Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, GAYA

KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KUALITAS


AUDIT DI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

SKRIPSI

Oleh :
NI MADE AYU NIRMALASARI PUTRI ERAWAN
NIM : 1415351193

PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
PENGARUH KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, GAYA
KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA PADA KUALITAS
AUDIT DI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN

SKRIPSI

Oleh :

NI MADE AYU NIRMALASARI PUTRI ERAWAN


NIM : 1415351193

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Program Non Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
Denpasar 2018

i
Judul : Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja Pada Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten
Tabanan
Nama : Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan

NIM : 1415351193

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta

diuji pada tanggal : 6 Juli 2018

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si., Ak .....................


2. Sekretaris : Ni Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si .....................
3. Anggota : Dr. A. A. G. P. Widanaputra, SE, Msi., Ak .....................

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Akuntansi Pembimbing

Dr. I Gst. Ayu Made Asri Dwija P., SE., M.Si Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si., Ak
NIP. 19670501 199203 2 002 NIP. 19560505 198303 1004

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Denpasar, 6 Juli 2018

Mahasiswa,

Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan

1415351193

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi,
Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja pada
Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan” dapat diselesaikan sesuai
dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Wakil Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Ibu Dr. IGAM. Asri Dwija Putri, S.E., M.Si., Ak sebagai Koordinator
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana
4. Bapak Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si., Ak selaku Pembimbing Skripsi
yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan
bimbingan, masukan serta arahan bagi penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Ibu Ni Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan saran dan masukan bagi penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Dr. A. A. G. P. Widanaputra, SE, MSi., Ak, selaku Dosen Penguji yang
telah memberikan saran dan masukan bagi penulis hingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Bapak Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE., M.Si., Ak selaku
Pembimbing Akademis yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan
selama mengikuti kuliah.
8. Keluarga tercinta (I Ketut Sulawa, Ni Ketut Ayu Herni Sutrasmini, Gede
Adi Putra Erawan, Putu Wida, Mia Yufita, Pertiwi Banyu, dan Gede

iv
Krisna Adwin Dhananjaya) dan keluarga besar, tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah mendukung penulis selama ini baik dari
motivasi maupun nasihat yang diberikan. Terimakasih untuk doa yang
selalu dipanjatkan.
9. Sahabat-sahabat tersayang dan rekan seperjuangan Nana Anantari, Widya
Anjani, Manis Mustika, Cok Eka, Maya, Ayu Purnama, Nia Sari Devi,
Rika, Ayu Apriani, Anita, Putri Cahyani, Nita Lestari, BJ, Bebys, Frozen,
Squad KPM, Pejuang TA, Balacel dan kakak yang selalu mendampingi,
terima kasih atas saran, kritik, dukungan, semangat dan motivasinya
kepada penulis.
10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Non-
Reguler angkatan 2014 serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu atas masukan serta dorongan moral baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak
yang berkepentingan.

Denpasar, 6 Juli 2018

Penulis

v
Judul : Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan
dan Lingkungan Kerja Pada Kualitas Audit di Inspektorat
Kabupaten Tabanan
Nama : Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan
NIM : 1415351193

Abstrak

Pengawasan intern dalam suatu organisasi melalui audit internal mutlak


dilaksanakan guna membantu pimpinan daerah. Audit intern untuk pemerintah
daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada
Inspektorat daerah yang bersangkutan, sedangkan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan pengawasan internal untuk
organisasi kementerian negara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja
pada kualitas audit. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
keagenan, teori motivasi dan teori atribusi. Populasi dalam penelitian ini
adalah staf sdm inspektorat dan staf jabatan fungsional auditor sebanyak 53
orang yang ada di Kantor Inspektorat Kabupaten Tabanan. Jumlah sampel
yang digunakan sebanyak 33 responden dengan metode purposive sampling.
Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda dengan program SPSS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi, pengalaman kerja, gaya
kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Untuk meningkatkan kualitas audit penting untuk memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seperti faktor ekternal maupun
internal, agar apa yang dihasilkan sesuai dengan tujuan organisasi dan bersifat
efisien.

Kata kunci : kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan


kerja, dan kualitas audit

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................... i

vii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ................................................. 10
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 10
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 11
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN


HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori...................................................................... 13
2.1.1 Teori Keagenan........................................................... 13
2.1.2 Teori Motivasi ............................................................ 15
2.1.3 Teori Atribusi ............................................................. 16
2.1.4 Pengertian Auditing .................................................... 17
2.1.5 Tipe Auditor ............................................................... 18
2.1.6 Kualitas Audit............................................................. 20
2.1.7 Kompetensi ................................................................. 24
2.1.8 Pengalaman Kerja....................................................... 26
2.1.9 Gaya Kepemimpinan .................................................. 27
2.1.10 Lingkungan Kerja ...................................................... 29
2.1.11 General Accounting Office (GAO)………………… 30
2.2 Kerangka Konseptual............................................................. 32
2.3 Hipotesis Penelitian .............................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian................................................................... 39
3.2 Lokasi Penelitian................................................................... 42
3.3 Obyek Penelitian .................................................................. 42
3.4 Identifikasi Variabel ............................................................. 43
3.5 Definisi Operasional Variabel .............................................. 43
3.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ............... 45
3.7 Metode Pengumpulan Data .................................................. 46

3.8 Jenis Data danSumber Data .................................................. 47


3.8.1 Jenis data …………………......................................... 47
3.8.2 Sumber data ................................................................ 47
3.9 Instrumen Penelitian............................................................... 47
3.9.1 Uji validitas.................................................................. 48
3.9.2 Uji reliabilitas .............................................................. 48

viii
3.10 Teknik Analisis Data ........................................................... 48
3.10.1 Uji Asumsi Klasik...................................................... 49
3.10.2 Analisis regresi linear berganda ................................. 51
3.10.3 Uji Kelayakan Model (Uji F) ..................................... 51
3.10.4 Uji Koefisien Determinasi (R2).................................. 52
3.10.5 Uji Hipotesis (Uji t) ................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Data ....................................................... 54
4.1.1 Deskripsi Responden ................................................. 54
4.1.2 Karakteristik Responden............................................ 55
4.2 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ................................. 59
4.2.1 Uji Validitas ............................................................... 59
4.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................... 60
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 61
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 64
4.4.1 Uji Normalitas ............................................................ 64
4.4.2 Uji Multikolinieritas .................................................. 65
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 65
4.5 Hasil Analisis Data ............................................................. 66
4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda ............................. 67
4.5.2 Uji Kelayakan Model (Uji F) ..................................... 67
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 69
4.5.4 Uji Hipotesis (Uji t) ................................................... 69
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 71
4.6.1 Pengaruh kompetensi pada kualitas audit ............. 71
4.6.2 Pengaruh pengalaman kerja pada kualitas audit ......... 71
4.6.3 Pengaruh gaya kepemimpinan pada kualitas audit ..... 72
4.6.4 Pengaruh lingkungan kerja pada kualitas audit .......... 72
4.7 Implikasi Hasil Penelitian ..................................................... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ............................................................................. 75
5.2 Saran ................................................................................... 76

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................... 77

LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................... 84

ix
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuesioner .................................... 55


4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis kelamin....................................... 56
4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ..................................................... 56
4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...................................... 57
4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan ................................................ 57
4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 58
4.7 Hasil Uji Validitas................................................................................... 59
4.8 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 60
4.9 Hasil Analisis Statistik Deskriptif........................................................... 61
4.10 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 64
4.11 Hasil Uji Multikoliniearitas..................................................................... 65
4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 66
4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ......................................................... 67
4.14 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ........................................................ 68
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 69

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual …………………………………….….……...... 33


3.1 Desain Penelitian…………………………………….….…….......... 41

x
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Kuesioner Penelitian…………………………………….. 84
2. Data Ordinal ……………………………………………. 90
3. Hasil Uji Validitas……………………………………… 95
4. Hasil Uji Reliabilitas …………………………………… 100
5. Hasil Analisis Statistik Deskriptif………………………. 101
6. Hasil Uji Asumsi Klasik………………………………… 102
7. Analisis Regresi Linear Berganda……………………..... 104

xi
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari

penelitian ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengawasan intern dalam suatu organisasi melalui audit internal mutlak

dilaksanakan guna membantu pimpinan daerah. Dalam hal ini

Bupati/Walikota/Gubernur/Menteri/Presiden meyakinkan pencapaian tujuan

organisasinya. Audit intern dilaksanakan oleh pihak intern organisasi yang

bersangkutan. Audit intern untuk pemerintah daerah dilaksanakan oleh Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada inspektorat daerah yang

bersangkutan, sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) melakukan pengawasan internal untuk organisasi kementerian negara.

Menurut Falah (2005), inspektorat daerah mempunyai tugas

menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas

lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama

dengan auditor internal. Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh unit

pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi (Mardiasmo,

2005).

Peran dan fungsi inspektorat provinsi, kabupaten/ kota secara umum

diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 64 tahun 2007. Pasal

tersebut menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas pengawasan urusan

pemerintahan, inspektorat provinsi, kabupaten/ kota mempunyai fungsi sebagai


1
berikut: pertama, perencanaan program pengawasan; kedua, perumusan kebijakan

dan fasilitas pengawasan; dan ketiga, pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan

penilaian tugas pemeriksaan. Berkaitan dengan peran dan fungsi tersebut,

inspektorat Kabupaten Tabanan sebagai salah satu Satuan kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dilingkungan Kabupaten Tabanan secara yuridis sesuai dengan Peraturan

Daerah (PERDA) Kabupaten Tabanan Nomor 23 Tahun 2010 Pasal 33 maka tugas

pokok inspektorat daerah adalah “membantu Bupati Tabanan dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang pembinaan dan pengawasan

internal” diantaranya menyelenggarakan pemeriksaan terhadap aparatur

pemerintahan Kabupaten Tabanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar

pelaksanaan tugas tidak menyimpang dari peraturan yang berlaku.

Kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat inspektorat Kabupaten

Tabanan saat ini masih menjadi sorotan, karena masih banyaknya temuan audit

yang tidak terdeteksi oleh aparat inspektorat sebagai auditor internal, akan tetapi

ditemukan oleh auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pada

tahun 2013 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini disclaimer

untuk kualitas audit SKPD Kabupaten Tabanan untuk Inspektorat atas hasil

pemeriksaan laporan keuangan pemerintah Kabupaten Tabanan tahun anggaran

2012. Temuan Pemeriksaan BPK RI terdiri dari Sistem Pengendalian Intern 10

temuan dan Kepatuhan 14 temuan senilai Rp2.140.418.029,00. Temuan

pemeriksaan Inspektorat Daerah Kabupaten Tabanan pada tahun yang sama

sejumlah 100 Temuan senilai Rp97.932.845,00 . Berdasarkan perbandingan

temuan pemeriksaan BPK RI dan Inspektorat Kabupaten Tabanan terhadap LKPD

2
T.A 2012 dapat disimpulkan secara kuantitas jumlah temuan Inspektorat

Kabupaten Tabanan tinggi namun nilai temuan kerugian negara/daerah yang

ditemukan oleh Inspektorat Kabupaten Tabanan masih rendah (jayapos.com). Hal

itu menunjukan bahwa kualitas audit yang dilakukan oleh auditor internal dalam

hal ini Inspektorat Kabupaten Tabanan masih sangat rendah akibat dari banyaknya

temuan audit dari auditor eksternal yang tidak terdeteksi oleh aparat Inspektorat

Kabupaten Tabanan. Suatu sistem yang sebaik apapun akan sia-sia begitu saja,

apabila tidak ditunjang oleh kualitas SDM dalam hal ini seorang auditor yang

memadai khususnya kualitas pribadinya yang terdiri dari potensi pendidikan,

pengalaman, dan pelatihan (Indriasih, 2014). Menurut Zeyn (2011) juga

menegaskan penerapan SAP melalui pengendalian internal yang efektif oleh

aparatur yang memiliki kompetensi akan menciptakan laporan keuangan yang

andal.

Opini disclaimer yang di berikan oleh BPK merupakan tugas tambahan bagi

pihak Inspektorat Tabanan untuk berbenah. Pemerintah Kabupaten Tabanan

berhasil memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada laporan

keuangan pemerintah daerah tahun anggaran 2016 untuk ketiga kalinya dari

perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali. Pemkab Tabanan

serta Inspektorat Kabupaten Tabanan selalu berusaha untuk lebih baik lagi dalam

mengelola laporan keuangan dan menghasilkan kualitas audit (Baliberkarya.com).

Seorang akuntan harus memperhatikan kualitas auditnya, dengan

kualitas audit yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan

yang dapat dipercaya oleh pengguna informasi keuangan. Berdasarkan

3
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor

tersebut dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing.

Kualitas audit merupakan keadaan dimana seorang auditor akan menemukan

dan melaporkan ketidaksesuaian terhadap prinsip yang terjadi pada laporan

akuntansi kliennya. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

yang beriorentasi hasil (outcome oriented) dan pendekatan yang beriorentasi

proses (process oriented) (Greg and Graham, 2013).

Rendahnya kualitas audit diduga berhubungan dengan lemahnya

kompetensi dan pengalaman kerja auditor itu sendiri karena terbukti

berdasarkan data karyawan Inspektorat Kabupaten Tabanan sampai dengan

saat ini. Auditor yang berkompetensi memiliki keahlian dan keterampilan yang

cukup dalam melaksanakan audit serta secara hukum memiliki kewenangan

dan hak untuk melaksanakan audit berdasarkan penugasan atau dasar hukum

pendirian organisasi masih kurang. Lemahnya kompetensi auditor dalam

menerapkan SPIP serta SAP diduga sebagai faktor penyebab tidak tercapainya

opini WTP seperti yang ditargetkan pemerintah pusat.

Kompetensi merupakan kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar yang juga bermanfaat untuk menjaga

objektivitas dan integritas auditor. Kompetensi adalah keseluruhan

pengetahuan, kemampuan atau keterampilan dan sikap kerja ditambah atribut

kepribadian yang dimiliki seseorang. Kemampuan auditor untuk menemukan

kesalahan tergantung dari kompetensi auditor (Rosnidah, 2010). Undang-

Undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan

4
menyebutkan bahwa kompetensi kerja adalah kemampuan setiap individu

yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan. Hal itu menunjukan bahwa kompetensi

mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh

karyawan dan pimpinan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran

sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Organisasi akan berkembang dan

mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang kompetitif apabila

didukung oleh karyawan-karyawan yang berkompetensi di bidangnya.

Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja, siapa yang

berkinerja baik dan kurang baik tergantung kompetensi yang dimilikinya,

diukur dari kriteria atau standar yang digunakan (Linawati dan Suhaji, 2012).

Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor

untuk melaksanakan audit dengan benar (Ayuningtyas dkk, 2012). Menurut

Saputra (2016) auditor akan dapat menyelesaikan auditnya secara efektif jika

didukung kemampuan, karena dengan kemampuan maka auditor dapat

mendeteksi kesalahan yang akan berimbas pada kinerja yang semakin

membaik. Sehingga dapat dikatakan ketika auditor memiliki kompetensi dan

kualifikasi yang baik, maka pemahaman yang dimiliki atas suatu laporan

keuangan juga akan lebih baik sehingga auditor dengan cepat akan dapat

menganalisis kesalahan yang terjadi. Alim dkk (2007) melakukan penelitian

dan berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas

audit. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Castellani (2008) yang

5
menemukan bahwa kompetensi berpengaruh secara parsial maupun simultan

terhadap kualitas audit.

Faktor lain yang berpengaruh pada kualitas audit adalah pengalaman

auditor serta fakta yang ada seringnya mutasi di Inspektorat Kabupaten

Tabanan sehingga aparat yang berpengalaman tergantikan oleh yang kurang

berpengalaman. Pengalaman seorang auditor memberikan pengaruh besar

terhadap kualitas audit (Mulyadi, 2002 : 56). Seseorang yang berpengalaman

diartikan sebagai seseorang yang mempunyai pengalaman dalam melakukan

audit atas laporan keuangan yang dilihat dari lama waktu bekerja, banyaknya

penugasan yang dilakukan auditor atau jenis-jenis perusahaan yang pernah

ditangani dan reward yang didapatkan. Triyanto (2014) menyatakan bahwa

seorang auditor harus mempunyai pengalaman dalam kegiatan auditnya,

pendidikan formal dan pengalaman kerja dalam profesi akuntan merupakan

hal penting yang akan saling melengkapi agar tercapainya hasil kualitas audit

yang baik. Pemerintah mensyaratkan untuk auditor memiliki pengalaman

kerja sekurang-kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di

bidang audit, khususnya yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi

akuntan publik (Triyanto, 2014).

Pengalaman seorang auditor sangat berperan penting dalam

meningkatkan keahlian sebagai perluasan dari pendidikan formal yang telah

diperoleh auditor. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal

auditor yang kemudian diperluas melalui pengalaman-pengalaman dan

selanjutnya dalam praktik audit (Sari, 2011). Pengalaman dapat diperoleh

6
melalui proses bertahap, seperti pelaksanaan tugas-tugas pemeriksaan,

pelatihan ataupun kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan

keahlian auditor. Pengalaman juga memberikan dampak pada keputusan yang

diambil merupakan keputusan yang tepat.

Penelitian yang dilakukan Asih (2006), menemukan bahwa pengalaman

auditor baik dari sisi lama bekerja, banyaknya tugas maupun banyaknya jenis

perusahaan yang diaudit berpengaruh positif terhadap keahlian auditor dalam

bidang auditing. Penelitian yang dilakukan oleh Hanjani (2014) menunjukan

bahwa pengalaman berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas audit.

Perbedaan hasil penelitian ditemukan Singgih dan Bawono (2010) yang

mengungkapkan bahwa pengalaman kerja auditor tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Kusharyanti (2003) menyebutkan bahwa auditor yang

berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan

keuangan. Mereka juga mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas

kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan

kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi.

Untuk mencapai tujuan organisasi dan karyawan yaitu kualitas audit

yang baik bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan, karena efektivitas

seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang

dipimpinnya serta kepuasan karyawan terhadap pimpinannya, sehingga

seorang pimpinan harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk

melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan

secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntunan organisasi

7
melalui arahan pimpinannya. Gaya kepemimpinan pada dasarnya menekankan

pada pentingnya seorang pemimpin menciptakan visi dan lingkungan yang

dapat memotivasi para bawahan untuk berprestasi melampaui harapannya

(Sina, 2013).

Tintami (2012) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses

dimana para pemimpin dan pengikut saling meningkatkan diri ke moralitas

dan motivasi yang lebih tinggi. Gaya kepemimpinan merupakan norma

perilaku yang digunakan seorang manajer pada saat ia mempengaruhi perilaku

bawahannya. Seseorang yang menjalankan fungsi manajemen berkewajiban

mengarahkan karyawan yang dibawahinya agar mereka tetap melaksanakan

tugas dengan baik, memiliki dedikasi terhadap organisasi dan tetap merasa

berkewajiban untuk mencapai tujuan organisasi. Secara relatif ada tiga macam

gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu otokratis, demokratis dan laissez-

faire. Berhasil atau tidaknya sebuah organisasi sangat ditentukan oleh

kepemimpinan, karena pemimpin bertanggungjawab atas kegagalan

pelaksanaan pekerjaan, sebaliknya kesuksesan dalam memimpin sebuah

organisasi merupakan keberhasilan seseorang memengaruhi orang lain untuk

menggerakkan atau menjalankan visinya, selain itu adanya koordinasi atau

kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahannya.

Fenomena lainnya yang mampu mempengaruhi kualitas audit yaitu

lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan

fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam

melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai

8
keadaaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat

hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha

untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian

pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak

dapat dipisahkan dari berbagai keadaan sekitar tempat mereka bekerja, yaitu

lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap karyawan akan

berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.

Lingkungan kerja sangat berperan penting dalam pengaruh kualitas audit.

Hubungan harmonis dengan sesama auditor dilingkungan kerja dapat

menghasilkan laporan audit yang baik, sehingga dibutuhkan kondisi

lingkungan yang aman dan nyaman. Terciptanya hubungan baik dengan rekan

kerja dapat menimbulkan suasana kerja yang kondusif, serta hubungan kepada

lingkungan dapat menciptakan tata ruang yang nyaman sehingga auditor dapat

bekerja dengan lebih baik. Terdapat tiga indikator yang berpengaruh terhadap

lingkungan kerja menurut Septianto (2010) yaitu suasana kerja, hubungan dengan

rekan kerja, dan tersedianya fasilitas kerja. Setiap karyawan selalu menginginkan

suasana kerja yang menyenangkan, suasana kerja yang nyaman meliputi cahaya

atau penerangan yang jelas, suara yang tidak bising dan tenang, serta keamanan di

dalam bekerja. Berawal dari kenyamanan karyawan tersebut maka dapat

meningkatkan semangatkerja dan menghasilkan kualitas audit yang baik.

Fenomena inilah yang telah memotivasi peneliti untuk melakukan

penelitian yang terkait dengan variabel kompetensi, pengalaman kerja, gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit di Inspektorat Kabupaten

9
Tabanan. Penelitian ini merupakan adopsi dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ayuningtyas (2012) yang di mana peneliti mengadopsi dua

variabel independen yaitu, pengalaman kerja dan kompetensi serta variabel

dependen yaitu, kualitas audit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis

ingin melakukan penelitian dengan mengangkat judul “ Pengaruh Kompetensi,

Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja pada Kualitas

Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah kompetensi berpengaruh pada kualitas audit?

2) Apakah pengalaman kerja berpengaruh pada kualitas audit?

3) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh pada kualitas audit?

4) Apakah lingkungan kerja berpengaruh pada kualitas audit?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi pada kualitas audit.

2) Untuk menguji secara empiris pengaruh pengalaman kerja pada kualitas

audit.

3) Untuk menguji secara empiris pengaruh gaya kepemimpinan pada

kualitas audit.

10
4) Untuk menguji secara empiris pengaruh lingkungan kerja pada kualitas

audit

1.4 Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

mengenai pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan

dan lingkungan kerja pada kualitas audit. Hal ini didukung dengan

adanyateori keagenan, teori motivasi dan teori atribusi yang menjelaskan

bagaimana hubungan kualitas audit dengan keempat variabel yang ada.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi auditor mengenai

pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja sehingga auditor menjadi lebih professional dalam

menjalankan tugasnya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab

skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penyajian berikut ini :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika

penulisan.

11
Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang

relevan dengan penelitian ini yang meliputi teori keagenan, teori

motivasi, teori atribusi, pengertian auditing, tipe auditor, kualitas

audit, kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan,

lingkungan kerja, penjelasan kerangka konseptual dan pembahasan

hipotesis dari penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang desain, lokasi, objek penelitian,

identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi, sampel

dan metode penelitian, metode pengumpulan data, jenis data dan

sumber data, instrumen penelitian, analisis statistic deskriptif, uji

asumsi klasik, dan teknik analisis data yang digunakan dalam

pembahasan masalah.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menyajikan gambaran umum data, deskripsi hasil

penelitian, hasil pengujian atas uji asumsi klasik dan hasil

pengujian masing-masing hipotesis yang ada dalam penelitian ini.

Bab V : Simpulan dan Saran

Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari pembahasan

yang telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang ditujukan

kepada peneliti bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau

mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.

12
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS


PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai landasan teori penelitian yang

mendukung analisis data mengenai masalah yang diteliti, kerangka konseptual dan

hipotesis penelitian.

2.1 Landasan Teori

Sub bab ini akan menguraikan mengenai teori keagenan, teori motivasi,

teori atribusi, pengertian auditing, tipe auditor, kualitas audit, kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja.

2.1.1 Teori Keagenan

Hubungan kontraktual antara principal dan agent merupakan konsep dari

teori agensi. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak

lain yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam

kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Meckling, 1976).

Contacting theory (Watt dan Zimmerman, 1983) menyatakan bahwa hubungan

antar pihak-pihak dalam perusahaan, pengelola, pemegang saham, kreditur,

pemerintah dan masyarakat akan sulit tercipta dikarenakan oleh kepentingan yang

saling bertentangan. Timbulnya konflik antara manajemen dengan pemilik

disebabkan karena pihak manajemen bertindak memaksimumkan kesejahteraan

mereka dan mengamankan posisi mereka tanpa memperhatikan risiko yang akan

terjadi pada stakeholder lainnya. Kepentingan yang berbeda dan saling

bertentangan akan mengarahkan kepada penipuan dan rekayasa sehingga hasil

13
dari pekerja ataupun kinerja yang dihasilkan dari agent dan principal tidak dapat

dipercaya, sehingga penyatuan visi dan misi sangat diperlukan (Jensen dan

Meckling, 1976).

Teori keagenan dalam kaitannya dengan auditor sebagai pihak ketiga yang

akan membantu mengatasi konflik kepentingan yang akan terjadi antara principal

dan agent, untuk melakukan pengujian maupun pemeriksaan diharapkan dapat

mencegah terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan yang dibuat oleh

manajemen. Hal tersebut terjadi pada suatu situasi dimana auditor yang dapat

dipercaya memiliki kepentingan profesional melakukan auditing sesuai dengan

aturan dan kode etik yang telah ditetapkan serta memiliki kepentingan pribadi

dimana auditor bergantung pada manajemen yang membayar jasa auditnya.

Teori keagenan mempunyai tujuan agar hubungan kontrak yang terjadi

efisien, dimana hubungan kontrak yang terjadi dapat memenuhi kepentingan

kedua belah pihak. Kepentingan pemilik sumber daya (principal) dapat dipenuhi

oleh pengelola sumber daya, yaitu mengurus penggunaan sumber daya dengan

baik dan selalu membuat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan berupa

laporan keuangan. Kepentingan agent sebagai pengelola sumber daya dapat

dipenuhi juga, berupa penerimaan penghargaan sesuai dengan kemampuannya

dalam pengelolaan sumber daya. Terpenuhinya kepentingan kedua belah pihak

sehingga hubungan kontrak menjadi efisien. Sukartha (2007) menyatakan bahwa

kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor yaitu :

1) Agen dan principal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen

maupun principal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama

14
sehingga tidak ada informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk

kepentingan agen sendiri.

2) Risiko yang dipikul agen yang berkaitan dengan tugasnya sebagai

manajemen adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang

tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.

Auditor mempunyai tanggungjawab utama dalam melaksanakan fungsi

pengauditannya terhadap laporan keuangan yang diterbitkan oleh klien agar

memiliki karakteristik reliable dan relevance. Pengguna informasi keuangan akan

mempertimbangkan pendapat auditor sebelum menggunakan informasi tersebut

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomis. Keputusan ekonomis

pengguna laporan auditor diantaranya adalah memberi kredit atau pinjaman,

investasi, merger, akuisisi, dan lain sebagainya. Pengguna informasi laporan

keuangan akan mempercayai informasi yang disediakan oleh auditor yang

kredibel. Aditor yang kredibel dapat memberikan informasi yang lebih baik

kepada pengguna informasi, karena dapat mengurangi asimetris informasi antara

pihak manajemen dengan pihak pemilik.

2.1.2 Teori Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan

seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi pula dapat diartikan sebagai

kekuatan seorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entuisiasmenya

dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu

itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

15
Motivasi tiap-tiap individu berbeda karena situasi dan kondisi dari masing-

masing individu pun berbeda. Menurut Widiatami (2013) motivasi merupakan

salah satu faktor yang menentukan kemampuan akademis seseorang. Motivasi

muncul secara internal maupun eksternal tergantung pada kebutuhan dan tujuan.

Semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan

sesuatu dengan respon dan juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan

interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan kuputusan yang terjadi pada diri

seseorang.

Motivasi dapat membangkitkan tingkah laku dan mengarahkannya pada

tujuan yang sesuai. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ditentukan oleh motivasi

setiap pemimpin terhadap gaya kepemimpinannya kepada karyawannya. Semakin

baik motivasi yang dimiliki, maka semakin baik pula gaya kepemimpinan yang

akan dilakukan oleh setiap pemimpin, karena pemimpin adalah pemain utama

yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

2.1.3 Teori Atribusi

Teori Atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang

menginterprestasikan suatu peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya (Suartana,

2010). Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab

perilaku orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal

misalnya sifat, karakter, sikap dan lain-lain ataupun faktor eksternal misalnya

tekanan situasi atau keadaan tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap

perilaku individu (Ayuningtyas, 2012). Situasi disekitarnya yang menyebabkan

perilaku seseorang dalam persepsi sosial yang disebut dengan dispositional

16
attributions dan situasional attributions (Gordon and Graham, 2006).

Dispositional attributions atau penyebab internal auditor yang mengacu pada

aspek perilaku individu yang ada dalam diri seseorang seperti kepribadian,

persepsi diri, kemampuan, motivasi sedangkan situasional attributions atau

penyebab eksternal yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat

mempengaruhi perilaku, seperti kondisi sosial, nilai-nilai sosial dan pandangan

masyarakat.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori atribusi karena peneliti ingin

mengetahui dampak lingkungan kerja terhadap kualitas audit. Lingkungan kerja

auditor merupakan penentu terhadap kualitas audit yang dilakukan karena suatu

faktor eksternal yang dapat mendorong seorang auditor untuk melakukan suatu

aktivitas.

2.1.4 Pengertian Auditing

Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk

menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria

yang telah ditetapkan (Meylinda dan Budiartha, 2015).Tujuan akhir dari proses

auditing ini adalah menghasilkan laporan audit, laporan audit inilah yang

digunakan oleh auditor untuk menyampaikan pernyataan atau pendapatnya kepada

pemakai laporan keuangan . Menurut Mulyadi (2014:9), mendefinisikan auditing

sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan

17
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan.

Mulyadi (2014:30) menyatakan pada umumnya pengauditan dikelompokkan

menjadi tiga golongan yaitu :

1) Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya

untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut.

2) Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah

yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit

kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang

membuat kriteria.

3) Audit Operasional

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan

organisasi atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan

untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk

peningkatan dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan

lebih lanjut.

2.1.5 Tipe Auditor

Mulyadi (2014:28) menyatakan tipe auditor dikelompokkan menjadi tiga

golongan yaitu :

18
1) Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan

jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas

laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan

seperti : kreditur, investor, calon kreditur, calon investor dan instansi

pemerintah.

2) Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi

pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi

atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang

ditunjukan kepada pemerintah.

3) Auditor Intern

Audit intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan dalam

perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi,

menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,

menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta

menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian

organisasi.

19
2.1.6 Kualitas Audit

Menurut Enofe, et al., (2013), audit merupakan pemeriksaan audit

independen atas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah dipersiapkan oleh

manajemen perusahaan. Simanjuntak (2008) mendefinisikan kualitas audit

sebagai gabungan probabilitas seorang auditor untuk dapat menemukan dan

melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien.

Kemampuan untuk menemukan salah saji material dalam laporan keuangan

perusahaan tergantung dari keahlian auditor sedangkan kemauan untuk

melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya.

Deis dan Giroux (1992) meneliti empat hal yang dianggap memiliki

hubungan dengan kualitas audit yaitu :

1) Lama waktu auditor melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan.

Semakin lama auditor melakukan audit pada klien yang sama maka

kualitas audit yang dihasilkan semakin rendah.

2) Jumlah klien. Semakin banyak klien maka kualitas audit yang dihasilkan

semakin baik karena dengan jumlah klien yang banyak maka auditor

akan berusaha menjaga reputasinya.

3) Kondisi keuangan klien. Semakin baik kondisi keuangan klien maka

klien cenderung akan menekan auditor agar tidak mengikuti standar dan

prosedur.

4) Review oleh pihak ketiga. Apabila auditor mengetahui hasil auditnya

akan diperiksa oleh pihak ketiga maka kualitas audit yang dihasilkan

akan meningkat.

20
Kane (2005) mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor

eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk

penyimpangan lainnya. Parasuraman, et al., (1985), menyatakan bahwa terdapat

dua atribut utama yang mempengaruhi kualitas, yaitu expected service dan

perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah memenuhi

dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan,

begitu juga dengan jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan maka

kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.

Kualitas audit dapat dilihat dari kualitas keputusan-keputusan yang diambil.

Menurut Bedard dan Michelene (1993) ada dua pendekatan yang digunakan yaitu

outcome oriented dan process oriented. Pendekatan outcome oriented digunakan

jika solusi sebuah permasalahan atau hasil dari sebuah pekerjaan sudah dapat

dipastikan. Untuk menilai kualitas keputusan yang akan diambil dapat dilakukan

dengan cara membandingkan solusi atau hasil yang dicapai dengan standar hasil

yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pendekatan process oriented

digunakan jika solusi sebuah permasalahn atau hasil yang digunakan dari sebuah

pekerjaan sulit untuk dipastikan. Maka untuk menilai kualitas keputusan yang

akan diambil auditor dapat dilihat dari kualitas tahapan atau proses yang telah

ditempuh auditor selama menyelesaikan pekerjaan dari awal hingga menghasilkan

sebuah keputusan.

Kualitas audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika

memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu. Laporan audit yang

21
baik dan menghasilkan kualitas audit yang memuaskan apabila seorang akuntan

publik atau auditor independen dalam menjalankan tugasnya dengan memegang

prinsip-prinsip profesi. Menurut Mulyadi (2014:54) ada delapan prinsip yang

harus dipatuhi akuntan publik adalah :

1) Tanggungjawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional , setiap

anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan

profesional dalam segala kegiatan yang dilakukannya.

2) Kepentingan publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan

menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3) Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap

anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan

integritas setinggi mungkin.

4) Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5) Kompetensi dan kehati-hatian profesional

Setiap anggota harus melaksanakan kewajiban jasa profesionalnya

dengan hati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai

kewajiban untuk memperhatikan pengetahuan dan keterampilan

22
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien

atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang

kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang

mutakhir.

6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama melakukan jasa profesionalnya dan tidak boleh memakai atau

mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan berdasarkan

hukum untuk mengungkapkannya.

7) Perilaku profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi

yang baik dan menjauhi tindakan yang mendiskreditkan profesi.

8) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar

teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya

dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk

melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut

sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.

Kemampuan menemukan penyelewengan yang ada pada sistem akuntansi

klien berdasarkan atas keahlian (kompetensi) auditor. Hal tersebut berpengaruh

langsung terhadap kualitas audit. Agar laporan audit yang dihasilkan auditor

berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara profesional

(Josoprijonggo, 2005). Berdasarkan pengertian kualitas audit diatas, maka dapat

23
disimpulkan bahwa kualitas audit adalah segala kemungkinan auditor pada saat

mengaudit menemukan pelanggaran dan ketidaksesuaian dalam sistem akuntansi

klien dan melaporkannya pada laporan keuangan auditan, dimana dalam

melaksanakan audit, auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik

akuntan publik yang relevan.

2.1.7 Kompetensi

Dalam melaksanakan proses audit, seorang auditor harus memiliki mutu

personal yang baik, memiliki pengetahuan yang memadai, serta memiliki keahlian

khusus dalam bidangnya sehingga informasi yang disampaikan auditor tidak

bersifat menyimpang dari kenyataan. Kompetensi yang dibutuhkan dalam

melakukan audit yaitu pengetahuan dan kemampuan. Auditor harus memiliki

pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit, selain itu kemampuan

teamwork juga harus dimiliki auditor dalam menganalisis suatu permasalahan.

Ardani (2010) mengatakan auditor sebagai ujung tombak fungsi

pemeriksaan harus memiliki tingkat kemampuan, keahlian pengalaman yang

dicerminkan dari kompetensi. Saputra (2016) mengatakan seorang auditor akan

dapat menyelesaikan auditnya secara efektif jika didukung kemampuannya,

karena dengan kemampuannya maka seorang auditor akan dapat mendeteksi

kesalahan yang terjadi. Secara umum ada lima pengetahuan yang harus dimiliki

oleh seorang audior. Kusharyanti (2003) menjelaskan bahwa pengetahuan terbagi

menjadi :

1) Pengetahuan pengauditan umum

2) Pengetahuan area fungsional

24
3) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru

4) Pengetahuan mengenai industri khusus

5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian masalah

Auditor mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan

sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa.

Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk

melaksanakan audit dengan benar (Rai, 2008). Kompetensi berkaitan dengan

keahlian profesional yang dimiliki oleh auditor sebagai hasil dari pendidikan

formal, ujian profesional maupun keikutsertaan dalam pelatihan, seminar dan

simposium (Suraida, 2005).

Peraturan pemerintah No. Kep/005/aaipudpn/2014 tentang pemberlakuan

kode etik auditor intern pemerintah Indonesia, standar audit intern pemerintah

Indonesia dan pedoman telah sejawat auditor intern pemerintah Indonesia Dewan

Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI)

menyebutkan, Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) harus memiliki kriteria

tertentu dari kualifikasi pendidikan formal auditor, kriteria tersebut harus

dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi kondisi auditee,

auditor harus memiliki kompetensi umum, kompetensi teknis audit intern dan

kompetensi kumulatif, auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional

auditor (JFA) dan/atau sertifikasi lain dibidang pengawasan intern pemerintah,

auditor mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan, pimpinan

APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila auditor tidak mempunyai keahlian

yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan audit intern, dalam hal tenaga

25
ahli tanggung jawab auditor terbatas kepada simpulan dan fakta atas hasil audit

intern.

Pernyataan standar umum pertama Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SKPN) adalah pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional

yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Dengan pernyataan

standar pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggungjawab untuk

memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa harus

memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan

evaluasi atas pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa dalam

mempertahankan pemeriksa yang memiliki kompetensi yang memadai.

2.1.8 Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan salah satu cara pembelajaran formal dan non

formal yang baik bagi auditor untuk menjadikan auditor kaya akan teknik audit.

Menurut Horngren (2001) Pengalaman auditor merupakan ukuran tentang lama

waktu dan masa kerjanya yang telah dilalui seseorang dalam memahami tugas-

tugas pekerjaannya dengan baik. Sesuai dengan standar umum dalam Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyebutkan bahwa seorang auditor

diisyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang

ditekuninya serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman

dalam industri-industri yang mereka audit (Alvin, et al., 2011)

Pengalaman juga terkait dengan masa kerja seorang auditor, semakin lama

rentan waktu masa kerja auditor juga berpengaruh terhadap setiap keputusan yang

diambil oleh auditor terhadap temuan-temuan kesalahan atau penyimpangan

26
laporan keuangan. Hal itu mengindikasikan semakin lama masa kerja seorang

auditor, maka akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.

Pengalaman dalam praktik audit juga merupakan salah satu indikator untuk

membuktikan keahlian atau profesionalisme seorang auditor, karena apabila tidak

berpengalaman maka berpeluang melakukan atribusi kesalahan lebih besar

dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman. Akan tetapi masa kerja

yang belum lama tidak juga menjamin kualitas audit yang dihasilkan tidak

berkualitas terutama pada akuntan junior, hal ini dapat terjadi jika pelaksanaan

tugasnya disupervisi oleh seniornya. Namun pada intinya secara umum masa kerja

atau pengalaman kerja yang cukup sangat berpengaruh pada kualitas audit yang

dihasilkan.

2.1.9 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan

menggambarkan kombinasi yang konsisten dari falsafah, ketrampilan, sifat dan

sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan menunjukkan

secara langsung maupun tidak langsung tentang keyakinan seorang pemimpin

terhadap kemampuan bawahannya. Penerapan gaya kepemimpinan yang

digunakan pada penelitian ini adalah gaya partisipatif. Adapun definisi

kepemimpinan partisipatif menurut Husain (2011:12) terdapat empat poin penting

yaitu:

1) Mengembangkan dan mempertahankan hubungan

27
2) Memperoleh dan member informasi

3) Membuat keputusan

4) Mempengaruhi orang.

Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada tingginya

dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan.

Gaya pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai

“partisipatif” karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan

keputusan dipegang secara bergantian. Dengan penggunaan gaya partisipatif ini,

pemimpin dan bawahan saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan

pembuatan keputusan.

Kepemimpinan dimana pemimpin melibatkan penetapan keputusan yang

memungkinkan orang lain atas beberapa pengaruh pada keputusan-keputusan

pemimpin. Menurut Badeni (2013), pemimpin yang demokratis atau partisipatif

mendesentralisasikan otoritas kepada karyawan. Keputusan dibuat tidak secara

sepihak tetapi partisipatif. Putusan-putusan itu adalah hasil dari konsultasi

pemimpin dengan para bawahan. Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis sebagai

berikut:

1) Pendelegasian wewenang terdesentralisasi

2) Keputusan yang diambil pemimpin melibatkan opini dari bawahan

3) Komunikasi pemimpin dan bawahan dua arah

4) Berorientasi pada hubungan

5) Perencanaan tujuan dilakukan oleh keterlibatan karyawan

28
2.1.10 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan keadaan sekitar tempat kerja baik secara

fisik maupun non fisik yang dapat memberikan kesan menyenangkan,

mengamankan dan menentramkan. Kondisi lingkungan kerja yang baik akan

membuat karyawan merasa nyaman dalam bekerja. Kesan yang nyaman akan

lingkungan kerja di mana karyawan tersebut bekerja akan mengurangi kejenuhan

dan kebosanan dalam bekerja. Kenyamanan tersebut tentunya akan berdampak

pada peningkatan kualitas audit. Sebaliknya, ketidaknyamanan dari lingkungan

kerja yang dialami oleh karyawan bisa berdampak menurunnya hasil kinerja

karyawan dalam menghasilkan kualitas audit yang baik.

Lingkungan kerja secara umum merupakan lingkungan dimana pekerja

melaksanakan tugas pekerjaannya, dan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik.

Lingkungan kerja fisik meliputi: pengelolaan gedung atu tata ruang kerja,

penerangan, temperatur, kebersihan, kebisingan suara, kerindangan halaman,

warna dinding, kelengkapan kerja atau fasilitas kerja, keamanan dan kenyamanan,

dan lain sebagainya yang dapat dilihat secara fisik. Sedangkan lingkungan kerja

non fisik adalah meliputi: suasana kerja, hubungan dengan sesama karyawan,

hubungan dengan pemimpin, organisasi karyawan dan klien.

Menurut Robbins (2008) bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang ada

disekitar para pekerja/karyawan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan dalam melaksankan pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil kerja

29
yang maksimal, dimana dalam lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas kerja

yang mendukung karyawan dalam penyelesaian tugas yang dibebankan kepada

karyawan guna meningkatkan kerja karyawan dalam suatu perusahaan. Setiap

karyawan selalu menginginkan suasana kerja yang menyenangkan, suasana kerja

yang nyaman meliputi cahaya atau penerangan yang jelas, suara yang tidak bising

dan tenang, serta keamanan di dalam bekerja.. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam suatu organisasi adalah adanya

hubungan yang harmonis di antara rekan kerja. Hubungan rekan kerja yang

harmonis dan kekeluargaan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan. Selain itu juga tersedianya fasilitas kerja yang

lengkap, walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses kelancaran

dalam bekerja. Dengan lingkungan kerja yang menyenangkan diharapkan

karyawan cenderung akan bekerja dengan sikap disiplin yang tinggi dari

kemungkinan terjadi pelanggaran peraturan yang dapat terjadi, semangat kerja

yang meningkat pula, serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas

pekerjaannya dan merasa tidak ada yang mengganggu dalam pelaksanaan tugas

tersebut (Suprayitno, 2007).

2.1.11 General Accounting Office (GAO)

Di Amerika Serikat, audit atas keuangan negara pada instansi-instansi

pemerintah dilakukan oleh GAO (General Accounting Office). Auditor GAO

berada di bawah arahan pengawas umum Amerika Serikat dan bertanggungjawab

kepada kongres. Tugas utamanya adalah melakukan federal. Mereka juga

membantu kongres dengan melakukan audit khusus, survei dan investigasi.

30
Sebagian besar audit yang dilakukan oleh auditor GAO adalah audit ketaatan dan

audit operasional. Seperti kita ketahui bersama dasar akuntansi di Indonesia

adalah Amerika, maka dari GAO ini lah suatu kinerja menjadi sesuatu yang

penting untuk di evaluasi/audit lalu di Indonesia diterapkanlah audit kinerja yang

diawasi oleh APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) dan terciptalah BPK

sebagai badan independen, dan secara garis besar BPK merupakan GAO di

Indonesia. Sebagai seorang auditor harus kompeten karena untuk mencapai

kualitas audit yang baik, pelaksanaannya mendasarkan pada GAO standard yang

membagi menjadi 3 elemen dasar, yaitu:

1) Financial and complaince, yang bertujuan untuk menentukan apakah

operasi keuangan dijalankan dengan baik, apakah pelaporan keuangan dari

suatu audit entity disajikan secara wajar dan apakah entity tersebut telah

mentaati hukum dan peraturan yang ada.

2) Economy dan efficiency, untuk menentukan apakah entity tersebut telah

mengelola sumber-sumber (personnel, property, space and so forth) secara

ekonomis, efisien dan efektif termasuk sistem informasi manajemen,

prosedur administrasi, atau struktur organisasi yang cukup.

3) Program results, menentukan apakah hasil yang diinginkan atau

keuntungan telah dicapai pada kos yang rendah.

Ketiga hal tersebut dijalankan auditor dalam melakukan pemeriksaan

untuk mencapai kualitas audit yang baik (Malan, 1984). Dan berdasarkan

beberapa pendapat dapat dianggap bahwa kualitas audit yang baik itu adalah

pelaksanaan audit yang mendasarkan pada pelaksanaan Value For Money (VFM)

31
audit yang dilaksanakan secara independen, keahlian yang memadai, judgement

dan pengalaman. Khususnya untuk governmental audit yang berkaitan dengan

suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada

masyarakat, seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah . Auditornya

adalah auditor pemerintah dan dibayar oleh pemerintah (Halim, 2008: 10).

Auditor pemerintah pada umumnya meninjau praktek lembaga-lembaga

pemerintah. Hasilnya akan dijadikan acuan dalam membuat dan mengelola

beberapa kebijakan dan anggaran. Auditor pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Auditor ekternal pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-

Undang Dasar 1945 yang berbunyi “untuk memeriksa tanggung jawab

tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan

yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil

pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat”.

Badan Pemeriksa keuangan merupakan badan yang tidak tunduk

kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap independen.

2) Auditor internal pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat

Pengawas Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat

Jenderal Departemen/LPND dan Badan Pengawasan Daerah.

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Sugiyono (2016) menyatakan

32
bahwa penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji kemampuan kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas.

Gambar 2.1 menjelaskan tentang hubungan variabel independen dengan variabel

dependennya.

Kompetensi (X1) (+)

(+)
Pengalaman Kerja (X2)

Kualitas Audit (Y)


(+)
Gaya Kepemimpinan (X3)

(+)

Lingkungan Kerja (X4)

Sumber : Data diolah, 2018

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian

yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa hipotesis sebagai

berikut:

33
2.3.1 Pengaruh Kompetensi pada Kualitas Audit

Teori yang digunakan untuk variabel kompetensi yaitu teori keagenan yang

menjelaskan bahwa adanya hubungan kontraktual antara principal atau klien

dengan agent atau auditor sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang baik.

Semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh auditor maka semakin rendah biaya

yang akan digunakan dan semakin rendah pula biaya yang akan dikeluarkan oleh

klien untuk memperoleh kualitas audit yang baik. Jadi teori keagenan dalam

kaitannya dengan kompetensi pada kualitas audit dapat menghasilkan sesuatu

yang efisien. Teori ini mendukung penelitian tentang kompetensi yang dilakukan

oleh Ramadhanis (2012). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditnya. Penelitian

Efendy (2010) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap

kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. Penelitian

yang dilakukan Anugerah dan Akbar (2014) menunjukkan bahwa kompetensi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Seorang auditor mempunyai

kompetensi baik dari segi pengetahuan audit dan akuntansi, karena auditor yang

memiliki pengetahuan tinggi akan mempunyai pandangan lebih luas mengenai

berbagai hal serta melakukan tugasnya secara efisien, sehingga akan

meningkatkan kualitas auditnya. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas,

maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

H1 : Kompetensi berpengaruh positif pada kualitas audit

34
2.3.2 Pengaruh Pengalaman Kerja pada Kualitas Audit

Teori yang digunakan untuk variabel pengalaman kerja yaitu teori keagenan

yang menjelaskan bahwa adanya hubungan kontraktual antara principal atau klien

dengan agent atau auditor sehingga dapat menghasilkan kualitas audit yang baik.

Semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh auditor maka semakin luas

pengetahuannya tentang kualitas audit, sehingga dapat bekerja secara efisien. Jadi

teori keagenan dalam kaitannya dengan pengalaman kerja pada kualitas audit

dapat menghasilkan sesuatu yang efisien. Penelitian Alim dkk (2007) menyatakan

bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor akan

semakin baik dan meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian

Sukriah, dkk (2009) menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif

terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Didukung pula dengan penelitian Indah

(2010) menyatakan bahwa pengalaman dalam melakukan audit mempunyai

dampak signifikan terhadap kualitas audit. Pengalaman kerja merupakan lama

kerja pengawas intern pada perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

banyak pengalaman kerja seorang auditor maka semakin meningkat kualitas

auditnya. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut :

H2 : Pengalaman kerja berpengaruh positif pada kualitas audit

2.3.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan pada Kualitas Audit

Teori yang digunakan untuk variabel gaya kepemimpinan yaitu teori

motivasi yang menjelaskan bahwa kekuatan seorang yang dapat menimbulkan

tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik

35
dari dalam diri maupun dari luar individu. Teori motivasi dapat membangkitkan

tingkah laku dan mengarahkannya pada tujuan yang sesuai oleh seorang pimpinan

dengan gaya kepemimpinan partisipatif di Inspektorat kepada auditor atau

bawahannya untuk melakukan suatu pekerjaan yang telah diberikan. Para

pemimpin jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk

dalam hal membantu auditor untuk berhasil menyelesaikan tugas mereka

menghasilkan kualitas audit yang baik. Pemimpin cenderung memiliki semangat

yang positif untuk para bawahannya sehingga semangatnya tersebut berpengaruh

pada anggotanya untuk lebih energik. Jadi teori motivasi dalam kaitannya dengan

gaya kepemimpinan pada kualitas audit adalah dapat menentukan berhasil atau

tidaknya tujuan yang diinginkan. Hasil penelitian Utami (2010), Sina (2013) dan

Surbakti (2013) menyatakan bahwa kualitas kinerja karyawan semakin meningkat

jika seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang baik. Adeyemi (2010)

kepemimpinan memiliki dampak positif pada kinerja auditor. Dapat disimpulkan

adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kualitas audit, bahwa

seorang auditor yang dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki cara

memimpin dengan baik dan disukai oleh bawahannya maka dia akan merasa

senang dalam bekerja sehingga kinerja akan meningkat dan menghasilkan kualitas

audit yang baik. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka dapat ditarik

hipotesis sebagai berikut:

H3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kualitas audit

2.3.4 Pengaruh Lingkungan Kerja pada Kualitas Audit

Teori yang digunakan untuk variabel lingkungan kerja yaitu teori atribusi

36
yang menjelaskan bahwa seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain

atau dirinya sendiri yang akan ditentukan dari internal ataupun eksternal. Pada

lingkungan kerja digunakan faktor eksternal dari teori atribusi, karena membahas

mengenai pengaruh lingkungan kerja seperti tekanan situasi atau keadaan,

lingkungan sekitar, kondisi kebersihan kantor dan lainnya. Semakin baik

lingkungan kerja yang dimiliki maka semakin baik pula pelaksanaan kerja auditor

untuk menghasikan kualitas audit. Jadi teori atribusi dalam kaitannya dengan

lingkungan kerja pada kualitas audit dapat menghasilkan suatu pekerjaan yang

efisien dari seorang auditor. Menurut Sedarmayanti (2011) menyatakan bahwa

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi

lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.

Sedangkan menurut Nitisemito (2012) lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat memengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, pencahayaan dan

sebagainya. Septianto (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi terbentuknya lingkungan kerja adalah cahaya ataupenerangan,

suhu udara, suara bising, keamanan kerja, serta hubungan karyawan.Lingkungan

kerja yang menyenangkan bagi karyawan melalui pengikatan hubungan yang

harmonis dengan atasan, rekan kerja, maupun bawahan, serta didukung oleh

sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat bekerja akan membawa

dampak yang positif bagi karyawan, sehingga kinerja karyawan dapat meningakat.

Dalam menjalankan prosedur ini tentunya lingkungan kerja sangat berpengaruh

37
dalam kualitas audit. Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas, maka dapat

ditarik hipotesis sebagi berikut:

H4 : Lingkungan kerja berpengaruh positif pada kualitas audit

38
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Metode tersebut meliputi desain penelitian, lokasi

penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,

populasi, sampel dan metode penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis statistic deskriptif, uji asumsi

klasik dan teknik analisis data.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih

(Sugiyono, 2014:15). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit.

Penelitian ini menggunakan jumlah auditor yang terdapat di Inspektorat

Kabupaten Tabanan sebagai populasi dalam penelitian ini. Lokasi penelitian ini

dilakukan di Inspektorat Kabupaten Tabanan. Waktu Penelitian ini yaitu tahun

2018. Populasi penelitian ini yaitu auditor, tidak dibatasi oleh jabatannya sebagai

auditor yaitu senior auditor, junior auditor, dan lain-lain.

Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Purposive

sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria

39
tertentu. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-

elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbngan tertentu.

Data yang digunakan adalah data primer yang berasal dari kuisioner yang akan

dibagikan kepada responden dan data sekunder yang diperoleh secara tidak

langsung seperti daftar nama-nama auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan.

Data yang diperoleh kemudian akan diolah menggunakan alat statistik SPSS

untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini diuraikan menjadi beberapa item pertanyaan dalam

instrumen penelitian. Data yang terkumpul dari kuisioner akan dilanjutkan dengan

uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis yang dilakukan adalah regresi linear

berganda. Berdasarkan uraian tersebut, akan terlihat bagaimana kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit

yang kemudian akan diambil kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh.

Skema desain penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Berdasarkan penjelasan di

atas maka peneliti merumuskan desain penelitian sebagai berikut :

40
Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja pada Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan

Tujuan Penelitian:
Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya
kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit

Kajian Teoritis: Kajian Empiris:

Alim dkk (2007)


Teori Keagenan
Widiatami (2013)
Teori Motivasi
Suartana (2010) 4.
Teori Atribusi
Nila (2014)
Pengertian Auditing
Mulyadi (2014)
Tipe Auditor
Junanta (2016)
Kualitas Audit
Irawati (2011)
Kompetensi
Ayuningtyas (2012) 9.
Pengalaman Kerja
Utami (2010)
Gaya Kepemimpinan
10.Sedarmayanti (2011)
10.Lingkungan Kerja
11. Halim (2008)
11.General Accounting Office
(GAO)

Variabel Penelitian :
Kualitas Audit (Y), Kompetensi(X1), Pengalaman Kerja(X2),
Gaya Kepemimpinan (X3) , Lingkungan Kerja (X4)

Hipotesis Penelitian

Pengujian Statistik

Hasil dan Pembahasan

Simpulan dan Saran

Sumber : Data diolah, 2018

Gambar 3.1 Desain Penelitian

41
3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Tabanan. Inspektorat

Tabanan terletak di Jalan Pahlawan Nomor 19, Tabanan.

3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah suatu sifat dari obyek yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian memperoleh kesimpulan (Sugiyono, 2016). Obyek

pada penelitian ini adalah kualitas audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan.

3.4 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

3.4.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Indriantoro dan Supomo (2016:63) variabel dependen adalah tipe

variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel

dependen adalah variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect variabel).

Variabel dependen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului

(consequent variable). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas

Audit (Y).

3.4.2 Variabel Bebas (Independent Variable)


Menurut Indriantoro dan Supomo (2016:63) variabel independen adalah

tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel

independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab

(presumed cause variabel) dari variabel dependen. Variabel independen juga

42
dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable). Variabel

bebas (X) dalam penelitian ini adalah kompetensi(X 1), pengalaman kerja(X2),

gaya kepemimpinan (X3), dan lingkungan kerja (X4).

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penentuan construct

dengan berbagai nilai untuk memberikan gambaran mengenai fenomena sehingga

dapat diukur. Berdasarkan pokok permasalahan yang diteliti, terdapat beberapa

variabel yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu :

1) Kompetensi (X1)

Kompetensi auditor merupakan kemampuan auditor untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam melakukan audit

sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif,

dan objektif. Kompetensi merupakan salah satu faktor utama yang harus

dimiliki sebagai auditor, karena dengan kompetensi yang dimiliki

seorang auditor memungkinkan tugas-tugas yang dijalankan dapat

diselesaikan dengan baik dan maksimal. Indikator dalam variabel

kompetensi adalah mutu personal dan pengetahuan umum dengan 6 item

pernyataan (Efendy, 2010).

2) Pengalaman Kerja (X2)

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1997) pengalaman adalah yang

pernah dialami (dijalani, dirasakan, ditanggung dan sebagainya). Syarat

untuk menjadi seorang auditor adalah harus memiliki latar belakang

pendidikan formal akuntansi dan auditing serta berpengalaman baik

43
secara langsung maupun tidak langsung dalam bidang auditing

(Meidawati, 2001). Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

pengalaman audit adalah lamanya bekerja dan banyaknya tugas

pemeriksaan dengan total 6 item pernyataan.

3) Gaya Kepemimpinan (X3)

Gaya Kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk

mempengaruhi di dalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahan

dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efektif. Variabel gaya

kepemimpinan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

instrumen yang dikembangkan oleh Gibson (1996). Indikator yang

digunakan adalah konsiderasi dan inisiatif dengan total 6 item

pernyataan.

4) Lingkungan Kerja (X4)

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu di sekitar karyawan yang

dapat mempengaruhi dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembankan

padanya (Logahan, 2009). Penciptaan lingkungan kerja yang

menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhan karyawan akan

memberikan rasa puas dan mendorong semangat kerja mereka. Karena

berawal dari kenyamanan karyawan dalam bekerja, hubungan yang baik

dengan rekan kerja, serta tersedianya fasilitas kerja maka dapat

meningkatkan semangat kerja (Septianto, 2010). Indikator lingkungan

kerja dalam penelitian ini adalah suasana kerja dan hubungan dengan

rekan kerja dengan total 6 item pernyataan.

44
5) Kualitas Audit (Y)

De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan

bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam

sistem akuntansi dengan pengetahuan dan keahlian auditor. Penelitian

ini menggunakan kuisioner pada penelitian Junanta (2016) untuk

mengukur kualitas audit yang terdiri dari 6 item pernyataan. Indikator

yang digunakan pada variabel ini antara lain kesesuaian pemeriksaan

dengan standar audit dan kualitas laporan hasil audit.

3.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 61).

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah staf sdm inspektorat dan staf jabatan

fungsional auditor sebanyak 53 orang yang ada di Kantor Inspektorat Kabupaten

Tabanan

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2016: 62). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah:

1) Auditor yang memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun sebagai seorang

auditor

45
2) Auditor yang mempunyai sertifikat jabatan fungsional auditor (JFA)

dan/atau sertifikat lain dibidang pengawasan intern pemerintah di

Inspektorat Kabupaten Tabanan

3.7 Metode Pengumpulan Data dan Skala Pengukuran

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan

instrumen kuesioner, yaitu dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2016). Kuesioner

yang disebarkan berupa daftar pernyataan tertulis kepada responden mengenai

kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan kualitas

audit.

Masing-masing variabel tersebut disiapkan dengan jumlah pernyataan

yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini diukur dengan skala likert 5 poin. Adapun kriteria penentuan skor

untuk masing–masing pernyataan adalah sebagai berikut :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

46
3.8 Jenis dan Sumber Data

3.8.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka (Sugiyono, 2016:23).

Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah angka-angka dalam

kuisioner yang akan di sebar untuk auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan.

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan

gambar (Sugiyono, 2016:23). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah jumlah

auditor di Inspektorat Kabupaten Tabanan.

3.8.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer

merupakan data yang diperoleh langsung memberikan data kepada pengumpul

data (Sugiyono, 2016:129). Data primer dalam penelitian ini yaitu berupa

pernyataan responden dalam menjawab kuesioner. Data sekunder yaitu data yang

diperoleh secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalkan lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2016:129). Data

sekunder dalam penelitian ini berupa jumlah auditor di Inspektorat Kabupaten

Tabanan.

3.9 Uji Instrumen Penelitian

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian

karena menggambarkan variabel yang diteliti, sehingga benar atau tidaknya data

sangat menentukan kualitas hasil suatu penelitian. Benar atau tidaknya data

47
tergantung dari instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data. Instrumen

yang baik harus memenuhi persyaratan yang valid dan reliabel (Sugiyono,

2016:199). Uji instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 orang

mahasiswa akuntansi yang telah menempuh mata kuliah audit dan telah lulus mata

kuliah tersebut.

3.9.1 Uji Validitas

Pengujian validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2016:178).

Suatu data instrumen dikatakan valid jika nilai r pearson correlation terhadap

skor total diatas 0,30 (Sugiyono, 2016:178).

3.9.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas atau keandalan instrumen adalah sejauh mana suatu

pengukuran dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran

kembali terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama (Sugiyono,

2016:172). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan cronbach’s alpha

lebih besar dari 0,60 maka instrumen yang digunakan dikatakan reliabel (Ghozali,

2013:47).

3.10 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode

regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji

pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan

48
skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linear (Indriantoro

dan Supomo, 2016:211).

3.10.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk keperluan analisis agar variabel yang

dioperasikan memenuhi persyaratan sehingga tidak menimbulkan hasil yang bias

dalam pengujian. Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan program Stastistival Product and Service Solutions

(SPSS)

1) Uji Normalitas

Ghozali (2016: 157) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel terikat (dependent) dan variabel bebas

(independent) memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah

jika distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah

data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan uji statistik non-

parametrik Kolmogrof-Smirnov (K-S). Pada uji statistik one sample

Kolmogrof-Smirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel.

Jika probabilitas signifikan di atas 0,05 maka variabel tersebut terdistribusi

secara normal.

2) Uji Multikolinearitas

Ghozali (2016: 144) mengatakan uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi menunjukkan korelasi antara variabel

independen. Korelasi negatif antar variabel independen menunjukkan bahwa

49
model regresi baik. Uji multikolinearitas dapat dilihat dengan menggunakan

Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Cut off atau batasan

yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas yaitu sebagai

berikut:

1) Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 10 persen, dan nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

3) Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2016: 134) mengatakan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linear terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari

residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas

dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedasitas atau yang tidak terjadi heteroskedasitas. Uji Glejser

adalah uji untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model

regresi yaitu dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang

diestimasi terhadap variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap

absolute residual atau nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas.

50
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode

regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji

pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan

skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linear (Indriantoro

dan Supomo, 2016:211). Model regresi linear berganda dengan persamaan

sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ɛ........................(1)

Keterangan :

Y = Kualitas Audit
X1 = Kompetensi
X2 = Pengalaman Kerja
X3 = Gaya Kepemimpinan
X4 = Lingkungan Kerja
β1 , β2, β3, β4 = Koefisien regresi variabel X1, X2, X3, X4
ɛ = Eror

3.10.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yang lebih populer

disebut sebagai uji F (ada juga yang menyebutnya sebagai uji simultan model)

merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak

atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang diestimasi layak

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel

terikat. Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti distribusi F yang

kriteria pengujiannya seperti One Way Anova.

51
Pengunaan software SPSS memudahkan penarikan kesimpulan dalam uji

ini. Apabila nilai prob. F lebih kecil dari tingkat kesalahan/error (alpha) 0,05

(yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang

diestimasi layak.

3.10.4 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar

variansi variabel bebas mampu menjelaskan variansi variabel terikatnya. Dalam

penelitian ini koefisien determinasi dilihat melalui nilai adjusted R2. Adjusted R2

digunakan ketika variabel independen dalam penelitian berjumlah lebih dari satu.

Alasan digunakannya nilai Adjusted R2 dibandingkan nilai R Square karena

penggunaan R Square memiliki kelemahan mendasar dimana sering terjadi bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen,

sedangkan nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013:97).

3.10.5 Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat melalui bantuan program SPSS.

Adapun kriteria pengujiannya adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi

variabel bebas dengan taraf signifikansinya sebesar 0,05. Dasar pengambilan

keputusan digunakan dalam uji t adalah sebagai berikut.

52
1) Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima (koefisien regresi tidak

signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut

tidak berpengaruh pada variabel dependen

2) Jika nilai signifikansi t ≤ 0,05 maka H0 ditolak (koefisien regresi signifikan).

Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut berpengaruh pada

variabel dependen.

53
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum data, hasil

pengujian instrumen penelitian, analisis statistic deskriptif, hasil uji asumsi klasik,

hasil analisis data, pembahasan hasil penelitian serta implikasi secara teoritis dan

praktis.

4.1 Gambaran Umum Data

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum data yang

meliputi deskripsi responden dan karakteristik responden.

4.1.1 Deskripsi Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit

di Inspektorat Kabupaten Tabanan. Data dikumpulkan dengan menyebarkan

kuesioner di Inspektorat Kabupaten Tabanan. Penyebaran kuesioner dilakukan

melalui sekretaris yang kemudian disebarkan kepada karyawan. Kuesioner yang

disebarkan sebanyak 33 kuesioner dan kuesioner yang kembali sebanyak 33

kuesioner. Adapun rincian pengiriman dan penerimaan kuesioner dapat dilihat

pada Tabel 4.1.

54
Tabel 4.1
Rincian Pengiriman dan Kuesioner

Kuesioner Jumlah Persentase


Kuesioner tersebar 33 100%
Kuesioner kembali 33 100%
Kuesioner tidak kembali 0 0
Kuesioner gugur 0 0
Kuesioner yang digunakan 33 100%
Response rate 33/33*100% 100%
Usable response rate 33/33*100% 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan

dalam penelitian sejumlah 33 kuesioner. Kuesioner tidak kembali sebanyak 0

kuesioner, sehingga response rate sebesar 100%. Hal ini menunjukkan pihak

Inspektorat Kabupaten Tabanan sangat baik berpartisipasi dalam dunia

pendidikan.

4.1.2 Karakteristik Responden

Responden yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner sebanyak 33

orang. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat dijelaskan gambaran

mengenai responden berdasarkan jenis kelamin, usia, lama bekerja, jabatan,

pendidikan, dan pengalaman kerja.

1) Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel

4.2 di bawah ini.

55
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-laki 19 orang 58%
Perempuan 14 orang 42%
Total 33 orang 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan proporsi responden yang berjenis

kelamin laki-laki dan perempuan. Pada Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa dari 33

responden terdiri dari laki-laki sebanyak 19orang (58%), dan perempuan sebanyak

14 orang (42%).

2) Responden Berdasarkan Usia

Komposisi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase


21-30 tahun 2 orang 6%
31-40 tahun 10 orang 30%
41-50 tahun 12 orang 36%
50 tahun ke atas 9 orang 27%
Total 33 orang 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan proporsi responden yang berusia 21-

30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan 50 tahun ke atas. Pada Tabel 4.3 di atas

diketahui bahwa dari 33 responden terdiri dari usia 21-30 tahun sebanyak 2orang

(6%), usia 31-40 tahun sebanyak 10 orang (30%), usia 41-50 tahun sebanyak 12

orang (36%), dan usia 50 tahun ke atas sebanyak 9 orang (27%).

56
3) Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Komposisi responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada

Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Persentase


0-10 tahun 26 orang 79%
>10-20 tahun 7 orang 21%
>20-30 tahun 0 orang 0%
Lebih dari 30 tahun 0 orang 0%
Total 33 orang 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan proporsi responden yang bekerja

selama 0-10 tahun, >10-20 tahun, >20-30 tahun dan lebih dari 30 tahun. Pada

Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa dari 33 responden terdiri dari responden yang

lama bekerja selama 0-10 tahun sebanyak 26 orang (79%), bekerja selama >10-20

tahun sebanyak 7 orang (21%), usia >20-30 tahun sebanyak 0 orang (0%), dan

selama lebih dari 30 tahun sebanyak 0 orang (0%).

4) Responden Berdasarkan Jabatan

Komposisi responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel 4.5

di bawah ini.

Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah Persentase


Inspektur Pembantu Wilayah I (Irban I) 12 orang 36%
Inspektur Pembantu Wilayah II (Irban II) 8 orang 24%
Inspektur Pembantu Wialayah III (Irban III) 13 orang 39%
Jumlah 33 orang 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

57
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan proporsi responden yang menjabat

sebagai Inspektur Pembantu Wilayah I (Irban I), Inspektur Pembantu Wilayah II

(Irban II) dan Inspektur Pembantu Wilayah III (Irban III). Pada Tabel 4.5 di atas

diketahui bahwa dari 33 responden terdiri dari responden yang menjabat sebagai

Irban I sebanyak 12 orang (36%), sebagai Irban II sebanyak 8 orang (24%) dan

sebagai Irban III sebanyak 13 orang (39%).

5) Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada

Tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase


SMA/SMK/SLTA 0 orang 0%
Diploma 0 orang 0%
S1 20 orang 61%
S2 13 orang 39%
Total 33 orang 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan proporsi responden dengan tingkat

pendidikan SMA/SMK/SLTA, Diploma, S1 dan S2. Pada Tabel 4.6 di atas

diketahui bahwa dari 53 responden terdiri dari responden dengan pendidikan

SMA/SMK/SLTA sebanyak 0orang (0%), Diploma sebanyak 0 orang (0%), S1

sebanyak 20 orang (61%), dan S2 sebanyak 13 orang (39%).

58
4.2 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan uji

reliabilitas dengan menggunakan bantuan program Statitical Package of Social

Science (SPSS) sebagai berikut :

4.2.1 Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan suatu yang akan diukur (Ghozali, 2013).

Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas

No. Variabel Item Person Product Keterangan


1 Kompetensi (X1) X1.1 0,410 Valid
X1.2 0,713 Valid
X1.3 0,531 Valid
X1.4 0,672 Valid
X1.5 0,794 Valid
X1.6 0,739 Valid
2 PengalamanKerja (X2) X2.1 0,515 Valid
X2.2 0,554 Valid
X2.3 0,633 Valid
X2.4 0,537 Valid
X2.5 0,656 Valid
X2.6 0,615 Valid
3 Gaya Kepemimpinan X3.1 0,804 Valid
(X3) X3.2 0,735 Valid
X3.3 0,606 Valid
X3.4 0,562 Valid
X3.5 0,598 Valid
X3.6 0,588 Valid
4 LingkunganKerja (X4) X4.1 0,613 Valid
X4.2 0,715 Valid
X4.3 0,700 Valid
X4.4 0,644 Valid
X4.5 0,666 Valid
X4.6 0,575 Valid
5 Kualitas Audit (Y) Y1 0,359 Valid
Y2 0,465 Valid
Y3 0,586 Valid

59
Y4 0,675 Valid
Y5 0,740 Valid
Y6 0,671 Valid
Sumber: Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 3)

Validnya suatu kuesioner dapat dilihat pada kolom Correlated Item – Total

Correlation, jika nilai pearson correlation lebih besar dari 0,30. Adapun hasil

dari uji validitas dapat ditunjukkan pada Tabel 4.7. Berdasarkan Tabel

4.7instrumen-instrumen pada setiap variabel dalam penelitian ini memiliki skor di

atas 0,30 sehingga dapat disimpulkan bahwa, seluruh butir dalam instrumen

penelitian ini dikatakan valid atau dapat dinyatakan layak digunakan sebagai alat

ukur.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila jawaban dari responden

terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji

reliabilitas dihitung mengunakan uji statistik Cronbach’s Alpha. Apabila nilai

Cronbach’s Alpha diatas 0,60 maka instrumen yang digunakan dikatakan reliabel.

Adapun hasil dari uji reliabilitas dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Kompetensi (X1) 0,712 Reliabel
PengalamanKerja (X2) 0,610 Reliabel
Gaya Kepemimpinan (X3) 0,724 Reliabel
LingkunganKerja (X4) 0,730 Reliabel
Kualitas Audit (Y) 0,616 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 4)

60
Berdasarkan Tabel 4.8,nilai Cronbach’s Alpha untuk setiap variabel lebih

besar dari 0,6. Jadi, dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi

syarat reliabilitas atau dapat dikatakan reliabel sehingga dapat digunakan untuk

melakukan penelitian.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang disajikan dalam penelitian ini adalah untuk

memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian. Karakteristik

dalam penelitian ini terdiri atas jumlah pengamatan, nilai minimum, nilai

maksimum, nilai mean, dan standar deviasi. Hasil statistik deskriptif pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut.

Tabel 4.9
Hasil Analisis Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Kompetensi 33 23.00 30.00 27.4848 2.00189
Pengalaman Kerja 33 22.00 30.00 27.1818 2.06843
Gaya Kepemimpinan 33 22.00 30.00 27.2727 2.11058
Lingkungan Kerja 33 21.00 30.00 27.3333 2.23140
Kualitas Audit 33 23.00 30.00 27.7273 1.82470
Valid N (listwise) 33
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 5)

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa jumlah pengamatan (N)

penelitian ini berjumlah 33.

1) Kompetensi (X1) memiliki nilai minimum sebesar 23,00 dan nilai maksimum

sebesar 30,00 dan nilai rata-rata sebesar 27,48. Nilai rata-rata 27,48

menunjukkan bahwa responden dalam wilayah pernyataan pada kuisioner

cenderung merasa setuju pada masing-masing item pernyataan, artinya

kompetensi cukup tinggi, dikatakan cukup tinggi karena nilai rata-rata 27,48

61
berada pada poin 3 (cukup tinggi) dapat dilihat pada lampiran 5 perhitungan

range kompensasi variabel dependen dan independen. Standar deviasi pada

variabel kompetensi adalah sebesar 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa standar

penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 2,00.

2) Pengalaman kerja (X2) memiliki nilai minimum sebesar 22,00 dan nilai

maksimum sebesar 30,00 dan nilai rata-rata sebesar 27,18. Nilai rata-rata

27,18 menunjukkan bahwa responden dalam wilayah pernyataan pada

kuisioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item pernyataan,

artinya pengalaman kerja cukup tinggi, dikatakan cukup tinggi karena nilai

rata-rata 27,18 berada pada poin 3 (cukup tinggi) dapat dilihat pada lampiran

5 perhitungan range kompensasi variabel dependen dan independen. Standar

deviasi pada variabel pengalaman kerja adalah sebesar 2,07. Hal ini

menunjukkan bahwa standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya

adalah 2,07.

3) Gaya Kepemimpinan (X3) memiliki nilai minimum sebesar 22,00 dan nilai

maksimum sebesar 30,00 dan nilai rata-rata sebesar 27,27. Nilai rata-rata

27,27 menunjukkan bahwa responden dalam wilayah pernyataan pada

kuisioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item pernyataan,

artinya gaya kepemimpinan cukup tinggi, dikatakan cukup tinggi karena nilai

rata-rata 27,27 berada pada poin 3 (cukup tinggi) dapat dilihat pada lampiran

5 perhitungan range kompensasi variabel dependen dan independen. Standar

deviasi pada variabel gaya kepemimpinan adalah sebesar 2,11. Hal ini

62
menunjukkan bahwa standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya

adalah 2,11.

4) Lingkungan Kerja (X4) memiliki nilai minimum sebesar 21,00 dan nilai

maksimum sebesar 30,00 dan nilai rata-rata sebesar 27,33. Nilai rata-rata

27,33 menunjukkan bahwa responden dalam wilayah pernyataan pada

kuisioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item pernyataan,

artinya lingkungan kerja cukup tinggi, dikatakan cukup tinggi karena nilai

rata-rata 27,33 berada pada poin 3 (cukup tinggi) dapat dilihat pada lampiran

5 perhitungan range kompensasi variabel dependen dan independen. Standar

deviasi pada variabel lingkungan kerja adalah sebesar 2,23. Hal ini

menunjukkan bahwa standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya

adalah 2,23.

5) Kualitas Audit (Y) memiliki nilai minimum sebesar 23,00 dan nilai

maksimum sebesar 30,00 dan nilai rata-rata sebesar 27,72. Nilai rata-rata

27,72 menunjukkan bahwa responden dalam wilayah pernyataan pada

kuisioner cenderung merasa setuju pada masing-masing item pernyataan,

artinya kualitas audit cukup tinggi, dikatakan cukup tinggi karena nilai rata-

rata 27,72 berada pada poin 3 (cukup tinggi) dapat dilihat pada lampiran 5

perhitungan range kompensasi variabel dependen dan independen. Standar

deviasi pada variabel kualitas audit adalah sebesar 1,82. Hal ini menunjukkan

bahwa standar penyimpangan data terhadap nilai rata-ratanya adalah 1,82.

63
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum menguji dan menganalisis data

dengan model regresi. Adapun pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini

meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Pada penelitian ini, uji mormalitas

menggunakan uji statistik yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai

probability asymp.sig (2-tailed) yang dihasilkan > 0,05 maka data berdistribusi

normal. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas

Unstandardized
Residual
N 33
Normal Parametersa,b Mean 000000
Std. Deviation 288956693
Most Extreme Differences Absolute .089
Positive .056
Negative -.089
Test Statistic .089
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil uji Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) adalah sebesar 0,200. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara statistik

nilai Asymp. Sig.(2-tailed) lebih besar dari 0,05 yang berarti data terdistribusi

secara normal.

64
4.4.2 Uji Multikoliniaritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Apabila nilai VIF kurang dari 10

atau nilai tolerance lebih besar dari 0,1 (10%), maka dapat dikatakan bahwa tidak

ada multikolinearitas. Adapun hasil dari uji multikolinearitas dapat ditunjukkan

pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas

Tolerance VIF
1 Kompetensi 0,747 1,339
Pengalaman Kerja 0,500 2,000
Gaya Kepemimpinan 0,421 2,377
Lingkungan Kerja 0,528 1,893
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 6)

Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.11, maka

dapat dilihat nilai tolerance kompetensi sebesar 0,747 dan nilai VIF sebesar

1,339. Nilai tolerance pengalaman kerja sebesar 0,500 dan nilai VIF sebesar

2,000. Nilai tolerance gaya kepemimpinan sebesar 0,421 dan nilai VIF sebesar

2,377. Nilai tolerance lingkungan kerja sebesar 0,528 dan nilai VIF sebesar 1,893.

Hasil ini menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel lebih besar

dari 10% dan nilai VIF untuk semua variabel lebih kecil dari 10, sehingga dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.

65
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan hasil dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Heterokedastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji Gletsjer. Jika

tingkat signifikan berada di atas 0,05 maka model regresi ini bebas dari masalah

heteroskedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas ini dapat ditunjukkan

pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskdastisitas

Model Sig Keterangan


1 (Costant) 0,258 Terbebas Heteroskedastisitas
Kompetensi 0,696 Terbebas Heteroskedastisitas
Pengalaman Kerja 0,069 Terbebas Heteroskedastisitas
Gaya Kepemimpinan 0,075 Terbebas Heteroskedastisitas
Lingkungan Kerja 0,388 Terbebas Heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 6)

Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.14, tingkat

signifikansi berada di atas 0,05 dimana nilai Sig. kompetensi sebesar 0,696,

pengalaman kerja sebesar 0,069, gaya kepemimpinan sebesar 0,075, dan

lingkungan kerja sebesar 0,388 berarti dapat dikatakan bahwa dalam model

regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas.

4.5 Hasil Analisis Data

Adapun hasil data dari pengujian ini adalah analisis regresi linier

berganda, uji kelayakan model (uji F), uji koefisien determinasi (R 2) dan uji

hipotesis (uji t).

66
4.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh variabel kompetensi (X1), pengalaman kerja (X2), gaya kepemimpinan

(X3), dan lingkungan kerja (X4) sebagai variabel independen (variabel bebas) pada

kualitas audit (Y) sebagai variabel dependen (variabel terikat). Adapun

rangkuman dari hasil uji regresi linear berganda dapat ditunjukkan pada Tabel

4.13.

Table 4.13
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Undstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
Kompetensi 0,248 0,086 0,272 2,877 0,008
Pengalaman Kerja 0,215 0,102 0,243 2,105 0,044
Gaya 0,289 0,109 0,334 2,653 0,013
Kepemimpinan 0,224 0,092 0,274 2,440 0,021
Lingkungan Kerja
Constant = 1,067
R = 0,902
Adjusted R square = 0,786
F = 30,443
Sig. F = 0,000
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa, persamaan regresi yang

dihasilkan adalah sebagai berikut :

Y = 1,067 + 0,248 X1 + 0,215 X2 + 0,289 X3 + 0,224 X4 + e ………… (2)

Berdasarkan persamaan di atas, dapat diketahui bahwa :

1) Nilai konstanta sebesar 1,067 menunjukan bahwa kompetensi (X 1),

pengalaman kerja (X2), gaya kepemimpinan (X3), dan lingkungan kerja (X4)

sama dengan nol, maka tidak terdapat nilai kualitas audit.

67
2) Nilai koefisien β1 = 0,248 memiliki tanda positif yang menunjukkan setiap

bertambahnya kompetensi (X1), maka terdapat kecenderungan peningkatan

kualitas audit (Y) dengan asumsi variabel lainnya konstan.

3) Nilai koefisien β2 = 0,215 memiliki tanda positif yang menunjukkan setiap

bertambahnya pengalaman kerja (X2), maka terdapat kecenderungan

peningkatan kualitas audit (Y) dengan asumsi variabel lainnya konstan.

4) Nilai koefisien β3 = 0,289 memiliki tanda positif yang menunjukkan setiap

bertambahnya gaya kepemimpinan (X3), maka terdapat kecenderungan

peningkatan kualitas audit (Y) dengan asumsi variabel lainnya konstan.

5) Nilai koefisien β4 = 0,224 memiliki tanda positif yang menunjukkan setiap

bertambahnya lingkungan kerja (X4), maka terdapat kecenderungan

peningkatan kualitas audit (Y) dengan asumsi variabel lainnya konstan.

4.5.2 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan pada

variabel dependennya. Hasil pengujian disajikan dalam Tabel 4.14 sebagai

berikut:

Tabel 4.14
Hasil Kelayakan Model (Uji F)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


1 Regression 86.627 4 21.657 30.443 .000b
Residual 19.918 28 711
Total 106.545 32
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat dengan signifikansi F atau P value

sebesar 0,00 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 menunjukkan model penelitian ini

68
layak untuk digunakan sebagai alat analisis untuk menguji pengaruh variabel

independen pada variabel dependen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh pada

kualitas audit.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh variabel

yang diteliti, yaitu antara variabel kompetensi, pengalaman kerja, gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja pada kualitas audit di Inspektorat Kabupaten

Tabanan yang terlihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

69
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .902 .813 .786 84343
Sumber : Data Primer Diolah, 2018 (Lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa model summary Adjusted R2

adalah sebesar 78,6 persen. Ini berarti pengaruh variansi variabel kompetensi,

pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja pada variansi

kualitas audit adalah sebesar 78,6 persen. Sisanya sebesar 100% - 78,6% = 21,4%

persen dipengaruhi oleh variansi variabel lain yang tidak diteliti pada kesempatan

ini.

4.5.4 Uji Hipotesis (Uji t)

Uji statistik t (uji hipotesis) pada dasarnya dilakukan untuk menunjukkan

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

70
parsial. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang

dihasilkan dengan α = 0,05 dan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pengujian Hipotesis 1

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai signifikansi uji t untuk variabel

pengaruh kompetensi pada kualitas audit sebesar 0,008 lebih kecil dari α =

0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,248. Hal ini mengindikasikan bahwa

kompetensi berpengaruh positif pada kualitas audit, sehingga hipotesis

pertama dalam penelitian ini diterima.

2) Pengujian Hipotesis 2

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai signifikansi uji t untuk variabel

pengaruh pengalaman kerja pada kualitas audit sebesar 0,044 lebih kecil dari

α = 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,215. Hal ini mengindikasikan

bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif pada kualitas audit, sehingga

hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.

3) Pengujian Hipotesis 3

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai signifikansi uji t untuk variabel

pengaruh gaya kepemimpinan pada kualitas audit sebesar 0,013 lebih kecil

dari α = 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,289. Hal ini

mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada

kualitas audit, sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

4) Pengujian Hipotesis 4

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai signifikansi uji t untuk variabel

pengaruh lingkungan kerja pada kualitas audit sebesar 0,021 lebih kecil dari α
= 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,224. Hal ini mengindikasikan

bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif pada kualitas audit, sehingga

hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai pembahasan hasil penelitian yang

telah diujikan.

4.6.1 Pengaruh kompetensi pada kualitas audit

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai t untuk variabel kompetensi sebesar

2, 877 dan nilai signifikansi uji t sebesar 0,008 lebih kecil dari α = 0,05 dan nilai

koefisien regresi sebesar 0,248, maka H1 diterima. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa kompetensi berpengaruh positif pada kualitas audit di Inspektorat

Kabupaten Tabanan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang

dimiliki auditor, maka semakin luas pengetahuan dan pandangan dalam

melaksanakan tugasnya secara efisien. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan Efendy (2010) menyatakan bahwa kompetensi

berpengaruh positif pada kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan

keuangan daerah. Anugrah dan Akbar (2014) menunjukkan bahwa kompetensi

berpengaruh positif pada kualitas audit.

4.6.2 Pengaruh pengalaman kerja pada kualitas audit

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai t untuk variabel pengalaman kerja

sebesar 2,105 dan nilai signifikansi uji t sebesar 0,044 lebih kecil dari α = 0,05

dan nilai koefisien regresi sebesar 0,215, maka H2 diterima. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif pada kualitas audit di

Inspektorat Kabupaten Tabanan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

pengalaman kerja yang dimiliki auditor, maka semakin efektif kinerja auditor

dalam menghasilkan kualitas audit yang baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian Alim, dkk (2007) menyatakan bahwa semakin lama masa kerja

dan pengalaman yang dimiliki auditor akan semakin baik dan meningkat pula

kualitas audit yang dihasilkan. Sukriah, dkk (2009) menunjukkan bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif pada kualitas hasil pemeriksaan.

4.6.3 Pengaruh gaya kepemimpinan pada kualitas audit

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai t untuk variabel gaya

kepemimpinan sebesar 2, 653 dan nilai signifikansi uji t sebesar 0,013 lebih kecil

dari α = 0,05 dan nilai koefisien regresi sebesar 0,289, maka H3 diterima. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada

kualitas audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan, hal ini menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan dapat memberikan pengaruh dan motivasi bagi bawahannya agar

dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan tujuan bersama. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Utami (2010) dan Surbakti (2013)

menyatakan bahwa kualitas kinerja karyawan semakin meningkat jika seorang

pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang baik.

4.6.4 Pengaruh lingkungan kerja pada kualitas audit

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai t untuk variabel kompetensi sebesar

2, 440 dan nilai signifikansi uji t sebesar 0,021 lebih kecil dari α = 0,05
dan nilai koefisien regresi sebesar 0,224, maka H 4 diterima. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif pada kualitas audit di

Inspektorat Kabupaten Tabanan, hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja

dapat memberikan pengaruh, baik secara internal maupun ekternal sehingga

menghasilkan suatu pekerjaan yang efisien. Hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian Nitisemito (2012) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada disekitar para pekerja dan yang dapat memengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, pencahayaan,

rekan kerja dan sebagainya. Lingkungan kerja yang menyenangkan melalui

pengikatan hubungan yang harmonis antara atasan dengan bawahan, rekan kerja,

serta didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yang ada di tempat

bekerja akan membawa dampak positif.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan terdapat implikasi pembuktian yang

dapat dimanfaatkan sebagai berikut:

4.7.1 Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

mengenai pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan dan

lingkungan kerja pada kualitas audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan. Terdapat

bukti empiris bagi peneliti dalam pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya

kepemimpinan dan lingkungan kerja yang berhubungan dengan kualitas audit. Hal

ini mendukung teori keagenan yang menjelaskan bagaimana hubungan

kompetensi dan pengalaman kerja pada kualitas audit, teori motivasi hubungan
gaya kepemimpinan pada kualitas audit dan teori atribusi hubungan lingkungan

kerja pada kualitas audit.

4.7.2 Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi auditor yang ada

mengenai pengaruh kompetensi, pengalaman kerja, gaya kepemimpinan, dan

lingkungan kerja sehingga menghasilkan kualitas audit yang baik dan dapat

mengoptimalkan kinerja karyawan di Inspektorat Kabupaten Tabanan sesuai

dengan tujuan bersama.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini adalah bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan

pada bab sebelumnya dan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Kompetensi berpengaruh positif pada kualitas audit di Inspektorat

Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi

merupakan kualifikasi yang dibutuhkan oleh seorang auditor untuk

melaksanakan proses audit dengan baik. Semakin baik kompetensi yang

dimiliki oleh seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan

semakin baik.

2) Pengalaman kerja berpengaruh positif pada kualitas audit di Inspektorat

Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum masa

kerja atau pengalaman kerja yang cukup sangat berpengaruh pada kualitas

audit yang dihasilkan, serta dalam penyelesaian dalam menemukan

kesalahan akan lebih cepat terselesaikan.

3) Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif pada kualitas audit di

Inspektorat Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini menunjukkan gaya

kepemimpinan partisipatif yang dimiliki seorang pemimpin dapat

memberikan pengaruh dalam menanamkan kedisiplinan bekerja kepada


para auditor serta pemimpin dan bawahan bisa saling tukar menukar ide

dalam pemecahan masalah untuk menentukan pembuatan keputusan.

4) Lingkungan Kerja berpengaruh positif pada kualitas audit di Inspektorat

Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini menunjukkan lingkungan kerja

yang menyenangkan menjadikan karyawan cenderung akan bekerja

dengan sikap disiplin yang tinggi dari kemungkinan terjadi pelanggaran

peraturan yang dapat terjadi, semangat kerja yang meningkat pula, serta

memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas pekerjaannya dan merasa

tidak ada yang mengganggu dalam pelaksanaan tugasnya tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta simpulan maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1) Bagi pimpinan lembaga di Inspektorat Kabupaten Tabanan diharapkan untuk

melakukan perekrutan memerhatikan kompetensi dan pengalaman kerja bagi

calon auditor agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan

bersama dengan hasil yang maksimal.

2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah penggunaan variabel

lain untuk penelitian kedepannya dikarenakan nilai Adjust R2 sebesar 78,6

persen yang mengindikasikan sebanyak 21,4 persen faktor lain yang masih

perlu diteliti, memperluas daerah populasi penelitian dengan melakukan

penelitian di Inspektorat seluruh Bali, serta menambah kriteria dalam

pemilihan sampel agar diperoleh hasil yang lebih akurat.


DAFTAR RUJUKAN

Adeyemi, T. O. 2010. Pricipals Leadership Styles and Teachers Job Performance


In Senior Secondary Schools In Ondo State, Nigeria. Journal of
Education Administration and Policy Studies Vol. 2/6-2010:83-91.

Alim, M.N., T. Hapsari., L. Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan


Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai
variabel moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. 26-28 Juli.
Makasar.

Alvin. A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Amir Abadi Jusuf. 2011. Audit
dan Jasa Assurance:Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.

Anugerah, Rita dan Sony Harsono Akbar. 2014. Pengaruh Kompetensi,


Kompleksitas Tugas dan Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit.
Jurnal Akuntansi. Volume 2 Nomor 2 April 2014: 139-148 ISSN 2337-
4314.

Ardani, Mutia Jati. 2010. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan Sensitivitas


Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Akuntansi, Vol.5 No.2, Hal: 23-55.

Asih. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dibidang Auditing di


Kantor Akuntan Publik (KAP) Propinsi Jawa Barat. Tesis S2 Program
Pascasarjana UI, Jakarta.

Ayuningtyas. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas,


Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Audit. Journal
Universitas Diponegoro, Semarang.

Bawono, I.R. dan Elisha Muliani Singgih. 2010. Faktor-faktor dalam Diri Auditor
dan Kualitas Audit: Studi pada KAP ‘Big Four’ di Indonesia.
Trikonomika Vol.6, No. 2 September

Badeni. 2013. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta

Bb. Tim Audit BPK Selesai Periksa LKPD Kabupaten Tabanan.


https://baliberkarya.com/index.php/read/2017/05/16/201705160013/TIM
-Audit-BPK-Selesai-Periksa-LKPD-Kabupaten-Tabanan.html. Diakses
23 Januari 2018
Bedard, Jean dan Michelene Chi T. H. 1993. Expertise in Auditing. Journal of
Accounting Practice & Theory 12: 21-45.

Bodie.Z, Kane.A and Marcus A.Z. 2005. Investment. Sixth Edition, McGraw
Hill, New York

Castellani, Justinia. 2008. Pengaruh Kompetensi Dan Indepedensi Auditor Pada


Kualitas Audit. Trikonomika Vol. 7, No.2 Desember

De Angelo, L. 1981.Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and


Economics, halaman 113-127.

Desyani dan Ratnadi. 2006. Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, Dan


Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan
Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat Di
Kabupaten Badung. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana, Denpasar.

Deis, D.R. & Giroux, G.A. 1992. Determinants of Audit Quality in the Public
Sector. The Accounting Review, 67, 3, 462-479

Efendy, M. Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi,dan Motivasi


Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan
Keuangan Daerah. Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro, Semarang.

Eisenhardt, K. M. 1989. Agency Theory : An. 1: 57 -74

Elfarini, Cristina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor


Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Fakultas Ekonomi UNNES.

Enofe, et al. 2013. Audit Quality and Auditors Assesment and Review, Academy
of Management Review. Research Journal of Finance and Accounting,
University of Benin. Vol. 14. No Independence in Nigeria: An Emprical
Evaluation.

Falah, S, 2005. Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika terhadap
Sensitivitas Etika. Tesis S2 Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang, Semarang.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
21. Edisi 7. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gordon, L. M. and Graham, S. 2006. Attribution theory, The Encyclopedia of
Human Development. Thousand Oaks: Sage Publications, 1, p. 142-144.

Greg Jones and Graham Bowrey. 2013. Local Council Governance and Audit
Committees – the Missing Link. Journal of New Business Ideas and
Trends. 11 (2): h: 58-66

Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Jakarta :


Salemba Empat.

Hanjani, Andreani. 2014. Pengaruh Etika auditor, Pengalaman Auditor, Fee Audit,
dan Motivasi Auditor, Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada
Auditor KAP di Semarang). E-Jurnal Program Sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Diponerogo, Vol. 3, No. 2

Horngren, Foster. 2001. Cost Accounting A Managerial Emphasis, Tenth Edition,


Upper Saddle River. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Husain, Waludin. 2011. Partisipative Leadership. Bandung: MQS Publishing

Indah, Siti Nur Mawar. 2010. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di
Semarang). Jurnal Akuntansi Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, Semarang.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis


untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama.Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta.

Indriasih, Dewi. 2014. The Effect of Government Apparatus Competence and the
Effectiveness of Government Internal Control Toward the Quality
of Financial Reporting in Local Goverment. Research Journal of
Finance and Accounting. ISSN 2222-1697 (Paper) ISSN 2222-2847
(Online) Vol.5, No.20, 2014.

James, A. Hall. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Jay. 2013. Terkait Disclaimer: Eksekutif Tidak Diam.


https://jayapos.com/index.php/read/253/Terkait-Disclaimer--Eksekutif-
Tidak-Diam.html. Diakses 23 Januari 2018

Jensen, M, C dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm : Managerial


Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Fiancial
Economics. Oktober 1976. Vol. 3, No. 4 pp. 305-306
Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas
Audit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi Fakultas Ekonomi Satya
Wacana.

Junanta, Krisna. 2016. Disiplin Kerja Auditor Memoderasi Pengaruh Independensi


dan Akuntabilitas Auditor Pada Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 16(2).

Kane, G., & U. Velury. 2005. The Impact Of Managerial Ownership On The
Likelihood Of Provision Of High Quality Auditing Services, Review Of
Accounting & Finance.

Kartini, Kartono. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kenneth D’Silva and Jeffrey Ridley. 2007. Auditing’s International Contribution


to Governence. Journal Business Governance and Ethics. 3 (2): h: 113 –
126

Kusharyanti. 2003. Temuan Penelitian Mengenai Kualitas Audit dan


Kemungkinan Topik Penelitian di Masa Datang. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, hal.25-60.

Linawati, Suhaji. 2012. Perilaku Keorganisasian. Edisi Kedua. Yogyakarta:


Universitas Atmajaya

Listya Yuniastuti dan Sukrisno Agoes. 2014. Influence of Auditor Independence,


Audit Tenure and Audit Fee On Audit Quality of Members of Capital
Market Accountant Forum in Indonesia. Journal Procedia – Social and
Behavioral Science. 16 (4): h: 324 - 331

Logahan. 2009. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Pekerjaan Terhadap


Kinerja Pekerja di PT. Nemanac Rendem. Jurnal Akuntansi, hal 45-70.

Luthans, Fred. 2005. Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh. Diterjemahkan oleh :


Vivin Andhika Yuwono; Shekar Purwanti; Th.Arie Prabawati; dan
Winong Rosari. Yogyakarta: Andi.

Malan, R.M., Fountain, J.R., dan Lockridge, R.L. 1984. Performance


auditing: in local government, government financial officer
assosiation. USA.

Mardiasmo, 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Meidawati, Neni. 2001.Meningkatkan Akuntabilitas Auditor Independen Melalui


Standar Profesional. Jurnal. Media Akuntansi.
Meylinda, Triyanthi, dan Ketut Budiartha .2015. Pengaruh Profesionalisme, Etika
Profesi, Independensi, dan Motivasi Kerja pada Kinerja Internal Auditor.
E-jurnal Akuntansi. ISSN: 2302 - 8556. Universitas Udayana Bali

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta : Salemba Empat

Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat

Nitisemito, Alex, S. 2012. Manajemen Personalia. Cetakan Ketiga. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Parasuraman, A., Berry, L.L., and Zeithaml, A.V., .1985. A Conceptual Model of
Service Quality and Its Service Quality and Its Implication for Future
Research, “ in B.M. Enis, K.K. Cox, and M.P. Mokwa (Eds),
MarketingClassics: A Selections of Influential Articles, 8th Ed.,
Engewood, Cliffs, NJ: Prentice Hall International, Inc.

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Tabanan Nomor 23 Tahun 2010 Pasal 33


tentang Tugas Pokok Inspektorat Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 64 tahun 2007 tentang Peran dan Fungsi
Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah No. Kep/005/aaipudpn/2014 tentang Pemberlakuan Kode


Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia dan Pedoman Telah Sejawat Auditor Intern
Pemerintah Indonesia Dewan Pengurus Nasional (DPN) Asosiasi Auditor
Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI)

Ramadhanis, Sari. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Motivasi


terhadap Kualitas Audit Pada Inspektorat. e-Jurnal Binar Akuntansi, Vol.
1 No. 1, September 2012

Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Pada Sektor Publik: Konsep Praktik
Studi Kasus. Penerbit: Salemba Empat.

Robbins, P.Stephen. 2008. Organizational Behavior. Edisi Kedua Belas. Jakarta:


Salemba Empat.

Rosnidah, Ida. Rawi dan Kamarudin. 2010. Analisis Dampak Motivasi Dan
Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam
Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah
Kabupaten Cirebon). Jurnal Akuntansi Bandung.
Saputra, Adi. 2016. Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Kerja pada Kualitas
Audit dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi pada Inspektorat
Kabupaten Tabanan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol, No. 7.

Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja Independensi,


Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Terhadap Kualitas Audit.
Skripsi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
Semarang.

Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi


dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Cetakan Kelima. Bandung: Pt.
Refika Aditama.

Septianto, Dwi. 2010. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi Pada PT Pataya Raya Semarang). Skripsi
Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure Dan Resiko Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Qaulity) (Studi
Empiris Pada Auditor Kap Di Jakarta). Tesis Universitas Diponegoro,
Semarang.

Sina, Muhammad Ibnu. 2013. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan


Transformasional terhdap Kinerja Karyawan dengan Komitmen
Organisasi sebagai Variabel Intervening. Skripsi Sarjana Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Undip, Semarang.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedelapan Belas. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2016a). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: AlfaBeta.

Sugiyono. (2016b). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: AlfaBeta.

Sukartha, Made. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial dan


Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan
Target Akuisisi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 10, No.3,
September 2007. 234-267Suartana, Wayan. 2010. Akuntansi
Keperilakuan: Teori dan Implementasi. Yogyakarta : Andi

Suprayitno, Sukir. 2007. Pengaruh Disiplin kerja,lingkungan kerja dan motivasi


kerja terhadap kinerja karyawan pada Sub Dinas kebersihan dan tata kota
DPULLAJ. Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol.2 No.1: 23-34.
Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko
Audit Terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian
Opini Akuntan publik. Jurnal Sosiohumaniora,Vol. 7, No. 3.

Surbakti, Marwan Petra. 2013. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Tranformasional


dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi Sarjana fakultas
Ekonomika dan Bisnis Undip, Semarang.

Tintami, Lila. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan


Transformasional terhdap Kinerja Karyawan. Journal of Social and
Politic.
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi
Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya
Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Unhas
Makassar. Jurnal Akuntansi. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”, Jawa Timur.

Triyanto, Agus. 2014. Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor, Situasi Audit,


Independensi, Etika, Keahlian dan Pengalaman terhadap Ketepatan
Pemberian Opini Auditor di Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Yogyakarta. Jurnal Akuntansi Muhamadiyah. 1 (3): h: 1-17.

Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia

Undang-Undang Republik Indonesia No. 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan

Utami, I.T. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Tranformasional terhadap


Motivasi Kerja Karyawan. Jurnal Akuntansi.

Wardana, Aris. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Objektivitas, Integritas dan


Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana, Denpasar.

Watts, Ross L and Zimmerman, Jerold J. 1983. Agency Problem, Auditing and
Theory of The Firm, Some Evidence. Journal of Law and Economics,
October.

Widiatami. 2013. Determinan Pilihan Karir Pada Mahasiswa Akuntansi (Studi


Empiris pada Mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Diponegoro). Skripsi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Zeyn, Elvira. 2011. Pengaruh Good Governance Dan Standar Akuntansi


Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan Dengan Komitmen
Organisasi Pemoderasi. Jurnal Review Akuntansi dan Keuangan,
Volume 1, No. 1. Universitas Pasundan Bandung, Bandung.
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Denpasar,......................2018

Yth
Bapak/ Ibu/ Saudara/i Responden
di – Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan
NIM : 1415351193
Pekerjaan : Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Adapun topik dari penelitian yang diangkat adalah Pengaruh Kompetensi,


Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja pada
Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan.
Peneliti sangat memerlukan bantuan dari pihak yang menjadi responden
yaitu auditor pada Inspektorat Kabupaten Tabanan, untuk dapat menyelesaikan
tugas penelitian tersebut. Saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/i berkenan
mengisi kuesioner yang semata-mata untuk kepentingan ilmiah, bukan untuk hal
diluar kepentingan akademis, dimana kerahasiaan identitas responden dan isi
kuesioner akan dijamin sepenuhnya.

Peneliti,

Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan


1415351193
Lampiran 1 (Lanjutan)
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinan dan
Lingkungan Kerja pada Kualitas Audit di Inspektorat Kabupaten Tabanan

Nomor : ................(diisi oleh peneliti)

Identitas Responden
Nama Responden : ……………..…………………………………(wajib diisi)
Mohon diisi berdasarkan data diri Bapak/Ibu/Saudara dengan memberikan tanda
(√) pada jawaban yang telah disediakan.
Jenis Kelamin (L/P) : Laki-Laki Perempuan
Pendidikan Terakhir :
D3 S1 S2 S3
Jabatan :
Senior Auditor Junior Auditor

Umur : .............................tahun
Pengalaman audit : .............................tahun

Cara Pengisian Kuesioner


Bapak/ Ibu/ Saudara/i cukup memberi tanda checklist (√) pada pilihan
jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pendapat Bapak/ Ibu/ Saudara/i. Setiap
pernyataan hanya ada satu jawaban. Setiap angka akan mewakili tingkat
kesesuaian dengan pendapat Bapak/ Ibu/ Saudara/i. Adapun kriteria skor/nilai
jawaban adalah sebagai berikut.

Keterangan Nilai

STS : Sangat Tidak Setuju 1

TS : Tidak Setuju 2

N : Netral 3

S : Setuju 4

SS : Sangat Setuju 5
Lampiran 1 (Lanjutan)

A. Kompetensi
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut :
I. Indikator : Pengetahuan Umum
Auditor harus memahami Standar
1 Akuntansi Pemerintah (SAP) dan
Standar Pemeriksaan.
Auditor harus memiliki
2 kemampuan untuk melakukan
review analitis.
Untuk melakukan audit yang baik,
auditor membutuhkan pengetahuan
3 yang diperoleh dari tingkat
Pendidikan Strata (D3, S1, S2, S3)
dan dari kursus serta pelatihan.
II. Indikator : Mutu Personal
Auditor harus memiliki rasa ingin
4 tahu yang besar, berfikiran luas dan
mampu menangani ketidakpastian.
Sebagai auditor, saya mampu dan
telah memenuhi kualifikasi
5
personel (indeks prestasi, asal
perguruan, dan lain-lain).
6 Auditor mampu menganalisis
dengan cepat dalam mengaudit.
Sumber: Efendy, 2010

B. Pengalaman Kerja
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut :
I. Indikator: Lamanya bekerja
Auditor telah melakukan audit
minimal 2 tahun, sehingga
1
menghasilkan kualitas audit yang
baik.
Semakin lama pengalaman menjadi
seorang auditor, maka semakin
2
cepat dapat mendeteksi kesalahan
yang ada.
Semakin lama pengalaman menjadi
seorang auditor, maka semakin
3
besar pengetahuan yang dimiliki
dalam bidang pemeriksaan.
II. Indikator: Banyaknya Tugas Pemeriksaan
Auditor yang sudah memiliki
pengalaman kerja adalah auditor
4 yang sudah banyak melakukan
proses audit sehingga hasil auditnya
lebih baik.
Auditor yang berpengalaman
berpeluang melakukan kesalahan
5 atau penyimpangan dalam proses
audit lebih kecil dibandingkan yang
tidak berpengalaman.
Auditor yang berpengalaman lebih
banyak memiliki wawasan atas
laporan yang di audit berdasarkan
6
pelatihan ataupun kegiatan lainnya
yang berkaitan dengan
pengembangan keahlian auditor.
Sumber: Meidawati, 2001

C. Gaya Kepemimpinan
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut:
I. Indikator: Konsiderasi
Terjalinnya hubungan baik antara
1. atasan dengan bawahan di tempat
auditor bekerja.
Adanya saling percaya dan
2. sosiabilitas antara atasan, bawahan
dan rekan seprofesi.
Pimpinan di tempat auditor bekerja
3 dapat menerima dan menghargai
gagasan bawahannya.
II. Indikator: Inisiatif
Pimpinan di tempat auditor bekerja
4. mampu berkomunikasi dengan
bawahan secara jelas dan efektif.
Pimpinan di tempat auditor bekerja
5. selalu menekankan pekerjaan
dengan memfokuskan pada tujuan
dan hasil.
Pimpinan di tempat auditor bekerja
6. memiliki kepercayaan diri yang
kuat.
Sumber: Wardana, 2016

D. Lingkungan Kerja
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut:
I. Indikator: Suasana Kerja
Suasana kerja dalam kantor nyaman
1 dengan kondisi kebersihan yang
ada.
Penerangan dan sirkulasi udara
2 dalam ruang kerja sudah baik.
Auditor sudah merasa aman dalam
3
bekerja.
II. Indikator: Hubungan dengan Rekan Kerja
Kerjasama antar karyawan sudah
4 terjalin sangat baik.
Terjalin komunikasi yang baik
5 antar karyawan maupun atasan.
Hubungan kekeluargaan yang baik
6 sangat berpengaruh terhadap
kinerja auditor.
Sumber: Septianto, 2010

E. Kualitas Audit
No Pertanyaan/ Pernyataan STS TS N S SS
Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai pernyataan berikut:
I. Indikator: Kesesuaian Pemeriksaan dengan Standar Audit
Proses pengumpulan dan pengujian
bukti harus dilakukan dengan
1 maksimal untuk mendukung
kesimpulan, temuan audit serta
rekomendasi yang terkait.
Auditor harus menatausahakan
dokumen audit dalam bentuk kertas
2 kerja audit dan disimpan dengan
baik agar dapat secara efektif
diambil, dirujuk, dan dianalisis.
Dalam melaksanakan audit, auditor
3 harus mematuhi kode etik yang
ditetapkan.
II. Indikator: Kualitas Laporan Hasil Audit
Laporan hasil audit memuat temuan
dan simpulan hasil audit secara
4
objektif serta rekomendasi yang
konstruktif.
Laporan yang dihasilkan harus
akurat, lengkap, objektif,
meyakinkan, jelas, ringkas, serta
5
tepat waktu agar informasi yang
diberikan bermanfaat secara
maksimal.
Auditor selalu melaporkan tentang
6 adanya pelanggaran kepada
kliennya.
Sumber: Junanta, 2016
Lampiran 2 : Tabulasi Data Ordinal
Variabel Kompetensi (X1)

Kompetensi X1
Responden Jumlah
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
1 5 4 4 3 4 3 23
2 5 5 5 5 5 5 30
3 5 5 4 4 4 4 26
4 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 4 5 4 5 28
6 4 5 5 5 5 5 29
7 4 4 4 4 4 4 24
8 4 5 5 4 5 5 28
9 4 5 5 4 4 4 26
10 5 5 4 5 4 5 28
11 5 5 4 5 5 5 29
12 5 5 5 5 5 4 29
13 4 5 5 5 4 5 28
14 5 5 4 4 4 5 27
15 5 5 4 5 4 4 27
16 4 4 3 4 4 4 23
17 5 5 4 5 4 4 27
18 5 5 5 4 5 5 29
19 5 5 5 4 5 5 29
20 4 5 5 5 5 5 29
21 4 4 4 5 4 4 25
22 5 5 5 5 5 5 30
23 5 5 4 5 5 5 29
24 5 5 5 5 5 5 30
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 5 4 5 5 5 29
27 5 5 4 4 4 4 26
28 4 4 5 5 5 5 28
29 4 4 5 4 4 5 26
30 4 4 5 4 4 4 25
31 5 5 4 5 4 4 27
32 4 4 5 4 4 5 26
33 5 5 4 4 4 5 27
Jumlah 153 157 148 150 147 152 907
Lampiran 2 (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja (X2)

Pengalaman Kerja X2
Responden Jumlah
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6
1 4 5 5 3 2 4 23
2 3 4 4 4 4 4 23
3 4 3 3 5 4 3 22
4 4 4 5 4 5 5 27
5 4 5 5 5 5 5 29
6 4 5 5 4 3 5 26
7 5 5 4 5 4 4 27
8 4 4 5 4 4 4 25
9 4 5 5 4 5 4 27
10 5 4 5 4 5 4 27
11 3 4 4 5 5 5 26
12 5 5 5 5 4 5 29
13 4 5 5 5 5 4 28
14 4 5 4 4 5 5 27
15 5 5 5 5 5 5 30
16 3 4 4 4 3 5 23
17 4 5 5 5 5 5 29
18 4 5 5 5 5 5 29
19 5 4 5 5 5 5 29
20 5 5 5 5 4 5 29
21 4 5 5 5 5 5 29
22 4 5 5 4 5 5 28
23 5 5 4 4 4 5 27
24 4 5 5 5 5 5 29
25 4 5 5 5 5 5 29
26 4 5 5 5 5 5 29
27 4 4 5 5 5 5 28
28 5 5 5 4 5 5 29
29 4 4 5 4 5 5 27
30 4 4 5 5 5 4 27
31 5 4 5 4 5 5 28
32 4 5 5 4 4 4 26
33 4 4 4 4 5 5 26
Jumlah 138 151 156 148 150 154 897
Lampiran 2 (Lanjutan)
Variabel Gaya Kepemimpinan (X3)

Gaya Kepemimpinan X3
Responden Jumlah
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
1 4 4 5 5 3 4 25
2 5 5 4 5 4 5 28
3 4 4 4 4 3 4 23
4 3 4 4 4 4 5 24
5 4 4 4 5 5 4 26
6 4 4 5 4 4 4 25
7 5 5 5 4 4 5 28
8 4 4 4 4 5 4 25
9 4 5 5 5 5 5 29
10 4 4 4 5 5 5 27
11 4 5 5 5 4 5 28
12 5 5 5 4 5 5 29
13 5 5 5 5 5 4 29
14 5 5 4 5 4 5 28
15 5 5 5 5 5 5 30
16 3 4 3 4 4 4 22
17 5 4 4 5 5 5 28
18 5 5 5 5 5 5 30
19 4 5 4 5 5 5 28
20 5 5 5 5 5 5 30
21 4 4 4 4 5 5 26
22 4 5 4 5 4 4 26
23 4 4 5 5 4 4 26
24 5 5 5 5 5 5 30
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 5 5 5 5 5 30
27 5 5 5 5 4 5 29
28 4 4 5 5 5 5 28
29 4 4 5 4 4 5 26
30 4 5 5 5 4 4 27
31 4 4 5 4 5 5 27
32 5 5 4 5 4 4 27
33 4 4 4 5 4 5 26
Jumlah 144 150 150 155 147 154 900
Lampiran 2 (Lanjutan) Variabel
Lingkungan Kerja (X4)

Lingkungan Kerja X4
Responden Jumlah
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6
1 4 4 3 4 4 4 23
2 5 5 4 5 4 5 28
3 3 3 3 4 4 4 21
4 5 4 5 4 5 5 28
5 3 4 4 5 5 5 26
6 4 5 5 5 5 5 29
7 5 4 4 5 5 5 28
8 4 5 5 5 4 4 27
9 5 4 5 4 5 4 27
10 5 5 5 5 5 5 30
11 5 5 5 5 4 5 29
12 4 3 5 4 4 4 24
13 5 4 5 5 5 5 29
14 4 4 4 5 5 5 27
15 5 5 5 5 5 5 30
16 4 4 4 3 4 5 24
17 5 4 4 5 5 5 28
18 5 5 5 5 5 5 30
19 4 5 5 5 5 5 29
20 4 4 5 5 5 5 28
21 4 4 4 4 4 5 25
22 5 5 4 4 4 4 26
23 4 4 5 5 5 5 28
24 4 5 5 5 5 5 29
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 5 5 5 5 5 30
27 5 5 5 5 5 4 29
28 4 4 5 4 5 5 27
29 4 5 5 5 4 4 27
30 4 5 5 5 5 5 29
31 4 4 5 5 3 4 25
32 5 5 4 5 4 4 27
33 4 4 4 5 4 4 25
Jumlah 145 146 151 155 151 154 902
Lampiran 2 (Lanjutan)
Variabel Kualitas Audit (Y)

Kualitas Audit Y
Responden Jumlah
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6
1 4 4 5 4 4 4 25
2 4 5 5 4 5 5 28
3 5 4 4 3 3 4 23
4 4 5 4 5 5 5 28
5 5 5 5 4 5 5 29
6 5 4 5 4 5 5 28
7 5 5 4 5 4 4 27
8 4 5 4 5 4 4 26
9 4 5 5 4 5 4 27
10 4 4 4 5 5 5 27
11 5 5 5 5 4 5 29
12 4 5 5 5 5 5 29
13 4 4 5 5 5 5 28
14 5 4 5 5 4 5 28
15 5 5 5 5 5 5 30
16 4 4 4 3 4 4 23
17 4 5 5 5 5 5 29
18 5 5 5 5 5 5 30
19 4 5 5 5 5 5 29
20 5 4 5 5 5 5 29
21 4 5 4 4 4 4 25
22 4 4 4 5 4 5 26
23 5 5 4 5 5 5 29
24 5 5 5 4 5 5 29
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 5 5 5 5 5 30
27 4 5 5 5 5 5 29
28 5 5 5 5 5 4 29
29 5 4 4 5 5 5 28
30 4 5 4 4 5 5 27
31 5 5 5 4 4 4 27
32 4 5 5 5 4 4 27
33 5 4 4 4 5 5 27
Jumlah 149 154 153 151 153 155 915
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas
Variabel Kompetensi (X1)

Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1
X1.1 Pearson ,601*
1 * -,247 ,175 ,184 ,031 ,410*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,166 ,329 ,305 ,862 ,018
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X1.2 Pearson ,601
* 1 ,112 ,428* ,374* ,368* ,713**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,537 ,013 ,032 ,035 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X1.3 Pearson ,516*
Correlation
-,247 ,112 1 ,125 * ,428* ,531**
Sig. (2-tailed) ,166 ,537 ,490 ,002 ,013 ,001
N 33 33 33 33 33 33 33
X1.4 Pearson
,175 ,428* ,125 1 ,418* ,408* ,672**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,329 ,013 ,490 ,015 ,018 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X1.5 Pearson ,516 ,546*
,184 ,374* * ,418
*
1 * ,794**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,305 ,032 ,002 ,015 ,001 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X1.6 Pearson ,546*
,031 ,368* ,428* ,408* * 1 ,739**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,862 ,035 ,013 ,018 ,001 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
* * *
X1 Pearson ,713 ,5 ,672 ,794 ,739*
,410* * * * * 1
Correlation 31**
Sig. (2-tailed) ,018 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3 (Lanjutan)
Variabel Pengalaman Kerja (X2)

Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2
X2.1 Pearson
1 ,243 ,273 ,103 ,123 ,099 ,515**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,173 ,124 ,568 ,497 ,583 ,002
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X2.2 Pearson ,451
,243 1 * ,078 -,027 ,344* ,554**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,173 ,008 ,668 ,882 ,050 ,001
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X2.3 Pearson ,451
Correlation
,273 * 1 ,039 ,233 ,336 ,633**
Sig. (2-tailed) ,124 ,008 ,830 ,191 ,056 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X2.4 Pearson ,460*
Correlation
,103 ,078 ,039 1 * ,136 ,537**
Sig. (2-tailed) ,568 ,668 ,830 ,007 ,449 ,001
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X2.5 Pearson ,460
Correlation
,123 -,027 ,233 * 1 ,307 ,656**
Sig. (2-tailed) ,497 ,882 ,191 ,007 ,082 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X2.6 Pearson
,099 ,344* ,336 ,136 ,307 1 ,615**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,583 ,050 ,056 ,449 ,082 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
* * * * * *
X2 Pearson ,515 ,554 ,633 ,537 ,656 ,615
* * * * * * 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,002 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3 (Lanjutan)
Variabel Gaya Kepemimpinan (X3)

Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3
X3.1 Pearson
1 ,662** ,409* ,404* ,298 ,325 ,804**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,018 ,020 ,092 ,065 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X3.2 Pearson ,662*
* 1 ,349* ,457** ,182 ,258 ,735**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,047 ,007 ,310 ,147 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X3.3 Pearson
Correlation ,409* ,349* 1 ,173 ,163 ,231 ,606**
Sig. (2-tailed) ,018 ,047 ,337 ,364 ,195 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X3.4 Pearson
Correlation ,404* ,457** ,173 1 ,168 ,093 ,562**
Sig. (2-tailed) ,020 ,007 ,337 ,351 ,606 ,001
N 33 33 33 33 33 33 33
X3.5 Pearson
,298 ,182 ,163 ,168 1 ,423* ,598**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,092 ,310 ,364 ,351 ,014 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X3.6 Pearson
,325 ,258 ,231 ,093 ,423* 1 ,588**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,065 ,147 ,195 ,606 ,014 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X3 Pearson ,804 **
* ,735 ,606** ,562** ,598** ,588** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3 (Lanjutan) Variabel
Lingkungan Kerja (X4)

Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4
X4.1 Pearson ,458*
1 * ,294 ,188 ,230 ,143 ,613**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,007 ,097 ,295 ,198 ,428 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
* *
X4.2 Pearson ,458 ,504
* 1 ,410* * ,176 ,177 ,715**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,007 ,018 ,003 ,327 ,324 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X4.3 Pearson
,294 ,410* 1 ,361* ,369* ,248 ,700**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,097 ,018 ,039 ,035 ,164 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X4.4 Pearson ,504 *
Correlation
,188 * ,361 1 ,290 ,205 ,644**
Sig. (2-tailed) ,295 ,003 ,039 ,101 ,251 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
X4.5 Pearson ,621*
,230 ,176 ,369* ,290 1 * ,666**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,198 ,327 ,035 ,101 ,000 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
*
X4.6 Pearson ,621
Correlation
,143 ,177 ,248 ,205 * 1 ,575**
Sig. (2-tailed) ,428 ,324 ,164 ,251 ,000 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
* * * * * *
X4 Pearson ,613 ,715 ,700 ,644 ,666 ,575
* * * * * * 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 33 33 33 33 33 33 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3 (Lanjutan)
Variabel Kualitas Audit (Y)

Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y
Y1 Pearson
1 -,043 ,149 ,021 ,020 ,152 ,359*
Correlation
Sig. (2-
,813 ,408 ,906 ,910 ,399 ,040
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
Y2 Pearson
Correlation
-,043 1 ,267 ,248 ,238 -,047 ,465**
Sig. (2-
,813 ,133 ,164 ,182 ,797 ,006
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
Y3 Pearson
Correlation
,149 ,267 1 ,199 ,307 ,187 ,586**
Sig. (2-
,408 ,133 ,267 ,082 ,298 ,000
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
Y4 Pearson
,021 ,248 ,199 1 ,363* ,410* ,675**
Correlation
Sig. (2-
,906 ,164 ,267 ,038 ,018 ,000
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
Y5 Pearson
,020 ,238 ,307 ,363* 1 ,654** ,740**
Correlation
Sig. (2-
,910 ,182 ,082 ,038 ,000 ,000
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
Y6 Pearson
,152 -,047 ,187 ,410* ,654** 1 ,671**
Correlation
Sig. (2-
,399 ,797 ,298 ,018 ,000 ,000
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
Y Pearson
,359* ,465** ,586** ,675** ,740** ,671** 1
Correlation
Sig. (2-
,040 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 33 33 33 33 33 33 33
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 4 : Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Kompetensi (X1)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,712 6

Variabel Pengalaman Kerja (X2)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,610 6

Variabel Gaya Kepemimpinan (X3)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,724 6

Variabel Lingkungan Kerja (X4)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,730 6

Variabel Kualitas Audit (Y)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,616 6
Lampiran 5 : Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kompetensi 33 23.00 30.00 27.4848 2.00189
Pengalaman Kerja 33 22.00 30.00 27.1818 2.06843
Gaya 33 22.00 30.00 27.2727 2.11058
Kepemimpinan
Lingkungan Kerja 33 21.00 30.00 27.3333 2.23140
Kualitas Audit 33 23.00 30.00 27.7273 1.82470
Valid N (listwise) 33

Perhitungan Range Kompensasi Variabel Independen dan Dependen

Selisih Poin
Variabel Selisih X Mean
Max-Min 1 2 3 4 5
X1 7 7/5=1,4 27,48 - -  - -
X2 8 8/5=1,6 27,18 - -  - -
X3 8 8/5=1,6 27,27 - -  - -
X4 9 9/5=1,8 27,33 - -  - -
Y 7 7/5=1,4 27,72 - -  - -

Kriteria penentuan poin untuk masing–masing adalah sebagai berikut :

1 = Sangat Rendah (> 23-24,6)

2 = Rendah (> 24,6-26,2)

3 = Cukup Tinggi (> 26,2-27,8)

4 = Tinggi(> 27,8-29,4)

5 = Sangat Tinggi(> 29,4-30)


Lampiran 6 : Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 33
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,78895693
Most Extreme Absolute ,089
Differences Positive ,056
Negative -,089
Test Statistic ,089
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Tolerance
Model Error Beta t Sig. VIF
1 (Constant) 1,067 2,486 ,429 ,671
Kompetensi ,248 ,086 ,272 2,877 ,008 ,747 1,339
Pengalaman
Kerja ,215 ,102 ,243 2,105 ,044 ,500 2,000
Gaya
Kepemimpinn ,289 ,109 ,334 2,653 ,013 ,421 2,377
Lingkungan
Kerja ,224 ,092 ,274 2,440 ,021 ,528 1,893
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Lampiran 6 (Lanjutan)
Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1,258 1,090 1,154 ,258
Kompetensi ,015 ,038 ,077 ,394 ,696
Pengalaman
Kerja ,085 ,045 ,453 1,892 ,069
Gaya
Kepemimpinn -,088 ,048 -,483 -1,847 ,075
Lingkungan
Kerja -,035 ,040 -,204 -,876 ,388
a. Dependent Variable: Abs
Lampiran 7 :
Uji Regresi Linear Berganda
a
Variables Entered/Removed
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Lingkungan Kerja, Kompetensi, Pengalaman
Kerja, Gaya Kepemimpinnb . Enter
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. All requested variables entered.

b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 ,902 ,813 ,786 ,84343
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Kompetensi,
Pengalaman Kerja, Gaya Kepemimpinn
b. Dependent Variable: Kualitas Audit

a
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 86,627 4 21,657 30,443 ,000b
Residual 19,918 28 ,711
Total 106,545 32
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Kompetensi, Pengalaman Kerja,
Gaya Kepemimpinn

a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1,067 2,486 ,429 ,671
Kompetensi ,248 ,086 ,272 2,877 ,008 ,747 1,339
Pengalaman
,215 ,102 ,243 2,105 ,044 ,500 2,000
Kerja
Gaya
,289 ,109 ,334 2,653 ,013 ,421 2,377
Kepemimpinn
Lingkungan
Kerja ,224 ,092 ,274 2,440 ,021 ,528 1,893
a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Anda mungkin juga menyukai