Anda di halaman 1dari 92

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK SEBELUM

DAN SESUDAH PANDEMI COVID-19 PADA


PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

ASRIYANI PAEWA
105731107717

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK SEBELUM


DAN SESUDAH PANDEMI COVID-19 PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan oleh:

ASRIYANI PAEWA
NIM : 105731107717

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2022
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

‘’ jadikanlah semua orang sekitarmu guru agar kamu mendapatkan


ilmu setiap saat jangan sekedar mengikuti kemana arah jalan akan
berujung buatlah jalanmu sendiri‘’

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta


karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan
dengan baik. Alhamdulillah Rabbil’ alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang

tuaku tercinta, orang-orang yang saya sayang dan

almamaterku
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya,

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW beserta pada keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat

yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19 pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di BEI”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Bumi Ari dan Ibu Nurbiari yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. Dan

saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang

telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa

yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang

kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

4
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak yang disampaikan dengan

hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an., S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, SE., M.Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Andi Mappatompo, SE.,MM selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Linda Arisanty Razak, SE., M.Si, AK.CA , selaku Pembimbing II yang

telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat meramungkan penulisan Skripsi ini.

5
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul
Khairat,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 29 Januari 2022

Penulis,

ASRIYANI PAEWA

6
ABSTRAK

ASRIYANI PAEWA, 105731107717, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sebelum


dan Sesudah pandemi covid-19 pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI. Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi da Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Mappatomo dan Linda Arisanty
Razak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah
terdapat perbedaan tingkat kesehatan sebelum dan sesudah pandemi Covid-19
pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rasio
tingkat kesehatan bank dengan pendekatan REC (Risk profile, Earnings dan
Capital) yang digunakan adalah Non Performing Loan (NPL), Return On Asset
(ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Sampel dalam penelitian ini 36. Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber
dari dokumentasi publikasi perusahaan yang berupa laporan keuangan publikasi
perusahaan Perbankan yang terdaftar BEI. Jenis analisis data yang digunakan
yaitu statistik deskriptif, uji normalitas dan uji hipotesis dengan menggunakan uji
indenpendent sample T- Test. Pada penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif komparatif. Pemilihan metode kuantitatif komparatif untuk penelitian ini
dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari suatu fenomena
yaitu Covid-19 yang mana data diambil sebelum dan selama ada Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
secara seignifikan NPL, ROA, dan CAR sebelum dan setelah adanya Covid-19.

Kata Kunci: Covid-19, Return On Asset, Non Performing Loan, Capital


Adequacy Ratio, RGEC, Tingkat Kesehatan Bank

7
ABSTRAK

ASRIYANI PAEWA, 105731107717, Assessment of Bank Soundness Levels


Before and After the Covid-19 Pandemic in Banking Companies Listed on the
IDX. Thesis, Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business,
University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Andi Mappatomo and
Linda Arisanty Razak
This study aims to determine and analyze whether there are differences
in the level of health before and after the Covid-19 pandemic in banking
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The bank's soundness
ratio with the REC (Risk profile, Earnings and Capital) approach used is Non
Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), and Capital Adequacy Ratio
(CAR). The sample in this study is 36. The type of data used in this study is
quantitative data sourced from company publication documentation in the form of
published financial statements of banking companies listed on the IDX. The types
of data analysis used are descriptive statistics, normality tests and hypothesis
testing using the independent sample T-Test. In this study using a comparative
quantitative method. The choice of a comparative quantitative method for this
research is because this study aims to determine the effect of a phenomenon,
namely Covid-19, where data was taken before and during Covid-19.
Based on the results of this study, it shows that there are significant
differences in the NPL, ROA and CAR variables before and after Covid-19.

Keywords: Covid-19, Return On Assets, Non Performing Loans, Capital


Adequacy Ratio, RGEC, Bank Soundness Level

8
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................... x
ABSTRACT ......................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 7
C. Tujuan Penelitian.............................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 10


A. Tinjauan Teori .................................................................. 10
1. Teori Sinyal (Signalling Theory) .............................. 10
2. Perngertian Bank .................................................... 11
3. Fungsi Bank ............................................................ 11
4. Laporan Keuangan ................................................. 12
5. Tingkat Kesehatan Bank ......................................... 13
6. Manfaat Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........... 15
7. Peringkat Komposit ................................................. 15
8. Faktor Yang Mempengaruhi Predikat Tingkat
Kesehatan Bank ...................................................... 17
9. Metode Rgec ........................................................... 18
B. Tinjauan Empiris .............................................................. 21
C. Kerangka Konseptual........................................................ 24
D. Hipotesis ........................................................................... 25

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................... 30


A. Jenis penelitian ................................................................ 30
B. Lokasi dan waktu penelitian ............................................. 30
C. Populasi dan sampel penelitian ....................................... 31
D. Definisi operasional variabel penelitian dan pengukuran.. 32
E. Jenis Data ........................................................................ 35
F. Teknik pengumpulan data ................................................ 36
G. Teknik analisis data........................................................... 36

9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 41
A. Gambaran umum objek penelitian ................................... 41
B. Hasil Penelitian ................................................................ 46
C. Pembahasan .................................................................... 57

BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................... 62


A.Kesimpulan ...................................................................... 62
B.Saran ................................................................................ 63
Daftar pustaka .................................................................................... 64
Lampiran

10
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank.................... 17

Tabel 2.2 Matriks Kreteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPL).. 19

Tabel 2.3 Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Earning (ROA) ..... 19

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu......................................................... 21

Tabel 3.1 Skala Pengukuran.............................................................. 35

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel ............................................. 47

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Melalui Grafik Q-Q Plot ..................... 52

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Sebelum dan Sesudah Adanya Covid-19 53

Tabel 4.4 Uji Indenpenden Sampel T- Test ...................................... 54

Tabel 4.5 Iktisar Hasil Pengujian Hipotesis .......................................

11
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ....................................................... 24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi .......................................................... 45

12
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Kinerja Perbankan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015 -2019

Menggunakan Rasio NPL, GCG. ROE, dan ROA.............. 2

Grafik 1.2 Kinerja Perbankan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015 -2019

Menggunakan Rasio BOPO dan CAR................................ 2

Grafik 1.3 Data Variabel ROA (Return On Asset) Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2019 – 2020 ...... 4

13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aktivitas perekenomian masyarakat pada suatu negara tidak akan

terlepas dari peran lembaga perbankan. Sebagai badan usaha yang

bergelut dibidang keuangan, bank didefinisikan sebagai penghimpun dana

dari masyarakat berupa tabungan untuk disalurkan kembali berupa

pinjaman (Dangnga dan Haeruddin, 2018). Dari penjelasan tersebut dapat

diketahui bahwa kegiatan utama bank adalah menghimpun dan

mendistribusikan dana kepada pihak yang memerlukan dengan bertujuan

untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Bank beroperasi atas dasar kepercayaan masyarakat. Apabila bank

kehilangan kepercayaan masyarakat, bank akan mengalami rush dan

ketika itu terjadi bank – bank besar yang sangat sehat sekalipun akan

collapse. Oleh karena itu bank senantiasa bekerja dengan konsep kehati-

hatian dengan tujuan tetap menjaga kepercayaan masyarakat.

Kesehatan bank adalah kemampuan perusahaan perbankan dalam

memenuhi kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Sistem perbankan yang tidak sehat akan menyebabkan

terganggunya fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi. Oleh sebab

itu perusahaan perbankan harus memastikan bahwa perusahaanya dalam

kondisi sehat. Untuk mengetahui kesehatan bank perlu dilakukan analisis

terkait dengan penilaian tingkat kesehatan bank. Salah satu sumber utama

yang dijadikan sebagai informasi dalam penilaian tingkat kesehtana bank

14
adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan

keuangan tersebut dapat dilihat perhitungan rasio – rasio yang mendajadi

dasar analisis untuk penilaian tingkat kesehatan bank.

Berikut merupakan gambaran mengenai kinerja dan tingkat kesehatan

bank yang listing di BEI tahun 2015-2019.

Grafik 1.1
Kinerja Perbankan yang Terfdaftar di BEI Tahun 2015-2019
menggunakan rasio NPL, GCG, ROE, dan ROA

6
2015
4
2016
2 2017
2018
0
NPLGCGROEROA2019
-2

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Grafik 1.2
Kinerja Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019
menggunakan rasio BOPO dan CAR

120
100 2015
80 2016
60
2017
40
20 2018
0 2019
BOPOCAR

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa kinerja

perbankan tidak stabil. Hal ini tentunya tidak terlepas dari pengaruh kondisi

15
perekonomian nasional dan global. Dimana pada rentan waktu tahun 2017-

2019 terjadi inflasi dan perang dagang antara Amerika Serikat dengan

China. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai tukar rupiah,

mengetatnya likuiditas bank dan meningkatnya suku bunga dalam Negeri.

Sehingga berpotensi meningkatkan nilai NPL dan nilai BOPO juga

berpotensi menurunkan kecukupan modal yang tentunya juga berdampak

terhadap menurunnya pertumbuhan laba dan tigkat kesehatan bank.

Tahun 2020 diwarnai oleh merebaknya pandemi Covid-19 yang

memberi pengaruh besar pada aspek kesehatan dan perekonomian baik

secara global maupun Nasional. Jumlah kasus Covid-19 masih terus

bertambah, sehingga untuk menekan laju pertumbuhan kasus dilakukan

pembatasan mobilitas penduduk dalam skala besar antar negara maupun

antar wilayah. Kebijakan dimaksud berdampak pada menurunnya aktivitas

konsumsi, produksi dan investasi, serta pertumbuhan ekonomi global

maupun Nasional.

Sektor perbankan merupakan sektor yang paling terdampak ditengah

penyebaran virus Covid-19. Dengan munculnya covid -19, berbagai

masalah yang di hadapi perusahaan perbankan baik dari sisi permintaan,

penawaran, keuangan maupun di sisi sosial.

Dalam hal ini penulis menyajikan perbandingan kinerja keuangan

sebelum dan setelah adanya Covid-19 yaitu data ini diambil dari laporan

profil industri perbankan triwulan IV 2019, triwulan I 2020, dan triwulan II

2020 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui situs

resminya dengan memakai rasio ROA.

16
Grafik 1.3
Data Variabel ROA (Return On Asset) Perusahaan Perbankan Tahun
2019-2020

5
BUMN
4
3 BUSN Devisa
2 BUSN Non
1 Devisi BDP
0 KCBA
Triwulan IVTriwulan I Triwulan
20192020
Industri
II
2020

Sumber : www.ojk.co.id

Untuk memulihkan ekonomi Nasional, Pemerintah bersama dengan

Otoritas Keuangan dan Otoritas Moneter menerapkan stimulus fiskal,

stimulus moneter dan beberapa kebijakan sektor keuangan diantaranya

dengan diterapkannya program restrukturisasi relaksasi Covid-19, skema

likuiditas, penempatan dana Pemerintah di Bank serta program Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN) terutama untuk perlindungan/bantuan sosial dan

dukungan terhadap UMKM. Kebijakan tersebut berhasil menahan

pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak kontraksi terlalu dalam yaitu berkisar

antara -1,7% sampai dengan -2,2%.

BI melaporkan bahwa pada tahun 2020, pertumbuhan DPK tercatat

meningkat jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit. Tingginya

pertumbuhan dana pihak ketiga dipengaruhi oleh meningkatnya

kecenderungan masyarakat menyimpan uang mereka di bank untuk

17
mengantisipasi risiko pelemahan ekonomi.

Selain itu, penempatan dana oleh Pemerintah dalam rangka program

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah menjadi katalis bagi tumbuhnya

dana pihak ketiga di perbankan nasional. Sementara dari sisi kredit,

rendahnya permintaan kredit dipengaruhi oleh ekonomi yang melemah

terpapar pandemi Covid-19 sehingga pelaku bisnis memilih untuk tidak

ekspansi (low loan demand) disertai sikap kehati-hatian perbankan dalam

rangka pengendalian kredit bermasalah.

Dalam SP 20/DKNS/OJK/III/2020 juga menjelaskan bahwa POJK ini

juga diharapkan dapat menjadi countercyclical dampak dari penyebaran

virus Corona sehingga dapat mendorong optimalisasi kinerja perbankan

khususnya fungsi intermediasi, menjaga kestabilitas sistem keuangan, dan

mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Bank senantiasa bergerak dinamis dan berkorelasi dengan tingkatan

risikonya, sehingga penilaian tingkat kesehatan bank pun di perbaharui

dengan situasi dan kondsi sehingga mampu mencerminkan kondisi bank

saat ini serta waktu yang akan datang. Harapannya yaitu dapat

memperoleh tools berupa penilaian terhadap tingkat kesehatan bank dapat

lebih efektif dalam rangka melakukan evaluasi terhadap kinerja bank.

Dikarenakan tingkat kesehatan bank adalah hal yang sangat penting

untuk mengetahui kondisi bank apakah baik atau tidak, maka Bank

Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Direksi BI No. 30/11/KEP/DIR

tahun 1997 dan Surat Keputusan Direksi BI No. 30/277/KEP/DIR tahun

1998 tentang analisis CAMEL ditetapkan sebagai alat untuk menilai tingkat

kesehatan bank. Namun, seiring berjalannya waktu analisis CAMEL dirasa

18
masih kurang tepat untuk digunakan dalam menganalisa tentang tingkat

kesehatan bank, maka Bank Indonesia mengeluarkan peraturan terbaru

untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank pada tahun 2011 dengan

menerbitkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/24/DPNP pada 25

Oktober 2011 menjelaskan bahwa yang menjadi indikator untuk menilai

tingkat kesehatan bank adalah RGEC yang terdiri dari Risk Profile (R),

Good Corporate Governance (GCG), Earnings (E), dan Capital (C).

Penelitian terkait dengan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat

kesehatan bank telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam Penelitian

(Marpaung, 2017) menunjukan bahwa non performing loan (NPL) tidak

memiliki pengaruh terhadap tingkat kesehatan bank. Sedangkan penelitian

penelitian (Damayanti dan Chaniago, 2014) yang menunjukan hasil bahwa

non performing loan (NPL) memiliki pengaruh negatif yang signifikan

terhadap tingkat kesehatan bank karena semakin rendah hasil NPL maka

kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Dalam penelitian (Diana, 2019) menunjukkan bahwa loan to deposit

ratio (LDR) memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat kesehatan bank.

Sedangkan penelitian (Triwahyudi dan Sutapa, 2010) yang menunjukkan

bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank. Hal ini

terjadi karena semakin tinggi LDR maka akan semakin banyak jumlah

kredit yang disalurkan yang dianggap memperkecil kemampuan likuiditas

bank dan semakin rendal LDR maka semakin sedikit kredit yang

disalurkan.

Dalam penelitian (Damayanti dan Chaniago, 2014) menunjukkan

beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) yang berpengaruh

19
negatif terhadap tingkat kesehatan bank karena semakin rendah nilai

BOPO maka semakin efisien pengeluaran beban dalam menghasilkan

laba. Sedangkan penelitian (Sugiarti, 2012) menunjukkan bahwa BOPO

tidak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank.

Kemudian dalam penelitian (Triwahyudi dan Sutapa, 2010)

menunjukan bahwa return on asset (ROA) memiliki pengaruh positif

terhadap tingkat kesehatan bank karena semakin tinggi hasil ROA maka

kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sedangkan

penelitian (Sugiarti, 2012) menunjukan bahwa Return On Asset (ROA)

tidak memiliki pengaruh terhadap kesehatan bank.

Penelitian (Hakim, 2013) menunjukan bahwa capital adequacy ratio

(CAR) tidak berpengaruh terhadap kesehatan bank. Sedangkan penelitian

(Almilia & Herdinigtyas, 2005) menunjukan bahwa capital adequacy ratio

(CAR) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan bank

karena semakin kecil hasil CAR maka kemungkinan kondisi bank

bermasalah semakin kecil.

Berdasarkan uraian latar belakang , penelitian terdahulu dan

fonemena tersebut, maka membuat peneliti tertarik untuk mengetahui

dampak dari Covid- 19 terhadap tingkat kesehatan bank. Maka penulis

menyelesaikan masalah : “Bagaimana Tingkat Kesehatan Bank Setelah

Pandemi Covid -19”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan

yang menjadi fokus perhatian dalam peneliitian ini adalah :

20
1. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sebelum dan setelah

adanya Covid pada perusahaan perbankan ?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio Return On Asset (ROA) sebelum dan setelah

adanya Covid pada perusahaan perbankan ?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum dan setelah

adanya Covid pada perusahaan perbankan ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas

maka tujuan penelitian yang ingin di capai adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan bank yang

diukur dengan rasio Non Performing Loan (NPL) sebelum dan

setelah adanya Covid pada perusahaan perbankan.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan bank yang

diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) sebelum dan

setelah adanya Covid pada perusahaan perbankan.

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan bank yang

diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum dan

setelah adanya Covid pada perusahaan perbankan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk digunakan sebagai berikut :

21
1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan di bidang perbankan terkait Dampak

Pandemi Covid -19 Terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang cara mengukur tingkat kesehatan

bank dengan menggunakan Metode RGEC dan

memperkaya ilmu pengetahuan mengenai tingkat kesehatan

bank dengan menggunakan Metode RGEC.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak

manajemen bank untuk meningkatkan kinerja perusahaan

kedepannya. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran bagi masyarakat tentang kondisi kesehatan bank

ditengah wabah Covid-19.

22
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. TEORI SIGNALING

Penelitian ini dilandasi oleh teori sinyal. Menurut pendapat Nurul

(2021) yang mengemukakan bahwa Teori sinyal adalah teori yang

mengutarakan bahwa manajemen yang bagus dalam sebuah

perusahaan seharusnya menyampaikan informasi kepada pihak yang

berkepentingan mengenai prospek perusahaannya dimasa yang akan

datang, sehingga informasi tersebut nantinya dapat berguna bagi pihak

yang bersangkutan untuk dijadikan acuan dalam menentukan

keputusan.

Dapat disimpulkan bahwa teori signaling merupakan teori yang

mennjelaskan bagaimana suatu perusahan memberikan sebuah sinyal

berupa informasi kepada pihak yang membutuhkan informasi. Informasi

yang diberikan berupa hasil kinerja perushaan sehingga dapat diketahui

kesehatan suatu bank tersebut dan dapat diketahui pula tingkat

kesehatan bank dari tahun ke tahun.

Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan teori diatas dapat

23
diketahui bahwa mengetahui kesehatan suatu bank sangatlah penting

sebab kesehatan bank merupakan informasi yang penting untuk

diketahui karena berisi hasil pelayanan dan kinerja perusahaan dalam

menjalankan fungsinya. Informasi tersebut harus disampaikan kepada

pihak yang membutuhkan atau berkepentingan. Diharapkan kepada

pihak yang membutukan atau berkepentingan dapat menyerap dan

menggunakan informasi yang telah diberikan sesusuai dengan

kepentingan masing- masing pihak.

2. PENGERTIAN BANK

Menurut Dangnga dan Haeruddin (2018) bank didefinisikan

sebagai penghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan untuk

disalurkan kembali berupa pinjaman.

Secara praktik, operasional bank terdiri atas simpanan,

pembiayaan, dan jasa. Produk simpanan adalah implementasi

penyaluran dana pihak yang berlebihan dana atau disebut nasabah.

Simpanan nasabah dapat berupa simpanan, giro, dan deposito.

Selanjutnya pembiayaan bank merupakan implementasi penyediaan

dana untuk pembayaran tagihan berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan dengan pihak lain dalam waktu tertentu. Dan jasa bank

merupakan implementasi dari aktivitas bank secara langsung ataupun

tidak yang berkaitan dengan fungsi bank. Jasa bank dapat berupa

penukaran uang, memindahkan uang atau menerima segala bentuk

pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak,

uang kuliah, dan pembayaran lainnya (Kasmir, 2015)

3. FUNGSI BANK

24
Fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

jasa-jasa bank lainnya.

Bank berperan menjadi lembaga yang dipercaya oleh masyarakat.

Dalam hal penyaluran dana masyarakat lebih aman jika menggunakan

fasilitas kredit atau pembiayaan dari bank dibandingkan dari instansi lain

apa lagi perorangan.

Tidak semua instansi atau bahkan perorangan diizinkan untuk

menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Agar terjamin

keamanannya, hanya institusi bank yang dapat menghimpun dana dari

masyarakat secara langsung. Cara menghimpun dana bisa dengan

tabungan atau deposito.

Tujuan dari penyaluran dana yaitu agar masyarakat yang

membutuhkan dana dapat terpenuhi kebutuhannya sehingga dapat

mempelancar kehidupan manusia. penyaluran dana biasa disebut

dengan pemberian kredit atau pembiayaan.

Bank juga menyediakan berbagai layanan perantara pembayaran

seperti transfer atau pembayaran berbagai macam tagihan. Hal ini

penting untuk mempermudah kehidupan manusia.

4. LAPORAN KEUANGAN

Menurut Kasmir (2016) pengertian laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada

saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

25
Laporan keuangan menyajikan informasi terkait posisi keuangan,

kinerja, perubahan ekuitas arus kas, dan laba rugi dalam masa periode

tertentu. Informasi yang ada pada laporan keuangan diharapkan dapat

membantu para pihak yang berkepentingan dalam menentukan

langkah selanjutnya dan membuat keputusan.

Laporan keuangan memiliki beberapa tujuan dalam PSAK No. 1

(2007:05) Tujuan umum laporan keuangan untuk adalah memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat suatu keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

penggunaan sumber daya yang telah dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka suatu laporan keuangan

menyajikan sebuah informasi mengenai perusahaan yang meliputi Aset,

kewajiban, ekuitas, pendapatan dari beban termasuk keuntungan dan

kerugian, dan arus kas.

Pada perusahaan yang ketat menjalankan aturan pelaporan

keungan, mereka biasa menggunakan tenggat waktu tertentu untuk

tersusunnya laporan keuangan tersebut, misalnya 5 setiap awal bulan

berikutnya.

Pada perusahaan publik membuat laporan keuangan sebanyak

empat tahap , yaitu laporan Triwulan 1, laporan Triwulan 2, laporan

Triwulan 3, laporan akhir tahun . Laporan Triwulanan tidak wajib di audit.

Aturan pelaporan perusahaan publik menjawibkan perusahaan untuk

menyyerahkan laporan keuangan kepada regulator paling lambat akhir

26
bulan. Kalau melawati waktu terbut maka perusahaan akan dikenakan

denda. Laporan akhir tahun wajib di audit.

5. TINGKAT KESEHATAN BANK

Kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik

pemilik, investor, masyarakat pengguna jasa bank maupun manajemen

bank. Kesehatan bank juga biasa diguankan sebagai kompetensi yang

dimiliki bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya secara optimal

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kegiatan tersebut

meliputi :

a. Kemampuan menghimpun dana dari investor

b. Kemampuan mengelola dana dari masyarakat

c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada investor, masyarakat

yang menggunakan jasa bank, karyawan, pemerintah, dan

pemilik.

Selain itu, bank yang sehat harus mampu menjaga dan

memelihara kepercayaan masyarakat dan memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara – cara yang sesuai dengan

peraturan perbankan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

4/OJK.03/2016 Pasal 6 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara

individu dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-base Bank

Rating) sebagaimana telah dicantumkan dalam pasal 2 ayat (3) dengan

cakupan penilaian terhadap faktor – faktor:

27
a. Risiko Profil (Risk Profile)

b. Good Corporate Governance

c. Rentabilitas (Earnings), dan

d. Permodalan (Capital)

Hasil akhir dari penilaian tingkat kesehatan bank merupakan

informasi bagi perusahaan perbankan itu sendiri untuk menentukan

strategi dan keputusan sedangkan bagi Bank Indonesia sebagai

pengawas sebagai saran untuk penetapan dan implementasi strategi

pengawasan.

6. MANFAAT PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK

Penilaian tingkat kesehatan bank merupakan kepentingan bagi

pemilik, investor, dan pengelola bank masyarakat yang menjadi

pengguna jasa bank dan sarana pengawasan Bank Indonesia.

Menurut (Darnita,2016) penilaian tingkat kesehatan bank

dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai :

a. Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolahan

bank telah sesuai dengan asas – asas perbankan yang sehat dan

ketentuan – ketentuan yang berlaku.

b. Standar untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan

bank secara individual maupun untuk industri perbankan secara

keseluruhan.

7. PERINGKAT KOMPOSIT

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal

12 April 2004 mengenai sistem penilaiam tingkat kesehatan bank umum,

28
pada dasarnya penilaian terhadap tingkat kesehatan bank merupakan

suatu penilaian terhadap hasil usaha bank dalam waktu tertentu dan

tingkat kesehatan bank akan digolongkan ke dalam lima peringkat

komposit masing – masing faktor. Berikut ini adalah kriteria peringkat

komposit (composite rating) tersebut.

a. Peringkat komposit 1 (PK-1) yaitu tingkat kesehatan bank dengan

predikat “sangat sehat”, mencerminkan bahwa bank tergolong

sangat baik dan mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi

perekonomian dan industri keuangan.

b. Peringkat komposit 2 (PK-2) yaitu tingkat kesehatan bank dengan

predikat “sehat”, mencerminkan bahwa bank tergolong baik dan

mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan

industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan –

kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

c. Peringkat komposit 3 (PK-3) yaitu kesehatan bank dengan predikat

“cukup sehat”, mencerminkan bahwa bank tergolong cukup baik

namun terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan

peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera

melakukan tindakan korektif .

d. Peringkat komposit 4 (PK-4) yaitu tingkat kesehatan bank dengan

predikat “kurang sehat”, mencerminkan bahwa bank tergolong

kurang baik dan sensitif terhadap pengaruh negative kondisi

perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan

keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor

yang tidak memuaskan, yang apabila tidak dilakukan tindakan

29
korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usahanya.

e. Peringkat komposit 5 (PK-5) yaitu tingkat kesehatan bank dengan

predikat “tidak sehat”, mencerminkan bahwa bank tergolong tidak

baik dan sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi

perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan

yang membahayakan kelangsungan usahanya.

Menetapkan peringkat komposit masing – masing bank dilakukan

berdasarkan pertimbangan unsure judgement yang didasarkan atas

materialitas dan perhitungan dari masing – masing faktor.

Tabel 2.1
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank

Peringkat Keterangan Kriteria


Peringkat Komposit 1 Sangat Sehat 86 % - 100 %
Peringkat Komposit 2 Sehat 71 % - 85 %
Peringkat Komposit 3 Cukup Sehat 61 % - 70 %
Peringkat Komposit 4 Kurang Sehat 41% - 60%
Peringkat Komposit 5 Tidak Sehat < 40%
Sumber : Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKAT TINGKAT

KESEHATAN BANK

Merujuk pembahasan sebelumnya, maka predikat bank dari yang

tertinggi adalah sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat dan

tidak sehat. Predikat – predikat terjadi disebabkan hal – hal sebagai

berikut :

a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan

dalam bank yang bersangkutan.

b. Campur tangan pihak – pihak diluar bank dalam kepengurusan

bantu termasuk di dalam kerjasama tidak wajar yang

30
mengakibatkan salah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri.

c. Window Dressing dalam pembukuan dan laporan bank yang

secara materil dapat berpengaruh terhadap keadaan keuangan

bank sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap

bank.

d. Praktik – praktik bank dalam atau melakukan usaha di luar

pembukuan bank.

e. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk

memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga. (Darnita, 2016)

9. METODE RGEC

Dalam peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah

menetapkan aturan tentang penilaian tingkat kesehatan bank berbasis

risiko yang merupakan sebagai bentuk penyempurnaan ataupun

pengganti dari aturan sebelumnya yang disebut dengan metode

CAMELS yang dulunya diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

No.6/10/PBI/2004. Untuk pedoman lengkap terkait dengan perhitungan

penilaian tingkat kesehatan bank telah diatur dalam Surat Edaran Bank

Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 pada tanggal 25 Oktober 2011 tentang

penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

a. Analisis Risk Profile atau Profil Risiko

Risiko kredit dalam penelitian ini diproksikan dengan

menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL). Rumus untuk

menghitung Non Performing Loan (NPL) adalah sebagai berikut:

31
Kredit Bermasalah
NPL ( 100 % ) = X 100
Total Kredit

Selanjutnya nilai NPL diklasifikasikan berdasarkan predikat

sebgai berikut :

Tabel 2.2
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPL)
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPL< 2%
2 Sehat 2% ≤ NPL < 5 %
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPL < 8 %
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPL < 12 %
5 Tidak Sehat NPL ≥ 12 %
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011

b. Earning ( Rentabilitas)

Menurut (Emilia, 2017) rasio rentabilitas adalah alat untuk

menganalisis atau mengukut tingkat efisien usaha dan profitabilitas

yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian faktor

rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas, sember –

sumber rentabilitas.

Analisis earning atau rentabilitas Rasio rentabilitas dalam

penelitian ini diproksikan dengan menggunakan rasio Return On

Assets (ROA). Rumus untuk menghitung Return On Assets (ROA)

adalah sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak


ROA ( 100 % )= X 100
Total Aset

32
Tabel 2.5
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Earning (ROA)

Peringkat Keterangan Kriteria


1 Sangat Sehat NPL< 1,5%
2 Sehat 1,25 % ≤ NPL < 1,5 %
3 Cukup Sehat 0,5 % ≤ NPL < 1,25 %
4 Kurang Sehat 0 % ≤ NPL < 0,5 %
5 Tidak Sehat NPL ≥ 0 %
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2011

c. Analisis Capital atau Permodalan

Dasar permodalan dari setiap lembaga keuangan

membantu depositor dalam membentuk presepsi risiko

mereka mengenai organisasi. Bank dianggap sebagai

pertimbangan yang kuat jika ratio kecukupan modalnya tinggi

dan semakin aman dari kebangkrutan. Sesuai dengan norma

RBI terbaru terbaru, bank harus memiliki CAR (Capital

Adequacy Ratio) 9% (Kavita, 2019).

Capital dalam penelitian ini diproksikan dengan Rasio

Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ration (CAR).

Rumus untuk menghitung Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah sebagai berikut :

Modal Bank
CAR ( 100 % )= X 100
Total Aset Tertimbang Menurut Risiko

Tabel 2.5
Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Capital (CAR)

33
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat CAR < 10%
2 Sehat 10 % ≤ CAR < 15 %
3 Cukup Sehat 15 % ≤ CAR < 20 %
4 Kurang Sehat 20 % ≤ CAR < 25 %
5 Tidak Sehat CAR ≥ 25%

34
35

B. TINJAUAN EMPIRIS

Berikut ini adalah penelitian terdahulu

Tabel 2.6

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Dan


Judul Variabel Hasil Penelitian
Penelitian
1 Paramita Sari Variabel Dependen 1. Secara parsial Non Performing Financing
(2018) Tingkat Kesehatan
(NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR),
Bank
Return On Asset (ROA), dan Net Interest
“ nalisis Pengaruh Margin (NIM) tidak memiliki pengaruh
Kinerja Keuangan Variabel yang signifkan terhadap tingkat
Terhadap Tingkat Independen kesehatan bank
Kesehatan Bank  NPL
Syariah Dengan 2. Secara parsial Good Corporate
 FDR Governance (GCG) memiliki pengaruh
Menggunakan Metode
RGEC  GCG yang signifikan terhadap tingkat
Periode 2012 – 2016”  ROA kesehatan bank
 NIM
 CAR

2 Amalia Rahmi Variabel Dependen Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko


(2019). Tingkat Kesehatan kredit bank umum konvensional dengan bank
Bank umum syariah terdapat perbedaan. Bahwa
“ Analisis Tingkat GCG bank umum konvensional dengan bank
Kesehatan Bank Variabel umum syariah terdapat perbedaan. Bahwa
Umum Bumn Independen earnings bank umum konvensional dengan
Konvensional Dan  NPF bank umum syariah terdapat perbedaan.
Bank Umum Bumn Bahwa capital bank umum konvensional
 GCG
Syariah” dengan bank umum syariah terdapat
 ROA perbedaan. Artinya tingkat kesehatan bank
 CAR umum konvensional dengan bank umum
syariah berdasarkan RGEC terdapat
perbedaan.
36

3 Farah Erina Pratiwi Variabel Dependen Keempat aspek tersebut yaitu, risk profile,
(2020) Tingkat Kesehatan good corporate governance, earnings, dan
Bank capital pada penilaian kesehatan bank
“ A nalisis tingkat Variabel terhadap perusahaan perbankan yang
Kesehatan Bank Independen terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Menggunakan Metode  NPL menunujukkan kondisi kesehatan bank yang
RGEC (Risk Profile, tergolong sehat.
 LDR
Good Corporate
Governance,  GCG
Earnings, Capital)  ROA
Studi Pada  BOPO
Perusahaan  CAR
Perbankan Yang
Terdaftar DiBursa Efek
Indonesia Tahun 2017
2018”
4 Sukma Wijayanti , Variabel 1. BRI syariah secara
Farah Tatania (2020) Dependen
keseluruhan selama tiga tahun memiliki
Tingkat
predikat sangat sehat karena lima dari
Kesehatan Bank enam indicator pengukuran RGEC
“Penerapan gec Untuk Variabel menunjukkan angka PK 1 (sangat
Menilai Tingkat Independen sehat).
Kesehatan Bank  NPL
Syariah” 2. BTPN syariah secara keseluruhan
 LDR selama tiga tahun memiliki predikat
 GCG sehat
 ROA 3. Bank Panin Dubai syariah secara
 NIM keseluruhan selama tiga tahun memiliki
predikat cukup sehat.
 CAR

5 Septina Rahma Variabel 1. Bedasarkan hasil pengujian


Putri (2020) Dependen
independent Sample Test Risk profil
Tingkat
pada Rasio Kredit (NPL), terdapat
“Analisis Perbedaan Kesehatan perbedaaan yang signifikan pada faktor
Tingkat Kesehatan Bank risk profil berdasarkan rasio resiko
Bank Berdasarkan kredit (NPL) antara bank swasta
Metode RECG (Studi Variabel nasional devisa dan bank asing pada
Kasus pada Bank Independen tahun 2016-2017.
Swasta Nasional  NPL
Devisa dan Bank 2. Terdapat perbedaan yang signifikan
Asing yang Terdaftar
 LDR pada faktor risk profil berdasarkan rasio
di Bursa Efek  ROA resiko Likuiditas (LDR), faktor Earnings
Indonesia Periode  NIM berdasarkan rasio ROA, dan pada
2016- 2017)” faktor capital berdasarkan rasio CAR
 CAR
antara bank swasta nasional devisa dan
bank asing pada tahun 2016-2017.
3. tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada faktor Earnings
(rentabilitas) berdasarkan rasio NIM
antara bank swasta nasional devisa
dan bank asing pada tahun 2016-2017.
37

C. KERANGKA KONSEPTUAL

Gambar 2.1

Kerangka Koseptual

Tingkat Kesehatan Bank

Metode REC
1. Risiko Profil
 Non Performing Loan (NPL)
2. Rentabilitas (ROA)
 Return on Asset (ROA)
3. Permodalan (CAR)
 Capital Adequacy Ration (CAR)

Sebelum Adanya Sesudah Adanya


Covid - 19 Covid -19

UJI BEDA

ANALISIS

HASIL
38

D. HIPOTESIS

Menurut Sugiyono, (2016) Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis merupakan

jawaban sementara berdasarkan teori yang ada (Junaidi et al., 2021). Pada

penelitian ini terdapat enam hipotesis yaitu:

a. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur dengan

rasio Non Performing Loan (NPL) sebelum dan setelah adanya

Covid pada perusahaan perbankan.

Non performing loan (NPL) adalah salah satu indikator dari

faktor risk profile dalam menentukan tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 yang

dimaksud dengan Non Performing Loan (NPL) adalah rasio kredit

untuk menilai kredit yang kurang lancar, diragukan, dan macet

menurut Bank Indonesia.

Perhitungan NPL dilakukan dengan membagikan total kredit

bermasalah dengan kredit yang disalurkan. Hasil perhitungan

tersebut kemudian akan disesuaikan dengan matriks yang telah

ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Hubungan teori signal dengan rasio Non Performing Loan (NPL)

yaitu apabila nilai NPL yang tidak lebih dari 5% menunjukan bahwa

kinerja perbankan dalam mengatasi resiko kredit bermasalah berada

peringkat komposit yang aman dan mendapat pedikat sehat. NPL

mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula

risiko kredit yang ditanggung pihak bank.


39

Rasio ini menggambarkan seberapa banyak pembiayaan atau

kredit yang mengalami gagal bayar. Pada saat sebelum dan

sesudahnya adanya covid-19 rasio NPL mengalami peningkatan

yang berarti kualitas aset pada bank menurun. Penelitian yang

dilakukan oleh Tiwu (2020) menyebutkan bahwa terdapat perbedaan

kinerja rasio NPL pada saat sebelum dan selama covid-19 hal ini

disebabkan karena adanya PHK besar – besaran dan UMKM

kehilangan pendapatan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

H1 :Terdapat perbedaan secara signifikan rasio NPL sebelum


dan sesudah adanya Covid-19

b. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur dengan

rasio Return On Asset (ROA) sebelum dan setelah adanya Covid

pada perusahaan perbankan

Return On Asset (ROA) adalah salah satu indikator dari faktor

earning untuk menentukan tingkat kesehatan bank. ROA digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan perbankan dalam

mengelola seluruh asetnya untuk menghasilkan laba.

Perhitungan ROA dilakukan dengan cara membagikan laba

sebelum pajak dengan total aset. Hasil dari perhitungan tersebut

akan disesuaikan dengan matriks kriteria yang telah ditetapkan oleh

Bank Indonesia. Nilai ROA yang lebih besar dari 1,25%

menunjukkan peringkat komposit yang aman dan mendapat predikat


40

sehat.

Hubungan teori sinyal dengan ROA yaitu apabila nilai ROA

semakin meningkat, maka semakin baik kesehatan bank tersebut,

sehingga meningkatkan efektifitas bank dalam mencapai laba.

Dengan demikian investor akan tertarik untuk menginvestasikan

dananya yang berupa surat berharga atau saham di suatu bank dan

tentunya hal ini akan memiliki dampak yang baik atas kenaikan harga

saham di bursa efek.

Permintaan saham yang banyak maka akan membuat harga

saham meningkat. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek

perusahaan baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal

tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.

Pada saat sebelum dan sesudahnya adanya covid-19 rasio

ROA mengalami penurunan, hal tersebut mengindakasi bahwa ada

perbedaan sebagai dampak adanya covid-19 terhadap rasio ROA.

Hal ini sebagai imbas pertembuhan kredit yang rendah sehingga

bank kehilangan pendapatan sebagai penyalur dana. Selain itu,

meningkatnya pembiayaan gagal bayar juga menyebabkan

keuntungan yang didapat berkurang. Sesuai penelitian yang

dilakukan oleh Devi et al., (2021) yang menyebutkan bahwa terdapat

dampak covid -19 terhadap rasio ROA.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

H3 :Terdapat perbedaan secara signifikan rasio ROA sesudah


dan setelah adanya Covid-19
41

c. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur dengan

rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) sebelum dan setelah adanya

Covid pada perusahaan perbankan

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan permodalan yang ada dalam perusahaan

perbankan untuk menutupi kemungkinan kerugian yang disebabkan

kegiatan pemberian kredit. Perhitungan CAR dilakukan dengan cara

membagi modal yang dimiliki perusahaan dengan aset tertimbang

menurut risiko. Hasil dari perhitungan tersebut akan disesuaikan

dengan matriks kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai

CAR yang lebih besar dari 12% menunjukkan berada pada peringkat

komposit yang aman dan predikat sehat.

Hubungan teori sinyal dengan CAR yaitu apabila nilai CAR

yang tinggi mencerminkan kondisi perbankan yang sehat dan mampu

menjamin permodalannya dengan asset yang dimilikinya, sehingga

investor akan lebih percaya untuk menyertakan modalnya pada bank

yang sehat, sehingga harga saham perusahaan akan naik (Fahlevi,

Asmapane, dam Oktavianti, 2018).

Pada saat sebelum dan sesudahnya adanya covid-19 rasio

CAR mengalami peningkatan hal ini dikarenakan likuiditas di bank

naik sehingga rasio CAR juga ikut naik seiring dengan kenaikan

likuiditas. Penelitian yang dilakukan oleh Alfriyandi Eka Putra (2021)

juga menyebutkan bahwa terdapat perbedaan covid-19 terhadap


42

rasio CAR.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

H4 :Terdapat perbedaan secara signifikan rasio CAR sebelum


dan sesudah adanya Covid-19
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELTAN

Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif.

Metode kuantitatif komparatif adalah penelitian yang membandingkan 2

objek atau lebih yang berbeda dan membandingkannya untuk

mengetahui adakah perbedaan variabel diantara objek yang diteliti.

Metode kuantitatif komparatif dapat digunakan untuk menentukan

penyebab, konsekuensi atau efek yang ada antara 2 kelompok yang

berbeda (Yusuf, 2014).

Pemilihan metode kuantitatif komparatif untuk penelitian ini

dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari suatu

fenomena yaitu Covid-19 yang mana data diambil sebelum dan selama

ada Covid-19. Selanjutnya penelitian ini akan mengkaji dampak dari

Covid-19 terhadap tingkat kesehatan bank pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2021 melalui situs www.idx.co.id dan

website resmi perusahaan perbankan terkait . Waktu penelitian dilakukan

pada tahun 2021.

43
C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Populasi

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

berjumlah 44 perusahaan perbankan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini mengambil sampel

perusahaan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

tidak perusahaan bank syariah. Hal ini karena dalam menghitung

kredit bermasalah pada bank umum menggunakan rasio non

performing loan (NPL) yang sesuai dengan peraturan Bank Indoesia

No. 13/1/PBI/2011. Sedangkan bank syariah menggunakan rasio non

performing financing (NPF) dalam menghitung suatu kredit

bermasalahnya.

Metode penentuan sampel yang digunakan adalah

penentuan sampel secara purposive sampling. Pengambilan sampel

didasarkan pada kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam

44
penelitian ini sebagai berikut :

a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2019 – 2021.

b. Perusahaan perbankan yang rutin mempublikasikan

laporan keuangan triwulan I, II,III dan IV periode 2019 –

2020, dan triwulan I dan II 2021.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, perusahaan

perbankan yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel adalah 36

perusahaan perbankan.

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN PENGUKURAN

1. Definisi Operasional Variabel

Menurut (Sugiyono, 2017) variabel penelitian adalah suatu

atribut, sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang memiliki

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan variabel

dependen yaitu Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA),

dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

a. Non Performing Loan (NPL)

Rasio Non Performing Loan (NPL) dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank yaitu

membandingkan kredit bermasalah yang tediri dari kredit

kurang lancar, diragukan, dan kredit macet dengan keseluruhan

total kredit yang diberikan pihak bank kecuali pinjaman kepada

pihak bank lain.

45
Semakin rendah non performing loan (NPL) maka bank

akan semakin mengalami keuntungan dan sebaliknya semakin

tinggi non performing loan (NPL) maka bank akan semakin

mengalami kesulitasn keuangan.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP

Tanggal 31 Mei 2004 Non Performing Loan (NPL)

diformulasikan sebagai berikut:

Kredit Bermasalah
NPL ( 100 % ) = X 100
Total Kredit

b. Return On Asset (ROA)

Rasio return on asset (ROA) dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba sebelum pajak berdasarkan pada tingkat

total aset (Kamal, 2019). Semakin tinggi nilai return on asset

(ROA) maka semakin baik pula kemampuan bank mengelola

asetnya sebaliknya semakin rendah return on asset (ROA)

maka semakin buruk pula kemampuan bank dalam

mengelola asetnya.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP

Tanggal 31 Mei 2004 Rasio Return On Asset (ROA)

diformulasikan sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


ROA ( 100 % )= X 100
Total Aset

46
c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam penelitian ini

didefinisikan sebagai kemempuan bank dalam mengelola

permodalan yang ada dalam perusahaan perbankan untuk

menutupi kemungkinan kerugian yang disebabkan kegiatan

pemberian kredit.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia N0. 6/23/DPNP

tahun 2004 capital adequacy ratio (CAR) merupakan modal

dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Semakin tinggi cash

adequacy ratio (CAR) maka semakin kuat kemampuan bank

tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aset

produktif yang beresiko.

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP

Tanggal 31 Mei 2004 Rasio Cash Adequacy Ratio (CAR)

diformulasikan sebagai berikut :

Modal Bank
CAR ( 100 % )= X 100
Total Aset Tertimbang Menurut Risiko

2. Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan skala rasio, dan interval. Sala rasio

adalah skala pengukuran yang menunjukkan kategori,

peringkat, dan perbandingan konstruk yang diukur serta

memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang

47
dikur. Dan skala ordinal adalah skala pengukuran yang

didasarkan pada ranking yang digunakan dalam menentukan

ranking suatu kelompok tertentu. Skala ordinal memiliki sifat

urutan yang sama seperti nilai pada sistem bilangan real, akan

tetapi nilai-nilai dalam skala ordinal ini tidak memiliki sifat

kesamaan jarak antara satuan dan titik pangkal tetap.

Tabel 3.3
Skala Pengukuran

Variabel Pengukuran Skala


Kredit Bermasalah Rasio
X 100
NPL Total Kredit

Laba Setelah Pajak Rasio


X 100
ROA Total Aset

Modalbank
X 100
CAR Total Asset Tertimbang Menurut Risiko Rasio

E. JENIS DATA

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah

data yang biasanya didapat dari internal atau eksternal organisasi yang

dapat diakses melalui internet, penulusuran dokumen, atau publikasi

informasi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan situs resmi

perbankan yang terkait untuk mengetahui informasi terkait perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

48
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik dokumentasi.

Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mempelajari dokumen –

dokumen dan catatan – catatan perusahaan terkait sesuai kebutuhan

penelitian. Adapun dokumen – dokumen dan catatan – catatan

perusahaan terkait diperoleh dari situs www.idx.co.id dan situs

perusahaan perbankan terkait.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan untuk

mengubah data penelitian menjadi informasi baru yang dapat dipahami

dengan mudah yang digunakan untuk memperoleh suatu kesimpulan alat

yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah uji

beda yaitu dengan menguji tingkat kesehatan bank sebelum dan setelah

adanya Covid-19.

Sebelum menguji hipotesis data yang digunakan dalam penelitian

harus diuji normalitas dan homogenitas nya terlebih dahulu dengan

menggunakan Statistik Prodict Service Solusion (SPSS).

Adapun tahapan yang dilakukan guna menganalisis data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Pada dasarnya Statistik deskriptif digunakan untuk

mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data kemudian

menyajikan dalam bentuk yang baik (Saiful Ghozi, 2016).

Pada penelitian ini, analisis deskriptif akan menggunakan nilai

rata-rata dari rasio tingkat kesehatan bank pada perusahaan

49
perbankan, sehingga diketahui rata-rata tingkat kesehatan bank

sebelum dan selama adanya Covid-19.

2. Analisis Statistik

a. Uji Normalitas

Sebelum melakukan pengujian beda, langkah awal yang

yang harus dilakukan adalah melihat distribusi data dengan uji

normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

variable-variabel penelitian berdistribusi norma atau tidak (Sari,

2018). Cara untuk mengetahui data distribusi normal atau tidak

dengan cara melihat grafik atau uji statistik dengan tes

Kolmogrof-Sminorv (Ghazali,2016).

Dalam penelitian ini menggunakan grafik Q-Q plot yang

ada pada output SPSS. Pada uji ini apabila data tersebut akan

dikatakan terdistribusi Normal maka sebaran plot akan

mendekati model (garis lurus), sebaliknya apabila sebaran data

tersebut tidak terdistribusi Normal maka sebaran plot menjauh

dari model (garis lurus).

Hasil uji normalitas akan digunakan untuk menentukan alat

uji yang sesuai untuk menguji hipotesis penelitian. Jika hasil

normalitas menunjukkan data berdistribusi normal dan lulus uji

homogenitas maka akan dilakukan uji beda dengan Independent

Sample T-Test sedangkan jika data berdistribusi tidak normal atau

tidak lulus homogenitas maka akan menggunakan sign-wilxocon.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas adalah uji variabel dependen untuk

50
mengetahui apakah variabel memiliki varian yang sama dalam

kategori variabel independen (Ghozali, 2016). Uji homogenitas

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Uji Homogenitas

Varians. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam

variabe bersifat homogen atau tidak.

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah

sampel pada penelitian tersebut diperoleh dari populasi yang

bervariansi homogen atau tidak dan apabila asumsi data sampel

berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi maka

kondisi ini menunjukkan bahwa ragam dari masing-masing

sampel tidak sama. Ketentuan dalam pengujian ini dilihat dari

nilai Signifikasinya, untuk melihat nilai Signifikasinya dilihat pada

tabel. Berikut dasar pengambilan keputusan untuk pengujian ini;

1) Jika data objek yang diteliti nilai Signifikasinya > 0,05,

maka data tersebut homogen.

2) Jika data objek yang diteliti nilai Signifikasinya < 0,05,

maka data tersebut tidak homogen.

Uji ini dilakukan sebagai persyaratan dalam pengujian

beda. Dalam Levene’s est apabilah nilai signifikan lebih dari

0,05 maka uji t menggunakan nilai Equal Variences Assumed

(diasumsikan varian sama) dan apabila nilai singifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka uji t menggunakan nilai Equal Variences not

Assumed (diasumsikan varian berbeda).

3. Uji Beda

Uji beda dilakukan pada 2 populasi yang bertujuan untuk

51
mengetahui adakah perbedaan mean atau rata-ratanya (Santoso,

2008). Uji beda digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis untuk

membuktikan apakah terdapat perbedaan kesehatan bank jika dilihat

dari segi rasio NPL, GCG, ROA, dan CAR.

Penggunaan uji beda ini membandingkan nilai rata-rata dari

satu objek yang berhubungan karena mengkaji dampak terhadap

suatu objek. Data yang digunakan berasal dari sebelum dan selama

Covid-19, data sebelum Covid-19 diambil mulai dari bulan Januari

2019 hingga Maret 2020 sedangkan data selama Covid-19 diambil

dari bulan April 2020 hingga bulan Juni 2021.

Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis. Adapun uji beda yang

dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Independent Sample T-Test

Uji beda yang dilakukan pada kasus seperti pada penelitian

ini adalah uji Independent Sample T-Test yang menguji

perbedaan rata-rata pada sampel yang berpasangan. Uji

Independent Sample T-Test merupakan uji parametrik yang

mempunyai syarat data berdistribusi normal serta lulus uji

homogenitas atau dengan kata lain lulus uji asumsi dasar. Untuk

mengetahui bahwa terdapat perbedaan atau tidak pada rata-rata

dua sampel dilihat dari nilai signifikasinya. Adapun ketentuan

dalam uji Independent Sample T-Test adalah sebagai berikut:

1. Jika t hitung < t Tabel dan probabilitas (Asymp.sig) < 0,05

maka Hipotesis diterima

52
2. Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.sig) > 0,05

maka Hipotesis ditolak

b. Sign-Wilxocon

Uji non-parametrik yang dilakukan dalam uji beda sampel

yang berpasangan adalah uji sign-wilxocon. Uji sign- wilxocon

adalah uji untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak

antara sampel yang berpasangan yang digunakan sebagai uji

alternatif dari uji paired sample T-test jika data tidak memenuhi

asumsi dasar. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam

pengujian ini adalah sebagai berikut:

1) Jika Z hitung ≥ Z Tabel dan nilai signifikasinya > 0,05

maka Hipotesis ditolak

2) Jika Z hitung ≤ Z tabel dan signifikasinya < 0,05 maka

Hipotesis diterima

53
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam bahasa inggris Indonesia Stock

Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham yang merupakan hasil

penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan bursa Efek Surabaya

melebur kedalam bursa Efek Jakarta. Adapaun alasan perusahaan

menggabungkan 2 bursa di 2 kota terbesar di Indonesia adalah demi

efektifitas operasional dan transaksi.

Secara historis, Pasar Modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka Pasar Modal atau Bursa Efek telah hadir sejak zaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia Pasar Modal ketika

itudidirikan oleh pemerintah Hindia Belada untuk kepentingan

pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun Pasar Modal telah ada sejak tahun 1912,

perkembangan dan pertumbuhan Pasar Modal tidak berjalan seperti

yang diharapkan bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal

mengalami kevakuman Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari

pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi Bursa Efek tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali Pasar

Modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal

54
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi

yang dikeluarkan pemerintah. Bursa Efek Jakarta pertama kali dibuka

pada taggal 14 Desember 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial

Belanda didirikan di Batavia pusat pemerintahan kolonial Belanda yang

kita kenal sekarang dengan Jakarta. Bursa Efek Jakarta dulu disebut

Call-Efek.

Bursa efek terdahulu bersifat demand-following namun setelah

tahun 1977 bersifat supplay-leading, artinya bursa dibuka saat

pengertian mengenai bursa pada masyarakat sangat minim sehingga

pihak BAPEPAM harus berperan aktif langsung dalam memperkenalkan

bursa. Pada tahun 1977 hingga 1978 masyarakat umum tidak atau

belum merasakan kebutuhan akan bursa efek, Perusahaan tidak

antusias untuk menjual sahamnya kepada masyarakat. Tidak satupun

perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya pada periode ini. Baru

pada tahun 1979 hingga 1984 dua puluh tiga perusahaan lainnya

menyusul menawarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Namun

sampai tahun 1988 tidak satu pun perusahaan menjual sahamnya

melalui Bursa Efek Jakarta.

Untuk lebih mengairahkan kegiatan di Bursa Efek Jakarta, maka

pemerintah lebih melakukan berbagai paket deregulasi, antrian seperti

paket Desember 1987, paket Oktober 1988, paket Desember 1988,

paket Januari 1990, yang prinsipnya merupakan langkah-langkah

penyesuaian peraturanperaturan yang bersifat mendorong tumbuhnya

pasar modal secara umum dan khususnya Bursa Efek Jakarta.

Setelah dilakukan paket-paket regulasi tersebut Bursa Efek

55
Jakarta mengalami kemajuan pesat. Harga saham bergerak naik cepat

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bersifat tenang.

Perusahaan- perusahaan pun akhirnya melihat bursa sebagai wahana

yang menarik untuk mencari modal, sehingga dalam waktu relative

singkat sampai akhir tahun 1977 terdapat 283 emiten yang tercatat di

Bursa Efek Jakarta.

Tahun 2001 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan

jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar,

efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan. Tahun 2007

menjadi titik penting dalam sejarah perkembangan Pasar Modal

Indonesia. Dengan persetujuan para pemegang saham kedua bursa,

BES (Bursa Efek Surabaya) digabungkan ke dalam BEJ (Bursa Efek

Jakarta) yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

tujuan meningkatkan peran pasar modal dalam perekonomian

Indonesia. Pada tahun 2008 Pasar Modal Indonesia terkena imbas krisis

keuangan dunia menyebabkan tanggal 8-10 Oktober 20018 terjadi

penghentian sementara perdagangan di Bursa Efek Indonesia. IHSG

yang sempat menyentuh titik tertinggi 2.830,26 pada tanggal 9 Januari

2008, terperosok jatuh hingga 1.111,39 pada tanggal 28 Oktober 2008

sebelum ditutup pada level 1.355,41 pada akhir tahun 2008. Kerosotan

tersebut dipulihkan kembali dengan pertumbuhan 86,98% pada tahun

2009 dan 46,13% pada tahun 2010. Pada tanggal 2 Maret 2009 Burs

Efek Indonesia meluncurkan sistem perdagangan baru yakni Jakarta

Automated Trading System Next Generation (JATS Next-G) yang

merupakan pengganti sistem JATS yang beroprasi sejak Mei 1955.

56
Sistem semacam JATS Next-G telah diterapkan di beberapa bursa

Negara asing, seperti Singapura, Hong Kong, Swiss, Kolombia dan

Inggris. JATS Next-G memiliki empat mesin (engine), yaknI mesin

utama, back up mesin utama, disaster recovery centre (DRC), dan back

up DRC. JATS Next-G memiliki kapasitas hingga tiga kali lipat dari JATS

generasi lama.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadikan bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

b. Misi

Menjadikan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya

perdanganan efek yang reratur, wajar, dan efesiensi serta mudah

diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stokeholder).

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1
Struktur organisasi BEI

Sumber : http://idx.co.id

4. Deskriptif Objek Penelitian

57
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang

mengaji dampak dari suatu fenomena bagi objek yang diteliti. Penelitian

ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengetahui perbedaan

tingkat kesehatan bank pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI.

Penelitian ini menggunakan metode REC (Risk profile, Earnings

dan Capital). Risiko kredit dalam penelitian ini diproksikan dengan

menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL), aspek Good

Corporate Governance yang dilihat adalah skor dari penilaian terhadap

penerapan Good Corporate Governnac, Earnings ini diproksikan dengan

menggunakan rasio Return On Assets (ROA), dan Capital diproksikan

dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).

Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data

sekunder berbentuk laporan keuangan publikasi triwulanan tahun 2019 -

2021 yang dapat di lihat melalui website http://idx.co.id dan website

resmi perbankan. Objek penelitian adalah perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Perusahaan Perbankan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia dengan

periode pengamatan yaitu 2019-2021. Dan adapun sampel pada

penelitian ini yaitu 36 perusahaan perbankan.

B. HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini, peneliti mengambil populasi dalam penelitian

yaitu perusahaaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2019-2021. Dan terdapat 36 perusahaan yang sudah memenuhi

58
kreteria yang sudah ditetapkan untuk dijadikan sampel dalam penelitian

ini. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 36 perusahaan dan

sampel penelitian 180 berjumlah sampel. Data yang diperoleh

bersumber dari data laporan keuangan perusahaan perbankan.

Hasil penelitian ini berupa informasi untuk menguji apakah

terdapat perbedaan kinerja keuangan secara signifikan sebelum dan

setelah adanya Covid-19. Berdasarkan penjelasan dan permasalahan

dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji

Statistik Deskriptif dengan program SPSS versi 21. Berikut hasil uji

analisis data pada penelitian ini:

1. Uji Statistik Deskriptif

Berikut ini adalah hasil uji statistik deskriptif pada variabel NPL,

ROA, dan CAR pada perusahaan perbankan pada periode tahun 2019-

2021 dapat di lihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1
Deskriptif Statistik variabel
Std.
Variabel N Mean Minimum maximum
Deviation
Sebelum Adanya Covid-19 180 3,7073 ,56 16,73 2,34663
NPL 180 3,16859
Setelah Adanya Covid-19 4,0853 ,00 22,27
RO Sebelum Adanya Covid-19 180 ,8323 -15,89 4,00 2,27450
A Setelah Adanya Covid-19 180 ,3974 -11,27 3,90 2,18695
Sebelum Adanya Covid-19 180 22,9394 9,01 148,28 13,89688
CAR 180 48,70750
Setelah Adanya Covid-19 29,9704 8,02 538,01
Sumber : Lampiran 3

a. Non Performing Loan (NPL)

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui variabel NPL bank yang

terdaftar di BEI sebelum adanya covid -19 mempunyai nilai rata –

rata 3,7073 sedangkan nilai rata - rata sesudah adanya covid-19

yaitu 4,0853, maka dapat diketahui bahwa NPL mengalami

59
kenaikan sebesar 0,3780 maka hal tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia mengalami penurunan nilai pada rasio NPL. Menurut

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tahun 2004, NPL

dianggap sangat sehat jika lebih kecil dari 2% dan dikatakan tidak

sehat jika lebih besar dari 12 %. Dengan begitu dapat diketahui

bahwa variabel NPL bank yang terdaftar di BEI sebelum dan

sesudah adanya covid -19 dapat dikategorikan aman atau sehat.

Maka dapat disimpulkan bahwa bank yang terdaftar di BEI sebelum

adanya covid -19 mampu menjaga rasio NPL walaupun mengalami

penurunan.

Non Performing Loan (NPL) sebelum adanya covid-19

memiliki Mean Iebih besar dari standar deviasi ( 4,0853 > 2,34663)

artinya distribusi data NPL baik yaitu niIai penyimpangan data dari

mean-nya Iebih besar. Sedangan Non Performing Loan (NPL)

sesudah adanya covid-19 memiliki Mean Iebih besar dari standar

deviasi (3,7073 > 3,16859 ) artinya distribusi data NPL baik yaitu

niIai penyimpangan data dari mean-nya Iebih kecil.

Nilai minimum sebelum adanya covid-19 sebesar 0,56 yang

dimiIiki oIeh Bank Natonalnobu pada triwulan 1 2019 sedangkan

nilai minimum sesudah adanya covid-19 sebesar 0,00 yang dimiliki

oleh Bank Jago dan Bank Captal Indonesia pada triwulan I dan II

tahun 2021. NiIai maksimum sebelum adanya covid-19 sebesar

16,73 yang dimiliki oleh Bank Neo Commerce pada triwulan I tahun

2019 sedangkan nilai maksimum sesudah adanya covid-19 sebesar

60
22,27 yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara (persero) pada

laporan triwulan IV tahun 2020.

b. Return On Asset (ROA)

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui variabel ROA bank yang

terdaftar di BEI sebelum adanya covid -19 mempunyai nilai rata –

rata yaitu sebesar 0,8323 sedangkan sesudah adanya covid-19

mempunyai nilai rata- rata sebesar 0,3974 maka dapat diketahui

bahwa ROA mengalami penurunan sebesar 0,4349 maka hal

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami

penurunan pada rasio ROA. Menurut Surat Edaran Bank

Indonesia No.13/24/DPNP 2019 ketentuan ROA dianggap sangat

sehat jika lebih dari 1,5 % dan dikatakan tidak sehat jika kurang dari

0%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel ROA bank

yang terdaftar di BEI sebelum adanya covid -19 dapat dikategorikan

sehat sedangkan sesudah adanya covid-19 dapat dikategorikan

kurang sehat. Maka dapat disimpulkan bahwa perbankan yang

terdaftar di BEI sesudah adanya covid -19 tidak mampu menjaga

rasio ROA karena mengalami penurunan.

ROA sebelum adanya covid-19 memiliki Mean Iebih kecil

dari standar deviasi ( 0,8323 < 2,27450 ) artinya distribusi data ROA

kurang baik yaitu niIai penyimpangan data dari mean-nya Iebih

kecil. Sedangan ROA sesudah adanya covid-19 memiliki Mean

61
Iebih besar dari standar deviasi (3,974 > 2,18695 ) artinya distribusi

data NPL baik yaitu niIai penyimpangan data dari mean-nya Iebih

kecil.

Nilai minimum sebelum adanya covid-19 sebesar -15,89

yang dimiIiki oIeh Bank Jago pada triwulan IV 2019 sedangkan nilai

minimum sesudah adanya covid-19 sebesar -11,27 yang dimiliki

oleh Bank Jago pada triwulan IV tahun 2020. Dan niIai maksimum

sebelum adanya covid-19 sebesar 4,00 yang dimiliki oleh Bank

Central Asia pada triwulan III dan IV tahun 2019 sedangkan nilai

maksimum sesudah adanya covid-19 sebesar 3,90 yang dimiliki

oleh Bank Central Asia pada laporan triwulan III tahun 2020.

c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui variabel CAR bank yang

terdaftar di BEI sebelum adanya covid -19 mempunyai nilai rata –

rata sebesar 22,9394 sedangankan sesudah adanya covid-19

mempunyai rata-rata yaitu sebesar 29,9704. Maka dapat diketahui

bahwa CAR mengalami kenaikan sebesar 7,031 maka hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan pada

rasio CAR. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/ dpnp

TAHUN 2004, CAR dianggap sangat sehat jika lebih dari 12% dan

dikatakan tidak sehat jika lebih kecil dari 6 %. Dengan begitu dapat

diketahui bahwa variabel CAR bank yang terdaftar di BEI sebelum

dan sesudah adanya covid -19 dapat dikategorikan sangat sehat.

Maka dapat disimpulakan bahwa perbankan yang terdaftar di BEI

62
sebelum adanya covid -19 mampu menjaga dan meningkatkan

kinerja rasio CAR.

CAR sebelum adanya covid-19 memiliki Mean Iebih besar

dari standar deviasi ( 22,9394 > 13,89688) artinya distribusi data

CAR baik yaitu niIai penyimpangan data dari mean-nya Iebih besar.

Sedangan CAR sesudah adanya covid-19 memiliki Mean Iebih

besar dari standar deviasi (29,9704 < 48,70750 ) artinya distribusi

data CAR kurang baik yaitu niIai penyimpangan data dari mean-nya

Iebih besar.

Nilai minimum sebelum covid-19 sebesar 9,01 yang dimiIiki

oIeh Bank Tabungan Negara (persero) pada triwulan IV tahun 2019

dan triwulan I tahun 2020 sedangkan nilai minimum sesudah

adanya covid-19 sebesar 8,02 yang dimiliki oleh Bank Tabungan

Negara (persero) pada triwulan II tahun 2020 dan niIai maksimum

sebelum adanya covid-19 sebesar 148,28 yang dimiliki oleh Bank

Jago pada triwulan IV tahun 2019. Sedangkan nilai maksimum

sesudah adanya covid-19 sebesar 538,01 yang dimiliki oleh Bank

Jago Tbk pada laporan triwulan I tahun 2021.

4. Analisis Statistik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data yang

digunakan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji

nomalitas dilakukan sebelum melakukan uji beda untuk menentukan

jenis uji beda yang dilakukan setelahnya, apakah penelitian ini

menggunakan Uji Independent Sample T-Test atau Uji Wilcoxon

63
Signed Rank Test dimana apabila data berditribusi normal maka uji

beda yang digunakan yaitu Uji Independent Sample T-Test dan

sebaliknya apabila data tidak berdistribusi normal maka uji beda

yang digunakan yaitu Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Uji

normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah grafik

Q-Q Plot. Adapun hasil dari grafik Q-Q plot dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas melalui grafik Q-Q plot
Nama Variabel Distribusi
Sebelum Adanya Covid-19 Tidak normal
NPL
Sesudah Adanya Covid-19 Tidak normal
Sebelum Adanya Covid-19 Tidak normal
ROA
Sesudah Adanya Covid-19 Tidak normal
Sebelum Adanya Covid-19 Tidak normal
CAR
Sesudah Adanya Covid-19 Tidak normal
Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.3 uji normalitas melalui grafik Q-Q plot,

dapat diketahui bahwa tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio NPL, ROA dan CAR masing-masing menunjukkan

bahwa ke ketiga variabel tersebut baik sebelum maupun sesudah

covid-19 tidak berdistribusi normal.

Kondisi normalitas tidak terpenuhi karena terdapat nilai uji

yang tidak normal. Apabila uji normalitas menunjukan bahwa yang

digunakan dalam penelitian ini cenderung tidak normal, maka

dapat digunakan asumsi Central Limit Theorem yaitu jika jumlah

observasi merupakan data yang besar dan lebih dari 100 sampel

maka asumsi normalitas dapat diabaikan (Gujarati,2004). Karena

penelitian ini secara total menggunakan 180 data observasi, maka

dengan demikian data dapat diasumsikan memenuhi syarat

64
sebagai memiliki distribusi normal sehingga dapat dilanjutkan

untuk uji beda yaitu uji independent sample t test

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas adalah uji variabel dependen untuk

mengetahui apakah variabel memiliki varian yang sama dalam

kategori variabel independen (Ghozali, 2016). Uji homogenitas

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu Uji Homogenitas

Varians. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam

variabe bersifat homogen atau tidak.

Hasil uji Homogenitas data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.3
Uji Homogenitas Sebelum dan Sesudah Adanya Covid-19
L K Dist
r
Nama i
Va b
Sig.
ria u
bel s
i

NPL , ,616 P Ho
m
o
g
e
n

ROA , ,991 P Ho
m
o
g
e
n
CAR 6 ,013 P Tidak Homogen

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan uji Homogenitas pada tabel 4.3, Nilai

65
signifikansi signifikansi tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio NPL dan ROA masing-masing > 0,05 yang

menunjukkan bahwa ke dua data tersebut homogen maka analisis

uji T menggunakan Equal variances assumed dan Nilai

signifikansi signifikansi tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio CAR < 0,05 yang menunjukkan bahwa data tersebut

tidk homogen maka maka analisis uji T menggunakan Equal

variances not assumed.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam hal ini menggunakan uji beda dengan

menggunakan pengujian Independent Sample T-Test . Pengujian

hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur dengan rasio

Non performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), dan Capital

Adequacy Ratio (CAR) sebelum dan sesudah adanya covid-19 pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Adapun hasil dari

pengujian Uji Independent Sample T-Test dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.4
Hasil Uji Independent Sample T-Test

Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means

Variances

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Equal variances assumed ,252 ,616 -2,032 358 ,043


NPL
Equal variances not assumed -2,032 339,636 ,043

66
Equal variances assumed ,000 ,991 2,048 358 ,041
ROA
Equal variances not assumed 2,048 353,409 ,041
Equal variances assumed 6,250 ,013 -2,161 358 ,031
CAR
Equal variances not assumed -2,161 208,141 ,032
Sumber : Lampiran 5

a. Hipotesis 1 Non performing Loan (NPL)

Pengujian hipotesis pada tabel 4.4 dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan Non performing Loan (NPL) sebelum dan

sesudah adanya covid-19 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI. HasiI pengujian menunjukkan bahwa niIai Fhitung 0.252 dan nilai
signifikansi sebesar 0,616 karena nilai signifikansi > 0.05 maka analisis

uji T menggunakan Equal variances assumed. Dari output SPSS terlihat

bahwa nilai T pada Equal variances assumed adalah -2,032 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,043 < 0,05. Berdasarkan hasiI hipotesis, diperoIeh

niIai signifikansi Iebih besar dari α=0,05, maka dapat disimpuIkan bahwa

terdapat perbedaan secara signifikan rasio NPL sebeIum dan sesudah

adanya covid-19 sehingga H1 diterima.

b. Hipotesis 3 Return On Asset (ROA)

Pengujian hipotesis pada tabel 4.4 dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan Return On Asset (ROA) sebelum dan

sesudah adanya covid-19 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI. HasiI pengujian menunjukkan bahwa niIai Fhitung 0,000 dan nilai
signifikansi sebesar 0,991 karena nilai signifikansi > 0.05 maka analisis

uji T menggunakan Equal variances assumed. Dari output SPSS terlihat

bahwa nilai T pada Equal variances assumed adalah 2,048 dengan nilai

67
signifikansi sebesar 0,041 < 0,05. Berdasarkan hasiI hipotesis, diperoIeh

niIai signifikansi Iebih besar dari α=0,05, maka dapat disimpuIkan bahwa

terdapat perbedaan secara signifikan rasio ROA sebeIum dan sesudah

adanya covid-19 sehingga H2 diterima.

c. Hipotesis 4 Capital Edequacy Capital (CAR)

Pengujian hipotesis pada tabel 4.4 dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan Capital Edequacy Capital (CAR)sebelum

dan sesudah adanya covid-19 pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI. HasiI pengujian menunjukkan bahwa niIai Fhitung 6,250


dan nilai signifikansi sebesar 0,013 karena nilai signifikansi < 0.05 maka

analisis uji T menggunakan Equal variances not assumed. Dari output

SPSS terlihat bahwa nilai T pada Equal variances assumed adalah -

2,161 dengan nilai signifikansi sebesar 0,032 < 0,05. Berdasarkan hasiI

hipotesis, diperoIeh niIai signifikansi Iebih besar dari α=0,05, maka

dapat disimpuIkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan rasio

CAR sebeIum dan sesudah adanya covid-19 sehingga H3 diterima.

d. Iktisar Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 4.5
Iktisar Hasil Pengujian Hipotesis

Asymp. Sig
Hasil
No. Hipotesis Pengujian
Uji Independent Sample
T-Test

Terdapat perbedaan secara


signifikan rasio NPL sebelum
Hipotesis 1 dan sesudah adanya covid-19 H1
0,043
(H1) Diterima

68
Terdapat perbedaan secara
signifikan rasio ROA sebelum
Hipotesis 2 dan sesudah adanya covid-19 H2
0,041
(H2) Diterima

Terdapat perbedaan secara


signifikan rasio CAR sebelum
Hipotesis 3 dan sesudah adanya covid-19 H3
0,032
(H3) Diterima

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini mengenai penilaian tingkat kesehatan bank

sebelum dan setelah adanya Covid-19 periode 2019-2020,

menyimpulkan hasil sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur

menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL) sebelum dan

sesudah adanya Covid-19

Hipotesis pertama Berdasarkan tabel 4.4 pada uji

Independent Sample T-Test menunjukkan bahwa nilai signifikan

sebesar 0,043 > 0,05 ini membuktikan bahwa ada perbedaan

sebelum dan setelah adanya Covid-19 pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI sekaligus hipotesis diterima.

Tidak terjadi perbedaan secara signifikansi sebelum dan

sesudah adanya covid-19 karena perbankan mengalami penurunan

disebabkan naiknya resiko yang diakibatkan oleh kegagalan debitur

dalam memenuhi kewajiban terhadap bank sesudah terjadinya

pandemi covid-19 yang meningkat dan diikuti nilai rata-rata

pengeluaran dana sesudah terjadinya pandemi covid-19 untuk kredit

menurun. Perbankan seharusnya memperhatikan resiko kredit yang

69
akan diberikan ketika terjadinya pandemi lagi dan melakukan

penyempurnakan kebijakan pengkreditan pada saat terjadi pandemi

agar tidak mengalami hal yang sama. Jika dibiarkan maka akan

memberikan pengaruh negatif pada bank.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfriyandi Eka

Putra (2021) yang mengatakan bahwa kinerja perbankan go public

sesudah terjadinya pandemi covid-19 yang dilihat dari rasio NPL

mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata NPL

sebelum pandemi covid-19 yaitu sebesebar 2,00% sedangkan nilai

rata-rata NPL sesudah terjadinya pandemi covid-19 yaitu sebesar

2,42 % sehingga selisihnya sebesar 0,42%.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Agung

Anggoro (2021) yang mengatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

signifikan antara kualitas asset (NPL) sektor perbankan sebelum dan

pada saat pandemi covid-19. Hal tersebut disebabkan oleh adanya

antisipasi akan risiko kredit berupa strategi restrukturisasi kredit.

2. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank yang diukur

menggunakan rasio Return On Asset (ROA) sebelum dan

sesudah adanya Covid-19

Hipotesis ke 2, berdasarkan pada tabel 4.4 pengujian uji beda

dengan menggunakan Uji Independent Sample T-Test dapat

diketahui Nilai signifikannya yaitu sebesar 0,041 < 0,05 membuktikan

bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap ROA sebelum dan

sesudah adanya Covid-19 sekaligus hipotesis diterima. Yang artinya

70
ada perbedaan yang signifikan tingkat kesehatan bank yang diukur

dengan rasio Return On Asset (ROA) sebelum dan sesudah adanya

Covid -19 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

Terjadinya perbedaan ROA sebelum dan sesudah adanya

covid-19 karena Kemampuan bank untuk mencetak laba kini tengah

terganggu. Penyebabnya, tak lain dari ekonomi yang masih belum

stabil akibat pandemi Covid-19. Meningkatnya nilai NIM seiring

dengan pendapatan bunga yang meningkat dibandingkan tahun

sebelum adanya covid-19.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Devi et al., (2021)

yang mengatakan bahwa ada perbedaan perbedaan rasio ROA pada

sektor industri keuangan secara signifikan antara sebelum covid-19

dan sesudah covid-19.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

Hartadinata dan Farihah (2021) yang menyatakan bahwa tidak ada

perbedaan kinerja bank antara sebelum pandemi covid-19 dan

selama covid-19. Nilai signifikasi pada penelitian tersebut adalah

sebesar 0,095 > 0,05.

3. Terdapat perbedaan perbedaan tingkat kesehatan bank yang

diukur menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)

sebelum dan sesudah adanya Covid-19

Hipotesis ke 4, berdasarkan pada tabel 4.4 hasil pengujian uji

beda menggunakan Uji Independent Sample T-Test yang dapat

diketahui Nilai signifikan pada CAR yaitu sebesar 0,032 < 0,05

sehingga dapat membuktikan bahwa ada perbedaan secara

71
signifikan terhadap CAR sebelum dan setelah adanya Covid-19

sekaligus hipotesis diterima. Yang artinya ada perbedaan yang

signifikan tingkat kesehatan bank yang diukur dengan CAR sebelum

dan sesudah adanya Covid-19 pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI.

Adanya perbedaan yang signifikansi rasio CAR sebelum dan

sesudah adanya covid-19 disebabkan oleh penurunan ATMR Kredit

antara lain dipengaruhi oleh kenaikan CKPN untukmengantisipasi

potensi risiko di tengah NPL yang meningkat. Sementara itu, modal

tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. ATMR yang

terkontraksi ketika modal tercatat tumbuh menyebabkan CAR naik.

Nilai rasio CAR yang berada jauh di atas threshold tersebut

menunjukkan kemampuan bank yang memadai dalam menyerap

risiko.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfriyandi Eka

Putra (2021) yang menyatakan bahwa sesudah terjadinya pandemi

covid-19 kinerja perbankan go public yang dilihat dari rasio CAR

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena perbankan go

public sesudah terjadinya pandemi covid-19mengalami penurunan

modal yang tidak tinggi sebesar 3,95% dan di ikuti oleh penurunan

nilai aset tertimbang untuk risiko kredit, risiko operasional, risiko

pasar sebesar 1,49%. Nilai CAR yang tinggi dapat meningkatkan

kepercayaan dari masyarakat untuk meyalurkan dananya ke bank

yang bersangkutan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

72
dilakukan oleh Maulidia (2021) yang menyatakan bahwa kinerja

permodalan perbakan dimasa pandemi covid-19 masih sangat baik.

Kinerja permodalan sektor perbankan yang tidak mengalami

perbedaan sebelum dan pada saat pandemi covid-19 disebabkan

oleh adanya upaya agresif pemerintah untuk menjaga stabilitas

permodalan dan likuiditas perbankan nasional diantaranya melalui

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 70/PMK.05/2020 dengan

menempatkan dana senilai Rp 30 Triliun pada bank BUMN dimana

dana tersebut ditempatkan dalam bentuk deposito sehingga sedikit

banyak tambahan dana tersebut menjaga stabilitas permodalan

dektor perbankan.

73
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan tingkat kesehatan perbankan yang diukur dengan rasio

NPL,ROA, dan CAR pada perusahaan perbankan sebelum dan sesudah

adanya covid-19. Berikut ini hasil dari penelitian yang telah dilakulan

peneliti:

1. Berdasarkan hasil uji indenpendent samples test pada rasio NPL

membuktikan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan rasio NPL

sebelum dan sesudah adanya covid-19 sekaligus hipotesis diterima.

Hal ini ditunjukkan dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai

signfikansi rasio NPL sebesar 0,043.

2. Berdasarkan hasil uji indenpendent samples test pada rasio ROA

membultikan bahwa terdapat perbedaan secara signifikansi rasio

ROA sebelum dan sesudah adanya covid-19 sekaligus hipotesia

diterima. Hal tersebut dapat ditinjau dari hasil pengujian hipotesis

dengan nilai signifikansi ROA sebesar 0,041.

3. Berdasarkan hasil uji indenpendent samples test rasio CAR yang

membuktikan bahwa terdapat perbedaan secara signifikansi terhadap

rasio CAR sebelum dan sesudah adanya covid-19 sekaligus hipotesis

diterima. Hal tersebut dapat ditinjau dari hasil pengujian hipotesis

dengan nilai signifikansi nya sebesar 0,032.

60
61

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah peneliti paparkan, peneliti

memberikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian terkait dengan perbedaan tingkat kesehatan bank

sebelum dan sesudah adanya covid-19. Maka saran yang dapat diberikan

yaitu:

1. Pada penelitian ini tidak menggunakan seluruh indikator, untuk

penelitian selanjutnya diberharapkn dapat menambahkan indikator

yang digunakan untuk mengukur dan menilai tingat kesehatan

perbankan dengan menggunakan pendekatan RGEC sesuai yang

telah ditetapkan oleh Bank Indonesia agar memperoleh hasil yang

lebih akutat.

2. Untuk perusahaan perbankan yang mengalami kondisi penurunan

kesehatan bank, harus berusaha meningkatkan dan menjaga

kesehatan perbankan pada masa pamdemi covid-19 berikutnya

agar dapat mempertahankan kepercayaan nasabah, masyarakat

maupun stokeholde terhadap perbankan tersebut.

3. Bagi penelitian selanjutnya, peneliti mengharapkan dapat

memperluas atau memperbanyak sampel penelitian sehingga

penelitian yang dihasilkan dapat lebih akurat dan lebih luas lagi

mengenai dampak dari covid-19.


L

N
LAMPIRAN 1

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Kode kriteri
No a
Nama Bank Saha
.
m 1 2
1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO  
2 Bank IBK Indonesia Tbk. AGRS  
3 Bank Amar Indonesia Tbk AMAR - 
4 Bank Jago Tbk. ARTO  
5 Bank MNC International Tbk BABP - -
6 Bank Captal Indonesia Tbk BACA  
7 Bank Central Asia Tbk BBCA  
8 Bank Harda International BBHI  
9 Bank KB Bukopin Tbk BBKP  
10 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD - -
11 Bank Negara Indonesia (persero) Tbk BBNI  
12 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk BBRI  
13 Bank Bisnis Internasional Tbk BBSI - 
14 Bank Tabungan Negara (persero) Tbk BBTN  
15 PT Bank Neo Commerce Tbk. BBYB  
16 Bank Jtrust Indonesia Tbk BCIC  
17 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN  
18 PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. BEKS  
19 Bank Ganesha Tbk BGTG  
20 Bank Ina Perdana Tbk BINA  -
21 BDP Jawa Barat dan Banten Tbk BJBR  
22 BDP Jawa Tmur Tbk BJTM  
23 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW  
24 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS  
25 Bank Mandiri ( Persero) Tbk BMRI  
26 Bank Bumi Arta Tbk BNBA  
27 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA  
28 Bank Maybank Indonesia Tbk BNII  
29 Bank Permata Tbk BNLI  
30 Bank Sinarmas Tbk BSIM  
31 Bank Of India Indonesia Tbk BSWD  
32 Bank Tabungan Pensiunan National Tbk BTPN  
33 Bank Victoria International Tbk BVIC  
34 Bank Oke Indonesia Tbk. DNAR  
35 Bank Artha Graha International INPC  
36 Bank Mayapada International Tbk MAYA  
37 Bank China Construction Bank Indonesia Tbk MCOR  -
38 Bank Mega Tbk MEGA  
39 Bank OCBC NISP Tbk NISP  
40 Bank Natonalnobu Tbk NOBU  
41 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN  
Bank Woon Saudara SDRA  
B. Sampel Penelitian

Nomor Sampel Nama Bank Kode Saham


1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO
2 Bank IBK Indonesia Tbk. AGRS
3 Bank Jago Tbk. ARTO
4 Bank Captal Indonesia Tbk BACA
5 Bank Central Asia Tbk BBCA
6 Bank Harda International BBHI
7 Bank KB Bukopin Tbk BBKP
8 Bank Negara Indonesia (persero) Tbk BBNI
9 Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk BBRI
10 Bank Tabungan Negara (persero) Tbk BBTN
11 PT Bank Neo Commerce Tbk. BBYB
12 Bank Jtrust Indonesia Tbk BCIC
13 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
14 PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. BEKS
15 Bank Ganesha Tbk BGTG
16 BDP Jawa Barat dan Banten Tbk BJBR
17 BDP Jawa Tmur Tbk BJTM
18 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW
19 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS
20 Bank Mandiri ( Persero) Tbk BMRI
21 Bank Bumi Arta Tbk BNBA
22 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA
23 Bank Maybank Indonesia Tbk BNII
24 Bank Permata Tbk BNLI
25 Bank Sinarmas Tbk BSIM
26 Bank Of India Indonesia Tbk BSWD
27 Bank Tabungan Pensiunan National Tbk BTPN
28 Bank Victoria International Tbk BVIC
29 Bank Oke Indonesia Tbk. DNAR
30 Bank Artha Graha International INPC
31 Bank Mayapada International Tbk MAYA
32 Bank Mega Tbk MEGA
33 Bank OCBC NISP Tbk NISP
34 Bank Natonalnobu Tbk NOBU
35 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN
36 Bank Woon Saudara SDRA
LAMPIRAN 2

DATA PENELITIAN VARIABEL SEBELUM ADANYA COVID-19 DAN


SETELAH ADANYA COVID-19

Sebelum Adanya Covid - 19 Setelah Adanya Covid - 19

PERIODE PERIODE
No. LAPORAN LAPORAN
Kode Kode
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
PUBLIKASI PUBLIKASI
TRIWULANAN TRIWULANAN

TW 1 2019 2,87 1,46 28,05 1 TW 2 2020 8,33 0,24 23,21 2

TW 2 2019 4,43 0,93 25,41 1 TW 3 2020 7,24 0,20 22,60 2

1 TW 3 2019 7,51 0,14 24,40 1 TW 4 2020 4,97 0,24 24,33 2

TW 4 2019 7,66 0,31 24,28 1 TW 1 2021 4,76 0,47 24,10 2

TW 1 2020 8,34 0,34 22,39 1 TW 2 2021 4,59 0,33 24,90 2

TW 1 2019 3,98 -0,83 35,81 1 TW 2 2020 10,43 -1,42 10,43 2

TW 2 2019 6,66 -1,90 32,98 1 TW 3 2020 9,58 -1,89 35,27 2

1 2
2 TW 3 2019 6,14 -0,62 29,92 TW 4 2020 5,14 -1,75 30,49

TW 4 2019 11,68 -3,87 26,50 1 TW 1 2021 5,75 0,70 29,43 2

1 2
TW 1 2020 11,34 -10,53 23,09 TW 2 2021 5,85 -2,27 27,80

TW 1 2019 6,64 -3,59 17,79 1 TW 2 2020 0,92 -6,81 215,20 2

TW 2 2019 6,41 -4,16 16,02 1 TW 3 2020 0,37 -8,95 133,00 2

3 TW 3 2019 8,18 -3,66 15,47 1 TW 4 2020 0,00 -11,27 91,38 2

TW 4 2019 2,05 -15,89 148,28 1 TW 1 2021 0,00 -3,33 538,01 2

TW 1 2020 2,04 -8,15 116,15 1 TW 2 2021 0,00 -1,30 342,80 2

TW 1 2019 2,88 0,41 17,62 1 TW 2 2020 1,57 0,77 12,01 2

TW 2 2019 2,71 0,87 15,96 1 TW 3 2020 3,97 0,58 10,18 2


4 TW 3 2019 2,88 0,80 16,92 1 TW 4 2020 0,00 0,44 18,11 2

TW 4 2019 3,48 0,13 12,67 1 TW 1 2021 0,00 0,15 20,87 2

TW 1 2020 1,57 0,94 13,29 1 TW 2 2021 0,00 0,14 26,16 2

TW 1 2019 1,47 3,46 24,49 1 TW 2 2020 2,10 3,12 22,93 2

TW 2 2019 1,41 3,70 23,58 1 TW 3 2020 1,90 3,90 24,70 2

5 TW 3 2019 1,60 4,00 23,80 1 TW 4 2020 1,80 3,10 25,80 2

TW 4 2019 1,30 4,00 23,80 1 TW 1 2021 1,80 3,10 24,50 2

TW 1 2020 1,60 3,17 22,50 1 TW 2 2021 2,40 3,20 25,30 2

TW 1 2019 4,08 1,72 17,15 1 TW 2 2020 6,90 2,96 16,40 2

TW 2 2019 3,20 0,80 16,73 1 TW 3 2020 3,39 2,97 18,89 2


6 TW 3 2019 4,93 -0,32 17,65 1 TW 4 2020 2,76 2,04 19,61 2
TW 4 2019 10,16 -1,87 16,20 1 TW 1 2021 2,59 1,07 18,19 2
TW 1 2020 10,43 0,14 15,26 1 TW 2 2021 1,76 1,25 22,49 2
Sebelum Adanya Covid - 19 Setelah Adanya Covid - 19
PERIODE PERIODE
No. LAPORAN LAPORAN
Kode Kode
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
PUBLIKASI PUBLIKASI
TWAN TRIWULANAN
TW 1 2019 5,23 0,26 13,29 1 TW 2 2020 5,25 0,13 14,11 2

TW 2 2019 5,27 0,33 13,20 1 TW 3 2020 8,50 -2,09 16,34 2

7 TW 3 2019 5,99 0,27 13,56 1 TW 4 2020 10,16 -4,61 12,08 2

TW 4 2019 5,99 0,13 12,59 1 TW 1 2021 9,63 -1,12 11,78 2

TW 1 2020 5,33 0,25 12,59 1 TW 2 2021 8,56 0,52 12,57 2

TW 1 2019 1,88 2,68 19,18 1 TW 2 2020 3,03 1,38 16,71 2

TW 2 2019 1,75 2,44 18,68 1 TW 3 2020 3,56 0,88 16,75 2

8 TW 3 2019 1,80 2,51 19,33 1 TW 4 2020 4,25 0,54 16,78 2

TW 4 2019 2,27 2,42 19,73 1 TW 1 2021 4,12 1,46 18,07 2

TW 1 2020 2,38 2,63 16,07 1 TW 2 2021 3,94 1,48 18,18 2

TW 1 2019 2,33 3,35 21,68 1 TW 2 2020 2,98 2,41 19,83 2

TW 2 2019 2,35 3,31 20,77 1 TW 3 2020 3,02 2,07 20,38 2

TW 3 2019 2,96 3,42 21,62 1 TW 4 2020 2,94 1,98 20,61 2


9
1 2
TW 4 2019 2,62 3,50 22,55 TW 1 2021 3,12 2,65 19,40

TW 1 2020 2,81 3,19 18,23 1 TW 2 2021 3,27 2,38 19,63 2

TW 1 2019 2,90 1,24 17,62 1 TW 2 2020 4,71 0,63 19,10 2

TW 2 2019 3,32 1,12 16,99 1 TW 3 2020 4,56 0,59 18,95 2

10 TW 3 2019 3,54 0,44 16,88 1 TW 4 2020 4,37 0,69 19,34 2

TW 4 2019 4,78 0,13 17,32 1 TW 1 2021 4,25 0,94 17,65 2

TW 1 2020 4,91 0,76 18,73 1 TW 2 2021 4,10 0,68 17,80 2

TW 1 2019 16,73 1,65 17,83 1 TW 2 2020 4,92 0,85 33,76 2

TW 2 2019 4,57 0,59 24,31 1 TW 3 2020 4,74 0,15 37,12 2

11 TW 3 2019 4,72 0,50 29,60 1 TW 4 2020 4,05 0,34 32,78 2

TW 4 2019 4,32 0,37 29,35 1 TW 1 2021 4,44 -3,60 28,06 2

TW 1 2020 4,37 1,07 29,96 1 TW 2 2021 4,61 -4,39 24,73 2

TW 1 2019 5,60 -3,75 13,36 1 TW 2 2020 4,11 -3,47 12,05 2

TW 2 2019 3,68 -1,12 13,36 1 TW 3 2020 4,27 -3,20 11,69 2

12 TW 3 2019 2,34 0,38 13,69 1 TW 4 2020 4,97 -3,36 11,59 2

TW 4 2019 1,49 0,29 14,53 1 TW 1 2021 4,42 -3,52 12,19 2

TW 1 2020 2,63 0,18 13,11 1 TW 2 2021 5,95 -3,44 11,90 2

TW 1 2019 2,96 2,32 22,83 1 TW 2 2020 4,24 0,97 24,47 2

TW 2 2019 3,35 2,21 22,24 1 TW 3 2020 3,45 1,13 25,93 2

13 TW 3 2019 3,52 2,08 23,04 1 TW 4 2020 2,98 0,57 25,59 2

TW 4 2019 3,21 2,44 24,59 1 TW 1 2021 3,26 1,16 26,23 2

TW 1 2020 3,68 2,85 23,21 1 TW 2 2021 2,94 1,11 26,54 2

Sebelum Adanya Covid - 19 Setelah Adanya Covid - 19


No.
PERIODE NPL ROA CAR Kode PERIODE NPL ROA CAR Kode
LAPORAN LAPORAN
KEUANGAN KEUANGAN
Group Group
PUBLIKASI PUBLIKASI
TWAN TWAN
TW 1 2019 5,14 -3,33 10,01 1 TW 2 2020 5,69 -2,40 8,02 2

TW 2 2019 5,02 -2,59 10,01 1 TW 3 2020 6,66 -2,57 49,63 2

14 TW 3 2019 5,03 -2,20 10,01 1 TW 4 2020 22,27 -3,80 34,75 2

TW 4 2019 5,01 -2,09 9,01 1 TW 1 2021 20,86 -3,73 30,09 2

TW 1 2020 5,04 -2,08 9,01 1 TW 2 2021 21,39 -3,74 27,49 2

TW 1 2019 4,22 1,65 31,39 1 TW 2 2020 5,90 0,68 35,50 2

TW 2 2019 1,62 1,46 32,81 1 TW 3 2020 6,32 0,46 34,46 2

15 TW 3 2019 3,64 1,02 34,64 1 TW 4 2020 5,49 0,10 35,70 2

TW 4 2019 2,28 0,32 32,84 1 TW 1 2021 6,49 0,14 39,39 2

TW 1 2020 2,33 1,01 32,79 1 TW 2 2021 6,41 0,15 36,32 2

TW 1 2019 1,68 1,91 18,57 1 TW 2 2020 1,60 1,65 16,72 2

TW 2 2019 1,74 1,80 16,94 1 TW 3 2020 1,50 1,61 16,59 2

16 TW 3 2019 1,75 1,68 16,62 1 TW 4 2020 1,40 1,66 17,31 2

TW 4 2019 1,58 1,68 17,71 1 TW 1 2021 1,40 1,67 17,05 2

TW 1 2020 1,65 1,80 17,08 1 TW 2 2021 1,34 1,61 16,86 2

TW 1 2019 3,46 3,63 24,14 1 TW 2 2020 4,27 2,73 21,08 2

TW 2 2019 3,16 3,50 23,22 1 TW 3 2020 4,49 2,57 21,32 2

17 TW 3 2019 2,89 3,18 21,80 1 TW 4 2020 4,00 1,95 21,64 2

TW 4 2019 2,77 2,73 21,23 1 TW 1 2021 4,20 2,64 23,13 2

TW 1 2020 3,35 3,23 22,91 1 TW 2 2021 4,42 2,31 21,10 2

TW 1 2019 3,70 -1,02 27,55 1 TW 2 2020 9,56 -4,83 18,49 2

TW 2 2019 4,68 -0,52 21,88 1 TW 3 2020 7,02 -3,82 18,25 2

18 TW 3 2019 4,65 -0,22 22,28 1 TW 4 2020 4,66 -1,24 24,53 2

TW 4 2019 5,63 0,02 21,08 1 TW 1 2021 3,22 -2,89 23,69 2

TW 1 2020 8,41 -0,34 20,36 1 TW 2 2021 7,56 -6,13 21,61 2

TW 1 2019 2,36 1,20 21,57 1 TW 2 2020 2,34 1,08 20,21 2

TW 2 2019 1,22 1,18 21,59 1 TW 3 2020 2,38 0,95 19,14 2

19 TW 3 2019 1,27 1,15 21,27 1 TW 4 2020 1,93 1,09 16,53 2

TW 4 2019 2,34 1,13 20,19 1 TW 1 2021 2,26 0,86 15,58 2

TW 1 2020 2,53 13,13 20,34 1 TW 2 2021 2,41 0,81 14,29 2

TW 1 2019 2,73 3,42 22,47 1 TW 2 2020 3,42 2,23 19,20 2

TW 2 2019 2,64 3,08 21,01 1 TW 3 2020 3,50 1,95 19,83 2

20 TW 3 2019 2,61 3,01 22,50 1 TW 4 2020 3,29 1,64 19,90 2

TW 4 2019 2,39 3,03 21,39 1 TW 1 2021 3,30 2,22 18,51 2

TW 1 2020 2,40 3,55 17,65 1 TW 2 2021 3,19 2,43 18,94 2


No. Sebelum Adanya Covid - 19 Setelah Adanya Covid - 19
PERIODE NPL ROA CAR Kode PERIODE NPL ROA CAR Kode
LAPORAN Group LAPORAN Group
KEUANGAN KEUANGAN
PUBLIKASI PUBLIKASI
TWAN TRIWULANAN
TW 1 2019 1,60 0,97 25,63 1 TW 2 2020 2,23 0,35 24,12 2

TW 2 2019 1,72 0,90 25,54 1 TW 3 2020 2,55 0,67 24,90 2

21 TW 3 2019 1,60 0,90 24,51 1 TW 4 2020 2,63 0,69 25,80 2

TW 4 2019 1,53 0,96 23,35 1 TW 1 2021 2,44 1,05 26,45 2

TW 1 2020 1,41 0,64 23,41 1 TW 2 2021 2,34 1,43 28,45 2

TW 1 2019 3,05 1,91 19,90 1 TW 2 2020 3,94 1,59 19,34 2


TW 2 2019 2,90 1,97 20,13 1 TW 3 2020 3,93 1,20 20,24 2

TW 3 2019 2,65 1,76 20,64 1 TW 4 2020 3,65 0,99 21,24 2


22
TW 4 2019 2,82 1,78 20,92 1 TW 1 2021 3,85 1,85 21,39 2

TW 1 2020 3,06 1,99 18,79 1 TW 2 2021 3,25 2,01 21,35 2

TW 1 2019 3,01 0,96 18,74 1 TW 2 2020 5,23 1,01 21,97 2

TW 2 2019 3,22 0,89 19,06 1 TW 3 2020 4,51 0,88 23,36 2

TW 3 2019 2,78 0,82 20,06 1 TW 4 2020 4,13 0,82 24,25 2


23
TW 4 2019 3,62 1,09 21,42 1 TW 1 2021 4,42 0,89 24,74 2

TW 1 2020 3,97 1,37 20,53 1 TW 2 2021 4,66 0,59 25,41 2

TW 1 2019 3,78 1,30 19,90 1 TW 2 2020 3,74 0,93 21,26 2

TW 2 2019 3,58 1,24 19,81 1 TW 3 2020 3,78 0,68 21,60 2

24 TW 3 2019 3,33 1,28 19,84 1 TW 4 2020 2,90 0,97 35,68 2

TW 4 2019 2,77 1,30 19,89 1 TW 1 2021 2,93 1,30 35,21 2

TW 1 2020 3,18 0,69 19,61 1 TW 2 2021 3,31 1,02 35,43 2

TW 1 2019 4,03 1,95 17,09 1 TW 2 2020 5,92 0,35 16,35 2

TW 2 2019 8,60 0,17 15,93 1 TW 3 2020 4,96 0,42 18,41 2

25 TW 3 2019 7,48 0,05 16,61 1 TW 4 2020 4,75 0,30 17,10 2

TW 4 2019 7,83 0,23 17,32 1 TW 1 2021 4,95 0,39 15,68 2

TW 1 2020 6,15 0,45 16,00 1 TW 2 2021 11,16 -0,68 25,44 2

TW 1 2019 5,00 1,37 41,20 1 TW 2 2020 4,66 0,48 43,21 2

TW 2 2019 4,93 0,79 40,97 1 TW 3 2020 5,06 0,36 44,49 2

TW 3 2019 4,42 0,66 44,37 1 TW 4 2020 4,95 0,49 45,49 2


26

TW 4 2019 4,22 0,60 45,78 1 TW 1 2021 4,80 0,73 46,42 2

TW 1 2020 4,44 0,75 43,05 1 TW 2 2021 5,01 0,53 46,97 2

TW 1 2019 0,73 1,09 22,68 1 TW 2 2020 1,08 1,51 22,52 2

TW 2 2019 0,78 1,33 22,88 1 TW 3 2020 1,05 1,37 24,34 2

27 TW 3 2019 0,81 1,37 23,91 1 TW 4 2020 1,15 1,01 25,19 2

TW 4 2019 0,78 1,29 23,51 1 TW 1 2021 1,36 2,27 21,95 2

TW 1 2020 0,94 1,47 21,95 1 TW 2 2021 1,39 1,99 26,46 2

Sebelum Adanya Covid - 19 Setelah Adanya Covid - 19


PERIODE PERIODE
No. LAPORAN LAPORAN
Kode Kode
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
PUBLIKASI PUBLIKASI
TRIWULANAN TRIWULANAN
TW 1 2019 3,91 0,38 16,29 1 TW 2 2020 6,72 0,06 18,22 2

TW 2 2019 4,48 0,32 16,65 1 TW 3 2020 8,29 0,05 17,56 2

TW 3 2019 5,28 0,20 17,56 1 TW 4 2020 7,58 -1,26 17,29 2


28
TW 4 2019 6,77 -0,09 17,29 1 TW 1 2021 7,47 0,28 16,27 2

1 2
TW 1 2020 7,15 0,12 17,28 TW 2 2021 6,84 0,35 16,33

TW 1 2019 3,51 0,36 48,71 1 TW 2 2020 3,51 0,40 44,99 2

1 2
TW 2 2019 4,00 0,29 47,96 TW 3 2020 3,42 0,35 44,58
1 2
29 TW 3 2019 3,50 0,18 44,58 TW 4 2020 3,52 0,35 41,27

TW 4 2019 2,95 -0,27 41,27 1 TW 1 2021 3,09 0,49 50,95 2

TW 1 2020 3,76 0,28 51,84 1 TW 2 2021 2,89 0,30 46,34 2

TW 1 2019 7,21 0,33 19,87 1 TW 2 2020 5,18 0,18 19,18 2

TW 2 2019 7,29 0,29 19,18 1 TW 3 2020 5,15 0,15 15,06 2

30 TW 3 2019 7,68 0,21 18,51 1 TW 4 2020 4,58 0,11 16,37 2

TW 4 2019 5,71 -0,30 18,55 1 TW 1 2021 3,25 0,09 14,32 2

TW 1 2020 5,30 0,20 14,32 1 TW 2 2021 3,63 0,15 16,54 2

TW 1 2019 4,99 0,65 14,59 1 TW 2 2020 6,99 0,39 14,74 2

TW 2 2019 4,78 0,68 14,74 1 TW 3 2020 4,66 0,39 19,08 2

31 TW 3 2019 3,68 1,08 15,30 1 TW 4 2020 4,09 0,12 15,45 2

TW 4 2019 3,85 0,78 16,18 1 TW 1 2021 4,23 0,22 15,62 2

TW 1 2020 6,94 0,35 13,75 1 TW 2 2021 4,94 0,14 14,77 2

TW 1 2019 1,75 2,94 24,25 1 TW 2 2020 1,56 2,93 25,34 2

TW 2 2019 1,65 2,70 23,26 1 TW 3 2020 1,40 2,92 26,01 2

32 TW 3 2019 1,37 2,75 24,42 1 TW 4 2020 1,39 3,64 31,04 2

TW 4 2019 2,46 2,90 23,68 1 TW 1 2021 1,30 3,35 26,60 2

TW 1 2020 1,55 3,29 24,70 1 TW 2 2021 1,26 3,45 27,31 2

TW 1 2019 1,85 2,29 17,74 1 TW 2 2020 1,82 2,29 20,64 2

TW 2 2019 1,82 2,33 18,53 1 TW 3 2020 1,81 1,86 20,92 2

33 TW 3 2019 1,84 2,24 18,61 1 TW 4 2020 1,93 1,47 21,98 2

TW 4 2019 1,72 2,22 19,10 1 TW 1 2021 1,96 1,25 22,03 2

TW 1 2020 1,80 2,42 18,71 1 TW 2 2021 2,53 1,92 22,73 2

TW 1 2019 0,56 0,39 22,32 1 TW 2 2020 2,45 0,70 25,16 2

TW 2 2019 0,62 0,44 22,24 1 TW 3 2020 1,68 0,69 23,23 2

34 TW 3 2019 0,62 0,49 21,94 1 TW 4 2020 0,21 0,57 22,02 2

TW 4 2019 2,09 0,52 21,56 1 TW 1 2021 0,71 0,45 21,06 2

TW 1 2020 2,28 0,68 22,89 1 TW 2 2021 0,58 0,47 19,40 2

Sebelum Adanya Covid - 19 Setelah Adanya Covid - 19


PERIODE PERIODE
No. LAPORAN LAPORAN
Kode Kode
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
KEUANGAN NPL ROA CAR Group
PUBLIKASI PUBLIKASI
TRIWULANAN TRIWULANAN
TW 1 2019 3,09 2,02 23,54 1 TW 2 2020 2,90 1,77 26,70 2
35
TW 2 2019 2,94 2,01 23,81 1 TW 3 2020 2,96 2,06 28,14 2
TW 3 2019 2,95 2,02 23,80 1 TW 4 2020 2,93 2,08 29,55 2

TW 4 2019 3,02 2,09 24,07 1 TW 1 2021 3,52 1,49 28,15 2

TW 1 2020 2,89 2,00 24,48 1 TW 2 2021 3,18 1,78 28,83 2

TW 1 2019 1,71 2,56 21,43 1 TW 2 2020 1,42 1,79 19,14 2

TW 2 2019 1,88 2,49 20,68 1 TW 3 2020 1,32 1,94 19,06 2

36 TW 3 2019 1,91 2,20 20,36 1 TW 4 2020 1,12 1,84 19,98 2

TW 4 2019 1,64 1,18 20,02 1 TW 1 2021 1,06 2,13 19,93 2

TW 1 2020 1,72 1,83 17,96 1 TW 2 2021 0,98 2,03 19,96 2


LAMPIRAN 3

HASIL STATISTIK DESKRIPSI VARIABEL

Descriptives
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
N Mean Std. Deviation Std. Error
Lower Bound Upper Bound

Sebelum Adanya Covid-19 180 3,7073 2,34663 ,17491 3,3622 4,0525 ,56 16,73

NPL Setelah Adanya Covid-19 180 4,0853 3,16859 ,23617 3,6193 4,5514 ,00 22,27
Total 360 3,8963 2,79061 ,14708 3,6071 4,1856 ,00 22,27
Sebelum Adanya Covid-19 180 ,8323 2,27450 ,16953 ,4977 1,1668 -15,89 4,00
180 ,3974 2,18695 ,16301 ,0757 ,7190 -11,27 3,90
ROA Setelah Adanya Covid-19
Total 360 ,6148 2,23866 ,11799 ,3828 ,8469 -15,89 4,00
Sebelum Adanya Covid-19 180 22,9394 13,89688 1,03581 20,8955 24,9834 9,01 148,28

CAR Setelah Adanya Covid-19 180 29,9704 48,70750 3,63044 22,8065 37,1344 8,02 538,01
Total 360 26,4549 35,93872 1,89414 22,7299 30,1799 8,02 538,01
LAMPIRAN 4

HASIL ANALISI STATISTIK

A. Hasil Uji Normalitas Data

1. Hasil Uji Normalitas Data Variabel NPL

Sebelum Adanya Covid -19

Sesudah Adanya Covid-19


2. Hasil Uji Normalitas Data variabel ROA

Sebelum Adanya Covid -19

Sesudah Adanya Covid-19


3. Hasil Uji Normalitas Data Variabel CAR

Sebelum Adanya Covid -19

Sesudah Adanya Covid-19


B. Hasil uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

NPL 1,583 1 358 ,209


ROA ,118 1 358 ,732
CAR 6,778 1 358 ,010
LAMPIRAN 5

HASIL UJI HIPOTESIS

Independent Samples Test

Levene's Test for t-test for Equality of Means


Equality of Variances

F Sig. t df Sig. (2-tailed)Mean Difference Std. Error 95% Confidence Interval of the
Difference Difference

Lower Upper

Equal variances assumed ,252 ,616 -2,032 358 ,043 -,58472 ,28773 -1,15057 -,01887
NPL
Equal variances not assumed -2,032 339,636 ,043 -,58472 ,28773 -1,15067 -,01877
Equal variances assumed ,000 ,991 2,048 358 ,041 ,50156 ,24490 ,01992 ,98319
ROA
Equal variances not assumed 2,048 353,409 ,041 ,50156 ,24490 ,01990 ,98321
Equal variances assumed 6,250 ,013 -2,161 358 ,031 -8,13411 3,76380 -15,53605 -,73217
CAR
Equal variances not assumed -2,161 208,141 ,032 -8,13411 3,76380 -15,55417 -,71405
LAMPIRAN 6

IKTISAR HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Asymp. Sig
Hasil
No. Hipotesis Pengujian
Uji Independent Sample
T-Test

Terdapat perbedaan secara


signifikan rasio NPL sebelum
Hipotesis 1 dan sesudah adanya covid-19 H1
0,043
(H1) Diterima

Terdapat perbedaan secara


signifikan rasio ROA sebelum
Hipotesis 2 dan sesudah adanya covid-19 H2
0,041
(H2) Diterima

Terdapat perbedaan secara


signifikan rasio CAR sebelum
Hipotesis 3 dan sesudah adanya covid-19 H3
0,032
(H3) Diterima

Anda mungkin juga menyukai