PERSETUJUAN SKRIPSI
ii
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
iv
ABSTRACT
This study uses primary data to obtained important information from the
respondents by using convinience sampling method. Respondents in this study
were 55 auditors who worked in public accounting firm in Semarang City,
Indonesia. Statistical analysis method used is multiple linear regression.
Hypothesis testing is done with the help of software IBM SPSS Statistics 19.
v
ABSTRAKSI
vi
KATA PENGANTAR
vii
5. Tante Aida yang selalu memberikan ide dan masukan selama
penyusunan skripsi serta memberi doa dan semangat.
6. Sahabat terbaikku Indah Prihatiningrum, Winarti dan Andiani
Herlina yang selalu memberi dukungan semangat selama
penyusunan skripsi ini. Terima kasih telah menemani di kala suka
dan duka.
7. Teman-teman akuntansi seperjuangan, Sriwijayanti, Nora, Risti dan
lainnya. Terima kasih telah memberi warna dalam hidupku. Senang
dapat mengenal kalian semua.
8. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengisi kuesioner.
9. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas segala bantuannya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.4 Pengembangan Hipotesis .........................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................36
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..........................36
3.1.1 Intensi untuk Melakukan Whistleblowing ....................................36
3.1.2 Identitas Profesional .....................................................................37
3.1.3 Locus of Commitment ...................................................................38
3.1.4 Intensitas Moral ............................................................................38
3.1.5 Karakteristik Personal Auditor .....................................................39
3.2 Populasi dan Sampel .....................................................................................40
3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................................41
3.4 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................42
3.5 Metode Analisis Data ...................................................................................43
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif .........................................................43
3.5.2 Uji Kualitas Data ..........................................................................44
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ........................................................................45
3.5.4 Model Regresi ..............................................................................48
3.6 Pengujian Hipotesis ...................................................................................49
3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................49
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ...................................50
3.6.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) .................50
BAB IV HASIL DAN ANALISIS .........................................................................52
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...........................................................................52
4.2 Hasil Analisis Data .......................................................................................57
4.2.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................57
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data ................................................................59
4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik...............................................................62
4.2.4 Hasil Analisis Linear Berganda ...................................................65
4.2.5 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................68
4.3 Pembahasan ...............................................................................................72
BAB V PENUTUP .................................................................................................76
5.1 Kesimpulan ................................................................................................76
x
5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................77
5.3 Saran ..........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................78
LAMPIRAN ...........................................................................................................81
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Jasa akuntan publik merupakan jasa yang dibutuhkan oleh para pelaku
bersertifikat atau Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit atas entitas
keuangan komersial dan non komersial (Arens et al, 2008 dalam Husnalina
(2012).
(Mulyadi, 2002). Laporan audit inilah yang digunakan oleh auditor untuk
kepada stakeholder.
auditor menjadi sorotan banyak pihak. Hal ini dikarenakan auditor memilki
1
2
tanggung jawab pihak lain yang seharusnya bertanggung jawab atas kegagalan itu.
Munculnya pandangan seperti itu bukan tanpa alasan. Alasan yang mendasarinya
luas pada tahun 2001, ketika terungkap bahwa kondisi keuangan yang
terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Kasus ini juga melibatkan kantor
akuntan internasional (termasuk Big Five) Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur
manajemen Enron.
pendapatan sebesar $600 juta dan menyembunyikan hutangnya dengan teknik off
balance sheet senilai $1,2 miliar. Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen
ini membuat salah satu eksekutif Enron, Sherron Watskin tidak tahan melihat
yang menjadi whistleblower dengan menulis surat kepada Direktur Kenneth Lay.
yang dilakukan oleh Enron akan meledak dan hal itu benar terjadi, akhirnya Enron
kolaps.
itu, kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang
berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di KAP Arthur Andersen juga
kurang dari $32 miliar harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan
kepada para pemegang saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang
Di Indonesia, kasus skandal akuntansi bukanlah hal yang baru. Salah satu
sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997. Hasil audit mengungkapkan
bahwa laporan keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat krisis menerpa Indonesia,
Pemerintah pada waktu itu hanya melakukan teguran tetapi tidak ada sanksi. Satu-
satunya badan yang berhak untuk menjatuhkan sanksi adalah BP2AP (Badan
Peradilan Profesi Akuntan Publik) yaitu lembaga non pemerintah yang dibentuk
dijatuhkan terlalu ringan yaitu BP2AP hanya melarang 3 KAP melakukan audit
terhadap klien dari bank-bank, sementara 7 KAP yang lain bebas. (Suryana, 2002)
Bakrie di PT Bank Capital Indonesia Tbk. Sebanyak tujuh emiten Grup Bakrie di
dalam laporan keuangan per 31 Maret 2010 mengklaim menyimpan dana total Rp.
9,07 triliun. Namun, Bank Capital menyebutkan jumlah dana pihak ketiga di bank
tersebut hanya Rp. 2,69 triliun. Sebagian besar laporan keuangan unit usaha
Bakrie diaudit oleh Mazars Moores Rowland Indonesia (Asworo dan Supriadi,
2010 dalam Sugiyanto dkk, 2011). Kasus tersebut terungkap atas adanya
(whistleblower) dari analisis atau pelaku pasar modal yang melihat adanya
gilirannya menimbulkan dan membawa kepada runtuhnya profesi akuntan. Hal ini
tidak bermoral kepada pihak di dalam maupun di luar organisasi. Para regulator
5
positif tehadap pekerjaanya, lebih lama melayani (lama bekerja, usia, dan jumlah
kelompok kerja yang lebih besar dan mendapatkan ‘tanggung jawab’ dari yang
mahasiswa akuntansi dilakukan oleh Chiu (2003) dan Elias (2008). Chiu (2003)
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Taylor dan Curtis (2010) meneliti
kalangan eksternal auditor Amerika. Curtis dan Taylor meneliti efek dari berbagai
beberapa diantaranya dilakukan oleh Ghani (2010) dan Sugiyanto, dkk (2011)
tersebut adalah persepsi norma subyektif, sikap terhadap perilaku dan kontrol
whistleblowing.
kerja akuntan publik pernah dilakukan di Amerika oleh Taylor dan Curtis
(TPB). Penelitian ini akan dilakukan pada auditor yang bekerja di Kantor
8
Akuntan Publik yang ada di Semarang yang telah terdaftar di IAIP. Alasan
pemilihan auditor sebagai objek penelitian adalah karena auditor merupakan salah
dalam pekerjaannya. Penelitian ini akan mengacu pada penelitian yang dilakukan
oleh Taylor dan Curtis (2010) agar diperoleh hasil yang dapat diperbandingkan
di Indonesia.
melakukan whistleblowing.
akuntan
akuntansi.
pendahuluan; bab II, tinjauan pustaka; bab III, metode penelitian; bab IV, hasil
penelitian ini, dan beberapa penelitian terdahulu. Pada bab ini juga diuraikan
antara variabel terikat dan tidak terikat yang digunakan dalam penelitian. Bab III
sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini. Bab IV, hasil pembahasan berisi uraian mengenai gambaran
umum pengujian terhadap hipotesis dan obyek penelitian, analisis data penelitiab
dan interpretasi hasil berdasarkan analisis data tersebut. Bab V, penutup berisi
TINJAUAN PUSTAKA
perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Icek
Ajsen dan Martin Fishbein (1980). Ajzen dan Fishbein mengembangkan teori
TPB dengan menambah konstruk yang belum ada di TRA yaitu persepsi konrol
perilaku serta menjelaskan perilaku nyata manusia. Dalam hubungan ini TPB
bahwa banyak perilaku yang tidak semuanya di bawah kontrol penuh individu.
Dalam TPB, perilaku yang ditampilkan individu timbul karena adanya intensi
kombinasi dari sikap untuk menampilkan perilaku tersebut dan norma subjektif.
11
12
bertindak sesuai dengan sikap yang ada dalam dirinya terhadap suatu
kehidupannya.
perilakunya
akan perilaku yang akan ditampilkan merupakan perilaku yang asing atau
Behavioral Attitude
Beliefs Toward The
Behavior
Control Perceived
Behavioral
Beliefs Control
pada diri sendiri bahwa profesi yang sedang dikerjakan memberikan hal yang baik
bagi individu. Seseorang yang memiliki identitas profesional yang kuat cenderung
selalu mematuhi kode etik dan norma-norma yang berlaku dengan tujuan untuk
terhadapnya akan mendukung ia untuk melakukan tingkah laku maka hal ini akan
bekerja keras demi reputasi organisasi. Hal ini muncul berdasarkan persepsi
kontras dengan komitmen rekan kerja. Dalam situasi tertentu timbul konflik
kendali individu tersebut atau dalam suatu kondisi dapat sebaliknya seorang
internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu tersebut,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan yang ada di sekeliling individu
tersebut.
adalah hasil dari kontrol dirinya sendiri maka individu tersebut akan memiliki niat
2.1.2 Intensi
Intensi adalah keinginan kuat untuk melakukan sesuatu yang muncul dari
dalam diri setiap individu. Niat atau intensi dalam Kamus Besar Bahasa
pernyataan Fishbein dan Ajzen (1975) yang dikutip Amaliah (2008) sebagai
berikut:
disposisi tingkah laku yang hingga terdapat waktu dan kesempatan yang tepat,
Feldman (1995) menyatakan intensi adalah rencana atau resolusi individu untuk
melaksanakan tingkah laku yang sesuai dengan sikap mereka. Intensi akan
yang baik dan waktu yang yepat untuk merealisasikannya. Selain itu, intensi
tersebut akan dapat memprediksi tingkah laku jika diukur dengan tepat.
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu sikap terhadap perilaku, norma subyektif dan
16
sebelum melakukan hal yang ingin dilakukannya. Ketika seseorang telah memiliki
persepsi dan sikap positif, memiliki keyakinan bahwa suatu perilaku dapat
adalah hasil atas kontrol dirinya sendiri maka ia akan memiliki intensi untuk
Dilihat dari segi bahasa identitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity
yang dapat diartikan sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah
sesuatu yang menandai suatu benda atau orang. Jadi identity atau jati diri dapat
1. Identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri
2. Identitas atau jati diri dapat berupa surat keterangan yang dapat
menyandang suatu profesi. Jika orang tersebut benar-benar ahli, maka di sebut
yang sesuai dengan profesinya. Jadi identitas profesional adalah seseorang yang
memiliki ciri-ciri atau tanda-tanda yang ahli dalam suatu bidang atau menyandang
suatu profesi.
17
sendiri dalam hal pekerjaan yang mereka jalani dan memiliki ciri khas selalu
motif, pengalaman dan sifat-sifat psikologis serta identitas sosial yang menonjol
sendiri-sendiri dan mungkin juga sesuai atau saling bersaing dan saling
melengkapi satu sama lain. (Wallace, 1995 dan Scott, 1997 dalam Yuvisa, dkk,
2007).
didefinisikan sebagai perpaduan antara sikap dan perilaku yang menyangkut tiga
dengan tugas organisasi dan rasa kesetiaan pada organisasi. Pernyataan tersebut
didukung oleh Greenberg dan Baron (2003) dalam Elias (2008) bahwa komitmen
atau organisasi secara aktif, karena karyawan yang menunjukkan komitmen tinggi
Penelitian yang dilakukan Hewstone dan Willis (2002) dalam Taylor dan
kelompok mereka dari pada anggota kelompok lain. Dengan demikian kesetiaan
Dalam situasi khusus, misalnya seorang rekan kerja melakukan tindakan yang
tidak etis demi kepentingan pribadi dan melanggar standar akan menciptakan
tekanan bagi individu untuk berpikir dan berperilaku dengan cara yang berbeda.
menerima dampak negatif dari pelanggaran tersebut. Di sisi lain, jika pelanggaran
dilaporkan maka rekan kerja akan menerima dampak negatif dari organisasi
bahaya untuk organisasi dari tidak adanya pelaporan pelanggaran dari pada
bahaya bagi rekan kerja dari adanya pelaporan pelanggaran. Beberapa penelitian
telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara komitmen organisasi dan intensi
untuk melakukan whistleblowing. Near dan Micheli (1985) dalam Taylor dan
tingkat loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan saat mengambil keputusan untuk
melaporkan. Penelitian juga dilakukan oleh Sims dan Keenan (1998) serta
Mesmer-Magnus dan Viswesvaran (2005) dalam Taylor dan Curtis (2010) yang
pengaruh komitmen organisasi dan komitmen rekan kerja terhadap intensi untuk
karakteristik yang merupakan perluasan dari isu-isu yang terkait dengan isu moral
utama dalam sebuah situasi yang akan mempengaruhi persepsi individu mengenai
masalah etika dan intensi keperilakuan yang dimilikinya. Jones (1991) dalam
bervariasi.
20
prosedur audit.
rekan kerjanya, rekan kerjanya justru mengatakan hal tersebut wajar dan
pada saat terjadi dan awal mula konsekuensi dari sebuah tindakan moral
atau fisik) yang dimiliki oleh pembawa moral (moral agent) untuk si pelaku
kedekatan ini secara intuitif dan alasan moral menyebabkan seseorang lebih
moral dan penilaian etis terhadap niat berperilaku etis. Hasilnya menunjukkan
etis. Dewi (2008) menguji komponen intensitas moral yaitu konsensus sosial,
kontrol.
usia, pendidikan terakhir, masa kerja sebagai auditor, dan posisi jabatan di kantor
variabel usia, level (posisi jabatan) dan gender sebagai variabel pemoderasi.
23
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, posisi jabatan dan gender mempunyai
Dalam penelitian ini, selain memasukkan gender, usia dan posisi jabatan
sebagai variabel kontrol, masa kerja auditor dan pendidikan terakhir juga
masih menjadi anggota) atas suatu praktik-praktik ilegal, tidak bermoral, atau
tanpa legitimasi dibawah kendali pimpinan kepada individu atau organisasi yang
hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi. Definisi
jika ia melihat adanya tindakan yang tidak etis dalam kehidupan sehari-hari.
yang dilakukan oleh rekan kerjanya maupun atasannya dan tentunya melanggar
kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Label dan Miethe (1999) dalam
Kalbers dan Forgathy (1995) yaitu afiliasi dengan komunitas, tuntutan untuk
mandiri, keyakinan terhadap peraturan sendiri atau profesi dan kepentingan sosial.
whistleblowing.
yang tidak dinginkan oleh para pengungkap pelanggaran. Miceli dan Near (1994)
atas tindakan tidak etis dari organisasi. Pembalasan dendam organisasi dapa
berupa kehilangan pekerjaan, pencemaan nama baik dan isolasi dalam bekerja.
Tindakan ini dapat dikenakan oleh para manajer lini dengan atau tanpa
bahwa hanya 53% dari survei terhadap eksekutif perusahaan yang memiliki
bertujuan untuk mengevaluasi dilema etika yang dialami oleh akuntan profesional
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Sensitivitas
Shawver Terikat dari Regresi Moral
(2011) berbagai mempengaruhi
Pertimbangan
Moral profesi sensitivitas
akuntan moral, penilaian
moral dan niat
Motivasi
Moral
moral untuk
Moral melaporkan
tindakan
Variabel Bebas manajemen laba.
Uji Ancova
Intensitas Moral
Uji
Taylor Variabel Auditor Identitas
dan Curtis Terikat senior dari Profesional Locus
Correlation
(2010) Intensi kantor Mancova of Commitment
Pelaporan akuntan Intensitas Moral
publik Analysis secara positif
Identitas
Variabel Bebas internasional terkait dengan
intensi pelaporan
Locus of
Profesional
Intensitas
Commitment
Moral
Moderated
(2002) Terikat MBA di Correlation mengenai
Intensi Guangzhou whistleblowing
melakukan dan berhubungan
Moderated
Regression,
Whistleblowing Shengzhen positif dengan
Multiple intensi untuk
Variabel Bebas Regression melakukan
Pertimbangan whistleblowing
Etis mengenai
whistleblowing Locus of control
memoderasi
27
Tingkat
Pemoderasi dan intensi untuk
melakukan
keseriusan whistleblowing
Norma
kesalahan
Respon
kelompok
penting atau
tidaknya
aduan yang
Nilai religius
diterima
Standar moral
Locus of
control
internal
Komitmen
Variabel Bebas universitas melakukan
USA whistleblowing
Sosialisasi
profesi daripada
mahasiswa
antisipatif dengan komitmen
yang lebih rendah
Mahasiswa yang
sosialisasinya
lebih tinggi
cenderung
melakukan
whistleblowing
dibandingkan
mahasiswa yang
sosialisasinya
lebih rendah
Profesionalisme
internal auditor
dimensi tuntutan
untuk mandiri
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap intensi
untuk melakukan
whistleblowing.
Orientasi Etika
Variabel Bebas positif terhadap
Komitmen
sensitivitas etis,
orientasi etika
Sensitivitas
Profesional relativisme
menunjukkan
Etis hubungan yang
negatif terhadap
sensitivitas etis,
Orientasi etika
idealisme
mahasiswa
akuntansi
memiliki
hubungan yang
positif terhadap
komitmen
profesional,
Komitmen
profesional
29
berhubungan
positif dengan
persepsi
mahasiswa
akuntansi
terhadap
whistleblowing,
Sensitivitas etis
mahasiswa
akuntansi
berhubungan
negatif terhadap
whistleblowing.
Sumber: Jurnal penelitian terdahulu yang telah diringkas
commitment dan moral intensitas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
intensitas moral.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis
Locus of
Commitment
Gender
Karakteristik Personal Auditor:
Usia
Jenjang Pendidikan
Masa Kerja Auditor
Posisi Jabatan
Intensitas Moral
30
dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Sejalan
Whistleblowing
diri manusia yang dapat menggerakkan manusia untuk bertindak atau tidak
profesional adalah melalui kepatuhan terhadap standar audit dan kode etik profesi
auditor yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik dan Kode Etik
Profesi Akuntan Publik. Standar audit dan kode etik atau aturan perilaku dibuat
patuh terhadap standar profesional dan kode etik yang berlaku demi melindungi
komitmen profesional yang kuat perilakunya lebih mengarah pada ketaatan aturan
Taylor dan Curtis (2010) menemukan bahwa identitas profesional positif terkait
dengan tanggung jawab untuk melaporkan perilaku tidak etis orang lain yang pada
dilakukan oleh Smith and Hall (2008) dalam Ghani (2010) menemukan bahwa
dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki identitas profesional yang kuat
sarana untuk melindungi profesi mereka sendiri atau membasmi pelanggaran demi
Whistleblowing
organisasi dengan komitmen rekan kerja yang saling bertentangan satu sama lain.
individu akan melakukan suatu perilaku tertentu jika perilakunya dapat diterima
norma subyektif.
komitmen kolega (rekan kerja), yang meliputi rasa tanggung jawab, kehandalan
Misalnya salah satu rekan melakukan tindakan yang tidak etis. Hal ini dapat
dengan cara yang berbeda. Jika sebuah tindakan pelanggaran tidak dilaporkan
dilaporkan maka rekan kerja akan menerima dampak negatif berupa sanksi dari
hubungan antara kedua komitmen yang saling bertentangan ini akan menimbulkan
dalam organisasinya.
Taylor dan Curtis (2010) menguji hubungan antara komitmen organisasi dan
bahwa komitmen organisasi yang lebih tinggi dari pada komitmen rekan kerja
Whistleblowing
sebagai kuat lemahnya perasaan susah atau senang sebagai hasil dari suatu
34
perbuatan baik atau buruk, salah atau benar, dan adil atau tidak adil. Intensitas
moral dapat dikaitkan dengan konsep persepsi kontrol perilaku dalam teori
intensitas moral yang kuat secara signifikan mempengaruhi niat moral. Jones
keputusan moral yang diambil. Intensitas moral terdiri atas enam faktor yang
pelanggaran. Graham (1986) dalam Taylor dan Curtis (2010) menunjukkan bahwa
pengaruh intensitas moral pada niat pelaporan. Dalam penelitian ini intensitas
akan merasakan manfaat dari pelaporan dan cenderung akan mengambil tindakan
35
diatur dalam SA seksi 316 – Paragraf I Standar Profesional Akuntan Publik yang
standar auditing yang ditetapkan IAIP. Penelitian yang dilakukan Schultz et al,
(1993) dalam Elias (2008) menemukan adanya hubungan positif antara niat
auditor untuk melaporkan dan perasaan tanggung jawab pribadi. Jadi, seorang
auditor akan memiliki niat untuk melaporkan pelanggaran jika ada hal-hal yang
METODE PENELITIAN
jelas. Penelitian ini menggunakan sembilan variabel yang terdiri dari satu variabel
terikat (dependen), tiga variabel bebas (independen), dan lima variabel kontrol.
moral. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik
personal responden yang meliputi gender, usia, pendidikan terakhir, masa kerja
pelanggaran dan dampak negatif yang akan diterima sebagai akibat pelaporan
dalam penelitian ini menggunakan tiga skenario kasus yang berhubungan dengan
akuntansi yang dikembangkan oleh Curtis dan Taylor (2010). Tiga skenario
audit yang tidak lengkap sebagai prosedur audit yang lengkap. Skenario kedua
36
37
audit supervisor mengungkapkan tawaran pekerjaan dari klien saat ini (melanggar
biasanya diselesaikan oleh auditor. Dalam skenario ketiga, selama audit pada
poin adalah sangat mungkin dan 100 poin adalah sangat tidak mungkin.
akan membentuk keyakinan pada diri sendiri bahwa profesi yang dikerjakan
memberikan hal yang baik bagi individu. Identitas profesional dalam penelitian
ini diukur menggunakan enam pernyataan dari skala komitmen profesional yang
dikembangkan oleh Aranya et al. (1981) . Enam pernyataan ini disajikan secara
bertentangan satu sama lain. Menurut Taylor dan Curtis (2010) sebelum
tidak adanya pelaporan pelanggaran dari pada bahaya bagi rekan kerja dari adanya
Aranya dan Ferris (1984) dan Taylor dan Curtis (2010). Responden akan diminta
organisasi atas komitmen terhadap sesama rekan kerja. Setiap pernyataan dalam
terhadap perilaku tidak etis. Jones (1991) menunjukkan bahwa perilaku etis
etis dan tanggung jawab auditor untuk melaporkan perilaku yang tidak etis. Setiap
adalah serius atau bertanggung jawab dan 100 adalah sangat serius atau
bertanggung jawab.
variabel ini diduga ikut berpengaruh terhadap variabel bebas. Variabel kontrol
1. Gender
2. Usia
untuk responden dengan usia < 30 tahun (kurang dari 30 tahun) dan "1"
3. Pendidikan terakhir
menjadi 3 kategori yaitu "1" untuk lulusan D3, "2" untuk lulusan S1 PPA
menjadi 4 kategori yaitu "1" untuk auditor yang telah bekerja selama ≤ 3
40
tahun (kurang lebih 3 tahun), "2" untuk auditor yang telah bekerja selama
4-6 tahun, "3" untuk auditor yang telah bekerja selama 7-9 tahun, "4"
untuk auditor yang telah bekerja selama ≥ 10 tahun (lebih dari 10 tahun).
5. Posisi jabatan
menjadi 2 kategori yaitu "0" untuk auditor senior dan "1" untuk auditor
junior.
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi penellitian ini
adalah seluruh auditor yang bekerja pada berbagai Kantor Akuntan Publik (KAP)
di Kota Semarang yang terdaftar dalam direktori KAP tahun 2012-2013. Auditor
dipilih sebagai populasi karena auditor merupakan salah satu profesi yang
lulusan jurusan akuntansi yang belum mendapat gelar akuntan, mahasiswa jurusan
anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006). Prosedur penentuan sampel
sampel yang dilakukan secara tidak acak, tetapi menunjuk KAP yang
yang dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012-
memperoleh data untuk penelitian ini, maka kota Semarang dipilih sebagai lokasi
merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah yang merupakan pusat dari sebagian
besar aktivitas bisnis yang berlangsung di kota tersebut. Selain itu, jumlah Kantor
langsung dari obyek yang diteliti dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara
langsung dari responden (sumber asli) yang dalam hal ini adalah auditor yang
diisi oleh responden. Kuesioner adalah satu set pertanyaan yang telah dirumuskan
melakukan whitsleblowing.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
kuesioner. Kuesioner ini dibagi menjadi 3 bagian pokok. Pada bagian pertama,
responden diminta untuk membaca 3 (tiga) skenario audit yang telah disajikan
melakukan pengisian.
18 KAP yang ada di Semarang dengan cara mengantar langsung ke alamat Kantor
sesuai dengan janji yang disepakati dengan responden yakni setelah 2 (dua)
43
waktu penyebaran kuesioner yang bersamaan dengan masa sibuk auditor dalam
mengaudit laporan keuangan, yaitu antara bulan November hingga bulan Mei
tahun yang akan datang, maka pemberian kuesioner dalam jumlah banyak tidak
efektif. Oleh karena itu, peneliti akan menyebarkan 100 kuesioner dengan
pertimbangan kuesioner yang tidak kembali karena response rate auditor yang
rendah.
Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier
mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
bebas.
data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum,
jabatan di KAP, masa kerja sebagai auditor dan masa kerja di KAP yang
bersangkutan. Analisis deskriptif dalam penelitian ini diolah dengan SPSS versi
19.
44
bahwa instrumen yang digunakan sudah mengukur hal yang tepat atau tidak dan
sesungguhnya. Selain itu, uji kualitas data dilakukan untuk melihat kelayakan data
yang ada sebelum diproses menggunakan alat analisis untuk menguji hipotesis.
Uji kualitas data terdiri dari uji reliabilitas dan uji validitas. Masing-masing akan
1. Uji Reliabilitas
alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
stabil dari waktu ke waktu. Oleh karena itu diperlukan uji reliabilitas. Uji
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
pengukur yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan
reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60 (Nunnaly, 1967
2. Uji Validitas
data yang tidak valid akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Untuk itu
perlu dilakukan uji validitas dalam mengukur sah atau valid tidaknya suatu
besar dari r tabel dan nilainya positif (pada taraf signifikansi 5% atau 0,05),
asumsi klasik. Uji ini digunakan untuk menguji dan memastikan kelayakan model
regresi dalam penelitian ini. Adapun bentuk dari uji asumsi klasik adalah sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Ghozali (2006), regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau
a. Analisis grafik
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
normalitas.
asumsi normalitas.
47
2. Uji Heteroskedastisitas
grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 dan
3. Uji Multikolinearitas
korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang
inflationfactor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
1
VIF =
� ���� ��
48
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF
≥ 10. Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0.10 berarti terdapat korelasi antar
multikolinearitas yaitu jika nilai VIF lebih dari 10. Variabel yang terdeteksi
dikeluarkan dari model regresi agar hasil yang diperoleh tidak bias.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
digunakan sebagai model prediksi terhadap variabel terikat yaitu intensi untuk
profesional, locus of commitment dan intensitas moral. Uji hipotesis ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 19. Model regresi yang digunakan untuk
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + e ................ (1)
Keterangan:
α : Konstanta
X1 : Identitas Profesional
X2 : Locus of Commitment
X3 : Intensitas Moral
49
X4 : Gender
X5 : Usia
X7 : Jenjang Pendidikan
X8 : Posisi Jabatan
e : Kesalahan pengganggu
berganda untuk mengukur kekuatan hubungan antara beberapa variabel bebas dan
untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas.
Analisis ini menggunakan tiga pengujian yaitu uji koefisien determinasi (R 2), uji
signifikansi simultan (uji statistik F) dan uji signifikan parameter individual (uji
Nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara nol dan satu. Apabila nilai R2 kecil
Setiap tambahan satu variabel bebas maka nilai R 2 pasti meningkat walaupun
terikat. Oleh karena itulah para peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai
1. Berdasarkan probabilitas
a. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 artinya variabel bebas secara
b. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, arti bahwa variabel bebas
a. Jika F hitung < F tabel, artinya variabel bebas secara simultan tidak
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara individual dalam
1. Berdasarkan probabilitas
a. Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 artinya variabel bebas secara
b. Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05, arti bahwa variabel bebas
a. Jika t hitung < t tabel, artinya variabel bebas secara individual tidak