DONATUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)
Oleh:
ABDUL MUID
NIM. 107 0461 02108
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011
SURAT PERNYATAAN
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memenuhi strata satu di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan, telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau tuntunan dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab dosen
pembimbing atau Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,
tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri dan bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan
dari siapapun.
Jakarta, 2 4 M e i 2 0 1 1
20 Jumadil al-Tsaniyah 1432 H
Penulis
Abdul Muid
iv
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puja dan syukur tak terhingga dari hati dan pikiran
yang tulus kehadirat Allah SWT rabb al-izzati karena berkat nikmat kesempatan dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-Nya yang bersedia mengorbankan
jiwa dan raganya untuk menegakkan kalimat Ilahi, yang tetesan embun ajarannya
hingga kini masih terasa.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu dan memberikan semangat dan motivasi yang sangat dahsyat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis memanjatkan syukur dan doa yang
tulus, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kasih sayang-Nya, dan hidayahNya kepada mereka semua. Ucapan terima kasih khusus penulis persembahkan
kepada :
1.
Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.
Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. yang sabar dan rela untuk mebimbing dan
memberikan arahan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
v
4.
LAZNAS Baitul Maal Hidayatullah (BMH) (Pak Rama Wijaya, Pak Wahyu,
Pak Ismail dan seluruh staf BMH) yang telah ikhlas memberikan kesempatan
dalam penelitian skripsi ini.
5.
6.
Kedua orang tuaku tercinta H. Abdul Muid dan Ibunda Hj. Siti Zahrah, Kakakkakaku tersayang, Kak Tuan Azkhan, Kak Tuan Manan, Kak Fatma dan Fatya
beserta keluarga tercinta yang tak kunjung reda dalam sejadah doa dan selalu
memberikan perhatian dan dorongan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
7.
Beserta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dan
motivasi yang penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melindungi kita semua. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini bisa memberikan kontribusi yang luas bagi cakrawala ilmu
pengetahuan. Amin
Jakarta, 2 4 M e i 2 0 1 1
20 Jumadil al-Tsaniyah 1432 H
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI .................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xii
ABSTRAK ...................................................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..................................................... 10
C.
C. Loyalitas ................................................................................................ 39
viii
BAB III
ix
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 89
B. Saran ........................................................................................................ 91
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah Penghimpunan Zakat Tahun 2001-2010 ............................................ 2
Table 1.2 : Jumlah Penghimpunan ZIS di LAZ Baitul Maal Hidayatullah ...................... 4
Tabel 3.1 : Cabang-cabang Baitul Maal Hidayatullah .................................................... 61
Table 4.1 : Pertumbuhan Donatur Baitul Maal Hidayatullah 2006-2010 ....................... 82
Table 4.2 : Penghimpunan Dana ZIS Baitul Maal Hidayatullah 2006-2010 .................. 84
Table 4.3 : Persentase Penerima Manfaat Dana ZIS Baitul Maal Hidayatullah ............. 87
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Konstruk Kepercayaan Donatur ................................................................ 44
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Baitul Maal Hidayatullah .......................................... 50
Gambar 4.1 : Mekanisme Implementasi Strategi Loyalitas Donatur Baitul Maal
Hidayatullah .............................................................................................. 70
Gambar 4.2 : Diagram Pertumbuhan Donatur Baitul Maal Hidayatullah 2006-2010 .... 82
Gambar 4.3 : Diagram Pertumbuhan Penghimpunan Dana ZIS Baitul Maal
Hidayatullah 2006-2010 ............................................................................ 84
Gambar 4.4 : Penerima Manfaat Baitul Maal Hidayatullah............................................ 87
xii
ABSTRAK
Pertumbuhan jumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia
membuktikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian umat karena dari
dana-dana yang terhimpun dari lembaga zakat akan bermanfaat untuk
pemberdayaan ekonomi kaum dhuafa. Namun demikian dengan jumlah LAZ yang
banyak tersebut akan memicu persaingan tiap LAZ dalam meraih simpati tiap
donatur. Dengan demikian tiap lembaga zakat dituntut untuk menciptakan
kepercayaan dan keloyalan kepada donatur agar tiap lembaga zakat bisa
menjalankan operasional kegiatannya. Atas dasar inilah peneliti tertarik
melakukan penelitian di sebuah lembaga zakat yaitu Baitul Maal Hidayatullah
(BMH), dengan tujuan untuk mengetahui strategi menjaga loyalitas terhadap
donatur di lembaga ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
yaitu mengorganisir semua data malalui observasi, wawancara teknis dokumentasi
dengan memilah milahnya menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat
diceritakan mengenai strategi loyalitas donatur oleh Baitul Maal Hidayatullah
(BMH).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa loyalitas donatur Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) selalu meningkat terlihat dari indikator jumlah donatur yang
banyak di Baitul Maal Hidayatullah (BMH) serta pertambahan jumlah donatur tiap
tahunnya. Selain itu penghimpunan jumlah dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS),
terus meningkat tiap tahunnya dan kenaikan tersebut dengan rata-rata 41% tiap
tahunnya. Lembaga ini memberikan pelayanan yang baik untuk para donatur yang
dimulai dari transparansi dalam penghimpunan dan pendistribusian untuk
meningkatkan keloyalitasan donatur.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
dapat memperbaiki kondisi masyarakat, baik dari aspek moril maupun materil.1
Sedangkan menurut Didin Hafidhuddin lima hikmah dan manfaat zakat yaitu.
Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt. Kedua, berfungsi
untuk menolong mambantu dan membina terutama fakir miskin ke arah
kehidupan yang lebih baik. Ketiga, sebagai pilar amal bersama (jamai) antara
orang kaya yang berkecukupan hidupnya
waktunya berjihad di jalan Allah swt. Keempat, sebagai salah satu sumber dana
bagi pembangunan sarana dan prasarana yang harus dimiliki umat Islam. Kelima,
untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar.2
Zakat sebagai salah satu instrument kebangkitan ekonomi bangsa memiliki
potensi yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam satu
dekade terakhir ini, tampak terdapat kecenderungan peningkatan jumlah
penghimpunan dana zakat. Dari data yang berhasil dihimpun oleh the Indonesia
Magnificence of Zakat (IMZ), terlihat peningkata dalam penghimpunan dana
zakat, terutama melalui organisasi pengelola zakat (OPZ) di Indonesia.
Tabel 1.1 :
Jumlah Penghimpunan Zakat Tahun 2001-2010
Tahun
Jumlah
2001
62.780.000.000,00
2002
80.370.000.000,00
Fakhruuddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang : UIN Malang Press, 2008),
h. 24
2
Didin Hafhiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani Press,
2002), h. 10-11
2003
99.710.000.000,00
2004
167.590.000.000,00
2005
295.320.000.000,00
2006
413.920.000.000,00
2007
444.070.000.000,00
2008
570.670.000.000,00
2009
1.200.000.000.000,00
2010
1.500.000.000.000,00
Sumber : Analisa the Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ)
diakses di www.hanumisme.com/2009/12/28/potensi-zakat2010/ pada tanggal 16 Oktober 2010
Dari data tersebut, terlihat jelas bahwa terjadi peningkatan jumlah
pengumpulan zakat dalam Organisasi Penghimpun Zakat (OPZ). Persentase
kenaikan tertinggi terjadi antara kurun tahun 2004 ke 2005. Dalam rentang waktu
tersebut, penghimpunan zakat mengalami kenaikan sebesar hampir 71,75 persen,
dari total nilai penghimpunan sebelumnya sebesar Rp.167,59 miliar menjadi
Rp.287,84 miliar. Sementara itu, peningkatan jumlah persentase penghimpunan
terendah terjadi antara tahun 2006 ke 2007. Dalam selisih tahun tersebut, terjadi
persentase negatif total penghimpunan sebesar 7,28 persen, dari total
penghimpunan tahun 2006 sebesar Rp. 413,92 miliar menjadi 444,07 miliar
rupiah.3 Selama dekade terakhir ini juga ada kemajuan yang cukup pesat dalam
penggalangan dana umat yang dilakukan oleh beberapa lembaga sosial Islam.4
Salah satunya yaitu Baitul Maal Hidayatullah Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan salah satu lembaga amil zakat
nasional yang berusaha mengimplementasikan visi pengelolaan zakat yang
amanah, transparan, profesional dan inovatif serta berusaha melaksanakan tujuan
besar sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam penunaian, pelayanan dan meningkatkan hasil guna dari dana
Zakat Infaq, Shadaqah (ZIS). Eksistensi dari Baitul Maal Hidayatullah dapat
dilihat dari keberhasilan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menciptakan
program-program pengelolaan dana Zakat Infaq, Shadaqah (ZIS) yang
transparan seperti program pendidikan, sosial, ekonomi dan dakwah. Selain itu
bukti keeksistensiannya Baitul Maal Hidayatullah berhasil membuka cabang
dihampir seluruh propinsi yang ada di Indonesia sehingga dalam tiap tahun
penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) cukup besar
Tabel 1.2.
Jumlah Penghimpunan ZIS di LAZ BMH 2001-2010
Tahun
Jumlah
2001
13.500.000.000,00
2002
1.914.256.702,98
2003
1,761.006.729,00
2004
3.255.495.006,00
2005
6.422.111.121,00
2006
7.383.360.101,00
2007
10.793.648.307,00
2008
15.849.548.237,00
2009
16.759.780.000,00
2010
(sampai
8.354.934.356,00
Oktober)
Sumber: Dokumen Forum Zakat (FOZ) Grand Total
Penggalangan Dana Lembaga Amil Zakat, diakses di situs resmi
FOZ www.forumzakat.net pada tanggal 16 Oktober dan Majalah
bmhnews edisi November 2010 h. 21
Dari data di atas tahun 2001 yaitu tahun sejak disahka Lembaga Amil
Zakat (LAZ) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) oleh pemerintah hingga tahun
2003 terjadi tren tahun penurunan yang sangat tajam dari jumlah penghimpunan
Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) yaitu sebesar 666,6 persen. Banyak lembaga
amil zakat yang berdiri pasca dikeluarkannya UU No. 38 tahun 1999 khususnya
pada tahun 2002-2006 salah satu faktor penurunan tingkat penghimpunan zakat
di BMH. Pada tahun 2002 misalnya, Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang telah
mendapatkan legalitas dari pemerintah seperti Bangun Sejahtera Mitra Umat,
LAZ Dewan Dakwah, LAZ Muhammadiyyah, LAZ Persis, Portal Infaq, Baitul
Maal BRI, Baitul Maal wa Tamwil Jakarta. Kalau pada tahun 2001 Lembaga
Amil Zakat (LAZ) baru berdiri sebanyak delapan Lembaga. Adapun tahun 2006
sudah berdiri Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebanyak 16 LAZNAS (Lembaga
Amil Zakat Nasional) yang sudah dilegalkan oleh pemerintah yang berdiri di
berbagai propinsi.5 Adapun faktor internal yang mempengaruhi penghimpunan
turun adalah belum berpengalamannya Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam
5
2011, h. 5
Majalah INFOZ, Media Infomasi Organisasi Pengelola Zakat, edisi 12 TH IV Mei- Juni
Ria Casmi Arrsa, Negara Dalam Merevitalisasi Pengelolaan Zakat Sebagai Upaya Strategis
MenanggulanganKemiskinan Di Indonesia, diakses dari http://www.legalitas.org. pada tanggal 15
Oktober 2010
7
Media Informasi Organisasi Pengelola Zakat (INFOZ), Edisi 3 tahun V Oktober
November, h. 14
tahun 1999, Indonesia yang telah memiliki Undang-Undang zakat yang secara
substansi Undang-Undang tersebut memberikan aturan
antara lembaga amil zakat baik yang dikelola oleh masyarakat maupun oleh
pemerintah dimana perkembangan pengelolaan zakat dan pemanfaatannya belum
optimal jika dilihat dari potensi yang dimiliki hal ini dikarenakan oleh bebarapa
faktor seperti :
1.
2.
3.
Lembaga amil zakat masih dipandang sebagai lembaga grassroot dan tidak
professional. Akibatnya Muzakki, Munfiq, dan Mushadiq (dalam hal ini
disebut donatur) mempunyai motivasi yang cukup
menjalankan
kewajibannya,
artinya
masih
banyak
rendah dalam
keraguan
yang
Erni Yanti Siregar, Kinerja Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional Dompet Dhuafa
Republika dalam Pengelolaan Dana ZIS, diakses dari, http://www.mb-ipb.org. tanggal 15 Oktober
2010
Penerima zakat fitrah dan zakat maal terbesar (70 persen) adalah masjidmasjid, BAZ pemerintah hanya mendapatkan 5 persen zakat fitrah dan 3
persen zakat maal, serta LAZ swasta hanya 4 persen zakat maal.9
Persaingan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dengan lembaga amil zakat
yang lainnya dalam menghimpun dan merangkul donatur begitu ketat terlihat
dari banyak lembaga amil zakat yang dikelola oleh masyarakat seperti Yayasan
Dompet Dhuafa (DD) di Jakarta, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) di
Surabaya, Yayasan Darut Tauhid (DT) di Bandung, Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) di Jakarta, Dompet Sosial Umul Quro (DSUQ) di Bandung, Lagzis di
Jakarta yang telah melakukan penggalangan dana umat secara profesional dan
inovatif.10 Banyaknya lembaga amil zakat yang muncul menyebabkan donatur
dihadapkan pada berbagai pilihan lembaga amil zakat yang pada akhirnya bisa
memungkinkan donatur untuk beralih lembaga pada amil zakat lain, terlebih lagi
jika lembaga amil zakat tersebut membuat suatu perubahan dan menawarkan
karakteristik pengelolaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) yang lebih unggul
untuk memberikan kepuasan terhadap donatur atas dana Zakat, Infaq, Shadaqah
(ZIS) yang mereka salurkan.
Berbagai program yang berpariasi ditawarkan oleh lembaga-lembaga zakat
kepada donatur membuat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) lebih berhati-hati
10
11
terbentuk image yang baik tentang Baitul Maal Hidayatullah serta bertujuan
untuk meningkatkan penghimpunan dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS)
Dari pembatasan masalah tersebut, untuk lebih memudahkan penulis dalam
pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat rumusan masalah yang muncul
dalam penelitian ini yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apa strategi yang diaplikasikan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam
menjaga loyalitas donatur?
2.
3.
4.
12
(BMH)
b.
Praktis
1) Secara praktis penelitian ini diharapkan berguna bagi para praktisi
khususnya Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai acuan dan
perbandingan dengan lembaga zakat yang lainnya.
2) Penelitian dapat dijadikan sebagai pedoman atau referensi yang bisa
memberikan sumbangsih dalam bentuk karya ilmiah untuk kemudian
dijadikan bahan kajian dalam mengembangkan konsep manajemen atau
13
Fachri
Firdaus
dengan
judul
skripsi
Strategi
Pengembangan
14
Adapun Perbedaan dengan skripsi iini adalah dalam kajian skripsi ini penulis
tidak hanya memaparkan bagaimana strategi penggalangan dana akan tetapi
bagaimana juga cara mempertahankan donatur agar tetap menyalurkan dana
mereka pada Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
Didasari kajian review ini penulis tertarik untuk meneliti strategi yang
dikembangkan LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjaga loyalitas
para donatur dalam memertahankan kontinyuitas penghimpunan dana di Baitul
Maal Hidayatullah (BMH). penulis beranggapan penulisan karya tulis ini sangat
15
11
h. 35
Irawan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995) cet. 1
16
2. Pendekatan
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen (approach
managemen) yang bertujuan untuk mempelajari strategi-strategi yang
diterapkan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Dalam penelitian ini focus
penelitian adalah pada bagaimana strategi yang digunakan oleh Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) dalam menjaga loyalitas.
3. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber
data, yaitu:
a.
Data Primer, dalam hal ini penulis mengambil data melalui penelitian
langsung melalui pihak yang terkait dengan pembahasan skripsi ini guna
memperoleh data-data mengenai strategi menjaga loyalitas donatur. Data
primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perorangan langsung dari objeknya12.
b.
Data Sekunder. Dimana dalam hal ini penulis memperolah data atau
informasi melalui buku, jurnal, surat kabar, artikel, media internet atau
data-data yang dikeluarkan oleh LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan13.
12
13
Ibid., h. 103
101
17
18
c. Dokumentasi
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa data-data tertulis
yang ada pada diliteratur-literaur buku, jurnal, surat kabar, atikel, dan
referansi lainnya yang mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang penomena yang masih aktual mengenai strategi menjaga
loyalitas donatur serta dianalisa dengan data yang diperolah oleh penulis di
LAZ Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
analisis induktif yaitu teknik menganalisa temuan-temuan penelitian muncul
dari keadaan umum, tema-tema dominan dan signifikan yang ada dalam data
tanpa mengabaikan hal-hal yang muncul oleh struktur metodologisnya.14
Pendekatan analisis induktif ini untuk membantu pemahaman yang jelas dalam
mengolah data dan memberikan penjelasan yang baik untuk mengetahui
temuan-temuan strategi Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjaga
loyalitas donatur.
6. Teknik Penulisan
Sebagai pedoman skripsi ini, penulis merujuk kepada buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2007
14
297
19
F. Sistematika Penulisan
Hasil akhir dari penulisan ini akan dituangkan dalam laporan tertulis
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah,
20
BAB II
MANAJEMEN ZAKAT, LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN LOYALITAS
A. Manajemen Zakat
1. Pengertian Manajemen
Manajemen
merupakan
kata
serapan
dari
bahasa
Inggris,
Follet
seperti
yang
dikutip
Fakhruddin
manajemen
merupakan seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain. Dalam tataran
ilmu,
manajemen
dipandang
sebagai
kumpulan
pengetahuan
yag
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007), h.
71
3
h. 266
21
22
Menurut Hani Handoko manajemen adalah bekerja dengan orangorang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan
serta pengawasan.4
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara
rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-proses harus diikuti dengan baik sesuatu
tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsif utama
dalam ajaran Islam. Rasulullah saw. Bersabda dalam sebuah hadist yang
diriwayatkan Imam Thabrani
{
}
Artinya
Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)
(HR. Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap dan cara-cara
mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai
Allah swt. Sebenarnya manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar
dilakukan dengan baik, tepat dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan
dalam ajaran Islam.5
Ibid,. h. 64
Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press,
2003), h. 1
5
23
yang
lemah.
Tidak
menimbulkan
kerugian
secara
otomatis
24
2.
Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu aktivitas untuk membuat rancanganrancanagan agenda kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi.
Perencanaan itu bisa terkait dngan waktu dan strategi.
Langkah-langkah
yang
dilakukan
oleh
lembaga
zakat
agar
yang
telah
berkembang
sebelum
Islam
masuk.
Islam
hancurkan
sarangnya.
Artinya
Islam
tidak
mengijinkan
25
26
Perencanaan Strategis
Prancanaan strategis yaitu perencanaan yang digunakan untuk
menjaga fleksibilitas rencana jangka panjang akibat berubahnya situasi.
Rencana strategis ini bertujuan untuk menjaga eksistensi organisasi
sehingga tetap bertahan.
Dalam pengelolaan zakat, rencana strategis merupakan suatu
unsur yang tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa alasan tentang hal itu.
Pertama adalah masalah kepercayaan, kepercayaan akan muncul jika
orang lain yang menyampaikan oleh karena itu kepercayaan butuh waktu
yang lama untuk diraih. Kedua yaitu masyarakat memiliki logika sendiri
dalam menilai sebuah organisasi. Secara sosial, zaat merupakan bentuk
ibadah yang memiliki hubungan nyata dengan masyarakat.8
3.
Pengorganisasian
Ajaran Islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk
melakukan segala sesuatu secara terorganisasi dengan rapi. Kesungguhan dan
keseriusan dalam mengorganisir sesuatu sangat dianjurkan oleh Islam.9
h. 100
27
28
Motivasi
Motivasi akan memunculkan semangat bekerja dan pantang menyerah
saat menghadapai berbagai tantangan dan hambatan. Untuk memotivasi
anggota organisasi perlu dibangun sikap kebersamaan dan keterbukaan
sehingga anggota yang baru masuk sekalipun akan merasa menjadi
bagian utuh yang diharapkan kiprahnya. Ada beberapa jurus untuk
memotivasi anggota organisasi yaitu pertama, pengelolaan zakat adalah
mitra muzakki. Zakat adalah kewajiban orang kaya yang harus
dikeluarkan guna mensucikan harta mereka. Amil zakat bertugas untuk
berdakwah kepada para muzakki untuk berzakat, ini adalah perbuatan
mulia yang tergolong dakwah apalagi kalo sukses tentu pahalanya
berlipat ganda. Kedua setelah mengumpulkan zakat tugas amil
mendayagunakan secara benar apabila tugas ini dilakukan dengan benar
maka menjadi ladang amal bagi amil untuk bekerja giat dan penuh
semangat. Ketiga transparan antar anggota unsur ini penting dalam rangka
meningkatkan loyalitas dan kepercayaan amil terhadap lembaga yang
digelutinya. Dengan demikian amil ekan bekerja optimal sedangkan
11
86
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007), h.
29
muzakki akan percaya dan puas atas kinerja amil karena zakatnya telah
tersampaikan kepada yang berhak.
b.
Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan untuk menyampaikan informasi secara
timbal balik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terhentinya informasi
akan menyebabkan kemacetan interaksi sehingga pada akhirnya akan
memunculkan masalah baru. Oleh sebab itu jalannya arus informasi harus
berlangsung secara lancar.
c.
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah unsur esensial dalam sebuah organisasi seiring
sinyalemen umum bahwa warna organisasi sangat tergantung siapa yang
memimpinnya. Kepemimpinan tidak lepas dari karakter individu yang
sering ditentukan oleh lingkungan keluarga, lingkungan bergaul, belajar
atau tempat kerja. Bakat kepemimpinan membutuhkan stimulus dari luar
sehingga bakat itu dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.12
5.
Pengawasan
Pengawasan merupakan proses untuk menganjurkan aktivitas positif
dan mencegah perbuatan yang menyalahi aturan atau dalam bahasa agama
bias di sebut amar maruf nahi munkar. Tujuan pengawasan adalah untuk
menjamin tercapainya tujuan organisasi. Caranya adalah mengembalikan atau
12
86-89
Sudirman, Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas, (Malang : UIN Malang Press, 2007), h.
30
b.
Tipe Pengawasan
Pada prakteknya, pengawasan terbagi menjadi tiga tipe dasar, yakni 1)
pengawasan awal, 2) pengawasan berjalan, 3) pengawasan akhir.
13
31
penghambat
pun
dieksplorasi
agar
meminimalisir
kekeliruan.
Pengawasan berjalan, berlangsung selama kegiatan berjalan. Ini terkait
erat dengan cara penanggulangan yang telah diantisipasi dalam
perencanaan awal. Tujuan pengawasan adalah menekan kekeliruan. Maka
pengawasan berjalan dapat meminta evaluasi di tengah kegiatan yang
berjalan.
Pengawasan akhir merupakan pengawasan yang dilaksanakan pada setiap
akhir kegiatan. Pengawasan ini bersifat kurang aktif. Meski gejala
penyimpangan suad bias dideteksi, pengawasan akhir hanya bias
dijalankan di akhir kegiatan.14
c.
Tahap Pengawasan
Pertama, Penetapan standard. Arti standard mengacu pada ukuran yang
dapat digunakan sebagai patokan untuk menilai hasil. Standard bias
dibedakan atas dua jenis, yakni standard kualitatif dan standard
kuantitatif.
Kedua, Pelaksanaan pengawasan. Pelaksanaan pengawasan dapat
dibedakan atas tiga kegiatan, yaitu pelaksanaan melekat, pelaksanaan
berkala (periodik), dan pelaksanaan mendadak.
14
32
pengawasan
harus
mampu
mengungkap
sebabsebab
kepentingan
yang
akan
menambah
parahnya
suatu
penyimpangan.
Keempat, Rekomendasi dan tindak koreksi. Jika terjadi penyimpangan,
maka tim pengawas harus memberi rekomendasi. Ada beberapa
rekomendasi
hasil
pengawasan,
diantaranya
1)
ubah
standard
Strategi
Menururt Michael Allison Jude Kaye Strategi merupakan prioritas
atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi adalah
pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi
organisasi. Bagi organisasi nirlaba strategi merupakan proses sistemik yang
disepakati organisasi dan membangun keterlibatan di antara stakeholder
utama tentang prioritas yang hakiki bagi misinya dan tanggap terhadap
lingkungan operasi.16
15
33
17
34
c.
d.
e.
Didasarkan atas ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang akan
dilakukan.
Dilakukan studi banding (banchmark) yaitu melakukan studi terhadap
praktik terbaik dari lembaga sejenis yang telah sukses menjalankan
organisasinya.
Dipikirkan prosesnya. Proses seperti apa yang akan dilakukan apakah
proses itu tetap dan seperti apa hasil proses yang akan dilakukan.18
18
Didin Hafiduddin, Manajemen Syariah daam Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003),
19
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta :Pustaka Litera Antarnusa, 1996), h. 545
h. 90-91
35
Artinya :
Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk
jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
2. Urgensi Lembaga Amil Zakat
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelolaan zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan, antara
lain : Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat, apalagi
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari muzakki. Ketiga, untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas serta sasaran yang tepat dalam penggunaan
harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. Keempat,
untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan
pemerintah islami.20
Selain itu, dalam pengelolaan zakat ada empat tujuan yang hendak
dicapai. Pertama, memudahkan muzakki menunaikan kewajiban berzakat.
Kedua, menyalurkan zakat yang terhimpun kepada mustahik yang berhak
menerimanya. Ketiga, tujuan ini merupakan serangkaian yang kuat, berjalan
20
h. 126
Didin Hafiduddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002),
36
21
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : Institut Manajemen Zakat, 2004 ), h. 99 - 100
37
b.
22
23
h. 65
Sumber daya (baik dana maupun barang) berasal dari donatur yang
mempercayakannya kepada lembaga. Para donatur tersebut tidak
mengharapkan keuntungan kembali secara materi dari lembaga pengelola
zakat.
Menghasilkan berbagai jasa dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat.
Jasa-jasa tersebut tidak dimaksudkan untuk mendapatkan laba.
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : Institut Manajemen Zakat, 2004 ), h. 99 - 208
Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf, (Jakarta : UI Press, 1988),
38
c.
b.
Sumber dana utama adalah dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf.
c.
b.
24
25
Adanya jaminan bagi fakir miskin dan haknya tidak diabaikan begitu saja.
Membayar zakat tidaklah secara sukarela, namun merupakan kewajiban,
dan lembaga amil zakat berperan dalam melaksanakan tugas terssebut
sehingga mempunyai posisi tawar yang tinggi yang tidak dapat dilakukan
oleh fakir miskin secara langsung.
Si fakir meminta kepada pemerintah, bukan kepada pribadi orang kaya,
untuk memelihara kehormatan dan air muka dari perasaan belas kasihan
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : Institut Manajemen Zakat, 2004 ), h.209
Ibid., 210
39
c.
d.
e.
C. Loyalitas
1. Pengertian Loyalitas
Menurut kamus umum bahasa Indonesia Loyalitas berarti taat, patuh,
dan setia.27 Sedangkan Loyalitas menurut Oliver adalah komitmen yang
dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa
tertentu dimasa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran
yang berpotensi menyebabkan peralihan perilaku.28
Loyalitas secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu
produk, baik barang maupun jasa tertentu yang merupakan manifestasi dan
26
h. 176
40
Faktor Nilai
Dalam pengelolaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) aspek
religius sangat menentukan keloyalitasan dari para donatur. Indikator dari
29
Theresia Widyaratna Denny dan Filisia Chandra, Analisis Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen terhadap Tingkat Penjualan di Warung Bu Kris, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan
Vol.3, no. 2, September 2001. Hal . 89 diakses dari http://puslit.petra.ac.id/journals/management/
pada tanggal 10 Pebruari 2011
30
Philip Kotler & Gary Amstrong, Prinsif-prinsif Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, Jilid II
2001), edisi ke-8, h. 295-296
41
faktor religius adalah prinsip-prinsip dari lembaga amil zakat. Para amil
dituntut memiliki beberapa persyaratan moralitas seperti
1) Amanah, dana ZIS merupakan amanah dari ummat yang akan dititipi
untuk para mustahik
2) Sidiq, semua tindakan yang dilakukan oleh amil harus benar. Baik itu
dalam menghimpun, mendistribusikan dana Zakat, Infaq, Shadaqah
(ZIS) maupun dalam melayani para donatur.
3) Bertanggung jawab, merupakan sifat yang harus dimiliki oleh amil
untuk memberikan pertanggungjawaban terhadap dana ZIS yang
diamanahi oleh Donatur
4) Adil, adil dalam pengertian amil bisa memberikan akses info bantuan
untuk seluruh mustahik
5) Kasih, sifat kasih manjadi tuntunan untuk memberikan rasa kasih
terhadap para mustahik sehingga bagi para mustahik memberikan
ketenangan bathin.
6) Gemar menolong, merupakan nilai Islam yang mencontohkan para
muzakki menyalurkan dananya ke amil untuk didistribusikan kepada
kaum dhuafa
7) Tabah, yakni kuat terhadap problem kaum miskin yang beragam.
Besabar dalam menangani berbagai persoalan kaum dhuafa.31
b. Faktor Kualitas Pelayanan
Penelusuran Parasuraman dkk menandai ada sepuluh faktor yang
menentukan kualitas suatu jasa, kesepuluh faktor tersebut adalah:
Acces,
communication,
competence,
courtesy,
credebility,
31
Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : Institut Manajemen Zakat, 2004 ), h. 39-44
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality and Satisfaction, (Yogyakarta :
Andi Offset, 2007), h. 133-135
32
42
Faktor Produk
Sebagian perusahaan memberikan nilai unggul melalui kemudahan
dan harga rendah yang lain dengan memanjakan pelanggannya dan
33
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality and Satisfaction, (Yogyakarta :
Andi Offset, 2007), h. 133-135
43
34
Philip Kotler & Gary Amstrong, Prinsif-prinsif Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, Jilid II
2001), Edisi ke-8, h. 293
35
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta : JBRC, 2000), h. 39
44
Kredibilitas
Kepercayaan
Kompeten
Courtesy
BAB III
SEJARAH SINGKAT LEMBAGA AMIL ZAKAT BAITUL MAAL
HIDAYATULLAH
akhirnya ambruk.
Bukan hanya sumber daya alam yang terkuras habis dieksploitasi atau kualitas
sumber daya manusia yang malah terpuruk menjadi termasuk terendah di dunia
tapi juga tumpukan utang yang tidak terkira akibatnya strategi pembangunan
yang lebih banyak ditopang pinjaman luar negeri dan manajemen pembangunan
yang buruk. Paradigma tricle down effect ini ternyata dalam realitasnya bukan
hasil pembangunan atau kemakmuran yang menetes, tetapi utang menjadi beban
bagi seluruh masyarakat dan yang paling merasakan beban tersebut adalah
masyarakat bawah1.
Lalu ketika pondasi yang rapuh itu ambruk, kemiskinan menjadi cermin
dari wajah bangsa Indonesia dan berlangsung hingga saat ini. Pengangguran,
bencana kelaparan, busung lapar, malnutrsi, anak putus sekolah, anak jalanan, the
1
Profile Baitul Maal Hidayatullah, Sejarah dan Latar Belakang BMH, dan Wahyu Rahman,
Direktur Baitul Maal Hidayatullah, wawancara pribadi pada tanggal 11 Pebruari 2011
45
46
lost generation, poorest of the poor (anak termiskin dari yang miskin), pelayanan
kesehatan yang buruk dan dan banyak lagi persoalan yang melilit bangsa ini yang
tidak hanya membuat malu sebagai sebuah bangsa sekaligus negara yang
berpenduduk muslim tersebsar di dunia.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memerintahkan Bani Umayyah hanya
dalam jangaka 23 bulan mampu mewujudkan masyarakat yang makmur.
Kepemimpinan yang adil, amanah dan bijaksana disertai dengan Baitul Maal
yang dekelola secara baik, jujur, amanah, dan transparan sehingga mampu
mengundang pertolongan Alloh SWT berupa mukjizat-mukjizat. Lahan pertanian
yang tadinya gersang dan tidak menghasilkan menjadi subur dengan hasil
pertanian yang melimpah, hewan-hewan ternak mengeluarkan air susu dengan
derasnya padahal sebelumnya tidak pernah bisa diperah, iklim selalu baik serta
hujan yang cukup.
Kemakmuran yang terwujud pada saat itu sangat luar biasa sampai tidak
satu pun ditemukan penduduk yang kekurangan, sehingga khalifah waktu itu
mengalami kesulitan mendistribusikan zakat yang telah terkumpul. Petugas
Baitul Maal berkeliling keseluruh negeri dan berseru, manakah orang miskin?
Manakah orang yang punya utang? Manakah anak yatim yang terlantar. Namun
tak ditemukan satu pun orang miskin, orang yang mempunyai utang, anak yatim
yang terlantar dan orang yang berutang.2
Profile Baitul Maal Hidayatullah, Sejarah dan Latar Belakang BMH, dan Wahyu Rahman,
Direktur Cabang BMH, wawancara pribadi pada tanggal 11 Pebruari 2011
47
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan organisasi non profit yang tak
lepas dari akar sejarah pendirian Pondok Pesantren Hidayatullah di Balikpapan,
Kalimantan Timur. Berkhidmat memberdayakan masyarakat miskin melalui
pengelolaan dana sosial masyarakat (ZISWAF- Zakat, Infaq, Sedekah, Wakaf)
serta dana lain yang halal dan sesuai hukum dari perseorangan, lembaga dan
perusahaan.3
Pada 9-13 Juli 2000 Melalui Musyawarah Nasional I di Balikpapan,
Hidayatullah bermetamorfosis menjadi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan
memposisikan diri sebagai Jamaatul Min Jamaatil Muslimin (bagian dari
jamaah kaum muslimin). Kini, Hidayatullah dengan beranggotakan sekitar 12
juta orang (th. 2008) telah menjadi Ormas terbesar ke-3 (setelah NU dan
Muhammadiyah) dengan jaringan kerja di
Profil Baitul Maal Hidayatullah, diakses dari http://www.bmh.or.id pada taggal 8 Januari
Ibid
2011
48
Halif Alkaf, Ormas Hidayatullah, Study tentang Idiologi Keaagamaan dan Sistem
Pengkaderan, Jurnal Paramadea, Vol 7 No 4 Oktober 2006
49
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) dengan SK Menteri Agama No. 538
Tahun 2001.6
2.
3.
6
Latar Belakang Baitul Maal Hidayatullah diakses dari www.bmh.or.id pada tanggal 13
Pebruari 2011
7
Wahyu Rahman, Direktur Baitul Maal Hidayatullah, wawancara pribadi pada tanggal 11
Pebruari 2011
8
Ibid.,
50
Dewan Pembina
Dr. Abdul Manan, SE, MM
H. Hasan Ibrahim, MA
Dewan Pengawas
Ir. Abu A'la Abdullah, MH.I
Asih Subagyo, S. Kom
Direktur Eksekutif
Drs. Wahyu Rahman
Departemen
Keuangan dan IT
Firman Zainal Abidin
Departemen SDM
dan Networking
Marwan Mujahidin,
SE
Departemen
Komunikasi dan
Penghimpunan
Rama Wijaya
Departemen
Program
Ade Syariful Allam,
S. Sos
Sumber : Profile Baitul Maal Hidayatullah (BMH) 2010 Struktur Pengrus Lembaga
Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah
51
2. Dewan Pembina
a. Mengarahkan langkah dan kebijakan umum lembaga Baitul Maal
Hidayatullah (BMH).
b. Menentukan sikap lembaga terhadap permasalahan-permasalahan umum
dan perubahan-perubahan yang mendasar.
c. Merekomendasikan dan menyetujui berdiri cabang lembaga zakat di
berbagai daerah
3. Dewan Pengawas
a. Mengesahkan
Hidayatullah (BMH)
b. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan rencana kerja yang telah
disahkan yang mencakup kegiatan penghimpunan dan pendayagunaan
zakat oleh pengelola
c. Meminta laporan dan pertanggungjawaban ke pengurus harian sesuai
kesepakatan atau di luar kesepakatan
d. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
e. Melaksanakan
pengawasan
internal
terhadap
pelaksanaan
tugas
52
serta
53
54
Al-Quran
(TPA),
pemberian
beasiswa
kepada
anak
55
Wahyu Rahman, Direktur Baitul Maal Hidayatullah, wawancara pribadi pada tanggal 11
Pebruari 2011
56
e. Klinik Komputer
Program klinik Komputer ditujukan untuk anak anak dhuafa untuk
meningkatkan
kecerdasan
mereka
dibidang
teknologi.
Komputer
disediakan oleh Baitul Maal Hidayatullah dan anak anak dhuafa didik
untuk menggunakan komputer
f. Rumah Baca Anak
Rumah baca anak ditujukan untuk anak anak dhuafa yang tidak
mampu membeli buku. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) memfasilitasi
anak anak dhuafa agar minat membaca mereka tinggi.10
3. Sosial Ekonomi
a. Sidak Sehat
Program
kesehatan
keliling
dengan
pengobatan
cuma-cuma,
10
57
11
pada tanggal
58
pada tanggal
59
60
n. PT Premier Oil
o. PT Chevron Oil14
2. Jaringan Media
a. Trans TV
b. TPI
c. Suara Hidayatullah
d. Rakyat Merdeka
e. Kaltimpost
f. Republika
g. TV One Radio Dakta15
3. Jaringan LSM
a. Baznas
b. BAMUIS BNI
c. MER-C
d. Mercy Malaysia16
14
pada tanggal
61
I.
Daerah Cabang
Semarang
Mataram
Surabaya
Sidoarjo
Malang
Bangkalan
Pekalongan
Makasar
Balikpapan
10
Samarinda
11
Papua
12
Timika
13
Tarakan
14
Bengkulu
15
Lampung
16
Solo
17
Jogjakarta
18
Bandung
19
Kudus
20
Madiun
21
Ngawi
22
Bojonegoro
23
Gresik
24
Nganjuk
25
Magetan
26
Sumenep
27
Pamekasan
62
28
Kutai timur
29
Bontang
30
Sorong
31
Banyuwangi
32
Cilegon
33
Luwu Timur
34
Bau-bau
35
Porbolinggo
36
Karawang
37
Tenggarong
38
Kendari
39
Bone
40
Ternate
41
Sorong
42
Seragen
43
Medan
Sumber : Wahyu Rahman, Direktur Baitul Maal Hidayatullah, pada
tanggal 10 Pebruari 2011
BAB IV
STRATEGI LAZ BAITUL MAAL HIDAYATULLAH DALAM MENJAGA
LOYALITAS DONATUR
A. Urgensi Loyalitas Donatur Pada Baitul Maal Hidayatullah
Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi
dalam masyarakat Islam. Karena begitu penting lembaga ini dalam masyarakat
Islam maka sudah selayaknya lembaga ini menjadi sentral untuk penghimpunan
dana filantrofi untuk umat Islam. Jumlah lembaga zakat yang tumbuh dengan
jumlah yang banyak di Indonesia mencerminkan bahwa lembaga zakat tersebut
memiliki potensi yang besar serta jumlah orang yang mampu/kaya (muzakki,
munfiq, mushadiq/donatur) yang begitu besar di negeri ini untuk dihimpun dana
dana mereka yang berupa zakat, infaq, waqaf dan shadaqah. Dengan
banyaknya lembaga zakat ini tentunya akan banyak berkontribusi dalam
memberdayakan kaum muslimin.
Dengan kehadiran lembaga zakat maka sudah barang tentu lembaga
tersebut harus memiliki donatur untuk menjalankan roda lembaga. Kehadiran
donatur di lembaga zakat menjadi hal yang sangat penting untuk menopang
suatu lembaga zakat karena dari dana-dana para donaturlah segala program
lembaga zakat bisa diimplementasikan. Oleh karena itu suatu lembaga zakat akan
lebih tumbuh jika para donatur tumbuh dan loyal terhadap lembaga tersebut.
63
64
2.
Donatur
khusunya
para
wajib
zakat
(muzakki)
ditujukan
untuk
65
evaluasi donatur tiap satu periode berjalan (biasanya satu tahun). Evaluasi
tersebut berupa jawaban langsung dari kuisioner yang telah diberikan kepada
tiap donatur terkait langsung dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Baitul Maal
Hidayatullah
(BMH).
Dari
hasil
evaluasi
tersebut
faktor-faktor
yang
Citra lembaga, yaitu Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai lembaga amil
zakat memberikan pelayanan yang rill bagi masyarakat melalui Zakat, Infaq,
dan Shadaqah (ZIS). Selain itu nilai-nilai keislaman yang dibawa oleh
ORMAS Hidayatullah menjadi daya tarik tersendiri bagi donatur untuk
menilai.
2.
3.
Aktifitas rill para dai Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam membawa
nilai-nilai moral kepada masyarakat.2
66
67
68
69
d. Kelemahan
Belum melakukan aktifitas publikasi besar-besaran ke media seperti
yang dilakukan oleh lembaga amil zakat yang lain.6
2. Mekanisme Implementasi Strategi Loyalitas di Baitul Maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merupakan lembaga di bawah
naungan Organisasi Masa (ORMAS) Hidayatulah. Oleh karena itu Baitul
Maal Hidayatullah (BMH) dalam menjalankan aktivitasnya (melaksanakan
strategi loyalitas) mempunyai kaitan erat dengan ORMAS Hidayatullah.
Adapun mekanisme implementasi strategi di Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
meliputi
a. ORMAS Hidayatullah mempunyai fungsi sebagai pemberi mandat kepada
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk merumuskan strategi yang telah
direncanakan baik itu perencanaan strategi jangka panjang maupun jangka
pendek
b. Lembaga Zakat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) merumuskan langkah
langkah strategi menjaga loyalitas donatur dengan melibatkan seluruh
departemen yang ada di Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
c. Pelaksanaan strategi loyalitas donatur dengan menggerakkan tim khusus di
lapangan
70
BMH merumuskan
strategi dengan
melibatkan seluruh
departemen
Pelaksanaan
Strategi dengan
menggerakkan tim
khusus
Evaluasi
Hasil
(Sumber : Rama Wijaya, Departemen Komunikasi dan Penghimpunan Baitul Maal
Hidayatullah, pada tanggal 13 Mei 2011)
3. Implementasi Strategi Loyalitas Donatur
Implementasi strategi merupakan tahapan yang sangat penting bagi
suatu lembaga untuk menentukan keberhasilan dalam menggapai tujuan.
Karena
implementasi
ini
merupakan
proses
bagaimana
organisasi
71
sisi
kelembagaan
Baitul
Maal
Hidayatullah
(BMH)
tim khusus untuk melaporkan hasil audit kepada para Donatur yaitu para
stap dibawah Departemen Program. Para tim ini mendatangi setiap rumah
donatur dengan memberikan hasil laopran audit keuangan dengan
72
membawa serta Majalah BMH news serta brosur press relies kegiatan
kegiatan yang diaplikasikan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH).
b. Report Laporan Kegiatan Secara Berkala
Strategi yang kedua yang diterapkan oleh Baitul Maal Hidayatullah
dalam menjaga loyalitas donatur yaitu melaporkan segala laporan
pendayagunaan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) kepada donatur tiap
bulan . Hal ini dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai
bukti transfaransi lembaga dalam mengemban amanah yang diberikan oleh
pihak donatur dan para stakeholder lainnya. Laporan kegiatan yang
diberikan kepada donatur yaitu berupa program program yang dijalankan
oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yaitu diantaranya:
1) Program Pendidikan dan Pengembangan
Program Pendidikan dan pengembangan yang dilaksanakan oleh
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yaitu meliputi :
a)
Sekolah Pemimpin
b) Beasiswa Berkah
c)
Sekolah Alam
Klinik Komputer
f)
73
74
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
baik
itu
fundraising
75
76
melaksanakan fokus
program
77
10
78
79
3.
tidak
sepenuhnya
mendapatkan
kemudahan.
Hambatan
dalam
yang
12
80
81
penghimpunan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS). Dari donatur yang
loyal Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mengharapkan peningkatan jumlah
donatur dengan informasi dari donatur lama untuk merokemendasikan
donatur lain yang cukup berpotensi untuk menjadi calon donatur baru.
Atas dasar rekomendasi dari donatur yang loyal, Baitul Maal
Hidayatullah (BMH) melaksanakan kunjungan kepada donatur baru melalui
pengajian pengajian rumah, seperti jamaah pengajian masjid, pengajian
instansi pemerintahan maupun swasta serta dengan loyalitas donatur yang
meningkat inilah Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dapat membantu
meningkatkan kasadaran para masyarakat
mengeluarkan kewajibannnya.
Dengan strategi menjaga loyalitas yang diterapkan oleh Baitul Maal
Hidayatullah
(BMH)
membuktikan
bahwa
upaya
lembaga
dalam
82
Tabel 4.1
Pertumbuhan Donatur
Baitul Maal Hidayatullah 2006 2010
No
Tahun
Jumlah Donatur
2006
7,859.00
2007
8,483.00
2008
9,506.00
2009
11,565.00
2010
15,000.00
2006 2010
Jumlah Donatur
2006
2007
2008
2009
2010
83
84
2006 2010
No
Tahun
2006
7,383,360,101
2007
10,793,648,307
2008
17,849,548,237
2009
23,759,780,000
2010
28,354,934,356
Jumlah Penghimpunan
30,000,000,000
25,000,000,000
20,000,000,000
15,000,000,000
10,000,000,000
5,000,000,000
2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah Penghimpunan
85
86
13
87
Tabel 4.3
Persentase Penerima Manfaat dana ZIS
Baitul Maal Hidayatullah
No
Keterangan
Dakwah
4%
Pendidikan
30%
Sosial
57%
Ekonomi
9%
Pendidikan
Sosial
57%
Ekonomi
88
Maal Hdayatullah (BMH), selain itu pemberian subsidi untuk PPAS (Pusat
Pendidikan Anak Sholeh), Rumah Singgah, Klinik sehat dan Aksi
kemanusiaan. Sedangkan yang mendapatkan urutan kedua untuk alokasi
dana yaitu pendidikan sebesar 30% hal ini karena Baitul Maal Hidayatullah
(BMH) memberikan fasilitas untuk kaum dhuafa dalam program beasiswa
berkah, sekolah pemimpin, sekolah alam, sahabat guru, klinik komputer dan
rumah baca anak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Strategi yang telah diterapkan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam
menjaga loyalitas donatur yaitu :
a. Melakukan audit keuangan yaitu Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
mendatangkan akuntan publik untuk mengaudit segala penghimpunan dan
pendayagunaan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) yang dilakukan
oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) serta melaporkan hasil audit ke
semua donatur
b. Report laporan kegiatan secara berkala yaitu Baitul Maal Hidayatullah
melaporkan semua pendayagunaan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah
(ZIS) kepada donatur tiap bulan yang berupa laporan program-program
kegiatan penyaluran dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) kepada kaum
dhuafa
c. Meningkatkan mutu kinerja lembaga yaitu meningkatkan manajemen
pengelolaan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) dengan menerapkan
prinsif amanah, transparan dan professional.
d. Melakukan komunikasi intensif ke donatur yaitu komunikasi yang
dibangun oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk mengikat tali
silaturahim antara lembaga dan donatur, yang dilakukan dengan cara
89
90
b.
c.
3.
91
lembaga serta eksternal yaitu berupa peluang dan tantangan yang di hadapi
oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH)
Selain itu dalam proses penerapan strategi loyalitas kemudahan yang
ditemukan oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yaitu luasnya jaringan
pesantren Hidayatullah serta tingginya loyalitas dan semangat para karyawan
di Baitul Maal Hidayatullah menjadi modal utama dalam langkah
menerapkan strategi loyalitas.
4.
Dari penerapan strategi yang telah dilakukan oleh Baitul Maal Hidayatullah
(BMH), strategi tersebut mempunyai keberhasilan yang maksimal terlihat
dari jumlah donatur Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yang terus meningkat.
Pada tahun 2010 jumlah donatur mencapai 15.000 donatur dari tahun 2006
yang hanya 7.859 donatur. Rata-rata pertumbuhan jumlah donatur tersebut
dari tahun 2006 sampai tahun 2010 mencapai 15%. Selain itu jumlah
penghimpunan dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) terus meningkat dari
tahun ketahun. Jumlah penghimpunan yang terakhir sejumlah Rp.
28,354,934,356,00,- yang pada tahun 2006 hanya Rp.7,383,360,101,00,Persentase pertumbuhan penghimpunan tersebut mencapai rata-rata 41% tiap
tahunnya.
B. Saran
Dari penelitian yang penulis lakukan di Baitul Maal Hidayatullah (BMH),
ada beberapa hal yang dapat
penelitian yang lebih lanjut :
92
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Allison, Michael. Kaye, Jude. Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Nirlaba. Jakarta
: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
A, Pearce Jhon. Robinson, Jr Richard B. Manajemen Strategi,Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. edisi bahasa Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat, 2008
A, Thompson, Arthur. E Gamble, Jhon. A. J. Strickland. Strategy, Core Consepts
Analytical Tools Reading. Second Edition New York : Mc graw-Hill, 2006.
Azra, Azyumardi. Zakat dan Kemiskinan, diakses dari www.uinjkt.ac.id, diakses
pada tanggal 11 Oktober 2010
C.H, Lovelock. Service Marketing. Second edition. New Jersey, Prentice-Hall Inc,
1991.
Daud, Mohammad Ali. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Waqaf. Jakarta : UI
Press, 1988.
Erni, Yanti Siregar, Kinerja Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional Dompet Dhuafa
Republika dalam Pengelolaan Dana ZIS, diakses dari, http://www.mb-ipb.org.
tanggal 15 Oktober 2010
Fakhruuddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang : UIN Malang Press,
2008.
Fatwa, A.M. Problem Kemiskinan, Zakat sebagai Solusi Alternatif. Bandung : Mizan
Media utama, 2004.
Forum Zakat www.forumzakat.net diakses pada tanggal 16 Oktober 2010
George, L.Morrisey. Pedoman Pemikiran Strategis. Jakarta : Prenhallindo, 1996
Hafiduddin, Didin. Manajemen Syariah daam Praktek. Jakarta: Gema Insani,
2003. Press.
------------------------ Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani
Press, 2002.
Kotler, Philip. Lane, Keller Kavin. Menajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks, 2009
edisi 12
93
94
95
Donator mempunyai peran untuk mensupport segala program yang dijalankan oleh
Baitul Maal Hidayatullah
b.
c.
Karakteristik para donator yang tidak secara konsisten menyalurkan dana zakat,
infaq, dan shadaqah (ZIS) mereka kepada Baitul Maal Hidayatullah (BMH) perlu
diperhatikan agar dalam menyalurkan harta mereka tidak hanya bersifat insidental
Karena aktifitas LAZ sepenuhnya berbasis pada kepercayaan dan pelayanan yang
prima. Dengan harapan aktifitas yang berjalan dapat optimal jika pegembangan
dilakukan secara kelembagaan dan juga didukung oleh kwalitas SDM yang memadai
b.
c.
Citra lembaga, yaitu Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai lembaga amil
zakat memberikan pelayanan yang rill bagi masyarakat melalui zakat infaq dan
shadaqah (ZIS).
b.
c.
Aktifitas rill para dai Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dalam membawa nilainilai moral kepada masyarakat
3. Proffesional, menjadi bagian dari prinsip kerja semua lini yang bergerak di lembaga.
Untuk menunjang sistem kerja yang lebih baik maka semua amil komitmen
menerapkan sertifikat ISO agar ukuran aktifitas lebih jelas dan terukur
4. Kemitraan, dengan siapapun juga BMH membuka peluang kemitraan dalam upaya
pencapaian visi dan misi BMH asalkan memiliki ruh yang sama untuk memberikan
manfaat sebesar-besarnya untuk umat.
7. T. Bagaimana langkah langkah BMH dalam menerapkan strategi tersebut?
J. sebelum menrapkan strtegi BMH memperkuat visi dan misi serta menguatkan peran
masing-masing departemen. Karena BMH merupakan lembaga otonom ORMAS
Hidayatullah maka mekanisme penerapan strategi merupakan mandat dari Hidayatullah
dan dilaksanakan oleh BMH dengan mengerahkan tim-tim di BMH serta lansung
mengevaluasi hasil strategi tersebut. Selanjutnya melakukan hal-hal :
a. Komunikasi secara berkala, baik berupa informasi, program maupun dalam bentuk
b.Report program
c. Layanan prima
8. T. Apa yang melatarbelakangi perlunya menjaga loyalitas donatur?
J. karena Donatur mempunyai peranan penting dalam lembaga amil zakat, dan menjadi
urat nadi lembaga. Keprcayaan inilah yang mesti dijaga, tidak hanya pada donatur tapi
pada mustahik maupun masyarakat secara keseluruhan
9. T. Apa yang menjadi faktor peluang, tantangan, kekuatan dan kelemahan dalam
menerapkan strategi loyalitas tersebut
J. Peluang : dengan potensi zakat yang mencapai 19,3 riliun BMH mempunya banyak
pelunag untuk menggapai potensi tersebut. Karena zakat pada saat ini zakat baru hanya
terhimpun sebanyak 1,2 triliun sehingga kesempatan masih banyak dengan menggarap
potensi zakat yang ada di perusahaan-perusahaan dan indvidu.
Tantangan :
kesadaran para donatur yang hanya mengetahui zakat hanya sebatas zakat fitrah
Kekuatan :
jaringan BMH yang luas yang ada di semua daerah yang mempunya 43 cabang
didukung dengan tenaga SDM yang mempunyai keloyalan yang tinggi terhadap BMH
komitmen dari tenaga kerja untuk mngemban amanat dalam menjalankan visi dan
misi lembaga
Kelemahan
10. Kemudahan dan hambatan apa yang dihadapi Baitul Maal Hidayatullah dalam
menerapkan strategi loyalitas ?
J. kemudahan
1. Luasnya jaringan pesantren Hidayatullah
2. Sumber daya Manusia (SDM) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yang mempuyai
motivasi yang tinggi dalam mendukung strategi
3. Orientasi dakwah dari para amil di Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menjadi
ringan
Hambatan
1.
2.
11. Bagaimana trend pertumbuhan jumlah donatur sampai saat ini?berapakah jumlah total
donatur saat ini ?
J. Peningkatan jumlah penghimpunana berbanding lurus dengan jumlah donatur artinya
untuk dari tahun ke tahun jumlah donatur terus bertambah. Karena identifikasi belum
mendalam Untuk saat baru 11 cabang dari data BMH jumlah total donatur sebanyak
15.000 donatur yang mana dari jumlah seluruhnya donatur zakat mendominasi.
12. Adakah target untuk menambah Donatur tiap tahunnya?
J : Target untuk merangkul donatur yang lebih banyak pasti ada, karena melihat jumlah
penduduk Indonesia yang mayoritas Islam menjadi peluang besar untuk meningkatkan
kesadaran untuk berzakat. Bukti dari Loyalitas ini pertumbuhan ini terliahat pada tahun
2008 jumlah donasi sebesar Rp 17 miliar tahun 2009 sebesar Rp. 23 miliar dan tahun
2010 sebesar Rp.28 miliar
13. Apakah donatur dari tahun 2001 masih sampai sekarang menjadi donatur?
Sebagian besar masih, hal ini seiring dengan perbaikan sistem yang dibuat dengan
pendekatan teknologi dan pengembangan SDM, Insya Allah kedepan akan semakin baik
14. Bagaimana tingkat kontinyuitas penyaluran dana ZIS di BMH oleh donatur yang sudah
berlangsung, apakah tingkat jumlah donasi bertambah atau berkurang ?
J.
15. Distribusi ZIS dari BMH apakah hanya pada hal fisik atau pengembangan SDM, lebih
mana yang fokus?
J.
Distribusi ZIS bersinergi antara fisik dan pengembangan SDM. Diamana BMH
Lebih Fokus pada konsep penerapan program dakwah dan pendidikan dimana untuk
pendidikan BMH mendirikan lembaga pendidikan gratis (sekolah pemimpin), dengan
konsep modern boarding yang dibawah naungan BMH serta beasiswa berkah. Sedangkan
untuk dakwah BMH mendirikan STIS (Sekolah tinggi ilmu syariah) yang ada di
balikpapan, kedua sekolah tinggi Lukmanul Hakim yang ada di surabaya dan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah.
16. Dalam menhimpun dan mendistribusikan dana ZIS, BMH bermitra kerjasama dengan
perusahaan apa saja?
J. Dalam
melakukan
aktifitas
penghimpunan,
kami
terbuka
bagi
semua