Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
ACHMAD ROMDHONI
1111046300003
v
KATA PENGANTAR
Rasa syukur serta rangkaian puji senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan
pemelihara dan pengatur semesta alam, Allah yang maha kuasa , berkat kehendak dan
kuasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW, suri tauladan kita
Alhamdulillah atas ridho dan kuasa Allah SWT seta doa dan bantuan dari
berbagai pihak secara langsung maupun tidak langung hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. dan Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Ketua
3. Muh. Fudhail Rahman, Lc., M.A. Dosen pembimbing yang tidak kenal lelah
vi
4. Kepada pimpinan perpustakaan beserta staff, baik perpustakaan Fakultas Syariah
5. Ibunda tercinta Royani dan Ayahanda Bahruddin yang telah mencurahkan do’a
dan kasih sayang, kesabaran dan dorongan spirit maupun materi serta
Serta kepada adik penulis Ahmad Dicky Darmawan dan Achmad Zulfikri Rhodin
yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Roni Anto selaku Manajer HumasYayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang
8. Saudara Catur Faturachman selaku Staff IT Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
9. Kepada pihak Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang telah mengijinkan penulis
10. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
vii
11. Kepada sahabatku keluarga konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf (ZISWAF)
Angkatan 2011 yang selama ini memberikan makna dan arti dalam sebuah
persahabatan. Kemudian Ainul Yakin yang suka mendengar curhatan dan keluh
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah
memberikan bantuan dan kontribusi yang cukup besar sehinga penulis dapat
’Alamin.
PENULIS
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Permasalahan............................................................................... 10
1. Identifikasi Masalah .............................................................. 10
2. Pembatasan Masalah ............................................................. 10
3. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 11
D. Kajian Pustaka............................................................................. 13
E. Kerangka Teori............................................................................ 19
F. Metode Penelitian........................................................................ 21
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 24
ix
1. Landasan Hukum Zakat ........................................................ 32
2. Landasan Hukum Infaq ......................................................... 33
3. Landasan Hukum Shadaqah .................................................. 34
C. Tujuandan Hikmah ZIS Bagi Masyarakat................................... 35
D. Pemberdayaan Masyarakat.......................................................... 37
1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ................................. 37
2. Tahap-Tahap Pemberdayaan Masyarakat ............................. 40
3. Proses Pemberdayaan Masyarakat ........................................ 42
4. Indikator Pemberdayaan Masyarakat .................................... 43
5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 44
E. Keterampilan ............................................................................... 46
1. Pengertian Keterampilan ....................................................... 46
2. Jenis-Jenis Keterampilan ....................................................... 47
F. Mustahik Zakat............................................................................ 48
1. Pengertian Mustahik Zakat ................................................... 48
2. Standar Mustahik Zakat ........................................................ 49
x
B. Dampak Pemberdayaan Mustahik Zakat Terhadap Peningkatan
Keterampilan Mustahik Pada Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
..................................................................................................... 70
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan................................................................................... 78
B. saran ............................................................................................. 79
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
disebut dengan sedekah, semua zakat adalah sedekah, akan tetapi tidak semua
sedekah adalah zakat, tetapi zakat adalah sedekah wajib.2 Dengan pengelolaan
yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk
1
Noor Aflah.Ed., Strategi Pengelolaan zakat di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Forum
Zakat,cet.Pertama Januari 2011), h.3
2
Dr. Husein Syahatah, Cara Praktis Menghitung Zakat, (Ciputat : Penerbit Kalam Pustaka,
cet. Pertama Oktober 2005), h.16
3
Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT. Grasindo, 2007), h.1
1
2
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkandan mensucikanmereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.s At-Taubah: 103).
Pembayaran zakat bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi
juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang
dipandang kaya menurut aturan syara wajib membayar zakat (muzakki) kepada
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
4
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1), h. 1
3
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.s At-
Taubah: 60).
Secara umum terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehidupan
individu muzakki, meliputi pencucian jiwa dari sifat kikir, mendidik berinfak dan
atas nikmat Allah SWT, mengobati hati dari cinta dunia, mengembangkan
benci. Bagi harta yang di zakati, zakat mensucikan harta dan mengembangkan
menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu
sumber dana. Setiap jenis dana memiliki jenis karakteristik sumber konsekuensi
5
Yusuf Al-Qaardhawi, Hukum Zakat, (Jakarta: Litera Antar Nusa,1993), cet. Ke-3, h. 847-
885
6
Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. 1, h.20
4
zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial yang
7
Zakat dan Pemberdayaan, di akses pada tanggal 03 Februari 2015 dari
http://fatkhurrochman.blogspot.com/2012/01/zakat-pemberdayaan.html
8
Sudewo, Eri. Manajemen Zakat (Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip Dasar) Institut
Manajemen Zakat. Jakarta: 2004, h.226
9
UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Zakat, Bab III ( Pendayagunaan Zakat)
Pasal 27.
5
pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru menetapkan
masih banyak yang bersifat konvensial, berjangka pendek, dan didasari motivasi
10
Rr.Suhartini dan A. Halim.Model-model Pemberdayaan Masyarakat (yogyakarta): pustaka
pesatren, 2005), h. 211.
11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
12
Abdul Alim,”Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Zakat Perusahaan Pada Baitulmaal
Muamalat,”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010)
6
Dari pada itu harta pengumpulan zakat dari masyarakat (umat Islam) itu
harus didasarkan pada skala prioritas kebutuhan mustahik.Selain itu, khusus bagi
zakat harta (mal), pendayagunaan zakat harus pula diorientasikan pada usaha-
usaha yang bersifat produktif. Hal ini terlebih-lebih dari hasil pengumpulan infaq
produktif.13
terjadi antara lain karena sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi
yang rendah, dan bencana alam. Sedangkan kemiskinan buatan terjadi karena
13
H.A. Djazuli, Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2002) h. 48
7
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain
pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi
pendayagunaan.14
Yatim dan Dhuafa (GYD). GYD sebagai sebuah organisasi sosial yang fokus
Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa membangun sebuah
program pemberdayaan yang dilakukan baik secara reguler setiap bulan maupun
14
kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, di akses pada tanggal 01 Maret 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf
8
yatim dan dhuafa agar mandiri. Ada 3 pemberdayaan yaitu PEKAN (Pelatihan
anak Yatim dan Dhuafa non Panti), SMART Leadership Center (pelatihan dan
Program ini dibentuk sejak tahun 2010, dikarenakan melihat kondisi masyarakat
GYD yang terletak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN
merangkai bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntukkan bagi anak-anak yatim
maupun dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang
tidak (non mukim).Kemudian Program ini dilakukan baik secara reguler setiap
mempunyai peluang selain bekerja mereka bisa membuka usaha jasa atas
Berawal dari rasa galau beberapa founding father yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah
1.2 BSD yang digunakan juga sebagaiasrama yatim dan dhuafa terbentuklah
organisasi sosial yang bernama Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa pada tahun
Yatim dan Dhuafa mengalami peningkatan. Jumlah dana yang terhimpun pada
tahun 2013 meningkat (Rp.4.51 miliyar) di bandingkan 2012 (Rp 3,11 milyar)
dan tahun 2011 (Rp 1,6 miliyar) kemudian 2010 (Rp 695 juta) sehingga total
15
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
pada tanggal 02 Desember 2014 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
10
penghimpunan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 sejumlah Rp. 9,91
milyar.16
Dari sinilah maka penulis tertarik membuat karya tulis dalam bentuk
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan fokus pada
16
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 2
11
terakhir).
3. Perumusan Masalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
pihak terkait :
a. Bagi Akademisi
b. Bagi Praktisi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi GYD atau pihak
terkait yang di dalamnya untuk meningkatkan mutu yang lebih baik, demi
c. Bagi Masyarakat
menyadari kewajiban untuk berzakat dari harta yang kita dapatkan untuk
akan diteliti dengan peneliti sejenis yang pernah dilakukan oleh penelitian
sebelumnya sehingga tidak ada pengulangan yang tidak perlu. Uraian berikut
Penelitian
bagaimana dampak
ntrasi apakah memberikan
pemberdayaan mustahik
Pengembangan kontribusi kepada
zakat terhadap peningkatan
Masyarakat semangat kemandirian
keterampilan mustahik
Islam, Fakultas pada pelakunya.
pada Yayasan Griya Yatim
Dakwah dan
& Dhuafa. Metode yang
Komunikasi,
digunakan adalah dengan
UIN Jakarta, menggunakan pendekatan
lapangan.
Tahun 2011.
16
mengenai “Pemberdayaan
“Analisa melalui pemberdayaan
Mustahik Zakat Melalui
Pemberdayaan masyarakat . Tujuan
Program PEKAN Pada
Zakat Dalam penelitian ini untuk
Yayasan Griya Yatim dan
Mensejahterak mengetahui pengaruh dari
Dhuafa”. Penelitian ini
an zakat dalam
untuk mengetahui
Perekonomian mengingkatkan
bagaimana mekanisme
Mustahik”.(stu kesejahteraan mustahik
pemberdayaan mustahik
di kasus pada dan seberapa besar tingkat zakat melalui program
zakat Sejahtera yang telah dilakukan oleh Griya Yatim & Dhuafa dan
lapangan.
menggunakan pendekatan
kualitatif. Dengan
lapangan.
Griya Yatim dan Dhuafa”. Dalam penelitian ini difokuskan mengenai Bagai
Deskriptif.
19
E. Kerangka Teori
menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul skripsi ini, diantaranya,
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa sebagai sebuah organisasi sosial yang
kesejahteraan mustahik.
1. Bersifat edukatif, produktif, agar penerima zakat pada suatu masa tidak
zakat.
pada badan hukumny atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan
aktivitas-aktivitas keislaman. 17
yang memuaskan.
bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah
pilihan.18
dan Dhuafa melakukan pelatihan life skill seperti, yaitu Teknisi computer, HP,
17
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Universitas
Indonesia (UI Press), 1988, cet.1), h,68-69
18
Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005, cet. 1),h, 53-54
19
Tujuan Pemberdayaan Masyarkat, di akses pada tanggal 08 Desember 2014 dari
http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-pesisir.htm
21
Dhuafa yang dikhususkan kepada remaja yang dilakukan Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa sangat membantu bagi anak-anak Yatim dan Dhuafa setelah mereka
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas atau
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009), cet.kedua, h. 11
22
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil
penyaluran zakat dan data yang berhubungan dengan GRIYA YATIM &
DHUAFA.
b.Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
a. Kepustakaan
peneliti.
21
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42.
22
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42.
23
b. Penelitian Lapangan
kantor pusat Griya Yatim & Dhuafa (GYD) yang terletak di Jl. Virgin
1) Dokumenter
2) Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab secara tatap muka yang dilakukan oleh
informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini peneliti melakukan tanya jawab
3) Observasi
4. Pedoman Penulisan
G. Sistematika Penulisan
analisa materi dan penulisan skripsi ini, maka penulis menjelaskan dalam
sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang
dibagi dalam sub bab dan setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing
yang akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
DHUAFA
MUSTAHIK ZAKAT
mendapatkan kesimpulan.
26
LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Zakat
Artinya:
”ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.(Q.S At-Taubah:103)
Disamping itu, selain hati dan jiwanya bersih, kekayaannya akan bersih
pula. Dari ayat di atas tergambar bahwa zakat yang dikeluarkan para Muzakki
1
Fakhruddin,M.HI., Fiqih & Manajemen zakat di Indonesia, (Malang: UIN-Malang Press,
2008, cet.1), h.13-14
27
28
khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas
khusus dari harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus, yang
(dikeluarkan) dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.
2
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat: Kajian Berbagai Mazhab, Penerjemah Agus Efendi, dkk
(Bandung: Remaja Rosada,2008) h.83
29
suatu kewajiban yang ditentukan terhadap harta tertentu dalam waktu tertentu
Mu’jam al-Wasith bahwa ditunjukan dari segi bahasa, kata zakat mempunyai
2. Pengertian Infaq
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.(Q.S Ali Imran:134)
3
Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2004), h.7
30
diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, kerabat,
tetangga dan lain sebagainya.4 Hal ini dijelaskan dalam firman Allah surat
Artinya:
“mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan." dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka
Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya”.(Q.S Al-Baqarah:215)
3. Pengertian Shadaqah
sebagai sebua tern dalam syari‟ah islam, yang mengungkapkan “harta yang
4
Didin Hafiduddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, (Jakarta: PT.Gema
Insani press, 1998), h. 14-15
31
suatu sikap dan perbuatan benar untuk dilakukan setiap muslim, dalam upaya
tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga dapat
berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyuman yang
Artinya:
“Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak
menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa”.(Q.S Al-Baqarah:276)
5
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 5-6
6
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,
cet.pertama 1988), h.23
32
dari hal demikian.Lagi pula, mereka mengemban titipan-titipan Allah swt dan
disamping itu pula mereka tidak memiliki harta dan tidak diwarisi.
delapan puluh dua tempat. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Zakat diwajibkan dalam Al-Qur‟an, sunnah dan
ijma‟ulama.7
Baqarah:43:
Artinya:
b) Dalil Sunnah
ًَعل
َ ي االٍ ْسالَ ُم
َ ِ بُن:لن
َ سَ علَ ْي ِو َو
َ ُصلًَ هللا ُ ع ْن ُه َوا قَا َل َر
َ ِس ْى ُل هللا َ ُي هللا
َ ض ُ ع ْي اِب ِْي
ِ ع َو َر َر َ
ِص َالةِ َواِ ْيت َا ُء الزَ َكاة ُ ش َهادَة ُ ا َ ْى الَ اِلوَ ا َِال هللاُ وأَىَ ُه َح َوذًا َر
َ َوأِقَا ُم ال,ِس ْى ُل هللا َ :خ َْو ٍس
َ َو ْال َح ُج َو
8
)ضاىَ (روه البخاري َ ص ْى ُم َر َه
c) Ijma‟ Ulama‟
sepakat tentang adanya kewajiban zakat dan merupakan salah satu rukun
8
Al-Imam al Hafidz ibnu Hajra al-Asqalani, Fathul Al- Bahari, Penerjemah: Team Azzam.
Amiruddin, Lc (Jakarta : Pustaka „Azzam, 2004), h 57
9
Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia.( Malang: UIN Malang Press, 2008)
h.23
34
yang diperintahkan, yakni sabilillah, fakir dan miskin sera jalur-jalur lainya.10
Artinya:
”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja
yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S Al-
Imran:92)
Hukum dan ketentuan shadaqah dalam hal ini sama dengan ketentuan
infak. Hanya saja kalau infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah
memiliki arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non materi,
10
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 10
11
Hadi Wahyudi, Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ PKPU
(Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Nasional PKPU),”(Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013)
35
Artinya:
“perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allahmelipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.danAllah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S Al-Baqarah:261)
orang yang membayar zakat itu sendiri, serta membangun kemaslahatan orang
yang menerima zakat. Orang yang membayara zakat akan semakin kuat
12
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 13
36
Inilah tujuan syar‟I dari penetapan zakat sebagai salah satu kewajiban
dalam syari‟ah islam, serta penetapan infak/sedekah sebagai salah satu perbuatan
hikmahnya:
maksiat justru lahir dari harta. Orang yang memiliki kelebihan harta, akan
miskin potensial, bisa terangkat derajat kehidupanya, dan bias terbebas dari
mereka.
orang-orang pemurah dan pengasih, dan terjauh dari sikap kikir yang tidak
disukai oleh masyarakat lemah. Jika mereka menjadi orang baik, maka
yang telah diterimanya serta akan memperoleh nikmat yang jauh lebih
infaq dan shadaqah juga begitu dalam Al Qur‟an banyak di sebutkan dalil
yang memerintahkanya.
D. Pemberdayaan Masyarakat
13
Ibid, h. 13-14
14
Dr.N.Oneng Nurul Bariyah, M.Ag, Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
Pemberdayaan Ekonomi, (Ciputat: Wahana Kardofa FAI UMJ, cet. Pertama Maret 2012), h.223
38
kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk program yang dikelola
bersama oleh semua pihak yang terjadi dari: pihak pemerintah, swasta, dan
Masyarakat.15
tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal.Yaitu akses terhadap
masih ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku
menunjukan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
15
Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan,
(Jakarta: Balntika, Cet. Pertama, 2004), h.99
16
Erna erawati cholitim dan Juni Tamrin, Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil di Indonesia, (Bandung: Yayasan Akita, 1997), h.238
39
baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
proses.17
d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait
pemberdayaan18
17
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.59-60
18
Lili Bariadi, Muhamad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta: CV. Pustaka Amri, 2005), h.47
40
berbisnis.
a. Tahapan persiapan
anggota agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam
dijadikan sasaran. Pada tahap inilah terjadi kontak dan kontrak awal
19
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial
(Jakarta: UI-Press, 2003), h.237 -238
41
b. Tahap Assessment
masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya manusia yang
dimiliki klien. Dalam proses penilaian ini dapat pula digunakan teknik
Pada tahap ini agen perubah (agen of change) secara partisifatif mencoba
melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan
Tahap pelaksaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial
f. Tahap Evaluasi
Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap
g. Tahap Terminasi
karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melibihi jangka waktu
yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak
perubahan serta perbikan dan tidak hanya terpaku pada satu program
tidak memberdayakan.
pemberdayaan.
3. Mengidentifikasi masalah.
kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial,
sebagai berikut:24
22
Nanich Machendra dan Agus Ahmad Syafe‟I, pengembangan Masyarakat Islam
(Bandung: Rosdakarya, cet.pertama 2001), h.25
23
Achmad Subianto, Ringkasan dan Bagaimana Membayar Zakat, (Yayasan Bermula Dari
Kanan: Jakarta, 2004), h.40.
24
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengamat Sosial,
(Gramedia Pustaka Utama: Jakarta, 1999), h.29.
44
masyarakat.
membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah yang lebih baik secara
25
Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005), h.60
45
berbagai aspek.26
memiliki tujuan lebih luas bukan sekedar aspek materi melainkan ada tujuan
1. Memperteguh Keimanan
sifat sabar, tawakal dan keinginan kuat untuk berusaha merupakan energy
kesehatan agar menjadi manusia yang sehat dan kuat terhindar dari
berbagai penyakit. Tak kalah penting dari aspek ekonomi dan kesehatan
26
Deden Fajar Badruzzaman, Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri Di Pondok
Pesantren (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor),”(Skripsi SI
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009)
46
kebodohan.
E. Keterampilan
1. Pengertian Keterampilan
27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007), Cet Ke-4 Ed. Ke-3, h. 1180.
28
W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Grafindo, 2002), h. 51.
47
manufaktur khusus.30
1. Jenis-Jenis Keterampilan
F. Mustahik zakat
Artinya:
31
Ari Kurniawan, Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui
Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara, (Skripsi
SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KOmunikasi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 53.
49
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”.(Q.S At-Taubah:60)
zakat terbagi menjadi delapan golongan, yang berhak atas hasil zakat terbagi
surat At-Taubah ayat 60, dari ayat tersebut sudah ditetapkan bahwa mustahik
1. Fakir
Orang fakir adalah orang yang sangat miskin dan hidupnya menderita,
tidak memiliki apa-apa untuk hidup atau orang-orang yang sehat dan
32
Dr. Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba‟ly,ekonomi zakat, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada
2006), h.68
50
penghasilan.
2. Miskin
hidup bagi diri dan keluarganya.Orang miskin disebut juga orang yang
orang yang tidak memiliki harta benda dan tidak memiliki pekerjaan
atau dia memiliki sesuatu dan juga bekerja, tetapi pengahasilanya tidak
3. Amil
4. Mu‟allaf
Yang temasuk dalam kelompok ini antra lain orang-orang yang lemah
niatnya untuk masuk islam, mereka diberikan bagian dari zakat agar niat
kehidupannya.
5. Riqab
34
Prof. Muhammad Abu Zahrah, Zakat Dalam Perspektif Sosial, (Jakarta: PT. Pustaka
Fir,daus, 1995) h.151-152
35
Wahbah Al-Zahayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 285
52
lain masih banyak. Misalnya, masyarakat Islam yang tertindas baik oleh
6. Gharim
bagian dari zakat jika fakir. Tapi jika hutang karena perbuatan orang
lain, dia berhak menerima zakat, walaupun dia dalam keadaan kaya.
maksiat.
7. Sabilillah
8. Ibnu Sabil
adalah:
37
Dr. H. Abudin Nata, dkk, Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah,(Jakarta: Badan
Amil Zakat dan Infak/Sedekah (BAZIS) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, 1999), h. 60
38
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, terjemah oleh Agus Efendi dan
Bahruddin Fannany, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 289
BAB III
Dhuafa
Berawal dari rasa galau pada saat tahun 2009 beberapa founding father
yayasan GYD melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah atau tidak
sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya di daerah
1.2 BSD yang digunakan juga sebagai asrama yatim dan dhuafa terbentuklah
orang anak yang tinggal diasrama dan membina sekitar 15-an anak yang
semuanya berasal dari kampung Dadap. Karena dukungan masyarakat yang terus
54
55
kiprah yang lebih luas.Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus
2009 asrama kedua di Jl. Elang Raya – Bintaro Jaya dibuka.Pada akhir tahun
dan Bekasi dengan dibukanya asrama ketiga di Cibubur – Jakarta Timur dan
serangkaian adaptasi dan perubahan terkait visi, misi dan value yang menjadi
dan lain-lain.
56
Pada akhir tahun 2010 GYD membina lebih dari 800 binaan yang terdiri
dari anak yatim dan dhuafa, janda dan lansia serta mengasuh 50an anak yang
Kemanusiaan, Lingkungan dan Wakaf. Daerah yang ada disekitar asrama GYD
Pada peringatan Milad kedua tanggal 9 Juni 2011, Griya Yatim dan
indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa
Pada tahun 2012 Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan
Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang
57
manfaat-nya.
inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada
Pengecualian”.
Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bertekad agar ditahun ini keberadaan
GYD dapat dirasakan oleh semakin banyak orang Indonesia termasuk dengan
keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang semakin besar, GYD
menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya yang lebih baik.” 1
anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor
manfaat-nya.
1
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Sejarah Terbentuknya Griya Yatim & Dhuafa” di akses
pada tanggal 15 April 2015 dari http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
58
inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan pada
Pengecualian”.
terdaftar pajak Republik Indonesia. Dan Akte Notaris SK. Mentri Kehakiman
mendasar. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa yang
memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama dalam
2
Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI Manajemen Pengelolaan Zakat, h.66
59
Dari metode fundraising yang dilakukan oleh Yayasan Griya Yatim &
Dhuafa untuk menghimpun dana Zakat, Infak dan Shadaqah dari para
3
Ibid, h.66-67
60
dalam suatu bentuk kegiatan yang akan maupun yang sedang dilakukan.4
Mengenai hal pendayagunaan dana ZIS, Yayasan Griya Yatim & Dhuafa
1. Pendidikan
2. Sosial
3. pemberdayaan
4. kemanusiaan
4
Departemen pendidikan dan kebudayan, kamus besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1989),h.411
61
GYD yang terletetak disetiap wilayah seperti di Jakarta timur. Program PEKAN
bunga, dan lain-lain. Program ini diperuntuhkan bagi anak-anak yatim maupun
dhuafa yang sudah remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak (non
zakat sehingga mereka menjadi terampil dan mempunyai peluang selain bekerja
mereka bisa membuka usaha jasa atas pelatihan yang mereka telah miliki dari
dari seluruh cabang asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa Nasional.
5
Griya Yatim & Dhuafa (GYD) “ Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan
Tahun 2010-2012” (Tanggerang: Griya Yatim & Dhuafa,2012) h. 6-7
62
program PEKAN
binaanya yaitu anak yatim dan dhuafa adalah, ketika dia telah sukses
kemudian dia yang tadinya mustahik beralih pungsi menjadi muzakki. Kalo
mustahik itu orang yang menerima bantuan kalo muzakki adalah orang yang
menyalurkan bantuanya.6
6
Wawancara pribadi dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
BAB IV
MUSTAHIK ZAKAT
lembaga nirlaba yang ingin menjadi organisasi terbaik dan fokus terhadap
pengasuhan dan pemberdayaan anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa menjembatani kepedulian dari para donatur yang ikut andil dalam
kepedulian terhadap anak yatim dan dhuafa. Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
mempunyai ciri khas dari lembaga-lembaga zakat lainya dalam mendidik dan
melatih perkembagan life skillnya, dalam Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
menempatkan anak binaanya yaitu anak yatim dan dhuafanya dalam runag
kemampuan dan memunculkan bakat terhadap diri anak asuh binaanya yayasan
adalah program PEKAN. Kemudian program tersebut akan di analisis dari hasil
digunakan oleh yayasan Griya Yatim dan Dhuafa dalam pemberdayaan mustahik
63
64
bahwa dana zakat, infak dan shadaqah tidak hanya bersifat konsumtif tetapi juga
Yatim dan Dhuafa dan diluncurkan melalui program Humas pada tahun 2010.
Griya Yatim dan Dhuafa yang di fokuskan terhadap anak-anak asuh yang
sebentar lagi lulus SMA, yang mereka sendiri tidak ada kemampuan untuk
lulus itu harus dibekali dengan keterampilan salah satunya munculah program
PEKAN.1
dhuafa, asrama yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak ada mekanisme
anak yatim dan dhuafa sebelum masuk keasrama yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa Adapun mekanisme yang digunakan oleh Yayasan Griya Yatim dan
1
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
65
berikut:
c. lalu ada tim yang menyurpai ke rumah tersebut apakah layak nantinya
Hasil yang didapat dari penelitian di Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa,
bahwa yayasan Griya Yatim dan Dhuafa tidak bisa bekerja sendiri tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak dan mitra. Biasanya mitra yang biasa
membantu ada kebanyakn dari para donator, kemudian dari sekitar asrama
contohnya memasak dari ibu-ibu dan juga pernah saat itu bekerja sama
saja. Lebih spesifik seperti bengkel motor dan service HP dan komputer di
usahakan yang mau lulus SMA. Tetapi untuk keterampilan seperti komputer,
barang beharga) dan tambal sulam itu usia SD,SMP harus sudah dibekali
seperti itu.
a. Mengkordinir anak asuh mukim yang sudah mau lulus dan masih SMA
Dhufa. Tidak hanya itu anak-anak itu juga di dampingi oleh tutor yang
sepeda motor yang waktu itu kerja sama dengan AHAS Honda di Solo.
program PEKAN di adakan idealnya setahun dua kali diadakan setiap liburan
diadakan selama satu hari tetapi ada foloupnya biasanya tidak hanya hari itu
2
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
68
tidak sampai kepada tingkat kemandirian, maka tidak berhasil disebut sebagai
masyarakat khusunya bagi warga kaum yatim dan dhuafa kita bekali sebuah
ilmu sehingga kedepanya mereka itu sudah siap. artinya idealnya GYD tidak
memberikan dalam bentuk uang, kalo bentu uang akan habis dimakan pada
saat itu, tetapi yang kita berikan adalah ilmu. Ibarat seperti ini kalo ingin
terus berjalan antara ikan sama pancing yang kita berikan adalah pancingnya.
Kalo GYD berikan ikan habis hari itu, tetapi kalo GYD berikan pancing bisa
setiap saat dia bisa memancing sampai tidak terbatas seperti itu”.3
pemberdayaan yang dilakukan yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baik dalam
3
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
70
Setiap kegiatan akan mempunyai hasil yang selalu ingin dicapainya, hasil
tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Tetapi pada umumnya dampak
yang diinginkan dari setiap kegiatan mempunyai dampak yang positif karena
tujuan yang direncanakan berhasil atau berjalan sesuai dengan rencana. Seperti
peningkatan keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa yang
keterampilan mustahik pada yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.Selain itu data
dampak program ini didapatkan dari anak binaan lulusan asrama yayasan griya
Yatim dan Dhuafa terkait program pemberdayaan yang dijalankan, serta dari
Oleh karena itu, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa bersama supporter
nantinya akan diberikan sebagai bingkisan untuk para donatur, serta pelatihan
dampak terhadap lembaga dan terutama pada diri anak binaan yatim dan dhufa
Yatim dan Dhuafa realisasinya yang dicapai mencapai 75% dari 100% yang
program itu di adakan selama sehari dari pagi hingga sore hari. Kemudian
peraktek.4
diwajiban kepada anak asrama darikelas 1-3 tingkat SMA dan biasanya
4
Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
72
pada saat itu diadakan sebulan sekali. Ada hambatan setiap kegiatan
berlangsug seperti waktu yang kurang pas kadang bentrok sama kegiatan
sekolah.5
Data hasil wawancara yang didapat penulis dari maneger humas yayasan
a. Dampak terhadap yayasan Griya Yatim dan Dhuafa merasa legah dan
Griya Yatim dan Dhuafa membutuhkan dana yang besar. Berikut jumlah dana
5
Hasil wawancara dengan lulusan Asrama Azizah Nasution, Customer Service asrama
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa. Selasa, 11 September 2015 di asrama Depok yayasan Griya Yatim
dan Dhuafa
6
Ibid,
73
Tabel 1.3 Jumlah Penyaluran Dana Yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
yayasan Griya Yatim dan Dhuafa mengalami kenaikan yang tinggi ini
tahunya.
74
3.5
2.5
2 2012
1.5 2013
2014
1
0.5
0
2012 2013 2014
Saat ini, yayasan Griya Yatim dan Dhuafa terhitung tahun 2012-2014
yang telah lulus tingkat SMA anak binaanya di tahun 2012 belum ada yang
lulus sedangkan ditahun 2013 terhitung hanya 1 yang lulus yaitu laki-laki dia
sekarang bekerja di kantor pusat yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai
staff IT. bedasrkan data yang didapat sebenarnya ada 3 orang yang seharusnya
lulus ditahun 2013 tetapi sebelum kelas 3 SMA, 2 orang anak binaan yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa sudah mengundurkan diri dan keluar dari asrama.
Kemudian ditahun 2014 terhitung ada 3 orang yang lulus yaitu semuanya
7
Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
75
griya yatim dan dhuafa selama 3 bulan karena saya mempunyai keahlian lebih
saya sekarang membuka service computer bekerja sama bersama teman kelas
a. dari kemauan anak yang masih kurang memahami maksut dan tujuan dari
b. Kemudian faktor dari pengajar program PEKAN ini ada yang gratis
banyak, pelajaran geratis terkadang juga susah walaupun ada juga tetapi
tidak semuanya kadang diasrama itu ada yang satunya belum ada
8
Wawancara pribadi dengan lulusan Asrama Catur Faturachman, Staff IT yayasan Griya
Yatim dan Dhuafa. Selasa, 25 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
76
peralatan keterampilanya dan tentu ada di asrama yang satunya ada, dan
untuk bersama-sama.9
telah banyak dirasakan oleh penerima manfaat yakni khusunya para lulusan
9
Hasil wawancara dengan Bpk. Roni Anto, Maneger Humas yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa. Selasa, 04 Agustus 2015 di kantor yayasan Griya Yatim dan Dhuafa.
10
Ibid,
77
antaranya bekerja di kantor Griya Yatim dan Dhuafa dan di instansi lainya
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalamnya tidak ada mekanisme untuk anak asrama yayasan Griya Yatim dan
Dhuafa, tetapi untuk memasuki atau tinggal di asrama yayasan Griya Yatim
formulir dilengkapi dengan foto copy KTP orang tua, Akte Kelahiran, KK dan
surat keterangan tidak mampu dan untuk anak yatim di tambah surat
2. Pemberdayaan pada program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa telah
semenjak lulus di tahun 2013 tingkat SMA ada 1 orang kemudian di tahun
2014 yang lulus tingkat SMA ada 3 orang. Walaupun sedikit yang lulus di
tahun tersebut di sebabkan karena yayasan Griya Yatim dan Dhuafa baru
berdiri pada tahun 2009 sementara itu anak-anak asuhnya masih rata-rata
sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Kemudian anak asuh dari lulusan asrama
Griya Yatim dan Dhuafa rata-rata bekerja dan di antaranya ada juga yang
kuliah. Sementara itu lulusan asrama ada salah satunya yang membuka usaha
78
79
B. Saran-saran
Saran untuk pemberdayan program PEKAN yayasan Griya Yatim dan Dhuafa
hanya setahun dua kali di adakanya dan tidak hanya sehari saja dalam di
PEKAN harus di tingktkan lagi seharusnya pelatihan dalam satu bidang lebih
di tekanakan dan tidak hanya anak-anak mukimnya saja tetapi non mukimnya
5. Agar yayasan Griya Yatim dan Dhuafa lebih mengoptimalkan dana ZIS,
lainya yang ada sehingga kegiatan berjalan lancar dan optimal untuk penerima
manfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Al- Qur’an
Al- Asqalani, Ibnu Hajar, Al- Imam, Al. Fathul Bahari, Penerjemmah Team Azzam
Amiruddin, Lc. Jakarta: 2004
Bariadi, Lili, dkk. Zakat dan Wirausaha, CV. Pustaka Amri, Jakarta: 2005.
80
81
Bariyah, Nurul, Dr.N. Oneng. Total Quality Managemen Zakat Prinsip dan Praktek
Pemberdayaan Ekonomi, Wahana Kardofa FAI UMJ, Ciputat: 2012.
Cholid, dkk. Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara, Jakarta: 2003.
Daud Ali, Mohammad, Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf, Universitas
Indonesia (UI Press), Jakarta: 1988.
Hafidhuddin, Didin. Zakat dalam Perekonomian Modrn, Gema Insani Press, Jakarta:
2004.
Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, Gema Insani
Press, Jakarta: 1998.
Kartika Sari, Elsi. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, PT. Grasindo, Jakarta: 2007.
Kurniawan, Ari, ”Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Pendidikan Keterampilan di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan
Koja Jakarta Utara”, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
82
Nata, Dr.H. Abudin. Mengenal Hukum Zakat dan Infak/Sedekah, BAZIS Jakarta,
Jakarta: 1999.
Tamrin, juni, Cholitim erawati, erna. Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha
Kecil diIndonesia, Yayasan Akita, Bandung: 1997.
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta: 2004.
Wahyudi, Hadi. “Optimalisai Pendayagunaan ZIS Bidang Kesehatan Pada LAZ
PKPU”. Skripsi SI Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Zahrah, Abu, prof. Muhammad, Zakat Dalam Prospektif Islam, PT.Pustaka Firdaus,
Jakarta: 1995.
Zahrul,Al. Rahman, Dokrin Ekonomi Islam, Dana Bakti Wakaf, Jakarta: 1995.
MAJALAH
Yayasan Griya Yatim & Dhuafa (GYD). Laporan Auditor Independen dan Laporan
Keuangan Tahun 2010-2012. Tanggerang: GYD, 2012.
INTERNET
http://munabarakati.blogspot.com/2014/02/makalah-pemberdayaan-masyarakat-
pesisir.html Diakses pada tanggal 08 Desember 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21219/5/Chapter%20I.pdf Diakses
pada tanggal 01 Maret 2015 dari.
SUMBER LAIN
LAMPIRAN
Instrument Wawancara Dengan Maneger Humas Yayasan Griya Yatim &
Dhuafa
10. Apa saja tahapan-tahapan griya yatim dan dhuafa dalam memberdayakan
mustahik?
Jadi kita kordinir anak asuh mukim yang sudah lulus SMA, itu yang laki-laki
biasanya pelatihan keterampilan seperti bengkel sepeda motor yang waktu itu
kerja sama dengan Ahas di Solo dan juga kalo yang putri itu pelatihan
menjahit atau mungkin juga pelatihan memasak dan kita juga pernah untuk
yang putra itu pelatihan service HP. Jadi Hp-Hp yang sudah rusak itu kita
kumpulkan lalu kita panggil anak-anak kemudian kita panggilkan seorang
tutornya sehingga mereka sampai bisa memperbaiki Hp tersebut seperti itu.
13. Apa indikator griya yatim dan dhuafa untuk mengukur keberhasilan dari
pemberdayaan mustahik khusnya program PEKAN?
Indikatornya adalah ketika dia telah sukses dan dia yang tadinya mustahik
beralih pungsih menjadi muzakki. Kalo mustahik itu orang yang menerima
bantuan kalo muzakki adalah orang yang menyalurkan bantuanya.
14. Berapa target Griya Yatim dan Dhuafa setiap tahunya dari program PEKAN?
Target orangya di angka kisaran 20-50 orang pertahunya dari seluruh
cabang Nasional.
Target keberhasilan yang sudah selama ini kalo untuk berhasil sukses dia
sampai punya usaha sendiri kita belum ada laporan masuk, tapi yang jelas
kalo laporan terakhir anak-anak yang telah kita kursuskan bengkel sepeda
motor itu mereka tidak ada yang menganggur. Alhamdulillah meraka terpakai
semua tenaganya untuk mereka bekerja di instansi ada juga beberapa kali
yang coba membuka usaha namun juga belum suskes nah ini masih perlu
proses tapi yang jelas info terakhir belum ada sampai yang benar-benar dia
sudah sukses seperti itu.
15. Ada berapakah mustahik yang sudah diberdayakan dari program PEKAN ?
Yang sedang mukim di asrama ada 342 dari usia SD,SMP,SMA itu kita bekali
dengan ketarampilan semuanya.
17. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung pelaksanaan program
pemberdayaan kaum dhuafa khusunya program PEKAN?
Factor pendukung artinya masih adanya donator kita yng sanggup
menyumbangkan apa yang dia punya walaupun dia hanya memberikan pola
pikrnya walaupun hanya tenaganya mereka juga tidak minta di bayar dan
juga masih ada perusahaan-perusahaan besar yang sanggup untuk membantu
program PEKAN contohnya Honda Astra yang di Solo dan juga pelatihan-
pelatihan keterampian yang lainya seperti donator-donatur yang
menyumbangkan seperti mengajarkan anak-anak dari menyulam pakaian
barang-barang bekas menjadi barang-barang yang ada nilainya. Biasanya
setelah itu barang-barangya menjadi bingkisan ke donator.
18. Apa yang dilakukan Griya Yatim dan Dhuafa dalam mengembangkan
program PEKAN?
Setelah kita sudah berani mengasuh anak yatim dan dhuafa kita mukimkan di
arama kita punya ke wajiban selain menyekolahkna mereka juga harus di
bekali dengan pendidikan keterampilan. Biasanya semuanya mengikuti
program PEKAN.
21. Berapa jumlah mustahik yg telah mengikuti program PEKAN dari 3 tahun
terakhir ini?
300 orang dari tingkat SD,SMP,SMA.
Nama : Sofian
7. Pada tahun berapa kamu masuk asrama griya yatim dan dhuafa?
Tahun 2010 mulai masuk asrama kelas 1 SMP
8. Bagaimana mekanisme untuk masuk asrama griya yatim dan dhuafa dan
mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Ada seperti menyerahkan surat tanda kematian ayah, SKTM, kemudian ada
tim survai. Kemudian persaratan mengikuti program PEKAN hanya selama
terdaftar sebagai anak asuh griya yatim
12. Berapa kali dalam sebulan kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Pertiga bulan sekali di adakanya program PEKAN. Kemudian pertama kali
mengikuti pelatihan service HP seminggu sekali selama 3 bulan di adakanya
13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Setahun di adakanya sekali setiap minggu, selama 3 bulan.
15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Kalo tidak mengerti seperti materi yang di kasih di atas level kita. Jadi kita
harus focus memperhatiinya.
16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Saranaya lengkap, materi yang di sampaikan mudah di mengerti
17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri
kamu?
jadi tau tentang sofwer-sofwer HP, perangkat-perangkat HP jadi lebih minat
untuk memperdalam itu.
18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?
Nama : Aan
13. Kemudian berapa kali dalam setahun kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Tergantung dari pusatnya biasanya setahun sekali
14. Kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
tahun 2014 mengikuti pelatihan dan motivasi
15. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Tahap-tahapanya seperti merangkai bunga kemudian yang lebih sulit lagi
merangkainya.
16. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
saranya lengkap, barang-brangya lengkap
17. Selama kamu tinggal diyayasan ada kemajuan/perubahan tidak terhadap diri
kamu?
Dulu tidak bisa apa-apa sekarang jadi bisa, jadi lebih mudah untuk membuat
sesuatu.
18. Apa hasil yang kamu dapatkan setelah kamu mengikuti program tersebut?
19. Apa rencana kamu setelah keluar dari sisni?
Kerja sekalian kuliah dan mengabdi di asrama
20. Apa saran kamu untuk program pemberdayaan PEKAN?
Saranya lebih di tingkatkan dan di lanjutkan lagi agar bisa rutin dan kalo
bisa setiap sebulan sekali.
Instrument Wawancara Dengan Lulusan Program Pemberdayaan PEKAN
Jabatan : Staff IT
1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa?
Saya baru masuk tu masih SMA kelas 1, sampai sekarng lulus semester 4
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Dari saudra punya teman kerja di yayasan
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal saya kelahiran bekasi, tinggal di rawamangun kemudian kampong di
kuningan jawa barat.
4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Ibu uda tidak ada, bpk sudah pergi dan dari dulu tinggal sama nene
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
1. Saat itu berapa lama kamu tinggal di yayasan griya yatim dan dhuafa?
5 Tahun dari 2009-2014
2. sebelumnya tau yayasan dari siapa?
Dari teman almarhum Abi
3. Kamu asalnya dari mana?
Asal dari Depok
4. Pada saat di yayasan orang tuamu masih ada? Dan tinggal dimana?
Tinggal di Depok
5. Kamu sebelum tinggal di yayasan tinggalnya dimana?
Tinggal di Depok
6. Apa kegiatan kamu sebelum di yayasan?
sekolah
7. Bagaimana mekanisme untuk mendapatkan program pemberdayaan PEKAN?
Mengisi formulir untuk menjadi anak asuh mukim, melampirkan akte
kelahiran, KK dan surat kematian orang tua.
8. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program pemberdayaan PEKAN?
Bagus, mengajarkan kita menjadi manusia produktif, mandiri dan
berwawasan.
9. Sejak umur berapa kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
16 tahun kelas 1 SMK
10. Berapa kali sekali saat itu kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Satu bulan sekali
11. Kelas berapa biasanya di haruskan mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Kelas 1-3 SMA
12. Pelatihan apa saja yang kamu dapat dari program pemerdayaan PEKAN?
Menjahit, memasak, merangkai bunga
13. kapan terakhir kali kamu mengikuti program pemberdayaan PEKAN?
Kelas 3 SMK
14. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dalam mengikuti kegiatan?
Waktu yang kurang pas
15. Dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam mengikuti kegiatan?
Pelatihan, tempat dan akomondasi
16. Apa hasil yang didapatkan setelah kamu mengikuti program pemberdayaan
PEKAN?
Bisa lebih mandiri
17. Apakah bermanfaat dari pelatihan-pelatihan yang di dapat setelah kamu lulus
dari asrama GYD?
Sangat bermanfaat
18. Awal kamu keluar dari yayasan apakah kamu langsung bekerja atau kegiatan
apa yang kamu lakukan setelahnya?
Bekerja di yayasan Griya Yatim dan Dhuafa sebagai Customer Servive
19. Adakah perubahan yang kamu rasakan setelah lulus dari Griya Yatim dan
Dhuafa?
ada
20. Apa saran anda untuk program pemberdayaan PEKAN?
Untuk program PEKAN agar lebih sering diadakan dan pesertanya kalau
bisa bukan hanya anak SMP ataupun SMA tapi mahasiswa yang belum
bekerja agar selain memiliki kemampuan akademis tapi mereka juga
mempunyai skill.