SKRIPSI
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
i
2020
ii
RINGKASAN
Honda Ahmad Yani dalam pengoperasiannya tidak luput dari masalah- masalah
yang dihadapi seperti kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan dampak negatif
industri terhadap lingkungan sekitarnya, maka tingkat keselamatan kerja manusia
sebagai faktor produksi sangat diperlukan agar produktivitas yang optimal dapat
dicapai. ISO 45001:2018 mensyaratkan adanya identifikasi bahaya untuk
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk itu diperlukan adanya
sebuah metode yang dapat memenuhi persyaratan tersebut. Metode yang dipilih
dalam penelitian ini adalah HIRARC ( Hazard Identification Risk Assesment anda
Risk Control) dan metode pendukung yaitu FTA ( Fault Tree Analysis ).
Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan
kerja yang terjadi pada bagian divisi service kendaraan di Honda Ahmad Yani
dengan metode Fault Tree Analysis. Mengusulkan tindakan pengendalian risiko
terhadap K3 dengan metode Hazard identification Risk Assesment and Risk
Control serta penerapan dan evaluasi usulan perbaikan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang telah di tetapkan pada bagian unit divisi service, dan
dampak risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap produktivitas kerja.
ii
KATA PENGANTAR
iii
akhir skripsi ini. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Akhirnya, semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara yang telah memberikan baik
itu dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dapat
diterima oleh Allah SWT. Aamiin
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB II
LANDASAN TEORI ................................................................................. II-1
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................ II-1
2.2 Tinjauan Umum Metode HIRARC ................................................. II-8
(Hazard identification Risk Assesment and Risk Control)
2.2.1 Pengertian HIRAR................................................................ II-8
2.2.2 Tujuan HIRARC................................................................................
II-9
2.2.3 Ruang Lingkup Definisi dan Jangkauan HIRARC............... II-10
2.2.4 Potensi Bahaya..................................................................... II-10
2.3 Tinjauan Umum FTA (Fault Tree Analysis)................................... II-25
2.4 Kehilangan Hari dan Jam Kerja...................................................... II-26
v
2.5 Indikator Kinerja Keselamatan....................................................... II-27
2.6 Tinjauan Umum Produktivitas........................................................ II-28
2.6.1 Pengertian Produktivitas....................................................... II-28
2.6.2 Pengukuran Produktivitas..................................................... II-29
2.6.3 Kunci Utama Untuk Mencapai Produktivitas....................... II-30
2.7 Hubungan antara Keslamatan dan Kesehatan Kerja........................ II-35
dengan Produktivitas Karyawan
2.8 Penelitian Terdahulu....................................................................................
II-37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN............................................................. III-1
3.1 Kerangka Penelitian ........................................................................ III-1
3.1.1 Alur Penelitian...................................................................... III-1
3.1.2 Kerangka Konseptual........................................................... III-8
3.2 Populasi dan Sampel....................................................................................
III-9
3.3 Variabel Penelitian.......................................................................................
III-10
3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................................
III-10
3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data......................................................
III-10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ ix
LAMPIRAN........................................................................................... L-1
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
I-2
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa data kecelakaan kerja yang terjadi
selama tiga tahun terakhir pada bulan Desember 2018 dan November 2019
terdapat jumlah yang paling terbanyak yaitu dengan jumlah 5 karyawan
setiap bulanya, dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainya. Data tersebut
merupakan observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui wawancara disertai pencatatan terhadap keadaan secara langsung di
lapangan . Berikut adalah data kecelakaan di bagian divisi service kendaraan
di Honda Ahmad Yani :
I-4
Setelah kita lihat data untuk tiga tahun terakhir bisa kita lihat dibawah ini
bahwa data jumlah kecelakaan kerja pada tiga tahun terakhir yaitu 2017,
2018, dan 2019 bisa kita lihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 1.2 terlihat total kecelakaan kerja selama 3 tahun terakhir pada tahun
2017 ada 20 kecelakaan kerja, pada tahun 2018 dan 2019 ada 30 kecelakaan
kerja.
Terjadinya hubungan risiko dan kerugian bisnis dikarenakan resiko
bisnis merupakan probabilitas yang gagal dalam operasi organisasi dan
lingkungan seperti persaingan dan kondisi ekonomi yang buruk yang dapat
mengganggu kemampuan organisasi perusahaan untuk pengembalian
investasi dengan kata lain adalah suatu keadaan tertentu yang dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan tersebut. Ada dua kemungkinan yang
mempengaruhi dalam resiko bisnis yaitu faktor intermal dan faktor eksternal.
Faktor Eksternal memiliki kecenderungan yang lebih dominan. Salah satu
risiko yang paling dominan adalah bahwa perubahan dalam permintaan untuk
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika perubahan positif dan
permintaan pasar mengalami peningkatan, maka resiko bisnis akan menurun.
Sebaliknya, jika permintaan pasar menurun, baik karena persaingan bisnis
I-7
atau perubahan kondisi ekonomi secara umum, maka faktor risiko untuk
investor akan meningkat secara signifikan. Ketika faktor eksternal
dikendalikan diluar perusahaan, maka kemungkinan untuk menarik investor
baru sangat terbatas. Kemungkinan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan faktor resiko dalam bisnis dengan manajemen risiko yang
baik dan terencana. Maka dari itu harus diasumsikan terlebih dahulu bahwa
setiap bisnis memiliki risiko, sehingga dapat dikelola untuk dikurangi hingga
sampai ke titik akhir agar risiko tersebut dapat dihilangkan.
Honda Ahmad Yani dalam pengoperasianya tidak luput dari masalah
yang dihadapi seperti tempat pembuangan limbah botol oli bekas yang berada
di sekitar area stall yang sangat mengganggu dalam proses produksi yang
dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal. Kemudian jumlah ventilasi yang
kurang, sehingga karyawan kurang nyaman dalam bekerja, merasa gerah dan
tidak semangat untuk melakukan aktivitasnya. Penerangan yang kurang
mengakibatkan mata pekerja tidak dapat melihat jelas pada waktu proses
pengepresan dan mengakibatkan jari pekerja terjepit. Kebisingan berskala
besar terutama mesin impact yang dapat menyebabkan pendengaran pekerja
terganggu, dan hanya beberapa pekerja yang menggunakan peralatan
perlindungan diri atau APD.
ISO 45001:2018 mensyaratkan adanya identifikasi bahaya untuk
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan adanya sebuah
metode yang dapat memenuhi persyaratan tersebut. Metode yang dipilih
dalam penelitian ini adalah HIRARC ( Hazard Identification Risk Assesment
anda Risk Control ) dan metode pendukung yaitu FTA ( Fault Tree
Analysis ). Alasan menggunakan metode HIRARC karena melibatkan
pekerja ,tugas, alat dan lingkungan kerja. Dan metode pendukung FTA adalah
suatu metode analisa resiko kuantitatif dengan model grafik dan logika yang
menampilkan kombinasi kejadian yang memungkinkan yaitu rusak atau baik,
yang terjadi dalam sistem, aplikasinya mencakup suatu sistem, equipment dan
sebagai analisis yang sangat diperlukan dengan kedua metode tersebut
sehingga diharapkan kecelakaan dapat dihindari.
Serta hubungan keselamatan kerja dengan tingkat produktivitas adalah
I-8
Tabel 1.2 Target produksi jasa di bagian divisi Service Honda Ahmad Yani
No Tahun Target Jumlah Keterangan
Produksi/bln Produktivitas
1 2017 400 Juta 355 Juta Tidak Tercapai
2 2018 500 Juta 420 Juta Tidak Tercapai
3 2019 600 Juta 530 Juta Tidak Tercapai
Teknisi.
diantaranya :
1. Manfaat Bagi Mahasiswa.
Untuk membandingkan pengetahuan dari teori dan kenyataan di
lapangan. Dan merupakan syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar
sarjana pada jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi
Bandung.
2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi.
Bagi perguruan tinggi penelitian ini dapat memberikan nilai
positif dimana hubungan antara perguruan tinggi dengan
instansi/perusahaan semakin baik. Diharapkan dapat memberikan
keuntungan bagi calon lulusan agar dapat diterima bekerja di
perusahaan yang telah menjalin kerja sama dengan pihak perguruan
tinggi.
3. Manfaat Bagi Perusahaan.
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan di Honda Ahmad Yani
dalam usaha mencapai dan meningkatkan produktivitas kerja serta
kemajuan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi.
1.5 Batasan Masalah
1. Objek penelitian pada bagian unit divisi service atau semua
peralatan/mesin yang ada di bagian produksi di Honda Ahmad Yani.
2. Ruang lingkup penelitian ini hanya sebatas alur kerja dan proses kerja
dalam usulan perbaikan program K3 pada bagian unit divisi service di
Honda Ahmad Yani.
3. Data yang di hasilkan berupa data internal dan eksternal yang
dianalisis berupa data kualitatif dan kuantitatif yang disajikan dalam
hasil wawancara dan pengamatan selama penelitian dilakukan,
4. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dengan beberapa
orang pekerja dari 18 orang karyawan mekanik yang terdiri dari
beberapa bagian yaitu quick service, pair maintenance, General
repair, warranty, dan spooring, serta final inspection.
5. Pengukuran produktivitas dilakukan berdasarkan jumlah jam kerja
yang hilang dengan jumlah jam kerja karyawan.
I-12
LANDASAN TEORI
II-1
II-2
para pekerja.
1. Tempat kerja yang tidak memenuhi standar
2. Alat pelindung diri yang tidak memenuhi dengan standar yang telah
di tetapkan
3. Kebisingan di tempat kerja
4. Waktu kerja atau jam terbang yang berlebihan
5. Perlakuan yang tidak menyenangkan dari atasan.
Kecelakaan kerja juga merupakan peristiwa yang tidak direncanakan,
tidak disebabkan oleh sesuatu tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu
keadaan yang tidak aman atau kedua-duanya.
kontrak, suplier dan kontraktor, serta aktifitas fasilitas atau personal yang
masuk ke dalam tempat kerja. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus
dilakukan oleh karyawan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh usaha.
HIRARC adalah singkatan Hazard Identification Risk Assessment and
Risk Control. Jadi ada tiga bagian utama dalam HIRARC, yaitu: upaya
melakukan identifikasi terhadap bahaya dan karakternya, dilanjutkan dengan
melakukan penilaian risiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu
merekomendasikan upaya. Salah satu garis besar urutan prosedur HIRARC
adalah :
1. Membuat sebuah metodologi dan prosedur untuk identifikasi bahaya
dan sanalisis risiko.
2. Hazard Identification (Identifikasi Bahaya)
3. Risk Assessment (Analisis risiko)
4. Risk Controls (Tindakan pengendalian Risiko)
5. Documentation Socialization and Implementing Controls
(Pendokumentasian, sosialisasi dan pelaksanaan tindakan
pengendalian).
2.2.4 Potensi Bahaya
Hazard (bahaya) didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan kerugian berupa cidera atau sakit dan merupakan sumber,
situasi atau kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerugian termasuk
mengakibatkan manusia cedera, gangguan kesehatan atau dampak
lingkungan atau kombinasi semuanya.
Sehingga Potensial Hazard adalah suatu keadaan yang mempunyai
pengaruh terhadap frekuensi kemungkinan terjadinya kerugian ataupun
besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi. Kondisi atau aktivitas
atau perubahan keadaan yang mempunyai potensi adanya kecelakaan,
kesakitan atau kerusakan bangunan, lingkungan dan Semua keadaan yang
mempunyai potensi penyebab kerusakan pada orang, fasilitas, hak milik,
ekonomi.
Identifikasi bahaya adalah untuk menyorot yang berisiko signifikan
II-12
3. BahayaLingkungan
Bahaya lingkungan merupakan risiko yang ditimbulkan oleh lingkungan
yang dapat menyebabkan kerusakan atau menimbulkan efek. Sebuah
masalah lingkungan mungkin tidak semuanya dapat dikenali dengan jelas.
Sebagai contoh, seorang pekerja melepaskan cairan kimia berbahaya
(limbah B3) ke saluran pembuangan yang langsung ke badan sungai.
Keselamatan lingkungan dapat terancam dan menimbulkan bahaya ketika
kontrol dan prosedur kerja yang tidak diikuti seperti kasus di atas.
Motivasi utama dalam melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan oleh
pekerjaan. Oleh karena itu perlu melihat penyebab dan dampak di timbulkan.
Potensi bahaya adalah suatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang
berakibat pada kerugian. Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu
kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya kejadian tersebut.
Beberapa hal yang tampak jelas berbahaya, seperti bekerja
menggunakan tangga yang tidak stabil atau penanganan bahan kimia bersifat
asam. Namun demikian, banyak kecelakaan kerja yang terjadi akibat situasi
sehari-hari misalnya tersandung tikar di lantai kantor. Ini tidak berarti bahwa
tikar pada umumnya berbahaya namun demikian, hal ini bisa terjadi, tikar
tersebut dalam posisi terlipat atau tidak seharusnya dan menjadi potensi
bahaya dalam kasus ini. Seperti diketahui, potensi bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dapat berupa berbagai bentuk. Terlebih lagi, masing-masing
resiko bisa menjadi tinggi atau rendah, tergantung pada tingkat peluang
bahaya yang ada. Risiko yang ditimbulkan dapat berupa konsekuensi dan
dapat dibagi empat kategori besar.
pula, zat beracup tertentu yang meng ekspos pada pekerja laki-laki muda
dapat meningkatkan kemungkinan cacat lahir pada anak-anak. Pada
resiko yang berbeda (kadang sementara atau permanen), juga dapat
mempengaruhi kesejahteraan pekerja. Sebagai contoh, untuk ibu
menyusui dan anaknya agar tetap sehat, maka ibu perlu istirahat guna
menyusui bayinya. Begitu pula, seorang penyandang cacat mungkin
perlu pula toilet yang lebih luas. Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja harus cukup sensitif dalam mengidentifikasi dan
membuat ketentuan untuk semua situasi ini.
b. Sektor-sektor, perusahaan dan tempat kerja yang berbeda bisa
menghadapi masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang berbeda .
Kategori tabel diatas mungkin hanya berlaku sebagian untuk perusahaan
atau tidak mencakup semua potensi bahaya/resiko yang ada. Ketika
menganalisis pajanan (exposure) resiko, kita memikirkan tentang bahaya
lain diluar kategori tersebut, misalnya bahaya lalu lintas bagi sebuah
perusahaan logistik, kekerasan yang dihadapi oleh petugas keamanan.
Tahap Pelaksanaan HIRARC dimulai dari :
1) Identifikasi Bahaya
Dalam membuat strategi untuk mengidentifikasi bahaya di
lingkungan kerja, diperlukan langkah awal. Langkah awal dalam
melakukan identifikasi bahaya di lingkungan kerja adalah dengan
mengetahui, apakah pekerjaan itu sesuai untuk analisis pekerjaan bahaya .
Prioritas harus ditujukan ke jenis pekerjaan berikut:
a) Pekerjaan berhubungan dengan cedera atau sakit tingkat tertinggi
b) Pekerjaan berpotensi menyebabkan luka parah atau menonaktifkan
sel/organ tubuh atau sakit
c) Pekerjaan sangat berisiko, dimana satu kesalahan manusia secara
sederhana dapat mengakibatkan kecelakaan parah atau cedera.
d) Pekerjaan yang baru dengan sistem dan aturan yang berbeda dengan
pekerjaan yang lama.
e) Pekerjaan cukup kompleks membutuhkan instruksi tertulis.
II-17
Likelihood
Kualitatif Kuantitatif
Dapat dipikirkan
1 Jarang Kurang dari 1
terjadi tetapi tidak hanya
kali per 10tahun
saat keadaan yang
ekstrim
Likelihood
Kualitatif Kuantitatif
Consequence/Severity
Consequence/Severity
1. Tingkat Frekuensi
II-29
2. Tingkat Saverity
Untuk mengukur pengaruh kecelakaan, juga harus dihitung angka
beratnya kecelakaan untuk sejuta jam kerja dari jumlah jam kerja
karyawan dengan rumus :
FR ( n )−FR(n−1)
Safe-T-Score =
FR(n−1)
(Salami, dkk, 2016)
Dimana :
FR (n) : Angka Frekuensi
FR (n-1) : Angka Frekuensi kerja sebelumnya
Apabila diperoleh nilai Safe-T-score positif, artinya kondisi
kecelakaan di suatu perusahaan/industry menunjukkan keadaan yang
meburuk. Sebaliknya, jika angka Safe-T-score bernilai negative, itu
menunjukkan keadaan keselamatan yang membaik. Selain itu, apabila
diperoleh nilai ±2,00, itu menunjukkan perubahan berarti.
1. STS antara +2,00 dan -2,00 tidak menunjukkan perubahan berarti
2. STS di atas +2,00 menunjukkan keadaan memburuk
3. STS di bawah -2,00 menunjukkan keadaan yang membaik.
2.6 Tinjauan Umum Produktivitas.
2.6.1 Pengertian Produktivitas
Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk
menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan
cara yang produktif untuk menggunakan sumnber-sumber secara efisien dan
tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi (Salami : 2016). Produktivitas
disini mengikut sertakan sumber daya- sumber daya yang ada seperti halnya
sumber daya manusia dan skill atau ketrampilan, barang, modal, teknologi,
manajemen informasi, energi dan sumber daya lainnya.
Sedangkan menurut Ervianto (2004), dalam bukunya mengatakan
bahwa produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau
rasio antara hasil produk dengan total sumber daya yang digunakan. Menurut
Internasional Labour Organisation (ILO) adalah perbandingan antara
elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan. Elemen-elemen tersebut
adalah berupa tanah, tenaga kerja, modal, dan organisasi.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan produktivitas merupakan output dibagi dengan elemen-
elemen produksi yang dimanfaatkan. Sebenarnya produktivitas mempunyai
pengertian yang luas, lebih luas dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan teknik
II-31
manajemen yaitu sebagai suatu philosopi dan sikap mental yang timbul dari
motivasi yang kuat dari masyarakat dengan cara terus menerus berusaha
meningkatkan kualitas kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Daryanto
(2012:14) produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara hasil (jumlah barang dan atau jasa yang di produksi) dengan
sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) untuk
menghasilkan hasil tersebut.
Sedangkan menurut Sedarmayanti (2004) ada standar yang meliputi
cara pengukuran atas produktivitas yang mencakup dalam tiga hal, yaitu :
1. Kualitas kerja
2. kuantitas kerja
3. ketepatan waktu
Dari definisi-definisi diatas disimpulkan bahwa produktivitas bukanlah
perhitungan akan kuantitas suatu produk tetapi suatu perhitungan rasio,
perbandingan dan merupakan suatu pengukuran matematis dari suatu tingkat
efisiensi, hal ini jelas berbeda dengan produksi, dimana produksi lebih
mengutamakan atau menghitung tingkat kuantitas yang dihasilkan dari
produksi.
2.6.2 Pengukuran produktivitas
Produktivitas adalah pengukuran operasional yang paling umum.
Pengukuran tersebut menunjukkan jumlah output yang dihasilkan untuk
masing-msing unit sumber daya yang digunakan. Manfaat dari pengukuran
produktivitas adalah :
a. Sebagai sarana manajemen untuk menganalisa dan mendorong efisiensi
produksi.
b. Sebagai standart untuk menentukan target atau sasaran tujuan yangnyata.
c. Sebagai pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen secara
periodik terhadap masalah masalah yang salingberkaitan.
Pengamatan atas perubahan-perubahan dari gambaran data yang
diperoleh nilai diagnostik yang menunjukkan pada kemacetan dan rintangan
dalam meningkatkan penampilan organisasi. Satu keuntungan praktis dari
pengukuran produktivitas adalah pembayaran staff. Gambaran-gambaran
II-32
sangat bernilai.
Pada hakikatnya, setiap orang dapat mengelola bila sumber daya
tidak terbatas. Namun karena sumber daya yang terbatas tersebut
memaksa manajemen untuk kreatif, yaitu menyelesaikan pekerjaan
secara optimal, dengan sumber daya- sumber daya yang ada untuk
menyelesaikan masalah manajemen perusahaan secara efektif dan
efisien.
Sudah menjadi sifat bahwa semua sumber daya adalah bipolar
(berkutub dua), yaitu secara penuh dapat mengikat dan berguna bagi
produktivitas, atau kurang berguna tidak produktif. Hasil akhir atau
urutan terbawah dari usaha-usaha perusahaan terutama bergantung pada
efektifitas manajemen dalam mengembangkan sumber daya-sumber daya
yang ada. Pertama dan terpenting adalah tanggung jawab manajemen
yang selalu mengembangkan sumber daya-sumber dayayang ada
sehingga manajemen menjadi kunci penghubung seluruh rantai
produktivitas.
b. Kepemimpinan yang luar biasa
Kepemimpinan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
produktivitas sebab segala aktifitas baik maupun buruk yang ada dalam
setiap perusahaan tergantung bagaimana pemimpin mengeluarkan
kebijakan. Jadi sangatlah penting bagi perusahaan mempunyai seorang
pemimpin yang mempunyai kemampuan manajerial yang baik sehingga
mampu memecahkan dan mengendaliokan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan denganbaik.
Meskipun mudah dikenal, namun kepemimpinan masih sulit
didefinisikan secara jelas. Sebab didalam setiap individu mempunyai
watak atau karakter yang berbeda terhadap gaya kepemimpinannya
masing-masing, dalam artian bahwa pemimpin yang baik dalam satu
situasi mungkin saja bukan pemimpin yang baik dalam situasi yang lain.
c. Kesederhanaan organisasional dan operasional
Yang dimaksud dari masalah tersebut adalah dimana setiap
organisasi ditata atau diusahakan agar sederhana, luwes, dan dapat
II-34
di bidang ini tidak terbatas pada kerugian yang diakibatkan oleh suatu
kecelakaan kerja (hazard) tidak diterapkanya manajemen K3 ini bisa juga
mengakibatkan lingkungan kerja yang kurang sehat dan amat. Dalam
lingkungan yang seperti ini para karyawan merasa tidak enak dan tidak aman
dalam bekerja, sehingga produktivitas dan efisiensi kerja akan menurun, ini
juga berarti bahwa perusahaan akan sulit melakukan pengembangan
perusahaan (organization development) dan mewujudkan tujuan
dariperusahaan”.
Keadaan ini bisa terjadi mengingat tidak berhasilnya manajemen untuk
memenuhi kebutuhan dasar dari individu, yakni kebutuhan akan keamanan
(need of security). Tiap individu secara psikologis dari suatu yang
membahayakannya, oleh karenanya secara ilmiah ia akan berusaha untuk
tidak menempatkan dirinya pada posisi yang membahayakan, dan bila ia tidak
berhasil memperoleh kebutuhannya itu, maka jelas mereka merasa tidak aman
dan tidak puas dalam bekerja, rasa tidak puas ini akan mempengaruhi
semangat kerja dan tingkat kesehatan fisik maupun mental seorang tenaga
kerja.
2.8 Penelitian Terdahulu
Adapun ringkasan yang dapat dilihat pada tabel 2.6 mengenai
kesimpulan perbedaan dan persamaan serta hasil penelitian terdahulu dan
penelitian ini sebagai berikut :
METODE PENELITIAN
OBSERVASI AWAL
ID EN TIFIKASI MASALAH
TUJUAN PE N ELITIAN
Data kurang ?
YA
AN ALISIS DAN
PEMBAH ASAN
KESIMPULAN DAN
SARAN
SE LESAI
1. Observasi Awal
Langkah awal ini bertujuan untuk lebih mengenal situasi dan hal-hal
yang berkaitan dengan masalah yang akan di teliti
2. Merumuskan Masalah
Menentukan masalah apa yanga akan di teliti, sehingga merumuskan
menjadi salah satu point penting dalam penelitian ini.
3. Penentuan Tujuan
Menentukan tujuan apa saja yang akan kita teliti, tujuan ditentukan
dengan melihat masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.
4. Pengumpulan Data.
Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu data hasil dari
observasi lapangan, hasil wawancara dan hasil dari data sekunder perusahaan
Honda Ahmad Yani. Data kualitatif, penelitian ini diperoleh dari observasi
langsung ke tempat penelitian dan wawancara dengan 4 orang pekerja dari 21
orang karyawan yang kompeten di bidang K3 dan observasi langsung. Setelah
melakukan pengumpulan data kualitatif kemudian mengumpulkan data secara
kuantitatif dengan perhitungan Tingkat Frekuensi , Tingkat Severity, dan Nilai
T Selamat.
5. Pengolahan Data.
a. Pengolahan data Kualitatif dengan Metode HIRARC
Dari hasil pengumpulan data sebelumnya data yang telah terkumpul
kemudian memasuki tahap pengolahan data, data diolah dengan
menggunakan metode HIRARC dengan melalui 3 tahap utama HIRARC
yaitu :
1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
2. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
3. Pengendalian Risiko (Risk Control)
b. Pengolahan data Kualitatif dengan Metode FTA.
Fault Tree adalah sebuah model grafis yang terdiri beberapa
kombinasi kesalahan (faults) secara paralel dan secara berurutan yang
mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan.
Analisa deduktif ini menunjukkan analisa kualitatif dan kuantitatif dari
sistem engineering yang dianalisa. FTA secara umum dilakukan dalam 5
tahapan, yaitu:
Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary condition)
dari sistem.
Pengkontruksian faul ttree
Mengidentifikasi minimal cut set atau minimal pathset
Analisa kualitatif dari faulttree
Analisa kuantitatif fault tree. (Suliantoro, dkk,2016)
2. Tingkat Saverity
Untuk mengukur pengaruh kecelakaan, juga harus dihitung angka
beratnya kecelakaan untuk sejuta jam kerja dari jumlah jam kerja
karyawan dengan rumus :
JUMLAH KECELAKAAN YANGTERJADI
Saverity rate = X
JUMLAH PEKERJA
Faktor Pengali
(Salami, dkk, 2016)
Faktor Pengali yaitu 1.000.000, merupakan Standar Perintah
Menteri Tenaga Kerja yang berdasarkan perhitungan statistik sesuai
dengan standar ILO.
Angka 1.000.000 = (50 minggu/tahun) x (40 jam/minggu) x 500
pekerja
Jumlah jam kerja yang hilang meliputi :
a. Jumlah hari yang diakibatkan cacat total sementara, di hitung
berdasarkan tanggal (termasuk hari libur selama pekerja tidak
mampu bekerja).
b. Jumlah cacat total permanen dan kematian
3. Nilai T Selamat
Untuk membandingkan hasil tingkat kecelakaan suatu unit kerja
pada masa lalu dan masa kini, sehingga dapat diketahui tingkat penurunan
kecelakaan pada unit tersebut, digunakan nilai T Selamat yang berdasarkan
pada uji pengawasan mutu secara statistik. Metode yang di gunakan adalah
pengujian “ t ” atau Student Test.
FR ( n )−FR(n−1)
Safe-T-Score =
FR(n−1)
(Salami, dkk, 2016)
Dimana :
FR (n) : Angka Frekuensi
FR (n-1) : Angka Frekuensi kerja sebelumnya
Apabila diperoleh nilai Safe-T-score positif, artinya kondisi
kecelakaan di suatu perusahaan/industry menunjukkan keadaan yang
meburuk. Sebaliknya, jika angka Safe-T-score bernilai negative, itu
menunjukkan keadaan keselamatan yang membaik. Selain itu, apabila
diperoleh nilai ±2,00, itu menunjukkan perubahan berarti.
STS antara +2,00 dan -2,00 tidak menunjukkan perubahan berarti
4. STS di atas +2,00 menunjukkan keadaan memburuk
5. STS di bawah -2,00 menunjukkan keadaan yang membaik
6. Analisis Data dan Pembahasan
a. Analisis data dengan Metode HIRARC
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengolahan
data yang berisi tentang Identifikasi bahaya yang dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan, alat, atau sistem.
Sumber bahaya yang ditemukan akan dijabarkan menjadi 5 faktor yaitu ,
man, methode, material, machine, dan environment. Potensi bahaya yang
ditemukan pada tahap identifikasi bahaya akan dilakukan penilaian risiko
guna menentukan tingkat risiko (risk rating) dan bahaya tersebut. Hasil
dari risk assesment akan dijadikan dasar untuk melakukan risk Control.
Risk Control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari suatu
bahaya yang ada. Bahaya yang masuk dalam kategori moderate Risk, High
risk dan extreme risk akan di tindak lanjuti dengan risk control.
= Peristiwa dasar
= Peristiwa eksternal
= Kotak kesalahan
= Dan
= Eklusif atau
c. Analisis data dengan Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang berdasarkan pengukuran hasil
usaha keselamatan kerja dari kejadian kecelakaan kerja dan nilai t selamat.
Untuk kejadian kecelakaan ringan analisa yang dilakukan berdasarkan data-
data yang ada diperusahaan.
Langkah-langkah pengukuran hasil usaha keselamatan kerja dan nilai t
selamat, sasaran yang akan diukur adalah sebagai berikut :
A. Tingkat frekuensi / kekerapan kecelakaankerja.
Tingkat frekuensi menyatakan banyaknya kecelakaan yang
terjadi tiap sejuta jam kerja manusia. (Salami, dkk. 2016)
B. Tingkat severity atau keparahan kecelakaankerja
Untuk mengukur pengaruh kecelakaan, juga harus dihitung
angka beratnya kecelakaan untuk sejuta jam kerja dari jumlah jam
kerja karyawan. (Salami, dkk. 2016)
Jumlah jam kerja yang hilang meliputi :
Jumlah hari yang diakibatkan cacat total sementara, di hitung
berdasarkan tanggal (termasuk hari libur selama pekerja
tidak mampu bekerja).
Jumlah cacat total permanen dan kematian
C. Nilai T Selamat
Untuk membandingkan hasil tingkat kecelakaan suatu unit kerja
pada masa lalu dan masa kini, sehingga dapat diketahui tingkat
penurunan kecelakaan pada unit tersebut, digunakan nilai T Selamat
yang berdasarkan pada uji pengawasan mutu secara statistik. Metode
yang di gunakan adalah pengujian “ t ” atau Student Test. (Salami,
dkk. 2016)
D. Pengukuran produktivitas kerja
Pengukuran produktivitas kerja ini melibatkan jumlah jam kerja
dikurangi jumlah jam hilang sebagai output, sedangkan input yang
digunakan adalah total jam kerja dalam suatu periode.
7. Kesimpulan dan Saran
Penarikan kesimpulan pada penelitian ini yaitu untuk meminimalisir
tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja karyawan khususnya di
bagian divisi service Honda Ahmad Yani, serta seberapa berpengaruhnya
pada Produktivitas Kerja. Kesimpulan di tambahkan dengan informasi
mengenai data-data faktual dengan berbagai penjelasan yang bersifat
objektif, sehingga hasil kesimpulan dari penelitian ini dapat dipertanggung
jawabkan.
3.1.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep membahas ketergantungan antar variabel atau
visualisasi hubungan yang berkaitan atau dianggap perlu antara satu konsep
dengan konsep lainya untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang
sedang diteliti (Notoadmodjo, 2010, hidayat, 2007). Kerangka konsep
merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang
peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor
yang dianggap penting untuk masalah. Berikut ini kerangka konseptual :
INPUT
Data Kecelakaan
OUTPUT
Kerja per Tahun
Usulan Perbaikan
Data Target
Program
produksi jasa
Keselamatan dan
Data Jumlah
Kesehatan Kerja
Pekerja untuk peningkatan
Data Jam Kerja Produktivitas kerja.
Data Jumlah
H ari Hilang
kerja
PROSES
Analisis Kualitatif dengan
Metode HIRARC dan FTA
Analisis Kuantitatif dengan
perhitungan Tingkat
Frekuensi, Tingkat Saverity,
dan N ilai T Selamat
2. Tingkat Saverity
Untuk mengukur pengaruh kecelakaan, juga harus dihitung angka
beratnya kecelakaan untuk sejuta jam kerja dari jumlah jam kerja
karyawan dengan rumus :
JUMLAH KECELAKAAN YANGTERJADI
Saverity rate = X
JUMLAH PEKERJA
Faktor Pengali
(Salami, dkk, 2016)
Faktor Pengali yaitu 1.000.000, merupakan Standar Perintah
Menteri Tenaga Kerja yang berdasarkan perhitungan statistik sesuai
dengan standar ILO.
Angka 1.000.000 = (50 minggu/tahun) x (40 jam/minggu) x 500
pekerja
Jumlah jam kerja yang hilang meliputi :
a. Jumlah hari yang diakibatkan cacat total sementara, di hitung
berdasarkan tanggal (termasuk hari libur selama pekerja tidak
mampu bekerja).
b. Jumlah cacat total permanen dankematian
3. Nilai T Selamat
Untuk membandingkan hasil tingkat kecelakaan suatu unit kerja
pada masa lalu dan masa kini, sehingga dapat diketahui tingkat
penurunan kecelakaan pada unit tersebut, digunakan nilai T Selamat
yang berdasarkan pada uji pengawasan mutu secara statistik. Metode
yang di gunakan adalah pengujian “ t ” atau Student Test.
FR ( n )−FR(n−1)
Safe-T-Score =
FR(n−1)
(Salami, dkk, 2016)
Dimana :
FR (n) : Angka Frekuensi
FR (n-1) : Angka Frekuensi kerja sebelumnya
Apabila diperoleh nilai Safe-T-score positif, artinya kondisi
kecelakaan di suatu perusahaan/industry menunjukkan keadaan yang
meburuk. Sebaliknya, jika angka Safe-T-score bernilai negative, itu
menunjukkan keadaan keselamatan yang membaik. Selain itu, apabila
diperoleh nilai ±2,00, itu menunjukkan perubahan berarti.
a. STS antara +2,00 dan -2,00 tidak menunjukkan perubahan
berarti
b. STS di atas +2,00 menunjukkan keadaan memburuk
c. STS di bawah -2,00 menunjukkan keadaan yang membaik
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. Service Manager
a. Tugas Pokok Service Manager
1. Sebagai penanggungjawab terhadap bisnis bengkel.
2. Sebagai pemimpin dalam operasional untuk menjalankan misi dan
tujuan yang dibebankan oleh top management.
3. Membangun synergy yang optimal antara sales dan aftersales.
b. Tanggung jawab Service Manager
1. Menjalankan Visi dan Misi, kebijakan, serta program dari top
management.
Menyusun goal dan target yang harus dicapai.
Menyusun rencana kerja workshop.
2. Bertanggung jawab atas operasional dan memastikan workshop
tersebut menyediakan layanan yang :
Memberikan kepuasan kepada pelanggan
Memberikan kualitas hasil kerja yang maksimal
Menghasilkan profit yang baik
3. Service Manager sebagai anggota dari team manager di suatu dealer
berkewajiban:
Mempertanggung jawabkan hasil kerjanya kepada owner didealer
tersebut.
Bertanggung jawab terhadap hasil kerja staff dan level
dibawahnya.
4. Bertanggung jawab terhadap kualitas dan kapabilitas dari personil
workshop terutama service advisor karena mereka adalah team yang
berhubungan langsung dengan customer.
3. Service advisor
a. Tugas pokok
a. Tugas pokok
5. Final inspector
a. Tugas Pokok
9. Partman
a. Tugas Pokok
11. Security
a. Tugas pokok
b. Uraian tugas
1. Melakukan kontrol rutin tiap hari terhadap kondisi lingkungan
kerjanya.
2. Mengatur serta mengarahkan kendaraan yang akan service baik
yang booking maupun non booking.
3. Menyapa konsumen dengan ramah dan menawarkan bantuan.
4. Melakukan tindakan pengamanan secepat mungkin saat terjadi hal
yang tidak diinginkan.
5. Menghubungi pihak berwenang apabila terjadi tindakan kriminal
maupun gangguan kamtibmas dilingkungan kerja.
6. Menerima surat ijin keluar kendaraan dari customer.
STRUKTUR ORGANISASI
HONDA AHMAD YANI
(DIVISI SERVICE)
SERVICE
MANAGER
AGUS DADANG
INSTRUCTUR
JAELANI
CUSTOMER RELATION SERVICE ADVISOR FINAL INSPECTION PARTMAN FOREMAN QUICK SERVICE
OFFICER 1.PANGGIH 1.FEBY 1.ACHMAD 1. RACHMAN
1.AGNI 2.RICKO 2.NUGROHO
2.DESY 3.LINDA 3.KAFKA
3.RIZKY 4.ROHENDI HOME SERVICE 4.DINI TECHNICIAN QUICK
5.TOHARI 1.ADE CHANDRA SERVICE
6.ONISTA 1.SAEFUL
2.RIJKI
TOOL MAN
1.FARHAN
FOREMAN PAIR MAINTENANCE FOREMAN GENERAL REPAIR 1 FOREMAN GENERAL REPAIR 2 SECURITY
1. HENDRA 1. IMAM 1.FATRIO 1.USEP
Gambar 4.3 Struktur Organisasi K3 divisi service Honda Ahmad Yani Bandung
4.1.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Dalam memelihara keselamatan dan kesehatan kerja juga diterapkan
kebersihan pada bagian lingkungan unit service kendaraan, pegawai juga
diwajibkan untuk selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk menghindari
terjadinya kecelakaan kerja. Pegawai juga selalu diwajibkan untuk menjaga
kesehatan dan Kebersihan lingkungan agar kesehatan pegawai dan lingkungan
perusahaan terjaga dan terpelihara, terutama pada bagian unit service yang sering
digunakan untuk memelihara kendaraan yang sedang di service.
4.1.5 Perlengkapan Kerja.
a. Perlengkapan kerja disediakan oleh perusahaan bagi pegawai yang
membutuhkan perlengkapan kerja untuk melakukan pekerjaanya atau
untuk memelihara kesehatannya serta untuk mengindarkan terjadinya
kecelakaan kerja.
b. Seorang Pegawai harus selalu menggunakan perlengkapan kerja yang
telah disediakan dan harus memelihara perlengkapan kerja yang telah
dipercayakan padanya.
c. Perusahaan tidak akan bertanggung jawab terhadap sesuatu mengenai
kesehatan dan keselamatan seorang pegawai bila seorang pegawai tidak
mengindahkan petunjuk kesehatan dan keselamatan kerja atau tidak
menggunakan perlengkapan kerja yang telah disediakan.
4.1.6 Jenis-jenis Kecelakaan Kerja yang terjadi di Honda Ahmad Yani
Bandung
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di Honda Ahmad Yani Bandung
yaitu sebagai berikut :
a. Jari tangan robek akibat tergores oleh material caliper rem pada saat
pemasangan caliper rem tersebut.
b. Tubuh bagian dada tertimpa bagian mobil bagian depan, ketika
melakukan pekerjaan spooring.
c. Tangan terjepit pada saat pemeriksaan bearing roda.
d. Jari tangan robek akibat tergores oleh material Transmisi manual, pada
saat proses pemasangan dan pembongkaran kopling manual
kendaraan/mobil.
e. Jari tangan robek akibat goresan pada komponen dongkrak, pada saat
proses mendongkrak kendaraan/mobil.
4.1.7 Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Faktor-faktor kecelakaan yang di analisis di Honda Ahmad Yani
Bandung adalah sebagai berikut :
a. Manusia
1) Pekerja belum benar-benar mempersiapkan diri baik fisik dan
mental.
2) Hanya beberapa pekerja yang menggunakan alat perlindungan diri
dan pakaian kerja, dan alat tersebut sering hilang.
3) Pendidikan dan pelatihan bagi karyawan belum mendapat perhatian
penuh dari perusahaan.
4) Pekerja sering mengalami kelelahan dan kejenuhan akibat
kebisingan, kepanasan, dan sikap kerja yang tidak baik
5) Pekerja tidak fokus dalam bekerja
6) Pekerja menggunakan peralatan yang ceroboh.
7) Bekerja dengan kecepatan tidak aman, terlalu cepat atau terlalu
lambat.
b. Mesin, peralatan, dan perlengkapan kerja
2) Peralatan dan perlengkapan kerja tidak rapih, kotor dan tidak terawat
dengan baik.
3) Tidak ada tanda-tanda peringatan keselamatan kerja pada ruangan
produksi.
c. Lingkungan kerja
1) Tempat kerja sering di biarkan kotor.
3) Jumlah ventilasi yang kurang mengakibatkan ruangan menjadi
panas.
4) Sistem penerangan hanya dengan genteng transparan yang
menimbulkan tidak meratanya pencahayaan diruangan.
d.Tata cara kerja
1) Pekerja kurang mengetahui prosedur kerja yang aman.
2) Budaya pekerja yang kurang baik, seperti tidak membersihkan
ruangan, merapihkan peralatan setelah bekerja.
Kategori :
Definisi Definisi Definisi
Paparan(E) Peluang(L) Konsekuensi(K Nilai Resiko
)
Terus Menerus 1 Sangat 1 Fatal 20 E > 20
0 Sering
Berkala 6 Sering 0,6 Major 10 H > 10
Tertentu 3 Sedang 0,3 Sedang 5 M 3 – 10
Tidak Teratur 2 Jarang 0,1 Minor 2 L<3
jarang 1 Sangat 0,0 Tidak 1
Jarang 5 Signifikan
Aktivitas Potensi
No. Lokasi Bahaya Risiko Pengendalian Risiko
Kecelakaan
(K)KONSEKUENSI
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
1. Mengatasi Mesin saat
Overhaul
- Pekerja Unit - Material - Luka bakar. 6 0,3 10 18 - Alat pelindung diri :
membersihkan mesin Service panas - Cidera berat / safety shoes, safety helm,
yang masih panas. - Berdebu meninggalkan iritasi sarung tangan kulit.
- Udara panas. kulit, - Administrative Control :
- Gangguan Implementasi Pengawasan
pernapasan. SOP,
- Alat pelindung diri : Ear
muff, ear plug.
- Aktivitas pada bagian Unit - Bising yang - Dapat menyebabkan 6 0,3 10 18 - Administrative Control :
Service Implementasi Pengawasan
service terpapar oleh di hasilkan penurunan fungsi
SOP,
bising yang di oleh mesin pendengaran bahkan - Alat pelindung diri : Ear
hasilkan oleh mesin. melebihi nilai menyebabkan muff, ear plug.
ambang batas ketulian.
(>85dB).
Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi
No. Lokasi Bahaya Risiko Pengendalian Risiko
Kecelakaan
(K)KONSEKUENSI
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
- Pemasangan kembali Unit - Tergores oleh - Luka ringan pada 6 0,6 2 7,2 - Administrative Control :
Overhaul mesin. Service Black Mesin. tangan. Instruksi kerja yang benar.
- Alat pelindung diri :
Safety Shoes, Sarung
tangan.
- Banyaknya debu Unit - Menyebabka - Kurang focus pada 10 0,3 5 15 - Administrative Control :
Service Adanya kebersihan setiap
akibat dari proses n kondisi pekerjaan,
hari.
kerja mesin. kerja buruk. - Gangguan - Alat pelindung diri :
earloop mask.
pernapasan.
2. Proses penggantian oli.
- Pembersihan Unit - Berdebu - Iritasi kulit/mata 10 0,3 2 6 - Alat pelindung diri :
Service safety shoes, safety helm,
Material di Area - Lokasi panas - Gangguan
masker, ear muff, safety
Service. - Area sempit. pernapasan. gloves.
- Tertinggalnya bahan Unit - Jatuh - Memar 6 0,1 2 1,2 - Administrative Control :
Service Adanya kebersihan setiap
kimka : oli, air - Tergelincir - Luka ringan.
hari ketika proses service
radiator dan minyak - Terpeleser.
rem.
Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi
No. Lokasi Bahaya Risiko Pengendalian Risiko
(K)KONSEKUENSI
Kecelakaan
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
Kendaraan apabila ada oli, air
radiator atau minyak rem
yang tercecer di lantai.
3. Pengoperasian dan
perawatan alat di unit
angkat (jack stand, car
lift) atau alat service
angkut (trolly, hand
pallet manual).
- Pekerja tidak Unit - Alat angkut - Cidera luka ringan 6 0,3 10 18 - Administrative Control :
Service atau material - Iritasi kulit, membersihkan dan
menggunakan
yang di - Iritasi mata, melakukan perawatan
masker penutup angkat. - Gangguan pada alat-alat pendukung
- Berdebu. pernapasan. service kendaraan.
hidung dan mulut.
- Alat pelindung diri :
safety shoes, earloop
mask.
- Kepala terbentur Unit - Pekerja akan - Dapat menyebabkan 6 0,3 5 9 - Alat pelindung diri :
benda kerja. Service merasakan terluka dan memar safety shoes, safety helm,
pusing dan safety gloves.
Penilaian Risiko
Aktivitas Potensi
No. Lokasi Bahaya Risiko Pengendalian Risiko
Kecelakaan
(K)KONSEKUENSI
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
Sakit kepala - Cidera pada kepala
akibat dari akibat benturan.
benturan dengan
benda kerja.
4. Pembersihan material
ditempat kerja.
- Iklim ditempat kerja Unit -Penyakit akibat - Gangguan 6 0,6 5 18 - Alat pelindung
cenderung panas. Service kerja pernapasan, alergi, diri :Earloop mask.
-Lokasi panas gatal-gatal.
-Berdebu. - Kondisi kerja buruk
dan tidak maksimal.
Berdasarkan penilaian risiko yang dilakukan,
didapatlah 4 macam risiko dengan nilai yang
berbeda, di urutan pertama terdapat Risiko Ekstrim
(Extreme Risk) sebesar 0%, urutan kedua Risiko
Tinggi (High Risk) sebesar 50,00%, urutan ketiga
terdapat Risiko Sedang (Medium Risk) sebesar
38,00%, urutan keempat Risiko Rendah (Low
Risk) sebesar 12,00% adalah seperti Gambar4.3
50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Ekstreme High Medium Low
(K)KONSEKUENSI
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
Aktivitas Potensi Risk
No. Pengendalian Resiko
Kecelakaan Rating
(K)KONSEKUENSI
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
Aktivitas Potensi Risk
No. Pengendalian Resiko
Kecelakaan Rating
(K)KONSEKUENSI
E*L*K RATING
(L)PELUANG
(E)PAPARAN
Aktivitas Potensi Risk
No. Pengendalian Resiko
Kecelakaan Rating
- Kepala terbentur 9 - Rekayasa Engineering : Dibuatkan tempat penyimpanan khusus 2 0,3 2 1,2
benda kerja(part benda-benda tertentu,
kendaraan). - Administrative Control : Implementasi pengawasan SOP,
- Alat Pelindung Diri : Safety shoes, safety helm, dan safety gloves.
4. Pembersihan material di
tempat kerja.
- Iklim di tempat kerja 18 - Primari Control/Engineering Control : Menggunakan Ventilasi 6 0,3 5 9
cenderung panas (Exhaust) secara local atau umum untuk mengurangi konsentrasi
pekerja yang berbahaya di udara, pemasangan AC/kipas angin,
- Administrative Control : Implementasi pengawasan SOP,
Meluangkan waktu untuk keluar gedung beberapa saat pada waktu
renggang dalam bekerja,
- Alat Pelindung Diri : Earloop mask.
Berdasarkan hasil dari pengendalian risiko yang telah dilakukan dengan cara
melakukan pengendalian pencegahan, maka didapatilah 4 macam risiko dengan
nilai yang berbeda dengan hasil penilaian risiko sebelumnya, di urutan pertama
terdapat Risiko Ekstrim (Extreme Risk) sebesar 0%, urutan kedua Risiko Tinggi
(High Risk) sebesar 0%, urutan ketiga terdapat Risiko Sedang (Medium) sebesar
44,44%, urutan keempat Risiko Rendah (Low Risk) sebesar 55,56% adalah seperti
Gambar 4.4
Pengendalian Risiko
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Ekstreme High Medium Low
Tabel 4.6 Jumlah tenaga kerja Divisi Service dan Jam kerja
Honda Ahmad Yani Tahun 2017-2019
Keterangan:
a. Jumlah jam kerja dalam sehari adalah 7 jam
b. Jam kerja yang berlaku adalah 8 jam dengan waktu istirahat 1 jam.
c. Ketentuan jam kerja karyawan sudah diatur oleh Undang-Undang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003.
d. Perhitungan
316 Hari Kerja ( Perusahaan menerapkan 6 hari kerja )x 7 Jam –
210 jam ( Kalkulasi dari semua tanggal merah dan cuti bersama ) =
1974 jam.
Tabel 4.7 Kecelakan Kerja dan Jumlah Hari Hilang Honda Ahmad Yani Tahun
2017
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
2017 Ketika sedang
mencuci
komponen mesin
3 1
Over Haul, terjadi Mata sebelah kiri ( Hari ) ( Orang )
Januari cipratan yang iritasi berat
mengenai mata
karyawan
Tangan terkena
air panas Radiator
6 1
dikarenakan tidak
Tangan melepuh ( Hari ) ( Orang )
focus bekerja
Tangan terjepit
pada saat
Luka Robek 3 1
pemeriksaan pada jari telunjuk
Februari ( Hari ) ( Orang )
bearing roda.
Jari tangan
tergores oleh
material caliper
Jari tangan robek
Maret rem pada saat 3 1
pemasangan ( Hari ) ( Orang )
caliper rem
tersebut.
Jari tangan
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
tergores oleh
material Jari manis tangan 8 2
kanan robek ( Hari ) ( Orang )
Transmisi manual,
April pada saat proses
pemasangan dan
pembongkaran
kopling manual
kendaraan/mobil.
Tangan tergores
oleh material plat Jari kelingking
tangan kiri robek 3 1
bumper pada saat
( Hari ) ( Orang )
Mei bongkar pasang
head lamp
Tangan tertusuk
dan terkilir benda Jari tengah
tangan kanan 5 1
tajam pada saat
terluka dan ( Hari ) ( Orang )
bongkar pasang terkilir
karpet
Mata terkena
cipratan minyak
Mata sebelah
rem pada saat 6
kanan iritasi 1
pembersihan berat ( Hari ) ( Orang )
caliper rem depan
Mata terkena
partikel serbuk
rem tromol
Juni belakang, pada Mata sebelah kiri 5 1
saat iritasi berat ( Hari ) ( Orang )
pembongkaran
tromol
Tangan tertusuk Jari telunjuk
material kabel tangan kiri 8 1
Juli ( Hari ) ( Orang )
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
pada saat terluka dan
pembongkaran robek, otot
MICU/fuse relay punggung dan
box pinggang terkilir
Kaki salah pijakan Kaki kanan
dan jatuh pada terkilir pada saat 4 1
( Hari ) ( Orang )
saat proses turun dari lift
Agustus spooring
Jari tangan Jari telunjuk
tergores oleh tangan kanan
material terluka dan
Transmisi manual, tergores, otot
pada saat proses pinggang terkilir. 7 1
( Hari ) ( Orang )
pemasangan dan
pembongkaran
kopling manual
kendaraan/mobil.
Kaki salah pijakan Kaki kiri terkilir
dan jatuh pada pada saat turun
saat proses dari lift
Septembe 5 1
r pemasangan ( Hari ) ( Orang )
engine mounting
Jari tangan Jari manis tangan
tergores oleh kanan tergores
material caliper dan terkilir
6 2
rem pada saat ( Hari ) ( Orang )
pemasangan
caliper rem
tersebut.
Jari terjepit pada Jari Telunjuk
saat pemasangan tangan kanan
Oktober 4 1
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Engine mounting tergores dan ( Hari ) ( Orang )
terkilir
Kaki terjepit lift Ibu jari kaki
dan engine stand kanan terkilir
pada saat dan kuku copot
14 1
pemasangan ( Hari ) ( Orang )
transmisi otomatis
Jari terjepit pada Jari kelingking
Novembe saat penyetelan tergores,
r 7 1
pintu mobil terjepit,terkilir
( Hari ) ( Orang )
tangan kiri
Mata terkena Mata sebelah kiri
Desember partikel serbuk iritasi berat
rem tromol
belakang, pada 4 1
saat ( Hari ) ( Orang )
pembongkaran
tromol
Mata terkena Mata sebelah
cipratan minyak kanan iritasi
2 2
rem pada saat ringan
( Hari ) ( Orang )
pembersihan
caliper rem depan
109 23
TOTA
L
Tabel 4.8 Kecelakan Kerja dan Jumlah Hari Hilang Honda Ahmad Yani Tahun
2018
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
2018 Tangan terjepit
pada saat
Januari Luka Robek 3 1
pemeriksaan
pada jari telunjuk ( Hari ) ( Orang )
bearing roda.
Tangan terkena
air panas Radiator
Februari Tangan melepuh 6 1
dikarenakan tidak
( Hari ) ( Orang )
focus bekerja
Tangan tergores
oleh material plat
Luka Robek 3 1
bumper pada saat pada jari telunjuk
Maret ( Hari ) ( Orang )
bongkar pasang
head lamp
Tangan terjepit Tangan kiri
sobek/terluka 6 1
Dongkrak
( Hari ) ( Orang )
Jari tangan
tergores oleh
material caliper
Jari tangan robek
April rem pada saat 6 2
pemasangan ( Hari ) ( Orang )
caliper rem
tersebut.
pembongkaran
tromol
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Kaki terjepit lift Ibu jari kaki
dan engine stand kanan terkilir
pada saat
8 1
pemasangan ( Hari ) ( Orang )
transmisi otomatis
pemasangan dan
pembongkaran
kopling manual
kendaraan/mobil.
Tangan tertusuk Jari telunjuk
material kabel tangan kiri
pada saat terluka dan
6 2
Septembe pembongkaran robek, otot ( Hari ) ( Orang )
r MICU/fuse relay punggung dan
box pinggang terkilir
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Kaki salah pijakan Kaki kiri terkilir
dan jatuh pada pada saat turun
saat proses dari lift
pemasangan 9 1
engine mounting ( Hari ) ( Orang )
kiri terkena
solder
Tangan terjepit Jari manis
Jack stand terjepit tangan 5 3
Desember ( Hari ) ( Orang )
kanan dan robek
TOTAL 125 30
Tabel 4.9 Kecelakan Kerja dan Jumlah Hari Hilang Honda Ahmad Yani Tahun
2019
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Tangan terjepit
2019 pada saat Luka Robek
Januari pada jari 14 3
pemeriksaan dan
telunjuk, otot ( Hari ) ( Orang )
penggantian pinggang terkilir,
booster rem kepala pusing
Tangan terkena
air panas Radiator
Februari Tangan melepuh 6 1
dikarenakan tidak
( Hari ) ( Orang )
focus bekerja
Tangan tergores
oleh material plat
Luka Robek 3 1
bumper pada saat pada jari telunjuk
Maret ( Hari ) ( Orang )
bongkar pasang
head lamp
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Tangan terjepit Tangan kiri
sobek/terluka 6 1
Dongkrak
( Hari ) ( Orang )
April
Jari tangan
tergores oleh
material caliper
Jari tanga n
rem pada saat 6 2
robek
pemasangan ( Hari ) ( Orang )
caliper rem
tersebut.
pemasangan dan
pembongkaran
kopling manual
kendaraan/mobil.
Mata terkena Mata sebelah
cipratan minyak kanan iritasi
rem pada saat ringan
2 1
pembersihan ( Hari ) ( Orang )
caliper rem depan
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Tergores oleh Jari kelingking
bagian dongkrak tergores,
yang tajam pada 8 2
terjepit,terkilir
( Hari ) ( Orang )
saat proses
tangan kiri
mendongkrak
pembongkaran
tromol
tangan terkilir
pemasangan dan
pembongkaran
kopling manual
kendaraan/mobil.
Tahun Bulan Sebab Akibat Hari Ket
Kecelakaan Kerja Hilang (orang)
Kecelakaan
Kerja
Jari tangan terjepit Jari Telunjuk
pada saat memar tangan
14 2
pelepasan caliper kiri, luka robek
( Hari ) ( Orang )
rem depan pada bagian
kuku
TOTAL 147 30
Sumber : Data Lingkungan Kerja Honda Ahmad Yani Bandung
Berdasarkan data kecelakaan kerja diatas maka diperoleh jumlah jam kerja hilang
dari tahun 2017-2019 seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10 Rekapitulasi jumlah jam kerja hilang karyawan tahun 2017-2019
Tahun Hari hilang (hari) Jam hilang (jam)
2017 109 x 7 jam 763 jam
2018 125 x 7 jam 875 jam
2019 147 x 7 jam 1.029 jam
Sumber : Data produksi Divisi Service di Honda Ahmad Yani Bandung
Keterangan: jumlah sehari adalah 7 jam
Dalam penentuan angka pengukuran hasil usaha keselamatan kerja dan nilai T
Selamat di Honda Ahmad Yani selama kurun waktu 3 tahun periode 2017-2019
diperlukan data-data dari beberapa kejadian kecelakaan kerja, jam kerja hilang
dan hari kerja hilang karyawan produksi di Divisi Service. Data-data tersebut
digunakan untuk mengukur :
a. Tingkat frekuensi kecelakaan kerja.
Dengan cara yang sama hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja
Tahun Jumlah Kecelakaan F
Kerja
2017 23 0,0003758538
2018 30 0,0004342162
2019 30 0,0004107451
763 jam
Tingkat Saverity = x 1 juta
31 Orang× 1974 Jam kerja Per tahun
¿ 0,0124685427 per 1.000 .000 Jam kerja
3. Nilai T Selamat
Nilai FR (n-1) diambil dari tahun sebelumnya dan nilai FR (n) adalah nilai
Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja pada tahun yang akan diukur.
4. Pengukuran produktivitas
Setelah didapat hasil pengukuran tingkat kecelakaan kerja, akan diketahui
jumlah total jam hilang, jumlah jam kerja, tingkat severity, kemudian didapat
produktivitasnya dengan cara :
( 31 x 1974 )−763
Produktivitas = = 0,987531457
( 31 x 1974 )
B. Pengukuran Produktivitas Tahun 2018
( jumlah pekerja x jumlah jam kerja )− jumlah jam hilang
Produktivitas =
( jumlah pekerja x jumlah jam kerja )
( 35 x 1974 ) −875
Produktivitas = = 0,98733536
(35 x 1974 )
( 37 x 1974 ) −1029
Produktivitas = = 0,985911443
( 37 x 1974 )
DALAM PROSES
DAFTAR PUSTAKA
Wawancara 1
Identitas Pekerja :
Nama :Niko Hendriawan (Service Advisor) Umur : 25 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki Alama : Bandung
t
NO. Pertanyaan
1. Apakah Bapak mengetahui tentang apa itu K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)?
2. Apakah Bapak sudah lama menjabat sebagai Service Advisor (SA) di bagian unit
Service ini?
3. Selama Bapak menjabat sebagai Service Advisor (SA) kegiatan atau aktivitas
apakah yang mungkinn menyebabkan terjadinya risiko kecelakaan di bagian unit
Service ini?
4. (Paparan)
Jika saya memberikan angka 10 untuk Terus menerus, 6 untuk Berkala, 3 untuk
Tertentu, 2 untuk Tidak teratur, dan 1 untuk Jarang, maka Bapak akan
memberikan nilai berapa untuk kejadian tersebut?
5. (Peluang)
Jika saya memberikan angka 1 untuk Sangat penting, 0.6 Sering, 0.3 Sedang, 0.1
Jarang dan 0.05 Sangat jarang, maka Bapak akan memberikan nilai berapa untuk
peluang terjadinya kecelakaan tersebut?
6. (Untuk kasus Pekerja membersihkan mesin yang masih panas)
Pak, bagaimana kalau setiap karyawan diberikan pengawasan atau instruksi kerja
tentang rambu-rambu disertai dengan sanksi jika melanggar?
Wawancara 2
Identitas Pekerja :
Nama : Fahmi siddiq (Kepala Mekanik) Umur : 23 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki Alama : Bandung
t
NO. Pertanyaan
1. Apakah Bapak mengetahui tentang apa itu K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)?
2. Apakah Bapak bekerja sebagai Kepala Mekanik kegiatan atau aktivitas apa saja yang
mungkin menyebabkan terjadinya risiko kecelakaan di bagia unit Service ini?
3. (Paparan)
Jika saya memberikan angka 10 untuk Terus menerus, 6 untuk Berkala, 3 untuk
Tertentu, 2 untuk Tidak teratur, dan 1 untuk Jarang, maka Bapak akan memberikan nilai
berapa untuk kejadian tersebut?
4. (Peluang)
Jika saya memberikan angka 1 untuk Sangat penting, 0.6 Sering, 0.3 Sedang, 0.1 Jarang
dan 0.05 Sangat jarang, maka Bapak akan memberikan nilai berapa untuk peluang
terjadinya kecelakaan tersebut?
5. (Untuk kasus Aktivitas pada bagian service terpapar oleh bising yang dihasilkan oleh
mesin)
Pak, Apakah mesin yang bising bisa diganti dengan mesin yang tidak terlalu bising?
Jika tidak. Apakah diperusahaan ini telah disediakan alat pelindung pendengaran jika
tidak dapat mengurangi kebisingan tersebut?
6. (Untuk kasus Pekerja tidak menggunakan masker penutup hidung dan mulut)
Jika adanya sanksi yang diberlakukan di perusahaan ketika melanggar penggunaan
Masker apakah bapak masih tetap tidak menggunakan masker?
7. (Untuk kasus tangan terjepit)
- Pak, apakah penggunaan Cut resistant gloves (sarung tangan anti gores) dapat
melindungi tangan para pekerja?
- Dengan demikian jika ada sanksi pekerja akan lebih taat pada aturan?
Wawancara 3
Identitas Pekerja :
Nama : Robi siswanto (Mekanik) Umur : 20 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki Alama : Bandung
t
NO. Pertanyaan
1. Apakah Bapak mengetahui tentang apa itu K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)?
2. Selama Bapak bekerja sebagai Mekanik kegiatan atau aktivitas apa saja yang mungkin
menyebabkan terjadinya risiko kecelakaan di bagia unit Service ini?
3. (Paparan)
Jika saya memberikan angka 10 untuk Terus menerus, 6 untuk Berkala, 3 untuk
Tertentu, 2 untuk Tidak teratur, dan 1 untuk Jarang, maka Bapak akan memberikan nilai
berapa untuk kejadian tersebut?
4. (Peluang)
Jika saya memberikan angka 1 untuk Sangat penting, 0.6 Sering, 0.3 Sedang, 0.1 Jarang
dan 0.05 Sangat jarang, maka Bapak akan memberikan nilai berapa untuk peluang
terjadinya kecelakaan tersebut?
5. (Untuk kasus Banyaknya debu akibat dari proses kerja mesin)
Pak, bagaimana jika diperusahaan ini dilakukan pengendalian atau pengontrolan
terhadap debu tersebut dengan cara menggunakan prinsip ventilasi untuk menangkap
debu dari sumbernya langsung
6. (Untuk kasus Kepala terbentur benda kerja)
Pak, bagaimana jika dibagian unit service ini dibuatkan penyimpanan khusus untuk
benda-benda tertentu temasuk untuk benda-benda yang berbahaya?
7. (Untuk kasus Tertinggalnya bahan kimia/ oli)
Pak, bagaimana jika setelah melakukan beberapa tindakan lantai segera dibersihkan atau
dirapihkan kembali untuk menghindari terjadinya resiko kecelakaan.
Wawancara 4
Identitas Pekerja :
Nama : Fatrio Fernando (Kepala Mekanik) Umur : 27 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki Alama : Bandung
t
NO. Pertanyaan
1. Apakah Bapak mengetahui tentang apa itu K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)?
2. Selama Bapak bekerja sebagai Kepala Mekanik kegiatan atau aktivitas apa saja yang
mungkin menyebabkan terjadinya risiko kecelakaan di bagia unit Service ini?
3. (Paparan)
Jika saya memberikan angka 10 untuk Terus menerus, 6 untuk Berkala, 3 untuk
Tertentu, 2 untuk Tidak teratur, dan 1 untuk Jarang, maka Bapak akan memberikan nilai
berapa untuk kejadian tersebut?
4. (Peluang)
Jika saya memberikan angka 1 untuk Sangat penting, 0.6 Sering, 0.3 Sedang, 0.1 Jarang
dan 0.05 Sangat jarang, maka Bapak akan memberikan nilai berapa untuk peluang
terjadinya kecelakaan tersebut?
5. (Untuk kasus Iklim di tempat kerja cenderung panas)
Pak, Apakah bisa jika di ruangan yang terbilang cukup panas disediakan ventilasi udara
atau disediakan pendingin ruangan seperti kipas angina atau AC?
6. (Untuk kasus Pembersihan Material di are Service)
Apakah Bapak setuju jika perusahaan mewajibkan penggunaan Safety Glasses dan
Respirator Masker?
Hasil Wawancara 1
NO. Jawaban Skala Paparan Skala Peluang Expected
Mekanik sedang Saya akan Saya akan Saya rasa
mengatasi mesin memberikan nilai 6, memberikan mungkin itu bisa
overhaul pekerja kenapa? Karena nilai 0.3 karena diterapkan yak
1. tersebut membersihkan dalam setahun peluang arena mungkin
mesin yang masih kejadian tersebut kecelakaan dengan adanya
panas sehingga pekerja sebelumnya memang tersebut dalam pengawasan
terkena percikan api sudah pernah terjadi setahun tidak seperti itu
dan terjadi cidera berulang-ulang pada menyebabkan konsekuensi
berat. waktu tertentu. luka berat. untuk
kecelakaannya
bisa menurun.
Hasil Wawancara 2
NO. Jawaban Skala Paparan Skala Peluang Expected
Dibagian service Saya akan Saya akan Oli kalau masalah
ini berisik (bising) memberikan nilai 6 memberikan mesin tentu tidak bisa
sehingga pekerja (Berkala), Karena nilai 0.3 diganti karena
1. sering mengeluh dalam setahun (Sedang) mungkin
pendengarannya kejadian tersebut membutuhkan biaya
terganggu. berulang-ulang terjadi yang tidak sedikit, tapi
pada waktu tertentu kalau untuk alat
dan beraturan. pelindung
pendengaran disini
sudah disediakan.
Terkadang pekerja Saya memberikan Kalau untuk itu Yaa dengan terpaksa
disini tidak nilai 6 (Berkala). mungkin saya masker walaupun
menggunakan akan emang lebih nyaman
2. masker ketika memberikan menggunakan masker.
sedang nilai 0.3 ya
mengoperasikan karena peluang
alat-alat. kecelakaan
tersebut
terbilang
sedang.
Hasil Wawancara 2
NO. Jawaban Skala Paparan Skala Peluang Expected
Tangan terjepit Saya akan Saya akan Dulu sudah ada tapi
ketika sedang memberikan nilai 6 memberikan melanik tidak
memasangkan (Berkala). nilai 0.6 memakainya
3. mesin. (Sering) karena dikarenaka tidak
dalam sebulan mengetahui fungsinya
kejadian ini untuk apa. Ya iyu bisa
sering terjadi. diterapkan karena
dapat melindungi
keselamatan para
pekerja.
Hasil Wawancara 3
NO. Jawaban Skala Paparan Skala Peluang Expected
Disini banyak Saya akan 0.6 (Serin) Yaa tentu bisa karena
debu jadi memberikan nilai 10 karena dalam pengendalian debu
kebanyakan (Terus menerus) untuk sebulan juga dapat
1. pekerja mengeluh yang berdebu karena perluang mengurangi kerusakan
pernafasannya setiap harinya kecelakaan mesin, perawatan dan
terganggu. kejadian tersebut terus tersebut sangat downtime,
menerus terjadi. sering terjadi. penglihatan yang
bersih, dan juga
mungkin dapat
meningkatkan
semangat para
pekerja.
Kepala pekerja Saya memberi nilai 6 0.3 (Sedang) Oli tentu bisa karena
yang terbentur (Berkala) Karena karena dalam disini memang tempat
benda kerja dalam sebulan sebulan peluang untuk menyimpan
2. kejadian tersebut kecelakaan benda-bendanya
berulang-ulang terjadi. tersebut sangat masih sangat kurang
sedang. sehingga dapat
menyebabkan resiko
kecelakaan untuk para
pekerja
Oli tumpah Saya akan memberi 0.1 (Jarang) Tentu saja itu
sehingga pekerja nilai 6 (Berkala) untuk tumpahan dilakukan setiap saat
dapat terpeleset. Karena dalam jangka oli karena dalam setelah melakukan
3. waktu sebulan sebulan kejadian aktivitas supaya tidak
kejadian tersebut tersebut jarang mengalami cedera
berulang-ulang terjadi terjadi. yang cukup parah
dalam bekerja yang
berakhir dengan
kerugian bagi
perusahaan.
Hasil Wawancara 4
NO. Jawaban Skala Paparan Skala Peluang Expected
Yang saya tahu dan Mungkin saya Saya Saya sangat
saya rasakan disini memberikan nilai 6 memberikan setuju sekali
iklimnya panas, (Berkala), Karena nilai 0.6 karena suhu panas
1. banyak debu, saya kejadian yang saya (Sering) karena itu sangat
sendiri pernah alami terjadi dalam peluang mengganggu
mengalami gatal-gatal, waktu sebulan kecelakaan aktivitas para
sakit saat bernafas, berulang-ulang pada tersebut pekerja.
sehingga dapat waktu tertentu dan terbilang sering,
menggangu sangat beraturan. saya sendiri
konsentrasi saat dalam sebulan
bekerja. hamper 6 kali
mengalaminya.
Saya juga pernah Saya memberikan 0.3 (Sedang) Sepertinya saya
mengalami ketika nilai 10 (Terus karena saya setuju, tapi
sedang memberikan menerus), karena masih bisa mungkin butuh
2. Material di are Service setiap harinya mengatasinya penyesuaian
mata saya merah kejadian tersebut sendiri. untuk terbiasa
(iritasi), gangguan terus menerus menggunakannya.
pernafasan juga terjadi.
terganggu.
Gambar Seorang karyawan tidak memakai APD ( Alat Pelindung
Diri )
Gambar .Tempat kerja Lift yang menimbulkan potensi bahaya
kecelakaan kerja
Gambar. Ruang tempat kerja yang mempunyai risiko kecelakaan
kerja.
Gambar. Seorang karyawan tidak memakai APD
Gambar. Seorang Karyawan tidak memakai APD Helm.
Gambar. Ruang Lingkup Terjadinya potensi bahaya kecelakaan.
Gambar. Ruang Lingkup terjadinya potensi kecelakaan kerja