Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah : Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja Lanjut


Dosen: dr. M. Furqaan Naiem, M.Sc., Ph.D

“PENGARUH KESEHATAN TERHADAP PEKERJA DI PABRIK


VULKANISIR BAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV / KELAS D

MAR’ATUS SADIQAH (K012211069)


HASRIANI (K012211070)
EUNRIKE CLAUDIA TA’BA’ (K012211075)
NURLIA (K012211079)

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENGARUH KESEHATAN TERHADAP PEKERJA DI PABRIK
VULKANISIR BAN
THE EFFECT OF HEALTH ON WORKERS IN TIRE VULCANISR FACTORY

Mar’atus Shaqidah, Hasriani, Eunrike Claudia Ta’ba, Nurlia


Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan

Kata Kunci Abstrak


Vulkanisir Ban, Keselamatan Pabrik vulkanisir ban adalah sebuah perusahaan
Dan Kesehatan Kerja, Faktor industri manufaktur yang bergerak di bidang
Resiko vulkanisir ban. Vulkanisir ban adalah salah satu
proses daur ulang ban yang sudah gundul melalui
beberapa proses dan tahapan seperti
inspeksi/pemeriksaan, pemarutan (buffing), knifing,
repair, cementing, building, envelope (pada proses
dingin), rim dan flange (pemasangan velg), curring
(memasukan ban dalam masing-masing cetakan, baik
proses panas maupun dingin) dan pemeriksaan akhir.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya
untuk menjamin dan memelihara kesehatan jasmani
dan rohani serta keutuhan tenaga kerja, khususnya
manusia, menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Faktor resiko yang mempengaruhi kesehatan pekerja
di pabrik vulkanisir ban yaitu factor lingkungan
seperti udara,suhu,kebisingan dan ruangan serta factor
kesehatan fisik dan kesehatan mental.
Keywords Abstract
Tire Retreading, Tire retreading factory is a manufacturing industry
Occupational Safety And company engaged in tire retreading. Tire retreading
Health, Risk Factors is one of the reprocessing of bald tires through several
processes and stages such as inspection/inspection,
buffing, knifing, repair, cementing, building, envelope
(in the cold process), rim and flange (rim
installation), curring (inserting the inner tube of each
concrete, both hot and cold process) and final
inspection.Safety and health is an effort to guarantee
and maintain physical and spiritual health and the
integrity of the workforce, especially humans, towards
a just and prosperous society. Risk factors that affect
workers in prohibited retreading factories are
environmental factors such as air, temperature, noise
and space as well as physical health and mental
health factors.
PENDAHULUAN
Orang-orang sangat senang memiliki pekerjaan, tetapi banyak dari mereka tidak lagi
merasa bahwa tempat kerja mereka adalah rumah kedua, meskipun sebagian besar waktu
mereka dihabiskan di kantor. Hal ini seringkali membuat mereka merasa terpaksa untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tidak nyaman. Lingkungan kerja karyawan
adalah penentu utama kualitas pekerjaan dan tingkat produktivitas mereka. Seberapa baik
tempat kerja melibatkan karyawan memengaruhi keinginan mereka untuk mempelajari
keterampilan dan tingkat motivasi mereka untuk berprestasi. Dalam dunia persaingan yang
semakin global antar perusahaan bahkan antar negara; diperlukan kinerja sumber daya
manusia yang baik. Penelitian (Suwati, Minarsih dan Gagah, 2016) menunjukkan bahwa
tujuan utama seseorang bekerja bukan hanya untuk mendapatkan gaji, tetapi untuk mencapai
kepuasan diri. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh banyak aspek seperti: motivasi, lingkungan
kerja dan kepemimpinan di instansi tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan
upaya untuk menjamin dan memelihara kesehatan jasmani dan rohani serta keutuhan tenaga
kerja, khususnya manusia, menuju masyarakat yang adil dan makmur (Mangkunegara, 2009:
123). Keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk salah satu program pemeliharaan di
perusahaan. Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja penting untuk
melindungipekerja melalui pengendalian penyakit dan kecelakaan kerja dan untuk
menghilangkan bahayayang mengancam kesehatan pekerja. Studi semacam itu diperlukan
untuk menjaga kualitas kerjadan kerja lingkungan dan untuk mengembangkan masyarakat
yang pada akhirnya mencapai pembangunan berkelanjutan (WHO,2001).
Pabrik dimana proses produksi berlangsung memiliki potensi bahaya karena adanya
interaksi manusia, mesin, dan lingkungan kerjanya. Perusahaan wajib menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) semua orang yang berada di lingkungan perusahaan terutama para
pekerja, dengan tujuan untuk kenyamanan pekerja dan meningkatkan produktivitas kerja
(Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970). Pabrik vulkanisir ban adalah sebuah perusahaan
industri manufaktur yang bergerak di bidang vulkanisir ban. Vulkanisir ban adalah salah satu
proses daur ulang ban yang sudah gundul melalui beberapa proses dan tahapan seperti
inspeksi/pemeriksaan, pemarutan (buffing), knifing, repair, cementing, building, envelope
(pada proses dingin), rim dan flange (pemasangan velg), curring (memasukan ban dalam
masing-masing cetakan, baik proses panas maupun dingin) dan pemeriksaan akhir. Maka
menjadi penting untuk menganalisis faktor lingkungan kerja yang telah diatur dalam
Permenaker RI Nomor 05 Tahun 2018, perubahan dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Permenakertrans) Nomor Per.13/Men/X/2011, demi menerapkan tempat kerja
yang aman, sehat dan nyaman Penyelenggaraan program keselamatan dan kesehatan kerja
bagi karyawan sangat penting karena bertujuan untuk menciptakan suatu kesatuan system
keselamatan dan kesehatan kerja yang melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintegrasi guna mengurangi kecelakaan. Masalah kesehatan dan
keselamatan kerja tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi
tanggung jawab semua pihak yaitu pengusaha, pekerja dan masyarakat (Busyairi, 2014).
Kepuasan kerja menurut Hasibuan (2009:202) merupakan sikap emosional yang
ditunjukkan oleh seorang karyawan yang menunjukkan sikap menyenangi dan mencintai
pekerjaannya. Tindakan tersebut dicerminkan melalui moral kerja, kedisiplinan dan prestasi
kerja. Kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai sikap (positif) tenaga kerja terhadap
pekerjaannya, yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Persaingan dan
tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanantekanan yang
harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan
kerja, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial juga sangat berpotensial menimbulkan
kecemasan. Interaksi antara teman sekerja dan pimpinan dapat mempengaruhi emosi
seseorang. Stress kerja yang dialami oleh karyawan juga dapat memberikan pengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya manusia oleh perusahaan merupakan salah
satu fokus yang dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perusahaan yaitu
menimbulkan kepuasan kerja bagi karyawannya. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan bebas dari kecelakaan
kerja juga penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.

METODE
Penelitian ini merupakan sebuah studi literatur yang merangkum beberapa literatur
yang relevan dengan tema. Pencarian literatur ini melalui Google Scholar, CrossRef, PubMed
dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur antara lain:
vulkanisir ban, keselamatan kerja dan Kesehatan kerja, Risk Factors, Tire Retreading,
Occupational Safety And Health. Literatur yang digunakan adalah literatur yang
dipublikasikan dari tahun 2000 sampai tahun 2021. Literatur yang didapatkan sebanyak 56
literatur kemudian diseleksi kembali dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi
berdasarkan literatur yang lengkap serta relevan sehingga didapatkan 22 literatur yang sesuai.

HASIL
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil review dari 22 literatur sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Literatur


Peniliti / Metode
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1 A.A Dost, D. Exposure To Asap dan Deskriptif Data untuk perusahaan ban baru dan vulkanisir
Redman, G. Rubber Fume And Debu karet, 13% untuk perusahaan vulkanisir dan 9%
Cox / 2000 Rubber Process kebersihan untuk ban baru. Paparan asap untuk
Dust In The kerja perusahaan RT yang hanya mengoperasikan
General Rubber autoklaf adalah yang terendah dibandingkan
Goods, Type dengan proses lain. Sebaliknya, perusahaan
Manufacturing And RT yang mengoperasikan mesin press dan
Retread Indusries autoclave memiliki paparan asap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
hanya menggunakan autoklaf. Sampel debu
karet yang dilaporkan pada operasi
pencetakan dan pasca-ekstrusi menunjukkan
paparan debu pengganggu (ambang
konsentrasi udara TWA 8 jam, total debu
yang dapat dihirup 10 mg mÿ3) dan
akibatnya MEL untuk debu proses karet
tidak berlaku
2 Abdon Marke Faktor-Faktor yang Pengetahua Studi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
Bancin / 2017 Memengaruhi K3, beban analitik faktor seperti Pengetahuan K3, pelatihan K3,
Tindakan Tidak kerja, observasion beban kerja, kelelahan kerja serta peraturan
Aman (Unsafe peraturan dan al dengan dan pengawasan perusahaan memiliki
Action) pada pengawasan, desain studi pengaruh yang signifikan dengan tindakan
Pekerja di PT. tindakan cross tidak aman (unsafe action).
Kharisma keamanan sectional
Cakranusa Rubber pekerja
Industry
3 Ajeng Putri Evaluasi Penerapan Pencahayaan Wawancar, Disimpulkan bahwa faktor lingkungan fisika
Mentari, Rani K3 Lingkungan ruangan, observasi masih ambang batas aman yang tidak akan
Aulia, Kuwat Kerja Faktor Fisika gangguan dan studi menimbulkan gangguan Kesehatan. Penerapan
Raharjo / 2018 Pada Proses kesehatan literatur. dalam mengatur kondisi pencahayaan, suhu
Produksi Karet di Jenis ruangan, getaran dan kebisingan masih dapat
PT. PN IX penelitian ditingkatkan untuk memenuhi standar K3
Krumput kualitatif secara keseluruhan dan evaluasi faktor
lingkungan kerja lainnya
4 Alan HS Chan Effect dari jam Lama kerja Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian menyatakan
dan SC Ngan / Long Kerja dan dan kesehatan deskriptif bahwa jam kerja yang panjang terbukti
2019 Lembur tentang kerja berdampak buruk terhadap kesehatan kerja
Kesehatan sebu para pekerja. Manajemen dalam menjaga
(Ethys Pranoto, kesehatanpekerja yang kerja bekerja selama
2019)ah Meta- berjam-jam harus dikendalikan dengan baik
Analisis Bukti
1998-2018
5 Andrianto Analisis Seven ventilasi Metode Suhu ruangan di lokasi proses vulkanisir yang
Eko Saputra Tools pada udara, seven tools tidak memiliki ventilasi udara yang baik
dan Nina Aini Pengendalian keamanan dan sehingga mengakibatkan suhu ruangan panas,
Mahbubah / Kualitas Proses kenyamanan tingkat kebisingan di ruang kerja, dan
2021 Vulkanisir Ban proses kerja kebersihan di area pelaksanaan kerja kurang
1000 Ring 20 di terjaga merupakan tiga akar penyebab
CV Citra Buana permasalahan disebabkan oleh faktor
Mandiri Surabaya lingkungan kerja.
6 Astir Ayu Faktor-Faktor yang Motivasi, Analisis Hasil penelitian, menunjukkan bahwa Motivasi
Purnawati / Mempengaruhi Produktivitas regresi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
2020 Produktivitas kayawan linier Produktivitas kayawan dan Keselamatan Kerja
Karyawan pada CV berganda tidak berpengaruh signifikan terhadap
Timur Jaya Produktivitas karyawan di CV Timur Jaya
Pekanbaru Pekanbaru
7 Biaohua Chen, Disposal methods Metode Kualitatif Ada 1460 juta ton limbah ban total. Daerah
Dahai Zheng, for used passenger pembuangan; deskriptif maju, seperti daerah pesisir tenggara dan
Ruinian Xu, car tires: One of the Pirolisis; metode timur, menghasilkan lebih banyak ban bekas
Shuai Leng, fastest growing Kapasitas triangulasi daripada daerah kurang berkembang. Tingkat
Lili Han, solid wastes in pembuangan sumber pembuangan untuk total limbah ban tidak lebih
Qianqian China dari 50%,yang berarti lebih dari 7,30 juta ton
Zhang, Ning limbah ban dibiarkan begitu saja di lingkungan
Liu, Chengna atau dibuang secara ilegal.
Dai, Bin Wu,
Gangqiang
Yu, Jie Cheng
/ 2021
8 Chairul Amri / Analisis Risiko Risiko Analisis Hasil identifikasi risiko menemukan terdapat
2016 Keselamatan dan keselamatan manajemen 30 risiko keselamatan dan kesehatan kerja
Kesehatan Kerja dan kesehatan risiko yaitu (K3) yang berpotensi terjadi selama melakukan
pada Proses kerja (K3), Failure proses produksi. Hasil penilaian risiko
Produksi Vulkanisir pekerja Mode and berdasarkan tingkatan risiko menyimpulkan
BAN di PT. Produksi Effect bahwa terdapat 2 risiko yang termasuk
Gunung Pulosari Vulkanisir Analysis kategori high yaitu risiko operator terluka
BAN (FMEA) akibat mesin gerinda dan risiko mata operator
terkena abu ban yang masuk. Tindakan
Mitigasi dirancang untuk mengurangi dampak
risiko yang ditimbulkan terhadap perusahaan
PT Gunung Pulosari.
9 Cynthia Strategi Strategi Kualitatif Disimpulkan bahwa kelebihan PT. Grand Prix
Tandoko / Pengembangan generik, dan deskriptif Indoagung dapat mengetahui kepuasaan
2015 Bisnis Pada PT. pengembangan metode konsumen terhadap barang dan jasa melalui
Grand Prix Indo bisnis triangulasi riset pemasaran dengan menggunakan skala
Agung sumber dan prosedur perusahaan konsumen lama,
perencanaan produk baru yaitu produk ban
untuk kendaraan pertambangan, dan penilaian
performasi sesuai standar form perusahaan
yang dilakukan pada pekerja dan karyawan
untuk mengukur kinerja agar dapat
menghasilkan kualitas yang terbaik. strategi
generik, yaitu strategi nilai terbaik (best ±
value) karena PT. Grand Prix menawarkan
beberapa produk dan jasa lama maupun baru
dengan penetapan harga yang rendah melalui
pengurangan biaya produksi
10 Delina Pengaruh Lingkungan Deskriptif Hasil analisis menggunakan regresi linear
Nugraha / Lingkungan dan dan Stress berganda menunjukan bahwa variabel
2018 Stress Kerja Kerja, Kinerja Lingkungan dan Stress Kerja berpengaruh
terhadap Kinerja Karyawan positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja
Karyawan (Studi Karyawan
pada PT. Sinar Jaya
Rimbawan Asri)
11 Deri Saputra / Analisis tingkat Penelitian Dari hasil perhitungan yang dilakukan, tingkat
2018 Pengukuran efektivitas, deskriptif efektivitas mesin building pada proses panas
Tingkat Efektifita proses kuantitatif dan dingin tidak memenuhi standar world class
Mesin Building produksi OEE yaitu sebesar 85%. Nilai OEE yang
pada Proses dicapai oleh mesin building pada proses panas
Vulkanisir Ban hanya 63%, sedangkan untuk mesin building
dengan proses dingin nilai OEE didapatkan sebesar
menggunakan 66.43%.
Metode Overal
Equipment
Effectiveness
(OEE) Studi Kasus
di PT. Inti
Vulkatama)
12 Dewi Diniaty Analisis Beban Beban Kerja Analisis Hasil Analisis beban kerja fisik menunjukkan
dan Zukri Kerja Fisik Dan Fisik Dan cardiovasc Karyawan B bekerja sebagai operator pada
Muliyadi / Mental Karyawan Mental ular load proses Buffing atau proses membuang lapisan
2016 Pada Lantai Karyawan (CVL) atas permukaan ban agar dapat ditempelkan
Produksi Dipt karet yang baru, hal yang menyebabkan
Pesona Laut karyawan ini mengalami beban fisik yang
Kuning perlu perbaikan disebabkan dia satu – satunya
yang mengerjakan seluruh pekerjaan pada
proses buffing. Hasil analisis beban kerja
mental menunjukkan karyawan rata-rata
memiliki beban yang tinggi pada kebutuhan
waktu karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya
13 Dicky Analisis Produktifitas The Hasil indeks profitabilitas tenaga kerja yang
Anggara / Produktifitas Perusahaan american didapatkan mengalami penurunan terbesar
2019 Perusahaan dan hasil productivit dibulan Juni sebesar 76,873. mengakibatkan
Menggunakan produksi y center jumlah produksi menurun tidak sesuai
Metode The (APC produksi ban yang akan diolah dengan jumlah
American Model) hasil produksinya
Productivity Center
(APC Model)
(Study Kasus
Vulkanisir CV Bola
Mas)
14 Eka Putri Analisis Faktor- faktor Regresi Lingkungan kerja karyawan dan motivasi
Wulandari / Faktor yang Lingkungan linear karyawan memiliki pengaruh postitif terhadap
2019 Mempengaruhi Kerja berganda beban kerja karyawan, artinya apabila
Beban Kerja Karyawan, lingkungan kerja karyawan dan motivasi
Karyawan Pt. Patra motivasi kerja karyawan mengalami peningkatan maka beban
Niaga kerja karyawan juga akan meningkat. Terdapat
sepuluh (10) faktor yang mempengaruhi beban
kerja karyawan yaitu faktor lingkungan kerja,
faktor motivasi, faktor fisiologi, faktor
suasana, faktor kerja sama tim, faktor efisiensi
kerja, faktor tata ruang kantor, faktor psikis,
faktor fasilitas kantor, dan faktor personal
15 Ethys Pranoto, Analisis Ban Kedalaman Metode Data pengukuran menunjukkan kedalaman
Syiham Vulkanisir dengan tread ban, roadtest tread ban awal menunjukkan nilai yang sama,
Ahmad / 2019 Metode Roadtest proses yaitu 13 mm. Namun terdapat perbedaan
pada perusahaan pengerjaan kedalaman tread ban pada akhir
angkutan Barang pengukuran,hal ini menunjukkan perbedaan
PT. JTI tingkat keausan dari ban yang dipengaruhi oleh
posisi dari ban pada kendaraan
16 Jakub Zebala, Influence of rubber keselamatan Penelitian Hasil pengujian membuktikan bahwa
Piotr Ciepka, compound and aktif eksperimen keselamatan aktif kendaraan dipengaruhi oleh
Adam Reza, tread pattern of kendaraan, tes ban vulkanisir. Perbedaan antara perlambatan
Robert retreaded tyres on jalan ban asli pengereman mobil dengan ban asli dan
Janczur/ 2006 vehicle active dan vulkanisir perlambatan pengereman mobil dengan ban
safety vulkanisir menegaskan perlunya melakukan tes
pengereman di tempat kecelakaan dengan set
ban yang dilengkapi dengan kendaraan yang
berpartisipasi dalam kecelakaan.
17 Michelle Rika Evaluasi Kinerja Kinerja system Metode Lokasi fasilitas yang dimiliki oleh UD Sumber
Sutanto dan Sistem Logistik logistic, kualitatif Ban Tateli cukup strategis untuk dijadikan
Jacky S.B pada Perusahaan keamanan pabrik, karena berada di pingggiran kota
Sumaraw / Vulkanisir UD. pabrik sehingga tidak membuat kebisingan dan
2014 Sumber Ban, Tateli polusi, yang pengaruhnya terhadap kesehatan.
18 Misna Ariani Penentu Kepuasan Lingkungan Regresi Hasil peelitian menunjukkan bahwa
dan Syukma Kerja Karyawan Kerja, stress linear Lingkungan Kerja (X2) mempunyai pengaruh
Salam / 2016 kerja, berganda yang signifikan terhadap Kepuasan Kerja
kompensasi Karyawan. Variabel stress kerja (X3)
mempunyai pengaruh yang negatif signifikan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Variabel
kompensasi (X4) menunjukkan bahwa
mempunyai pengaruh yang positif signifikan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
19 Natalia Christy Perancangan Sistem Kualitatif. Bando Jaya” hanya memproduksi dan
Susanto / 2018 system Informasi informasi dan Data menerima jasa vulkanisir ban saja, tetapi
Akuntansi pada hasil kuantitatif. seiring dengan berkembangnya usaha, pemilik
took dan Vulkanisir pemasaran Pendekatan mulai menjual sparepart, sehingga jenis barang
ban “Bando Jaya” Rad (Rapid yang dijual dan transaksi mengalami
Brangsong dengan Application peningkatan, hal ini menyulitkan pemilik
pendekatan Rad Developme karena semua pencatatan masih dilakukan
(Rapid Application nt) secara manual. Jadi diperlukan sistem
Development) informasi akuntansi berbasiskomputerisasi
untuk mendukung aktivitas bisnis pada “Bando
Jaya”.
20 Rizkha Rida / Penerapan Line Waktu siklus, Penelitian Dari perhitungan takt time juga terlihat
2015 Manufacturing Rating factor, deskriptif terdapat beberapa proses yang memiliki waktu
untuk mereduksi Allowance, yang siklus lebih besar daripada takt time. Beberapa
waste pada Proses Urutan proses berbentuk usulan perbaikan untuk pembuatan future state
Vulkanisir Ban di produksi, job and map kemudian diberikan antara lain dengan
PT Putra Sejatera Jumlah activity memperbaiki urutan proses pengerjaan
Mandiri permintaan, analysis komponen, penerapan prinsip 5S di tempat
Waktu kerja, pengalokasian operator, dan
standard, penambahan fasilitas kerja seperti peralatan
Kegiatan value dan material handling untuk beberapa stasiun.
added and non Dengan penerapan future state map yang
value added, diusulkan dapat mengurangi production lead
Takt time dan time yang awalnya 2.67 hari menjadi 3,65 jam.
Waste
21 Tri Ernita, Perbaikan Sikap Risiko cedera, Qec (quick Hasil lembar exposure score menjelaskan
Gamindra Kerja untuk sikap kerja, expossure bahwa melakukan pekerjaan, resiko cedera
Jauhari, Dwiki Mengatasi Keluhan beban kerja checklist) yang dominan terjadi pada dua orang pekerja
Mahendra Akibat Beban Kerja atau lebih adalah pada action level 4. Artinya
Yeza / 2019 pada Proses Panas semua pekerja akan mengalami resiko cedera
Vulkanisir Ban di tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan sikap kerja
PT. Inti Vulkatama yang di lakukan berulang dan beban kerja yang
berat yang di emban oleh pekerja PT. Inti
Vulkatama
22 Wildan Bagus Analisis Kualitas Statistical Cacat produksi yang melebihi batas cacat yang
Setiawan / pengendalian produk dan quality ditargetkan oleh perusahaan yaitu sebesar 3%
2010 kualitas produk operator mesin control dari total produksi. Factor-faktor penyebab
Ban Vulkanisir (SQC) cacat ban vulkanisir adalah material dan
dengan Metode operator mesin serta tingkat lama pekerjaan.
Statistical Quality
Control (SQC) di
CV. Jaya Ban Ars
Malang
PEMBAHASAN
Konsep kesehatan kerja saat ini semakin berubah, tidak hanya “kesehatan di sektor
industri” tetapi juga mengarah pada upaya kesehatan bagi semua orang dalam melakukan
pekerjaannya (Total health of all at work). Dan pengetahuan ini tidak hanya hubungan antara
pengaruh lingkungan kerja dan kesehatan, tetapi juga hubungan antara status kesehatan
pekerja dengan kemampuan mereka untuk melakukan tugas yang harus mereka lakukan, dan
tujuan kesehatan kerja adalah untuk mencegah timbulnya penyakit. Berdasarkan hasil dari
beberapa jurnal/literature jurnal, maka dapat diketahui ada beberapa factor yang
mempengaruhi kesehatan pekerja yang ada di pabrik vulkanisir ban:
Pengaruh Pekerjaan Terhadap Lingkungan
Lingkungan kerja adalah kondisi eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi
semangat kerja dan menghasilkan pekerjaan yang diselesaikan secara instan. Lingkungan
kerja yang layak adalah suatu kondisi dimana individu dapat melakukan pekerjaannya dengan
cara yang ideal, aman, sehat, dan nyaman. Oleh karena itu, banyak penelitian yang
mengklasifikasikan lingkungan kerja menjadi lingkungan yang beracun dan kondusif.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tempat kerja antara lain: kebersihan, air, pencahayaan,
pewarnaan, keamanan dan musik. Banyak studi lingkungan kerja telah menunjukkan bahwa
pekerja puas dengan referensi ke fitur lingkungan kerja tertentu. Fitur-fitur yang disukai oleh
pengguna ini secara signifikan berkontribusi pada kepuasan dan kinerja ruang kerja mereka.
Fitur tersebut termasuk tingkat ventilasi, pencahayaan, akses ke cahaya alami dan lingkungan
akustik. Pencahayaan dan faktor lain seperti furnitur ergonomis telah ditemukan memiliki
efek positif pada kesehatan karyawan dan produktivitas karyawan. Lingkungan fisik di
tempat kerja sangat penting untuk kinerja, kepuasan, hubungan sosial, dan kesehatan
karyawan. Secara umum dipahami bahwa desain fisik kantor dan kondisi lingkungan di
tempat kerja merupakan faktor penting dalam kinerja organisasi. Berikut ini,beberapa faktor
yang mempengaruhi lingkungan kerja :
1. Udara
Udara di lingkungan kerja terutama komponen-komponennya dapat berperan cukup
besar dalam kaitannya dengan perilaku kerja, khususnya prestasi kerja. kualitas udara
dalam ruangan sangat signifikan terhadap kesehatan, kenyamanan, dan kinerja
karyawan. Tingkat kontaminasi dalam ruangan sering kali melebihi tingkat udara
terbuka dan sebagian besar waktu pekerja mungkin menghabiskan hingga 90% waktu
sendirian di dalam. Polutan udara dalam ruangan yang paling mungkin berbahaya
adalah radon, asbes, bahan anorganik, asap tembakau lingkungan, organik, radiasi
biologis dan non-pengion. Polutan lain seperti bau dan debu dapat menyebabkan
ketidaknyamanan kritis dan perasaan enggan, yang dapat menyebabkan penurunan
produktivitas dan kinerja pekerjaan (Ossama, Gamal dan Amal, 2006).
2. Suhu
Ruangan yang baik meningkatkan produktivitas dan mengurangi stres pada pekerja
karena memainkan peran penting dalam lingkungan tempat kerja. Suhu efektif
menunjukkan seberapa panas atau dingin lingkungan kita benar-benar membuat kita
merasa. Temperatur yang tinggi dapat mempengaruhi kinerja karyawan, terutama
tugas-tugas yang diperlukan pada tugas kognitif, fisik, dan persepsi. (Badayai, 2012)
Chandrasekar (2011) menyatakan bahwa suhu yang tinggi dapat berdampak langsung
pada kesehatan dan menyebabkan heat stress dan heat exhaustion. Lebih lanjut,
Sehgal (2012) mengklarifikasi bahwa menurut orang kurus, suhu yang lebih tinggi
mungkin lebih baik. Namun, untuk seseorang yang tidak kurus, suhu yang lebih
rendah dapat bekerja lebih baik.
3. Kebisingan
Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan, adalah keluhan paling
umum di tempat kerja kantor. Banyak peneliti menunjukkan bahwa tempat yang
bising dan mengekspos karyawan pada kondisi seperti itu dapat mempengaruhi
kualitas kinerja mereka. Melamed, Fried and Froom (2001) menegaskan bahwa
paparan suara tingkat tinggi dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti penyakit
kardiovaskular, endokrin dan reaksi pencernaan terutama dalam pekerjaan yang
kompleks tidak dalam pekerjaan langsung. Perusahaan saat ini cenderung
menggunakan desain kantor terbuka untuk meningkatkan kerja tim, produktivitas, dan
komunikasi; Namun, studi peneliti menunjukkan bahwa ruang interaktif terbuka ini
meningkatkan kebisingan di tempat kerja. Kebisingan dapat mempengaruhi kinerja
tugas oleh pekerja kantoran. Menurut Kjelberg dan Skoldstrom (1991), penelitian
menunjukkan bahwa tugas yang membutuhkan pemahaman bacaan dan memori
adalah yang paling peka terhadap kebisingan, khususnya sumber kebisingan yang
berkaitan dengan percakapan pekerja. Kebisingan dapat mengalihkan perhatian
pekerja kantor lebih mungkin ketika pekerja tidak memiliki kendali atas sumber
kebisingan dan tidak dapat diprediksi. Kebisingan yang timbul di tempat kerja
disebabkan oleh peralatan kantor yang umum, misalnya PC, printer, telepon, mesin
fotokopi, unit pemanas dan pendingin udara, dan percakapan pekerja kantor.
4. Cahaya
Terlepas dari desain fitout atau jenis bangunan, siang hari, dianggap sebagai fitur
alami nomor satu yang diinginkan di tempat kerja karena para peneliti selalu
menemukan bahwa paparan cahaya alami di ruang kantor berdampak pada kualitas
hidup karyawan. Jumlah cahaya yang dibutuhkan di tempat kerja tergantung pada
jenis tugas yang dilakukan, baik di luar ruangan atau di dalam ruangan, atau ketika
mereka dilakukan, di siang hari, atau di malam hari. Akibatnya, itu akan
meningkatkan atau menurunkan kinerja. Pencahayaan yang tidak nyaman adalah
sumber kesusahan, sehingga menyebabkan kinerja pekerjaan yang buruk. Itu terjadi
ketika karyawan dihadapkan pada lingkungan kerja yang tidak nyaman di mana ada
silau yang tinggi, atau redup, atau kurangnya cahaya alami di kantor. Kecerahan
cahaya kantor mempengaruhi konsentrasi, kewaspadaan, dan kinerja tugas.
Memodifikasi kualitas dan sifat cahaya dapat sangat meningkatkan pengalaman kerja
dan produktivitas. Selain itu, warna telah ditemukan untuk meningkatkan
produktivitas dan kinerja, dan meningkatkan semangat karyawan. Ini memainkan
peran di tempat kerja hanya dengan menyediakan lingkungan kerja yang
menyenangkan.
Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kesehatan Mental
Berdasarkan hasil penelitian yang ada,rata-rata beban kerja mental yang dialami
adalah tergolong tinggi dan sedang. Hal ini dikarenakan aktifitas kerja yang kontiniu pada
jam kerja, adanya pekerjaan rangkap (ganda) serta tuntutan kerja untuk memenuhi taget
produksi dan berdasarkan pengolahan data pada beban kerja mental yang dialami oleh
karyawan rata-rata memiliki beban yang tinggi pada kebutuhan waktu karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Beberapa studi telah menemukan hubungan antara depresi dan
kerja panjang. Jam yang kerja lebih dari 34 jam per minggu, 55 jam per minggu, dan 48 jam
per minggu meningkatkan kemungkinan mengalami depresi dan kecemasan. Sebuah studi
baru-baru ini oleh Ogawa et al. menyelidiki efek jam kerja yang panjang pada gejala depresi
bagi penduduk Jepang dan menemukan bahwa dibandingkan dengan penduduk yang bekerja
kurang dari 60 jam per minggu, mereka yang bekerja 80 hingga 99,9 jam per minggu dan
lebih dari 99,9 jam per minggu memiliki 2,83 dan 6,96, masing-masing, berisiko lebih besar
mengalami depresi. Sebaliknya, penelitian lain menemukan bahwa bekerja 41 hingga 55 jam
per minggu dan 41 hingga 52 jam per minggu dikaitkan dengan penurunan risiko menderita
depresi dan kecemasan dibandingkan dengan mereka yang bekerja kurang dari 41 jam per
minggu. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya perbaikan yang dapat menurunkan beban
kerja yang dialami karyawan lantai produksi. Secara garis besar peneliti memberikan
Alternatif usulan atau saran yang nantinya diharapkan mampu membantu perusahaan dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada. Adapun alternatif usulan yang disarankan adalah
sebagai berikut :
1. Menambah karyawan yang bekerja dilantai produksi, terutama yang memiliki
pekerjaan
2. rangkap, karena ini bisa membuat karyawan tidak fokus dalam melakukan
pekerjaannya dan minimalnya masing – masing mesin mempunyai dua operator agar
bisabekerja sama sepertipada pemasangan tapak ragi dan pemasangan envelope,
hanya satu operator atau karyawan yang menghandle masing – masing pekerjaan
tersebut.
3. Memberikan pelatihan tentang kondisi pabrik dan kondisi mesin yang ada pada lantai
produksi. Terutama kepada operator atau karyawan masing–masing mesin produksi,
karena berdasarkan pengamatan di lantai produksi, tidak ada SOP kerja yang jelas
(tidak tertulis) begitu juga dengan job description atau tanggung jawab masing–
masing operator atau karyawan yang bekerja dilantai produksi.
4. Menambah jam kerja yang awalnya hanya 8 jam menjadi 9 jam. Hal ini bertujuan
agar pekerjaan yang diselesaikan dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan waktu
lembur bisa ditiadakan..
5. Memberikan pelatihan tentang SKM (Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamata
Kerja) karena berdasarkan pengamatan di lantai produksi juga belum ada perhatian
khusus pada keselamatan kerja karyawan.
Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kesehatan Fisik
Berdasarkan hasil pada beberapa penelitian diatas,hal yang menyebabkan karyawan
mengalami beban fisik yaitu pekerjaan pada proses buffing, hal ini yang membuat karyawan
mengalami kelelahan yang ditunjukkan dengan denyut nadinya naik meningkat secara
signifikan pada saat bekerja. Karyawan yang bekerja pada pemasangan Envelope yaitu proses
pembungkusan ban yang hendak divulkanisir dengan pembungkus khusus memiliki posisi
kerja yang kurang ergonomis seperti membungkuk pada pemasangan envelope dengan
frekuensi yang sering membuat karyawan ini mengalami kelelahan dalam melakukan
pekerjaanya. Karyawan yang bekerja sebagai operator pada mesin Chamber dan quality
control mengangkat ban dari stasiun pemasangan envelope ke gantungan di mesin chamber
secara berulang, kerja fisik membuat karyawan mengalami kelelahan dalam proses
pengangkatan tadi. Dari permasalahan yang ditemukan dalam proses produksi di lantai
produksi yang mengakibatkan perlunya perbaikan – perbaikan untuk mengurangi kelelahan
dan cidera dalam bekerja dapat diusulkan beberapa solusi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pada pengerjaan buffing diperlukan penambahan operator untuk mengurangi beban
kerja fisik operator, karena pekerjaan ini memang sepenuhnya berorientasi fisik
2. Memperbaiki posisi kerja sesuai dengan aspek ergonominya seperti posisi kerja
membungkuk dalam pengambilan ban untuk di letakkan pada tempat pemasangan
envelope.
3. Kegiatan mengangkat atau memindahkan barang bisa diminimalkan dengan alat bantu
material handling seperti hand staker, forklift untuk prosespemindahan sehingga
mengurangi beban kerja fisik karyawan.

KESIMPULAN
Berdasarkan review dari beberapa jurnal/literature diatas,maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh kesehatan terhadap pekerja di pabrik vulkanisir ban sangat besar.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya untuk menjamin dan memelihara
kesehatan jasmani dan rohani serta keutuhan tenaga kerja. Beberapa factor resiko yang
memiliki pengaruh terhadap kesehatan para pekerja di pabrik vulkanisir ban seperti factor
lingkungan yaitu suhu,udara,kebisingan,dan ruangan,serta kesehatan mental dan kesehatan
fisik.

REFERENSI
A. A. DOST, D. R. (2000). Exposure to Rubber Fume and Rubber Process Dust in the
General Rubber Goods, Tyre Manufacturing and Retread Industries. Elsevier Science
Ltd on behalf of British Occupational Hygiene Society, 329-342.
Ajeng Putri Mentaria, R. A. (2018). Evaluasi Penerapan K3 Lingkungan Kerja Faktor Fisika
Pada Proses Produksi Karet di PT. PN IX Krumput. Prosiding Seminar Nasional K3.
D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret.
Amagasa, T.; Nakayama, T. Relationship between long working hours and depression: A 3-
year longitudinal study of clerical workers. J. Menempati. Mengepung. Med. 2013,
55, 863–872. [CrossRef] [PubMed].
Amri, C. (2016). Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Proses Produksi
Vulkanisir BAN di PT. Gunung Pulosari. Journal Universitas Andalas.
Andrianto Eko Saputra, N. A. (2021). Analisis Seven Tools Pada Pengendalian Kualitas
Proses Vulkanisir Ban 1000 Ring 20 Di Cv Citra Buana Mandiri Surabaya. String
(Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi), Vol. 5 No. 3 April, 252-262.
Anggara, D. (2019). Analisis Produktifitas Perusahaan menggunakan Metode The american
productivity center (APC Model) (Study Kasus Vulkanisir CV Bola Mas).
Badayai, AR (2012). Kerangka Teoritis dan Diskusi Analitis tentang Lingkungan Kerja Fisik
yang Tidak Menyenangkan dan Prestasi Kerja di Antara Pekerja di Sektor Industri.
Ilmu Sosial dan Perilaku, 42, 486-495.
Bancin. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action)
pada Pekerja Di PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Biaohua Chen, D. Z. (2021). Disposal methods for used passenger car tires: One of the fastest
growing. KeAi, Chinese Roots Global Impact, Green Energy & Environment.
Chandrasekar, K. (2011). Lingkungan tempat kerja dan dampaknya terhadap kinerja
organisasi di organisasi sektor publik. Jurnal Internasional Komputasi Perusahaan dan
Sistem Bisnis, 1(1). http://www.ijecbs.com/January2011/N4Jan2011.pdf.
Dewi Diniaty, Z. M. (2016). Analisis Beban Kerja Fisik Dan Mental Karyawan Pada Lantai
Produksi Dipt Pesona Laut Kuning. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 13, No.
2, Juni , 203-210.
Ethys Pranoto, d. (2019). Analisis Ban Vulkanisir dengan Metode Roadtest pada perusahaan
angkutan Barang PT. JTI.
Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi. cetakan
kesembilanbelas. PT. Bumi Aksara : Jakarta.
Hsu, HC Age differences in work stress, exhaustion, well-being, and related factors from an
ecological perspective. Int. J.Lingkungan. Res. Public Health 2019, 16, 50.
[CrossRef] [PubMed]
Jakub Zebala, P. C. (2006). Influence of rubber compound and tread pattern of retreaded tyres
on vehicle active safety. Forensic Science International 167 (2007) 173–180.
Kapo Wong, A. H. (2019). The Effect of Long Working Hours and Overtime on
Occupational Health: A Meta-Analysis of Evidence from 1998 to 2018. International
Journal of Environmental Research and Public Health.
Kjelberg, A., dan Skoldstropm, B. (1991). Gangguan kebisingan selama kinerja tugas
nonauditory yang berbeda. Keterampilan Perseptual dan Motorik, 73, 39-49.
Lee, K.; Suh, C.; Kim, JE; Park, JO The impact of long working hours on psychosocial stress
response among white-collar workers. Ind. Health 2017, 55, 46–53. [CrossRef]
[PubMed]
M.; Ferrie, JE; Singh-Manoux, A.; Shipley, MJ; Stansfeld, SA; Marmot, MG; Ahola, K.;
Vahtera, J.; Kivimäki, M. Long working hours and symptoms of anxiety and
depression: A 5-year follow-up of the Whitehall II study. Psiko. Med. 2011, 41, 2485–
2494. [CrossRef] [PubMed]
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Remaja
Rosdakarya
Melamed, S., Goreng, Y ., & Froom, P. (2001). Efek interaktif dari paparan kronis kebisingan
dan kompleksitas pekerjaan pada perubahan tekanan darah dan kepuasan kerja:
Sebuah studi longitudinal karyawan industri. Jurnal Psikologi Kesehatan Kerja, 6,
182-195
Misna Ariani, d. S. (2016). Penentu Kepuasan Kerja Karyawan. Prosiding SNA MK, 28
September, 207-216.
Nugraha, D. (2018). Pengaruh Lingkungan dan Stress Kerja terhadap Kinerja Karyawan
(Studi pada PT. Sinar Jaya Rimbawan Asri). Universitas dalam Negeri Sunan Gunung
Jati, Bandung.
Ogawa, R.; Seo, E.; Maeno, T.; Ito, M.; Sanuki, M.; Maeno, T. The relationship between long
working hours and depression among first-year residents in Japan. BMC Med.
Pendidikan 2018, 18, 50. [CrossRef]
Ossama AA, Gamal, MEK, & Amal AA (2006). Korelasi antara kualitas lingkungan dalam
ruangan dan produktivitas pada bangunan. (Dalam) Tolba, Mostafa K.; Abdel-Hadi,
Aleya; Soliman, Salah; Lingkungan, kesehatan dan pembangunan berkelanjutan.
Prosiding IAPS ke-19, Kairo.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, Direktur Jenderal
Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Purwati, A. A. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Karyawan Pada CV
Timur. Journal of Economic, Business and Accounting, Volume 3 Nomor 2, Juni, e-
ISSN : 2597-5234, 506-515.
Rida, R. (2015). Penerapan Line Manufacturing untuk mereduksi waste pada Proses
Vulkanisir Ban di PT Putra Sejatera Mandiri.
Saputra, D. (2018). Analisis Pengukuran Tingkat Efektifita Mesin Building pada Proses
Vulkanisir Ban dengan menggunakan Metode Overal Equipment Effectiveness (OEE)
Studi Kasus di PT. Inti Vulkatama).
Sehgal, S. (2012). Relationship between Work Enviornment And Productivity. International
Journal of Engineering Research and Applications, 2(4), 1992-1995.
Setiawan, W. B. (2010). Analisis pengendalian kualitas produk Ban Vulkanisir dengan
Metode Statistical Quality Control (SQC) di CV. Jaya Ban Ars Malang.
Shields, M.Long Working Hours and Health; Statistics Canada: Ottawa, ON, Canada, 1999;
Volume 11, p. 33. 34. Virtanen,
Susant, N. C. (2018). Perancangan system Informasi Akuntansi pada took dan Vulkanisir ban
“Bando Jaya” Brangsong dengan pendekatan Rad (Rapid Application Development).
Sutanto, J. (2014). Evaluasi Kinerja Sistem Logistik pada Perusahaan Vulkanisir UD. Sumber
Ban, Tateli. Jurnal EMBA. Vol. 2, Nmr 3. ISSN 2303-1174, 588 – 596.
Suwati, Magdalena, M., Gagah, E. (2016). Influence of motivation work, career development
and cultural organization on the job satisfaction and implications on the performance
of employees. Journal of Management, 2(2).
Tandoko, C. (2015). STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT. GRAND PRIX
INDOAGUNG. AGORA Vol. 3, No. 2, Program Manajemen Bisnis, Program Studi
Manajemen, Universitas Kristen Petra, 631-638.
Tri Ernita, G. J. (2019). Perbaikan Sikap Kerja Untuk Mengatasi Keluhan Akibat Beban
Kerja Pada Proses Panas Vulkanisir Ban Di Pt. Inti Vulkatama. Jurnal Pendidikan
Teknologi Kejuruan. Vol. 2. Nmr 4. P-ISSN: 2621-3273 E-ISSN: 2621-1548, 134-139.
WHO. Occupational Health: A Manual for Primary Health Care Workers; WHO: Geneva,
Switzerland, 2001.
Wulandari, E. P. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja Karyawan
PT. skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Darma
Persada.

Anda mungkin juga menyukai