Anda di halaman 1dari 95

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS

TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN


YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh
SANTI
10573 05116 14

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO LIKUIDITAS
TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

SANTI
105730511614

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Jurusan AkuntasiFakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

ii
Motto

“Aku percaya bahwa apapun yang aku terima dan aku jalankan saat ini adalah

yang terbaik dari Tuhan dan aku percaya Dia akan selalu memberikan yang

terbaik untukku pada waktu yang telah Ia tetapkan”

(Penulis)

“Tidak ada JAMINAN KESUKSESAN, namun tidak mencobanya adalah

JAMINAN KEGAGALAN”

(Bill Clinton)iii

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Alhambulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik bagi Allah SWT atas

rahmat dan hidayah-nya yang senantiasa dicurahkan kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini hingga selesai. Salam dan shalawat senantiasa penulis

kirimkan kepada Rasulullah Muhammad Sallallahu’ Alaihi Wasallam beserta para

keluarga, sahabat da para pengiutnya. Merupakan nikmat tiada ternilai

manakalah penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Resiko Kredit Dan

Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus, teristimewah kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda SAHODANG dan

ibunda SUMARNIA yang senantiasa memberikan kasih sayang, do’a tulus tanpa

pamrih, harapan yang menjadi sumber kekuatan bagi penulis, dan saudara-

saudara tercinta yang senantiasa membimbing penulis selama proses pendidikan

sampai selesainya skripsi ini, semoga apa yang mereka berikan kepada penulis

bernilai ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

vii
Penulis menyaari bahwa penyusunan skripsi ini tidak aka terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula perhargaan yang

setinggi tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA. CSP. selaku Ketua Prodi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus salim HR, SE., MM, selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Andi Arman, SE., M.Si. Ak. CA, selaku pembimbing II yng telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujia skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah serta banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2014 terkhusus kelas Ak.12-2014 yang selalu belajar

bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

viii
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dukungannya penulis dapat

merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, Oktober 2019

Penulis

ix
ABSTRAK

Santi, Tahun 2019. Pengaruh Risiko Kredit Dan Risiko Likuiditas Terhadap
Profitabilitaspada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh Pembimbing Dr. Agus salim HR Dan
Pembimbing Andi Arman.

Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam


memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor
yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan
jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan
lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik
perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan. Dilihat dari struktur
aset bank, kredit atau pinjaman merupakan aktiva produktif terbesar sehingga
pendapatan bunga yang diperoleh bank dari penyaluran kredit ini merupakan
pendapatan terbesar yang diperoleh bank. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh Non Performing Loan (NPL) dan Loan to
Deposit Rasio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada perbankan
yang Listed di Bursa Efek Indonesia selama Periode tahun 2012-2016. Dan
untuk kepentingan penelitian ini maka digunakan sampel dengan metode
purposive sampling sehingga didapat 6 perusahaan yang memenuhi kriteria.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan dan diunduh melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikan 5%, sementara uji
hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji pengarus secara parsial dan uji-f
untuk menguji pengaruh secara simultan.selain itu juga dilakukan uji asumsi
klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan
ujiheteroskedastisitas.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap penelitian ini diketahui
bahwa secara simultan NPL dan LDR berpengaruh signifikan. Sedangkan dari
pengujian secara parsial, diperoleh bahwa NPL dan LDR berpengaruh negative
signifikan terhadap ROA.

Kata kunci: Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Rasio (LDR) dan
Return On Asset (ROA).

x
ABSTRACT

Santi, 2019. The Effect of Credit Risk and Liquidity Risk on Profitability in
Banks Listed on the Indonesia Stock Exchange. Thesis Accounting Study
Program Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah
Makassar. Guided by Supervisor Dr. Agus Salim HR And Advisor Andi Arman.

In today's modern world, the role of banks in advancing a country's


economy is huge. Almost all sectors related to various financial activities always
require bank services. Therefore, now and in the future we will not be separated
from the world of banking, if we want to carry out financial activities, both
individuals and institutions, both social or corporate. Judging from the structure of
bank assets, credit or loans are the largest earning assets so that the interest
income earned by banks from lending is the largest income earned by banks. The
purpose of this study is to determine the extent of the influence of Non-
Performing Loans (NPL) and Loan to Deposit Ratio (LDR) on Return on Assets
(ROA)

The population used in this study is in the Listed banking on the Indonesia
Stock Exchange during the 2012-2016 period. And for the purposes of this study,
a sample with a purposive sampling method was used to obtain 6 companies that
met the criteria. The type of data used in this study is secondary data obtained
from financial reports that are published and downloaded through the official
website of the Indonesia Stock Exchange. The data analysis method used is
multiple linear regression analysis with a significant level of 5%, while the
hypothesis test uses t-test to test the partials of the driver and the f-test to test the
effect simultaneously. In addition, classical assumption tests include the normality
test, multicollinearity test, autocorrelation test and heteroscedasticity test.

From the results of research conducted on this study note that


simultaneous NPL and LDR have a significant effect. While from partial testing, it
was found that NPL and LDR had a significant negative effect on ROA.

Keywords: Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) and
Return On Assets (ROA).

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ..............................................................................................................i

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................iv

KATA PENGANTAR ...........................................................................................v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................7


A. Pengertian Dan Jenis Bank..................................................................7
B. Pengertian Dan Fungsi Kredit ............................................................11
C. Pengertian Risiko Likuiditas ...............................................................20
D. Pengertian Profitabilitas Bank ............................................................23
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...........................................................24
F. Hubungan Antara Variabel.................................................................25
G. Kerangka Pikir ...................................................................................27
H. Hipotesis............................................................................................28

BABA III METODEPENELITIAN .......................................................................31


A. Jenis Penelitian..................................................................................31
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ...........................................................31
C. Defenisi Operasional Variabel............................................................31
D. Populasi Dan Sampel ........................................................................33

xii
E. Jenis Dan Sumber Data.....................................................................35
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................36
G. Teknik Analisis Data .........................................................................37

BABA IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN.......................................44


A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ............................................44

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................59


A. Hasil Uji Validitas ................................................................................59
B. Hasil uji asumsi klasik .........................................................................59
1) Hasil Uji Normalitas ................................................................ 59
2) Hasil Uji Multikolonearitas ...................................................... 60
3) Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 62
4) Hasil Uji Heterokedasitas ....................................................... 63
C. Analisis Regresi Linear Berganda .......................................................64
D. Hasil Uji Hipotesis ...............................................................................65
1) Hasil uji F (Simultan) ...............................................................65
2) Hasil Uji T (Persial)..................................................................66
E. Koefisien Determinan (R2) ..................................................................70
BAB VI PENUTUP ............................................................................................71
A. Kesimpulan ........................................................................................71
B. Saran ..................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................73

LAMPIRAN........................................................................................................75

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Perbankan Yang Terdaftar Di BEI........... 33

Tabel 3.2 Daftar Nama Bank Yang Dijadikan Sampel Penelitian....... 35

Table 4.1 Data Rasio Keuangan periode 2013-2017......................... 58

Table 5.1 Hasil Uji Validitas............................................................... 59

Table 5.2 Hail Uji Normalitas ............................................................. 60

Table 5.3 Hasil Uji Multikolonearitas.................................................. 61

Table 5.4 Hasil Uji Autokorelasi......................................................... 62

Table 5.5 Hasil Uji Scatterplot ........................................................... 63

Table 5.6 Persamaan Regresi Berganda........................................... 64

Table 5.7 Hasil Uji F (Simultan)......................................................... 66

Table 5.8 Hasil Uji T (Persial)............................................................ 67

Table 5.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2)........................................ 70

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................. 28

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang

berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa

bank. Oleh karena itu, saat ini dan di masa yang akan datang kita tidak akan

lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik

perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.

Bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya memiliki tujuan

utama,yaitu dapat mencapai profitabilitas maksimal.Profitabilitas adalah

kemampuan bank menghasilkan laba dengan efektif serta efisien. Penelitian ini

menggunakan Return On Assets (ROA) dalam mengukukur profitabilitas.

Meskipun ada berbagai indikator penilaian profitabilitas yang sering digunakan

oleh bank, peneliti menggunakan rasio ROA, karena ROA memperhitungkan

kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial

efisiensi secara menyeluruh.

Sumber dana adalah hal yang paling penting bagi bank untuk

meningkatkan jumlah kredit yang akan di salurkan kepada masyarakat. Dalam

memberikan kredit, sektor perbankan sangat memerlukan ketersediaan dana.

Semakin banyak dana bank, maka semakin besar peluang bank menjalankan

fungsinya.

Dana pihak ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari

masyarakat luas merupakan sumber penting untuk aktivitas operasional bank

1
2

dan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu bank apabila bank dapat

menanggung biaya operasinya dari sumber dana ini (Kasmir, 2012:59). Bank

diharapkan selalu berada ditengah masyarakat, agar aliran uang dari masyarakat

yang mempunyai kelebihan dana dapat ditampung kemudian disalurkan kembali

kepada masyarakat. Keuntungan utama bank berasal dari sumber sumber dana

dengan bunga yang akan diterima dari alokasi tertentu. DPK meningkat maka

bank mempunyai peluang serta kesempatan yanglebih besar untuk memperoleh

pendapatan yang lebih tinggi.Dapat dikatakan DPK memiliki hubungan positif

terhadap profitabilitas yang dihitung dengan rasio ROA. Seperti hasil penelitian

yang dilakukan Firmansyah (2013) bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif

terhadap profitabilitas.

Menurut Kasmir (2012:3) begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga

ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda

perekonomian suatu negara. Anggapan itu tentunya tidak salah, karena fungsi

bank sebagai lembaga sangatlah vital, misalnya dalam penciptaan uang,

mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha,

tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan

lainnya.

Pengkreditan merupakan salah satu kegiatan bank dengan cara

memberikan pinjaman atau kredit pada masyarakat yang memberikan

permohonan. Dengan kata lain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang

membutuhkan. Pinjaman atau kredit yang di berikan dibagi dalam berbagai jenis

sesuai keinginan nasabah. Namun tentu saja sebelum kredit tersebut layak

diberikan atau tidak bank akan melakukan penilaian terhadap nasabah selaku
3

debitur agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikan

pinjaman yang disalurkan bank dengan berbagai sebab.

Dilihat dari struktur aset bank, kredit atau pinjaman merupakan aktiva

produktif terbesar sehingga pendapatan bunga yang diperoleh bank dari

penyaluran kredit ini merupakan pendapatan terbesar yang diperoleh bank. Tapi

karena sumber utama yang digunakan untuk membiayai penyaluran kredit

tersebut berasal dari pihak ketiga maka besarnya pendapatan benga tersebut

akan diikuti pula dengan besarnya beban bunga yang harus di bayar kepada

nasabah. Oleh karena itu pihak bank harus dapat menentukan besarnya tingkat

bunga yang paling efektif sehingga kredit yang di salurkan dapat menghasilkan

laba yang sebesar-besarnya.

Menurut Paramitha (2014:1) Manajemen perusahaan harus berhati-hati

dalam hal kebijakan pemberian kredit karena akan menimbulkan risiko kredit bagi

perusahaan. Selain itu harus memperhatikan kewajiban-kewajiban yang ia miliki

seperti risiko likuiditas perusahaan agar perusahaan dapat tetap likuid agar

kepercayaan para kreditur tetap terjaga. Klasifikasi risiko yang sering dihadapi

oleh bank diantaranya adalah risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko

operasional. Risiko kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat kegagalan

pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya. Risiko ini timbul

sebagaiakibat dari kinerja satu atau lebih debitur yang buruk. Kinerja yang buruk

berasal dari ketidak mampuan debitur untuk memenuhi sebagian atau seluruh isi

perjanjian kredit yang telah disepakati bersama.

Menurut ketentuan Bank Indonesia, salah satu risiko yang menjadi sumber

penilaian kesehatansuatu bank adalah dari sumber pembiayaan/kredit yang

dimana suatu bank harus mempunyai nilai NPL (non performing loan) / kredit
4

macet harus dibawah 5%. Angka ini menunjukkan berapa persen kredit yang

bermasalah dari keseluruhan kredit yang mereka kucurkan kemasyarakat.

Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas,

dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko

likuiditas pendanaan (funding liquidity risk).

Selain risiko kredit dan risiko likuiditas, profitabilitas juga merupakan faktor

penting dalam menilai kesehatan bank. Naik turunnya profitabilitas pada masing

masing perusahaan perbankan di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain

risiko kredit dan likuiditas yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Perkembangan laba yang diperoleh dapat diketahui melalui laporan keuangan

bank,pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan analisis laporan

keuangan guna memperoleh informasi mengenai kinerja dan tingkat kesehatan

bank.

Tingkat kinerja profitabilitas suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur

melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio

dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat

penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan

perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan pemilihan

strategi perusahaan yang akan diterapkan. Dengan melakukan analisis laporan

keuangan perusahaan, maka pemimpin perusahaan dapat mengetahui keadaan

serta perkembangan financial perusahaan dengan hasil yang telah dicapai

diwaktu lampau maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan perusahaan serta


5

hasil-hasil yang dianggap cukup baik dan mengetahui potensi kegagalan suatu

perusahaan tersebut.

Dalam pemberian kredit, bank-bank harus yakin akan kemampuan dan

kemauan nasabah untuk mengembalikan pinjaman beserta bunga tepat pada

waktu yang telah di tentukan bank. Oleh karena itu bank harus memperhatikan

kinerja keuangan calon debitur sebagai bahan pertimbangan. Dimana kineja

keuangan adalah prestasi kerja yang dicapai perusahaan pada akhir periode dan

selama satu periode tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan menyusun skripsi serta mengambil judul:”Pengaruh Risiko Kredit Dan

Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok

permasalahan adalah:

1. Apakah risiko kredit dan risiko likuiditas secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI?

2. Apakah risiko kredit secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

3. Apakah risiko likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?


6

C. TujuanPenelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka penelitian ini bertujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah risiko kredit dan risiko likuiditas berpengaruh

secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui apakah risiko kredit berpengaruh secara persial

terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui apakah risiko likuiditas berpengaruh secara persial

terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti dan bahan mengenai pengaruh risiko

kredit dan risiko likuiditas terhadap profitabilitas.

2. Bagi manajemen bank

Penelitian ini dapat memberikan masukan pada pemimpin atau manajer

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

terutama dalam mempertimbangkan risiko kredit, dan risiko likuiditas dari

seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2013-2017 untuk menjaga profitabilitas perusahaan sehingga kontinuitas

perusahaan tetap terjaga.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis Bank

Menurut Kasmir (2013:3) secara sederhana bank diartikan sebagai

lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Kemudian bank merupakan lembaga perantara keuangan antara

masyarakat yang kelibihan dana dengan masyarakat yang memiliki dana yang

disimpan di bank di samping aman juga menghasilkan bunga dari uang yang

disimpannya. Oleh bank dana simpanan masyarakat ini disalurkan kembali

kepada masyarakat yang kekurangan dana.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa bank

adalah lembaga keuangan yang pada pokoknya memiliki tugas-tugas dalam lalu

lintas pembayaran. Tugas-tugas tersebut dalam khasana perbankan diatur

dengan Undang-Undang. Tugas, usaha dan kewajiban setiap bank umumnya

tidak berbeda, terutama dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari dan

kepada masyarakat (kecuali bank indonesia), akan tetapi maksud dan tujuan

didirikannya tiap-tiap bank berbeda maka terdapat perbedaan pula dalam bentuk

dan penamoilannya. Perbedaan itu merupakan ciri khas yang melekat pada setip

bank yang selanjutnya dapat melahirkan macam dan jenis bank.

Bank mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian. Peran

strategis bank itu sebagai bahan yang mampu menghimpun dan menyalurkan

7
8

dana masyarakat secara efektif dan efesien ke arah peningkatan taraf hidup

rakyat.

Menurut Kasmir (2012:25) mengatakan jika masyarakat mau menyimpan

uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas

jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa

bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi

balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan

uangnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan berbagai

rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk

menanamkan dananya.

Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka

oleh perbankan dana tersebut diputar kembali atau dijual kembali ke masyarakat

dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Dalam pemberian

kredit juga di kenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit dalam bentuk

bunga dan biaya administrasi. Bank menempati posisi yang strategis dalam

bidang keuangan. Pengelolaan keuangan yang dilakukan bank tidak terbatas

pada pengumpulan dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat, tetapi

juga berwenang menciptakan uang.

Pembagian macam dan jenis bank menurut Undang-undang Nomor 7

tahun 1992 terdiri dari:

1. Bank Umum

2. Bank Perkreditan Rakyat

Bank umum mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu

atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Bank

umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
9

Sedangkan bank perkreditan rakyat adalah bank yang menerima simpanan

dalam bentuk deposito berjangka, atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu.

Sehingga perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

1) Pengertian Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh infirmasi tersebut dapat

dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Menurut Fahmi (2011:2) laporan keuangan merupakan suatu informasi

yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh

informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja perusahaan.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai

oleh perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu laporan keuangan

diharapkan akan membantu para pengguna untuk membuat keputusan ekonomi

yang bersifat finansial.

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan

akuntansi dalam satu kesatuan usaha. Laporan kegiatan dibuat oleh pihak

manajemen kepada perusahaan dan sebagai informasi kepada pihak lain yang

berkepentingan.

Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013:240) yaitu:

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis

aktiva yang dimiliki.


10

b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis-jenis

kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis

modal bank pada waktu tertentu.

d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah

pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan bank

tersebut.

e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang

dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode

tertentu.

f. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode

dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

Pengertian laporan keuangan menurut ikatan akuntansi indonesia (IAI)

dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2014:2)

adalah “laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan

yang lengkap, biasanya meliputi nerca, laporan laba rugi, laporan perubahan

posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara misalnya, sebagai

laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta laporan

penjelasan yang merupakan kegiatan integral dari laporan keuangan. Disamping

itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan

tersebut. Misalnya informasi industry dan geografis serta pengungkapan

pangaruh perubahan harga”.


11

2) Tinjauan Laporan Keuangan Bank

Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu

(periode) akan melaporkan semua kegiatan keuangannya. Laporan keuangan

bertujuan memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik,

manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan bank

tersebut.

B. Pengertian dan Fungsi Kredit

Perkataan kredit sesungguhnya berasal dari bahasa latin “Credere” yang

artinya kepercayaan atau “Credo” yang berarti saya percaya. Kombinasi dari dua

kata yaitu “Cred” atau “Do” yang berti kepercayaan. Maka makna lain dari kata

lain dari kredit adalah mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari

kata seseorang atau badan yang diberikannya, dengan ikatan perjanjian harus

memenuhi segala kewajiban yang diperjanjiankan untuk dipenuhi pada waktunya

(masa yang akan datang).

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau

pembagian hasil keuntungan.

Menurut Kasmir (2012:172) kredit berasal dari bahasa yunani credere yang

berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin creditum berarti kepercayaan akan

kebenaran. Pengertian kredit menurut Suhardjono dalam puspa W. Suhaerlin

(2011:9) kredit adalah penyudiaan uang atau tagihan yang dapat disamakan

dengan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain
12

dalam hal ini, pihak pinjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka

watu tertentu dengan jumlah bunga yang di tetapkan.

Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa, dalam pemberian

kredit tergantung dari kesepakatan pelunasan utang dan bunga akan

diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama antara

kedua belah pihak. Diterapkan dari proses pemberian kredit ini dapat

memberikan tambahan nilai di dapat dari bunga pokok pinjaman yang mana

akan menghasilkan pendapatan bagi pihak yang memberikan kredit.

Menurut Kasmir (2013:115) pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai

beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank

itu sendiri. Tujuan pemberian kredit juga tidak dapat dilepas dari misi bank

tersebut didirikan. Dalam prektiknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai

berikut:

1. Mencari keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.

Hasil keuntungan ini di peroleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh

bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan

kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memrlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal

kerja.

3. Membantu pemerintah

Tujuan lain adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi

pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,


13

maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya

kecurangan dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai

sektor, terutama sektor riil.

Dalam kehidupan perokonomian, bank memegang peranan penting

selaku lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai

kemakmuran. Sebagai pemberi kredit, maka pengertian bank tidak dapat

dipisahkan karena kegiatan utama bank adalah perkreditan dan keberhasilan

suatu bank sebagian besar tergantung dari usaha perkreditannya, yaitu kurang

lebih 75% penghasilan bank bersumber dari pinjaman (kredit) yang diberikan.

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa kredit mempunyai peranan penting

dalam perekonomian. Adapun penyaluran kredit, bank harus memperhatikan

asas-asas penkreditan yang sehat dan ketentuan kebijakan penkreditan perlu

diterapkan agar setiap bank memiliki dan menerapkan kebijakan kredit yang baik,

hal ini dikarenakan banyak nasabah yang tidak memperhatikan untuk membayar

bunga dan kredit induk. Sehungga kita dianjurkan untuk menepati perjanjian

yang telah disepakati sebelumnya.

Menurut Kasmir (2013:117), di samping memiliki tujuan pemberian suatu

fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas, yaitu:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

4. Meningkatkan peredaran barang.

5. Sebagai alat stebilitas ekonomi.

6. Untuk meningkatkan kegairahan usaha.

7. Untuk meningkatkan hubungan internal.


14

Kredit diberikan atas dasar kepercayaan sehingga pemberian kredit

adalah pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa prestasi yang diberikan

benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan

waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hal di atas,

unsur-unsur dalam kredit tersebut adalah sebagai berikut:

a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit

(nasabah).Hubungan pemberian kredit dan penerimaan kredit

merupakan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.

b. Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang

didasarkan atas kredit rating penerima kredit.

c. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak bank dengan pihak

lainnya yang berjanji membayar dari penerimaan kredit kepada

pemberi kredit. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan,

tertulis, atau instrument.

d. Adanya penyerahan barang,jasa, atau uang dari pemberi kredit

kepada penerima kredit.

e. Adanya unsur waktu (time element). Unsurwaktu merupakan unsur

esensial kredit. Kredit dapat ada karena unsur waktu, baik dilihat dari

pemberian kredit maupun dilihat dari penerima kredit.

f. Adanya unsur risiko, baik di pihak pemberi kredit maupun di pihak

penerima kredit. Risiko di pihak pemberi kredit adalah risiko gagal

bayar, baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidak

mampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan

membayar. Risiko di pihak nasabah adalah kecurangan di pihak

kreditor.
15

g. Adanya unsur bunga sebagai kompetensi kepada pemberi kredit. Bagi

pemberi (capital), biaya kredit, bunga tersebut terdiri dari berbagai

komponen seperti biaya modal (cost of) umum (overhead cost), risk

premium, dan sebagainya.

1. Pengertian Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan yang paling krusial dalam dunia perbankan. Hal

ini di karenakan, kegagalan bank dalam mengelola risiko ini, sehungga dapat

memicu munculnya risiko likuiditas, suku bunga, penurunan kualitas aset dan

risiko-risiko lainya. Tingkat risiko kredit yang dimiliki bank, memiliki efek negatif

bagi kualitas aset yang diinvestasikan. Setiap jenis usaha selalu dihadapkan

pada bebagai risiko, begitu juga dalam kegiatan penkreditan, banayk pula risiko

yang dihadapinya.

Menurut Noel (2012:29) risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu

kerugian akibat tidak terpenuhinya hal-hal yang telah kita tetapkan sebelumnya.

Setiap kegiatan bisnis selalu mengandung risiko dimana keberadaab risiko itu

sendiri sudah dapat dideteksi sejak awal sehingga keberadaanya dapat di

kendalikan. Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan

bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikan ternyata menjadi kredit

bermasalah atau Non performing loan (NPL)

Menurut Siamat dan Herni Siti Jubaedah (2012:12) adalah kredit memiliki

kualitas dalam perhatian khusus (DPK), kurang lancar (KL), diragukan (D), macet

(M).

Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian yang terkait

dengan kemungkinan kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya atau

risiko bahwa debitur tidak membayar kembali hutangnya. Hasibuan (2012:175)


16

mendefinisikan resiko kredit merupakan resiko yang timbul akibat dari

ketidakpastian dalam pengembaliannya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa resiko kredit

yang disalurkan kepada masyarakat tetapi dalam pengembaliannya banyak

hambatan-hambatan masyarakat atau nasabah dengan sengaja maupun tidsk

sengaja dalam pengembalian kreditnya.

Faktor-faktor yang menyebabkan risiko kredit adalah risiko kredit dapat

terjadi karena adanya ketidakpastian masa yang akan datang. Menurut Kasmir

(2012:128) sebab-sebab terjadinya risiko kredit adalah sebagai berikut:

a. Dari pihak perbankan

1) Pihak analis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi

tidak diprediksikan sebelumnya atau mungkin salah dalam

perhitungan.

2) Terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur

sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif

b. Dari pihak debitur

1) Adanya unsur kesengajaan, tidak adanya unsur membayar

maupun sebenarnya nasabah tersebut mampu membayar

2) Adanaya unsur ketidaksengajaan, artinya debitu ingin mebayar

tapi tidak mampu, nasabah lagi terkena musibah.

Dalam konteks yang lebih luas, risiko kredit setidaknya mengandung tiga

komponen yaitu:

a. Peluang gagal bayar (Probability of Default) yaitu debitur tidak mampu

memenuhi kewajiban kepada bank.


17

b. Tingkat pemulihan (Recovery Rate) yaitu proporsi klien atau turunan

berkaitan dengan upaya pemulihan kinerja bank.

c. Eksposure kredit yaitu berkaitan dengan jumlah potensi kerugian bila

debitur gagal bayar. Eksposure berhubungan dengan peluang terlibat pada

suatu beberapa kejadian.

Sementara risiko kredit bersifat umum dapat berupa:

a. Risiko dari sifat usaha

Setiap bentuk usaha memiliki risiko yang berbeda. Perbadaan ini harus

dipahami bank. Ciri-ciri usaha yang beresiko tinggi adalah turn over usaha

relatif tinggi, tingkat spesifikasi usaha semakin tinggi, investasinya semakin

besar pada modal kerja daripada investasi pada barang-barang modal,

usaha dijalankan dengan padat modal, ketergantungan pada alam sangat

tinggi.

b. Risiko geografis

Risiko ini berkaitan dengan rentangnya bentuk usaha terhadap bencana

alam, banjir, gempa, penolakan masyarakat terhadap lokasi usaha.

c. Risiko politik

Risiko ini disebabkan oleh fluktuasi politik suatu negara. Kredit semakin

beresiko ketika disuatu negara terjadi gejolak politik. Oleh karena itu,

menjadi syarat mutlak bagi terhindari kegagalan kredit.

d. Risiko persaingan

Risiko ini bisa berupa persaingan antara bank, antara bank dengan

perusahaan keuangan lainnya atau persaingan antara badan usaha yang

dibiayai oleh bank. Semakin tinggi daya saingnya berarti semakin kecil
18

risiko kredit dari faktor ini, dan sebaliknya bila semakin lemah dalam

persaingan maka risiko kredit akan terjadi.

Adapun upaya untuk memperkecil risiko kredit, bank menerapkan

bebrapa syarat dalam penyaluran kredit yang perlu diperhatikan calon debitur,

antara lain:

a. Dokumen yang lengkap

Permohonan kredit harus dilengkapi dengan dokumen yang lenkap dan

benar sebelum kredit di cairkan. Dokumen yang dimaksudkan mulai dari

identitas calon debitur, dokumen usaha hingga jaminan yang diberikan.

Kelengkapan dokumen akan mempermudah dalam proses penelusuran

dan keperluan dengan pihak terkait apabila terjadi kredit bermasalah.

b. Kelayakan usaha

Bank harus meyakini bahwa usaha yang dibiayai merupakan sumber

pengembalian kredit sehingga harus diupayakan usaha tersebut tidak

mengalami kegagalan. Usaha yang memiliki risiko kecil haruslah usaha

yang memiliki prospek berkelanjutan, sehingga usaha tersebut dapat

dilakukan analisis usaha yang koservatif.

c. Peningkatan yang sempurna

Dalam peningkatan dokumen melalui notaris maupun di bawah tangan

harus dilakukan dengan sempurna untuk menghindari pihak-pihak tertentu

untuk melakukan gugatan balik untuk perkara hukum lainnya. Oleh karena

itu, sebelum peningkatan perlu dilakukan pengecekan keabsahan semua

legalitas usaha yang terkait kepada instansi yang berwenang.

d. Agunan yang mencukupi


19

Agunan merupakan Second Way Out dalam penyelesaian kredit, karena

pada dasarnya jamina utama adalah usaha yang dibiayai oleh bank.

Apabila terjadi kesalahan agunan dapat dieksekusi untk melunasi

pengembalian pinjaman. Oleh karena itu, nilai aguna hendaknya dapat

mencukupi nilai kredit yang dipinjam debitur.

e. Asuransi dan penjamin kredit

Merupakan intrumen alternatif yang digunakan untuk menjamin

berkurangnya resiko kredit bermasalah dan beban finansial bagi debitur

jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan selama pengembalian kredit.

2. Metode Pengelolaan Risiko Kredit

Menurut Sulad Sri Hardanto dalam bukunya manajemen risiko bagi bank

umum (2008:107), credit risk mitigation adalah teknik kebijakan untuk mengelola

risiko kredit dalam rangka meminimalisir peluang atau dampak kerugian yang

disebabkan oleh bermasalah.

Lebih lanjut berdasarkan peraturan Bank Indonesia, PBI NO 7/2/PBI/2016

tanggal 20 Januari 2005 klasifikasi kredit sebagai berikut:

1. Lancar : 0 hari

2. Dalam perhatian khusus : 1-90 hari

3. Kurang lancar : 91-120 hari

4. Diragukan : 121-180 hari

5. Macet : >181 hari

Penafsiran klasifikasi risiko kredit yaitu:

1. Risiko rendah (low) bila risiko kredit masih berada di bawah 5%

2. Risiko sedang (moderate) bila risiko kredit berada pada 5%-10%

3. Risiko tinggi (hihg) bila risiko kredit berada di atas 10%


20

Adapun risiko kredit dapat dihitung dengan Non Performing Loan (NPL)

dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang

bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh

suatu bank.

Menurut Julita rasio Non Performing Loan (NPL).


NPL= × 100%

C. Pengertian Risiko Likuiditas

Secara umum, pengertian likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan dana (cas flow) dengan segeran dan dengan biaya yang sesuai, di

mana fungsi likuiditas secara umum:

1. Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari

2. Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak

3. Permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam

meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan

Pengertian risiko likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi

kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek. Dari sudut aktiva,

likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk

tunai atau (cash), sedangkan dari sudut pasiva, risiko likuiditas adalah

kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan

portofolio liabilitas.

Menurut Fahmi (2013:177) menyatakan “ risiko likuiditas merupakan

kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara

tepat waktu”.
21

Dalam risiko likuiditas terdapat dua risiko yaitu risiko ketika kelebihan

dana di mana dana yang ada dalam bank banyak yang idle, hal ini akan

menimbulkan pengorbanan tingkat bunga yang tinggi. Kedua risiko ketika

kekurangan dana, akibatnya dana yang tersedia untuk mencukupi kebutuhan

kewajiban jangka pendek tidak ada. Dan juga akan mendapat pinalti dari bank

sentral. Kedua keadaan ini tidak diharapkan oleh bank karena akan menganggu

kinierja keuangan dan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ketika bank mengharapkan keuntungan yang maksimal

akan beresiko pada tingkat risiko likuiditas yang rendah atau ketika risiko

likuiditas tinggi berarti tingkat keuntungan tidak maksimal. Di sini terjadi konflik

kepentingan antara mempertahankan likuiditas yang tinggi dan mencari

keuntungan yang tinggi.

Pengelolaan risiko likuiditas sangat penting bagi bank terutama untuk

mengatasi risiko likuidtas yang disebabkan oleh dua hal di atas. Untuk menjaga

agar risiko likuiditas ini tidak terjadi kebijakan manajemen likuiditas dapat

dilakukan antara lain dengan menjaga aset jangks pendek, seperti kas. Pada

umumnya risiko likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa faktor:

1. Kewajiabn reserfe yang ditetapkan otoritas monetr atau bank sentral

2. Tipe-tipe dana yag ditarik oleh bank

3. Komitmen nasabah atau pihak lain untuk memberikan fasilitas pembiayaan

atau melakukan investasi.

Risiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu

perusahaan karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya, sehingga ia memberi pengaruh kepada terganggunya aktivitas

perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal. Oleh karena itu,risiko


22

likuiditas sering disebut dengan short term liquidity risk. Contohnya perusahan

tidak tepat waktu dalam membayar gaji karyawannya, pembayaran listrik yang

terlambat, terjadi tunggakan pembayaran air ke PDAM dan lain sebagainya.

Sehingga kondisi ini memberikan arah bahwa perusahaan sudah mengalami

permasalahan keuangan, yaitu berupa tertundanya berbagai kewajiban jangka

pendek.

Menurut Fahmi (2013:164) adapun sebab-sebab terjadinya likuiditas

yaitu:

1. Hutang perusahaan yang berada pada posisi extreme laverage. Artinya

hutang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahawakan

perusahaan itu sendiri.

2. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah

begitu besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang,

termasuk utang dalam bentuk bunga obligasi yang sudah jatuh tempo yang

harus secepatnya di bayar, dan berbagai bentuk tagihan lainnya.

3. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga

memberi pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka

panjang.

4. Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan

perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang di jual sehingga jika aset

yang tersisa tersebut masih ingin di jual maka itu juga tidak mencukupi

untuk kestabilan perusahaan.

5. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan

yang sistematis serta fluktuatif.


23

6. Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang tutup lubang pada

kewajiban jangka pendek. Seperti dana untuk memenuhi kewajiban atau

menyelesaikan persoalan likuiditas dipakai dari dana untuk membayar

utang, sehingga pembayaran hutang menjadi tertunda dan begitu pula

sebaliknya pada dana yang harusnya dialokasikan untuk membayar utang

yang sudah jatuh tempo namun dipakai bayar gaji karyawan dan

sejenisnya yang termasuk kategori shot term likuidity.

D. Pengertian Profitabilitas Bank

Profitabilitas adalah kemampuan bank mendapatkan laba melalui semua

sumber yang ada seperti kas, aktiva dan modal. Profitabilitas merupakan

indikator indikator keefektifan penggunaan dan yang digunakan dalam

perbankan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk

memperoleh laba yang dinyatakan dalam presentase. Profitabilits pada dasarnya

adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam presentasi profit.

Laporan keuangan memperlihatkan kinerja suatu perusahaan selama

periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran kualitatif melalui analisis laporan

keuangan tingkat profitabilitas selama periode tertentu. Kemampuan profitabilitas

merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen.

Rasio kemampuan laba akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas

manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas

pengelolaan perusahaan.
24

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Ita Ari Sasongko (2013)

Penelitian-penelitian yang terkait profitabilitas telah dilakukan

sebelumnya, diantaranya Sasongko (2013) Meneliti tentang pengaruh

risiko kredit, perputaran kas, likuiditas, tingkat kecukupan modal, dan

efesiensi operasional terhadap profitabilitas yang diukur dengan Return On

Assets (ROA) pada perbankan yang terdaftat di Bursa Efek Indonesia.

Dimana hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

risiko kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas,

perputaran kas, berpengaruh posotif terhadap profitabilitas, likuiditas

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas, tingkat

kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas,

dan efisiensi operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas.

2. Karisma Dewi Paramita (2013)

Meneliti tentang pengaruh risiko kredit dan risiko likuiditas terhadap

profitabilitas pada perusahaan perbankan yang Go Public. Dalam

penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif. Subjek

penelitian adalah perusahaan perbankan yang Go Public dan objeknya

adalah risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas. Data dikumpulkan dengan

menggunakan metode dokumentasi serta dianalisis dengan analisa regresi

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

a) Risiko kredit dan risiko likuiditas secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

b) Risiko kredit berpengaruh negatif secara parsial terhadap profitabilitas.


25

c) Likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas

perusahaan perbankan yang Go Public.

3. Hestina (2012)

Meneliti tentang analisis Pengaruh Perubahan NPM, LDR, NPL, dan

BOPO Terhadap Perubahan Laba. Penelitian ini dilakukan pada bank

devisa dan non-devisa periode 2004-2007. Dalam penelitian ini persamaan

regresi linier berganda digunakan sebagai alat penelitiannya. Hasil dari

penelitian ini adalah Non Performing Loan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap perubahan laba bank devisa dan non-devisa.

Perubahan Loan Deposito Ratio berpengaruh posotif dan tidak signifikan

terhadap perubahan laba pada semua bank. Sedangkan perubahan Non

Performing Loan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

perubahan laba semua bank. Perubahan BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap perubahan laba bank devisa, gabungan bank devisa

dan non-devisa.

F. Hubungan Antara Variabel

1. Hubungan antara risiko kredit dan profitabilitas

Dalam menjalankan usaha di dalamnya pasti terdapat risiko, terutama

perbankan dalam melakukan pemberian kredit yaitu risiko kredit, risiko

kredit tersebut mempunyai dampak pada kelancaran dan kemampuan bank

untuk memperoleh keuntungan atau profitabilitasnya. Sehingga kondisi

demikian juga menyebabkan bank tersebut mengalami kerugian, karena

yang seharusnya laba mengalami peningkatan, maka kondisi ini akan

menyebabkan kerugian pada bank.


26

Dalam kegiatan mobilisasi dan penanaman dana sangat ditentukan

dapat tidaknya bank mengelola berbagai risiko yang berkaitan dengan

usaha bank. Risiko dapat diartikan sebagai bentuk ketidakpastian tentang

suatu keadaan yang akan terjadi nanti dengan keputusan yang diambil

berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Jadi manajemen risiko

merupakan pendekatan yang terstruktur dalam upaya mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkai aktivitas

manusia termasuk penilaian risiko, pengembangan strategi untuk

mengelola risiko dengan menggunakan pengelolaan sumber daya.

2. Hubungan antara risiko likuiditas dan profitabilitas

Likuiditas merupakan bentuk risio yang dialami oleh suatu perusahaan

karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh kepada terganggunya aktivitas

perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal. Oleh karena itu, risiko

likuiditas sering disebut dengan short term liquidity risk. Contuhnya

perusahaan tidak tepat waktu dalam membayar gaji karyawan membayar

listrik yang terlambat, terjadi tunggakan pembayaran air ke PDAM dan lain

sebagainya. Sehingga kondisi ini memberikan arah bahwa perusahaan

sudah mengalami permasalahan keuangan, yaitu berupa tertundanya

berbagai kewajiban jangka pendek.

Dalam risiko likuiditas terdapat dua risiko yaitu risiko ketika kelebihan

dana dimana dana yang ada dalam bank banyak yang idle, hal ini dapat

menimbulkan pengorbanan tidak tingkat bunga yang tinggi. Kedua risiko

ketika kekurangan dana, akibatnya dana yang tersedia untuk mencukupi

kebutuhan kewajiban jangka pendek tidak ada. Dan juga akan mendapat
27

pinalti dari bank sentral. Kedua keadaan ini tidak diharapkan oleh bank

karena akan mengganggu kinerja keuangan dan kepercayan masyarakat

terhadap bank tersebut. Jadi disimpulkan bahwa ketika bank

mengharapkan keuntungan yang maksimal akan berisiko terhadap tingkat

likuiditas yang rendah atau ketika likuiditas tinggi berarti tingkat keuntungan

tidak maksimal. Di sini terjadi konflik kepentingan antara mempertahankan

likuiditas yang tinggi dan mencari keuntungan yang tinggi.

G. Kerangka Pikir

Dari penjelasan penelitian-penelitian terdahulu maka yang menjadi

variabel-variabel di dalam penelitian ini adalah risiko kredit dan likuiditas sebagai

variabel independen (bebas) dan profitabilitas pada perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sebagai variabel dependen (terikat). Sehingga kerangka

pemikiran yang terbentuk adalah sebagai berikut:

X1 (Risiko Kredit)

Y (Profitabilitas)

X2 (RisikoLikuiditas)

Gambar 2.1

Kerangka pikir
28

H. Hipotesis

1. Pengaruh risiko kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas.

Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah

diantaranya akan mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh

income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi

perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank. Dapat

disimpulkan bahwa NPL, berpengaruh negatif terhadap ROA, yang artinya

semakin tinggi angka rasio NPL, maka menyebabkan ROA semakin

menurun.

Kemudian suatu perusahaan dikatakan berhasil dalam kegiatan

usahanya apabila secara terus menerus mampu memenuhi kewajiban

financial jangka pendeknya yang harus segera dibayar dan mendapatkan

laba yang merupakan syarat mutlak dalam menjamin kelangsungan hidup

perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mempertimbangkan

aspek likuiditas dan aspek profitabilitas. Tetapi kenyataannya sering terjadi

kontradisi antara aspek likuiditas dan aspek profitabilitas.

Penelitian-penelitian yang terkait dengan tingkat profitabilitas telah

dilakukan sebelumnya, diantaranya, Karisma Dewi Paramita meneliti

tentang Pengaruh Risiko Kredit Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Perbankan Yang Go Public. Dalam penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian kuntitatif. Subjek penelitian adalah

perusahaan perbankan yang go publicdari tahun 2013-2017 dan objeknya

adalah risiko kredit, likuiditas dan profitabilitas. Data dikumpulkan dengan

menggunakan metode dokumentasi serta dianalisis dengan analisis regresi

linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, risiko kredit dan


29

likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan perbankan yang go public, maka hipotesis yang diambil:

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan risiko kredit dan likuiditas

terhadap profitabilitas.

2. Pengaruh risiko kredit terhadap profitabilitas.

Risiko kredi tmerupakan rasio yang menunjukan pinjaman yang

mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan

faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Rasio ini menunjukan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

diberikan oleh bank. Non Performing Loan (NPL) Artinya, semakin tinggi

rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan

jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan

tingkat pengembalian kredit macet.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ita Ari Sasongko (2013)

meneliti tentang pengaruh risiko kredit, perputaran kas, likuiditas, tingkat

kecukupan modal, dan efesiensi operasional terhadap profitabilitas yang

diukur dengan Return On Assets (ROA) pada perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Dimana hasil analisis regresi dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif dan sifnifikan

terhadap profitabilitas, maka hipotesis yang diambil:

H2 : Terdapat pengaruh signifikan risiko kredit terhadap profitabilitas.


30

3. Pengaruh risiko likuiditas terhadap profitabilitas.

Menurut Muhammad (2012:228) risiko likuiditas merupakan

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka

pendeknya, artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu

memenuhi utang tersebut terutama yang sudah jatuh tempo. Apabila

tingkat likuiditas sebuah bank tinggi, maka tingkat profitabilitas akan

menurun, sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat likuiditas yang

rendah, maka akan menyebabkan meningkatnya tingkat profitabilitas.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pratama

(2011) dan Elviana (2012) yang menyimpulkan bahwa risiko likuiditas

berpengaruh terhadap profitabilitas. Maka hipotesis yang diambil adalah:

H3 : Terdapat pengaruh signifikan risiko likuiditas terhadap

profitabilitas.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:13). Rancangan penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif kausal. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Kemudian data

kuantitatif merupakan data-data yang disajikan dalam bentuk angka-angka.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di BEI melalui kantor kuasa perwakilan di

Makassar yaitu pada Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM).

C. Defenisi operasional variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel dependen dan variabel

independen. Veriabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah variabel yang

nilainya tergantung dari nilai variabel lain dan variabel independen atau variabel

bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain.

Variabel penelitian terdiri dari:

1. Risiko Kredit

Risiko Kredit sebagai variabel bebas risiko kredit (X1), yaitu rasio

antara kredit bermasalah dengan kredit yang disalurkan. Rasio ini

merupakan produksi dari aktiva produktif. Risiko kredit menunjukkan

kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

31
32

diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan

kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit

bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan

macet.

Menurut julita rasio Risiko Kredit dapat dirumuskan sebagai berikut:

Risiko Kredit = × 100%

2. Risiko Likuiditas

Riyanto (2011:331) mengemukakan bahwa rasio likuiditas adalah

rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan.

Salah satu rasio likuiditas adalah (X2). Likuiditas merupakan rasio untuk

mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan

jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Semakin

tinggi rasio tersenut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan jumlah dana yang

diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Fitriya dalam

jurnal Wijayanto (2012:4).

Menurut Riyanto (2011:331), rasio Likuidita sebagai berikut:


Likuiditas = × 100%
33

3. Profitabilitas

Profitabilitas sering disamakan dengan ROI (Return On Investment).

Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aktiva. Rasio

ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari

seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.

Menurut Sugiono (2009:70), rasio Profitabilitas sebagai berikut:


Profitabilitas = × 100%

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi sumber data dan imformasi

mengenai sesuatu yang ada hubungannya dengan penelitian tentang data yang

diperlukan. Diwi Priyanto (2010:8) mengemukakan kumpulan subjek atau objek

yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Berdasarkan pemahaman

tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah bank umum

konvensional yang listing di BEI. Adapun populasi dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

NO. KODE BANK


1 ARGO Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk
2 AGRS Bank Agris Tbk
3 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk
4 BABP Bank Mnc Internasional Tbk
5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
6 BBCA Bank Central Asia Tbk
34

7 BBHI Bank Harda Internasional Tbk


8 BBKP Bank Bukopin Tbk
9 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
11 BBNP Bank Nusantara Prahyangan Tbk
12 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk
13 BBTN Bank Tabungan Negara Tbk
14 BBYD Bank Yhuda Bakti Tbk
15 BCIC Bank Mutiara Tbk
16 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
17 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk
18 BGTB Bank Ganesha Tbk
19 BINA Ban Ina Perdana Tbk
20 BJBR Bank Jabar Banten Tbk
21 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
22 BKSW Bank Keswan Tbk
23 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
24 BMRI Bank Mandiri Tbk
25 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
26 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
27 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
28 BNLI Bank Permata Tbk
29 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
30 BSWD Bank Swadesi Tbk
31 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
32 BVIC Ban Victoria Internasional Tbk
33 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk
34 INPC Bank Arta Graha Internasional Tbk
35 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
36 MCOR Bank Windu Ketjana Internasional Tbk
37 MEGA Bank Mega Tbk
38 NAGA Bank Mitraniaga Tbk
39 NISP Bank NISP OCBC Tbk
40 NOBU Bank Nationalnobu Tbk
41 PNBN Bank PAN Indonesia Tbk
42 PNBS Bank PAN Indonesia Syati’ah Tbk
43 SDRA Bank Himpunan Saudara Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia, data diolah
35

Kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu:

1. Perusahaan perbankan yang telah go public dan terdaftar di BEI.

2. Perusahaan tersebut tidak mengalami delisting selama periode

pengamatan.

3. Memiliki nilai risiko kredit rendah selama periode 2013-2017

4. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan.

5. Menyediakan rasio-rasio keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Dari pengambilan sampel, diperoleh 6 bank umum konvensional untuk

diteliti sampel tersebut kemudian dikalikan dengan periode penelitian yaitu 5

tahun, sehingga totalnya adalah 30 sampel. Adapun jenis bank yang akan di

jadikan objek adalah:

Tabel 3.2

Daftar nama bank go publik di bursa efek indonesia yang dijadikan

sampel periode 2013-2017

No. Nama Bank Kode Bank

1 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI


2 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
3 Bank Yudha Bakti Tbk BBYB
4 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur BJTM
Tbk
5 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS
6 Bank Bukopin Tbk BBKP
Sumber: data diolah

E. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan ada 2 (dua) yaitu:


36

a. Data kualitatif

Data kualitatif yaitu yang diperoleh dalam bentuk informasi baik lisan

maupun tulisan. Seperti data dari karya ilmiah, literatur, jurnal, serta

data-data yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam perusahaan

perbankan berupa angka-angka.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder

adalah data yang dikumpulkan melalui perusahaan untuk mendapatkan data

sekunder berupa dokumen-dokumen perusahaan yang ada hubungannya

dengan penelitian ini kemudian ditambahkan dengan literatur yang akan

digunakan untuk mendukung penelitian ini.

F. Metode Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh penulis dalam pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

1. Metode penelusuran data online

Menurut Burhan (2011:158) banyaknya institusi yang menyimpan data

mereka pada server-server yang dapat dimanfaatkan secara internet,

seperti IICMD (Indonesia Capital Market Directory) yaitu merupakan

ringkasan data keuangan dan perkembangan saham dari seluruh emiten

dipasar modal.
37

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah penelitian Deskriptif kuantitatif,

yaitu suatu teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari nilai

variaber mandiri, baik satu variabel atau lebih kemudian membuat perbandingan

atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya dilanjutkan

dengan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Analisis deskriptif dilakukan antara lain dengan menggunakan alat analisis.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam

mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penentuan layak atau tidaknya

suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi

koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap

valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang dapat digunakan yaitu: uji normalitas,

multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasiyang secara rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal

atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data

normal/mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan analisis

statistik, karra, (2013:155).


38

b. Uji multikolinearitas

Menurut Ghozali uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen, pada model regresi

yang baik antara variabel independen seharusnya tidak terjadi korelasi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi

dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflasion Factor

(VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dan

disimpulkan:

1) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF <10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antara variabel

bebas dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10 , maka dapat

disimpulkan bahawa ada multikolinearitas antara variabel bebas

dalam model regresi, karra, (2013:116-117).

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang

bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji

statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test). DW test sebagai bagian dari

statistik non-parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat

satu dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak

ada variabel lagi diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan

membuat hipotesis:
39

1) Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )

2) Ha : ada autorelasi ( r ≠ 0 )

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan

(4-du) maka koefisieni autikorelasi = 0, berarti tidak ada

autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boun

(dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0,

berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau Dw terletak antara (4-

du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan, karra,

(2013:116-117).

d. Uji heterosksiditas

Uji heterosksiditas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variace dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi

homokedastisitas atau tidak terjadi heterosksiditas. Untuk mendeteksi

adanya heterosksiditas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar

analisisnya:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola

tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit).
40

2) Jika ada pola tertentu serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterosksiditas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan

oleh karena jumlah pengamat mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit

jumlah pengamat, semakin sulit untuk menginterpretasikan hasil grafik plot,

karra, (2013:118).

Teknik analisis data untuk mengukur variabel-variabel dalam

penelitian ini, menggunakan software SPSS, dengan cara memasukkan

hasil dari operasionalisasi variavel yang akan diuji.

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

antara lebih dari satu variabel predictor (variabel bebas) terhadapa variabel

terikat.

Analisis regresi linier berganda adalah perkembangan dari analisis regresi

sederhana dimana terdapat lebih dari satu variabel independen X. Analisis

ini digunakan untuk melihat sejumlah variabel independen X1, X2, ...Xk

terhadap variabel dependen Y berdasarkan nilai variabel-variabel

independen X1,X2,... Xk, karra (2013:134)

Adapun persamaan umumnya adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2X2+ £

Dimana:

Y = Profitabilitas

α = Konstanta, merupakan nilai terkait dalam hal ini adalah Y pada

saat variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0 )

X1 =Risiko kredit
41

X2 = Risiko Likuiditas

β1 = Koefisien regresi linier berganda antara variabel X1, terdapat

variabel terikat Y, bila variabel bebas X2, dianggap konstan

β2 = Koefisiensi regresi linier berganda antara variabel bebas

X2terhadap variabel terikat Y, bila variabel X1, dan dianggap

konstan.

£ = Standar error, faktor lain yang dianggap mempengaruhi

variabel Y.

4. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari goodness of fit nya, secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari

nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan

statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya

berada dalam daerah kritis (daerah dimana hipotesis ditolak). Sebaliknya,

disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah

dimana hipotesis diterima.

a. Uji F (simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Terhadap uji F sebagai

berikut:

1) Merumuskan hipotesis (H1)

H1 diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen (risiko

investasi) secara simultan.

2) Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 0,05 (α=0,05)


42

3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

4) Berdasarkan profitabilitas

Dengan menggunakan nilai profitabilitas, H1 akan diterima jika

profitabilitas kurang dari 0,05

5) Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien ini

menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model

yang digunakan maupun menjelaskan variabel dependennya.

b. Uji t (parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing rasio

keuangan secara individu terhadap minimalisasi resiko. Langkag-langkah

pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian dua arah, sebagai

berikut:

1) Merumuskan hipotesis (H1)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen (risiko

investasi) secara parsial.

2) Menetukan tingkan signifikan (α) sebesar 0,05

3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel, jika Fhitunglebih besar dari

Ftabelmaka Ha diterima.

4) Berdasarkan profitabilitas.

Ha akan diterima jika nilai profotabilitasnya kurang dari 0,05 (α).

5) Menentukan variabel independen mana yang mempunyai

pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen.

Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya.

5. Koefisien Determinasi (R²)


43

Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Nilai R² terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R²

≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia hadir sejak zaman colonial Belanda dan berdiri sejak

14 Desember 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah

Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial dan VOC. Meskipun

pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar

modal tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Pada periode pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II. Perpindahan

kekuasaan dari pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagaimana mesinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali

bursa efek pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian Bursa Efek

mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang

dikeluarkan pemerintah.

Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah salah satu bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya

mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga

berperan dalam upaya mengembangkan pemodal lokalyang besar dan solid

untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Sekuritas yang

diperdagangkan adalah saham Indonesia yang stabil. Sekuritas yang

diperdagangkan adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda

yang beroperasi di Indonesia.

44
45

1. PTBank Rakyat Indonesia Tbk.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satubank miik pemerintah

yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya BRI didirikan di Purwokerto,

Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokrtosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche hoofden atau “Bank

Bantun Dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwakerto”, suatu lembaga

keuangan yang melayani orang-orang yang berkebangsaan Indonesia

(pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang

kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan peraturan

pemerintah No. 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah

sebagai Bank Pemerintah pertama di Repblik Indonesia. Dalam masa

perang mempertahankn kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI

sempat terhenti untuk sementara dan mulai aktif setelah perjanjian

Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat

Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960

dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan

peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij

(NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9

tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama

Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjala selama satu bulan, keluar Penores No. 17 tahun 1965

tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara

Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi

Tani dan Nelayan (BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara


46

Indonesia unit II bidang Rutal, sedangkan NHM menjadi Bank Negara

Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (exim). Berdasarkan Undang-

Undang No. 14 tahun 1967 tenang Undang-Undang pokok perbankan

dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank

Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank

Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor

Impor dipisahkan masing masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyt

Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan

Undang-Undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas

pokok BRI sebagai bank umum.

Sajak 1 Agustus 1999 berdasarkan Undang-Undang perbankan No. 7

tahun 1992 dan peraturan pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI

berubah menjadi persoan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100%

di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, pemerintah

indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga

menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

Visi Dan Misi Bank Rakyat Indonesia Tbk

Visi
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu

mengutamakan kepuasan nasab

Misi

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan

mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro kecil dan

menengah untuk menunjang ekonomi masyarakat.


47

Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui

jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber

daya manusia yang profesional dan teknologo informasi yang

handal dengan melaksanakan menejeman risiko serta praktek

Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik.

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. PTBank Danamon Indonesia Tbk.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (“Danamon”) didirikan pada tahun

1956, dan kini telah tumbuh berkembang menjadi salah satu lembaga

keuangan terbesar di Indonesia, dipandu oleh visi perusahaan yaitu

“Kami Peduli dan Membantu Jutaan Orang Mencapai Kesejahteraan”.

Danamon melayani seluruh segmen nasabah mulai dari Konsumer,

Komersial, termasuk Usaha Kecil dan Menengah, nasabah Mikro, serta

Enterprise (Komersial dan Korporasi), dengan rangkaian produk dan jasa

perbankan dan keuangan yang komprehensif, termasuk layanan

perbankan Syariah. Selain itu, Danamon juga menyediakan pembiayaan

otomotif dan barang-barang konsumer melalui Adira Finance serta

layanan asuransi umum melalui Adira Insurance.

Danamon mengoperasikan jaringan distribusi yang ekstensif dari

Aceh hingga Papua dengan 1.395 kantor cabang dan gerai pelayanan

terdiri dari kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam

(DSP), unit Syariah, dan jaringan cabang Adira Finance, dan Adira

Insurance. Melalui struktur jaringan Sales & Distribution konsep single


48

captainship, Danamon mampu memberikan penawaran produk secara

terintegrasi sehingga meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

nasabah.

Jaringan distribusi Danamon didukung oleh platform e-channel yang

mencakup jaringan sekitar 1.300 ATM dan 70 CDM (Cash Deposit

Machine) Danamon serta akses ke ATM di jaringan ATM Bersama, ALTO

dan Prima. Danamon juga telah mengembangkan layanan digital yang

lengkap meliputi SMS banking, Internet banking dan mobile banking,

dengan fitur dan kapabilitas yang terus ditingkatkan sesuai dengan

tuntutan pengguna jasa perbankan di era digital yang semakin

mengutamakan kemudahan dan kecepatan bertransaksi.

Visi dan Misi Bank Danamon Indonesia Tbk.

Visi

Kita peduli dan membantu jutaan orang untuk mencapai

kesejahteraan.danamon berkeyakinan bahwa keberadaannya

adalah untuk mewujudkan kepeduliannya kepada nasabah,

karyawan, serta masyarakat luas dan membantu kesemuanya itu

bertumbuh kembang mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Misi

Danamon berupaya untuk mewujudkan visinya melalui tiga

misinya, yaitu: Danamon bertekad untuk menjadi “Lembaga

Keuangan Terkemuka di Indonesia” yang keberadaannya

diperhitungkan.
49

Danamon berkeyakinan bahwa kekuatannya dalam

intermediasi keuangan dalam perekonomian menjadikannya

katalis bagi penciptaan kesejahteraan dan kemakmuran.

Untuk mengoptimalkan perannya dalam perekonomian,

merupakan keharusan bagi Danamon untuk mempunyai

reputasi yang baik dan memimpin di antara lembaga-lembaga

keuangan lainnya, sebagai: Mitra bisnis bagi nasabahnya

danBagian dari anggota masyarakat yang berkontribusi dan

mempunyai kepedulian tinggi.

3. PTBank Yudha Bhakti Tbk

PT. Bank Yudha Bhakti (Bank) didirikan berdasarkan akta No. 68

tanggal 19 September 1989 dari Notaris Amrul Portomuan Pohan, SH di

Jakarta dan diubah dengan akta No. 13 tanggal 2 Nopember 1989 dari

Notaris yang sama.

Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-10215.TH.01.01.Th.89

tanggal 7 November 1989. Anggaran Dasar Bank telah mengalami

beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 147 tanggal 30 Juni

2003 dari Notaris Ny. Pudji Redjeki Irawati, SH mengenai perubahan

anggota Dewan Komisaris Bank.

Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan

bank antara lain menyelenggarakan usaha di bidang jasa perbankan

dalam arti kata seluas-luasnya.


50

Bank Yudha Bhakti berkedudukan di Gedung Primagraha Persada,

Jl. Gedung Kesenian No. 3-7 Jakarta 10710, Indonesia.Bank tidak

termasuk dalam program rekapitalisasi pemerintah.

Kepemilikan saham pada bank ini dimiliki Induk Koperasi / PUSKOP di

lingkungan Mabes TNI Departemen Pertahanan serta pribadi.Izin usaha

sebagai bank umum diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. 1344/KMK.013/1989 tanggal 9 Desember

1989. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 9 Januari

1990.

Visi dan Misi PT Bank Yudha Bhakti Tbk

Visi

Menjadi Bank Retail yang solid, Tumbuh dan berkembang secara

berkelanjutan

Misi

Mampu mengkreasi suatu nilai yang optimal bagi pemegang saham

dan stakeholder pada umumnya.

4. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, yang dikenal dengan

sebutan Bank JATIM, didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 di

Surabaya. Landasan hukum pendirian adalah Akta Notaris Anwar

Mahajudin Nomor 91 tanggal 17 Agustus 1961 dan dilengkapi dengan

landasan operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor BUM.9-

4-5 tanggal 15 Agustus 1961.


51

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962

tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, pada

tahun 1967 dilakukan penyempurnaan melalui Peraturan Daerah Provinsi

Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 2 Tahun 1976 yang menyangkut

Status Bank Pembangunan Daerah dari bentuk Perseroan Terbatas(PT)

menjadi Badan Usaha Milik Daerah(BUMD).

Secara operasional dan seiring dengan perkembangannya, maka

pada tahun 1990 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur meningkatkan

statusnya dari Bank Umum menjadi Bank Umum Devisa, hal ini

ditetapkan dengan Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor

23/28/KEP/DIR tanggal 2 Agustus 1990.

Untuk memperkuat permodalan, maka pada tahun 1994 dilakukan

perubahan terhadap Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tanggal 28

Desember 1992 menjadi Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I

Jawa Timur Nomor 26 Tahun 1994 tanggal 29 Desember 1994 yaitu

mengubah Struktur Permodalan/Kepemilikan dengan diijinkannya Modal

Saham dari Pihak Ketiga sebagai salah satu unsur kepemilikan dengan

komposisi maksimal 30%.

Dalam rangka mempertahankan eksistensi dan mengimbangi

tuntutan perbankan saat itu, maka sesuai dengan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahun Buku 1997 telah disetujui perubahan bentuk

Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah menjadi Perseroan Terbatas.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun

1998 tentang Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah, maka


52

pada tanggal 20 Maret 1999 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur telah mengesahkan Peraturan

Daerah Nomor 1 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank

Pembangunan Daerah Jawa Timur dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi

Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur.

Sesuai dengan Akta Notaris R. Sonny Hidayat Yulistyo, S.H. Nomor 1

tanggal 1 Mei 1999 yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan

Menteri Kehakiman Nomor C2-8227.HT.01.01.Th tanggal 5 Mei 1999 dan

telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 25 Mei

1999 Nomor 42 Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor

3008, selanjutnya secara resmi menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah

Jawa Timur.

Pada tanggal 12 Juli 2012, Bank Jatim mencatatkan saham perdana

di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-13 dengan

kode saham BJTM.

Visi dan Misi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

Visi

Menjadi bank yang sehat berkembang secara wajar serta memiliki

manajemen dan sumber daya manusia yang professional.

Misi

Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta ikut

mengembangkan usaha kecil dan menengah serta memperoleh

laba optimal.
53

5. PT. Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk

Bank Pembangunan Daerah Banten (dikenal dengan merek Bank

Banten, pernah bernama Bank Eksekutif pada tahun 1992-2010 dan Bank

Pundi pada tahun 2010-2016, IDX: BEKS) adalah sebuah bank di

Indonesia. Bank ini diresmikan pada 4 Oktober 2016 dan berkantor pusat

di Jakarta Selatan.

Bank Banten berdiri pada tanggal 11 September 1992 dengan nama

PT Executive International Bank sebagaimana yang termaktub dalam

Akta Perseroan No. 34 yang dibuat dihadapan Sugiri Kadarisman SH.,

Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri

Kehakiman melalui Keputusan No. C2-9246-H.T.01.01 serta diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember

1992, Tambahan No. 6651. Pada tanggal 9 Agustus 1993 Perseroan

mulai beroperasi sebagai Bank Umum di Jakarta berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 673/KMK.017/1993

tanggal 23 Juni 1993 tentang Pemberian Izin Usaha PT Executive

International Bank. Nama Perseroan kemudian diubah menjadi PT Bank

Eksekutif Internasional berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa No. 65 tanggal 16 Januari 1996 yang

dibuat dihadapan Frans Elsius Muliawan SH., Notaris di Jakarta dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27

September 1996, Tambahan No. 8331.

Bank Eksekutif berkembang menjadi Perusahaan Terbuka setelah

pada tanggal 22 Juni 2001 memperoleh Pernyataan Efektif dari Badan


54

Pengawas Pasar Modal (Bapepam) melalui surat No. S-1531/PM/2001

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 277.500.000

saham dengan nominal Rp. 100,- kepada masyarakat dan mencatatkan

saham tersebut di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 2001 dengan

kode saham BEKS.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada

tanggal 30 Juni 2010 telah menyetujui perubahan nama Perseroan dari

PT Bank Eksekutif Internasional Tbk, menjadi PT Bank Pundi Indonesia

Tbk seiring kesepakatan masuknya Recapital Securities sebagai

Pemegang Saham Pengendali yang diputuskan di dalam rapat yang

sama. Masuknya Recapital Securities sebagai Pemegang Saham

Pengendali Perseroan sebelumnya telah mendapatkan persetujuan Bank

Indonesia melalui surat No. 12/84/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 29 Juni

2010. Demikian pula dengan perubahan nama Perseroan telah

mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM melalui

suratnya No. AHU-3740.AH.01.02 tanggal 28 Juli 2010 tentang Akta

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan telah mendapatkan

pengesahan pula dari Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank

Indonesia No. 12-58-KEP.GBI/2010 tanggal 23 September 2010 tentang

Perubahan Penggunaan Izin Usaha atas nama PT Bank Eksekutif

Internasional Tbk, menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Pundi

Indonesia Tbk.

Selain pada komposisi Pemegang Saham dan nama Perseroan,

perubahan juga terjadi dalam penerapan strategi bisnis. Sebelumnya

Perseroan lebih fokus kepada sektor korporasi, kini Bank Pundi


55

menitikberatkan strategi pada pengembangan pembiayaan di sektor

Usaha Mikro serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM).Guna mendukung

fokus pembiayaan tersebut, struktur pendanaannya pun diarahkan

kepada dana-dana ritel (retail funding). Perubahan strategi bisnis ini

selaras dengan konsep kesetaraan menuju kemakmuran dengan

mengedepankan pemberdayaan Usaha Mikro serta UKM sesuai dengan

konsep yang merupakan buah pemikiran dari Recapital Group, yaitu

Rosan P. Roeslani dan Sandiaga Uno.

Hasil transformasi bisnis yang dilakukan oleh Bank Pundi sejak tahun

2011 terlihat dengan terus bertumbuhnya kantor-kantor cabang di

berbagai kota besar dan semakin meningkatnya jumlah karyawan yang

medukung operasional Perseroan. Di akhir tahun 2012, kantor cabang

Bank Pundi telah tumbuh menjadi sebanyak 207 kantor yang tersebar di

hampir seluruh kota besar di Indonesia dari ujung Sumatera hingga

Papua dengan jumlah karyawan sebanyak 8.200 orang dari sebelumnya

187 kantor dengan jumlah karyawan sebanyak 6.691 orang pada tahun

2011. Kemudahan untuk bertransaksi pun disediakan dengan

menempatkan 68 buah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan lebih dari

40.000 ATM PRIMA dan ATM Bersama di berbagai tempat yang

strategis.Semua ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada

seluruh nasabah.

Pada tanggal 29 Juli 2016, pergantian nama bank yang berkode

emiten BEKS ini telah mendapatkan surat keputusan dari Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) No. 12/KDK.03/2016 tentang penetapan penggunaan

izin usaha atas nama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.


56

Sehingga Bank Pundi resmi berganti nama menjadi PT Bank

Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) mulai awal Agustus

2016 ini.

Sebelumnya, Bank Pundi telah mendapatkan persetujuan

Kementerian Hukum dan HAM terkait pergantian nama pada tanggal 27

Juni 2016. Persetujuan kementerian ini tertuang dalam Surat Keputusan

No.AHU-0012108.AH.01.02 tentang Persetujuan Akta Anggaran Dasar

PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.

6. PT. Bank Bukopin Tbk

Bank Bukopin didirikan pada tanggal 10 Juli 1970, sebelumnya

dikenal sebagai Bank Umum Koperasi Indonesia. Pada 1989, perusahaan

berganti nama menjadi Bank Bukopin. Selanjutnya, pada 1993 status

perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas.

Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah

tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank

menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya

kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan

masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan

usahanya ke segmen komersial dan konsumer.

Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan

pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh

sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi,

kompetensi sumber daya manusia dan praktik tata kelola perusahaan


57

yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju

dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.

Berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin, Jl MT Haryono Kav 50-51

Jakarta Selatan, operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari

425 outlet yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang

terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun

jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, yang kini berjumlah

543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan

lembaga keuangan mikro.

Struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan

Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus

mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala

prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan

matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin

dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah

melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional,

produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi.

Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya

berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga

perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat

dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan

mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik

secara berkelanjutan.
58

Adapun rasio keuangan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Data Rasio Keuangan Periode 2013-2017

Nama Tahun Rasio Keuangan


Bank NPL (X1) LDR (X2) ROA (Y)
BRI 2013 1,69 81,69 4,74
2014 1,55 88,54 5,03
2015 1,78 79,85 5,15
2016 2,30 76,20 4,93
2017 2,78 75,17 4,64
DANAMON 2013 0,0 93,8 2,7
2014 0,0 98,3 2,6
2015 0,2 100,7 2,7
2016 0,1 95,1 2,5
2017 0,3 9,26 1,4
YUDHA 2013 3,44 79,05 1,70
BAKTHI 2014 4,17 79,63 1,30
2015 2,85 90,65 0,50
2016 2,09 76,58 0,69
2017 2,35 85,71 0,69
JATIM 2013 0,65 80,70 5,57
2014 0,97 80,11 4,97
2015 2,95 83,55 3,34
2016 3,44 84,98 3,82
2017 3,33 86,54 3,52
BANTEN / 2013 4,03 52,83 12,90
PUNDI 2014 3,95 66,78 4,75
2015 4,81 83,68 0,98
2016 3,39 88,46 1,23
2017 4,85 86,11 1,58
BUKOPIN 2013 2,25 54,18 1,83
2014 1,07 67,53 2,11
2015 0,63 77,95 2,47
2016 0,21 83,96 2,05
2017 0,25 79,96 0,25
Sumber: Laporan Keuangan Pubikasi, Bursa Efek Indonesi (data diolah)
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil uji validitas

Uji validasi adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam

mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penentuan layak atau tidak layaknya

suatu item yang akan digunakan. Biasanya dilakukan uji signifikan koefisien

kolerasi pada taraf signifikan 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika

berkolerasi signifikan terhadap skor total. Berikut hasil perhitungan validitas

data.

Table 5.1 Hasil Uji Validitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPL 30 .00 4.81 2.3110 1.31930

LDR 30 52.83 100.70 83.2553 9.40633

Valid N (listwise) 30

Output SPSS 20 (data diolah)

Berdasarkan narasi di atas menunjukkan bahwa data sampel sebesar 6

dikali sampai 5 periode sehingga total sampel berjumlah 30, dan di uji

validitas maka dapat disimpulkan data tersebut valid.

B. Hasil uji asumsi klasik

1) Hasil Uji Normalitas

Data dari variabel penelitian diuji dengan normalitas dengan

menggunakan program SPSS 20 yaitu menggunakan dengan teknik one-

sample Kolmogorov-smirnov test. Uji tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi variabel-variabel penelitian.

59
60

Kaida yang digunakan dalam penentuan sebenarnya adalah norma, namun

jika (p>0.05) maka sebenarnya adalah normal, namun jika (p>0.05) dapat

diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang sangat signifikan antara frekuensi

teoritis dan kurva normal sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran untuk

variabel tergantung adalah normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada

table berikut.

Table 5.2 Hail Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPL LDR

N 30 30

a,b
Mean 2.3110 83.2553
Normal Parameters
Std. Deviation 1.31930 9.40633
Absolute .076 .127
Most Extreme
Positive .056 .097
Differences
Negative -.076 -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .414 .698
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .127

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas terhadap NPL dengan nilai 0.414 dengan

nilai signifikan 0.996 (p>0.05) hasil tersebut menunjukkan normal. Kemudian

uji normalitas terhadap LDR sebesar 0.698 dengan nilai signifikan .715 atau

0,715 (p >0.5) hasil tersebut menunjukkan bahwa LDR memiliki konstribusi

normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa normalitas terlah terpenuhi.

2) Hasil Uji Multikolonearitas

Menurut Ghozali (2013) uji ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel independen. Pada model


61

regresi yang baik antara variabel independen seharusnya tidak tidak terjadi

kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model

regresi dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation

factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya

dapat disimpulkan:

1) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antara variabel

bebas dalam model regresi.

2) Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat

disimpulkan bahwa ada multikolonearitas antara variabel bebas

dalam model regresi. Karra (2013: 116-117).

Gambar 5.3 Hasil Uji Multikolonearitas

a
Coefficients

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

1NPL .727 1.375

LDR .727 1.375

a. Dependent Variable: ROA


Sumber: Output SPSS 20 (data diolah)

Hasil uji multikolinearitas diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance dari kedua

variabel yaitu Non-Performing Loan dan Loan to Deposit Rasio menunjukkan

angka Tolerance dibawah 0,10 dan nilai VIF diatas10. Maka dapat disimpulkan

bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas,

sehingga regresi yang ada layak untuk di gunakan.


62

3) Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi linear berganda terdapat korelasi antara residual pada periode t

dengan residual periode t-1. Salah satu cara mengidentifikasi apakah

masing-masing variabel terjadi autokorelasi negativ dalammodel regresi yaitu

dengan cara melihat nilai Durbin-Watson (D-W):

1) Jika nilai D-W dibawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif

2) Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

3) Jika nilai D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative.

Uji D-W dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4 Hasil Uji Autokorelasi

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate
a
1 .692 .479 .441 1.82947 1.205

a. Predictors: (Constant), LDR, NPL


b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS (data diolah)


Karena nilai D-W dari penelitian ini 1,205 dan terletak antara -2

sampai +2, maka tiap variabel tidak terjadi autokorelasi.

Kemudian nilai (R) menurut Sugiono (2013:289) digunakan untuk

mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik

hubungan yang bersifat sistematis, kausal, dan reciprocal. Nilai koefisien

korelasi yang menunjukkan pada tabel 4.5 yaitu 0.692 dengan begitu

dapat dinyatakan adanya hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y.

Adapun untuk menilai sejauh mana hubungannya dapat diketahui


63

dengan melihat pedoman Internasional koefisien korelasi dimana nilai

0.692 berada pada interval koefisien antara 0.60-0.799 yang berarti

tingkat hubungannya kuat.

4) Hasil Uji Heterokedasitas

Uji heterikedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi

heterokedasitas atau tidak terjadi heterikedasitas. Untuk mendeteksi

adanya heterikedasitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Hasil uji dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5.5 Hasil Uji Scatterplot

Uji heterikedasitas dapat dilihat pada gambar scatter plot di atas,

yang menyatakan bahwa model ini tidak terjadi heterikedasitas karena:


64

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar

angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas dan di bawah

saja

3) Penyebaran titik-titik tidak berpola.

C. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

antara lebih dari satu variabel predictor (variabel bebas) terhadap variabel

terikat, yaitu variabel independen Non Performing Loan dan Loan to Deposit

Rasio terhadap variabel dependen Reunrn On Asset. Dapat dilihat pada

tabel 5.6 berikut:

Tabel 5.6 Persamaan Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 22.328 3.949 5.653 .000

1 NPL -.732 .302 -.395 -2.425 .022

LDR -.211 .042 -.811 -4.980 .000

a. Dependent Variable: ROA

Sumber data: SPSS (data diolah)


65

Persamaan regresi berganda dapat dilihat pada tabel 5.6 pada tabel

coefficients yang dibaca adalah nilai kolom B, baris pertama menunjukkan

constan variabel dependen.

Hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut:

y = α + β1X1 + β2X2 + e

y = 22.328 – 0,732NPL –0,211LDR + e

Bersadasarkan persamaan regresi pada tabel 5.6, maka hasil regresi

linear berganda dapat disumpulkan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 22.328. Hal ini bahwa jika variabel

independen yaitu NPL (X1) dan LDR (X2) diasumsikan konstan, maka

dependen yaitu ROA akan naik sebesar 22.328.

b) NPL (X1) memiliki nilai negatif -0,732. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

peningkatan 1% NPL akan menyebabkan penurunan ROA sebesar -

0,732 dan variabel lain tetap.

c) Nilai koefisien regresi LDR (X2) bernilai negatif -0,211. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap peningkatan 1% satuan LDR akan

mengakibatkan penurunan ROA sebesar -0,211.

D. Hasil Uji Hipotesis

1. Hasil uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama terhadap variable tidak bebas. Dengan kriteria pengujinya jika F hitung

> F tebal atau α (0,05), maka halini berarti variabel bebas secara bersama-
66

sama tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya. Hasil perhitungan uji F

dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Hasil Uji F (Simultan)

a
ANOVA
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 83.159 2 41.579 12.423 .000b
1 Residual 90.368 27 3.347
Total 173.626 29
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), LDR, NPL
Sumber: SPSS (data diolah)

Pada tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F

hitung sebesar 12,423 dengan nilai signifikan 0,000, nilai F hitung lebih besar

dari pada nilaiF tabel (12,423>3,35) menunjukkan bahwa variabel

independen Non Performing Loan dan Loan to Deposit Rasio berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen Return On Asset, sehinggan

hipotesis yang di ajukan dapat diterima.

2. Hasil uji T

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh

masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel

terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t

tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung,

proses uji t identik dengan Uji F.


67

Tabel 5.8 Hasil Uji T (Persial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 22.328 3.949 5.653 .000

1 NPL .-.732 .302 .395 -2.425 .022

LDR -.211 .042 -.811 -4.980 .000

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: SPSS (data diolah)

Berdasarkan tabel diatas hasil uji T adalah sebagai berikut:

1) H1 : Terdapat pengaruh signifikan Non Performing Loan (X1)

dan Loan to Deposit Rasio (X2) terhadap Return On Asset (Y)

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, NPL, dan

LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA, ditunjukkan dari hasil

uji F. dari hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 12.423

dengan signifikan 0.000 lebih kecil dari pada nilai signifikan yang

ditetapkan (0,000<0,05), artinya NPL dan LDR berpengaruh

signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI.

2) H2 : terdapat pengaruh signifikan Non Performing Loan (X1)

terhadap Return On Asset (Y)


68

Non PerformingLoan (NPL) atau kredit bermasalah dapat

diukur dari kolektibilitas dengan kriteria kurang lancar, di ragukan

dan macet. Kemacetan fasilitas kredit disebabkan oleh tiga faktor

yaitu factor eksternal, faktor internal dari pihak perbankan dan

faktor internal dari pihak nasabah. Rasio NPL menunjukkan

kualitas aktiva pembiayaan yang jika kolektibilitasnya kurang

lancar, diragukan dan macet dari total kredit secara keseluruhan,

maka bank tersebet menghadapi kredit bermasalah. Semakin

tinggi rasio ini, maka semakin besar pulah jumlah pinjaman yang

tak tertagih dan berakibat pada penurunan pendapatan bank.

Dengan kata lain, semakin tinggi NPL, maka maka akan

menurunkan profitabilitas. Sehingga, NPL memiliki pengaruh

negatif terhadap profitabilitas.

Penjelasan diatas sejalan dengan hasil penelitian ini dimana,

hipotesis pertama yang di ajukan menyatakan bahwa NPL

berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari hasil penelitian

diperoleh nilai t hitung NPL sebesar -2.425 dengan tingkat signifikan

sebesar 0.02 karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05

sehingga hipotesis yang menyatakan NPL berpengaruh signifikan

terhadap ROA dapat diterima.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ita Ari Sasongko (2013). Meneliti tentang pengaruh risiko kredit,

perputaran kas, likuiditas, tingkat kecukupan modal, dan efesiensi

operasional terhadap profitabilitas yang diukur denganReturn On

Asset (ROA) pada perbankan yang terdaftar di BEI, dimana hasil


69

analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa risiko

kredit berpengaruh negative dan signifikan terhadap profitabilitas.

Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin rendah nilai NPL

perusahaan maka semakin mengakibatkan semakin tinggi

profitabilitas perusahaan tersebut.

3) H3 : Terdapat pengaruh Loan to Deposit Rasio (X2) terhadap

Return On Asset (Y)

Menurut Riyanto (2011) mengemukakan bahwa rasio

likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur

likuiditas perusahaan. Salah satu rasio likuiditas adalah Loan to

Deposit Rasio (LDR). LDR merupakan rasio untuk mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan

jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

Apabila tingkat LDR sebuah bank tinggi, maka tingkat ROA akan

menurun. Sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat LDR

yang rendah, maka akan menyebabkan meningkatnya ROA.

penjeasan diatas sejalan dengan hasil penelitian ini dimana,

hipotesis kedua yang diajukan menyatakan bahwa LDR

berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari hasil penelitian

diperoleh nilai t hitung NPL sebesar -4.980 dengan tingkat signifikan

sebesar 0,00 karena nilai signifikannya lebih kecil dari 0,05

sehingga hipotesis yang menyatakan LDR berpengaruh signifikan

terhadap ROA dapat diterima.


70

E. Koefisien Determinan (R2)

Digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat, nilai R2 terletak diantara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤1).

Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji (R2) koefisien determinasi

dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut:

Tabel 5.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2)

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

a
1 .692 .479 .441 1.82947

a. Predictors: (Constant), LDR, NPL


b. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS (data diolah)

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi

(R2) sebesar 0,479 atau 47.9%., variasi naik turunnya Return On Asset

untuk 6 bank yang terdaftar di BEI periode 2013-2017 yang pernah memiliki

nilai Non Performing Loan diatas ketentuan bank Indonesia 5% dipengaruhi

oleh Non Performing Loan dan Loan to Deposit Rasio, sisanya 52,1%

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.


71

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh

variabel independen yang berupa Non Performing Loan (NPL), dan Loan to

Deposit Rasio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan

perbankan periode 2013-2017 maka dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil

penelitian tersebut, adalah:

1. Dari hasil penelitian menunjukkan variabel NPL dan LDR berpengaruh

positif signifikan terhadap ROA, setiap perubahan yang terjadi pada

variabel independen yaitu NPL dan LDR secara simultan atau bersama-

sama berpengaruh terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI periode 2013-2017.

2. Dari hasil analisa data secara persial Non Performing Loan (NPL)

berpengaruh dan signifikan terhadap ROA.

3. Dari hasi analisa data secara persial bahwa variabel Loan to Deposit

Rasio (LDR) berpengaruh dan signifikan terhadap ROA.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisi pembahasan serta kesimpilan pada penelitian

ini, adapunsaran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar

mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

1. Bagi perusahaan perbankan perlu memperhatikan laporan

keuangannya agar tingkat profitabilitas tetap terjaga.


72

2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambahkan rasio

keuangan bank yang lain yang belum dimaksukkan sebagai variabel

independen dalam meneliti variabel-variabel lain diluar variabel ini agar

memperoleh hasil yang lebih bervariatif yang dapat menggambarkan

hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap profitabilitas.


73

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media


Group

Dewi Paramita, Karisma. 2014. Pengaruh Risiko Kredit Yang Diberikan Dan
Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Terhadap Perusahaan
Perbankan Yang Go Public. Jurnal Ilmiah Indonesia.

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Kinerja, Teori Dan Aplikasi, Bandung: Alfabeta.

Fahmi. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Fahmi. 2012. Manajemen Keuangan Teori Dan Soal Tanya Jawab. Bandung:
Alfabeta Bandung.

Ita Ari Sasongko. 2014. Analisis Pengaruh Risiko Kredit, Perputaran Kas,
Likuiditas, Tingkat Kecukupan Modal, Dan Efesiensi Operasional -
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI
2007_2013 (http//empiries.dinus.ac.id/8856/1/jurnal 13803.pdf).

Kasmir, Jakfar. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Kasmir, Jakfar.2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali


Pers.

Karra Muslimin, Statistik Ekonomi, Makassar: Alauddin Universitas Pers, 2013.

Mediana, Winda. 2011. Analisis Pemberian Kredit Pengaruhnya Terhadap


Tingkat Profitabilitas Pada Pt. Bank Negara Indonesia 46 (Persero), Tbk
Bandung. Skripsi Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia
Bandung.
74

Priyanto, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediacom.

Pratama, R. Angkara. 2011. Pengaruh Likuiditas Dan Risiko Kredit Terhadap


Profitabiliras Bank.Skripsi.

Priliana, Sisca. 2012. Analisis Risiko Terhadap Profitabilitas Pada PT. BPR Artha
Niaga Finatama.Skripsi.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-dasar pembelajaran usaha, Edisi Empat.


Yogyakarta: BPFE.

Syaharman, 2012. Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan Dan Tingkat


Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan.Jurnal Ilmiah
Indonesia.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Bisnis. Cet. XVII: Alfabeta, Bandung.

http://riaembo.blogspot.co.id/2013/04/risiko-likuiditas.html

www.geogle.com

www.BI.go.id, Bank indonesia,2017

www.Idx.go.id, Bursa Efek Indonesia 2017


75

N
Hasil Uji Validitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPL 30 .00 4.81 2.3110 1.31930

LDR 30 52.83 100.70 83.2553 9.40633

Valid N (listwise) 30

Hail Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

NPL LDR

N 30 30
Normal Mean 2.3110 83.2553
a,b
Parameters Std. Deviation 1.31930 9.40633
Absolute .076 .127
Most Extreme
Positive .056 .097
Differences
Negative -.076 -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .414 .698
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .127

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Hasil Uji Multikolonearitas
a
Coefficients

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

1 NPL .727 1.375

LDR .727 1.375


a. Dependent Variable: ROA

Hasil Uji Autokorelasi

b
Model Summary

Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of Durbin-Watson


l the Estimate
a
1 .692 .479 .441 1.82947 1.205

a. Predictors: (Constant), LDR, NPL


b. Dependent Variable: ROA

Hasil Uji F (Simultan)

a
ANOVA
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 83.159 2 41.579 12.423 .000b
1 Residual 90.368 27 3.347
Total 173.626 29
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), LDR, NPL
Hasil Uji Scatterplot

Persamaan Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 22.328 3.949 5.653 .000

1 NPL -.732 .302 -.395 -2.425 .022

LDR -.211 .042 -.811 -4.980 .000

a. Dependent Variable: ROA


Hasil Uji T (Persial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.

Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 22.328 3.949 5.653 .000

1 NPL .-.732 .302 .395 -2.425 .022

LDR -.211 .042 -.811 -4.980 .000

a. Dependent Variable: ROA

Tabel 5.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2)

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate
a
1 .692 .479 .441 1.82947
RIWAYAT HIDUP

SANTI, Lahir di Panyiwi, Kecematan Cenrana, Kabupaten

Bone, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 24 Juli 1996.

Anak ke 1 dari 6 bersaudara buah hati dari bapak

Sahodang dan ibu Sumarni

Penulis memulai dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada

tahun 2008 di SD/IMPRES 12/79 Panyiwi, setelah tamat dari Sekolah Dasar

penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP

Negeri 1 Tellusiattingge dan tamat pada tahun 2011. Setelah tamat Sekolah

Menengah Pertama kemudian penulis melanjutkan pendidikan dijenjang

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 26 Bone dan tamat pada

tahun 2014. Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas penulis melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar

(UNISMUH) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Akuntans.

Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah

Makassar selama 5 tahun dan tamat pada tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai