Anda di halaman 1dari 125

PEMBERDAYAAN MUSTAHIK ZAKAT MELALUI PROGRAM

PEKAN PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN DHUAFA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

Oleh:

ACHMAD ROMDHONI
1111046300003

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF


PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/1437 H
ABSTRAK

 
   

Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program


PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Adalah karya ilmiah Achmad
Romdhoni, NIM 1111046300003, Mahasiswa Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015, di bawah
bimbingan Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A.
Penelitian berlokasi di Komplek Delations Virgin Island NA-7 De Lations,
Rawa Buntu Kec. Serpong Tangsel. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan
pemberdayaan mustahik zakat di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sejak 2012-2014
(3 tahun terakhir). Penelitian bertujuan sebagai berikut, (1) Mekanisme
pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada yayasan GriyaYatim
dan Dhuafa. (2) Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan
keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian pendekatan deskriptif
kualitatif. Tehnik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada lembaga
terkait data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari kepustakaan,
dokumentasi, dan brosur lembaga serta official website yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa.
Kesimpulan penelitian ini adalah, (1) Mekanisme dalam program
pemberdayaan PEKAN yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam
prosedur dan tujuan pelaksanaanya kepada mustahik sesuai dengan prosedur yang
sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik. (2) Sementara
dampak dengan adanya program pemberdayaan PEKAN mustahik zakat dalam
peningkatan keterampilan telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni
khusunya para lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan
pelatihan keterampilan dan guna bekal untuk mereka memasuki dunia kerja.

Kata Kunci :Pemberdayaan, mekanisme, Mustahik Zakat, Yayasan


Griya Yatim dan Dhuafa

Pembimbing I :Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A

Daftar Pustaka : Tahun 1989 sampai 2015

v
KATA PENGANTAR


 
 

Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan

pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang maha kuasa , berkat kehendak dan

kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam

selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita

dalam setiap aktivitas kehidupan.

Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT seta doa dan bantuan dari

berbagai pihak secara langsung maupun tidak langung hingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua

dan Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah

meluangkan waktu dan memberikan sumbangan fikiran, serta arahan kepada

penulisan skripsi ini.

vi
4. Kepada pimpinan perpustakaan beserta staff, baik perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

memberikan fasilitas kepada penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.

5. Ibunda tercinta Royani dan Ayahanda Bahruddin yang telah mencurahkan do’a

dan kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta

pengorbanan yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan sesuatu yang mudah-mudahan dapat dijadikan kebanggaan.

Serta kepada adik penulis Ahmad Dicky Darmawan dan Achmad Zulfikri Rhodin

yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Silvia Arafah yang selalu sama-sama saling menyemangati dan memotivasi

selama berjalanya skripsi ini. Sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Roni Anto selaku Manajer HumasYayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang

telah membantu atas terselesaikannya skripsi ini.

8. Saudara Catur Faturachman selaku Staff IT Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

yang telah membantu dan mengorbankan waktu dan pekerjaanya atas

terselesaikannya skripsi ini.

9. Kepada pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah mengijinkan penulis

dalam melakukan penelitian dan wawancara.

10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan yang berharga selama penulis menyelesaikan

masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii
11. Kepada sahabatku keluarga konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF)

Angkatan 2011 yang selama ini memberikan makna dan arti dalam sebuah

persahabatan. Kemudian Ainul Yakin yang suka mendengar curhatan dan keluh

kesah dan saling memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehinga penulis dapat

lulus menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak,

semoga Allah SWT memberikan kemudahan atas semuanya. Amin Ya Robbal

’Alamin.

Jakarta,06 Muharom 1437 H


19 Oktober 2015 M

PENULIS

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Permasalahan............................................................................... 10
1. Identifikasi Masalah .............................................................. 10
2. Pembatasan Masalah ............................................................. 10
3. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11
D. Kajian Pustaka............................................................................. 13
E. Kerangka Teori............................................................................ 19
F. Metode Penelitian........................................................................ 21
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 24

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. Zakat, Infaq dan Shadaqah .......................................................... 27
1. Pengertian Zakat.................................................................... 27
2. Pengertian Infaq .................................................................... 29
3. Pengertian Shadaqah ............................................................. 30
B. Landasan Hukum Zakat, Infaq dan Shadaqah............................. 32

ix
1. Landasan Hukum Zakat ........................................................ 32
2. Landasan Hukum Infaq ......................................................... 33
3. Landasan Hukum Shadaqah .................................................. 34
C. Tujuandan Hikmah ZIS Bagi Masyarakat................................... 35
D. Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 37
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ................................. 37
2. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ............................. 40
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ........................................ 42
4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat .................................... 43
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 44
E. Keterampilan ............................................................................... 46
1. Pengertian Keterampilan ....................................................... 46
2. Jenis-Jenis Keterampilan ....................................................... 47
F. Mustahik Zakat............................................................................ 48
1. Pengertian Mustahik Zakat ................................................... 48
2. Standar Mustahik Zakat ........................................................ 49

BAB III PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM DAN


DHUAFA
A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa........................................................................ 54
B. Penghimpunan, Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ............. 58
1. Penghimpunan Dana ZIS ....................................................... 58
2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS ................................. 60
C. Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan GriyaYatim
dan Dhuafa.................................................................................. 60
1. Target Dari Program Pemberdayaan PEKAN ....................... 61
2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Dalam
Pemberdayaan Program PEKAN ......................................... 62

BAB IV PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN


MUSTAHIK ZAKAT
A. Mekanisme Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui
Program PEKAN padaYayasan Griya Yatim dan Dhuafa .......... 63

x
B. Dampak Pemberdayaan Mustahik Zakat Terhadap Peningkatan
Keterampilan Mustahik Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
..................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan................................................................................... 78
B. saran ............................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Study Terdahulu .................................................................................. 13


Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2013 ................................... 59
Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Pada
Program Pemberdayaan Tahun 2009-2015 ....................................... 73
Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak asrama Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa Tahun 2012-2014 ............................................................ 74

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Foto-Foto Kegiatan Program Pemberdayaan PEKAN ................... 68

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing


Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa
Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan Lulusan dan Anak mukim Yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa
Lampiran 6 Laporan Penyaluran Program
Lampiran 7 Legalitas Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
Lampiran 8 Brosur Program-Program Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat adalah tumbuh atau menumbuhkan, yaitu menumbuhkan dan

mengembangkan martabat manusia.Batasan ini, menegaskan keharusan zakat

sebagai pemberdaya kaum lemah.Zakat harus menjadi kekuatan pendorong,

perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya (mustahik).1 Kadar zakat

disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua

sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib.2 Dengan pengelolaan

yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk

memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.3

Dalil diwajibkanya pemungutan zakat, Allah SWT dalam Firmanya

sebagaimana dijelaskan dalam surat At- Taubah: 103:

               

   

1
Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Forum
Zakat,cet.Pertama Januari 2011), h.3
2
Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka,
cet. Pertama Oktober 2005), h.16
3
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.1

1
2

Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.s At-Taubah: 103).
Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi

juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang

dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) kepada

orang-orang miskin sesuai pedoman Syar’i (fuqoro) yang dikategorisasikan

dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana

potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi

masyarakat level bawah.4 Dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada

surat At-Taubah ayat 60:

   


     
      

                

 

Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
4
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1), h. 1
3

diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.s At-
Taubah: 60).
Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan

individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan

suka memberi, berakhlak dengan akhlak Allah, merupakan menifestasi syukur

atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan

kekayaan batin, dan menarik rasa simpati/cinta. bagi penerima, zakat

membebaskan penerima dari kebutuhan, dan menghilangkan sifat dengki dan

benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan

harta.Tujuan kedua memiliki dampak kehidupan kemasyarakatan secara luas

yaitu secara perlindungan (asuransi) dan jaminan sosial.5

Pengumpulan zakat tidak dapat melalui pemaksaan terhadap muzakki,

melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri

jumlah hartanya dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan

kepada BAZ/LAZ Lembaga Pengelolaan Zakat (LPZ). Idealnya UPZ

menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu

diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang diterima sebagai

sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi

pembatasan perbedaan yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.6

5
Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Litera Antar Nusa,1993), cet. Ke-3, h. 847-
885
6
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. 1, h.20
4

Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah salah satu metode

pendayagunaan dana zakat yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas

hidup fakir miskin melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada

mereka serta menekankan prinsip partisipasi.7

Dalam pendayagunaan, ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan

oleh Lembaga Amil Zakat ataupun Badan Amil Zakat.Kegiatan tersebut

diantaranya yaitu pengembangan ekonomi, pembinaan sumber daya manusia

(SDM), dan bantuan yang sifatnya sosial semata.8

Pendayagunaan zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan dana

zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang

mengharuskan pendayagunaan zakat diarahkan pada model produktif dari pada

model komsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 23 Tahun

2011 tentang pengelolaan zakat.9

Kemudian upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian

besar yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi, sosial, dan politik.

pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah dengan memberikan akses

kepada masyarakat, lembaga, dan organisasi masyarakat dengan memperoleh

7
Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari
http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html
8
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut
Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226
9
UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III ( Pendayagunaan Zakat)
Pasal 27.
5

atau memanfaatkan hak masyarakat bagi peningkatan kualitas kehidupannya,

karena penyebab ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan

akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, serta adanya kondisi

kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.10

Hal utama yang masih melandasi pendayagunaan zakat pada umumnya,

baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi sasaran

penyaluran zakat. Audit pendayagunaan, masih melandaskan diri pada

pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan

mustahik dan bisa mempertangungjawabkan dana yang diamanahkan melalui

lembaga zakat yang dikelolanya.11

Selain itu pendayagunaan zakat oleh beberapa lembaga pengumpul zakat

masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi

untuk menyelesaikan masalah sesaat. Zakat yang diberikan secara cuma-cuma

dalam bentuk karitas (kebaikan hati), padahal mustahik mampu berusaha,

selamanya tidak akan pernah mengubah mustahik menjadi muzakki. Bukan

mengentaskan kemiskinan tetapi melestarikan kemiskinan.12

10
Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat (yogyakarta): pustaka
pesatren, 2005), h. 211.
11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
12
Abdul Alim,”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmaal
Muamalat,”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010)
6

Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat (umat Islam) itu

kemudian didayagunakan untuk kepentingan masyarakat yang tidak mampu dan

berhak mendapatkan bagian dari harta zakat (mustahik).Pendayagunaan tersebut

harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi

zakat harta (mal), pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada usaha-

usaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq

dan shadaqah harus lebih diorientasikan pada usaha-usaha yang bersifat

produktif.13

Dengan adanya program-program lembaga zakat yang mendukung untuk

mengembangan potensi mustahik, salah satunya dari aspek sosial untuk

menunjang masa depan. Maka mustahik tidak perlu mengkhawatirkan berapa

banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan sedangkan pendapatan belum tentu

memenuhi kebutuhan hidupnya.Kemudahan adanya program-program yang

mendukung mustahik ini, dapat mengurangi beban mustahik.

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.kemiskinan di

Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah,

kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Kemiskinan alamiah

terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi

yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena

13
H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2002) h. 48
7

lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian dari anggota

masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain

yang tersedia, hingga mereka tetap hidup dalam kemiskinan. Persoalan

pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi

angkatan kerja di pedesaan.Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan

pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan.Pemberdayaan yang

tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan

pendayagunaan.14

Salah satu lembaga pengelolaan zakat yang mempunyai program dan

konsen terhadap pemberdayaan masyarakat atau mustahik adalah yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa (GYD). GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus

pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan, pengadministrasian

dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak shadaqah. Dari hasil

pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD melakukan pembuatan

program- program salah satunya dalam pemberdayaan masyarakat yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.

Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah

program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun

yang bersifat insidentil, program diantaranya berbentuk pelatihan keterampilan,

14
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf
8

pemberian modal usaha kepada pengusaha kecil, ataupun pengembangan sumber

daya manusia. Tujuanya untuk membantu masyarakat miskin khusunya para

yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN (Pelatihan

Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa), SIMANTAP (Santunan Peduli

anak Yatim dan Dhuafa non Panti), SMART Leadership Center (pelatihan dan

pengembangan SDM remaja-remaja dhuafa dari umur 13 tahun).

Program PEKAN yaitu Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan

Dhuafa merupakan program pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat

khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak

mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam

bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama

GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN

berupa Teknisi komputer, Handphone , sepeda motor, kursus menjahit,

merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim

maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang

tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap

bulan maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan

keterampilan dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang

dilakukan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa untuk meningkatkan

kesejahteraan mustahik dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia


9

kerjanya nanti. Dengan adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat

memberdayakan mustahik zakat sehingga mereka menjadi terampil dan

mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas

pelatihan yang mereka telah miliki dari pelatihan-pelatihan program PEKAN.

Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak

sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah

Kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya

perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan

pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang konsen pada masalah sosial

khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor

1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah

organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun

2009.15Hampir setiap tahunnya penghimpunan dana Zakat di yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada

tahun 2013 meningkat (Rp.4.51 miliyar) di bandingkan 2012 (Rp 3,11 milyar)

dan tahun 2011 (Rp 1,6 miliyar) kemudian 2010 (Rp 695 juta) sehingga total

15
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
pada tanggal 02 Desember 2014 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
10

penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91

milyar.16

Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk

skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program

PEKAN Pada Yayasan Griya Yatim Dan Dhuafa” .

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Terkait dengan latar belakng tersebut, maka penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?

b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat dalam peningkatan

keterampilan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

c. Bagaimana hasil program PEKAN Tersebut apakah anak yatim dan

dhuafa mandiri atau tidak?

2. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada

penulisan skripsi, maka penulis menganggap perlu untuk menyajikan

penulisan skripsi ini hanya sebatas pada penekanan sebagai berikut :

16
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 2
11

a. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik zakat

melalui program PEKAN.

b. Mustahik zakat mandiri atau tidak setelah mendapatkan program PEKAN.

c. Tempat penelitian di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan di asrama

yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

d. Penelitian dilakukan pada tahun 2015.

e. Penelitian ini menelusuri akan mempertanyakan pemberdayaan mustahik

zakat di Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sejak 2012-2014 (3 tahun

terakhir).

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan

sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program

PEKAN pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?

b. Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim & Dhuafa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah :

a. Untuk mengetahui mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui

program PEKAN yang dilakukan Griya Yatim & Dhuafa.


12

b. Untuk mengetahui dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap

keterampilansetelah mendapatkan program PEKAN pada Yayasan Griya

Yatim & Dhuafa.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, dapat membuat pencerahan bagi pihak-

pihak terkait :

a. Bagi Akademisi

Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pengetahuan tentang

zakat dan ekonomi syariah di tempat penulis menuntut ilmu.Sehingga

penulis bisa memberikan manfaat bagi para pencari ilmu.

b. Bagi Praktisi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi GYD atau pihak

terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi

kesejahteraan masyarakat sehingga tidak ada lagi kemiskinan dan bisa

meningkatkan perekonomian negara.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan tambahan nilai kesejahteraan agar selalu

menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan aktivitas

perekonomian serta pendidikan.


13

D. Tinjauan (Review) Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang

akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian

sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut

akan memaparkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, sehingga menjadi

jelas bagaimana penelitian ini penting dilakukan.

Table 1.1 Study Terdahulu

No Nama Peneliti, Keterangan dan Isi Perbedaan dengan

Judul Penelitian Penulis

Penelitian

1. Amelia Skripsi ini membahas Sedangkan penelitian

tentang bagaimana skripsi ini membahas


“Pemberdayan
pemberdayaan masyarakat mengenai “Pemberdayaan
n Masyarakat
Mustahik Zakat Melalui
melalui pelatihan teknisi
Melalui
Program PEKAN Pada
handphone di Institute
Pelatihan Yayasan Griya Yatim dan
Kemandirian Dompet
Keterampilan Dhuafa”. Penelitian ini
Dhuafa dilaksanakan.
Teknisi untuk mengetahui
Kemudian bagaimana
HandphoneDi bagaimana mekanisme
pelatihan keterampilan
Institut pemberdayaan mustahik
14

Kemandirian teknisi handphone di zakat melalui program

Dompet Institut Kemandirian PEKAN pada Yayasan

Dhuafa”.Konse Dompet Dhuafa dan Griya Yatim & Dhuafa dan

bagaimana dampak
ntrasi apakah memberikan
pemberdayaan mustahik
Pengembangan kontribusi kepada
zakat terhadap peningkatan
Masyarakat semangat kemandirian
keterampilan mustahik
Islam, Fakultas pada pelakunya.
pada Yayasan Griya Yatim
Dakwah dan
& Dhuafa. Metode yang
Komunikasi,
digunakan adalah dengan
UIN Jakarta, menggunakan pendekatan

Tahun 2009. kualitatif. Dengan

pengumpulan data berupa

kepustakaan dan penelitian

lapangan.

2. Aceng Skripsi ini membahas Sedangkan penelitian

Taryana“Peran tentang membahas skripsi ini membahas

mengenai pemberdayaan mengenai “Pemberdayaan


an Zakat
Mustahik Zakat Melalui
Dalam masyarakat melalui
Program PEKAN Pada
Pemberdayaan program ketahanan
Yayasan Griya Yatim dan
Masyarakat pangan ubi. Tujuan
Dhuafa”. Penelitian ini
Melalui penelitian ini untuk
untuk mengetahui
15

Program mengetahui mekanisme, bagaimana mekanisme

Ketahanan aplikasi dan sejauh mana pemberdayaan mustahik

zakat melalui program


Pangan Ubi”. efektifitas penyaluran
PEKAN pada Yayasan
(studi kasus dana zakat yang
Griya Yatim & Dhuafa dan
masyarakat dilakukan Masyarakat
bagaimana dampak
mandiri Dompet Mandiri Dompet Dhuafa
pemberdayaan mustahik
Dhuafa di dalam mengembangkan
zakat terhadap peningkatan
Kabupaten program ketahan pangan
keterampilan mustahik
Kuningan Jawa ubi. Metode yang
pada Yayasan Griya Yatim
Barat). digunakan adalah & Dhuafa. Metode yang

Konsentrasi penelitian kualitatif digunakan adalah dengan

Perbankan dengan mendapatkan data menggunakan pendekatan

Syariah, atau informasi melalui kualitatif. Dengan

Fakultas Syariah observasi, wawancara, pengumpulan data berupa

kepustakaan dan penelitian


dan Hukum, kamera dan dokumentasi.
lapangan.
UIN Jakarta,

Tahun 2011.
16

3. Aditya Penelitian membahas Sedangkan penelitian

Ramadhan penyaluran dana zakat skripsi ini membahas

mengenai “Pemberdayaan
“Analisa melalui pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Pemberdayaan masyarakat . Tujuan
Program PEKAN Pada
Zakat Dalam penelitian ini untuk
Yayasan Griya Yatim dan
Mensejahterak mengetahui pengaruh dari
Dhuafa”. Penelitian ini
an zakat dalam
untuk mengetahui
Perekonomian mengingkatkan
bagaimana mekanisme
Mustahik”.(stu kesejahteraan mustahik
pemberdayaan mustahik
di kasus pada dan seberapa besar tingkat zakat melalui program

lembaga amil keberhasilan dari program PEKAN pada Yayasan

zakat Sejahtera yang telah dilakukan oleh Griya Yatim & Dhuafa dan

Ummat Pondok Lembaga Amil Zakat bagaimana dampak

Aren- Sejahtera Ummat. Metode pemberdayaan mustahik


zakat terhadap peningkatan
Tanggerang). yang digunakan adalah
keterampilan mustahik
Konsentrasi penelitian kualitatif
pada Yayasan Griya Yatim
Perbankan dengan mendapatkan data
& Dhuafa. Metode yang
Syariah, atau informasih melalui
digunakan adalah dengan
Fakultas Syariah observasi, wawancara dan
menggunakan pendekatan
dan Hukum, studi documenter. kualitatif. Dengan
UIN Jakarta, pengumpulan data berupa
17

Tahun 2013 kepustakaan dan penelitian

lapangan.

4. Abdul Alim Penelitian membahas Sedangkan penelitian

“Pemberdayaa pemberdayaan ekonomi skripsi ini membahas

mustahik dengan zakat mengenai “Pemberdayaan


n Ekonomi
perusahaan.Tujuan penelitian Mustahik Zakat Melalui
Mustahik
ini untuk mengetahui Program PEKAN Pada
Zakat
pendistribusian dan Yayasan Griya Yatim dan
Perusahaan
pencapaian memberdayakan Dhuafa”. Penelitian ini
Pada
ekonomi mustahik melalui untuk mengetahui
Baitulmall
zakat perusahaa secara bagaimana mekanisme
Muamalat” produktif oleh Baitull pemberdayaan mustahik
Konsentrasi Muamalat selaku lembaga zakat melalui program

Perbankan zakat. Metode yang PEKAN pada Yayasan

Syariah, digunakan adalah penelitian Griya Yatim & Dhuafa dan

Fakultas Syariah kualitatif dengan bagaimana dampak

dan Hukum, mendapatkan data atau pemberdayaan mustahik

informasih melalui zakat terhadap peningkatan


18

UIN Jakarta, wawancara dan studi keterampilan mustahik

Tahun 2010. documenter. pada Yayasan Griya Yatim

& Dhuafa. Metode yang


.
digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan

kualitatif. Dengan

pengumpulan data berupa

kepustakaan dan penelitian

lapangan.

Sementara itu, penelitian yang ingin penulis bahas yaitu tentang

“Pemberdayaan Mustahik Zakat Melalui Program PEKAN Pada Yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Bagai

mana mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa dan Bagaimana dampak pemberdayaan

mustahik zakat terhadap peningkatan keterampilan mustahik pada Yayasan Griya

Yatim & Dhuafa dengan menggunakan metode Kualitatif dan pendekatan

Deskriptif.
19

E. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi, maka penulis perlu

menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini, diantaranya,

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa, pendayagunaan dan pemberdayaan.

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sebagai sebuah organisasi sosial yang

fokus pada aspek sosial, GYD melakukan kegiatan pengumpulan,

pengadministrasian dan pendistribusian atau pendayagunaan zakat, infak

shadaqah.Dari hasil pengumpulan yang dilakukan oleh GYD, maka GYD

melakukan pembuatan program- program pemberdayaan dalam meningkatkan

kesejahteraan mustahik.

Pendayagunaanzakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu

ditentukan sebagai berikut :

1. Bersifat edukatif, produktif, agar penerima zakat pada suatu masa tidak

memerlukan zakat lagi dan diharapkan menjadi orang yang membayar

zakat.

2. Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnussabil, pembagian zakat itu

dititikberatkan pada pribadinya bukan pada lembaga hukum yang

mengurusnya. Kebijaksanaa ini dilakukan agar unsure pendidikan yang

dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa


20

3. Bagi kelompok amil, gharimin, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan

pada badan hukumny atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan

aktivitas-aktivitas keislaman. 17

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata Pemberdayaan diterjemahkan

sebagai upaya pendayagunaan, pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil

yang memuaskan.

Kemudian istilah Pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas

horison pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan

potensial,pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini

berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah

yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pilihan-

pilihan.18

Sedangkan tujuannya pemberdayaan Masyarakat adalah terwujudnya

kemandirian masyarakat dalam berusaha dengan kelembagaan yang tangguh

sehingga masyarakat sejahtera.19

Dalam kegiatan program pemberdayaan PEKAN, Yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa melakukan pelatihan life skill seperti, yaitu Teknisi computer, HP,

sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga dan lain-lain.

17
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Universitas
Indonesia (UI Press), 1988, cet.1), h,68-69
18
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1),h, 53-54
19
Tujuan Pemberdayaan Masyarkat, di akses pada tanggal 08 Desember 2014 dari
http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-pesisir.htm
21

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pemberdayaan kepada Yatim dan

Dhuafa yang dikhususkan kepada remaja yang dilakukan Yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa sangat membantu bagi anak-anak Yatim dan Dhuafa setelah mereka

dewasa dalam menghadapi tantangan didunia pekerjaan nantinya.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

analisis deskriptif, yaitu pengumpulan data yang berupa kata-kata, gambaran

dan bukan angka-angka.20Adapun data yang bersifat angka hanya dijadikan

sebagai data pelengkap penelitian.Data yang sudah dikumpulkan, diolah dan

dijelaskan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan gambaran sistematis

dan akurat mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian analisis merupakan

penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau

kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-

rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.

20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet.kedua, h. 11
22

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua metode pengambilan data, yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik

dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil

pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. 21Data yang

dipeoleh adalah data penerima pemberdayaan program PEKAN, data

penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan GRIYA YATIM &

DHUAFA.

b.Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain

misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram. 22

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang

akan membantu pengetahuan dengan bantuan berupa buku- buku, majalah,

catatan, dokumen- dokumen atau website yang memang perlu diketahui si

peneliti.

21
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42.
22
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42.
23

b. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan langsung ke lapangan dengan mendatangi

kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terletak di Jl. Virgin

Island NA-7 De Latinos, BSD Rawa Buntu Kec. Serpong Tanggerang

Selatan. Serta langsung bertemu dengan sebagian penerima pemberdayaan

untuk melakukan wawancara dan observasi langsung. Dari hasil penelitian,

penulis mendapatkan data dengan cara berikut:

1) Dokumenter

Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan dokumen-dokumen GYD yang

berhubungan dengan program PEKAN, dan data penerimapemberdayaan

untuk dipelajari agar memudahkan penelitian.

2) Wawancara

Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh

pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab

langsung kepada pihak pertama pelaksana program PEKAN GYD di kantor

pusat GYD. Sedangkan Pihak kedua penerima pemberdayaan.

3) Observasi

Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala-gejala


24

yang diselidiki.23Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan cara

mengamati langsung di Griya Yatim & Dhuafa.

4. Pedoman Penulisan

Pedoman skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, UIN Press, 2012”.

G. Sistematika Penulisan

Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan serta untuk mempermudah

analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam

sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang

dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing

yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, kerangka teori,

metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan teori mengenai

pengertian Zakat, Infaq,Shadaqah beserta landasan hukumnya, fungsi


23
Cholid dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003, cet. 5), h. 70
25

dan peran ZIS bagi masyarakat, pengertian pemberdayaan masyarakat,

tahap-tahap pemberdayaan masyarakat, proses pemberdayaan

masyarakat, indikator pemberdayaan masyarakat, tujuan

pemberdayaan masyarakat,pengertian keterampilan, jenis-jenis

keterampilan, pengertian mustahik zakat, standar mustahik zakat

BAB III: PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN GRIYA YATIM &

DHUAFA

Dalam bab ini, penulis memuat tentang, sejarah dan perkembangan

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa, Dasar Hukum Yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa, Penghimpunan Zakat, Pengelolaan Zakat,

Penyaluran Dana Zakat dan Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa.

BABIV: PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN

MUSTAHIK ZAKAT

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan mengenai ,

program PEKAN, Bagaimana mekanisme pemberdayaan mustahik

zakat melalui program PEKAN pada yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa, Bagaimana dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap

peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa. Dari data-data yang diperoleh dari penelitian hingga diketahui

hasilnya, yang kemudian dilakukan analisis terhadap hasil guna dan

mendapatkan kesimpulan.
26

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab penutup ini mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan

yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang

dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.


BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Zakat, Infaq dan Shadaqah

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah.Oleh karena kata


dasar zakat adalah zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan
bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah mengelurkan zakat
diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi besih, 1 sebagaimana firman Allah
swt dalam surt al-ataubah: 103,

 
   



Artinya:
”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(Q.S At-Taubah:103)

Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih

pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para Muzakki

1
Fakhruddin,M.HI., Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press,
2008, cet.1), h.13-14

27
28

dapat membersihkan dan mensucikan hati manusia, tidak lagi mempunyai

sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir.

Wahbah Al-Zuhayly mengungkapkan beberapa pendapat ulama mazhab

tentang definisi Zakat:2

a. Menurut Mazhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang

khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas

kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak

menerimanya (mustahiq)-nya jika harta kepemilikan itu penuh dan

mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.

b. Menurut Mazhab Hanafi, zakat adalah menjadikan sebagian harta yang

khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang

ditentukan oleh syari‟at karena Allah swt. Dikeluarkan hanya untuk

mengharapkan ridha Allah SWT semata.

c. Menurut Mazhab Syafi‟i, zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya

harta atau tubuh sesuai cara khusus.

d. Sedangkan Menurut Mazhab Hanbali, zakat adalah hak yang wajib

(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.

2
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk
(Bandung: Remaja Rosada,2008) h.83
29

Dari keempat pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa zakat

suatu kewajiban yang ditentukan terhadap harta tertentu dalam waktu tertentu

dan batasan tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu.

Didin Hafidhuddin mengutip Majma’ al-Lughah al-Arabiyyah, al-

Mu’jam al-Wasith bahwa ditunjukan dari segi bahasa, kata zakat mempunyai

beberapa arti, yaitu al-barakah (keberkahan), al-nama (petumbuhan dan

perkembangan), al-thaharah (kesucian), dan al-shalah (keberesan).3

2. Pengertian Infaq

Dijelaskan dalam surat Ali-Imran ayat 134:


   
  
  
 



Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.(Q.S Ali Imran:134)

3
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004), h.7
30

Jika zakat diberikan kepada mustahik tertentu maka infak boleh

diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat,

tetangga dan lain sebagainya.4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat

Al-Baqarah ayat 215:

 
  
     

 
  
 
   
 
 

Artinya:
“mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka
Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”.(Q.S Al-Baqarah:215)

3. Pengertian Shadaqah

Sedekah secara semantik lafal “shadaqah” berasal dari “shadaqa” yang

bermakna benar, atau lawan berdusta. Kemudian lafal tersebut digunakan

sebagai sebua tern dalam syari‟ah islam, yang mengungkapkan “harta yang

dikeluarkan setiap manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah”. Dan

digunakan lafal tersebut untuk kepentingan ungkapan makna di atas, karena

mengeluarkan harta untuk kepentingan taqarrub kepada Allah merupakan

4
Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, (Jakarta: PT.Gema
Insani press, 1998), h. 14-15
31

suatu sikap dan perbuatan benar untuk dilakukan setiap muslim, dalam upaya

membangun citra keislaman dan ketaqwaannya.5

Kemudian sedekah adalah pemberian sukarela yang dilkukan oleh

seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin, setiap

kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun

waktunya. Lembaga sedekah sangat digalakan oleh ajaran islam untuk

menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedekah

tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga dapat

berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang

dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain, terutama dalam

kategori sedekah.6Banyak ayat al-Qur‟an yang berhubungan dengan sedekah

di antaranya salah satunya:

       


 

Artinya:
“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak
menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa”.(Q.S Al-Baqarah:276)

5
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 5-6
6
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,
cet.pertama 1988), h.23
32

B. Landasan Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah

1. Landasan Hukum Zakat

Zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua

Hijriyah.Pewajibnya terjadi setelah pewajiban puasa bulan Ramadhan dan

zakat fitrah.Tetapi, zakat tidak diwajibkan atas para Nabi.Pendapat yang

terakhir ini disepakati para ulama karena zakat dimaksudkan sebagai

penyucian untuk orang-orang yang berdosa, sedangkan para Nabi terbebas

dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan

disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi.

Dalam Al-Qur‟an, zakat digandengkan dengan kata “Shalat” dalam

delapan puluh dua tempat. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki

keterkaitan yang sangat erat. Zakat diwajibkan dalam Al-Qur‟an, sunnah dan

ijma‟ulama.7

a) Adapun dasar hukum kewajiban zakat diantaranya dalam surat Al-

Baqarah:43:

    

Artinya:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-

orang yang rukuk”.(Qs. Al-Baqarah: 43)


7
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk
(Bandung: Remaja Rosada,2008) h.89
33

b) Dalil Sunnah

Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan antara lain: yaitu dalam

hadits riwayat Ibnu Umar ra. Rasulullah SAW bersabda:

ًَ‫عل‬
َ ‫ي االٍ ْسالَ ُم‬
َ ِ‫ بُن‬:‫لن‬
َ ‫س‬َ ‫علَ ْي ِو َو‬
َ ُ‫صلًَ هللا‬ ُ ‫ع ْن ُه َوا قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْى ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬ ُ ‫ع ْي اِب ِْي‬
ِ ‫ع َو َر َر‬ َ
ِ‫ص َالةِ َواِ ْيت َا ُء الزَ َكاة‬ ُ ‫ش َهادَة ُ ا َ ْى الَ اِلوَ ا َِال هللاُ وأَىَ ُه َح َوذًا َر‬
َ ‫ َوأِقَا ُم ال‬,ِ‫س ْى ُل هللا‬ َ :‫خ َْو ٍس‬
َ ‫َو ْال َح ُج َو‬
8
)‫ضاىَ (روه البخاري‬ َ ‫ص ْى ُم َر َه‬

“Dari Ibnu Umar, Rasulullah bersabda: Islam dibangun di atas lima


perkara. Mengakui bahwasanya tiada Tuhan selain Allah dan mengakui
bahwasanya Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji, dan puasa di bulan Ramadhan. (Riwayat Imam Al-
Bukhori 2:2)

c) Ijma‟ Ulama‟

Para ulama baik salaf (klasik) maupun khalaf (kontemporer) telah

sepakat tentang adanya kewajiban zakat dan merupakan salah satu rukun

Islam serta menghukumi kafir bagi yang mengingkari kewajibannya.9

2. Landasan Hukum Infaq

Bahwa Allah mengemukakan anjurannya kepada umat islam agar

membangun citra keislaman dan ketaqwaannya melalui amal harta, yakni

menginfakkan sebagian dari yang dimiliki dan disukainya dalam jalur-jalur

8
Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam.
Amiruddin, Lc (Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004), h 57
9
Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia.( Malang: UIN Malang Press, 2008)
h.23
34

yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin sera jalur-jalur lainya.10

Kemudian Infak hukumnya sunat dan dianjurkan Allah melalui firmanya

dalam surat Ali-Imran ayat 92:

   


 
 
 
 

Artinya:
”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja
yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Al-
Imran:92)

3. Landasan Hukum Shadaqah

Hukum dan ketentuan shadaqah dalam hal ini sama dengan ketentuan

infak. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah

memiliki arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non materi,

seperti memberikan jasa, mengajarkan ilmu pengetahuan, mendo‟akan orang

lain dan sebagainya juga masuk dalam kategori shadaqah.11

Dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 261:

10
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 10
11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
35

 
 
  
 

 
  
   

Artinya:
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.danAllah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah:261)

C. Tujuan dan Hikmah ZIS bagi Masyarakat

Tujuan disyariatkanya ibadah zakat yaitu, membangun kemaslahatan hidup

orang yang membayar zakat itu sendiri, serta membangun kemaslahatan orang

yang menerima zakat. Orang yang membayara zakat akan semakin kuat

akumulasi pahalanya, dan akan semakin mempunyai rasa aman dalam

lingkungan sosialnya. Sedangkan orang yang menerima zakat, akan terbantu

dalam menyelesaikan berbagai problema kehidupannya yang terus dililit

berbagai kesulitan ekonomi. Dengan zakat, di samping terbantu untuk memenuhi

kebutuhan konsumtifnya, juga akan terbantu dalam meningkatkan taraf hidup

mereka, dengan menjadikan harta zakat sebagai modal usaha produktif.

Demikian pula dengan tujuan infak/sedekah.12

12
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 13
36

Inilah tujuan syar‟I dari penetapan zakat sebagai salah satu kewajiban

dalam syari‟ah islam, serta penetapan infak/sedekah sebagai salah satu perbuatan

baik yang sangat dianjurkan dalam syaria‟ah islam. Sedangkan hikmah-

hikmahnya:

1. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang akan terpelihara dirinya dari

berbagai perbuatan dosa, karena harta adalah cobaan. Berbagai perbuatan

maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan

muncul sikap hedinisme yang merupakan kecendrungan natural dari

susunan biologisnya sebagai manusia. Sikap hedonis inilah yang

merupakan pangkal berbagai perbuatan maksiat.

2. Denagn zakat dan infak/sedekah orang-orang fakir miskin, khusunya fakir

miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupanya, dan bias terbebas dari

jerat-jerat kemiskinan, dengan memberikan zakat sebagai modal usaha

mereka.

3. Dengan zakat dan infak/sedekah seseorang juga bias membina sikap

kepribadian hidupnya untuk menjadi orang-orang humanis yang memiliki

kepedulian terhadap kesulitan kehidupan orang lain. Dia akan menjadi

orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sikap kikir yang tidak

disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka

akan dicintai oleh masyarakat kecil, dan kian kecil ancaman-ancaman

kekerasan sosialnya yang timbul akibat kesenjangan kaya-miskin.


37

4. Dengan zakat dan infak/sedekah juga, seseorang dapat memperlihatkan

sikap syukur terhadap nikmat-nikmat dan karunia Allah yang telah

diterimanya. Dan Allah menjamin orang yang pandai mensyukuri nikmat

yang telah diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih

besar dari pada yang dikeluarkan. 13

Jadi zakat, infaq dan shadaqah mempunyai landasan hukumnya. Zakat

yang di wajibkan menurut dalil Al-Quransunah dan ijma ulama. Kemudian

infaq dan shadaqah juga begitu dalam Al Qur‟an banyak di sebutkan dalil

yang memerintahkanya.

D. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam upaya

menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada seseorang/individu

atau kelompok.Pemberdayaan berhubungan dengan upaya untuk merubah

kemampuan seseorang, keluarga, atau kelompok dari keadaan tidak memiliki

kemampuan/kekuatan/keberdayaan menuju keadaan yang lebih baik.14

Menurut Habiyullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja sama

antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan. Keduanya

13
Ibid, h. 13-14
14
Dr.N.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag, Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
Pemberdayaan Ekonomi, (Ciputat: Wahana Kardofa FAI UMJ, cet. Pertama Maret 2012), h.223
38

merupakan suatu-kesatuan yang integral untuk mewujudkan kesejahteraan dan

kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola

bersama oleh semua pihak yang terjadi dari: pihak pemerintah, swasta, dan

Masyarakat.15

Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarah guna

meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu

menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih

besar.Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan niai tambah paling

tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal.Yaitu akses terhadap

sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.16

Pemberdayaan juga adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Pemberdayaan sebagai suatu proses

merupakan suatu yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok

masih ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku

pada suatu program saja. Sedangkan sebagai tujuan, maka pemberdayaan

menunjukan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan

15
Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,
(Jakarta: Balntika, Cet. Pertama, 2004), h.99
16
Erna erawati cholitim dan Juni Tamrin, Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil di Indonesia, (Bandung: Yayasan Akita, 1997), h.238
39

atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan

diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan

tigas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan sering kali

digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah

proses.17

Adapun pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai cirri-

ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut:

a. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai

b. Mempunyai wadah yang terorganisir

c. Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan

kebutuhan dan sumber daya setempat.

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap

pemberdayaan18

Kemudian upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dilakukan

dengan cara, yaitu:

17
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.59-60
18
Lili Bariadi, Muhamad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.47
40

a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwiraswasta, bergelut

dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi

tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.

b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah

sukses dan sejahtera.

c. Membantu masyarakat utuk membuat analisis situasi usaha yang

prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah

berbisnis.

d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan19

2. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pemberdayaan tidak langsung tebentuk atau terjadi secara

langsung maupun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni:

a. Tahapan persiapan

Tahapan ini meliputi penyiapan petugas (community development),

dimana tujuan utama ini adalah untuk menyamakan persepsi antar

anggota agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam

melakukan pengembangan masyarakat. Sedangkan pada tahap penyiapan

lapangan, petugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal

dengan kelompok sasaran.

19
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial
(Jakarta: UI-Press, 2003), h.237 -238
41

b. Tahap Assessment

Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan mengidentifikasi

masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya manusia yang

dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat pula digunakan teknik

SWOT, dengan melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman.

c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan

Pada tahap ini agen perubah (agen of change) secara partisifatif mencoba

melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya.

d. Tahapan Pemformulasikan Rencana Aksi

Pada tahap ini agen membantu masing-masing kelompok untuk

merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan

mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

e. Tahap Pelaksanaan (Implementasi) Program

Tahap pelaksaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial

(penting) dalam proses pengembangan masyarakat, karena sesuatau yang

sudah direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksaan

dilapangan bila tidak ada kerja sama antar warga.

f. Tahap Evaluasi

Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program yag sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya

dilakuan dengan melibatkan warga.


42

g. Tahap Terminasi

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran.Terminasi dilakukan seringkali bukan karena

masyarakat sudah dapat dianggap mandiri. Tetapi tidak jarang terjadi

karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melibihi jangka waktu

yang ditetapkan sebelumnya, atau karena sudah melibihi jangka waktu

yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak

ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.20

3. Proses Pemberdyaan Masyarakat

Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatau yang

berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin melakukan

perubahan serta perbikan dan tidak hanya terpaku pada satu program

saja.21Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahap:

1. Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdaya guna dan

tidak memberdayakan.

2. Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak

pemberdayaan.

3. Mengidentifikasi masalah.

4. Mengidentifikasi basis daya yang bermakna.


20
Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”(Skripsi SI Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
21
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta:
Penerbit Fakultas Ekonomi UI, seri II 2002), h.173
43

5. Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikan.22

4. Indikatr Pemberdayaan Masyarakat

Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses

sering kali diambil dari tujuan sebuah pemberdayaan yang menunjukan

kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial,

yaitu: masyarakat miskin yang berdaya memiliki kekuasaan atau memiliki

pengetahuan dan kemampuan memenuhi kebutuhan baik yang bersifat fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencarian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan.23

sedangkan indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur

pelaksanaan program-program dari sebuah pemberdayaan masyarakat adalah

sebagai berikut:24

a. Berkurangya penduduk miskin

b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh

penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

c. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga miskin dilingkunganya.

22
Nanich Machendra dan Agus Ahmad Syafe‟I, pengembangan Masyarakat Islam
(Bandung: Rosdakarya, cet.pertama 2001), h.25
23
Achmad Subianto, Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, (Yayasan Bermula Dari
Kanan: Jakarta, 2004), h.40.
24
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat Sosial,
(Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1999), h.29.
44

d. Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan semakin

berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, semakin kuatnya

permodalan kelompok, semakin rapih sistem administrasi kelompok, serta

semakin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain didalam

masyarakat.

e. Meningkatkan kepastian masyarakat dan pemerataan pendapatan yang oleh

peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi

kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan Pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat,

khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena

kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi

eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil).25

Kemudian Tujuan pemberdayaan juga adalah mendirikan manusia atau

membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara

berkesinambungan.Oleh karenanya, pemberdayaan atau pengembangan

masyarakat adalah upaya untuk memperluas pilihan bagi masyarakat.Ini

berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang

bermanfaat bagi dirinya.Untuk itu setiap pemberdayaan diarahkan untuk

25
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.60
45

peningkatan martabat manusia sehingga menjadikan masyarakat maju dalam

berbagai aspek.26

Namun, pemberdayaan duafa yang berbasiskan zakat infaq shadaqah

memiliki tujuan lebih luas bukan sekedar aspek materi melainkan ada tujuan

lain, sebagai berikut:

1. Memperteguh Keimanan

Memperkuat keimanan merupakan landasan utama dari pendayagunaan

zakat bukan hanya pembangunan apek ekonomi.Pembangunan sumber

daya manusia (human resource) memiliki pengaruh yang sangat penting

terhadap pembangunan berbagai aspek. Karena, kekuatan sumber daya

manusia akan memberikan motivasi kuat bagi seseorang untuk berusaha

atau meningkatkan kehidapan dalam segala aspek. Nilai keimanan berupa

sifat sabar, tawakal dan keinginan kuat untuk berusaha merupakan energy

yang mampu membangkitkan semangat kaum dhuafa.

2. Meningkatkan Kualitas Hidup yang terdiri dari aspek ekonomi sehingga

keluar dari perangkap kemiskinan (pover trap). Begitu pula aspek

kesehatan agar menjadi manusia yang sehat dan kuat terhindar dari

berbagai penyakit. Tak kalah penting dari aspek ekonomi dan kesehatan

yaitu bidang pendidikan. Dengan keunggulan dalam pendidikan dapat

26
Deden Fajar Badruzzaman, Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di Pondok
Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor),”(Skripsi SI
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
46

melahirkan manusia yang unggul keluar dari ketertinggalan dan

kebodohan.

3. Menumbuhkan jiwa enterprenuership agar dapat mandiri

Kemandirian merupakan sesuatu yang sangat penting, bahkan lebih bernilai

dari materi. Menumbuhkan kemandirian berwirausaha dalam jiwa

seseorang untuk akan lebih mendorong keberhsilan sehingga tercapai

tujuan yang dicita-citakan. Hal demikian menjadi prinsip dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat.

E. Keterampilan

1. Pengertian Keterampilan

Menurut Kamus Besar Indonesia, Keterampilan berasal dari kata

terampil yang berarti kecakapan dalam menyelesaikan tugas. 27Menurut W.

Gulo keterampilan tidak mungkin berkembang kalau tidak didukung oleh

sikap, kemauan dan pengetahuan.Manusia merupakan pribadi yang unik,

dimana aspek rohaniah, mental intelektual dan fisik merupakan satuan

kesatuan yang utuh.28

Keterampilan sangat erat kaitanya dengan sumber daya manusia. The

Liang Gie mengemukakan pengertian keterampilan sebagai berikut:

27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), Cet Ke-4 Ed. Ke-3, h. 1180.
28
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 51.
47

keterampilan adalah kegiatan menguasai sesuatu keterampilan dengan

tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus dibarengi dengan kegiatan

praktik, berlatih, dan mengulang-ulang suatu kerja. Seseorang yang

memahami semua asas, metode pengetahuan dan teori dan mampu

melaksanakan praktis adalah orang yang memiliki keterampilan.29

Menurut Littre didalam buku Maurice Duvenger, bahwa pengertian

keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu kemahiran atau

manufaktur khusus.30

Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa pendidikan ketarmpilan

merupakan upaya atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dalam hal

keterampilan kemudian sikap dan kemampuan dengan tujuan peserta dapat

belajar hidup mandiri dalam melaksanakan

1. Jenis-Jenis Keterampilan

Mengenai keterampilan menurut Sardiman A.M dalam Ari Kurniawan

ada dua jenis keterampilan umumnya meliputi:

a. Keterampilan Jasmani, yaitu keterampilan yang dapat dilihat dan

diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampian gerak atau

penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar.


29
Drs. Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi:
Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 70.
30
Maurice Duvenger, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 79.
48

b. Keterampilan Rohani, yaitu keterampilan yang menyangkut persoalan-

persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk

menyelesaikan dan merumuskan masalah atau konsep.31

F. Mustahik zakat

1. Pengertian Mustahik Zakat

Mustahik zakat ialah orang-orang yang berhak menrima zakat. Pada

ayat 60 surat Al-Taubah, dijelaskan kelompok-kelompok yang berhak

menerima zakat, yaitu Allah SWT berfirman:

  


    
     
   

       


       

 

Artinya:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

31
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, (Skripsi
SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KOmunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 53.
49

jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana”.(Q.S At-Taubah:60)

Seperti yang tertera dalam Al-qur‟an surat at-taubah ayat 60 mustahik

zakat terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi

menjadi dua bagian, diantaranya:

a. Golongan yang mengambil hak zakat untuk memenuhi kebutuhan

mereka, seperti: fakir, miskin, hamba sahaya dan ibnu sabil.

b. Golongan yang mengambilhak zakat untuk memanfaatkan harta

tersebut, seperti pegawai zakat (amil), muallaf, orangyang mempunyai

banyak hutang untuk kepentingan yang berpiutang dan orang yang

berperang di jalan allah.32

2. Standar Mustahik Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-Qur‟an

surat At-Taubah ayat 60, dari ayat tersebut sudah ditetapkan bahwa mustahik

zakat dibagi menjadi delapan ashnaf, kedelapan golongan tersebut adalah:

1. Fakir

Orang fakir adalah orang yang sangat miskin dan hidupnya menderita,

tidak memiliki apa-apa untuk hidup atau orang-orang yang sehat dan

32
Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly,ekonomi zakat, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada
2006), h.68
50

jujur tetapi tidak mempunyai pekerjaan sehingga tidak mempunyai

penghasilan.

2. Miskin

Orang miskin adalah orang yang mempunyai mata pencarian atau

berpengasilan tetap, tetapi penghasilanya belum mencukupi standar

hidup bagi diri dan keluarganya.Orang miskin disebut juga orang yang

memiliki pekerjaan, tetapi penghasilnya tidak dapat dipakai untuk

memenuhi hajat hidupnya.Orang fakir, menurut mazhab Syafi‟I dan

Hambali, lebih sengsara dibandingkan orang miskin.Orang fakir ialah

orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan

atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja, tetapi pengahasilanya tidak

melebihi dari pada setengah keperluanya sendiri dan orang-orang yang

berada dibawah tanggung jawabnya.33

3. Amil

Amil (pengelola) zakat adalah, orang-orang yang mengurus pelaksanaan

zakat, memilih-milih, meneliti orang-orang yang membutuhkan,

kemudian membagi-bagikannya kepada orang yang berhak

menerimanya..Menurut pendapat Abu Hanifah dan Imam Malik, mereka

diberikan haknya sesuai dengan pekerjaan dan dicukupi kebutuhan-

kebutuhnya secara makruf, seperti halnya hakim, jaksa dan

pejabat.Sedangkan Menurut Imam Syafi‟I, mereka mendapat


33
Rahman Al-Zahrul, Dokrin Ekonomi Islam, (Jakarta: Dana Bakti Wakaf, 1995), h. 295
51

seperdelapan. Oleh karenya kerja pengurus zakat mendapat imbalan

yang sudah maklum atas pekerjaan yang dilakukan amil da;am

kedudukanya sebagai pekerja, maka ia berhak mengambil imbalan

meskipun dia orang kaya, memiliki harta satu nisab.34

4. Mu‟allaf

Yang temasuk dalam kelompok ini antra lain orang-orang yang lemah

niatnya untuk masuk islam, mereka diberikan bagian dari zakat agar niat

mereka masuk islam menjadi kuat dan kelompok ini diharapkan

kecendrungan hati dan keyakinany untuk beriman kepada Allah SWT.

Mencegah agar mereka tidak berbuat jahat bahkan diharapkan mereka

akan mereka akan membela atau menolong kaum muslimin sehingga

orang-orang yang baru memeluk islam yang mungkin kehilangan

hartanya sangat terbantu untuk keperluan peningkatan keimanan dan

kehidupannya.

5. Riqab

Riqab artinya mengeluarkan zakat untuk memerdekakan budak sehingga

terbebas dari dunia perbudakan.35Tetapi perbudakan dalamdalam bentuk

34
Prof. Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, (Jakarta: PT. Pustaka
Fir,daus, 1995) h.151-152
35
Wahbah Al-Zahayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 285
52

lain masih banyak. Misalnya, masyarakat Islam yang tertindas baik oleh

penjajahan atau dominasi golongan lain.36

6. Gharim

Gharimin adalah orang-orang yang berhutang dalam kebaikan dan

mengalami kesukaran pengembalian hutangnya itu, sehingga perlu

dibantu untuk meringankan beban pembayaran hutangnya itu, baik

berhutang karena dirinya sendiri, maupun karena perbuatan orang lain.

Jika seseorang berhutang karena perbuatan dirinya sendiri, harus diberi

bagian dari zakat jika fakir. Tapi jika hutang karena perbuatan orang

lain, dia berhak menerima zakat, walaupun dia dalam keadaan kaya.

Demikian pandangan ulama Syafi‟iyah.Sedangkan para ulam Hanafiyah

berpendapat, bahwa seseorang yang punya hutang dan tidak memiliki

cukup uang untuk membayarnya.Termasuk gharim yang wajib dibantu

dengan zakat.Demikian pula menurut ulama Malikiyah dengan

pembatasan bahwa hutangnya itu bukan sebagai akibat dari perbuatan

maksiat.

7. Sabilillah

Sabilillah pada awalnya bermakna biaya perang dijalan Allah, karena

dakwah ke Islaman pada zaman permulaan lahirnya Islam itu senantiasa

diikuti dengan peperangan.Akan tetapi, kini dakwah tersebut sudah

berkembang modus dan pendekatanya, sehingga makna sabilillah


36
A. Nawawi Rambe, Fiqh Islam, (Jakarta: PT. AKA, 1994), h.221
53

berkembang terus.Namun yang paling pokok dari makna sabilillah adalah

perjuangan menegakkan agama Allah.37

8. Ibnu Sabil

Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang-orang yang

berpegian (musafir) untuk melaksanakan suatu hal yang baik tidak

termasuk maksiat.38Syarat-syarat Ibnu Sabil yang berhak menerima zakat

adalah:

a. Dalam keadaan membutuhkan

b. Perjalanya bukan perjalanan maksiat

c. Pada saat membutuhkan tidak ada orang yang memberi pinjaman.

37
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 60
38
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 289
BAB III

PENGELOLAAN ZAKAT PADA YAYASAN

GRIYA YATIM DAN DHUAFA

A. Sejarah Perkembangan dan Dasar Hukum Yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa

Berawal dari rasa galau pada saat tahun 2009 beberapa founding father

yayasan GYD melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak

sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah

kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya

perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan

pertemuan, dibentuklah lembaga sosial yang concern pada masalah sosial

khususnya anak-anak.Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor

1.2 BSD yang digunakan juga sebagai asrama yatim dan dhuafa terbentuklah

organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

Pada saat awal berdirinya, GYD dengan 6 orang karyawan menampung 9

orang anak yang tinggal diasrama dan membina sekitar 15-an anak yang

semuanya berasal dari kampung Dadap. Karena dukungan masyarakat yang terus

meluas mendorong dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik dirintislah

program beasiswa pendidikan yatim dan dhuafa, santunan kesehatan, layanan

donasi barang layak pakai dan lain-lain.

54
55

Animo masyarakat pada perlunya organisasi kemanusiaan ternyata cukup

besar.Masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk

kiprah yang lebih luas.Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus

2009 asrama kedua di Jl. Elang Raya – Bintaro Jaya dibuka.Pada akhir tahun

2009 GYD telah membina lebih dari 100 anak asuh.

kemudian di tahun 2010 Pertumbuhan asrama meningkat. Kantor

pelayanan dibuka didaerah Bintaro.Ekspansi mulai melebar ke Jakarta

dan Bekasi dengan dibukanya asrama ketiga di Cibubur – Jakarta Timur dan

asrama keempat di Kranggan – Bekasi.Dimulainya pembangunan sistem

Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu pelayanan. Hampir seluruh kantor

cabang telah tersambung secara online. Website www.griyayatim.com dirilis dan

disempurnakan, menggantikan alamat situs sebelumnya di www.griyayatim.org.

Menjelang akhir tahun 2010, regenerasi puncak pimpinan diestafetkan dari

Adi Prabowo beralih ke Haryono.Babak sejarah baru dimulai.GYD melakukan

serangkaian adaptasi dan perubahan terkait visi, misi dan value yang menjadi

budaya di GYD.Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan

profesional terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program

peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan, training, seminar

dan lain-lain.
56

Pada akhir tahun 2010 GYD membina lebih dari 800 binaan yang terdiri

dari anak yatim dan dhuafa, janda dan lansia serta mengasuh 50an anak yang

tinggal diseluruh asrama yatim dan dhuafanya.

masuk di tahun 2011 Implementasi program GYD mulai difokuskan hingga

mengerucut pada enam induk yaitu Pendidikan, Sosial, Pemberdayaan,

Kemanusiaan, Lingkungan dan Wakaf. Daerah yang ada disekitar asrama GYD

difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi dibidang pendidikan, sosial,

kesehatan, pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi secara

terpadu.Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai pendamping, KBA

(Komunitas berbasis asrama) menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih

terukur dan terkontrol.

Pada peringatan Milad kedua tanggal 9 Juni 2011, Griya Yatim dan

Dhuafa melaunching logo dan identitas barunya menggantikan logo

sebelumnya.“Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang

semakin besar, GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di

indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa

depannya yang lebih baik.”

Pada tahun 2012 Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan

memberdayakan anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari

Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang
57

menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima

manfaat-nya.

Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional, atas

inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada

audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa

Pengecualian”.

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bertekad agar ditahun ini keberadaan

GYD dapat dirasakan oleh semakin banyak orang Indonesia termasuk dengan

pembukaan jaringan atau asrama dan kantor pelayanan di 10 propinsi. “Dengan

keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang semakin besar, GYD

berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di indonesia yang dapat

menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya yang lebih baik.” 1

1. Dasar HukumYayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan

anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor

Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang

menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima

manfaat-nya.

1
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
pada tanggal 15 April 2015 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
58

Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional, atas

inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada

audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa

Pengecualian”.

Kemudian GYD mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM

Republik Indonesua Nomor AHU-2494.AH.01.04.Th tentang Pengesahan

Akta Pendirian Yayasan Griya Yatim & Dhuafa.kemudian surat keterangan

terdaftar pajak Republik Indonesia. Dan Akte Notaris SK. Mentri Kehakiman

RI No. 230.HT.03.01. TH.1998, Tgl 1 Oktober 1998.

B. Penghimpunan, Pengelolaan, Penyaluran Dana Zakat

1. Penghimpunan Dana Zakat

Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling

mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang

memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam

pengelolaan zakat dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam

pengelolaan zakat fundraising harus dilakukan.2

Dalam rangka fundraising maka organisasi pengelola zakat harus terus

melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan transfer informasi

2
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66
59

sehinggamenciptakan kesadaran dan kebutuhan pada masyarakat donatur

(Muzakki) untuk melakukan donasi harta sesuai tuntutan ajaran Islam.3

Dari metode fundraising yang dilakukan oleh Yayasan Griya Yatim &

Dhuafa untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para

Donatur (Muzakki) trus meningkat setiap tahunnya. Berikut jumlah

penerimaan dana yang didapat :

Tabel 1.2 Jumlah Penerimaan Zakat tahun 2010 – 2013

Tahun Jumlah Penghimpunan Zakat

2010 Rp. 695.000.000,-

2011 Rp. 1.598.385.679,-

2012 Rp. 3.113.409.105,-

2013 Rp. 4.511.343.391,-

Sumber: Laporan keuangan Yayasan Griya Yatim & Dhuafa

Dari data penghimpunan diatas bahwa dana ZIS yang

dihimpunYayasan Griya Yatim & Dhuafa pada tahun 2009-2013 mengalami

peningkatan karena banyak program yang berjalan dengan baik sehingga

banyak donatur tertarik dengan program-program yang dijalankan. Terlebih di

tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan.

3
Ibid, h.66-67
60

2. Pengelolaan dan Penyaluran Dana ZIS

Pengelolaan ialah suatu bentuk tindakan menjalankan aktivitas yang

meliputi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

dalam suatu bentuk kegiatan yang akan maupun yang sedang dilakukan.4

Mengenai hal pendayagunaan dana ZIS, Yayasan Griya Yatim & Dhuafa

memiliki konsep pengelolaan dana ZIS dalam bentuk pemberdayaan jangka

panjang pada masyarakat dan pemenuhan hak-hak masyarakat kecil. GYD

membagi 4 program utama diantaranya yaitu:

1. Pendidikan

2. Sosial

3. pemberdayaan

4. kemanusiaan

C. Program Pemberdayaan PEKAN Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Program PEKAN (Pelatihan Keterampilan untuk Anak Yatim dan Dhuafa)

merupakan program pemberdayaan Yayasan Griya Yatim & Dhuafa. Program

ini dibentuk sejak tahun 2009, dikarenakan melihat kondisi masyarakat

khususnya anak-anak banyak yang putus sekolah kemudian banyak tidak

mempunyai keahlian apapun.Program PEKAN berbentuk pembinaan dalam

4
Departemen pendidikan dan kebudayan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1989),h.411
61

bentuk pelatihan life skill.Biasanya program PEKAN diadakan di asrama-asrama

GYD yang terletetak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN

berupa Teknisi komputer, Handphone, sepeda motor, kursus menjahit, merangkai

bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntuhkan bagi anak-anak yatim maupun

dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak (non

mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap bulan

maupun yang bersifat insidentil, program ini berbentuk pelatihan ketererampilan

dan keahlian.Program ini merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik

dalam menjalankan kehidupanya setelah memasuki dunia kerjanya nanti. Dengan

adanya pelatihan keterampilan dari GYD, dapat memberdayakan mustahik

zakat sehingga mereka menjadi terampil dan mempunyai peluang selain bekerja

mereka bisa membuka usaha jasa atas pelatihan yang mereka telah miliki dari

pelatihan-pelatihan program PEKAN. 5

1. Target dari pemberdayaan program PEKAN

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa menargetkan untuk mengikuti

pelatihan keterampilan program PEKAN sebanyak 20-50 orang pertahunya

dari seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Nasional.

5
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 6-7
62

2. Indikator Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan

program PEKAN

Indikator yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam memberdayakan

binaanya yaitu anak yatim dan dhuafa adalah, ketika dia telah sukses

kemudian dia yang tadinya mustahik beralih pungsi menjadi muzakki. Kalo

mustahik itu orang yang menerima bantuan kalo muzakki adalah orang yang

menyalurkan bantuanya.6

6
Wawancara pribadi dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
BAB IV

PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN

MUSTAHIK ZAKAT

Yayasan Griya Yatim dan dhuafa merupakan lembaga sosial ataupun

lembaga nirlaba yang ingin menjadi organisasi terbaik dan fokus terhadap

pengasuhan dan pemberdayaan anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa menjembatani kepedulian dari para donatur yang ikut andil dalam

kepedulian terhadap anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

mempunyai ciri khas dari lembaga-lembaga zakat lainya dalam mendidik dan

melatih perkembagan life skillnya, dalam Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

menempatkan anak binaanya yaitu anak yatim dan dhuafanya dalam runag

lingkup asrama-asrama. Kemudian dengan tujuan guna meningkatkan

kemampuan dan memunculkan bakat terhadap diri anak asuh binaanya yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa meluncurkan program pemberdayaan salah satunya

adalah program PEKAN. Kemudian program tersebut akan di analisis dari hasil

observasi oleh penulis sebagai berikut.

A. Mekanisme pemberdayaan mustahik zakat melalui program PEKAN pada

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan tentang mekanisme yang

digunakan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik

63
64

zakat melalui program PEKAN. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa dana zakat, infak dan shadaqah tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga

harus bersifat produktif.

1. Pengertian dan landasan berdirinya program PEKAN.

PEKAN adalah pelatihan keterampilan untuk anak yatim dan

dhuafa.program ini berdsarkan kesepakatan dari manegemen Yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa dan diluncurkan melalui program Humas pada tahun 2010.

Program pemberdayaan PEKAN diberikan kepada anak asuh asrama Yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa yang di fokuskan terhadap anak-anak asuh yang

sebentar lagi lulus SMA, yang mereka sendiri tidak ada kemampuan untuk

kuliah secara prestasi mereka di bawah rata-rata, sehingga mereka sebelum

lulus itu harus dibekali dengan keterampilan salah satunya munculah program

PEKAN.1

2. Syarat untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN

Untuk mendapatkan program PEKAN pada anak binaan yatim dan

dhuafa, asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak ada mekanisme

didalamnya, tetapi disyaratkan untuk mendaptkan Program PEKAN anak-

anak yatim dan dhuafa sebelum masuk keasrama yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa Adapun mekanisme yang digunakan oleh Yayasan Griya Yatim dan
1
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
65

Dhuafa sebelum memasuki asrama perlu melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. yaitu dengan mengisi formulir dilengkapi dengan foto copy KTP

orang tua, Akte Kelahiran, KK dan surat keterangan tidak mampu.

b. kemudian dari pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa memasukan

dalam data best yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

c. lalu ada tim yang menyurpai ke rumah tersebut apakah layak nantinya

tinggal di asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

3. Mitra dari program pemberdayaan PEKAN

Hasil yang didapat dari penelitian di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa,

bahwa yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak bisa bekerja sendiri tanpa

adanya bantuan dari pihak-pihak dan mitra. Biasanya mitra yang biasa

membantu ada kebanyakn dari para donator, kemudian dari sekitar asrama

contohnya memasak dari ibu-ibu dan juga pernah saat itu bekerja sama

dengan AHAS Honda solo.

4. Tingkatan Umur pelatihan dari program pemberdayaan PEKAN

Untuk mengikuti program PEKAN tidak hanya untuk anak-anak SMA

saja. Lebih spesifik seperti bengkel motor dan service HP dan komputer di

usahakan yang mau lulus SMA. Tetapi untuk keterampilan seperti komputer,

menjahit menyulam (memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-


66

barang beharga) dan tambal sulam itu usia SD,SMP harus sudah dibekali

seperti itu.

5. Konsep pemberdayaan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Dalam konsep pemberdayaan mustahik yang dilakukan yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa adalah kuminitas diasrama. Artinya, jadi diutamakan

adalah warga sekitar asrama yang diberdayakan atau singkatanya Komunitas

Berbasis Asrama (KBA).

6. Tahapan-tahapan dalam memberdayakan anak yatim dan dhuafa

Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam memberdayakan binaanya

yaitu anak yatim dan dhuafa mempunyai tahapan-tahapan di dalamnya yaitu:

a. Mengkordinir anak asuh mukim yang sudah mau lulus dan masih SMA

ataupun kelas 1-3 tingkat SMA.

b. Yang laki-laki biasanya pelatihan merakit komputer, service

Handphone Jadi Handphone yang telah rusak dikumpulkan, kemudian

anal-anak tersebut dikumpulkan pihak yayasan Griya Yatim dan

Dhufa. Tidak hanya itu anak-anak itu juga di dampingi oleh tutor yang

mengajarinya. Kemudian juga pernah keterampilan seperti bengkel

sepeda motor yang waktu itu kerja sama dengan AHAS Honda di Solo.

c. Para putrinya biasanya pelatihan menjahit, memasak dan merangkai

bunga ataupun menyulam.


67

d. Sedangkan anak-anak SD,SMP yang selama ini pernah dijalankan

seperti pelatihan komputer, menjahit, menyulam, memanfaatkan

barang-barang bekas menjadi beharga seperti tambal sulam itu dari

usia SD,SMP harus sudah dibekali seperti itu.2

7. Diadakanya program pemberdayaan PEKAN

Hasil penelitian yang didapatkan penulis bahwa dalam setahun biasanya

program PEKAN di adakan idealnya setahun dua kali diadakan setiap liburan

sekolah dan setelah kenaikan kelas.Paling sering liburan semester.Biasanya

diadakan selama satu hari tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu

saja. Yang paling sering mengikuti pelatihan adalah asrama Jabodetabek.

Dipusatkan biasanya sering di Cibubur Bumi Perkemahanya.

2
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
68

Gambar 2.1 foto-foto kegiatan program pembedayaan PEKAN

Sumber: Majalah yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

8. Tujuan program pemberdayaan PEKAN

Tujuan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan

mustahik seperti program PEKAN dalam pemberdayaan anak-anak yatim dan


69

dhuafa ini mengarahuh terhadap kemandirian, sebab pemberdayaan kalau

tidak sampai kepada tingkat kemandirian, maka tidak berhasil disebut sebagai

pemberdayaan seperti yang dipaparkan oleh Manger Humas yayasan GYD,

Bapak Roni Anto yaitu, “Pemberdayaan masyarakat adalah, mengentaskan

masyarakat khusunya bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah

ilmu sehingga kedepanya mereka itu sudah siap. artinya idealnya GYD tidak

memberikan dalam bentuk uang, kalo bentu uang akan habis dimakan pada

saat itu, tetapi yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo ingin

memberikan masyarakat itu agar kelangsungan pemberdayaan masyarakat

terus berjalan antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya.

Kalo GYD berikan ikan habis hari itu, tetapi kalo GYD berikan pancing bisa

setiap saat dia bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu”.3

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme

pemberdayaan yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam

prosedur dan tujuanya pelaksanaan kepada mustahik sesuai dengan prosedur

yang sudah terencana sehingga program dapat terlaksana dengan baik.

3
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
70

B. Dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Setiap kegiatan akan mempunyai hasil yang selalu ingin dicapainya, hasil

tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Tetapi pada umumnya dampak

yang diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang positif karena

tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan sesuai dengan rencana. Seperti

halnya program PEKAN, dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap

peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang

dilaksanakan oleh yayasan tersebut mempunyai dampak yang baik terhadap

binaan anak yatim dan dhuafanya.

Dalam hal ini penulis menguraikan hasil wawancara dengan maneger

humas mengenai dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap peningkatan

keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.Selain itu data

dampak program ini didapatkan dari anak binaan lulusan asrama yayasan griya

Yatim dan Dhuafa terkait program pemberdayaan yang dijalankan, serta dari

anak asrama penerima manfaat program tersebut.

Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bersama supporter

membangun sebuah program pemberdayaan PEKAN yang selama ini pernah

dijalankan seperti pelatihan komputer, service Handphone, pelatihan memasak

yang bekerja sama dengan ibu-ibu sekitar asrama, pelatiha menyulam

memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang beharga yang


71

nantinya akan diberikan sebagai bingkisan untuk para donatur, serta pelatihan

menjahit. Dari setiap program pemberdayaan PEKAN tersebut mempunyai

dampak terhadap lembaga dan terutama pada diri anak binaan yatim dan dhufa

asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

1. Realisasi dari pemberdayaan program PEKAN dari target yang di harapkan

Hasil dari penelitian yang didapat penulis,bahwa di Yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa realisasinya yang dicapai mencapai 75% dari 100% yang

ditargetkan seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.

a. Hasil wawancara dengan lulusan asrama Catur Faturachman di yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa. Pelatihanya yang pernah di ikutinya adalah

merakit komputer dan service Handphone. Merakit komputer dari merakit

hardwer masang, kipas prosesor, seperti itu. Service Handphone seperti

menganalisa kerusakan dari Handphone tersebut. Kemudian biasanya

program itu di adakan selama sehari dari pagi hingga sore hari. Kemudian

awalnya mendengarkan arahan pembimbing lalu setelah itu langsung

peraktek.4

b. Kemudian hasil wawancara dengan Azizah Nasution.Pelatihan yang

pernah di ikutinya yaitu menjahit, memasak, merangkai bunga, kemudian

diwajiban kepada anak asrama darikelas 1-3 tingkat SMA dan biasanya

4
Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
72

pada saat itu diadakan sebulan sekali. Ada hambatan setiap kegiatan

berlangsug seperti waktu yang kurang pas kadang bentrok sama kegiatan

sekolah.5

2. Dampak dari program pemberdayaan PEKAN

Data hasil wawancara yang didapat penulis dari maneger humas yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa.

a. Dampak terhadap yayasan Griya Yatim dan Dhuafa merasa legah dan

bersyukur dengan adanya program PEKAN itu membantu anak-anak

asuh membekali dirinya ketika nanti sudah dewasa dengan

keterampilan yang telah di berikan.

b. Kemudian anak-anak yang telah lulus dari asrama yayasan Griya

Yatim dan Dhuafa dan telah mendaptkan pelatihan keterampilan

Alhamdulillah rata-rata terpakai semua tenaganya untuk mereka

bekerja di instansi-instansi dan lainya kemudian ada juga yang kuliah.6

Kemudian Dari seluruh program pemberdayaan yang ada di yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa membutuhkan dana yang besar. Berikut jumlah dana

yang dikeluarkan untuk program pemberdayaan:

5
Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Azizah Nasution, Customer Service asrama
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 11 September 2015 di asrama Depok yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa
6
Ibid,
73

Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Pada Program PemberdayaanTahun 2009-2015

TAHUN JUMLAH PENYALURAN PROGRAM


PEMBERDAYAAN

2009 Rp. 2.500.000,-

2010 Rp. 31.100.000,-

2011 Rp. 24.135.300,-

2012 Rp. 118.308.949,-

2013 Rp. 181.384.324,-

2014 Rp. 220.864.800,-

2015 Rp. 26.538.000,-

Sumber: Laporan Keuangan Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Dengan demikian jumlah penyaluran dalam program pemberdayaan

setiap tahunya mengalami kenaikan khusunya di tahun 2012 Rp.

118.308.949,- dan pada tahun 2013 Rp. 181.384.324,- kemudian di tahun

2014 Rp. 220.864.800,-. Dari hasil penyaluran menyeluruh setiap tahunya

yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengalami kenaikan yang tinggi ini

berakibat progres untuk setiap program-program di dalamnya dari setiap

tahunya.
74

Tabel 1.4 Jumlah Pencapaian Kelulusan Anak Asrama Yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa Tahun 2012-2014

3.5

2.5

2 2012

1.5 2013
2014
1

0.5

0
2012 2013 2014

Sumber: lulusan asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa7

Saat ini, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa terhitung tahun 2012-2014

yang telah lulus tingkat SMA anak binaanya di tahun 2012 belum ada yang

lulus sedangkan ditahun 2013 terhitung hanya 1 yang lulus yaitu laki-laki dia

sekarang bekerja di kantor pusat yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai

staff IT. bedasrkan data yang didapat sebenarnya ada 3 orang yang seharusnya

lulus ditahun 2013 tetapi sebelum kelas 3 SMA, 2 orang anak binaan yayasan

Griya Yatim dan Dhuafa sudah mengundurkan diri dan keluar dari asrama.

Kemudian ditahun 2014 terhitung ada 3 orang yang lulus yaitu semuanya

7
Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
75

perempuan dan salah satunya bekerja diasrama cabang Depok sebagai

Customer service dan kuliah di UMJ.

Hasil wawancara dengan lulusan asrama Griya Yatim dan

Dhuafa.”Awal-awal lulus diasrama tahun 2013 saya bekerja di bagian humas

griya yatim dan dhuafa selama 3 bulan karena saya mempunyai keahlian lebih

di bidang komputer akhirnya saya di pindahkan di bagian IT hingga sekang.

Kemudian saya kuliah di UMPAM jurusan Tehnik Informatika. Kemudian

saya sekarang membuka service computer bekerja sama bersama teman kelas

di kampus bertiga membuat usaha sendiri”.8

3. Faktor pengahmbat dalam program pemberdayaan PEKAN

Maneger humas yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengatakan yang

menjadi faktor penghambat yaitu:

a. dari kemauan anak yang masih kurang memahami maksut dan tujuan dari

memberikan pelatihan kepada anak-anak,

b. Kemudian faktor dari pengajar program PEKAN ini ada yang gratis

mereka menyumbangkan pikiran apa yang di punya. Berbagai faktor

banyak, pelajaran geratis terkadang juga susah walaupun ada juga tetapi

tidak semuanya kadang diasrama itu ada yang satunya belum ada

8
Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
76

peralatan keterampilanya dan tentu ada di asrama yang satunya ada, dan

tidak semuanya merata.

c. Dari barang-barangnya seperti komputer hanya memakai computer asrama

kadang-kadang tidak semua anak satu komputer tetapi satu komputer

untuk bersama-sama.9

4. Faktor pendukungnya dalam program pemberdayaan program PEKAN

a. adanya donatur GYD yang sanggup menyumbangkan apa yang di punya

walaupun hanya memebrikan pola pikiranya dan tenaganya mereka juga

tidak meminta dibayar.

b. ada juga masih adanya perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk

membantu program PEKAN contohnya Honda AHAS Solo. dan juga

pelatihan-pelatihan keterampian yang lainya seperti donator-donatur yang

menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian

barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya

setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator. 10

Dengan demikian dampak pemberdayaan mustahik zakat terhadap

peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan

9
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
10
Ibid,
77

asrama Griya Yatim dan Dhuafa mereka mendapatkan pelatihan keterampian.

Dampaknya setelah anak binaan setelah lulus rata-rata langsung bekerja di

antaranya bekerja di kantor Griya Yatim dan Dhuafa dan di instansi lainya

kemudian rata-rata ada yang kuliah.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mekanisme pemberdayaan program PEKAN untuk mendapatknya di

dalamnya tidak ada mekanisme untuk anak asrama yayasan Griya Yatim dan

Dhuafa, tetapi untuk memasuki atau tinggal di asrama yayasan Griya Yatim

dan Dhuafa harus melengkapi dengan persyaratan-pesyaratan seperti mengisi

formulir dilengkapi dengan foto copy KTP orang tua, Akte Kelahiran, KK dan

surat keterangan tidak mampu dan untuk anak yatim di tambah surat

keterangan kematian orang tua.

2. Pemberdayaan pada program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa telah

berdampak signifikan pada jumlah penerima manfaat program pemberdayaan

bagi mustahik zakat. Faktanya semenjak dibuatnya program PEKAN

semenjak lulus di tahun 2013 tingkat SMA ada 1 orang kemudian di tahun

2014 yang lulus tingkat SMA ada 3 orang. Walaupun sedikit yang lulus di

tahun tersebut di sebabkan karena yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baru

berdiri pada tahun 2009 sementara itu anak-anak asuhnya masih rata-rata

sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Kemudian anak asuh dari lulusan asrama

Griya Yatim dan Dhuafa rata-rata bekerja dan di antaranya ada juga yang

kuliah. Sementara itu lulusan asrama ada salah satunya yang membuka usaha

di temapat kuliahnya yaitu service komputer.

78
79

B. Saran-saran

Saran untuk pemberdayan program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

1. Seharusnya Melakukan monitoring dan evaluasi harus lebih rutin kembali

karena dengan monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakan semakin

baik dan efektif pemberdayaan program PEKAN kedepannya.

2. Harus lebih sering lagi di adakanyap emberdayaan program PEKAN tidak

hanya setahun dua kali di adakanya dan tidak hanya sehari saja dalam di

adakanya program tersebut.

3. Sebaiknya yayasan GriyaYatim dan Dhuafa dalam menjalankan program

PEKAN harus di tingktkan lagi seharusnya pelatihan dalam satu bidang lebih

di tekanakan dan tidak hanya anak-anak mukimnya saja tetapi non mukimnya

juga harus di ikutkan dalam program PEKAN.

4. Sebaiknya anak-anak yang setelah lulus yang ingin membuka usaha

seharusnya bisa diberi bantuan ataupun modal untuk mengembangka

nketerampilan yang telah dibekali keterampilan dari program PEKAN.

5. Agar yayasan Griya Yatim dan Dhuafa lebih mengoptimalkan dana ZIS,

sehingga lebih banyak lagi penerima manfaatnya dan lebih meningkatkan

fasilitas alat keperluan untuk mendukung pemberdayaan program PEKAN dan

lainya yang ada sehingga kegiatan berjalan lancar dan optimal untuk penerima

manfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Al- Qur’an

Adi, Rukminto, Isbandi. Pemikiran-Pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan


Sosial, UI-Press, Jakarta: 2003.

Aflah.Ed, Noor. Strategei Pengelolaan Zakat Di Indonesia, Penerbit Forum Zakat,


Jakarta: 2011.

Al- Asqalani, Ibnu Hajar, Al- Imam, Al. Fathul Bahari, Penerjemmah Team Azzam
Amiruddin, Lc. Jakarta: 2004

Al-Ba’ly, Mahmud, Al-Hamid, Abdul, Dr, Ekonomi Zakat,PT.Raja Grafindo Persada,


Jakarta: 2006.

A.Halim, Rr.Suhartini. Model-model Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pesatren,


Yogyakarta: 2005.

Alim, Abdul. ”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmall


Muamalat”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Amelia.”Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi


Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa”. Skripsi SI Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2009.

Badruzzaman, Fajar, Deden,” Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di


Pondok Pesantren(Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashariyyah Nurul Iman
Parung, Bogor)”, Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Bariadi, Lili, dkk. Zakat dan Wirausaha, CV. Pustaka Amri, Jakarta: 2005.

80
81

Fakhruddin, M.Hi. Fiqih & Manajemen Zakat di Indonesia, UIN-Malang Press,


Yogyakarta: 2008.

Bariyah, Nurul, Dr.N. Oneng. Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
Pemberdayaan Ekonomi, Wahana Kardofa FAI UMJ, Ciputat: 2012.
Cholid, dkk. Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta: 2003.

Daud Ali, Mohammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Universitas
Indonesia (UI Press), Jakarta: 1988.

Duvenger, Maurice, Sosiologi Politik, Penerjemah Daniel Dhakide, PT. Raja


Grafindo Persada, Jakarta: 2007.

Gulo, W, Strategi Belajar Mengajar, Grafindo, Jakarta: 2002.

H.A. Djazuli, Janwari, Yadi. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, PT.Raja


Grafindo Persada, Jakarta: 2002.

Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modrn, Gema Insani Press, Jakarta:
2004.

Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, Gema Insani
Press, Jakarta: 1998.

Jabaar, Habiullah. Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,


Balantika, Jakarta: 2004.

Kartika Sari, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, PT. Grasindo, Jakarta: 2007.
Kurniawan, Ari, ”Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan
Koja Jakarta Utara”, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
82

Makmur, Syarif, Drs, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas


Organisasi: Kajian Penyelengaraan Pemerintah Desa, PT. Raja Grafindo,
Jakarta: 2008.
M.HI., Fakhruddin. Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, UIN-Malang Press,
Malang : 2008.

Moleong ,Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya,


Bandung : 2009.

Nata, Dr.H. Abudin. Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah, BAZIS Jakarta,
Jakarta: 1999.

Ph.D, Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, PT. Refika


Aditama, Bandung: 2005.

Qardawi,Al. Yusuf, Hukum Zakat, Litera Antar Nusa, Jakarta: 1993.

Ramadhan, Aditya.”Analisis Pemberdayaan Zakat Dalam Mensejahterakan


Perekonomian Mustahik”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Syafe’I, Ahmad, Agus, Machendra, Nanich. Pengembangan Masyarakat Islam,


Rosdakarya, Bandung: 2001.

Syahata, Dr. Husein. Cara Praktis Menghitung Zakat, Ciputat: 2005.

Subianto, Achmad. Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, Yayasan Bermula


Dari Kanan, Jakarta: 2004.

Sudewo, Eri, Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar)


Institut Manajemen Zakat, Ciputat: 2004.

Sumodiningrat, Gunawan, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat


Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 1999.
83

Tamrin, juni, Cholitim erawati, erna. Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil diIndonesia, Yayasan Akita, Bandung: 1997.

Taryana, Aceng.”Peran Zakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program


Ketahan Pangan Ubi”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta: 2004.
Wahyudi, Hadi. “Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ
PKPU”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Zahrah, Abu, prof. Muhammad, Zakat Dalam Prospektif Islam, PT.Pustaka Firdaus,
Jakarta: 1995.

Zahrul,Al. Rahman, Dokrin Ekonomi Islam, Dana Bakti Wakaf, Jakarta: 1995.

Zuhayly,Al. Wahbah, zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi,


dkk, Remaja Rosada, Bandung: 2008.

MAJALAH

Yayasan Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Laporan Auditor Independen dan Laporan
Keuangan Tahun 2010-2012. Tanggerang: GYD, 2012.

INTERNET

http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html Diakses pada


tanggal 03 Februari 2015.

http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html Diakses pada tanggal 02 Desember


2014.
84

http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-
pesisir.html Diakses pada tanggal 08 Desember 2014.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf Diakses
pada tanggal 01 Maret 2015 dari.

SUMBER LAIN

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai


Pustaka, Jakarta:1989.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai


Pustaka, Jakarta: 2007.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.


85

LAMPIRAN
Instrument Wawancara Dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim &
Dhuafa

Nama : Bpk. Roni Anto

Jabatan : Maneger Humas Griya Yatim dan Dhuafa

Tgl/hari/tempat wawancara : 04 Agustus 2015/ Kantor Griya Yatim dan Dhuafa

1. Apa yang menjadi landasan berdirinya program PEKAN?


PEKAN adalah singkatan pelatihan keterampilan. Ini kita berikan kepada
anak asuh kita biasanya yang sudah lulus SMA, yang meraka sendiri tidak
ada kemampuan untuk kuliah secara prestasinya mereka di bawah rata-rata,
sehingga mereka sebelum lulus itu harus kita bekali dengan keterampilan-
keterampilan, salah satunya munculah program PEKAN.

2. Siapa yang mencetuskan terbentunya program PEKAN?


Itu memang berdasarkan kesepakatan dari manegemen yayasan griya yatim
dan dhuafa dan diluncurkan melalui program humas. Dasarnya dari
manegemen yayasan griya yatim dan dhuafa.

3. Bagaimana mekanisme yang dilakukan griya yatim dan dhuafa untuk


mengikuti program PEKAN?
Syarat-syaratnya awal untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa adalah,
mengisi formulir terus melengkapi dengan foto copy KTP, Akte kelahiran, KK
dan surat keterangan tidak mampu, lalu kemudian kita masukan dalam data
best terus kita survai. Nanti apakah dia layak mendapatkan program PEKAN
atau tidak. Setelah nanti mendapatan program PEKAN, baru nanti kita
sampaikan kepada yang bersangkutan nanti kita panggil untuk mengikuti
program PEKAN yang telah kita tentukan.
4. Kapan dan dimana saja griya yatim dan dhuafa biasanya melaksanakan
program PEKAN?
Biasanya program PEKAN ini kita laksanakan yang selama ini sedang
berjalan itu di wilayah jabodetabek dan tempat keterampilanya juga pernah
di jawah tengah saat itu pernah kerja sama dengan AHS Honda Solo baru
berjalan sekali. Tetapi yang rutin adalah biasanya computer sering berbagai
macam donator itu mengajarkan dan menyumbangkan ilmunya sering sekali.

5. Berapa kali biasanya dalam setahun di adakanya program PEKAN?


Idealnya setahun 2 kali di adakanya setiap liburan sekolah dan setelah
kenaikan kelas. Paling sering liburan semester. Biasanya selama satu hari
tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu saja. Yang paling sering
mengikuti pelatihan adalah arama jabodetabek. Di pusatkan pernah di
Cibubur kadang pernah di tanah tinggal tetapi yang sering diadakan
berlokasi di Cibubur bumi perkemahanya.

6. Adakah tingkatan umur atau sekolah untuk mendapatkan program PEKAN?


Kalo program PEKAN tidak harus SMA, artinya kalo memang lebih sepesifik
seperti bengkel motor sama service HP ini di usahakan yang sudah lulus.
Tapi kalo untuk keterampilan seperti computer, menjahit, menyulam
(memanfaatkan barang-barang bekas menjadi barang-barang beharga)
seperti tambal sulam, itu dari usia SD, SMP harus sudah di bekali seperti itu.

7. Dari mana saja asal mustahik kebanyakan yang mendapatkan program


PEKAN?
Mustahik paling banyak dari wilayah jabodetabek karena domisili kita paling
banyak Jabodetabek. Kemudian Biasanya anak-anak yang mau masuk
asrama adalah anak-anak yang sekitar lingkungan asrama kita misalkan,
cabang BSD berarti anak-anak sekitar cabang BSD kalo semenjak tahun
2009 kita berdiri rata-rata masyarakat sekitar sudah tau kalo anak-anak yang
tidak mampu itu yayasan griya yatim dan dhuafa suka menampung mereka
suka datang sendiri. Sehingga kita tinggal mengajukkan formulir mereka
melengkapi formulirnya setelah kita survai susuai dengan poin yang telah
disepakati dia sanggup tinggal di asrama ya bersama orang tuanya harus
mengantar keasrama.

8. Apa yang dimaksut dengan pemberdayaan masyarakat menurut bapak?


Pemberdayaan masyarakat adalah, mengentaskan masyarakat khususnya
bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah ilmu sehingga
kedepanya mereka itu sudah siap. Artinya idealnya kita tidak memberikan
dalam bentuk uang, kalo bentuk uang akan habis di makan pada saat itu, tapi
yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo kita ingin memeberikan
masyarakat itu agar kelangsungan pemberdayaan masyarakat terus berjalan
antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya. Kalo kita
berikan ikan habis hari itu, tapi kalo kita berikan pancing bisa setiap saat dia
bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu.

9. Bagaimana konsep pemberdayaan mustahik yang dilakukan griya yatim dan


dhuafa?
Konsepnya adalah komunitas di asrama. Jadi kita utamakan adalah warga
sekitar asrama, komunitas berbasis asrama atau singkatanya (KBA)

10. Apa saja tahapan-tahapan griya yatim dan dhuafa dalam memberdayakan
mustahik?
Jadi kita kordinir anak asuh mukim yang sudah lulus SMA, itu yang laki-laki
biasanya pelatihan keterampilan seperti bengkel sepeda motor yang waktu itu
kerja sama dengan Ahas di Solo dan juga kalo yang putri itu pelatihan
menjahit atau mungkin juga pelatihan memasak dan kita juga pernah untuk
yang putra itu pelatihan service HP. Jadi Hp-Hp yang sudah rusak itu kita
kumpulkan lalu kita panggil anak-anak kemudian kita panggilkan seorang
tutornya sehingga mereka sampai bisa memperbaiki Hp tersebut seperti itu.

11. Selain ketrampilan program PEKAN selama di asrama keterampilan/kegiatan


apa saja yang diterapkan?
Keterampilan di asrama tidak hanya keterampilan, tetapi banyk kegiatan di
asrama menunjang keterampilan seperti baca tulis aqur’an sebagai tujuan
utama ada jga tilawahnya dan juga nanti juga darihafalan hadits dan ayat
suci aqur’an kemudian nilai-nilai rukiah dan juga ada kemampuan membaca
puisi ada kemapuan memain robana. Jadi masing-masing asrama mempunyai
ciri khasnya masing-maing. Kemudian tutornya dari donator-donatur dari
sekitar asram biasanya.

12. Apa tujuan dengan adanya pemberdayaaan mustahik khusunya program


PEKAN?
Tujuanya adalah untuk membantu masyarakat yatim dan dhuafa dengan
harapan ini muda-mudahan kedepanya ini bisa menjadi mustahik yang
tadinya dia mendapatkan bantuan tetapi setelah suskes dia memberikan
bantuan ke yayasan griya yatim dan dhuafa.

13. Apa indikator griya yatim dan dhuafa untuk mengukur keberhasilan dari
pemberdayaan mustahik khusnya program PEKAN?
Indikatornya adalah ketika dia telah sukses dan dia yang tadinya mustahik
beralih pungsih menjadi muzakki. Kalo mustahik itu orang yang menerima
bantuan kalo muzakki adalah orang yang menyalurkan bantuanya.
14. Berapa target Griya Yatim dan Dhuafa setiap tahunya dari program PEKAN?
Target orangya di angka kisaran 20-50 orang pertahunya dari seluruh
cabang Nasional.
Target keberhasilan yang sudah selama ini kalo untuk berhasil sukses dia
sampai punya usaha sendiri kita belum ada laporan masuk, tapi yang jelas
kalo laporan terakhir anak-anak yang telah kita kursuskan bengkel sepeda
motor itu mereka tidak ada yang menganggur. Alhamdulillah meraka terpakai
semua tenaganya untuk mereka bekerja di instansi ada juga beberapa kali
yang coba membuka usaha namun juga belum suskes nah ini masih perlu
proses tapi yang jelas info terakhir belum ada sampai yang benar-benar dia
sudah sukses seperti itu.

15. Ada berapakah mustahik yang sudah diberdayakan dari program PEKAN ?
Yang sedang mukim di asrama ada 342 dari usia SD,SMP,SMA itu kita bekali
dengan ketarampilan semuanya.

16. Apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program


pemberdayaan mustahik melalui program PEKAN?
Ada juga dari kemauan anak yang kurang ada juga yang masih kurang
memahami maksut dan tujuan kita memberikan pelatihan kepada anak-anak
juga ada juga factor dari pengajar PEKAN ini ada yang free grati dia
menyumbngkan pikiran menyumbangkan apa yang dia punya berbagai
macam factor banyak, pelajarnya gratis terkadang juga susah walaupun ada
juga tetapi tidak semuanya kadang di asrama itu ada yang satunya belum
tentu ada di asrama yang satunya ada dan di tadak semuanya merata.
Dari barang-barangya seperti computer kita hanya memakai computer
asrama kadang-kadang tidak semua anak satu computer, kita masih satu
kompuetr satu anak satu computer untuk sama-sama. Kecuali service HP
memang kita fasilitasi semua, jadi perangkat pendukung untuk service HP itu
kita belikan semua sampai nanti juara satu, dua dan tiga itu kita berikan
fasilitas alat lengkap sampai dia itu bisa usaha seperti itu.

17. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program
pemberdayaan kaum dhuafa khusunya program PEKAN?
Factor pendukung artinya masih adanya donator kita yng sanggup
menyumbangkan apa yang dia punya walaupun dia hanya memberikan pola
pikrnya walaupun hanya tenaganya mereka juga tidak minta di bayar dan
juga masih ada perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk membantu
program PEKAN contohnya Honda Astra yang di Solo dan juga pelatihan-
pelatihan keterampian yang lainya seperti donator-donatur yang
menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian
barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya
setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator.

18. Apa yang dilakukan Griya Yatim dan Dhuafa dalam mengembangkan
program PEKAN?
Setelah kita sudah berani mengasuh anak yatim dan dhuafa kita mukimkan di
arama kita punya ke wajiban selain menyekolahkna mereka juga harus di
bekali dengan pendidikan keterampilan. Biasanya semuanya mengikuti
program PEKAN.

19. Adakah Mitra dalam pelaksanaan program PEKAN?


Pernah kita pelatihan menjait dari donator tahun awal-awal griya yatim dan
dhuafa berdiri tahun 2010. Ada juga pelatihan memasak dari ibu-ibu sekitar
asrama di adakan untuk anak-anak asrama. juga pernah di jawah tengah saat
itu pernah kerja sama dengan AHS Honda Solo baru berjalan sekali.
20. Apa dampak untuk griya yatim dan dhuafa setelah adanya program PEKAN?
Kita merasa legah dan merasa bersyukur dengan adanya program PEKAN itu
membantu anak-anak asuh kita membekali dirinya ketika nanti sudah dewasa
dengan keterampilan yang telah kita berikan.
Muda-mudahan anak-anak asuh kita menjadi orang yang suskses yang
tadinya mustahik menjadi muzakki target impia kita seperti itu.

21. Berapa jumlah mustahik yg telah mengikuti program PEKAN dari 3 tahun
terakhir ini?
300 orang dari tingkat SD,SMP,SMA.

22. Berapa persentase keberhasilan program PEKAN dari target yang di


harapkan dan hasil yang di capai Griya Yatim dan Dhuafa?
Target pencapaiaan 100% dan target keberhasilan 75%

23. Apa alasan/ penyebab belum berjalanya kembali pemberdayaan mustahik


pada program PEKAN?
Untuk tahun 2015 sebentar lgi karena ini sudah masa kelulusan sekolah
mungkin antara bulan September atau oktober nanti kita akan coba. Biasanya
PEKAN itu untuk pelatihan-pelatihan itu yang sudah lulus SMA ini berjalan
biasanya setelah kenaikan kululusan sejkolah. Terakhir tahun 2014 pelatihan
robotik, pelatihan menyablon 2013, pelatihn merangkai bunga pelastik 2013,
setiap tahun ada selalu.
Setiap tahun berbeda pelatihan berbeda, berdasarkan rapat divisi humas
dengan direksi yang akan kita berikan untuk program pecan ini apa kepada
anak asuh kita.
2014 pelatihan computer dan robotic banyak yang sudah lulus langsung kerja
ada lisensi dari kita kalo anak-anak sudah mengikuti pelatian computer
seperti itu.
Instrument Wawancara Dengan Anak Binaan program pemberdayaan PEKAN

Nama : Sofian

Jabatan : Anak Asuh Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Tgl/hari/tempat wawancara : 26 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?


Kurang lebih tinggal di asrama 5 tahun

2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?


Tau yayasan dari teman almarhum ayah

3. Kamu asalnya dari mana?


Asal dari Jakarta di tanah abang tetapi besarnya di tanggerang

4. Orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?


Ibu Alhamdulillah masih ada dan tinggal di tanggerang

5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?


Tinggalnya di tanggerang sama ibu

6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?


Biasanya sekolah kemudian pulangya langsung main setiap hari, dan mengaji

7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa?
Tahun 2010 mulai masuk asrama kelas 1 SMP
8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan
mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Ada seperti menyerahkan surat tanda kematian ayah, SKTM, kemudian ada
tim survai. Kemudian persaratan mengikuti program PEKAN hanya selama
terdaftar sebagai anak asuh griya yatim

9. Apa alasan kamu tinggal di Griya Yatim dan Dhuafa?


Untuk melanjutkan sekolah karena kesian sama ibu yang menanggung
semuanya. Kemudian biasanya kalo di rumah keseringan main.

10. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?


Membantu bangat khusunya untuk anak-anak yang punya keinginan untuk
terampil Cuma tidak ada fasilitas

11. Menurut pendapat kamu, bagaimana adanya program pemberdayaan


PEKAN?

12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Pertiga bulan sekali di adakanya program PEKAN. Kemudian pertama kali
mengikuti pelatihan service HP seminggu sekali selama 3 bulan di adakanya

13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Setahun di adakanya sekali setiap minggu, selama 3 bulan.

14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?


Terakhir kali mengikuti program PEKAN tahun 2014 seminar tentang
keterampilan jadi penulis. Pertengahan tahun pada saat libur semester
selama satu hari di pusatkan seasrama sejabodetabek. Selama di asrama saya
mengikuti pelatihan service HP dan seminar menulis

15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Kalo tidak mengerti seperti materi yang di kasih di atas level kita. Jadi kita
harus focus memperhatiinya.

16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Saranaya lengkap, materi yang di sampaikan mudah di mengerti

17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri
kamu?
jadi tau tentang sofwer-sofwer HP, perangkat-perangkat HP jadi lebih minat
untuk memperdalam itu.

18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?

19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni?


Rencanya ingin kuliah sembari bekerja dan kuliah ingin mengambil jurusan
computer.

20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN?


Saranya lebih sering-sering lagi di adakanya. Inginya setahun 3 kali
Instrument Wawancara Dengan Anak Binaan program pemberdayaan PEKAN

Nama : Aan

Jabatan : Anak Asuh Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

Tgl/hari/tempat wawancara : 27 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

1. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?


Sudah 4 tahun
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Awalnya tahu yayasan dari kemauan orang tua
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal dari tanggerang selatan
4. Orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Orang tua masih ada dan tinggal di tanggerang selatan
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
Tinggal di tanggerang selatan bersama orang tua
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
Kebanyakn kegiatan sekolah seperti eskul pramuka
7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa?
Masuk asrama griya yatim dan dhuafa tahun 2012
8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan
mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
SKTM kemudian di survai ke rumah
9. Apa alasan kamu tinggal di Griya Yatim dan Dhuafa?
Pertama ingin mewujudkan cita-cita, kemudian ingin belajar sungguh-
sungguh soalnya kalo di rumah belum bisa serius belajarnya.
10. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Untuk membantu kita lebih terampil dan mendalami
11. Menurut pendapat kamu, bagaimana adanya program pemberdayaan
PEKAN?
Agar kita bisa buat usaha seperti yang saya pernah ikuti kain fanel kalo kita
sudah ada keahlian kita bisa membuat sendiri.
12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?

13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Tergantung dari pusatnya biasanya setahun sekali
14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
tahun 2014 mengikuti pelatihan dan motivasi
15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Tahap-tahapanya seperti merangkai bunga kemudian yang lebih sulit lagi
merangkainya.
16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
saranya lengkap, barang-brangya lengkap
17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri
kamu?
Dulu tidak bisa apa-apa sekarang jadi bisa, jadi lebih mudah untuk membuat
sesuatu.
18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?
19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni?
Kerja sekalian kuliah dan mengabdi di asrama
20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN?
Saranya lebih di tingkatkan dan di lanjutkan lagi agar bisa rutin dan kalo
bisa setiap sebulan sekali.
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN

Nama : Catur Faturachman

Jabatan : Staff IT

Tgl/hari/tempat wawancara : 25 Agustus 2015/ Kantor Griya Yatim dan Dhuafa

1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa?
Saya baru masuk tu masih SMA kelas 1, sampai sekarng lulus semester 4
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Dari saudra punya teman kerja di yayasan
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal saya kelahiran bekasi, tinggal di rawamangun kemudian kampong di
kuningan jawa barat.
4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Ibu uda tidak ada, bpk sudah pergi dan dari dulu tinggal sama nene
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?

6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?


Biasa kegiatan saya sebelum di yayasan kaya anak-anak lainya

7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?


Saya cuma mengajukan SKTM kemudian surat keterangan meningalnya
orang tua terus di survai.
8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Banyak si yang dapatkan ilmu dari program ini mendapatkan ilmu secara
Cuma-Cuma dan menghasilkan juga
9. Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Sekitar umur 16 tahun saya masuk yayasan
10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
PEKAN itu biasanya diadakan semenjak saya kelas 3 SMA tahun 2011
11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Saya baru mulai ikut semenjak kelas 3 SMK.
12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN?
Pelatihanya adalah merakit computer sama service HP. Merakit computer
dari merakit hardwer masang main boat kipas prosesor seperti itu, service
HP kita menganalisa kerusakan. Kemudian biasanya program itu di adakan
selama sehari dari pagi hingga sore hari. Pertama kita mendengarkan
arahan pembimbing lalu setelah itu langsung peraktek.
13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Terakhir mengikuti program PEKAN kelas 3 SMK, sebelum lulus di
tempatkan di jombag
14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Hambatanya paling mengumpulkan anaknya yang ingin di latih.
15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Peraktek langsung kemudian kita di tes satu persatu sampai bisa.
16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Pasti ada jadi banyak taulah yang tadinya todak bisa jadi bisa
17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus
dari asrama GYD?
Alhamdulillah itu sangat bermanfaat bangat buat saya
18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan
apa yang kamu lakukan setelahnya?
Awal-awal lulus diasrama saya kerja di bagian humas griya yatim dan
dhuafa selama 3 bulan karena saya rumayan bisa di computer akhirnya saya
di pindahkan di bagian IT.
19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan
Dhuafa?
Lebih nambah ilmu pastinya, lebih tau bagaimna dunia pekerjaan. Semnjak
lulus tahun 2013 saya kuliah di UMPAM jurusan Tehnik Informatika.
Kemudian saya sekarang membuka service computer kerja sama bersama
teman kampus ber3 bikin usaha sendiri.
20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN?
Agar lebih di perbanyak dan di perluas untuk pelaksanaan pemberdayaan
PEKAN ini agar sekang ini sudah tercangkup sama teknologi jadi agar
orang-orang yang belum tau teknologi jadi bisa tau.
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN

Nama : Azizah Nasution

Jabatan : Customer Service

Tgl/hari/tempat wawancara : 27 Agustus 2015/ Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa

1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa?
5 Tahun dari 2009-2014
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Dari teman almarhum Abi
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal dari Depok
4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Tinggal di Depok
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
Tinggal di Depok
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
sekolah
7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Mengisi formulir untuk menjadi anak asuh mukim, melampirkan akte
kelahiran, KK dan surat kematian orang tua.
8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Bagus, mengajarkan kita menjadi manusia produktif, mandiri dan
berwawasan.
9. Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
16 tahun kelas 1 SMK
10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Satu bulan sekali
11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Kelas 1-3 SMA
12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN?
Menjahit, memasak, merangkai bunga
13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Kelas 3 SMK
14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Waktu yang kurang pas
15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Pelatihan, tempat dan akomondasi
16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Bisa lebih mandiri
17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus
dari asrama GYD?
Sangat bermanfaat
18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan
apa yang kamu lakukan setelahnya?
Bekerja di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai Customer Servive
19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan
Dhuafa?
ada
20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN?
Untuk program PEKAN agar lebih sering diadakan dan pesertanya kalau
bisa bukan hanya anak SMP ataupun SMA tapi mahasiswa yang belum
bekerja agar selain memiliki kemampuan akademis tapi mereka juga
mempunyai skill.

Anda mungkin juga menyukai