Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada


PT. Bormindo Nusantara Duri

Muhammad Nur1, Chania Dwi Oktafia2


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas No. 155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email: muhammad.nur@uin-suska.ac.id

ABSTRAK

PT. Bormindo Nusantara Duri merupakan perusahaan yang telah menerapkan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).Tetapi, meskipun PT. Bormindo Nusantara ini telah
melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), tetap masih ada terjadi kecelakaan
kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor.Adanya fokus keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
zero accident diharapkan mampu meminimalisasikan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
karena kondisi pekerja yang sehat berdampak pada produksi kerja yang baik dari pekerja itu
sendiri.Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan produktivitas dengan memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada maintenance departement, perusahaan perlu evaluasi
keselamatan dan kesehatan kerjanya terhadap produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan
permasalahan yang terdapat pada PT. Bormindo Nusantara Duri maka untuk mengetahui berapa
jumlah jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja digunakanlah perhitungan lost time
injuryfrequency ratedan untuk mengetahui pengaruh variabel yang diteliti digunakanlah metode
uji regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat
yaitu keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2) sebagai variabel independent (X) dan
produktivitas kerja karyawan sebagai variabel dependent (Y) dengan menggunakan softwareSPSS
16.00. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai
hubungan yang positif terhadap produktivitas kerja karyawan, hal itu dapat dilihat dari nilai r
sebesar 0,736. Selain itu dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa 26,4% produktivitas
kerja karyawan dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Kata Kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Produktivitas Kerja Karyawan



Pendahuluan yang dimilki perusahaan. Untuk itu,
Perusahaan akan selalu berupaya
Memasuki perkembangan era
mengoptimalkan seluruh sumber daya manusia
industrialisasi global, persaingan industri untuk
(SDM) agar tujuan perusahaan tersebut dapat
memperebutkan pasar baik tingkat regional,
tercapai. Sumber daya manusia (SDM) yang
nasional, maupun internasional, dilakukan oleh
berkualitas akan mampu mengolah faktor-
setiap perusahaan secara kompetitif.
faktor produksi dalam perusahaan seperti
Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya
modal, mesin, metode, uang, dan bahan baku
manusia, dimana setiap manusia diharapkan
dengan baik. Ketika mengolah faktor-faktor
dapat menjadi sumber daya siap pakai dan
produksi, sumber daya manusia (SDM) sebagai
mampu membantu tercapainya tujuan
tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-
perusahaan (Pangarso, 2014).
masalah kerja yang berkaitan dengan
Setiap perusahaan mengharapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (Hutasoit,
dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi.
2011).
Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas
dari peranan sumber daya manusia (SDM)

116
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja, bahan dan proses pengolahannya,
kerja bukan semata-mata tanggung jawab landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan
semua pihak terutama pengusaha, tenaga kerja Kerja adalah sarana utama untuk mencegah
dan masyarakat. Keselamatan dan Kesehatan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat
Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik
pekerja maupun pengusaha sebagai upaya adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga
mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja (Suma’mur, 1989).
akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal Kewajiban perusahaan dapat disimpulkan
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan sebagai berikut (Hariandja, 2002 dikutip oleh
penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif Hutasoit, 2011):
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat a. Memelihara tempat kerja yang aman
kerja. Tujuan dari dibuatnya program dan sehat bagi pekerja,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah b. Mematuhi semua standar dan syarat
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila kerja,
timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja c. Mencatat semua peristiwa kecelakaan
(Lestari, 2007). yang terjadi berkaitan dengan
PT. Bormindo Nusantara Keselamatan Kerja.
Durimerupakan perusahaan yang berdiri pada Keselamatan kerja menurut American
22 Mei 1980. Perusahaan ini bergerak di Society of Safety Engineers (ASSE)
bidang jasa Pengeboran (Drilling) dan dalamSugeng (2005) diartikan sebagai
Perawatan Sumur Minyak (Workover) pada bidangkegiatan yang ditujukan untuk
perusahaan minyak bumi, gas dan panas bumi mencegah semua jenis kecelakaan yangada
yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia. kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja
PT. Bormindo Nusantara ini telah (Lestari, 2007).
melaksanakan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), tetap masih ada terjadi 2. Kesehatan Kerja
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh Menurut Yuli (2005), kesehatan kerja
beberapa faktor.Adanya fokus zero accident menunjukkan kondisi yang bebas dari
dari Health, Enviroment, and Safety pada PT. gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit
Bormindo Nusantara yaitu tidak ada lagi yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
kecelakaan di lokasi kerja baik itu yang bersifat Menurut Mathis dan Jakson (2002) bahwa
cidera memerlukan pertolongan pertama atau individu yang sehat adalah yang bebas dari
P3K hingga mengakibatkan fatality. Dengan penyakit, cidera serta masalah mental dan
adanya fokus keselamatan dan kesehatan kerja emosi yang bisa menggangu aktivitas manusia
(K3) ini diharapkan mampu normal. Praktik manajemen kesehatan di
meminimalisasikan resiko kecelakaan dan perusahaan bertujuan untuk memelihara
penyakit akibat kerja karena kondisi pekerja kesejahteraan individu secara menyeluruh
yang sehat berdampak pada produksi kerja (Hutasoit, 2011).
yang baik dari pekerja itu sendiri. Semakin Kesehatan Kerja dibedakan menjadi dua,
produktif pekerja maka produktivitas kerja pun yaitu sebagai berikut (Menurut Flippo dalam
dapat meningkat dan dapat mendukung Panggabean, 2004 dikutip oleh Hutasoit, 2011):
keberhasilan bisnis perusahaan. a. Physical Health, berupa :
1) Pemeriksaan jasmani pra-
Tinjauan Pustaka penempatan,
2) Pemeriksaan jasmani secara
1. Keselamatan Kerja
berkala dan sukarela untuk
Keselamatan kerja adalah keselamatan
semua personalia,
yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat

117
3) Klinik medis yang mempunyai Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
staf dan perlengkapan yang baik, atau peristiwa yang tidak diinginkan yang
4) Perhatian yang sistematik dan merugikan terhadap manusia, merusak harta
preventif yang dicurahkan pada benda atau kerugian terhadap proses. Secara
tekanan dan ketegangan industri. umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua
b. Mental Health, yang antara lain golongan, yaitu (Sugeng, 2005 dikutip oleh
berupa : Lestari, 2007),:
1) Tersedianya penyuluhan dan a. Kecelakaan industri (industrial
psikiater accident) yaitu kecelakaan yang
2) Pendidikan personalia terjadi di tempat kerja karena adanya
perusahaan sehubungan dengan sumber bahaya atau bahaya kerja.
hakikat dan pentingnya masalah b. Kecelakaan dalam perjalanan
kesehatan mental (community accident) yaitu
3) Pengembangan dan kecelakaan yang terjadi diluar tempat
pemeliharaan program hubungan kerja yang berkaitan dengan adanya
kemanusiaan yang tepat. hubungan kerja.

3. Tujuan Keselamatan dan 5. Faktor-faktor Kecelakaan


Kesehatan Kerja Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja beberapa faktor, yaitu (Hariandja, 2002 dikutip
adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2001 oleh Hutasoit, 2011):
dikutip oleh Lestari, 2007): a. Faktor manusia
a. Setiap pegawai mendapat jaminan Manusia memiliki keterbatasan, dalam
keselamatan dan kesehatan kerja baik arti bisa lelah, lalai, atau melakukan
secara fisik, sosial dan psikologis. kesalahan yang di sebabkan persoalan
b. Setiap perlengkapan dan peralatan pribadi atau keterampilan yang kurang
kerja digunakan sebaikbaiknya dan dalam melakukan pekerjaan. Untuk
seefektif mungkin. mengatasi hal ini, perusahaan
c. Semua hasil produksi dipelihara melakukan pelatihan, membuat
keamanannya. pedoman pelaksanaan kerja secara
d. Adanya jaminan atas pemeliharaan tertulis, meningkatkan disiplin,
dan peningkatan kesehatan gizi melakukan pengawasan oleh atasan
pegawai. langsung, dan memberikan reward
e. Meningkatkan kegairahan, keserasian bagi yang mengikuti prosedur dengan
kerja dan partisipasi kerja. benar.
f. Terhindar dari gangguan kesehatan
yang disebabkan oleh lingkungan atau b. Faktor peralatan kerja
kondisi kerja. Peralatan kerja atau pelindung bisa
g. Setiap pegawai merasa aman dan rusak atau tidak memadai. Untuk itu
terlindungi dalam bekerja. perusahaan senantiasa memperhatikan
kelayakan setiap peralatan yang
4. Kecelakaan Kerja dipakai dan melatih para pegawai
Kecelakaan adalah suatu kejadian tak untuk memahami karakteristik setiap
diduga dan tidak dikehendaki yang peralatan dan mekanisme kerja
mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah peralatan tersebut.
diatur (Sulaksmono dalam Santoso, 2004, c. Faktor lingkungan kerja
dikutip oleh Lestari, 2007). Lingkungan kerja bisa menjadi tempat
yang tidak aman, penerangan dan

118
ventilasinya tidak memadai, iklim digunakan metode pengukuran waktu tenaga
psikologis diantara pekerja kurang kerja (jam, hari atau tahun), pengeluaran
baik. Jadi, perusahaan harus diubah ke dalam unit-unit pekerja yang
membangun teamwork yang baik biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang
melalui bermacam program. dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja
yang terpercaya yang bekerja menurut
6. Alat Pelindung Diri (APD) pelaksanaan standar. Produktivitas kerja
Alat Pelindung Diri (APD) adalah dipengaruhi oleh beberapa faktor dan dapat
seperangkat alat keselamatan yang digunakan dilihat dari kemauan kerja yang tinggi,
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja,
sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan
pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja minimum, jaminan sosial yang memadai, dan
(Tarwaka, 2008 dikutip oleh Wulansari, 2009). hubungan kerja yang harmonis (Sinungan,
2005 dikutip oleh Lestari, 2007).
7. Lost Time Frequency Rate Program produktivitas dapat
Lost Time Injury or Diseases merupakan dipandang sebagai suatu sistem yang mencakup
kejadian yang mengakibatkan kematian, cacat
empat tahapan. Model lingkaran produktivitas
permanen, kehilangan waktu bekerja selama
satu hari atau lebih yang diakibatkan adalah sebagai berikut:
kecelakaan kerja. LTFR merupakan salah satu
metode analisis untuk menilai level kesehatan Pengukuran
dan keselamatan di tempat kerja secara silang Produktivitas
antara aturan, pelatihan, dan tingkah laku. Lost
Time Injury Frequency Rate atau yang sering
disingkat LTIFR atau LTFR merupakan jumlah
waktu yang hilang akibat cedera atau Perbaikan Evaluasi
kecelakaan kerja per satu juta jam kerja Produktivitas Produktivitas
pekerja. Untuk menghitung rasio jumlah cedera
atau kecelakaan kerja yang mengakibatkan lost
time per satu jam kerja pekerja, maka
rumusnya adalah sebagai berikut (Perdana dkk, Perencanaan
2012): Produktivitas
Banyak Kecelakaan x 1.000.000
LTIFR = Gambar 1 Model Lingkaran Produktivitas
Total Jam Kerja Manusia
(Sumber: Ervianto, 2005 dikutip oleh Hutasoit, 2011)
Metodologi Penelitian
8. Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas kerja merupakan hal yang Berikut adalah metodologi penelitian berupa tahap
sangat menarik karena mengukur hasil kerja yang tergambar pada diagram alir, yaitu:
manusia dengan segala masalahnya.
Pengukuran produktivitas kerja menurut sistem
pemasukan fisik perorangan atau per orang per
jam kerja diterima secara luas, namun dari
sudut pandang atau pengawasan harian,
pengukuran tersebut pada umumnya tidaklah
memuaskan, karena adanya variasi dalam
jumlah yang diperlukan untuk memproduksi
satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu

119
Mulai perhitungan pengambilan sampel sebagai
berikut:
Studi Literatur
39
Observasi
n=
1 + (39) (0,1) 2
Identifikasi Masalah = 28,06 atau 28
Perumusan Masalah
Sehingga berdasarkan perhitungan diatas
Penetapan Tujuan Penelitian
maka dapat diketahui bahwa sampel yang akan
Populasi dan sampel diambil dari penelitian ini berjumlah 28
Perancangan Kuisioner, responden.
Penentuan Variabel Penelitian,
Penetapan Skala
3. Perancangan Kuisioner, Penentuan
Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Penelitian dan Penentuan
Apakah Data
Skala
Tidak
Valid dan Alat pengumpul data yang digunakan
Reliabel?
adalah kuisioner yang berbentuk rangkaian atau
Ya
Pengumpulan Data
kumpulan pertanyaan yang disusun secara
1. Primer sistematis mengenai masalah yang akan diteliti,
2. Sekunder
kuisioner yang dirancang disesuaikan dengan
Pengolahan Data variabel-variabel yang telah ditentukan.
1. Uji Regresi
2. Uji Korelasi Menentukan variabel yang digunakan dalam
Analisa
penelitian menjadi sangat penting dan
mengetahui setiap pengaruh yang ada pada
Kesimpulan dan Saran
pada produktivitas kerja karyawan. Maka dari
Selesai itu peneliti menentukan variabel yang

mempengaruhi produktivitas kerja karyawan,
keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Setelah
1. Populasi
itu dirancang kuisioner berdasarkan variabel,
Adapun populasi pada penelitian ini
variabel terbagi 2 yaitu variabel terikat dan
adalah karyawan maintenance departementPT.
variabel bebas.
Bormindo Nusantara Duri yaitu berjumlah 39
Skor yang digunakan dalam penelitian ini
orang.
menggunakan skala likert dengan kriteria skor
2. Sampel sebagai berikut:
Untuk pengambilan sampel dari populasi
Tabel 1 Skala Penilaian
yang berjumlah 39 karyawan tersebut penulis
Tingkat Persetujuan Skor
menggunakan rumus Slovin, dengan rumus
sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju 1
N Tidak Setuju 2
n=
1 + Ne 2
Ragu-ragu 3
Keterangan:
n = Ukuran contoh Setuju 4
N = Ukuran populasi Sangat Setuju 5
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian
akibat kesalahan pengambilan contoh
4. Uji Validitas dan Reliabilitas
yang masih bisa ditolerir dengan
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
asumsi populasi berdistribusi
pada instrumen penelitian, dalam hal ini adalah
Pada penelitian ini penulis menetapkan
kuesioner, untuk menguji apakah kuesioner
persen kelonggaran 10%, sehingga hasil

120
layak digunakan sebagai instrument penelitian. Tabel 4 Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas
Valid berarti instrument tersebut dapat
Pertanyaan Rhitung Rtabel Kriteria Keterangan
digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur dan reliabel berarti 1 0,551 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
instrumen yang digunakan beberapa kali 2 0,737 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
mengukur objek yang sama, akan 3 0,793 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
menghasilkan data yang sama (Widodo, 2006). 4 0,802 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
5 0,505 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
5. Uji Regresi dan Korelasi 6 0,493 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
Uji regresi ini dapat dijadikan sebagai alat 7 0,580 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
bantu yang digunakan untuk menganalisis 8 0,556 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
hubungan keselamatan dan kesehatan kerja 9 0,393 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
terhadap produktivitas kerja karyawan. 10 0,531 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
Apabila terdapat hubungan antara variabel 11 0,547 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
bebas dengan variabel terikat maka dilanjutkan 12 0,617 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
dengan uji kolerasi. Uji kolerasi ini merupakan 13 0,431 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
isitlah yang digunakan untuk mengukur 14 0,715 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
kekuatan atau ada tidaknya hubungan antar 15 0,559 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
variabel. 16 0,800 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
17 0,666 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
Hasil dan Pembahasan 18 0,572 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
19 0,630 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
1. Perhitungan Lost Time Injury 20 0,802 0,374 Rhitung< Rtabel Valid
FrequencyRate 21 0,586 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
Tabel 2 Data Kecelakaan Kerja Karyawan PT. 22 0,794 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
Bormnido Nusantara 23 0,794 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
Tahun Jumlah Kecelakaan Kerja 24 0,737 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
2014 5 Orang 25 0,793 0,374 Rhitung< Rtabel Valid
2015 3 Orang 26 0,518 0,374 Rhitung> Rtabel Valid
2016 6 Orang
Jumlah 14 Orang 3. Uji Validitas
Output nilai Cronbach’s Alpha (nilainya
(Sumber: PT. Bormindo Nusantara, 2017)
berkisar antara 0-1) yang digunakan sebagai
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Lost perbandingan untuk melihat konsistensi
Time Injury Frequency Rate jawaban responden. Semakin besar nilai
Jumlah cronbach’s alpha (semakin mendekati 1), maka
Jumlah Jumlah
Jam kuesioner tersebut semakin reliabel.
Tahun Kecelakaan LTIFR
Kerja/
Kerja (jam) Tabel 5Output Reliability Statistics
Tahun
51,36 Cronbach’s Alpha N of Items
2014 5 97.344
2015 3 97.344 30,82 0,949 26
2016 6 97.344 61,64

2. Uji Validitas 4. Output Regresi Linear Berganda


Pengujian ini menggunakan tingkat a. Output Descriptive Statistic
signifikansi dengan nilai α =0,05 dan Df = 26 Tabel 6OutputDescriptive Statistics
serta jumlah pertanyaan dalam pengujian ini
adalah26pertanyaan.

121
Std. bahwa variabel keselamatan dan kesehatan
Variabel Mean N
Deviation kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
Produktivitas produktivitas kerja karyawan PT. Bormindo
Kerja 45,71 3,876 28 Nusantara Duri.
Karyawan
Keselamatan d. Output Coefficients
36,86 3,064 28 Pada output coefficients ini digunakan
Kerja
Kesehatan untuk mengetahui apakah model regresi
36,89 3,563 28 variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan
Kerja
kerja (X2) secara parsial berpengaruh signifikan
b. Uji Determinasi (R2) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y).
Tabel 9OutputCoefficients
Tabel 7Output Model Summary
R Adjusted R Std. Error of the Unstandardized Standar-dized
R
Square Square Estimate Coefficients Coeffici-ents
Model T Sig.
a
0,869 0,756 0,736 1,991 Std.
B Beta
Error
Berdasarkan output Tabel 7 tampak (Constant) 7,995 4,632 1,726 0,097
bahwa dari hasil perhitungan diperoleh nilai Keselamatan 0,309 0,224 0,244 1,378 0,180
koefisien determinasi sebesar 0,736 yang Kerja
mengindikasikan bahwa sebesar 73,6% adanya Kesehatan 0,714 0,193 0,656 3,702 0,001
pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja Kerja
terhadap produktivitas kerja karyawan.
Berdasarkan hasil analisis regresi pada
c. Uji F Tabel 9 maka dapat disusun suatu persamaan
Pengujian ini dilakukan untuk regresi linear berganda yaitu sebagai berikut:
mengetahui apakah semua variabel Ŷ = a+b1X1+b2X2
independent secara bersama-sama (simultan) Ŷ = 7,995 + 0,309 X1+0,714 X2
dapat berpengaruh terhadap variabel Dimana:
dependent. Cara yang digunakan adalah dengan Ŷ = Variabel terikat (dependent variabel)
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel X = Variabel bebas (independent variabel)
dengan ketentuan sebagai berikut: a = Kostantan
1) Jika Fhitung > Ftabel, maka variabel X b1X1 = Keselamatan Kerja
mempunyai keeratan hubungan yang b2X2 = Kesehatan Kerja
signifikan terhadap variabel Y.
2) Jika Fhitung< Ftabel, maka variabel X tidak e. Uji Hipotesis
mempunyai keeratan hubungan yang Untuk membuktikan bahwa hipotesis
signifikan terhadap variabel Y. dalam penelitian ini diterima maka dengan
Tabel 8 Uji F menggunakan tingkat koefisiensi masing-
masing variabel penulis akan menguji
Sum of Mean
Model F Sig. hubungan dan pengaruh pengaruh keselamatan
Squares Square
dan kesehatan kerja terhadap produktivitas
1Regression 306,618 153,309 38,677 0,000a
kerja karyawan dengan ketentuan sebagai
Residual 99,096 3,964
berikut.
Total 405,714 1) Pengaruh keselamatan kerja terhadap
Dari Tabel 8 menunjukkan hasil dari produktivitas kerja karyawan
uji f yang menghasilkan Fhitung = 38,677 > dari H0 : β1 = β2 = 0
Ftabel = 3,39 Oleh karena itu dapat disimpulkan

122
Berarti pengaruh keselamatan kerja tidak pengaruh yang signifikan terhadap
mempunyai pengaruh signifikan produktivitas kerja karyawan.
produktivitas kerja karyawan. f. Uji Kenormalan
H1 : β1 ≠ β2≠ 0 Uji normalitas dilakukan untuk
Berarti pengaruh keselamatan kerja melihat apakah nilai residual
mempunyai pengaruh yang signifikan terdistribusi normal atau tidak. Model
terhadap produktivitas kerja karyawan. regresi yang baik adalah memiliki
2) Pengaruh kesehatankerja terhadap nilai residual yang terdistribusi
produktivitas kerja karyawan normal. Jadi uji normalitas bukan
H0 : β1 = β2 = 0 dilakukan pada masing-masing
Berarti pengaruh kesehatan kerja tidak variabel tetapi pada nilai residualnya.
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Berikut adalah hasil pengolahan data
produktivitas kerja karyawan. uji kenormalan dengan menggunakan
H1 : β1 ≠ β2≠ 0 software SPSS 16.00.
Berarti pengaruh kesehatan kerja Tabel 11Output Residuals Statistics
mempunyai pengaruh yang signifikan Residuals Statisticsa
terhadap produktivitas kerja karyawan.
Std. Deviation N
T hitung> T tabel = H0 ditolak dan H1 diterima
T hitung< T tabel = H1 ditolak dan H0 diterima Predicted Value 3.370 28
3) Persentase alpha ditentukan sebesar 0,05 Residual 1.916 28
dengan jumlah sampel (N) adalah 28 dan Std. Predicted
derajat kebebasan N – 2. 1.000 28
Value
Derajat kebebasan (dk ) = 28 – 2
Std. Residual .962 28
= 26
Maka ttabel (0,05 ; 26) = 2,06 a. Dependent Variable: Y
Tabel 10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
Hipotesis Nilai Keterangan
Variabel
keselamatan kerja
t hitung =
tidak berpengaruh H0 diterima
1,378
signifikan dan
t tabel =
terhadap H1ditolak
2,06
produktivitas
kerja karyawan
Variabel
kesehatan kerja t hitung =
H0 ditolak
berpengaruh 3,702
dan
signifikan t tabel =
H1diterima
terhadap kinerja 2,06
Gambar 2 Grafik Regresi
karyawan

g. Koefisien Korelasi Berganda


Berdasarkan Tabel 10 maka dapat
Analisis koefisien korelasi berganda
diketahui ttabel dengan taraf alpha 0,05 dengan
digunakan untuk mengetahui keeratan
jumlah responden 28 sebesar 2,06. Dengan
hubungan antara keselamatan dan
demikian variabel variabel kesehatan kerja
kesehatan kerja dengan peningkatan
memiliki thitung > ttabel artinya H0 ditolak, H1
produktivititas kerja maka
diterima. Jadi, kesehatan kerja mempunyai

123
dilakukanlah analisis koefisien Adapun kesimpulan yang dapat
korelasi berganda. diambil dalam penelitian ini adalah sebagai
Tabel 12Output Korelasi berikut:
Correlations 1. Jumlah jam kerja yang hilang akibat
Produktivitas kecelakaan kerja di PT. Bormindo
Keselamatan Kesehatan
Kerja
Kerja Kerja
Karyawan
Nusantara bagian maintenance
(X1) (X2) departement pada tahun 2014, 2015 dan
(Y)
Pearson 1 .830** .789** 2016 yaitu masing-masingnya sebesar
Correlation 97.344 jam kerja/ tahun.
(X1) Sig. .000 .000
2. Keselamatan dan kesehatan kerja
(2-tailed)
N 28 28 28 mempunyai pengaruh terhadap
Pearson .830** 1 .859** produktivitas kerja karyawan. Hal itu
Correlation sesuai dengan hasil dari perhitungan
(X2) Sig. .000 .000 regresi dengan menggunakan Software
(2-tailed)
N 28 28 28
SPSS versi 16.00 dari hasil analysis of
Pearson .789** .859** 1 variance (ANOVA) dengan uji F bahwa
Correlation keselamatan dan kesehatan kerja
(Y) Sig. .000 .000 berpengaruh terhadap produktivitas kerja
(2-tailed)
karyawan dan memiliki hubungan positif.
N 28 28 28
3. Pengaruh antara keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap produktivitas
Berdasarkan output diatas, adapun
kerja karyawan PT. Bormindo Nusantara
penarikan kesimpulan dengan merujuk pada
bagian maintenance departement yaitu
dasar pengambilan keputusan uji korelasi
sebesar 73,6% keselamatan dan kesehatan
adalah sebagai berikut:
kerja dipengaruhi oleh produktivitas kerja
1) Berdasarkan Nilai Signifikansi
karyawan dan 26,4% dipengaruhi oleh
Dari output di atas diketahui antara
faktor-faktor lain.
Keselamatan Kerja (X1) dengan
Kesehatan Kerja (X2) nilai signifikansi
Daftar Pustaka
0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi
yang signifikan. Selanjutnya, antara [1] Agustina, I., Faktor-Faktor Motivasi yang
Keselamatan Kerja (X1) dengan Mempengaruhi Kinerja Karyawan pada
Produktivitas Kerja Karyawan (Y) nilai PT Gaya manunggal Kresitama, Jurnal
signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas
terdapat korelasi yang signifikan. Guna Darma, Jakarta, 2009.
Terakhir, nilai signifikansi Kesehatan [2] Azwar, S., Reliabilitas dan Validitas,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012.
Kerja (X2) dengan Produktivitas Kerja
[3] Hakim, A., Analisa Kepuasan Pelaku
Karyawan (Y) nilai signifikansi 0,000 < Transportasi Terhadap Kinerja Mobil
0,05 yang berarti terdapat korelasi yang Penumpang Umum Jurusan Bojonegoro-
signifikan. Babat, Institut Teknologi Surabaya,
2) Berdasarkan Tanda Bintang SPSS Surabaya, 2010.
Dari output di atas diketahui bahwa Nilai [4] Hendri, J., RisetPemasaran,
Pearson Correlation yang dihubungkan MerancangKuesioner,
antara masing-masing variabel UniversitasGunadarma, Depok, 2009.
mempunyai tanda bintang, ini berarti
terdapat korelasi yang signifikan antara
variabel yang dihubungkan. [5] Hutasoit, R. S., PengaruhPelaksanaan
Kesimpulan Program KeselamatandanKesehatanKerja
(K3)

124
TerhadapProduktivitasKerjaKaryawanpad [11] Riantiwi, A., HubunganPelaksanaan
a PT. AdhiKarya (Persero) Program K3
TbkDivisiAspalt Mixing Plant (AMP) DenganProduktivitasKerjaKaryawanPada
Kawasan Medan, Skripsi, DivisiOperasional PT Surveyor Indonesia,
JurusanManajemen, Universitas Sumatera Skripsi, JurusanIlmuAdministrasi,
Utara, Medan, 2011. Univeritas Indonesia, Depok, 2012.
[6] Janti, S., [12] Sitania, F. D., danSoleman, A.,
AnalisisValiditasdanReliabilitasdenganSk PedomanKesehatandanKeselamatanKerja
alaLikertTerhadapPengembangan Si/Ti padaIndustriKerajinanKerangMutiara,
JurnalTeknikIndustriUniversitaspattimura
dalamPenentuanPengambilanKeputusanP
, Vol. 05 IX, No. 2, Agustus, 2011, pp.
enerapanStrategic 131.
PlanningpadaIndustriGarmen, Prosiding [13] Suma’mur., Keselamatan Kerja dan
Seminar Pencegahan Kecelakaan, PT. Toko
NasionalAplikasiSains&Teknologi Gunung Agung, Jakarta, 1981.
(SNAST), AMIK BSI Jakarta, 2014. [14] Sungkawa, Iwa., Penerapan Analisis
[7] Koster, M. M., dan Boediono., Teori dan Regresi dan Korelasi dalam Menentukan
Aplikasi Statistika dan Probabilitas, PT. Arah Hubungan Antara Dua Faktor
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Kualitatif Pada Tabel Kontingensi, Jurnal
[8] Lestari, Mat Stat Vol. 13 No. 1 33-41, Departemen
Statistika dan Matematika, Universitas
T.,HubunganKeselamatandanKesehatanK
Binus, Jakarta Barat, 2013.
erja (K3) [15] Wulansari, D. D.,Pemakaian Alat
denganProduktivitasKerjaKaryawan Pelindung Diri Sebagai Upaya dalam
(StudiKasus :BagianPengolahan PTPN Pencegahan Kecelakaan Kerja di Bagian
VIII Gunung Mas, Bogor), Skripsi, Granule Di PT. Bina Guna Kimia
JurusanManajemen, InstitutPertanian Ungaran, Skripsi, Jurusan Hiperkes dan
Bogor, Bogor, 2007. Keselamatan Kerja, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 2009.
[9] Pangarso, W. P.,
PengaruhKesehatandanKeselamatanKerja
untukProduktivitasKerja (Study Kasus:
CV. RigenSaranaMuktiKaranganyar,
Surakarta), Skripsi,
JurusanTeknikIndustri, Universitas Islam
NegeriSunanKalijaga, Yogyakarta, 2014.
[10] Perdana, P., Nasution, F., danSudirwan,
J.,
AnalisisKecelakaanKerjaUntukPeningkat
anProduktivitasdenganPenerapanSistemIn
formasipada PT ArtistikaKreasiMandiri,
Diperolehdarihttp://thesis.binus.ac.id/doc
/Lain-lain/2012-2-
00244TISI%20WorkingPaper001.pdf
pada 2 Maret 2017.

125

Anda mungkin juga menyukai