Anda di halaman 1dari 110

SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN FLEKSIBEL DALAM


MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA
PRODUKSI PADA PT. SEMEN TONASA
PANGKEP

JUSMAN
105730420813

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN FLEKSIBEL DALAM


MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA
PRODUKSI PADA PT. SEMEN TONASA
PANGKEP

JUSMAN
105730420813

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi


Pada Jurusan Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“……. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada

kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu

urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap”

(QS. Al-Insyirah : 5-8)

“Sukses tergantung bukan hanya pada sebaik apa kita

melakukan hal-hal yang kita senangi, tetapi juga setekun apa

kita melakukan kewajiban yang tidak kita sukai”

(John C. Maxwell)

“Melangkah tak harus cepat untuk sampai tujuan, kita

punya waktu untuk keberhasilan masing-masing. Lambat

bukan berarti gagal, cepat bukan berarti hebat. Hanya soal

dimana waktu yang tepat kita siap menerimanya”

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Orang tua yang telah banyak berkorban berupa waktu dan

materil, kepada Adikku yang telah banyak memberikan

dorongan, serta Sahabat-sahabatku yang senantiasa

memberikan support kepada saya, sebagai motivator dan

penyemangat hidupku.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang menggenggam jantung ini dan

membiarkannya tetap berdetak, mengalirkan nyawa dalam tubuh sehingga satu

demi satu ibadah yang diberikan-Nya dapat peneliti laksanakan. Syukur

Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan,

dan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE)

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis

Penggunaan Anggaran Fleksibel dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian

Biaya Produksi Pada PT. Semen Tonasa Pangkep”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, spiritual, maupun

vii administrasi. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar, Ismail Rasulong, SE., MM. beserta jajarannya dan seluruh

dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membagikan ilmunya.

2. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

vi
3. Ibu Naidah, SE., M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Abd. Salam HB,

SE., M.Si., Ak., CA. selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Seluruh pegawai akademik Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UNISMUH Makassar.

5. PT. SEMEN TONASA dan seluruh responden pada penelitian ini yang

telah meluangkan waktunya untuk melengkapi khazanah skripsi penulis.

Semoga segala kemurahan dan kebaikan hati kalian mendapatkan balasan

yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

6. Terima Kasih yang tak terhingga pada Orang Tuaku yang telah berkorban

dan membantu banyak berupa waktu dan materil dalam merampungkan

proses perkuliahan saya selama ini.

7. Terima Kasih buat Bapak Dr. Ir. H. Zainal Abidin Sahabuddin, MM.

Selaku Direktur Utama Pada Perusahaan PT. Kartika Hardianti Zainal (Air

Mineral ZAS) beserta Ibu Hj. Ramdhyana Nuzul Qadrina, SH. Yang telah

banyak membantu dan mendorong dalam proses penyelesaian perkuliahan

saya.

Sebagai manusia yang penuh kekurangan, peneliti menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun bahasanya walaupun telah

menerima bantuan dari berbagai pihak, karena kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT. Akhir kata saya ucapkan: Tiada gading yang tak retak, jika ada

kekurangan dalam penulisan skripsi ini, saya sebagai penulis memohon maaf yang

vii
sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan

skripsi ini. Semua berakhir dalam harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Makassar, 15 Juli 2020

Jusman

viii
ABSTRAK

Analisis Penggunaan Anggaran Fleksibel dalam Menunjang Efektivitas


Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Semen Tonasa Pangkep

Jusman

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur sejauh mana perangkat


anggaran berfungsi, dalam hal ini besaran biaya produksi yang dikeluarkan oleh
perusahaan PT. Semen Tonasa Pangkep. Tujuan khusunya adalah menganalisis
penggunaan anggaran fleksibel sebagai alat bantu dalam mengendalikan biaya
produksi pada PT. Semen Tonasa Pangkep. Dibimbing oleh Hj. Naidah sebagai
pembimbing I dan Abd. Salam HB sebagai pembimbing II.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriktif
kuantitatif dengan membandingkan anggaran statis dan fleksibel serta melakukan
perhitungan anggaran dan realisasi biaya produksi.
Dari hasil penelitian dan analisis data yang ada, dinyatakan bahwa anggaran
biaya produksi khususnya pada PT. Semen Tonasa Pangkep dengan menggunakan
anggaran statis yang didasari pada tingkat aktivitas 5.770.000 ton. Hal ini yang
menjadi dasar pijakan bagi setiap perhitungan yang ada khususnya pada
perbandingan hasil dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
Kesimpulan hasil analisis varians biaya produksi dalam penyusunan
anggaran biaya bahan baku langsung menunjukkan indikator favorabel yang
dianggap efektif dalam penerapannya. Sementara pada biaya tenaga kerja
langsung menunjukkan unfavorabel yang mana dalam penerapan anggarannya
belum dilakukan secara efektif. Hal ini disebabkan karena kurang tepatnya
pengendalian pada biaya biaya tenaga kerja langsung khususnya pada PT. Semen
Tonasa Pangkep. Kemudian untuk varians biaya overhead pabrik terdapat selisih
yang unfavorabel antara selisih anggaran statis dengan realisasi yang dipandang
signifikan tinggi, hal ini disebabkan karena tidak efektifnya penggunaan anggaran
biaya overhead pabrik sebagai alat pengendalian.

Kata Kunci : Anggaran Fleksibel dan Pengendalian Biaya Produksi

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran ............................................................................................ 6

1. Pengertian Anggaran ..................................................................... 6

2. Manfaat Anggaran .......................................................................... 7

3. Anggaran Fleksibel ......................................................................... 10

B. Biaya Produksi .................................................................................... 14

1. Pengertian Biaya Produksi .............................................................. 14

x
2. Unsur-unsur Biaya Produksi ........................................................... 17

C. Pengendalian ...................................................................................... 18

1. Pengertian Pengendalian.................................................................. 18

2. Pengendalian Biaya Bahan Baku ..................................................... 19

3. Pengendalian Biaya Tenaga kerja Langsung ................................... 20

4. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik ............................................ 23

D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 24

E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 31

F. Hipotesisis ............................................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 33

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 33

C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 34

D. Defenisi Operasional ........................................................................... 34

E. Metode Analisis.................................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 41

1. Profil Perusahaan ............................................................................. 41

2. Anggaran dan Realisasi Biaya Biaya Produksi ............................... 58

3. Anggaran Biaya Produksi Statis dan Anggaran Biaya Produksi

Fleksibel........................................................................................... 68

4. Analisis Varians Biaya Produksi ..................................................... 75

5. Perbandingan Anggaran Statis dengan Anggaran Fleksibel ............ 85

xi
B. Pembahasan .......................................................................................... 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 87

B. Saran..................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 89

LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 29

Tabel 4.1 Produksi Semen Tahun 2015 .......................................................... 58

Tabel 4.2 Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung ......................................... 59

Tabel 4.3 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langgsung ..................................... 61

Tabel 4.4 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ................................................... 62

Tabel 4.5 Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung .......................................... 63

Tabel 4.6 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung ........................................ 64

Tabel 4.7 Komposisi Karyawan PT. Semen Tonasa Tahun 2015 ................... 65

Tabel 4.8 Realisasi Biaya Overhead Pabrik .................................................... 66

Tabel 4.9 Anggaran Statis dan Realisasi Biaya Produksi ............................... 67

Tabel 4.10 Biaya Variabel Perton dan Biaya Tetap dalam Produksi

Semen ........................................................................................... 72

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Varians Biaya Produksi ................................... 82

Tabel 4.12 Perbandingan Anggaran Statis dengan Anggaran Fleksibel .......... 83

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 32

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa ....................................... 49

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dinamika dunia usaha pada saat ini menuntut setiap pelaku

perusahaan untuk tanggap terhadap setiap pergeseran dan perubahan yang

terjadi pada lingkungan dunia usaha yang paradoks dan penuh dengan

ketidakpastian.

Ketidakpastian dan ketidakmampuan mengikuti perubahan

memungkinkan berakses sebagai indikator bagi sejumlah kemunduran dan

kelumpuhan sebuah perusahaan. Oleh karena itu dalam rangka

mempertahankan eksistensi dan kontinuitas usahanya, maka perusahaan

dituntut kesiapannya dalam merancang konsep masa depan dan mampu

menyusun strategi kebijakan yang berorientasi pada perubahan.

Kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan secara teoritis sangat

ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang

optimal, atau dengan kata lain bahwa kontinuitas hidup perusahaan

merupakan fungsi dari profitabilitas atau kemampuannya dalam

menghasilkan laba. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan akuntansi

biaya dan pengendalian operasional yang cermat dan sistematis.

Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang

penentuan harga pokok (cost) dari “sesuatu produk” yang diproduksi (atau

dijual dipasar) baik untuk memenuhi pesanan dari pemesan maupun untuk

menjadi persedian barang dagangan yang akan dijual (Halim, 2007:3).

1
2

Sering sekali pengertian akuntansi biaya dikaburkan dengan

pengertian harga pokok, namun sebenarnya hal tersebut mempunyai

perbedaan dan persamaan. Dalam akuntansi biaya, biaya merupakan semua

pengeluaran yang sudah terjadi (expired) yang digunakan dalam memproses

produksi yang dihasilkan. Seluruh biaya yang terjadi tersebut membentuk

suatu hagra pokok yang kalau dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan

atau produk yang dipesan menghasilkan harga pokok produk perunit. Dalam

artian luas Harga pokok dapat berarti sebagai bagian dari harga perolehan

suatu aktiva yang ditunda pembebanannya dimasa yang akan datang (Halim,

2007: 4).

Akuntasi biaya merupakan variabel akuntansi yang mengelolah sistem

biaya pada perusahaan memiliki andil dan peranan yang signifikan. Peranan

ini tercermin dari perencanaan dan pengelolahan anggaran, yang mana hal ini

merupakan bagian dari pengendalian biaya.

Secara sederhana Anggaran fleksibel atau anggaran variabel merupakan

anggaran yang jumlah rupiahnya untuk suatu masa didasarkan atas tingkat

aktivitas produksi (volume). Anggaran fleksibel menyesuaikan pendapatan,

biaya dan beban dengan volume actual yang dialami serta membandingkan

jumlah tersebut dengan hasil sesungguhnya. Anggaran fleksibel memasukkan

perubahan volume untuk menyediakan dasar perbandingan yang sah dengan

biaya actual” (Bastian dan Bustami Nurlela, 2009 : 91)

Anggaran fleksibel bertujuan untuk memberikan informasi yang di

perlukan kepada manajemen untuk mencapai tujuan utama, yakni


3

pengendalian melalui anggaran yang sebagaimana dikemukakan oleh Bastian

dan Nurlela (2009 : 91) meliputi :

1. Perencanaan anggaran fleksibel

2. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berbagai

divisi perusahaan

3. Suatu dasar pengendalian biaya

Menyadari pentingnya penggunaan anggaran fleksibel, maka dalam

penelitian ini ditentukan pada PT. Semen Tonasa, yakni suatu perusahaan

yang bergerak di bidang industri semen merek Semen Tonasa yang berlokasi

di Kabupaten Pangkep.

Sebagaiamana pada perusahaan secara umum dalam melakukan

kegiatan industri, maka perusahaan perlu menyusun anggaran, dalam

penyusunan anggaran perusahaan mutlak melakukan pengendalian terhadap

biaya produksi berdasarkan anggaran statis.

Dengan adanya anggaran biaya produksi ini diharapkan perusahaan

beeroperasi secara efektif dan efisien demi mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Terselenggaranya kegiatan operasi perusahaan secara efektif dan

efisien sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam mengelolah

sumber daya dan dana dalam perusahaan.

Sesuai dengan permasalahan yang ada, anggaran biaya produksi yang

selama ini ada belum dapat dijadikan sebagai alat pengendalian yang Efektif.

Bila terjadi penyimpangan yang cukup besar antara anggaran dengan


4

realisasinya, maka hal ini akan mengurangi ketepatan dalam mengadakan

penilaian terhadap hasil realisasi dan efisiensi operasi perusahaan.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik. Oleh sebab

itu, penulis memilih judul skripsi ini sebagai berikut: “Analisis Penggunaan

Anggaran Fleksibel Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya

Produksi Pada PT. Semen Tonasa Pangkep.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah pokok yang

muncul adalah : “Bagaimana Penggunaan Anggaran Fleksibel Dalam

Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi pada PT. Semen

Tonasa Pangkep?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Proposal Penelitian ini

adalah : “Untuk Mengetahui Penggunaan Anggaran Fleksibel Dalam

Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Semen Tonasa

Pangkep”.

D. Manfaat Penelitian

Selanjutnya manfaat penelitian yang dikemukakan dalam penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi

konstribusi khazanah wawasan dan pengetahuan Akuntansi terutama

penggunaan anggaran fleksibel dalam mengendalikan biaya produksi.


5

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi

alternatif dalam menyelesaikan masalah biaya produksi khususnya

dalam penggunaan anggaran fleksibel pada perusahaan manufaktur.

3. Manfaat Kebijakan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dan informasi dalam menentukan dan

menerapkan kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dalam anggaran perusahaan terkhusus pada anggaran

fleksibel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran terus-menerus mengalami perkembangan

sesuai dengan kemajuan zaman dan mempunyai definisi yang beraneka

ragam. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai anggaran

penulis akan mengajukan beberapa pengertian anggaran yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, Menurut Nafarin (2007 :19) dalam

bukunya yang berjudul ”Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa:

Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya

dinyatakan dalam satuan uang.”

Menurut penulis kontemporer Mardiasmo dalam Winarso (2010:

24), “anggraran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang

hendak dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran

financial”.

Sasongko dan Safrida (2010:2) untuk mengungkapkan bahwa

”Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen

dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif ”. Sedangkan Karyoso

(2005:109) mengemukakan bahwa anggaran adalah :

a. Suatu alokasi sumber-sumber (resources).

6
7

b. Yang dibuat secara terencana (dengan demikian budget dapat dikatakan

pula sebagai suatu rencana.

c. Mengenai bermacam-macam hal yang akan dilakukan pada masa yang

akan dating.

d. Yang didasarkan pada sejumlah variabel penting.

e. Yang ditujukan (dimaksud) untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu.

f. Dan yang mengaitkan antara penerimaan-penerimaan yang diperkirakan

dengan pengeluaran-pengeluaran direncanakan.

g. Serta membentuk/menetapkan suatu dasar (basis) untuk mengukur dan

mengontrol pengeluaran dan pendapatan.

Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi

anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Dalam

penyusunan anggaran perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijaksanaan umum perusahaan.

2. Data-data waktu yang lalu.

3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak-gerik pesaing.

5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

2. Manfaat Anggaran

Dalam prakteknya banyak perusahaan yang beroperasi tanpa

membuat suatu anggaran. Namun tanpa penyusunan suatu anggaran,

perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, kurang


8

dapat mengoptimalkan efisiensi dan produktivitas untuk perluasan usaha.

Penggunaan anggaran di dalam perusahaan akan mendapatkan beberapa

manfaat yang cukup besar.

Sejalan dengan berkembangnya dunia usaha pada umumnya maka

banyak perusahaan-perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan

yang lebih besar. Sehubungan dengan perkembangan perusahaan tersebut,

maka kegiatan-kegiatan yang ada di dalam suatu perusahaan menjadi

bertambah banyak, baik jenis kegiatan maupun banyaknya kegiatan.

Selanjutnya akan diuraikan satu persatu mengenai manfaat

anggaran sebagai berikut :

a. Terdapatnya Perencanaan Terpadu

Jika perusahaan mempergunakan anggaran maka akan dapat

menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu. Hal ini

dimungkinkan karena dengan mempergunakan anggaran berarti

seluruh kegiatan dalam perusahaan akan diperhatikan oleh anggaran

perusahaan. Tidak ada satupun kegiatan yang dilakukan perusahaan ini

yang terlepas dari anggaran, karena seluruh kegiatan yang

dilaksanakan tersebut akan memerlukan biaya.

Dengan demikian, maka anggaran ini merupakan pencerminan

seluruh kegiatan perusahaan, sehingga penyusunan anggaran akan

merupakan penyusunan seluruh rencana kegiatan dalam perusahaan

secara terpadu.

b. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan


9

Perusahaan yang telah menerapkan anggaran diharapkan

melaksanakan kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dengan

lebih pasti, karena dapat mendasarkan diri kepada anggaran yang telah

ada /disusun.

Hal ini akan dapat menghilangkan keragu-raguan atau

ketidakpastian yang ada didalam pelaksanaan kegiatan perusahaan,

sehingga langkah-langkah yang diambil oleh para pelaksana akan

menjadi lebih pasti dan akurat.

c. Alat Koordinasi Perusahaan

Penyusunan anggaran akan meliputi seluruh kegiatan yang ada,

dengan demikian akan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan.

Pelaksanaan kegiatan dengan mempergunakan anggaran sebagai

pedoman akan berarti melakukan kegiatan dalam perusahaan tersebut

dibawah koordinasi yang baik.

Hal ini disebabkan karena di dalam penyusunan anggaran

tersebut sudah dipertimbangkan kaitan satu bagian dengan bagian yang

lain, sehingga pelaksanaan kegiatan yang berpedoman kepada

anggaran tersebut sudah terkandung arti koordinasi yang sebenarnya.

d. Alat Pengawasan yang Baik

Anggaran di samping sebagai alat perencanaan sekaligus dapat

berfungsi ganda yaitu sebagai alat pengawasan seluruh pelaksanaan

kegiatan perusahaan. Jika perusahaan sedang menyelesaikan suatu

kegiatan, maka manajemen perusahaan akan dapat membandingkan


10

(compare) pelaksanaan kegiatan tersebut dengan anggaran yang telah

ditetapkan dalam perusahaan tersebut sebelumnya. Dalam hal ini

anggaran akan dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan kegiatan

yang sedang dilaksanakan dalam perusahaan.

e. Alat Evaluasi Kegiatan

Suatu perusahaan yang telah mempunyai anggaran untuk

pelaksanaan kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan

evaluasi rutin pada setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut.

Dalam jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun), paling tidak

manajemen perusahaan dapat menyusun evaluasi kegiatan yang telah

dilakukan oleh perusahaan tersebut dengan mempergunakan anggaran

sebagai alat evaluasi. Seberapa jauh penyimpangan pelaksanaan

kegiatan dari rencana yang telah disusun serta penyebab apa saja yang

menimbulkan penyimpangan kerja tersebut dapat didiskusikan di

dalam perusahaan serta dicarikan jalan keluarnya.

3. Anggaran Fleksibel

Anggaran fleksibel atau juga dikenal dengan anggaran variabel,

anggaran dinamis, atau anggaran luwes, merupakan sebuah pendekatan

yang lazim dipakai dalam perencanaan dan pengendalian biaya, karena

dalam anggaran fleksibel ditunjukkan dengan jelas biaya yang seharusnya

dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan. Anggaran fleksibel, terlebih

dahulu akan membahas tentang anggaran statis.


11

Anggran statis atau static bugget adalah anggaran yang dibuat

berdasarkan satu titik akyivitas (tingkat aktivitas tertentu) yang ditentukan

lebih dulu.

Dari definisi di atas, anggaran ini sulit untuk dijadikan alat bantu

untuk mengevaluasi kinerja. Hasil yang sesungguhnya selalu dibandingkan

dengan biaya yang dianggarkan pada tingkat aktivitas mula-mula.

Jika volume produksi secara relative tetap dari waktu ke waktu,

maka anggaran statis akan berfungsi dengan baik. Jika realisasi produksi

berbeda dengan yang telah direncanakan, maka perbandingan antara

raelisasi dengan anggaran tetap dapat menyesatkan. Dengan kata lain

pendekatan ini sesuai untuk tujuan perencanaan, namun tidak sesuai untuk

mengevaluasi bagaimana biaya-biaya dikendaliakan.

Agar penilaian prestasi dapat dilakukan dengan tepat dan teliti,

maka kesulitan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan anggaran

fleksibel.

Lebih lanjut Supriyono : (2009 : 340) mendefinisikan anggaran

fleksibel sebagai beikut : “Anggaran fleksibel atau anggaran skala naik

turun adalah anggaran yang penyusunannya didasarkan deret atau seri

tingkatan kegiatan yang mungkin dicapai perusahaan untuk periode

tertentu yang akan datang”.

Menurut Bastian dan Bustami Nurlela (2009 : 91) bahwa :


“Anggaran fleksibel atau anggaran variabel merupakan anggaran yang
jumlah rupiahnya untuk suatu masa didasarkan atas tingkat aktivitas
produksi (volume). Anggaran fleksibel menyesuaikan pendapatan, biaya
12

dan beban dengan volume actual yang dialami serta membandingkan


jumlah tersebut dengan hasil sesungguhnya. Anggaran fleksibel
memasukkan perubahan volume untuk menyediakan dasar perbandingan
yang sah dengan biaya actual.”
Anggaran fleksibel bertujuan untuk memberikan informasi yang di

perlukan kepada manajemen untuk mencapai tujuan utama, yakni

pengendalian melalui anggaran yang sebagaimana dikemukakan oleh

Bastian dan Nurlela (2009 : 91) meliputi :

4. Perencanaan anggaran fleksibel.

5. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berbagai

divisi perusahaan.

6. Suatu dasar pengendalian biaya.

Rumus :

BAF = (Vs x X) BT

Keterangan:

BAF = Besarnya anggaran fleksibel

VS = Biaya variabel satuan

X = Unit (volume)

BT = Biaya tetap

Dari beberapa definisi di atas kita dapat menyimpulkan anggaran

fleksibel meliputi perubahan-perubahan rekening biaya yang terjadi

sebagai konsekuensi perubahan. Anggaran fleksibel menyediakan

perkiraan-perkiraan berapakah biaya untuk setiap tingkat aktivitas dalam


13

rentang tertentu. Pada saat anggaran fleksibel digunakan dalam evaluasi

kinerja, biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang seharusnya

terjadi pada tingkat aktivitas sesungguhnya selama periode tertentu

daripada biaya yang dianggarkan dari orginal budget.

Anggaran yang disusun dalam suatu range tingkat aktivitas

bertujuan untuk meminimumkan pengaruh ketidakpastian di dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan, memudahkan penyesuaian

rencana bila tingkat aktivitas aktual berbeda dengan tingkat yang

diharapkan, dan member penilaian yang layak terhadap pengukuran

varians tingkat efisiensi.

Anggaran fleksibel mempunyai beberapa keunggulan,

Kamarruddin Ahmad (2007:179) menjelaskan manfaat utama anggaran

fleksibel yaitu :

1. Untuk memudahkan persiapan anggaran fleksibel bagi Pusat

Pertanggung jawaban untuk dicantumkan dalam Rencana LabaTaktis.

2. Menyajikan sasaran yang jelas dari pengeluaran bagi para manajer di

Pusat Pertanggungjawaban selama periode yang tercakup dalam

kerangka rencana laba.

3. Menyuguhkan jumlah-jumlah anggaran pengeluaran yang disesuaikan

dengan aktivitas aktual untuk perbandingan-perbandingan (terhadap

pengeluaran aktual) dalam laporaran kinerja bulanan.

Supriyono (2009:340) juga menjelaskan beberapa keunggulan

anggaran fleksibel. Keunggulannya terletak pada dua hal, yaitu :


14

1. Anggaran fleksibel dapat dipakai sebagai alat perencanaaan laba

dengan lebih baik yaitu melalui analisa hubungan biaya-volume-laba.

2. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menganalisis

penyimpangan biaya dengan lebih baik.

Anggaran Fleksibel dapat diterapkan dalam semua fungsi.

perusahaan (Produksi, Penjualan dan Administratif) dan lebih sering

digunakan dalam Pusat tanggungjawab pada fungsi produksi, karena :

a. Operasional cenderung berulang.

b. Terdapat pengeluaran-pengeluaran heterogen yang sangat besar.

c. Keluaran atau aktivitas dapat diukur secara realisitis.

Penyusunan anggaran fleksibel ditandai oleh kesadaraan

manajemen akan kondisi lingkungan usaha yang dinamis. Dalam anggaran

fleksibel ini, varians diantisipasi dengan menjadwalkan biaya-biaya yang

menunjukkan bagaimana setiap elemen biaya tersebut berubah karena

perubahan volume atau tingkat aktivitas perusahaan.

Dengan sifatnya yang dinamis, anggaran fleksibel sering dipakai

sebagai alat pengendalian biaya karena dapat menunjukkan berapa

seharusnnya biaya dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas.

B. Biaya Produksi

1. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan

langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan

dengan penghasilan (revenue) di periode mana produk itu dijual. Sebelum


15

laku dijual, biaya produksi diperlakukan sebagai persediaan (inventories).

Biaya ini terdiri atas; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

biaya overhead pabrik.

Ahmad (2007:34) mengemukakan bahwa : ”Biaya produksi adalah

biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang ”.Biaya produksi

merupakan biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan

penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai

biaya bahan langsung. Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

Sedangkan biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan selain fungsi

produksi yaitu, pengembangan, distribusi, layanan pelanggan dan

administrasi umum.

Menurut Abdul Halim (2007:5) mengemukakan bahwa: “biaya

produksi yakni biaya yang berhubungan langsung dengan dengan produksi

dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan diperiode

mana produk itu dijual. Sebelum laku dijual, biaya produksi diperlakukan

sebagai persedian. Biaya ini terdiri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Menurut Bustami dan Nurlela (2010:12) mengemukakan bahwa :

“Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik. Biaya poroduksi ini disebut juga dengan biaya produk

yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana

biaya ini merupakan bagian dari persediaan”.


16

Selanjutnya menurut Garrison, Noreen, dan Brewer (2006:51)

”Biaya produksi dibagi ke dalam tiga kategori besar, yaitu: bahan langsung

(direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead

pabrik (manufacturing overhead)”.

Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Direct material adalah bahan baku yang dapat ditelusuri ke barang atau

jasa yang dihasilkan. Biaya bahan baku tersebut dapat dibebankan

secara langsung ke produk karena pengamatan secara fisik dapat

dilakukan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi atau yang

digunakan oleh masing-masing barang atau jasa yang dihasilkan.

2. Direct labor adalah biaya tenaga yang dapat ditelusuri ke barang atau

jasa yang dihasilkan. Seperti halnya bahan baku langsung, observasi

secara fisik dapat dilakukan untuk menentukan jumlah tenaga kerja

yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

3. Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan

tenaga kerja langsung digabungkan menjadi satu kategori yang disebut

overhead. Kategori biaya overhead meliputi berbagai macam biaya,

meliputi semua input yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang,

selain bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Untuk menentukan harga pokok produk yang mutlak diperlukan

sebagai dasar penilaian persediaan dan penentuan rugi laba periodik, biaya

produksi perlu diklasifikasikan menurut jenis atau obyek pengeluarannya.

Hal ini penting agar pengumpulan data biaya dan alokasinya yang
17

seringkali menuntut adanya ketelitian yang tinggi, seperti misalnya,

penentuan tingkat penyelesaian produk dalam proses produksi secara

massal dapat dilakukan dengan mudah.

2. Unsur-unsur Biaya Produksi

Hariadi (2008:47) mengemukakan bahwa unsur-unsur biaya

produksi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan bagian penting dalam proses

pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.

Tanpa bahan baku, jelas tidak akan ada barang jadi. Bahan baku bisa

sama sekali masih mentah dari alam atau sudah diproses sebelumnya

oleh pabrik lain sebelum diproses lebih lanjut di dalam perusahaan.

Biaya bahan sebenarnya terdiri atas bahan baku itu sendiri dan ada

bahan penolong. Bahan baku merupakan komponen utama dalam

barang jadi dan nilainya sangat material.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja dalam pabrik

yang terlibat langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi

barang jadi. Keterlibatan tenaga kerja ini secara langsung terlihat atas

kemampuannya mempengaruhi secara langsung, baik kuantitas atau

kualitas barang jadi yang dihasilkan. Di lain pihak terdapat juga

tenaga kerja tak langsung dalam pabrik yang sifatnya sekedar

membantu pekerjaan tenaga kerja utama.


18

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang terjadi di pabrik dan

berkaitan dengan proses produksi, diluar biaya bahan dan tenaga kerja

langsung, adalah biaya overhead pabrik. Yang termasuk dalam

kelompok biaya ini meliputi antara lain bahan penolong, tenaga kerja

tak langsung, biaya listrik, penyusutan pabrik atau mesin, reparasi

mesin dan biaya pemeliharaan gedung serta bahan bakar mesin. Biaya

overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga sebagai

biaya konversi karena kedua jenis biaya ini berfungsi mengkonversi

bahan baku menjadi barang jadi.

C. Pengendalian

1. Pengertian Pengendalian

Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai

kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan

dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan individu-individu. Aktivitas

individu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering

dilupakan adalah adanya kesadaran individu sebagai mahluk juga

mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pribadi.

Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi bisa

juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan

organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itulah diperlukan

suatu pengendalian kerja sehingga tujuan individu dapat selaras dengan


19

tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah

adanya suatu sistem pengendalian manajemen yang baik.

Dunia dan Wasilah (2009:5) berpendapat bahwa : ”Pengendalian

merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan

dengan melakukan perbandingan secara terus menerus antara pelaksanaan

dengan rencana.”

Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini

dimaksudkan untuk menjamin aktivitas yang sedang dilakukan sesuai

dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Pengendalian dalam suatu

organisasi tentu saja tidak sesederhana menyeberang jalan.

2. Pengendalian Biaya Bahan Baku

Bahan baku dapat meluas pengertiannya meliputi persedian dan

bahan-bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi. Bahan

baku yang demikian demikian termasuk dalam bahan baku penolong atau

bahan baku pembantu.

Bahan baku tidak terlepas dari persedian (inventory) perusahaan

industri. Pentingnya persediaan ini di maksudkan untuk memperlancar

kegiatan operasional dalam tujuannya untuk mencapai barang dan jasa.

Lebih lanjut diungkapkan oleh Terry Hill bahwa dengan adanya


persediaan bahan baku yang memadai dalam jumlah mutu, tempat dan
waktu yang tepat, maka akan mudah mngendalikan biaya bahan baku yang
diataranya adalah:
1. Menghilangkan resiko terlambatnya kedatangan barang atau bahan yang

dipesan.
20

2. Menghilangkan resiko dari barang atau bahan yang dipesan tidak dalam

kondisi yang baik dan harus dikembalikan lagi.

3. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau ikut menjamin

kelancaran proses produksi.

4. Mencapai penggunaan mesin optimal.

Untuk menentukan pengendalian persediaan bahan baku yang


efektif makadiperlukan tujuan perencanaan yang efektif pula dan merupakan
kegiatan pengendalian (Controlling). Adapun tujuan perencanaan bahan
baku adalah :
a. Agar jumlah persediaan bahan yang tersedia tidak terlalu banyak,

artinyadalam jumlah yang cukup efesiensi dan efektif.

b. Operasi perusahaan khususnya proses produksi dapat berjalan secara

efesiensi dan efektif.

c. Implikasi penyediaan bahan yang efesiensi demi untuk kelancaran

prosesproduksi, berarti harus disediakan investasi sejumlah modal dalam

jumlah yang memadai.

3. Pengendalian Biaya Tenaga kerja Langsung

Dalam menghadapi persaingan yang ketat dan dalam pencapaian

tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia atau

tenaga kerja, tenaga kerja ini meliputi tenaga kerja langsung dan tenaga

kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang

mengubah bahan baku menjadi barang jadi, sedangkan tenaga kerja tidak

langsung merupakan tenaga kerja yang tidak secara langsung mempengaruhi

dalam produksi.
21

Definisi tenaga kerja menurut Mulyadi (2010:343) adalah sebagai berikut:

“Tenaga Kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan

karyawan untuk mengolah produk”.

Sedangkan Usry dan Hammer (2006:39) mendefinisikan tenaga

kerja langsung sebagai berikut: “Tenaga Kerja langsung adalah karyawan

yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi,

biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada

produk tertentu”.

Dari definisi tenaga kerja langsung tersebut dikatakan bahwa tenaga

kerja mengorbankan seluruh tenaga dan pikiran yang dimilikinya untuk

mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau untuk mengolah produk

demi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini perusahaan perlu

mempertimbangkan kesejahteraan tenaga kerja dengan cara mengeluarkan

atau mengorbankan biaya tenaga kerja sebagai balas jasa atas apa yang telah

diberikan atau dikorbankan olehnya.

Sementara pengertian Pengendalian biaya tenaga kerja langsung

merupakan persoalan yang yang cukup besar bagi manajemen. Efektifitas

pengendalian sangat tergantung pada adanya suvervisi, pengamatan

langsung dan laporan pelaksanaan

Sebenarnya ada dua aspek pengendalian biaya tenaga kerja

langsung, yaitu perhatian secara terus menerus terhadap biaya-biaya tenaga

kerja langsung dan laporan serta evaluasi hasil kerja, sebagaimana di

jelaskan berikut ini:


22

1. Perhatian yang terus menerus

Dalam hal ini dapat dipakai standar kerja yang realistis untuk

berbagai proses. Standar dibandingkan dengan realisasi dan biasanya

dilaporkan harian. Jadi, laporan kegiatan harus dilaporkan pagi hari

berikutnya yang pada umumnya berisi:

a. Realisasi jam kerja.

b. Standar jam kerja.

c. Penimpangan waktu.

Laporan semcam itu hanya berisi jam kerja sajadan atau jumlah

rupiah, tergantung dari tugas yang dibebankan kepada supervisor.

2. Laporan dan eveluasi

Laporan harus memuat in formasi yang sebenarnya. Laporan

pelaksanaan dapat merupakan laporan pelaksanaan departemen.

Jadi pengendalian biaya tenaga kerja langsung adalah suatu

perencanan dan petimbangan terukur mengenai tenaga kerja di pabrik

yang secara langsung terlibat pada proses produks,i yang mana

biayanya dihubungkan pada biaya produksi atau pada produk yang

dihasilkan. Adapun maksud dan tujuan pengendalian diatas adalah

sebagai berikut:

a. Penggunaan tenaga kerja lebih efesien

b. Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efesien

c. Harga pokok produk dapat dihitung secara tepat

d. Sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja


23

4. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik

Salah satu dari komponen yang membentuk biaya produksi, yaitu

biaya overhead pabrik. Para ahli mendefinisikan biaya overhead pabrik

sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik menurut Carter (2009:438) adalah “bahan

baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung serta biaya tidak langsung

lainnya yang tidak dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan atau

dibebankan langsung ke pesanan produk, atau obyek biaya lain yang

spesifik. “ Halim (2007: 90) mengungkapkan: “Biaya overhead pabrik

(BOP) adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat di klasifikasikan

sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung”.

Sedangkan menurut Kusnadi dkk, “biaya overhead pabrik adalah

semua biaya yang terjadi di pabrik selain bahan baku langsung dan upah

buruh langsung.” (Kusnadi et al, 2005:142)

Dari beberapa pngertian menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya tidak langsung yang

terkait dalam proses produksi yang tidak mudah diidentifikasi dari produk

jadi. Dengan kata lain biaya overhead pabrik sebagai seluruh biaya

produksi yang tidak dapat dilacak atau tidak perlu dilacak ke unit produksi

secara individual

Sementara pengendalian biaya Oberhead pabrik suatu usaha usaha

manajemen dengan melakukan penyesuaian dan perencanaan sistematis

guna mengantisipasi beban biaya produksi untuk mencapai tujuan yang


24

telah ditetapkan yakni dengan melakukan perbandingan secara terus

menerus antara pelaksanaan dengan rencana dan menerapkan sistem

departementaliasi.

Departementalisasi dari overhead pabrik berarti membagi pabrik

kedalam segmen-segmen yang disebut departemen, kemana biaya overhead

pabrik dibebankan. Untuik tujuan akuntansi, pembagian suatu pabrik ke

departemen- deparetemen yang terpisah menyediakan perhitungan biaya

produksi yang lebih baik dan meningkatkan pengendalian yang

bertanggung jawab.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian Lisiti Mulyati (2015) yang meneliti mengenai Analisis

Perbandingan Biaya Operasional dengan Metode Anggaran Fleksibel dan

Anggaran Statis Pada PT. Deka Marketing Research Bandung. Jenis

penelitian yang digunakan adalah Desktiptif sedangkan metode yang

digunakan adalah Kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh

dalam penelitian menyatakan bahwa anggaran fleksibel lebih efisien dan

lebih akurat dalam menentukan anggaran biaya operasional dengan metode

anggaran statis.

Penelitian Kristanti (2010) yang meneliti mengenai anggaran fleksibel

sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya produksi pada PT. Indah

Cemerlang Malang. Analisis pelaksanaan penelitian ini menggunakan

analisis least squaredan penyusunan anggaran fleksibel (flexible budget).

Dalam penyusunan anggaran fleksibel yang harus diperhatikan adalah biaya


25

produksinya, karena biaya produksi mengandung sifat dan jenis serta

tingkatvariabilitas yang tinggi terutama biaya overhead pabrik (FOH). Dalam

biaya FOH initerdapat perlakuan biaya semi variabel yang ditekankan pada

biaya variabel sajakarena variabel ini selalu berubah mengikuti perubahan

volume produksi, sehingga biaya variabel yang terdapat dalam biaya semi

variabel harus dipisahkan biaya tetapnya. Sebelum anggaran fleksibel

disusun, terlebih dahulu harus menentukan tarifbiaya produksi per unit pada

kapasitas yang dianggarkan. Jika tarif biaya produksi diketahui dari adanya

pemisahan biaya FOH semi variabel, maka untuk melanjutkan dapat disusun

anggaran fleksibel pada tingkat volume produksi. Hasil analisis dalam

penelitian ini adalah adanya peningkatan produksi pada tiap tahunnya. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengembangkan usahanya dimasa

yang akan datang.

Penelitian Rizki Putri Utami (2005) yang mengenai Evaluasi Atas

Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada PT.

Serba Guna Prima Pare-Kediri. Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan

metode kuadrat kecil untuk memisahkan biaya semi variable menjadi biaya

tetap dan biaya variable, dan varians analisis untuk mengukur selisih yang

terjadi antara anggaran dan realisasi. Hasil perhitungan dari analisis

penyimpangan biaya produksi untuk anggaran fleksibel menyediakan

penilaian kinerja yang lebih efektif. Biaya sesungguhnya dibandingkan

dengan berapa besar biaya yang sekarang pada tingkat opersainya

sesungguhnya tersebut, sebagai contoh, untuk biaya bahan penolong. Kita


26

melihat bahwa terdapat selisih sebesar Rp 288.800,00 tidak menguntungkan

dan bukannya Rp 489.900,00 tidak menguntungkan seperti yang ada dalam

anggaran statis original. Dalam beberapa kasus, selisih yang tidak

menguntungkan dapat diubah ke dalam laporan kinerja. Dari analisis tersebut,

dapat diketahui bahwa penggunaan anggaran fleksibel sebagai alat

pengendalian biaya produksi akan memberikan informasi yang lebih akurat,

teliti dan tidak menyesatkan manajemen dalam mengambil keputusan.

Penelitian Fandy Tendean (2013) yang meneliti tentang Evaluasi

Pelaksanaan Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi

(studi kasus pada PT. Bangun Wenang Beverages Company). Metode analisa

yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu suatu penelitian

dengan mengumpulkan data-data yang menggambarkan seluruh kegiatan

perusahaan berdasarkan fakta yang ada diperusahaan, lalu mengolah dan

menganalisa data kemudian menarik kesimpulan serta

menginterpretasikannya. Berdasarkan analisis selisih biaya produksi

menunjukkan bahwa untuk pemakaian bahan baku, selisih harga yang tidak

menguntungkan terjadi pada bulan September, Oktober dan Desember dan

untuk bulan lainnya terdapat selisih yang menguntungkan .Sedangkan untuk

pemakaian tenaga kerja langsung, selisih tarif upah yang tidak

menguntungkan terjadi pada bulan Januari dan Oktober, dan untuk bulan

yang lainnya terdapat selisih yang menguntungkan.

Penelitian Edwin Hadinata (2015) yang meneliti tentang Efektivitas

Anggaran Biaya Produksi Terhadap Peningkatan Kinerja Produksi Pada


27

PT.Roda Mas Timber Kalimantan di Samarinda. Alat analisis yang

digunakan adalah analisis ratio efektivitas anggaran terhadap kinerja

produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anggaran Biaya Produksi

tahun 2010-2012 telah efektif meningkatkan kinerja produksi kayu bulat

selama tiga tahun berturut-turut pada PT. Roda Mas di Samarinda, walaupun

peningkatan produksinya cenderung semakin menurun. Penurunan kinerja

produksi sejalan dengan makin menipisnya persediaan kayu pada hutan alam

dan makin sulitnya menjangkau lokasi persediaan kayu yang semakin jauh

berada di pedalaman.

Penelitian Tika Sari Sandra Waworuntu (2013) yang meneliti tentang

Evaluasi Penyusunan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Blu

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode yang digunakan adalah

analisis deskriptif, yaitu menggambarkan penyusunan anggaran yang ada

pada Rumah Sakit Malalayang. Hasil penelitian menunjukan bahwa

penyusunan anggaran di Rumah Sakit Malalayang sebagai alat pengendalian

manajemen sudah cukup efektif. Hal ini terlihat dari bagaimana proses

penyusunan anggaran sampai dengan tahap pelaporannya sesuai dengan

karakteristik PBBS yaitu pendekatan ini dirumuskan dalam bentuk program

atau aktivitas dari visi, misi, dan tujuan yang terdapat dalam dokumen

perencanaan di Rumah Sakit Malalayang.

Penelitian Richardo (2013) meneliti tentang Analisis Anggaran

Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Pada CV. Widia Mas Di

Pelalawan. Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode deskriptif,


28

metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara langsung

dengan pemilik perusahaan dan bagian keuangan mengenai kegiatan

perusahaan dan pelaksanaan anggaran dalam perusahaan. Dari hasil

pembahasan yang dilakukan dapat diketahui bahwa anggaran pada CV Widia

Mas Pelalawan belum sepenuhnya berperan sebagai alat perencanaan dan

pengendalian dengan baik, hal ini dapat dilihat pada proses penyusunan

anggaran dan masih besarnya penyimpangan yang terjadi bila dibandingkan

dengan realisasinya dan belum adanya pelaporan terhadap anggaran dan

realisasi yang dibuat secara periodik atau berkala untuk menganalisis

penyimpangan tersebut sebagai penilai atau evaluasi sukses atau tidaknya

kinerja perusahaan selama periode anggaran.

Penelitian Ruddy Viali Pangau (2013) yang meneliti tentang

Penggunaan Anggaran Dalam Penilaian Kinerja Manajemen (studi kasus

pada PT. Nilam Port Terminal Indonesia). Penulis menggunakan teknik

analisis deskriptif karena menggambarkan secara apa adanya obyek yang

diteliti. Simpulan yang ditunjukkan dari hasil penelitian ini bahwa PT. Nilam

Port Terminal Indonesia masih belum menerapkan sistem akuntansi

pertanggungjawaban. Oleh karena itu untuk dapat menerapkan sistem

akuntansi pertanggungjawaban, struktur organisasi yang ada pada perusahaan

harus disertakan kode pusat pertanggungjawaban, kode rekening biaya dan

laporan pertanggungjawaban dipisahkan antara biaya terkendali dan tidak

terkendali serta keikutsertaan seluruh pimpinan pusat pertanggungjawaban

dalam penyusunan anggaran.


29

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Nama
No Peneliti Judul Penelitian Variabel
(tahun)
1 Lisiti Analisis Perbandingan Jenis penelitian yang
Mulyati Biaya Operasional digunakan adalah deskriptif
(2015) dengan Metode sedangkan metode yang
Anggaran Fleksibel dan digunakan adalah kuantitatif.
Anggaran Statis Pada
PT. Deka Marketing
Research Bandung.

2 Kristanti Analisis anggaran Analisis pelaksanaan


(2010) fleksibel sebagai alat penelitian ini menggunakan
perencanaan dan analisis least squaredan
pengendalian biaya penyusunan anggaran fleksibel
produksi pada PT. Indah (flexible budget)
Cemerlang Malang

3 Rizki Putra Evaluasi Atas Anggaran Dalam Penelitian ini Penulis


Utami Fleksibel Sebagai Alat menggunakan metode kuadrat
(2005) Pengendalian Biaya kecil untuk memisahkan biaya
Produksi Pada PT. Serba semi variable menjadi biaya
Guna Prima Pare-Kediri tetap dan biaya variable, dan
varians analisis untuk
mengukur selisih yang terjadi
antara anggaran dan realisasi

4 Fandy Evaluasi Pelaksanaan Metode analisa yang


Tendean Fungsi Anggaran digunakan adalah metode
(2013) Sebagai analisis deskriptif, yaitu suatu
Alat Pengendalian Biaya penelitian
Produksi dengan mengumpulkan data-
(studi kasus pada PT. data yang menggambarkan
Bangun Wenang seluruh kegiatan perusahaan
Beverages Company) berdasarkan fakta yang
ada diperusahaan, lalu
mengolah dan menganalisa
data kemudian menarik
kesimpulan serta
menginterpretasikannya

5 Edwin Efektivitas Anggaran Alat analisis yang digunakan


30

Hadinata Biaya Produksi adalah analisis ratio efektivitas


(2015) Terhadap Peningkatan anggaran terhadap kinerja
Kinerja Produksi Pada produksi
PT.Roda Mas Timber
Kalimantan di
Samarinda

6 Tika Sari Evaluasi Penyusunan Metode yang digunakan adalah


Sandra Anggaran Sebagai Alat analisis
Waworuntu Pengendalian deskriptif, yaitu
(2013) Manajemen menggambarkan penyusunan
Blu Rsup Prof.Dr. R.D. anggaran yang ada pada
Kandou Manado Rumah Sakit Malalayang

7 Richardo Analisis Anggaran Dalam melakukan penelitian


(2013) Sebagai Alat ini menggunakan metode
Perencanaan Dan deskriptif, metode
Pengendalian Biaya pengumpulan data dalam
Pada CV. Widia Mas Di penelitian ini dengan
Pelalawan wawancara langsung dengan
pemilik perusahaan dan bagian
keuangan mengenai kegiatan
perusahaan dan
pelaksanaan anggaran dalam
perusahaan

8 Ruddy Penggunaan Anggaran Penulis menggunakan teknik


Viali Dalam Penilaian Kinerja analisis deskriptif karena
Pangau Manajemen (studi kasus menggambarkan secara apa
(2013) pada PT. Nilam Port adanya obyek yang diteliti
Terminal Indonesia)

E. Kerangka Pikir

PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep bergerak dalam bidang

produksi semen, sehingga dalam menjalankan aktivitas usahanya sebagai


31

perusahaan produksi maka perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya

produksi. Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam

meningkatkan biaya produksi adalah melalui penerapan anggaran fleksibel

sebagai alat bantu biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Adapun kerangka pikirnya sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

PT. Semen Tonasa Pangkep

Anggaran Fleksibel

Pengendalian Biaya Pengendalian Pengendalian Biaya Over


Bahan Baku Biaya TKL Head pabrik

Efektivitas Biaya Produksi

Hasil Penelitian
32

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu masalah yang masih


harus diuji kebenarannya secara impiris. Berdasarkan Rumusan Masalah
diatas maka kami ajukan hipotsesis: “Anggaran Fleksibel dapat
Mempengaruhi pencapaian Efektivitas Biaya Produksi Pada PT. Semen
Tonasa Pangkep”.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah perusahaan

PT. Semen Tonasa berlokasi di Desa Biring Ere Kec. Bungoro Kabupaten

Pangkep. Sedangkan waktu yang digunakan selama penelitian kurang lebih

dua bulan, tercatat dari bulan maret sampai bulan april 2017.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data serta keterangan yang diperoleh dalam

penyusunan skripsi ini, penulisan menggunakan beberapa metode

pengumpulan data yang relevan untuk memecahkan dan menganalisa masalah

yang telah dikemukakan sebelumnya. Cara yang dilakukan sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengunjungi secara

langsung obyek penelitian serta mengadakan wawancara secara langsung

dengan pimpinan dan beberapa staf yang ada kaitannya dengan

pembahasan proposal skripsi ini.

2. Penelitian Pustaka (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca atau

mempelajari buku-buku manajemen serta literatur-literatur, referensi lain

yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

33
34

C. Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang penulis peroleh untuk penulisan skripsi ini

bersumber dari :

1. Data Kualitatif yaitu data yang bukan merupakan angka-angka. Dalam

penulisan ini data kualitatif berupa sejarah berdirinya perusahaan, struktur

organisasi, dan pembagian tugasnya.

2. Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka yang dapat

meliputi jumlah produksi, anggaran dan realisasi biaya produksi yang

digunakan pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil penelitian lapangan

yang terdiri dari observasi dan wawancara serta data lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini.

2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan

dokumen-dokumen serta sumber-sumber lainnya berupa informasi

terutama biaya-biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja danbiaya overhead pabrik yang diperoleh pada bagian produksi PT.

Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

D. Defenisi Operasional

1. Anggaran Fleksibel

Anggaran fleksibel adalah anggaran yang disusun berdasarkan

interval kapasitas tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran
35

yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda.

Anggaran fleksibel disebut juga anggran variable.

2. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses

produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya over head pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan

jenis biaya lain.

3. Pengendalian Biaya Produksi

Pengendalian biaya produksi adalah suatu usaha dan tanggung

jawab penting manajemen untuk dapat menghasilkan produk bermutu

secara ekonomi sesuai dengan yang dijadwalkan, yang mengakibatkan

pemuasan kebutuhan konsumen, serta mencapai tujuan yang telah

diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terus-menerus antara

pelaksanaan dengan rencana.

4. Efektivitas Pengendalian Biaya Produksi

Efektivitas pengendalian biaya produksi adalah suatu keadaan

dimana kemampuan suatu system sesuai dengan keinginan pengguna serta

kesesuaian antara output dengan tujuan yang ditetapkan.

E. Metode Analisis

Dalam membahas masalah yang telah dikemukakan, maka penulis

menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif antara anggaran statis

yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan anggaran fleksibel.


36

Selanjutnya penulis membandingkan hasil yang diperoleh ketika

menggunakan anggaran statis yang selama ini digunakan perusahaan dengan

hasil perhitungan yang diperoleh melalui anggaran fleksibel agar dapat

diketahui perbedaan informasi yang dihasilkan menurut kuantitas dan

kualitasnya. Untuk melihat perbedaan tersebut maka anggaran dapat dihitung

penyimpangan atau variansnya.

Rumus yang dipakai dalam anggaran fleksibel untuk pengendalian

biaya seperti yang dikemukakan Bastian dan Nurlela (2009 : 91):

Rumus :

BAF = (Vs x X) BT

Ketereangan:

BAF = Besarnya anggaran fleksibel

Vs = Biaya variable satuan

X = Unit (volume)

BT = Biaya tetap

Selanjutnya rumus yang dapat digunakan untuk analisis varians bahan

baku, varians tenaga kerja dan varians biaya overhead pabrik yang

dikemukakan oleh Sunarto (2004 : 66) adalah sebagai berikut:

1. Selisih Biaya Bahan Baku adalah perbedaan antara biaya sesungguhnya

dengan biaya bahan baku menurut standar. Ada dua macam selisih biaya

bahan baku, menurut Sunarto (2004 : 66) yaitu :


37

a. Selisih harga bahan baku adalah selisih yang disebabkan oleh

perbedaan harga, adapun rumus perhitungan dikemukakan oleh

Sunarto (2004:66) :

Selisih Harga = (HS-HSt) x KS

Keterangan :

HS = Harga bahan sesungguhnya dibeli

HSt = Harga bahan menurut standar

KS = Kuantitas sesungguhnya

b. Selisih kuantitas bahan baku adalah perbedaan kuantitas bahan baku

yang dibutuhkan menurut standar dan sesungguhnya, dapat dihitung

dengan rumus yang dikemukakan oleh Sunarto (2004:67) yaitu :

Selisih Kuantitas = (KS-KSt) x HSt

Keterangan :

KS = Kuantitas sesungguhnya dipakai

KSt = Kuantitas menurut standar

HSt = Harga standar

2. Selisih biaya tenaga kerja merupakan perbedaan antara biaya tenaga kerja

sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja menurut standar. Ada dua macam

selisih biaya tenaga kerja langsung yaitu :

a. Selisih tarif adalah selisih biaya tenaga kerja yang disebabkan

perbedaan tarif upah standar dengan tarif upah rata-rata sesungguhnya.


38

Rumus perhitungan selisih tarif menurut Sunarto (2004:67) adalah

sebagai berikut :

Selisih Tarif = (TS - TSt) JS

Keterangan :

TS = Tarif sesungguhnya

TSt = Tarif standar

JS = Jam sesungguhnya

b. Selisih efisiensi yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan jumlah

jam tenaga kerja standar dengan jumlah jam sesungguhnya untuk

membuat sejumlah produksi. Rumus selisih efisiensi tenaga kerja

menurut Sunarto (2004:68) adalah sebagai berikut :

Selisih Efisiensi = (JS - JSt) x TSt

Keterangan :

JS = Jam kerja sesungguhnya

JSt = Jam kerja menurut standar

TSt = Tarif standar

3. Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang disebabkan adanya

perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan

biaya overhead pabrik standar. (Halim, 1999:293).


39

Selisih biaya overhead pabrik dalam pembahasan ini menggunakan

metode Empat Selisih. Model analisa empat selisih merupakan perluasan dari

model analisa tiga selisih, dimana selisih efisiensi dipisahkan menjadi selisih

efisiensi variabel dan selisih efisiensi tetap. Sehingga pada analisa empat selisih,

selisih biaya overhead pabrik menjadi :

1) Selisih anggaran

2) Selisih kapasitas

3) Selisih efisiensi variabel

4) Selisih efisien tetap

Secara sistematis selisih biaya menurut model empat selisih dapat

dirumuskan sebagai berikut : (Halim, 1999 : 293)

1) Selisih anggaran dengan rumus :

SA = BOPss – (KN x TTst) – (KPss x TVst)

Keterangan:

SA = Selisih anggaran

BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TVst = Tarif variabel

KN = Kapasitas normal

TTst = Tarif tetap standar

2) Selisih kapasitas dengan rumus sebagai berikut :

SK = (KN - KPss) TTst


40

Keterangan :

SK = Selisih kapasitas

KN = Kapasitas normal

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TTst = Tarif tetap

3) Selisih efisiensi tetap, dengan rumus sebagai berikut :

SET = (KPss - KPst) x TTst

Keterangan :

SET = Selisih efisiensi tetap

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TTst = Tarif tetap

KPst = Kapasitas standar

4) Selisih efisiensi variabel, dengan rumus sebagai berikut :

SEV = (KPss - KPst) TVst

Keterangan :

SEV = Selisih efisiensi variabel

TVst = Tarif variabel

KPst = Kapasitas standar


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Perusahaan

a. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan

Timur Indonesia. Sejak awal perseroan telah menetapkan diri untuk

membawa kehidupan bangsa menjadi lebih berarti melalui kontribusi

terhadap pembangunan Nasional komitmen ini telah menjadi focus utama

perseroan selama masa operasionalnya hingga masa yang akan datang.

Diawali pada tahun 1960, melalui keputusan MPRS (Majelis

Permusyawaratan Perwakilan Rakyat Sementara) Republik Indonesia No.

II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960, ditetapkan untuk mendirikan

pabrik semen di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Desa Tonasa

Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep sekitar 54 Km sebelah Utara

Makassar. Pabrik semen Tonasa unit I merupakan proyek di bawah

Departemen Perindustrian dan merupakan hasil kerja sama antara

Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cekoslovakia yang dimulai

sejak tahun 1960 dan kemudian diresmikan pada tanggal 2 November

1968. Pabrik ini menggunakan proses basah dengan kapasitas terpasang

110.000 ton semen per tahun. Pada tahun 1984 pabrik semen Tonasa unit I

dihentikan pengoperasiannya karena dianggap tidak ekonomis lagi.

41
42

Selanjutnya demi pengembangan pabrik berdasarkan peraturan

pemerintah Republik Inonesia No.54 tahun 1971 tanggal 8 September

1971, pabrik semen Tonasa ditetapkan sebagai badan usaha Milik Negara

yang berbentuk perusahaan Umum (Perum) kemudian, dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No.1 tahun 1975 tanggal 9 Januari tahun

1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi perseroan (persero).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat

serta perkembangan kehidupan bangsa yang semakin maju, berdasarkan

persetujuan Bappenas No.032/XC-LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76

tanggal 2 September 1976, dibangun pabrik semen Tonasa unit II.

Pabrik yang merupakan hasil kerja sama pemerintah Indonesia

dengan Pemerintah Kanada ini beroperasi pada tahun 1980 dengan

kapasitas 510.000 ton semen pertahun , kemudian dioptimalisasi menjadi

590.000 ton semen per tahun pada tahun 1991. Pabrik semen tonasa unit II

terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro Kabupaten pangkep, yang

berjarak sekitar 23 km dri pabrik semen Tonasa unit I.

Setelah pabrik semen Tonasa unit II pada tahun 1982, berdasarkan

persetujuan Bappenas No.32 XC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981

tanggal 30 Oktober 1981 dilakukan perluasan dengan membangun pabrik

semen Tonasa Unit III yang berada dilokasi yang sama dengan pabrik

semen Tonasa Unit II pabrik yang berkapasitas 590.000 ton semen per

tahun ini ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Jerman barat. Pabrik
43

selesai pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh Presdine Soeharto pada

tanggal 3 April 1985.

Selanjutnya perseroan terus melakukan perluasan pabrik untuk

menjawab kebutuhan semen yang semakin meningkat dan berdasarkan

surat Menteri Muda Perindustrian No.182/MPP-IX/1990 tanggal 2

Oktober 1990 dan surat meneri keuangan RI No.51549/MK.013/1990

tanggal 29 November 1990, dilakukan perluasan dengan membangun

pabrik semen Tonasa tahap IV yang berkapasitas 2.300.000 ton semen per

tahun. Pabrik ini berlokasi dekat Tonasa Unit II dan unit III.

Selama empat dekade perseroan memberikan kontribusinya untuk

melaksanakan pembangunan guna memenuhi kebutuhan bangsa akan

kehidupan yang lebih berarti. Komitmen ini akan terus dilanjutkan untuk

menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi nusa dan bangsa di masa

yang akan datang. Menjawab tantangan tersebut, melalui melalui

RUBSLB No.24 tanggal 10 Desember 2007, pemegang saham

memutuskan untuk menambah kapasitas produksi guna menghadapi pasar

kompetitif dalam negeri. Upaya tersebut dilakukan dengan membangun

pabrik Semen Tonasa Unit V dengan kapasitas 2.500.000 ton semen per

tahun dan membangun Power Plant dengan kapasitas BTG 2 x 35 MW.

Saat ini PT. Semen Tonasa memiliki kapasitas produksi terpasang total

sebesar 3.840.000 ton semen per tahun yang berasal dari pabrik semen

Tonasa Unit II dan III dan IV. Dan Power Plant yang ada saat ini memiliki

ketersediaan daya 2 x 25 MW. Dengan dibangunnya pabrik semen Tonasa


44

Unit IV, maka total kapasitas produksi terpasang bertambah menjadi

kurang lebih 6.000.000 ton semen per tahun dengan power plant sebesar

129 MW.

Perseroan meyakini bahwa dengan pengembangan kapasitas

produksi melalui pembangunan pabrik semen Tonasa unit V, perseroan

akan senantiasa berfokus kepada pemenuhan kebutuhan pembanguanan

nasional serta kemajuan bangsa dan Negara.

PT. Semen Tonasa memiliki 7 unit pengantongan semen yang

berlokasi di Makassar, Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali, dan Ambon

dengan kapasitas masing-masing 300.000 metrik ton semen per tahun

kecuali Makassar dan Bali yang berkapasitas masing-masing 600.000

metrik ton semen per tahun dan Palu yang berkapasitas 175.000 metrik ton

semen per tahun. PT. Semen Tonasa juga memiliki Konsolidasi PT.

Semen Tonasa dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

Sebelum konsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk,

pemegang saham PT. Semen Tonasa adalah Pemerintah Republik

Indonesia. Konsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk,

dilaksanakan pada tanggal 15 September 1995 dan kemudian sesuai

dengan keputusan RUPS LB pada tanggal 13 Mei 1997, 500 lembar saham

portepel dijual kepada Koperasi Karyawan Semen Tonasa (KKST),

sehingga pemegang saham PT. Semen Tonasa adalah PT. Semen Gresik

(Persero) Tbk, dan KKST.

b. Tujuan Perusahaan
45

Tujuan Perusahaan Sebagaimana Tercantum Dalam Anggaran Dasar

Perusahaan Yang Telah Telah Di Ubah Menjadi Akte No.31 Tanggal 9

Januari 1991, No.191 Tanggal 29 Mei 1991, Dan Tanggal 8 Juni 1991.

Kegiatannya Di Buat Hadapan Notaries Di Jakarta Dan Telah Di Setujui

Oleh Menteri Kehakiman Ri Berdasarkan Surat Keputusan

No.C22102ht.01.04 Tahun 1991 Tanggal 12 Juni 1991.

➢ Perusahaan Bertujuan Turut Melaksanakan Dan Menunjang

Kebijaksanaan Dan Program Pemerintah Di Bidang Ekonomi Dan

Pembangunan Lainnya. Untuk Mencapai Tujuan Tersebut Perusahaan

Melakukan Kegiatan Dalam Bidang Sebagai Berikut :

1. Produksi

2. Pemberian Jasa

3. Perdagangan

4. Usaha Lainnya

➢ Perusahaan Dapat Pula Mendirikan / Menjalankan Usaha Lainnya

Yang Mempunyai Bidang Tersebut Di Atas, Baik Secara Sendiri-

Sendiri Maupun Dengan Undang-Undang Yang Berlaku Dan Anggaran

Dasar Perseroan.

➢ Dalam Menunjang Kelancaran Operasional PT. Semen Tonasa Maka

Perusahaan Ini Di Tunjang Oleh Beberapa Perusahaan Afiliasi Yaitu

PT. Prima Karya Manunggal, PT. Biringkassi Raya, PT. Pelayaran

Tonasa Lines, PT. Topabiring, Selain Itu Juga Terdapat Bidang Usaha

Bergerak Di Bidang Sosial Yaitu Yayasan Kesejahteraan Semen


46

Tonasa (YKST) Dan Koperasi Karyawan (KOPKAR) Semen Tonasa

Yang Mengembang Misi Untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Pokok

Dan Lain-Lain Bagi Karyawan Dan Keluarga Karyawan Semen Tonasa

Serta Masyarakat Di Sekitar Pabrik.

➢ Perusahaan bertujuan melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan

program pemerintah dibidang Ekonomi dan Pembangunan nasional

pada umumnya dan khususnya dibidang Persemenan dan Industri

lainnya. Perusahaan dapat pula mendirikan atau menjalankan

perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan

bidang usaha tersebut, baik secara sendiri – sendiri maupun secara

bersama – sama dengan badan – badan lainnya sepanjang tidak

bertentangan dengan perundang – undangan yang berlaku dan sesuai

dengan anggaran dasar perseroan.

➢ Anak Perusahaan Dibawah Pengendalian PT. Semen Tonasa PT.

Semen Tonasa memiliki anak perusahaan atau yang di sebut

perusahaan afiliasi dimana didirikan untuk membantu perusahaan

dalam hal operasi pabrik,distribusi dan lain-lain.

1. PT. Semen Tonasa dibawahi 2 perusahaan yang bersifat social

yaitu :

a) Yayasan Kesejahteraan (YKST)

b) Yayasan Dana Pensiun (YDP)

2. Disamping itu terdapat 5 perusahaan yang bersifat komersial yang

berada di bawah pengendalian Pt. Semen Tonasa yaitu :


47

a. PT. Pel. Tonasa Lines

perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa transportasi laut di

dalam maupun di luar negeri untuk kebutuhan semen tonasa

maupun pihak-pihak lain.

b. PT. Prima Karya Manunggal (PKM)

Perusahaan ini bergerak dalam bidang distribusi semen

(Distributor), transportir barang-barang kebutuhan semen tonasa

dan pihak-pihak lain,serta bergerak dalam bidang properti

(Jasa).

c. PT. EMKL Topabiring

Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa transportasi barang

baik kebutuhan semen tonasa maupun pihak-pihak lain.

d. PT. Biringkassi Raya

Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa bongkar muat baik

yang berada di lokasi pabrik maupun di sejumlah lokasi unit

pengantongan.

e. Koperasi Karyawan Semen Tonasa (KOPKAR)

KOPKAR Semen Tonasa mengelola simpan pinjam SPBU Dan

Perdagangan Umum, serta menghasilkann kantong semen.

c. Status Perusahaan

Pada awal berdirinya pabrik Semen Tonasa I dalam masa

kontruksi, perusahaan masih berstatus ”Proyek” di bawah naungan

Departemen Perindustrian dan Pertambangan. Dengan selesainya proyek


48

pembangunan pabrik Semen Tonasa I, pada tanggal 2 November 1968,

status perusahaan di tingkatkan menjadi status ”Pabrik” sampai dengan

tahun 1971. Pabrik Semen Tonasa ditetapkan menjadi BUMN yang

berbentuk Perusahaan Perum (PERUM) berdasarkan PP No. 54 tahun

1971 tanggal 8 September 1971.

Pada tahun 1975, perusahaan meningkat menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero), berdasarkan PP No. 1 tahun 1975. Perubahan bentuk

hukum dari PERUM menjadi PERSERO disahkan tahun 1976 dengan

akte Notaris Soewarno SH, No. 6 tanggal 9 Januari 1976 di Jakarta dan

diperbaiki dihadapan Notaris. H. Bebasa Dg. Lalo SH, No. 64 tanggal 20

Mei 1976. Terakhir dengan perubahan Anggaran Dasar oleh Notaris Hadi

Moentoro SH, di Jakarta No. 11 tanggal 12 Desember 1984.

Pada tanggal 15 September 1995, PT. Semen Tonasa mengadakan

konsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan hal tersebut

masih berlangsung hingga sekarang.

d. Struktur Organisasi

Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat

yang penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu

perusahaan akan berhasil mencapai prestasi kerja yang efektif dari

karyawan apabila terdapat suatu sistem kerja sama yang baik, di mana

fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai pembagian tugas,

wewenang dan tanggung jawab yang telah dinyatakan dan diuraikan

dengan jelas.
49

Struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) mengikuti metode

atau prinsip organisasi fungsional yang telah dinyatakan dan diuraikan

menekankan pada pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab

secara jelas dan tegas. Didalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa

(Persero) tersebut terdiri atas beberapa unsur perlengkapan di masa

struktur organisasi digambarkan pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa


50

e. Uraian Tugas

1. Dewan Direksi

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan PT. Semen Tonasa

(Persero) diurus dan dipimpin oleh direksi dari seorang Direktur

Utama dibantu tiga orang direktur lainnya. Dalam menjalankan

tugasnya Dewan Direksi bertanggung jawab sekaligus diawasi oleh

Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham.

Dewan Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) dengan lama masa jabatan 5 tahun. Dewan Direksi terdiri atas

• Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab atas kelancaran jalannya

perusahaan. Direktur Utama juga mempunyai tugas dan tanggung

jawab terhadap bidang-bidang yang mendapat pengawasan secara

langsung yaitu bidang umum, bidang sumber daya manusia, bidang

satuan pengawas intern dan bidang usaha sampingan (Yayasan

Dana Pensiun dari Hari Tua, YKST, PT. PKM, Koperasi, Dharma

Wanita, Bengkel Kendari) serta perwakilan Jakarta.

• Direktur Keuangan dan Komersial

Bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan. Tugas

Direktur Keuangan dan Komersial adalah :

1) Pembuatan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan serta

mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan dari anggaran

pendapatan dan belanja perusahaan.


51

2) Menyusun pendistribusian hasil produksi semen yang

dilakukan dengan cara menyusun strategi pemasaran di seluruh

daerah pemasaran termasuk pengangkutannya.

3) Merencanakan kegiatan pengadaan suku cadang, bahan baku,


bahan pembantu, dan mesin-mesin lainnya sebagai

kelengkapan dalam kegiatan produksi.

• Direktur Produksi

Tugas direktur Produksi adalah:

1) Terselenggaranya kelancaran operasi pabrik Unit II, pabrik

Unit III, dan pabrik Unit IV.

2) Terselanggaranya pemeliharaan fasilitas yang meliputi

perumahan karyawan, gedung pabrik, dan gedung lainnya serta

pelabuhan khusus Biringkassi.

• Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Tugas Direktur Litbang adalah melaksanakan kegiatan untuk

merealisasikan tujuan perusahaan dengan baik meliputi :

1) Terselenggaranya semua aktivitas perencanaan pelaksanaan

proyek-proyek perluasan termasuk di dalamnya pengurusan

sumber dana untuk proyek-proyek yang dimaksud.

2) Penelitian terhadap efisiensi semua peralatan unit produksi

yang ada dan yang akan di gunakan baik dalam unit yang telah

ada maupun dalam proyek perluasan yang telah direncanakan .


52

2. Kepala Departemen atau Bidang

Dalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) terdapat 12

departemen. Tugas dari departemen tersebut adalah :

• Departemen Hubungan Luar

Bertugas menangani masalah kehumasan yang menyangkut

perwakilan PT. Semen Tinasa (Persero) di Makassar dan masalah

hubungan dengan para pemegang saham. Selain itu bertanggung

jawab terhadap perwakilan PT. Semen Tonasa (Persero) di Jakarta.

• Departemen Umum

Bertugas menyelenggarakan kegiatan yang bersifat umum,

pengamanan instalasi dan kompleks perusahaan, pengurusan

masalah tanah dan izin, serta kegiatan yang menyangkut hukum

dan kesekretariatan.

• Departemen Satuan Pengawasan Intern

Bertanggung jawab dan kelancaran pengelolaan tugas Departemen

Satuan Pengawasan Intern yang meliputi pengawasan finansial dan

pengawasan operasional serta tugas-tugas lainya yang diberikan

direksi.

• Departemen Pemasaran

Bertugas merencanakan perencanaan dan analisis pasara untuk

kelancaran pemasaran dan distribusi semen. Disamping itu,

bertanggung jawab terhadap pengantongan di Banjarmasin,

Samarinda, Bitung, Celukan Bawang dan Ambon.


53

• Departemen Logistik

Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi

pelaksanaan prosedur pengadaan dan manajemen pergudangan.

• Departemen Akuntansi dan Keuangan

Bertugas memimpin dan mengkoordinir pengelolaan tugas-tugas

akuntansi dan keuangan perusahaan.

• Departemen Operasi I

Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi

pengoperasian pabrik unit II dan unit III sesuai RKAP secara

efektif, efisiensi, ekonomis, aman terhadap personil dan peralatan

serta ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup.

• Departemen Operasi II

Bertugas merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi

pengoperasian aset perusahaan dalam memproduksi semen,

termasuk pengangkutan dan pemuatan seman ke atas kapal

pelabuhan Biringkassi dan Makassar dengan biaya serendah

mungkin dan aman terhadap personil peralatan serta kelestarian

lingkungan hidup.

• Departemen Litbang

Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan penelitian proses

teknologi penyelenggaraan studi pengembangan perusahaan sistem

manajemen perusahaan.

• Departemen Pengembangan dan Energi


54

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi serta mengevaluasi

pengoperasian asset perusahaan yang meliputi mesin, pembangkit

tenaga listrik, alat-alat berat/kecil dan alat-alat tambang, mesin-

mesin dan peralatan unit pemecah batu kapur tanah liat dan pasir

silica, sehingga kondisinya tetap terpelihara untuk menunjang

kelancaran proses produksi.

• Departemen Sumber Daya Manusia

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi serta mengevaluasi

pengoperasian asset perusahaan dalam penyediaan, pemeliharaan,

perawatan, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia

agar tercapai produktivitas tenaga kerja yang optimal.

• Departemen Teknik

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan

pembuatan, pabrikasi perhitungan teknis dan finansial untuk

modifikasi dan renovasi peralatan serta pembuatan bangunan,

sarana dan prasarana di lingkungan pabrik, perumahan, pelabuhan

Biringkassi dan terminal-terminal pengantongan semen secara

efektif dan efisien

3. Kepala Biro

Tugas kepala biro ini adalah membantu kepala departemen atau kepala

bidang dalam menangani pekerjaan sehari-hari. Penentuan kepala biro

berdasarkan pada jenis pekerjaan yang akan di tangani pada masing-

masing bidang.
55

4. Kepala Seksi

Tugas kepala seksi adalah membantu Kepala Biro dalam

melaksanakan tugas sehari-harinya. Dan bertanggung jawab penuh

secara teknis terhadap semua kegiatan yang langsung dibawahinya.

f. Proses Produksi

Produksi merupakan suatu proses kegiatan untuk mengubah bahan-

bahan baku menjadi bahan setengah jadi yang dapat dimanfaatkan. Barang

jadi ini lalu didistribusikan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan

melalui distributor yang ada.

Proses pembuatan semen yang dilakukan oleh PT. Semen Tonasa

merupakan proses kering (Dry Process). Proses pembuatan semen tersebut

menurut urutan-urutannya adalah sebagai berikut:

1. Bahan mentah yang terdiri atas :

a. Pasir Silica 1-2%

b. Gypsum 3%

c. Tanah Liat 18%

d. Batu Kapur 80%

2. Proses Pembuatan yang meliputi :

a. Quary

Batu kapur yang diquary diledakkan dengan menggunakan bahan

peledak. Lalu dengan alat-alat berat batu kapur itu dipilih yang

mempunyai diameter maksimum 170 cm, selanjutnya dimuat dan

diangkut dengan menggunakan Damp Trucks ke atas pemecah.


56

b. Crusher

Tanah liat yang merupakan hasil quary dipecah oleh Hummer Crusher

menjadi ukuran yang kecil-kecildengan diameter maksimum 36 cm.

c. Clay Pit

Tanah liat yang berasal dari clay pit diambil dengan menggunakan alat-

alat berat kemudian diangkat menuju storage hall (tempat pengumpul)

d. Clay Drier

Clay yang terdapat di Storage hall dikeringkan dengan clay drier untuk

mendapatkan kadar air maksimum 1% selanjutnya dikumpulkan dalam

silo.

e. Pasir Silika

Pasir silica diambil dari deposit yang terdapat di daerah Sulawesi

Selatan. Pasir silica ini sebagian diperoleh dari kandungan clay dari

clay pit.

f. Raw Material

Batu kapur, clay dan pasir silica secara bersama-sama digiling dalam

raw material hingga silo. Dalam proses penggilingan tersebut selalu

mendapatkan pengawasan dari laboratorium sehingga raw material

yang dihasilkan langsung siap dibakar.

g. Kiln/Tungku Putar

Raw mill yang berasal dari silo diangkut ke kiln untuk dibakar dengan

temperature 1350 - 1500C sehingga dapat menghasilkan klinker.

h. Finish Mill
57

Klinker bersama-sama gypsum yang dengan perbandingan 94 : 4

digiling untuk selanjutnya di dalam proses finish mill menghasilkan

semen. Semen yang dihasilkan ini siap untuk dikantongkan atau

diangkut ke pelabuhan Biringkassi.

2. Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi

Salah satu aspek penting dalam manajemen perusahaan adalah

Planning atau perencanaan, dalam hal ini adalah penjabaran perencanaan

Anggaran perusahaan. Hal ini vital mengingat melalui anggaran

manajemen dapat mengkoordinsikan aktivitas-aktivitas dari setiap pegawai

yang terlibat dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

Anggaran yang paling besar peranannya dalam suatu perusahaan

adalah anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah anggaran

yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan

produksi, yang didalamnya terdiri dari biaya bahan baku yang digunakan,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Fungsi dan peranan biaya dalam proses produksi sangat menunjang

kelangsungan hidup suatu perusahaan, sebab tanpa biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan maka kegiatan produksi tidak akan dapat terlaksana sesuai

dengan yang direncanakan.

PT. Semen Tonasa yang berlokasi di Kabupaten Pangkep, dimana

dalam menjalankan kegiatan produksi, perusahaan tersebut di atas dari

tahun ke tahun mengalami perkembangan produksi. Dengan adanya

kegiatan produksi, maka perusahaan perlu melakukan analisis sistem


58

anggaran biaya produksi, dimana dengan pelaksanaan sistem anggaran

biaya produksi maka perusahaan akan lebih efektif dan efisien dalam

menggunakan biaya produksi dalam proses produksi.

Dengan demikian, sebelum dilakukan penilaian mengenai

pelaksanaan anggaran fleksibel sebagai Tolls pengendalian terhadap biaya

produksi, perlu kiranya mencermati data produksi dari setiap bulannya.

Sebagai bahan kajian, akan disajikan data produksi berikut ini:

Tabel 4.1 Produksi Semen Bulan Januari s/d Bulan Desember Tahun 2015

BULAN UNIT PRODUKSI SEMEN


Januari TON 505,586.47
Februari TON 505,586.47
Maret TON 505,586.47
April TON 505,586.47
Mei TON 505,586.47
Juni TON 505,586.47
Juli TON 505,586.47
Agustus TON 505,586.47
September TON 505,586.47
Oktober TON 505,586.47
November TON 505,586.47
Desember TON 505,586.47

6,067,038
TOTAL
Sumber : Data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep

Mencermati data di atas yakni produksi semen yang diproduksi oleh

PT. Semen Tonasa Pangkep dari bulan Januari s/d bulan Desember tahun
59

2015, menunjukkan bahwa total produksi sebesar 6,067,038 ton atau rata-

rata perbulan sebesar 505,586.47 ton .

Melengkapi data yang disajikan di atas, berikut akan disajikan data

biaya produksi semen yang terdiri dari: biaya bahan baku dan penolong,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dapat

diuraikan satu persatu sebagai berikut :

a. Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung

Untuk tahun 2015 anggaran bahan baku yang di kucurkan dalam

memproduksi semen sebesar Rp. 365,533,275,963 untuk menghasilkan

produksi semen sebesar 6,067,038 Ton . Rinciannya dapat disajikan pada

table 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun 2015

Kuantitas Harga Biaya Bahan


No Jenis Bahan Baku
(Ton) (Rp) Baku (Rp)
1 Tanah liat 1,317,343 17,506.85 23,062,526,016
2 Copper slag 20,743 258,590.36 5,363,878,340
3 Trass 191,150 94,398.58 18,044,311,309
4 Amonium Nitrat 1,877,602 9,025.57 16,946,434,933
5 Gypsum 177,093 345,602.86 61,203,723,909
6 Detonator 14,898 37,927.00 565,026,898
7 Demotin Dynamite 14,554 32,676 475,557,198
8 Bahan peledak lainnya - - -
9 Grinding Balls 513,877 14,544 7,473,821,075
10 Grinding Aid 443,868 18,500 8,211,566,611
11 Fire Bricks 395,980 88,821 35,171,378,823
12 Castables 629,734 26,172 16,481,394,325
13 Batu kapur & TL sndri 10,920,528 15,799.02 172,533,656,526
TOTAL 16,517,370 959,563.25 365,533,275,963
Sumber : Data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep
60

Anggaran biaya bahan baku yang persipakan sebagai kebutuhan

dalam produksi semen selama tahun 2015 yakni sebesar Rp.

365,533,275,963

. Sehingga biaya bahan baku langsung perton dapat dihitung

sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku Langsung Per ton : 365,533,275,963 = 60,25


6.067.038

Jadi rata-rata anggaran biaya bahan baku terhadap produksi semen

adalah Rp. 60,25.

b. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

Dalam rentang waktu 2015, PT. Semen Tonasa Pangkep

menggunakan anggaran biaya tenaga kerja langsung sebesar (dalam ribu

milyar) Rp. 3.579.260.838 sehingga biaya tenaga kerja langsung perton

dapat langsung dihitung sebagai berikut :


61

Tabel 4.3 Anggaran biaya Tenaga Kerja Langsung

Bulan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung


(Ribu Milyar)
Januari Rp 47.062.020
Februari Rp 89.510.432
Maret Rp 129.809.972
April Rp 176.420.334
Mei Rp 222.490.978
Juni Rp 281.209.249
Juli Rp 324.897.412
Agustus Rp 370.629.886
September Rp 415.620.926
Oktober Rp 461.689.769
November Rp 507.050.380
Desember Rp 552.869.480

Jumlah Rp 3.579.260.838
Sumber : Data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep

Rata-rata biaya Anggaran Tenaga Kerja Langsung bisa dihitung

sebagai berikut:

Biaya Tenaga Kerja Langsung Perton : 3.579.260.838 = 589,95


6.067.038

Jadi biaya rata-rata tenaga kerja langsung terhadap produksi semen

adalah sebesar Rp. 589, 95

c. Anggaran biaya overhead pabrik


Persentase suplai biaya tenaga kerja terhadap total produksi

representatif adalah sebanyak 1,84 %.


62

Sementara untuk biaya overhead pabrik selama rentang tahun 2015

dapat dilihat dalam tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2015

No Jenis Biaya Overhead Pabrik Biaya Over Head pabrik

1 Biaya Bahan Bakar /listrik 852.021.288


2 Biaya Tenaga kerja tak Langsung 228.263.022
3 Biaya Listrik 704.753.559
4 Biaya Depresiasi dan amortisasi 297.728.827
5 Biaya Pajak dan asuransi 7.345.286
6 Biaya pemelioharaan 354.403.139
7 Biaya umum dan Adm. 105.045.966

2.549.561.087
Total Biaya Over head Pabrik
Sumber : Data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep

Pengeluaran biaya overhead pabrik selama tahun 2015 sebesar Rp.

2.549.561.087. Rata-rata biaya overhead pabrik per ton dapat dihitung

sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik Perton = 2.549.561.087 = 420,23
6.067.038

Rata-rata suplai biaya Over head pabrik terhadap total produksi


representatif adalah sebanyak Rp. 420,23 per ton
Setelah mencermati data produksi berupa anggaran produksi diatas

khususnya pada PT. Semen Tonasa Pangkep, maka selanjutnya akan

disajikan data realisasi biaya produksi untuk tahun 2015, sebagai data

perbandingan biaya sesungguhnya yang dapat dilihat melalui uraian

berikut ini :
63

a. Realisasi biaya bahan baku langsung

Realisasi biaya bahan baku dan bahan penolong dapat dilihat pada

tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung

Kuantitas Harga Biaya Bahan Baku


No Jenis Bahan Baku
(Ton) (Rp) (Rp)
1 Tanah liat 1.066.723 17.507 18.674.958.368
2 Copper slag 16.797 258.590 4.343.418.610
3 Trass 154.785 94.399 14.611.442.053
4 Amonium Nitrat 1.520.395 9.026 13.722.432.948
5 Gypsum 143.401 345.603 49.559.922.238
6 Detonator 12.064 37.927 457.532.439
7 Demotin Dynamite 11.785 32.676 385.084.048
8 Bahan peledak lainnya - 153.731.558 153.731.558
9 Grinding Balls 416.113 14.544 6.051.951.869
10 Grinding Aid 359.424 18.500 6.649.343.809
11 Fire Bricks 320.647 88.821 28.480.142.843
12 Castables 509.929 26.172 13.345.864.744
13 Batu kapur & TL 8.259.656 15.799 130.494.488.996
TOTAL 12.791.718 154.691.121 286.930.314.523
Tabel di atas menunjukkan jumlah realisasi biaya bahan baku

langsung dalam produksi semen pada PT. Semen Tonasa Pangkep selama

rentang tahun 2015. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah biaya

bahan baku langsung sebesar Rp. 286.930.314.523. Rata-ratanya sebagai

berikut:

Realisasi biaya bahan baku langsung: 286.930.314.523 = Rp. 47.293


6.067.038

Jadi besarnya biaya rata-reata bahan baku langsung terhadap


produksi semen adalah Rp. 47. 293

b. Realisasi biaya tenaga kerja langsung


64

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya realisasi biaya tenaga kerja

langsung selama tahun 2015 adalah sebesar Rp. 3.340.047.836. Berikut

ini akan disajikan data menurut anggaran dan realisasi biaya tenaga kerja

langsung:

Tabel 4.6 Realisasi Biaya Tenaga Kerja Langsung


Bulan Realisasi biaya tenaga kerja
Januari Rp. 47.062.020
Februari Rp. 42.448.441
Maret Rp. 40.299.540
April Rp. 168.949.303
Mei Rp. 214.145.347
Juni Rp. 264.467.539
Juli Rp. 309.971.367
Agustus Rp. 358.675.424
September Rp. 400.266.348
Oktober Rp. 442.334.777
November Rp. 498.247.927
Desember Rp. 553.179.803
Total Rp. 3.340.047.836
Sumber: Data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep

Tabel di atas menunjukkan bahwa Total realisasi yang digunakan

selama tahun 2015 adalah sebesar Rp. 3.340.047.836. sementara

perbandingan rata-rata antara realisasi biaya tenaga kerja terhadap

produksi semen adalah sebagai berikut;

Biaya Tenaga Kerja Langsung Perton : 3.340.047.836 = 550,52


6.067.038

Dengan total jam kerja selama setahun dapat dihitung sebagai

berikut:

Jam kerja pertahun: 8 jam x 25 hari x 12 = 2.400 jam


65

Berikut ini adalah tabel komposisi karyawan PT. Semen Tonasa

Pangkep:

Tabel 4.7 komposisi karyawan PT. Semen Tonasa Pangkep

KOMPOSISI KARYAWAN
BULAN DESEMBER 2015
STATUS KARYAWAN

DIREKTORAT
ORGANIK TIK PERC HONORER JUMLAH

Pengurus Perusahaan 18 18
Direktur Utama 125 1 - 1 127
Direktorat Keuangan 113 - - 1 114
Direktorat Produksi 1.190 - - - 1.190
Direktorat Komersial 275 - - - 275
Total 1.721 1 - 2 1.724
Tenaga Outsourcing 878
(sumber: data diolah dari PT. Semen Tonasa)

PT. Semen Tonasa derngan jumlah karyawan total organisk sebesar

1. 721 orang, dtimbanh dengan tenaga honorer sejumlah 3 orang dan total

1. 724 orang. Disamping hal itu perusahaan kembali menambah kartawan

tenaga Outsourcing sebanyak 879 orang dalam mengelolah perusahaannya.

Dengan jumlah total karyawan 2. 602 orang diperusahaan nmampu

menghasilkan produksi semen sebesar 6.067.038 Ton pada tahun 2015.

c. Realisasi biaya overhead pabrik

Adapun besarnya biaya overhead pabrik yang terealisasi sepanjang

rentang tahun 2015 adalah sebesar Rp.2.450.420.442, realisasi biaya

overhead pabrik disajikan pada tabel 4.8 yaitu sebagai berikut :


66

Tabel 4.8 Realisasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik

No Jenis Biaya Overhead Pabrik Biaya Over Head pabrik

1 Biaya Bahan Bakar /listrik 766.123.784


2 Biaya Tenaga kerja tak Langsung 220.006.501
3 Biaya Listrik 673.636.383
4 Biaya Depresiasi dan amortisasi 301.879.844
5 Biaya Pajak dan asuransi 27.407.740
6 Biaya pemeliharaan 357.736.905
7 Biaya umum dan Adm. 103.629.285

2.450.420.442
Total Biaya Over head Pabrik

Sumber : Data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep

Berdasarkan realisasi anggaran biaya overhead pabrik yang

digunakan oleh perusahaan PT. Semen Tonasa pangkep adalah sebesar

Rp. 2.450.420.442. Rata-rata realisasi biaya ovehead pabrik perton adalah

sebagai berikut:

Realisasi Biaya Overhead : Rp. 2.450.420.442 = 403,89


6.067.038

Besarnya konstribusi biaya Overhead pabrik terhadap produksi


semen pada perusahaan adalah sebesar Rp. 403,89.
67

3. Anggaran Biaya Produksi Statis dan Anggaran Biaya Produksi

Fleksibel

1. Anggaran Biaya Produksi Statis

PT. Semen Tonasa Pangkep yang berdomisili di Kabupaten

Pangkajene dan kepulauan, Sulawesi selatan, merupakan perusahaan

persero yang bergerak di bidang produksi semen dengan merek Semen

Tonasa.

Anggaran statis adalah salah satu instrumen pengendalian biaya

produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam proses produksi semen.

Dimana dalam menerapkan anggaran statis PT. Semen Tonasa Pangkep

didasari dengan membuat rincian biaya yang ditetapkan lebih dulu dan

didasari menurut aktivitas tertentu, sebagaimana dapat dilihat melalui

tabel 4.9 berikut ini :

Tabel 4.9 Anggaran Statis dan Realisasi Biaya Produksi

No Jenis Biaya Anggaran Statis Realisasi Penyimpangan Ket


Biaya Bahan Baku
Tanah liat 23.062.526.016 18.674.958.368 4.387.567.648 F
Copper slag 5.363.878.340 4.343.418.610 1.020.459.730 F
Trass 18.044.311.309 14.611.442.053 3.432.869.256 F
Amonium Nitrat 16.946.434.933 13.722.432.948 3.224.001.985 F
Gypsum 61.203.723.909 49.559.922.238 11.643.801.671 F
Detonator 565.026.898 457.532.439 107.494.459 F
1
Demotin Dynamite 475.557.198 385.084.048 90.473.150 F
Bahan peledak lainnya - 153.731.558 (153.731.558) UF
Grinding Balls 7.473.821.075 6.051.951.869 1.421.869.206 F
Grinding Aid 8.211.566.611 6.649.343.809 1.562.222.802 F
Fire Bricks 35.171.378.823 28.480.142.843 6.691.235.980 F
Castables 16.481.394.325 13.345.864.744 3.135.529.581 F
Batu kapur & TL 172.533.656.526 130.494.488.996 42.039.167.530 F
Jumlah Biaya Bahan 365.533.275.963 286.930.314.523 78.602.961.440 F
68

Baku
2 Biaya tenaga kerja 3.579.260.838 3.340.047.836 239.213.002 F
Biaya Overhead
Pabrik
Biaya Bahan Bakar
852.021.288 766.123.784 85.897.504 F
/listrik
Biaya Tenaga kerja tak
228.263.022 220.006.501 8.256.521 F
Langsung
Biaya Listrik 704.753.559 673.636.383 31.117.176 F
Biaya Depresiasi dan
297.728.827 301.879.844 (4.151.017) UF
3 amortisasi
Biaya Pajak dan
7.345.286 27.407.740 (20.062.454) UF
asuransi
Biaya pemelioharaan 354.403.139 357.736.905 (3.333.766) UF
Biaya umum dan Adm. 105.045.966 103.629.285 1.416.681 F
Jumlah biaya Overhead
2.549.561.087 2.450.420.442 99.140.645 F
Pabrik
Total Biaya Produksi
371.662.097.888 292.720.782.801 78.941.315.087 F
(1+2+3)

Sumber: Hasil Olahan Data

Ket: F: Fovorabel , UF: Unfavorabel

Dari hasil perhitungan penyusunan anggaran statis diatas,

perusahaan PT. Semen Tonasa Pangkep telah menunjukkan efisinsi dan

efektifitas pada penggunaan biaya bahan baku langsung. Hal ini tercermin

dengan adanya selisih signifikan yang favorable sebesar Rp.

78.602.961.440

Ada beberapa item bahan baku yang mengalami unfavorable yakni

bahan baku peledak lainnya disamping detenator dan dynamite sebesar

Rp. 153.731.558.

Dengan demikian maka perusahaan menggunakan bahan baku dalam

kategori efisien khususnya dalam proses produksi semen, hal ini

disebabkan oleh adanya penggunaan bahan baku produksi semen yang


69

efektif dan tepat. Hal ini didukung dengan tingkat realisasi yang sesuai

dengan target produksi semen. Dari Rp. 365.533.275.963 yang diangrakan

pada tahun 2015 yang terpakai secara realisasi adalah Rp. 78.602.961.440.

Sementara biaya tenaga kerja langsung dalam produksi semen tida

ada varians yang unfavorable, hal ini disebabkan adanya pemborosan

karena dalam penggunaan jam tenaga kerja langsung, yang di barengi

dengan adanya kenaikan upah tenaga kerja serta perusahaan sangat efektif

dan efisien dalam menggunakan anggranya. Anggran yang digunakan

dalam perusahan pada tahun 2015 adalah Rp. 3.579.260.838 dengan

realisasi sebesar Rp. 3.340.047.836, dengan demikian perusahaan telah

efisien sebesar Rp. 239.213.002.

Selanjutnya dalam penggunaan biaya overhead pabrik juga tampak

efisien (favorable) yakni sebesar Rp. 99.140.645. penggunaan anggran

oleh perusahaan sebesar Rp. 2.450.420.442 dari anggaran yang disediakan

sebesar Rp. 2.549.561.087. Ada dua item biaya over head yang

bmengalami unfavorable seperti biaya pajak dan asuransi serta biaya

pemeliharaan.

Secara umum perusahaan telah menggambarkan image positif bagi

perkembangan investasi. Biaya secara anggran statis oleh perusahan

sebesar Rp. 371.662.097.888, sementara yang direalisasikan adalah

sebesar Rp. 292.720.782.801, sehingga efisien sebesar Rp. 78.941.315.087

pada tahun anggaran 2015 oleh PT. Seemn Tonasa.


70

2. Anggaran Biaya Produksi Fleksibel

Selama ini sepak terjang PT. Semen Tonasa Pangkep dalam

menjalankan kegiatan produksinya, yakni produktivitas semen.

Perusahaan telah menggunakan anggaran statis sebagai prosedural dalam

mengendalikan produksinya. Akan tetapi dalam implentasinya, output

periodik bersifat variabel sehingga jika perusahaan menggunakan

anggaran statis, secara prediktif akan terjadi penyimpangan signifikan

terhadap perusahaan antara menguntungkan ataupun sebaliknya dan tidak

realistis.

Berangkat dari permasalahan tersebut maka dipandang perlu suatu

alat analisis berupa kerangka analisis disamping anggaran statis, yang

memungkinkan efisiensi dan efektifitas produktifitas.

Fenomena tersebut memungkinkan diatasi dengan meggunakan

anggaran fleksibel sebagai solusi alternatif, yakni melalui suatu

penyelidikan pola dan perilaku biaya yang memungkinkan suatu anggaran

dapat disusun dan ditujukan kearah range aktivitas yang berbeda daripada

ditujukan kearah tingkat satu aktivitas tunggal, maka langkah-langkah

yang akan dilakukan meliputi :

1) Menentukan dasar aktivitas

2) Penentun relevant range

3) Penentuan perilaku biaya

4) Penentuan anggaran fleksibel berdasarkan perilaku biaya


71

langkah-langkah yang telah diuraikan diatas akan disajikan dalam

analisis penyusunan untuk konteks anggaran fleksibel pada PT. Semen

Tonasa Pangkep sebagai berikut :

1) Menentukan dasar aktivitas

Penentuan dasar dalam menentukan aktivitas khususnya pada PT.

Semen Tonasa Pangkep adalah berdasarkan jumlah semen yang akan

diproduksi oleh perusahaan.

2) Penentuan relevant range

Penentuan relevant range dimaksudkan untuk menentukan tingkat

aktivitas yang akan dijadikan sebagai dasar penyusunan anggaran

fleksibel. Menurut data perusahaan bahwa relevant rangenya untuk

produksi berkisar pada 6.067.038 ton.

3) Penentuan perilaku biaya

Berdasarkan hasil perhitungan biaya tetap dan variabel, dilihat dari

perilaku biaya maka besarnya biaya produksi tetap sebesar Rp.

371.662.097.888, Sedangkan biaya produksi Realisasi sebesar

292.720.782.801 dan dengan tingkat selisih Favorabel sebesar Rp.

78.941.315.087. Oleh karena itu sebelum disajikan anggaran fleksibel

terlebih dahulu akan disajikan biaya produksi variabel perton sebagai

berikut :

a) Biaya bahan baku langsung

Besarnya biaya bahan baku langsung perton dapat dihitung sebagai:


72

Biaya bahan baku perton = 365.533.275.963


6.067.038
= Rp. 60.249

b) Biaya tenaga kerja langsung


Besarnya biaya tenaga kerja langsung dapat dihitung sebagai berikut :

Biaya tenaga kerja langsung perton = 3.579.260.838


6.067.038
= Rp. 589,95

c) Biaya overhead pabrik variabel

Besarnya biaya overhead pabrik variabel perton dapat dihitung

sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik = 2.549.561.087


2.175.001
= Rp. 420,23

Setelah melakukan pemetaan dan perhitungan terhadap biaya

overhead pabrik perton di atas, maka selanjutnya data klasifikasi diatas

akan dikelompokkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.10 Biaya Variabel Perton dan Biaya Tetap dalam Produksi Semen

No. Jenis Biaya Produksi Anggaran Realisasi


1 Biaya Bahan Baku Langsung 365.533.275.963 286.930.314.523
2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 3.579.260.838 3.340.047.836
3 Biaya Overhead Pabrik 2.549.561.087 2.450.420.442

Total Biaya produksi 371.662.097.888 292.720.782.801


Sumber; data diolah dari PT. Semen Tonasa Pangkep

Setelah menyajikan data mengenai besarnya biaya variabel perton

dan biaya tetap dalam produksi semen, maka dicapai total biaya produksi
73

sebesar 6.067.078, sementara biaya tetap yang dikeluarkan oleh

perusahaan dalam produksi semen sebesar Rp. 371.662.097.888 anggaran

dan realisasi sesbesar Rp. 292.720.782.801.

Tabel 5.10 diatas menginformasikan bahwa hasil analisis mengenai

penyusunan anggaran fleksibel, dengan tingkat harapan sebesar 6.067.038

ton maka biaya produksi variabel sebesar Rp. 371.662.097.888 Oleh

karena itu maka perlu dilakukan analisis varians biaya produksi.

4. Analisis Varians Biaya Produksi

Hal yang menjadi tujuan dilakukannya analisis varians anggaran

biaya produksi adalah untuk menganalisis tingkat selisih antara anggaran

statis dengan anggaran fleksibel.

Dengan mencermati hasil analisis penggunaan anggaran statis

dengan fleksibel dalam produksi semen khususnya pada PT. Semen

Tonasa Pangkep, maka langkah berikut yang dilakukan adalah dengan

melakukan mekanisme analisis varians anggaran biaya produksi.

Berikut ini adalah analisis varians biaya produksi dengan melalui

perhitungan sebagai berikut ini :

1) Varians biaya bahan baku

Alat analisis untuk Varians biaya bahan baku dapat ditentukan

sebagai berikut :

a. Varians harga tanah liat

SHB = (Hs – Hst) x Ks


SHB = (17.507– 17,507) x 1.066.723
SHB = Rp. 1.066.723 (Favorable)
74

b. Copper slag

Analisis varians copper slag dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (Hs-HSt) x Ks
SHB = (258.590– 258,590) x 16.797
SHB = Rp. 16.797 (Favorable)

c. Trass

Varians harga trass dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (HS- Hst) x Ks


SHB = (94.399– 94.399) x 154.785
SHB = Rp. 154.785 (Favorable)

d. Gypsum

Varians harga gypsum dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (Hs – Hst0 x Ks


SHB = (345.603– 345.603) x 143.401
SHB = Rp. 143.401 (Favorable)

e. Amonium Nitrat

Varians harga Amonium Nitrat dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (Hs - Hst


SHB = (9.026– 9,026) x 1.520.395
SHB = Rp. 1.520.395 (Favorable)

f. Detenator

Varians harga detenator dapat dihitung sebagai berikut :


75

SHB = (Hs – Hst) x Ks


SHB = (37.927– 37.927) x 12.064
SHB = Rp. 12.064 (Favorable)

g. Demotin Dynamite

Varians harga Demotin Dynamite dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (Hs – Hst) x Ks


SHB = (32.676– 32.676) x 11.785
SHB = Rp. 11.785 (Favorable)

h. Grinding Balls

Varians Grinding Balls dapat dilihat sebagai berikut:

SHB = (Hs- S-Hst) x Ks


SHB = (14.544 – 14.544) x 416.113
SHB = Rp. 416.113 (Favorable)

i. Grinding Aid

Varians Grinding Aid dapat dilihat sebagai berikut:

SHB = (Hs- S-Hst) x Ks


SHB = (18.500 – 18.500) x 359.424
SHB = Rp. 359.424 (Favorable)

j. Fire Bricks

Varians Fire Bricks dapat dilihat sebagai berikut:

SHB = (Hs- S-Hst) x Ks


SHB = (88.821– 88.821) x 320.647
SHB = Rp. 320.647 (Favorable)
76

k. Castables

Varians Castables dapat dilihat sebagai berikut:

SHB = (Hs- S-Hst) x Ks


SHB = (26.172 – 26.172) x 509.929
SHB = Rp. 509.929 (Favorable)

l. Batu kapur & TL

Varians Batu kapur & TL dapat dilihat sebagai berikut:

SHB = (Hs- S-Hst) x Ks


SHB = (15.799– 15.799) x 8.259.656
SHB = Rp. 8.259.656 (Favorable)

2) Selisih Kuantitas Bahan Baku

Untuk mengetahui tingkat selisih dari kuantitas pemakaian bahan

baku dalam produksi semen dapat dihitung sebagai berikut :

a. Tanah liat

b. Adapun varians kuantitas pemakaian tanah liat dapat dihitung sebagai

berikut:

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst


SKB = (1.066.723 – 1,317,343) x 17.507
= Rp. 4.387.604.340 (Favorable)

c. Copper slag

Varians kuantitas pemakaian Copper slag dapat dihitung sebagai

berikutSKB
: = ( Ks – Kst ) x Hst
SKB = (16.797 – 20.743) x 258.590
= Rp. 5.363.915.573 (Favorable)
77

d. Trass

Varians kuantitas pemakaian Trass bdapat dihitung sebagai berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst


SKB = (154.785 – 191,150) x 94.399
= Rp. 18.044.214.065 (Unfavorable)

e. Amonium Nitrat

Varians kuantitas pemakaian Amonium Nitrat dapat dihitung sebagai

berikut :

SKB = (Ks – Kst) x Hst


SKB = (1.520.395– 1,877,602) x 9.026
= Rp. 16.945.715257 (Favorable)

f. Gypsum

Varians kuantitas pemakaian gypsum dapat dihitung sebagai berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst


SKB = (143.401– 177.093) x 345.603
= Rp. 61.203.728.678 (Favorable)

g. Detonator

Varians kuantitas pemakaian Detonator dapat dihitung sebagai berikut

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst


SKB = (12.064 – 14.898) x 37,927
= Rp. 565.024.382 (Favorable)
78

h. Demotin Dynamite

Varians kuantitas pemakaian Demotin Dynamite dapat dihitung

sebagai berikut :
SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (11.785 – 14.554) x 32.676


= Rp. 475.554.719 (Favorable)

i. Grinding Balls

Varians kuantitas pemakaian Grinding Balls dapat dihitung sebagai

berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (416.113 – 513.877) x 14.544


= Rp. 7.473.410.975 (Favorable)

j. Fire Bricks

Varians kuantitas pemakaian Fire Bricks dapat dihitung sebagai

berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (320.647 – 395,980) x 88,821


= Rp. 35.171.018.933 (Favorable)

k. Castables

Varians kuantitas pemakaian castables dapat dihitung sebagai berikut

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (509.929– 629,734) x 26,172


= Rp. 16.480.888.319 (Favorable)
79

l. Batu kapur & TL sndri

Varians kuantitas pemakaian Batu kapur & TL sndri dapat dihitung

sebagai berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (8.259.656 – 10,920,528) x 15,799


= Rp. 130.483.384.616 (Favorable)

3) Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung

Selama tahun 2015 perusahaan semen PT. Semen Tonasa Pangkep

mengeluaran biaya tenaga kerja yang besar. Pada tahun 2015 dianggarkan

biaya tenaga kerja sebesar Rp. 3.579.260.838 dan realisasi sebesar Rp.

3.340.047.836. Berikut akan disajikan varians biaya tenaga kerja langsung

yang diperincikan sebagai berikut :

a) Varians Upah

Varians Upah biaya tenaga kerja langsung pada PT. Semen Tonasa

Pangkep dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

STU = ( Ts – Tst ) x Js
STU = (12.000 – 15.000) x 1724 orang x 2.400 jam
= Rp. 12.412.800.000 (Favorable)

b) Varians Efisiensi

Besarnya varians efisiensi dalam produksi semen yang dapat

ditentukan sebagai berikut :


80

SE = ( Js - Jst ) . Tst

SE = (2.400 – 2.400) x 1.724 orang x 15.000

SE = Rp. 25.860.000 (Favorable)

4) Varians Biaya Overhead Pabrik

Sebelum dilakukan perhitungan varians biaya overhead pabrik,

maka terlebih dahulu akan disajikan perhitungan tarif biaya overhead

pabrikbiaya
Tarif yaituoverhead
: pabrik = Rp. 2.549.561.087 = 420,23
variabel 6.067.038

Tarif biaya overhead pabrik = Rp. 2.450.420.442 = 403,89


tetap 6.067.038

Total biaya overhead pabrik = Rp. 824.12

Hasil perhitungan varians biaya overhead pabrik diatas

menunjukkan total biaya overhead pabrik perton adalah Rp. 824.12 maka

selanjutnya akan disajikan perhitungan selisih biaya overhead pabrik

sebagai berikut :

a. Selisih anggaran

Menurut data perusahaan bahwa kapasitas produksi semen sebesar

6.067.078 ton, sehingga selisih anggaran dapat dihitung sebagai

berikut:
81

SA = BOPSS – (KN – TTst) + (Kpss x TVst)

SA = 2.450.420.442 – (5.770.000 x Rp. 420,23) + (6.067.038 x403,89)

SA = 2.450.420.442 – (2.424.727.100 + 2.450.432.133 )

SA = 2.450.420.442 – 4.875.159.233

SA = 2.424.738.791 (Favorable)

b. Selisih Kapasitas

Besarnya selisih kapasitas dalam proses produksi semen dapat

dihitung sebagai berikut :

SK = (KN – KPss) TTst

SK = (5.770.000 – 6.067.038) x Rp. 420,23

SK = 2.543.798.188 (Favorable)

c. Selisih Efisiensi Variabel

Besarnya selisih efisiensi variabel dapat dihitung sebagai berikut :

SEV = (KPss – KPst) TVst

SEV = (6.067.038 – 5.770.000) x Rp. 403,89

SEV = 2.324.378 (Unfavorable)

d. Selisih Efisiensi Tetap

Besarnya selisih efisiensi tetap dapat dihitung sebagai berikut :


82

SET = (KPss – KPst) TTst

SET = (5.770.000 – 6.067.078) x Rp. 420,23

SET = 2.543.798.188 (Favorable)

Setelah perhitungan varians biaya yang ada, maka selanjutnya akan

diklasifikasikan kedalam tabel perbandingan sebagai hasil akhir

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Varians Biaya Produksi

Jenis Varians Biaya Varians biaya Ket


Varians biaya bahan baku 296.594.459.857 F
Varians biaya tenaga kerja 12.438.660.000 F
Varians biaya overhead pabrik 7.514.659.545 F
Jumlah varians biaya produksi 316.547.779.402 F
Sumber: Hasil olahan data

Mencermati data yang telah disajikan diatas mengenai varians biaya

produksi didapatkan hasil selisih kategori Favorabel. Hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan dalam keadaan penggunaan sumber

daya yang sehat dan terkendali, khususnya pada varians biaya overhead

pabrik senilai Rp. 7.514.659.545.

Adapun varians biaya produksi yang masih perlu di tinjau ulang

adalah varians biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang belum

mencerminkan efektifitas dan efisiensi anggaran. Meskipun keduanya

hanya seleisih senilai Rp.296.594.459.857 untuk biaya bahan baku dan

12.438.660.000 untuk biaya tenaga kerja langsung.


83

Hasil ini merupakan implikasi dari tidak tepatnya alat pengendalian

biaya yang digunakan dalam mekanisme pegelolahan biaya produksi,

sehingga dipandang perlu adanya perbaikan dalam penggunaan anggaran

dalam mengawasi berjalnnya proses produksi dengan tujuan efektifitas

dan efisiensi serta peningkatan jumlah produksi di tahun mendatang.

5. Perbandingan Anggaran Statis dengan Anggaran Fleksibel

PT. Semen Tonasa Pangkep dalam menjalankan kegiatan

produksinya telah menggunakan anggaran statis sebagai procedural dalam

mengendalikan produksinya. Secara umum perusahaan telah

menggambarkan image positif bagi pengembangan investasi, efisiensi

biaya secara statis oleh perusahaan sebesar Rp. 371.662.097.888 sementara

yang direalisasikan adalah sebesar Rp. 292.720.782.801 sehingga efisien

sebesar Rp. 78.941.315.087 pada tahun anggaran 2015.

Jika dibandingkan dengan anggaran statis, anggaran fleksibel dapat

menunjang keefektifan biaya produksi karena anggaran fleksibel disusun

berdassarkan beberapa tingkat aktivitas sehingga bisa dijadikan sebagai

solusi alternatif.

Tabel 4.12 Perbandingan Anggaran Statis dengan Anggaran Fleksibel:

Anggaran Anggaran Selisih


Keterangan
Statis Fleksibel Perolehan
Anggaran 371.662.097.888 316.547.779.402 55.114.318.486

Realisasi 292.720.782.801 309.045.912.405 16.325.129.604

Efisiensi 78.941.315.087 7.501.866.997 71.439.448.090


Sumber: Hasil Olahan Data
84

B. Pembahasan

Anggaran yang paling besar peranannya dalam suatu perusahaan

adalah anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah anggaran

yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan

produksi, begitupun halnya dengan perusahaan PT. Semen Tonasa Pangkep

yang bergerak dalam industry semen dimana dalam menjalankan kegiatan

produksi tersebut perlu melakukan analisis sistem biaya produksi.

Pada hasil penelitian diatas, telah diuraikan penggunaan anggaran

biaya produksi dimana pada tahun anggaran 2015, PT. Semen Tonasa

menunjukkan total produksi sebesar 6.067.038 ton dengan persiapan

anggaran biaya bahan baku sebesar Rp. 365.533.275.963, anggaran biaya

tenaga kerja langsung sebesar Rp. 3.579.260.838, dan anggaran biaya

overhead pabrik sebesar Rp. 2.549.561.087. Sebagai data perbandingan biaya

sesungguhnya, dapat dilihat melalui uraian realisasi biaya produksi PT.

Semen Tonasa Pangkep sebagai berikut; realisasi biaya bahan baku langsung

sebesar Rp. 286.930.314.523, realisasi biaya tenaga kerja langsung sebesar

Rp. 3.340.047.836, dan realisasi biaya overhead pabrik sebesar Rp.

2.450.420.442.

Dari hasil perhitungan penyusunan anggaran statis diatas,

perusahaan PT. Semen Tonasa Pangkep telah menunjukkan efisinsi dan

efektifitas pada penggunaan biaya bahan baku langsung. Hal ini tercermin

dengan adanya selisih signifikan yang favorable sebesar Rp. 78.602.961.440


85

Ada beberapa item bahan baku yang mengalami unfavorable yakni

bahan baku peledak lainnya disamping detenator dan dynamite sebesar Rp.

153.731.558.

Dengan demikian maka perusahaan menggunakan bahan baku dalam

kategori efisien khususnya dalam proses produksi semen, hal ini disebabkan

oleh adanya penggunaan bahan baku produksi semen yang efektif dan tepat.

Hal ini didukung dengan tingkat realisasi yang sesuai dengan target produksi

semen. Dari Rp. 365.533.275.963 yang diangrakan pada tahun 2015 yang

terpakai secara realisasi adalah Rp. 78.602.961.440.

Sementara biaya tenaga kerja langsung dalam produksi semen tida

ada varians yang unfavorable, hal ini disebabkan adanya pemborosan karena

dalam penggunaan jam tenaga kerja langsung, yang di barengi dengan adanya

kenaikan upah tenaga kerja serta perusahaan sangat efektif dan efisien dalam

menggunakan anggranya. Anggran yang digunakan dalam perusahan pada

tahun 2015 adalah Rp. 3.579.260.838 dengan realisasi sebesar Rp.

3.340.047.836, dengan demikian perusahaan telah efisien sebesar Rp.

239.213.002.

Selanjutnya dalam penggunaan biaya overhead pabrik juga tampak

efisien (favorable) yakni sebesar Rp. 99.140.645. penggunaan anggran oleh

perusahaan sebesar Rp. 2.450.420.442 dari anggaran yang disediakan sebesar

Rp. 2.549.561.087. Ada dua item biaya over head yang bmengalami

unfavorable seperti biaya pajak dan asuransi serta biaya pemeliharaan.


86

Secara umum perusahaan telah menggambarkan image positif bagi

perkembangan investasi. Biaya secara anggran statis oleh perusahan sebesar

Rp. 371.662.097.888, sementara yang direalisasikan adalah sebesar Rp.

292.720.782.801, sehingga efisien sebesar Rp. 78.941.315.087 pada tahun

anggaran 2015 oleh PT. Semen Tonasa.

Setelah melakukan analisis terhadap anggaran statis dengan

anggaran fleksibel maka muncul hasil perbandingan yaitu, anggaran statis

sebesar Rp. 371.662.097.888, anggaran fleksibel sebesar Rp.

316.547.779.402, sehingga selisih perolehan sebesar Rp. 55.114.318.486.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kristianti (2010) yang menemukan hasil analisis dalam penelitian ini adalah

adanya peningkatan produksi pada tiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan dapat mengembangkan usahanya dimasa yang akan datang.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan baik secara komparatif

maupun varians dapat disajikan beberapa kesimpulan berikut ini:

1. Dalam penyusunan anggaran biaya produksi khususnya pada PT. Semen

Tonasa di kabupaten Pangkep, yang mana didasari dengan tingkat

aktivitas produksi pada level normal sebesar 6.067.078 ton tetapi yang

terjadi secara aktivitas seseungguhnya sebesar 5.770.000 ton. Dengan

demikian target penyimpangan sebesar 297.078 ton, hal ini di karenakan

adanya keterlambatan teknis, kerusakan mesin, suplai bahan baku yang

kurang dari cerminan anggaran statis dan penggunaan tenaga kerja yang

terlampau banyak jika di bandingkan dengan penggunaan biaya overhead

pabrik.

2. Untuk hasil analisis varians biaya produksi, biaya bahan baku dalam

penggunaanya dalam status Unfavorabel. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan bahan baku masih kurang tepat dalam alokasinya. Sementara

pada penggunaan biaya tenaga kerja Unfavorabel. Hal ini karena

pengguanaan biaya tenaga kerja meningkat seiring dengan tuntutan

kenaikan upah minimun yang menyebabkan perusahaan harus

mengelurkan dana tambahana diluar dari pada biaya produksi. Namun

87
88

hal yang berbeda muncul dari biaya overhead pabrik yang favorabel,

hal ini dikarenakan adanya efektifitas dan efisiensi yang memadai.

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa anggaran fleksibel dapat menunjang tingkat ke

efektivan pengendalian biaya produksi karena anggaran fleksibel disusun

berdasarkan beberapa tingkat aktivitas.

B. Saran

Adapun saran yang menjadi solusi dari ahasil pembacaan dan analisa

yang ada adalah sebagai berikut:

1. Menyarankan kepada pihak perusahaan dalam hal ini PT. Semen Tonasa

Pangkep dalam melakukan tindakan efektivitas pengendalian atas biaya

produksi bisa mempertimbangkan pentingnya analisis fleksibel dijadikan

sebagai tolls pengendali biaya produksi. Hal ini berguna dalam

meningkatkan profitabilitas perusahaan secara jangka panjang.

2. Sebaiknya manajemen perusahaan dalam melakukan penganggaran

terlebih dahulu menganalisa kebutuhan produksi dengan membuat

klasifikasi biaya, baik yang didasari oleh biaya variabel mapun biaya

tetap.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Dunia Firdaus dan Wasila, 2009, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit :
Salemba Empat, Jakarta

Ahmad, Kamaruddin, 2007, Akuntansi Manajemen, Dasar-Dasar Konsep Biaya


Dan Pengambilan Keputusan, edisi revisi, Penerbit : RajaGrafindo
Persada, Jakarta

Bustami, Bastian, dan Nurlela, 2009, Akuntansi Biaya, Melalui Pendekatan


Manajerial, edisi pertama, Penerbit: MitraWacana Media, Jakarta

Bustami, Bastian, dan Nurlela, 2010, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit :
Mitra Wacana Media, Jakarta

Garrison, H. Ray; Eric W. Noreen; dan Peter C. Brewer. 2006, Akuntansi


Manajerial, Buku I Edisi kesebelas, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta

Halim, Abdul, 2007, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, edisi keempat, cetakan


keempat, Penerbit : BPFE, Gadjah Mada, Yogyakarta

Hardinata Edwin, 2015, Efektivitas Anggaran Biaya Produksi Terhadap


Peningkatan Kinerja Produksi Pada PT.Roda Mas Timber Kalimantan di
Samarinda. Jurnal Universitas Mulawarman Samarinda

Hariadi, 2008, Akuntansi Manajemen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit :


BPFE, Yogyakarta

Karyoso, 2005, Manajemen Perencanaan dan Penganggaran, Penerbit : PTIK


PRESS & Restu Agung, Jakarta

Kristanti, 2010, Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian


Biaya Produksi Pada PT. Indah Cemerlang Malang. Tesis

Kusnadi et al. 2005.Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Mahmudi, 2005, Ukuran Efektivitas.

Multazam, 2012, Analisis Pengendalian Biaya Overhead Pabrik Pada PT. Sinar
Bintang Selatan Di Makassar, skripsi

Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan


Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

89
90

Nafarin, M, 2007, Penganggaran Perusahaan, edisi ketiga, Penerbit : Salemba


Empat, Jakarta.

Mulyati Lisiti, 2015, Analisis Perbandingan Biaya Operasional dengan Metode


Anggaran Fleksibel dan Anggaran Statis Pada PT. Deka Marketing
Research Bandung. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia

Richardo, 2013, Analisis Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian


Biaya Pada CV. Widia Mas Di Pelalawan. Jurnal Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru

Rizki Putri Utami, 2005, Evaluasi Atas Anggaran Fleksibel Sebagai Alat
Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Serba Guna Prima Pare-Kediri.
Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang

Ruddy Viali Pangau, 2013, Penggunaan Anggaran Dalam Penilaian Kinerja


Manajemen. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI)
Surabaya

Sunarto, 2006, Akuntansi Biaya, Edisi kedua, Penerbit: Amus Yogyakarta

Supriyono, R.A., 2009, Akuntansi Manajemen : Proses Manajemen. Penerbit :


Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta

Surjadi, Lukman, 2013, Akuntansi Biaya: Dasar-Dasar Perhitungan Harga


Pokok. Cetakan pertama. Jakarta

Surjohananto, Tri, 2010, Akuntansi Biaya 1: Ringkasan Praktis (Buku1), Penerbit:


UI Fisipol Program Sarjana Ekstensi, Jakarta

Tandean Fandi, 2013, Evaluasi Pelaksanaan Fungsi Anggaran Sebagai Alat


Pengendalian Biaya Produksi. Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado

Tika Sari Sandra Waworuntu, 2013, Evaluasi Penyusunan Anggaran Sebagai Alat
Pengendalian Manajemen BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jurnal Universitas Sam Ratulangi Manado

Usry, Hummer, 2006, Akuntansi Biaya, penerjemah Krista, edisi 13, buku 1,
Penerbit: Erlangga

Winarso, 2010, Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, Penerbit:


Kopel Indonesia, Makassar.
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS

JUSMAN, Lahir di Desa Bulu tellue, Kec. Tondong

Tallasa, Kab. Pangkajene dan Kepulauan, pada Tanggal

28 Desember 1994. Merupakan permata dari buah kasih

sayang Ayahanda Alm. Muh. Arifin dan Ibunda Ramlah.

Jenjang pendidikan penulis ditempuh mulai pada tahun

2001 tepatnya di SDN 16/24 Bulu Tellue, SMP pada tahun 2007 di SMPN 3 Satap

Tondong Tallasa, kemudian dilanjutkan di SMA pada tahun 2010 di SMAN 1

Tondong Tallasa (sekarang SMAN 8 Pangkep). Pada tahun 2013 penulis

melanjutkan registrasi menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah

Makassar, tepatnya pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Akhir Tahun 2017, penulis sempat bergelut di panitia pengawas pemilihan

umum (PANWASLU) Kec. Tondong Tallasa dalam rangka Pemilihan Calon

Anggota Legislatif dan Calon Kepala Daerah sampai ke Pemilihan Calon Presiden

dan Wakil Presidan. Kemudian memutuskan untuk beralih ke job yang lain di

suatu perusahaan mikro di kabupaten pangkep.

Hingga saat ini penulis masih aktif pada perusahaan PT. Kartika Hardianti

Zainal sebagai staff administrasi dan keuangan. Dimana perusahaan tersebut

bergerak pada produksi Air Minum Dalam Kemasan (ZAS Mineral Water) di

Kec. Segeri, Kab. Pangkep.

Anda mungkin juga menyukai