MERTIEN SA’PANG
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Mertien Sa‟pang
NIM I151120041
RINGKASAN
Saat ini diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
paling sering ditemui secara global. Diabetes mellitus adalah penyebab utama pat
keem atau kelima kematian di beberapa negara berpenghasilan tinggi dan juga
mulaimenjadi penyakit epidemik di banyak negara berpenghasilan rendah dan gah.
menen Prevalensi DM diperkirakan akan terus meningkat mengingat lensi
preva pradiabetes juga cukup tinggi dimana hasil studi Diabetes Prevention am
Progr(DPP) menunjukkan bahwa 10% penderita pradiabetes diperkirakan menjadi
akan penderita diabetes setiap tahunnya. Mengingat besarnya dampak f yang
negati disebabkan oleh prevalensi diabetes yang tinggi sehingga perlu kan
dilaku strategi pencegahan progresivitas pradiabetes menjadi diabetes. Salah
satunya dengan pemanfaatan minuman fungsional (minuman secang).
Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh intervensi
minu man secang terhadap kadar glukosa darah dan kadar insulin puasa pada
dewasa dengan pradiabetes. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah menganalisis
tingka t konsumsi, aktivitas fisik serta pengaruh intervensi minuman secang ap
terhad kadar glukosa darah puasa (GDP), dan kadar insulin puasa pada dewasa n
denga pradiabetes. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental
one g roup pre and post-test dengan 11 orang subjek dengan kriteria inklusi antara
lain: w anita berusia 20-60 tahun; hasil skrining awal GDP 100-125 mg/dL; telah
mend apat penjelasan penelitian dan bersedia menandatangani informed consent..
Kriter ia eksklusi antara lain: berpartisipasi dalam penelitian lain, mengonsumsi
suplemen secara rutin dan menjalani terapi pengobatan. Pada penelitian ini subjek
diberi kan intervensi minuman secang. Pembuatan produk intervensi berupa
minu man secang dilakukan di IPB Dramaga, sedangkan pengambilan darah dan
analis is glukosa darah dilaksanakan di Klinik Muhammadiyah Bubulak, Kab.
Bogor dan analisis insulin puasa di Laboratorium Departemen Patologi Klinik RS
Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan sejak
bulan Maret 2014 hingga Januari 2015.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi karakteristik yaitu
usia, pendidikan terakhir, status pernikahan dan besar keluarga, status gizi sarkan
berdaindeks massa tubuh melalui pengukuran berat badan dan tinggi
badan, data konsumsi pangan food-recall 3x24jam selama intervensi, aktivitas
fisik, kadar glukosa darah puasa (GDP) dan insulin puasa subjek sebelum dan h
setelaintervensi. Analisis statistik deskriptif dilakukan pada data karakteristik nden
respomeliputi usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, besar keluarga, s massa
indektubuh (IMT), data konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Untuk analisis
mengperbedaan GDP dan insulin sebelum dan setelah intervensi minuman gunakan
menguji t berpasangan setelah uji normalitas Saphiro-Wilk.
Sebagian besar subjek memiliki status gizi overweight (63.64%),
kelom pok usia dewasa lanjut (41-60 tahun) (63.6%), tingkat pendidikan rendah
(81.8 %), status pernikahan menikah (90.9%), dan ukuran keluarga kecil (≤ 4
anggota ke luarga) (63.6%). Untuk tingkat kecukupan zat gizi sebagian besar miliki
subjek me tingkat kecukupan energi defisit tingkat ringan dan sedang sing
(masing-ma36.4%), tingkat kecukupan protein defisit tingkat ringan,sedang masing-
dan berat ( masing 27.3%), tingkat kecukupan lemak defisit tingkat berat n tingkat
(45,5%), dakecukupan karbohidrat cukup (72.7%). Terjadi penurunan dar glukosa
rata-rata kadarah puasa subjek setelah intervensi secara signifikan amun tidak
(p<0.05) Nterdapat perbedaan nyata antara kadar insulin puasa
sebelum dan setelah intervensi (p>0.05).
Melalui penelitian ini terlihat bahwa minuman secang dapat menurunkan
kadar glukosa darah puasa pada dewasa dengan pradiabetes, namun tidak uhi
mempengarkadar insulin. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui ar
interaksi antkomponen aktif dengan zat gizi dan obat.
Kata kunci: minuman secang, pradiabetes, kadar glukosa darah, kadar insulin
puasa
SUMMARY
Dilar ang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau me nyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
peneli tian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjau an suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK MINUMAN SECANG
(Caesalpinia sappan Linn.) PADA WANITA DEWASA DENGAN
PRADIABETES
MERTIEN SA’PANG
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Lilik Kustiyah, MSi
PRAKATA
Puji d an syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan topik
“Efek Antihiperglikemik Minuman Secang (Caesalpinia Sappan Linn.) Pada asa
Wanita DewDengan Pradiabetes”.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof drh Muhammad Rizal
Martua Da manik, MRepSc, PhD dan Dr Ir Hadi Riyadi, MS selaku komisi g
pembimbinyang telah banyak memberikan saran, masukan dan motivasi kepada ta
penulis, serDr Ir Lilik Kustiyah, MSi selaku dosen penguji luar komisi atas rbaikan
saran dan peguna penyempurnaan tesis ini.
Ungk apan terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua yang selalu
mendukung dan menjadi inspirator penulis Rusdin B. Sa‟pang, Agustina Kombo‟,
Junarti sert a kakak yang selalu membantu penulis Titien Sa‟pang dan adik-adik
pemberi sem angat Desi Sa‟pang, Syahputra Sa‟pang, Syahres Sa‟pang, Syahreni
Sa‟pang dan Syahrul Sa‟pang.
Penuli s juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada semua
pihak yang telah membantu, terutama kepada Direktorat Jenderal Pendidikan g
Tinggi yan telah memberikan Beasiswa Unggulan Dikti selama penulis n studi
menjalanka di Sekolah Pascasarjana IPB dan Dr Drs Saifuddin Siradjuddin,
MSi (Pem bimbing Skripsi) yang telah memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang master di Program Studi Ilmu Gizi SPS-IPB
Masyarakat, serta segala saran dan masukan selama penulis menempuh n itu
studi. Selai penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Program Gizi
Studi Ilmu Masyarakat, para dosen, dan seluruh staf yang selalu membantu
penulis selama menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB.
Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman GMS S2 2012, n
teman-tema “Dara-Daeng Gizi” dan Forum Mahasiswa Pascasarjana Sulawesi
Selatan atas bantuan, kebersamaan, dan dukungannya selama ini “Kalian Luar
Biasa!”. U capan terima kasih penulis sampaikan kepada Indria Ramadhani
sebagai reka n dalam penelitian ini atas kerjasama dan dukungan selama penelitian
berlangsung. Penulis menyadari penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna.
Semoga karya ilmiah tesis ini membawa manfaat.
Mertien Sa’pang
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
1 PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Hipotesis Penelitian 3
Manfaat Penelitian 4
2 TINJAUAN PUSTAKA 4
Diabetes Mellitus dan Pradiabetes 5
Pangan Fungsional 9
Secang (Caesalpinia sappan Linn.) 9
3 KERANGKA PEMIKIRAN 11
4 METODE 13
Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian 14
Bahan Penelitian 14
Cara Penarikan Subjek 14
Tahapan Penelitian 16
Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17
Pengolahan dan Analisis Data 19
Definisi Operasional 21
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 22
Status Gizi Subjek 23
Karakteristik Subjek 23
Konsumsi Pangan 24
Aktivitas Fisik 26
Pengaruh Intervensi Minuman Secang terhadap Glukosa Darah Puasa 27
Pengaruh Intervensi Minuman Secang terhadap Kadar Insulin Puasa 30
6 SIMPULAN DAN SARAN 32
Simpulan 32
Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 36
RIWAYAT HIDUP 40
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Belum adanya laporan terkait efek antihiperglikemik kayu secang pada sia
manuserta kebiasaan warga Sulawesi Selatan yang mengonsumsi air rebusan secang
kayu menarik minat penulis untuk melakukan penelitian mengenai nfaatan air
pemarebusan kayu secang sebagai minuman fungsional untuk rita pradiabetes.
pende
Perumusan Masalah
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efek perglikemik
minuman secang pada dewasa dengan pradiabetes. Tujuan s dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
antihi Mengkaji konsumsi pangan wanita dewasa dengan pradiabetes.
khusu Mengkaji aktivitas fisik wanita dewasa dengan pradiabetes.
1. Menganalisis pengaruh intervensi minuman secang terhadap kadar glukosa
2. darah puasa (GDP) pada wanita dewasa dengan pradiabetes
3. Menganalisis pengaruh intervensi minuman secang terhadap kadar insulin
puasa pada wanita dewasa dengan pradiabetes.
4.
Hipotesis Penelitian
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah tentang efek
antihipergli kemik minuman secang pada wanita dewasa dengan pradiabetes.
5
2 TINJAUAN PUSTAKA
juta orang di seluruh dunia pada tahun 2030 (IDF 2009). Menurut National
Diabetes F act Sheet, pada tahun 2011 jumlah penderita pradiabetes yang berusia
di atas 20 t ahun yang teridentifikasi sebanyak 79 juta orang atau sebesar 25.4%.
Prevalensi GPT di USA diperkirakan sebanyak 26%, sedangkan prevalensi TGT
sebanyak 1 5% dengan jumlah total 57 juta penduduk dewasa di USA dinyatakan
penyandangpradiabetes. IDF menyebutkan bahwa tahun 2013 prevalensi TGT di
yang menjasalah satu kriteria pradiabetes pada penduduk yang berusia dewasa di
20-79 tahunkawasan Asia Pasifik adalah sebesar 6.8% atau sekitar 110.1 juta nesia
orang. Indoberada di peringkat kedua di bawah China sebagai negara lah
dengan jumprevalensi diabetes usia 20-79 tahun terbanyak di kawasan Asia gan
Pasifik denjumlah 8.5 juta orang.
Hiperinsulinemia Penurunan
fungsi sel β
Hilangnya
kemampuan sekresi
insulin
Me
Ga
Hiperglikemia Ketoacidosis
Genetik
Genetik Toksisitas glukosa
Obesitas Toksisitas asam lemak bebas
Gaya hidup sehat
Penuaan
G
ambar 2 Progresivitas diabetes mellitus tipe 2 (Harvey dan Ferrier 2011)
berad Pradiabetes adalah suatu keadaan di mana kadar glukosa darah seseorang a
kondidi atas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan ke dalam si
pradiadiabetes. Toleransi glukosa terganggu (TGT) merupakan suatu keadaan betes
mencayang terdeteksi di mana kadar glukosa darah 2 jam post prandial pai 140-
seseor199 mg/dl. Diagnosis TGT ditetapkan apabila kadar glukosa darah ang 2 jam
140-1setelah mengkonsumsi 75 gram glukosa per oral berada di antara
terdia 99 mg/dl. Sedangkan GPT adalah suatu kondisi pradiabetes di mana gnosis
2007)kadar glukosa darah puasa pada selang 100-125 mg/dl (Nathan et al.
pende. Kadar glukosa darah yang tinggi juga disebut hiperglikemik. Pada rita
produDM tipe 2 atau pradiabetes hiperglikemik disebabkan oleh peningkatan ksi
penggglukosa dari gluconeogenesis di hati, disertai dengan penurunan unaan
glukosa di periferal (Harvey dan Ferrier 2010).
resiste Kondisi pradiabetes juga memiliki hubungan simultan dengan keberadaan
gluko n insulin dan disfungsi sel beta pankreas sebelum proses pengubahan sa
diabetes darah. Penderita pradiabetes 5-10% lebih berpotensi menjadi penderita
Oleh per tahunnya dibandingkan pada kondisi normoglikemik (WHO 2006).
poten karena itu dengan mengontrol penderita pradiabetes ini dapat menurunkan
si terjadinya penyakit diabetes mellitus.
insuli Resistensi insulin merupakan kondisi dimana tubuh dapat memproduksi n
hati pnamun tidak dapat menggunakannya secara baik. Sel-sel otot, lemak dan ada
dengaorang yang mengalami resistensi insulin tidak dapat merespon insulin n baik
Penyesehingga tubuh membutuhkan insulin lebih banyak (NIDDK 2008). bab
satu aterjadinya resitensi insulin diantaranya adalah (1) kelainan genetik dari tau
peninlebih protein yang membantu daya kerja insulin (2) malnutrisi janin (3) gkatan
adipositas viseral. Resistensi insulin terjadi sebagai bagian dari
8
sindrom res istensi insulin atau sindrom metabolik yang merupakan faktor risiko
diabetes tipe 2, aterosklerosis, hipertensi bergantung pada genetik individu
(Lebovitz 2001).
Sebagian besar penderita pradiabetes dan sindrom metabolik memiliki status
gizi lebih a tau obes. Pelepasan jaringan adiposa menjadi asam lemak bebas yang
berlebih da pat meningkatkan faktor risiko metabolik yang dapat menyebabkan n
diabetes da CVD (Deng dan Scherer 2010). Peningkatan asam lemak bebas i
menginduksresistensi insulin di otot, yang menyebabkan peningkatan kadar sma.
glukosa plaDalam jangka panjang, asam lemak bebas yang tinggi dapat u fungsi
mengganggsel beta melalui lipotoxicity, yang juga dapat mengakibatkan glukosa
konsentrasiyang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan karena peningkatan kosa dari
output glu hati, selain itu asam lemak bebas yang tinggi juga kan peningkatan
mengakibattrigliserida plasma (TG), yang dapat menurunkan
high-density lipoprotein (HDL) kadar kolesterol (Gambar 4) (Grundy 2012).
Proinflamasi
Protrombotik
Glukosa
Dislipidemia
olahraga intensitas sedang 30-60 menit/hari, paling tidak 5 kali/minggu) dan ahan
perubpola makan, diet rendah karbohidrat atau energi serta peningkatan msi serat
konsu(Garber AJ et al. 2008). Penderita pradiabetes harus menurunkan badan
berat sebanyak 5% hingga 10 % dan harus terus dijaga. Penelitian mnya
sebelumenunjukkan bahwa perubahan gaya hidup tersebut harus terus kan dalam
dilakujangka waktu lama agar dapat memberikan manfaat yang nkan (Lindström
diingiet al. 2006; Kosaka et al. 2005).
Namun perubahan gaya sulit untuk terus dipertahankan, dilain pihak strategi
pence gahan menggunakan terapi pengobatan maupun penurunan berat badan
secara medik hanya diperuntukkan untuk kelompok pradiabetes yang sangat ko
berisi tinggi (Lindström et al. 2006). Pangan fungsional yang berasal dari an
tanam obat bisa menjadi salah satu metode yang dapat digunakan untuk gah
mence diabetes dan sebagian dari tanaman tersebut telah dibuktikan secara
ilmiah mempunyai kemampuan antihiperglikemik diantaranya kumis kucing, jahe,
secang dan flavonoid jeruk (Indariani 2011).
Pangan Fungsional
(Minangkabau), secang (Sunda, Jawa dan Madura), sepang (Sasak), supa (Bima),
sepal (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo ang
(Bare), sap(Makassar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala utara),
(Halmaherasungjang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), suou bukao
(Jepang), si(Filipina), faang (Thailand), dan vang nhuom (Vietnam) (Heyne mmens
1987 dan Ledan Soetjipto 1992).
Kayu secang banyak digunakan sebagai pewarna pada minuman. Kayu arna
secang bewjingga (brazilin) saat awal setelah ditebang dan dengan cepat arna
berubah w menjadi merah (brazilein) karena terekspos dengan oksigen dan
(Adawiyah Indriati 2003). Heyne (1987) menyatakan bahwa secang dapat a
tumbuh padberbagai macam tanah pada ketinggian 1000 m di atas permukaan pat
laut, di tem yang agak rindang tetapi lebih baik di tempat terbuka, diperbanyak
dengan biji,tersebar di India, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Sejak u
dahulu kay secang digunakan sebagai pewarna merah coklat untuk makanan
(Kalimantan) , tikar (Pahang), dan kain sampai abad ke-19, yang akhirnya terdesak
oleh pewar na yang lebih praktis (Lemmens dan Soetjipto 1992). Sekarang kayu
secang teru tama digunakan sebagai obat. Bahan ini dapat digunakan untuk nyakit
mengobati pe muntah darah, memar berdarah, murus darah dan juga dapat bagai obat
digunakan se sipilis dan sebagai obat luar untuk dioleskan. Masyarakat an Barat
di Kalimant telah menggunakan ekstrak kayu secang secara tradisional t diabetes.
sebagai oba Selain itu ekstrak air dari kayu secang juga digunakan obati penyakit
untuk meng diabetes dan komplikasinya (You et al. 2005). Ekstrak ri kayu secang
metanol da ini menunjukkan efek anti hiperglikemik dengan
meningkatkan toleransi glukosa (Widiyantoro et al. 2006).
3 KERANGKA PEMIKIRAN
Pradiabetes
Intervensi Minuman
Secang
Penggunaan
Minuman
Fungsional
Kete
rangan:
= Peubah yang dianalisis = Hubungan yang dianalisis
= Peubah yang tidak dianalisis = Hubungan yang tidak dianalisis
Gamb
ar 5 Kerangka pikir efek antihiperglikemik minuman secang pada
pradiabetes
14
4 METODE
Bahan
Bahan dalam penelitian ini adalah kayu secang dari Desa Pantilang Kec.
Bassesang Tempe Kab. Luwu Sulawesi Selatan yang diaplikasikan dalam air han
minum. Ba yang digunakan disiapkan untuk 11 orang selama 4 minggu Bahan
intervensi. tambahan lain yang digunakan meliputi 20 liter air, 924 cup kemasan.
plastik, danSedangkan alat-alat yang digunakan adalah cup sealer, kain kom,
saring, bas ember, dan gelas ukur. Skema pembuatan minuman secang da
disajikan paLampiran 1.
Besar Subjek
Penelitian ini membandingkan antara sebelum dan setelah intervensi dan
pada kelompok perlakuan (intervensi minuman). Salah jenis pertama (α) pkan
ditetasebesar 1%, power test sebesar 1-β (80%), dan peningkatan glukosa serum
darahsetelah intervensi sebesar δ, maka rumus untuk menghitung besar
subjek ditentukan sebagai berikut : 2
2� (Z1−a/2 + Z1−þ )2
n ≥
δ2
Keterangan :
n
Z1-α/2 = jumlah subjek minimal
= suatu nilai sehingga P(Z > Zα) = 1-α/2, Z adalah peubah acak normal
Z1-β baku
σ = suatu nilai sehingga P(Z > Zβ) = 1-β, Z adalah peubah acak normal baku
= 14.84 mg/dL (standar deviasi GDP berdasarkan penelitian Asemi et al.
δ 2013)
(Sumbe= 18 mg/dL (penurunan kadar GDP yang diharapkan setelah intervensi)
r : Steel dan Torrie 1991)
n=2
(14.84)2 (1.96 + 0.85)2 = 10.73
(18)2
Antisipasi
10% x dropout = 10%
10.73 = 1.07 10.73 + 1.07 = 11.8 ≈ 12subjek
α/2= 1Berdasarkan perhitungan dalam rumus matematis tersebut, dengan nilai Z1-
out 1 .96 dan nilai Z1-β = 0.85 dapat ditentukan n = 10.73. Untuk antisipasi drop 0
yang % sehingga menjadi 12 subjek sebagai batas minimal dari besar subjek
Gambdisyaratkan. Jumlah dan tahapan penarikan subjek dalam dilihat pada ar
6.
Wanita Dewasa pradiabetes (n=16)
Me
infomenuhi syarat inklusi dan mengisi Tidak memenuhi syarat
rmed consent (n = 13) inklusi (n = 3)
Variabel Penelitian
Variabel utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh inuman
intervensi mkayu secang terhadap kadar glukosa darah dan resistensi riabel lain
insulin. Va dalam penelitian ini adalah pola konsumsi subjek. Selain itu
juga dikaji karakteristik subjek.
Tahapan Penelitian
Pengambi
kadar glu lan sampel darah untuk analisis Awal minggu pertama
kosa puasa dan insulin puasa
Intervensi
konsumsi
minuman secang, pengambilan data Awal minggu pertama
pangan dan aktivitas fisik s.d ke-4
Pengambi
kadar glu
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer yang
melip uti karakteristik subjek. Karakteristik subjek meliputi usia, pendidikan
terakh ir, status pernikahan dan besar keluarga, status gizi berdasarkan indeks
massa tubuh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, data konsumsi
panga n food-recall 3x24jam (2 hari kerja dan 1 hari libur) selama intervensi,
aktivit as fisik (menggunakan Short-Form dari International Physical Activity
Questi onnaire (IPAQ), kadar glukosa darah puasa (GDP) dan insulin puasa subjek
sebelu m dan setelah intervensi. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan atau pengukuran data
Cara pengukuran atau Frekuensi
No Data
1 pengumpulan
Karakteristik subjek Wawancara dengan subjek Satu kali
(usia, pendidikan atau keluarga subjek sebelum
terakhir, status menggunakan kuisioner intervensi
pernikahan dan
2 besar keluarga)
Anthropometri
Kadar glukosa
darah Dua kali (1 kali
- Glukosa darah Metode GOD-PAP sebelum
puasa (GDP) intervensi dan 1
6
kali setelah
intervensi)
Kadar Insulin Puasa Metode Dua kali (1 kali
electrochemiluminescence sebelum
immunoassay (ECLIA) intervensi dan 1
kali setelah
intervensi)
18
Pengambilan Darah
Sebelum pengambilan darah, subjek diinstruksikan untuk berpuasa 8-12
jam sebelu mnya dan hanya diperbolehkan untuk minum air putih. Pengambilan k
darah subjemelalui vena (venapuncture) oleh tenaga analis kesehatan yang ih.
sudah terlatAlat-alat yang digunakan untuk pengambilan darah berupa spuit
disposable,tourniquet, tabung reaksi, semprit, dan jarum.
Status Gizi
Status gizi subjek dilihat menggunakan indikator indeks massa tubuh
(IMT). Perhitungan IMT menggunakan rumus sebagai berikut:
BB (kg)
IMT=
TB (m)2
Keterangan:
IMT : Indeks massa tubuh (kg/m2)
BB : Berat badan (kg)
TB : Tinggi badan (m)
20
Konsumsi Pangan
Data asupan makanan yang diperoleh dari form Food Recall dalam satuan
Ukuran Ru mah Tangga (URT) dikonversikan ke dalam satuan gram dan dianalisis
kandungan energi dan zat gizi makronya menggunakan Tabel Komposisi Pangan
ecukupan energi dan zat gizi subjek dihitung menggunakan Angka Gizi
Indonesia. K
Kecukupan (AKG) menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) n
2013 denga koreksi BB aktual subjek. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi
diperoleh dengan membandingkan konsumsi energi dan zat gizi dengan
kecukupan energi dan zat gizi subjek.
Perhitungan-perhitungan tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Ba : Berat badan aktual (kg)
Bs : Berat badan rata-rata yang tercantum pada tabel AKG
AKGI : Angka kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
(Sumber : Hardinsyah & Briawan 1994)
Aktivitas Fisik
Data aktivitas fisik subjek dikumpulkan menggunakan kuesioner singkat
yang disesuaikan dari pedoman International Physical Activity Questionnaire
(IPAQ). Pada kuesioner ini menilai 3 jenis aktivitas yaitu aktivitas berat, sedang
dan berjalan. Data yang didapat dari kuesioner akan dikonversi menjadi skor MET
(Metabolic Equivalent of Task) sesuai dengan jenis aktivitas. Kemudian nilai as
aktivitfisik subjek (MET-menit/minggu) akan dihitung menggunakan rumus ai
sebagberikut:
Analisis Data
Analisis statistik secara deskriptif dilakukan pada data IMT, usia, status
pernikahan, pendidikan terakhir, besar keluarga, konsumsi pangan, dan aktivitas
fisik. Dilakukan uji beda paired sample t-test setelah uji normalitas Saphiro-Wilk.
Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan software Microsoft Excel dan
2007 SPSS 22.0 for Windows.
Definisi Operasional
Minuman secang adalah jenis minuman yang dibuat dari 0.22 g kayu secang yang
direbus dalam 200 mL air.
Karakteristik subjek adalah ciri-ciri khusus pada subjek yang meliputi usia, besar
keluarga, status pernikahan, dan pendidikan.
Pemberian intervensi adalah kegiatan pemberian minuman secang selama 28 hari.
at konsumsi adalahjumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi perhari
Tingktermasuk asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan metode recall
3x24 jam (2 hari kerja dan 1 hari libur).
itas fisik adalah kegiatan yang dilakukan subjek 7 x 24 jam selama intervensi
Aktivyang diukur menggunakan kuesioner IPAQ.
etes adalah kondisi dimana kadar GDP 100-125 mg/dL dan/atau GD2PP
140-199
Pradiab mg/dL.
r glukosa darah puasa (GDP) adalah banyaknya glukosa darah yang
Kada terdapat dalam 100 mL darah yang diambil pada saat pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam.
22
Kadar ins ulin puasa adalah banyaknya insulin yang terdapat dalam 100 mL yang
darah diambil pada saat pasien tidak mendapat kalori tambahan tnya 8
sedikijam.
23
Karakteristik Subjek
Berdasarkan hasil cleaning data, telah diperoleh subjek yang memiliki data
lengkap berjumlah 11 orang. Tabel 7 menunjukkan data karakteristik subjek yang
meliputi usia, pendidikan terakhir, status pernikahan, besar keluarga berdasarkan
statusgizi. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar keluarga subjek
24
(63.6%) ter masuk dalam kategori keluarga kecil yaitu keluarga yang memiliki
anggota keluarga tidak lebih dari empat orang (Hurlock 1997).
Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan subjek dari satuan Ukuran Rumah Tangga (URT) versikan
dikon dalam satuan gram dan diolah menggunakan Tabel Komposisi n Indonesia
ke
Panga(TKPI). Kecukupan energi dan zat gizi subjek dihitung gunakan Angka
mengKecukupan Gizi (AKG) menurut Widyakarya Nasional n dan Gizi
Panga(WNPG) 2013 dengan koreksi BB aktual subjek.
Tingkat konsumsi energi dan zat gizi diperoleh dengan membandingkan
konsu msi energi dan zat gizi dengan kecukupan energi dan zat gizi subjek. Rata-
rata k onsumsi gizi subjek selama intervensi adalah 1727.1 kkal energi, 44.60 g n,
protei 40.81 g lemak dan 282.3 g karbohidrat. Berdasarkan angka kecukupan AKG
gizi ( 2013) untuk wanita berusia 20 sampai 60 tahun, diperoleh rata-rata tingkat
persentase konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat selama
intervensi masing-masing 80.79%, 75.93%, 72.45% dan 89.78% (Tabel 8).
Aktivitas Fisik
Selain dari minuman secang, kadar glukosa juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor lainnya, pada penelitian ini faktor perancu (confounding factor) yang
ditelit i adalah tingkat kecukupan, usia, status gizi dan aktivitas fisik. Untuk ai
menilpengaruh faktor perancu tersebut terhadap perubahan kadar glukosa kan
dilakuanalisis regresi linier.
Tabel 12 Pengaruh faktor perancu terhadap perubahan kadar glukosa darah
Faktor Perancu p value*
Tingkat kecukupan energi 0.157
Tingkat kecukupan protein 0.202
Tingkat kecukupan lemak 0.183
Tingkat kecukupan karbohidrat 0.216
Usia 0.088
Status Gizi 0.112
Aktivitas fisik 0.097
R sq uare: 0.829, p value 0.295 (ANOVA)
* p value masing-masing faktor perancu. Tidak signifikan p > 0.05
Berdasarkan Tabel 12, hasil uji regresi linier didapatkan p value 0.295 yang
berartimenunjukkan bahwa secara keseluruhan faktor perancu tidak berpengaruh
secarasignifikan terhadap perubahan kadar glukosa darah. Hasil yang sama juga
ditunjukkan dengan p value masing-masing faktor perancu (p value> 0.05).
30
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR dan Indriati. 2003. Color stability of natural pigment from secang
woods (Caesalpinia sappan L.). Proceeding of the 8th Asean Food
Conference; Hanoi 8-11 October 2003.
Adriani M, Wirjatmadi B. 2012. Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta (ID):
Kencana.
Albright A, Franz M, Hornsby G, Kriska A, Marrero D, Ullrich I, Verity LS. 2000.
American College of Sports Medicine position stand. Exercise and type 2
diabetes. Med Sci Sports Exerc. 32:1345–1360.
Almatsier S [ed]. 2010. Penuntun Diet. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Andarwulan N dan Faradilla RHF. 2012. Pewarna Alami Untuk Pangan. Bogor
(ID): SEAFAST Center IPB.
Badami S, Moorkoth S, Suresh B. 2004. A medicine and dye yielding plant.
Natural Product Radiance. 3(2):75-82.
[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1997.Konsep
pengembangan ”Kebijaksanaan kontrasepsi” dalam gerakan reproduktif
keluarga sejahtera. Jakarta (ID): BKKBN.
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK 00.05.52.0685.
[29 November 2013].
Burr JF, Rowan CP, Jamnik VK, Riddell MC. 2010. The role of physical activity
in type 2 diabetes prevention: Physiological and practical perspectives. Phys
Sportsmed. 38:72–82.
Cai Y, Luo Q, Sun M, Corke H. 2004. Antioxidant activity and phenolic
compounds of 112 traditional Chinese medicinal plants associated with
anticancer. Life Science. 4:2157-2184.
Diana. 2010. Aktivitas anti-hiperglikemik dari minuman fungsional berbasis kumis
kucing (Orthosiphon aristatus BI. Miq) secara in vitro dan ex vivo. [Skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Deng Y, Scherer PE. 2010. Adipokines as novel biomarkers and regulators of the
metabolic syndrome. Ann N Y Acad Sci. 1212:E1–E19.
Devi PB, Vijayabharathi R, Sathyabama S, Malleshi NG, Priyadarisini VB. 2014.
Health benefits of finger millet (Eleusine coracana L.) polyphenols and
dietary fiber: a review. J Food Sci Technol. 51:1021–1040.
Effendi AT, Waspadji S. Aspek Biomolekuler Diabetes Mellitus Tipe II. Jakarta
(ID). Badan Penerbit FKUI .
Efird J, Choi Y, Davies S, Mehra S, Anderson E, Katunga L. 2014. Potential for
improved glycemic control with dietary momordica charantia in patients with
insulin resistance and pre-diabetes. Int J Environ Res Public Health. 11:2328–
2345.
Eikenberg JD, Davy BM. 2013. Prediabetes: A prevalent and treatable, but often
unrecognized, clinical condition. J Acad Nutr Diet. 113:213–218.
34
Trisnawati SK, Setyorogo S. 2013. Faktor risiko Kejadian diabetes melitus tipe II
di puskesmas kecamatan cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. J Ilm at.
Keseh5:6–11.
Veerapur VP, Prabhakar KR, Thippeswamy BS, Bansal P, Srinivasan KK, rishnan
Unnik MK. 2012. Antidiabetic effect of Ficus racemosa Linn. stem in high-fat
bark diet and low-dose streptozotocin-induced type 2 diabetic A mechanistic
rats: study. Food Chem. 132:186–193.
Victor VM , De la Fuente M. 2002. N-acetylcysteine improves in vitro the on
functiof macrophages from mice with endotoxininduced oxidative stress.
Free Rad Res. 36:33-45.
Winarti C, Nurdjanah. 2005. Peluang tanaman rempah dan obat sebagai sumber n
pangafungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 24(2): 47-55.
Widiyantoro, A. dkk. 2006. Aktivitas anti hiperglikemia ekstrak methanol kayu g
secan(Caesalpinia sappan Linn.). Jurnal kedokteran dan kesehatan 1-49.
5(1):4 h Organization. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus
World Healtntermediate Hyperglycemia. Report of a WHO/IDF Consultation.
and I Health Organization. Geneva (Swiss):WHO Press.
Worldee J, Khil LY, Chae SH, Ahn MY, Lee BH, Chung JH, Kim YC,
Won HS, L CK. 2004. Mechanism of action of brazilin on gluconeogenesis in ed
Moonrat hepatocytes. Planta Med. 70:740–744.
isolat hunti K, Bull F, Gorely T, Davies MJ. 2007. The role of physical y
Yates T, K in the management of impaired glucose tolerance: a systematic
activit
w. Diabetologia. 50:1116–1126.
revie hil LY, Kwak WJ, Won HS, Chae SH, Lee BH, Moon CK. 2005.
You EJ, K of brazilin on the production of fructose-2,6-bisphosphate in rat
Effects
ocytes. J Ethnopharmacol. 102(1):53-57.
hepat TN, Hofheins JE, Mendel RW, Landis J, Anderson RA. 2006. Effects
Ziegenfuss ater-soluble cinnamon extract on body composition and features of
of a wetabolic syndrome in pre-diabetic men and women. J Int Soc Sports
the m 3:45-53.
Nutr.
37
LAMPIRAN
Diblansir dengan
air 80o C
Disaring dan
dikemas dalam cup
Shock Cooling
Disimpan dalam
refrigerator
40
RIWAYAT HIDUP
dan genus Caesalpinia. Kayu secang banyak digunakan sebagai pewarna pada
minuman. Kayu secang bewarna jingga (brazilin) saat awal setelah ditebang dan
dengan cepat berubah warna menjadi merah (brazilein) karena terekspos dengan
oksigen. Ekstrak kayu secang juga digunakan sebagai indikator asam basa karena
pada suasana asam brazilin bewarna kuning (pH 2-5) dan pada suasana basa
(Jun et al. 2008). Komponen fenol yang terkenal dengan kemampuan antioksidan
17
Ekstrak kayu secang secara tradisional digunakan sebagai obat diabetes oleh
signifikan dapat menurunkan kadar glukosa pada plasma darah tikus diabetes
dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan tidak terdapat kenaikan dalam kadar
insulin. Selain itu, terdapat kenaikan pada sintesis glikogen, glikolisis, dan
oksidasi glukosa pada otot pada hewan diabetes yang diberi brazilin 3 x 500 mg
aldosa reduktase sebesar 84% (Moon 1986 dan Morota et al. 1990 dalam Li et al.