i
BAB I PENDAHULUAN
Peranan seorang mahasiswa adalah dengan memperteguh penanaman
nilai-nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Karena saat ini masyarakat
Indonesia sudah mulai meninggalkan dan bahkan melupakan nilai-nilai
pancasila, yang notabene menjadi ideologi dan jati diri bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, para generasi muda sekarang harus dapat bersatu dan damai
walaupun berbeda agama, suku, dan budaya. Dapat berpikir Rasional,
Demokratis, dan Kritis dalam menuntaskan segala masalah yang ada di Negara
kita. Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun Negara Indonesia
yang mandiri dapat mencontoh seperti karakter para pahlawan bangsa kita.
Dengan cara cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa Indonesia, serta
menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau
suku bagi semua bangsa Indonesia agar tidak terjadi perpecahan ataupun
perselisihan antar bangsa Indonesia. Kecintaan bangsa Pemuda dan mahasiswa
adalah harapan bagi masa depan bangsa. Dalam upaya mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia mengharapkan peranan pemuda dapat menjadi karakteristik
yang baik bagi Indonesia. Untuk mencapai kondisi yang baik generasi muda
Indonesia harus mempunyai jati diri yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.
Masa depan kebangsaan Indonesia sangatlah ditentukan oleh generasi muda
terdidik dan terlatih, apalagi mereka adalah generasi yang banyak mendapatkan
berbagai pengetahuan teoritik maupun praktis di Perguruan Tinggi tentang tema-
tema pembangunan bangsa. Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan
orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk
mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu,
wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku
di dalam masyarakat.
1
Kepada Negara harus semakin erat dan semakin tinggi rasa bangga yang
tertanam pada jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri. Walaupun
masih ada beberapa pemuda yang tidak memiliki rasa tersebut dan cenderung
tidak lebih mencintai Negaranya sendiri tapi sekarang saatnya pemuda dan
mahasiswa harus memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga Indonesia, yang
dapat di eksplore ke Negara-negara lain. Bukan hanya dalam bentuk demo yang
berujung anarkis dan perusakan infastruktur atau hal-hal yang merusak citra
bangsa Indonesia. Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positif dan nyata
bahwa negara Indonesia adalah negara cinta damai, terpelajar, dan Negara maju.
Karena mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa, baik
sebagai pelopor, penggerak bahkan sebagai pengambil keputusan. Mahasiswa
itu mempunyai pemikiran yang kritis terhadap masalah yang ada disekitar,
mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat, dan bisa juga
memperjuangkan aspirasi masyarakat.
2
bangsa dan negara yang tinggi. Pemuda sebagai garda terdepan dalam proses
perjuangan, pembaruan dan pembangunan bangsa, diharapkan mampu
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah di raih negara ini selama
kurang lebih 68 tahun silam dengan berbagai hal.
Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa ini di
masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan
memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu disebut sebagai agent of
change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial)
3
yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang karena pada intinya apa yang Ia buat
adalah semata–mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi
idealismenya dalam berjuang. Karena pemuda merupakan suatu potensi bagi
negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangatlah
penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa. Dan yang paling utama di saat era globalisasi seperti sekarang peran
mahasiswa sangat berpengaruh terhadap bangsa. Baik dalam lingkup ilmu
pengetahuan, etika, para mahasiswalah yang akan merubah status suatu bangsa,
karena mahasiswa merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan
aktifitas pendidikan yang terbilang tingkatannya yang paling tinggi, jika moral
mahasiswa buruk maka nama bangsa juga akan ikut tercemar, jika cara berfikir
mahasiswa kearah yang positif maka Indonesia akan lebih mudah untuk
menemukan penemuan-penemuan baru yang akan mencuitkan nama Indonesia
dibelahan dunia maka mahasiswa harus bisa membawa negara ini kedalam
perubahan yang lebih baik.
4
BAB II RUMUSAN MASALAH
1. Hal apa yang perlu kita bangun bersama dari nilai-nilai pancasila?
2. Apa saja contoh dari perwujudan nilai-nilai pancasila dalam
masyarakat?
3. Mengapa pemuda terutama mahasiswa menjadi fokus utama dalam
proses pelestarian nilai-nilai pancasila?
4. Bagaimana aksi nyata mahasiswa dalam rangka melestarikan pancasila?
5. Apa saja pelestarian nilai-nilai dari pancasila itu sendiri?
5
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT
6
Manfaaat
a) Masyarakat jadi sadar akan arti penting pancasila sebagai
ideologi bangsa.
b) Masyarakat lebih bisa menghargai pejuang bangsa untuk
kemakmuran negaranya.
7
BAB IV PEMBAHASAN
Pelestarian nilai-nilai Pancasila adalah upaya menjadikan nilai-nilai
Pancasila lestari, tetap selama-lamanya. Dengan kata lain, bangsa Indonesia
menghendaki agar untuk selama-lamanya Pancasila menjadi pandangan hidup
bangsa dan dasar negara Indonesia. Hal ini bukan khayalan, sepanjang nilai-nilai
Pancasila tetap berakar pada kehidupan budaya bangsa Indonesia. Karena itu,
nilai-nilai Pancasila haruslah diamalkan dalam kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat usaha yang
berpola, dengan mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi kelestarian
nilai-nilai Pancasila. Faktor-faktor itu antara lain ideologi lain yang berkembang
dewasa ini; perkembangan teknologi mutakhir di bidang komunikasi massa;
transportasi dan sebagainya.
Pelestarian Pancasila sebagai ideologi dapat ditempuh melalui berbagai
cara, dan cara yang terbaik adalah melalui pengamalan sehari-hari. Prinsip ini
berarti bahwa nilai-nilai Pancasila itu seharusnya menjadi motivasi semua
tingkah laku rakyat Indonesia, diamalkan sebagai bagian integral dalam
kebudayaan bangsa.
Secara formal menjadikan Pancasila sebagai Pendidikan Moral Pancasila
(PMP) dalam kurikulum di sekolah dan pemantapan Pancasila dalam penataran-
penataran, lokakarya-lokakarya serta penelitian adalah juga usaha pelestarian
Pancasila. Pelestarian seperti ini merupakan usaha pelestarian secara preventif,
melalui pembinaan yang berkesinambungan. Dalam hubungan ini tidak kurang
pentingnya adalah pengarahan dalam hal amaliahnya, sebagai perwujudan dari
penerapan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Di sinilah pentingnya
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4).
8
Menjadikan P-4 sebagai bagian yang integral dalam tata budaya bangsa
Indonesia, dan dapat menjelma sebagai tata laku yang hidup dalam masyarakat
secara wajar, akan menjadi faktor yang menentukan dalam usaha pelestarian
nilai-nilai Pancasila. Apabila Pancasila diamalkan dalam kehidupan masyarakat
sebagai pola berpikir dan bertindak, maka usaha pelestarian dapat dikatakan
sesuai dengan tujuannya.
A. Pancasila
9
Pengganti Undang-Undang (PERPU), sedangkan urutan ke-empat yaitu
Peraturan Pemerintah. Urutan kelima adalah Peraturan Presiden. Urutan
ke-enam dan ketujuh yaitu Peraturan Daerah (tingkat provinsi) dan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
10
Kelima sila ini-lah yang kita kenal saat ini dan mendasari
setiap kebijakan publik yang berlaku di tengah masyarakat. Kita
dapat mengetahui pada sejarah BPUPKI, yaitu pada tanggal 1
Maret 1945, para pendiri negara membentuk suatu badan yang
dikenal dengan nama Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pidato pembukaan
badan ini, sang ketua, Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat
mengajukan pertanyaan pada para anggotanya, “apa dasar negara
Indonesia yang akan segera kita bentuk ini? Itulah pertanyaan
yang mendasari lahirnya Pancasila. Terdapat banyak usulan
pribadi dari para anggota mengenai dasar negara Indonesia. Yang
paling terkenal adalah usulan dari Muhammad Yamin dan Ir.
Sukarno. M. Yamin pada pidatonya tanggal 29 Mei 1945
memberikan rumusan dasar negara yang beliau namai sebagai
Lima Dasar, yang berisi: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,
Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Latar belakang dari kelima dasar ini adalah sejarah, agama,
peradaban dan tata negara yang telah lama bertumbuh di
Indonesia.
11
melalui banyak rapat dan sidang, BPUPKI melalui unitnya, yaitu
panitia sembilan, menyelesaikan rumusan dasar negara seperti
yang kita kenal saat ini dan rumusan dasar negara tersebut
disetujui dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Sejatinya sejarah pancasila dalam rentang waktu yang singkat,
tapi melalui proses panjang perjuangan kemerdekaan. Oleh
karena itu, sudah seharusnyalah setiap warga negara Indonesia
tanpa terkecuali memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
12
Nilai yang ketiga adalah nilai praktis. Nilai ini mewajibkan
kita untuk mewarnai segala apa yang kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praktis mengindikasikan hidup atau
tidaknya nilai fundamental dan nilai instrumental Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah masyarakat.
Secara singkat, hubungan dari ketiga nilai tersebut yaitu nilai
dasar direalisasikan dalam bentuk nilai instrumental yang
nantinya diterapkan ke dalam nilai praktis.
13
hadirnya Tuhan. Dan menjadi sesuatu yang bertentangan dengan
Pancasila apabila terdapat warga negara yang tidak mempercayai
adanya Tuhan.
Saat ini terdapat enam agama yang diakui oleh hukum dan
peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu Islam, Kristen
Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu.
Perbedaan di antara agama dan keyakinan ini dijembatani oleh nilai
toleransi antar umat beragama yang dibawa oleh sila ketuhanan Yang
Maha Esa. Apabila tidak ada toleransi, maka bukan tidak mungkin
jika terjadi perpecahan di antara penduduk Indonesia. Toleransi
mengajarkan kita untuk saling hormat menghormati di antara umat
beragama yang nantinya akan menjadikan persatuan dan kesatuan di
Indonesia.
14
memeluk agama yang sesuai dengan dirinya masing-masing. Tidak
boleh terjadi pemaksaan dalam hal agama seseorang. Agama
merupakan salah satu hak asasi manusia yang keberadaannya
dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Maka, menjaga kedamaian dalam hal agama dan ibadah
merupakan salah satu kewajiban pemerintah dan segenap rakyat
Indonesia.
15
kemanusiaan selama ratusan tahun sehingga sila kemanusiaan yang
adil dan beradab menjadi salah satu hal dalam dasar negara yang
harus ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Berikut ini
merupakan penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam sila kedua
Pancasila:
16
c) Berani Membela Kebenaran
17
Selain itu, adab kita dalam kehidupan sehari-hari juga harus sesuai
dengan sila-sila pada Pancasila.
18
ketiga mengajarkan kita kerelaan berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia. Jangan tanya apa yang negara berikan
untuk kita, tapi tanyakan pada diri ini, apa yang dapat kau berikan
pada negara?
19
nilai sila persatuan Indonesia nantinya akan menjadi dasar bagi sila
keempat dan sila kelima.
20
pemerintah, dan memastikan aspirasi rakyat dipenuhi oleh pihak
yang berwenang.
21
b) Menjaga Keseimbangan Hak dan Kewajiban
22
Pancasila dapat menjadi filter segala sesuatu dari pengaruh
negatif globalisasi. Selain itu, dapat membangkitkan kesadaran kaum
muda untuk memiliki moralitas dan mentalitas yang positif, dengan
berbagai hal yang harus dilakukan dalam lingkungan keluarga, lembaga
pendidikan, dan masyarakat. Mengarahkan dan menyadarkan generasi
muda pada hal-hal dan kegiatan yang positif. Pendidikan dengan
Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai-nilai untuk
menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotik.
Untuk itu Pancasila harus menjadi pandangan hidup generasi
muda. Pandangan hidup mengandung konsep dasar kehidupan yang
dicita-citakan oleh bangsa, termurat pikiran-pikiran terdalam dan
gagasan sesuatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap
baik, yang akan membawa hidup dan kehidupan bangsa pada tujuan
bersama. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia telah
mampu memapu mempersatukan bangsa Indonesia yang pluralis dan
multikultural serta memberikan petunjuk dalam mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat. Pancasila yang
berisi nilai-nilai luhur tersebut merupakan kristalisasi dari nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri dan diyakini sebenarnya.
Memberikan bekal pendidikan yang berlandaskan pada konsep
iman dan taqwa dan pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai-
nilai agama dan susila. Dalam dunia pendidikan sudah saatnya
direnungkan kembali sistem pendidikan nasional kita yang hanya
menekankan pada pembentukan aspek kognitif, yang hanya mendidik
manusia menjadi pintar. Untuk itu dibutuhkan pendidikan dengan
tekhnis dan kurikulum yang lebih berpihak pada pembentukan moral
dan akhlaq yang positif, yang salah satunya dikembangkan dengan
Pendidikan yang berlandaskan agama.
23
Sebagaimana yang dinyatakan Tilaar, yang menjelaskan bahwa
pendidikan merupakan wahana yang paling wajar dalam menanamkan
nilai-nilai keindonesian, dan sekolah adalah tempat untuk
mengembangkannya, terutama bagi remaja usia sekolah. Pendidikan
nasional mempunyai impact yang sangat besar dalam pembentukan jati
diri bangsa Indonesia.
Karena itulah, Pancasila sebagai penguat dan identitas nasional
Indonesia perlu segera direkonstruksi kembali oleh pemuda untuk
diinternalisasikan dalam sikap dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-
hari. Pancasila saat ini belum dihayati secara benar oleh generasi muda,
hanya dipahami sebagai suatu instrument, simbol-simbol negara tanpa
memahami hakikat dan makna dari esensi Pancasila itu sendiri.
Sehingga, Pancasila menjadi unsur-unsur akal dan jiwa generasi muda
yang konsisten dan konsekuen dalam tingkah lakunya sehingga tampak
bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari
individu lainnya.
Pancasila harus menjadi hal yang menggambarkan identitas
generasi muda kita dengan sebuah jati diri bangsa suatu bangsa yang
tercermin dalam bentuk aktivitas dan pola tingkah lakunya yang dapat
dikenali orang atau bangsa lain. Bagi bangsa Indonesia, jati diri bangsa
dalam bentuk kepribadian nasional ini, telah disepakati sejak bangsa
Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Kesepakatan kesepakatan itu,
telah muncul lewat pernyataan pendiri Negara dengan wujud pancasila,
yang di dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran
kelakuan berpola bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral dan
kepribadian bangsa.
Pancasila tidak hanya diangkat sebagai dasar Negara namun
juga menjadi pandangan hidup bangsa. Rasa dan wawasan kebangsaan
24
yang dilandasi oleh cinta tanah air merupakan bagian dari “ethico-
mytical nucleus” dari suatu bangsa. Untuk itu pembudayaan dan
internalisasi nilai-nilai dasar tersebut perlu dilakukan secara terus-
menerus dan konsekstual sesuai dengan jiwa dan tantangan zamannya.
D. Peran Pemuda Dalam melestarikan Nilai Pancasila
Sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar
bangsa ini di masa mendatang harus bisa mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional dengan memiliki modal dasar sebagai agent of change
(agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial)
dalam masyarakat. Karena pemuda merupakan suatu potensi yang besar
sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting
dalam membangun peradaban dan kemajuan suatu bangsa.
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda
dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah sebagai berikut.
1. Mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi di bawahnya
25
Untuk itu generasi muda perlu belajar dari masyarakat
secara langsung proses pewarisan nilai-nilai tersebut. Dari itu
terbentuk komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, yang membentuk pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan Pancasila
yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta
mewariskan ke generasi dibawahnya. Generasi muda perlu
secara khusus menyiapkan diri sebagai warga negara yang
diharapkan sebagai jembatan untuk mewariskan nilai-nilai dari
generasi ke generasi berikutnya, membentuk warga negara
seperti yang diharapkan harus mampu memberikan kontribusi
yang besar dalam menyiapkan generasi selanjutnya dalam
menghadapi tantangan global.
Dalam menghadapi tantangan global, peran pemuda dalam
menanamkan nilai-nilai Pancasila menjadi faktor yang
menentukan dalam proses pewarisan nilai budaya bangsa.
Melalui proses pendidikan yang diperoleh mahasiswa dalam
pendidikan, dapat ditransfer secara nyata dalam masyarakat baik
untuk generasi berikutnya ataupun masyarakat secara
keseluruhan.
2. Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila
26
ikatan kolektivitas, rasa kebersamaan yang melahirkan dan
menumbuhkan identitas ke-Indonesia-an dan mewariskan nilai-
nilai tersebut kepada generasi selanjutnya. Dengan konsep
seperti inilah menumbuhkan identitas ke-Indonesia-an yang kuat
dan membentuk ketahanan budaya sebagai benteng yang
mendasari pengaruh apapun dari dampak negatif globalisasi
dalam bentuk apapun dan menguatkan nasionalisme Indonesia
secara keseluruhan.
Untuk itu dalam konteks pendidikan yang berlandaskan
Pancasila perlu dilakukan kajian-kajian dengan kompetensi
generasi muda sebagai berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial
c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global.
Pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia, sebagaimana yang terkristal dalam Pancasila,
hendaknya dijadikan komitmen bangsa yang mencerminkan
identitas nasional. Dengan konsep seperti generasi muda tidak
akan tercerabut dari akar budayanya, yaitu nilai-nilai luhur
Pancasila yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
27
Pendidikan merupakan modal utama dan sangat penting
dalam menanamkan nilai-nilai Indonesia dan nasionalisme
Indonesia secara keseluruhan terutama dalam menyiapkan
generasi muda. Pendidikan terutama materi PKn, sejarah,dan
sebagainya akan memperkenalkan generasi kepada pengalaman
kolektif dan masa lalu bangsanya. Pendidikan juga
membangkitkan kesadaran dalam kaitannya dengan kehidupan
bersama dalam komunitas yang lebih besar, sehingga tumbuh
kesadaran kolektif dalam memiliki kebersamaan dalam sejarah.
Proses pengenalan diri inilah yang merupakan titik awal dari
timbulnya rasa harga diri, kebersamaan, dan keterikatan (sense of
solidarity), rasa keterpautan, dan rasa memiliki (sense of
belonging), kemudian rasa bangga (sense of pride) terhadap
bangsa dan tanah air sendiri
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam penguatan konten
lokal dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
a) Memasukkan dan mengkomparasikan kajian-kajian lokal
baik dari perspektif ekonomi, sejarah, sosial, budaya,
geografi, dan sebagainya dalam materi pendidikan global.
b) Melakukan analisis permasalahan dalam konten global
dengan berangkat dari isu-isu lokal, nasional, dan global.
c) Melakukan filter dengan budaya dan kearifan lokal dalam
konten global, sehingga dapat memperkuat ketahanan
budaya dan identitas bangsa.
28
3. Memperkuat jati diri sebagai sebuah bangsa
29
penguatan identitas nasional. Di dalam jaringan inilah seperti
yang ditekankan oleh Tilaar terbentuk perilaku dari para
anggotanya yang telah diikat oleh rasa persatuan dan rasa saling
membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam konteks inilah
solidaritas dan kolektivitas dibangun menjadi sebuah pondasi
yang kuat. Komunitas merupakan suatu ikatan yang sentimental
yang mengikat para anggotanya dalam kesatuan solidaritas,
kebersamaan dan diikat oleh kohesi sosial sehingga melahirkan
the sense of belonging.
Semangat idealisme dari kelompok pemuda yang visioner
tersebut menyebabkan bangsa Indonesia dapat mengatasi
masalah dan tantangan zamannya. Berkat kerja keras mereka
sebagai anak muda di zamannya nasionalisme Indonesia yang
bersifat inklusif emansipatoris dapat dibentuk. Walaupun pada
mulanya mereka sangat dipengaruhi oleh pemikiran etno
nasionalisme, pada akhirnya mereka berhasil melebur dan
memperjuangkan nasionalisme Indonesia yang lebih inklusif,
religius dan kerakyatan. Mereka tidak membanggakan lagi elit
tradisional yang berbasis pada keturunan.
4. Penguatan nilai etnik dan nasionalisme generasi muda
30
harus dikembangkan menjadi identitas dan jati diri bangsa
menjadi lebih kuat terhadap tantang modernitas dan globalisasi.
Generasi muda memegang peran penting bagaimana
menjadi bangga dengan nilai etnik dan nasionalismenya.
Identitas akan memperkuat jati diri, dan jati diri akan
menimbulkan kebanggaan, dan dari kebanggaan inilah muncul
percaya diri dan mampu menghadapi berbagai hal dalam
kaitannya dengan modernitas dan globalisasi dengan nilai-nilai
bangsa Indonesia sendiri.
Nilai-nilai etnik dengan segala kemajemukannya dapat
menjadi sumber kekuatan bangsa Indonesia, bukan sebaliknya
menjadi kelemahan yang berpotensi memecah belah persatuan
dan kesatuan bangsa. Di persatuan dan kesatuan inilah seperti
yang ditekankan oleh Tilaar terbentuk perilaku dari para
anggotanya yang telah diikat oleh rasa persatuan dan rasa saling
membutuhkan satu dengan yang lain. Dalam konteks inilah
solidaritas dan kolektivitas dibangun menjadi sebuah pondasi
yang kuat. Komunitas merupakan suatu ikatan yang sentimental
yang mengikat para anggotanya dalam kesatuan solidaritas,
kebersamaan dan diikat oleh kohesi sosial sehingga melahirkan
the sense of belonging. Pada akhirnya menjadi kekuatan yang
survive menghadapai modernitas dan globalisasi itu sendiri.
Kelekatan dan tanah air saling menguatkan di dalam upaya untuk
kembali ke akar sendiri. Perlu mengakarkan diri kembali, agar
melekatkan diri mereka sendiri pada keaslian mereka yang
murni, diri mereka yang otentik.
Pancasila sebagai dasarnya menekankan pada nilai-nilai
untuk menumbuhkan nasionalisme pada setiap siswa agar
31
mempunyai ketahanan global. Rasa kebersamaan ini semestinya
harus dapat dirasakan pada setiap saat dan dimana saja. Sehingga
rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat kita wujudkan dan
dapat masyarakat nikmati secara merata. Rasa kebersamaan ini
tidak hanya muncul saat terjadi bencana-bencana alam,
keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita
disiksa oleh warga negara negara lain, tetapi mestinya muncul
pada setiap saat dan tempat. Sehingga masyarakat menjadi aman
dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang
tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju. Pemerintah juga
memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi kemiskinan,
pengangguran dan kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh
rakyat Indonesia.
32
disantuni oleh negara. Kemiskinan, keterisolasian, dan merasa
ditelantarkan merupakan sumber ancaman yang paling nyata
dan yang sesungguhnya dihadapi. Untuk itu generasi muda
harus mengambil peranan dalam mengatasai masalah
kemiskinan dan keterbelakangan ekonomo dan pendidikan.
Nasionalisme Indonesia saat ini hendaknya dikembangkan
untuk mengentaskan Indonesia dari kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan, ketertinggalan, dan berbagai hal
lainnya dalam rangka memperkuat eksistensi dan harga diri
sebagai sebuah bangsa yang dapat mewujudkan cita-cita bersama
sekaligus mampu bersaing dengan bangsa-bangsa dalam era
global. Untuk itu energi bangsa sebagai wujud nasionalisme
dicurahkan dan digerakkan dalam rangka mewujudkan hal
tersebut.
Aktualisasi diri sekaligus membangun prestasi dapat
direalisasikan dengan membangun etos kerja mengandalkan
kedisiplinan, kerja keras dan kreativitas. Beberapa perubahan
struktural memang penting dan strategis dalam pembangunan
Indonesia. Namun perubahan struktural tanpa diikuti dengan
perubahan perubahan mindset tidak banyak membantu
perubahan watak secara signifikan. Untuk itu generasi muda
terutama mahasiswa harus mengambil peranan dengan terjun
secara langsung kepada masyarakat untuk mengentaskan
Indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan,
ketertinggalan, dan berbagai hal lainnya. Karena dari inilah
Pancasila menjadi kuat dan Indonesia menjadi negara yang
berakar dari nilai-nilai luhur bangsanya.
33
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
34
ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan
kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.
Oleh sebab itu cara melestarikan yang paling baik adalah mulai
dari kita sendiri dengan bersikap dan berpedoman dari apa yang
dianjurkan dan tertulis dalam pancasila, hal lain adalah bagi para
pemimpin Negara ini untuk memberikam contoh kepada warga apa
yang harus dan apa yang tidak boleh di perbuat oleh kita yang berpegang
pada pedoman pancasila.
35
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hakim, Suparlan. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks
Indonesia. Malang: Madani.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Dipoyudo, Kirdi. 1985. Keadilan Sosial: Seri Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila I. Jakarta: Rajawali
Soedarsono, Soemarno. 2009. Karakter Mengantarkan Bangsa dari Gelap
Menuju Terang. Jakarta: Kompas Gramedia.
http://www.isomwebs.net/2011/10/makalah-pengamalan-pancasila/
http://www.romadhon-byar.com/2012/01/sikap-positif-kita-terhadap-
pancasila.html
ww.google.com/search?q=aksi%20nyata%20mahsiswa%20dalam%20melesta
rikan%20pancasila&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-
a&channel=np&source=hp#channel=np&q=contoh+sikap+melestarika
n+pancasila&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial
t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=np&source=hp
https://guruppkn.com/nilai-nilai-yang-terkandung-dalam-pancasila
ii