pancasila

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang


berdaulat di atas kakinya sendiri. Bangsa yang keberadaannya sudah
diakui sebagai suatu negara oleh seluruh dunia. Sebagai negara yang
berdaulat, tentunya Indonesia memiliki hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di dalamnya guna tercapainya
Indonesia yang adil, makmur, tertib, aman, dan sejahtera bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hukum dan peraturan perundang-undangan ini juga
merupakan suatu cara agar tujuan pembangunan nasional di Indonesia
dapat tercapai dengan baik dan berkeadilan di seluruh wilayah negara
kesatuan republik Indonesia ini.

Kita mengetahui bahwa terdapat aturan mengenai tata urutan


hukum dalam hukum dan peraturan perundang-undangan Indonesia
menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan. Di dalamnya disebutkan bahwa
terdapat jenis dan urutan dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia. Urutan pertama yang menjadi dasar dari semua hukum dan
peraturan perundang-undangan adalah Undang-Undang Dasar Tahun
1945. Urutan selanjutnya adalah Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Urutan ketiga yaitu Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah

9
Pengganti Undang-Undang (PERPU), sedangkan urutan ke-empat yaitu
Peraturan Pemerintah. Urutan kelima adalah Peraturan Presiden. Urutan
ke-enam dan ketujuh yaitu Peraturan Daerah (tingkat provinsi) dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Dalam hukum tertinggi negeri ini, yaitu UUD 1945,


dicantumkanlah sebuah dasar negara yang menjadi pedoman hidup
negara ini. Dengan adanya ia, maka seluruh sendi kehidupan negara
Indonesia harus berdasarkan apa-apa yang tercantum di dalamnya.
Dasar negara itu adalah Pancasila. Keberadaan Pancasila beserta
rumusan tiap silanya disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea
ke-empat. Pada kesempatan ini penulis akan memaparkan pada
pembaca mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

1. Sejarah dan Kelahiran Pancasila

Pancasila merupakan ideologi dasar dari negara Indonesia.


Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu panca yang berarti
lima dan sila yang berarti asas atau prinsip. Hal ini
mencerminkan bahwa Pancasila merupakan panduan kehidupan
berbangsa dan negara bagi setiap warga negara Indonesia. Isi dari
Pancasila yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

10
Kelima sila ini-lah yang kita kenal saat ini dan mendasari
setiap kebijakan publik yang berlaku di tengah masyarakat. Kita
dapat mengetahui pada sejarah BPUPKI, yaitu pada tanggal 1
Maret 1945, para pendiri negara membentuk suatu badan yang
dikenal dengan nama Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pidato pembukaan
badan ini, sang ketua, Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat
mengajukan pertanyaan pada para anggotanya, “apa dasar negara
Indonesia yang akan segera kita bentuk ini? Itulah pertanyaan
yang mendasari lahirnya Pancasila. Terdapat banyak usulan
pribadi dari para anggota mengenai dasar negara Indonesia. Yang
paling terkenal adalah usulan dari Muhammad Yamin dan Ir.
Sukarno. M. Yamin pada pidatonya tanggal 29 Mei 1945
memberikan rumusan dasar negara yang beliau namai sebagai
Lima Dasar, yang berisi: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,
Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Latar belakang dari kelima dasar ini adalah sejarah, agama,
peradaban dan tata negara yang telah lama bertumbuh di
Indonesia.

Rumusan dasar negara yang berasal dari Ir. Soekarno


bernama Pancasila. Rumusan ini disampaikan pada pidato
berjudul “Lahirnya Pancasila” pada 1 Juni 1945 yang nantinya
diperingati sebagai hari kelahiran Pancasila dan menjadi hari
libur nasional sejak tahun 2017. Pancasila yang beliau rumuskan
berbunyi: kebangsaan Indonesia, ketuhanan, internasionalisme
atau peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, dasar
perwakilan, dasar permusyawaratan, dan kesejahteraan. Setelah

11
melalui banyak rapat dan sidang, BPUPKI melalui unitnya, yaitu
panitia sembilan, menyelesaikan rumusan dasar negara seperti
yang kita kenal saat ini dan rumusan dasar negara tersebut
disetujui dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Sejatinya sejarah pancasila dalam rentang waktu yang singkat,
tapi melalui proses panjang perjuangan kemerdekaan. Oleh
karena itu, sudah seharusnyalah setiap warga negara Indonesia
tanpa terkecuali memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.

2. Arti Terkandung dalam Pancasila

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata “nilai”


dalam konteks kemanusiaan sebagai hal-hal yang penting atau
berguna bagi kemanusiaan. Ketika kita membicarakan nilai
Pancasila, maka di dalamnya terbagi menjadi dua golongan, yaitu
nilai fundamental, nilai instrumental, dan nilai praktis. Arti dari
nilai fundamental yaitu bahwa setiap sila dalam Pancasila
bersifat mutlak untuk dilakukan. Tidak boleh ada perubahan pada
sila-sila tersebut. Nilai yang kedua, yaitu nilai instrumental,
merupakan pelaksanaan dari setiap nilai fundamental. Nilai
instrumental ini biasanya berwujud norma-norma dalam
kehidupan masyarakat. Entah berupa norma sosial, norma
hukum, atau norma lainnya yang nantinya akan diterapkan pada
lembaga yang sesuai. Nilai ini penting karena ia menjadikan
Pancasila relevan di setiap perkembangan zaman yang dihadapi
oleh Indonesia.

12
Nilai yang ketiga adalah nilai praktis. Nilai ini mewajibkan
kita untuk mewarnai segala apa yang kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praktis mengindikasikan hidup atau
tidaknya nilai fundamental dan nilai instrumental Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat.
Secara singkat, hubungan dari ketiga nilai tersebut yaitu nilai
dasar direalisasikan dalam bentuk nilai instrumental yang
nantinya diterapkan ke dalam nilai praktis.

B. Nilai-Nilai Yang terkandung Dalam Pancasila

1. Nilai- Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang


Maha Esa sangat terlihat memiliki makna kemerdekaan beragama
bagi bangsa Indonesia di dalamnya. Sila ini menjadikan setiap warga
negara Indonesia bebas menganut dan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Secara lebih lanjut,
berikut ini adalah nilai-nilai yang terkandung pada sila pertama
Pancasila:

a) Keyakinan Adanya Tuhan

Keyakinan bangsa ini akan hadirnya Tuhan Yang Maha Esa


beserta sifat-sifat ketuhanan yang menyertainya. Misalnya, Maha
Kuasa, Maha Bijaksana, Maha Adil, Maha Pengasih, Maha
Pengampun, Maha Penyayang, dan sifat suci lainnya yang hanya
dimiliki oleh Tuhan. Keyakinan ini menjadi penting karena apabila
kita melihat pada sejarah yang dimiliki oleh Indonesia terhitung sejak
masa prasejarah, maka sudah sangat lama bangsa ini percaya akan

13
hadirnya Tuhan. Dan menjadi sesuatu yang bertentangan dengan
Pancasila apabila terdapat warga negara yang tidak mempercayai
adanya Tuhan.

b) Ketakwaan Pada Tuhan

Setiap keyakinan sudah seharusnya beriringan dengan


ketakwaan. Takwa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti yaitu suatu kesadaran diri yang diikuti dengan kemauan untuk
menaati segala perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya.
Dengan bertakwa, maka seseorang akan tenang hidupnya.
Ketakwaan yang sejati akan menghadirkan suasana religius yang
damai di Indonesia.

c) Toleransi Antar Umat Beragama

Saat ini terdapat enam agama yang diakui oleh hukum dan
peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu Islam, Kristen
Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu.
Perbedaan di antara agama dan keyakinan ini dijembatani oleh nilai
toleransi antar umat beragama yang dibawa oleh sila ketuhanan Yang
Maha Esa. Apabila tidak ada toleransi, maka bukan tidak mungkin
jika terjadi perpecahan di antara penduduk Indonesia. Toleransi
mengajarkan kita untuk saling hormat menghormati di antara umat
beragama yang nantinya akan menjadikan persatuan dan kesatuan di
Indonesia.

d) Kebebasan Memeluk dan Menjalankan Agama

Sila ketuhanan yang Maha Esa memberikan suatu kebebasan


yang bertanggung jawab bagi setiap warga negara Indonesia untuk

14
memeluk agama yang sesuai dengan dirinya masing-masing. Tidak
boleh terjadi pemaksaan dalam hal agama seseorang. Agama
merupakan salah satu hak asasi manusia yang keberadaannya
dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Maka, menjaga kedamaian dalam hal agama dan ibadah
merupakan salah satu kewajiban pemerintah dan segenap rakyat
Indonesia.

e) Meliputi Nilai-Nilai Sila Kedua Hingga Sila Kelima


Alasan sila ketuhanan yang Maha Esa menjadi sila yang
pertama dalam urutan kelima sila yaitu sila pertama ini yaitu karena
nilai-nilai pada sila pertama meliputi seluruh sila setelahnya.
Keempat sila tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari sila
ketuhanan Yang Maha Esa. Empat sila terakhir memang merupakan
dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber dari
sila pertama.

Kelima nilai ini mencerminkan isi dari sila pertama


Pancasila, dan nantinya nilai-nilai ini menjadi dasar bagi setiap
peraturan perundang-undangan yang merupakan bagian dari nilai
instrumental Pancasila. Nilai instrumental tersebut nantinya
diwujudkan dengan nilai-nilai praktis yang diamalkan oleh segenap
warga negara Indonesia.

2. Nilai-Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua dalam Pancasila ini mewakili nilai-nilai


kemanusiaan. Kita sadari bahwa semua rakyat Indonesia merupakan
manusia yang notabene memiliki sejarah kelam mengenai kejahatan

15
kemanusiaan selama ratusan tahun sehingga sila kemanusiaan yang
adil dan beradab menjadi salah satu hal dalam dasar negara yang
harus ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Berikut ini
merupakan penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua
Pancasila:

a) Kesamaan Derajat di Antara Setiap Warga Negara

Pada masa lalu bangsa ini mengalami sejarah panjang yang


cukup kelam untuk diingat. Namun sejarah panjang itu jugalah yang
menjadikan kita semua lebih bijaksana dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Tentunya kita semua tidak lupa penderitaan akan
ketidakadilan dan kebiadaban para penjajah yang menimpa leluhur
kita di masa lalu. Dengan adanya sila kemanusiaan yang adil dan
beradab, maka dijaminlah kesamaan derajat seluruh manusia yang di
negara ini. Keadilan seharusnya bukan sesuatu yang mahal bagi kita.
Sila ini memerintahkan segenap bangsa, baik pemerintah maupun
rakyat untuk berlaku adil dalam setiap hal.

b) Simbol Pengakuan Atas Kemanusiaan

Kata beradab yang tercantum dalam rumusan sila kedua ini


membuktikan sekaligus memperingatkan manusia agar selalu
beradab pada setiap kesempatan dalam hidupnya. Adanya adab
kemanusiaan ini akan menghasilkan pengaruh positif yaitu rasa
saling mencintai di antara sesama manusia dan mengembangkan
sikap tenggang rasa sehingga ketertiban dan keamanan di tengah
masyarakat kita. Tenggang rasa sangat penting dilaksanakan oleh
semua rakyat karena dengannya terjadi rasa saling hormat
menghormati atau sayang menyayangi.

16
c) Berani Membela Kebenaran

Kebenaran dan keadilan merupakan dua buah kata yang


saling melengkapi. Ketika kita memaknai sila kemanusiaan yang adil
dan beradab, maka kita diharuskan untuk selalu menegakkan
kebenaran dan keadilan dalam setiap kesempatan. Oleh karena itu,
kita tidak boleh semen-mena atau zalim kepada orang lain. Pun ketika
orang lain semen-mena terhadap diri kita, maka kita tidak boleh
begitu saja menerimanya. Kita harus senantiasa membela diri kita.
Dengan begitu, kita telah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

d) Rasa Bangga Bangsa

Menjunjung tinggi kemanusiaan sama dengan bangsa ini


mengangkat harkat martabatnya sendiri. Bangsa kita setara dengan
semua bangsa di dunia ini. Tidak ada alasan mengapa bangsa
Indonesia harus direndahkan dalam pergaulan internasional. Sila ini
mengajarkan kita bahwa kita harus bangga terhadap diri kita sendiri.
Rasa bangga tersebut harus pula kita kembangkan menjadi sikap
saling hormat menghormati dan siap bekerja sama dengan bangsa
lain dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

e) Meliputi Nilai-Nilai Sila Ketiga Hingga Kelima

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan salah


satu bentuk pengejawantahan sila pertama. Namun, nilai-nilai sila
kedua ini meliputi dan menjadikan nilai-nilai ketiga sila berikutnya.

Dengan mengetahui nilai-nilai pada sila kemanusiaan yang


adil dan beradab ini, kita diharapkan untuk senantiasa menjunjung
nilai kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan.

17
Selain itu, adab kita dalam kehidupan sehari-hari juga harus sesuai
dengan sila-sila pada Pancasila.

3. Nilai-Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ini menjadi salah satu pengikat di antara warga negara


Indonesia. Sebagai suatu negara yang di dalamnya terdapat begitu
banyak keragaman dalam hal suku, agama, ras, adat, wilayah, dan
sebagainya, sila ini menjadi angin segar yang dengan indahnya
menjadikan persatuan sebagai suatu dasar negara Indonesia. Di
bawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam sila ketiga Pancasila:

a) Rasa Persatuan dan Kesatuan

Ratusan juta penduduk Indonesia merupakan jumlah yang


sangat besar untuk disatukan. Seringkali terdapat egoisme yang telah
menjadi sifat dasar manusia yang menjadi penyebab terjadinya
perpecahan. Sila persatuan Indonesia mengajarkan kita untuk
senantiasa menjadi pribadi yang berlawanan dengan sifat egois tadi.
Kita diminta (dan diwajibkan) senantiasa menempatkan rasa
kesatuan dan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan diri maupun kepentingan golongan.

b) Rela Berkorban Demi Bangsa dan Negara

Adanya persatuan di tengah rakyat Indonesia menjadikan


kita lebih mampu untuk memperjuangkan kepentingan negara ini.
Dengan mendengar atau membaca sila ketiga ini, mungkin kita
langsung teringat akan perjuangan pada masa penjajahan yang
bermodalkan persatuan di antara rakyat Indonesia. Maka dari itu, sila

18
ketiga mengajarkan kita kerelaan berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia. Jangan tanya apa yang negara berikan
untuk kita, tapi tanyakan pada diri ini, apa yang dapat kau berikan
pada negara?

c) Cinta Tanah Air

Persatuan Indonesia mengindikasikan bahwa persatuan yang


menjadi kunci maju dan sejahteranya Indonesia. Hal ini tidak lepas
dari fakta bahwa salah satu nilai dari sila ketiga ini adalah cinta
terhadap tanah air tumpah darah kita, Indonesia. Kecintaan terhadap
tanah air akan menjadikan kita senantiasa berusaha yang terbaik demi
Indonesia. Kecintaan juga yang mengajarkan kita untuk menjaga
pertahanan dan keamanan negara agar kedaulatan negara tetap terjaga
dari ancaman luar negeri maupun dari ancaman dalam negeri.

d) Memajukan Pergaulan yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika

Pada masa lalu, ketika masih terdapat banyak kerajaan yang


menjalankan pemerintahan di seantero wilayah Indonesia, pergaulan
antar kerajaan ini masih terkotakkan. Kini, setelah Indonesia merdeka
dan menjadi bangsa yang satu, maka pergaulan di antara suku-suku
maupun adat istiadat di Indonesia dapat menjadi lebih maju dengan
tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan yang bercirikan
Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.

e) Meliputi Nilai-Nilai pada Sila Keempat dan Kelima

Nilai-nilai yang terdapat pada sila ketiga merupakan


penjabaran pokok dari sila pertama dan sila kedua. Di sisi lain, nilai-

19
nilai sila persatuan Indonesia nantinya akan menjadi dasar bagi sila
keempat dan sila kelima.

Pengamalan nilai-nilai persatuan dan kesatuan di tengah


kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah satu upaya
menjaga keutuhan NKRI yang harus senantiasa kita lakukan

4. Nilai –Nilai pada Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh


Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat merupakan suatu cerminan dari adanya demokrasi


di negara ini. Trauma masa lalu akan penjajahan menjadikan para
pendiri negara memilih bentuk pemerintahan yang dirasa paling
sesuai dengan corak kerakyatan di negeri ini. Berikut ini merupakan
penjabaran lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang terkadung dalam
Pancasila sila keempat:

a) Kedaulatan Berada di Tangan Rakyat

Kata kerakyatan di dalam rumusan sila keempat ini


menunjukkan bahwa yang memiliki kekuasaan di Indonesia tak lain
dan tak bukan adalah rakyat Indonesia. Oleh karena itu, setiap
kepentingan rakyat yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum
rakyat haruslah dilaksanakan sepenuhnya.

b) Adanya Perwakilan Rakyat

Sebagai pencerminan dari demokrasi, sila keempat


mengamanatkan pada kita untuk menjadikan wakil-wakil rakyat yang
berjuang dalam menjaring aspirasi, menyampaikan aspirasi pada

20
pemerintah, dan memastikan aspirasi rakyat dipenuhi oleh pihak
yang berwenang.

c) Mengutamakan Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan

Secara eksplisit sila ini meminta kita untuk senantiasa


mengutamakan musyawarah mufakat untuk pengambilan keputusan
terkait beberapa hal. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini harus
diliputi dengan semangat kekeluargaan dan akal sehat sesuai hati
nurani.

d) Meliputi Nilai pada Sila Kelima

Bentuk penjabaran lebih lanjut dari sila keempat terdapat


pada sila kelima. Adanya sila kelima juga berdasar dari semangat
pelaksanaan pokok dari sila keempat. Kerakyatan dan keadilan sosial
merupakan dua hal yang saling bertautan dan tidak bisa dipisahkan.

5. Nilai-Nilai pada Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat


Indonesia

Sila kelima ini mengajarkan kita bahwa keadilan sosial sudah


seharusnya menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Tidak boleh ada
diskriminasi di Indonesia. Di bawah ini merupakan penjabaran lebih
lanjut mengenai nilai yang terkandung pada sila kelima Pancasila:

a) Mengembangkan Perbuatan yang Luhur

Sila kelima lebih menekankan pada praktik individu dalam


bergaul dengan sesama. Sila ini meminta kita untuk selalu
mengembangkan perbuatan yang luhur yang mana perbuatan ini
mencerminkan sikap kekeluargaan dan kegotongroyongan

21
b) Menjaga Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Keadilan sosial sangat berkaitan erat dengan keseimbangan hak


dan kewajiban di tengah masyarakat. Hak dan kewajiban yang seimbang
menunjukkan bahwa terdapat keadilan sosial yang merata bagi rakyat
Indonesia.

c) Mewujudkan Kemajuan yang Merata

Sebagai individu yang ingin berdaya guna, sila ini mengajarkan


kita untuk senantiasa melakukan kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mewujudkan ratanya kemajuan dan berkeadilan sosial.

Semangat pelaksanaan sila kelima ini tidak lain terjadi karena


adanya sila-sila sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang
baik, kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.
Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang dapat penulis
sampaikan pada kesempatan ini. Jangan lupa bahagia dan sampai jumpa
pada kesempatan lain.

C. Pancasila Sebagai Pembangun Jati Diri Bangsa


Menyiapkan generasi muda untuk mampu menyelesaikan
berbagai persoalan bangsa serta menjauhkan mereka dari kontaminasi
berbagai virus yang menggerogoti mentalitas bangsa dan hal-hal negatif
dari generasi muda. Untuk memfilter berbagai pengaruh negatif
globalisasi, dalam pendidikan perlu dikembangkan konsep dan
implementasikan yang didasarkan oleh nilai-nilai Pancasila dan agama.
Pancasila harus mewarnai segala instrument pendidikan dalam rangka
menyiapkan generasi muda menjadi warga negara seperti yang
diharapkan masyarakat, bangsa, dan negara. Pancasila yang digali dari
nilai-nilai budaya bangsa menjadi nilai-nilai yang diinternalisasi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian generasi muda memiliki
ketahanan budaya yang dikembangkan dari Pancasila untuk
menghadapi berbagai tantangan global.

22
Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh
negatif globalisasi. Selain itu, dapat membangkitkan kesadaran kaum
muda untuk memiliki moralitas dan mentalitas yang positif, dengan
berbagai hal yang harus dilakukan dalam lingkungan keluarga, lembaga
pendidikan, dan masyarakat. Mengarahkan dan menyadarkan generasi
muda pada hal-hal dan kegiatan yang positif. Pendidikan dengan
Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai-nilai untuk
menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik.
Untuk itu Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi
muda. Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang
dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran terdalam dan
gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap
baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan
bersama. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah
mampu memapu mempersatukan bangsa Indonesia yang pluralis dan
multikultural serta memberikan petunjuk dalam mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat. Pancasila yang
berisi nilai-nilai luhur tersebut merupakan kristalisasi dari nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri dan diyakini sebenarnya.
Memberikan bekal pendidikan yang berlandaskan pada konsep
iman dan taqwa dan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-
nilai agama dan susila. Dalam dunia pendidikan sudah saatnya
direnungkan kembali sistem pendidikan nasional kita yang hanya
menekankan pada pembentukan aspek kognitif, yang hanya mendidik
manusia menjadi pintar. Untuk itu dibutuhkan pendidikan dengan
tekhnis dan kurikulum yang lebih berpihak pada pembentukan moral
dan akhlaq yang positif, yang salah satunya dikembangkan dengan
Pendidikan yang berlandaskan agama.

23
Sebagaimana yang dinyatakan Tilaar, yang menjelaskan bahwa
pendidikan merupakan wahana yang paling wajar dalam menanamkan
nilai-nilai keindonesian, dan sekolah adalah tempat untuk
mengembangkannya, terutama bagi remaja usia sekolah. Pendidikan
nasional mempunyai impact yang sangat besar dalam pembentukan jati
diri bangsa Indonesia.
Karena itulah, Pancasila sebagai penguat dan identitas nasional
Indonesia perlu segera direkonstruksi kembali oleh pemuda untuk
diinternalisasikan dalam sikap dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-
hari. Pancasila saat ini belum dihayati secara benar oleh generasi muda,
hanya dipahami sebagai suatu instrument, simbol-simbol negara tanpa
memahami hakikat dan makna dari esensi Pancasila itu sendiri.
Sehingga, Pancasila menjadi unsur-unsur akal dan jiwa generasi muda
yang konsisten dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak
bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari
individu lainnya.
Pancasila harus menjadi hal yang menggambarkan identitas
generasi muda kita dengan sebuah jati diri bangsa suatu bangsa yang
tercermin dalam bentuk aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat
dikenali orang atau bangsa lain. Bagi bangsa Indonesia, jati diri bangsa
dalam bentuk kepribadian nasional ini, telah disepakati sejak bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan kesepakatan itu,
telah muncul lewat pernyataan pendiri Negara dengan wujud pancasila,
yang di dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran
kelakuan berpola bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan
kepribadian bangsa.
Pancasila tidak hanya diangkat sebagai dasar Negara namun
juga menjadi pandangan hidup bangsa. Rasa dan wawasan kebangsaan

24
yang dilandasi oleh cinta tanah air merupakan bagian dari “ethico-
mytical nucleus” dari suatu bangsa. Untuk itu pembudayaan dan
internalisasi nilai-nilai dasar tersebut perlu dilakukan secara terus-
menerus dan konsekstual sesuai dengan jiwa dan tantangan zamannya.
D. Peran Pemuda Dalam melestarikan Nilai Pancasila
Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar
bangsa ini di masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change
(agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial)
dalam masyarakat. Karena pemuda merupakan suatu potensi yang besar
sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting
dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa.
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda
dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah sebagai berikut.
1. Mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi di bawahnya

Menyiapkan warga negara yang baik sesuai dengan


tuntutan masyarakat, bangsa, dan negara. Peran ini dapat
dimainkan oleh generasi muda dengan membina generasi
dibawahnya. Tugas besar pemuda adalah mewariskan nilai-nilai
ideal dalam hal ini Pancasila kepada generasi berikutnya. Nilai-
nilai ideal tersebut beberapa diantaranya adalah: gotong royong,
musyawarah, nasionalisme, demokrasi Pancasila, persatuan dan
kesatuan, kerjasama, identitas jati diri, budaya, dan sebagainya.
Nilai-nilai yang diidealkan inilah kemudian diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.

25
Untuk itu generasi muda perlu belajar dari masyarakat
secara langsung proses pewarisan nilai-nilai tersebut. Dari itu
terbentuk komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, yang membentuk pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan Pancasila
yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta
mewariskan ke generasi dibawahnya. Generasi muda perlu
secara khusus menyiapkan diri sebagai warga negara yang
diharapkan sebagai jembatan untuk mewariskan nilai-nilai dari
generasi ke generasi berikutnya, membentuk warga negara
seperti yang diharapkan harus mampu memberikan kontribusi
yang besar dalam menyiapkan generasi selanjutnya dalam
menghadapi tantangan global.
Dalam menghadapi tantangan global, peran pemuda dalam
menanamkan nilai-nilai Pancasila menjadi faktor yang
menentukan dalam proses pewarisan nilai budaya bangsa.
Melalui proses pendidikan yang diperoleh mahasiswa dalam
pendidikan, dapat ditransfer secara nyata dalam masyarakat baik
untuk generasi berikutnya ataupun masyarakat secara
keseluruhan.
2. Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila

Pendidikan dengan Pancasila sebagai dasarnya


menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara
yang baik dan patriotik. Berdasarkan hal tersebut perlunya
generasi muda terlibat secara lebih aktif melalui penguatan
identitas Indonesia dan ketahanan budaya dalam konteks
interaksi dalam komunitas masyarakat dengan membentuk

26
ikatan kolektivitas, rasa kebersamaan yang melahirkan dan
menumbuhkan identitas ke-Indonesia-an dan mewariskan nilai-
nilai tersebut kepada generasi selanjutnya. Dengan konsep
seperti inilah menumbuhkan identitas ke-Indonesia-an yang kuat
dan membentuk ketahanan budaya sebagai benteng yang
mendasari pengaruh apapun dari dampak negatif globalisasi
dalam bentuk apapun dan menguatkan nasionalisme Indonesia
secara keseluruhan.
Untuk itu dalam konteks pendidikan yang berlandaskan
Pancasila perlu dilakukan kajian-kajian dengan kompetensi
generasi muda sebagai berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global.
Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, sebagaimana yang terkristal dalam Pancasila,
hendaknya dijadikan komitmen bangsa yang mencerminkan
identitas nasional. Dengan konsep seperti generasi muda tidak
akan tercerabut dari akar budayanya, yaitu nilai-nilai luhur
Pancasila yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

27
Pendidikan merupakan modal utama dan sangat penting
dalam menanamkan nilai-nilai Indonesia dan nasionalisme
Indonesia secara keseluruhan terutama dalam menyiapkan
generasi muda. Pendidikan terutama materi PKn, sejarah,dan
sebagainya akan memperkenalkan generasi kepada pengalaman
kolektif dan masa lalu bangsanya. Pendidikan juga
membangkitkan kesadaran dalam kaitannya dengan kehidupan
bersama dalam komunitas yang lebih besar, sehingga tumbuh
kesadaran kolektif dalam memiliki kebersamaan dalam sejarah.
Proses pengenalan diri inilah yang merupakan titik awal dari
timbulnya rasa harga diri, kebersamaan, dan keterikatan (sense of
solidarity), rasa keterpautan, dan rasa memiliki (sense of
belonging), kemudian rasa bangga (sense of pride) terhadap
bangsa dan tanah air sendiri
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penguatan konten
lokal dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a) Memasukkan dan mengkomparasikan kajian-kajian lokal
baik dari perspektif ekonomi, sejarah, sosial, budaya,
geografi, dan sebagainya dalam materi pendidikan global.
b) Melakukan analisis permasalahan dalam konten global
dengan berangkat dari isu-isu lokal, nasional, dan global.
c) Melakukan filter dengan budaya dan kearifan lokal dalam
konten global, sehingga dapat memperkuat ketahanan
budaya dan identitas bangsa.

28
3. Memperkuat jati diri sebagai sebuah bangsa

Selain itu Pancasila sangat besar peranannya dalam


memperkuat jati diri bangsa. Jati diri bangsa merupakan sesuatu
yang telah disepakati bersama seperti cita-cita masa depan yang
sama berdasrkan pengalaman sejarah, baik pengalaman yang
menggembirakan maupun yang pahit. Semuanya telah
membentuk solidaritas yang tinggi sebagai suatu bangsa dan oleh
sebab itu bertekad untuk memperbaiki masa depan yang lebih
baik. Di dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia harus
terus menerus di dalam proses pembinaannya. Pembinaan jati diri
generasi muda dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun
informal.
Kelekatan dan tanah air saling menguatkan di dalam upaya
untuk kembali ke akar sendiri. Perlu mengakarkan diri kembali,
agar melekatkan diri mereka sendiri pada keaslian mereka yang
murni, diri mereka yang otentik. Masyarakat pascamodern juga
merupakan masyarakat pasca-nasional, yang diiringi dengan
melemahnya sentiment nasional dan bertambahnya kekecewaan
terhadap ideologi nasional, yang akan semakin menelan dan
mengikis budaya dan identitas nasional. Karena itulah, penguatan
identitas perlu dilakukan terutama generasi muda, baik itu
melalui penguatan budaya dan sosial dengan jalur formal,
informal, dan nonformal.
Pendidikan mempunyai peran yang fundamental dalam
memperkuat nasionalisme dan jati diri bangsa di tengah berbagai
persoalan internal dan eksternal bangsa Indonesia. Oleh karena
itu kita perlu penguatan budaya kepada dalam pendidikan untuk

29
penguatan identitas nasional. Di dalam jaringan inilah seperti
yang ditekankan oleh Tilaar terbentuk perilaku dari para
anggotanya yang telah diikat oleh rasa persatuan dan rasa saling
membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam konteks inilah
solidaritas dan kolektivitas dibangun menjadi sebuah pondasi
yang kuat. Komunitas merupakan suatu ikatan yang sentimental
yang mengikat para anggotanya dalam kesatuan solidaritas,
kebersamaan dan diikat oleh kohesi sosial sehingga melahirkan
the sense of belonging.
Semangat idealisme dari kelompok pemuda yang visioner
tersebut menyebabkan bangsa Indonesia dapat mengatasi
masalah dan tantangan zamannya. Berkat kerja keras mereka
sebagai anak muda di zamannya nasionalisme Indonesia yang
bersifat inklusif emansipatoris dapat dibentuk. Walaupun pada
mulanya mereka sangat dipengaruhi oleh pemikiran etno
nasionalisme, pada akhirnya mereka berhasil melebur dan
memperjuangkan nasionalisme Indonesia yang lebih inklusif,
religius dan kerakyatan. Mereka tidak membanggakan lagi elit
tradisional yang berbasis pada keturunan.
4. Penguatan nilai etnik dan nasionalisme generasi muda

Nilai-nilai etnik di Indonesia yang sangat majemuk bisa


survive menghadapi modernitas globalisasi. Generasi muda
dapat mengakomodasi nilai-nilai tradisional tersebut agar
menjadi kuat perannya dan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan
datang. Untuk itulah generasi muda perlu mengembangkan nilai-
nilai luhur dalam etnik yang majemuk menjadi hal utama yang

30
harus dikembangkan menjadi identitas dan jati diri bangsa
menjadi lebih kuat terhadap tantang modernitas dan globalisasi.
Generasi muda memegang peran penting bagaimana
menjadi bangga dengan nilai etnik dan nasionalismenya.
Identitas akan memperkuat jati diri, dan jati diri akan
menimbulkan kebanggaan, dan dari kebanggaan inilah muncul
percaya diri dan mampu menghadapi berbagai hal dalam
kaitannya dengan modernitas dan globalisasi dengan nilai-nilai
bangsa Indonesia sendiri.
Nilai-nilai etnik dengan segala kemajemukannya dapat
menjadi sumber kekuatan bangsa Indonesia, bukan sebaliknya
menjadi kelemahan yang berpotensi memecah belah persatuan
dan kesatuan bangsa. Di persatuan dan kesatuan inilah seperti
yang ditekankan oleh Tilaar terbentuk perilaku dari para
anggotanya yang telah diikat oleh rasa persatuan dan rasa saling
membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam konteks inilah
solidaritas dan kolektivitas dibangun menjadi sebuah pondasi
yang kuat. Komunitas merupakan suatu ikatan yang sentimental
yang mengikat para anggotanya dalam kesatuan solidaritas,
kebersamaan dan diikat oleh kohesi sosial sehingga melahirkan
the sense of belonging. Pada akhirnya menjadi kekuatan yang
survive menghadapai modernitas dan globalisasi itu sendiri.
Kelekatan dan tanah air saling menguatkan di dalam upaya untuk
kembali ke akar sendiri. Perlu mengakarkan diri kembali, agar
melekatkan diri mereka sendiri pada keaslian mereka yang
murni, diri mereka yang otentik.
Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai-nilai
untuk menumbuhkan nasionalisme pada setiap siswa agar

31
mempunyai ketahanan global. Rasa kebersamaan ini semestinya
harus dapat dirasakan pada setiap saat dan dimana saja. Sehingga
rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat kita wujudkan dan
dapat masyarakat nikmati secara merata. Rasa kebersamaan ini
tidak hanya muncul saat terjadi bencana-bencana alam,
keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita
disiksa oleh warga negara negara lain, tetapi mestinya muncul
pada setiap saat dan tempat. Sehingga masyarakat menjadi aman
dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang
tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju. Pemerintah juga
memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi kemiskinan,
pengangguran dan kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh
rakyat Indonesia.

5. Pengambil peran dalam pengentasan kemiskinan dan pendidikan

Semangat idealisme dari kelompok pemuda yang visioner


tersebut menyebabkan bangsa Indonesia dapat mengatasi
masalah dan tantangan zamannya. Berkat kerja keras mereka
sebagai anak muda di zamannya nasionalisme Indonesia yang
bersifat inklusif emansipatoris dapat dibentuk. Walaupun pada
mulanya mereka sangat dipengaruhi oleh pemukiran etno
nasionalisme, pada akhirnya mereka berhasil elebur dan
memperjuangkan nasionalisme Indonesia yang lebih
inklusif,religious dan kerakyatan. Mereka tidak membanggakan
lagi elit tradisional yang berbasis pada keturunan. Masalah yang
lebih serius itu adalah masalah kemiskinan, keterpencilan, dan
perasaan penduduk kawasan perbatasan yang merasa tidak

32
disantuni oleh negara. Kemiskinan, keterisolasian, dan merasa
ditelantarkan merupakan sumber ancaman yang paling nyata
dan yang sesungguhnya dihadapi. Untuk itu generasi muda
harus mengambil peranan dalam mengatasai masalah
kemiskinan dan keterbelakangan ekonomo dan pendidikan.
Nasionalisme Indonesia saat ini hendaknya dikembangkan
untuk mengentaskan Indonesia dari kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan, ketertinggalan, dan berbagai hal
lainnya dalam rangka memperkuat eksistensi dan harga diri
sebagai sebuah bangsa yang dapat mewujudkan cita-cita bersama
sekaligus mampu bersaing dengan bangsa-bangsa dalam era
global. Untuk itu energi bangsa sebagai wujud nasionalisme
dicurahkan dan digerakkan dalam rangka mewujudkan hal
tersebut.
Aktualisasi diri sekaligus membangun prestasi dapat
direalisasikan dengan membangun etos kerja mengandalkan
kedisiplinan, kerja keras dan kreativitas. Beberapa perubahan
struktural memang penting dan strategis dalam pembangunan
Indonesia. Namun perubahan struktural tanpa diikuti dengan
perubahan perubahan mindset tidak banyak membantu
perubahan watak secara signifikan. Untuk itu generasi muda
terutama mahasiswa harus mengambil peranan dengan terjun
secara langsung kepada masyarakat untuk mengentaskan
Indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan,
ketertinggalan, dan berbagai hal lainnya. Karena dari inilah
Pancasila menjadi kuat dan Indonesia menjadi negara yang
berakar dari nilai-nilai luhur bangsanya.

33
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sejak awal, pancasila merupakan kritik ideologi atas ideologi


dominan dunia pada saat itu, demikian juga untuk kini dan selanjutnya.
Yang perlu kita bangun bersama adalah mengkolaborasi kembali nilai-
nilai itu sesuai dengan konteks zaman dan tuntutan masyarakat kedepan.
Pancasila perlu di lestarikan karena agar nilai-nilai pancasila
yang terkandung dalam pancasila itu sendiri tidak berubah kebelakang
atau dengan kata lain mengalami kemunduran makna, sebaliknya
melalui pelestarian pancasila kita mengharapkan nilai-nilai pancasila
menjadi lebih baik dalam masa yang akan datang, dengan tidak
meghilangkan atau mengurangi nilai-nilai luhur yang pernah adaa
B. SARAN

Peranan seorang mahasiswa adalah dengan memperteguh


penanaman nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai
walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dalam upaya mewujudkan
cita-cita bangsa Indonesia mengharapkan peranan pemuda dapat
menjadi karakteristik yang baik bagi Indonesia. Masa depan kebangsaan
Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda terdidik dan terlatih,
apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai
pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-
tema pembangunan bangsa. Karena pemudalah yang dapat merubah
pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para
generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide

34
ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan
kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Oleh sebab itu cara melestarikan yang paling baik adalah mulai
dari kita sendiri dengan bersikap dan berpedoman dari apa yang
dianjurkan dan tertulis dalam pancasila, hal lain adalah bagi para
pemimpin Negara ini untuk memberikam contoh kepada warga apa
yang harus dan apa yang tidak boleh di perbuat oleh kita yang berpegang
pada pedoman pancasila.

35
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hakim, Suparlan. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks
Indonesia. Malang: Madani.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Dipoyudo, Kirdi. 1985. Keadilan Sosial: Seri Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila I. Jakarta: Rajawali
Soedarsono, Soemarno. 2009. Karakter Mengantarkan Bangsa dari Gelap
Menuju Terang. Jakarta: Kompas Gramedia.
http://www.isomwebs.net/2011/10/makalah-pengamalan-pancasila/
http://www.romadhon-byar.com/2012/01/sikap-positif-kita-terhadap-
pancasila.html
ww.google.com/search?q=aksi%20nyata%20mahsiswa%20dalam%20melesta
rikan%20pancasila&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-
a&channel=np&source=hp#channel=np&q=contoh+sikap+melestarika
n+pancasila&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial
t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=np&source=hp

https://guruppkn.com/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam-pancasila

ii

Anda mungkin juga menyukai