Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS PENERAPAN PSAK 70: AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS

PENGAMPUNAN PAJAK (Studi Kasus PT. SEMEN BATURAJA Tbk YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

SKRIPSI

NURFADILAH

105731124718

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

ANALISIS PENERAPAN PSAK 70: AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS


PENGAMPUNAN PAJAK (Studi Kasus PT. SEMEN BATURAJA Tbk YANG
TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA)

SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Oleh:

NURFADILAH

NIM: 105731124718

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2022

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Apapun masalahmu di perkuliahan tuntaskan, jangan berhenti di tengah


jalan sebab di ujung sana, ada senyum orang tua yang menantimu

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga
skripsi ini telah terselesaikan dengan baik. Alahamdulillah rabbil Alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta beserta


orang- orang yang saya sayang dan almamaterku

PESAN DAN KESAN

Berinvetasi dalam Pendidikan akan menghasilkan pendapatan yang


terbaik. Inilah yang harus anda lakukan dalam menjalani kuliah,
Investasikan waktu, pikiran dan tenaga anda di dalamnya dan nikmat hasil
yang akan anda dapatkan dala, jangka waktu yang sangat Panjang.
iv
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat

yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis penerapan

PSAK 70 : Akuntansi Aset Dan Liabilitas Pengampunan Pajak (Studi Kasus PT

Semen Baturaja Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Skripsi yang

penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan

program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan

terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Mursalam dan Ibu Nurhayati

yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa

tulus. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu

yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga

apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya

penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan

terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira SE., M.AK, selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr Hj. Arniati, SE, M.Pd selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,

sehingga Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Ramly, SE., M.Si, selaku Pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Kepada pihak yang ada di Galeri investasi BEI Universitas

Muhammadiyah Makasssar yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk dapat melangsungkan penelitian dan memperoleh

serta serta mengarahkan penelitian dalam proses pengambilan data.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Akuntansi Angkatan 2018 yang selalu belajar bersama yang tidak

sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.


10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi

ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini

masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua

pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa

mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru

Universitas Muhammadiyah Makassar. Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul

Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, juni 2022

Penulis,

Nurfadilah
ABSTRAK

NURFADILAH. 2022. Analisis Penerapan PSAK 70: Akuntansi Aset Dan


Liabilitas Pengampunan Pajak (Studi Kasus PT Semen Baturaja Tbk Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh:
Hj. Arniati dan Ramly.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 70 pada laporan keuangan PT Semen
Baturaja sebagai pendukung perusahaan dalam rangka mengikuti kebijakan
pemerintah. Objek penelitian adalah perusahaan distributor semen. Analisis data
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari laporan keuangan
perusahaan dan peraturan perundangan sebagai dokumen pendukung. Jenis dan
sumber data yag digunakan PT Semen Baturaja yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2020-2021 yang sudah di audit dari website BEI (www,idx.co.id).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Semen Baturaja sudah menerapkan
PSAK Nomor 70 karna perusahaan sudah melaporkan tanah dan atau bangunan
sebagai harta. Hasil penelitian penerapan PSAK No. 70 yang dilakukan oleh PT.
Semen Baturaja atas Aset dan Liabilitas pengampunan pajak sudah sesuai.
Keseluruhan indikator dalam PSAK No.70 yang berkaitan dengan akuntansi aset
dan liabilitas pengampunan pajak sebanyak 6 indikator. Dari 6 indikator tersebut
didapatkan 5 pengakuan yang sesuai saat pengukuran awal yang dilakukan oleh
PT. Semen Baturaja yakni Pengukuran setelah pengakuan awal atas properti
investasi mengacu pada PSAK No 13, PSAK No 14, investasi pada entitas
asosiasi dan ventura mengacu ada PSAK No 15, PSAK No. 16 dan entitas
diperkenakan. Sedangkan 1 indikator yang tidak ada penerapan mengacu pada
PSAK No.19 yaitu modal biaya dan modal revaluasi.

Kata kunci : PSAK NO 70 Laporan Keuangan


ABSTRACT

NURFADILAH, 2022, Analysis of the Applicationt of PSAK 70 : Accounting


for Tax Amnesty Assets and Liabilities (Cas Study Of PT Semen Baturaja Tbk
Listed on the Indonesia Stock Exchange). Essa. Faculty of Economics and
Business, Department of Accounting, Faculty of Economis and Business,
Universitas of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Hj. Arniati dan
Ramly

The study aims to determine the application of Statement of Financial


Accaunting Standards (PSAK) Number 70 on the financial Statements of PT
Semen Baturaja as a supporter of the company in orderto follow government
policies. the object of research is a cement distributor compny. Data analysis
is carried out by collecting data from the company’s financial statements and
laws and regulations as supporting documents. (www.idx.co.id) the results
show that PT Semen Baturaja has implemented PSAK No. 70 because the
company has reported land and or buildings as treasures. The results of
research on the application of PSAK No. 70 conducted by PT. Semen
Baturaja on Assets and Liabilities of tax amnesty is appropriate. The overall
indicators in PSAK No.70 relating to the accounting of assets and tax
amnesty liabilities are 6 indicators. From these 6 indicators, 5 appropriate
recognitions were obtained during the initial measurements made by PT.
Semen Baturaja, namely Measurement after initial recognition of investment
property refers to PSAK No. 13, PSAK No. 14, investment in associate and
venture entities refers to PSAK No. 15, PSAK No. 16 and entities are
introduced. Meanwhile, 1 indicator that has no application refers to PSAK
No.19, namely cost capital and revaluation capital.

Keywords : PSAK 70 Financial Statements

xii
DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL .......................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
ABSTRAK .........................................................................................................viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................8
A. Tinjauan Teori ................................................................................................8
B. Tinjauan Empiris ...................................................................................... ..22
C. Kerangka Pikir ......................................................................................... ..26
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... ..27
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ ..27
B. Fokus Penelitian ....................................................................................... ..27
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... ..27
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ ..28
E. Metode Pengumpulan data ...................................................................... ..28
F. Metode Analisis data ................................................................................ ..28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 29
A. Karakteristik ............................................................................................... 29
B. Hasil............................................................................................................ 39
C. Pembahasan............................................................................................... 43
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 48

A. Kesimpulan ................................................................................................. 48
B. Saran .......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50

LAMPIRAN....................................................................................................... 42
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................22

Tabel 4.1 Pengakuan Aset dalam Pengampunan Pajak ................................38

Tabel 4.2 Pengakuan Liabilitas dalam Pengampunan Pajak ........................38

Tabel 4.3 Penerapan PSAK 70 ........................................................................39

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .............................................................................26

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Semen Baturaja ...................................31


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahan tentu saja mempunyai standar akuntasi yang berbeda-

beda dengan perusahaan lain. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara

lain kondisi ekonomi, paham ekonomi yang dianut, serta perbedaan kondisi

politik dan sosial tiap-tiap negara. Dengan keadaan seperti itu, tentu saja

laporan keuangan akuntansi pada perusahaan dimasing-masing negara juga

berbeda. Untuk mendirikan suatu perusahaan, usaha dan organisasi salah

satu elemen penting yang harus dimiliki adalah aset. Aset membantu

perusahaan dalam mencapai tujuan, visi, misi perusahaan tersebut tidak akan

berjalan baik.

Aset merupakan salah satu elemen neraca (Balance Sheet) yang akan

membentuk informasi keuangan yang berguna bagi stake holders. Aset itu

sendiri diklasifikasikan berdasarkan tingkat likuiditasnya. PSAK 70 mengatur

mengenai kebijakan akuntansi dimana entitas dapat memilih menerapkan

sesuai dengan SAK lain dalam mengakui, mengukur, menyajikan dan

mengungkapan aset dan liabilitas pengampunan pajak atau menerapkan

persyaratan dalam PSAK 70. Penerapan PSAK 70 tidak akan lepas dari

namanya instansi atau perusahaan-perusahaan.

Salah satu penerapan aset perpajakan yakni PT. Semen Baturaja,

yang merupakan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di

bidang industri semen. Perusahaan memiliki beragam aset untuk mendukung

kegiatan operasionalnya. Dalam hal ini, dalam menentukan perolehan aset

tetap, perusahaan mencatat harga pembelian aset tetap

1
2

hanya sebesar harga beli, tanpa mempertimbangkan biaya biaya lain yang

terkait dengan perolehan aset tersebut. Akibatnya pelaporan aset tetap oleh

perusahaan tidak memenuhi aset yang berlaku yaitu dari segi biaya overhead.

Membeli aset tetap agar perusahaan dapat mencatat aktiva tetap,

diantarannya PT. Semen Baturaja, perolehan suatu aset tetap termasuk harga

belinya, termasuk biaya masuk dan pajak pembelian dan pengurangan

lainnya, dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk

membawa aset siap untuk digunakan. Untuk perolehan aset tetap terkait tidak

lepas dai PSAK 70. Penggunaan yang dimaksudkan yaitu setiap diskon

dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian biaya yang dapat

langsung dibebankan ke biaya, termasuk:

a. Biaya persiapan tetap

b. Biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat

c. Biaya pemasangan dan

d. Biaya professional seperti arsitek dan insinyur

Pada tahun 2013 perusahaan PT Semen Baturaja dengan jumlah aset

yang telah diaudit yaitu sebesar Rp. 2.711.416.335 dan total aset yang tidak

diaudit tahun 2014 senilai Rp. 2.928.711.619, dan pada tahun 2015 jumlah

aset tersebut sebesar Rp. 3.268.667.933 dan pada tahun 2016 data jumlah

aset sebesar Rp. 4.368.876.996 maka dari itu penulis simpulkan setiap tahun

jumlah aset di perusahaan PT. Semen Baturaja selalu meningkat maka

penulis sangat tertarik untuk meneliti aset tetap di perusahaan PT. Semen

Baturaja. ( Rista Agustin, 2018)

Perkembangan akuntansi yang begitu cepat seperti dengan dinamika

bisnis yang semakin mengglobal berpengaruh terhadap standar akuntansi


3

keuangan yang berlaku pada Indonesia. Disisi lain setiap seorang akuntansi

yang ada pada setiap masing-masing pernyataan standar akuntansi

keuangan juga berpengaruh terhadap perilaku perpajakan perusahaan.

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam waktu yang relatif singkat yaitu agar

diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mampu menghitung sendiri

pengampunan pajak atas harta yang belum dilaporkan baik di luar negeri

maupun di dalam negeri.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang pernah

melaksanakan pengampunan pajak. Sejak tahun 1964 sampai dengan tahun

2008, tercatat Indonesia telah melakukan tiga kali pengampunan pajak, yaitu

pada tahun 1964, tahun 1984, dan tahun 2008. Sejarah tax amnesty di

Indonesia dimulai pada tahun 1964 atau 20 tahun setelah Kemerdekaan

Indonesia. Kebijakan Pemerintah Indonesia yang terkait pengampunan pajak

(tax amnesty) ini bertujuan untuk mengembalikan dana revolusi, melalui

perangkat Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres). Sejarah tax

amnesty tahun 1964 ini berakhir pada 17 Agustus 1965.

Dalam Undang-Undang, ketentuan yang berkaitan yaitu tarif dan cara

menghitung uang tebusan: tata cara penyampaian surat pernyataan,

penerbitan surat keterangan, dan pengampunan atas kewajiban perpajakan.

Kewajian investasi atas harta yang di ungkapkan dan pelaporan, perlakuan

perpajakan serta perlakuan atas harta yang belum diungkap atas kurang

diungkap. PSAK 70 melengkapinnya dengan pedoman kebijakan akuntansi,

pengakuan awal, dan pengukuran, penghentian pengakuan, penyajian, serta

pengungkapan dalam laporan keuangan.


4

Subjek penelitian ini adalah PSAK 70. Karna PSAK 70 merupakan

bahan penelitian, ingin digali mengapa, maksud dan tujuan PSAK 70. Pada

saat yang sama, objek penelitian ini adalah penasihat pajak, pejabat pajak,

dan penasihat keuangan. Alasan penggunaan subjek atau informan dalam

penelitian ini adalah karena PSAK 70 merupakan akuntansi pengampunan

pajak yang merupakan kebijakan perpajakan. Oleh karena itu, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai PSAK 70 baik dari segi

perpajakan maupun keuangan. Tentunya selain bidang pajak dan keuangan,

informasi dari tim DSAK IAI yang mengeluarkan PSAK 70 juga diperlukan.

Mengingat keterbatasan waktu yang tersedia, informasi tentang PSAK 70

dapat diperoleh melalui “kesimpulan dasar” atau DK PSAK 70.

Aset dan liabilitas pengampunan pajak merupakan perkembangan

terkini yang signifikan dalam bidang ekonomi, akuntansi, dan perpajakan saat

ini, sehingga mugkin terdapat risiko kesalahan penyajian material atas

penambahan aset dan liabilitas pengampunan pajak yang belum dilaporkan

tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi keandalan informasi dalam laporan

keuangan yang telah diterbitkan dan diaudit sebelumnya. Dan juga

menimbulkan persepsi bahwa pengampunan pajak tidak akan diikuti oleh

perusahaan terdaftar di pasar modal, karena mereka mungkin tidak ingin

mengorbankan kredibilitas laporan keuangan yang telah dilaporkan. Namun

di sisi lainnya, pengampunan pajak memberikan manfaat berupa

pengurangan ataupun penghapusan pajak terutang, sanksi bunga, sanksi

administrasi, pidana pajak, dan tidak dilakukannya pemeriksaan. Oleh karena

itu, perusahaan akan menimbang manfaat dan biaya yang akan ditanggung
5

akibat pengampunan pajak sebelum memutuskan untuk mengikuti

pengampunan pajak.

Financial global masih dirasakan Indonesia pada pertengahan tahun

2017. Terbukti dari data yang diperoleh pada Bursa Efek Indonesia yang

menyatakan bahwa indeks sector Property dan real estate mengalami

penurunan sebesar 0,77% ke level 491,948. Hal tersebut mengakibatkan

rendahnya daya beli masyarakat. Lemahnya kemampuan daya beli

masyarakat membuat investasi property dan real estate tidak mengalami

pergerakan. (Ramly dkk, 2019)

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-

peneliti sebelumnnya mengenai, Analisis Penerapan PSAK No.70: Akuntansi

Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak dalam Laporan Keuangan

perusahaan masuk Bursa Indonesia terindeks 1545 tahun 2019-2021. Yaitu

penelitian Tiur Malona Lumbantobing (2019), Janet Erica Topaaa (2021),

Nuraisyah (2017), Ulan Fitria (2018), Marddyanto Dwi Saputra, Jullie J.

Sondakh, Treesje Runtu (2017), Hilda Diana Safitri (2019), Friska Frilisia, I

Gde Ary Wirajaya (2018), Denny Erica (2017), Arif Farida (2018), Ahmad Rudi

Yulianto (2018).

Penelitian-penelitian sebelumnnya dilakukan masih menghasilkan

kesimpulan beragam. Dengan ini, terdapat ada kekurangan objek yang telah

diamati, yaitu sebagai besar penelitian hanya memilih beberapa perusahaan

sebagai objek penelitain. Hanya memilih dua perusahaan sebagai objek

penelitian. Penelitian memiliki objek pengamatan yang berbeda-beda karna

perlu dilakukan untuk memperdalam pemahaman terhadap topik Akuntansi

Aset pada Laporan Keuangan.


6

Berdasarkan hasil penelitian di atas diperlukan penelitian ulang untuk

memastikan adanya analisis penerapan PSAK 70: akuntansi aset pada

laporan keuangan perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun

2020-2021. Karna itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui akuntansi aset

pada laporan keuangan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Janet Erica Topaaa (2021) yang meneliti Penerapan PSAK 70 tentang

Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak pada Laporan Keuangan

Perusahaan (studi kasus pada PT.X dan CV.Y). perbedaan dalam penelitian

sebelumnya yaitu, melakukan tahun yang berbeda. Dengan tujuan untuk

mengetahui analisis penerapan psak 70: akuntansi aset dan liablilitas

pengampunan pajak dalam laporan keuangan perusahaan yang terdaftar

Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Dengan memperhatikan kondisi

sekarang penelitian ini mengangkat judul yaitu analisis penerapan psak 70:

akuntansi aset dan liabilitas pengampunan pajak perusahaan yang terdaftar

Bursa Efek Indonesia tahun 2020-2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti

merumuskan masalah yaitu : “Bagaimana penerapan PSAK 70 Akuntansi

Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak (Studi Kasus PT. Semen Baturaja

Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)?”

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui penerapan PSAK 70 akuntansi aset dan Liabilitas


7

Pengampunan Pajak (Studi Kasus PT. Semen Baturaja Tbk yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kontribusi

pada pengembangan teori dan bukti empiris, terutama yang dengan

pengampunan pajak dan pernyataan standar akuntansi keuangan.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan manfaat praktis bagi mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis untuk sebagai bahan masukan pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang perpajakan mengenai pengampunan pajak dan di

bidang akuntansi sebagai pernyataan pernyataan standar akuntansi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian PSAK 70: Akuntansi Aset

Pengampunan pajak dapat diartikan sebagai kesempatan yang

diberikan oleh pemerintah dengan waktu yang terbatas untuk kelompok

Wajib Pajak tertentu untuk membayar jumlah yang ditetapkan, dengan

dibebaskan kewajiban pajak untuk masa pajak di periode sebelumnya

(termasuk bunga dan denda) serta dibebaskan atas tuntutan hukum.

Malherbe menambahkan bahwa untuk mendapatkan pengampunan

pajak, Wajib Pajak harus membayar pajak dari sejumlah kewajiban

pajak (termasuk bunga dan denda), pengabaian penuntutan pidana

pajak, dan pembatasan untuk pemeriksaan pajak dalam jangka waktu

tertentu. Sementara, Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak menyatakan bahwa pengampunan pajak dalah

penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi

administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan,

dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan.

Pengampunan pajak dapat didasarkan pada beberapa alasan

yang terklasifikasi sebagai faktor politik, finansial, administrasi, dan

teknis. Dalam alasan politik, pengampunan pajak terjadi ketika

pemerintah ingin mengatasi krisis politik dan keuangan serta untuk

merangsang pasar. Secara finansial, pengampunan pajak dilaksanakan

untuk memenuhi kebutuhan pendapatan yang meningkat ketika

partisipasi sukarela tetap tidak cukup untuk memenuhi biaya untuk

8
9

persyaratan publik. Adapun alasan administrasi dan teknis, fakta bahwa

beban kerja dan pajak administrasi pajak yang berat membuat

penuntutan dan pengumpulan klaim publik menjadi menantang serta

menyebabkan yurisdiksi pajak lebih lama. Untuk mengatasi gangguan

dalam sistem perpajakan tersebut, penutupan periode pajak

sebelumnya dapat menjadi keharusan untuk memulihkan cacat dalam

dan merevolusi sistem pajak dengan cara pengampunan pajak yang

merupakan dasar untuk alasan administrasi dan teknis.

Sebagai dukungan nyata dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)

Program Anesti Pajak, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI

Menyetujui PSAK 70 Pengampunan Pajak untuk Aset dan Liabilitas

Akuntansi. PSAK ini memberikan panduan bagi entitas untuk

menyiapkan laporan setelah berlaku Undang-Undang pangampunan

pajak. PSAK 70 akan memandu wajib pajak amnesty pajak untuk

menghindari berbagai kesalahan akuntansi dan pelaporan keuangan ini

mungkin darang nanti (Nuraisyah, 2017)

PSAK 70 merupakan program pemerintah dalam mendukung

adanya kebijakan tax amnesty. Kebijakan PSAK 70 merupakan

kebijakan yang dikeluarkan oleh DSAK IAI itu artinya dalam bidang

akuntansi. Sedangkan tax amnesty merupakan kebijakan yang

dikeluarkan oleh Dirjen Pajak dalam bidang perpajakan. Perbedaan

pengakuan mengenai pengakuan selisih antara aset dan liabilitas dalam

Undang-undang tax amnesty dan PSAK 70 tidak dapat disamakan.

Sebenarnya aturan mengenai akuntansi komersil dan akuntansi pajak


10

itu sama selama tidak ada aturan khusus pajak yang menyatakan lain

(Farida, 2018)

Berdasarkan PSAK nomor 70, aset pengampunan pajak adalah

aset yang timbul dari pengampunan pajak berdasarkan Surat

Keterangan Pengampunan Pajak. Biaya perolehan aset pengampunan

pajak adalah nilai aset berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan

Pajak. Sedangkan Liabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang

berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak. Tujuan

dari PSAK 70 adalah memberikan pengaturan perlakuan akuntansi atas

aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Dalam

menentukan apakah entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan

pajak dalam laporan keuangannya, entitas mengikuti ketentuan dalam

Undang-Undang Pengampunan Pajak. Entitas menerapkan PSAK 70,

jika entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam

laporan keuangannya. PSAK 70 juga dapat diterapkan oleh entitas

tanpa akuntabilitas publik signifikan sesuai definisi dalam Standar

Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), jika

entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam laporan

keuangannya.

Ketua DPN IAI mardiasmo (2016) Luncurkan PSAK 70 di BEI

dikatakan bahwa sebagai asosiasi profesi akuntansi di seluruh

Indonesia, IAI akan terus meningkatkan peran profesi akuntansi dalam

upaya mencapai perekonomian nasional tumbuh untuk

mensejahterakan rakyat. Sebagai badan profesional dan pembuat


11

standar, IAI akan selalu berusaha untuk menyediakan mendukung

setiap program pemerintah yang dirancang untuk memberikan manfaat

bagi masyarakat Indonesia.

Untuk pengakuan dan pengukuran awal PSAK 70 memberikan

opsi sebagai berikut. Adapun pengukuran saat pengakuan awal yaitu:

a. Aset pengampunan pajak diakui sebesar biaya perolehan aset

pengampunan pajak.

b. Kewajiaban pengampunan pajak yang diakui dalam kewajiban

kontraktual memberikan uang tunai atau setara kas untuk

memenuhi kewajiban terkait akuisisi langsung aset pengampunan

pajak.

c. Entitas mengakui selisih antara aset dan liabilitas pengampunan

pajak sebagai bagian dari tambahan modal disetor.

d. Entitas mengakui uang tebusan yang dibayar dalam laba rugi saat

ini menyerahkan surat pernyataan.

2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

Ikatan Akuntansi Keuangan (IAI) menerbitkan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada 19 Mei

2009. IAI (2016:9) menjelaskan bahwa SAK ETAP Standarisasi catatan

akuntansi yang lebih sederhana daripada SAK biasa dalam

mengidentifikasi, mengukur, dan mengungkapkan transaksi pada

laporan keuangan. SAK ETAP berlaku efektif untuk laporan keuangan

yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011, dengan penerapan di I

diperkenankan. (Tiur Malona Lumbantobing., 2017)


12

SAK ETAP menggabungkan pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan dalam penyusunan laporan keuangan,

yaitu: Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, Pengungkapan (Sarjono,

2020).

a. Pengakuan

1) Entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak, jika

pengakuan atas aset dan liabilitas tersebut disyaratkan SAK.

2) Entitas tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas, jika

SAK tidak memperkenankan pengakuan item tersebut.

b. Pengukuran

1) Aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan aset

pengampunan. Biaya perolehan aset pengampunan pajak

merupakan deemed cost yang menjadi dasar bagi entitas dalam

melakukan pengukuran setelah pengakuan awal.

2) Liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban

kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas untuk

menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan

perolehan aset pengampunan pajak.

3) Selisih selisih antara aset pengampunan pajak dan liabilitas

pengampunan pajak diakui dalam pos tambahan modal disetor

di ekuitas. Jumlah tersebut tidak dapat diakui sebagai sebagai

laba rugi direalisasi maupun direklasifikasi ke saldo laba.

4) Tebusan yang dibayarkan diakui dalam laba rugi pada periode

Surat Keterangan disampaikan.

c. Penyajian
13

1) Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah

dari aset dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan,

jika memilih kebijakan khusus dan tidak melakukan pengukuran

kembali.

2) Menyajikan sesuai klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta

liabilitas jangka pendek dan panjang, jika tidak dapat melakukan

pemisahan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan

liabilitas jangka panjang.

3) Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas pengampunan pajak

sebelumnya, ke dalam pos aset dan liabilitas serupa ketika:

a) Entitas mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan

pajak

b) Entitas memperoleh pengendalian

4) Entitas menyajikan kembali laporan keuangan terdekat

sebelumnya jika tanggal laporan keuangan adalah setelah

tanggal Surat Keterangan

5) Tidak melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas

pengampunan pajak.

d. Pengungkapan

Laporan keuangan entitas mengungkapkan :

1) Tanggal Surat Keterangan.

2) Jumlah yang diakui sebagai aset pengampunan pajak

berdasarkan Surat Keterangan serta jumlah liabilitas

pengampunan pajak
14

Suatu entitas dikatakan memiliki kewajiban substansial jika telah

mengajukan pernyataan pendaftaran kepada otoritas pasar modal atau

regulator lain untuk tujuan menawarkan efek di pasar modal. Jika entitas

mengendalikan aset, entitas juga dikatakan memiliki tanggung jawab

publik dalam kapasitas fidusia untuk sekelompok besar orang seperti

bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,

raksa dana dan bank investasi (Tangkau et al., 2017)

3. Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu pengkomunikasian

informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi.

Menurut PSAK 1 Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Berdasarkan

pengertian laporan keuangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang

digunakan sebagai alat komunikasi mengenai informasi keuangan suatu

perusahaan untuk pihak-pihak pengguna laporan keuangan (Topaaa,

2017)

Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi

keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan

menampilkan sejarah entitas perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai

moneter. Laporan keuangan juga merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi

keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain yang
15

menjelaskan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan,

perubahan posisi keuangan, dan catatan atas laporan

keuangan.”Laporan”keuangan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan”informasi keuangan dari sebuah entitas oleh pihak-pihak

yang berkepentingan”dalam hal untuk pengambilan keputusan (Hery,

2017).

Pengertian akuntansi keuangan yaitu Menurut Kieso, Weygandt,

dan Warfield (2019) yang di alihkan oleh Evelyna M. Halim, Jantje

Tinangon, Sherly Pinatik, akuntansi keuangan yaitu proses pada

akhirnya menyiapkan laporan keuangan prusahaan untuk digunakan

baik oleh pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan ini

mencakup investor, kreditur, manajer, dan Lembaga pemerintah.

Standar akuntansi keuangan memuat konsep standar dan

metode yang dinyatakan sebagai pedoman umum dalam praktik

akuntansi perusahaan dalam lingkungan tertentu. Standar ini dapat

diterapkan sepanjang masih relevan dengan keadaan perusahaan yang

bersangkutan. Dalam Topaa (2017), ada empat hal pokok yang diatur

dalam SAK yaitu :

a. Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses

pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria

pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laba rugi yang

dinyatakan dengan kata-kata maupun dalam jumlah uang dan

mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi.

b. Definisi elemen dan pos laporan keuangan.


16

c. Pengukuran unsur laporan keuangan adalah proses penetapan

jumlah uang untuk mengetahui setiap laporan keuangan dalam

neraca dan laporan keuangan laba rugi.

d. Pengungkapan atau penyajian informasi keuangan dalam laporan

keuangan.

Penyajian laporan keuangan pada layanan pemeriksaan ini

sebatas laporan pemasukan dan pengeluaran kas selama 1 bulan

informasi yang disajikan dalam laporan tersebut berupa total

penerimaan pendapatan dikurangi dengan total pengeluaran kas, yang

menghasilkan jumlah keuntungan atau kerugian selama satu bulan.

Pos-pos pendapatan dan biaya disajikan dalam laporan tersebut belum

terklasifikasi sesuai dengan standar. (Riska Tri Handayani dan R.

Anastasia Endang Susilawati, 2017)

Definisi investasi, persediaan merupakan salah satu aset yang

ada dalam sebuah perusahaan barang yang pertama kali diproses untuk

di jual Kembali dalam proses bisnis atau melalui proses produksi

kemudian dijual kepada konsumen untuk digunakan atau dikonsumsi

(Kieso dkk. 2017:365)

4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 70

Dalam rangka mendukung proyek-proyek pemerintah dengan

meningkatkan pajak dan bentuk kewajiban Dewan Standar Akuntansi

Keuangan Ikatan Akuntansi Keuangan (DSAK IAI) berwenang sebagai

penyusun standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia,

kemudian pada tanggal 14 September 2016, DSAK IAI menyetujui


17

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 70 akuntansi aset dan

liabilitas amnesti pajak.

Ketika menentukan apakah entitas mengakui aset dan liabilitas

amnesty pajak dalam laporan keuangannya, entitas mengikuti

ketentuan dalam UU pegampunan pajak. Kesatuan PSAK 70 berlaku

jika entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam

laporan keuangannya. PSAK 70 juga dapat diterapkan oleh entitas yang

tidak memiliki tanggung jawab publik yang signifikan sebagaimana

didefinisikan dalam Standar Akuntansi Keuangan untuk Tanggung

Jawab Publik (SAK ETAP) jika entitas mengakui aset dan liabilitas

pengampunan pajak dalam laporan keuangannya.

Berdasarkan PSAK 70 paragraf 6, pada saat diterbitkannya

Surat Keterangan, entitas dalam laporan posisi keuangannya (Topaaa,

2017):

a. Mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak jika pengakuan

atas aset atau liabilitas tersebut disyaratkan oleh SAK,

b. Tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas jika SAK tidak

memperbolehkan pengakuan atas item tersebut,

c. Mengukur, menyajikan, serta mengungkapkan aset dan liabilitas

pengampunan pajak sesuai dengan SAK yang relevan.

Ketika perusahaan menerapkan ketentuan khusus dalam PSAK

70, aset pengampunan pajak diukur sebesar biaya perolehan sesuai

dengan Surat Keterangan Pengampunan Pajak (SKPP) dan liabilitas

pengampunan pajak diukur sebesar kewajiban kontraktual untuk

menyerahkan kas atau setara kas yang berkaitan langsung dengan


18

perolehan aset pengampunan pajak. Selisih antara aset pengampunan

pajak dan liabilitas pengampunan pajak dicatat pada ekuitas dalam pos

tambahan modal disetor. Uang tebusan yang dibayarkan oleh entitas

dibebankan dalam laba rugi pada periode SKPP disampaikan (Siaahan

& Martani, 2016).

Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah

dari aset dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan.

Selanjutnya, entitas diperkenankan, namun tidak disyaratkan untuk

mengukur kembali aset dan liabilitas Pengampunan Pajak berdasarkan

nilai wajar sesuai dengan SAK yang relevan pada tanggal Surat

Keterangan. Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada tanggal

Surat Keterangan dengan biaya perolehan aset dan liabilitas

pengampunan pajak yang telah diakui sebelumnya disesuaikan dalam

saldo tambahan modal disetor. Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas

Pengampunan Pajak ke dalam pos aset dan liabilitas serupa, yang

sebelumnya disajikan secara terpisah, ketika menerapkan pengukuran

kembali. (Siahaan & Martani, 2016).


19

B. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Alat Hasil Peneliti


dan Tahun Penelitian Analisis
Peneliti
1 Denny Erica, Prosedur Analisis Dapat
(2017) Penghitungan data membantu
Terhadap observasi masyarakat
Pengampunan untuk dapat
Pajak DI menghitung
Indonesia sendiri
pengampunan
pajak atas harta
yang belum
dilaporkan dan
akan di
laporkannya
tersebut kepada
negara baik
yang berada di
dalam negeri
maupun yang
berada di luar
negeri.
2 Arif Farida, Dilemma Opsi Analisis Bagi wajib pajak
(2018) Dalam PSAK data yang ingin
70 Tentang kualitatif menerapkan
Akuntansi Tax IFRSyang
Amnesty relevan dengan
harta kekayaan
yang dilaporkan
dalam
pengampunan
pajak maka
menggunakan
pertanyaan
pada paragraph
6.
3 Ahmad Rudi Sebuah Analisis Pelaksanaan
Yulianto, Fenomenologi: Data tax amnesty di
(2018) Implikasi Tax Wawancara CV. XXX secara
Amnesty pada normative dapat
CV. XXX dikatakan
20

sesuai dengan
mekanisme
yang diatur
dalam UU No
11 Tahun 2016,
PMK-118-
PMK03-2016
dan PER-
03/Pj/2017 serta
PSAK 70
tentang aset
dan liabilitas
pengampunan
pajak.
4 Janet Erica Penerapan Menggunak Mengetahui
Topaaa, PSAK No.70 ak analisis penerapan
(2021) Tentang data secara Persyaratan
Akuntansi Aset induktif Standar
dan Liabilitas Akuntansi
Pengampunan Keuangan
Pajak pada (PSAK) Nomor
Laporan 70 pada laporan
Keuagan keuanga PT. X
Perusahaan dan CV. Y
(Studi Kasus sebagai
Pada Pt.X dan pendukung
CV.Y perusahaan
dalam rangka
mengikuti
kebijakan
pemerintah.
5 Nuraisyah, Penyusunan Analisis Penyusunan
(2017) Laporan Data Yang laporan
Keuangan diguanakan keuangan
Setelah Tax adalah berdasarkan
Amnesty pada Analisis PSAK 70 pada
PT. Cansan Komparatif PT Cansan
Karya Kerya
Nusantara Nusantara
Sejahtera Sejahtera belum
Sesuai sepenuhnya
deangan menerapkan
PSAK 70. penyajian
laporan
keuangan yang
sesuai dengan
PSAK 70.
6 Tiur Malona Analisis Teknik Penyusunan
Lumbantobing, Penerapan analisis laporan
(2017) Standar kualitatif keuangan
21

Akuntansi yang berifat perhitungan


Keuangan deskriptif hasil usaha
Entitas Tanpa Credit Union
Akuntabilitas Pardomuan
Publik (SAK Doloksanggul
ETAP) (studi tahun 2017
kasus pada tidak sesuai
Credit Union dengan SAK
Pardomuan ETAP.
Doloksanggul)
7 Ulan Fitria, Analisis Menggunakan Terdapat
(2018) Perbedaan alat analisis perbedaan yang
Kinerja dokumentasi signifikan ROI
Keuangan antara sebelum
Sebelum dan dan sesudah di
Sesudah berlakukan nya
Diberlakukann tax amnesty,
ya Tax tidak dapat
Amnesty (Studi perbedaan yang
Empiris pada signifikan CR,
Perusahaan ROE, DER, dan
Real Estate TATO antara
dan Property sebelum dan
yang Terdaftar sesudah
di Bursa Efek diberlakukannya
Indonesia tax amnesty.
Periode 2015-
2016)
8 Marddyanto Analisis Analisis Berdasarkan
Dwi Saputra, Penyajian data primer laporan
Jullie J. Laporan dan keuangan tahun
Sondakh, Keangan sekunder 2016
Treesje Runtu. Berdasarkan menunjukkan
(2017) penerapan bahwa PT.
Standar Fortuna Inti
Akuntansi Alam telah
Keuangan menerapkan
Tanpa ETAP namun
Akuntabilitas belum
Publik Pada sepenuhnya
PT. Fortuna selesai
Inti Alam
9 Hilda Diana Analisis Analisis 16 perusahaan
Safitri, (2019) Penyajian data food and
laporan sekunder beverage yang
Keuangan di terdaftar di
Perusahaan Bursa Efek
Food and Indonesia
Beverage yang belum
Terdaftar di sepenuhnya
22

bursa Efek memetuhi


Indonesia Pernyataan
(BEI) Standar
Berdasarkan Akuntansi
PSAK No. 1) Keuangan ada
beberapa
komponen yang
memang belum
sesuai dengan
Pernyataan
Standar
Akuntasi
Keuangan
(PSAK).
10 Friska Frilisia, I Penerapan Analisis Laporan
Gde Ary Standar data keuangan yang
Wirajaya. Akuntansi observasi, dibuat dan
(2018) Keuangan dokumentas disajikan oleh
Entitas Tanpa i, PT> Aira
Akuntabilitas wawancara, Nusantara
Publik (SAK dan studi Indah hanya
ETAP) Pada pustaka melakukan
PT. Aira proses
Nusantara pencatatan
Indah dengan
membuat jurnal
khusus yang
terdiri atas
catatan
penerimaaan
dan
pengeluaran
kas, catatan
piutang, catatan
penjualan, dan
kartu
persediaan
barang
dagangan.
23

C. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Menjelaskan bahwa uraian-uraian yang ditulis

sebelumnya, dan permasalahan yang akan diteliti maka penelitian dapat

dirumusakan seperti pada bagian berikut ini:

Laporan Keuangan PT. Semen


Baturaja Tbk

PSAK 70

Akuntansi aset dalam laporan


keuangan PT. Semen Baturaja Tbk
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tergantung pada rumusan masalah pernyataan yang akan diteliti,

metode yang cocok untuk penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

Sugiyono (2011) berpendapat bahwa penelitian kualitatif memiliki beberapa

karakteristik, yaitu dilakukan dalam kondisi alamiah, menekankan proses,

analisis data induktif, dan lebih menekankan makna. Dalam penelitian ini

digunakan penelitian kualitatif agar penelitian dapat memperoleh informasi

yang detail tentang penerapan PSAK 70 akuntansi aset pada laporan

keuangan PT. Semen Baturaja (persero), sehingga penelitian ini dapat

menggunakan data deskriptif sebagai acuan dalam kajian skripsi ini,

membandingkan penerapan PSAK No.70 perusahaan yang terdaftar di BEI.

B. Fokus Penelitian

Menurut Sugiyono (2011), subjek penelitian ini adalah “suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel

tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.” Dalam

penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan

mengenai saham pada perusahaan PT. Semen Baturaja (persero).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada website Bursa Efek Indonesia dengan

melihat laporan Keuangan Perusahaan yang di jadikan sampel dalam

penelitian. Penelitian ini dilakukan kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu bulan April

sampai dengan Mei Tahun 2022

24
D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang dibutukan secara langsung, meliputi Riwayat

perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan dokumen perusahaan

terkait penelitian lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan

keuangan perusahaan, serta penelitian sebelumnya tentang Penerapan

Standar Akuntansi Keuangan. Selain itu, penelitian ini menggunakan sumber

data dari beberapa peraturan perpajakan yang menerapkan pengampunan

pajak berdasarkan undang-undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang

pengampunan pajak.

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksanakan bersama dalam Teknik

dokumentasi. Dokumentasi merupakan dokumentasi bisa berbentuk lisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Sumber data dokumen

diperoleh dari lapangan berupa buku, arsip, majalah bahkan dokumen

perusahaan atau dokumen resmi yang berhubungan dengan fokus penelitian.

Adapun metode pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Laporan Audit PT. Semen Baturaja (persero) Tbk, surat keterangan

Pengampunan Pajak Tahun 2020 dan 2021

F. Metode Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, maka tahap berikutnya adalah

menganalisis data. Pada tahapan ini data yang digunakan akan diolah dan

dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan jawaban untuk

permasalahan yang ada. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

metode kualitatif yaitu untuk menggambarkan keadaan perusahaan

25
26

berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya terjadi disuatu perusahaan.

Setelah semua data diperoleh dan salah terkumpul maka Langkah

selanjutnya yang dilakukan yaitu menganalisis akuntansi aset pada laporan

keuangan yang diperlukan dalam menerapkan PSAK 70 pada PT. Semen

Baturaja
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakeristik

1. Sejarah Perusahaan PT. Semen Baturaja

Pada saat didirikan pada 14 November 1974, Perusahaan lahir

dengan nama PT Semen Baturaja (Persero) dengan kepemilikan saham

sebesar 45% dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang

sebesar 55%. Lima tahun kemudian, pada tanggal 9 November 1979

Perusahaan berubah status dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

menjadi Persero dengan komposisi saham sebesar 88% dimiliki oleh

Pemerintah Republik Indonesia, PT Semen Padang sebesar 7% dan PT

Semen Gresik sebesar 5%. Beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun

1991, saham Perseroan diambil alih secara penuh oleh Pemerintah

Republik Indonesia. Selanjutnya Perseroan terus mengalami

perkembangan sehingga pada tanggal 14 Maret 2013 PT Semen Baturaja

(Persero) mengalami perubahan status menjadi Perseroan terbuka dan

berubah nama menjadi PT Semen Baturaja (Persero) tbk.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat

menunjang kelangsungan dan kemajuan perusahaan, karena

berhubungan dengan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan demi

tercapainya kerjasama yang baik antar karyawan. Adapun struktur

oraganisasi PT. Semen Baturaja (Persero) tbk dan tugas-tugasnya sebagai

berikut:

27
Struktur Organisasi

Gambar. 4.1 Struktur Organisasi PT. Semen Baturaja

28
Wajib Pajak PT. Semen Baturaja Tbk merupakan perusahaan di

bidang semen dan otomotif di jawa timur. PT. Z mengikuti

pengampunan pajak pada periode 2020 dan 2021. PSAK 70 ini akan

memandu Wajib Pajak yang mengikuti pengampunan pajak agar

terhindar dari kemungkinan kesalahan akuntansi dan pelaporan

keuangan yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing

jabatan pada PT. Semen Baturaja Tbk sebagai berikut.

a. Direktur utama, bertugas sebagai:

1) Mengoordinasikan, mengawasi serta memimpin manajemen

perusahaan dan memastikan semua kegiatan usaha

perusahaan dijalankan sesuai dengan visi, misi dan nilai

perusahaan.

2) Mengawasi dan menelaah manajemen risiko, sistem

pengendalian internal perusahaan, tata kelola perusahaan untuk

kepentingan pemegang paham minoritas dan pemangku

kepentingan lainnya, kepatuhan terhadap peraturan yang

berlaku termasuk persoalan terkait hak asasi manusia.

3) Memimpin Direksi, sumber daya manusia, teknik, komunikasi

perusahaan, audit internal, teknologi informasi dan komunikasi,

proses bisnis dan departemen pengembangan bisnis.

b. Division corporate secretary atau divisi sekretaris perusahaan,

bertugas sebagai :

1) Menjawab dan mengarahkan panggilan telepon

2) Mengatur dan mendistribusikan pesan

29
30

3) Menjaga jadwal perusahaan

4) Mengatur dokumen dan file

5) Menyambut klien bisnis dan tamu

6) Mendokumentasikan informasi keuangan

7) Memelihara dan memesan perlengkapan kantor

8) Menjadwalkan rapat dan konferensi

9) Membantu eksekutif dengan tugas proyek

10) Staf pengawas dan karyawan baru

11) Berkoordinasi dengan organisasi lain

12) Menerapkan prosedur administrasi

c. Division internd audit, bertugas sebagai :

1) Mengumpulkan data awal yang berhubungan dengan auditee

(bagian yang akan diaudit).

2) Meninjau semua dokumen dan syarat-syarat audit.

3) Merancang program audit serta membuat jadwal tahunan

dengan rinci

4) Membuat audit checklist

5) Mengecek seluruh sistem

6) Melakukan pengumpulan informasi serta melakukan analisis

bukti yang relevan

7) Membuat laporan

8) Melakukan pemantauan

d. Division performance management office, bertugas sebagai

pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan pelayanan administrasi

perencanaan, pemantauan dan pelaporan kinerja, organisasi, tata


31

laksana, serta penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah dan reformasi birokrasi di lingkungan perusahaan.

e. Direktur produksi dan pengembangan bertugas sebagai

coordinator produksi dan pengembangan, mengatur dan

mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian yang

menjadi bawahannya seperti:

1) Division research and engineering, yang bertugas untuk

menginisialisasi kegiatan perusahaan dan memberikan

edukasi kepada anggota mengenai riset, penalaran, dan karya

ilmiah.

2) Division mining, bertugas sebagai mengatur dan

mengendalikan pertambangan, mengembangkan

pertambangan dan mengatasi berbagai permasalahan yang

dihadapi organisasi.

3) Division operation, bertugas sebagai melakukan ekplorasi yang

bertanggung jawab pada pembongkaran, pengankutan,

pemuatan dan kualitas dari bahan produksi.

4) Department health, safety and environment, bertugas untuk

melakukan identifikasi serta pemetaan dari potensi bahaya

yang berpeluang terjadi pada lingkungan kerja, membuat dan

memelihara dokumen terkait K3, membuat suatu gagasan yang

berkaitan dengan program K3 dan melakukan evaluasi

kemungkinan atau peluang insiden kecelakaan yang dapat

terjadi.
32

f. Direktur keuangan dan manajemen risiko, bertugas untuk

merumuskan program, mengoordinasikan pelaksanaan dan

melaporkan kegiatan di bidang keuangan dan tresuri, serta

meminimalisir setiap kerugian yang mungkin dialami dan menjaga

perusahaan dari kebangkrutan dan tetap berkembang, dengan

bantuan devisisinya sebagai berikut:

1) Devision accounting and finace, bertugas untuk membuat

laporan pembukuaan perusahaandengan mengklasifikasikan,

menganalisis, meringkas, dan mencatat transaksi keuangan

seperti pembelian, penjualan, utang dan piutang.

2) Devision management accounting and ICT, bertugas untuk

membuat laporan keuangan perusahaan dan laporan lainnya

sesuai kebutuhan manajemen serta menyediakan akses ke

informasi.

3) Devision risk management, bertugas untuk mengarahkan

praktik enterprise risk management, menghadapi risiko-risiko

utama yang dapat mengganggu pencapaian sasaran

perusahaan.

g. Direktur umum dan SCM, bertugas sebagai melaporkan

perkembangan perusahaan dan mengatur serta mengelola antara

penawaran dan permintaan klien, yang dibantu oleh divisinya

sebagai berikut:

1) Devision human researce and general affair, bertugas untuk

mengatur sumber daya manusia dan segala hal yang

berhubungan dengan aspek legal dan relasi perusahaan.


33

2) Devision procurement, bertugas untuk melakukan

perencanaan, analisa, dan evaluasi proses pengadaan.

h. Direktur pemasaran, bertugas untuk merencanakan,

mengarahkan, atau mengkoordinasikan kebijakan dan program

pemasaran,

1) Devision msrketing, bertugas untuk penjualan produk

perusahaan kepada konsumen dan mencari informasi

mengenai kelebihan dan kekurangan dari sebuah produk.

2) Devision sales area 1, bertugas untuk menjual produk kepada

konsumen dan bertanggung jawab di arenya.

3) Devision sales area 2, bertugas untuk menjual produk kepada

konsumen dan bertanggung jawab di arenya.

4) Devision logistic, bertugas untuk mendistribusikan dan

menyimpan stok barang baik dari maupun ke gudang,

melaksanakan serta mengendalikan proses penyimpanan

barang mendistribusikan produk sampai ke tangan konsumen

dan melayani dan memberikan informasi terkait data inventaris

gudang.

Pada tanggal 1 Juli 2016, pemerintah mengesahkan tax amnesty

atau pengampunan pajak, yaitu penghapusan pajak yang seharusnya

terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana perpajakan.

Syarat mendapatkannya adalah wajib pajak harus membayar uang

tebusan dan melaporkan harta yang berada di dalam negeri atau berada

di luar negeri yang direpatriasi. Wajib Pajak PT. Semen Baturaja

merupakan perusahaan di bidang otomotif di Jawa Timur. PT. Semen


34

Baturaja mengikuti pengampunan pajak pada periode 2020 dan 2021.

PSAK 70 ini akan memandu Wajib Pajak yang mengikuti pengampunan

pajak agar terhindar dari kemungkinan kesalahan akuntansi dan

pelaporan keuangan yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Menurut Undang-Undang No 11 Tahun 2016 tentang

Pengampunan Pajak, adalah penghapusan pajak yang seharusnya

terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana

di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar

Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Berdasarkan PSAK nomor 70, aset pengampunan pajak adalah aset

yang timbul dari pengampunan pajak berdasarkan Surat Keterangan

Pengampunan Pajak. Biaya perolehan aset pengampunan pajak adalah

nilai aset berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.

Sedangkan Liabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang

berkaitan langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak. Tujuan

dari PSAK 70 adalah memberikan pengaturan perlakuan akuntansi atas

aset dan liabilitas pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. (Topaa, 2017).

Kerangka PSAK 70 mengatur mengenai opsi bagi Wajib Pajak

Badan untuk menerapkan pengukuran aset pengampunan pajak

sebesar biaya perolehannya yang berdasarkan pada nilai dalam Surat

Keterangan. Sementara liabilitas pengampunan pajak diukur sebesar

kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas yang

dikorbankan untuk memperoleh aset pengampunan pajak. Selisih yang

timbul akibat pengakuan aset pengampunan dan liabilitas


35

pengampunan pajak diakui sebagai bagian dari tambahan modal disetor

di ekuitas. Aset atau liabilitas pengampunan pajak adalah aset atau

liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak berdasarkan Surat

Keterangan Pengampunan Pajak. Pengampunan pajak ini dapat

dilakukan oleh wajib pajak badan, orang pribadi, pengusaha omzet

tertentu, dan orang pribadi atau badan yang belum ber-NPWP.

Kemudian, terdapat beberapa fasilitas yang akan didapat oleh wajib

pajak yang mengikuti pengampunan pajak yaitu penghapusan pajak

yang seharusnya terutang (PPh dan PPN dan/atau PPn BM), sanksi

administrasi, dan sanksi pidana, yang belum diterbitkan ketetapan

pajaknya maupun yang telah diterbitkan, penghentian pemeriksaan

pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di

Bidang Perpajakan dan penghapusan PPh Final atas pengalihan Harta

berupa tanah dan/atau bangunan serta saham (Siahaan & Martani,

2016).

Berikut laporan wajib pajak di PT. Semen Baturaja :

Tabel 4.1 Pengakuan Aset


ASET 2021 2020
Pajak Dibayar Di
Rp 7,043,550.00 Rp 6,316,693.00
Muka
Total Rp 13,360,243.00
Aset Tidak Lancar
Rp 169,125,666.00 Rp 151,891,964.00
Lainnya
Total Rp 321,017,630.00
Total Rp 334,377,873.00
Sumber : Laporan Keuangan PT. Semen Baturaja

Salah satu akun yang memiliki faktor cukup besar dan memiliki andil

untuk menghasilkan laporan keuangan adalah aset, dimana aset yang


36

diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang.

Berdasarkan tabel di atas tentang pengakuan pajak yang tercatat dalam aset

laporan keuangan PT. Semen Baturaja yakni pajak dibayar di muka sebanyak

Rp 13,360,243.00 pada tahun 2020 dan 2021, aset tidak lancar lainnya

sebanyak Rp 321,017,630.00 pada tahun 2020 dan tahun 2021. Jadi total

keseluruhan pajak PT. Semen Baturaja yang tercatat dalam aset yakni

sebanyak Rp 334,377,873.00.

Tabel 4.2 Pengakuan Liabilitas

Liabilitas 2021 2020

Pajak Dibayar
Rp 7,043,550.00 Rp 6,316,693.00
Di Muka
Total Rp 13,360,243.00
Liabilitas Pajak
Rp 145,141,491.00 Rp 126,760,409.00
Tangguhan
Total Rp 271,901,900.00
Total Rp 285,262,143.00
Sumber : Laporan Keuangan PT. Semen Baturaja

Berdasarkan tabel 4.2 tentang pangakuan pajak dalam liabilitas PT.

Semen Baturaja yakni pajak dibayar dimuka sebanyak Rp 13,360,243.00 pada

tahun 2020 tahun 2021, liabilitas pajak tangguhan sebanyak Rp

271,901,900.00 tahun 2020 dan 2021. Jadi jumlah keselurahan pajak PT.

Semen Baturaja dalam liabilias sebanyak Rp 285,262,143.00.

B. HASIL

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan

antara teori, wawancara, dan analisis dari laporan keuangan yang disajikan

oleh PT. Semen Baturaja atas penyajian akuntansi aset dan liabilitas

pengampunan pajak berdasarkan ketentuan PSAK 70 yang terdaftar dibursa

efek indonesia
37

Tabel 4.3 Penerapan PSAK 70

Hasil Analisis
Indikator Ketentuan Penyajian Aset Laporan Keterangan
Yang No Menurut PT. Semen Keuangan PT. Sesuai Atau
Dianalisis PSAK 70 Baturaja Semen Tidak Ada
Baturaja
Pengukuran 1 Pengukuran Kebijakan Penyusutan Sesuai
Saat setelah akuntansi aset tetap
Pengakuan pengakuan menggunakan dumulai pada
Awal awal atas metode biaya saat aset
properti pada laporan tersebut siap
investasi perusahaan untuk
mengacu metode unit digunakan
pada PSAK produksi dan sesuai maksud
No 13. garis lurus penggunaannya
Kebijakan dan dihiutng
akuntansi dengan
menggunakan menggunakan
nilai wajar metode unit
atau metode produksi dan
biaya garis lurus
berdasarkan
estimasi masa
manfaat
ekonomis aset
yang
bersangkutan.
2 Pengukuran Kebijakan Biaya Seusai
setelah persediaan perolehan
pengakuan diukur pada ditentukan
awal saat mana yang lebih dengan metode
persediaan rendah antara rata-rata
mengacu biaya perolehan tertimbang
pada PSAK dan nilai untuk barang
No 14. realisasi neto. jadi dan barang
Persediaan Biaya perolehan dalam proses
dukur pada ditentukan serta metode
mana yang dengan metode rata-rata
lebih rendah rata-rata bergerak untuk
antara biaya tertimbang bahan baku,
perolehan dan penolong dan
nilai realisasi suku cadang
note
3 Pengukuran Perusahaan Selisih ini Sesuai
setelah mengakui selisih sesuai dengan
pengakuan antar aset ketentuan
awal investasi pengampunan PSAK 70
pada entitas pajak dan berdasarkan
asosiasi dan liabilitas undang-undang
38

ventura pangampunanan tentang


mengacu pajak di entitas pengampunan
pada PSAK berdasarkan pajak, yang
No 15. Dalam arus kas diketehui
metode kesolidasian sebagai
ekuitas, tambahan
pengakuan kenaikan uang
awal investasi kas yang
pada entitas dipergunakan
asosiasi atau untuk
ventura pendanaan
bersama
diakui
sebesar biaya
perolehan dan
jumlah
tercatat
tersebut
ditambahkan
atau
dikurangkan
untuk
mengakui
bagian
investor atas
laba rugi
investor
4 Pengukuran Skala Nilai aset Sesuai
setelah pengukuran didapatkan
pengakuan Perusahaan berdasarkan
awal atas aset masih mengacu perbandingan
tetap pada pada nilai kas dan
mengacu kebijakan setara kas pada
pada PSAK konsensi jasa awal dan akhir
No. 16. Aset tahun
tetap yang
nilai wajarnya
dapat diukur
secara andal
dicatat pada
jumlah
revaluasi,
yaitu nilai
wajar pada
tanggal
revaluasi
dikurangi
penyusutan
dan
akumulasi
39

rugi
penuruanan
nilai setelah
tanggal
revaluasi
5 Pengukuran - - Tidak ada
setelah
pengakuan
awal atas aset
tak -berwujud
mengacu
pada PSAK
No.19.
Pengukuran
aset tak
berwujud
yaitu modal
biaya (aset
tidak berwujut
dicatat pada
biaya
perolehan
dikurangi
akumulasi
dan
akumulasi
rugi
perumusan
nilai), dan
modal
revaluasi aset
tak berwujud
dicatat pada
jumlah
revaluasiam,
yaitu nilai
wajar pada
tanggal
relevansi
dikurangi
akumulasi
amornisasi.
6 Entitas Anggaran dasar Pengukuran Sesuai
diperkenakan, Entitas pajak diukur
namun tidak mengalami dengan jumlah
disyaratkan, beberapa yang
untuk perubahan, diperkirakan
mengukur namun akan dibayar
kembali aset estimasinya kepada atau
dan liabilitas berdasarkan direstitusi dari
40

pengampunan parameter yang otoritas


pajak tersedia pada perpajakan,
berdasarkan tanggal laporan yang dihitung
nilai wajar keuangan dengan
sesuai konsolidasian menggunakan
dengan sak disusun tarif pajak yang
pada tanggal berlaku.
surat
keterangan,
selisih
pengukuran
kembali
antara nilai
wajar pada
tanggal surat
keterangan
dengan biaya
perolehan
aset dan
liabilitas
pengampunan
pajak yang
tidak diakui
sebelumnya
di sesuaikan
dalam saldo
tambahan
modal disetor

Entitas menerapkan PSAK 70, jika entitas mengakui aset dan liabilitas

pengampunan pajak dalam laporan keuangannya. PSAK 70 juga dapat

diterapkan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan sesuai definisi

dalam Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),

jika entitas mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak dalam laporan

keuangannya. Dengan PSAK 70 ini akan memandu wajib pajak yang mengikuti

pengampunan pajak, agar terhindar dari berbagai kesalahan akuntansi dan

pelaporan keuangan (Sarjono, 2020).

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa penerapan PSAK 70 melalui

pengukuran saat pengakuan awal yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja
41

atas Aset dan Liabilitas pengampunan pajak sudah sesuai dengan PSAK

No.70. Keseluruhan indikator dalam PSAK No.70 yang berkaitan dengan

akuntansi aset dan liabilitas pengampunan pajak sebanyak 6 indikator. Dari 6

indikator tersebut didapatkan 5 pengakuan yang sesuai saat pengukuran awal

yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja yakni Pengukuran setelah

pengakuan awal atas properti investasi mengacu pada PSAK No 13, PSAK No

14, investasi pada entitas asosiasi dan ventura mengacu ada PSAK No 15,

PSAK No. 16 dan entitas diperkenakan.

Sedangkan 1 indikator yang tidak ada penerapan mengacu pada PSAK

No.19 yaitu modal biaya dan modal revaluasi. Pengukuran setelah Pengakuan

Awal yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja atas Aset dan liabilitas

pengampunan pajak bisa dikatakan sudah sesuai dengan PSAK No.70.

Walaupun PT. Semen Baturaja tidak melakukan perhitungan kembali atas

setelah pengakuan awal atas aset tak -berwujud mengacu pada PSAK No.19

yaitu modal biaya dan modal revaluasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa PT.Semen Baturaja menerapkan PSAK

70. Dimana, PSAK Nomor 70 dicatat dalam laporan keuangan aset dan

liabilitas karena kenaikan atau penurunan aset dan liabilitas tersebut bukan

merupakan penghasilan atau beban entitas selama periode tersebut, sehingga

transaksi tersebut diperlakukan sebagai transaksi ekuitas sebagaimana

terlampir.
42

C. PEMBAHASAN

PSAK No. 70 memberikan panduan bagi entitas untuk menyiapkan

laporan setelah berlaku Undang-Undang pangampunan pajak. PSAK No. 70

akan memandu wajib pajak amnesty pajak untuk menghindari berbagai

kesalahan akuntansi dan pelaporan keuangan ini mungkin darang nanti

(Nuraisyah, 2017)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang

penerapan PSAK No. 70 yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja atas Aset

dan Liabilitas pengampunan pajak sudah sesuai. Keseluruhan indikator dalam

PSAK No.70 yang berkaitan dengan akuntansi aset dan liabilitas

pengampunan pajak sebanyak 6 indikator. Dari 6 indikator tersebut didapatkan

5 pengakuan yang sesuai saat pengukuran awal yang dilakukan oleh PT.

Semen Baturaja yakni Pengukuran setelah pengakuan awal atas properti

investasi mengacu pada PSAK No 13, PSAK No 14, investasi pada entitas

asosiasi dan ventura mengacu ada PSAK No 15, PSAK No. 16 dan entitas

diperkenankan. Sedangkan 1 indikator yang tidak ada penerapan mengacu

pada PSAK No.19 yaitu modal biaya dan modal revaluasi.

Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Pelu N & Sugiharto, 2016), tentang penerapan PSAK 70 tentang pengakuan,

penyajian dan pengungkapan aset dan liabilitas pengampunan pajak,

menyimpulkan bahwa pengukuran saat pengakuan awal Aset dan liabilitas

pengampunan pajak telah sesuai 100% dengan ketentuan dalam PSAK No.70.

Pengukuran setelah pengakuan awal perusahaan tidak ada, hal ini

dikarenakan perusahaan telah melaporkan sebelumnya pada periode berjalan.

Dan untuk tingkat kesesuaian atas penerapan Amnesti Pajak atas harta
43

pengampunan pajak yang dilaporkan oleh PT.GW telah sesuai 100% dengan

UU No.11 tahun 2016.

Menurut Undang-Undang No 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan

Pajak, Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya

terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di

bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang

Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Harta adalah

akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan, baik

berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik

yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, yang berada di

dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan Uang Tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas

negara untuk mendapatkan Pengampunan Pajak (Topaa, 2017).

Menurut PSAK No.70 perusahaan hanya melakukan pengukuran atas

harta yang mendapat fasilitas pengampunan pajak. atas harta pengampunan

pajak diukur sebesar biaya perolehan aset pengampunan pajak dan atas

libilitas pengampunan pajak perusahaan tidak melakukan hal ini dikarenakan

perusahaan sudah melakukan pelaporan. Untuk mengukur Aset

pengampunan pajak sebesar biaya perolehannya dengan mengacu pada nilai

yang tercantum dalam surat keterangan dan untuk mengukur liabilitas

pengampunan pajak sebesar Kewajiban yang berkaitan langsung dengan

perolehan aset pengampunan pajak (Pelu N & Sugiharto B, 2016).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Topaa,

2017) tentang penerapan PSAK No.70 tentang akuntansi aset dan liabilitas

pengampunan pajak pada laporan keuangan perusahaan (studi kasus pada


44

PT.X dan CV.Y), menyimpulkan bahwa PT.X sudah menerapkan PSAK Nomor

70 karena perusahaan sudah melaporkan tanah dan/atau bangunan sebagai

harta yang diikutsertakan dalam program tax amnesty. Pada CV.Y sudah

menerapkan PSAK Nomor 70 karena perusahaan sudah melaporkan piutang

sebagai harta yang diikutsertakan dalam program tax amnesty. Program tax

amnesty ini diharapkan menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini

belum atau kurang bayar, disamping meningkatkan kepatuhan membayar

pajak karena makin efektifnya pengawasan, didukung semakin akuratnya

informasi mengenai daftar kekayaan Wajib Pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh (Sembiring et al, 2019) tentang analisa

pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham sebelum dan sesudah

implementasi PSAK 70 (Investigasi pada saham-saham Sektor Industri Dasar

dan Kimia, Sektor Aneka Industri dan sektor Barang Konsumsi di Bursa Efek

Indonesia 2015-2016), mempengaruhi terhadap return saham dan rasio,

deviasi standar return saham sebelum implementasi PSAK 70 sebesar 0,1383

atau 13,83% dan sesudah implementasi PSAK 70 sebesar 0,1238 atau

12,38% yang melebihi nilai rata-rata saham hal ini menunjukan besarnya

simpangan data dan tingginya fluktasi data variabel return saham selama

periode pengamatan. sehingga pengampunan pajak dan laba bisa

diperhitungkan.

Menurut PSAK Nomor 70, aset pengampunan pajak diakui sebesar biaya

perolehan aset pengampunan pajak, sedangkan liabilitas pengampunan pajak

diakui sebesar kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau setara kas

untuk menyelesaikan kewajiban yang berkaitan langsung dengan perolehan

aset pengampunan pajak. Entitas mengakui selisih antara aset pengampunan


45

pajak dan liabilitas pengampunan pajak sebagai bagian dari tambahan modal

disetor di ekuitas. dimana jumlah tersebut tidak dapat diakui sebagai laba rugi

direalisasi maupun di reklasifikasi ke saldo laba.

Penelitian yang sama yang dilakukan oleh Sarjono B (2020) tentang

penerapan PSAK 70 aset dan liabilitas pengampunan pajak pada laporan

keuangan, menyimpulkan bahwa laporan keuangan PT. Z mengakui selisih

antara aset pengampunan pajak dan liabilitas pengampunan pajak sebagai

tambahan atas saldo laba ditahan dalam neraca berdasarkan Pasal 14 ayat 1

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak. Hal ini

berbeda dengan tujuan penerapan PSAK 70, dimana penambahan aset bersih

yang berasal dari pengampunan pajak harus diakui perusahaan di ekuitas

dalam pos tambahan modal disetor. Hal ini yang menjadikan perbedaan dalam

penyajian dari dampak pengampunan pajak untuk tujuan akuntansi dan

perpajakan. Namun demikian tambahan modal disetor dapat dipastikan akan

menjadi objek pajak penghasilan yang harus dipertimbangkan wajib pajak jika

tidak ingin dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan perpajakan yang

berlaku.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan PSAK No. 70 yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja

atas Aset dan Liabilitas pengampunan pajak sudah sesuai. Keseluruhan

indikator dalam PSAK No.70 yang berkaitan dengan akuntansi aset dan

liabilitas pengampunan pajak sebanyak 6 indikator. Dari 6 indikator

tersebut didapatkan 5 pengakuan yang sesuai saat pengukuran awal yang

dilakukan oleh PT. Semen Baturaja yakni Pengukuran setelah pengakuan

awal atas properti investasi mengacu pada PSAK No 13, PSAK No 14,

investasi pada entitas asosiasi dan ventura mengacu ada PSAK No 15,

PSAK No. 16 dan entitas diperkenakan. Sedangkan 1 indikator yang tidak

ada penerapan mengacu pada PSAK No.19 yaitu modal biaya dan modal

revaluasi.

B. Saran

1. Mengingat keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan data

satu jenis perusahaan yang menerapkan PSAK 70 dalam laporan

keuangan,disarankan dalam penelitian selanjutnya bisa lebih luas

cakupan jenis usaha wajib pajak yang mengikuti pengampunan pajak

dan lebih bervariasi jenis pengungkapan aset dan liabilitas

pengampunan pajaknya serta mengkaji lebih mendalam dampak

penerapan PSAK 70 terhadap perpajakan di tahun-tahun berikutnya.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya meningkatkan ketelitian dengan baik

dalam kelengkapan data penelitian, dan memperbanyak pengetahuan

46
47

tentang teknik pengumpulan data sehingga hasil analisis data yang

dihasilkan dapat teruji secara relevan, rinci, dan tidak bias.


48

DAFTAR PUSTAKA

Amelya, B., Nugraha, S. J., & Puspita, V. A (2021). Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Pt Indofood Cbp Sukses Makmur Tbk Sebelum Dan Setelah
Adanya Pandemi Covid-19. Ilmiah MEA, 5(3), 534-551.

Erica, D. (2017). Prosedur Penghitungan Terhadap Pengampunan Pajak Di


Indonesia. Ecodemica, 1(1), 10–17.

Farida, A. (2018). Dilema Opsi Dalam PSAK 70 Tentang Akuntansi Tax Amnesty.
V(1), 52–56.

Hery. 2017. Teori Akuntansi,Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta : Grasindo

Janet Erica Topaaa, R. M. (2021) penerapan psak no.70 tentang akuntansi aset
dan liabilitas pengampunan pajak pada laporan keuangan perusahaan (studi
kasus pada pt.x dan cv.y), 70, 2013–2015.

Kieso, D.W.W.(2017). Akuntansi Keuangan Menengah Catatan Kedua Jakarta:


Salemba Empat.

Nuraisyah, & PSAK, P. C. K. N. S. S. D. (2014). Penyusunan Laporan Keuangan


Setelah Tax Amnesty Pada Pt Cansan Karya Nusantara Sejahtera Sesuai
Dengan Psak 70. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
5(2), 40–51.
Pelu N & Sugiharto B (2016), tentang penerapan PSAK 70 tentang pengakuan,
penyajian dan pengungkapan aset dan liabilitas pengampunan pajak.
Institut Bisnis Dan Informatika Kiwik Kian Gie

Putr, Bella Giovana, S. M. (2020). Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur


Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 17(2), 214-226.
https://doi.org/10.52166/j-macc.v2i2. 1659

Ramly. (2019). prediksi financial distres dengan menggunakan. 4(2), 312–327.

Rista Agustin, R. (2018). Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Syarat Meraih Gelar
Sarjana Ekonomi.

Riska Tri Handayani & R. Anastasia Endang Susilawati (2017). Analisis


Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akutansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK ETAP) Pada Layanan
Pemerikasaan HisTopaatologi (PA) & Sitologi dr. Soebarkah Basoeki, SpPA
Malang

Sarjono B (2020) Penerapan PSAK 70 Aset Dan Liabilitas Pengampunan Pajak


Pada Laporan Keuangan. Jurnal Bisnis Terapan. 4 (1). 83-91

Siahaan, T., D. Martani, D. 2016. Analisis Implementasi Tax Amnesty Pada


Laporan Keuangan Perusahaan Publik 2016. Program Studi Ekstensi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Indonesia.
49

Sembiring, Suratno & Ahmar (2019) Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan


Terhadap Return Saham Sebelum Dan Sesudah Implementasi PSAK 70
(Investigasi Pada Saham-Saham Sektor Industri Dasar Dan Kimia, Sektor
Aneka Industri Dan Sektor Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia
2015-2016). Jurnal Inovasi Manajemen Ekonomi Dan Akuntasi. 1 (1). 1-22

Tangkau, P. R. E., Sondakh, J. J., & Suwetja, I. G. (2017). Analisis Penyajian


Laporan Keuangan Berdasarkan Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Pada Pt. Fortuna Inti Alam. Going
Concern : Jurnal Riset Akuntansi, 12(01), 1–9.
https://doi.org/10.32400/gc.12.01.17209.2017

Tiur Malona Lumbantobing. (2017) Analisis Penerapan Standar Akuntansi


Keuangan Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK ETAP)

Topaaa J (2017) Penerapan PSAK No.70 Tentang Akuntansi Aset Dan Liabilitas
Pengampunan Pajak Pada Laporan Keuangan Perusahaan (Studi Kasus
Pada PT.X dan CV.Y). Universitas Brawijaya Malang. 1-25

Udayana, E. A. U. (2018). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Penerapan


Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP
) Pada PT . Aira Nusantara Indah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana ( Unud ),

Yulianto, A. R. (2018). Sebuah Fenomenologi : Implikasi Tax Amnesty pada CV .


XXX. 13(1), 147–161.
http://www.idx.co.id./
L

N
50
51

Dokumentasi

Lampiran I

Neraca PT. Semen Baturaja

2021 2020
Catatan/ notes RP RP
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 4,18,36 534,829,582 362,469,101
Piutang Usaha
Pihak Berelasi 5,18,36 7,923,000 6,766,226
Pihak Ketiga 5,18 466,029,285 443,455,943
Piutang Lain – lain
Pihak Berelasi 6,18,36 - 2,238,785
Pihak Ketiga 6,18 1,598,649 6,106,409
Persediaan 7 282,226,860 249,819,117
Pajak Dibayar Di Muka 15a 7,043,550 6,316,693
Biaya Dibayar Di Muka 8,36 2,412,308 4,407,059
Uang Muka 9 9,267,193 19,552,596
Aset Keuangan Lancar Lainnya 10,19 551,497 525,496
Jumlah Aset Lancar 1,311,881,924 1,101,657,425
ASET TIDAK LANCAR
Penyertaan Saham 25,000 25,000
Aset Tetap 11 4,132,635,897 4,242,524,144
Aset Tak Berwujud 12 204,077,132 241,077,027
Aset Tidak Lancar Lainnya 13,36 169,125,666 151,891,964
Jumlah Aset Tidak Lancar 4,505,863,695 4,635,518,135
JUMLAH ASET 5,817,745,619 5,737,175,560
52

Lampiran II

Liabilitas dan Ekuitas PT. Semen Baturaja

Catatan/ 2021 2020


notes RP RP
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Utang Usaha
Pihak Berelasi 14,18,36 90,401,309 64,214,407
Pihak Ketiga 14,18 160,434,215 194,562,029
Utang Jangka Panjang -
Bagian Jangka Pendek 18, 19 58,854,644 425,523,681
Utang Pajak 15b 18,164,189 25,543,070
Beban Aktual 16,18,36 124,215,850 97,937,434
Liabilitas Imbalan Kerja
Jangka Pendek 21 1,543,253 548,170
Liabilitas Sewa - Jatuh
Tempo Dalam Satu Tahun 20 12,896,984 39,886,205
Liabilitas Jangka Pendek
Lainnya 17,18
6,603,844 1,923,640

Jumlah Liabilitas Jangka


Pendek 473,114,288 850,138,636

LIABILITAS JANGKA
PANJANG
Utang Jangka Panjang
Setelah Dikurangi Bagian
Jangka Pendek :
Pinjaman Bank 18, 19 1,592,119,081 1,173,130,470
Liabilitas Sewa 20 78,688,546 89,426,909
Liabilitas Pajak Tangguhan 15d 145,141,491 126,760,409
Liabilitas Imbalan Kerja
Jangka Panjang 21 50,513,004 52,480,936
Utang Development,
Provinsi, Reklamasi dan
Pasca Tambang 22
11,924,688 37,349,593

Jumlah Liabilitas Jangka


Panjang 1,878,386,810 1,479,148,317
53

JUMLAH LIABILITAS
2,351,501,098 2,329,286,953

EKUITAS
Ekuitas yang Dapat
Diatribusikan Kepada
Pemilik
Entitas Induk
Modal Saham
Modal Dasar
30.000.000.000 Lembar
Saham Biasa, Modal
Ditempatkan dan Disetor
Penuh Sebesar
9.932.534.336,
Lembar Saham Dengan
Nilai Nomimal Rp100 Per 23 993,253,434 993,253,434
Lembar Saham
Tambahan Modal Disetor 24 1,270,606,785 1,270,606,785
Saldo Laba
Telah Ditentukan
Penggunaannya 1,017,670,369 1,007,899,600
Belum Ditentukan
Penggunaannya 239,059,534 195,420,158
Penghasilan (Kerugian)
Komprehensif Lain (54,382,138) (59,326,386)

Total Ekuitas yang Dapat 3,466,207,984 3,407,853,591


Diatribusikan Kepada
Pemilik Entitas Induk

Kepentingan Non – 26 36,537 35,016


Pengendali

Jumlah Ekuitas 3,466,244,521 3,407,888,607

JUMLAH LIABILITAS DAN


EKUITAS 5,817,745,619 5,737,175,560
54

Lampiran III

Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan PT. Semen Baturaja

Catatan/Notes 2021 2020


RP RP
PENDAPATAN 27 1,751,585,770 1,721,907,150

BEBAN POKOK 28 (977,315,238) (977,315,238)


PENJUALAN

LABA KOTOR 774,270,532 720,157,790

BEBAN USAHA
Beban Penjualan 29 (313,037,384) (315,425,347)
Beban Umum dan 30 (228,191,442) 244,673,134)
Administrasi
Pendapatan (Beban)
Operasi Lainnya 31 1,269,143 55,100,465

Jumlah Beban Usaha (539,959,683) (504,998,016)

LABA USAHA 234,310,849 215,159,774

PENDAPATAN (BEBAN)
KEUANGAN
Pendapatan Keuangan 32 14,398,324 5,087,424
Beban Keuangan 33 (180,355,009) (183,779,596)
Jumlah Beban Keuangan (165,956,685) (178,692,172)

LABA SEBELUM PAJAK


PENGHASILAN 68,354,164 36,467,602

BEBAN PAJAK
PENGHASILAN 15c (16,536,859) (25,485,929)

LABA TAHUN BERJALAN 51,817,305 10,981,673

PENGHASILAN
KOMPREHENSIF LAIN
Pos-Pos yang Tidak Akan
Direklasifikasikan ke Laba
Rugi Pengukuran Kembali
Program Imbalan Pasti 8,382,832 (12,553,977)
55

Pajak Penghasilan Terkait (1,844,223) 2,761,875


Keuntungan (Kerugian)
Komprehensif Lain Tahun
Berjalan Setelah Pajak 6,538,609 (9,792,102)

JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 58,355,914 1,189,571

LABA YANG DAPAT


DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik Entitas Induk 51,815,794 10,984,574
Kepentingan Non –
Pengendali 1,511 (2,901)
51,817,305 10,981,673
JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA
Pemilik Entitas Induk 58,354,393 1,192,270
Kepentingan Non –
Pengendali 1,521 (2,699)
58,355,914 1,189,571
LABA PER SAHAM
(Rupiah Penuh) 5 1
Lampiran IV

Laporan Perubahan Ekuitas PT. Semen Baturaja

Ekuitas yang Dapat Diatriibusikan Kepada Pemilik Entitas Induk/ Equity attributable to Equity Holders of the
Parent Entity
Saldo Laba/ Retained Penghasilan Komprehensif
Earnings Lain/ Other Comprehensive
Income
Kepentingan
Direklasifik Non -
Tambahan Belum Tidak asi ke laba Pengendali/
Modal Telah Ditentukan Direklasifikasi rugi/ Non –
Modal Saham / Disetor/ Ditentukan Penggunaann ke Laba Rugi/ Reclassifie Controlling Jumlah
Share Capital Additional Penggunaannya ya/ Not Reclassified d to Profit Total Interests Ekuitas/ Total
Paid-in / Appropriated Unappropriate to Profit or Loss or Loss Equity
Capital d
Saldo Per 31
Desember 2019
993,253,434 1,270,606,78 983,986,122 283,943,117 (49,534,082) - 3,482,255,37 37,715 3,482,293,091
5 6
Penyesuaian
Implementasi
PSAK 71 - - -
- - - (75,123,250) (75,123,250) (75,123,250)

56
57

Penyesuaian
Perpajakan
- - - 5,688,056 - - 5,688,056 - 5,688,056
Saldo Per 1
Januari 2020
Setelah
Penyesuaian 993,253,434 1,270,606,78 983,986,122 214,507,923 (49,534,082) - 3,412,820,18 37,715 3,412,857,897
5 2
Dividen - (6,158,861) - - (6,158,861) - (6,158,861)
- -
Pencadangan
Saldo Laba - - 23,913,478 (23,913,478) - - - - -
Laba Tahun - - 10,984,574 - - 10,984,574 (2,901) 10,981,673
Berjalan -
Pengukuran
Kembali
Program
Imbalan Pasti - - - - (9,792,304) - (9,792,304) 202 (9,792,102)
Saldo Per 31
Desember 2020
993,253,434 1,270,606,78 1,007,899,600 195,420,158 (59,326,386) - 3,407,853,59 35,016 3,407,888,607
5 1
Pencadangan
Saldo Laba - - 9,770,769 (9,770,769) - - - - -
Laba Tahun - - 51,815,794 - - 51,815,794 1,511 51,817,305
Berjalan
Penyesuaian
Imbalan Kerja - - - 1,594,351 (1,594,351) - - - -
Pengukuran
Kembali
58

Program
Imbalan Pasti - - - - 6,538,599 - 6,538,599 10 6,538,609
Saldo Per 31
Desember 2021
993,253,434 1,270,606,78 1,017,670,369 239,059,534 (54,382,138) - 3,466,207,98 36,537 3,466,244,52
5 4 1
Lampiran V

Laporan Arus Kas PT. Semen Baturaja

2021 2020
RP RP
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan 2,068,232,700 1,833,573,263
Pembayaran Kas kepada (1,537,431,643) (1,321,766,852)
Pemasok
Pembayaran Kas kepada (169,493,224) (175,189,724)
Karyawan
Penerimaan Bunga 13,846,062 4,640,709
Penerimaan Restitusi Pajak - 11,409,338
Pembayaran Pajak Penghasilan
(411,848) (365,931)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari
Aktivitas Operasi 374,742,047 352,300,803
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PENDANAAN
Penerimaan Pinjaman Kredit
Investasi 480,000,000 1,220,000,000
Pembayaran Pinjaman Kredit
Investasi (36,100,000) (1,095,724,236)
Pembayaran Dividen - (6,158,861)
Pembayaran Bunga Kredit Investasi (150,560,701) (106,858,881)
Pembayaran Bunga Keuangan (4,794,270) (1,784,549)
Pembayaran Pokok Liabilitas Sewa (33,675,693) (50,238,672)
Pembayaran Bunga Liabilitas Sewa (8,262,115) (16,579,805)
Pembayaran Pokok Medium Term
Note (400,000,000) -
Pembayaran Bunga Medium Term
Note
(9,000,000) (36,000,000)
Arus Kas Bersih Digunakan untuk
Aktivitas Pendanaan
(162,392,779) (93,345,004)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN
SETARA KAS 172,641,944 176,785,792
PENGARUH PERUBAHAN
SELISIH KURS TERHADAP KAS
DAN SETARA KAS (281,463) 34,463
KAS DAN SETARA KAS KAS
PADA AWAL TAHUN 362,469,101 185,648,846
KAS DAN SETARA KAS PADA
AKHIR TAHUN 534,829,582 362,469,101
Komponen Kas dan Setara Kas
Terdiri dari :
Kas 28,765 595,598

59
60

Bank 124,800,817 123,873,503


Deposito Berjangka dan Call 410,000,000 238,000,000
Deposits
Total 534,829,582 362,469,101
61
62
63
64
65
66
67
68

BIODATA PENULIS

Nurfadilah panggilan Dilah lahir di Pulau Pajenekang pada

tanggal 02 April 1999 dari pasangan suami istri Bapak

Muhammad Agus dan Ibu Harlia. Peneliti adalah anak ketiga

dari 3 bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Pulau

Pajenekang Kecamatan Liukang tupabbiring Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan. Pendidikan yang di tempuh oleh peneliti yaitu SD

Negeri 16 Pulau Pajenekang lulus pada tahun 2012, SMP Negeri 1 Liukang

Tupabbiring lulus pada tahun 2015, SMA Negeri 1 Pangkep lulus pada tahun 2018,

dan mulai tahun 2018 mengikuti Program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

program Studi Akuntansi Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar sampai

dengan sekarang. Sampai dengan penulis skripsi ini peneliti masih terdaftar

sebagai mahasiswa program S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai