CABANG CIBINONG )
SKRIPSI
Disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
Syarief Husein
10121049
UNIVERSITAS TRILOGI
Program Pendidikan (Strata-1)
Jurusan Akuntansi
JAKARTA
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Disetujui oleh :
Pembimbing
ii
iii
iv
ABSTRAK
Penelitian ini adalah hasil dari observasi dan studi kasus dengan judul
Analisis Kesesuaian Penerapan Akuntansi pada Produk Pembiayaan atas Perjalan-
an Ibadah Haji di Perbankan Syariah Dengan PSAK 107, (Studi Kasus pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong). Penelitian ini bertujuan untuk mem-
berikan informasi mengenai perlakuan akuntansi pada produk pembiayaan atas
perjalanan ibadah haji di perbankan syariah, terutama pada produk pembiayaan
Dana Talangan Haji di Bank Syariah Mandiri.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada skripsi ini adalah teknik
observasi dan telaah dokumen yang dianalisa dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif serta ditunjang dengan beberapa literatur terkait untuk mem-
perkuat teori yang relevan dengan fakta di lapangan mengenai penerapan perilaku
akuntansi pada produk pembiayaan atas perjalanan ibadah haji di perbankan syari-
ah, terutama pada produk pembiayaan Dana Talangan di Haji Bank Syariah Man-
diri Kantor Cabang Cibinong.
Kata Kunci : Produk pembiayaan Dana Talangan Haji, qardh, ijaraah, PSAK 107.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahman nirrahim.
alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT pemilik seluruh semes-
ta alam yang tidak pernah berhenti memberikan berjuta nikmat kepada umatnya.
yang telah memudahkan segala urusan, karena berkat rahmat dan karunia serta
kasih sayangNya pada akhirnya penulis diberikan izin untuk sampai ke tahap ini
dan dapat menyelesaikan tanggung jawab penulis dalam penulisan skripsi untuk
keluarga, sahabat dan pengikut yang setia sampai akhir zaman. Penulis menyadari
Akuntansi pada Produk Pembiayaan atas Perjalanan Ibadah Haji di Perbankan Sya-
riah dengan PSAK 107, (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibinong) bukan hanya karena usaha keras dari penulis sendiri, akan tetapi tak
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berjasa membantu penulis serta
vi
tahap penyelesaian skripsi ini. Terutama penulis menghaturkan terimakasih sebe-
sar-sebesarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., selaku Rektor Universitas Trilogi.
2. Ibu Muyassaroh, S.E., Ak., M.M., CA., selaku Ketua Prodi Akuntansi dan se-
bagai dosen pembimbing pengganti serta salah satu orang yang memiliki
3. Almarhum Bapak Anton, S.E., MBA., selaku dosen pembimbing sampai dengan
tanggal 6 Desember 2015, terima kasih banyak saya haturkan kepada bapak An-
ton karena jika tanpa bantuan beliau, saya tidak dapat sampai ke persiapan
sidang skripsi. Istirahat dengan tenang pak, mahasiswa bapak yang satu ini su-
4. Ibu Lely Dahlia, S.E., M.Ak., selaku dosen akuntansi yang sangat membantu
mahasiswanya.
5. Babah Salim dan Mimi Syifa, dede Jafar serta keluarga Al-Athosiyah yang da-
lam hal ini sangat membantu serta memberikan dorongan moral serta doa kepada
6. UKM Basket Trilogi dan Protokoler yang memberikan semangat kepada penulis
7. Terima kasih juga kepada Bang Stanley, Regih Wijaya, Ramses Alvin Syarif,
Reza Enokesti Munthe, Agatha Sonya Sekar Ningrum dan yang lainnya karena
vii
8. Teman-teman seperjuangan Bronze Basketball Brotherhood, Tim D dan Mas
Acil, serta Keluarga Masa Gitu yang memberikan semangat dan memacu untuk
9. Shella Handayani Bisla, Elvira Denisya dan Dhefrie Noviarief yang memberikan
semangat dan saran yang memacu semangat dari penulis untuk cepat selesai
sidang.
skripsi ini masih belum sempurna dan luput dari perhatian penulis, baik itu dari
bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karna itu, dengan
segala kekurangan dan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik serta
saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini kedepannya.
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membaca. Terima
Syarief Husein
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ix
2.1.1 Penelitian terdahulu ........................................................................... 15
2.2.3 Hukum dan akad dari pembiayaan talangan atas perjalanan ibadah haji
29
x
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................... 83
PSAK 107........................................................................................... 96
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Visi dan Misi serta Nilai Budaya Bank Syariah Mandiri ................ 75
Tabel 4.8 Analisa Pembiayaan Dana Talangan Haji untuk Bapak Apud ........ 89
Tabel 4.9 Skim Ijaraah Pembiayaan Dana Talangan Haji untuk Bapak
Apud ................................................................................................ 91
Tabel 4.12 Rincian Pembiayaan Setoran Awal BPIH untuk Bapak Apud ........ 94
Neraca ..............................................................................................114
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Proses Akad dan Pencairan Talangan Haji Regular ................... 124
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang dapat dikatakan paling sulit un-
tuk dikerjakan serta ditunaikan oleh seluruh umat Islam jika dibandingkan dengan
rukun Islam yang lainnya. Hal ini dikarenakan ibadah haji merupakan ibadah yang
bernilai suci dan sakral serta dimensinya mencakup implementasi ruang vertical
berbagai aspek kehidupan dari setiap individu penganut agama Islam. Menurut
tal, kesanggupan ilmu agama serta yang terakhir ialah kesanggupan dari segi finan-
Dana yang dibutuhkan untuk memenuhi perjalanan ibadah haji kerap kali
menjadi persoalan mendasar bagi setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia,
tidak luput juga umat muslim di Indonesia yang mayoritas penduduknya memeluk
agama Islam. Sebagaimana tercatat di laporan dari lembaga riset dunia Pew Re-
menyentuh presentase diangka kurang lebih sekitar 87.2% dari total keseluruhan
lang yang sangat besar bagi umat muslim untuk menjalankan serta menunaikan
ibadah haji.
1
Tidak dapat dipungkiri pula pada akhirnya banyak dari umat muslim mera-
Talangan Haji yang ditawarkan oleh perbankan syariah. Maka melalui fatwa De-
lunasan setoran awal Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) oleh lembaga keuangan
perbankan syariah, ini dapat membuka kesempatan bagi perbankan syariah untuk
mengeluarkan produk perbankan baru yang didesain khusus dengan bertujuan un-
tuk membantu umat Islam di Indonesia agar dapat memenuhi serta menunjang
maka mulai banyak ditawarkannya produk baru oleh perbankan syariah yang
didesain khusus dengan mengedepankan fasilitas Dana Talangan Haji yang dapat
Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPS-BPIH) jika sudah mencukupi nominal setoran
awal yang ditetapkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia sebagai tahap
2
awal untuk proses perencanaan perjalanan ibadah haji, salah satu perbankan syariah
yang menawarkan produk pembiayaan atas perjalanan ibadah haji ialah Bank Sya-
riah Mandiri.
No: D/303 Tahun 2013, pada eksistensinya Bank Syariah Mandiri di dalam dunia
perbankan syariah maupun konvensional sudah tidak dapat diragukan lagi bah-
wasanya Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu dari perbankan syariah terso-
hor serta elite yang dimiliki oleh Indonesia, tidak hanya itu Bank Syariah Mandiri
pun juga termaksud kedalam salah satu dari bank syariah yang diberikan ke-
Syariah Mandiri dipilih sebagai salah satu BPS-BPIH ialah Bank Syariah Mandiri
dapat mencakup wilayah pelayanan yang sangat luas dikarenakan memiliki banyak
kantor Cabang serta kantor Cabang pembantu. Salah satu dari kantor Cabang dari
Bank Syariah Mandiri adalah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong yang
Produk pembiayaan atas perjalanan ibadah haji yang ditawarkan oleh Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong lebih dikenal oleh masyarakat, calon
nasabah maupun nasabah Bank Syariah Mandiri dengan istilah Pembiayaan Dana
Talangan Haji dikemas dalam bentuk produk Tabungan Haji Mabrur yang di da-
lamnya memiliki fasilitas produk pembiayaan Dana Talangan Haji, didesain untuk
3
memberikan kemudahan bagi nasabahnya dalam memenuhi permasalahan
Produk Dana Talangan Haji yang ditawarkan oleh pihak Bank Mandiri
menggunakan akad qardh wal ijaraah yang merupakan pengaplikasian dari salah
satu produk akuntansi syariah pada pembiayaan multijasa dari penggabungan akad
qardh (hutang-piutang) dengan akad ijaraah (jual-beli) yang didesain khusus untuk
bah jumlah nominal dari tabungan nasabah yang nantinya bila sudah mencapai
nominal yang sudah ditentukan, akan disetorkan kepada Kementrian Agama se-
bagai setoran awal BPIH untuk mendapatkan porsi/seat nomor keberangkatan haji,
agar nasabah calon jamaah haji tersebut dapat mengetahui mengenai jadwal keber-
angkatannya.
Dana Talangan Haji maka memungkinkan pihak Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibinong dapat mengajukan ujra sebagai imbalan atas jasa kepengurusan
dan penyelenggaraan serta pembiayaan atas perjalanan ibadah haji nasabah yang
4
Dalam pengaplikasiannya akad pembiayaan multijasa tersebut ternyata
memiliki perbedaan sebagai berikut :
1. Pada awal pemberian pembiayaan atas perjalanan ibadah haji pihak Bank Syari-
kepada pihak nasabah, dalam kasus ini akad yang digunakan oleh pihak Bank
piutang).
pihak bank mengajukan akad atau kesepakatan imbalan atas jasa dengan jasa
Dana Talangan Haji yang telah diberikan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kan-
akad qardh.
tersebut sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak jika dilihat dari sisi pihak nasa-
bah, nasabah diberikan kemudahan dan dibantu dalam memenuhi kekurangan dana
agar dapat memenuhi quota setoran awal BPIH, tanpa perlu khawatir menunggu
waktu yang sangat lama atau khawatir dana yang telah terkumpul akan terpakai
untuk hal yang lain, dikarenakan produk pembiayaan ini terdapat di dalam produk
Tabungan Haji Mabrur yang tidak dapat dicairkan dalam bentuk apapun tanpa
5
Terkecuali setelah penandatanganan surat pembatalan keberangkatan iba-
dah haji oleh nasabah, dana tersebut dapat dicairkan dan dikenai pemotongan ad-
ministrasi sesuai dengan peraturan pihak bank. Setelah penandatanganan akad ter-
sebut dilakukan, selanjutnya dana talangan atas proses pembiayaan perjalanan iba-
dah haji akan segera dicairkan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
besarnya nominal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak sebelumnya.
Dana yang telah dicairkan kedalam rekening nasabah seperti yang sudah
dijelaskan pada alinea sebelumnya, tidak bisa dicairkan dengan alasan apapun atau
dengan kata lain dana talangan tersebut dibekukan oleh pihak bank hingga batas
quota maksimal dari setoran awal BPIH telah terpenuhi, dan jika quota tersebut
sudah terpenuhi, dana tersebut akan langsung dipindahbukukan oleh pihak bank
bungan Haji Mabrur nasabah hanya tersisa saldo awal buka rekening Tabungan
Haji Mabrur.
Akhirnya nasabah tidak perlu khawatir jika dananya akan terpakai untuk
hal yang tidak perlu ataupun terpotong karena hal lainnya, tidak hanya fasilitas
pembiayaan Dana Talangan Haji yang dapat dinikmati oleh nasabah pada
6
Nasabah pun dapat merasakan privilege lainnya dari produk Tabungan
Haji Mabrur yaitu kepengurusan mengenai administrasi perjalanan ibadah haji yang
meliputi tiket pesawat, kamar penginapan selama menjalankan ibadah haji, ako-
modasi dan transportasi di Kerajaan Arab Saudi serta berbagai macam kelengkapan
selama menunaikan ibadah haji seperti; pelatihan manasik haji, souvernir dan se-
bagainya sudah diurus oleh pihak Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong.
lumnya, pihak Bank Syariah Mandiri pun dalam hal pelayanan ini menyediakan
layanan manasik di beberapa mitra Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang
serta tingginya antusiasme dari nasabah terhadap produk Tabungan Haji Mabrur
pembiayaan multijasa qardh wal ijaraah yang terdapat di dalam pada produk
Tabungan Haji Mabrur tersebut, dengan menyusun dan mendesain penelitian yang
BANKAN SYARIAH DENGAN PSAK 107, ( Studi Kasus pada Bank Syariah
7
1.2 Rumusan Masalah
atas perjalanan ibadah haji di Tabungan Haji Mabrur Bank Syariah Mandiri
langan Haji atas perjalanan ibadah haji di Tabungan Haji Mabrur Bank Syariah
ibadah haji di dalam Tabungan Haji Mabrur Bank Syariah Mandiri Kantor
perjalanan ibadah haji di dalam Tabungan Haji Mabrur Bank Syariah Mandiri
1. Sebagai bahan masukan bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Cibinong bagaima-
2. Mendapatkan solusi yang tepat terhadap perlakuan akuntansi pada produk pem-
biayaan perjalanan ibadah haji yang sesuai berdasarkan dengan PSAK 107
8
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
ya pada produk dana pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Cibinong, yaitu ada pada produk Tabungan Haji Mabrur. Penelitian
dilakukan untuk melihat kegiatan perlakuan akuntansi pada produk Dana Talangan
Haji di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong serta penelitian juga mem-
perhatikan beberapa fatwa DSN-MUI serta PSAK yang berhubungan dengan akad
yang digunakan pada produk pembiayaan Dana Talangan Haji atas penyeleng-
garaan dan kepengurusan perjalanan ibadah haji nasabah di Bank Syariah Mandiri
Batasan masalah pada penilitian ini dibuat agar penelitian bisa terfokus
kepada rumusan masalah yang ada penilitian ini. Adapun pembatasan masalah
biayaan perjalanan ibadah haji pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibi-
situasi dan pengaplikasian produk pembiayaan perjalanan ibadah haji di Bank Sya-
riah Mandiri Kantor Cabang Cibinong dengan melihat skim ijaraah pada produk
9
1.5 Metode Penelitian
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk dapat meng-
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong apakah sudah sesuai dengan pen-
Data yang digunakan penulis pada penyusunan skripsi ini adalah data
kualitatif yaitu penggunaan data nominal yang berarti analisa kelayakan pemberian
dana talangan kepada nasabah, serta penggunaan data ordinal yaitu, skema dan alur
dari pemberian sampai dengan pencairan Dana Talangan Haji di Bank Syariah
Data-data tersebut bersumber dari data primer yang berupa brosur dan ket-
erangan dari pihak bank serta data sekunder berupa Standar Operasional Prosedur
Bisnis (SOPB) Dana Talangan Haji, handout slide mengenai pengenalan Dana
Talangan Haji Bank Syariah Mandiri kepada nasabah serta data penunjang yang
Kantor Cabang Cibinong yang berlokasi di Ruko Graha Cibinong blok D No. 1-2.
Jln. Raya Bogor Km. 43, Cibinong. Bogor, Jawa Barat. Telepon/faximile : (021)
10
4. Teknik pengumpulan data yang digunakan.
b. Teknik observasi.
c. Teknik dokumentasi.
d. Studi kepustakaan.
e. Studi literatur.
f. Surver lapangan.
pengambilan dan pengumpulan data hingga pengolahan data agar output yang
11
1.6 Kerangka Berfikir
nasabah penyajian
Tabungan
Haji pengakuan
Mabrur
Perilaku
akuntansi
Bank Sya-
SISKOHAT riah Man- pengukuran
diri
12
1.7 Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN.
permasalahan sebagai tahap pembukaan pada penulisan skripsi ini sehingga dapat
menjabarkan latar belakang dari masalah yang diangkat oleh penulis dan
han. Selanjutnya pada bab pendahuluan juga membahas tujuan dan manfaat metode
penelitian dari penelitian serta terdapat sistematika dan kerangka berfikir yang
Bab landasan teori ini penulis memaparkan mengenai beberapa macam te-
ori yang relevan dengan masalah yang diangkat oleh penulis. Ada beberapa poin di
dalam bab landasan teori yaitu, kerangka teori dari penelitian, tinjauan pustaka
yang didesain agar dapat diterapkan pada data-data yang ada untuk memperoleh
teori yang relevan serta berkesinambungan demi kelancaran penyusunan dari lan-
Bab landasan teori ini mengandung beberapa teori yang bertujuan untuk
multijasa, pokok teori mengenai produk pembiayaan ibadah haji di lembaga keu-
angan syariah serta teori mengenai tanggapan dan isu-isu perbankan syariah
13
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.
Cabang Cibinong meliputi visi dan misi serta beberapa data pendukung seperti
produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan nilai budaya dari Bank Syariah Man-
dan membahas mengenai poin-poin permasalahan yang diangkat oleh penulis untuk
diteliti, meliputi; perlakuan akuntansi yang digunakan pada produk Dana Talangan
Haji dengan PSAK 107 dengan ditunjang dengan beberapa hukum dan aturan yang
berlaku serta fatwa pendukung yang relevan dengan permasalahan pembiayan Dana
Talangan Haji ibadah haji yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah.
BAB V : KESIMPULAN.
Bab terakhir ini berisikan kesimpulan dan saran oleh penulis atas analisa
serta pembahasan dari topik permasalahan yang diangkat oleh penulis pada skripsi
ini, yang diharapkan dapat menjadi opini yang relevan dan dapat diverifikasi.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
dilakukan oleh penulis berbeda dan belum dilakukan oleh penulis lain sebelumnya
atau dapat dimaksudkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis bebas dari
tindakan plagiatisme.
atas Perjalanan Ibadah Haji di Perbankan Syariah Dengan PSAK 107, ( Studi Kasus
pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong ). Dengan subjek penelitian
pertimbangan bagi penelitian ini, salah satu dari penelitian terdahulu tersebut ada-
Bank Syariah Mandiri Cabang Malang, ditulis oleh Nur Uyun (2010). Berisikan
bahwa Prinsip penyaluran dana (akad) pembiayaan Dana Talangan Haji yang di-
jalankan Bank Syariah Mandiri Cabang Malang dalam prakteknya, bank tidak
15
mengambil keuntungan dari akad qardh tetapi mendapatkan upah jasa (fee/ujra)
Bank Syariah Mandiri Cabang Ungaran Semarang, ditulis oleh Nur Saadah
(2013). Berisikan bahwa ada beberapa kendala dalam proses pemasaran dari
dan belum teralu mengetahui manfaat yang didapat dari pembiayaan Dana Ta-
langan Haji tersebut. Serta ujra yang di ajukan oleh pihak bank teralu tinggi
3. Skripsi yang berjudul : Analisis Produk Talangan Haji Mabrur pada Bank Sya-
bahwa pembiayaan Dana Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri Semarang
dalam pelaksanaannya menggunakan dua jenis akad yaitu akad qardh dan akad
ijaraah. Akad qardh digunakan dalam pemberian Dana Talangan Haji, sementa-
ra itu akad ijaraah digunakan dalam mengurusi pendaftaraan haji melalui online
Haji pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Painan, ditulis oleh Yola Sari Sar-
16
5. Skripsi yang berjudul : Pelaksaan Pembiayaan Talangan Haji di Bank Syariah
menggunakan dua akad sekaligus, yaitu akad qardh dan akad ijaraah. Akad
qardh digunakan untuk pemberiaan dana talangan kepada nasabah, dan akad ija-
haji secara online melalui sistem komputerisasi haji terpadu (SISKOHAT), dan
6. Skripsi yang berjudul : Pelaksanaan Dana Talangan Haji pada PT. Bank Syari-
qardh yang artinya adalah akad penalangan dana dari bank dari bank kepada na-
sabah untuk menutupi kekurangan dana, dalam hal ini adalah Dana Talangan
7. Skripsi yang berjudul : Perlakuan Akuntansi Tabungan Haji pada Bank Mega
tabungan haji pada Bank Syariah Mega Cabang Surabaya digolongkan kepada
tabungan mudharabah yang disajikan pada kolom passiva yang sudah sesuai
langan haji syaratnya sangatlah mudah, yaitu cukup meninggalkan lembar per-
17
tama setoran awal BPIH dan buku asli Tabungan Haji Mabrur saja sudah dapat
Haji.
wasanya penelitian ini dilakukan oleh penulis sendiri tanpa melakukan tindakan
penjiplakan atau memindahkan isi dari penelitian yang ada kedalam penelitian ini,
adapun penelitian ini memfokuskan dan menitikberatkan data yang relevan dengan
perlakuan akuntansi di Tabungan Haji Mabrur Bank Syariah Mandiri yang di da-
lamnya terdapat fasilitas pelayanan Dana Talangan Haji yang dibandingkan dengan
ijaraah, yang dalam kasus ini merupakan salah satu akad yang digunakan dalam
fasilitas pelayanan dana talangan atas ibadah haji yang ditawarkan oleh Bank Sya-
bahwasanya teori yang digunakan pada penelitian ini dapat lebih relevan dengan
1. Literatur pendukung yang berjudul : Dana Talangan Haji (Fatwa DSN dan
Praktek di LKS), disusun oleh Syamsul Hadi dan Widyarini (2011), dipub-
langan Haji sesuai dengan fatwa DSN-MUI dan prakteknya di lembaga keu-
18
2. Literatur pendukung yang berjudul : Diferensiasi Produk Talangan Haji pada
Bank Syariah Mandiri Cabang Jember, disusun oleh Nelfia Syafitri, Sugeng
Iswono dan Suhartono (2013), dipublikasikan untuk pribadi pada Artikel Ilmiah
Hasil Penelitian Mahasiswa. One day service merupakan hasil dari evaluasi yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri pada produk Dana Talangan Haji dan juga
merupakan excellent value dari Bank Syariah Mandiri Cabang Jember untuk
Haji pada Perbankan Syariah, disusun oleh Erni Susana dan Diana Kartika
(2013), dipublikasikan oleh Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 17. Berisikan
bahwa jelas akad yang digunakan dalam pembiayaan talangan yang diberikan
oleh perbankan syariah adalah dua akad yaitu akad Al-ijaraah dan akad Al-
qardh.
oleh Faisal Fani Nasution (2013), dipublikasikan oleh Jurnal Hukum Ekonomi.
Berisikan bahwa pembiayaan talangan ini dijamin dengan deposit yang dimiliki
dipinjamkan dalam jangka waktu tertentu. Atas jasa peminjaman Dana Talangan
Haji ini, bank syariah tersebut memperoleh imbalan (fee/ujra) yang besarnya
5. Literatur pendukung yang berjudul : Studi Evaluasi atas Dana Talangan Haji
Produk Perbankan syariah di Indonesia, disusun oleh Sopa dan Siti Rahmah
19
(2013), dipublikasikan oleh Ahkam: Vol. XIII, No. 2. Berisikan bahwa Dana Ta-
langan Haji yang menjadi salah satu produk pembiayaan pada perbankan syariah
yang mempunyai landasan syariah berupa fatwa DSN yang diperkuat oleh ijma
ulama komisi fatwa seluruh Indonesia. Fatwa tersebut merujuk pada ayat-ayat
dan hadist Nabi Muhammad SAW. Serta qawaid fiqiyyah yang menjadi dasar
transaksi ijaraah dan qardh. Hal ini mencerminkan pendapat mayoritas ulama
Indonesia. Oleh karna itu, Dana Talangan Haji mempunyai landasan syariah
Pembiayaan di bank syariah adalah suatu proses mulai dari analisis ke-
layakan pembiayaan sampai pada realisasinya, dan setelah realisasi dari pem-
atau barang modal dengan cara menarik dana secara langsung dari masyarakat.
antara bank dengan pihak lain atau dengan nasabah yang mewajibkan pihak yang
20
telah diberikan pembiayaan ataupun dibiayai oleh pihak bank untuk mengembali-
kan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu yang telah disepakati bersama
ataupun yang telah disetujui bersama dengan imbalan atas jasa ataupun bagi hasil.
Dengan adanya pembiayaan atas jasa yang legal pada lembaga keuangan
serta perbankan syariah dengan menggunakan sistem yang tepat, maka pengaplika-
sian dan realisasi dari kegiatan pembiayaan atas jasa tersebut dapat dicontohkan
pembiayaan atas jasa pada pembiayaan talangan setoran awal BPIH untuk keber-
biaya ibadah haji yang dibebankan kepada nasabah, melainkan hanya membantu
melayani nasabah dengan menalangi setoran awal dari BPIH tidak kurang tidak
lebih dan hanya menerima pelunasan dari jasa sebesar nominal yang sudah diberi-
kan, serta pihak bank berhak mengajukan ujra kepada nasabah sebagai imbalan
atas jasa yang nominalnya sudah ditentukan dan disetujui oleh kedua belah pihak.
Besarnya jumlah dari imbalan atas jasa tersebut bukan semata-mata se-
bagai riba atau bunga tetapi besarnya jumlah tersebut adalah imbalan atas jasa
kepengurusan perjalanan ibadah haji yang telah dilakukan oleh pihak bank untuk
lebih cepat.
21
2. Pengertian talangan atas pembiayaan ibadah haji
terdiri dari beberapa kata, yaitu pembiayaan, talangan dan ibadah haji itu sendiri.
serta sejarah singkat dari ibadah haji, namun pada pengertian pembiayaan secara
luas berarti financing atau pembelanjaan yang berarti pendanaan yang dikeluarkan
untuk mendukung investasi yang telah atau sudah direncanakan, baik dilakukan
untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh pihak atau instansi yang lain.
danaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah dengan
dah haji adalah salah satu kegiatan pendanaan yang dilakukan oleh pihak bank
melalui pendanaan atas kepengurusan dari ibadah haji yang pada alinea sebelumya
sudah dijelaskan bahwa pembiayaan atas kepengurusan ibadah haji tersebut ruang
lingkupnya hanya sampai setoran awal dari BPIH yang ditalangi oleh pihak bank,
selanjutnya nasabah hanya akan melunasai total pembiayaan BPIH dan mencicil
tersebut, sehingga pembiayaan dari talangan atas perjalanan ibadah haji tersebut
tidak meninggalkan beban bagi nasabah atau calon jamaah haji (Franedya dan
Dwiantika, 2012).
22
b. Pengertian talangan haji
jalanan ibadah haji oleh lembaga keuangan dan perbankan syariah yang pada pen-
rusan dari perjalanan ibadah haji, namun pada dasarnya definsi dari talangan itu
sendiri adalah pemberian pinjaman uang atau membelikan barang dengan pem-
bayaran di belakang.
Talangan juga bisa dikatakan sebagai perantara dalam jual beli, sedangkan
menalangi adalah memberi pinjaman uang untuk membayar sesuatu atau mem-
talangan sama dengan bail yang artinya seseorang yang menerima harta milik orang
lain dibawah suatu bailment contract, dan bertanggung jawab atas kontrak itu untuk
memelihara harta milik itu dan mengembalikannya dalam keadaan baik dan utuh
Pengertian talangan bisa diartikan lend dalam bahasa Inggris yaitu, mem-
berikan sesuatu yang berharga kepada orang lain, selama jangka waktu tertentu atau
tidak yang tertentu, tanpa memberikan atau melepaskan hak miliknya, dan tetap
mempunyai hak untuk meminta kembali barang yang semula itu atau yang sepadan
dengan itu.
23
Orang yang lends atau meminjamkan mesin atau tanah, misalnya dapat
mengharapkan kembalinya harta milik yang semula itu, akan tetapi orang yang
jadi pembiayaan talangan atas perjalanan ibadah haji merupakan pembiayaan yang
difasilitasi oleh pihak bank syariah dimana nasabah atau calon jamaah haji diberi-
kan dana talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan ibadah haji
dah haji. Pinjaman tersebut berbentuk pembiayaan yang menggunakan dua akad,
salah satu akad tersebut adalah pembiayaan qardh dan akad yang satu lagi adalah
nomor keberangkatan ibadah haji dan pada saat pelunasan atas dana talangan yang
sudah diberikan oleh bank syariah untuk melunasi setoran awal BPIH, dana dari
nominal pada pembiayaan talangan yang telah diberikan dalam jangka waktu ter-
tentu. Atas jasa dari pembiayaan tersebut, pihak bank syariah memperoleh imbalan
24
atas jasa atau fee/ujra yang besarnya tidak didasarkan pada jumlah dana yang dita-
tidak hanya mengundang banyak dukungan dikalangan nasabah calon jamaah haji,
a. Biaya ujra yang mahal, sangat bervariasi dan ada yang dikaitkan dengan
c. Ujra dikenakan atas ijarah barang sewaan yang tidak diberikan oleh bank.
Dari isu yang berkembang maka ASBISINDO (Asosiasi Bank Syariah In-
isu tersebut melalui beberapa kategori dari isu yang beredar. Berikut ini merupakan
25
1. Isu istithaah. Penerima Dana Talangan Haji Memenuhi Syarat Istithaah.
a. Al-Quran Al-Karim
b. Menurut banyak ulama, boleh berhaji dengan berhutang, bahkan yang dilu-
nasi setelah kembali dari haji. Sementara, Dana Talangan Haji harus lunas
Mekah, walaupun dengan menjual sesuatu, baik itu berupa binatang ter-
nak, pekarangan, kitab-kitab ilmu, alat & perkakas dan sejenisnya, dan
29).
ii. Siapapun yang tidak dapat naik haji kecuali dengan berhutang dan ia
vol II, p.505. Syaikh Khalil, satu diantara sekian ulama mazhab Maliki).
iii.Bila seseorang tidak memiliki harta sehingga tidak dapat naik haji
tidaklah mengapa ia meminjam harta atau meminta harta orang lain lalu
berhaji dengan harta tersebut. (Al-Tamhiid, vol IX, p.135. Sufyan Al-
26
iv. Boleh berhutang untuk menunaikan ibadah haji bila sudah wajib untuk
menunaikan ibadah haji. (Hasyiah Ibnu Abidin, vol II, p.457. Imam Ibnu
c. Isu antrian Dana Talangan Haji tidak menjadikan antrian haji semakin
panjang.
i. Talangan haji tidak membuat orang yang tidak mampu mendahului orang
yang mampu, karena orang yang menerima talangan juga adalah orang
yang mampu.
iv. Antrian yang panjang memberikan sumber dana murah bagi pemerintah
Indonesia.
profesional.
27
d. Isu praktek perbankan
Tabel 2.1
No Item Penjelasan
ujra
ii. Biaya ujra tidak mahal bila dibandingkan dengan Kredit Tanpa Anggunan
iii. Jangka waktu talangan haji masih lebih pendek dari masa tunggu
keberangkatan haji.
sudah sesuai dengan fatwa. Pelaku industri yang menyimpang (praktek taalluq
dalam ujra dan akad), atau melakukan praktek tidak sehat (tidak melakukan
28
2.2.3 Hukum dan akad dari pembiayaan talangan atas perjalanan ibadah haji
gurusan perjalanan ibadah haji adalah keputusan dari fatwa DSN-MUI No.
angan syariah. Dalam isi dari fatwa tersebut pada poin ke empat disebutkan bah-
wasanya apabila diperlukan, maka Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat mem-
kan sebuah transaksi (akad), maka harus dilaksanakan melalui ijab dan qabul yang
jelas sebagaimana kegiatan jual-beli, dengan menggunakan lafal qardh atau yang
sepadan dengannya.
Adapun contoh yang menjadi rukun dan syarat dalam qardh adalah se-
bagai berikut :
1. Aqidain adalah para pihak yang melakukan akad. Sebagai pelaku dari suatu
tindakan hukum tertentu, yang dalam ini tindakan hukum akad (perikatan) dari
sudut hukum yang akan menjadi subjek hukum. Sedangkan subjek hukum se-
bagai pelaku perbuatan hukum yang seringkali diartikan sebagai salah satu pihak
29
a. Aqil (berakal) adalah orang yang bertransaksi haruslah berakal sehat, bukan
orang gila, terganggu akalnya, ataupun kurang akalnya karena masih dibawah
bertransaksi.
c. Mukhtar (bebas dari paksaan) adalah hal ini berarti para pihak harus bebas
syahnya pemberian hutang ini bahwa pemberian hutang adalah orang yang
d. Maqud Alaihi adalah benda yang menjadi objek perjanjian mengenai hutang
piutang. Benda yang menjadi objek harus mal mutaqaqqin. Mengenai jenis
harta benda yang dapat menjadi objek hutang piutang terdapat perbedaan
tang piutang hanya berlaku pada benda-benda al-qimiyyat tidak syah dijadi-
kan objek hutang piutang, seperti hasil seni. Adapun syarat barang yang dihu-
tangkan adalah berbentuk barang yang dapat diukur atau diketahui dari
jumlah maupun dari nilainya. Tujuannya adalah agar pada waktu pembayaran
tidak menyulitkan. Sebab dalam pembayaran hutang harus sama jumlah atau-
pun sama dengan nilainya tidak ada tambahan dari jumlah ataupun nilainya
serta nilai dari barang tersebut yang diterima pada saat muqtaridh berhutang.
30
dari hutang dan piutang tersebut menjadi legal dan tidak menjadi bias. Syarat-
syarat dari kegiatan hutang dan piutang tersebut adalah sebagai berikut :
yang objeknya tidak ada adalah batal hukumnya. Hal ini didasarkan pada
ii. Dibenarkan oleh syariah maksud dasarnya adalah, benda-benda yang men-
jadi objek dari perikatan haruslah memilik nilai dan manfaat bagi manusia.
keras atau darah dianggap tidak memiliki nilai dan manfaat bagi manusia.
iii. Harus jelas dan dikenali maksudnya adalah suatu benda yang menjadi ob-
jek perikatan harus memiliki kejelasan dan diketahui oleh aqid. Hal ini di-
objek itu berupa barang, maka benda-benda tersebut harus jelas dalam
keadaaannya.
31
yang telah disepakati sebelumnya, objek perikatan berada dalam
2. Sighat aqad, pada prinsipnya makna atau esensi akad adalah kesepakatan dua
bentuk akad (sighat aqad). Sighatul-aqad adalah suatu ungkapan para pihak
yang melakukan akad berupa ijab dan qabul. Sighatul-aqad merupakan unsur
akad yang penting, bahkan dalam pandangan fuqaha Hanafiyah, suatu akad ada-
lah identik dengan sighat nya. Sighat aqad sesungguhnya merupakan ekspresi
pihak atas hak dan kewajiban yang ditimbulkan dari perikatan akad. Adapun
pengertian ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang di-
menerimanya. Oleh karena itu, ijab dan qabul harus dapat dipahami atau dapat
mengantarkan kepada maksud kedua belah pihak untuk mencapai apa yang
mereka kehandaki. Ijab dan qabul itu dilakukan dengan maksud untuk menun-
jukkan adanya suka rela dan timbal balik, terhadap perikatan yang dilakukan
oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Agar terhindar dari kesalahpahaman
menurut Hasbi As-Syiddiqie mengemukakan tiga hal yang sepatutnya perlu un-
32
c. Harus menggambarkan kesungguhan kemauan dari pihak-pihak yang ber-
sangkutan.
Sedangkan ijab dan qabul dapat dilaksanakan dengan empat cara, keempat
1. Lisan, para pihak dapat mengungkapkan apa yang dikehendaki dalam bentuk
perkataan yang jelas dalam bentuk ijab dan qabul yang dilakukan oleh muqridh
dan muqtaridh.
2. Tulisan, hal ini dapat dilakukan oleh para pihak yang tidak bisa bertemu secara
katan tersebut dapat pula dilakukan melalui cara ataupun perbuatan saja, tanpa
pembiayaan ijaraah.
1. Pembiayaan ijaraah.
pemindahan hak guna/manfaat atas suatu asset dalam waktu tertentu dengan pem-
bayaran sewa (ujra) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan asset itu
sendiri.
Adapun berdasarakan kodifikasi produk dan aktivitas bank umum dan unit
usaha syariah merujuk surat edaran otoritas OJK nomor 36/SEOJK.03/2015 per-
33
a. Bank bertindak sebagai pemilik dan/atau pihak yang mempunyai hak pen-
guasaan atas barang sewa baik berupa barang atau jasa, yang menyewakan
b. Bank melakukan analisis atas permohonan pembiayaan dari nasabah yang an-
tara lain meliputi aspek personal berupa analisa karakter (character) dan/atau
aspek usaha antara lain meliputi analisa kapasitas usaha (capacity), keuangan
madai.
rangka pemindahan manfaat atas jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran
sewa (ujra).
Adapun berdasarakan kodifikasi produk dan aktivitas bank umum dan unit
usaha syariah merujuk surat edaran otoritas OJK nomor 36/SEOJK.03/2015 per-
34
b. Pembiayaan melibatkan tiga pihak yaitu bank, nasabah, dan pihak ketiga.
c. Bank melakukan analisis atas permohonan pembiayaan dari nasabah yang an-
tara lain meliputi aspek personal berupa analisa karakter (character) dan/atau
aspek keuangan.
madai.
kan bank untuk nasabah dalam rangka pengurusan haji dengan menggunakan akad
Adapun berdasarkan kodifikasi produk dan aktivitas bank umum dan unit
usaha syariah merujuk surat edaran otoritas OJK nomor 36/SEOJK.03/2015 per-
i. Besar ujra pengurusan haji tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan
35
ii. Bank melakukan analisis nasabah yang antara lain meliputi aspek personal
iii. Bank dan nasabah menuangkan kesepakatan dalam perjanjian tertulis atau
memadai.
4. Pembiayaaan qardh.
Definisi dari pembiayaan qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang
Adapun berdasarakan kodifikasi produk dan aktivitas bank umum dan unit
usaha syariah merujuk surat edaran otoritas OJK nomor 36/SEOJK.03/2015 per-
imbalan.
36
d. Bank melakukan analisis atas permohonan pembiayaan dari nasabah yang an-
tara lain meliputi aspek personal berupa analisa karakter (character) dan/atau
aspek keuangan.
madai.
ibadah haji
perjalanan ibadah haji dengan menggunakan produk Dana Talangan Haji perbankan
syariah. Fatwa DSN-MUI terkait pada pembiayaan talangan atas perjalanan ibadah
haji nasabah dan produk Dana Talangan Haji yang disediakan oleh pihak perbankan
37
6. Fatwa DSN-MUI NO: 44/DSN-MUI/VIII/2004 mengenai pembiayaan multijasa.
Talangan Haji oleh lembaga perbankan syariah. Maka selanjutnya penulis akan
teori yang ada dan berkaitan dengan rumusan masalah agar menjadi lebih fokus dan
dapat menjelaskan teori yang relevan untuk digunakan pada skripsi ini. Kerangka
konseptual terdiri dari tiga teori utama yang dirumuskan dari gambar yang
dirancang oleh penulis berdasarkan dari pengolahan data dan teori yang berkaitan
38
Nasabah
qardh ijaraah
Pembiayaan multijasa
39
Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwasanya produk pembiayaan ta-
yang berhubungan dengan kegiatan hutang dan piutang atau dalam arti pendeknya
Bank Syariah Mandiri. Pihak bank menambahkan akad ijaraah untuk mengemas
produk pembiayaan tersebut agar sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-
MUI mengenai pembiayaan pengurusan ibadah haji oleh lembaga keuangan syariah
Cabang Cibinong sebagai bagian dari Bank Syariah Mandiri yang diberikan
atas penyelenggaraan ibadah haji. Dengan menggunakan dua akad dalam pem-
biayaan talangan tersebut maka, pembiayaan tersebut dapat dikatakan dengan pem-
oleh pihak bank yang menggunakan dua akad ataupun dalam pengaplikasiaannya
untuk mencegah pembiayaan yang dilaksanakan oleh pihak bank tersebut melen-
ceng dari syariah agama Islam serta mengurangi penyelewengan yang akan men-
40
Melalui pembiayaan multijasa tersebut pihak Bank Syariah Mandiri Kan-
tor Cabang Cibinong dapat mendesain produk Tabungan Haji Mabrur yang
mempunyai fasilitas untuk menalangi nasabah calon jamaah haji udalam pemenu-
han setoran awal BPIH yang harus dengan segara dilunaskan oleh nasabah calon
jamaah haji guna untuk memperoleh porsi/seat nomor keberangkatan ibadah haji.
masalahan dari nasabah calon jamaah haji, terutama masalah pendanaan yang dapat
dikatakan cukup besar bagi sebagaian calon nasabah ataupun nasabah calon jamaah
haji, namun ada satu hal yang harus ditekankan bahwasanya kegunaan produk
pembiayaan talangan yang ditawarkan oleh pihak Bank Mandiri Syariah Kantor
calon nasabah untuk melunasi semua beban BPIH, produk tersebut hanya berkaitan
dengan setoran awal BPIH untuk mendapatkan porsi haji. Merujuk dari penjelasan
diatas maka, terdapat tiga teori utama dalam pembiayaan talangan atas perjalanan
ibadah haji dengan menggunakan produk Dana Talangan Haji oleh perbankan sya-
riah yaitu :
1. Pembiayaan multijasa.
3. Pembiayaan qardh.
41
2.3.1 Pembiayaan multijasa.
Akad atau kesepakatan antara dua pihak yang melakukan perjanjian adalah
sesuatu yang sangat substansial dan menentukan keabsahan serta ada tidaknya
konsekuensi hukum dari perjanjian tersebut. Menurut jumhur ulama, akad adalah
pertalian antaran ijab dan qabul yang telah dibenarkan oleh syariah, yang men-
Konsep dan bentuk akad dalam fiqh muamalah yang merupakan akad
tunggal atau akad yang berdiri sendiri-sendiri. Artinya akad tersebut hanya mem-
iliki satu pola atau satu bentuk akad saja di dalamnya, misalnya akad dengan pola
jual beli atau akad dengan pola sewa saja. Kesimpulan ini dapat diambil dengan
melihat kepada bentuk-bentuk akad yang dikenal (akad-akad bernama al-uqud al-
musamma) dalam fiqh muamalah, walaupun para ulama berbeda pendapat tentang
jumlah akad bernama ini, namun contoh akad yang disebutkan tersebut hanya
mengandung satu pola saja di dalamnya, seperti akad jual beli (al-bai), akad sewa
2013).
Penerapan konsep akad tunggal seperti ini dianggap tidak memadai ter-
lebih lagi untuk transaksi pada lembaga keuangan modern seperti perbankan syari-
ah. Perkembangan perbankan dan lembaga keuangan syariah saat ini menurut
produk perbankan dan keuangan syariah di Indonesia tidak ketinggalan dan dapat
42
memenuhi kebutuhan bisnis modern. Kesimpulannya, pengembangan multiakad
(hybrid contract) dianggap sebagai salah satu pilar penting untuk menciptakan
produk perbankan dan keuangan syariah yang inovatif dalam menyahuti tuntutan
Meskipun dalam tataran teoritis masih terdapat pro dan kontra terhadap
konsep multiakad ini, namun pihak perbankan syariah telah menggunakan multi-
akad dalam berbagai produknya, sebagai contoh salah satu praktik multiakad pada
ini tidak terlepas dari legalitas multiakad yang terdapat dalam fatwa DSN-MUI,
Menurut Manan, dari 82 jumlah fatwa yang telah dikeluarkan oleh DSN-MUI,
lah fatwa mengenai kartu kredit syariah yaitu, pembiayaan rekening koran syariah,
semua akad di atas, menurut fatwa DSN-MUI didasarkan pada prinsip kemudahan
dan kemaslahatan.
1. Pengertian ijaraah.
43
Menurut Wiroso, akad ijaraah adalah akad sewa yang dapat dipakai se-
tetapi merupakan aktivitas usaha seperti jual beli. Individu yang membutuhkan
pembiayaan untuk membeli asset dapat mendatangi pemlik dana (dalam hal ini
bank) untuk membiayai aset produktif. Pemilik dana kemudian membeli barang
tersebut.
Secara etimologi ijarah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-iwadhu
(ganti). ijarah (sewa-menyewa) adalah akad atas manfaat benda yang diketahui dan
tukaran (prestasi dari manfaat benda itu). Sedangkan menurut istilah dari beberapa
membolehkan kepemilikan yang diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa
Hal ini tidak wajib diucapkan, masalah itu seperti ketika seseorang me-
nyewa rumah dari orang lain untuk masa setahun, maka setelah masanya telah ha-
bis, pemilik rumah berhak meminta agar rumah itu dikosongkan, jika orang yang
menyewa tersebut tidak mengosongkan rumah, maka baginya setiap harinya ada
44
Menurut Malikiyah bahwa ijaraah adalah nama bagi akad-akad untuk ke-
manfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan.
Malikiyah menjelaskan bahwa ijaraah dan kira adalah kata yang se makna atau
se arti. Hanya saja mereka mengatur dalam pemberian nama dari perjanjian atas
manfaat manusia dan sebagian barang dipindahkan seperti perkakas rumah tangga,
rang yang lain, yaitu seperti perahu dan binatang secara khusus dengan istilah ki-
ra, meskipun keduanya termasuk barang yang bisa dipindah. Maksud dari mazhab
hari.
guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pem-
bayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu
sendiri. Dengan demikian akad ijaraah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi
hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.
2. Jenis-jenis ijaraah.
a. Berdasarkan ED PSAK 107, jenis ijaraah terbagi menjadi tiga, namun yang
i. ijaraah dengan akad pemindahan hak guna manfaat atas suatu asset atau
jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah atau sewa dengan
45
mendapatkan (ujra), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
ii. ijaraah muntahiya bit tamlik (IMBT) yang merupakan akad ijaraah
b. Berdasarkan objek yang disewakan, jenis ijaraah terbagi menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
i. Manfaat atas asset yang tidak bergerak seperti rumah atau asset bergerak
ii. Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau pekerjaan seseorang.
a. Al-Quran.
gal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk me-
Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mere-
upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; dan
jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)
untuknya.
46
Ayat ini menjelaskan hak wanita itu untuk memperoleh tempat tinggal
yang layak, ini perlu dalam rangka mewujudkan maruf yang diperintahkan oleh
ayat sebelumnya, sekaligus memelihara hubungan agar tidak semakin keruh dengan
perceraian itu.
Artinya : Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku am-
billah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang
paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi
dahulu harus dilihat bidang apa yang akan ditugaskan kepada yang dipilih.
menuntut adanya sifat amanah sehingga tidak merasa bahwa apa yang ada dalam
genggaman tangannya merupakan milik pribadi, tetapi milik pemberi amanat yang
harus dipelihara dan apabila diminta kembali maka harus dengan sukarela untuk
mengembalikannya.
iii. As-Sunnah.
segeralah memberi upah kepada pekerja itu karena itu adalah haknya untuk
mendapatkan upah.
47
2) HR. Bukhari.
orang yang membekamnya itu. Seandainya pembekaman itu haram niscaya be-
liau tidak memberinya upah. Wajib bagi seseorang muslim untuk memberikan
upah kepada seseorang yang melakukan pekerjaan yang halal haram hukumnya
a. Rukun ijaraah.
iii. Ujra, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak baik dalam
iv. Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah
mengupah.
b. Syarat ijaraah.
48
b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
f. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada lembaga
harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijaraah.
g. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama
ijaraah sama dengan jual-beli, namun berbeda pada objek transaksinya ada-
b. Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewa kepada
nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijaraah muntahiyya bit
c. Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian antara bank
dengan nasabah.
49
a. Bank sebagai pemilik objek sewa.
i. Aktiva yang dijadikan sebagai objek ijaraah diakui sebesar harga
perolehan.
ii. Objek ijaraah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aktiva sejenis, se-
iii. Biaya perbaikan objek ijaraah yang sifatnya tidak rutin diakui pada saat
terjadi.
iv. Jika penyewa melakukan perbaikan rutin atas objek ijaraah dengan
persetujuan pemilik objek ijaraah dan diakui sebagai beban pada periode
v. Dalam IMBT melalui penjualan secara bertahap biaya perbaikan objek ija-
raah ditanggung oleh pemilik objek ijaraah sebesar porsi kepemilikan atas
lah diserahkan kepada penyewa serta dikeluarkan dari aktiva pemilik objek
ijaraah.
ii. Melalui penjualan objek ijaraah sebesar sisa cicilan sebelum berakhirnya
masa sewa diakui pada saat penyewa membeli objek ijaraah. Pemilik ob-
50
iii. Melalui pembayaran sekadarnya : diakui jika seluruh pembayaran sewa te-
lah diselesaikan dan penyewa membeli objek ijaraah dari pemilik objek
ijaraah.
objek ijaraah.
ii. Jika penyewa berjanji untuk membeli objek ijaraah tetapi kemudian
ternyata lebih rendah dari nilai bukunya, maka selisihnya diakui sebagai
iii. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli objek ijaraah dan memutuskan
tidak untuk melakukannya, maka objek ijaraah dinilai sebesar nilai wajar
iv. Jika nilai wajar objek ijaraah tersebut lebih rendah dari nilai buku, maka
51
8. Ilustrasi jurnal.
Tabel 2.2
Pemberi Penerima
sewa ija- sewa ija-
raah. 2. Menyerahkan dana ijaraah. raah.
Keterangan :
a. Pada tahap pertama dilakukannya seleksi pemohon dari pembiayaan akad ija-
raah yang nantinya apabila nasabah tersebut lolos seleksi dapat langsung
b. Pada tahap kedua akan dilakukannya pencairan dana atau penyerahaan dari
62
penyewa ke pemberi sewa, serta pihak penyewa menyertakan ujra sebagai
imbalan atas jasa yang telah diberikan oleh pemberi sewa kepada penyewa.
1. Pengertian qardh.
Berikut merupakan pengertian akad qardh menurut bahasa dan istilah ada-
Menurut Bahasa, qardh berasal dari kata yang berarti al-qitu yaitu Cabang
atau potongan. Secara umum qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang
dapat ditagih atau diminta kembali, dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan.
bali berpendapat, diperbolehkan melakukan qardh atas semua harta yang bisa di-
jual-belikan atas objek salam, baik itu ditakar atau ditimbang, seperti emas, perak
dan makanan atau dari harta yang bernilai, seperti barang-barang dagangan, bi-
Hak kepemilikan dalam qardh menurut Abu Hanifah dan Muhammad ber-
laku melalui qardh (penyerahan), jika seseorang berhutang satu mud gandum dan
63
karena gandum itu bukan lagi milik muqridh. Yang menjadi tanggungjawab
muqtaridh adalah gandum yang semisalnya dan bukan gandum yang telah dihu-
Jadi menurut Harahap dan Wiroso, kesimpulan dari pengertian qardh ialah
akad mengenai pembiayaan pinjam meminjam serta terkait dengan hutang piutang
yang memiliki manfaat untuk membantu masyarakat dalam nilai sosial yang terikat
dengan syariah.
a. Al-Quran,
Artinya : Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah SWT, pin-
jaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT), maka Allah SWT
akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak
dan Allah SWT menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan Allah SWT kamu
akan dikembalikan.
sesama agar bisa keluar dari kesulitan hidup yang dialami, dengan memberikan
hutang kepada orang lain, maka baik secara langsung atau tidak telah meringankan
beban orang lain. Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan
64
ii. Surat Al-Hadiid ayat 11 :
yang baik, maka Allah SWT akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu un-
Ayat diatas menjelaskan hakikat infak yang dilakukan demi karena Allah
SWT. Ia adalah bagaikan memberi pinjaman kepada Allah SWT, yang pasti dibayar
dengan berlipat ganda. Allah SWT berfirman untuk menggairahkan infak bahwa:
siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah SWT pinjaman yang baik yakni
menafkahkan secara ikhlas walau sebagian harta yang berada dalam genggaman
tangannya.
balasannya dengan pelipat gandaan yang banyak mencapai tujuh ratus kali bahkan
lebih, untuknya di akhirat dan juga bisa jadi di dunia ini, dan baginya di samping
pelipat gandaan itu pahala yang mulia yakni menyenangkan dan memuaskannya.
iii. As-Sunnah.
yang satunya adalah (senilai) sedekah. Maksud dari hadits ini adalah
dalam meminjamkan uang harus dengan ikhlas tanpa pamrih, dan dalam
65
pengembalian uang pokok karena tidak dibenarkan meminta tambahan
2) Ibnu Masud meriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata, Anas bin Malik
di Israkan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat
dan qardh delapan belas kali aku bertanya wahai Jibril, mengapa qardh
karena keperluan maksud dari hadits ini adalah qardh lebih besar pa-
a. Rukun qardh
Seperti semua jenis akad jual beli, akad qardh juga merupakan perpinda-
han hak dalam pemakaian barang oleh karena itu rukun qardh diatas sudah sesuai
66
b. Syarat qardh.
i. Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat,
tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan, karena qardh adalah
ii. Akad qardh tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan ijab dan qabul, seperti
Setiap akad dalam perpindahan hak guna pakai atau hak milik harus meru-
pakan barang yang bermanfaat, tidak ada gunanya jika barang yang itu tidak di-
pergunakan semestinya, dan juga harus ada ijab dan qabul antara peminjam dengan
yang meminjamkan
memerlukan.
b. Nasabah qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada wak-
perlu.
pada saat yang telah disepakati dan bank syariah telah memastikan ketidak
67
pengembalian, atau menghapus (write off) sebagian atau seluruh
kewajibannya.
g. Pada ketentuan umum dalam qardh, akad qardh merupakan salah satu akad
tambahan dalam pengembalian akan tetapi tidak ada dalam akad awal antara
a. Sebagai pinjaman Dana Talangan Haji, dimana nasabah calon haji diberikan
dengan menggunakan modal bank yang bersumber dari zakat, infak, sedekah.
b. Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, di-
mana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik bank me-
lalui ATM.
jaman kepada pengusaha kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenu-
han skema khusus ini dikenal suatu produk khusus yaitu qardh.
68
a. Pengakuan dan Pengukuran
terjadinya.
b. Penyajian
Pinjaman qardh yang bersumber dari intern bank, disajikan dalam neraca
bank pada pos pinjaman qardh, sedangkan yang bersumber dari ekstern bank,
69
7. Ilustrasi jurnal.
Tabel 2.3
Bank sya-
Nasabah
riah se-
sebagai
bagai
penerima
pemberi
pinjaman
pinjaman 2. Menyerahkan dana qardh qardh
qardh
Keterangan :
qardh, yang nantinya apabila nasabah tersebut lolos seleksi dapat langsung
b. Pada tahap kedua akan dilakukannya pencairan dana atau penyerahaan dari
objek akad qardh dari pemberi sewa kepada penerima sewa kegiatan pem-
72
c. Angsuran dan pelunasan dari kegiatan pembiayaan qardh dengan megem-
balikan sebesar nominal yang menjadi objek akad qardh dari penyewa ke
pemberi sewa.
pengakuan
qardh
ijaraah
pengungkapan
73
BAB III
Tabel 3.4
74
Lanjutan Tabel 3.4
Istiqomah (konsistensi),
Tabligh (kepemimpinan),
Sumber : dari website www.banksyariahmandiri.co.id.
75
3.3 Produk Perusahaan
Tabel 3.6
Pendanaan :
Tabungan Berencana BSM
Tabungan BSM Simpatik
Tabungan BSM
Tabungan Tabungan BSM Dollar
Tabungan Mabrur BSM
Tabungan Qurban BSM
1
Tabungan BSM Investa Cendekia
Deposito BSM
Deposito
Deposito BSM Vallas
Giro BSM
Giro Giro BSM Valas
Giro BSM Singapore Dollar
Obligasi Obligasi BSM (Mudharabah)
76
Lanjutan Tabel 3.6
77
Lanjutan Tabel 3.6
Jasa :
BSM Pooling Fund
BSM Net Banking
Jual Beli Valas BSM
BSM Electronic Payroll
Jasa Produk SKBDN BSM (Surat Kredit Berdokumen Dalam
Negeri)
BSM Letter of Credit
3 Kliring BSM
Inkaso BSM
BSM Intercity Clearing
78
3.4 Produk Dana Talangan Haji yang ditawarkan Perusahaan
salah satu solusi dari permasalahan pendanaan yang dialami oleh nasabah calon
jamaah haji. Maka, munculah berbagai macam produk pembiayaan melalui lem-
baga perbankan dan keuangan syariah yang menawarkan produk yang memfasili-
san ibadah haji tersebut ialah, Produk Tabungan Haji Mabrur yang dikeluarkan oleh
PT. Bank Syariah Mandiri Tbk, (PERSERO). Tabungan Haji Mabrur dari Bank
Syariah Mandiri tersebut ialah produk tabungan yang memiliki kelebihan dengan
adanya fasilitas untuk memberikan dana talangan atas kepengurusan dan penye-
lenggaran ibadah haji bagi nasabahnya yang ingin mendaftarkan diri untuk menjadi
Pada produk yang ditawarkan oleh pihak bank syariah mandiri didesain
menjadi dua kategori yaitu, Produk Pembiayaan Haji Regular dan Produk Pem-
dan kepengurusan ibadah haji pihak bank syariah mandiri pun ditunjuk oleh Ke-
mentrian Agama Indonesia untuk menjadi salah satu dari Bank Umum Syariah
(BUS) yang mempunyai kewajiban sebagai BPS-BPIH, yang pada dasarnya mem-
iliki tanggung jawab untuk menampung dana dari setoran haji nasabah dan me-
79
nyetorkannya ke Kementrian Agama Republik Indonesia agar nantinya calon nasa-
melegalkan dan juga tujuan serta syarat beserta anggaran dana dari pemberian
produk pembiayaan talangan atas penyelenggaraan dan perjalanan ibadah haji yang
1. Regulasi pemerintah yang digunakan sesuai dengan standar dari Peraturan Men-
teri Agama (PMA) No. 30, Tanggal 12 April 2013 mengenai BPS-BPIH. Pada
d. Mengatur syarat untuk menjadi bank penerima setoran haji tidak memberikan
2. Fatwa yang digunakan pada produk dana talangan yang digunakan oleh pihak
berisikan bahwa Besar imbalan jasa ijaraah tidak boleh didasarkan pada jumlah
nomor keberangkatan ibadah haji regular maupun haji khusus bagi calon ja-
maah haji.
80
b. Persyaratan dari pembiayaan talangan atas penyelenggaraan dan pengurusan
dari perjalanan ibadah haji yang ditawarkan oleh pihak Bank Syariah Mandiri
ii. Memiliki penghasilan rutin atau memiliki fixed asset/non fixed asset atau
talangan.
Rp15.000.000
Rp18.000.000
g) Ujra : Rp2.850.000
81
2) Anggaran Dana Talangan Haji Khusus.
f) Ujra : Rp3.600.000
langan Haji di Bank Syariah Mandiri dapat dilihat dari skema pada lampiran berikut
ini :
82
BAB IV
digunakan pada penelitian ini bersumber dari data primer serta data sekunder yang
ditemukan serta diperoleh dari subjek penelitian atau Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibinong, sedangkan penjelasan dari data primer serta sekunder yang
1. Data Primer yang digunakan pada penelitian ini adalah seputar dari surat
prosedur operasional bisnis dari Bank Syariah Mandiri yang dikeluarkan pada
tahun 2014 serta beberapa dari skema standar prosedur operasional untuk proses
pembiayaan Dana Talangan Haji Reguler. Pada surat prosedur operasional bisnis
tersebut diutarakan beberapa pedoman serta aturan yang digunakan pada proses
dari kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dan teru-
2. Data Sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah seputar prosedur pem-
biayaan Dana Talangan Haji yang tertera pada brosur serta beberapa literatur
pendukung dari Bank Syariah Mandiri. Penggunaan dari data sekunder tersebut
83
Melalui sumber data tersebut diharapkan bahwasanya dapat membantu
peneliti untuk menjawab dari rumusan masalah yang diusung pada penelitian ini
yaitu :
langan Haji atas perjalanan ibadah Haji di Tabungan Haji Mabrur Bank Syariah
Dana Talangan Haji atas perjalanan ibadah haji di Tabungan Haji Mabrur Bank
Dengan menggunakan serta mengolah data primer dan data sekunder da-
lam penelitian ini, maka berikut ini merupakan hasil dari temuan data yang berguna
Bank Syariah Mandiri dalam mengambil keputusan untuk memberikan atau tid-
2. Pembiayaan Dana Talangan Haji kepada nasabah dari pihak Bank Syariah Man-
awal BPIH dan Bank akan mengajukan ujra sebagai tanda imbalan atas jasa
3. Produk pembiayaan Dana Talangan Haji Bank Syariah Mandiri berada pada
produk Tabungan Haji Mabrur dan menggunakan akad qardh wal ijaraah yang
84
mengindikasikan penggunaan dua akad dalam satu transaksi yaitu, akad qardh
pada proses persetujuan hutang-piutang dan akad ijaraah pada proses jual-beli.
Pada dasarnya bank mengakui Dana Talangan Haji sebagai produk ijaraah dan
Haji.
Haji.
f. Tahap keenam, proses pelunasan dan pemberiaan ujra oleh nasabah kepada
Dari hasil temuan data diatas dapat diketahui bahwasanya ada enam tahap
Mandiri yaitu, dimulai dari proses pengajuan pembiayaan Dana Talangan Haji
sampai dengan proses pelunasan dan pemberian ujra dari nasabah kepada bank.
85
Berdasarkan dari mekanisme tersebut, penulis berusaha untuk menyusun
dan memberikan contoh ilustrasi dengan beberapa asumsi yang relevan untuk men-
Mabrur di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong yang memiliki fasilitas
Dana Talangan Haji dengan menggunakan PSAK 107. Asumsi relevan yang
1. Contoh ilustrasi berdasarkan dari kondisi nyata yang terjadi pada kurun waktu
2011-2015.
2. Nama dari nasabah adalah benar adanya dengan biodata lengkap atas
3. Jumlah persetujuan atas nominal Dana Talangan Haji yang disetujui ataupun
yang diberikan kepada nasabah merupakan contoh dari nominal Dana Talangan
Haji yang disediakan oleh bank bukan pada fakta yang bertujuan untuk menjaga
kerahasian dari data nasabah itu sendiri dan plafon yang diambil sebagai contoh
Rp1.200.000.
4. Contoh ilustrasi terdiri dari nama nasabah, biodata nasabah dan besarnya nomi-
49 Tahun 2014 dan No 64 Tahun 2015, maka berikut ini merupakan beberapa tang-
gal dari transaksi yang dilakukan oleh bapak Apud dalam memenuhi persyaratan
86
1. Bapak Apud mengajukan permohonan pembiayaan talangan Haji tanggal 03 Mei
2010.
3. Bapak Apud membuka Tabungan Haji Mabrur tanggal 15 Juli 2010 sebesar
Rp500.000.
4. Bapak Apud melakukan setor tunai dana pribadi tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp15.000.000 dan turut serta menyertakan setoran tunai ujra sebesar
5. Pada tanggal 04 April 2011 bapak Apud mendapatkan pembiayaan Dana Ta-
langan Haji sebesar Rp10.000.000 dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibinong.
6. Pada tanggal 05 April 2011 pihak Bank melakukan proses switching atau
7. Bapak Apud menerima porsi keberangkatan pada tahun 2015, maka bapak Apud
diwajibkan melunasi cicilan dan angsuran BPIH serta Dana Talangan Haji dari
8. Bapak Apud melakukan cicilan Dana Talangan Haji pada setiap tanggal 4 diawal
bulan selama total sepuluh bulan mulai dari 04 Mei 2011 hingga 04 Januari 2012
Dengan penggunaan asumsi diatas maka, data-data yang terkait pada Con-
87
Tabel 4.7
Contoh Ilustrasi.
Nama Bapak Apud
Status Perkawinan Menikah
Alamat Kampung Tlajung Rt 01/11
Desa/Kec Cikeas Udik/ Gunung Putri
Kabupaten/Provinsi Kab. Bogor/ Jawa Barat
Pekerjaan Pegawai swasta
Permohonan Pembiayaan Dana Talangan Haji
Dana talangan Rp10.000.000
Fee/Ujra Rp1.200.000
Modal awal tabungan mabrur Rp500.000
Sumber: dari data BSM yang diolah oleh penulis.
Dari contoh ilustrasi diatas dapat diketahui bahwa bapak Apud merupakan
nasabah produk Tabungan Haji Mabrur di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibinong yang mendapatkan plafon Dana Talangan Haji dari Bank Syariah mandiri
sebesar Rp1.200.000 dan pembukaan Tabungan Haji Mabrur sebesar Rp. 500.000.
Berdasarkan dari asumsi dan kondisi serta data yang ada, Bapak Apud
88
dengan menyertai pembayaran ujranya sebesar Rp1.200.000, keterangan data dari
4. Fee/ujra : Rp1.200.000
Dana Talangan Haji dari Bank Syariah Mandiri, sebelumnya akan dilakukan analisa
pembiayaan untuk Dana Talangan Haji kepada bapak Apud oleh pihak bank dengan
ini merupakan analisa pembiayaan Dana Talangan Haji untuk bapak Apud
Tabel 4.8
89
Lanjutan Tabel 4.8
Pendapatan :
Gaji per bulan Rp10.000.000
Gaji istri Rp2.500.000
Lain-lain Rp2.500.000
Pendapatan kotor
Rp15.000.000
Pengeluaran :
Biaya kebutuhan per bulan Rp1.200.000
Tranportasi Rp300.000
Biaya listrik Rp400.000
Biaya lain-lain Rp100.000 +
Pengeluaran kotor
(Rp2.000.000)
Pendapatan bersih
Rp13.000.000
Kewajiban
Fee/ujra (dibayar dimuka) Rp1.500.000
Modal awal tabungan mabrur Rp500.000 +
90
Lanjutan Tabel 4.8
(Rp2.000.000)
Angsuran = Rp10.000.000: 12 bulan (10 bulan
(Rp1.000.000)
Rp1.000.000, 2 bulan sisanya)
Pendapatan setelah dikurangi kewajiban Rp10.000.000
Sumber: dari data BSM yang diolah oleh penulis.
lanjutnya bapak Apud akan diberikan skim ijaraah oleh pihak Bank Syariah Man-
diri sebagai permohonan Dana Talangan Haji. Berikut ini merupakan skim ijaraah
Tabel 4.9
91
Selanjutnya setelah diberikannya skim ijaraah yang telah dibuatkan oleh
pihak Bank Syariah Mandiri, maka tahap berikutnya pihak Bank Syariah Mandiri
biayaan atas Dana Talangan Haji nasabah oleh pihak Bank Syariah Mandiri dengan
memperhatikan skim ijaraah yang telah dibuatkan oleh pihak bank dan anggaran
Talangan Haji untuk bapak Apud oleh pihak Bank Syariah Mandiri :
Tabel 4.10
Biaya-biaya:
Modal Bapak Apud Rp15.000.000
Tabungan mabrur min-
Rp500.000
imal
Upah jasa (fee Ujra) Rp1.200.000
Total biaya Rp16,700.000
Fasilitas:
Dana Talangan Haji Rp10.000.000 +
Perhitungan:
Modal Sekarang Rp26.700,000
BPIH (Rp25.000.000 )
Saldo (tabungan
Rp1.700.000
mabrur)
Upah jasa (fee Ujra) (Rp1.200.000 )
Saldo (tabungan
Rp500.000
mabrur)
Sumber: dari data BSM yang diolah penulis.
92
Dari perhitungan dapat dilihat biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh
2. Ditambah dengan Dana Talangan Haji yang diberikan oleh Bank Syariah Man-
3. Maka bapak Apud dapat melunasi setoran awal dari BPIH sejumlah
Rp25.000.000.
5. Dengan jangka waktu pencicilan 1 tahun dengan limit batas maksimal waktu
Tabel 4.11
93
Lanjutan Tabel 4.11
Dengan penyerahan Dana Talangan Haji dari pihak Bank Syariah Mandiri
kepada bapak Apud, maka tahap selanjutnya akan dilakukan pembiayaan setoran
awal BPIH dengan menggunakan Dana Talangan Haji sebagai persyaratan untuk
mendapatkan nomor porsi/seat untuk keberangkatan ibadah haji. Pada tahap ini
Tabel 4.12
94
Lanjutan Tabel 4.12
Setelah pelunasan pembiayaan setoran awal BPIH maka Bapak Apud akan
Apud akan melunaskan sisa pembayaran biaya ibadah haji sesuai dengan tahun
Apabila pelunasan setoran awal BPIH sudah dilakukan oleh Bapak Apud,
maka selanjutnya bapak Apud akan melakukan cicilan angsuran pembiayaan Dana
Talangan Haji yang telah diterima sebelumnya dan dianjurkan kepada Bapak Apud
untuk melunasi sisa pembayaran BPIH satu tahun sebelum jadwal keberangkatan.
95
4.2.3 Analisa kesesuaian perilaku akuntansi menggunakan pedoman PSAK 107.
Tabel 4.13
01/01/2011 3. Penjurnalan Saat Pengakuan Dr. Kas/Rekening Dr. Kas/Rekening Pada kesimpulannya
Ujrah. (Jika nasabah ketiga atas Nasabah Rp1.200.000 Nasabah Rp1.200.000 penjurnalan yang dilakukan
nama bapak Apud mendapatkan (saat setor tunai) Cr. Rekening oleh Bank Syariah Mandiri
fasilitas Dana Talangan Haji Cr. Rekening Tabungan Haji sudah sesuai dengan
sebesar Rp10.000.000 yang Tabungan Haji Mabrur Nasabah/dana ketentuan penulisan dari
menyertakan Ujrah bagi Bank Nasabah Rp1.200.000 syirkah temporer PAPSI 2008 dan PAPSI 2013
Syariah Mandiri sebesar Rp1.200.000 yang merujuk kepada
Rp1.200.000. pedoman PSAK 107.
98
Lanjutan Tabel 4.13
01/01/2011 Saat pengakuan ujrah pihak bank Dr. Rekening Dr. Rekening/ Kas Pada sistem, saat pengakuan
mengakuinya menjadi Rp120.000 Tabungan Haji Rp1.200.000 Ujrah, menurut PSAK 107,
/bulan selama 10 bulan sampai Mabrur Nasabah Cr. Pendapatan Sewa pihak Bank selaku pemberi
dengan pelunasan angsuran Dana Rp1.200.000 (saat dan Operasional/ sewa mengakuinya sebagai
Talangan Haji. terima Ujrah) Ujrah dari Sewa dan pendapatan jasa dan
Dr. Rekening Tabungan Haji Cr. Gl Pendapatan Operasional operasional
Mabrur Nasabah Rp120.000 (saat Ujrah Rp1.200.000 Rp1.200.000
mengakui Ujrah/ bulan selama 10 *(Gl = General
bulan). Ledger)
Cr. Gl Pendapatan Ujrah
Rp120.000
99
Lanjutan Tabel 4.13
Tabel 4.14
Berikut ini merupakan pengungkapan Dana Talangan Haji pada posisi neraca :
Tabel 4.15
AKTIVA PASIVA
Tabungan Nasabah/Dana Syirkah
1. Kas Rp28.170.000 1. Rp500.000
Temporer.
2. Piutang 2. Gl. Pendapatan Ujrah Rp1.200.000
Switching Rekening Kementrian Agama
a.Piutang Murabahah XXX 3. Rp26.470.000
cq Dirjen PHU qq calon nasabah
b.Pendapatan Margin Murabahah
XXX
yang ditangguhkan -/-
c.Piutang Istishna XXX
d.Pendapatn Margin Istishna yang
XXX
ditangguhkan -/-
e.Piutang Qardh XXX
114
Lanjutan Tabel 4.15
Berikut ini merupakan pengungkapan Dana Talangan Haji pada posisi laba rugi :
Tabel 4.16
Pengungkapan Pembiayan Dana Talangan Haji pada Posisi Laporan Laba Rugi
NO POS-POS JUMLAH
1. Pendapatan Penyaluran Dana : XXX
a. Pendapatan dari piutang :
- Ishtisna XXX
- Ujrah Rp1.200.000
2. Bagi Hasil Untuk Pemilik Dana Investasi XXX
3. Pendapatan Setelah Distribusi Bagi Hasil XXX
4. Pendapatan Operasional Lainnya XXX
5. Beban Operasional XXX
6. Beban Operasional Lainnya XXX
7. Beban Non Operasional Lainnya XXX
Jumlah Rp1.200.000
Sumber : data dari BSM yang diolah oleh penulis.
116
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Secara umum pencatatan transaksi pembiayaan Dana Talangan Haji telah dijur-
sia (PAPSI) tahun 2013 yang penyusunanya berpedoman pada PSAK 107, na-
pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong ada indikasi pencatatan
membayar angsuran tidak tepat waktu, namun sejauh ini pencatatan pada sistem
multijasa (Dana Talangan Haji) Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibinong
117
5.2 Saran
Berdasarkan hasil evaluasi dan hasil kesimpulan yang telah dijelaskan ser-
pecatatan setiap terjadinya transaksi dan diakui sebagai pengakuan yang sesu-
ngguhnya sesuai dengan asumsi dasar akuntansi syariah (accrual basis), agar
dapat menyajikan saldo akun sebenarnya dalam laporan keuangan terkait pada
produk tabungan maupun non tabungan dengan fasilitas Dana Talangan Haji un-
tuk memperhatikan akad yang digunakan dan spare waktu dalam system produk
tabungan maupun non tabungan tersebut, agar masalah adanya jeda waktu dalam
3. Bagi para peneliti, penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan dengan mengangkat
118
DAFTAR PUSTAKA
http://www.agustiantocentre.com/?p=68
Asosiasi Bank Syariah Indonesia, 2013. Handout Slide. Penjelasan Tentang Ta-
langan Haji.
2008). Jakarta.
2013). Jakarta.
Bank Syariah Mandiri, 2014. Standar Prosedur Operasional Bisnis Bank Syariah
Mandiri. Jakarta.
119
No: 19/DSN-
MUI/IV/2001. Al-Qardh.
No: 29/DSN-
No: 44/DSN-
No: 56/DSN-
No: 79/DSN-
Franedya, R dan Dwiantika, N., 2012. Pemerintah akan Tertibkan Dana Talangan
Gemala, D., Ningsih, W., dan Barlinti, Y. S. , 2013. Hukum Perikatan Islam di
Hadi, S dan Widyarini, 2011. Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum. Asy-Syirah.
45(2).
Usakti.
120
Keputusan Direktur Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah No: D/303 Tahun
Nasution, F. F., 2013. Pembiayaan Dana Talangan Haji Dalam Perbankan Syari-
Ekonomi.
Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013. Bank Penerima Setoran Biaya
Rahmah, S., 2013. Studi Evaluasi atas Dana Talangan Haji Produk Perbankan
Surat Edaran Otoritas OJK nomor 36/SEOJK.03/2015. Kodifikasi Produk dan Ak-
121
Susana, E dan Diana., 2013. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Talangan Haji pada
122
Lampiran I
123
Lampiran II
124
Lampiran III
125
Lampiran IV
126
Lampiran V
127