Anda di halaman 1dari 141

ANALISIS PENERAPAN KUALITAS SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM


PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED
SCORECARD
(Studi Kasus pada Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana (S1)


pada Program studi Akuntansi
Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh :
AI EVI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018
ANALISIS PENERAPAN KUALITAS SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN
BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED
SCORECARD
(Studi Kasus pada Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana (S1)


pada Program studi Akuntansi
Universitas Islam Bandung

Disusun Oleh :
AI EVI
10090114111

Disetujui Oleh :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Hj. Nurleli, SE.,M.Si.,Ak.,CA Dr. Rini Lestari., SE.,M.Si.,Ak.,CA

Mengetahui,
Ketua Prodi Akuntansi

Dr. Hj. Nurleli., SE., M.Si., Ak., CA


SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ai Evi

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 06 April 1996

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar dan hasil karya saya sendiri. Bila

terbukti tidak demikian, saya bersedia menerima segala akibatnya, termasuk

pencabutan kembali gelas Sarjana Ekonomi yang telah saya peroleh.

Bandung, Januari 2018

Ai Evi

NPM: 10090114111

iii
ABSTRACT

iv
ABSTRAK

v
LEMBAR PERSEMBAHAN

“Dia (Musa) berkata, “Ya Allah Tuhanku lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah

untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku agar mereka

mengerti perkataanku”

(Q.S Taha 25:28)

“Dan bahwa manusia akan memperoleh sesuatu dengan apa yang telah

diusahakannya”

(Q.S An-Najm)

SKRIPSI INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK....

Kedua orang tuaku, kakaku dan keluarga tercinta

Serta teman dan sahabtku tercinta

vi
PRAKATA

Assalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakathu

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

ngskripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dalam Penilaian Kinerja Perusahaan Berdasakan Pendekatan

Balanced Scorecard (Studi Kasus Pada Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat)”

ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Strata (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Akuntansi di Universitas Islam Bandung. Dalam penelitian skripsi ini

tentu tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, nasihat,

doa, dan serta kerjasama dari berbagi pihak khususnya pembingbing, segala

hambatan tersebut akhirnya dapat dilalui dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimkasih kepada:

1. Kedua orang tua Bapak Ii Inen dan Ibu Rosyati yang selalu memberikan

dukungan baik moral dan materil, doa, motivasi dari mulai perkuliahan

hingga menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH selaku Rektor Universitas Islam

Bandung.

3. Ibu Dr. Asnita Frida Sebayang, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Bandung.

vii
4. Ibu Dr. Hj. Nurleli, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Prodi Akuntansi

Universitas Islam Bandung.

5. Ibu Dr. Hj. Nurleli, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembingbing I dan Ibu

Dr. Rini Lestari, Se., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembingbing II yang sudah

memberikan arahan serta petunjuk. Setiap masukan yang diberikan beliau ini

merupakan bahan yang sangat berharga bagi kelancaran dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Kania Nurcholisah, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen wali.

7. Kakak tercinta, Omay Sumitra dan Dewi Amartiwi yang selalu memberikan

dorongan dan bantuan semangat, doa dan motivasi kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar tercinta keponakan, bibi, sepupu yang selalu memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi

ini.

9. Teh Citra Herdiantika S.E yang telah memberikan saran dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Nur Masitha a. Syahibu, Alfatasya Nadea Bachtiar, Arfah Syarah Fauziah

Syarif, Annita Putri Utami, Alamanda Triavely, Rezza Nur Fadhillah

Komarudin, Zakiyyah Aritasari sebagai sahabat baik dan teman seperjuangan

yang telah membantu dan memotivasi dalam menyelesaikan tugas

perkuliahan dari awal kuliah sampai selesainya pembuatan skripsi ini.

11. Fitri Nurvianti, Hanifah Mulyani, Devi, Kartika Nurafifah, Yuli Puspitasari

teman baik yang sangat membantu dan memberikan dukungan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

viii
12. Neng Yuli, Iyan Handayani, Eulis Reni Nurani, Nenden, Yayang Mulyani,

Tiara Novianti, Asri Media, Ela Rodiah sahabat baik yang selalu memberikan

semangat, motivasi, dukungan dan hiburan kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini

13. Teman-teman seangkatan yang sama-sama berjuang dari mulai kuliah sampai

menyelesaikan skripsi.

14. Teman-teman kelas Akuntansi C.

15. Teman-teman kelas Akuntansi Manajemen.

16. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat ditulis dan disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang dapat digunakan

untuk penyempurnaan karya ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Waruhmatullahi Wabarakathu

Bandung, Januari 2018

Penulis

Ai Evi

ix
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….ii

SURAT PERNYATAAN………………………………………………………iii
ABSTRACT………………………………………………………………………………iv
ABSTRAK...........................................................................................................v
LEMBAR PERSEMBAHAN.............................................................................vi
PRAKATA.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian..............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.4 Kegunaan Penelitian.....................................................................................7
1.4.1 Aspek Teoritis........................................................................................7
1.4.2 Aspek Praktis.........................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................9
2.1. Landasan Teori............................................................................................9
2.1.1. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen...............................9
2.1.1.1. Sistem............................................................................................9
2.1.1.2. Informasi………………………………………………………..11
2.1.1.3. Sistem Informasi Akuntansi.........................................................12
2.1.1.4. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.....................................14
2.1.1.5. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen.......................17
2.1.2. Penilaian Kinerja Perusahaan berdasarkan Pendekatan Balanced
Scorecard.......................................................................................................21
2.1.3.Puskesmas.............................................................................................30
2.2.Kerangka Pemikiran.....................................................................................35

x
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................38
3.1. Objek dan Metode Penelitian.......................................................................38
3.2.Kategorisasi Variabel....................................................................................39
3.3.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data.......................................................44
3.4.Instrumen Penelitian.....................................................................................45
3.5.Tahapan Analisis Data.................................................................................45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................51
4.1.Gambaran Umum Unit Analisis..................................................................51
4.1.1.Gambaran Umum Puskesmas...............................................................51
4.1.2.Struktur Organisasi Puskesmas.............................................................53
4.1.3.Tingkat Pengengembalian Kuesioner...................................................56
4.1.4.Deskripsi Karakteristik Responden......................................................57
4.2. Pembahasan Hasil Analisis........................................................................61
4.2.1 Analisis Deskriftip Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntnasi
Manajemen pada Puskesmas.........................................................................61
4.2.2 Analisis Deskriftif Penilaian Kinerja Puskesmas Berdasarkan Pendekatan
Balanced Scorecard.......................................................................................71
4.2.3 Analisis Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
dalam Penilaian Kinerja Puskesmas Berdasarkan Pendekatan Balanced
ScoreCard......................................................................................................90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................93
5.1. KESIMPULAN..........................................................................................93
5.2. SARAN......................................................................................................94
5.2.1 Saran Operasional................................................................................94
5.2.2 Saran untuk Peneliti Selanjutnya.........................................................94
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................96
LAMPIRAN……………………………………………………………….…99

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner


Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
Tabel 4.7. Hasil Tanggapan Responden Integrasi Antar Sub Sistem
Tabel 4.8. Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Sistem dapat Beradaptasi
dengan Pengguna
Tabel 4.9. Hasil Tanggapan Responden Kemudahan dalam Mengakses Sistem
bagi Pengguna
Tabel 4.10. Hasil Tanggapan Responden Koordinasi Sistem Berdasarkan Aturan
atau Prosedur
Tabel 4.11. Hasil Tanggapan Responden Menentukan Cara yang Mudah dalam
Mempercepat Komunikasi
Tabel 4.12. Rekapitulasi Jawaban Responden pada Penerapan Kualitas Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen
Tabel 4.13. Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Pertumbuhan dan
Perkembangan Puskesmas dengan Menggunkan Dana dari Pemerintah
Tabel 4.14. Hasil Tanggapan Responden Puskesmas Mampu Mempertahankan
Dana dari Pemerintah secara Konsisten
Tabel 4.15. Hasil Tanggapan Responden Puskesmas Dapat Merasakan Manfaat
dengan Adanya Dana yang Diperoleh dari Pemerintah
Tabel 4.16. Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Masyarakat Percaya dan
Puas terhadap Pelayanan Puskesmas
Tabel 4.17. Hasil Tanggapan Responden Puskesmas Dapat Memperttahankan
Hubungan dengan Pelanggan
Tabel 4.18. Hasil Tanggapan Responden Kemempuan untuk Mengajak
Masyarakat agar Memeriksakan Diri di Puskesmas

xii
Tabel 4.19. Hasil Tanggapan Responden Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Puskesmas
Tabel 4.20. Hasil Tanggapan Responden Pengeluaran yang Dikeluarkan untuk
Memenuhi Kebutuhan Pasien
Tabel 4.21. Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Proses Inovasi Pelayanan
yang Diberikan Puskesmas terhadap Pasien
Tabel 4.22. Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Kinerja Proses Operasional
Puskesmas
Tabel 4.23. Hasil Tanggapan Responden Adanya Tanggungjawab Jika Proses
Pelayanan Purna Jual Tidak Sesuai dengan Standar
Tabel 4.24. Hasil Tanggapan Responden Kemampuan Karyawan dalam
Menjalankan Operasional Puskesmas
Tabel 4.25. Hasil Tanggapan Responden Kemudahan dalam Menjalankan Sistem
Informasi oleh Sub Unit Puskesmas
Tabel 4.26. Hasil Tanggapan Responden Motivasi Karyawan dalam
Meningkatkan Kinerja
Tabel 4.27. Rekapitulasi Jawaban Responden pada Penilaian Kinerja Puskesmas
Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard
Tabel 4.28. Hasil Keseluruhan Skor

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2..1. Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen


Gambar 2..2. Struktur Organisasi Puskesmas

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Kesediaan Bimbingan Skripsi


Lampiran 2. Bukti Bimbingan Skripsi
Lampiran 3. Surat Kesatuan Bangsa dan Politik
Lampiran 4. Surat Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat
Lampiran 5. Kuesioner dan Pengantar Wawancara
Lampiran 6. Tabulasi Kuesioner

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Pasal 1 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa

fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang dapat digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/

atau masyarakat.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang meyeluruh pemerintah

membangun pusat kesehatan masyarakat yang di mulai dari tingkat pertama, yang

di sebut dengan Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerja (Permen Kes RI No75, 2014).

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Selanjutnya Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu

kegiatan pelayanan kesehatan yang ditunjukan untuk peningkatan, pencegahan,

1
2

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan pemulihan

kesehatan perseorangan (Permenkes RI, No75 tahun 2014).

Namun pada kenyataannya pelayanan yang diberikan Puskesmas tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan, seperti buruknya pelayanan dan kurangnya

fasilitas di puskesmas. Hal ini mengakibatkan banyaknya pasien yang terlantar

tidak mendapatkan penanganan yang layak. Jika pelayanan dan manajemen

Puskesmas tidak segera diperbaiki maka pihak pemerintah Kabupaten Wonosobo

akan mencopot kepala Puskesmas karena dinilai mengecewakan masyarakat yang

menjadi pasien(Purnomo, 2017).

Menurut Thabrany (2014) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, baik tidaknya pelayanan kesehatan tidak bisa lepas dari peran layanan

kesehatan primer termasuk Puskesmas. Sebagaimana dikemukakan oleh pakar

kesehatan masyarakat, sedikitnya masih ada dua masalah besar yang dihadapi

Puskesmas. Pertama, banyak Puskesmas yang menangani pasien terlalu banyak

sehingga tidak sesuai dengan kapasitas. Hal ini mengakibatkan pasien tidak

terlayani karena jumlah tenaga medis yang tersedia tidak sebanding. Masalah

berikutnya adalah masalah pembayaran yang sering terlambat, yang berdampak

pada kinerja pelayanan. Seharusnya, dokter maupun tenaga kesehatan lainnya

mendapatkan pembayaran sesuai jadwal sehingga adanya motivasi untuk

melayani dengan baik.

Sedangkan menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat

Rohayati (2016), menyatakan 32 Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat,

sebagain besar masih di bawah standar Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 75

Tahun 2014 tentang Puskesmas. Misalnya, setiap Puskesmas saat ini memiliki
3

satu dokter gigi dan satu dokter umum. Padahal idealnya setiap Puskesmas

memiliki dua dokter gigi dan dua dokter umum. Selain kekurangan dokter, juga

kekurangan tenaga lainnya seperti bidan, perawat, apoteker dan tenaga IT. Hal ini

berdampak pada pelayanan dan kualitas Puskesmas yang kurang.

Oleh karena itu, agar pelayanan Puskesmas berjalan dengan baik perlu

adanya perbaikan yang dilakukan secara terus menerus. Selanjutnya diharapkan

dapat meningkatkan kinerja organisasi Puskesmas, sehingga pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat akan semakin membaik. Sebagaimana dikemukakan

oleh Mulyadi (2009), baik tidaknya kinerja suatu perusahaan perlu di buktikan

dengan pengukuran kinerja. Kinerja perusahaan dapat di ukur dengan berbagai

cara, salah satunya dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Balanced

Scorecard adalah sistem pengukuran yang menyeimbangkan alat ukur lama yang

berdimensi pada aspek keuangan dan aspek non keuangan. Berdasarkan konsep

Balanced Scorecardkinerja perusahaan dapat di ukur dengan empat presfektif

yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,

serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran(Kaplan dan Norton 2000).

Kinerja organisasi yang buruk tercermin dari buruknya layanan kesehatan,

yang disebabkan oleh sistem informasi kesehatan. Dalam sistem informasi

kesehatan terdapat sistem informasi akuntansi manajemen. Jika sistem informasi

kesehatan buruk maka sistem informasi akuntansi manajemen akan buruk juga.

Misal buruknya pelaporan keuangan dan tidak terintegrasinya sub sistem

organisasi Puskesmas.

Untuk memperbaiki buruknya layanan kesehatan perlu diterapkannya

sistem informasi Puskesmas. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan


4

yang meyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan

dalam melaksanakan manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya

(Permen Kes RI No75, 2014).

Selain menerapkan sistem informasi Puskesmas, untuk memperbaiki

kinerja perusahaan perlu penerapan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (KSIAM)

merupakan suatu prosedur yang terintegrasi dalam mengidentifikasi masalah,

memecahkan masalah, dan mengevaluasi masalah dari berbagai kegiatan

perushaan. Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat pula keputusan

yang diambil dan sebaliknya semakin jelek kualitas informasi, akan semakin

rumit pula keputusan yang diambil. Untuk menghasilkan informasi akuntansi

manajemen yang berkualitas dengan menggunakan dimensi sistem informasi yang

berkualitas terdiri dari integrasi, fleksibilitas, aksesibilitas, formalisasi, dan

kekayaan media (Hansen & Mowen 2009:4, Laudon, Carolina dan Rapina 2015,

Heidmann, Schäffer, and Strahringer2013:248).

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan

topik kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dan kinerja perusahaan

untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Penelitian-penelitian yang dilakukan

sebelumnya seperti Dahtiah (2011) mengatakan penggunaan informasi akuntansi

yang berkualitas berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan. Hal ini

berarti bahwa kualitas informasi akuntansi manajemen akan menghasilkan

informasi yang tepat, yang akan menghasilkan pengambilan keputusan yang

terhindar dari kesalahan sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan.


5

Penelitian yang dilakukanAugustine (2014) menyatakan bahwa hasil

analisis menunjukan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara karakteristik

informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Terdapat

pengaruh positif yang signifikan dalam karakteristik informasi sistem akuntansi

manajemen terhadap strategi bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU),

ketidakpastian tugas terhadap kinerja manajerial, tidak ada pengaruh karakteristik

informasi sistem akuntansi manajemen dengan desentralisasi terhadap kinerja

manajerial. Adanya pengaruh terhadap strategi bisnis, Perceived Environmental

Uncertainty (PEU), ketidakpastian tugas dan desntralisasi dalam karakteristik

informasi sistem akuntansi manajemen.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Suryani (2016) menyatakan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian kinerja manajemen rumah sakit pada

perspektif keuangan dinilai kurang efisien pada pencapaian efisiensi belanja

karena tidak sebanding dengan tingkat pertumbuhan pendapatan setiap tahunnya.

Dari perspektif pelanggan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien sudah

dianggap baik, hal ini dibuktikan dengan sasaran mutu hasil IKM dan hasil

kuesioner. Pada perspektif proses bisnis internal juga telah dianggap baik dalam

proses inovasi dan operasinya. Serta pada perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran telah banyak pelatihan yang diberikan kepada tenaga medis dan non

medis untuk proses pembelajaran serta dengan ditambahkan sarana dan prasarana

yang berguna untuk peningkatan infrastruktur rumah.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: “ANALISIS PENERAPAN KUALITAS SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PENILAIAN


6

KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED

SCORECARD”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat ?

2) Bagaimana Penilaian Kinerja Perusahaan berdasarkan Pendekatan

Balanced Scorecard di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat?

3) Bagaimana Analisis Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dalam Penilaian Kinerja Perusahaan berdasarkan

Pendekatan Balanced Scorecard di Puskesmas Kabupaten Bandung

Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

peneliti adalah memahami kejelasan :

1) Memahami Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat.

2) Memahmai Penilaian Kinerja Perusahaan berdasarkan

PendekatanBalanced Scorecard di Puskesmas Kabupaten Bandung

Barat.
7

3) Memahami Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen dalam Penilaian Kinerja Perusahaan di Puskesmas

Kabupaten Bandung Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan teorotis dan

kegunaan praktis sebagai berikut :

1.4.1 Aspek Teoritis

1) Kegunaan untuk Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Sebagai sarana informasi tentang penerapan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dalam penilaian kinerja perusahaan di Puskesmas. Serta

menambah bahan literatur dan acuan penelitian pada bidang akuntansi

manajemen.

2) Kegunaan untuk Universitas

Sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang

akan diteliti, serta sebagai darma bakti Universitas Islam Bandung dan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis.

3) Kegunaan untuk Peneliti

Dapat memberikan tambahan wawasan mengenai penerapan kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen dalam penilaian kinerja perusahaan di

puskesmas berdasarkan pendekatan balanced scorecard.


8

4) Kegunaan untuk Masyarakat

Sebagai sarana informasi tentang penerapan sistem informasi akuntansi

manajemen dalam penilaian kinerja perusahaan di puskesmas, sekaligus untuk

menambah wawasan pada bidang akuntansi.

1.4.2 Aspek Praktis

1) Kegunaan untuk Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai

pertimbangan bagi pihak puskesmas dan seluruh jajaran organisasi dalam

pengambilan keputusan serta dapat meningkatkan kinerja pelayanan di

puskesmas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

2.1.1.1. Sistem

Kata sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani

sustema yang artinya suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen

yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau

energi untuk mencapai tujuan.Pengertian Sistem menurut Susanto (2013:22)

“Sistem merupakan kumpulan atau group dari sub sistem/bagian/komponen

apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain

dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.”

Pengertian sistem menurut Anthony & Govindarajan (2015:7) sistem

merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu

atau sekelempok aktivitas. Sistem memiliki karakteristik berupa langkah-

langkah yang berirama, terkoordinasi, dan berulang; yang dimaksudkan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Sistem dan prosedur merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Suatu sistem baru bisa terbentuk bila di dalamnya

terdapat beberapa prosedur yang mengikutinya. Pengertian Sistem menurut

Mulyadi (2010:5)

9
10

Sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang


terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan
klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara
berulang-ulang.

Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok dasar pendekatan

yaitu berdasarkan pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan

pendekatan komponennya.

(1) Pendekatan Sistem pada Prosedurnya

Suatu sistem adalah suatu jaringan dan prosedur yang saling berkaitan, dan

bekerjasama untuk melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan suatu

masalah tertentu.

(2) Pendekatan Sistem pada Komponennya

Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang saling

berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas untuk

menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Adapun tujuan sistem menurut Susanto(2013:23) yaitu :

Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin


dicapai oleh suatu sistem. Agar supaya target tersebut bisa
tercapai, maka target atau sasaran tersebut harus diketahui
terlebih dahulu ciri-ciri atau kriterianya. Upaya mencapai suatu
sasaran tanpa mengetahui ciri-ciri atau kriteria dari sasaran
tersebut kemungkinan besar sasaran tersebut tidak akan pernah
tercapai. Ciri-ciri atau kriteria dapat juga digunakan sebagai
tolak ukur dalam menilai suatu keberhasilan suatu sistem dan
menjadi dasar dilakukannya suatu pengendalian.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan sistem merupakan kumpulan

sub sistem yang terintegrasi secara harmonis dan bekerjasama dalam

menyelesaikan masalah sehingga tercapai tujuan perusahaan. Penggunaan


11

sistem pada suatu perusahaan akan mempermudah aktivitas perusahaan dan

menjamin tindakan yang tepat untuk semua situasi perusahaan

(Susanto,2013:22, Anthony &Govindarajan 2015:7, Mulyadi2010:5).

2.1.1.2. Informasi

Penggunaan sistem di pengaruhi oleh informasi atau data yang

digunakan sebagai proses input dari aktivitas perusahaan. Oleh karenanya

kebutuhan akan informasi sangat diperlukan oleh perusahaan dalam

pengambilan keputusan. Secara Etimologi, Informasi berasal dari bahasa

Perancis kuno informacion (tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin

informationem yang berarti “garis besar, konsep,ide”. Informasi juga dapat

diartikan sebagai data yang telah di olah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Menurut Mulyato (2009:12)

“informasi adalah adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber

informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata”.

Sedangkan menurut Sutanta dalam bukunya Sistem Informasi

Manajemen, mendefinisikan bahwa:

Suatu informasi merupakan hasil pengolahan data sehinga


menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai
kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang
dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau
secara tidak langsung pada saat mendatang (Sutanta, 2003:10).

Berbeda halnya menurut Kristanto, mendefiniskan informasi sebagai

suatu kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
12

berarti bagi penerima, dengan kata lain sumber dari informasi adalah data

(Kristanto, 2008:7).

Dari definisi diatas dapat di simpulkan informasi merupakan sebuah

data yang terdiri atas fakta-fakta yang bersumber dari aktivitas perusahaan

yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Mulyato 2009:12, Sutanta,

2003:10, Kristanto, 2008:7)

Menurut Mcleod& Raymond (2001) Sistem Informasi merupakan

“sistem yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari

semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan

informasi”. Sedangkan menurut Puspitawati &Anggradini (2004:14)

menguraikan “Sistem informasi merupakan komponen-komponen dari sub

sistem yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk

mencapai satu tujuan yaitu mnegolah data menjadi informasi”.

Berdasarkan uraikan di atas, maka sistem informasi adalah komponen

dari sub sistem yang terintegrasi untuk mengolah data menjadi informasi

(Susanto 2013:22, Mulyadi2010:5, Anthony&Govindarajan 2015:7, Mulyato

2009:12, Mcleod& Raymond:2001, Puspitawati &Anggradini 2004:14).

2.1.1.3. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Jogiyanto (2005:227) Sistem informasi akuntansi didefinisikan

“sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi

informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya”.

Sedangkan menurut Susanto (2013:72) :

Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan atau group dari


sub sistem / bagian / komponen apapun baik phisik atau non
13

phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan
dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.
Berdasarkan pegertian di atas sistem informasi akuntansi adalah sistem

yang digunakan untuk mengolah data keuangan menjadi sebuah informasi yang

di butuhkan oleh pengguna informasi dalam pengambilan keputusan (Jogiyanto

2005:227, Susanto 2013:72). Menurut Susanto (2013:8) terdapat tiga fungsi

tujuan sistem informasi akuntansi, yaitu :

(1) Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari

Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan harus terus beroperasi

dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis. Aktivitas bisnis tersebut

berupa transaksi akuntansi dan transaksi non akuntansi.

(2) Mendukung proses pengambilan keputusan

Tujuan yang sama dari Sistem Informasi Akuntansi adalah untuk memberi

informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan.

Keputusan yang dibuat terdapat kaitannya dengan perencanaan dan

pengendalian aktivitas perusahaan.

(3) Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya

kepada pihak eksternal

Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab hokum. Salah satu

tanggung jawab penting adalah keharusannya memberi informasi kepada

pemakai yang berada diluar perusahaan atau stakeholder.

Menurut Mardi (2011:4) terdapat tiga tujuan sistem informasi akuntansi,

yaitu :
14

(1) Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan

kepada seseorang (to fulfill obligations relating to stewardship) Setiap

informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi pengambil

keputusan manajemen (to support decision making by internal decision

makers).

(2) Sistem infromasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional

perusahaan sehari-hari (to support the-day-to-day operations).

2.1.1.4. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian terbesar dari sistem

informasi manajemen yang mengolah data keuangan atau yang berkaitan

dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.

Akuntansi manajemen menurut Rudianto (2006:4) :

Akuntansi Manajemen merupakan sistem alat, yakni jenis yang informasi


yang dihasilkannya ditujukan kepada pihak- pihak internal organisasi,
seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan
sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi.

Menurut Weetman (2010:4) Management accounting combines

accounting, finance and management with leading edge techniques needed to

drive successful businesses. It combines technical skills with business

management skills. Pernyataan Weetman (2010:4) menjelaskan bahwa

akuntansi manajemen merupakan gabungan dari akuntansi, keungan dan

manajemen dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang dibutuhkan

untuk mendorong bisnis perusahaan secara sukses. Hal ini diperlukan

keterampilan teknis dan keterampilan manajemen.


15

Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal

yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya. Kriterianya

fleksibel dan berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem informasi akuntansi

manajemen dalam buku terjemahan Hansen&Mowen (2009:4) memiliki tiga

tujuan umum:

(1) Menyediakan informasi untuk penghitungan biaya jasa, produk atau objek

lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

(2) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian,

pengevaluasiaan, dan perbaikan berkelanjutan.

(3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan ini menunjukan manajer dan pengguna lainnya perlu

memiliki akses menuju informasi akuntansi manajemen dan perlu mengetahui

cara menggunkannya.

Gambar 2.1
Model Operasional Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Sumber : Hansen dan Mowen (2009:4)

Pada gambar diatas, operasional sistem informasi akuntansi manajemen

masukan (input) berupa kegiatan ekonomi yang kemudian di proses seperti

melakukan pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan, dan

pengelolaan. Setelah di proses keluaran (output) berupa laporan biaya produk,


16

biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja, komunikasi pribadi. Hasil dari

operasional tersebut akan digunakan oleh pengguna dalam pengambilan

keputusan. Menurut (Hansen & Mowen 2009:4) sistem informasi akuntansi

manajemen adalah adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas

seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis,pelaporan dan

pengelolaan.Baldric Siregar dkk. (2013:5) sistem informasi akuntansi

manajemen yaitu sistem informasi yang mentransformasi input dengan

menggunakan proses untuk mengeluarkan output yang dibutuhkan untuk

mendukung pengambilan keputusan. Dan menurut Hoque (2003:4) dalam

Lestari (2015:45) sistem informasi akuntansi manajemen dapat diartikan

sebagai bentuk pernyataan tentang kondisi di mana sistem informasi akuntansi

manajemen yang berguna bagi manajer dalam menjalankan proses manajemen.

Dari pernyataan di atas sistem informasi akuntansi manajemen

merupakan suatu proses yang mendeskripsikam komponen-komponen sub

sistem yang menghasilkan informasi sebagai bahan pengambilan keputusan

(Hansen&Mowen 2009:4, Baldric Sinegar dkk 2013:5, Hoque 2003:4 dalam

Lestari 2015:45).

Sistem informasi akuntansi manajemen pada suatu organisasi memiliki

dua subsistem utama, yaitu sistem akuntansi manajemen dan akuntansi

keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan,

dan jenis proses yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyedia keluaran

bagi pengguna eksternal dengan menggunakan kegiatan ekonomi sebagai

masukan serta proses yang memenuhi aturan dan konvensi tertentu. Dalam
17

akuntansi keuangan, sifat masukan, aturan, dan konvensi yang mengatur

berbagai proses didefinisikan oleh Securities and Exchange Commission

(SEC),Finanncial Accounting Standards Board (FASB), dan untuk perusahaan

publik Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB). Tujuan

umumnya adalah meyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor,

kreditor, lembaga pemerintah dan pengguna eksternal lainnya. Informasi ini

digunakan untuk keputusan investasi, evaluasi, aktivitas pemonitoran, dan

ketentuan peraturan. Akuntansi keuangan bisa disebut akuntansi eksternal.

Sistem imformasi akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk

pengguna internal seperti manajer, dan pegawai. Sistem informasi akuntansi

manajemen dapat disebut sebagai akuntansi internal. Akuntansi manajemen

untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan

melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam

merencanakan dan mengambil keputusan.

2.1.1.5. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Sistem informasi akuntansi dikatakan efektif apabila informasi yang

dibutuhkan pengguna sistem terpenuhi dan sistem informasi akuntansi

dikatakan efisien apabila sistem tersebut dapat menghasilkan informasi yang

tidak membutuhkan banyak waktu dalam proses pekerjaannya. Sistem

informasi yang dimaksud adalah sistem informasi yang berkualitas,menurut

Laudon, Carolina dan Rapina 2015 sistem informasi yang berkualitas

merupakan sistem informasi yang memadukan efisiensi teknis dengan

kepekaan terhadap kebutuhan manusia dan organisasi, menyebabkan tingginya


18

kepuasan kerja dan produktivitas. Sedangkan menurut (Heidmann, Schäffer,

and Strahringer2013:248) sistem informasi akuntansi manajemen yang

berkualitas memiliki karakteristik integration, flexibility, accessibility,

formalization dan media richnes.

(1) Integration (Integrasi)

Informasi yang mencerminkan kompeksitas dan saling berkaitan antara

bagian satu dan bagian lain. Informasi terintegrasi mencerminkan adanya

koordinasi antara segmen sub unit satu dan lainnya dalam organisasi.

Sistem akuntansi manajemen yang terintegrasi dapat menjadi sebuah

bahasa bagi anggota organisasi untuk membahas dampak dari isu-isu yang

strategis yang menyeluruh, karena dapat meningkatkan komunikasi dalam

strategi.

(2) Flexibility (Fleksibilitas)

Fleksibilitas mengukur sejauh mana sistem dapat beradaptasi dengan

berbagai kebutuhan pengguna dan kondisi yang berubah.Sistem

manajemen akuntansi dapat membatasi perhatian manajer untuk area yang

tercakup oleh sistem. Oleh karena itu, penting untuk mengatur dan

meninjau fokus pada sistem akuntansi manajemen sehingga membatasi

perhatian manajemen di area cakupan sistem. Sistem akuntansi manajemen

tidak fleksibel ketika informasi sistem akuntansi manajemen menggunakan

gaya evaluatif yang kaku. Namun sistem akuntansi manajemen dapat

dikatakan fleksibel jika dilengkapi dengan informasi yang lainnya.

(3) Accessibility (Aksesibilitas)


19

Aksebilitasi mengukur sejauh mana sistem dan informasi yang dimiliki

dapat diakses dengan usaha yang relatif rendah. Aksebilitas penting bagi

manajer karena dapat digunakan saat menganalisis kemampuan dan

mengambil keputusan dalam komputerisasi sistem akuntansi manajemen.

Sistem akuntansi manajemen yang mudah diakses oleh manajer dalam

pengamatan isu-isu strategis dan kemudian memberikan kontribusi secara

cepat dalam mengidentifikasi masalah.

(4) Formalization (Formalisasi)

Formalisasi mengukur sejauh mana suatu sistem memiliki aturan atau

prosedur. Dalam rangka mengkoordinasikan kegiatan, organisasi

menetapkan prosedur tentang bagaimana bereaksi terhadap rangsangan

dari sistem manajemen akuntansi. Hal ini dapat melibatkan persyaratan

pelaporan, analisis penyimpangan yang diperlukan dan alur yang

didedikasikan untuk interaksi dengan departemen atau atasan lain.

Formulasi dapat meningkatkan kemungkinan masalah penapsiran sebagai

ancaman dan membatasi peluang manajer. Sistem akuntansi manajemen

membatasi peluang manajer dalam interaksi dan komunikasi antar

anggota. Formalitas dalam komunikasi dapat dikaitan dengan kinerja yang

lebih tingga dan menunjukan adanya tingkat komunikasi yang normal.

(5) Media Richness(Kekayaan Media)

Kekayaan media mengukur sejauh mana sistem menggunakan saluran

tingkat tinggi dalam interaksi pribadi. Dalam hal ini, isu – isu strategis

sulit untuk dikuantifikasi dan untuk menciptakan interpretasi bersama

memerlukan sudut pandang yang berbeda. Pertemuan tatap muka dan


20

kekayaan media lainnya sangat cocok untuk bertukar interpretasi mengenai

isu – isu strategis dalam rangka mengurangi ketidakjelasan yang berkaitan

dengan mereka sendiri. Sebuah desain sistem manajemen akuntansi yang

menggambungkan pertemuan untuk pembahasan laporan, memberikan

dasar untuk membuat interpretasi bersama terkait isu – isu strategis. Oleh

karena itu sistem akuntansi manajemen yang menggunakan saluran

kekayaan media yang tinggi memberikan kontribusi yang positif untuk

interpretasi dan komunikasi isu staretgis.

Berdasarkan penjelasan di atas, sistem informasi akuntansi manajemen

yang berkualitas merupakan suatu prosedur yang terintegrasi dalam

mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah, dan mengevaluasi masalah

dari berbagai kegiatan perushaan. Semakin baik kualitas informasi, akan

semakin tepat pula keputusan yang diambil dan sebaliknya semakin jelek

kualitas informasi, akan semakin rumit pula keputusan yang diambil(Hansen &

Mowen 2009:4, Laudon, Carolina dan Rapina 2015, Heidmann, Schäffer, and

Strahringer2013:248).

Dalam penelitian ini penulis mengukur kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dengan dimensi dan indikator sebagai berikut: Pertama

integrasi (integration) dengan indikator integrasi antar sub sistem,

keduafleksibilitas (flexibility) dengan indikator sejauh mana sistem dapat

beradaptasi bagi kebutuhan pengguna, ketiga aksesibilitas (accessibility)

dengan indikator kemudahan dalam mengakses sistem bagi pengguna, keempat

formalisasi (formalization) dengan indikator koordinasi sistem berdasarkan

aturan yang ditetapkan dan, kelima kekayaan media (media richness) dengan
21

indikator menggunakan cara yang mudah dalam mempercepat komunikasi

(Heidmann, Schäffer, and Strahringer2013:248).

2.1.2. Penilaian Kinerja Perusahaan berdasarkan Pendekatan Balanced

Scorecard

Dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, kinerja

adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja

perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan

perusahaan. Manajemen Kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan

untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja

masiang-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut

(Simanjuntak, 2005:1). Sedangkan menerut Tika (2006) mengemukakan bahwa

kinerja merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan organisasi dalam waktu tertentu. Kinerja perusahaan hendaknya

merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu

perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati.

Dari uraian di atas kinerja perusahaan merupakan tingkat pencapaian yang

dihasilkan oleh perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan

perusahaan(Simanjuntak, 2005:1, Tika:2006)

Kinerja perusahaan dapat di ukur dengan berbagai cara, salah satunya

untuk mengukur kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan Konsep


22

Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah sistem pengukuran yang

menyeimbangkan alat ukur lama yang berdimensi pada aspek keuangan dengan

dimensi-dimensi yang baru yaitu pada aspek non keuangan. Berdasarkan konsep

Balanced Scorecard kinerja perusahaan dapat di ukur dengan empat

presfektifyaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses

bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. (Kaplan dan

Norton 2000).

1) Presfektif Keuangan

Perspektif ini berhubungan dengan pencapaian yang berhubungandengan

sasaran keuangan dalam peningkatan perolehan profit bagiorganisasi. Indikator

ini dicapai dengan pencapaian operating income,return on capital employee

dan economic value added. Pengukurankinerja keuangan akan menunjukkan

apakah perencanaan dan pelaksanaanstrategi memberikan perbaikan yang

mendasar bagi keuntunganperusahaan.Pengukuran kinerja keuangan

mempertimbangkan adanyatahapan dari kehidupan siklus bisnis, yaitu: growth,

sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga

penekananpengukurannya berbeda pula. Untuk lebih jelasnya akan

diuraikanpengukuran kinerja dengan mempertimbangkan adanya tahapan

darikehidupan siklus bisnis, yaitu :

(1)Growth

(2)Merupakan tahapan awal siklus kehidupan perusahaan di mana perusahaan

memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi

pertumbuhan terbaik. Manajemen berkomitmen mengembangkan produk

atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk atau jasa dan
23

fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem,

infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan

global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.

Sustain

Tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan

reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Pada

tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada,

bahkan mengembangkannya jika mungkin. Investasi yang dilakukan

umumnya diarahkan untuk mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan

perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini

diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian investasi yang dilakukan.

Tolok ukur yang digunakan misalnya; returnon investment dan nilai

tambah ekonomi.

(3)Harvest

Tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil

investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik

ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran

untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama

dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur adalah

memaksimalkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja.

2) Presfektif Pelanggan

Dalam perspektif ini perhatian perusahaan harus ditujukan pada kemampuan

internal untuk peningkatan kinerja produk, inovasi dan teknologi dengan

memahami selera pasar. Dalam perspektif ini peran riset pasar sangat besar.
24

Suatu produk atau jasa harus bernilai bagi pelanggan atau potensial pelanggan,

artinya memberikan manfaat yang lebih besar dan apa yang dikorbankan

pelanggan untuk mendapatkannya. Perspektif pelanggan memungkinkan

perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan penting (kepuasan,

loyalitas, retensi, akuisisi, dan profitabilitas) dengan pelanggan dan segmen

sasaran.

Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, ada dua kelompok pengukuran

dalam kinerja pelanggan. Kelompok pertama adalah coremeasurement group

(kelompok inti) yang terdiri dari :

(1)Pangsa Pasar (MarketShare)

Pengukuran ini akan mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas

keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain : jumlah pelanggan,

jumlah penjualan.

(2)Retensi Pelanggan (Customer Retention)

Menunjukkan tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan

hubungan dengan pelanggan. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan

mengetahui besarnya prosentase pertumbuhan bisnis dengan yang ada saat

ini.

(3)Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)

Pengukuran ini menunjukkan tingkat dimana suatu unitbisnis

mampumenarik pelanggan baru memenangkan bisnis baru. Akuisisi ini

dapatdiukur dengan membandingkan banyaknya jumlah pelanggan baru

dengan total pelanggan yang ada.

(4)Kepuasan Pelanggan (Cutomer Satisfaction)


25

Pengukuran ini berfungsi untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan.

Teknik yang dipakai untuk mengukur/menilai kepuasan pelanggan pada

umumnya dengan memakai kuesioner, survey, atauinterview.

(5)Profitabilitas Pelanggan

Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen

tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.

Kelompok kedua adalah kelompok pengukuran nilai pelanggan

(customer value propotion), merupakan kelompok penunjang yang merupakan

konsep kunci untuk memahami pemicu-pemicu (driver). Dari kelompok-

kelompok pengukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen

terdiri dari :

(1)Atribut-atribut Produk dan Jasa

Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan

memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada

yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga murah.

Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas

produk yang ditawarkan.

(2)Hubungan dengan Konsumen (Customer Relantionship)

Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian

produk atau jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu
26

pengirimannya dan bagaimana pula kesan yang timbul dari konsumen

setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.

(3) Citra dan Reputasi (Image and Reputation)

Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat konsumen merasa

tertarik pada perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan

melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

3) Presfektif Proses Bisnis Internal

Dalam perspektif ini, perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua

aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan

untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu

bagi pelanggan dan juga para pemegang saham. Dalam hal ini perusahaan

berfokus pada tiga proses bisnis utama yaitu:

(1)Proses Inovasi

Dalam proses ini penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses inovasi

merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektivitas serta

ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan mendorong terjadinya

efesiensi biaya pada proses penciptaan nilai tambah bagi konsumen. Tolak

ukur dalam proses inovasi antara lain : (1) prosentase penjualan dari

produk baru terhadap total penjualan, (2) pengenalan produk baru dari

yang direncanakan, dan (3) waktu untuk mengembangkan produk generasi

berikutnya.

(2)Proses Operasi

Nilai Atribut Produk/Jasa Citra dan Reputasi Hubungan Fungsi Mutu

Harga Waktu. Pada proses operasi yang dilakukan oleh masing-masing


27

organisasi bisnis,lebih menitik beratkan pada efisiensi proses,konsistensi,

dan ketepatan waktu dari barang dan jasa yang diberikan kepada

pelanggan.

(3)Proses Pelayanan Purna Jual

Tahap terakhir dalam pengukuran proses bisnis adalah dilakukannya

pengukuran terhadap pelayanan purna jual. Pengukuran ini menjadi bagian

yang cukup penting dalam proses bisnis internal, karena akan berpengaruh

terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Aktivitas yang terjadi misalnya;

garansi dan perbaikan penanganan atas barang yang rusak dan yang

dikembalikan.

4) Presfektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif yang terakhir dalam Balanced Scorecard adalah perspektif

pertumbuhan dan pembelajaran. Mengungkapkan betapa pentingnya suatu

organisasi untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan

karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan

meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan akan meningkat pula kemampuan

karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif

sebelumnya dan tujuan perusahaan. Dalam perspektif ini, terdapat tiga faktor

yang harus diperhatikan untuk melakukan pengukuran yaitu :

(1)Kemampuan Karyawan

Dalam melakukan pengukuran terhadap kemampuan karyawan,

pengukuran dilakukan atas tiga hal pokok yaitu pengukuran terhadap

kepuasan karyawan, pengukuran terhadap perputaran karyawan dalam

perusahaan, dan pengukuran terhadap produktivitas karyawan.


28

(2)Kemampuan Sistem Informasi

Peningkatan kualitas karyawan dan produktivitas karyawan juga

dipengaruhi oleh akses terhadap sistem informasi yang dimiliki oleh

perusahaan. Semakin mudah informasi diperole hmaka karyawan akan

memiliki kinerja yang semakin baik pengukuran terhadap akses sistem

informasi yang dimiliki perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur

prosentase ketersediaan informasi yang diperlukan oleh karyawan

mengenai pelanggannya, prosentase ketersedian informasi mengenai biaya

produksi dan lain-lain.

(3)Motivasi

Meskipun karyawan sudah dibekali dengan akses informasi yang begitu

bagus tetapi apabila karyawan tidak memiliki motivasi untuk

meningkatkan kinerjanya, maka semua itu akan sia-sia saja sehingga perlu

dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam

bekerja.

Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, sebagian besar perusahaan

menetapkan tujuan pekerja yang ditarik dari tiga pengukuran utama yang

berlaku umum. Ketiga ukuran tersebut,yaitu:

(1) Kepuasan pekerja

(2) Retensi pekerja

(3) Produktivitas pekerja

Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, bahwa pengukuran kinerja

secara tradisional hanya berlandaskan pada peristiwa masa lalu, sedangkan

konsep Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran kinerja masa lalu


29

dengan ukuran pendorong kinerja masa depan dengan memberikan gambaran

tentang keberhasilan perusahaan pada masa kini dan masa yang akan datang.

Pengukuran kinerja tradisional hanya memandang kinerja perusahaan

hanya dari perspektif keuangan saja sedangkan tujuan dan ukuran Balanced

Scorecard memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif yaitu:

keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan.

Kaplan dan Norton (2000) mengemukakan, keunggulan Balanced

Scorecard dalam konsep pengukuran kinerja memiliki karakteristik sebagai

berikut :

(1) Komprehensif

Balanced Scorecard merumuskan sasaran strategik, tidak hanya terbatas

perspektif keuangan, namun meluas ke perspektif pelanggan, proses

bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan sasaran

strategik ke perspektif non keuangan tersebut mengarahkan perhatian

personel dan mengarahkan seluruh usaha ke pemacu sesungguhnya yaitu

kinerja keuangan.

(2) Koheren

Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan

sebab akibat diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam

perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam

perspektif non keuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan

sasaran keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung.

(3) Seimbang
30

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam empat perspektif

meliputi jangka pendek dan panjang berfokus pada faktor internal dan

eksternal. Keseimbangan dalam Balanced Scorecard juga tercermin

dengan selarasnya Scorecard personal staf dengan Scorecard perusahaan

sehingga setiap personal yang ada dalam perusahaan bertanggung jawab

untuk memajukan perusahaan.

(4) Terukur

Sasaran strategik yang sulit diukur seperti pada perspektif pelanggan,

proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan

menggunakan Balanced Scorecard dapat dikelola sehingga dapat

diwujudkan.

Dalam penelitian ini penulis megukur kinerja perusahaan dengan dimensi

dan indikator sebagai berikut: Pertama Presfektif Keuangan dengan

indikator puskesmas growth, sustain, dan harvest.. Kedua Presfektif

Pelanggan dengan indikator kepuasan dan kepercayaan masyarakat

terhadap pelayanan puskesmas, puskesmas dapat mempertahankan

hubungan dengan pelanggan, puskesmas mampu mengajak masyarakat

dalam bergaya hidup sehat, tingkat kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan puskesmas, biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi

pelanggan. Ketiga Presfektif Proses Bisnis Internal dengan indikator

adanya inovasi yang di berikan puskesmas dalam penanganan pasien,

kinerja proses bisnis di puskesmas, adanya tanggung jawab jika pelayanan

tidak sesuai standar. Kempat Presfektip Pertumbuhan Dan Pembelajaran


31

dengan indikator kemampuan karyawan dalam menjalankan operasional

perusahaan, kemudahan dalam menjalankan sistem informasi akuntansi

manajemen, motivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja.

2.1.3. Puskesmas

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Pasal 1 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menjelaskan bahwa

fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang dapat digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/

atau masyarakat.Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalahsetiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan sertamencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan dengansasaran keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu

kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanankesehatan yang ditujukan

untuk peningkatan, pencegahan,penyembuhan penyakit, pengurangan

penderitaan akibat penyakit danmemulihkan kesehatan perseorangan.

Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh

Puskesmaskepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan,


32

evaluasi,pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.Sistem

Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakaninformasi untuk

membantu proses pengambilan keputusan dalammelaksanakan manajemen

Puskesmas dalam mencapai sasarankegiatannya.

Dalam Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2014 Pasal 3, terdapat beberapa prinsip penyelenggaraan puskesmas

diantaranya:

(1) Paradigma Sehat

Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen

dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

(2) Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya.

(3) Kemandirian Masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

(4) Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses

dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan

kepercayaan.

(5) Teknologi Tepat Guna


33

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah

dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

(6) Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan

UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem

Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

Adapun tugas, fungsi dan wewenang puskesmas berdasarkan Peraturan

Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 4,

menyatakan bahwapuskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untukmencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

dalamrangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2014 Pasal 6, puskesmas menyelenggarakan fungsinya berdasarkan pasal 4

sebagai berikut :

(1) Penyelenggaran Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di

wilayah kerjanya

(2) Penyelenggaran Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di

wilyah kerjanya

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Pasal 5, dalam menyelenggrakan fungsi upaya kesehatan

masyarakat puskesmas berwenang untuk :

(1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.


34

(2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

(3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan

pemberdayaanmasyarakat dalam bidang kesehatan.

(4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikanmasalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan

masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait.

(5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

(6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.

(7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

(8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan Pelayanan Kesehatan.

(9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit.

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2014 Pasal 7, dalam menyelenggrakan fungsi upaya kesehatan

perorangan puskesmas berwenang untuk :

(1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.

(2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

upayapromotif dan preventif.

(3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.


35

(4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

(5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi.

(6) Melaksanakan rekam medis.

(7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan.

(8) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

(9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

(10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem

Rujukan.

2.2. Kerangka Pemikiran

Sistem informasi diperlukan oleh perusahan untuk mengolah data menjadi

sebuah informasi, dengan tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan

mencapai tujuan perusahaan. Salah satu informasi yang dibutuhkan yaitu sistem

informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu

para manajer, pekerja, dan eksekutif untuk mengidentifikasi masalah,

memecahkan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Informasi akuntansi manajemen

dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen meliputi

perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. (Hansen&Mowen,

2009:4)
36

Menurut pendapat dari beberapa ahli (Hansen&Mowen 2009:4, Baldricc

Sinegar dkk 2013:5, Hoque (Lestari 2015:45) kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen adalah integrasi semua unsur dan subunsur untuk menghasilkan

informasi akuntansi manajemen yang berkualitas. Penggunaan informasi

akuntansi yang berkualitas berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini berarti bahwa kualitas informasi akuntansi manajemen akan

menghasilkan informasi yang tepat, yang akan menghasilkan pengambilan

keputusan yang terhindar dari kesalahan sehingga akan meningkatkan kinerja

perusahaan (Dahtiah:2011)

Penelitian yang dilakukanAugustine (2014) tentang pengaruh karakteristik

informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial dengan

variabel moderasi strategi bisnis, perceived environmental uncertainty (PEU),

ketidakpastian tugas dan desentralisasi menunjukan hasil penelitian bahwa

terdapat pengaruh positif yang signifikan antara karakteristik informasi sistem

akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Ada pengaruh positif yang

signifikan dalam karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen dengan

strategi bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU), ketidakpastian tugas

terhadap kinerja manajerial, tidak ada pengaruh karakteristik informasi sistem

akuntansi manajemen dengan desentralisasi terhadap kinerja manajerial. Adanya

pengaruh terhadap strategi bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (PEU),

ketidakpastian tugas dan desntralisasi dalam karakteristik informasi sistem

akuntansi manajemen.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dahtiah (2011) tentang pengaruh

penggunaan informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan


37

berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard (Survei Pada Hotel Bintang Empat

Dan Lima Di Kota Bandung) menunjukan hasil penelitian bahwa Penggunaan

informasi akuntansi yang berkualitas berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

perusahaan. Hal ini berarti bahwa kualitas informasi akuntansi manajemen akan

menghasilkan informasi yang tepat, yang akan menghasilkan pengambilan

keputusan yang terhindar dari kesalahan sehingga akan meningkatkan kinerja

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Suryani (2016) tentang implementasi balanced

scorecard dalam pengukuran kinerja manajemen di rumah sakit, dalam penelitian

ini metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan teknis analisis data

yang digunakan adalah teknis analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan

mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penilaian kinerja manajemen rumah sakit pada perspektif

keuangan dinilai kurang efisien pada pencapaian efisiensi belanja karena tidak

sebanding dengan tingkat pertumbuhan pendapatan setiap tahunnya.

Dari perspektif pelanggan menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien

sudah dianggap baik, hal ini dibuktikan dengan sasaran mutu hasil IKM dan hasil

kuesioner. Pada perspektif proses bisnis internal juga telah dianggap baik dalam

proses inovasi dan operasinya. Serta pada perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran telah banyak pelatihan yang diberikan kepada tenaga medis dan non

medis untuk proses pembelajaran serta dengan ditambahkan sarana dan prasarana

yang berguna untuk peningkatan infrastruktur rumah sakit yang mendukung

tingkat pertumbuhan. Dari hasil penjelasan diatas menunjukkan bahwa Balanced

Scorecard dapat digunakan sebagai acuan dalam pengukuran kinerja manajemen.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek dan Metode Penelitian

Menurut Umar (2005:303) objek penelitian menjelaskan tentang apa dan

atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian

dilakukan. Bias juga ditambahkan dengan hal – hal lain jika di anggap perlu.

Pendapat lain menurut Arikunto (2006:29), objek penelitian adalah variabel

penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Sedangkan benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat

dan dipermasalahkan disebut objek.

Objek penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hasil

wawancara dan hasil kuesioner dengan kepala pusksmas, bagian keuangan, dan

pegawai, data yang diperlukan untuk menganalisis penerapan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen dalam penilaian kinerja perusahaan. Peneliti akan

melakukan penelitian pada Puskesmas Parongpong.

Setelah menentukan objek penelitian, peneliti menentukan metode

penelitian pada Puskesmas. Menurut Noor (2011:254) metode penelitian adalah

anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak

dalam melaksanakan penelitian. Sedangkan pengertian metode penelitian menurut

Nirmawati (2008:127) adalah metode penelitian merupakan cara peneliti yang

digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan

tujuan penelitian, penelitian ini termasuk studi kasus. Menurut Sekaran (2014:46)

38
39

menyatakan bahwa studi kasus meliputi analisis mendalam dan konseptual

terhadap situasi yang mirip dengan organisasi lain, dimana sifat dan definisi

masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang di alami saat ini.

Selanjutnya dilihat dari jenis studi, penelitian ini termasuk penelitian yang

bersifat deskriftif analitis. Menurut Uma Sekaran (2003:158) metode deskriptif

dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik

variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Sedangkan menurut (Nazir, 2011:54)

menyatakan metode deskriftip adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok asukelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriftip adalah untuk membuat dekripsi, gambaram atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat hubungan antar

fenomena yang diselidiki.

Pada studi analitis, analitis ditujukan untuk menguji hipotesis-hipotesis dan

mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan. Analisis

dikerjakan berdasarkan data ex post facto. Desain studi analitis lebih banyak

dibatasi oleh keperluan-keperluan pengukuran-pengukuran dan menghendaki

suatu desain yang menggunakan model seperti pada desain percobaan (Nazir

2009:89)

3.2. Kategorisasi Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen sebagai Variabel X. Sistem Informasi Akuntansi

Manajemen yang berkualitas merupakan suatu prosedur yang terintegrasi dalam

mengidentifikasi masalah, memecahkan masalah, dan mengevaluasi masalah dari


40

berbagai kegiatan perushaan. Semakin baik kualitas informasi, akan semakin tepat

pula keputusan yang diambil dan sebaliknya semakin jelek kualitas informasi,

akan semakin rumit pula keputusan yang diambil. Sistem informasi akuntansi

manajemen yang berkualitas memiliki karakteristik integration, flexibility,

accessibility, formalization dan media richnes. (Hansen & Mowen 2009:4,

Laudon, Carolina dan Rapina:2015, Heidmann, Schäffer, and

Strahringer2013:248).

Untuk menilai dimensi kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yang

berkualitas, digunakan beberapa indikator. Pertama integrasi (integration) dengan

indikator adanya integrasi antar sub sistem, kedua fleksibilitas (flexsibility)

indikator yang digunakan sejauh mana sistem dapat beradaptasi dengan pengguna,

ketiga aksesibilitas (accessibility) indikator yang digunakan adanya kemudahan

dalam mengakses sistem bagi pengguna, keempat formalisasi (formalization)

terdapat koordinasi sistem berdasarkan aturan atau prosedur, dan kelima kekayaan

media (media richness) indikator yang digunakan adanya cara yang mudah dalam

mempercepat komunikasi dengan pemakai.

Sedangkan Penilaian Kinerja Puskesmas sebagai Variabel Y. Kinerja

Perusahaan merupakan tingkat pencapaian yang dihasilkan oleh perusahaan atau

organisasi dalam periode tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk

mencapai tujuan perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan peneliti

menggunakan Konsep Balanced Scorecard, konsep ini dapat di ukur dengan

empat presfektifyaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses

bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran(Simanjuntak,

2005:1, Tika:2006, Kaplan dan Norton 2000).


41

Berdasarkan konsep balanced scorecard untuk mengukur empat prespektif

digunakan indikator-indikator yang sesuai. Pertama prespektif keuangan indikator

yang digunakan pencapian operating income, return on capital employee,

economic value added diPuskesmas. Kedua prespektif pelanggan indikator yang

digunakan berdasarkan loyalitas pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan,

kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan. Ketiga prespektif proses bisnis

internal indikator yang digunakan berdasarkan proses inovasi, proses operasi dan

proses pelayanan purna jual. Kempat prespektif pertumbuhan dan pembelajaran

indikator yang digunakan berdasarkan kemampuan karyawan, kemampuan sistem

informasi, dan motivasi karyawan. Berdasrkan uraian diatas, untuk mengukur

variabel-variabel tersebuat disajikan dalam tabel kategorisasi variabel sebagai

berikut:

Tabel 3.1
Kategorisasi Variabel

Item
Variabel Dimensi Indikator
Pernyataan

Kualitas Sistem Integrasi Integrasi antar sub


1, 2
Informasi sistem.
Akuntansi
Manejemen (X) Fleksibilitas Sejauh mana sistem
dapat beradaptasi 3, 4
(Heidmann, dengan pengguna.
Schäffer, and
Strahringer2013:24 Aksesibilitas Kemudahan dalam
8) mengakses sistem 5, 6
bagi pengguna.

Formalisasi Koordinasi sistem


berdasarkan aturan 7,8
atau prosedur.

Kekayaan Menentukan cara 9,10


42

Media yang mudah dalam


mempercepat
komunikasi.

Kinerja Perusahan Prespektif 1. Sejauhmana 11


berdasarkan Keuangan pertumbuhan dan
Konsep Balanced perkembangan
Puskesmas dengan
Scorecard (Y)
menggunakan
(Kaplan dan Norton dana dari
pemerintah.
:2000)
(Growth).
2. Puskesmas
mampu
mempertahankan
dana dari
pemerintah secara
konsisten
(Sustain).
3. Puskesmas dapat 12
merasakan
manfaatkan
dengan adanya
dana yang
diperoleh dari
pemerintah
(Harvest.)

13

Prespektif 1. Sejauhmana 14
Pelanggan masyarkat
percaya dan puas
terhadap
pelayanan
puskesmas
(loyalitas
pelanggan).
2. Puskesmas dapat
mempertahankan
hubungan dengan
pelanggan (retensi
pelanggan).
3. Kemampuan
43

untuk mengajak 15
masyarakat agar
memeriksakan
diri di puskesmas
(akuisisi
pelanggan).
4. Tingkat kepuasan
masyarakat
terhadap 16
pelayanan
puskesmas
(kepuasan
pelanggan).
5. Pengeluaran yang
dikeluarkan untuk
memenuhi
kebutuhan pasien 17,18
(profitabilitas
pelanggan),

19

Prespektif 1. Sejauh mana roses


Proses Bisnis inovasi pelayanan
Internal yang diberikan
puskesmas 20
terhadap pasien
(proses inovasi).
2. Seajuhmana
kinerja proses
operasional
puskesmas (proses
operasional).
3. Adanya tanggung 21
jawab jika proses
pelayanan purna
jual tidak sesuai
standar (proses
pelayanan purna 22
jual).
44

Prespektif 1. Kemampuan
Pertumbuha karyawan dalam
n dan menjelankan
operasional
Pembelajara
perusahaan
n (kemampuan
23, 24
karyawan).
2. Kemudahan
dalam dalam
menjalankan
sistem informasi
oleh sub unit
perushaan
(kemampuan
sistem informasi). 25
3. Motivasi
karyawan dalam
meningkatkan
kinerja (motivasi).

26, 27

3.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data (Sugioyo 2013:193). Data primer dapat diperoleh secara langsung dari subjek

yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara dan kuesioner. “Interview atau yang sering disebut wawancara atau

kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (narasumber)” (Arikunto, 2006:155).

Sedangkan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila


45

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden (Sugiyono 2013:199).

Kuesioner diberikan secara langsung pada pihak Puskesmas sebagai

responden. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tentang kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

dan penilaian kinerja perusahaan berdasarkan konsep balanced scorecard.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dengan demikian,

penggunaan istrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah, fenomena, maupun sosial (Sugiyono,2014:92).

Sedangkan menurut Arikunto (2013:203) instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.

3.5. Tahapan Analisis Data

Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti menggunkan objek penelitian

Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat. Pengumpulan data perusahaan

dilakukan dengan wawancara kepada Kepala Puskesmas, pegawai, bagian

keuangan serta pemberian kuesioner.


46

Skala pengukuran yang dilakukan peneliti adalah skala likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Selanjutnya dijabarkan melalui

dimensi-dimensi menjadi sub variabel, kemudian menjadi indikator yang

dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item pernyataan yang berhubungan

dengan variabel penelitian (Iskandar, 2009:83). Penyataan tadi kemudian direspon

dalam bentuk skala likert, yang diungkapkan melalui:

Tabel 3.2
Skala Pengukuran Kualitas SIAM dan Penilaian Kinerja Perusahaan
No Jawaban Responden Skor
1 Tidak Pernah (TP) 1
2 Jarang (J) 2
3 Kadang-kadang (KD) 3
4 Sering (SR) 4
5 Selalu (SL) 5
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 3.3
Kriteria Pengukuran Kualitas SIAM dan Penilaian Kinerja Perusahaan
No Kriteria Nilai Responden Skor
1 Tidak Baik 1
2 Kurang Baik 2
3 Cukup Baik 3
4 Baik 4
5 Sangat Baik 5
Sumber : Hasil Perhitungan
47

Berdasarkan tabel diatas dapat ditentukan nilai masing-masing variabel,

apakah sudah memenuhi kriteria atau belum. Hal tersebut dapat diketahui dengan

menentukan kelas interval dan untuk setiap pernyataan kuesioner pada masing-

masing variabel tersebut. Selanjutnya, untuk mengetahui nilai jawaban dari

responden mengenai indikator-indikator tersebut, maka diukur dengan mencari

kelas interval dari masing-masing jawaban. Penulis menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Panuju (1995:45) untuk mengukur kelas interval, yakni dalam

menentukan kategori tinggi, sedang, dan rendah terlebih dahulu harus menetukan

nilai indeks minimum, maksimum, dan intervalnya serta jarak intervalnya sebagai

berikut:

1. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan

dikali jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan

dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan indeks

minimum.

4. Jarak interval adalah interval dibagi dengan jumlah jenjang yang

diinginkan.

Hasil pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pernyataan-pernyataan

(kuesioner) yang terdiri dari 28 pernyataan. Kelas pengelompokan dibuat menjadi

lima kelompok. Panjang kelas interval menurut Sudjana (2000:79) diperoleh

rumus sebagai berikut:

Panjang Kelas Interval = Rentang Kelas : Banyak kelas


48

Dimana : Rentang Kelas = Nilai tertinggi – Nilai Terendah

Banyak kelas = 5

Berdasarkan penjelasan di atas, perhitungan dan pengelompokan nilai

jawaban responden untuk setiap pernyataan pada variabel kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen dan penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai

berikut :

Total nilai tertinggi:

Jumlah pernyataan x responden (n) x skor tertinggi = 27 ×3 × 5=405

Total nilai terendah:

Jumlah pernyataan x responden (n) x skor terendah =27 ×3 × 1=81

Jarak interval = 405 ─ 81 = 324

Interval = 324/5 = 65

Berdasarkan perhitungan tersebut jarak interval adalah 65, dengan

demikian panjang kelas interval untuk masing-masing kriteria dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4
Kriteria Nilai Jawaban Responden untuk Setiap Pernyataan Kuesioner pada
Penerapan Kualitas SIAM dan Penilaian Kinerja Perusahaan
Nilai Kriteria Nilai Responden

81 – 145 Tidak Baik

146 – 210 Kurang Baik

211 – 275 Cukup Baik

276 – 340 Baik

341 – 405 Sangat Baik


49

Sumber: Hasil perhitungan,2018

Secara umum perhitungan dan pengelompokan nilai jawaban responden

mengenai kualitas sistem informasi akuntansi manajemen pada Puskesmas

Parongpong adalah sebagai berikut:

Total nilai tertinggi:

Jumlah pernyataan x responden (n) x skor tertinggi = 10 x 3 x 5 = 150

Total nilai terendah:

Jumlah pernyataan x responden (n) x skor terendah = 10 x 3 x 1 = 30

Jarak interval = 120 ─30 = 120

Interval = 120/5 = 24

Berdasarkan perhitungan tersebut jarak interval adalah 24, dengan demikian

panjang kelas interval untuk masing-masing kriteria dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Tabel 3.5
Kriteria Nilai Jawaban Responden Mengenai Penerapan Kualitas SIAM

Nilai Kriteria Nilai Responden

30 – 53 Tidak Baik

54 – 77 Kurang Baik

78 – 101 Cukup Baik

102 – 125 Baik

126 – 150 Sangat Baik

Sumber: Hasil perhitungan,2018


50

Perhitungan dan pengelompokan nilai jawaban responden mengenai

penilaian kinerja perusahaan pada Puskesmas Parongpong adalah sebagai berikut:

Total nilai tertinggi:

Jumlah pernyataan x responden (n) x skor tertinggi = 17 x 3 x 5 = 255

Total nilai terendah:

Jumlah pernyataan x responden (n) x skor terendah = 17 x 3 x 1 = 51

Jarak interval = 255 ─ 51 = 205

Interval = 205/5 = 41

Berdasarkan perhitungan tersebut jarak interval adalah 41, dengan demikian

panjang kelas interval untuk masing-masing kriteria dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Tabel 3. 6
Kriteria Nilai Jawaban Responden Mengenai Penilaian Kinerja Perusahaan

Nilai Kriteria
51 – 91 Tidak Baik

92– 132 Kurang Baik

133 – 173 Cukup Baik

174 – 214 Baik

215 – 255 Sangat Baik

Sumber: Hasil perhitungan,2018


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Unit Analisis

4.1.1. Gambaran Umum Puskesmas

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau

masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalahfasilitaspelayanan kesehatan yangmenyelenggarakanupaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014).

1) Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan paradigma sehat,

pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,

teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan (Permenkes RI,

2014).

2) Misi Puskesmas

Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh

Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan kesehatan

nasional. Misi tersebut adalah:

51
52

(1) Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam

upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

(2) Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan

di wilayahkerjanya.

(3) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat.

(4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa

membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.

(5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi

tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah

dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

(6) Mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan ukm dan ukp

lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang

didukung dengan manajemen puskesmas (Permenkes RI, 2014).

3) Tujuan Puskemas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk

mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau

pelayanan kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki

derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas


53

tersebut dilaksanakan untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat

(Permenkes RI, 2014).

4.1.2. Struktur Organisasi Puskesmas

Struktur organisasi puskesmas merupakan gambaran skematis

tentang hubungan kerja sama yang ada dalam puskesmas ataupun

organisasi untuk mencapai sasaran. Stuktur organisasi ini menggambarkan

pembagian kerja, garis-garis wewenang,pembatasan tugas dan tanggung

jawab dari unit-unit organisasi yang ada dalam suatu perusahaan. Adapun

struktur organisasi pada puskemas dalam Permenkes 75 tahun 2014 yaitu

terdiri dari:

1) Kepala Puskesmas

Kriteria Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan

paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat,

masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan

manajemen Puskesmas.

2) Kasubag Tata Usaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas,

kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.

3) Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakt (UKM) esensial dan

keperawatan kesehatan masyarakat

Membawahi:

1) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS

2) Pelayanan kesehatan lingkungan


54

3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

4) Pelayanan gizi yang bersifat UKM

5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

4) Penanggungjawab UKM Pengembangan

Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:

(1) Pelayanan kesehatan jiwa

(2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

(3) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer

(4) Pelayanan kesehatan olahraga

(5) Pelayanan kesehatan indera

(6) Pelayanan kesehatan lansia

(7) Pelayanan kesehatan kerja

(8) Pelayanan kesehatan lainnya

5) Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), kefarmasian,

dan laboratorium

Membawahi beberapa kegiatan, yaitu:

(1) Pelayanan pemeriksaan umum

(2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

(3) Pelayanan kia-kb yang bersifat ukp

(4) Pelayanan gawat darurat

(5) Pelayanan gizi yang bersifat ukp

(6) Pelayanan persalinan


55

(7) Pelayanan rawat inap untuk puskesmas yang menyediakan

pelayanan rawat inap

(8) Pelayanan kefarmasian

(9) Pelayanan laboratorium

6) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan

Membawahi:

(1) Puskesmas Pembantu

(2) Puskesmas Keliling

(3) Bidan Desa

(4) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan


56

Gambar 4.1
Struktur Organiasi Puskesmas

4.1.3. Tingkat Pengengembalian Kuesioner

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data atau informasi yang

dibutuhkan penulis melakukan penyebaran kuesioner dan wawancara di

Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Penyebaran dan pengumpulan

kuesioner ke/dari responden dilakukan dengan mendatangi Puskesmas yang ada di

tiap kawasan Bandung Barat, dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 36 buah

dengan masing-masing 3 responden per puskemas.

Berikut ini merupakan tabel tingkat pengembalian kuesioner (respon

rate) dalam kurun waktu penelitian.

Tabel 4. 1
Tingkat Pengembalian Kuisioner

Keterangan Jumlah Persentase

Total kuisioner yang disebarkan 36 100%

Total kuisioner yang tidak 6 16,67%


kembali

Total Kuisioner yang dapat 30 83,33%


diolah

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018


Dari tabel di atas tampak bahwa kuesioner yang dapat diolah

dari 36 kuesioner yang dikirim yaitu sebanyak 30 kuesioner, maka respon

rate nya adalah 83,33%.


57

4.1.4. Deskripsi Karakteristik Responden

Data responden yang terkumpul dari penelitian ini adalah sebanyak 30

responden. Hasil gambaran deskipsi mengenai karakteristik responden adalah

sebagai berikut :

1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut ini merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin pada Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat:

Tabel 4. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Perempuan 22 73,33%

Laki-laki 8 26,67%

Total 30 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018


Berdasarkan hasil data yang terkumpul melalui kuesioner yang

telah diisi oleh responden dan disajikan pada tabel di atas dapat diketahui

profil responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah

perempuan. Data yang diperoleh menunjukan bahwa responden yang

berjenis kelamin perempuan berjumlah 22 orang atau sebesar 73,33% dan

responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 8 orang atau sebesar

26,67%.

2) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berikut ini merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan usia pada

Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat:


58

Tabel 4. 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

21 - 30 tahun 9 30,00%

31 – 40 tahun 8 26,67%

41 – 50 tahun 8 26,67%

>51 tahun 5 16,67%

Total 30 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018


Berdasarkan hasil data yang terkumpul melalui kuesioner yang telah

diisi oleh responden dan disajikan pada tabel di atas dapat diketahui profil

responden berdasarkan usia yang paling banyak adalah usia 21 – 30 tahun.

Data yang diperoleh menunjukan bahwa responden yang berusia 21 – 30

tahun sebanyak 9 orang atau sebesar 30,00%, usia 31 – 40 tahun sebanyak

8 orang sebesar 26,67%, usia > 51 tahun sebanyak 5 orang sebesar

16,67%,

3) Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berikut ini merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan

lamanya bekerja pada Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat:

Tabel 4. 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Persentase

1 -5 tahun 5 16,67%

6 -10 tahun 8 26,67%


59

11 – 15 tahun 8 26,67%

>15 tahun 9 30,00%

Total 30 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018

Berdasarkan hasil data yang terkumpul melalui kuesioner yang telah

diisi oleh responden dan disajikan pada tabel di atas dapat diketahui profil

responden berdasarkan lama bekerja yang paling banyak adalah selama >

15 tahun (Lebih dari 15 tahun). Data yang diperoleh menunjukan bahwa

responden yang bekerja selama 1-5 tahun berjumlah 5 orang atau sebesar

16,67%, bekerja selama 6-10 tahun berjumlah 8 orang atau sebesar

26,67%, bekerja selama 6-10 tahun berjumlah 8 orang atau sebesar

26,67%, dan yang bekerja selama > 15 tahun berjumlah 9 orang atau

sebesar 30,00%.

4) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut ini merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan pendidikan

pada Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat:

Tabel 4. 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidkan

Pendidiakan Jumlah Persentase

S1 13 43,33%

S2 2 6,67%

S3 0 0,00%

D-I/D-II/D-III 15 50,00%

Total 30 100%
60

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018


Berdasarkan hasil data yang terkumpul melalui kuesioner yang

telah diisi oleh responden dan disajikan pada tabel di atas dapat diketahui

profil responden berdasarkan pendidikan yang ditempuh paling banyak

adalah jenjang pendidikan D-I/D-II/D-III sebanyak 15 orang. Data yang

diperoleh menunjukan bahwa responden yang berendidikan S1 sebanyak

13 orang atau sebesar 43,33%, berpendidikan S2 sebanyak 2 orang atau

sebsesar 6,67%, berpendidikan S3 tidak ada, berpendidikan D-I/D-II/D-III

sebanyak 15 orang atau sebesar 50,00%.

5) Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Berikut ini merupakan tabel karakteristik responden berdasarkan jabatan pada

Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat:

Tabel 4. 6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan

Pendidiakan Jumlah Persentase

Kepala Puskesmas 10 33,33%

Bagian Keuangan 10 33,33%

Pegawai Puskesmas 10 33,33%

Total 30 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2018


Berdasarkan hasil data yang terkumpul melalui kuesioner yang telah diisi

oleh responden dan disajikan pada tabel di atas dapat diketahui profil responden

berdasarkan jabatan kepala puskesmas, bagian keuangan, pegawai puskesmas

masing-masing sebanyak 10 orang. Data yang diperoleh menunjukan bahwa


61

responden berdasarkan jabatan kepala puskesmas sebanyak 10 orang atau sebesar

33,33%, bagian keuangan sebanyak 10 orang atau sebesar 33,33%, pegawai

puskesmas sebanyak 10 orang atau sebesar 33,33%.

4.2. Pembahasan Hasil Analisis

4.2.1 Analisis Deskriftip Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntnasi

Manajemen pada Puskesmas

Dalam analisis deskriftip penerapan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen, penulis menyebarkan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data. Pernyataan-pernyataan kuesioner berisi tentang

penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Puskesmas di

Kabupaten Bandung Barat. Kuesioner tersebut diberikan kepada kepala

puskesmas, pegawai dan bagian keuangan.

Pernyataan tentang Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dalam penelitian ini dijelaskan melalui 10 pernyataan kuesioner. Indikator

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yaitu integrasi antar sub

sistem, sejauh mana sistem dapat beradaptasi dengan pengguna.,

kemudahan dalam mengakses sistem bagi pengguna, koordinasi sistem

berdasarkan aturan atau prosedur, dan menentukan cara yang mudah

dalam mempercepat komunikasi (Heidmann, Schäffer, and

Strahringer2013:248). Penjelasan ini mengenai tanggapan dari seluruh

responden untuk masing-masing pernyataan kuesiner pada setiap indikator

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen yaitu sebagai berikut:

1) Integrasi antar sub sistem


62

2)

Tabel 4. 7
Hasil Tanggapan Responden Integrasi Antara Sub Sistem

Pilihan jawaban
Skor
No 3
Item Pernyataan 5 4 2 1 Tota
. (KK
(SL) (SR) (P) (TP) l
)
Sistem Informasi F 7 14 9 0 0
Akuntansi
Manajemen yang % 23,3 46,6 30,0
0 0
1 Bapak/Ibu 3 7 0
gunakan
terintegrasi secara Skor 35 56 27 0 0
menyeluruh 118
Setiap bagian F 6 14 10 0 0
dalam sub unit 20,0 46,6 33,3
% 0 0
organisasi 0 7 3
mendapatkan
2
informasi yang
sama secara Skor 30 56 30 0 0
menyeluruh dan
terpadu. 116
F 13 28 19 0 0
21,6 46,6 31,6
% 0 0
Total 7 7 7
Sko
65 112 57 0 0
r 234
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, mengenai sistem informasi akuntansi

manajemen yang digunakan terintegrasi antar sub sistem dapat dilihat

banyak responden yang memilih jawaban sering (SL) yaitu 93,33%

dengan skor 112. Sehingga kriteria indikator mengenai sistem informasi

akuntansi manajemen yang terintegrasi secara menyeluruh mendapatkan


63

jumlah skor sebesar 234 termasuk pada kriteria “sangat baik” yang berada

pada rentang nilai 126 sampai dengan 150, tetapi hal tersebut dikatakan

sempurna karena mencapai angka ideal yaitu 150 dengan kategori “sangat

baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten

Bandung Barat selalu menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen untuk mengetahui sistem informasi yang digunakan

terintegrasi menyeluruh antar sub sistem pada Puskesmas.

3) Sejauh mana sistem dapat beradaptasi dengan pengguna

Tabel 4. 8
Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Sistem dapat Beradaptasi dengan
Pengguna

Pilihan jawaban
Skor
No 3
Item Pernyataan 5 4 2 1 Tota
. (KK
(SL) (SR) (P) (TP) l
)
Aplikasi sistem F 8 14 8 0 0
informasi akuntansi
manajemen yang % 26,6 46,6 26,6
3 0 0
Bapak/Ibu gunakan 7 7 7
dapat beradaptasi Skor 40 56 24 0 0
dengan pengguna. . 120
Aplikasi sistem F 7 13 10 0 0
informasi akuntansi 23,3 43,3 33,3
% 0 0
manajemen yang 3 3 3
Bapak/Ibu gunakan
4 mampu
mengakomodir
Skor 35 52 30 0 0
setiap perubahan
kondisi organisasi
(Puskesmas). 117
Total F 15 27 18 0 0 237
% 25,0 90,0 30,0 0 0
0 0 0
64

Sko
75 108 54 0 0
r
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai sistem informasi

akuntansi manajemen yang digunakan dapat beradaptasi dengan pengguna,

dapat dilihat banyak responden yang memilih jawaban sering (SL) yaitu

90,00% dengan skor 108. Sehingga kriteria indikator mengenai sistem

informasi akuntansi manajemen yang dapat beradaptasi dengan pengguna

mendapatkan jumlah skor sebesar 237 termasuk pada kriteria “sangat

baik” yang berada pada rentang nilai 126 sampai dengan 150, hal tersebut

dikatakan sempurna karena mencapai angka ideal yaitu 200 dengan

kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada

di Kabupaten Bandung Barat selalu menggunakan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen dalam beradaptasi dengan pengguna.

4) Kemudahan dalam mengakses sistem bagi pengguna

Tabel 4. 9
Hasil Tanggapan Responden Kemudahan dalam Mengakses Sistem bagi
Pengguna

Pilihan jawaban
Skor
No. Item Pernyataan 5 4 3 2 1
Total
(SL) (SR) (KK) (P) (TP)
5 Aplikasi sistem F 13 14 3 0 0 130
informasi
akuntansi % 43,33 46,67 10,00 0 0
manajemen yang Skor 65 56 9 0 0
Bapak/Ibu
gunakan dapat
diakses dengan
65

mudah sesuai
kebutuhan
Aplikasi sistem F 10 17 3 0 0
informasi % 33,33 56,67 10,00 0 0
akuntansi
manajemen yang
Bapak/Ibu
6
gunakan dapat
Skor 50 68 9 0 0
menunjang
pekerjaan dan
dapat di pahami
dengan mudah. 127
F 23 31 6 0 0
Total % 38,33 51,67 10,00 0 0
Skor 115 124 18 0 0 257
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai kemudahan dalam

mengakses sistem informasi bagi pengguna, dapat dilihat banyak

responden yang memilih jawaban sering (SL) yaitu 51,67% dengan skor

124. Sehingga kriteria indikator mengenai sistem informasi dapat

digunakan dengan mudah dalam mengakses sistem informais bagi

pengguna mendapatkan jumlah skor sebesar 257 termasuk pada kriteriat

“sangat baik” yang berada pada rentang nilai 126 sampai dengan 150, hal

tersebut dikatakan sempurna karena mencapai angka ideal yaitu 200

dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas

yang ada di Kabupaten Bandung Barat selalu menggunakan kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen untuk mempermudah dalam

mengakses sistem informasi pada Puskesmas.

5) Koordinasi sistem berdasarkan aturan atau prosedur


66

Tabel 4. 10
Hasil Tanggapan Responden Koordinasi Sistem Berdasarkan Aturan atau
Prosedur

Pilihan jawaban
Skor
No 1
Item Pernyataan 5 4 3 2 Tota
. (TP
(SL) (SR) (KK) (P) l
)
Semua tahapan- F 15 12 3 0 0
tahapan dalam sistem
yang Bapak/Ibu 40,0
7 % 50,00 10,00 0 0
gunakan sudah sesuai 0
dengan aturan yang Skor 75 48 9 0 0
berlaku. 132
Setiap aktivitas yang F 6 18 6 0 0
Bapak/Ibu lakukan 60,0
% 20,00 20,00 0 0
dalam menyelesaikan 0
8 job description selalu
berdasarkan aturan
Skor 30 72 18 0 0
yang berlaku secara
formal 120
F 21 30 9 0 0
50,0
% 33,33 15,00 0 0
Total 0
Sko
105 120 27 0 0
r 252
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai koordinasi antar

sistem berdasarkan prosedur atau aturan, dapat dilihat banyak responden

yang memilih jawaban selalu (SL) yaitu 50,00% dengan skor 120.

Sehingga kriteria indikator mengenai koordinasi sistem informasi sesuai

dengan prosedur atau aturan mendapatkan jumlah skor sebesar 252

termasuk pada kriteria “sangat baik” yang berada pada rentang nilai 126
67

sampai dengan 150, hal tersebut dikatakan sempurna karena mencapai

angka ideal yaitu 150 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan

bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat selalu

menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk

mempermudah dalam koordinasi antar sistem berdasarkan prosedur pada

Puskesmas.

6) Menentukan cara yang mudah dalam mempercepat komunikasi

Tabel 4. 11
Hasil Tanggapan Responden Menentukan Cara yang Mudah dalam
Mempercepat Komunikasi

Pilihan jawaban
Skor
No 1
Item Pernyataan 5 4 3 2 Tota
. (TP
(SL) (SR) (KK) (P) l
)
Setiap sistem yang F 8 13 9 0 0
digunakan Bapak/Ibu
9 saat ini, memilik 26,6 30,0
% 43,33 0 0
berbagai alternatif 7 0
media. . Skor 40 52 27 0 0 119
Sistem yang digunakan F 13 11 6 0 0
Bapak/Ibu dapat 43,3 20,0
% 36,67 0 0
menentukan cara yang 3 0
10
mudah dalam
mempercepat Skor 65 44 18 0 0
komunikasi. 127
Total F 21 24 15 0 0 246
% 35,0 40,00 25,0 0 0
0 0
68

Sko
105 96 45 0 0
r
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, mengenai cara yang mudah dalam

mempercepat komunikasi, dapat dilihat banyak responden yang memilih

jawaban selalu (SR) yaitu 40,00% dengan skor 96. Sehingga kriteria

indikator mengenai cara yang mudah dalam mempercepat komunikasi

mendapatkan jumlah skor sebesar 246 termasuk pada kriteria “sangat

baik” yang berada pada rentang nilai 126 sampai dengan 150, tetapi hal

tersebut dikatakan sempurna karena mencapai angka ideal yaitu 150

dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas

yang ada di Kabupaten Bandung Barat selalu menggunakan kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen untuk menentukan cara yang

mudah dalam mempercepat komunikasi pada Puskesmas.

Tabel 4. 12
Rekapitulasi Jawaban Responden pada Penerapan Kualitas Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen

Pilihan Jawaban Total


Skor
No Item Pernyataan 5 4 3 2 1

(SB) (B) (CB) (KB) (TB)

1 Aplikasi Sistem
Informasi Akuntansi
Manajemen yang
35 56 27 0 0 118
Bapak/Ibu gunakan
terintegrasi secara
menyeluruh.

2 Setiap bagian dalam 30 56 30 0 0 116


sub unit organisasi
69

Pilihan Jawaban Total


Skor
No Item Pernyataan 5 4 3 2 1

(SB) (B) (CB) (KB) (TB)

mendapatkan
informasi yang sama
secara menyeluruh
dan terpadu.

3 Aplikasi sistem
informasi akuntansi
manajemen yang
40 56 24 0 0 120
Bapak/Ibu gunakan
dapat beradaptasi
dengan pengguna

4 Aplikasi sistem
informasi akuntansi
manajemen yang
Bapak/Ibu gunakan
35 52 30 0 0 117
mampumengakomod
ir setiap perubahan
kondisi organisasi
(Puskesmas).

5 Aplikasi sistem
informasi akuntansi
manajemen yang
Bapak/Ibu gunakan
65 56 9 0 0 130
dapat diakses
dengan mudah
sesuai kebutuhan
pengguna.

6 Aplikasi sistem
informasi akuntansi
manajemen yang
Bapak/Ibu gunakan
50 68 9 0 0 127
dapat menunjang
pekerjaan dan dapat
di pahami dengan
mudah.
70

Pilihan Jawaban Total


Skor
No Item Pernyataan 5 4 3 2 1

(SB) (B) (CB) (KB) (TB)

7 Semua tahapan-
tahapan dalam
sistem yang
75 48 9 0 0 132
Bapak/Ibu gunakan
sudah sesuai dengan
aturan yang berlaku.

8 Setiap aktivitas yang


Bapak/Ibu lakukan
dalam
menyelesaikan job
30 72 18 0 0 120
description selalu
berdasarkan aturan
yang berlaku secara
formal

9 Setiap sistem yang


digunakan
Bapak/Ibu saat ini, 40 52 27 0 0 119
memilik berbagai
alternatif media.

10 Sistem yang
digunakan
Bapak/Ibu dapat
menentukan cara 65 44 18 0 0 127
yang mudah dalam
mempercepat
komunikasi.

Total Skor 465 560 201 0 0 1226

% 37,92 45,6 16,39 0 0 100


7

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, total skor pada tabel di atas yaitu sebesar

1226 maka penilaian untuk aspek penerapan kualitas sistem informasi


71

akuntansi manajemen secara keseluruhan dengan jumlah responden 30

orang dapat digambarkan dengan garis kontinum sebagai berikut:

Tidak Kurang Cukup Baik Sangat


Baik Baik Baik Baik

30 53 77 101 125 150

1226

Garis kontinum di atas menggambarkan bahwa nilai jawaban

responden terhadap penerapan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen terletak pada kelas interval “sangat baik”. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen pada puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat sangat

baik.

4.2.2 Analisis Deskriftif Penilaian Kinerja Puskesmas Berdasarkan

Pendekatan Balanced Scorecard

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner sebagai alat

pengumpulan. Pernyataan-pernyataan kuesioner berisi tentang penilaian

kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan balanced scorecard pada

Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat..

Untuk menilai kinerja perusahaan, penelitian ini dijelaskan dalam 17

pernyataan kuesioner, dimana setiap indikator pernyaatn berdasarkan pendekatan

balanced scorecard. Indikator penilaian kinerja perusahaan berdasarkan


72

pendekatan balanced scorecard mengungkapkan sejauhmana pertumbuhan dan

perkembangan puskesmas dengan menggunakan dana dari pemerintah (Growth),

puskesmas mampu mempertahankan dana dari pemerintah secara konsisten

(Sustain), puskesmas dapat merasakan manfaatkan dengan adanya dana yang

diperoleh dari pemerintah (Harvest), sejauhmana masyarkat percaya dan puas

terhadap pelayanan puskesmas (loyalitas pelanggan), puskesmas dapat

mempertahankan hubungan dengan pelanggan (retensi pelanggan), kemampuan

untuk mengajak masyarakat agar memeriksakan diri di puskesmas (akuisisi

pelanggan), tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas

(kepuasan pelanggan), pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan

pasien (profitabilitas pelanggan), sejauhmana roses inovasi pelayanan yang

diberikan puskesmas terhadap pasien (proses inovasi), sejauhmana kinerja proses

operasi puskesmas (proses operasi), adanya tanggung jawab jika proses pelayanan

purna jual tidak sesuai standar (proses pelayanan purna jual), kemampuan

karyawan dalam menjelankan operasional perusahaan (kemampuan karyawan),

kemudahan dalam dalam menjalankan sistem informasi oleh sub unit perushaan

(kemampuan sistem informasi), motivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja

(motivasi).

Penjelasan mengenai tanggapan dari seluruh responden untuk masing-

masing pernyataan kuesioner pada setiap indikator penilaian kinerja perusahaan

yaitu sebagai berikut :

1) Sejauhmana pertumbuhan dan perkembangan Puskesmas dengan menggunakan

dana dari pemerintah (Growth)


73

Tabel 4. 13
Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Pertumbuhan dan Perkembangan
Puskesmas dengan Menggunakan Dana dari Pemerintah

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

1 Puskesmas 5 4 3 2 1
menggunakan (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
dana dari
pemerintah untuk F 10 16 4 0 0
memperbaiki dan % 33,3 53,33 13,1 0 0
mengembangkan 3 3
operasional
puskesmas. Skor 50 64 12 0 0 126

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai pertumbuhan dan

perkembangan Puskesmas dengan menggunakan dana dari pemerintah,

dapat dilihat banyak responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu

53,33% dengan skor 64. Sehingga kriteria indikator mengenai

pertumbuhan dan perkembangan Puskesmas dengan menggunakan dana

dari pemerintah mendapatkan jumlah skor sebesar 126 termasuk pada

kriteria “kurang baik” yang berada pada rentang nilai 92 sampai dengan

132, tetapi hal tersebut dikatakan belum sempurna karena tidak mencapai

angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan

bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat pernah

menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk

menentukan pertumbuhan dan perkembangan Puskesmas dengan

menggunakan dana dari pemerintah


74

2) Puskesmas mampu mempertahankan dana dari pemerintah secara konsisten

(Sustain)

Tabel 4. 14
Hasil Tanggapan Responden Puskesmas Mampu Mempertahankan Dana
dari Pemerintah Secara Konsisten

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

2 Puskesmas 5 4 3 2 1
mempertanggungj (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
awbkan dana
yang diperoleh F 10 20 0 0 0
dari pemerintah. % 33,3 66,66 0 0 0
3
130
Skor 50 80 0 0 0

Sumber: Hasil Perhitungan, Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai puskesmas mampu

mempertahankan dana dari pemerintah secara konsisten, dapat dilihat

banyak responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 66,66% dengan

skor 80. Sehingga kriteria indikator mengenai puskesmas mampu

mempertahankan dana dari pemerintah secara konsisten mendapatkan

jumlah skor sebesar 126 termasuk pada kriteria “kurang baik” yang berada

pada rentang nilai 92 sampai dengan 132, tetapi hal tersebut dikatakan

belum sempurna karena tidak mencapai angka ideal yaitu 255 dengan

kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada

di Kabupaten Bandung Barat pernah menggunakan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen untuk menentukan puskesmas mampu

mempertahankan dana dari pemerintah secara konsisten.


75

3) Puskesmas dapat merasakan manfaatkan dengan adanya dana yang diperoleh

dari pemerintah (Harvest)

Tabel 4. 15
Hasil Tanggapan Responden Puskesmas Dapat Merasakan Manfaatkan
Dengan Adanya Dana yang Diperoleh dari Pemerintah

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

3 Puskesmas dapat 5 4 3 2 1
memaksimalkan (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
arus kas masuk. 129
F 11 17 2 0 0

% 36,66 56,6 6,66 0 0


6

Skor 55 68 6 0 0

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai puskesmas dapat

merasakan manfaatkan dengan adanya dana yang diperoleh dari

pemerintah, dapat dilihat banyak responden yang memilih jawaban selalu

(SR) yaitu 56,66% dengan skor 68. Sehingga kriteria indikator mengenai

puskesmas dapat merasakan manfaatkan dengan adanya dana yang

diperoleh dari pemerintah mendapatkan jumlah skor sebesar 126 termasuk

pada kriteria “kurang baik” yang berada pada rentang nilai 92 sampai

dengan 132, tetapi hal tersebut dikatakan belum sempurna karena tidak

mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini

menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat

pernah menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen


76

untuk menetukan Puskesmas dapat merasakan manfaatkan dengan adanya

dana yang diperoleh dari pemerintah.

4) Sejauhmana masyarkat percaya dan puas terhadap pelayanan puskesmas

(loyalitas pelanggan)

Tabel 4. 16
Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Masyarkat Percaya dan Puas
Terhadap Pelayanan Puskesmas

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

4 Jumlah pasien 5 4 3 2 1
Puskesmas (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
mengalami
kenaikan dari F 9 17 4 0 0
tahun ke tahun % 30,0 56,66 13,1 0 0
0 3
125
Skor 45 68 12 0 0

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai masyarkat percaya

dan puas terhadap pelayanan puskesmas, dapat dilihat banyak responden

yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 56,66% dengan skor 68. Sehingga

kriteria indikator mengenai masyarkat percaya dan puas terhadap

pelayanan puskesmas mendapatkan jumlah skor sebesar 125 termasuk

pada kriteria “kurang baik” yang berada pada rentang nilai 92 sampai

dengan 132, tetapi hal tersebut dikatakan belum sempurna karena tidak

mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini

menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat


77

pernah menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

untuk menentukan mengenai masyarkat percaya dan puas terhadap

pelayanan puskesmas,

5) Puskesmas dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan (retensi

pelanggan)

Tabel 4. 17
Hasil Tanggapan Responden Puskesmas Dapat Mempertahankan
Hubungan dengan Pelanggan

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

5 Pasien selalu 5 4 3 2 1
dilayani dengan (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
ramah, lemah
lembut sehingga F 8 22 0 0 0
menciptakan % 26,66 73,3 0 0 0
hubungan 3
komunikasi yang
baik dengan Skor 128
40 88 0 0 0
pasien.

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai puskesmas dapat

mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dapat dilihat banyak

responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 73,33% dengan skor

88. Sehingga kriteria indikator mengenai puskesmas dapat

mempertahankan hubungan dengan pelanggan mendapatkan jumlah skor

sebesar 125 termasuk pada kriteria “kurang baik” yang berada pada

rentang nilai 92 sampai dengan 132, tetapi hal tersebut dikatakan belum

sempurna karena tidak mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori
78

“sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di

Kabupaten Bandung Barat pernah menggunakan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen untuk menentukan puskesmas dapat

mempertahankan hubungan dengan pelanggan.

6) Kemampuan untuk mengajak masyarakat agar memeriksakan diri di puskesmas

(akuisisi pelanggan)

Tabel 4. 18
Hasil Tanggapan Responden Kemampuan untuk Mengajak Masyarakat
agar Memeriksakan Diri di Puskesmas

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

6 Puskesmas selalu 5 4 3 2 1
mensosialisasikan (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
program-program
terbaru F 15 13 2 0 0
pemerintah % 50,0 43,33 20,0 0 0
sehingga 0 0
masyarakat
tertarik untuk
datang ke Skor 75 52 6 0 0 133
puskesmas.

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai kemampuan

puskesmas untuk mengajak masyarakat agar memeriksakan diri di

puskesmas, dapat dilihat banyak responden yang memilih jawaban selalu

(S) yaitu 50,00% dengan skor 75. Sehingga kriteria indikator mengenai

kemampuan puskesmas untuk mengajak masyarakat agar memeriksakan


79

diri di puskesmas mendapatkan jumlah skor sebesar 133 termasuk pada

kriteria “cukup baik” yang berada pada rentang nilai 133 sampai dengan

173, tetapi hal tersebut dikatakan belum sempurna karena tidak mencapai

angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan

bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat kadang-kadang

menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk

menentukan puskesmas dalam mengajak masyarakat agar memeriksakan

diri di puskesmas.

7) Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas (kepuasan

pelanggan)

Tabel 4. 19
Hasil Tanggapan Responden Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap
Pelayanan Puskesmas

Pilihan jawaban
Skor
No Item Pernyataan 5 4 3 2 1
Total
(SL) (SR) (KK) (P) (TP)
Ketersediaan dokter dan F 8 19 3 0 0
perawat dalam melakukan
pemeriksaan serta % 26,67 63,33 43,33 0 0
7
memberikan tanggapan atas
keluh kesah pasien dengan Skor 40 76 9 0 0
baik. 125
Puskesmas memberikan F 9 17 4 0 0
penanganan yang sakit % 30,00 56,67 13,33 0 0
8
dengan cepat tanggap dan
Skor 45 68 12 0 0
sesuai prosedur. 125
F 17 36 7 0 0
% 28,33 60,00 11,67 0 0
Total
Sko
85 144 21 0 0
r 250
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018
80

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai tingkat kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan puskesmas, dapat dilihat banyak

responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 60,00% dengan skor

144. Sehingga kriteria indikator mengenai tingkat kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan puskesmas mendapatkan jumlah skor sebesar 250

termasuk pada kriteria “sangat baik” yang berada pada rentang nilai 215

sampai dengan 255, hal tersebut dikatakan sempurna karena mencapai

angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan

bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat sering

menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk

menentukan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas.

8) Pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pasien

(profitabilitas pelanggan)

Tabel 4. 20
Hasil Tanggapan Responden Pengeluaran yang Dikeluarkan Untuk
Memenuhi Kebutuhan Pasien

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

9 Puskesmas 5 4 3 2 1
melakukan (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
identifikasi dan
menganalisis F 9 17 4 0 0
seputar biaya- % 30 56,66 13,13 0 0
biaya yang harus
dikelurkan oleh 125
Skor 45 68 12 0 0
pelanggan.
81

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai pengeluaran yang

dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pasien , dapat dilihat banyak

responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 56,66% dengan skor

68. Sehingga kriteria indikator mengenai pengeluaran yang dikeluarkan untuk

memenuhi kebutuhan pasien mendapatkan jumlah skor sebesar 125 termasuk

pada kriteria “kurang baik” yang berada pada rentang nilai 92 sampai

dengan 132, hal tersebut dikatakan tidak sempurna karena belum mencapai

angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan

bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat pernah

menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk

menentukan pengeluaran yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

9) Sejauh mana roses inovasi pelayanan yang diberikan puskesmas terhadap

pasien (proses inovasi)

Tabel 4. 21
Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Proses Inovasi Pelayanan yang
Diberikan Puskesmas Terhadap Pasien

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

10 Adanya inovasi 5 4 3 2 1
atau cara untuk (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
menarik 126
perhatian F 10 16 4 0 0
masyarakat agar % 33,3 53,33 13,1 0 0
rutin melakukan 3 3
pengecekan
kesehatan. Skor 50 64 12 0 0
82

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai proses inovasi

pelayanan yang diberikan puskesmas terhadap pasien, dapat dilihat banyak

responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 53,33% dengan skor

64. Sehingga kriteria indikator mengenai proses inovasi pelayanan yang

diberikan puskesmas terhadap pasien mendapatkan jumlah skor sebesar

126 termasuk pada kriteria “kurang baik” yang berada pada rentang nilai

92 sampai dengan 132, hal tersebut dikatakan tidak sempurna karena

belum mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal

ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat

pernah menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

untuk menentukan proses inovasi pelayanan yang diberikan puskesmas

terhadap pasien.

10) Sejauhmana kinerja proses operasional puskesmas (proses operasional)

Tabel 4. 22
Hasil Tanggapan Responden Sejauhmana Kinerja Proses Operasional
Puskesmas

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

11 Kinerja di 5 4 3 2 1
masing-masing (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
sub organisasi
puskesmas F 8 18 4 0 0
menitikberatkan % 30 56,6 13,13 0 0
pada efisiensi 6
proses,
83

konsistensi, 124
ketaatan waktu
dari jasa yang Skor 40 72 12 0 0
diberikan kepada
pelanggan.

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai kinerja proses

operasional puskesmas, dapat dilihat banyak responden yang memilih

jawaban selalu (SR) yaitu 56,66% dengan skor 72. Sehingga kriteria

indikator mengenai kinerja proses operasional puskesmas mendapatkan

jumlah skor sebesar 124 termasuk pada kriteria “kurang baik” yang berada

pada rentang nilai 92 sampai dengan 132, hal tersebut dikatakan tidak

sempurna karena belum mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori

“sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di

Kabupaten Bandung Barat pernah menggunakan kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen untuk menentukan kinerja proses operasional

puskesmas.

11) Adanya tanggung jawab jika proses pelayanan purna jual (proses pelayanan

purna jual)

Tabel 4. 23
Hasil Tanggapan Responden Adanya Tanggung Jawab jika Proses
Pelayanan Purna Jual Tidak Sesuai Standar

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

12 Adanya 5 4 3 2 1
kerjasama antar (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
sub organisasi
puskesmas untuk F 9 17 4 0 0
84

memperlancar % 30 56,66 13,1 0 0 125


kinerja 3
puskesmas.
Skor 45 68 12 0 0

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai tanggung jawab jika

proses pelayanan purna jual, dapat dilihat banyak responden yang memilih

jawaban selalu (SR) yaitu 56,66% dengan skor 68. Sehingga kriteria

indikator mengenai tanggung jawab jika proses pelayanan purna jual,

mendapatkan jumlah skor sebesar 125 termasuk pada kriteria “kurang

baik” yang berada pada rentang nilai 92 sampai dengan 132, hal tersebut

dikatakan tidak sempurna karena belum mencapai angka ideal yaitu 255

dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas

yang ada di Kabupaten Bandung Barat pernah menggunakan kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen untuk menentukan tanggungjawab

jika proses pelayanan purna jual.

12) Kemampuan karyawan dalam menjelankan operasional perusahaan

(kemampuan karyawan)

Tabel 4. 24
Hasil Tanggapan Responden Kemampuan Karyawan dalam Menjelankan
Operasional Puskesmas

Pilihan jawaban
No Skor
Item Pernyataan 5 4 3 2 1
. Total
(SL) (SR) (KK) (P) (TP)
13 Pelatihan atau training F 6 15 9 0 0 117
85

dilakukan secara rutin % 20,00 50,00 30,00 0 0


kepada seluruh pegawai
puskemas dalam
meningkatkan kinerja Skor 30 60 27 0 0
operasional.
Penambahan fasilitas alat F 7 20 3 0 0
kesehatan dan tambahan % 23,33 50,00 10,00 0 0
14 bantuan tenaga medis untuk
menunjang kinerja Skor 35 80 9 0 0
operasional puskesmas. 124
F 13 35 12 0 0
% 43,33 16,67 40,00 0 0
Total
Sko
65 140 36 0 0
r 241
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai kemampuan

karyawan dalam menjelankan operasional perusahaan, dapat dilihat

banyak responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 16,67% dengan

skor 140. Sehingga kriteria indikator mengenai kemampuan karyawan

dalam menjelankan operasional perusahaan,, mendapatkan jumlah skor

sebesar 241 termasuk pada kriteria “sangat baik” yang berada pada

rentang nilai 215 sampai dengan 255, hal tersebut dikatakan sempurna

karena mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal

ini menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat

selalu menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk

menentukan kemampuan karyawan dalam menjelankan operasional

perusahaan.

13) Kemudahan dalam menjalankan sistem informasi oleh sub unit perushaan

(kemampuan sistem informasi)


86

Tabel 4. 25
Hasil Tanggapan Responden Kemudahan dalam Menjalankan Sistem
Informasi oleh Sub Unit Puskesmas

No Item Pernyataan Pilihan Jawaban Skor


Total

15 Dilakukan 5 4 3 2 1
pengembangan (SL) (SR) (KK) (P) (TP)
atau perbaikan
dalam sistem F 11 17 2 0 0 129
informasi % 36,6 56,66 6,66 0 0
puskesmas. 6

Skor 55 68 6 0 0

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan mengenai kemudahan dalam

menjalankan sistem informasi oleh sub unit perushaan, dapat dilihat

banyak responden yang memilih jawaban selalu (SR) yaitu 56,66% dengan

skor 68. Sehingga kriteria indikator kemudahan dalam menjalankan sistem

informasi oleh sub unit perushaan, mendapatkan jumlah skor sebesar 129

termasuk pada kriteria “kurang baik” yang berada pada rentang nilai 92

sampai dengan 132, hal tersebut dikatakan tidak sempurna karena belum

mencapai angka ideal yaitu 255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini

menunjukkan bahwa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat

pernah menggunakan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen

untuk menentukan kemudahan dalam menjalankan sistem informasi oleh

sub unit perushaan.

14) Motivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja (motivasi).


87

Tabel 4. 26
Hasil Tanggapan Responden Motivasi Karyawan dalam
Meningkatkan Kinerja

Pilihan jawaban
No Skor
Item Pernyataan 5 4 3 2 1
. Total
(SL) (SR) (KK) (P) (TP)
Pelatihan atau training F 12 10 8 0 0
dilakukan secara rutin
kepada seluruh pegawai % 40,00 33,33 26,67 0 0
16
puskemas dalam
meningkatkan kinerja Skor 60 40 24 0 0
operasional. 124
Penambahan fasilitas alat F 9 17 4 0 0
kesehatan dan tambahan % 30,00 56,67 13,33 0 0
17 bantuan tenaga medis untuk
menunjang kinerja Skor 45 68 12 0 0
operasional puskesmas. 125
Total F 21 27 12 0 0 249
% 35,00 45,00 20,00 0 0
Sko
105 108 36 0 0
r
Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, pernyataan motivasi karyawan dalam

meningkatkan kinerja, dapat dilihat banyak responden yang memilih

jawaban selalu (SR) yaitu 45,00% dengan skor 108. Sehingga kriteria

indikator mengenai pernyataan motivasi karyawan dalam meningkatkan

kinerja puskesmas, mendapatkan jumlah skor sebesar 249 termasuk pada

kriteria “sangat baik” yang berada pada rentang nilai 215 sampai dengan

255, hal tersebut dikatakan sempurna karena mencapai angka ideal yaitu

255 dengan kategori “sangat baik”. Hal ini menunjukkan bahwa

Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung Barat pernah menggunakan


88

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen untuk menentukan

motivasi karyawan dalam meningkatkan kinerja.

Tabel 4. 27
Rekapitulasi Jawaban Responden pada Penilaian Kinerja Puskesmas
Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard

Pilihan Jawaban Total


Skor
5 4 3 2 1
No Item Pernyataan
(SB) (B) (CB) (KB (TB)
)

1 Puskesmas
menggunakan dana dari
pemerintah untuk
50 64 12 0 0 126
memperbaiki dan
mengembangkan
operasional puskesmas.

2 Puskesmas
mempertanggungjawbka
50 80 0 0 0 130
n dana yang diperoleh
dari pemerintah.

3 Puskesmas dapat
memaksimalkan arus kas 55 68 6 0 0 129
masuk.

4 Jumlah pasien
Puskesmas mengalami
45 68 12 0 0 125
kenaikan dari tahun ke
tahun.

5 Pasien selalu dilayani


dengan ramah, lemah
lembut sehingga
40 88 0 0 0 128
menciptakan hubungan
komunikasi yang baik
dengan pasien.

6 Puskesmas selalu 75 52 6 0 0 133


89

Pilihan Jawaban Total


Skor
5 4 3 2 1
No Item Pernyataan
(SB) (B) (CB) (KB (TB)
)

mensosialisasikan
program-program
terbaru pemerintah
sehingga masyarakat
tertarik untuk datang ke
puskesmas.

7 Ketersediaan dokter dan


perawat dalam
melakukan pemeriksaan
serta memberikan 40 76 9 0 0 125
tanggapan atas keluh
kesah pasien dengan
baik.

8 Puskesmas memberikan
penanganan yang sakit
45 68 12 0 0 125
dengan cepat tanggap
dan sesuai prosedur.

9 Puskesmas melakukan
identifikasi dan
menganalisis seputar
45 68 12 0 0 125
biaya-biaya yang harus
dikelurkan oleh
pelanggan

10 Adanya inovasi atau cara


untuk menarik perhatian
masyarakat agar rutin 50 64 12 0 0 126
melakukan pengecekan
kesehatan.

11 Kinerja di masing- 40 72 12 0 0 124


masing sub organisasi
puskesmas
menitikberatkan pada
efisiensi proses,
90

Pilihan Jawaban Total


Skor
5 4 3 2 1
No Item Pernyataan
(SB) (B) (CB) (KB (TB)
)

konsistensi, ketaatan
waktu dari jasa yang
diberikan kepada
pelanggan.

12 Adanya kerjasama antar


sub organisasi
puskesmas untuk 45 68 12 0 0 125
memperlancar kinerja
puskesmas.

13 Pelatihan atau training


dilakukan secara rutin
kepada seluruh pegawai
30 60 27 0 0 117
puskemas dalam
meningkatkan kinerja
operasional.

14 Penambahan fasilitas
alat kesehatan dan
tambahan bantuan
35 80 9 0 0 124
tenaga medis untuk
menunjang kinerja
operasional puskesmas.

15 Dilakukan
pengembangan atau
55 68 6 0 0 129
perbaikan dalam sistem
informasi puskesmas.

16 Pemberian hadiah atau


reward untuk
pegawaiyang berprestasi
sehingga memotivasi 60 40 24 0 0 124
pegawai lainnya untuk
bekerja dengan baik dan
sesuai standar.
91

Pilihan Jawaban Total


Skor
5 4 3 2 1
No Item Pernyataan
(SB) (B) (CB) (KB (TB)
)

17 Menciptakan suasana
kerja yang nyaman,
45 68 12 0 0 125
menyenagkan dan
kekelurgaan.

Total Skor 805 1152 183 0 0 2140

% 37,62 53,83 8,55 0 0 100

Sumber: Hasil Perhitungan,Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, total skor pada tabel di atas yaitu sebesar

2140 maka penilaian untuk aspek penilaian kinerja perusahaan

berdasarkan pendekatan balanced scorecard secara keseluruhan dengan

jumlah responden 30 orang dapat digambarkan dengan garis kontinum

sebagai berikut:

Tidak Kurang Cukup Baik Sangat


Baik Baik Baik Baik

57 91 132 173 214 215

2140

Garis kontinum di atas menggambarkan bahwa nilai jawaban

responden terhadap penilaian kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan

balanced scorecard terletak pada kelas interval “sangat baik”. Hal ini
92

menunjukkan bahwa penilaian kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan

balanced scorecard pada puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung

Barat sangat baik.

4.2.3 Analisis Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dalam Penilaian Kinerja Puskesmas Berdasarkan Pendekatan

Balanced ScoreCard

Penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

(KSIAM) di Puskesmas merupakan hal yang sangat penting, akan tetapi

penerapan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen di Puskesmas

Kabupaten Bandung Barat masih memiliki kekurangan dan perlu adanya

perbaikan dan pengembangan dalam menunjang operasional Puskesmas.

Dalam prakteknya, Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung

Barat telah menerapkan Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

dengan sangat baik, akan tetapi penerapan tersebut belum merata secara

keseluruhan, sehingga operasional pukesmas masih belum maksimal. Oleh

karena itu perlu diterapkannya sistem informasi akuntansi manajemen

yang berkualitas, misalnya di bagian pendaftaran dengan menerapkan

sistem pendaftaran berbasis komputerisasi. Dengan menggunkan sistem

komputerisasi user sebagai pengguna akan di mudahkan dalam memproses

data antara pasien umum dengan pasien yang menggunakan jasa Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sehingga mengehasilkan informasi

yang dapat di gunakan untuk pengambilan keputusan.


93

Berdasarkan pendekatan balanced scorecard penilaian kinerja

puskesmas terdiri dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,

perspektif pelanggan, perspektif bisnis iternal dan perspektif pertumbuhan

dan perkembangan. Penilaian kinerja puskesmas bermanfaat untuk

mengetahui sejauhmana pelayanan dan tanggungjawab puskemas kepada

pelanggan dan pemerintah. Dengan memperoleh penilaian yang baik,

puskesmas berhasil menerapkan sistem informasi akuntansi manajemen

yang berkualitas dan kepercayaan masyarakat untuk berobat ke

puskesmas. Dibawah ini disajikan tabel terkait kualitas sistem informasi

akuntansi manajemen dan penilaian kinerja puskesmas yang telah

diterapkan, sebagai berikut:

Table 4.28
Hasil keseluruhan Skor
Keterangan Sko Kriteria
r
KSIAM 1226 Sangat Baik
Penilaian Kinerja Puskemas 2140 Sangat Baik
Sumber: Hasil Perhitungan, Diolah dari Data Primer 2018

Berdasarkan tabel di atas, puskesmas telah menerapkan kualitas

sistem informasi akuntansi manajemen dalam membantu operasional

puskesmas. Penerapan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dan

penilaian kinerja puskesmas termasuk pada kriteria sangat baik.

Penerapan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen termasuk

kriteria sangat baik, artinya untuk membantu operasional puskesmas

diterapkan suatu sistem yang terintegrasi secara menyeluruh dan dapat


94

dapat diakses oleh pengguna. Selanjutnya penilaian kinerja puskesmas

dengan kriteria sangat baik, akan meningkatkan pelayanan puskesmas

yang berkualitas. Sehingga dengan menerapkan sistem informasi akuntansi

manajemen yang berkualitas merupakan sebagai alat dalam menilai kinerja

suatu perusahaan termasuk kinerja puskesmas. Penggunaan sistem

informasi akuntansi manajemen yang berkualitas berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti bahwa kualitas

informasi akuntansi manajemen akan menghasilkan informasi yang tepat,

yang akan menghasilkan pengambilan keputusan yang terhindar dari

kesalahan sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan

(Dahtiah,2011).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan kualitas sistem

informasi akuntansi manajemen dalam penilaian kinerja perusahan

berdasarkan pendektan balanced scorecard, pada Puskesmas di Kabupaten

Bandung Barat dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Penerapan kualitas sistem inforrmasi akuntansi manajemen bertujuan untuk

memahami penerapan kualitas sistem inforrmasi akuntansi manajemen di

Puskesmas Kabupaten Bandung Barat. Penerapan kualitas sistem inforrmasi

akuntansi manajemen di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat termasuk pada

kriteria sangat baik. Hal ini di tunjukkan telah dilaksanakannya semua

indikator dalam penerapan kualitas sistem informasi akuntansi manajemen.

Dengan diterapkannya kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dapat

membantu operasional puskesmas dengan baik.

2) Penilaian kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan balanced scorecard

bertujuan untuk memahmai penilaian kinerja perusahaan berdasarkan

pendekatan balanced scorecard di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat.

Penilaian kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan balanced scorecard di

Puskesmas Kabupaten Bandung Barat termasuk kriteria sangat baik. Hal ini di

tunjukkan telah dilaksanakannya semua indikator dalam penilaian kinerja

puskesmas berdasarkan pendekatan balanced scorecard. Dengan dilakukannya.

93
94

penilaian kinerja puskesmas dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan

pelayanan kepada pelanggan

3) Hasil analisis menunjukakan penerapan kualitas sistem informasi akuntansi

manajemen dalam penilaian kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan

balanced scorecard di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat termasuk dalam

kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa Puskesmas di Kabupaten

Bandung Barat telah menerapkan sistem informasi akuntansi manajemen yang

berkualitas sebagai alat dalam menilai kinerja perusahaan termasuk kinerja

puskesmas.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka saran yang akan

disampaikan dalam penelitian ini yaitu :

5.2.1 Saran Operasional

1) Diharpkan semua Puskesmas di Kabupaten Bandung Barat menerapkan

kualitas sistem informasi akuntansi manajemen secara menyeluruh. Sehingga

operasional puskesmas dapat berjalan secara efektif dan efisiensi.

2) Dilakukannya evaluasi untuk meningkatkan atau mempertahankan kinerja

puskemas dalam pelayanan kepada pelanggan, sehingga dapat melihat

peningkatan efektifitas kinerja yang dilakukan oleh seluruh pegawai

puskesmas.

5.2.2 Saran untuk Peneliti Selanjutnya

1) Menggunakan judul yang sama dengan metode yang berbeda dan unit analisis

yang berbeda, sehingga terjadi pengembangan ilmu pengetahuan.


95

2) Mengkaji lebih dalam tentang penilaian kinerja puskesmas berdasarkan

indikator yang diterapkan Peraturan Mentri Kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R.N and V. Govindarajan. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen.


Terjemahan F.X Kurniawan Tjakrawala, Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:
Jakarta: Rineka Cipta.
Augustine, Lina Wiryana Yvonne. 2014. “Pengaruh Karakteristik Informasi
Sistem
Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan Variabel
Moderasi Strategi Bisnis, Perceived Environmental Uncertainty (Peu),
Ketidakpastian Tugas Dan Desentralisasi”
Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahtiah, Neneng. 2011. “Pengaruh Penggunaan Informasi Akuntansi
Manajemen
Terhadap Kinerja Perusahaan Berdasarkan PendekatanBalanced
Scorecard(Survei Pada Hotel Bintang Empat Dan Lima Di Kota
Bandung)”
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Cetakan Empat: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang.
Hansen, and Mowen, (2006). Akuntansi Manajemen, Accounting Management.
Jakarta: Salemba Empat.
Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 8. Jakarta: Salemba
Empat
Heidmann, Schäffer, and Strahringer. 2008. Information System Management
Exploring the Role of Management Accounting System in Strategic
Sensemaking.
Hoque, Zahirul. 2003. Strategic Management Accounting: Concepts, Process and
Issues, Second Edition. London: Spiro Press

96
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu

Kaplan, Roberts S., David P Norton. 2000. Transalating Strategy Into Action The
Balanced Scorecard. Erlangga: Jakarta.
Laudon & Laudon Yenni Carolina dan Rapina. 2015. “Pengaruh Budaya
Organisasi
dan Struktur Organisasi terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
serta Implikasinya pada Kualitas Informasi Akuntansi”
Lestari, Rini. 2015. ”Pengaruh Kompetensi Manajer, Budaya Organisasi, dan
Ketidakpastian Lingkungan Eksternal terhadap Kualitas Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen serta Dampaknya pada Kualitas Informasi
Akuntansi Manajemen”
Kristanto, Andri. 2008. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Gava
Media: Yogyakarta
Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia
Mcleod, Raymond dan George P.Schell. 2001. Sitem Informasi Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer untuk
Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Salemba Empat: Jakarta.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
Mulyato, Agus 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Nazir, Moh 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Edisi ke-1. Jakarta: Kencana
Prenademedia Group
Nurhayati, Nunung dkk. 2016. Statistik Penelitian dengan SPSS. Bandung:
UNISBA.

97
Payaman, Simanjuntak. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
Redi, Panuju. 1995. Komunikasi Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengembalian Keputusan
Manajemen. Jakarta: Grasindo
Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2010. Research Methode for Business A Skill
Building Approach (5th Edition). United Kingdom: John Wiley & Sons
Ltd.
Siregar, Baldric dkk. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Sudjana. 2000. Metode Statistika. Bandung: PT.Gramedia
Sudarsono, Heri. 2008. “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Karakteristik
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Puskesmas Kecamatan
Sumbermanjing Wetan di Malang” dalam Jurnal Aplikasi Manajemen,
Vol,8.
Sugiyono. 2012. Metode Peneliatian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
Suryani, Yulana Tri. 2016. “Implementasi Balanced Scorecard dalam Pengukuran
Kinerja Manajemen di Rumah Sakit”
Susanto dalam Puspitawati Lilis, Sri Dewi Anggradini. 2004. Sistem Informasi
Akuntansi. Graha Ilmu: Yogyakarta
Susanto. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Sutanta, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Graha Ilmu: Jakarta
Tika.2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Waskito, H.H, Anisykurlillah I, dan Murtini H. 2014. Penerapan Balanced
Scorecard sebagai Tolak Ukur pada RSUD Kota Semarang.

98
Weetman, Pauline. 2010. Management Accounting, 2nd Edition. New York:
Perason Prentice Hall
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif danPenelitian
Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group

99
LAMPIRAN 1
SURAT KESEDIAAN MIMBINGAN
SKRIPSI
LAMPIRAN 1
SURAT KESEDIAAN BIMBINGAN SKRIPSI
LAMPIRAN 2
BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI

LAMPIRAN 2
BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI
LAMPIRAN 3
SURAT KESATUAN BANGSA DAN
POLITIK

LAMPIRAN 3
SURAT KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
LAMPIRAN 4
SURAT DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT

LAMPRAN 4
SURAT DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
LAMPIRAN 5
KUESIONER DAN PENGANTAR
WAWANCARA
LAMPRAN 5
KUESIONER DAN PENGANTAR WAWANCARA

KUESIONER
ANALISIS PENERAPAN KUALITAS SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM
PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN
PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Bandung,Desember 2017

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di Tempat

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Bandung, saya:
Nama : Ai Evi
NIM : 10090114111
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VII
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “ANALISIS PENERPAN KUALITAS SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM PENILAIAN KINERJA
PERUSAHAAN BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED
SCORECARD”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i
untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja
Bapak/Ibu/Saudara/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian, sehingga kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika
penelitian.
Informasi yang di peroleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan
faktor kunci untuk mengetahui pengaruh kualitas sistem informasi akuntansi
manajemen,pengukuran kinerja perusahaan, dan data ini akan diolah oleh bantuan
komputer.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara/i atas
kesediannya meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Ai Evi

Peneliti
Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan sehubungan dengan kondisi-kondisi
yang berhubungan dengan analisis penerapan kualitas sistem informasi akuntansi
manajemen dalam penilaian kinerja perusahaan.
I. Identitas Responden
Berilah tanda ceklis (√) pada tempat jawaban yang tersedia, sesuai dengan
jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i yang dianggap benar.
1. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

2. Usia : 21 – 30 Tahun

31 – 40 Tahun

41 – 50 Tahun

> 51 Tahun

3. Lama Bekerja : 1 – 5 Tahun

6 - 10 Tahun

11 – 15 Tahun

> 15 Tahun

4. Pendidikan : D-I/D-II/D-III

S1

S2
S3
Lainnya
5. Jabatan :........................................................................................
II. Daftar Pertanyaan

Bacalah setiap pertanyaan yang ada, kemudian pilihlah jawaban sesuai


persepsi anda dengan memberikan tanda ceklis (√) pada setiap jawaban yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam setiap pertanyaan mengenai
kualitas sistem informasi akuntansi manajemen dan penilaian kinerja perusahaan
terdapat lima pilihan jawaban, yaitu :

1. Tidak pernah (TP), apabila pernyataan tidak pernah dilakukan sesuai


dengan keadaan sebenarnya.
2. Pernah (P), apabila pernyataan pernah dilakukan sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
3. Kadang – kadang (KD), apabila pernyataan kadang – kadang dilakukan
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
4. Sering (SR), apabila pernyataan sering dilakukan sesuai dengan
keadaan sebenarnya.
5. Selalu (SL), apabila pernyataan selalu dilakukan sesuai dengan keadaan
sebenarnya.
A. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Integration (Integrasi)

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi


Manajemen yang Bapak/Ibu
1.
gunakan terintegrasi secara
menyeluruh.

Setiap bagian dalam sub unit


organisasi mendapatkan informasi
2.
yang sama secara menyeluruh dan
terpadu.

Flexibility (Fleksibilitas)

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Aplikasi sistem informasi akuntansi


manajemen yang Bapak/Ibu
3.
gunakandapatberadaptasi dengan
pengguna.

Aplikasi sistem informasi akuntansi


manajemen yang Bapak/Ibu gunakan
4. mampumengakomodir setiap
perubahan kondisi organisasi
(Puskesmas).

Accessibility (Aksesibilitas)

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

5. Aplikasi sistem informasi akuntansi


manajemen yang Bapak/Ibu
gunakandapat diakses dengan mudah
sesuai kebutuhan pengguna.

Aplikasi sistem informasi akuntansi


manajemen yang Bapak/Ibu
6.
gunakandapatmenunjang pekerjaan
dan dapat di pahami dengan mudah.

Formalization (Formulasi)

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Semua tahapan-tahapan dalam


sistem yang Bapak/Ibu gunakan
7.
sudah sesuai dengan aturan yang
berlaku.

Media Richness (Kekayaan Media)

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Setiap sistem yang digunakan


8. Bapak/Ibu saat ini, memilik berbagai
alternatif media.

Sistem yang digunakan Bapak/Ibu


9. dapat menentukan cara yang mudah
dalam mempercepat komunikasi.

B. Penilaian Kinerja Puskesmas Berdasarkan Konsep Balanced Scorecard

Perspektif Keuangan

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)
Puskesmas menggunakan dana dari
1. pemerintah untuk memperbaiki dan
mengembangkan operasional puskesmas.

2 Puskesmas mempertanggungjawbkan dana


yang diperoleh dari pemerintah.
.

Puskesmas dapat memaksimalkan arus kas


3.
masuk.

Perspektif Pelanggan

TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Jumlah pasien Puskesmas mengalami


4.
kenaikan dari tahun ke tahun.

Pasien selalu dilayani dengan ramah,


lemah lembut sehingga menciptakan
5.
hubungan komunikasi yang baik dengan
pasien.

Puskesmas selalu mensosialisasikan


program-program terbaru pemerintah
6.
sehingga masyarakat tertarik untuk datang
ke puskesmas.

Ketersediaan dokter dan perawat dalam


melakukan pemeriksaan serta memberikan
7.
tanggapan atas keluh kesah pasien dengan
baik.

Puskesmas memberikan penanganan yang


8. sakit dengan cepat tanggap dan sesuai
prosedur.

Puskesmas melakukan identifikasi dan


9. menganalisis seputar biaya-biaya yang
harus dikelurkan oleh pelanggan.

Perspektif Proses Bisnis Internal


TP P KD SR SL
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Adanya inovasi atau cara untuk menarik


10. perhatian masyarakat agar rutin melakukan
pengecekan kesehatan.

Kinerja di masing-masing sub organisasi


puskesmas menitik beratkan pada efisiensi
11.
proses, konsistensi, ketaatan waktu dari
jasa yang diberikan kepada pelanggan.

Adanya kerjasama antar sub organisasi


12. puskesmas untuk memperlancar kinerja
puskesmas.

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

TP P KD SR S
No Pernyataan
(1) (2) (3) (4) (5)

Pelatihan atau training dilakukan secara


13. rutin kepada seluruh pegawai puskemas
dalam meningkatkan kinerja operasional.

Penambahan fasilitas alat kesehatan dan


14. tambahan bantuan tenaga medis untuk
menunjang kinerja operasional puskesmas.

Dilakukan pengembangan atau perbaikan


15.
dalam sistem informasi puskesmas.

Pemberian hadiah atau reward untuk


pegawaiyang berprestasi sehingga
16.
memotivasi pegawai lainnya untuk bekerja
dengan baik dan sesuai standar.

Menciptakan suasana kerja yang nyaman,


17.
menyenagkan dan kekelurgaan.
PENGANTAR WAWANCARA

Pertanyaan :

1. Apakah penerpan sistem infomasi akuntansi manajemen yang berkualitas

bisa digunakan di seluruh sub unit organisasi puskesmas ?

2. Apakah dengan dilakukannya penilai kinerja puskesmas dapat

memberikan pelayanan yang sesuai prosedur ?

3. Bagaimana pengelolaan dana yang diberikan oleh pemerintah dalam

operasional puskesmas ?
LAMPIRAN 6
TABULASI KUESIONER
LAMPIRAN 6
TABULASI KUESIONER

KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN


PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
Penerapan Good Corporate Governance (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4
4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5
4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA LENGKAP : AI EVI


NAMA PANGGILAN : EVI
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : BANDUNG, 06 APRIL 1996
ALAMAT : KP. CISALASIH RT 01/RW 05
DESA CIKIDANG, KECAMATAN
LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG
BARAT
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
NAMA AYAH : II INEN
NAMA IBU : ROSYATI
STATUS : MAHASISWA
NO HP : 085221719134
E-MAIL : eviai393@gmail.com
HOBI : TRAVELING
GOLONGAN DARAH :A
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SDN CISALASIH, TAHUN LULUS 2002
2. SMP MUTIARA 5 LEMBANG, TAHUN LULUS 2011
3. SMA ISLAM AL-MUSYAWARAH LEMBANG, TAHUN LULUS 2014
4. PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN 2014

RIWAYAT ORGANISASI :
1. ANGGOTA OSIS SMP MUTIARA 5 LEMBANG
2. ANGGOTA OSIS SMA ISLAM AL-MUSYAWARAH LEMBANG
3. BENDAHARA KARANG TARUNA MITRA ASIH
4. STAF KOMISI C DEWAN AMANAT MAHASISWA FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS UNISBA

BANDUNG, JANUARI 2018


HORMAT SAYA,

AI EVI

Anda mungkin juga menyukai