Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Indri Amaliah
1112046100187
2016 M/1438 H
ii
iii
PERNYATAAN
Tangerang Selatan,
Indri Amaliah
iv
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
Jakarta.
Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan
baik. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis ingin menyampaikan banyak
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
3. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Program
Hidayatullah Jakarta.
ii
4. Bapak Zainul Arifin Yusuf, Dr., H., M., selaku Dosen Penasehat Akademik.
5. Bapak Ir. Aries Koentjoro, M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
7. Kedua orang tua tercinta, Rita Zahara dan Hasan Sanusi yang senantiasa
skripsi ini.
8. Kakak dan Adik tersayang Iqbal Furqon Rihansyah, Imran Rihansyah dan
9. Keluarga besar yang terus memberikan dukungan dan doa yang tiada henti
10. Teman seperjuanganku Desti, Fadla, Nadya, Putri, Suci dan teman-teman
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 yang
11. Teman KKN GEMPITA 2015 yang telah memberikan dukungan kepada
penulis.
12. Sahabat D’CBLK ( Rere, Biydah, Nida, Yayah, Zaty, Imam, Maki, dan Qibi)
iii
13. Nurseha dan Indah Nadidah Hajar yang selalu membantu dan memberi
dikarenakan keterbatasannya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu
penulis menerima dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis,
Indri Amaliah
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
F. Kerangka Berpikir ................................................................................ 9
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12
v
D. Financial Distress ................................................................................ 27
E. Zmijewski X-Score ............................................................................... 28
F. Peneliti Terdahulu ................................................................................ 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 60
B. Saran .............................................................................................. 61
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
roda perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan fungsi bank sebagai
keuangan lainnya.
Salah satu risiko yang harus dikelola dengan baik adalah potensi
1
financial distress yaitu keadaan yang sulit bahkan dapat dikatakan
bank, meningkatnya selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalan valuta
syariah tidak mengacu pada fluktuasi nilai tukar dan tingkat suku bunga
1
Wilopo, “Prediksi Kebangkrutan Bank”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No.2, (Mei
2001), hlm 184.
2
Hal ini pun berdampak pada meningkatnya kepercayaan
statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga tahun 2015 jumlah bank
Untuk unit usaha syariah (UUS) terdapat 22 unit dan 163 unit bank
Tabel 1.1
Tahun
Indikator
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bank Umum Syariah 5 6 11 11 11 11 12
Unit Usaha Syariah 27 25 23 24 24 23 22
Bank Pembiayaan
131 138 150 155 158 163 163
Rakyat Syariah
Data pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun
pada tahun 2008 bank syariah hanya ada 5 unit namun sekarang, sampai
bulan November 2014 bank syariah yang ada di Indonesia sudah sebanyak
dikarenakan ada beberapa unit usaha syariah yang telah berubah menjadi
bank umum syariah dan untuk jumlah bank pembiayaan rakyat syariah
3
peningkatan.
intisipatif untuk mencegah agar krisis keuangan segera tertangani. Plat dan
distress sebagai suatu kondisi dari perusahaan yang mengalami laba bersih
mencapai 4,87% pada akhir 2015 atau masih di bawah target minimal
atau penurunan tentunya hal ini merupakan pertanda yang tidak baik
2
Endri, “Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan
Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score”, Perbarnas Quarterly Review, Vol. 2 No. 1, (Maret,
2009), hlm. 37.
3
Indra Arief Pribadi, “OJK: Pangsa Pasar Perbankan Syariah 4,87%”, Artikel ini diakses pada 24
Februari 16.36 WIB dari http://m.antaranews.com/berita/546856/ojk-pangsa-pasar- perbankan-
syariah-487.
4
Karim Consulting Indonesia, Outlook Perbankan Syariah 2015.
4
karena bank bisa saja mengalami kesulitan dana untuk menutup kewajiban
5
Dwi Puryati dan Savitri, “Model Financial Distress VS Altman Z-Score Analisa Perbandingan
Prediksi Kebangkrutan Di Industri Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2004- 2008”,
Finance and Accounting Journal, Vol. 1 No.2, (September 2010), hlm.113.
6
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty, 2002), hlm.292.
7
Agus Sartono, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi” (Yogyakarta : BPFE, 2008). Hlm.
115
5
Saat ini terdapat beberapa metode yang dikembangkan guna
digunakan dan juga memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi dalam
untuk data setahun sebelum kebangkrutan. Untuk data dua tahun sebelum
Untuk Model Springate pertama kali dilakukan penelitian pada tahun 1978
8
Aprilia Safitri dan Ulil Hartono, “Uji Penerapan Prediksi Financial Distress Altman, Springate,
Olhson dan Zmijewski Pada Perusahaan Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu
Manajemen, Vol. 2 No 2, (April 2014), hlm. 328.
9
Komang Devi Methili Purnajaya dan Ni K. Lely A. Merkusiwati, “Analisis Komparasi Potensi
Kebangkrutan dengan metode Z-Score Altman, Springate, dan Zmijewski pada Industri
Kosmetik yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 7.1 (2014), hlm.51.
6
dengan mengikuti prosedur yang dilakukan oleh Altman yakni,
dari 9 rasio keuangan yang popular yang membedakan antara bisnis yang
sehat dengan bisnis yang gagal. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan
satu hal krusial yakni, proporsi dari sampel dan populasi harus ditentukan
sebelumnya.
7
menggunakan metode Zmijewski (X-Score) dengan formula untuk
2015”.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
periode 2012-2015 ?
(X-Score) ?
kebangkrutan?
D. Tujuan Penelitian
8
Untuk menghitung, mengukur, menganalisis dan mengevaluasi
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
keputusan investasi.
b. Manfaat Teoritis
F. Kerangka Berpikir
selalu melekat pada setiap jenis usaha yang dilakukan, begitupun dengan
9
bank syariah harus waspada dan melakukan berbagai tindakan
pencegahan sejak dini agar potensi dari kebangkrutan tersebut dapat terus
dicegah.
berikut:
10
Kerangka Berpikir
Laporan Keuangan
Hasil Prediksi
Kesimpulan
11
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
dalam penelitian.
12
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah
hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan sewa. Selain menghindari bunga atau riba, bank syariah secara aktif
kelompok yaitu:
14
Seperti halnya bank umum konvensional, BUS ada dua jenis yaitu :
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja di kantor pusat bank
syariah.
15
Syariah (DPS). Secara singkat, tugas utama DPS ada empat yaitu; (a)
(DSN) serta member pengarahan dan pengawasan atas produk dan jasa
serta kegiatan usaha agar sesuai dengan prinsip syariah, (c) sebagai
saran pengembangan bank syariah yang diawasinya kepada DSN dan (d)
16
B. Laporan Keuangan
misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) dan catatan
10
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, Liberti, Yogyakarta, 2004, hlm. 2
17
a. Neraca
sistematis tentang penghasilan, biaya rugi laba yang diperoleh oleh suatu
besar dan kemana saja dana digunakan serta dari mana sumber dana itu
18
3. Tujuan Laporan Keuangan
keuangan.
dipercayakan kepadanya.
11
Ibid, hlm. 11
19
4. Laporan Keuangan Bank
20
keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari :
C. Kebangkrutan
1. Pengertian Kebangkrutan
undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998, debitur yang mempunyai dua atau
lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh
kewajibannya.12
12
Toto Prihadi, Deteksi Cepat Kondisi Keuangan : Tujuh Analisis Rasio Keuangan, PPM, Jakarta,
2008, hlm. 177
21
berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan dalam hal
perusahaan. Salah satu sumbernya adalah analisis aliran kas untuk saat ini
atau untuk masa mendatang dan analisis strategi perusahaan. Sumber lain
totalnya.
22
2. Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung
meliputi:
23
manajemen.
laba. Piutang yang terlalu besar juga akan merugikan karena aktiva
pendapatan.
24
terjadi penurunan dalam pendapatan. Untuk menjaga hal tersebut
25
e. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar
seperti berikut:
1) Pemberi Pinjaman
2) Investor
26
kemungkinan tersebut.
3) Pemerintah
4) Akuntan
5) Manajemen
D. Financial Distress
selama beberapa tahun, dan hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk
27
memenuhi kewajiban perusahaan (Insolvency). Insolvency dapat dibedakan
1. Technical Insolvency
2. Bankruptcy Insolvency
melebihi nilai total aset perusahaan atau nilai ekuitas perusahaan negatif.
kelemahan manajemen.
28
Dimana :
Model Zmijewski memiliki nilai cut off sebesar 0, artinya jika skor
14
Aprilia Safitri dan Ulil Hartono, “Uji Penerapan Prediksi Financial Distress Altman, Springate,
Olhson dan Zmijewski Pada Perusahaan Sektor Keuangan Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ilmu
Manajemen, Vol. 2 No 2, (April 2014), hlm. 334.
29
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
(1968) Analysis and The Original. yang dihasilkan ini dengan penulis
0,006 X4 + menggunakan
diskriminan sedangkan
mampu menggunakan
30
sampel validasi
sebesar 83%.
EFEK diprediksi
INDONESIA terdapat 2
31
(BEI) perusahaan
2009-2013 Financial
Distress dan
223 perusahaan
lainnya tidak
dalam kondisi
Financial
Distress. Selain
itu, hasil
penelitian
menunjukkan
keakuratan pada
kategori
Shareholder’s
Equity sebesar
99%, kategori
Net Income
sebesar 85%,
dan kategori
Cash Flow
Ratio sebesar
99%.
32
Novita Analisis Zmijewski Hasil penelitian Perbedaan
2013) rasio
profitabilitas,
33
rasio
rentabilitas
ekonomi, dan
rasio laverage
berpengaruh
terhadap
prediksi
financial
distress.
34
Delisting”. Altman pada
perusahaan
yang masih
terdaftar di BEI.
Hasil diketahui
bahwa dari
ketiga model,
prediktor
delisting terbaik
adalah model
Zmijewski lebih
akurat
dibandingkan
dengan model
Altman dan
Springate. Hal
ini karena
model
Zmijewski lebih
menekankan
besarnya utang
dalam
memprediksi
35
delisting.
Indonesia”. Springate.
Selanjutnya
berturut-turut
diikuti oleh
model
Zmijewski,
36
model Altman
dan model
Ohlson.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lingkup Penelitian
Tabel 3.1
Kode Tahun
No Bank Umum Syariah Bank Berdiri Bank
1. Bank Muamalat Indonesia BMIUmum November
Umum 1991
2. Bank Victoria Syariah BVS April 2010
3. BRI Syariah Syariah
BRIS Syariah
November 2008
4. B.P.D Jawa Barat Banten BJBS Januari 2010
5. BNI Syariah BNIS April 2000
6. Syariah
Bank Syariah Mega Indonesia BMS Juli 2004
7. Bank Panin Syariah BPS Desember 2009
8. Bank Syariah Bukopin BSB Oktober 2008
9. Bank Syariah Mandiri BSM November 1999
10. BCA Syariah BCAS April 2010
11. Maybank Syariah MBS Oktober 2010
12. BTPN Syariah BTPNS Mei 2014
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
BCA Syariah, Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Panin
Syariah.
38
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
benda- benda, dan ukuran lain, yang menjadi objek perhatian atau
1. Bank syariah yang dipilih adalah bank yang sudah berdiri menjadi
3. Bank Umum Syariah yang assetnya hampir setara pada tahun 2012-
2015.
39
diambil dan dikutip dari data-data yang sudah ada kemudian diolah dan
dianalisis.
2015.
Dokumentasi.
Ratio.
1. X1 = Return On Assets
pendapatan tahun berjalan terhadap total aktiva. Semakin tinggi nilai rasio
40
ini menunjukkan pendapatan bank syariah yang meningkat karena
Total asset
Tabel 3.2
2. X2 = Debt Ratio
total aktiva. Semakin rendah rasio ini menunjukkan bahwa semakin baik
Total asset
3. X3 = Current Ratio
adalah ratio lancar (current ratio, working capital ratio atau disebut
41
banker’s ratio) yang memberikan ukuran kasar tentang tingkat likuiditas
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kinerja keuangan
neraca dan laporan laba rugi. Data atau hasil perhitungan rasio-rasio
yang ada dalam metode X-Score. Formula yang digunakan pada penelitian
Dimana :
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki
42
perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari
pertumbuhan.
dimilki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin rendah rasio ini
industri untuk rasio ini menurut Kasmir (2008:164) adalah sebesar 35%.
ratio lancar (current ratio, working capital ratio atau disebut banker’s ratio)
43
Current ratio diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar (current
kreditur. Bagi kreditur semakin tinggi rasio lancar semakin bagus, akan
tetapi untuk perusahaan tertentu dapat berarti lain. Apabila rasio ini tinggi
dapat diartikan perusahaan kelebihan aktiva lancarnya atau ada yang tidak
optimal.
44
Tabel 3.3
4. Penarikan Kesimpulan
45
BAB IV
laba bersih dibagi total asset (ROA), total kewajiban dibagi total aset
(Debt Ratio), dan aset lancar dibagi kewajiban lancar (Current Ratio).
Tabel 4.1
Hasil Return On Asset Bank Umum Syariah
nilai rasio tertinggi ada pada Bank Mega Syariah dengan nilai 2.26% dan
nilai rasio terendah ada pada Bank Bukopin Syariah dengan nilai 0.47%.
Pada tahun 2013 nilai rasio ROA tertinggi ada pada Bank Mega Syariah
dengan nilai 1.63% dan nilai rasio terendah ada pada Bank Bukopin
46
Syariah dengan nilai 0.45%. Pada tahun 2014 nilai rasio tertinggi ada
pada Bank Panin Syariah dengan nilai 1.14% dan nilai rasio terendah ada
pada Bank Bukopin Syariah dengan nilai 0.16%. Pada tahun 2015 nilai
rasio tertinggi ada pada Bank Panin Syariah dengan nilai 0.75% dan nilai
rasio terendah ada pada Bank Mega Syariah dengan nilai 0.21%.
Hasil dari data pada tabel di atas, nilai rasio ROA yang dihasilkan
oleh rata- rata BUS masih tergolong rendah, padahal semakin tinggi nilai
umum syariah dikategorikan mempunyai ROA yang baik jika nilai ROA
nilai ROA tertinggi ada pada tahun 2012 yaitu Bank Mega Syariah dengan
sebesar 2.26% dari total aktiva yang digunakan. Rasio ROA terendah ada
pada tahun 2014 yaitu Bank Bukopin Syariah dengan nilai 0.16%, artinya
0.16% saja dari total aktiva yang digunakan dan itu masuk ke dalam
47
Tabel 4.2
Hasil Debt to Asset Ratio Bank Umum Syariah
Tahun (Dalam %)
No. Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015
1. BCA Syariah 16.02 13.47 10.83 9.04
2. Bank Mega Syariah 25.93 20.88 18.46 16.80
3. Bank Bukopin Syariah 92.44 23.38 16.01 15.03
4. Bank Panin Syariah 9.77 9.93 14.29 11.79
Sumber : Data Diolah
yang paling tinggi tahun 2012 ada pada Bank Bukopin Syariah dengan
nilai 92.44%. Artinya lebih dari 50% pendanaan pada Bank Bukopin
Syariah dibiayai dengan hutang. Namun pada tahun 2014 dan 2015 Bank
Bukopin Syariah nilai debt rationya semakin kecil, artinya hutang yang
dimiliki oleh Bank Bukopin Syariah semakin kecil dan bisa meningkatkan
total aktiva. Apabila debt ratio semakin tinggi, sementara proporsi total
besar. Total hutang semakin besar berarti rasio financial atau rasio
Dan sebaliknya apabila debt ratio semakin kecil maka hutang yang
dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan ini berarti risiko financial
Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa, nilai debt ratio tiga
dari empat bank umum syariah yaitu BCA Syariah, Bank Mega Syariah
48
dan Bank Bukopin Syariah setiap tahunnya semakin kecil, artinya hutang
yang dimiliki perusahaan juga akan semakin kecil dan risiko financial
Bank Panin Syariah setiap tahunnya nilai debt ratio semakin tinggi dan
baru mengalami penurunan pada tahun 2015. Namun hal ini tidak
perusahaan yang tidak baik, karena lebih dari 50% pendanaan pada Bank
Tabel 4.3
Tahun (Dalam %)
No. Bank Umum Syariah
2012 2013 2014 2015
1. BCA Syariah 618.83 740.87 898.50 1084.58
2. Bank Mega Syariah 391.19 483.05 335.13 583.82
3. Bank Bukopin Syariah 106.04 441.58 653.95 722.18
4. Bank Panin Syariah 1041.47 1022.75 704.08 857.12
Sumber : Data Diolah
bank umum syariah yang mengalami kenaikkan nilai current ratio setiap
tahunnya selama kurun waktu empat tahun hanya ada pada BCA Syariah
49
dan Bukopin Syariah. Kedua bank umum syariah lainnya bersifat
Pada tahun 2012 nilai tertinggi ada pada Bank Panin Syariah
pada tahun 2014 dengan nilai sebesar 704.08% artinya, jumlah asset lancar
sebanyak 704.08% kali saja dari hutang lancar. Pada akhir periode 2015
Jika rata-rata industri untuk current ratio adalah dua kali, maka
keadaan bank umum syariah selama kurun waktu empat tahun berada
dalam kondisi baik. Karena disetiap tahun nilai rasio bank umum syariah
yang diteliti, yaitu BCA Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin
50
Untuk mengetahui hasil nilai X-Score, rumus yang digunakan
adalah :
Dimana :
bangkrut jika probabilitasnya lebih besar dari 0 dengan kata lain, nilai X
nya adalah 0. Maka dari itu, nilai Cut-Off yang berlaku dalam model ini
adalah 0. Hal ini berarti perusahaan yang nilai X-nya lebih besar dari atau
94,9%.
51
Tabel 4.4
rumus X-Score. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil nilai X-
Score yang dimiliki oleh bank umum syariah selama periode 2012-2015.
52
Tabel 4.5
X-Score
No. Bank Umum Syariah Rata-rata Prediksi
2012 2013 2014 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai X-Score pada Bank
Hasil dari data diatas nilai X-Score dari masing-masing bank umum
syariah dibawah nilai cut off yaitu 0, maka bank umum syariah masuk
12.511, bank Mega Syariah sebesar -8.215, bank Bukopin Syariah dengan
nilai -7.641 dan pada bank Panin Syariah sebesar -13.284. Bank umum
53
mengalami kebangkrutan. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata X-Score yang
ada pada bank umum syariah menunjukkan nilai X < 0 yaitu perusahaan
dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak beresiko pada kebangkrutan.
X-Score yang baik biasanya juga ditandai dengan rasio solvabilitas yang
ini di dapat karena kegiatan usaha yang dilakukan baik dalam kegiatan
54
Indonesia, hal ini dibuktikan dengan bank umum syariah yang
itu dilihat dari prediksi potensi kebangkrutan yang dilakukan bank umum
syariah berada pada kategori tidak bangkrut. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih fleksibel dalam kondisi dan situasi apapun. Ketahanan bank syariah
a. Dari empat bank umum syariah yang diteliti yaitu terdapat satu
beberapa kurun waktu yaitu Bank Mega Syariah, dua bank lainnya
terjadi pada BCA Syariah selama kurun waktu empat tahun pada
55
bersih saja tidak bisa menjadi indikator sebuah bank dikatakan
bank umum syarian memiliki nilai X-Score dibawah nilai cut off
tahun atau akhir, itu tidak bisa dijadikan sebuah indikator bahwa
yang kolaps bukan hanya karena kondisi keuanganya saja yang buruk
tetapi bisa dari kesalahan yang dibuat oleh manajemen bank sehingga
yang paling membahayakan ketika arus kas lebih kecil dari kewajiban
56
hutangnya maka perusahaan tidak akan memiliki cukup dana untuk
membayar krediturnya.
diantaranya adalah:
dapat meningkatkan aset dan pendapatan yang dimiliki oleh bank. Tapi
menjadi negatif.
perbankan syariah
sebagai pengawas kegiatan perbankan, dalam hal ini Bank Indonesia (BI)
dan Ototitas Jasa Keuangan (OJK) juga sangat penting. Jika terjadi
menerbitkan surat berharga seperti sukuk dan lainnya. Selain itu, untuk
57
mengatasi masalah likuiditas antar bank, maka bank syariah dapat
untuk penyimpanan dana bagi bank yang kelebihan likuiditas serta tempat
Maka dari itu, mulai dari rekruitmen karyawan baru, pelatihan karyawan
bank. Maka dari itu, SDM yang ditempatkan di bank syariah sebaiknya
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan acuan untuk
bermasalah bank ini dapat juga digunakan sebagai early warning system
keuangan yang lebih buruk lagi yaitu kebangkrutan serta hendaknya bagi
58
manajemen bank minimal satu tahun sekali melakukan evaluasi terhadap
manajemen bank umum syariah (BUS) sebagai bahan evaluasi dalam hasil
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
60
Bukopin Syariah dengan nilai -7.641 dan pada bank Panin
7.641 lebih mendekati nilai cut off pada metode Zmijewski yaitu
B. Saran
61
berharap, buku ilmiah Perpustakaan diperbaharui dengan buku tahun terbit
terbaru.
2. Bagi Perusahaan
lainnya serta mengolah hasil penelitian dengan uji statistik yang dapat
62
DAFTAR PUSTAKA
63
Delisting”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 16 No. 1.
(Januari 2012)
64
Setiadi, Edy. Manajemen Treasury Bank Syariah. Edisi satu. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
65
Haryadi Sarjono, “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Prediksi
Kemungkinan Kebangkrutan Dengan Model Diskriminan Altman
Pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta.”
(Jakarta : Universitas Bunda Mulia, 2007).
66
LAMPIRAN
X-Score
No. Bank Umum Syariah Rata-rata Prediksi
2012 2013 2014 2015