Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH PENGALAMAN KERJA AUDITOR, DUE PROFESSIONAL

CARE, TIME BUDGET PRESSURE DAN FEE AUDIT TERHADAP


KUALITAS AUDIT PADA KAP DI WILAYAH MAKASSAR

OLEH:
AINI ANNISA KHAERATI
NIM: 02320170198
Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA MAKASSAR
2021
PENGARUH PENGALAMAN KERJA AUDITOR, DUE PROFESSIONAL
CARE, TIME BUDGET PRESSURE DAN FEE AUDIT TERHADAP
KUALITAS AUDIT PADA KAP DI WILAYAH MAKASSAR

OLEH:
AINI ANNISA KHAERATI
NIM: 02320170198

SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH


GELAR SARJANA PADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

JURUSAN PRODI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA MAKASSAR
2021

ii
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Aini Annisa Khaerati
Stambuk 02320170198
Jurusan/Prodi : Akuntansi
Konsentrasi : Auditing
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul:
PENGARUH PENGALAMAN KERJA AUDITOR, DUE PROFESSIONAL
CARE, TIME BUDGET PRESSURE DAN FEE AUDIT TERHADAP
KUALITAS AUDIT PADA KAP DI WILAYAH MAKASSAR
Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di
dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari termyata di dalam
naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Makassar, Agustus 2021


Yang membuat pernyataan

Materai
Aini Annisa Khaerati
Rp
Stb.02320170198
6.000

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin. Segala puji dan syukur tiada hentinya peneliti


panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan keagunan-Nya telah melimpahkan
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor, Due
Professional Care, Time Budget Pressure, dan Fee Audit Terhadap Kualitas
Audit Pada KAP Di Wilayah Makassar”. Penulisan skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia.
Selanjutnya peneliti hanturkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada
Ayahanda Hatta dan Ibunda Nawarti tercinta dimana dengan berkah doa tulusnya,
kasih sayang, dan dukungan kepada peneliti sehingga mendapatkan kemudahan
dalam menyelesaikan tugas akademik tepat pada waktunya.
Berbagai kesulitan yang telah dilewati peneliti dalam rangka penyusunan
skripsi ini, namun berkat bantuan pembimbing dan dukungan dari bebagai pihak,
sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
kerendahan hati, peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak H. Mokhtar Noerjaya, SE, M.Si, selaku Ketua Pengurus Yayasan
Wakaf Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. H. Basri Modding, SE., M.Si selaku Rektor Universitas
Muslim Indonesia.
3. Bapak Prof. Dr. H. Mahfudnurnajamuddin, S.E., MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia.
4. Ibu Dr.Juliyanty Sidik Tjan, SE.,M.SA.,AK.,CA selaku ketua jurusan
Akuntansi dan Bapak Dr.Andika Pramukti SE.,M.Ak., selaku sekertaris
jurusan Akuntansi.
5. Bapak Dr.Hajering, SE.,M.Ak,Ak dan Bapak Muhammad Arsyad, SE., M.Ak
selaku dosen pembimbing saya yang dengan penuh kesabaran dan pengertian
membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

v
6. Ibu Dr.Ratna Sari,SE.,M.Si.,Ak.,CA dan Ibu Ummu Kalsum,S.ST.,M.Ak
selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan, dan koreksi
dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim
Indonesia.
8. Pimpinan KAP Ardaniah Abbas, KAP Dra. Ellya Noorlisyati dan Rekan, KAP
Thomas Aquino Tody, Blasius Mangande, Widartoyo, Alexander Mangande,
KAP Masnawaty Sangkala, KAP Yakub Ratan dan Rekan, KAP Usman dan
Rekan, KAP Drs.Harly Weku dan Pricillia di Makassar yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dikantor
tersebut.
9. Saudara-saudariku serta semua keluarga yang selalu memberikan doa,
semangat dan dukungan moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi
peneliti.
10. Teman-teman seperjuangan Akuntansi Angkatan 2017 Universitas Muslim
Indonesia, teman magang di PDAM Kota Makassar, teman KKP Biro
Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan.
Terhadap semuanya tiada kiranya peneliti dapat membalasnya, hanya doa
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan
kepada semuanya. Amin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Agustus 2021

Aini Annisa Khaerati


vi
ABSTRAK
AINI ANNISA KHAERATI. 02320170198. Pengaruh Pengalaman Kerja
Auditor, Due Professional Care, Time Budget Pressure, dan Fee Audit
Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah
Makassar. Dibimbing oleh: Hajering dan Muhammad Arsyad.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Pengaruh
Pengalaman Kerja Auditor, Due Professional Care, Time Budget Pressure dan
Fee Audit terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik wilayah
Makassar. Data penelitian ini diperoleh dari masing-masing KAP di Makassar
yang bersedia menjadi responden.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode sampling sensus. Responden dalam penelitian ini berjumlah 34 auditor
dari Kantor Akuntan Publik di Makassar. Metode analisis data yang digunakan
yaitu analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, variabel pengalaman
kerja auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, due
professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, time
budget pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit, dan
fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Secara
simultan terdapat pengaruh signifikan pengalaman kerja auditor, due professional
care, time budget pressure dan fee audit terhadap kualitas audit.

Kata kunci: Pengalaman Kerja Auditor, Due Professional Care, Time Budget
Pressure, Fee Audit dan Kualitas Audit

vii
ABSTRACT

AINI ANNISA KHAERATI. 02320170198. Effect of Auditor Work Experience,


Due Professional Care, Time Budget Pressure, and Audit Fees on Audit Quality
at Public Accounting Firms in Makassar. Supervisor: Hajering and Muhammad
Arsyad.
This research aims to examine and analyze the effect of auditor work
experience, due professional care, time budget pressure and audit fees on audit
quality at a public accounting firm in Makassar. The data in this research was
obtained from each KAP in Makassar City which were ready to be respondent.
This research is a type of quantitative research used the census sampling
method. Respondents in this research amounted to 34 auditors from public
accounting firms in Makassar. The data analysis method used is multiple linear
regression analysis.
The result of research showed that partially, auditor work experience
variable had a positive and significant effect on audit quality, due professional
care had a positive and significant effect on audit quality, time budget pressure
had a negative and significant effect on audit quality, and audit fees had a positive
and significant effect on audit quality. Simultaneously there are significant
influence of auditor work experience, due professional care, time budget pressure
and audit fees on audit quality.

Keywords: Auditor Work Experience, Due Professional Care, Time Budget


Pressure, Audit Fee and Audit Quality

viii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.....................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................11
C. Tujuan Penelitian...........................................................................11
D. Manfaat Penelitian.........................................................................12
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................13
A. Landasan Teori..............................................................................13
B. Penelitian Terdahulu......................................................................21
C. Kerangka Konseptual Penelitian....................................................26
D. Hipotesis........................................................................................27
BAB III. METODE PENELITIAN.....................................................................33
A. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................33
B. Populasi dan Sampel.......................................................................33
C. Jenis dan Sumber Data...................................................................34
D. Metode pengumpulan data.............................................................35
E. Metode Analisis Data.....................................................................35
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................46
A. Gambaran Umum Tempat Meneliti................................................46
B. Hasil Penelitian...............................................................................53
ix
C. Pembahasan....................................................................................81
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN..................................................................89
A. Simpulan.........................................................................................89
B. Saran...............................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................91
LAMPIRAN...........................................................................................................95

x
DAFTAR

Nomor Teks Halaman

1. Penelitian Terdahulu….........................................................................22
2. Daftar Nama Kantor Akuntan Publik…...............................................33
3. Operasional Variabel Penelitian….......................................................43
4. Gambaran Umum Responden...............................................................53
5. Distribusi dan Pengembalian Kuesioner…...........................................54
6. Jenis Kelamin Responden.....................................................................54
7. Tingkat Pendidikan Responden............................................................54
8. Kedudukan di KAP...............................................................................55
9. Masa Kerja Responden.........................................................................56
10. Penilaian Jawaban Responden.............................................................57
11. Analisis Statistik Deskriptif..................................................................57
12. Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Kerja Auditor….........61
13. Tanggapan Responden Mengenai Due Profesional Care.....................62
14. Tanggapan Responden Mengenai Time Budget Pressure.....................64
15. Tanggapan Responden Mengenai Fee Audit.......................................66
16. Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit.................................67
17. Hasil Uji Validitas.................................................................................69
18. Hasil Uji Reliabilitas.............................................................................71
19. Hasil Uji Normalitas............................................................................72
20. Hasil Uji Multikolinearitas...................................................................73
21. Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................................74
22. Model Persamaan Regresi.....................................................................75
23. Hasil Uji Koefisien Determinasi...........................................................77
24. Hasil Uji Parsial....................................................................................78
25. Hasil Uji F.............................................................................................80

xi
DAFTAR
Nomor Teks Halaman

1. Kerangka Konseptual...........................................................................26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. Teks Halaman

1. Kuesioner Penelitian…………………………………………… 95
2. Data Mentah Hasil Penelitian….......................................................103
3. Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................109
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................118
5. Hasil Uji Asumsi Klasik…..............................................................126
6. Hasil Uji Hipotesis...........................................................................128
7. Surat Keterangan Kantor Akuntan Publik........................................130

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan tidak bisa bersaing hanya dengan memperlihatkan laba

yang tinggi, tetapi kewajaran dari laporan keuangan lebih penting

diperlihatkan oleh perusahaan. Berbagai cara yang dapat dilakukan agar dapat

bertahan ditengah persaingan yang begitu ketat. Upaya yang sering dilakukan

yaitu dengan melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan oleh pihak

ketiga yang independent yaitu akuntan publik. Pada umumnya pemegang

saham memberikan tanggung jawab kepada manajemen untuk mengelola

perusahaan tujuannya agar pemilik perusahaan memperoleh keuntungan yang

semaksimal mungkin dengan biaya yang seefisien mungkin dengan

dikelolanya perusahaan oleh tenaga- tenaga professional. Manajemen dalam

lingkup perusahaan terkadang memiliki kepentingan pribadi yang

bertentangan dengan kepentingan pemilik perusahaan. Laporan keuangan

yang dibuat oleh manajemen akan diserahkan kepada Kantor Akuntan Publik

yang dianggap sudah berkompeten dan independen sehingga dapat

memberikan kualitas informasi keuangan perusahaan yang benar dan bisa

diandalkan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan

(Tandiontong, 2016)

Akuntan publik merupakan suatu profesi yang dimiliki seorang

auditor setelah mengenyam pendidikan formal di bidang auditing, dan telah

menjadi salah satu profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Kepercayaan

masyarakat terhadap auditor yang dapat menjalankan tugasnya dan tidak

memihak kepada
2

pihak manapun membuat auditor berusaha untuk mempertahankan tingkat

independensi yang tinggi untuk menjaga kepercayaan pengguna yang

mengandalkan laporannya (Pratistha&Widhiyani,2014). Akuntan harus dapat

membuktikan bahwa jasa audit yang diberikan berkualitas tinggi dan dapat

dipercaya, karena profesinya berperan penting dalam memberikan informasi

yang andal dan dapat dipercaya serta memenuhi kebutuhan pengguna jasa

akuntan dalam lingkungan bisnis yang persaingannya semakin ketat. Hasil

akhir mengenai berkualitas atau tidak berkualitas pekerjaan auditor akan

mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan mempengaruhi kesesuaian

keputusan yang akan dibuat oleh pihak diluar perusahaan.

Kualitas audit dimaknai sebagai kemungkinan bahwa auditor akan

menemukan dan melaporkan suatu kekeliruan atau kecurangan yang terjadi

dalam sistem akuntansi klien. Kualitas audit diukur dengan menggunakan

indikator kualitas yang seimbang (keuangan dan non keuangan) dari empat

kategori: input, proses, hasil dan konteks (Tandiontong, 2016). Proses dari

kualitas audit tersebut dapat disederhanakan menjadi aktivitas mendeteksi,

menyesuaikan, dan melaporkan salah saji dan mengupayakan kualitas audit

terbaik (Xiao et al., dalam Rosini & Hakim 2021). Para pengguna laporan

keuangan cenderung mengambil keputusan berdasarkan laporan yang dibuat

auditor. Kualitas audit dipahami sebagai kondisi seorang auditor menemukan

dan melaporkan ketidaksesuaian laporan keuangan yang diaudit dengan

prinsip yang ditentukan (Ningsih &Yaniartha, 2013).


3

Banyaknya kasus kegagalan audit menyebabkan krisis kepercayaan

publik bahwa para profesional akuntansi tidak dapat mengaudit laporan

keuangan. Wajar jika krisis semacam ini terjadi, karena banyak laporan

keuangan perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian

namun bangkrut setelah opini diungkapkan.

Fenomena yang terjadi pada tahun 2018 ialah kasus SNP Finance

yang menyeret Akuntan Publik Marlinna dan Merliyana Syamsul yang

merupakan salah satu entitas Deloitte. Sun prima nusantara pembiayaan

(SNP) Finance merupakan perusahaan multi finance anak perusahaan dari

grup bisnis Columbia. SNP sendiri menghimpun dana melalui pinjaman

Bank. Laporan keuangan SNP Finance pada tahun buku 2012 -2016 oleh

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diindikasi tidak sesuai dengan kondisi

keuangan perusahaan yang sebenarnya. Total jumlah kredit SNP Finance

mencapai 2,2 Triliun, dimana Bank Mandiri merupakan salah satu bank yang

memberikan kredit terbesar yakni Rp 1,4 triliun, sedangkan untuk total

kewajiban yang harus dipenuhi oleh SNP Finance atas surat utang yang

diterbitkan kepada 336 pemegang MTN yaitu sebesar Rp 1,8 triliun. Masalah

yang terjadi dikarenakan SNP Finance mengalami gagal bayar bunga dan

utang atas MTN yang diterbitkan. Ketidakmampuan SNP Finance dalam

melunasi utang dan kewajibannya dikarenakan aset yang dimiliki hanya 1

triliun bahkan ekuitas bernilai kurang dari angka tersebut, sedangkan total

utang dan kewajiban mencapai Rp 4 triliun. Nilai tersebut tidak selaras

dengan informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan SNP Finance

yang telah diaudit oleh


4

deloitte Indonesia. Deloitte sebagai auditonya gagal mendeteksi adanya

skema kecurangan pada laporan keuangan SNP Finance tersebut. Kasus yang

menimpa Deloitte terkait hasil audit laporan keuangan PT Sunprima

Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) menjadikan performa Deloitte

mengalami penurunan. Akuntan publik dan kantor akuntan publik SBE yang

berada dibawah entitas Deloitte Indonesia seharusnya mampu untuk

mendeteksi financial distress yang dialami SNP Finance, serta resiko yang

bisa terjadi akibat gagal bayar atas utang dan surat utang yang diterbitkan.

Akan tetapi auditor tidak memberikan opini going concern, justru opini wajar

tanpa pengecualian yang diberikan kepada SNP Finance. Terkait dengan

kasus yang dialami deloitte, sangat memukul profesi akuntan publik.

Peristiwa tersebut memberikan pemahaman bahwa penilaian auditor terhadap

suatu entitas memilki pengaruh besar, khususnya bagi keberlangsungan

entitas tersebut. Berdasarkan dari situs resmi (www.cnnindonesia.com)

Kasus selanjutnya melibatkan PT. Garuda (Persero) Tbk dan KAP

Tanubarata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan. Kasus tersebut berawal dari

laporan keuangan PT. Garuda Indonesia pada tahun anggaran 2018. Garuda

Indonesia, sebagai Go Public, melaporkan hasil keuangan 2018 ke Bursa Efek

Indonesia. Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) membukukan

laba bersih sebesar US $ 809.850 pada tahun 2018, berbanding terbalik

dengan tahun 2017 yang rugi US $ 216,58 juta. Kinerja ini terbilang cukup

mengejutkan lantaran pada kuartal III 2018 perusahaan masih merugi sebesar

US$114,08 juta. Kejanggalan pada laporan ini tidak dapat diterima oleh
5

komisaris Garuda Indonesia dengan alasan bahwa laporan tersebut tidak

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang juga

terkait kerja sama dengan PT. Mahata Aero Teknologi. PT.Mahata Aero

Teknologi pada November 2017 melakukan kerja sama dengan Garuda

Indonesia, hasil dari kerja sama ini Mahata Aero Teknologi berhutang pada

Garuda Indonesia yang dicatat sebagai pendapatan oleh Garuda Indonesia

pada tahun 2018. Kasus ini membuktikan bahwa auditor terkait telah

melanggar kode etik akuntan publik, karena KAP Tanubarata Sutanto Fahmi

Bambang & Rekan tidak mampu bersikap independen sebagai auditor serta

tidak melakukan pengauditan sesuai dengan standar akuntansi, dampaknya

banyak pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang mengandalkan

hasil audit auditor menjadi rugi dan salah dalam menetapkan keputusan

akibat audit judgment yang diberikan tidak sesuai

(https://www.cnnindonesia.com).

Fenomena yang terjadi di KAP Makassar yaitu ada beberapa yang

mempengaruhi kualitas audit seorang auditor dalam pengambilan keputusan

diantaranya penentuan besaran fee audit antara auditor dan klien, pengalaman

kerja yang dimiliki auditor, tekanan anggaran waktu auditor dalam

menjalankan tugas auditnya dan due professional care seorang auditor.

Adanya kasus seperti itulah yang kemudian mempengaruhi persepsi

masyarakat, khususnya para pemakai laporan keuangan. Para pengguna jasa

KAP tentunya sangat mengharapkan agar auditor dapat memberikan opini

yang tepat sehingga dapat tercapainya laporan keuangan auditan yang

berkualitas. Namun dalam pelaksanaan audit yang dilakukan akuntan publik

banyak yang
6

menyalahi peraturan maupun prosedur audit. Kualitas audit yang tinggi akan

menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar

pengambilan keputusan bagi para penggunanya. Kepercayaan yang besar dari

pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan

mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkan.

Pengalaman auditor juga mempengaruhi kualitas audit. Pengalaman

seorang auditor merupakan salah satu aspek yang diisyaratkan oleh standar

profesional akuntan publik (Samsi et al., 2013). Auditor akan mendapatkan

pengalaman saat mengaudit laporan keuangan baik itu yang dilihat dari aspek

lamanya waktu, maupun kuantitas penugasan yang ditangani. Laporan

keuangan yang disusun oleh perusahaan mungkin mengandung salah saji

material karena kesalahan dan kecurangan. Auditor yang berpengalaman

seringkali memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk mendeteksi kesalahan

dan kecurangan. Selain itu, auditor dapat memberikan penjelasan lebih

komprehensif berdasarkan hasil temuannya tersebut. Pekerjaan seorang

auditor membutuhkan pengetahuan dan profesionalisme tingkat tinggi.

Keahlian tersebut tidak hanya didapatkan melalui pendidikan formal, tetapi

juga melalui pengalaman. Semakin luas pengalamannya, semakin terampil

auditor tersebut, sehingga semakin sempurna pola fikir dan tindakan untuk

mencapai tujuannya (Ayuningtyas & Pamudji, 2012).

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pengalaman

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, diantarannya dari, Hanjani

(2014), serta Rosini&Hakim (2021). Namun demikian, dalam penelitian Futri


7

& Juliarsa (2014), mengungkapkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh

positif terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat

research gap dalam kaitannya dengan hubungan pengalaman auditor dengan

kualitas auditnya. Artinya, pengalaman auditor dapat mempengaruhi atau

tidak mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini

bermaksud untuk membuktikan kembali seberapa besar pengaruh pengalaman

auditor terhadap kualitas auditnya.

Due professional care merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas audit. Menurut SPAP atau "Standar Profesional

Akuntan Publik", Pasal 150.1 Tahun 2001 mengatur bahwa persyaratan yang

harus dimiliki auditor adalah keahlian dan due professional care. Tidak hanya

pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dapat mengukur pengetahuan

profesional seseorang, tetapi kemampuan dan pengalaman yang diperoleh

juga akan mempengaruhinya. Oleh karena itu, auditor harus mampu

menerapkan konsep due professional care yang tepat pada dirinya dan

pekerjaannya. Beberapa penelitian menunjukkan bukti empiris bahwa salah

satu faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas audit adalah

due professional care. Louwers dkk dalam Ratha &Ramantha (2015) yang

menyebutkan bahwa kegagalan dalam mengaudit terjadi karena kurangnya

sikap skeptis dan due professional care auditor dari pada kurangnya

pengetahuan auditor mengenai standar auditing. Dalam melaksanakan tugas

dan tanggungjawabnya sebagai seorang auditor diperlukan sikap profesional

dan pertimbangan moral. Untuk itu, setiap auditor harus memiliki rasa

bertanggungjawab atau akuntabilitas


8

yang tinggi dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Jika seseorang diberi

sebuah tugas maka orang tersebut akan berusaha sebaik mungkin

mempertanggungjawabkan tugasnya guna mendapatkan hasil yang maksimal.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratha & Ramantha (2015)

membuktikan bahwa Due Professional Care mempunyai pengaruh positif

terhadap kualitas audit. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor selalu

melakukan review secara kritis pada setiap tingkat supervise terhadap

pelaksanaan audit dan terhadap setiap pertimbangan audit maka auditor

akan selalu menjaga kualitas hasil auditnya. Berbeda dengan hasil penelitian

(Saripudin, dkk 2012) yang menyebutkan bahwa Secara parsial variabel due

professional care tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Sehingga due professional care yang dimiliki auditor belum tentu

meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Time budget pressure juga

menjadi faktor yang tak kalah penting mempengaruhi kualitas audit. Menurut

Maulina et al dalam Rosini dan Hakim (2021), keberadaan batas waktu

mengakibatkan adanya konflik karena waktu yang ditentukan untuk suatu

pekerjaan audit terlewati, sehingga dapat mengganggu kualitasnya.

Keterbatasan sumber daya yang dimiliki KAP dapat menyebabkan

munculnya tekanan anggaran waktu pada saat menyelesaikan suatu

pekerjaan audit. Penting bagi auditor untuk melakukan perencanaan waktu

audit yang baik. Seorang auditor yang mampu untuk mengalokasikan

waktunya dengan baik maka hasil pekerjaannya dapat dimaksimalkan.

Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi anggaran waktu yang telah

disusun karena adanya pembatasan waktu dan anggaran yang sangat ketat.

Time budget
9

Pressure dapat menyebabkan perilaku disfungsional auditor karena adanya

tekanan waktu tersebut.

Berdasarkan penelitian Hasmandra dan Nasaruddin (2019)

menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara tekanan

anggaran waktu dengan kualitas audit. Hasil penelitian yang berbeda

ditemukan oleh Ningsih dan Yaniartha (2013) serta Rosini dan Hakim (2021)

menemukan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara tekanan anggaran

waktu dengan kualitas audit. Penelitian terdahulu cenderung mendukung

bahwa kualitas audit dapat menurun apabila terjadi time budget pressure.

Padahal, semestinya time budget pressure dapat diantisispasi dengan upaya-

upaya yang efektif oleh auditor. Khususnya auditor di KAP Makassar yang

notabene secara pendidikan dan pengalaman relatif dianggap lebih mumpuni.

Menurut Wanous., dkk dalam Hanjani (2014) fee audit merupakan fee

yang diterima oleh akuntan publik setelah menyelesaikan kegiatan auditnya

dan merupakan salah satu faktor seorang auditor untuk melaksanakan

pekerjaannya. Risiko dalam penugasan audit maupun kompleksitas jasa yang

diberikan menjadi penyebab besaran fee yang akan diterima auditor

bervariasi. Kompleksitas jasa yang dimaksud adalah kompleksitas perusahaan

ditinjau dari jumlah anak perusahaan dan jumlah karyawan. Penelitian yang

dilakukan oleh Hanjani (2014) dan Kurniasih & Rohman (2014)

menunjukkan besaran audit fee berpengaruh signifikan positif pada kualitas

audit. Pendapat yang lain juga disampaikan oleh Biri (2019), mengungkapkan

audit fee tidak berpengaruh pada kualitas audit.


1

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian (Ratha & Ramantha,

2015). Peneliti tersebut menguji pengaruh due professional care,

akuntabilitas, kompleksitas audit, dan time budget pressure terhadap kualitas

audit. Perbedaan peneliti sebelumnya dengan penelitian ini yaitu 1.) peneliti

sebelumnya menggunakan objek penelitian di KAP Denpasar sedangkan

penelitian ini objek penelitiannya di KAP Makassar. Peneliti sebelumnya

mengukur variabel due professional care, akuntabilitas, kompleksitas audit,

dan time budget pressure terhadap kualitas audit, sedangkan penelitian ini

mengukur variabel pengalaman kerja auditor, due professional care, time

budget pressure, fee audit terhadap kualitas audit.

Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai

kualitas audit. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian terdahulu yang

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Karena pengalaman kerja auditor, due

professional care, time budget pressure dan fee audit yang pernah dilakukan

di suatu daerah menghasilkan temuan yang berbeda- beda terhadap kualitas

audit, oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh pengalaman kerja auditor, due

professional care, time budget pressure dan fee audit berpengaruh terhadap

kualitas audit pada KAP di Wilayah Makassar.


1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah pokok dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengalaman kerja auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar?

2. Apakah due profesional care berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar?

3. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit pada

Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar?

4. Apakah fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor

Akuntan Publik di wilayah Makassar?

5. Apakah pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget

pressure, dan fee audit berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit

pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja auditor

terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Due profesional care terhadap

kualitas audit Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh time budget pressure terhadap

kualitas audit Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar.


1

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh fee audit terhadap kualitas

audit Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar.

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara simultan pengalaman

kerja auditor, due professional care, time budget pressure, dan fee audit

terhadap kulaitas audit Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kantor Akuntan publik (KAP)

a. Memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara

variabel pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget

pressure, dan fee audit terhadap kualitas audit

b. Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk mengevaluasi

kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi prosedur audit dan

jangka waktu audit yang di tetapkan.

c. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia hasil penelitian ini menunjukkan

pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor dalam

melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan dalam standar

profesional Akuntan Publik.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan keilmuawan terhadap teori yang di

peroleh di bangku perkuliahan.

3. Bagi Akademisi

Untuk menjadi bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin

mengkaji kembali judul ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Atribusi

Menurut Fritz Heider (1958) sebagai pencetus teori atribusi, teori

atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku seseorang.

Teori atribusi menjelaskan mengenai proses bagaimana kita menentukan

penyebab dan motif tentang perilaku seseorang. Teori ini mengacu tentang

bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau dirinya

sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya sifat, karakter,

sikap dll ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan tertentu

yang akan memberikan pengaruh terhadap individu (Luthans, 2005).

Teori atribusi menjelaskan bahwa ketika individu mengamati perilaku

seseorang, individu tersebut berupaya menentukan apakah perilaku tersebut

disebabkan secara internal atau eksternal (Robbins Judget, 2008). Perilaku

yang disebabkan secara internal merupakan perilaku yang diyakini berada

dibawah kendali pribadi seorang individu, dengan kata lain tidak

terpengaruh oleh hal lain. Perilaku yang disebabkan secara eksternal

merupakan perilaku yang dianggap sebagai akibat dari sebab-sebab luar,

yaitu individu tersebut dianggap lebih dipaksa berperilaku demikian oleh

situasi.

Fritz Heider juga menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut

personal seperti kemampuan, usaha dan kelalaian) dan kekuatan eksternal

(atribut lingkungan seperti aturan dan cuaca) itu bersama-sama menentukan

perilaku
1

manusia. Dia menekankan bahwa merasakan secara tidak langsung adalah

deteminan paling penting untuk perilaku. Atribusi internal maupun eksternal

telah dinyatakan dapat mempengaruhi terhadap evaluasi kinerja individu.

Teori atribusi menurut Fritz Heider (1958) dalam Halifah &Dwirandra

(2018) menyatakan bahwa perilaku individu ditentukan oleh faktor internal

dan eksternal. Penelitian ini dikaitkan dengan teori atribusi karena perilaku

yang dimiliki auditor tersebut akan mempengaruhi kualitas audit yang

dihasilkan. Variabel yang dilandasi teori ini berdasarkan faktor internal

adalah pengalaman kerja auditor dan due professional care. Sedangkan fee

audit dan time budget pressure merupakan faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi kualitas audit.

1. Tinjauan Umum Atas Audit

1. Pengertian Auditing

Auditing merupakan suatu proses sistematik yang dilakukan oleh

personel yang kompeten dan independen melalui pengumpulan dan

pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur

mengenai suatu entitas ekonomi dan bertujuan untuk memberikan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Pada awal perkembangan

auditing hanya dimaksud untuk mencari dan menemukan kecurangan

serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi pemerikasaan laporan

keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian

laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam

pengambilan keputusan (Arens ,2011)


1

2. Standar Auditing

Standar Audit (SA) mengatur tentang standar yang digunakan

praktisi saat melaksanakan kegiatan audit atas laporan keuangan

historis. Standar-standar yang disajikan dalam SPAP berbasis ISA

sudah mencerminkan proses pengerjaan auditing yang dibagi kedalam

enam bagian dan 36 standar (Tuanakotta, 2013)

1. 200-299: Prinsip – Prinsip Umum Dan Tanggung Jawab

a.) SA 200: Tujuan keseluruhan auditor independen dan pelaksanaan

suatu audit berdasarkan standar perikatan audit.

b.) SA 210: persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit

c.) SA 220: Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan

d.) SA 230: Dokumentasi audit.

e.) SA 240: Tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan dalam

suatu audit atas laporan keuangan.

f.) SA 250: Pertimbangan atas peraturan perundang-undangan dalam

audit laporan keuangan.

g.) SA 260: Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas

tata kelola.

h.) SA 265: Pengomunikasian defisiensi dalam pengendalian internal

kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan

manajemen.

2. 300-499: Penilaian Resiko dan Respon Terhadap Resiko Yang Telah

Dinilai
1

a.) SA 300: Perencanaan suatu audit atas laporan keuangan.

b.) SA 315: Pengidentifikasian dan penilaian resiko salah saji material.

c.) SA 320: Materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

d.) SA 330: Respons auditor terhadap risiko yang telah dinilai.

e.) SA 402: Pertimbangan audit terkait dengan entitas yang

menggunakan suatu organisasi jasa.

f.) SA 450: Pengevaluasian atas salah saji yang diidentifikasi selama

audit.

3. 500-599: Bukti Audit

a) SA 500: Bukti audit.

b.) SA 501: Bukti audit-pertimbangan spesifik atas unsur pilihan.

c.) SA 505: Konfirmasi eksternal.

d.) SA 510: Perikatan audit tahun pertama -saldo awal.

e.) SA 520: Prosedur analitis.

f.) SA 530: Sampling audit.

g.) SA 540: Audit atas estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi

nilai wajar, dan pengungkapan yang bersangkutan.

h.) SA 550: Pihak berelasi.

i.) SA 560: Peristiwa kemudian.

j.) SA 570: Kelangsungan usaha.

k.) SA 580: Representasi Tertulis.

4. 600-699: Penggunaan Pekerjaan Pihak Lain.


1

a.) SA 600: Pertimbangan khusus- audit atas laporan keuangan grup

(termasuk pekerjaan auditor komponen).

b.) SA 610: Penggunaan pekerjaan auditor internal.

c.) SA 620: Penggunaan pekerjaan seorang pakar auditor.

5. 700-799: Kesimpulan Audit dan Pelaporan

a.) SA 700: Perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan

keuangan.

b.) SA 705: Modifikasi terhadap opini dalam laporan auditor

independent.

c.) SA 706: Paragraf penekanan suatu hal dan paragraph hal lain dalam

laporan auditor independent.

d.) SA 710: Informasi komparatif- angka korespondensi dan laporan

keuangan komparatif.

e.) SA 720: Tanggung jawab auditor atas informasi lain dalam dokumen

yang berisi laporan keuangan auditan.

6. 800- 899: Area-area Khusus

a.) SA 800: Pertimbangan khusus- audit atas laporan keuangan yang

disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus.

b.) SA 805: Pertimbangan khusus -audit atas laporan keuangan tunggal

dan unsur, akun, pos spesifik dalam suatu laporan keuangan.

c.) SA 810: Perikatan untuk melaporakan iktisar laporan keuangan


1

3. Tujuan Audit

Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) 2001 SA Seksi

110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada

umumnya adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua

hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan

arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

yaitu PSAK.

2. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan sesuatu yang penting dikarenakan

dengan kualitas audit yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan

keuangan yang relevan dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk membuat

keputusan. Auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien bisa

menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan

melaporkannya dalam laporan keuangan auditan. Hasil dari kualitas audit

yang baik berupa laporan keuangan yang transparan, dapat

dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan SAK yang berlaku, mampu

meningkatkan kinerja perusahaan dan nantinya hasil laporan keuangan

tersebut dapat dilihat oleh stakeholder yang berkepentingan serta

mencerminkan image perusahaan dimata masyarakat. (Hasmandra &

Nasaruddin, 2019)

De Angelo dalam Hasmandra &Nasaruddin (2019) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan dimana auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi.

3. Pengalaman Kerja Auditor


1

Pengalaman auditor menjadi salah satu aspek yang disyaratkan dalam

standar profesional akuntan publik. Rosini & Hakim (2021), menjustifikasi

bahwa pengalaman merupakan pengetahuan atau keahlian yang diperoleh

berdasarkan suatu peristiwa melalui pengamatan atau partisipasi langsung.

Atas dasar itu, semakin banyak dan semakin kompleks tugas yang diterima

oleh seorang auditor maka akan menambah dan memperluas wawasan auditor

atas pekerjaan yang digelutinya. Pengalaman yang didapatkan auditor dapat

dilihat dari aspek lamanya waktu, maupun kuantitas penugasan yang

ditangani. Auditor yang berpengalaman cenderung memiliki kemampuan yang

lebih mumpuni untuk mendeteksi kekeliruan serta kecurangan dalam suatu

laporan keuangan. Di samping itu, auditor tersebut juga dapat memberi

penjelasan yang lebih komprehensif atas temuannya tersebut. (Ayuningtyas &

Pamudji, 2012)

4. Due Profesional Care

Due professional care memiliki arti kemahiran profesional yang

cermat dan seksama (PSA No.4 SPAP 2011). Menurut Faturachman &

Nugraha (2015), menyebutkan bahwa kecermatan dan keseksamaan dalam

penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan

skeptisme profesional. Sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit

dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti

audit. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh

kekeliruan maupun kecurangan. Auditor harus menggunakan keahlian


2

profesionalnya dengan cermat dan seksama dan secara hati-hati dalam setiap

penugasan. Penerapan kecermatan dan keseksamaan diwujudkan dengan

dilakukannya review secara kritis pada setiap tingkat supervise terhadap

pelaksanaan audit. Kecermatan dan keseksamaan menyangkut apa yang

dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan yang telah

dihasilkan.

5. Time budget Pressure

DeZoort (2002) dalam ratha & ramatha (2015) mendefinisikan time

budget pressure berupa bentuk tekanan yang terjadi karena keterbatasan

waktu yang digunakan auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Saat

dihadapkan dengan tekanan anggaran waktu, auditor dapat memberikan

respon yang berbeda, baik perilaku fungsional maupun perilaku

disfungsional. Ketidaksesuaian antara time budget dengan tugas atau

pekerjaan yang diberikan membuat timbulnya perilaku disfungsional yang

menyebabkan rendahnya kualitas audit. Dalam time budget pressure,

terdapat suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan seperti mengurangi

prosedur audit yang dibutuhkan, mengurangi ketepatan dan keefektifan

pengumpulan bukti audit yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas

audit.

6. Fee Audit

Fee Audit merupakan fee yang diterima oleh akuntan publik setelah

melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, dan struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
2

pertimbangan professional yang lain. Semakin kompleks klien, semakin

sulit auditor untuk mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama

pula sehingga fee audit pun semakin tinggi (Hay et al., 2006 dalam Hanjani

2014)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Futri dan Juliarsa (2014) yang berjudul

Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi,

Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor berpengaruh secara simultan

terhadap kualitas audit. Secara parsial hanya tingkat pendidikan dan etika

profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan Ratha dan Ramantha (2015) yang berjudul

“Pengaruh Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan

Time Budget Pressure’’menyimpulkan bahwa variabel due professional care,

akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit sedangkan variabel

kompleksitas audit dan time budget pressure berpengaruh negatif terhadap

kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan Ningsih & S. Yaniartha (2013) yang berjudul

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Time Budget Pressure Terhadap

Kualitas Audit menemukan hasil bahwa kompetensi dan independensi

berpengaruh positif terhadap kualitas audit, hal ini berarti semakin tinggi

kompetensi dan independensi yang dimiliki seorang auditor maka kualitas

audit akan semakin baik. Sedangkan variabel time budget pressure

berpengaruh negatif yang berarti semakin tinggi time budget pressure maka

kualitas audit akan semakin menurun.


2

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul penelitian Variabel Hasil penelitian

1. (futri & Pengaruh Variabel hasil penelitian


Juliarsa, Independensi, independen: menunjukkan
2014) Profesionalisme, •Independensi variabel
Tingkat Pendidi •Profesionalis independensi,
kan, Etika Profe me, profesionalisme,
si,Pengalaman, •Tingkat tingkat pendidikan,
dan Kepuasan Pendidikan etika profesi,
Kerja Auditor •Etika Profesi pengalaman, dan
Terhadap Kualit •Pengalaman kepuasan kerja
as Audit Pada • kepuasan ker ja auditor
Kantor Akuntan Auditor berpengaruh secara
Publik Di Bali simultan terhadap
Variabel kualitas audit.
dependen: Secara parsial
•Kualitas Audit hanya tingkat
pendidikan dan
etika profesi
berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas audit.
2. (Ratha & Pengaruh Due Variabel hasil penelitian
Ramantha, Professional Care, Independen: menunjukkan
2015) Akuntabilitas, •Due variabel due
Kompleksitas professional professional care,
Audit, Dan Time care akuntabilitas
Budget Pressure • akuntabilitas berpengaruh positif
Terhadap Kualitas •kompleksitas terhadap kualitas
Audit Audit audit, sedangkan
• time budget variabel
pressure. kompleksitas audit
dan time budget
Variabel pressure
dependen: berpengaruh
•Kualitas audit negatif terhadap
kualitas audit.
3. (Faturach Pengaruh Due Variabel hasil pengujian
man & Professional Care Independen: didapatkan
Nugraha, Terhadap Kualitas • Due pengaruh yang
2015) Audit Pada Professional positif sebesar
Kantor Akuntan care 0,569 serta
Publik Di Kota koefisien
Bandung
2

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil penelitian

Variabel determinasi sebesar


dependen: 32,37%. Hasil ini
• Kualitas Audit menunjukkan
bahwa due
professional care
berpengaruh
terhadap kualitas
audit sebesar
32,37%.
4. Pengaruh Etika Variabel Hasil penelitian
(Hanjani, Auditor, Independen: menunjukkan
A, 2014) Pengalaman •Etika Auditor bahwa etika
Auditor, Fee •Pengalaman auditor,
Audit, Dan Auditor pengalaman
Motivasi Auditor • Fee Audit auditor,
Terhadap Kualitas •Motivasi fee audit dan
Audit Auditor. motivasi auditor
berpengaruh
Variabel signifikan dan
Dependen: positif terhadap
•Kualitas Audit kualitas audit.
5. (Rosini & pengaruh Variabel Hasil penelitian ini
Hakim, pengalaman Independen: menunjukan bahwa
2021) auditor dan time • Pengalaman pengalaman auditor
budget pressure auditor terbukti
terhadap kualitas • Time budget berpengaruh positif
audit pressure. terhadap kualitas
audit.
Variabel Time budget
Dependen: pressure atau
•Kualitas Audit. tekanan waktu
anggaran terbukti
berpengaruh
negatif terhadap
kualitas audit.
6. (Ningsih Pengaruh Variabel kompetensi dan
& S. Kompetensi, Independen: independensi
Yaniartha, Independensi, •Independensi, berpengaruh positif
2013) Dan Time Budget •Time Budget terhadap kualitas
Pressure Pressure. audit, hal ini berarti
Terhadap Kualitas semakin tinggi
Audit Variabel kompetensi dan
Dependen: independensi yang
•Kualitas Audit dimiliki seo
2

NO Peneliti Judul penelitian Variabel Hasil penelitian

•Kualitas Audit dimiliki seorang


auditor maka
kualitas audit akan
semakin baik.
Sedangkan variabel
time budget
pressure
berpengaruh
negatif yang berarti
semakin tinggi time
budget pressure
maka kualitas audit
akan semakin
menurun.
7. (Jemada & Pengaruh tekanan Variabel Hasil penelitian
Yaniartha, anggaran waktu, Independen: menunjukkan
2013 kompleksitas • Tekanan bahwa tekanan
tugas, dan Anggaran anggaran waktu ,
reputasi auditor Waktu kompleksitas tugas,
terhadap fee audit • Kompleksitas dan reputasi auditor
pada kantor Tugas. berpengaruh secara
akuntan publik di • Reputasi positif dan
bali auditor signifikan terhadap
Variabel fee audit.
Dependen:
• Fee Audit

(Kurniasih Pengaruh fee Variabel Hasil penelitian


8. & audit, audit Independen: menunjukkan
Rohman, tenure, dan rotasi • Fee Audit bahwa fee audit
2014) audit terhadap • Audit Tenure berpengaruh
kualitas audit. • Rotasi audit signifikan positif
terhadap kualitas
Variabel audit.
Dependen: audit tenure
•Kualitas Audit. berpengaruh
signifikan negatif
terhadap kualitas
audit.
rotasi audit
berpengaruh
signifikan positif
terhadap kualitas
audit.
2

NO Peneliti Judul penelitian Variabel Hasil penelitian

9 (Mahardik Pengaruh Variabel Hasil penelitian ini


a& independensi, Independen: menunjukkan
Purnawati, pengalaman • Independensi bahwa (1)
2017) • Pengalaman Independensi
kerja, dan due kerja auditor secara signifikan
professional care • Due berpengaruh positif
terhadap kualitas professional terhadap kualitas
hasil audit care hasil audit, (2)
Pengalaman kerja
Variabel secara signifikan
dependen: berpengaruh positif
•Kualitas hasil terhadap kualitas
audit hasil audit, (3) Due
profesional care
secara signifikan
berpengaruh positif
terhadap kualitas
hasil audit, dan (4)
Independensi,
pengalaman kerja,
dan due
profesional care
secara signifikan
berpengaruh positif
terhadap kualitas
hasil audit.
10 (Pratistha Pengaruh Variabel Hasil olah data
& Independensi Independen: memperlihatkan
Widhiyani Auditor Dan •Independensi bahwa
, 2014) Besaran Fee Auditor independensi
Audit Terhadap •Besaran fee auditor dan besaran
Kualitas Proses audit fee audit
Audit berpengaruh positif
Variabel dan signifikan
Dependen: terhadap kualitas
•Kualitas proses proses audit baik
audit secara simultan
maupun parsial
2

C. Kerangka Konseptual

Kerangka berfikir dalam penelitian “Pengaruh Pengalaman kerja

auditor, Due professional care, Time Budget Pressure, dan Fee audit Terhadap

Kualitas Audit”, dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengalaman Kerja Auditor


(X1)

Due Professional Care


(X2)
Kualitas Audit
(Y)

Time Budget Pressure


(X3)

Fee Audit
(X4)

Gambar 1. Kerangka Konseptual


2

D. Hipotesis

1. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Audit.

Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jam terbang

seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik.

Semakin banyak pengalaman auditor maka dugaan dalam menjelaskan

temuan audit juga semakin baik. Faktor yang menyebabkan kurangnya

pengalaman pada auditor adalah, kurang lamanya bekerja pada Kantor

Akuntan Publik dan selain itu kurangnya kompleksitas tugas yang dihadapi

auditor. Semakin sering auditor menghadapi tugas yang kompleks maka

semakin bertambah pengalaman dan pengetahuannya. Begitu juga dengan

risiko audit yang dihadapi oleh seorang auditor juga akan dipengaruhi oleh

pengalaman dari auditor tersebut. (Rosini & Hakim, 2021).

Pengalaman dapat membentuk keahlian seseorang baik secara teknis

maupun psikis. Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring

dengan semakin banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas

transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan

memperluas pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing (Christiawan

2002 dalam Mahardika & Purnamawati 2017). Futri & Juliarsa (2014)

mengungkapkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh positif terhadap

kualitas audit. Biantong (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Jika tingkat

pengalaman kerja auditor tinggi, maka auditor akan dengan mudah

melakukan tugas-tugas auditnya sehingga kualitas audit yang dihasilkan

akan baik. Rosini & Hakim


2

(2021) dan Hanjani (2014), dalam penelitiannya menyatakan bahwa

pengalaman berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H1: Pengalaman kerja auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit.

2. Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit

Due professional care memiliki arti kemahiran professional yang

cermat dan seksama (PSA No.4 SPAP 2011). Due professional care

menyangkut dua aspek, yaitu skeptisme professional dan keyakinan yang

memadai. Masyarakat luas akan mempercayai laporan keuangan yang telah

di audit apabila auditor menggunakan sikap skeptisme profesionalnya dalam

proses pelaksanaan audit. Untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material baik yang disebabkan oleh

kekeliruan maupun kecurangan maka auditor harus menggunakan keahlian

profesionalnya dengan cermat dan seksama. (Faturachman & Nugraha,

2015).

Louwers (2008) menyimpulkan bahwa kegagalan audit dalam kasus

fraud transaksi pihak -pihak terkait disebabkan karena kurangnya sikap

skeptis dan due professional care auditor dari pada kekurangan dalam

pemenuhan standar auditing. Akuntan publik memerlukan kecermatan yang

memadai dalam pekerjaannya untuk menghasilkan kualitas audit yang baik.

Saripudin, dkk (2012) yang menyebutkan bahwa Secara parsial variabel due
2

professional care tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ratha & Ramantha (2015) dan Faturachman

& Nugraha (2015) menyatakan bahwa due professional care berpengaruh

positif terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam

penelitian ini akan dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Due profesional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit.

3. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit

Time Budget Pressure sebagai bentuk tekanan yang muncul dari

keterbatasan sumber daya untuk melaksanakan tugas. Dari adanya keberadaan

tekanan anggaran waktu ini memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas

sesegera mungkin karena dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap

anggaran waktu. Auditor menetapkan alokasi waktu audit yang sangat ketat,

namun akibatnya memberi efek samping yang merugikan publik, yaitu

memunculkan perilaku yang mengancam kualitas audit, seperti penurunan

tingkat pendeteksian dan penyelidikan salah saji dan gagal meneliti prinsip

akuntansi yang digunakan perusahaan. Secara konsisten, tekanan anggaran

waktu yang di susun secara ketat, dapat menyebabkan perilaku disfungsional.

Tekanan ini yang memungkinkan auditor mengurangi kepatuhannya dalam

mengikuti dan menjalankan prosedur audit dengan cara melakukan

pengabaian prosedur audit yang dianggap tidak penting. (Nurhasanah dkk,

2018). Penelitian yang dilakukan oleh (Hasmandra dan Nasaruddin, 2019;

Arisinta, 2013; Jelista, 2015) menemukan adanya pengaruh yang positif dan

signifikan
3

antara tekanan anggaran waktu dengan kualitas audit. Hasil penelitian

berbeda ditemukan oleh (Nurhasanah, dkk 2018; Ningsih dan Yaniartha,

2013; Primastuti dan Suryandari, 2014; Susmiyanti dan Rahmawati, 2016)

menyatakan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam

penelitian ini akan dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Time budget pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kualitas audit.

4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit.

Fee audit merupakan besaran imbalan jasa yang diterima oleh auditor

dalam pelaksanaan pekerjaan audit. Besarnya imbalan jasa yang diterima

auditor juga mampu mempengaruhi kualitas audit yang akan dihasilkan.

Auditor harus tetap bertindak independen terhadap opini yang akan diberikan

berdasarkan proses audit dengan tidak memandang berapapun besarnya fee

yang diberikan dari kliennya. Imbalan jasa yang besar diterima auditor dari

kliennya dapat merencanakan kualitas audit yang tinggi. Karena hal ini

mencerminkan kompetensi dan keahlian yang dimiliki oleh auditor. Besar

kecilnya fee audit dipengaruhi beberapa faktor antara lain tekanan anggaran

waktu, kompleksitas tugas, dan reputasi auditor (Jemada &Yaniartha, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Biri (2019), mengungkapkan audit fee tidak

berpengaruh pada kualitas audit. Pendapat yang lain juga disampaikan

Hanjani (2014) dan Kurniasih &Rohman (2014) menunjukkan besaran audit

fee berpengaruh signifikan positif pada kualitas audit.


3

Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini akan dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: Fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

5. Pengaruh pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget

pressure, dan fee audit secara simultan terhadap kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Nirmala (2013), menemukan bahwa

pengalaman kerja auditor, due professional care dan time budget pressure

secara bersama-sama berepengaruh terhadap kualitas audit. Fee audit

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, (Pratistha &Widhiyani, 2014)

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas mengenai pengaruh pengalaman

kerja auditor terhadap kualitas audit, pengaruh due professional care terhadap

kualitas audit, time budget pressure terhadap kualitas audit dan fee audit

terhadap kualitas audit, maka peneliti menyatakan hipotesis bahwa pengalaman

kerja auditor, due professional care, time budget pressure, dan fee audit diduga

berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini akan dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H5: Pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget pressure dan

fee audit berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitiaan dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di wilayah

Makassar. Adapun waktu penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Maret

- April 2021.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor independen yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Makassar yang terdaftar pada

IAI Makassar tahun 2021.

Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Daftar Nama KAP

No. Nama KAP Alamat Jumlah


Auditor
1. KAP Ardaniah Abbas Jln.Barombong 5
No.240 Bonto pajja,
Kabupaten
Gowa,Sulawesi
Selatan
2. KAP Drs.Ellya Noorlisyati Jl.A.P Pettarani 6
&Rekan(cab) Ruko
DiamondCenter
No.44,Makassar
3. KAP Thomas, Blasius, Jln.Boulevard Ruko 6
Widartoyo & rekan (cab) Jascinth 1 No.10

4. KAP Masnawaty Sangkala, Jl. Masjid Raya 5


CPA No.80 A,Baraya,
Kec.Bontoala,Kota
Makassar
3

No. Nama KAP Alamat Jumlah


Auditor

5. KAP Yakub Ratan, CPA Kompleks BTN 6


Azzahrah Grend
Land Blok G No.30
6. KAP Usman & rekan (Cab) Jln Maccini Tengah 8
No.21
7. KAP Drs.Harly Weku dan Jln.Bontosua No.1 D 4
Pricillia
Total 40

Sumber: IAPI Makassar 2021

2) Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki

populasi (Sugiyono, 2014:116) Metode penentuan sampel yang digunakan

adalah teknik sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik

pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan

dikenal juga dengan istilah sensus.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pengujian hipotesis.

Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui

pengukuran variabel-variabel penelitian.


3

2. Sumber Data

Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian

atau sumber asli tanpa melalui pihak prantara.

D. Metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field

research). Untuk mengumpulkan data lapangan, penelitian ini menggunakan

metode survei dengan cara menyebaran kusioner terhadap objek penelitian.

Metode survei kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pernyataan yang diberikan langsung kepada responden.

Kuisioner telah disebarkan langsung kepada 40 auditor di Kantor Akuntan

Publik di Makassar.

Dalam kuisioner, responden memberikan 5 alternatif jawaban dan

diberi skor menggunakan skala likert, yaitu: sangat setuju, skor 5, setuju, skor

4, kurang setuju, skor 3, tidak setuju. skornya 2, dan jawaban yang sangat

tidak setuju diberi skor 1.

E. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data

setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data dalam penelitian. Teknik

analisis data dalam penelitian ini meliputi uji statistik deskriptif, uji instrument

penelitian, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.


3

1. Uji statistik deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis sampel data yang

telah dikumpulkan dalam kondisi yang sebenarnya, tanpa maksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi. Analisis

statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran demografi

responden dan deskripsi variabel-variabel dalam penelitian (Pengalaman

kerja auditor, due professional care, time budget pressure, fee audit dan

kualitas audit).

2. Uji Instrumen Penelitian

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

instrument dalam kuesioner yang dibagikan kepada auditor di KAP kota

Makassar yang dikumpulkan dari responden secara personal. Keabsahan

suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. (Ghozali, 2016). Dikatakan valid jika nilai

signifikansi < 0,05. Apabila tampilan hasil analisis menunjukan bahwa

korelasi antara indikator terhadap total skor konstruk menunjukan hasil

yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa indikator pertanyaan

adalah valid. Uji validasi ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi

SPSS.
3

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu

variabel dikatakan reliebel atau handal apabila memberikan nilai

Cronbach’s Alpha > 0,6 (Ghozali, 2016).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

pengganggu atau residual memilki distribusi normal (Ghazali, 2016). Teknik

pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample

Kolmogorov Sminorv Test (1-Sampel K-S). ketentuan suatu model regresi

berdistribusi secara normal apabila nilai probability dari Kolmogorov

Sminorv > 0,05. (Ghozali,2016).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu

dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika

VIF< 10 dan nilai Tolerance >0,10 maka tidak terjadi gejala

Multikolinieritas (Ghozali, 2016).


3

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homokendastisitas dan jika beda

disebut heterokedastistitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastistitas (Ghozali,

2016). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu

dengan metode Glejser Test. Uji glejser menggunakan regresi nilai absolut

residual terhadap variabel independen dengan persamaan: |Ut| = α + βXt +

vt. Jika pada variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroksiditas. Di mana tingkat

kepercayaan atau probabilitas signifikansinya adalah sebesar 5% Jika nilai

signifikansi variabel independen > 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel independen <

0,05 maka terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2016)

4. Uji Hipotesis

a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel

dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (Variabel

bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata- rata

variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

(Ghozali,2016). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


3

regresi berganda.Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui besarnya

pengaruh yang ditimbulkan. Persamaan matematis untuk hubungan yang

dihipotesiskan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β3x4+ ε

Keterangan:

Y: Variabel Kualitas Audit

α: Konstanta

β x : Koefisien regresi

X1: Variabel Pengalaman Kerja Auditor

X2: Variabel Due Professional Care

X3: Variabel Time Budget Pressure

X4: Variabel Fee Audit

ε : Error

a. Uji Koefisien Determinasi(R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tingkat ketepatan

regresi dinyatakan dalam koefisien (R2) yang nilainya antara 0 - 1. Jika R2

menunjukkan variabel independen bersama-sama berpengaruh terhadap


4

variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel

independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2 (Ghozali,

2016).

b. Uji Statistik t

Uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen (pengalaman

kerja auditor, due professional care, time budget pressure,dan fee audit) secara

parsial atau individual terhadap variabel dependen (kualitas audit). Uji t

tersebut dapat dilihat dari besarnya p-value dibandingkan dengan taraf

signifikansi α = 5%. Dengan kriteria jika tingkat signifikansi <0,05 maka H0

diterima dan jika tingkat signifikansi >0,05 maka Ho ditolak (Ghozali, 2016).

c. Uji statistik F

Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

atau bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F dilakukan

dengan membandingkan tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian

dengan probabiliti value dari hasil penelitian (Ghozali, 2016). Dasar

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1.) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak,

ini berarti semua variabel independent atau bebas tidak mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terilkat.

2.) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha

diterima, ini berarti semua variabel independen atau bebas mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.


4

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel

a. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri

dari:

1. Pengalaman Kerja Auditor

Pengalaman audit merupakan suatu pencapaian yang dimiliki

seorang auditor setelah berpartisipasi dan melakukan pengamatan

secara langsung terhadap kegiatan audit. Seorang auditor yang

berpengalaman wawasannya lebih luas mengenai pekerjaan audit yang

digelutinya. Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa

tugas yang dilakukan secara berulang-ulang memberikan peluang

untuk belajar melakukannya dengan yang terbaik.

2. Due professional care

Seorang auditor seharusnya menggunakan kemahiran

profesional dengan cermat dan seksama di setiap penugasan auditnya.

Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan

oleh kekeliruan maupun kecurangan. Due professional care

merupakan hal yang penting yang harus diterapkan bagi setiap

akuntan publik
4

dalam melaksanakan tugas profesionalnya agar dicapai kualitas audit

yang memadai.

3. Time budget pressure

Time budget pressure adalah suatu kondisi dimana auditor

mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat

menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Ketidaksesuaian antara time budget dengan tugas atau pekerjaan yang

diberikan membuat timbulnya perilaku disfungsional yang

menyebabkan rendahnya kualitas audit. Jika auditor menyelesaikan

audit dengan cepat maka akan mengurangi biaya audit oleh klien.

Indikator tekanan anggaran waktu berupa ketepatan waktu, pencapaian

anggaran waktu, keterbatasan sumber daya, tingkat efisiensi terhadap

anggaran waktu, dan kepatuhan auditor.

4. Fee Audit

Fee Audit merupakan fee yang diterima oleh akuntan public dari

kliennya setelah memberikan jasa audit. Untuk menentukan berapa fee

yang akan diperoleh oleh akuntan publik tentunya berdasarkan dengan

risiko penugasan serta banyaknya tugas yang akan diterima. Fee audit

ini dilandasi oleh teori atribusi, kaitannya adalah ketika manajemen

memberikan fee kepada auditor, auditor harus dapat memahami tujuan

dan yang diinginkan oleh pihak manajemen


4

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung

pada faktor-faktor lain dari variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas audit adalah laporan yang

diberikan oleh akuntan publik terdaftar sebagai penilaiannya atas

kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan.

2. Pengukuran variabel.

variabel ini diukur dengan skala likert lima point dari sangat tidak setuju (1),

tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4), sangat setuju(5)

Tabel 3. Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengalaman Pengalaman auditor 1. Elemen penting


Kerja Auditor merupakan pengauditan.
(X1) pengetahuan atau 2. Pengembangan Karir.
(Sumber: keahlian yang diperoleh 3.Mampu menganalisis
Taufik (2008), berdasarkan suatu masalah.
Hasibuan peristiwa melalui 4.Mampu membuat
(2010), pengamatan maupun keputusan. Ordinal
Saripudin dkk partisipasi langsung. 5.Mampu mengatasi
(2012). (Rosini & Hakim,2021) permasalahan.
6.Seringnya mengaudit
berbagai jenis
perusahaan
7. Peningkatan kompetensi
sebagai auditor.
8. Banyaknya penugasan
Audit
Due professi Due professional care 1. Sikap skeptis
onal care(X2). merupakan sikap yang 2. Pengumpulan dan
(Sumber: cermat dan seksama penilaian bukti audit
Singgih & dengan berfikir kritis secara objektif.
Bawono (2010) serta melakukan 3. Evaluasi bukti audit
evaluasi terhadap bukti 4. Penggunaan kemahiran
audit, berhati-hati profesional auditor.
dalam 5. Memperoleh bukti
4

Variabel Definisi Indikator Skala

tugas yang dikerjakan, kompeten yang cukup


tidak ceroboh dalam 6. Keyakinan yang
melakukan memadai
7. Profesional mampu
pemeriksaan dan
membuat keputusan
memilki keteguhan tanpa tekanan dari pihak
dalam melaksanakan lain. Ordinal
tanggung jawab.
Dengan sikap cermat
yang dimiliki , auditor
mampu
mengungkapkan lebih
mudah berbagai macam
kecurangan dalam
penyajian laporan
keuangan (Faturachman
&Nugraha, 2015)

Time Budget Time budget pressure 1. Penyelesaian tugas


Pressure (X3) merupakan bentuk dengan waktu
(Sumber: tekanan yang terjadi yang sudah
Muhsyi(2013) karena keterbatasan ditentukan
waktu yang digunakan 2. Pengkomunikasian
auditor dalam anggaran waktu
pelaksanaan tugasnya 3. Fokus tugas
(Ratha & dengan
Ramantha,2015) keterbatasan
waktu.
4. Anggaran waktu Ordinal
merupakan
keputusan mutlak
dari atasan
5. Pemenuhan target
waktu selama
penugasan
6. Keterbatasan
waktu dalam
penugasan
7. Efisiensi dalam
proses audit
8. Penilaian kinerja
dari atasan
4

Variabel Definisi Indikator Skala

Fee Audit (X4) Fee audit merupakan 1. Risiko Penugasan


(Sumber: fee yang diterima 2. Kompleksitas jasa yang
Soekrisno akuntan publik setelah diberikan.
(2013) dan melaksanakan jasa 3. Tingkat keahlian.
Susmiyanti auditnya. Besarnya
(2016) tergantung dari resiko
penugasan, Ordinal
kompleksitas jasa yang
diberikan, dan struktur
biaya kap yang
bersangkutan (Hanjani,
2014).
Kualitas Audit Kualitas audit 1. Kompetensi auditor
(Y) merupakan 2. Deteksi salah saji
(Sumber: kemungkinan dimana 3. Komitmen dalam
Bruhanuddin seorang auditor akan menyelesaikan audit.
(2016) menemukan dan 4. Berpedoman pada Ordinal
melaporkan prinsip akuntansi dan
pelanggaran yang ada prinsip audit.
pada sistem akuntansi 5. Tidak percaya begitu
klien (Hasmandra & saja terhadap
Nasaruddin, 2019). pernyataan klien
6. Prinsip kehati-hatian
dalam pengambilan
keputusan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Meneliti

Akuntansi pertama kali dikenal bangsa Indonesia pada masa

penjajahan, namun yang dipelajari bangsa Indonesia saat itu ialah ilmu tata

buku (bookkepper) yang hanya mencatat administrasi bisnis tanpa

memperhatikan keperluan melaksanakan pelaporan, pengawasan dan analisa.

Di Indonesia profesi akuntan publik mengalami perkembangan sejak tahun

tujuh puluhan. Yang mendorong perkembangan profesi akuntan publik yaitu

adanya pelunasan kredit yang dilakukan oleh perbankan kepada perusahaan.

Nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu diwajibkan untuk

menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh

akuntan publik.

Dengan dikeluarkannya paket 23 Maret 1979 yang berisi tentang surat

keputusan Menteri keuangan no. 108 /KMK/07/1979 tentang perlu diciptakan

suatu iklim yang sehat bagi dunia usaha, guna penetapan pajak yang lebih

obyektif. Perkembangan profesi akuntan publik juga didorong peraturan

pemerintah. Perusahaan yang ingin go publik harus memenuhi salah satu syarat

yaitu laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dua tahun

berturut-turut dengan pendapat wajar.

B. Institute akuntan publik

Institut Akuntan Publik (IAPI) atau Indonesian institute of certified

public accountants (IICPA), memiliki latar belakang sejarah yang cukup

Panjang dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia tahun 1957 yang
4

merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan

profesi dan organisasi akuntan publik di Indonesia tidak terlepas dari

perkembangan ekonomi dunia usaha, penanaman modal dalam dan luar negeri,

pasar modal dan pengaruh global. Secara garis besar, tonggak perkembangan

organisasi profesi dan akuntan publik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh

perubahan perekonomian negara secara keseluruhan, khususnya perekonomian

dunia.

Misi

1. Mewujudkan akuntan publik yang berintegritas, berkualitas,

berkompetensi dan berstandar internasional.

2. Mendorong pertumbuhan dan independensi profesi akuntan publik.

3. Mewujudkan lingkungan internal dan eksternal profesi yang sehat

dan kondusif bagi profesi akuntan publik.

4. Menjaga martabat profesi akuntan publik dan kepercayaan publik.

5. Melindungi kepentingan publik dan akuntan publik.

6. Mendorong terwujudnya good govermance di Indonesia.

Visi

1. Menyediakan sumber daya manusia profesi akuntan yang memiliki

kompetensi sesuai standar global melalui proses rekrutmen

anggota.

2. Menyediakan standar profesi akuntan publik dan kode etik yang

berstandar international.

3. Mendorong peningkatan kualitas jasa profesi akuntan publik melalui

penguatan kelembagaan kantor akuntan publik.


4

4. Mendorong peningkatan praktik unit kelola yang baik dibidang

perekonomian dan pengelolaan negara termasuk pencegahan korupsi

dan peningkatan kualitas pelaporan informasi keuangan.

C. Gambaran Responden

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor

Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang sudah mendapatkan izin

dari mentri keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai wadah bagi

akuntan publik untuk memberikan jasanya.

Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi

yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bebas dari salah saji material

dapat dipercaya kebenarannya untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan

keputusan dan telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di

Indonesia. Oleh karna itu diperlukan suatu jasa professional yang independen

dan obyektif untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

Struktur Organsasi pada KAP sebagai berikut:

1. Partner merupakan rekan pimpinan dan rekan yang menduduki jabatan

tertinggi dalam KAP. Tugasnya bertanggung jawab secara keseluruhan

terhadap pekerjaan yang ditangani oleh KAP.

2. Manajer merupakan pengawas pemeriksa, koordinator akuntan senior tugasnya

mereviuw program audit,mereviuw kertas kerja, laporan audit dan manajemen

letter.
4

3. Akuntan senior atau koordinator akuntan yunior merupakan akuntan perencana

dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemeriksaan. Tugasnya

mengarahkan dan mereview pekerjaan akuntan junior.

4. Akuntan junior atau asisten akuntan merupakan pelaksana prosedur

pemeriksaan secara rinci sesuai dengan pengarahan dari akuntan senior.

Tugasnya membuat kertas kerja.

Kantor Akuntan Publik dalam pekerjaanya memberikan beberapa jasa

yang disebut dengan jasa audit. Penjelasan dari jasa tersebut adalah:

1. Jasa Audit Laporan Keuangan

Dalam kapasitasnya sebagai auditor independent, kantor akuntan publik

melakukan audit umum atas lasporang keuanganuntuk memberikan pernyataan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.

2. Jasa Audit Khusus

Audit khusus merupakan audit atas pos laporan tertentu yang dilakukan dengan

menggunakan prosedur yang disepakati bersama. Audit atas laporan keuangan

yang disusun berdasarkan basis yang komprehensif dan audit atas informasi

keuangan untuk tujuan tertentu.

3. Jasa Atestasi

Jasa yang berkaitan dengan penerbitan laporan yang memuat satu kesimpulan

tentang keadaan asersi (pernyataan) tertulis menjadi tanggung jawab pihak lain,

dilaksanakan mulai pemeriksaan, review dan prosedur yang disepakati

bersama.

4. Jasa Review Laporan Keuangan


5

Jasa yang memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi

material yang harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atas basis akuntansi

komprehensif lainnya.

5. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan

Jasa untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan catatan data keuangan

serta informasi lainnya yang diberikan manajemen satu entitas tertentu.

6. Jasa Konsultasi

Jasa ini meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi

akuntan publik. Misalnya jasa konsultasi umum kepada pihak manajemen,

perencanaan sistem dan implementasi sistem akuntansi, penyelenggaraan

Pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan seleksi dan rekruitmen pegawai sampai

memberikan jasa konsultasi lainnya.

7. Jasa Perpajakan

Jasa yang diberikan meliputi jasa konsultasi umum perpajakan, perencanaan

pajak, review jenis pajak, pengisian SPT dan penyelesaian masalah perpajakan.

Kota Makassar termasuk kota besar yang sudah banyak KAP besar

maupun kecil yang menuntut eksistensi auditor independen dalam melakukan

audit laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas dasar hasil pemeriksaan,

sehingga keterlibatannya dalam penentuan kualitas audit. Pada penelitian ini,

peneliti melakukan penelitian pada tujuh Kantor Akuntan Publik di Makassar,

yaitu:
5

1. KAP Ardaniah Abbas

Izin Usaha Nomor : 776/KM.1/2017

Jl Barombong No.240, Bonto Pajja, Kel.Lembang

Parang, Kec.Barombong.Gowa, Sulawesi Selatan

90225

Telp : 0411-8216743

Fax : kap.ardaniah.abbas@gmail.com

2. KAP Drs.Ellya Noorlisyati & Rekan (cab)

Izin Usaha Nomor : KEP -682/KM 17/1998

Jl.A.P Pettarani Ruko Diamond Center No.44,

Makassar.

Telp : (0411)4671888

E-mail : info@kap-eliya.com

3. KAP Drs.Thomas, Blassius, Widartoyo & Rekan (cab)

Izin Usaha Nomor : KEP-41/KM.1/2010 (20 januari 2010)

Jln Boulevard Ruko Jascinth 1 No.10 Makassar

90231.

Telp : (0411)447377

Fax : (0411)448817

4. KAP Masnawaty Sangkala, S.E., M.SI., Phd., Ak., CA., CPA

Izin Usaha Nomor : KEP-36/KM.1/2019

Jl.Mesjid Raya No.80 A-B, Makassar 90245

Telp : 0411-442601
5

E-mail : wati_4529@yahoo.co.id

5. KAP Yakub Ratan dan Rekan

Izin Usaha Nomor : 962/KM.1/2017

Graha Surandar Lantai 3 Jl. Mesjid Raya No.80A-

B, Makassar 90151

Telp : 081354171617/08114441327

E-mail : yakubratan.rekan@gmail.com

6. KAP Usman & Rekan (cab)

Izin Usaha Nomor : KEP-992/KM 17 /1998 (26 Oktober 1998)

Jl.Maccini Tengah No.21 Makassar

Telp :(0411)449060

E-mail : Kastumuni.harto@iapi.or.id

7. KAP Drs Harly Weku dan Pricillia

Izin Usaha Nomor : 1459/KM.1/2016

Jl.Bontosua No.1 D Komplek Ruko Dewi Maassar

190157

Telp 04113613129

E-mail : kaphwp19@gmail.com
5

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

a. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja pada Kantor

Akuntan Publik di Makassar. Data untuk penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada

responden pada masing-masing KAP. Jumlah KAP yang bersedia

menjadi responden sebanyak 7 KAP.

Tabel 4. Gambaran Umum Responden

No Nama KAP Jumlah Kuesioner Kuesioner


Auditor yang disebar yang Kembali
1. KAP Ardaniah 5 5 5
Abbas
2. KAP Drs.Elly 6 6 4
Noorlisyati &
Rekan (cab)
3. KAP Drs.Thomas, 6 6 6
Blassius, Widartyo
& Rekan (cab)
4. KAP Masnawaty 5 5 5
Sangkala CPA
5. KAP Yakub Ratan, 6 6 5
CPA
6. KAP Usman & 8 8 5
Rekan (cab)
7. KAP Drs Harly 4 4 4
Weku dan Pricillia
Jumlah 40 40 34

Sumber: Data Primer yang diolah,2021


5

Tabel 5. Distribusi Pengembalian Kuesioner

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah kuesioner yang disebar 40


2 Jumlah kuesioner yang tidak Kembali (6)

3 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 34

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

b.Karakteristik Responden

1.) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 6. Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1. Laki-laki 14 41,2%

2. Perempuan 20 58,8%
Jumlah 34 100%

Sumber: Data primer yang diolah ,2021

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 34 auditor,

jumlah auditor perempuan lebih banyak di banding auditor laki-laki.

Dimana jumlah auditor perempuan sebanyak 20 auditor atau 58,8%,

sedangkan laki- laki sebanyak 14 auditor atau 41,2 %.

2.) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


1. D3 1 2,9%
2. S1 24 70,6%
3. S2 9 26,5%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2021
5

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar auditor pada Kantor

Akuntan Publik di Makassar yang menjadi responden pada penelitian ini di

dominasi tingkat pendidikan S1 sebanyak 24 auditor atau 70,6% dari

jumlah responden tingkat pendidikan S2 sebanyak 9 auditor atau 26,5%

dan tingkat pendidikan D3 sebanyak 1 auditor atau 2,9%. Banyaknya

auditor yang memiliki tingkat pendidikan di jenjang S1 disebabkan karena

kebanyakan auditor setelah menamatkan pendidikannya di tingkat S1

maka auditor mencari pengalaman sebagai praktisi di KAP yang terdapat

di makassar untuk mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh di

bangku perkuliahan.

3.) Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan di KAP

Tabel 8. Kedudukan di KAP

NO Kedudukan Jumlah Persentase

1. Auditor Junior 18 52,9%


2. Auditor Senior 13 38,2%
3. Supervisi 3 8,8%
4. Manajer 0 0

5. Partner 0 0
Jumlah 34 100%

Sumber: Data primer yang diolah,2021

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 7 kantor akuntan publik di

Makassar sebagian besar berkedudukan sebagai auditor junior yaitu

sebanyak 18 auditor atau 52,9%. Sedangkan 13 atau 38,2% auditor


5

berkedudukan sebagai auditor senior. 3 atau 8,8% berkedudukan sebagai

supervisi.

4.) Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 9. Masa Kerja Responden

No Lama Bekerja Jumlah Persentase

1. < 3 Tahun 19 55,9%


2. 3-5 Tahun 8 23,5%

3 5-10 Tahun 7 20,6%


4. >10 Tahun 0 0

Jumlah 34 100%
Sumber: Data primer yang diolah,2021

Tabel 8 menunjukkan sebagian besar auditor bekerja selama <3

tahun yaitu sebanyak 19 auditor atau 55,9%. Auditor yang bekerja selama

3-5 tahun yaitu sebanyak 8 auditor atau 23,5%. Auditor yang bekerja

selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 7auditor atau 20,6%.

2. Hasil Uji Statitik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengalaman kerja

auditor (X1), due professional care (X2), time budget pressure(X3), fee

audit(X4) dan kualitas audit (Y). Variabel-variabel ini akan diuji dengan

statistik deskriptif. Untuk mengkategorikan rata-rata jawaban responden

digunakan interval kelas yang dicari dengan rumus sebagai berikut:

𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔 = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑻𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 − 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝟓−


𝒕𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉 𝟏 = 𝟎, 𝟖
=
𝑱𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔 𝟓
5

Dengan interval kelas 0,8 kemudian disusun kriteria rata-rata jawaban

responden yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 10. Penilaian Jawaban Responden

Interval Kategori

4,21 < a < 5,00 Sangat Setuju

3,41 < a < 4,20 Setuju

2,61 < a < 3,40 Kurang Setuju


1,81 < a < 2,60 Tidak Setuju

1,01 < a < 1,80 Sangat Tidak Setuju


Sumber: Data yang diolah, 2021

Nilai- Nilai yang akan disajikan setelah diolah dari data mentah dengan

menggunakan metode statistik deskriptif.

Tabel 11. Analisis Statistik Descriptiv

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Y 34 3,91 5,00 4,3397 ,33459
X1 34 4,00 5,00 4,4144 ,32742
X2 34 3,57 4,71 4,1638 ,31478
X3 34 2,25 4,63 3,3697 ,70918
X4 34 2,67 4,83 3,7888 ,56299
Valid N
34
(listwise)
Sumber: Data yan g diolah 2021

Tabel 11. Menunjukkan hasil statistik deskriptif tentang variabel-variabel

dalam penelitian ini, antara lain:


5

a. Pengalaman kerja Auditor (X1)

Berdasakan table 11 di atas X1 memilki nilai minimum 4,00, nilai

maximum 5,00, dan mean 4,4144 sehingga berada di skala nilai yang

menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju (SS). Hal ini menunjukkan

kebanyakan auditor memilih jawaban sangat setuju pada setiap pernyataan

variabel Pengalaman Kerja Auditor (X1). Nilai standar deviasi menunjukkan

adanya penyimpangan sebesar 0,32742 dari nilai rata-rata jawaban responden.

b. Due Professional Care (X2)

Berdasarkan table 11 di atas X2 memilki nilai minimum 3,57, nilai

maximum 4,71, dan mean 4,1638 sehingga berada diskala nilai yang

menunjukukkan pilihan jawaban setuju (S). Hal ini menunjukkan kebanyakan

auditor memilih jawaban setuju pada setiap pernyataan variabel Due

Professional Care (X2). Nilai standar deviasi menunjukkan adanya

penyimpangan sebesar 0,31478 dari nilai rata-rata responden.

c. Time Budget Pressure (X3)

Berdasarkan table 11 di atas X3 memiliki nilai minimum 2,25, nilai

maksimum 4,63, dan mean 3,3697 sehingga berada di skala nilai yang

menunjukkan pilihan jawaban kurang setuju (KS). Hal ini menunjukkan

kebanyakan auditor memilih jawaban kurang setuju pada setiap pertanyaan

variabel Time budget pressure (X3). Nilai standar defiasi menunjukkan

adanya penyimpangan sebesar 0,70918 dari nilai rata-rata jawaban responden.


5

d. Fee Audit (X4)

Berdasarkan table 11 di atas X4 memiliki nilai minimum 2,67 dan

nilai maksimum 4,83, dan mean 3,7888 sehingga berada diskala nilai yang

menunjukkan pilihan jawaban setuju (S). Hal ini menunjukkan kebanyakan

auditor memilih jawaban setuju pada setiap pernyataan variabel fee audit

(X4). Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar

0,56299 dari nilai rata-rata jawaban responden.

e. Kualitas Audit (Y)

Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan nilai minimum 3,91 dan

nilai maksimum 5,00, dan mean 4,3397 sehingga berada diskala nilai yang

menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju (SS). Hal ini menunjukkan

kebanyakan auditor memilih jawaban sanagt setuju pada setiap pernyataan

variabel kualitas audit (Y). Nilai standar deviasi menunjukkan adanya

penyimpangan sebesar 0,33459 dari nilai rata-rata jawaban responden.

3. Hasil Uji Statistik Frekuensi

Setelah melakukan penelitian, telah diperoleh data yang diperlukan sebagai

informasi yang akurat. Selanjutnya akan dilakukan deskripsi penelitian untuk

memberikan penjelasan mengenai hasil jawaban dari masing-masing responden

atas pernyataan yang diajukan pada saat penelitian. Deskripsi data hasil

penelitian untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran atau

distribusi data baik berupa ukuran, gejala pusat, ukuran letak maupun distribusi

frekuensi.
6

Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah

penelitian, maka deskripsi data dikelompokkan menjadi empat bagian

yaitu Pengalaman Kerja Auditor, Due Profesional Care, Time Budget

Pressure dan Fee Audit. Uraian Singkat hasil perhitungan statistik

deskriptif tersebut dikemukakan berikut ini:

1.) Pengalaman Kerja auditor (X1)

Pengalaman auditor menjadi salah satu aspek yang disyaratkan

dalam standar profesional akuntan publik. Dalam konteks ini, Nasution

dalam Rosini & Hakim (2021), menyatakan bahwa pengalaman

merupakan pengetahuan atau keahlian yang diperoleh berdasarkan suatu

peristiwa melalui pengamatan atau partisipasi langsung. Atas dasar itu,

semakin banyak dan semakin kompleks tugas yang diterima oleh seorang

auditor maka akan menambah dan memperluas wawasan auditor atas

pekerjaan yang digelutinya. Pengalaman yang didapatkan auditor dapat

dilihat dari aspek lamanya waktu, maupun kuantitas penugasan yang

ditangani. Auditor yang berpengalaman cenderung memiliki kemampuan

yang lebih mumpuni untuk mendeteksi kekeliruan serta kecurangan dalam

suatu laporan keuangan. Dari hasil penelitian distribusi frekuensi

tanggapan responden terhadap pengalaman kerja auditor terhadap kualitas

audit dapat dilihat pada tabel.


6

Tabel 12. Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Kerja Auditor

Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-


Item
Skor rata
1 2 3 4 5 N
F 0 0 0 18 16
1 % 0 0 0 52,9 47,1 34 152 4.47
F 0 0 0 11 23
2 % 0 0 0 32,4 67,6 34 147 4.32
F 0 0 0 21 13
3 % 0 0 0 61,8 38,2 34 149 4,38
4 F 0 0 0 11 23 34 147 4.32
% 0 0 0 32,4 67,6
5 F 0 0 0 19 15 34 151 4.44
% 0 0 0 55,9 44,1
6 F 0 0 0 21 13 34 149 4.38
% 0 0 0 61,8 38,2
7 F 0 0 0 18 16 34 152 4.47
% 0 0 0 52,9 47,1
8 F 0 0 0 17 17 34 153 4.5
% 0 0 0 50,0 50,0

Mean variabel Pengalaman Kerja Auditor 4.41


Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Tabel 12 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang digunakan

paling banyak responden memberikan penilaian sangat setuju dan paling

sedikit responden memberikan panilaian setuju. Indikator yang paling dominan

dalam membentuk variabel pengalaman kerja auditor adalah indikator

banyaknya tugas audit dengan nilai rata-rata 4,5, kemudian disusul indikator

pengalaman dapat meningkatkan kompetensi sebagai auditor dengan nilai rata-

rata 4,47, kemudian indikator pengalaman dan pengetahuan merupakan elemen

penting pengauditan dengan nilai rata-rata 4,47, kemudian indikator mampu

mengatasi permasalahan dengan nilai rata-rata 4,38, kemudian indikator

seringnya mengaudit berbagai jenis perusahaan dengan nilai rata-rata 4,38,

kemudian indikator pengembangan


6

karir dengan nilai rata-rata 4,32, lalu indikator mampu membuat keputusan

dengan nilai rata-rata 4,32.Jumlah nilai rata-rata keseluruhan dari 4 pernyataan

yaitu sebesar 4,41 berada diskala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban

sangat setuju.

2.) Due Profesional Care

Menurut Faturachman & Nugraha (2015), menyebutkan bahwa

kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional

menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Sikap auditor

yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan

melakukan evaluasi terhadap bukti audit. Penggunaan kemahiran profesional

dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material,

baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Dari hasil

penelitian distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap due

professional care dapat dilihat pada tabel.

Tabel 13. Tanggapan Responden Mengenai Due Profesional Care

Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-


Item
Skor rata
1 2 3 4 5 N
F 0 2 6 18 8
1 % 0 5,9 17,6 52,9 23,5 34 134 3.94
F 0 0 0 25 9
2 % 0 0 0 73,5 26,5 34 145 4.26
F 0 0 0 25 9
3 % 0 0 0 73,5 26,5 34 145 4.26
4 F 0 0 0 24 10 34 146 4.29
% 0 0 0 70,6 29,4
6

Item Frekuensi Skor dan Persentase Total Rat-rata


Skor
1 2 3 4 5 N

5 F 0 1 5 21 7 34 136 4
% 0 2,9 14,7 61,8 20,6
6 F 0 0 0 23 11 34 147 4.32
% 0 0 0 67,6 32,4

7 F 0 0 4 24 6 34 138 4.05
% 0 0 11,8 70,6 17,6
Mean variabel Due Professional Care 4,16
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Tabel 13 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang digunakan

paling banyak responden memberikan penilaian setuju dan paling sedikit

responden memberikan penilaian tidak setuju. Indikator yang paling dominan

dalam membentuk variabel due professional cera adalah indikator skeptisme

professional auditor dengan nilai rata-rata 4,32, kemudian disusul indikator

kemahiran professional auditor dengan nilai rata-rata 4,29, kemudian

indikator pengumpulan dan penilaian bukti audit secara obyektif dan

indikator evaluasi bukti audit secara kritis dengan nilai rata-rata 4,26,

kemudian indikator Profesional mampu membuat keputusan tanpa tekanan

dari dari pihak lain dengan nilai rata-rata 4.05, kemudian indikator

memperoleh bukti kompeten dengan nilai rata-rata 4, kemudian indikator

keyakinan yang memadai dengan nilai rata-rata 3.94. Jumlah nilai rata-rata

keseluruhan dari 7 pernyataan yaitu sebesar 4,16 berada diskala nilai yang

menunjukkan pilihan jawaban setuju.


6

3.) Time Budget Pressure

DeZoort (2002) dalam ratha & ramatha (2015) mendefinisikan time

budget pressure berupa bentuk tekanan yang terjadi karena keterbatasan

waktu yang digunakan auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Saat dihadapkan

dengan tekanan anggaran waktu, auditor dapat memberikan respon yang

berbeda, baik perilaku fungsional maupun perilaku disfungsional.

Ketidaksesuaian antara time budget dengan tugas atau pekerjaan yang

diberikan membuat timbulnya perilaku disfungsional yang menyebabkan

rendahnya kualitas audit. Dari hasil penelitian distribusi frekuensi tanggapan

responden terhadap time budget pressure dapat dilihat pada tabel.

Tabel 14. Tanggapan Responden Mengenai Time Budget Pressure

Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-


Item
Skor rata
1 2 3 4 5 N
F 2 6 15 8 3
1 % 5,9 17,6 44,1 23,5 8,8 34 106 3.11
F 0 0 3 23 8
2 % 0 0 8,8 67,6 23,5 34 141 4.14
F 3 2 14 10 5
3 % 8,8 5,9 41,2 29,4 14,7 34 114 3.35
4 F 4 7 15 6 2 34 97 2.85
% 11,8 20,6 44,1 17,6 5,9
5 F 3 12 11 6 2 34 94 2.76
% 8,8 35,3 32,4 17,6 5,9
6 F 0 5 7 19 3 34 122 3.58
% 0 14,7 20,6 55,9 8,8
7 F 1 14 6 13 0 34 99 2,91
% 2,9 41,2 17,6 38,2 0
8 F 0 0 4 19 11 34 143 4.20
% 0 0 11,8 55,9 32.4
Mean variabel Time Budget Pressure 2.69
Sumber: Data Primer yang diolah, 2021
6

Tabel 14 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang digunakan

paling banyak responden memberikan penilaian setuju dan paling sedikit

responden memberikan penilaian sangat tidak setuju. Indikator yang paling

dominan dalam membentuk variabel time budget pressure adalah indikator

keterbatasan waktu dalam penugasan dengan nilai rata-rata 4,20, kemudian

disusul indikator penilaian kinerja dari atasan dengan nilai rata-rata 4,14,

kemudian indikator anggaran waktu merupakan keputusan mutlak dari atasan

dengan nilai rata-rata 3,58, kemudian indikator pemenuhan target waktu

selama penugasan dengan nilai rata-rata 3,44, kemudian indikator

penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan dengan nilai rata-

rata 3,35, kemudian indikator efisiensi dalam proses audit dengan nilai rata-

rata 3,11, kemudian indikator pengkomunikasian anggaran waktu dengan

nilai rata-rata 2,85. Kemudian indikator focus tugas dengan keterbatasan

waktu. Jumlah nilai rata-rata keseluruhan dari 8 pernyataan yaitu sebesar 2.69

berada diskala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban kurang setuju.

4.) Fee Audit

Fee Audit merupakan fee yang diterima oleh akuntan publik setelah

melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, dan struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan professional yang lain. Semakin kompleks klien, semakin sulit

auditor untuk mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama pula

sehingga fee audit pun semakin tinggi (Hay et al., 2006 dalam Hanjani 2014)
6

Tabel 15. Tanggapan Responden Mengenai Fee Audit

Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-


Item
Skor rata
1 2 3 4 5 N
Indikator 1: Resiko Penugasan 3.12

F 0 1 4 16 13
1 34 143 2.20
% 0 2,9 11,8 47,1 38,2
F 0 0 9 14 11
2 34 138 4.05
% 0 0 26,5 41,2 32,4
Indikator 2: Kompleksitas jasa yang diberikan 3.70

F 0 0 4 25 5
3 34 137 4.02
% 0 0 11,8 73,5 14,7
4 F 1 7 4 22 0 34 115 3.38
% 2,9 20,6 11,8 64,7 0
Indikator 3: Tingkat keahlian 3,52

5 F 1 4 12 14 3 34 116 3.41
% 2.9 11,8 35,3 41,2 8,8
6 F 1 2 10 16 5 34 124 3.64
% 2,9 5,9 29,4 47,1 14,7
Mean variabel Fee Audit 3.45
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Tabel 15 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang digunakan

paling banyak responden memberikan penilaian setuju dan paling sedikit

responden memberikan penilaian sangat tidak setuju. Indikator yang paling

dominan dalam membentuk variabel fee audit adalah indikator kompleksitas

jasa yang diberikan dengan nilai rata-rata 3,70, kemudian disusul indikator

tingkat keahlian dengan nilai rata-rata 3,52, kemudian indikator resiko

penugasan dengan nilai rata-rata 3.12. Jumlah rata-rata keseluruhan dari 6

item pernyataan yaitu 3.45 berada diskala nilai yang menunjukkan pilihan

jawaban setuju.
6

5.) Kualitas Audit

Tabel 16. Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Audit

Frekuensi Skor dan Persentase Total Rata-


Item
Skor rata
1 2 3 4 5 N
Indikator 1: Kompetensi auditor 4.35

F 0 0 0 22 12
1 % 0 0 0 64,7 35,3 34 148 4.35
Indikator 2: Deteksi salah saji 4.27
F 0 2 0 21 11
2 % 0 5,9 0 61,8 32,4 34 143 4.20
F 0 0 0 22 12
3 % 0 0 0 64,7 35,3 34 148 4.35
Indikator 3: Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit 4.26
4 F 0 0 0 25 9 34 145 4.26
% 0 0 0 73,5 26,5
5 F 0 0 0 25 9 34 145 4.26
% 0 0 0 73,5 26,5
Indikator 4: Berpedoman pada SAK dan SPAP 4.38
6 F 0 0 1 21 12 34 147 4.32
% 0 0 2,9 61,8 35,3
7 F 0 0 0 19 15 34 151 4.44
% 0 0 0 55,9 44,1
Indikator 5: Tidak Percaya begitu saja dengan pernyataan klien 4.36
8 F 0 0 0 18 16 34 147 4.32
% 0 0 0 52,9 47,1
9 F 0 0 0 20 14 34 150 4.41
% 0 0 0 58,8 41,2
Indikator 6: Prinsip kehati-hati dalam pengambilan keputusan 4.32
10 F 0 0 4 18 12 34 144 4.23
% 0 0 11,8 52,9 35,3
11 F 0 0 0 20 14 34 150 4.41
% 0 0 0 58,8 41,2
Mean variabel kualitas audit 4,32
Sumber: Data yang diolah, 2021
6

Tabel 16 menunjukkan bahwa sesuai item pernyataan yang digunakan

paling banyak responden memberikan penilaian setuju dan paling sedikit

responden memberikan penilaian tidak setuju. Indikator yang paling dominan

dalam membentuk variabel kualitas audit adalah indikator berpedoman pada

SAK dan SPAP dengan nilai rata- rata 4.38, kemudian indikator tidak percaya

begitu saja pada pernyataan klien dengan nilai rata-rata 4.36, kemudian

indikator kompetensi auditor dengan nilai rata-rata 4,35, kemudian indikator

prinsip kehati-hatian dalam pengambilan keputusan dengan nilai rata-rata 4.32,

kemudian indikator deteksi salah saji dengan nilai rata-rata 4.27, kemudian

indikator komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit dengan nilai rata-

rata

4.26. Jumlah rata-rata keseluruhan dari 11 item pernyataan yaitu 4.32 berada

diskala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju.

4. Hasil Uji Instrumen Penelitian

a.) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. (Ghozali, 2016).

Uji validitas dilakukan dengan cara menguji korelasi antara skor item

dengan skor total masing-masing variabel, menggunakan pearson

correlation. Butir pernyataan dikatakan valid apabila tingkat signifikannya

dibawah 0,05.
6

Tabel 17 menunjukkan hasil uji validitas pada lima variabel yang

terdiri dari pengalaman kerja auditor (X1), Due Professional Care (X2),

Time Budget Pressure (X3), Fee Audit (X4) dan Kualitas Audit (Y).

Tabel 17. Hasil Uji Validitas

Butir Pernyataan Pearson Sig(2-Tailed) Keterangan


Corelation

X1.1 0,534 0,001 VALID


X1.2 0,483 0,004 VALID
X1.3 0,733 0,000 VALID
X1 X1.4 0,801 0,000 VALID
X1.5 0,566 0,000 VALID
X1.6 0,639 0,000 VALID
X1.7 0,717 0,000 VALID
X1.8 0,800 0,000 VALID
X2.1 0,528 0,001 VALID
X2.2 0,666 0,000 VALID
X2 X2.3 0,512 0,002 VALID
X2.4 0,581 0,000 VALID
X2.5 0,532 0,001 VALID
X2.6 0,533 0,001 VALID
X2.7 0,646 0,000 VALID
X3.1 0,471 0,005 VALID
X3.2 0,521 0,002 VALID
X3.3 0,900 0,000 VALID
X3.4 0,861 0,000 VALID
X3 X3.5 0,882 0,000 VALID
X3.6 0,756 0,000 VALID
X3.7 0,780 0,000 VALID
X3.8 0,855 0,000 VALID
X4.1 0,719 0,000 VALID
X4.2 0,732 0,000 VALID
X4 X4.3 0,819 0,000 VALID
X4.4 0,847 0,000 VALID
X4.5 0,485 0,004 VALID
X4.6 0,519 0,002 VALID
Y.1 0,531 0,001 VALID
Y.2 0,609 0,000 VALID
Y.3 0,786 0,000 VALID
7

Butir Pearson Sig(2-Tailed) Keterangan


Pernyataan Corelation

Y.4 0,579 0,000 VALID


Y.5 0,763 0,000 VALID
Y.6 0,385 0,025 VALID
Y.7 0,638 0,000 VALID
Y Y.8 0,542 0,001 VALID
Y.9 0,623 0,000 VALID
Y.10 0,708 0,000 VALID
Y.11 0,821 0,000 VALID
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa variabel pengalaman kerja

auditor, due professional care, time budget pressure, fee audit dan kualitas

audit memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam kuesioner penelitian

tersebut valid.

b.) Hasil Uji Releabilitas

Uji releabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau kostruk. Uji reliabilitas ini

dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui

pertanyaan yang diberikan menggunakan metode statistik Cronbach Alpha

dengan signifikansi yang digunakan lebih dari (>)0,6. Adapun hasil dari

pengujian reliabilitas sebagai berikut:


7

Tabel 18. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Crobanch Alpha Keterangan

Pengalaman Kerja Auditor 0,814 Reliabel

Due Professional care 0,617 Reliabel

Time budget pressure 0,901 Reliabel

Fee audit 0,780 Reliabel

Kualitas Audit 0,845 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Tabel 18 menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja auditor,

due professional care, time budget pressure, fee audit dan kualitas audit

mempunyai nilai Cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini

menunjukkan bahwa item pernyataan dalam penelitian ini bersifat reliabel.

Sehingga setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu

memperoleh data yang konsisten dan apabila pertanyaan diajukan kembali,

maka akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban

sebelumnya.

5. Hasil Uji Asumsi Klasik

1.) Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini di gunakan untuk mengetahui

tingkat distribusi variabel dependen dan variabel independen apakah

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan

menggunakan metode statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov Test,

dengan melihat nilai signifikansi >0,05 maka akan terdistribusi normal dan
7

sebaliknya jika nilai signifikansi <0,05 maka variabel terdistribusi tidak

normal. Hasil uji normalitas dapat ditunjukkan pada tabel 19:

Tabel 19. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 34
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,15386210
Most Extreme Absolute ,091
Differences Positive ,091
Negative -,077
Test Statistic ,091
Asymp. Sig. (2- ,200c,d
tailed)
Sumber: Data primer yang diolah,2021

Berdasarkan dari hasil uji normalitas pada tabel 19 dapat dilihat

bahwa Asymp.Sig.(2-tailed) adalah sebesar 0,200. Dari hasil di atas nilai

signifikansi 0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan uji normalitas

berdistribusi normal.

2.) Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan

dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors)

dan nilai tolerance. Jika VIF< 10 dan nilai tolerance >0,1 maka tidak

terjadi gejala Multikolinearitas (Ghozali, 2016).


7

Tabel 20. Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 .614 1,628
X2 .570 1,756
X3 .776 1,288
X4 .418 2,390
Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel 20 diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas

dapat dilihat nilai VIF dari semua variabel independent lebih kecil dari

10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Sehingga dari uji

multikolonieritas diatas dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen tidak terjadi multikolinearitas.

3.) Hasil Uji Heteroskedaktisitas

Uji heteroskedastisitas didalam penelitian ini digunakan untuk

mendeteksi apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan suatu

varian pada residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Untuk mengetahui apakah adanya heteroskedastisitas maka dapat diuji

menggunakan uji glejser. Hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan

pada tabel 21:


7

Tabel 21. Hasil Uji heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant) -0,277 0,298 -0,928 0,361

X1 0,027 0,059 0,099 0,450 0,656


X2 0,120 0,064 0,427 1,865 0,072
X3 0,023 0,024 0,182 0,929 0,361
X4 -0,077 0,042 -0,492 -1,843 0,076
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada table 21 dimana nilai

signifikansi dari variable independent:

a. Pengalaman kerja auditor 0,656> 0,05

b. Due Professional Care 0,072 > 0,05

c. Time Budget Pressure0,361> 0,05

d. Fee Audit 0,076>0,05

Nilai signifikan dari semua variabel independen lebih besar dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastistas

pada semua variabel independen dalam penelitian ini.

6. Hasil Uji Hipotesis

a.) Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara

keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asusmi klasik, maka

tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interprestasi model regresi

berganda.
7

Tabel 22. Model Persamaan Regresi

Coefficientsa
Standard
Unstandardized ized
Coefficients Coefficie
Model T Sig.
nts
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) 1,474 0,558 2,641 0,013
X1 0,370 0,111 0,362 3,320 0,002
X2 0,274 0,120 0,258 2,280 0,030
X3 -0,198 0,046 -0,419 -4,322 0,000
X4 0,200 0,078 0,337 2,553 0,016
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah, 2021
Berdasarkan tabel 22, maka persamaan regresi yang terbentuk pada

uji regresi ini adalah:

Y= 1,474 + 0,370 X1 + 0,274X2 + (-0,198 X3) + 0,200 X4

Model tersebut dapat di interpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta adalah 1,474, ini menunjukkan bahwa jika variabel

independen (Pengalaman kerja auditor, due professional care, time

budget pressure, fee audit) bernilai nol (0) maka nilai variabel dependen

(kualitas audit) sebesar 1,474 satuan.

b. Koefisien regresi pengalaman kerja auditor (b1) adalah 0,370 dan

bertanda positif. Hal ini berarti, nilai variabel Y akan mengalami

kenaikan sebesar 0,370 jika nilai variabel X1 mengalami kenaikan satu

satuan dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Koefisien bertanda

positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel

pengalaman kerja auditor


7

(X1) dengan variabel kualitas audit (Y) semakin tinggi pengalaman kerja

auditor, maka kualitas audit akan semakin meningkat.

c. Koefisien regresi due professional care (b2) adalah 0,274 dan bertanda

positif. Hal ini berarti, nilai variabel Y akan mengalami kenaikan

sebesar 0,274 jika nilai variabel X2 mengalami kenaikan satu satuan

dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Koefisien bertanda

positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel due

professional care (X2) dengan variabel kualitas audit (Y) semakin

tinggi due professional care maka kualitas audit akan semakin

meningkat.

d. Koefisien regresi time budget pressure (b3) adalah -0,198 dan bertanda

negatif. Hal ini berarti, nilai variabel Y akan mengalami penurunan

sebesar 0,198 jika nilai variabel X3 mengalami kenaikan satu satuan

dan variabel independen lainnya bernilai tetap. Koefisien bertanda

negatif menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan arah antara

variabel time budget pressure dengan kualitas audit. Semakin rendah

tekanan anggaran waktu yang dimiliki auditor, maka kualitas audit yang

dihasilkan semakin baik.

e. Koefisien regresi fee audit (b4) adalah 0,200 dan bertanda positif Hal

ini berarti, nilai variabel Y akan mengalami kenaikan sebesar 0,200 jika

nilai variabel X4 mengalami kenaikan satu satuan dan variabel

independent lainnya bernilai tetap. Koefisien bertanda positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel fee audit

(X4) dengan variabel


7

kualitas audit (Y). Semakin tinggi fee audit, maka kualitas audit akan

semakin meningkat.

b.) Uji Koefisien Determinasi (𝑅2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independent.

Tabel 23. Hasil Uji 𝑹𝟐

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .888a .789 .759 .16413
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1,
X2 Sumber: Data primer yang diolah,
2021
Berdasarkan tabel 23 terlihat bahwa angka R sebesar 0,888 yang

menunjukkan bahwa hubungan antara kualitas audit dengan keempat variabel

independennya sangat kuat, karena berada di definisi sangat kuat yang angkanya

diantara 0,8-1. Sedangkan nilai R square sebesar 0,789 atau 78,9 %, ini

menunjukkan bahwa variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel

pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget pressure dan fee

audit sebesar 78,9 % sedangkan sisanya 21,1 % dapat dijelaskan dengan variabel

lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.

c.) Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing -masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji t yaitu

dengan melihat nilai signifikansi t hitung. Jika nilai signifikansi t hitung < 0,05
7

maka dapat dikatakan variabel independen tersebut mempunyai pengaruh

terhadap variabel dependen. Hasil pengujiannya sebagai berikut:

Tabel 24. Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Sig.
Model B Std. Error Beta T
(Constant) 1,474 0,558 2,641 0,013
X1 0,370 0,111 0,362 3,320 0,002
X2 0,274 0,120 0,258 2,280 0,030
X3 -0,198 0,046 -0,419 -4,322 0,000
X4 0,200 0,078 0,337 2,553 0,016
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data yang diolah,2021

Melalui statistik uji-t yang terdiri dari Pengalaman Kerja Auditor

(X1), Due Professional Care (X2), Time Budget Pressure (X3), Fee Audit

(X4) dapat diketahui secara parsial pengaruhnya terhadap kualitas audit(Y).

a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Tabel 24 menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja auditor

memilki tingkat signifikan sebesar 0,002 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai

koefisien yang bernilai +0,370 menunjukkan pengaruh yang diberikan

bersifat positif terhadap variabel dependen. Hal ini berarti H1 diterima

sehingga dapat dikatakan bahwa pengalaman kerja auditor berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Tabel 24 menunjukkan bahwa variabel due professional care memiliki

tingkat signifikan 0,030 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien yang

bernilai +0,274 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat positif


7

terhadap variabel dependen. Hal ini berarti H2 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa due professional care berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas audit.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)

Tabel 24 menunjukkan bahwa variabel time budget pressure memilki

tingkat signifikan sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien

yang bernilai -0,198 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat

negative terhadap variabel dependen. Hal ini berarti H3 diterima sehingga

dapat dikatakan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif dan

sigifikan terhadap kualitas audit.

d. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)

Tabel 24 menunjukkan bahwa variabel fee audit memilki tingkat

signifikan sebesar 0,016 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien yang

bernilai 0,200 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat positif

terhadap variabel dependen. Hal ini berarti H4 diterima sehingga dapat

dikatakan bahwa fee audit berpengaruh positif dan sigifikan terhadap

kualitas audit.

d.) Hasil Uji F (Simultan)

Uji simultan digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari

variabel bebas secara menyeluruh terhadap variabel terikat dilakukan dengan

menggunakan uji F. Uji ini menggunakan α=5%. Dengan ketentuan, jika

signifikansi dari F hitung<dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan dapat

diterima.
8

Tabel 25. Hasil uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Squar F Sig.
e
1 Regression 2,913 4 0,728 27,034 ,000b
Residual 0,781 29 0,027
Total 3,694 33
Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Tabel 25 menunjukkan bahwa tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05,

maka H5 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa pengalama kerja auditor,

due professional care, time budget pressure, dan fee audit secara simultan

(bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit, dengan

probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari nilai signifikan

0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi tingkat

kualitas audit.
8

C. Pembahasan

1. Pengaruh Pengalaman Kerja Auditor terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja

auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor pada Kantor

Akuntan Publik di Makassar, maka kualitas audit akan semakin meningkat.

Semakin luas pengalamannya, semakin terampil auditor tersebut, sehingga

semakin sempurna pola pikir dan tindakan untuk mencapai tujuannya.

Berdasarkan jawaban responden indikator yang paling dominan dalam

membentuk variabel pengalaman kerja auditor yaitu indikator banyaknya

penugasan audit, karena semakin banyak tugas yang dikerjakan akan

semakin mengasah keahlian seorang auditor. Seseorang jika melakukan

pekerjaan yang sama secara terus menerus, maka akan lebih cepat dan

lebih baik dalam menyelesaikannya karena telah banyak mengalami

hambatan dan kesalahan dalam pekerjaanya tersebut, sehingga lebih

cermat dan berhati-hati untuk menyelesaikannya. Menurut saripudin dkk

(2012) menyatakan bahwa semakin banyak tugas yang dikerjakan auditor,

maka akan semakin baik dalam keahliannya untuk mendeteksi sesuatu hal

yang memerlukan pelatihan atau perlakuan khusus yang sering terjadi

dalam pekerjaanya dengan berbagai macam karakteristik.

Penelitian ini sesuai dengan teori atribusi menurut Fritz Heider (1958)

dalam Halifah & Dwirandra (2018) yang menyatakan bahwa perilaku

individu dipengaruhi oleh faktor internal yang dapat mempengaruhi

kualitas
8

audit yang dihasilkan. Auditor yang memilki pengalaman dalam

mengaudit dibutuhkan untuk mengungkapkan kebenaran yang ada pada

laporan keuangan perusahaan. Semakin banyak pengalaman auditor maka

ia semakin mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-

tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan

dan pemeriksaan selama berlangsungnya penugasan audit. (Trihapsari

&Anisykurlillah, 2016)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rosini dan

Hakim (2021); Hanjani (2014); Biantong (2016) yang menyatakan bahwa

pengalaman kerja auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit.

2. Pengaruh Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel due profesional care

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti

bahwa kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Makassar dapat

dicapai jika auditor memiliki due professional care yang baik.

Berdasarkan jawaban responden indikator yang dominan membentuk

variabel due professional care yaitu sikap skeptis auditor. Seorang auditor

yang memilki due professional care, dalam mencari bukti harus

menggunakan sikap skeptisnya dan memiliki keyakinan akan

kemampuannya sehingga bukti yang diperoleh berguna untuk pemberian

opini. Skeptisme profesional disini berupa sikap auditor yang berfikir kritis

terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan


8

evaluasi terhadap bukti audit tersebut. Untuk meminimalisir adanya

kesalahan yang disengaja dan kecurangan maka seorang auditor harus

selalu menggunakan kecermatan professionalnya. Auditor yang tidak

mampu menggunakan dan menerapkan due professional care saat

melakukan audit terutama dalam pemeriksaan bukti audit, maka opini yang

dihasilkan oleh auditor menjadi kurang berkualitas

Penelitian ini sesuai dengan teori atribusi yang dikembangkan oleh

Fritz Heider (1958) yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang

ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal yaitu faktor-faktor

yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha dan

kekuatan eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan

dalam pekerjaan atau keberuntungan. Yang dimana menyatakan bahwa

jika sikap due professional care tersebut benar- benar diterapkan oleh

auditor maka dalam menjalankan tugasnya, auditor tersebut akan mencari

bukti dengan sikap skeptis.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratha

dan Ramantah (2015); Faturachman&Nugraha (2015) menyatakan bahwa

Due professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit

3. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa time budget pressure

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dapat

disebabkan karena time budget pressure yang dirasakan oleh auditor yang

bekerja pada
8

Kantor Akuntan Publik di Makassar begitu sempit sehingga membuat

auditor tertekan dan dapat membuat kinerjanya semakin menurun. Time

budget pressure berupa bentuk tekanan yang terjadi karena keterbatasan

waktu yang digunakan auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Menurut

Ratha & Ramantha (2015), Saat dihadapkan dengan tekanan anggaran

waktu, auditor dapat memberikan respon yang berbeda, baik perilaku

fungsional maupun perilaku disfungsional. Ketidaksesuaian antara time

budget dengan tugas atau pekerjaan yang diberikan membuat timbulnya

perilaku disfungsional yang menyebabkan rendahnya kualitas audit. Dalam

time budget pressure terdapat suatu kecenderungan untuk melakukan

tindakan seperti mengurangi prosedur audit yang dibutuhkan, mengurangi

ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit yang pada akhirnya

dapat menurunkan kualitas audit.

Berdasarkan jawaban responden indikator yang dominan membentuk

variabel time budget pressure yaitu indikator keterbatasan waktu dalam

penugasan. Dalam melaksanakan audit, penyelesaian audit dengan waktu

yang ditentukan merupakan sesuatu yang telah ditetapkan pihak KAP.

Efisiensi dalam proses audit, sehingga auditor akan fokus terhadap tugas

dengan keterbatasan waktu. Keterbatasan dalam waktu yang telah

ditetapkan untuk penugasan akan menyebabkan auditor bekerja dibawah

tekanan waktu sehingga pekerjaannya akan dilakukan lebih cepat,

menyebabkan kemungkinan auditor akan mengabaikan beberapa proses

audit dan hanya menyelesaikan yang penting-penting saja.


8

Penelitian ini sesuai dengan teori atribusi menurut Fritz Heider (1958)

dalam Halifah & Dwirandra (2018) yang berargumentasi bahwa perilaku

sesorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal yaitu faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau

usaha, dan kekuatan external yaitu faktor -faktor yang berasal dari luar

seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Jadi seorang auditor

terkadang melakukan eksploitasi beragam penyimpangan perilaku untuk

mencapai anggaran yang telah ditetapkan pada kondisi dimana anggaran

waktu dirasakan tidak dapat dicapai

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Nurhasanah,

dkk, 2018; Ningsih dan Yaniartha, 2013; Primastuti dan Suryandari, 2014)

menghasilkan bahwa Time Budget Pressure berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kualitas audit.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Arisinta (2013) yang meneliti bahwa time budget pressure mempunyai

pengaruh terhadap kualitas audit. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari

adanya tekanan anggaran waktu yaitu terpacunya kinerja auditor untuk

dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya.

4. Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kualitas audit. Fee Audit merupakan fee yang

diterima oleh auditor pada Kantor Akuntan Publik di Makassar setelah

melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko penugasan,


8

kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, dan struktur biaya KAP yang bersangkutan

dan pertimbangan profesional yang lain. Semakin kompleks klien, semakin

sulit auditor untuk mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama

pula sehingga fee audit pun semakin tinggi.

Berdasarkan jawaban responden indikator yang dominan

membentuk variabel fee audit yaitu indikator kompleksitas jasa yang

diberikan. Kompleksitas merupakan bagian dari pertimbangan auditor

sebelum melakukan pemeriksaan. Ketika terjadi peningkatan secara

signifikan operasi bisnis perusahaan, maka perusahaan cenderung

mengembangkan usahanya dengan mendirikan anak perusahaan. semakin

rumit transaksi yang dimiliki klien kantor akuntan publik dilihat dari

semakin banyak jumlah anak perusahaan yang dimiliki sebuah perusahaan.

Banyaknya anak perusahaan mewakili kompleksitas jasa audit yang

diberikan oleh auditor eksternal. Hal ini akan meningkatkan biaya audit

yang harus dibayar perusahaan kepada auditor karena auditor

membutuhkan waktu lebih lama untuk mengaudit laporan keuangan yang

dimiliki perusahaan klien.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan teori atribusi yang mendasari

penelitian ini dikarenakan fee audit ialah faktor dari luar yang bisa menjadi

penyebab serta motif dari perilaku auditor dalam melaksanakan tugas

pemeriksaan. Pada dasarnya fee audit faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas audit yang dihasilkan karena merupakan faktor eksternal yang


8

mendorong seseorang melakukan suatu aktivitas tertentu. Dimana fee audit

yang diterima auditor di KAP dapat mendorong motivasi auditor dalam

menghasilkan kualitas audit yang baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pratistha

dan Widhiyani, 2014; Kurniasih dan Rohman, 2014; Hanjani, 2014)

menyatakan bahwa Fee Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kualitas audit. Hal ini terjadi karena berdasarkan hasil dari penelitian

menunjukan bahwa dengan tingkat fee audit yang semakin tinggi maka

prosedur audit yang dilakukan oleh seorang auditor akan semakin meluas

sehingga bisa memberi pengaruh pada kualitas audit yang didapatkan.

Pendapat yang lain juga disampaikan oleh Siregar (2020),

mengungkapkan bahwa fee audit tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit. Kualitas audit dapat dilihat dari sikap seseorang auditor apakah

mempunyai sikap professional dan independen atau tidak, bukan dilihat

dari besaranya fee yang diberikan oleh perusahaan audit.

5. Pengaruh pengalaman kerja auditor, due professional care, time

budget pressure dan fee audit terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian menunjukkan variabel pengalaman kerja auditor, due

professional care, time budget pressure dan fee audit secara simultan

(bersama-sama) berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dengan pengalaman, auditor mampu untuk mengatasi setiap

permasalahan yang ada dan mampu mendeteksi masalah secara

professional. Semakin luas pengalamannya, semakin terampil auditor


8

tersebut, sehingga semakin sempurna pola fikir dan tindakan untuk

mencapai tujuannya. Semakin berpengalaman seorang auditor, maka

kualitas audit akan semakin meningkat. Begitu pula dengan semakin baik

penggunaan due professional care maka dapat meningkatkan kualitas

audit. Seorang auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan

cermat dan seksama dalam setiap penugasannya. (Ayuningtyas & Pamudji,

2012)

Saat dihadapkan dengan tekanan anggaran waktu, auditor dapat

memberikan respon yang berbeda, baik perilaku fungsional maupun

perilaku disfungsional. Ketidaksesuaian antara time budget dengan tugas

atau pekerjaan yang diberikan membuat timbulnya perilaku disfungsional

yang menyebabkan rendahnya kualitas audit.

Semakin kompleks klien, semakin sulit auditor untuk mengaudit dan

membutuhkan waktu yang lebih lama pula sehingga fee audit pun semakin

tinggi. Dengan adanya fee audit yang besar dibayarkan untuk auditor maka

akan kian meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan (Hanjani, 2014)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nirmala (2013), menemukan

bahwa pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget

pressure secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Fee

audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit,

(Pratistha&Widhyani, 2014)
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian hipotesis

dengan analisis regresi linier berganda telah dilakukan, maka simpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengalam kerja auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka kualitas audit akan

semakin meningkat.

2. Due professional care berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit. Semakin tinggi due professional care, maka kualitas audit akan

semakin meningkat.

3. Time budget pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas

audit. Semakin tinggi time budget pressure, maka kualitas audit semakin

menurun.

4. Fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.

Semakin tinggi fee audit yang diterima auditor maka kualitas audit yang

dihasilkan akan semakin meningkat.

5. Pengalaman kerja auditor, due professional care, time budget pressure, dan

fee audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.


90

B. SARAN

Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi auditor pada Kantor

Akuntan Publik di Makassar untuk senantiasa meningkatkan pemahaman

dan kepatuhan terhadap anggaran waktu dan tugas sehingga time budget

pressure dan due professional care mencapai kinerja yang lebih optimal

demi meningkatkan kualitas audit.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pada waktu auditor tidak

memiliki banyak pekerjaan audit sehingga akan lebih banyak mendapatkan

responden.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan teknik wawancara

langsung dalam metode pengumpulan data, sehingga data yang dihasilkan

dapat lebih akurat dan menghindari kemungkinan responden bias dalam

mengisi kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, H. Y., & Pamudji, S. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja,


Independensi, Obyektifitas, Integritas Dan Kompetensi Terhadap
Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat
Kota/Kabupaten di Jawa Tengah). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Arisinta, O.(2013). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure,
dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Surabaya. (3),266-278
Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., & Jusuf, A. A. (2011). Jasa Audit dan
Assurance. Penerbit PT. Salemba Empat. Jakarta.
Biantong, E. (2016). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,dan Due
Professional Care Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada
Bpk Ri Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan) Skripsi. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar.
Biri, S. F. L. (2019). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan fee Audit terhadap
Kualitas Audit (Studi Kasus Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Kota
Yogyakarta). Jurnal Ust Jogja, 3(2), 106-118

Badjuri, Achmat. (2011). Faktor- faktor yang berpengaruh kualitas auditor


independen pada kantor akuntan publik (KAP) Jawa Tengah. Jurnal
Akuntansi. Universitas Stikubank. Vol.3.No.2.

CNN,I. (2018). Kronologi SNP Finance dari"Tukang Kredit"ke Tukang Bobol".


Diambil kembali dari CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com
/ekonomi/2018926143029-78-333372/kronologi-snp-finance-dari tukang
kredit-ke-tukang-bobol.

Heider, Fritz. 1958. The Psyschology of interpersonal Relations, New York:


Wiley.
Futri, P. S., & Juliarsa, G. (2014). pengaruh independensi, profesionalisme,
tingkat pendidikan, etika profesi, pengalaman, dan kepuasan kerja auditor
terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di Bali. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 8(1), 41-58.

Faturachman , A., & Nugraha , A. (2015). Pengaruh Due Professional Care


Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Bandung.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan Bandung, 3, 562-571

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23


(Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro,

91
9

Hanjani,A. (2014). Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Fee Audit, dan
Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor KAP di
Semarang. 3(2),1-9

Hasmandra, C.N.D., & Nasaruddin, F. (2019). Pengaruh Profesionalisme, Time


Budget Pressure, Dan Kecerdasan Spritual Terhadap Kualitas Audit
Kantor Akuntan Publik Di Makassar. Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(2), 11-22.
H. R. Pratiwi, "Kronologi Kisruh Laporan Keuangan Garuda Indonesia,"
cnnindonesia,4.2019.https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2019043017
4733-92-390927/kronologi-kisruh-laporan-keuangan-garuda-indonesia.
[Accessed 2 2021].
Halifah, A. F.,&Dwirandra, A. A. (2018). Pengaruh Pengalaman kerja dan ukuran
KAP pada kualitas audit dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi.
E--jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.25.1:497-524
Luthans, F. (2005). Perilaku Organisasi, Edisi ke-10 (Andhika, V, Penerjemah).
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jemada, M. A. Y. P. D., & Yaniartha, D. (2013). Pengaruh tekanan anggaran
waktu, kompleksitas tugas dan reputasi auditor terhadap fee audit pada
kantor akuntan publik (KAP) di bali. E-Jurnal Akuntansi, 3(3), 132-146.

Jelista, M. (2015). Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu, dan


Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel
Moderating Sistem Informasi ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
di Pekanbaru,Medan, dan Padang).

Kurnianingsih, M., & Rohman, A. (2014). Pengaruh fee audit, audit tenure, dan
rotasi audit terhadap kualitas audit. Diponegoro Journal of Accounting,
549- 558.

Louwers, T. J., Henry, E., Reed, B. J., & Gordon, E. A. (2008). Deficiencies in
auditing related-party transactions: Insights from AAERs. Current Issues
in Auditing, 2(2), A10-A16.

Mahardika, P. I., Sujana, E., & Purnamawati, I. (2017). Pengaruh Independensi,


Pengalaman Kerja, dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Hasil
Audit (Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat di Bali). e-Journal S1 Ak
Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1).
Ningsih, A. A., Cahaya, P. R., & Yaniartha, P. D. (2013). Pengaruh Kompetensi,
Independensi, dan Time Budget Pressure terhadap Kualitas Audit. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4(1), 92-109.

Nurhasanah, D., Hasan, A., & Savitri, E. (2018). Pengaruh Time Budget Pressure,
Kompetensi, Independensi, dan Integritas terhadap Kualias Audit dengan
9

Kecerdasan Emosional sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi, 6(2),


174–189.
Nirmala, R. P. A., (2013). Pengaruh independensi, pengalaman, due professional
care, akuntabilitas, kompleksitas audit, dan time budget pressure terhadap
kualitas audit (Studi Empiris pada Auditor KAP di Jawa Tengah dan DIY).
Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas diponegoro.
Semarang.

Primastuti, F. D., & Suryandari, D. (2014). Pengaruh Time Budget Pressure


Terhadap Kualitas Audit Dengan Independensi Sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta). Accounting Analysis Journal, 3(4).

Pratistha, K. D., & Widhiyani, N. L. S. (2014). Pengaruh independensi auditor dan


besaran fee audit terhadap kualitas proses audit. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 6(3), 419-428

Ratha, I. M. D. K., & Ramantha, I. W. (2015). Pengaruh Due Professional Care,


Akuntabilitas, Kompleksitas Audit, dan Time Budget Pressure Terhadap
Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13(1), 311-339.
Rosini, I., & Hakim, D. R. (2021). Kualitas Audit Berdasarkan Time Budget
Pressure dan Pengalaman. JAK (Jurnal Akuntansi) Kajian Ilmiah
Akuntansi, 8(1), 9-20.

Robbins, Stephen P. and Tomothy. A.Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12.
Jakarta, Penerbit Salemba Empat.

Samsi, N., Riduwan, A., & Suryono, B. (2013). Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Audit: Etika auditor
Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 1(2), 207-
226.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian Bisnis. Bandung: C.V Alfabeta.

Susmiyanti, S., & Rahmawati, D. (2016). Pengaruh Fee Audit, Time Budget
Pressure, dan Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Audit dengan
Pengalaman Auditor sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada
Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta). Jurnal Profita, 4(7)
Saripudin, N. H, dan Rahayu, (2012). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due
Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Survei
Terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang . E-Jurnal Binar
Akuntansi.1(1),5-13.

Suraida, I. (2005). Pengaruh etika,kompetensi,Pengalaman audit dan risiko audit


terhadap skeptisme profesional auditor dan ketepatan pemberian opini
akuntan publik.Sosiohumaniora,7(3),186.
9

Singgih, E. M., & Bawono, I. R. (2010). Pengaruh Independensi, Pengalaman,


Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit.
Simposium Nasional Akuntansi XIII, 1-21.
Siregar, D.L (2020). Pengaruh Fee Audit , Audit Tenure Dan RotasiAudit
Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 8(1),637-646
Tandiontong, M. (2016). Kualitas audit dan pengukurannya. Bandung: Alfabeta,
1- 248.
Tuanakotta, T. M. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standards on
Auditing). Jakarta: Salemba Empat.
Trihapsari, D. A., & Anisykurlillah, I. (2016). Pengaruh Etika, Independensi,
Pengalaman Audit, dan Premature Sign Off terhadap Kualitas Audit.
Accounting Analiysis Journal, 1-7
Deviani, T., & Badera, I. D. N. (2017). Sistem Informasi Sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kompleksitas Audit dan Time budget pressure Terhadap
Kualitas Audit. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, 18, 1171-1201.

Yuliyanti, Y. S., & Hanifah, I. A. (2019). Pengaruh Kompetensi Auditor, Tekanan


Anggaran Waktu dan Kompleksitas Audit Terhadap Kualitas Audit
Dengan Pemahaman Sistem Informasi Sebagai Variabel Moderating (studi
Empiris Pada Inspektorat Daerah Se Provinsi Banten). Jurnal Riset
Akuntansi Tirtayasa, 3(2), 257-272.
LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

95
96

KUESIONER PENELITIAN

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yth.Bapak / Ibu / Saudara / Saudari

Dalam Rangka Penelitian Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh

Pengalaman Kerja Auditor, Due Profesional Care, Time Budget Pressure, dan

Fee Audit Terhadap Kualitas Audit Pada KAP di wilayah Makassar”, maka saya

melakukan penelitian:

Nama : Aini Annisa Khaerati

Stambuk 02320170198

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Akuntansi

Konsentrasi : Auditing

Institute : Universitas Muslim Indonesia

Memohon Bapak / Ibu / Saudara / Saudari berkenan untuk mengisi

kuesioner berikut dan Sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu

bekerja anda. kuesioner ini berhubungan dengan persepsi Anda sebagai Auditor

pada KAP. Hasil kuesioner ini tidak untuk dipublikasikan, melainkan untuk

kepentingan penelitian semata, karena tanpa partisipasi dari Bapak/ Ibu/ Saudara/

Saudari sekalian penelitian ini tidak dapat dilaksanakan.

Terima kasih…

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


97

A. IDENTITAS RESPONDEN

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan

kepada bapak/ Ibu/ Sdr/I untuk mengisi data-data berikut:

1. Nama responden :
2. Nama KAP :
3. Umur : Tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Pendidikan : D3 D4 S1
S2 S3
6. Lama masa kerja : < 3tahun 3-5 tahun

5-10 tahun >10 tahun

7. Kedudukan di KAP: Auditor Junior Manajer

Auditor Senior Partner

Supervisi

B. TANGGAPAN RESPONDEN

Bapak / Ibu/ Sdr/I dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas

pertanyaan –pertanyaan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan

cara memberi tanda (√). Jika menurut Bapak/ Ibu/ Sdr/I tidak ada jawaban

yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling

mendekati:

1= Sangat Tidak Setuju (STS)

2= Tidak Setuju (TS)

3= Kurang Setuju (KS)

4= Setuju (S)

5=Sangat Setuju(SS)
98

Pernyataan berikut berhubungan dengan Pengalaman Kerja Auditor

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1 Pengalaman, Pengetahuan,
merupakan elemen penting dalam
pengauditan.
2. Pengalaman dalam pekerjaan pada
umumnya dapat mengembangkan
karir.
3. Pengalaman membantu auditor
dalam mendeteksi masalah secara
professsio nal.
4 Pengalaman auditor berpengaruh
terhadap keputusan yang dibuat
5. Semakin banyak pengalaman yang
dimiliki auditor, semakin besar
kemampuan auditor dalam mengatasi
setiap permasalahan yang ada.
6. Mengaudit berbagai jenis perusahaan
dapat menambah pengalaman
auditor.
7. Pengalaman dapat meningkatkan
kompetensi sebagai auditor
8. Banyaknya tugas audit yang dihadapi
memberikan kesempatan untuk
belajar dari kegagalan dan
keberhasilan yang pernah dialami.

Sumber: Taufik (2008) dan Hasibuan (2010)

Pernyataan berikut berhubungan dengan due professional care


SS S KS TS STS
NO PERNYATAAN
1. Saya selalu tidak puas dengan bukti-
bukti yang kurang persuasif dari
auditee saya.
2. Pengumpulan dan penilaian bukti
audit secara objektif menuntut saya
mempertimbangkan kompetensi dan
kecukupan bukti tersebut.
3. Setiap ada transaksi yang
mencurigakan ,saya selalu
mempertanyakan kepada manajemen
99

PERNYATAAN SS S KS TS STS

dan melakukan evaluasi secara kritis


bukti audit tersebut.
4. Untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan
bebas dari salah saji material yang
disebabkan oleh kekeliruan (error)
atau kecurangan (fraud), saya selalu
menggunakan kemahiran professional
saya dengan cermat ,teliti,dan
seksama.
Dalam merumuskan suatu pendapat
5. atau opini atas laporan keuangan ,saya
harus memperoleh bukti kompeten
yang cukup.
Penemuan kemudian salah saji
6. material, yang disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan dalam
laporan keuangan tidak berarti dengan
sendirinya bahwa saya telah gagal
menggunakan kemahiran professional
dengan cermat dan seksama atau gagal
mematuhi standar auditing yang
ditetapkan IAI
7. Profesional mampu membuat
keputusan tanpa tekanan dari pihak
luar

Sumber: Singgih dan Bawono, 2010


10

Pernyataan berikut berhubungan dengan Time Budget Pressure.

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Dalam penugasan audit, efisiensi


dalam pekerjaan proses audit
sangat ditekankan.
2. Di tempat saya bekerja,kesesuaian
penugasan audit dengan anggaran
waktu dijadikan indikator penilaian
kinerja dari atasan
3. Dengan waktu yang telah ditentu
kan, tugas yang diberikan belum
sepenuhnya dapat saya kerjakan
dengan sabaik-baiknya.
4. Ditempat saya bekerja, anggaran
waktu tidak pernah dikomuni
kasikan.
5. Dalam melaksanakan tugas, saya
terlalu tergesa-gesa dan tidak focus
dikarenakan waktu yang diberikan
terlalu sempit.
6 Ditempat saya bekerja, anggaran
waktu merupakan keputusan yang
mutlak dari atasan yang tidak dapat
diganggu gugat.
7. Selama menjalankan tugas saya
kurang mampu memenuhi target
yang telah ditentukan.
8. saya merasakan waktu yang
dibutuhkan terlalu sempit, sehingga
terasa cukup berat atas beban
pekerjaan yang saya emban.

Sumber: Muhsyi (2013)


10

Pernyataan berikut berhubungan dengan Fee Audit

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Semakin besar risiko penugasan yang
saya hadapi, maka semakin tinggi fee
yang saya peroleh.
2. Fee audit yang diterima disesuaikan
dengan besar kecilnya risisko audit
perusahaan klien
3. Sebagai auditor semakin kompleks
perusahaan klien, maka saya
menawarkan fee yang lebih tinggi
4. Semakin tinggi kompleksitas tugas
maka fee audit yang diterima, maka
fee audit yang diterima akan semakin
besar.
5 Besarnya fee yang saya dapatkan
sesuai dengan tingkat keahlian yang
saya gunakan dalam mengaudit.
6 Tingkat keahlian yang semakin tinggi
akan memperngaruhi fee yang
auditor terima.

Sumber: Soekrisno (2013) dan Susmiyanti (2016)

Pernyataan berikut berhubungan dengan kualitas audit

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Saya memilki kompetensi teknis
profesional sesuai dengan SPAP.
2. Dalam melaksanakan audit, ketika
menemukan salah saji material,
auditor memberikan waktu kepada
klien untuk memberikan jawaban
atas salah saji tersebut
10

PERNYATAAN SS S KS TS STS

sehingga memudahkan saya


menemukan salah saji dan
mengembangkan temuan audit yang
berlaku
4. Saya mempunyai komitmen yang
kuat untuk menyelesaikan audit
dalam waktu yanng tepat.
5. Saya memilki komitmen untuk
memberikan laporan auditan yang
berkualitas.
6. Saya harus memahami jasa
professional yang melekat pada
auditor sesuai dengan standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dan
Standar Profesional Akuntan
Publik(SPAP) yang relevan.
7. Saya menjadikan SAK dan SPAP
sebagai pedoman dalam
melaksanakan pekerjaan laporan..
8. Saya tidak mudah percaya terhadap
pernyataan klien selama melakukan
audit.
9. Saya harus menguji dan
mendapatkan temuan audit atas
pernyataan klien selama pekerjaan
lapangan sesuai dengan SAK dan
SPAP.
10. Saya selalu berusaha berhati-hati
dalam pengambilan keputusan
selama melakukan audit.
11 Setiap keputusan audit yang saya
ambil berdasarkan temuan audit
selama pekerjaan lapangan serta
berpedoman pada SAK dan SPAP

Sumber: Bruhanuddin (2016)


10

LAMPIRAN 2
DATA MENTAH
HASIL PENELITIAN
PENGALAMAN KERJA AUDITOR (X1)
Rata-
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 TotalX1 rata
4 5 4 4 5 4 5 4 35 4,38
5 4 5 5 4 5 4 5 37 4,63
5 4 5 5 4 5 4 5 37 4,63
5 5 4 5 5 4 4 5 37 4,63
5 4 4 4 4 4 4 4 33 4,13
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 4 4 5 5 4 4 34 4,25
5 5 4 4 4 5 4 4 35 4,38
5 4 4 5 5 5 5 5 38 4,75
4 4 4 4 5 4 5 5 35 4,38
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
5 5 5 5 4 4 5 5 38 4,75
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
5 5 5 4 4 4 4 4 35 4,38
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,00
4 4 4 4 5 5 5 5 36 4,50
4 5 5 5 5 5 5 5 39 4,88
5 4 5 5 5 5 5 5 39 4,88
5 4 5 4 5 4 5 5 37 4,63
4 4 4 4 5 5 5 5 36 4,50
5 5 5 5 4 4 5 5 38 4,75
5 4 4 4 4 4 4 4 33 4,13
4 5 5 5 5 5 5 5 39 4,88
5 4 5 5 5 5 5 5 39 4,88
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 4 4 5 4 5 5 35 4,38
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 4 4 5 4 5 5 35 4,38
5 5 5 4 4 4 4 4 35 4,38
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
5 5 5 4 4 5 5 4 37 4,63

104
10

DUE PROFESSIONAL CARE


(X2)
Total
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2 Rata2
3 4 4 4 5 4 5 29 4,14
4 4 4 4 5 5 4 30 4,29
2 5 5 5 4 5 4 30 4,29
2 5 5 4 4 5 4 29 4,14
4 4 4 4 4 5 5 30 4,29
3 4 4 4 4 4 4 27 3,86
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
4 4 4 4 4 3 3 26 3,71
4 4 4 4 4 3 3 26 3,71
4 4 4 5 5 2 4 28 4,00
5 4 4 4 5 5 4 31 4,43
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
5 4 5 4 4 5 4 31 4,43
4 4 4 5 5 4 4 30 4,29
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
4 4 4 4 4 3 3 26 3,71
4 4 4 5 4 4 5 30 4,29
3 4 4 4 4 4 4 27 3,86
5 5 5 4 4 4 4 31 4,43
4 4 5 5 5 4 5 32 4,57
5 5 4 5 4 4 4 31 4,43
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
5 5 4 4 5 5 5 33 4,71
4 4 5 4 4 3 4 28 4,00
5 5 5 5 4 4 4 32 4,57
4 5 5 5 5 4 5 33 4,71
5 5 5 5 5 4 4 33 4,71
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
3 4 4 4 4 4 4 27 3,86
5 5 4 5 5 4 4 32 4,57
3 4 4 4 4 3 3 25 3,57
3 4 4 4 5 4 4 28 4,00
4 4 4 4 4 4 4 28 4,00
10

TIME BUDGET
PRESSURE (X3)
Total
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3 Rata2
4 5 2 1 1 2 2 1 18 2,25
5 4 1 2 1 2 1 2 18 2,25
5 4 3 3 3 2 3 3 26 3,25
5 4 3 1 1 4 2 1 21 2,63
5 5 5 4 4 5 4 5 37 4,63
3 3 3 3 3 3 4 3 25 3,13
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 5 3 3 2 4 2 3 26 3,25
4 4 3 3 2 4 2 3 25 3,13
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
4 4 3 3 3 4 4 3 28 3,50
4 4 4 2 2 4 3 4 27 3,38
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,00
5 4 3 3 2 3 3 3 26 3,25
4 3 3 3 3 3 3 3 25 3,13
4 4 4 2 3 4 2 3 26 3,25
4 4 3 3 2 4 2 2 24 3,00
5 5 3 3 3 4 2 3 28 3,50
4 4 4 3 3 3 4 3 28 3,50
5 5 5 5 5 4 4 4 37 4,63
3 4 1 2 2 2 2 2 18 2,25
5 5 5 4 4 5 4 5 37 4,63
4 4 4 3 3 3 2 3 26 3,25
4 3 1 1 2 2 2 3 18 2,25
5 5 5 4 4 5 4 5 37 4,63
5 5 5 5 5 4 4 4 37 4,63
3 4 2 1 2 3 2 2 19 2,38
4 4 4 2 3 4 2 3 26 3,25
4 4 3 3 3 4 4 3 28 3,50
4 4 4 2 2 4 3 4 27 3,38
4 4 3 3 3 4 4 3 28 3,50
5 4 3 3 2 4 2 2 25 3,13
4 4 4 2 2 4 3 4 27 3,38
3 4 3 3 2 3 2 2 22 2,75
10

FEE AUDIT
(X4)
Total
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4 Rata2
4 5 2 3 3 1 18 3,00
5 4 3 4 4 4 24 4,00
5 5 3 3 3 3 22 3,67
5 5 3 4 4 3 24 4,00
5 5 4 4 4 4 26 4,33
4 3 2 2 4 4 19 3,17
3 3 1 1 4 4 16 2,67
4 3 2 3 4 2 18 3,00
4 3 3 3 4 2 19 3,17
3 3 3 3 4 4 20 3,33
5 5 4 5 4 4 27 4,50
4 4 4 4 4 2 22 3,67
4 4 4 4 4 4 24 4,00
5 4 4 5 4 4 26 4,33
3 3 2 2 4 4 18 3,00
4 4 3 4 3 3 21 3,50
4 3 3 3 4 2 19 3,17
5 5 5 4 4 4 27 4,50
4 4 4 3 4 4 23 3,83
5 5 5 5 5 4 29 4,83
5 5 3 4 5 4 26 4,33
3 3 4 4 5 4 23 3,83
4 4 4 3 4 4 23 3,83
5 4 4 5 4 4 26 4,33
5 5 4 4 4 4 26 4,33
5 5 5 5 5 4 29 4,83
5 5 3 4 5 4 26 4,33
4 4 3 4 3 3 21 3,50
4 4 4 4 4 4 24 4,00
4 4 4 4 4 2 22 3,67
4 4 4 4 4 4 24 4,00
4 3 3 3 4 2 19 3,17
4 4 4 4 4 2 22 3,67
2 4 3 3 4 4 20 3,33
10

KUALITAS
AUDIT (Y)
Rata
Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y. Y.1 Y.1 Tota -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 lY Rata
5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 51 4,64
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 54 4,91
5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 50 4,55
5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 51 4,64
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 46 4,18
5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3,91
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 44 4,00
4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 47 4,27
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 4,64
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 52 4,73
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45 4,09
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 45 4,09
5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 50 4,55
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 47 4,27
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 49 4,45
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5,00
4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 49 4,45
4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 47 4,27
5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 53 4,82
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 46 4,18
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 49 4,45
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5,00
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 4,64
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 4,64
4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 45 4,09
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4,00
5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 45 4,09
LAMPIRAN 3
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF

109
11

Lampiran: Deskripsi Responden

Frequency Table Responden


Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-Laki 14 41,2 41,2 41,2
Perempuan 20 58,8 58,8 100,0
Total 34 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid D3 1 2,9 2,9 2,9
S1 24 70,6 70,6 73,5
S2 9 26,5 26,5 100,0
Total 34 100,0 100,0

Masa_Kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 Tahun 19 55,9 55,9 55,9
3 - 5 Tahun 8 23,5 23,5 79.4
5 - 10 Tahun 7 20,6 20,6 100,0
Total 34 100,0 100,0

Jabatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Auditor Junior 18 52,9 52,9 52,9
Auditor Senior 13 38,2 38,2 91,2
Supervisi 3 8,8 8,8 100,0
Total 34 100,0 100,0

Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 34 3,91 5,00 4,3397 ,33459
X1 34 4,00 5,00 4,4144 ,32742
X2 34 3,57 4,71 4,1638 ,31478
X3 34 2,25 4,63 3,3697 ,70918
X4 34 2,67 4,83 3,7888 ,56299
Valid N (listwise) 34
11

Lampiran: Distribusi Jawaban Responden

Frequency Table Variabel Y


Y.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 22 64,7 64,7 64,7
5,00 12 35,3 35,3 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 2 5,9 5,9 5,9
4,00 21 61,8 61,8 67,6
5,00 11 32,4 32,4 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 22 64,7 64,7 64,7
5,00 12 35,3 35,3 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 25 73,5 73,5 73,5
5,00 9 26,5 26,5 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 25 73,5 73,5 73,5
5,00 9 26,5 26,5 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 1 2,9 2,9 2,9
4,00 21 61,8 61,8 64,7
5,00 12 35,3 35,3 100,0
Total 34 100,0 100,0
11

Y.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 19 55,9 55,9 55,9
5,00 15 44,1 44,1 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 18 52,9 52,9 52,9
5,00 16 47,1 47,1 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 20 58,8 58,8 58,8
5,00 14 41,2 41,2 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 4 11,8 11,8 11,8
4,00 18 52,9 52,9 64,7
5,00 12 35,3 35,3 100,0
Total 34 100,0 100,0

Y.11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 20 58,8 58,8 58,8
5,00 14 41,2 41,2 100,0
Total 34 100,0 100,0
Frequency Table Variabel X1
X1.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 18 52,9 52,9 52,9
5,00 16 47,1 47,1 100,0
Total 34 100,0 100,0

X1.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 23 67,6 67,6 67,6
5,00 11 32,4 32,4 100,0
Total 34 100,0 100,0
11

X1.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 21 61,8 61,8 61,8
5,00 13 38,2 38,2 100,0
Total 34 100,0 100,0

X1.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 23 67,6 67,6 67,6
5,00 11 32,4 32,4 100,0
Total 34 100,0 100,0

X1.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 19 55,9 55,9 55,9
5,00 15 44,1 44,1 100,0
Total 34 100,0 100,0

X1.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 21 61,8 61,8 61,8
5,00 13 38,2 38,2 100,0
Total 34 100,0 100,0

X1.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 18 52,9 52,9 52,9
5,00 16 47,1 47,1 100,0
Total 34 100,0 100,0

X1.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 17 50,0 50,0 50,0
5,00 17 50,0 50,0 100,0
Total 34 100,0 100,0
Frequency Table Variabel X2
X2.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 2 5,9 5,9 5,9
3,00 6 17,6 17,6 23,5
4,00 18 52,9 52,9 76,5
5,00 8 23,5 23,5 100,0
11

Total 34 100,0 100,0

X2.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 25 73,5 73,5 73,5
5,00 9 26,5 26,5 100,0
Total 34 100,0 100,0

X2.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 25 73,5 73,5 73,5
5,00 9 26,5 26,5 100,0
Total 34 100,0 100,0

X2.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 24 70,6 70,6 70,6
5,00 10 29,4 29,4 100,0
Total 34 100,0 100,0

X2.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4,00 23 67,6 67,6 67,6
5,00 11 32,4 32,4 100,0
Total 34 100,0 100,0

X2.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 1 2,9 2,9 2,9
3,00 5 14,7 14,7 17,6
4,00 21 61,8 61,8 79,4
5,00 7 20,6 20,6 100,0
Total 34 100,0 100,0

X2.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 4 11,8 11,8 11,8
4,00 24 70,6 70,6 82,4
5,00 6 17,6 17,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
11

Frequency Table Variabel X3


X3.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 4 11,8 11,8 11,8
4,00 19 55,9 55,9 67,6
5,00 11 32,4 32,4 100,0
Total 34 100,0 100,0

X3.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 3 8,8 8,8 8,8
4,00 23 67,6 67,6 76,5
5,00 8 23,5 23,5 100,0
Total 34 100,0 100,0

X3.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 3 8,8 8,8 8,8
2,00 2 5,9 5,9 14,7
3,00 14 41,2 41,2 55,9
4,00 10 29,4 29,4 85,3
5,00 5 14,7 14,7 100,0
Total 34 100,0 100,0

X3.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 4 11,8 11,8 11,8
2,00 7 20,6 20,6 32,4
3,00 15 44,1 44,1 76,5
4,00 6 17,6 17,6 94,1
5,00 2 5,9 5,9 100,0
Total 34 100,0 100,0

X3.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 3 8,8 8,8 8,8
2,00 12 35,3 35,3 44,1
3,00 11 32,4 32,4 76,5
4,00 6 17,6 17,6 94,1
5,00 2 5,9 5,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
11

X3.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 5 14,7 14,7 14,7
3,00 7 20,6 20,6 35,3
4,00 19 55,9 55,9 91,2
5,00 3 8,8 8,8 100,0
Total 34 100,0 100,0

X3.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 1 2,9 2,9 2,9
2,00 14 41,2 41,2 44,1
3,00 6 17,6 17,6 61,8
4,00 13 38,2 38,2 100,0
Total 34 100,0 100,0

X3.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 2 5,9 5,9 5,9
2,00 6 17,6 17,6 23,5
3,00 15 44,1 44,1 67,6
4,00 8 23,5 23,5 91,2
5,00 3 8,8 8,8 100,0
Total 34 100,0 100,0

Frequency Table Variabel X4


X4.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2,00 1 2,9 2,9 2,9
3,00 4 11,8 11,8 14,7
4,00 16 47,1 47,1 61,8
5,00 13 38,2 38,2 100,0
Total 34 100,0 100,0

X4.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 9 26,5 26,5 26,5
4,00 14 41,2 41,2 67,6
5,00 11 32,4 32,4 100,0
Total 34 100,0 100,0
11

X4.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 1 2,9 2,9 2,9
2,00 4 11,8 11,8 14,7
3,00 12 35,3 35,3 50,0
4,00 14 41,2 41,2 91,2
5,00 3 8,8 8,8 100,0
Total 34 100,0 100,0

X4.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 1 2,9 2,9 2,9
2,00 2 5,9 5,9 8,8
3,00 10 29,4 29,4 38,2
4,00 16 47,1 47,1 85,3
5,00 5 14,7 14,7 100,0
Total 34 100,0 100,0

X4.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3,00 4 11,8 11,8 11,8
4,00 25 73,5 73,5 85,3
5,00 5 14,7 14,7 100,0
Total 34 100,0 100,0

X4.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1,00 1 2,9 2,9 2,9
2,00 7 20,6 20,6 23,5
3,00 4 11,8 11,8 35,3
4,00 22 64,7 64,7 100,0
Total 34 100,0 100,0
LAMPIRAN HASIL 4
HASIL UJI VALIDITAS
DAN RELIABILITAS

118
11

HASIL UJI VALIDITAS KUALITAS AUDIT

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Total

Y.1 Pearson Correlation 1 ,131 ,614** ,673** ,812** -,220 ,087 ,044 ,007 ,303 ,508** ,531**
Sig. (2-tailed) ,460 ,000 ,000 ,000 ,212 ,623 ,807 ,967 ,081 ,002 ,001

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.2 Pearson Correlation ,131 1 ,302 ,199 ,570** ,135 ,240 ,222 ,259 ,340* ,592** ,609**
Sig. (2-tailed) ,460 ,082 ,259 ,000 ,447 ,172 ,207 ,139 ,049 ,000 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.3 Pearson Correlation ,614** ,302 1 ,533** ,673** ,131 ,335 ,290 ,383* ,590** ,758** ,786**
Sig. (2-tailed) ,000 ,082 ,001 ,000 ,462 ,052 ,096 ,026 ,000 ,000 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.4 Pearson Correlation ,673** ,199 ,533** 1 ,698** -,115 ,138 ,102 ,311 ,298 ,446** ,579**
Sig. (2-tailed) ,000 ,259 ,001 ,000 ,516 ,436 ,565 ,074 ,087 ,008 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.5 Pearson Correlation ,812** ,570** ,673** ,698** 1 -,115 ,272 ,236 ,175 ,402* ,717** ,763**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,516 ,119 ,180 ,321 ,019 ,000 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.6 Pearson Correlation -,220 ,135 ,131 -,115 -,115 1 ,466** ,204 ,394* ,382* ,280 ,385*
Sig. (2-tailed) ,212 ,447 ,462 ,516 ,516 ,005 ,247 ,021 ,026 ,108 ,025

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.7 Pearson Correlation ,087 ,240 ,335 ,138 ,272 ,466** 1 ,705** ,460** ,411* ,340* ,638**
Sig. (2-tailed) ,623 ,172 ,052 ,436 ,119 ,005 ,000 ,006 ,016 ,049 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.8 Pearson Correlation ,044 ,222 ,290 ,102 ,236 ,204 ,705** 1 ,648** ,113 ,289 ,542**
Sig. (2-tailed) ,807 ,207 ,096 ,565 ,180 ,247 ,000 ,000 ,525 ,098 ,001

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.9 Pearson Correlation ,007 ,259 ,383* ,311 ,175 ,394* ,460** ,648** 1 ,436** ,271 ,623**
Sig. (2-tailed) ,967 ,139 ,026 ,074 ,321 ,021 ,006 ,000 ,010 ,120 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.10 Pearson Correlation ,303 ,340* ,590** ,298 ,402* ,382* ,411* ,113 ,436** 1 ,529** ,708**
Sig. (2-tailed) ,081 ,049 ,000 ,087 ,019 ,026 ,016 ,525 ,010 ,001 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Y.11 Pearson Correlation ,508** ,592** ,758** ,446** ,717** ,280 ,340* ,289 ,271 ,529** 1 ,821**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,008 ,000 ,108 ,049 ,098 ,120 ,001 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

Total Pearson Correlation ,531** ,609** ,786** ,579** ,763** ,385* ,638** ,542** ,623** ,708** ,821** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,025 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

N 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


12

HASIL UJI VALIDITAS PENGALAMAN KERJA AUDITOR


Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 Total


X1.1 Pearson
1 ,356* ,592** ,482** -,126 ,228 ,056 ,236 ,534**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,039 ,000 ,004 ,479 ,194 ,755 ,180 ,001
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.2 Pearson
,356* 1 ,491** ,328 ,019 ,103 ,230 ,063 ,483**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,039 ,003 ,058 ,917 ,563 ,191 ,724 ,004
N
34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.3 Pearson
,592** ,491** 1 ,620** ,032 ,377* ,350* ,424* ,733**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,856 ,028 ,043 ,013 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.4 Pearson
,482** ,328 ,620** 1 ,272 ,491** ,356* ,692** ,801**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,004 ,058 ,000 ,120 ,003 ,039 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.5 Pearson
-,126 ,019 ,032 ,272 1 ,398* ,705** ,652** ,566**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,479 ,917 ,856 ,120 ,020 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.6 Pearson
,228 ,103 ,377* ,491** ,398* 1 ,350* ,424* ,639**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,194 ,563 ,028 ,003 ,020 ,043 ,013 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.7 Pearson
,056 ,230 ,350* ,356* ,705** ,350* 1 ,707** ,717**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,755 ,191 ,043 ,039 ,000 ,043 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X1.8 Pearson
,236 ,063 ,424* ,692** ,652** ,424* ,707** 1 ,800**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,180 ,724 ,013 ,000 ,000 ,013 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Tota Pearson
,534** ,483** ,733** ,801** ,566** ,639** ,717** ,800** 1
l Correlation
Sig. (2-tailed) ,001 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
12

HASIL UJI VALIDITAS DUE PROFESSIONAL CARE

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 Total


X2.1 Pearson
1 ,210 ,044 ,208 ,207 ,000 ,076 ,528**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,233 ,805 ,237 ,239 1,000 ,669 ,001
N
34 34 34 34 34 34 34 34
X2.2 Pearson
,210 1 ,547** ,491** ,155 ,292 ,182 ,666**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,233 ,001 ,003 ,381 ,094 ,303 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34
X2.3 Pearson
,044 ,547** 1 ,344* ,013 ,194 ,182 ,512**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,805 ,001 ,046 ,944 ,271 ,303 ,002
N
34 34 34 34 34 34 34 34
X2.4 Pearson
,208 ,491** ,344* 1 ,381* -,094 ,289 ,581**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,237 ,003 ,046 ,026 ,597 ,098 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34
X2.5 Pearson
,207 ,155 ,013 ,381* 1 ,092 ,391* ,532**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,239 ,381 ,944 ,026 ,606 ,022 ,001
N
34 34 34 34 34 34 34 34
X2.6 Pearson
,000 ,292 ,194 -,094 ,092 1 ,477** ,533**
Correlation
Sig. (2-tailed) 1,000 ,094 ,271 ,597 ,606 ,004 ,001
N 34 34 34 34 34 34 34 34
X2.7 Pearson
,076 ,182 ,182 ,289 ,391* ,477** 1 ,646**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,669 ,303 ,303 ,098 ,022 ,004 ,000
N
34 34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson
,528** ,666** ,512** ,581** ,532** ,533** ,646** 1
Correlation
Sig. (2-tailed)
,001 ,000 ,002 ,000 ,001 ,001 ,000
N
34 34 34 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
12

HASIL UJI VALIDITAS TIME BUDGET PRESSURE


Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 Total


X3. Pearson ,506*
1 Correlation 1 * ,367* ,362* ,255 ,325 ,128 ,290 ,471**
Sig. (2-tailed) ,002 ,033 ,035 ,145 ,061 ,470 ,097 ,005
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,506* ,448*
1 ,457** ,401* ,321 ,137 ,292 ,521**
2 Correlation * *

Sig. (2-tailed) ,002 ,007 ,019 ,064 ,008 ,438 ,094 ,002
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,457* ,678* ,734* ,771* ,756*
,367* 1 ,631** ,900**
3 Correlation * * * * *

Sig. (2-tailed) ,033 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,852* ,504* ,648*
,362* ,401* ,678** 1 ,676** ,861**
4 Correlation * * *

Sig. (2-tailed) ,035 ,019 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,852* ,497* ,745*
5 Correlation ,255 ,321 ,734** * 1 * ,759** * ,882**
Sig. (2-tailed) ,145 ,064 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,448* ,504* ,497* ,619*
,325 ,771** 1 ,468** ,756**
6 Correlation * * * *

Sig. (2-tailed) ,061 ,008 ,000 ,002 ,003 ,005 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,676* ,759* ,468* ,696*
,128 ,137 ,631** 1 ,780**
7 Correlation * * * *

Sig. (2-tailed) ,470 ,438 ,000 ,000 ,000 ,005 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
X3. Pearson ,648* ,745* ,619*
,290 ,292 ,756** ,696** 1 ,855**
8 Correlation * * *

Sig. (2-tailed) ,097 ,094 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
Tot Pearson ,471* ,521* ,861* ,882* ,756* ,855*
al Correlation * * ,900** * * * ,780** * 1
Sig. (2-tailed) ,005 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 34 34 34 34 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


12

HASIL UJI VALIDITAS FEE AUDIT

Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 Total


X4.1 Pearson
1 ,689** ,431* ,621** ,135 ,099 ,719**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,000 ,011 ,000 ,445 ,577 ,000

N
34 34 34 34 34 34 34
X4.2 Pearson
,689** 1 ,472** ,583** ,070 ,179 ,732**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,000 ,005 ,000 ,692 ,310 ,000
N
34 34 34 34 34 34 34
X4.3 Pearson
,431* ,472** 1 ,784** ,351* ,272 ,819**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,011 ,005 ,000 ,042 ,120 ,000
N
34 34 34 34 34 34 34
X4.4 Pearson
,621** ,583** ,784** 1 ,276 ,164 ,847**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,114 ,353 ,000
N
34 34 34 34 34 34 34
X4.5 Pearson
,135 ,070 ,351* ,276 1 ,417* ,485**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,445 ,692 ,042 ,114 ,014 ,004
N
34 34 34 34 34 34 34
X4.6 Pearson
,099 ,179 ,272 ,164 ,417* 1 ,519**
Correlation
Sig. (2-tailed)
,577 ,310 ,120 ,353 ,014 ,002
N
34 34 34 34 34 34 34
Total Pearson
,719** ,732** ,819** ,847** ,485** ,519** 1
Correlation
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,002

N
34 34 34 34 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


12

HASIL UJI RELIABILITY KUALITAS AUDIT

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,845 11

HASIL UJI RELIABILITY PENGALAMAN KERJA AUDITOR

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,814 8

HASIL UJI RELIABILITY DUE PROFESSIONAL CARE


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,617 7
12

HASIL UJI RELIABILITY TIME BUDGET PRESSURE

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,901 8

HASIL UJI RELIABILITY FEE AUDIT

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 34 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 34 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,780 6
LAMPIRAN 5
HASIL UJI
ASUMSI KLASIK

126
1

Lampiran: Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,15386210
Most Extreme Differences Absolute ,091
Positive ,091
Negative -,077
Test Statistic ,091
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

2. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
X1 ,614 1,628
X2 ,570 1,756
X3 ,776 1,288
X4 ,418 2,390

3. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -,277 ,298 -,928 ,361
X1 ,027 ,059 ,099 ,450 ,656
X2 ,120 ,064 ,427 1,865 ,072
X3 ,023 ,024 ,182 ,929 ,361
X4 -,077 ,042 -,492 -1,843 ,076
a. Dependent Variable: abs_res
LAMPIRAN 6
HASIL UJI HIPOTESIS

128
1

Lampiran: Hasil Regresi Berganda

1. Uji R Square

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,888a ,789 ,759 ,16413
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2

2. Uji Regresi linier Berganda dan Uji t (Parsial)

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1,474 ,558 2,641 ,013
X1 ,370 ,111 3,320 ,002
,362 ,614 1,628
X2 ,274 ,120 ,258 2,280 ,030 ,570 1,756
X3 -
-,198 ,046 -,419 ,000 ,776 1,288
4,322
X4 ,200 ,078 ,337 2,553 ,016 ,418 2,390
a. Dependent Variable: Y

3 Uji F (Simultan)

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2,913 4 ,728 27,034 ,000b
Residual
,781 29 ,027
Total
3,694 33
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2
LAMPIRAN 7
SURAT KETERANGAN KANTOR AKUNTAN
PUBLIK WILAYAH MAKASSAR

130
13
13
13
13
13
13
13

Anda mungkin juga menyukai