Anda di halaman 1dari 118

RESPON KOGNITIF, AFEKTIF DAN KONATIF PEGAWAI

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF


HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP MINAT
BERASURANSI SYARIAH

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

MUNAWAROTUL KIPTIAH
NIM. 1111046200044

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
JAKARTA
1436H/2015M
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai


Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat
Berasuransi Syariah. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisa respon
pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap
minat berasuransi syariah yang diukur dari tiga aspek variabel yaitu, aspek kognitif
(pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan aspek konatif (tindakan). Kemudian setelah
itu mencari tahu aspek atau variabel mana yang mempunyai nilai yang paling baik
terhadap minat berasuransi syariah tersebut.

Model penelitian ini adalah model penelitian kuantitatif dan penelitian ini
dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 31 responden pegawai Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian data yang didapatkan
diolah dengan bantuan SPSS 21.00. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah Accidential Sampling atau metode pengambilan sampel secara acak.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa respon pegawai Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diukur dengan tiga variabel
(kognitif, afektif dan konatif) secara parsial (uji t) menunjukan variabel kognitif
(2,137>1,703), afektif (0,375<1,703) dan konatif (2,768>1703), hal ini menunjukan
bahwa respon kognitif dan konatif mempunyai nilai yang baik terhadap minat
berasuransi syariah, sedangkan respon afektif tidak mempunyai nilai yang baik
terhadap minat berasuransi syariah. Jika dihitung secara keseluruhan (Uji F)
mempunyai nilai yang baik dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependennya. Dan variabel yang paling baik
nilainya terhadap minat berasuransi syariah adalah variabel konatif (Tindakan)
dengan nilai thitung sebesar 2,768 >ttabel 1,703 yang berarti respon pegawai Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi
syariah yang dilihat dari segi tindakan mempunyai nilai yang paling baik.

Kata Kunci : Respon, Kognitif, Afektif, Konatif, dan Minat Berasuransi Syariah

Pembimbing : Muhammad Zen, S.Ag, Lc, MA dan Nurul Handayani, S. Pd,


M.Pd

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas berkat,

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Respon

Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat Berasuransi Syariah” dapat

diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan

skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan,

kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-

kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Program Studi Muamalat,

Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh

dukungan,motivasi dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak tersebut sebagai berikut:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D. sebagai Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H sebagai Ketua Progam Studi

Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdurrauf, M.A sebagai Sekretaris Progam Studi Muamalat Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

vi
4. Terimakasih kepada bapak Drs Burhannudin Yusuf MM,MA sebagai dosen

pembimbing akademik saya yang telah memberikan masukan serta bimbingan

selama saya menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah jakarta.

5. Terimakasih kepada bapak Muhammad Zen, MA dan ibu Nurul Handayani,

S.Pd. M.Pd yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan

memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penelitian ini.

6. Terimakasih kepada seluruh dosen yang ada di Fakultas Syariah dan Hukum

yang sudah memberikan ilmu yang bermanfaat serta memberikan pengetahuan

yang bermanfaat buat kedepannya.

7. Terimakasih kepada seluruh pegawai Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memperbolehkan saya melakukan penelitian skripsi dan mau manjadi

responden dalam penelitian ini.

8. Terimakasih kepada bapak Abdul Rozak yang bekerja di layanan ruang dosen

yang senantiasa telah membantu saya dalam menyebarkan kuesioner kepada

seluruh pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sayarif Hidayatullah

Jakarta.

9. Terimakasih kepada perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas yang telah

memberikan fasilitas untuk mahasiswanya dan memberikan banyak informasi

didalamnya.

10. Terimakasih kepada kedua orang tua saya terutama Ibu saya tercinta yang

tidak pernah berhenti memanjatkan doanya kepada Allah SWT agar saya

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii
11. Terimakasih kepada kedua kakak tercinta Bahrul Ulum dan Hikmah

Nurjannah yang selalu mensuport saya, dan memberikan nasehat serta

masukan .

12. Terimakasih kepada seluruh keluarga besar yang telah membantu dan

memberi dukungan serta motivasi, baik moril maupun materil.

13. Terimakasih kepada sahabat saya tercinta Lia yang selalu memberikan saya

masukan, nasehat dan dukungan.

14. Terimakasih kepada sahabat saya tercinta Iin, Puput, Vina, dan Memel yang

selalu bersama sama berjuang dalam mengejar S1 ini.

15. Terimakasih kepada keluarga besar asuransi syariah angkatan 2011

seperjuangan Deden, Icad, Kinoy, Jaka, Pongo, Bagus, Ikrom, Juber dll yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

16. Terimakasih untuk semua teman-teman KBAS dari angkatan 2009-2012 yang

turut serta menjadi motivasi bagi penulis agar bisa cepat menyelesaikan

perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa untuk meminta dibukakan pintu maaf yang

sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang

berkenan. Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi

amal shaleh yang akan dibalas oleh Allah SWT.

Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna

oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat kontruktif penulis harapkan. Penulis

berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para

viii
pembaca umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah juga segala sesuatunya penulis

kembalikan. Jika terdapat kesalahan, itu semata-mata datangnya dari penulis

sendiri, kebenaran hanya milik Allah SWT.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Jakarta, 13 Mei 2015

Munawarotul Kiptiah

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 7

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 10

E. Review Studi Terdahulu ............................................................... 11

F. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Asuransi ..................................................................... 18

B. Pengertian Asuransi Syariah ........................................................ 19

x
1. Landasan Hukum Asuransi Syariah ....................................... 23

2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah .............................................. 24

3. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional ...... 25

4. Asuransi Dalam Perspektif Islam ........................................... 26

5. Peluang Asuransi Syariah ....................................................... 27

C. Konsep Tentang Respon .............................................................. 28

1. Pengertian Respon .................................................................. 28

2. Macam-macam Respon .......................................................... 30

3. Faktor-faktor Terbentuknya Respon....................................... 31

D. Minat ............................................................................................ 32

1. Pengertian Minat .................................................................... 32

2. Unsur-unsur Minat ................................................................. 35

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................... 36

B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 36

C. Populasi ....................................................................................... 36

D. Variabel Penelitian ....................................................................... 37

1. Variabel Independent ............................................................ 37

2. Variabel Dependent ................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 39

1. Data Primer............................................................................. 39

2. Data Sekunder ........................................................................ 40

xi
F. Teknik Pengelolaan Data.............................................................. 41

1. Editing .................................................................................... 41

2. Coding atau Scoring ............................................................... 41

3. Entry Data ............................................................................... 41

G. Tehnik Analisa Data .................................................................... 41

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 42

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 43

3. Analisis Model Regresi ......................................................... 46

4. Pengujian Hipotesis ............................................................... 49

5. Hipotesis ................................................................................ 51

H. Sejarah Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ......................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden .......................................................................... 57

B. Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .............................. 60

1. Uji Validitas .......................................................................... 60

2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 63

3. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 64

4. Persamaan Regresi Linear Berganda ...................................... 69

5. Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 72

6. Uji Hipotesis ........................................................................... 73

C. Interpretasi Data ........................................................................... 76

xii
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 78

B. Saran ............................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 81

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 38


Tabel 3.2 Skala Likert ...................................................................................... 40
Tabel 3.3 Kaidah Reliabilitas Guilfor .............................................................. 43
Tabel 3.4 Format Pegawai Untuk Pernyataan Positif ...................................... 48
Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ............................... 48
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 57
Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ............................................ 58
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ................................. 58
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan...................... 59
Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan ............................... 59
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) .... 61
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel X2 (Afektif/Sikap) .................. 62
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel X3 (Konatif/Tindakan) ........... 62
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y
(Minat Berasuransi Syariah) ........................................................... 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 63
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 67
Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15) ..................................... 68
Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi...................................................................... 69
Tabel 4.16 Hasil Regresi .................................................................................... 70
Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 72
Tabel 4.18 Uji T ................................................................................................ 73
Tabel 4.19 Uji F (Uji Simultan) ........................................................................ 75

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 15


Gambar 4.11 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 65
Gambar 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas....................................................... 66

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa dihadapkan pada

kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan

kerugian baik materi maupun immateri. Setiap musibah yang menimpa

manusia tersebut adalah merupakan qadha dan qadhar yang telah ditetapkan

Allah SWT atas setiap makhluk-Nya. Namun setiap manusia khususnya

muslim wajib berikhtiar atau berusaha untuk melakukan tindakan berjaga-

jaga serta memperkecil terjadinya resiko yang akan dihadapi dari terjadinya

musibah dan bencana tersebut. Kebutuhan manusia yang semakin lama

semakin banyak dan beragam, maka resiko yang kemungkinan dialami pun

akan semakin banyak dan beragam pula. Untuk meminimalisir dampak dari

resiko dan ketidakpastian tersebut, manusia melakukan berbagai upaya

proteksi. Upaya proteksi dan perlindungan terhadap diri ini bisa dilakukan

dengan cara berasuransi.

Konsep asuransi syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan

sistem proteksi yang dibuat oleh manusia pra-sejarah tersebut. Asuransi

merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang dalam menghadapi

sebuah beban kerugian yang kedatangannya tidak bisa diprediksikan. Apabila

kerugian itu menimpa salah seorang dari anggota kelompok tersebut, maka

1
2

kerugian itu akan ditanggung bersama.1 Begitu pula halnya dengan asuransi

syariah, asuransi syariah adalah prinsip hidup saling melindungi dan saling

menolong atas dasar ukhuwah islamiyah antara sesama anggota peserta

asuransi syariah dalam menghadapi malapetaka, di mana para peserta

mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi/premi yang mereka bayar

yang digunakan untuk membayar klaim atas musibah yang dialami oleh

peserta yang lain.2

Kehadiran asuransi syariah bisa menjadi alternatif model proteksi

bagi warga masyarakat adapun dalam pengelolaan dan penangguan resiko,

asuransi syariah tidak diperbolehkan unsur perjudian (maisyir), unsur

ketidakjelasan (gharar), dan unsur (riba). Ketiga larangan ini, Gharar,

Maisir, dan Riba adalah area yang harus dihindari dalam praktik asuransi

syariah, dan yang menjadi pembeda ulama dengan asuransi konvensional.

Konsep dasar asuransi syariah adalah berdasarkan takaful, yaitu perpaduan

rasa tanggung jawab dengan persaudaraan di antara sesama peserta asuransi.

Karena itu, semua peserta asuransi sudah mempunyai niat dari awal dalam

bentuk persetujuan untuk memberikan sumbangan keuangan sebagai derma

(tabarru).3

Di Asia sendiri, asuransi syariah pertama kali diperkenalkan oleh

Malaysia pada tahun 1985 mulai sebuah perusahaan asuransi jiwa bernama

1
Muhammad Firdaus, dkk, Sistem Operasional Asuransi Syariah (Jakarta: Renaisan,
2005), h. 13
2
Amrin Abdullah, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvensional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 4
3
Iqbal Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya Menghilangkan
Gharar, Maisir, dan Riba, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), cet-1, h. 2-3
3

Takaful Malaysia. Sedangkan di Indonesia sendiri, asuransi syariah baru

muncul pada tahun 1994 seiring dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful

Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum pada tahun 1995. Pemilik saham

dari kedua perusahaan asuransi syariah tersebut adalah PT. Asuransi Takaful

Indonesia. Sedangkan saham PT. Asuransi Takaful Indonesia sendiri, sebagai

holding company, oleh PT. Abadi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia.

Ormas-ormas Islam, dan para pengusaha Muslim.4

Walaupun asuransi syariah belum terlalu banyak dikenal seperti

halnya bank syariah, akan tetapi jumlah perusahaan asuransi syariah tidak

kalah banyak dengan bank syariah. Perbankan syariah memiliki kaitan yang

cukup erat dengan asuransi syariah. Semakin besar perkembangan perbankan

syariah, maka akan berdampak positif terhadap perkembangan asuransi

syariah. Saat ini, perbankan syariah masih menguasai lebih dari 90% pasar

syariah di Indonesia. Sedangkan asuransi syariah baru memiliki market share

di bawah 5%. Perkembangan asuransi syariah dalam lingkup nasional bisa

dikatakan cukup signifikan, dilihat dari pertambahan premi dari tahun ke

tahun dan bertambahnya perusahaan asuransi konvensional yang unit layanan

syariah.

Asuransi dapat menjadi investasi jangka panjang dan juga proteksi

diri akan hal-hal yang tidak diinginkan. Produk keuangan sendiri sudah

menjadi kebutuhan manusia dan dewasa ini orang-orang lebih selektif untuk

menggunakan produk keuangan tersebut dengan menghindari hal-hal yang

4
Karnaen A. Pertaatmadja, Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah. (Depok: Usaha kami,
1996), h. 47-48
4

berunsur riba. Bagi masyarakat Muslim, menghindari hal-hal yang bersifat

riba itu wajib sehingga hal ini juga mendorong pertumbuhan berbagai macam

produk keuangan syariah termasuk asuransi syariah. Sekarang ini perusahaan

asuransi syariah sudah berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu

banyak dikenal seperti perbankan syariah.

Indonesia merupakan suatu negara yang mayoritas penduduknya

adalah beragama Islam, yang di dalamnya terdapat ribuan institusi Islam

seperti Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Yayasan. Komunitas-komunitas

seperti inilah yang menjadi sasaran sosialisasi yang optimal bagi asuransi

syariah di Indonesia. Kalangan asuransi syariah menyadari bahwa masih ada

berbagai kelemahan dan tantangan yang masih harus dihadapi oleh asuransi

syariah, adapun kelemahan yang ada pada asuransi syariah masih terbatas

dibandingakan pola konvensional, sedangkan tantangan bagi asuransi syariah

diantaranya sarana investasi syariah yang ada sekarang belum mendukung

secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah.5 dan juga untuk

pengembangan asuransi syariah dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua

pihak guna bersama-sama memajukan asuransi syariah, diantara kelemahan

tersebut adalah masih terbatas dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman

masyarakat mengenai produk dan jasa asuransi syariah. Masih banyak

segmen masyarakat yang harus menjadi sasaran sosialisasi yang optimal,

termasuk segmen masyarakat yang dinilai sebagai lingkungan yang

berpotensi dalam menumbuhkan dan menerapkan nilai-nilai syariah,

5
http://jenispelajaran.blogspot.com/analisis-swot-asuransi-syariah. data diakses pada 27
oktober 2014
5

khususnya ekonomi syariah, salah satunya yaitu perguruan tinggi Islam.

Keberhasilan sistem dalam asuransi syariah hingga sekarang ini

karena didukung oleh kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan

tersebut. Oleh sebab itu faktor-faktor pengambilan keputusan dari calon

nasabah dalam menggunakan asuransi syariah sangat penting diperhatikan

demi kelangsungan dan tetap eksisnya suatu lembaga tersebut. Diminati atau

tidaknya suatu lembaga dapat diketahui dengan faktor-faktor psikologi yang

menyangkut aspek-aspek prilaku, sikap dan selera. Bukan hanya faktor

psikologi saja, ada banyak faktor yang mendorong masyarakat untuk memilih

asuransi syariah. Faktor-faktor masyarakat dalam menggunakan jasa layanan

asuransi syariah adalah pendapatan, produk, lokasi, pelayanan, dan promosi.

Sebuah lembaga dipandang mempunyai reputasi apabila lembaga itu diakui

atau dipercaya sebagai perusahaan jasa dan nama baiknya di mata

masyarakat.

Namun minat individu akan muncul apabila individu tertarik kepada

sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau bahwa sesuatu yang akan

dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Dengan demikian minat seseorang

khususnya responden yang saya ambil yaitu pegawai Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta muncul karena suatu kecenderungan

yang erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif)

terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan

memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu itu dapat berupa aktifitas, orang,

pengalaman atau suatu benda yang dapat dijadikan sebagai stimuli atau
6

rangsangan yang memerlukan respon terarah. Respon terarah timbul karena

seseorang merasa bahwa asuransi penting sekali bagi kehidupan dimasa

mendatang. Karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan

pada kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan

kerugian baik materi maupun immateri. Mungkin dengan ada kehadiran

asuransi syariah bisa menjadi alternatif model proteksi bagi pegawai Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adapun dalam

pengelolaan dan penangguanan resiko dan kelebihan serta keunggulan pada

asuransi syariah tersebut.

Perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah

satu dari sekian banyaknya perguruan tinggi Islam di Indonesia, dan di dalam

perguruan tinggi Islam tersebut terdapat sekian banyak umat muslim, mulai

dari dosen, mahasiswa, pegawai, office boy/girl, bahkan sampai penjaga

keamanan atau satpam. Mereka tersebut merupakan sasaran sosialisasi yang

cukup besar bagi asuransi syariah, dalam usahanya menggaet nasabah guna

meningkatkan asuransi syariah.

Salah satu hal yang menarik dari permasalahan ini dengan

mengkhususkan pada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum di perguruan

tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Lampiran) berdasarkan data yang

ada pada Subbag Umum (TU) yang terdiri dari 31 Pegawai diantaranya 4

responden dari Subag Akademik dpk Perpust. FSH, 3 responden Subag

Akademik dpk layanan R.Dosen, 2 responden Subag Akademik dpk prodi

FSH, 3 responden Subag AUK dpk Staf prodi Magister, 3 responden Subag
7

Perencanaan Akuntan Keuangan, 4 responden Subag Adm Umum &

Kepegawaian, 4 responden Office Boy/Girl, 1 responden Subag. AUK dpk

P2M, dan 7 responden Subag Umum, lebih menekankan pada respon

kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, serta

hubungannya dengan penggunaan produk-produk, akad, sistem, dan konsep

asuransi syariah itu sendiri. Adapun yang menjadi judul dalam skripsi ini

adalah “RESPON KOGNITIF, AFEKTIF DAN KONATIF PEGAWAI

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TERHADAP MINAT BERASURANSI SYARIAH”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan tema dalam penelitian ini, masalah yang diteliti adalah

mengenai respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah.

Peneliti memilih judul tersebut karena untuk mengetahui seberapa penting

dan minatnya pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap minat berasuransi syariah bagi kehidupan yaitu untuk

memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada

masa mendatang, karena pada dasarnya asuransi mengurangi konsekuensi-

konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan yang sudah

diperkirakan sebelumnya, sehingga biaya atau akibat finansial dari kerugian

tersebut menjadi pasti dan relatif pasti.


8

Kelebihan dan keuntungan di asuransi syariah adalah selain

mendapatkan keuntungan finansial yang menjanjikan, juga akan terbebas dari

praktik riba yang ada pada perusahaan asuransi konvensional. Oleh karena

itu, peserta asuransi syariah perlu betul-betul memahami akan pentingnya

berasuransi, di perusahaan asuransi syariah dan peserta juga perlu

mengetahui manfaat yang diberikan pada perusahaan asuransi syariah.

Dari uraian pada latar belakang di atas, didapat banyak permasalahan

dalam uraian tersebut, diantaranya:

1. Apakah respon kognitif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

2. Apakah respon afektif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

3. Apakah respon konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

4. Apakah respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh simultan

terhadap minat berasuransi syariah.


9

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari kerancuan dan

ketidakjelasan faktor peneliti dan agar penelitian lebih terarah. Fokus

penelitian ini dibatasi pada beberapa aspek yaitu, hanya mengenai respon

Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, objek

penelitian dibatasi hanya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu

khususnya pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di

Fakultas Syariah dan

Hukum sedangkan data responden yang diteliti diambil dengan rentang

waktu 5-20 maret 2015. Hal tersebut dimaksudkan agar penelitian yang

dilakukan dapat lebih fokus dan dapat dianalisa secara lebih mendalam.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Apakah respon kognitif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat

berasuransi syariah?

b. Apakah respon afektif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat

berasuransi syariah?

c. Apakah respon konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat


10

berasuransi syariah?

d. Apakah respon kognitif, afektif dan konatif Pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh simultan

terhadap minat berasuransi syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lebih jauh

tentang respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap

minat berasuransi syariah dan untuk menganalisa respon kognitif, afektif

dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta berpengaruh simultan terhadap minat berasuransi

syariah?

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat akademis dan praktis

diantarannya:

a. Bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tulisan ini

diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat

dipertimbangkan untuk menjadi nasabah Asuransi Syariah.

b. Bagi akademik, semoga bermanfaat untuk memperkaya khazanah

kepustakaan khususnya di bidang yang penulis teliti. dan menjadi acuan

bagi kalangan akademik penelitian dalam menunjang penelitian


11

selanjutnya yang mungkin cakupannya jauh lebih luas sebagai bahan

perbandingan.

c. Bagi penulis, untuk mengetahui respon kognitif, afektif dan konatif

pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap minat berasuransi Syariah.

d. Bagi para pembaca umumnya, dapat dijadikan informasi tambahan bagi

para pembaca untuk menambahkan referensi bagi penelitian khususnya

mengenai respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi

Syariah.

E. Review Studi Terdahulu

Dari hasil pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap

beberapa sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan yang

dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan beberapa literatur

yang membahas tentang respon pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah jakarta terhadap minat berasuransi syariah, di antaranya:

1. Nurul Fatkiyyah, Mahasiswa pada prodi muamalat kosentrasi

perbankan syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012

dalam skripsipnya yang berjudul Respon pondok pesantren Jakarta

terhadap ekstensi Bank Syariah. Berdasarkan hasil penelitian ini,

terhadap respon yang tinggi antara kyai dan ustad hal tersebut

mendukung dengan hadirnya bank syariah. Dari segi pengetahuan,


12

sikap, dan kecenderungan bertindak selalu pada nilai positif. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode analisis deskiptif, pengumpulan data tersebut dari wawancara

dan kuesioner dan penulis mengumpulkan data tersebut kemudian

mendeskripsikannya. Perbedaannya dengan penlitian ini adalah respon

pengetahuan terhadap perbankan syariah, respon terhadap Bank

Syariah dan respon kecenderungan bertindak terhadap Bank Syariah.

2. Maria Ulfa Sitorus, Mahasiswa pada prodi muamalat konsentrasi

Perbankan syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011

dalam skripsinya yang berjudul respon nasabah terhadap pembelian

logam mulia pada pegadaian syariah cabang Margonda. Berdasarkan

penelitian diperoleh hasil antara status sosial ekonomi nasabah dengan

responnya terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian Syariah

cabang Margonda terdapat korelasi yang signifikan. Penelitian ini

menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik accidental

sampling. Dan metode dalam melakukan analisis data menggunakan

analisis korelasi. Peneliti lebih fokus dan tertuju untuk mengetahui

bagaimana respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada

pegadaian Syariah cabang Margonda dan menguji adakah hubungan

antara status sosial ekonomi nasabah dan responnya terhadap

pembelian logam mulia.

3. Nurkholis, Mahasiswa pada prodi muamalat konsentrasi ekonomi

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013 dalam skripsinya


13

yang berjudul respon mahasiswa prodi muamalat terhadap tabungan

ummat pada bank muamalat Indonesia (Studi kasus pada mahasiswa

prodi muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Dari hasil

penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwasanya minat menabung

mahasiswa prodi muamalat sangat tinggi yaitu sekitar 10%

menganggap untuk investasi. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dan teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara.

Perbedaannya dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi

mahasiswa prodi muamalat terhadap bank muamalat Indonesia.

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa respon kognitif, afektif

dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, untuk mengetahui pengaruh

tersebut digunakan metode analisa regresi linear berganda. Tetapi sebelum

melakukan uji regresi terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas, lalu pengujian persyaratan analisis (uji asumsi klasik) yakni Uji

Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heterokedasitas, dan Uji Autokorelasi.

Uji yang dapat dilihat dari tingkat signifikansinya melalui uji koefisien

determinasi (R2) atau adjusted R square. Kemudian uji pengaruh yang

dihitung dengan uji T untuk melihat pengaruh variabel independen (X) secara

parsial (terpisah) terhadap variabel dependen (Y) dan selain itu juga
14

dilakukan perhitungan dengan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (X) secara simultan (keseluruhan) terhadap variabel dependen

(Y).
15

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Respon pegawai (X)

Kognitif (X1) Afektif (X2) Konatif (X3)


Respon Konatif
Respon kognitif Respon afektif berkaitan dengan
berkaitan dengan berkaitan dengan - Tindakan
- Pengetahuan - emosi - Kegiatan
- keterampilan - sikap dan - Dan kebiasaan
- dan informasi - nilai mengenai berprilaku
mengenai respon respon mengenai respon

Minat Berasuransi Syariah (Y)

Uji Validitas dan


Realibilitas

Uji Asumsi Klasik


- Uji Multikolinearitas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Normalitas

Uji Hipotesis
- Uji t
- Uji F

Uji Regresi Berganda


- R koefisien Korelasi
- R Koefisien Determinasi

Interpretasi
16

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda

dimana variabel terikatnya (Y) adalah minat berasuransi syariah yang

dipengaruhi oleh tiga variabel bebas yaitu Kognitif (X1), Afektif (X2) dan

Konatif (X3).

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh analisa materi dalam penulisan skripsi ini, maka

berikut penulis menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar,

skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub-bab dan setiap sub-bab

mempunyai pembahasan masing-masing yang saling berkaitan antara yang

satu dengan yang lainnya.

Bab I Pendahuluan, menjelaskan permulaan dilakukannya penelitian.

Latar belakang masalah memaparkan secara sederhana sebab timbulnya tema

penelitian. Kemudian diruncingkan dalam bentuk permasalahan dan

dilakukan pembatasan terhadap masalah yang timbul. Setelah itu dijelaskan

tujuan penelitian dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka

pemikiran dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, dalam bab ini, dipaparkan teori-teori yang

relevan dengan pembahasan penelitian. Sesuai tema yang mengangkat

tentang respon kognitif, afektif, dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah,

maka teori yang dijelaskan tidak terlepas dari teori-teori mengenai asuransi

syariah, respon, dan minat.


17

Bab III Metode Penelitian, Bab ini memaparkan tentang metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan tersebut menyangkut

jenis dan sumber data, variabel yang diukur serta analisa yang digunakan.

Dimana dalam bab ini juga akan dicantumkan data-data lapangan.

Bab IV Analisis terhadap data hasil penelitian, merupakan analisis

terhadap data yang diperoleh. Data-data tersebut akan diolah kemudian akan

dianalisa dan dilakukan pembahasan sesuai dengan rujukan teori dan

metodelogi yang telah ditentukan

Bab V Penutup, merupakan bagian terakhir dari ruang kerja penelitian

yang akan menyimpulkan hasil penelitian serta memuat saran-saran yang

diperlukan.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Asuransi

Pengertian asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih

dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung kerena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau

untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.1

Dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata memberikan definisi

mengenai asuransi yaitu asuransi atau pertanggungan sebagai suatu perjanjian

yang termasuk dalam golongan perjanjian untung-untungan. Suatu perjanjian

untung-untungan ialah suatu perjanjian yang dengan sengaja digantungkan

pada suatu kejadian yang belum tentu terjadi, kejadian mana akan

menentukan untung-ruginya salah satu pihak.2 Sedangkan dalam bukunya

Asuransi dan Manajemen Resiko memberikan definisi sebagai berikut,

asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

(sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subtitusi) kerugian-kerugian

besar yang belum pasti.


1
Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional, (Jakarta: Khalam
Publising, 2006), h. 40
2
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Intermasa, 2001), h. 217-218

18
19

B. Pengertian Asuransi Syariah

Secara etimologi, asuransi syariah atau takaful berasal dari bahasa

Arab. Takaful berasal dari akar kata kafala atau tafaa’ala yang berarti saling

mengandung.3 sementara ada yang mengartikan dengan makna saling

menjamin. Dalam bidang muamalah, Muhammad mengatakan bahwa

asuransi syariah (takaful) adalah: “saling memikul resiko diantara sesama

orang‟‟, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas

resiko yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong

dalam kebaikan dengan cara masing-masing, seperti mengeluarkan dana

ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut.4

Dalam asuransi syariah tidak hanya melibatkan dua pihak yang

bertakaful, yakni orang-orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling

menjamin resiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak

ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum

atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau asuransi dapat

berjalan dengan baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang oleh syariah,

seperti: al- gharar, al-maisir, dan al-riba. Berkaitan dengan ini, menurut Praja

ada unsur-unsur penting yang mesti ada demi terlaksananya asuransi syariah,

yaitu:

1) Pihak yang berasuransi

2) Pengelola asuransi (perusahaan asuransi). Dalam hal ini, perusahaan

asuransi hanya bertindak sebagai fasilitator, saling menanggung di antara


3
Muhammad, Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba
Empat, 2002), h. 105-106
4
Ibid. h. 105-106
20

para peserta asuransi.5

Asuransi ini merupakan transaksi antara PT. Asuransi dengan

tertanggung (insured). Di mana pihak tertanggung meminta kepada

perusahaan agar memberikan janji untuk ganti rugi (pertanggungan) kepada

yang bersangkutan. Sebagai ganti rugi barang yang hilang atau berupa

harganya, apabila terkait dengan barang atau hak milik, atau dapat berupa

uang.6 Jadi asuransi syariah dalam pengertian muamalah adalah saling

memikul resiko di antara sesama peserta sehingga antara satu dengan yang

lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini

dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cara

masing-masing mengeluarkan dana tabarru‟ (dana kebajikan/derma) yang

ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut.7

Menurut Mushtafa Ahmad Zarqa,8 asuransi syariah adalah cara atau

metode untuk memelihara manusia dalm menghindari resiko (ancaman)

bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan

kegiatan hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya. Sedangkan menurut

Husain Hamid Hisan9 mengatakan bahwa asuransi syariah adalah sikap

ta’awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapi, antara sejumlah

besar manusia. Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa. jika

5
Gamala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, (Jakarta: Pranada Media, 2004), h. 15
6
Nabhani, Taqyuddin An, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Persfektif Islam,
(Surabaya, tp, 1996), h. 190
7
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cef ke-1, h. 99
8
Musthofa Ahmad Zarqa, Al-Ightishodi Al-Islamiyah – Nidzomutta’min …, Bairut, Dar
Al- Fikr, 1968
9
Husain Hamid Hisan, Hukmu asy-Syarii’ah al- Islamiyah Fii’ Uquudi at-Ta’miin, Daru al-
I‟tisham, Kairo, h. 2
21

sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling

menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian

(derma) yang diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian

(derma) tersebut, mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami

oleh peserta yang tertimpa musibah. Dengan demikian, asuransi adalah

ta’awun yang terpuji, yaitu saling menolong dalam berbuat kebajikan dan

takwa. Dengan ta’awun mereka saling membantu antara sesama, dan mereka

takut dengan bahaya (malapetaka) yang mengancam mereka.

Para Ulama mengatakan bahwa sistem asuransi adalah sistem ata’wun

dan tadhammun yang bertujuan untuk menutupi kerugian, peristiwa-peristiwa

atau musibah. Tugas ini dibagikan kepada kelompok tertanggung dengan cara

memberikan santunan kepada orang yang tertimpa musibah. Santunan

tersebut diambil dari kumpulan dan kebajikan. Asuransi bertujuan agar suatu

masyarakat hidup berdasarkan asas saling tolong menolong dan menjamin

dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.

Dengan demikian asuransi dilihat dari segi teori dan sistem, tanpa

melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan

mempraktekkan teorinya, sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syariah.

Demikian karena asuransi dalam arti tersebut adalah sebuah gabungan

menghilangkan atau meringankan kerugian yang tertimpa sebagian mereka.

Dimana, jalan yang mereka tempuh adalah dengan memberikan sedikit

pemberian (derma) dari masing-masing individu.


22

Dewan Syariah Nasional MUI dalam Fatwa DSN No. 21/ DSN-

MUI/III/ 2002 tentang pedoman umum asuransi syariah mendefinisikan usaha

saling tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi

dalam bentuk tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk

menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.10

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi

syariah adalah saling melindungi dan tolong menolong yang disebut dengan

“ta’awun”. Yaitu, prinsip hidup saling melindungi dan saling tolong

menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta

asuransi dalam menghadapi malapetaka (resiko).

Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang tidak mengandung

unsur gharar, maisir dan riba. Dalam asuransi ada 2 jenis akad, yakni: akad

tijaroh (semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial dan akad

tabarru‟ (semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebijakan dan

tolong menolong, bukan semata-mata untuk tujuan komersial).

Dengan akad tijarah perusahaan bertindak sebagai mudharib atau

pengelola dan peserta bertindak sebagai shahibul mal atau pemegang polis.

Sedangkan dalam akad tabarru’ peserta memberikan hibah yang akan

digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, dan

perusahaan bertindak sebagai pengelola dan hibah. Jenis akad tijarah dapat

diubah menjadi jenis akad tabarru’, bila pihak yang bertindak haknya dengan

10
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah, Dewan Syariah Nasional MUI, 2001
23

rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang

belum menunaikan kewajibannya. Sedangkan jenis akad tabarru’ tidak dapat

diubah menjadi akad tijarah.

1. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Sedangkan Undang-undang yang harus diatasi oleh ummat Islam

selama tidak bertentangan dengan AL-Quran dan Hadist Nabi,

diantarannya:

a) Peraturan perasuransian telah di atur dalam pasal 1774 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata Asuransi digambarkan secara umum dalam

suatu persetujuan untung-untungan yaitu suatu perbuatan yang

hasilnya, mengenai untung ruginya baik untuk semua pihak maupun

beberapa pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum tentu.11

b) UU No. 2 tahun 1992, tentang usaha perasuransian, dijelaskan bahwa.

“asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima

premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang

mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa

yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.

11
R. Subekti dan R. Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan
Undang-Undang Kapitalis, (Jakarta, PT. Pradnya Paramita, 1992), cet. 25, h. 380
24

c) Peraturan pemerintah RI No. 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan

usaha perasuransian.

2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah

Takaful atau asuransi syariah dalam menjalankan usahanya bertujuan

memberikan perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan

sejumlah dana bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila

peserta tersebut meninggal dunia. Selain itu takaful/asuransi syariah

berfungsi pada sebagai penyedia dana yang dapat digunakan untuk

berjaga-jaga apabila kesulitan di saat mendatang, akibat sakit, kecelakaan

maupun karena sebab lainnya. Takaful atau asuransi memiliki tiga konsep

dasar, yaitu.12

a) Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu merasakan

banwa antara satu dengan yang lainnya adalah bersaudara.

b) Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta

harus semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya meringankan

beban saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful, diharapkan azaz

kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya, sehingga komitmen

saling membantu benar-benar tercipta.

c) Saling melindungi, dimana komitmen membela dan saling

mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepesertaannya di

takaful atau asuransi syariah.

12
Masyhuril Khamis, Takaful Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2009), h. 23
25

3. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

Hal yang membedakan asuransi syariah dengan asuransi konvensional

adalah konsep keduanya. Asuransi konvensional memiliki konsep transfer

of risk di mana nasabah memindahkan resiko yang dimilikinya kepada

perusahaan asuransi. Bila nanti nasabah mengalami kerugian, maka

perusahaan dengan dana yang dimilikinya akan mengganti kerugian yang

dialami nasabah. Sementara, asuransi syariah memiliki konsep sharing of

risk di mana para nasabah berakad untuk saling tolong menolong dan

saling melindungi atas resiko yang mungkin akan dihadapi. Dana yang

dikeluarkan apabila ada nasabah yang mengalami kerugian berasal dari

dana tabarru, yaitu dana kumpulan peserta, bukan dana perusahaan.

Perbedaan lain antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah

juga terletak pada sumber penghasilan yang diperoleh masing-masing

perusahaan. pada asuransi konvensional, sumber penghasilan lebih

didasarkan pada sistem bunga yang sangat mungkin mengandung unsur

spekulatif dan riba, sedangkan pada asuransi syariah, penghasilan

perusahaan lebih bersumberkan pada sistem upah dan bagi hasil.13

Dalam operasional asuransi syariah perusahaan asuransi hanya

bertindak sebagai pemegang kepercayaan (amanah), sedangkan yang

seharusnya saling tolong menolong, saling melindungi, membantu, dan

saling bertanggung jawab adalah para peserta sendiri. Sebagai pemegang

kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi serta

13
M. Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, (Ciputat: Kholam
Publishing, 2006), h. 42
26

mengembangkannya dengan jalan yang halal.14

4. Asuransi Dalam Perspektif Islam

Ada beberapa kalangan Islam yang meragukan kebenaran konsep

asuransi dilihat dari kacamata Islam. Menurut kalangan tersebut, asuransi

dianggap merupakan bentuk usaha yang menentang takdir (qadla dan

qadar), karena pada dasarnya Islam mengakui bahwa musibah, kecelakaan

dan kematian merupakan takdir Allah. Memang alasan tersebut tidak dapat

disalahkan, akan tetapi Islam juga selalu melihat segala sesuatu secara

universal. Berbagai interprestasi mengenai makna ayat-ayat Al-quran dan

Hadits yang bersifat konstan-absolut dapat digunakan menjadi modal

utama dalam menjawab tantangan dan perkembangan jaman yang bersifat

positif relatif, termasuk menanggapi masalah asuransi ini.

Jadi sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi

syarat-syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam konsep

muamalat secara Islami, setidaknya ada beberapa hal yang jelas

diharamkan, yaitu adanya unsur gharar (ketidakjelasan dana), unsur maisir

(judi/gambling), riba, zhulum (penganiayaan) risywah (suap), barang

haram dan pembuatan maksiat.

Sementara itu, hukum bilangan besar yang menjadi teori dasar dari

cara kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi

dari kaidah fiqhiyyah, al-„adah muhakkamah. Di mana kaidah tersebut

menjelaskan bahwa dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya.

14
M. Syakir Sula, Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema
Insani, 2004), h. 176
27

Interaksi ini mengharuskan adanya persesuain dengan nilai dasar yang ada

dalam syariah Islam.15

5. Peluang Asuransi Syariah

Seiring dengan kemajuan dunia perbankan syariah, asuransi syariah

juga berkembang pesat, seperti pembentukan Syarikat Takaful Indonesia

pada tahun 1994, sedangkan asuransi konvensional yang ditandai dengan

pembentukan asuransi jiwa bersama Bumi Putra, didirikan tahun 1912.

Walaupun asuransi syariah lebih muda dari asuransi konvensional.

Faktanya menunjukkan bahwa asuransi konvensional sejak tahun 1912

hingga tahun 2005 rata-rata hanya mencapai 1,69 perusahaan (1%) untuk

setiap tahunnya, sedangkan asuransi syariah ternyata bisa mencapai

pertumbuhan rata-rata 2,45 perusahaan (8%) dalam satu tahun.16

Puncak kenaikannya asuransi syariah secara kuantitatif terjadi pada

awal-awal hingga pertengahan tahun 2002-an, tepatnya pada tahun 2002

sampai tahun 2006, bila diakhir tahun 1990an, di Indonesia baru terdapat

dua perusahaan asuransi syariah (Syarikat Takaful dan Mubarakah), maka

pada tahun pertama tahun 2000-an justru meningkat menjadi 29

perusahaan. Terhitung sejak tahun 1994 hingga tahun 2007 bahkan

meningkat mencapai 130 perusahaan asuransi syariah pertahun di

Indonesia (17%).17

15
Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam suatu tinjauan analisis historis,
teoritis, dan praktisis, (Jakarta: permada media, 2004). h. 26
16
M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam
(Tangerang: Kholam Publishing, 2008), h. 408-409
17
Ibid, h. 410
28

C. Konsep Tentang Respon

1. Pengertian Respon

Ditinjau dari segi gramatika, kata “respon” berasal dari kata

“response”, yakni kosakata bahasa Inggris yang diserap dan telah

mengalami penyesuaian ke dalam bahasa Indonesia. “Response”

merupakan sinonim “jawaban”, “balasan”, “tantangan”, “reaksi”.18

“Kamus Besar Bahasa Indonesia”, mengartikan “respon” sebagai

“tanggapan; reaksi; jawaban.19 Tanggapan adalah sesuatu yang muncul

akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan

terhadap suatu aksi.20 Sedangkan jawaban memiliki arti sesuatu yang

timbul karena adanya suatu pernyataan.

Menurut “Kamus Besar Ilmu pengetahuan”, respon adalah “reaksi

psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan. Ada yang

bersifat otomotis seperti reflex dan reaksi emosional langsung, ada pula

yang bersifat terkendali”.21 Senada dengan itu, Astrid Susanto

menguraikan bahwa “respons” adalah reaksi penolakan atau

penganiayaaan ataupun sikap acuh tak acuh yang terjadi dalam diri

seseorang telah menerima “pesan”. Sedangkan Ahmad Subandi

mengemukakan respon dengan istilah “umpan balik” (feed back) yang

18
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, cet.28 (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h. 481
19
Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7 (Jakarta:
Balai Pustaka, 1995), h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, cet.3 (Jakarta:UI,
1999), h. 43
20
Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern
Press, 1991), h. 43
21
Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudaaan Nusantara, 2007), h. 964
29

memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik

tidaknya suatu komunikasi.22

Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan

dan perasaan, kecurigaan dan prasangka, pemahaman yang mendeteil,

ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.

Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat

melalui, yaitu:

1. Pengaruh atau penolakan

2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi.

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang

atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan

lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni

cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif,

seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi,

afeksi, dan psikomotorik.

Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi

yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi

tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Ada dua

jenis variabel yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :

1. Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam

22
Ahmad Subandi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 50
30

rangsangan fisik, misalnya jawaban dari responden yang di pengaruhi

oleh suasana hati seperti marah dan bingung.

2. Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat pada diri

sipengamat, misalnya kebutuhan suasana hati dan pengalaman masa

lalu.

Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan

penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu

terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi

sebagai mediator atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya

sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan

merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat.

Apakah respon tersebut berbentuk respon positif atau negatif, sangat

tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon. Berdasarkan

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa respon adalah sesuatu yang

timbul akibat adanya peristiwa atau kejadian.

2. Macam-macam Respon

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe maka

respon itu sendiri terbagi menjadi tiga diantaranya adalah23:

a) Komponen Kognitif (pengetahuan) Respon kognitif berkaitan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan informasi sesorang mengenai sesuatu.

Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang

dipahami atau dipersepsikan oleh khayalak.

23
Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999), h. 214
31

b) Komponen Afektif (sikap) Respon afektif berhubungan dengan emosi,

sikap dan nilai sesorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila

ada perubahan pada apa yang disenangi khayalak terhadap sesuatu.

c) Komponen Konatif (tindakan) Respon yang berhubungan dengan

perilaku nyata, meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.

Dengan kata lain respon ini menunjukan intensitas sikap, yaitu

kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek

sikap.

d) Suatu sikap terbentuk pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh

faktor internal maupun eksternal. Mengenai reaksi yang dapat

diberikan individu terdapat objek sikap dapat dijelaskan bahwa objek

akan dipersespsi oleh individu yang bersangkutan.

3. Faktor- Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi

faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang

bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya

individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang

ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat

respons individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada

persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan

ditanggapi adalah individu selain tergantung pada stimulus juga

bergantung pada keadaan individu itu sendiri.

Dengan kata lain, stimulus akan mendapat pemilihan dan individu


32

akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:

a) Faktor internal, yaitu faktor yang ada di dalam diri setiap individu

manusia terdiri dari unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua

unsur tersebut sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan

respons terhadap suatu keadaan. Apabila salah satu unsur mengalami

gangguan, maka respon yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya.

b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar diri setiap individu

(lingkungan) atau lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan

kegiatan bagian penting dalam proses terbentuknya suatu respons.

Namun demikian, tidak semua stimulus mendapat respon dari

individu. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus

harus cukup kuat. Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari

individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari. Dengan

demikian, ada batas kekuatan minimal tertentu yang harus dimiliki

stimulus agar bisa memindahkan kesadaran pada individu. Batas

kekuatan minimal stimulus tersebut lazim diistilahkan dengan

“ambang absolut sebelah bawah” atau bisa juga disebut “ambang

stimulus”.24

D. Minat

1. Pengertian minat

Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk

berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungannya. Jika


24
Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 182
33

suatu itu memberikan kesenangan pada dirinya kemungkinan ia akan

berminat sesuatu itu. Minat muncul apabila individu tertarik kepada

sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa

sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan

disini yaitu seperti kebutuhan akan aktualisasi diri, kebutuhan estetis,

kebutuhan kognitif, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan cinta dan

rasa memiliki, kebutuhan akan keamanan dan kebutuhan fisiologi.25

Dilihat dari segi bahasa minat berarti “ kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu; gairah; keinginan”.26 Dalam ensiklopedi umum

disebutkan bahwa minat adalah “kecenderungan bertingkah laku yang

terarah pada obyek kegiatan atau pengalaman tertentu”.27 WJS.

Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan

bahwa minat adalah perkataan atau ungkapan, kesukaan (kecenderungan

hati) kepada sesuatu.28

Sedangkan minat menurut istilah, penulis kemukakan dari beberapa

ahli psikologi sebagai berikut:

a. Menurut Drs. Mahfudin Shalahuddin minat adalah “perhatian yang

mengandung unsur-unsur perasaan, minat adalah suatu sikap yang

menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu kegiatan”.29

25
Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginners, (Bandung:
Mizan, 2000), cet. Ke- 1 h. 110
26
Tim Penyusun Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 19990), ce. Ke-3, h. 583
27
Hasan Shadily, Ensiklopedi, (Jakarta: Ichtiar Barn- Van Heeve, (983), jilid IV, h. 2252
28
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN, Balai Pustaka,
1984) h. 650
29
Mahfudhn Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
(1990), h. 90
34

b. Menurut Alisuf Sabri minat adalah “suatu kecenderungan untuk selalu

memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus”.30

c. Menurut Muhibbin Syah minat adalah “kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.31

d. Slameto berpendapat minat adalah ”Suatu rasa lebih suka dan rasa

keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh”.32

e. Crow & Crow mengatakan “Minat atau interest bisa berhubungan

dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung atau merasa

tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bias berupa pengalaman

yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.33

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli psikologi diatas

maka penulis menyimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan

yang erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif)

terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan

memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu itu dapat berupa aktifitas, orang,

pengalaman atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimuli atau

rangsangan yang memerlukan respon terarah. Apabila sesuatu itu

dianggapnya sesuai dengan kebutuhan atau menyenangkan baginya maka

sesuatu itu akan dilaksanakan. Namun sebaliknya, apabila sesuatu itu

tidak menyenangkan maka sesuatu itu akan ditinggalkannya.

30
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, (1996), cet. Ke-2, h. 84
31
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendeketan Baru, (Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya, 2001), cet. Ke-6, h. 136
32
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Adi
Mahasatya. 2002), cet. Ke-4, h. 180
33
L. Crow & A. Crow, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1989), Terjemahan
dari Education Psycologi, cet. Ke-1, h. 302
35

2. Unsur-unsur minat

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdurrahman Abror dalam

bukunya Psikologi Pendidikan bahwa minat itu mengandut tiga unsur,

yaitu:

a. Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu didahului

oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat

tersebut.

b. Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman itu

disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang)

c. Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur diatas

yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan

suatu kegiatan.34

Dengan unsur-unsur minat yang dikandung oleh minat tersebut maka

minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian

maka minat tidak akan berarti apa-apa.

34
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), cet.
Ke-4 h. 112
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif,

afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukun UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi Syariah. Analisis

menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) Versi 21. maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

Jika dilihat dari hasil uji t atau uji secara parsial, variabel kognitif

(pengetahuan), dan konatif (tindakan) menunjukan hasil dan nilai ujit t yang

baik terhadap minat berasuransi Syariah akan tetapi pengaruhnya tidak

signifikan. Dan untuk variabel afektif (sikap) menunjukan hasil yang kurang

baik terhadap minat berasuransi Syariah dan pengaruhnya tidak signifikan.

Untuk pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa hipotesis

penelitian ini yaitu respon pegawai yang diukur dari tiga variabel yaitu,

kognitif, afektif, dan konatif menunjukan nilai yang baik dan hasilnya

signifikan terhadap minat berasuransi Syariah.

Yang perlu dicermati dalam hasil penelitian ini adalah perbedaan hasil

signifikansi dari masing-masing uji statistik, yaitu uji t dan uji f. Pada uji t,

ketiga variabel menujukan hasil yang tidak signifikan walaupun ada dua

variabel yang mempunyai nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dalam hal ini

78
79

penyebabnya bisa dari beberapa faktor, antara lain berasal dari instrument

pengukur penelitian itu sendiri (pertanyaan di kuesioner) atau bisa juga itu

memang benar-benar jawaban dari responden berdasarkan apa yang mereka

tahu, rasakan, dan mereka lakukan pada kenyataan sebenarnya.

Perlu diperhatikan pula perbedaan antara signifikansi statistik (statistical

significance) dan signifikansi praktis (practical significance). Kedua

signifikansi ini tidak selalu memiliki makna yang seiring. Signifikansi statistik

memang dapat dihitung dan karenanya dapat ditunjukkan secara objektif,

namun dari sisi praktis, adanya signifikansi praktis perlu dilandasi oleh

pertimbangan akal.1 Hal itu antara lain dikarenakan signifikan-tidaknya suatu

statistik yang diuji tergantung antara lain pada ukuran sampel (n) dan

variabilitas data. Akhirnya baik juga dicermati apa yang dikatakan oleh Hays

bahwa: “Statistical significance is a statement about the likelihood of the

observed result, nothing else. It does not guarantee that something important,

or even meaningful, has found”.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian bahwa terdapat pengaruh

respon kognitif, afektif, dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah. Maka

peneliti akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi pembaca dan bagi penelitian selanjutnya antara lain:

1
G. Diekhoff, Statistics for the Social and Behavioral Sciences: Univariate, Bivariate,
Multivariate, (Dubuque, IA.: Wm. C. Brown Publishers, 1992).
80

1. Perusahaan Asuransi Syariah di harapkan dapat memberikan sosialisasi

secara langsung, dengan datang ke berbagai perguruan-perguruan tinggi di

Indonesia khususnya perguruan tinggi Islam dan memberikan pengetahuan

secara jelas tentang apa dan bagaimana asuransi syariah, baik dari segi

operasional, produk-produk, akad, sistem, dan konsep asuransi yang

ditawarkan, dan juga mekanisme yang dilakukan oleh asuransi syariah.

2. Kurangnya minat asuransi syariah dalam penelitian ini khususnya

pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

namun dengan adanya penelitian tersebut pegawai banyak yang berminat

terhadap asuransi syariah dibandingkan asuransi konvensional.

3. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih

besar sehingga hasil yang akan diperoleh lebih meyakinkan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yaitu

jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan

sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.1 Adapun

pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif

yaitu penelitian yang informasi atau datanya dianalisis menggunakan

statistik.2

B. Lokasi Penelitian

Lokasi atau daerah yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah

kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda

95 Ciputat 15412 Tangerang Selatan, Banten. Penelitian dilakukan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu pada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum.

C. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh

berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel yang hendak

1
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,
2007), h. 109
2
Ibid. h. 105

36
37

digeneralisasikan atau dianalisis secara umum.3 Dalam penelitian ini yang

menjadi objek populasi sebanyak 31 responden dan kuesioner disebarkan

pada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

D. Variabel Penelitian

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran, maka dibawah ini

akan dijelaskan mengenai variabel yang akan digunakan.

1. Variabel Independen (X)

Variabel bebas (Independent Variabel) merupakan variabel stimulus

atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan

variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang akan diobservasi.4

Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut:

a. Respon Kognitif (X1)

Respon Kognitif yaitu respon yang berkaitan erat dengan

pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu.

respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami

atau dipersepsi oleh khalayak.

b. Respon Afektif (X2)

Respon Afektif yaitu respon yang berkaitan erat dengan

pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu.

3
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. (Bandung: Alpha Belta, 2007), h. 73
4
Ety Rochaety, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 11
38

Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami

atau dipersepsi oleh khalayak.

c. Respon Konatif (X3)

Respon Konatif yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku

nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan.

2. Variabel Dependent (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

Accident.5 Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah (Y) minat

berasuransi syariah.

a. minat berasuransi syariah (Y)

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator

Kognitif Respon kognitif berkaitan dengan a. Pengetahuan tentang keberadaan


(Pengetahuan) (X1). pengetahuan, keterampilan, dan asuransi syariah.
oleh Steven M. Chaffe informasi sesorang mengenai b. Pemahaman mengenai asuransi
(Wilhoit & Harold de sesuatu. Respon ini timbul apabila syariah dan asuransi
Bock, Tahun 1980. adanya perubahan terhadap apa yang konvensional.
dipahami atau dipersepsikan oleh c. Pengetahuan tentang prinsip
khayalak. asuransi syariah.
d. Pengetahuan tentang akad-akad
dan produk-produk asuransi
syariah
e. Pengetahuan tentang landasan
hukum asuransi syariah dalam
perspektif Islam.

5
Ibid. h. 39
39

Afektif (Sikap) (X2). Respon afektif berhubungan dengan a. Penilaian terhadap asuransi
oleh Steven M. Chaffe emosi, sikap dan nilai sesorang syariah
(Wilhoit & Harold de terhadap sesuatu. Respon ini timbul b. Keyakinan bahwa prinsip yang
Bock, Tahun 1980. apabila ada perubahan pada apa yang digunakan di dalam asuransi
disenangi khayalak terhadap sesuatu. syariah akan menguntungkan
semua pihak.
Konatif (Tindakan) Respon yang berhubungan dengan a. keinginan untuk berasuransi
(X3). Oleh oleh Steven perilaku nyata, meliputi tindakan, syariah.
M. Chaffe (Wilhoit & kegiatan, atau kebiasaan berprilaku. b. Kecendrungan untuk mencari
Harold de Bock, Respon ini menunjukan intensitas informasi seputar tentang
Tahun 1980. sikap, yaitu kecenderungan bertindak asuransi syariah
atau berperilaku seseorang terhadap c. Keinginan memiliki produk
objek sikap. asuransi syariah.

Minat Berasuransi suatu kecenderungan yang erat a. Minat terhadap produk-produk


Syariah (Y), oleh L. kaitannya dengan perasaan terutama asuransi syariah
Crow & A. Crow, perasaan senang (positif) terhadap b. Minat terhadap asuransi jiwa
Tahun 1989 minat berasuransi syariah khususnya (life)
pegawai Fakultas Syariah dan c. Minat terhadap produk-produk
Hukum UIN Syarif Hidayatullah yang ada pada asuransi umum
Jakarta yaitu untuk memberikan (general)
perlindungan terhadap kemungkinan d. Minat terhadap asuransi syariah
terjadinya suatu kerugian pada masa e. Minat terhadap manfaat yang ada
mendatang. di asuransi syariah.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dihimpun secara langsung dari

sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk

dimanfaatkan.6 Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan data

primer ini adalah:

a. Kuesioner dan Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia

6
Burhan Bungin, “Metode Penelitian Kuantitatif” Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 122
40

memberikan respon sesuai dengan permintaan.7 Dalam penelitian ini

angket diberikan kepada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Skala yang digunakan adalah skala likert

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang

kejadian atau gejala sosial.8 Jawaban dari penelitian ini dapat diberi

skor :

Tabel 3.2
Skala Likert

Sangat Tidak Tidak Ragu Setuju Sangat Setuju


Setuju Setuju

(STS) 1 (TS) 2 (R) 3 (S) 4 (SS) 5

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan

lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat

dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.9 Data tersebut didapat

dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan

masalah penelitian yaitu riset kepustakaan, penelitian kepustakaan

merupakan penelitian yang dilakukan dengan mencari data atau informasi

7
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), edisi ke-2, h. 100
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B , (Bandung: Alpha Belta,
2007), h. 93
9
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009),
edisi ke-3, h. 122
41

riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan

publikasi yang tersedia di perpustakaan.10

F. Teknik Pengelolaan Data

Cara pengelolaan data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu

1. Editing, yaitu dari data yang telah dikumpulkan akan dilakukan

pemilihan-pemilihan untuk menjaga validitas, reliabilitas dan akurasinya.

2. Coding atau scoring, yaitu dari data yang telah diedit tersebut kemudian

dilakukan pemberian kode dan skor sesuai dengan klasifikasi data yang

telah ditentukan .

3. Entry data, yaitu dari data yang telah di edit diberi kode dan skor tersebut

kemudian di entry dengan menggunakan bantuan komputer dengan

menggunakan program spss, yaitu program pengelolaan statistik.

Hal ini didasarkan oleh beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Mempercepat proses analisis.

2. Diharapkan memberikan hasil yang akurat dan tepat.

G. Tehnik Analisis Data

Untuk mengetahui sejauh mana respon kognitif, afektif dan konatif

pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap minat berasuransi syariah akan dianalisis dengan menggunakan

10
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), cet ke-5, h. 31
42

model analisis regresi linier berganda yaitu dengan menggunakan pengujian

validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan uji statistik.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.11 Jika validitas tinggi, maka data yang ada akan

menunjukkan tidak adanya penyimpangan. Rumus yang digunakan

untuk mengukur validitas adalah:

Keterangan:

( )( )
Rxy =
√( ( ) ( ( ) )

rxy = Koefisien korelasi X dan Y

N = Jumlah responden

X = Skor tiap item

Y = Skor total

Validitas data diukur dengan rnembandingkan r hitung dengan r tabel

(r product moment). Jika r hitung > r table, dan nilai positif maka butir

atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.12

b. Uji Reliabilitas

11
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV,
Undip, Semarang, 2006, h. 45
12
Imam Ghozali, Ibid. h. 46
43

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu

variabel atau konstruk. Dengan kata lain alat ukut tersebut mempunyai

hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang

berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang dalam kuesioner konsistensi atau stabil dari waktu ke

waktu. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

memberikan nilai Cronbach Alpha> dari 0,60.13 Standarisasi

relialibilitas ini didasari oleh kaidah relialibilitas Guilfor. Adapun

bagan kaidah Guilfor adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3
Kaidah Realibilitas Guilfor14

Koefisien Kriteria

< 0.2 Tidak Reliabel


0.2 – 0.39 Kurang Reliabel
0.4 – 0.59 Cukup Reliabel
0,6 – 0.79 Reliabel
> 0.8 Sangat Reliabel

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi linier

berganda ini, maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang

diperoleh memliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE).

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terdiri dari:


13
Imam Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit
Universitas Diponerogo: Semarang, 2005), h. 45
14
Eva Rosdiana Dewi, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan, Skripsi, (studi di Bank Syariah Mandiri Cabang BSD), Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2013, h. 38
44

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi ini yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas dapat

dideteksi dengan melihat histogram dari residualnya.

Menurut Priyatno menyatakan bahwa kriteria pengambilan

keputusan yaitu sebagai berikut:15

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi

normal regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedatisitas adalah keadaan dimana terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi

yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskdastisitas.

Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi

tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat

tinggi.

15
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta:
Gava Media, 2013), h. 59
45

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat

pola titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar

dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu

Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Scatterplot dapat

dilihat pada output regresi.16

c. Uji Multikoliniearitas17

Uji Multikoliniearitas merupakan uji yang ditunjukan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (variabel independen). Model uji regresi yang baik

selayaknya tidak terjadi multikoliniearitas. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikoliniearitas18:

1) Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel

bebas ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini

merupakan indikasi adanya multikoliniearitas.

2) Multikoliniearitas dapat juga diukur dengan VIF, jika VIF < 10

maka tingkat koliniearitas dapat ditoleransi.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno menyatakan bahwa autokorelasi adalah keadaan

dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan yang satu

dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu.

16
Duwi Priyatno, Ibid. h. 103
17
Tony Wijaya, Analisis Multivariant, (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya,
2010), h. 51
18
Tony Wijaya, Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah dan Interpretasi, (Yogyakarta:
Cahaya Atma, 2011), h. 123
46

Regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi.19

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode

tertentu dengan variabel sebelumnya.20 Prasyarat yang harus terpenuhi

adalah tidak adanya outokorelasi dalam yang Durbin Watson (uji DW)

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Terjadi autokorelasi Positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)

2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2

atau 2≤DW≤+2.

3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW >+2.

3. Analisis Model Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui respon pegawai

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

diukur dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan konatif terhadap minat

berasuransi syariah dengan bantuan SPSS 21.00. adapun model

persamaan analisis regresi penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analsis Regresi Berganda

Regresi berganda adalah suatu perluasan dari teknik regresi apabila

terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi

terhadap variabel terikat. Analisis korelasi dan regresi berganda ini

adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel

19
Duwi Priyatno, SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate, h. 61.
20
Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014, Cet.
I), h. 186.
47

dengan dua atau lebih independen variabel. Jika ada lebih dari satu

variabel bebas untuk mengestimasi nilai Y, persamaan tingkat pertama

persamaan disebut pertemukaan regresi (regression surface).21 Regresi

linear berganda ini didasarkan pada 3 variabel. Variabel independen

yaitu: Kognitif (X1), Afektif (X2) dan Konatif (X3). Sedangkan

variabel dependen ini adalah minat berasuransi syariah (Y).

Adapun model persamaan regresi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +e

Dimana:

Y = Variabel Dependen, yaitu minat berasuransi syariah.

A = Koefisien konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Independen 1, yaitu Kognitif

X2 = Variabel Independen 2, yaitu Afektif

X3 = Variabel Independen 3, yaitu Konatif

e = error, menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga

atau

statistik

Data yang berhasil dikumpulkan dari kuesioner selanjutnya akan

diukur dengan pengukuran data ordinal dengan bobot hitung 1 sampai 5,

dengan kategori sebagai berikut:

21
Suharsimi Arikunto, Edisi Revisi V.Renika Cipta, (Jakarta: 2002), h. 264
48

Tabel 3.4
Format Responden Pegawai untuk Pernyataan Positif

Respon Point
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.22 Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Perhitungan koefisien determinasi secara manualnya adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut : Koefisien determinasi = (𝚁𝜒𝚢

)2 x 100% ...(rumus 3.1)

Tabel 3.5
Pedoman Interprestasi Nilai Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00-0.199 Sangat Rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40-0.599 Sedang
0.60-0.799 Kuat
0.80-0.1000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiono 2002

22
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta, BPFE, 2013). Cet. Ke-
4, h. 20
49

4. Pengujian Hipotesis

a) Uji t (Pengujian secara terpisah/Parsial)

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu

variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen. Uji ini digunakan untuk menguji koefisien regresi

secara parsial dari variabel independen. Dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

1. Jika statistik thitung < statistik ttabel, maka H0 diterima. Jika thitung >

statistik t ttabel, maka H0 ditolak.

2. Jika sig. < 5 % maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh secara

parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig >

5% maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh secara parsial

variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Menentukan nilai t (thitung)

Menentukan nilai t (thitung) perumusannya sebagai berikut:

( )
Thitung = 0 dengan rumus thitung

Dimana :

= Koefisien variabel ke-i

= Parameter ke-I yang dihipotesiskan

Sb = Kesalahan standard

Sb adalah standard eror dari koefisien regresi dengan rumus

matematis sebagai berikut:


50

Sb =
( )

Se adalah standard error sampel ang dirumuskan sebagai berikut:


Se =

Dimana dapat dirumuskan sebagai berikut:

= -ᵅ –b

b) Uji F (Pengujian Secara Simultan/Bersama-sama)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikan 0,05.23 Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika statistik Fhitung < statistic Ftabel, maka H0 diterima (H0 ditolak).

Jika staistik Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak (H0 diterima).

2. H0 diterima (tolak Ha) jika sig > 5%, artinya tidak ada pengaruh

secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Menentukan nilai F (Fhitung)

Menenukan Fhitung perumusannya sebaqgai berikut:

( )
F=
( ) ( )

23
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang:
UNDIP, 2005), edisi ke-3. h. 166
51

Dimana:

= Koefisien determinasi.

n = Jumlah pengamaan/sampel.

k-1 = Jumlah variabel independen.

5. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

telah dirumuskan sebelumnya atau jawaban sementara terhadap

pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan dalam perumusan

masalah.24 Dikatakan sementara karena baru merupakan jawaban yang

berdasarkan teori-teori dalam arti masih perlu dilakukan pengujiannya

secara empirik.25 Pada umumnya hipotesis penelitian dirumuskan apabila

metode atau pendekatan penelitian menggunakan pendekaan kuantitatif.

Hipotesis penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu hipotesis (H0) dan

hipotesis kerja (Ha). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa respon

kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah

mempunyai hipotesis sebagai berikut:.

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

respon kognitif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

24
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2004, Cet. 1), h. 30
25
Farouk Muhammad, dkk. Modul V.op.cit. h. 3. Lihat Suharsimi Arikunto. 2005.
Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta), h. 43-45
52

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel respon

kognitif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta secara parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

respon afektif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel respon

afektif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta secara parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

respon konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel respon

konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta secara parsial terhadap minat

berasuransi syariah.

4. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara simultan


53

terhadap minat berasuransi syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel respon

kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara simultan

terhadap minat berasuransi syariah.

H. Sejarah Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan "golden

anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah

menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu

pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa,

dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-

program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad itu pula,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah

sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di

Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat

dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas

IAIN al-Jami’ah, periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif

Hidayatullah.26

a. Periode Perintisan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan

berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah

pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah


26
Tim Penusun, Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007, UIN Press
2007
54

perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab

kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum

Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman

Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha

mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam.

b. Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai

dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen

Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA

didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan

pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi

akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah

kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1

Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa

studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3

tahun dan tingkat akademi 2 tahun.

c. Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)

Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan

menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area

of studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari

berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti
55

Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies

menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan,

fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta

diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri.

d. IAIN With Wider Mandate

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di

Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik

dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi

juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di

bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk

mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai

mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas

(IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

e. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah

menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.27 Peresmiannya dilakukan oleh

Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002

bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta

pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif

27
Tim Penyusun, Prospektus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007, UIN Press,
2007
56

Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu

langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan

Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin

Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada

Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan

Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan

Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden

Data dibawah ini merupakan hasil dari kuesioner respon kognitif, afektif

dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum. Sampel penelitian respon

kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarat sebanyak 31 pegawai. informasi mengenai data

responden dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada responden

dengan menggunakan angket/kuesioner. Dari data yang diperoleh telah

diklasifikasikan mengenai data responden sebagai berikut:

a. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki-Laki 21 68%
2 Perempuan 10 32%
Total 31 100%
Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan tabel 4.1, Dari hasil data responden yang diterima, didapat

bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 responden dari

31 responden atau sebanyak 68%, sedangkan responden yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 10 responden dari 31 responden atau sebanyak 32%. Hal

ini berarti responden laki-laki lebih mendominasi dari pada responden

perempuan.

57
58

b. Identitas Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Usia Responden

No Usia Frekuensi Persentase (%)


1 25-30 11 36%
2 31-35 2 6%
3 36-40 8 26%
4 41-45 2 6%
5 46-50 3 10%
6 50 ke atas 5 16%
Total 31 100%
Sumber : Data Primer (Kuesioner)
Berdasarkan tabel 4.2, dilihat dari segi usia, pegawai dominan berada

pada rentan umur 25-30 tahun yaitu sebanyak 11 responden dari 31 responden

atau sebanyak 36%, kemudian yang terkecil berada pada usia 31-35 tahun

yaitu sebanyak 2 responden dari 31 responden atau sebanak 6% dan usia 41-

45 tahun yaitu sebanyak 2 responden dari 31 responden atau sebanak 6%,

kemudian usia 36-40 tahun yaitu sebanyak 8 responden dari 31 responden atau

sebanyak 26%, kemudian usia 50 tahun ke atas sebanyak 5 responden dari 31

responden atau sebanyak 16%, kemudian usia 46-50 tahun sebanyak 3

responden dari 31 responden atau sebanyak 10%.

c. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3
Pendidikan Responden

No Pendidikan Frekuensi Persentase


1 SMA 6 19%
2 D3 1 3%
3 S1 20 65%
4 Pasca Sarjana 4 13%
Total 31 100%
Sumber : Data Primer (Kuesioner)
59

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa responden yang

mendominasi pada identitas berdasarkan pendidikan terakhir, yaitu responden

dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 20 responden atau sebanyak 65%,

kemudian dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 6 responden atau

sebanyak 19%, kemudian dengan pendidikan terakhir Pasca Sarjana sebanyak

4 responden atau sebanyak 13%, kemudian dengan pendidikan terakhir D3

sebanyak 1 responden atau sebanyak 3%.

d. Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 4.4
Status Perkawinan
No Status Perkawinan Frekuensi Presentase
1 Menikah 28 90%
2 Belum Menikah 3 10%
Total 31 100%
Sumber : Data Primer (Kuesioner)

Berdasarkan tabel 4.4, menjelaskan identitas responden berdasarkan

statusnya, dan dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden yang sudah

menikah jauh lebih banyak dengan jumlah 28 responden atau sebanyak 90 %,

sementara untuk responden yang belum menikah yaitu berjumlah 3 responden

atau sebanyak 10 %.

e. Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan

Tabel 4.5
Penghasilan
No Penghasilan Frekuensi Presentase (%)
1 < 3.000.000 5 16%
2 3.000.000-4.999.999 12 39%
3 5.000.000-7.000.000 12 39%
4 >7.000.000 2 6%
Total 31 100%
Sumber : Data Primer (Kuesioner)
60

Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan responden yang lebih mendominasi

adalah responden yang pendapatan atau penghasilan perbulan antara Rp

3.000.000- Rp 4.999.999 sebanyak 12 responden atau sebanyak 39% dari 31

responden, Kemudian responden dengan penghasilan antara Rp 5.000.000-Rp

7.000.000 sebanyak 12 responden atau sebanyak 39% dari 31 responden,

kemudian responden dengan pengasilan antara < Rp. 3.000.000 sebanyak 5

responden atau sebanyak 16% dari 31 responden, kemudian responden dengan

penghasilan antara > Rp 7.000.000 sebanyak 2 responden atau 6% dari 31

responden.

B. Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat Berasuransi

Syariah

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur apa yang akan diukur.

Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin

mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang

seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan

kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan

fungsi ukuranya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan

tujuan diadakannya tes tersebut.1

1
Ety Rochaety, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta, Mitra Wacana Media, 2007), h.57
61

Untuk uji validitas dilakukan dengan rumus statistik yaitu dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana df = n-k. Dalam hal

ini n adalah jumlah responden, yaitu pegawai Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah dengan

jumlah sampel (n) = 31, maka besarnya df = 31 – 3 = 28. Dengan alpha =

0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,374 (tercantum dalam lampiran). Butir

pertanyaan dikatakan valid jika rhitung> dari rtabel.

a. Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan)

Tabel 4.6
Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan)
Item-Total Statistics

Corrected Item- r tabel α=0.05, n=31,


Variabel Keterangan
Total Correlation df=31-3=28
P1 0,851 > 0,374 Valid
P2 0,863 > 0,374 Valid
P3 0,876 > 0,374 Valid
P4 0,852 > 0,374 Valid
P5 0,855 > 0,374 Valid
P6 0,578 > 0,374 Valid
P7 0,863 > 0,374 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.6 terlihat bahwa semua nilai Corrected

pertanyaan 1 sampai pertanyaan 7 lebih besar dari 0.374 sehingga semua

pertanyaan dapat dikatakan valid.


62

b. Variabel X2 (Afektif/Sikap)

Tabel 4.7
Hasil Pengujian Validitas Variabel X2(Afektif/Sikap)
Item-Total Statistics

Corrected r tabel α=0.05,


Variabel Item-Total n=31, df=31- Keterangan
Correlation 3=28
P1 0,876 > 0,374 Valid
P2 0,869 > 0,374 Valid
P3 0,803 > 0,374 Valid
P4 0,850 > 0,374 Valid
P5 0,827 > 0,374 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.7 terlihat bahwa item pertanyaan 1

sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari 0,374

sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

c. Variabel X3 (Konatif/Tindakan)

Tabel 4.8
Hasil Pengujian Validitas Variabel X3(Konatif/Tindakan)
Item-Total Statistics

Corrected r tabel α=0.05,


Variabel Item-Total n=31, df=31- Keterangan
Correlation 3=28
P1 0,441 > 0,374 Valid
P2 0,897 > 0,374 Valid
P3 0,793 > 0,374 Valid
P4 0,813 > 0,374 Valid
P5 0,753 > 0,374 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.8 terlihat bahwa item pertanyaan 1

sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari 0,374

sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.


63

d. Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah)

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Validitas Variabel Y(Minat Berasuransi Syariah)
Item-Total Statistics

Corrected r tabel α=0.05,


Variabel Item-Total n=31, df=31- Keterangan
Correlation 3=28
P1 0,653 > 0,374 Valid
P2 0,871 > 0,374 Valid
P3 0,926 > 0,374 Valid
P4 0,911 > 0,374 Valid
P5 0,776 > 0,374 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.9 terlihat bahwa item pertanyaan

1 sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari

0,374 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha berada diatas 0,50. Standarisasi reliabilitas ini didasari

oleh kaidah reliabilitas Guilfor. Adapun bagan kaidah Guilfor adalah pada

tabel 4.5 menunjukkan uji reliabilitas untuk 4 variabel penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan


Kognitif (Pengetahuan) 0,795 Reliabel
Afektif (Sikap) 0,815 Reliabel
Konatif (Tindakan) 0,790 Reliabel
Minat Berasuransi Syariah 0,813 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah
64

Tabel 4.10 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel kognitif

(pengetahuan) sebesar 0.795, variabel afektif (sikap) sebesar 0.815, konatif

(tindakan) sebesar 0.790 dan variabel minat berasuransi syariah sebesar

0,813. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel

karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0.6 (lihat tabel

3.3).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan bagian dari salah satu persyaratan

analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan analisis

yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus diuji kenormalan

distrbusinya.

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal

Probability Plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi data

adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya

mengikuti garis diagonalnya. Salah satu cara melihat data adalah

dengan Probability Plot normal. Berikut ini adalah gambar dari hasil

analisis uji normalitas data.


65

Gambar 4.11
Hasil Uji Normalitas

Sumber : Data Primer Output SPSS

Dengan melihat normal P-P plot diatas (gambar 4.11) dapat dilihat

bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah

memenuhi asumsi normalitas.2

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat

2
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta,
Gava Media, 2013), h. 59
66

apakah ada pola tertentu pada grafik scatter plot antara Z prediction

untuk variabel bebas (sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai residualnya

(SRESID) merupakan variabel terikat (Y= Y prediksi-Y Rill).

Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas adalah :

a. Jika ada pola tertentu yang membentuk pola tertentu teratur

(bergelombang, melebur, kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Gambar 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Primer Output SPSS

Berdasarkan gambar 4.12 grafik scatterplot Hasil pengujian

heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk

pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dengan demikian dalam uji normalitas,


67

multikolinearitas, dan heteroskedastisitas dalam model regresi dapat

dipenuhi dalam ketiga uji klasik ini.

c. Hasil Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat

nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin

besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah

multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa

jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas.3

Tabel 4.13
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Consta
-2,074 2,533 -,819 ,420
nt)
kognitif ,299 ,140 ,355 2,137 ,042 ,366 2,731
Afektif ,075 ,199 ,074 ,375 ,711 ,259 3,856
konatif ,602 ,217 ,492 2,768 ,010 ,320 3,122
a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)
Sumber : Data Primer Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai Tolerance

mendekati angka 1 yaitu total kognitif sebesar 0,366, total afektif

sebesar 0,259, total konatif sebesar 0,320. Nilai Variance Inflation

Factor (VIF) disekitar angka 1 yaitu total kognitif sebesar 2,731, total

afektif sebesar 3,856, total konatif sebesar 3,122. Dengan demikian,

3
Duwi Priyatno, Analisis, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta, Gava
Media, 2013) h. 59-60
68

dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat

problem multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

d. Uji Autokorelasi

Auto korelasi merupakan korelasi yang terjadi antar observasi

dalam satu variabel. Autokorelasi dapat terjadi jika observasi yang

berturut turut sepanjang waktu memiliki korelasi antar satu dengan

yang lain. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah

autokorelasi. Dalam penelitian uji autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan statistik Durbin Watson. Dasar pengambilan

keputusannya sebagai berikut4:

a. Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c. Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Hasil pengujian DW juga disediakan dalam analisis regresi

berganda. Jika n<15 pembuktian bisa dilakukan dengan tabel langsung

klasifikasi nilai d (Tabel 4.7).

Tabel 4.14
Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15)

Nilai d Keterangan
<1.10 Ada autokorelasi
1.10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan
>2.91 Ada autokorelasi
Sumber : Aplikasi Statistik Praktis, 2003

4
Singgih Sasonto, Aplikasi SPSS pada Statistika Parametrik, (Jakarta, Elex Media
Komputindo, 2012), h. 243
69

Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,852 ,727 ,696 2,074 2,114
a. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif
b. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)

Tabel 4.15 berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas diketahui

bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,114 dan berdasarkan Tabel

Nilai Durbin-Waston berada dikisaran nilai 1.55 – 2.46 yang menurut

tabel Nilai Durbin-Watson berarti tidak ada autokorelasi.

4. Persamaan Regresi Linear Berganda

Penelitian ini mengunakan model analisis regresi linier untuk

pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini untuk menggunakan input

berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner. Pada output ini, dijelaskan

nilai koefisien dari persamaan regresi dalam kasus ini, persamaan regresi

berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= + β1X1 + β2X2 + β3X3


70

Tabel 4.16
Hasil Regresi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -2,074 2,533 -,819 ,420
Kognitif 2,13
,299 ,140 ,355 ,042 ,366 2,731
7
Afektif ,075 ,199 ,074 ,375 ,711 ,259 3,856
Konatif 2,76
,602 ,217 ,492 ,010 ,320 3,122
8
a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)

Sumber : Data Primer Output SPSS

Dimana:

: Nilai konstanta, yaitu -2.074

β1 : Koefisien variabel kognitif, yaitu 0,299

β2 : Koefisien variabel afektif, yaitu 0,075

β3 : Koefisien variabel konatif, yaitu 0,602

Y : Minat Berasuransi Syariah

X1 : Kognitif

X2 : Afektif

X3 : Konatif

Berdasarkan tabel tersebut di atas (coefficients), nilai-nilai pada

output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda

berikut:

Y = (a)-2,074+ (X1)0,299+ (X2)0,075+ (X3)0,602

Maksud dari persamaan tersebut adalah:


71

a) Nilai konstanta (a)

Bila dilihat dari nilai konstanta sebesar (-2,074) dapat diasumsikan

bahwa apabila nilai variabel independent lainnya 0, maka nilai variabel

dependent dalam hal ini minat berasuransi syariah tanpa dipengaruhinya

variabel independent adalah tetap sebesar (-2,074).

b) Nilai koefisien regresi variabel kognitif (X1) sebesar 0,299 menyatakan

bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel kognitif, maka

minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah sebesar 0,299.

c) Nilai koefisien regresi variabel afektif (X2) sebesar 0,075 menyatakan

bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel afektif, maka minat

berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah sebesar 0,075.

d) Nilai koefisien regresi variabel konatif (X3) sebesar 0,602 menyatakan

bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel kognitif, maka

minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah sebesar 0,602.

Persamaan model ini, menunjukkan bahwa variabel respon kognitif

(X1), afektif (X2) dan konatif (X3) menunjukkan nilai yang baik

terhadap minat berasuransi syariah berdasarkan nilai koefisien regresi

pada setiap variabel, jika variabel diurutkan dari pengaruh yang terbesar

sampai yang terkecil adalah variabel kognitif (X1), afektif (X2) dan

konatif (X3). Jadi berdasarkan regresi di atas yang paling berpengaruh

terhadap minat berasuransi syariah adalah variabel kognitif (X1).


72

5. Uji Koefisien Determinasi

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti

meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap

variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang

digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square

(Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan

dalam penelitian. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau dapat turun

apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berikut ini

disajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.17
Uji Koefisien determinasi (R2)

Model Summaryb
Mode Adjusted R Std. Error of Durbin-
l R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,852 ,727 ,696 2,074 2,114
a. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif
b. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)
Sumber : Data Primer Output SPSS

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel minat

berasuransi syariah dengan ketiga variabel bebas secara umum sebesar

0,852 menunjukan variabel kognitif, afektif dan konatif terhadap minat

berasuransi syariah dengan kategori “kuat” (lihat tabel 3.5). bahwa variabel

kognitif, afektif dan konatif mempunyai hubungan positif terhadap variabel

minat berasuransi syariah sebesar 0,852.

Untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen dengan menggunakan koefisien determinasi

atau Adjusted R Square. Besarnya Adjusted R Square adalah 0,696 (69,6%).


73

Hal ini menunjukan bahwa variabel minat berasuransi syariah (Y) yang

dapat dijelaskan oleh variabel respon kognitif/pengetahuan (X1), variabel

(respon) afektif/sikap (X2), variabel respon konatif/tindakan (X3) sebesar

69,6% sedangkan sisanya 30,4% dijelaskan dengan faktor-faktor lain diluar

ketiga variabel tersebut.

6. Uji Hipotesis

a. Uji t

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.11 jika nilai t hitung

lebih besar dari ttable atau probabilitas lebih kacil dari 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t table

atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.18
Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Consta
-2,074 2,533 -,819 ,420
nt)
Kognitif ,299 ,140 ,355 2,137 ,042 ,366 2,731
Afektif ,075 ,199 ,074 ,375 ,711 ,259 3,856
Konatif ,602 ,217 ,492 2,768 ,010 ,320 3,122
a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)
Sumber : Data Primer Output SPSS

1) Respon Kognitif (Pengetahuan) Terhadap minat berasuransi syariah

(X1)

Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model 1

terdapat nilai sig.0,042 lebih besar dari alpha 0,05, atau 0,042 >
74

0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel (X1) mempunyai

nilai thitung yakni sebesar 2,137 dengan ttabel sebesar 1,703, jadi, thitung

> ttabel, dapat disimpulkan bahwa respon pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilihat dari

variabel kognitif berpengaruh terhadap minat berasuransi syariah.

2) Respon Afektif (Sikap) Terhadap minat berasuransi syariah (X2)

Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model 1

terdapat nilai sig.0,711 lebih besar dari alpha 0,05, atau 0,711 >

0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Variabel (X1) mempunyai

nilai thitung yakni sebesar 0,375 dengan ttabel sebesar 1,703, jadi, thitung

< ttabel, dapat disimpulkan bahwa respon pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilihat dari

variabel afektif tidak berpengaruh terhadap minat berasuransi

syariah.

3) Respon Konatif (Tindakan) Terhadap minat berasuransi syariah

(X3)

Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model 1

terdapat nilai sig.0,010 lebih besar dari alpha 0,05, atau 0,010 <

0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel (X1) mempunyai

nilai thitung yakni sebesar 2,768 dengan ttabel sebesar 1,703, jadi, thitung

> ttabel, dapat disimpulkan bahwa respon pegawai Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilihat dari

variabel konatif berpengaruh terhadap minat berasuransi syariah.


75

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak, yaitu untuk

mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan atau serentak

terhadap variabel dependen apakah berpengaruh signifikan atau tidak.

Hasil hipotesis dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.19
Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 308,624 3 102,875 23,927 ,000b
Residual 116,086 27 4,299
Total 424,710 30
a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)
b. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif
Sumber : Data Primer Output SPSS

Berdasarkan tabel output ANOVA di atas didapat nilai F hitung

sebesar 23,927, sedangkan nilai f tabelnya dapat dicari dari tabel

statistik pada signifikansi = 0,05/2= 0,025 (uji dua sisi dengan df= n-k

atau 31-3 = 28, maka didapat f tabel adalah 2,950. Selain itu nilai

signifikan sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf signifikansi α = 0,05.

Karena nilai f hitung > dari f tabel (23,927 > 2,950). Dan nilai

signifikansi < dari pada taraf signifikansi α = 0,05 (0,000<0,05) Ho

ditolak dan Ha diterima kesimpulannya pengetahuan (X1), sikap (X2),

dan tindakan (X3) secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel

minat berasuransi sariah (Y).


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif,

afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukun UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi Syariah. Analisis

menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) Versi 21. maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

Jika dilihat dari hasil uji t atau uji secara parsial, variabel kognitif

(pengetahuan), dan konatif (tindakan) menunjukan hasil dan nilai ujit t yang

baik terhadap minat berasuransi Syariah akan tetapi pengaruhnya tidak

signifikan. Dan untuk variabel afektif (sikap) menunjukan hasil yang kurang

baik terhadap minat berasuransi Syariah dan pengaruhnya tidak signifikan.

Untuk pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa hipotesis

penelitian ini yaitu respon pegawai yang diukur dari tiga variabel yaitu,

kognitif, afektif, dan konatif menunjukan nilai yang baik dan hasilnya

signifikan terhadap minat berasuransi Syariah.

Yang perlu dicermati dalam hasil penelitian ini adalah perbedaan hasil

signifikansi dari masing-masing uji statistik, yaitu uji t dan uji f. Pada uji t,

ketiga variabel menujukan hasil yang tidak signifikan walaupun ada dua

variabel yang mempunyai nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dalam hal ini

78
79

penyebabnya bisa dari beberapa faktor, antara lain berasal dari instrument

pengukur penelitian itu sendiri (pertanyaan di kuesioner) atau bisa juga itu

memang benar-benar jawaban dari responden berdasarkan apa yang mereka

tahu, rasakan, dan mereka lakukan pada kenyataan sebenarnya.

Perlu diperhatikan pula perbedaan antara signifikansi statistik (statistical

significance) dan signifikansi praktis (practical significance). Kedua

signifikansi ini tidak selalu memiliki makna yang seiring. Signifikansi statistik

memang dapat dihitung dan karenanya dapat ditunjukkan secara objektif,

namun dari sisi praktis, adanya signifikansi praktis perlu dilandasi oleh

pertimbangan akal.1 Hal itu antara lain dikarenakan signifikan-tidaknya suatu

statistik yang diuji tergantung antara lain pada ukuran sampel (n) dan

variabilitas data. Akhirnya baik juga dicermati apa yang dikatakan oleh Hays

bahwa: “Statistical significance is a statement about the likelihood of the

observed result, nothing else. It does not guarantee that something important,

or even meaningful, has found”.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian bahwa terdapat pengaruh

respon kognitif, afektif, dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah. Maka

peneliti akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi pembaca dan bagi penelitian selanjutnya antara lain:

1
G. Diekhoff, Statistics for the Social and Behavioral Sciences: Univariate, Bivariate,
Multivariate, (Dubuque, IA.: Wm. C. Brown Publishers, 1992).
80

1. Perusahaan Asuransi Syariah di harapkan dapat memberikan sosialisasi

secara langsung, dengan datang ke berbagai perguruan-perguruan tinggi di

Indonesia khususnya perguruan tinggi Islam dan memberikan pengetahuan

secara jelas tentang apa dan bagaimana asuransi syariah, baik dari segi

operasional, produk-produk, akad, sistem, dan konsep asuransi yang

ditawarkan, dan juga mekanisme yang dilakukan oleh asuransi syariah.

2. Kurangnya minat asuransi syariah dalam penelitian ini khususnya

pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

namun dengan adanya penelitian tersebut pegawai banyak yang berminat

terhadap asuransi syariah dibandingkan asuransi konvensional.

3. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih

besar sehingga hasil yang akan diperoleh lebih meyakinkan.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan kelebihannya di Tengah


Asuransi Konvensional, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006
Abror, Abdurrahman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993
Ali, Hasan, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam suatu tinjauan analisis
historis, teoritis, dan praktisis, (Jakarta: permada media, 2004
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Yogyakarta: BPFE, 2013
B, Elizabeth, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga 1991
Crow, A. & L. Crow, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Nur Cahya, 1989
Dagun, D. Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
dan Kebudayaan Nusantara, 2007
Dewi, Gamala, Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah di Indonesia, Jakarta: Pranada Media, 2004
Fakultas Syariah & Hukum. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Ce-1. Jakarta:
Fakultas Syariah & Hukum 2010
Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman
Umum Asuran2Ui Syariah, Dewan Syariah Nasional MUI, 2001
Firdaus, Muhammad, dkk., Sistem Operasional Asuransi Syariah, Jakarta:
Renaisan, 2005
Grove, Simon dan Nigel C. Benson, Mengenal Psikologi For Beginners,
Bandung: Mizan, 2000
Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997
Hisan, Husain Hamis, Hukmu asy-Syarii’ah al-Islamiyah Fii’Uquudi at-Ta’min
Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif,
Yogyakarta: Erlangga, 2009
Khamis, Masyhuril Takaful Asuransi Syariah, Jakarta: Suatu Solusi, 2009
Kountur, Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
PPM, 2007
Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi,Jakarta: Erlangga,
2009

81
82

Muhammad, Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, Jakarta:


Salemba Empat, 2002
Muhaimin, Ikbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya Menghilangkan
Gharar, Maisir, dan Riba, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
M,Sc, Rakhmat Drs Jalaludin, Pisikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999
Pertaatmadja, Karnaen A, Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah, Depok: Usaha
Kami, 1996
Priyatno, Duwi. Analisis. Regresi dan Multivariate dengan SPSS, Yogyakarta:
Gava Media, 2013
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai
Pustaka, 1984
R. Tjirosudibio, R. Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) dan
Undang-undang Kapitalis, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1992
Rochaety, Ety, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009
Ruslan, Rosady, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, Jakarta:
Rajawali Pers, 2010
Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Resiko, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1996
Salim, Peter, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: English
Modern Press, 1991
Sasonto, Singgih, Aplikasi SPSS pada Statistika Parametrik, Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2012
Shadly Hasan, John M. Echols, Kamus Inggris- Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2006
Shalahuddin, Mahfudh, Pengantar Psikologi Pendidikan, Surabaya: PT. Bina
Ilmu, 1984
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Adi
Mahasatya, 2002
Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional,
(Jakarta: Gema Insani, 2004
Suma, M. Amin, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, (Ciputat: Kholam
Publishing, 2006
83

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT. Intermasa, 2001


Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alpha Belta, 2007
Subandi, Ahmad, Psikologi Sosial, Jakarta: Bulan Bintang, 1982
Sujarweni, Wiratna, SPSS Untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2014
Syah, Muhibbin, Psikologi Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001
Tim Penyususn, Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2007, UIN
Press 2007
Trihendradi, C. Langkah Praktis Menguasai Statistik Untuk Ilmu Sosial dan
Kesehatan+Konsep & Penerapannya Menggunakan SPSS, Yogyakarta:
C.V Andi Offset, 2013
Wijaya, Tony, Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah dan Interprestasi,
Yogyakarta: Cahaya Atma, 2001
Zarqa, Mustafa Ahmad, Al-Ightishodi Al-Islamiyah-Nidzomutta’min, 1968

Internet
http://jenispelajaran.blogspot.com/analisis-swot-asuransi-syariah. Data diakses
pada 27 oktober 2014
Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, www.uinjkt.ac.id, di akses pada tanggal
14 april 2015
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Sehubungan dengan diadakannya penelitian mengenai “Respon Kognitif, Afekti

dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terhadap Minat Berasuransi Syariah” saya yang berkepentingan dibawah ini:

Nama : Munawarotul Kiptiah

NIM : 1111046200044

Konsentrasi/Prodi : Asuransi Syariah/Muamalat

Fakultas : Syariah dan Hukum

Oleh karena itu, saya mohon kepada Bapak/Ibu untuk bersedia membantu

menjawab kuesioner ini. Saya sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk

memberikan jawaban dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Besar harapan saya

atas bantuan Bapak/Ibu untuk membantu penelitian ini dalam penyusunan tugas akhir

sebagai syarat kelulusan. Atas perhatian, kesediaan dan bantuannya saya ucapkan

terimakasih.

Hormat saya,

Munawarotul Kiptiah
Angket Penelitian Skripsi dengan Judul “Respon Kognitif, Afektif dan
Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap Minat Berasuransi Syariah”

Responden yang terhormat, saya mohon kesediaan anda untuk mengisi angket atau
kuesioner ini dengan benar. Kuesioner ini digunakan hanya untuk penyelesaian data
penelitian skripsi. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

PETUNJUK PENGISIAN

Di bawah ini terdapat sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan identitas sosial dan
ekonomi responden. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang
tersedia. Setiap pertanyaan hanya boleh diisi dengan satu jawaban.

A. IDENTITAS SOSIAL-EKONOMI
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur Responden :
4. Apa jenis kelamin anda?
(a). Laki-laki (b). Perempuan

B. RESPON KOGNITIF, AFEKTIF DAN KONATIF PEGAWAI FAKULTAS


SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TERHADAP MINAT BERASURANSI SYARIAH
Lingkari pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya sesuai keadaan dan
kenyataan yang terjadi dengan jawaban berkriteria sebagai berikut:
1. Sangat tidak setuju
2. Tidak setuju
3. Kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju

Aspek Kognitif (Pengetahuan)


No Pertanyaan Penilaian

1 Saya memahami apa yang dimaksud dengan asuransi


1 2 3 4 5
syariah.
2 Saya yakin bahwa prinsip tolong menolong (ta’awun)
1 2 3 4 5
merupakan keutamaan dari asuransi syariah.
3 Saya yakin perbedaan antara asuransi konvensional dan
asuransi syariah terutama dari sistem dan akad-akad 1 2 3 4 5

yang digunakannya.
4 Saya yakin bahwa akad pada asuransi syariah
menimbulkan hubungan timbal balik yang saling
1 2 3 4 5
menguntungkan antara perusahaan asuransi dan
nasabahnya.

5 Saya yakin bahwa akad pada asuransi syariah juga


mengandung unsur komersial, namun akad yang
1 2 3 4 5
dilakukan juga dengan tujuan kebaikan dan tolong
menolong.

6 Saya yakin bahwa pengeluaran dana tabarru (dana


kebajikan), benar-benar dihayati dalam konteks ibadah
1 2 3 4 5
semata-mata hanya mengharapkan pahala dan ridha
allah, selain itu tidak.
7 Saya tidak yakin bahwa bagi hasil merupakan salah
satu sistem yang digunakan asuransi syariah dalam 1 2 3 4 5

menjalankan prinsip-prinsip syariah islam.

Lingkari pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya sesuai keadaan dan


kenyataan sebenarnya yang anda rasakan dengan kriteria sebagai berukut:

1. Sangat tidak setuju


2. Tidak setuju
3. Kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju
Aspek Afektif (Sikap)

No Pertanyaan Penilaian

1 Saya merasa senang dengan asuransi syariah


karena mempunyai manfaat lebih dibandingkan 1 2 3 4 5

asuransi konvensional.
2 Saya merasa senang karena sistem yang ada di
asuransi syariah yaitu sharing of risk
1 2 3 4 5
(pembagian resiko) yaitu azas saling menolong
dalam kebaikan.
3 Saya merasa senang memilih asuransi syariah
karena akad yang ada di dalam asuransi syariah
1 2 3 4 5
tidak mengandung unsur gharar, maisir dan
riba.
4 Saya tidak suka dalam pembagian keuntungan
pada asuransi syariah dibagi antara perusahaan
dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan 5
1 2 3 4
proporsi yang telah ditentukan. Sedangkan pada
asuransi konvensional seluruh keuntungan
menjadi hak milik perusahaan.
5 Saya merasa senang karena investasi dana pada
asuransi syariah berdasarkan bagi hasil
(mudharabah). Sedangkan pada asuransi 1 2 3 4 5

konvensional memakai bunga (riba) sebagai


landasan perhitungan investasinya.
Lingkari pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya sesuai keadaan dan
kenyataan sebenarnya yang anda rasakan dengan kriteria sebagai berukut:

1. Sangat tidak setuju


2. Tidak setuju
3. Kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju
Aspek Konatif (Tindakan)

No Pertanyaan Penilaian

1 Saya sudah mencari informasi yang sebanyak


1 2 3 4 5
banyaknya tentang asuransi syariah.
2 Saya memiliki asuransi syariah dibanding asuransi
konvensional karena tidak ada unsur riba di dalam 1 2 3 4 5

perhitungan.
3 Saya memiliki asuransi syariah karena kemauan dari
1 2 3 4 5
diri sendiri bukan karena pengaruh dari orang lain.
4 Saya menyarankan teman agar memiliki asuransi
syariah karena akadnya merupakan akad tabarru
(sekumpulan orang yang saling membantu, saling
1 2 3 4 5
menjamin), dan akad tijarah (bekerjasama). dengan
cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru (dana
kebajikan).
5 Saya memiliki asuransi syariah karena menurut saya
banyak sekali manfaat yang diberikan untuk kehidupan 1 2 3 4 5

dimasa mendatang.

Lingkari pertanyaan di bawah ini dengan sebenar-benarnya sesuai keadaan dan


kenyataan sebenarnya yang anda rasakan dengan kriteria sebagai berukut:

1. Sangat tidak setuju


2. Tidak setuju
3. Kurang setuju
4. Setuju
5. Sangat setuju
Minat berasuransi Syariah

No Pertanyaan Penilaian

1 Saya lebih tertarik memilih asuransi syariah karena


manfaat yang ada di asuransi syariah diantaranya,
pengelolaan resiko menggunakan akad wakalah bil
ujroh (salah satu bentuk akad di mana peserta 1 2 3 4 5

memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi dalam


pengelolaan dana mereka dengan pemberian ujrah /
fee).
2 Saya berminat memiliki asuransi syariah karena
prinsip akad asuransi syariah adalah ta’awun (tolong-
menolong). Di mana nasabah yang satu menolong
1 2 3 4 5
nasabah yang lain yang tengah mengalami kesulitan.
Sedangkan akad asuransi konvensional bersifat
tadabuli (jual-beli antara nasabah dengan perusahaan).
3 Saya berminat memiliki asuransi jiwa syariah karena
saya merasa perlu ada jaminan untuk kesehatan saya 1 2 3 4 5

dan keluarga saya suatu saat nanti.


4 Saya juga berminat memiliki asuransi umum (general)
karena banyak jenis produk yang ditawarkan
didalamnya, seperti asuransi kerugian, kecelakaan,
kebakaran, pendidikan dll, sehingga saya mempunyai 1 2 3 4 5

banyak pilihan yang bisa membantu saya mendapatkan


jaminan untuk masa depan saya dan keluarga saya,
tentu saja dengan halal.
5 Di dalam asuransi syariah juga menawarkan manfaat
investasi, dari manfaat investasi tersebut merupakan
1 2 3 4 5
salah satu alasan saya berminat memiliki polis asuransi
khususnya asuransi yang berbasis investasi.
Lampiran 2

Responden Kognitif Afektif Konatif Minat Berasuransi


(X1) (X2) (X3) Syariah (Y)
1 28 22 21 21
2 28 20 23 22
3 30 22 20 19
4 27 18 19 19
5 26 17 17 11
6 29 22 21 22
7 28 20 21 19
8 28 21 20 20
9 21 19 16 15
10 27 19 21 20
11 31 24 20 17
12 24 20 20 20
13 26 16 19 20
14 25 20 18 18
15 31 18 16 21
16 28 16 18 19
17 29 20 21 20
18 7 5 8 5
19 30 24 21 23
20 29 24 22 21
21 33 25 23 25
22 29 21 19 19
23 29 23 23 22
24 29 18 18 19
25 26 19 14 20
26 27 21 19 20
27 22 20 18 17
28 29 24 19 18
29 28 16 14 13
30 28 18 18 20
31 29 22 20 21
Lampiran 3

Taraf Signifikansi 0,05


Tabel t (Pada taraf signifikansi 0,05)
1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)
Tabel r Product Moment
Uji 1 Sisi pada taraf signifikansi 0,05

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif


N N N
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 51 0.228
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 52 0.226
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 53 0.224

6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 54 0.222


7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 55 0.266 0.345
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 60 0.254 0.330
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 65 0.244 0.317
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 70 0.235 0.306

11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 75 0.227 0.296


12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 80 0.220 0.286
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 85 0.213 0.278
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 90 0.207 0.270
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 95 0.202 0.263

16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 100 0.195 0.256


17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 125 0.176 0.230
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 150 0.159 0.210
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 175 0.148 0.194
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 200 0.138 0.181

21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 300 0.113 0.148


22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 400 0.098 0.128
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 500 0.088 0.115
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 600 0.080 0.105
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364 700 0.074 0.097
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361 800 0.070 0.091
Lampiran 4

HASIL OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS


Hasil Uji Validitas Variabel Kognitif (X1)

Correlations

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 Jawaban P6 Jawaban P7 Total


Jawaban P1 Pearson
1 .639** .810** .715* .703** .355 .549* .851**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .026 .003 .060 .031 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P2 Pearson
.639** 1 .639** .796** .821** .311 .777** .863**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .089 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P3 Pearson
.810** .639** 1 .749** .613** .487** .729** .876**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .005 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P4 Pearson
.715** .796** .749** 1 .749** .267** .661** .852**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .146 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 40
Jawaban P5 Pearson
.703** .821** .613** .749** 1 .378** .673** .855**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .036 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P6 Pearson
.355 .311 .487** .267 .378* 1 .446* .578**
Correlation
Sig. (2-tailed) .050 .089 .005 .146 .036 .012 .001
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P7 Pearson
.649** .777** .729** .661** .673** .446* 1 .863**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .012 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
total Pearson ** ** ** ** ** ** **
.851 .863 .876 .852 .855 .578 .863 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 Jawaban P6 Jawaban P7 Total


Jawaban P1 Pearson
1 .639** .810** .715* .703** .355 .549* .851**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .026 .003 .060 .031 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P2 Pearson
.639** 1 .639** .796** .821** .311 .777** .863**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .089 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P3 Pearson
.810** .639** 1 .749** .613** .487** .729** .876**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .005 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P4 Pearson
.715** .796** .749** 1 .749** .267** .661** .852**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .146 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 40
Jawaban P5 Pearson
.703** .821** .613** .749** 1 .378** .673** .855**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .036 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P6 Pearson
.355 .311 .487** .267 .378* 1 .446* .578**
Correlation
Sig. (2-tailed) .050 .089 .005 .146 .036 .012 .001
N 31 31 31 31 31 31 31 31
Jawaban P7 Pearson
.649** .777** .729** .661** .673** .446* 1 .863**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .012 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31
total Pearson
.851** .863** .876** .852** .855** .578** .863** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kognitif (X1)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,795 8

Hasil Uji Validitas Variabel Afektif (X2)

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 total


Jawaban P1 Pearson Correlation 1 .786** .685** .639** .575** .876**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31
** ** ** **
JawabanP2 Pearson Correlation .786 1 .653 .638 .633 .869**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
** ** ** **
Jawaban P3 Pearson Correlation .685 .653 1 .546 .565 .803**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000
N 31 31 31 31 31 31
JawabanP4 Pearson Correlation .639** .638** .546** 1 .719** .850**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
** ** ** **
Jawaban P5 Pearson Correlation .575 .633 .565 .719 1 .827**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
** ** ** ** **
total Pearson Correlation .876 .869 .803 .850 .827 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Afektif (X2)
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,815 6

Hasil Uji Validitas Variabel Konatif (X3)

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 Total


Jawaban P1 Pearson Correlation 1 .272 .146 .259 .032 .441*
Sig. (2-tailed) .138 .434 .159 .865 .013
N 31 31 31 31 31 31
** ** **
Jawaban P2 Pearson Correlation .272 1 .711 .672 .542 .897
Sig. (2-tailed) .136 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
Jawaban P3 Pearson Correlation .146 .711** 1 .637** .501** .793**
Sig. (2-tailed) .434 .000 .000 .004 .000
N 31 31 31 31 31 31
Jawaban P4 Pearson Correlation 259
. .672 .637** 1 .482** .813
Sig. (2-tailed) .159 .000 .000 .006 .000
N 31 31 31 31 31 31
** ** **
Jawaban P5 Pearson Correlation .032 .642 .501 .482 1 .753**
Sig. (2-tailed) .865 .000 .004 .006 .000
N 31 31 31 31 31 31
* ** ** ** **
Total Pearson Correlation .441 .897 .793 .813 .753 1
Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Konatif (X3)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,790 6

Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berasuransi Syariah (Y)

Correlations
Minat
Berasuransi
Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 Syariah
Jawaban P1 Pearson Correlation 1 .398* .464** .456* .493** .653**
Sig. (2-tailed) .027 .009 .010 .005 .000
N 31 31 31 31 31 31
** ** **
Jawaban P2 Pearson Correlation .398 1 .819 .793 .521 .871**
Sig. (2-tailed) .027 .000 .000 .003 .000
N 31 31 31 31 31 31
Jawaban P3 Pearson Correlation .464** .819** 1 .847** .659** .926**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
* ** ** **
Jawaban P4 Pearson Correlation .456 .793 .847 1 .631 .911**
Sig. (2-tailed) .010 .002 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
Jawaban P5 Pearson Correlation .493** .521** .659** .631** 1 .776**
Sig. (2-tailed) .005 .003 .000 .000 .000
N 31 31 31 31 31 31
Minat Pearson Correlation .653** .871** .926** .911** .776** 1
Berasuransi Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
Syariah
N 31 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Berasuransi Syariah(Y)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,813 6

Lampiran 5

HASIL OUTPUT SPSS REGRESI, UJI ASUMSI KLASIK, KOEFISIEN


DETERMINASI, UJI t, dan UJI F

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,852a ,727 ,696 2,074 2,114

a. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif


b. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -2,074 2,533 -,819 ,420

kognitif ,299 ,140 ,355 2,137 ,042 ,366 2,731

afektif ,075 ,199 ,074 ,375 ,711 ,259 3,856

konatif ,602 ,217 ,492 2,768 ,010 ,320 3,122

a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 308,624 3 102,875 23,927 ,000b

Residual 116,086 27 4,299

Total 424,710 30

a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)


b. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif

Anda mungkin juga menyukai