Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
DEVITA OCTAVIANI
NIM: 1110046100038
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang belaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Jakarta.
Devita Octaviani
ii
ABSTRAKSI
iii
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya tanpa
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan Rasulullah saw beserta seluruh keluarga, sahabat, dan
juga ummatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari terdapat banyak
kendala yang menghambat langkah penulis untuk merampungkan skripsi ini. Namun,
berkat bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Phil. J.M. Muslimin, MA. sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
memberi arahan, saran, dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini dapat
khususnya Bapak Yanuar dan Bapak H.Abdul Fattah yang telah bersedia
iv
menyelesaikan skripsi ini.
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai,
7. Segenap staff akademik dan staff perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H.Asep Dedi dan Ibunda Hj.Nani
Yuningsih serta Ema Manah yang selalu mendoakan, membesarkan,
membimbing dan mendukung penulis baik moril maupun materiil tanpa
pernah mengeluh dan berputus asa tetap memberikan motivasi kepada penulis
dalam kondisi senang maupun susah.
9. Adik-adik tersayang, Dinar Dwi Apriyanti, Diana Gayatri Febrianti dan
M.Dendi Rahmatullah yang turut memberikan kontribusi, doa dan motivasi
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga Besar Ayah I Made Astanadi dan Ibu Hj.Lilis Komalasari yang turut
ini.
11. Keluarga besar PONPES CIPASUNG dan keluarga besar KAHFI yang telah
12. Sahabat – sahabat terbaik penulis, Ika, Mahrun, Ayun dan Ana yang sama-
sama berjuang dengan penulis dalam susah dan senang selama proses
v
13. Teman – teman terbaik penulis, Nisrina, Nining, Titi, Nissa, Nabila, Risa,
Zulfa, M.Ramdan dan Edwin yang telah mendukung dan selalu memberikan
seperti keluarga sendiri yang saling mendukung satu sama lain untuk tetap
15. Terima kasih kepada seluruh teman-teman di Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Perbankan Syariah yang masih banyak lagi yang penulis tidak bisa
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya
16. Dan akhirnya, semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian
skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih. Semoga
segala kebaikan yang tulus dari semua pihak dapat diterima oleh Allah SWT
Kiranya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun kritik dan saran dari para
skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi bagi penulis dan masyarakat
seluruhnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 8
vii
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 61
E. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 62
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 62
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 95
B. Saran.............................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dengan menahan harta baik secara abadi maupun sementara, untuk dimanfaatkan
langsung atau tidak langsung, dan diambil manfaat hasilnya secara berulang-
ulang di jalan kebaikan, umum maupun khusus.1 Wakaf di Indonesia telah dikenal
berdasarkan paham yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Islam Indonesia,
Pokok Agraria dan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan
sertifikat tanah wakaf serta memberikan bantuan advokasi terhadap tanah wakaf
masyarakat yang tidak mendaftarkan tanah milik yang diwakafkan atau merasa
kesulitan mengurus sertifikat tanah wakaf karena proses yang lama, yang semakin
1
Mundzir, Qahaf. Manajemen Wakaf Produktif , cet.III, (Jakarta: Khalifa, 2007), h.52.
1
2
kemudian hari. Kebijakan ini juga membatasi harta benda wakaf pada tanah milik,
sehingga banyak tanah wakaf yang menganggur atau hanya dikelola secara
konsumtif dan tidak memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.
benda wakaf, sampai jangka waktu. Wakaf seharusnya menjadi langkah strategis
ibadah tapi juga memiliki nilai ekonomi yang perlu dikembangkan. Ruang
lingkup wakaf yang tidak hanya terbatas pada benda tidak bergerak, melegalkan
masyarakat untuk mewakafkan harta benda bergerak seperti mobil, hak sewa,
logam mulia, surat berharga, dan uang yang dapat disalurkan melalui Lembaga
Peruntukan harta benda wakaf tidak terbatas pada kepentingan ibadah dan
tujuan. Dalam pengelolaan harta produktif, pihak yang paling berperan dalam
berhasil tidaknya pemanfaatan harta wakaf adalah nadzir wakaf, yaitu seseorang
atau sekelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas oleh wakif (orang
dari hasil wakaf, maka keberadaan nadzir profesional sangat dibutuhkan, bahkan
sepenuhnya berjalan tertib dan efisien, sehingga dalam berbagai kasus yang
terlantar atau beralih ke tangan pihak ketiga dengan cara melawan hukum.
wakaf, melainkan juga karena sikap masyarakat yang kurang peduli atau belum
kesejahteraan umum yang sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.
ekonomi, bisnis, dan manajemen untuk dapat mengelola harta benda wakaf
dengan baik sesuai tujuan dan fungsinya. Sehingga tahun 2007 dibentuklah Badan
Wakaf Indonesia menggelontorkan dana 900 juta untuk membangun rumah sewa
2
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Penyelenggaraan Haji, Panduan
Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis Di Indonesia (Jakarta: Departemen Agama Republik
Indonesia, 2004), h.37.
4
dibutuhkan bibit, pupuk, alat, dan pekerja. Dalam hal ini, menggandeng pihak
ketiga akan sangat membantu para nadzir. Bekerjasama dengan investor, yaitu
dengan menggunakan sistem bagi hasil sesuai syariah atau menjadikan bank
Terpadu di daerah Parung, Bogor di atas tanah wakaf.4 Atau berkiblat pada Badan
tanah wakaf dengan membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di Serang,
wakaf masyarakat yang digunakan dan kemudian dilakukan subsidi silang untuk
kaum dhuafa.
3
Artikel ini diakses pada rabu, 5 februari 2014 dari http://tabungwakaf.com/news/all/rumah-
sewa-milik-umat-siap-dihuni/.
4
Artikel ini diakses pada sabtu, 22 februari 2014 dari http://tabungwakaf.com/dompet-
dhuafa-bangun-masjid-di-zona-madina/.
5
Artikel ini diakses pada sabtu, 22 februari 2014 dari http://bwi.or.id/index.php/ar/asdfsdaf/1-
beritawakaf/358-bwi-berencana-akan-bangun-rsia.
5
Namun hal yang sulit untuk menjadikan wakaf uang sebagai sumber dana
sempat terhenti karena sumber pembiayaan yang bertumpu pada wakaf uang
Jumlah uang wakaf yang diberikan masyarakat tidak sebanding dengan kebutuhan
dana yang diperlukan untuk pembangunan RSIA tersebut dan beban uang wakaf
harus disalurkan kepada nadzir-nadzir yang membutuhkan. Dari tahun 2005 sejak
dan akhirnya diputuskan untuk diterima atau ditolak atas permohonan yang
pengembangan harta benda wakaf dengan dana bantuan yang diberikan. Namun
dana bantuan ini. Masalah ini tidak lepas dari kewajiban Kemenag untuk
B. Identifikasi Masalah
kesejahteraan masyarakat.
berhasil atau tidaknya pemanfaatan harta benda wakaf adalah nadzir wakaf.
4. Pada kenyataannya tidak semua dana bantuan wakaf ini berkembang dengan
sebagaimana mestinya, ada nadzir yang berhasil mengelola dana ini, dan
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta menjaga
D. Rumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
wakaf.
2. Manfaat penelitian
pengembangan wakaf.
Hasil penelitian ini nantinya dapat menjadi sumber rujukan bagi para
F. Sistematika Penulisan
penulisan disusun dengan merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah dan
Bab ini menguraikan tentang teori wakaf, efektifitas pengawasan, SWOT, review
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian, yaitu: jenis penelitian,
tempat penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Pada bab ini akan diterangkan mengenai gambaran umum, hasil penelitian, yaitu
mekanisme dan pengawasan penyaluran dana, uraian SWOT dana bantuan, serta
efektifitas pengawasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan memuat kesimpulan atas bab-bab sebelumnya yang merupakan
jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu
pada bab ini juga akan memuat saran yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Wakaf
a. Definisi Wakaf
jenis barang, seperti rumah, pohon, tanah, dan mobil serta yang serupa
barang tersebut dari segala hal yang dapat mengalihkan kepemilikan dan
1
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Panduan Wakaf, Hibah, dan Wasiat (Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi‟I, 2008), h.5.
2
Ibid, h.6.
10
11
(ainnya) dan digunakan untuk kebaikan.3 Para ahli fiqih berbeda pendapat
1) Abu Hanifah
boleh menjualnya.
2) Mazhab Maliki
3
Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, cet.IV,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.25.
4
Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, FIQH WAKAF (Jakarta: Direktorat
Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2005), h. 2.
12
keinginan pemilik. Dengan kata lain, pemilik harta menahan benda itu
wajar sedang benda itu tetap menjadi milik si wakif. Perwakafan itu
cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran atau tidak.
Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi
kebajikan (sosial).6
4) Mazhab Lain
6
Ibid., h.3.
7
Ibid., h.3-4.
8
Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h.
1008.
14
Milik :
Islam.
menurut syariah.10
harta yang dimilikinya guna untuk menahan benda harta tersebut agar
9
Mardani, FIQH Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2012), h. 357.
10
Republik Indonesia, “Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf”,
Bab 1, Pasal 1.
15
syariah.
dari:
a) QS. Al-Hajj: 77
b) QS.Ali-Imran: 92
11
Al-Qur‟an, Surat Al-Hajj: 77.
12
Al-Qur‟an, Surat Ali-Imran: 92.
16
ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya
“Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar ra memperoleh sebidang
tanah di khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah untuk memohon
13
Ibn Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram Penerjemah: Irfan Maulana Hakim, (Jakarta: PT.
Mizan Pustaka, 1998), h. 378.
17
sebagai berikut:
b) Orang yang berwakaf berakal sehat, bukan orang gila atau orang
bodoh
14
Ibn Hajar Al-Asqalani, (Jakarta: PT. Mizan Pustaka, 1998), h. 378-379.
15
Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat, cet.I, (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2010), h.109-118.
18
(rasyid)
mewakafkan.
berikut:17
a) Barang atau benda itu tidak rusak atau habis ketika diambil
manfaatnya.
16
Ibid., hal. 118-127.
17
Adijani al-Alabij, Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori ke Praktek, cet.I, (Jakarta:
CV. Rajawali, 1989), h.31.
19
mengurus agar tidak terlantar dan sia-sia. Persoalan yang menjadi perhatian para
adalah penerima wakaf tersebut, dan apabila wakaf ditujukan untuk umum,
seperti untuk masjid, fakir miskin, yatim piatu, orang-orang jompo, dan
dalam Islam serta pwmwliharaanya yang baik, telah menjadikan asset wakaf
berlimpah. Wakaf yang jumlahnya melimpah ini berasal dari berbagai jenis
wakaf, berbagai macam bentuk, tujuan dan targetnya, substansi ekonominya, serta
18
Ibid., h. 127.
19
Ibid., h. 134.
20
Ibid., h. 142-145.
20
1) Wakaf dikelola oleh wakif sendiri atau salah satu dari keturunannya, yang
2) Wakaf dikelola oleh orang lain yang ditunjuk wakif mewakili suatu
jabatan atau lembaga tertentu, seperti Imam masjid dimana hasil wakafnya
seseorang untuk memanaj wakaf tersebut. Ini biasanya terjadi pada benda
1) Wakaf orang-orang kaya. Wakaf ini banyak dilakukan oleh para sahabat
yang kaya atau paling tidak mereka yang memiliki tanah dan perkebunan.
21
Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, h.20-21.
22
Ibid., h. 21-22.
21
tempat shalat, wakaf sekolah yang disediakan untuk tempat belajar siswa
dan wakaf rumah sakit untuk mengobati orang sakit secara cuma-cuma.
produktif yang sangat bermanfaat generasi yang akan datang dan dirintis
yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari
yaitu:
1) Wakaf umum, yaitu wakaf yang tujuannya mencakup semua orang yang
berada dalam tujuan wakaf; baik cakupan ini untuk seluruh manusia, atau
2) Wakaf khusus atau wakaf keluarga, yaitu wakaf yang manfaat dan
zaman, yaitu:
1) Wakaf abadi, yaitu wakaf yang diikrarkan selamanya dan tetap berlanjut
24
Ibid., h. 23-25.
23
abadi, yang pahalanya berlipat ganda dan terus berjalan selama wakaf itu
masih ada.
2) Wakaf sementara, yaitu wakaf yang sifatnya tidak abadi, baik dikarenakan
1) Wakaf air minum. Wakaf ini termasuk diantara tujuan wakaf yang
pertama dalam Islam dan tercermin dalam wakaf Utsman bin Affan
2) Wakaf sumur dan sumber mata air di jalan-jalan yang biasa menjadi lalu
lintas jamaah haji yang datang dari Iraq, Syam, Mesir dan Yaman, serta
masyarakat.
bepergian.
25
Ibid., h. 25-28.
24
Sepanjang sejarah islam, wakaf sangat banyak dengan beragam bentuk dan
1) Wakaf benda tidak bergerak. Di antara benda wakaf tersebut adalah wakaf
pokok tetap berupa tanah pertanian dan bukan pertanian. Seperti masjid,
2) Wakaf benda bergerak. Wakaf harta benda bergerak yang dijadikan pokok
B. Efektivitas Pengawasan
1. Teori Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
menjalanlan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna dan bertepat
guna.27
26
Ibid., h. 29.
27
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.352.
25
pekerjaan dengan benar (doing the right things). Sedangkan efisien adalah
yang telah ditetapkan secara tepat guna mencapai sasaran dan tujuan.29
yang diinginkan.30
proses secara tepat dan benar sehingga tidak terjadi pemborosan, dan
keduanya merupakan satu kesatuan proses guna mencapai visi dan misi.
b. Karakteristik Efektif
28
Ernie Tisnawati sule dan kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, cet.I, (Jakarta:
Kencana, 2005), h.7.
29
Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, cet.II, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004), h.8.
30
Sinta Sri Rezeki, “Efektivitas Peran Wakalah Al-Wakif Terhadap Perkembangan Tabung
Wakaf Indonesia,” (Skripsi S1 pada Program Studi Muamalat FSH UIN Jakarta, 2010), h.15.
26
dan norma.32
1) Akurat (accurate), yaitu informasi atau data yang diukur harus akurat
keberadaannya. 34
3) Tepat waktu (timely), yaitu sistem pengawasan akan efektif jika dilakukan
harus dapat melihat hubungan antara tingkat prestasi yang dicapainya dan
31
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, edisi.III, cet.II,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.3.
32
Ibid., h. 3.
33
Ibid., h.3.
34
Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, h.307.
35
Ibid., h. 307.
36
Ibid., h. 307.
37
Ibid., h. 307.
27
objektif.40
pencapaian tujuan.42
38
Ibid., h. 307.
39
Ibid., h. 307.
40
Ibid., h. 307.
41
Ibid., h. 307.
42
Ibid., h. 307.
28
3) Prinsip berlaku adil kepada diri pribadi, orang lain, dan dalam setiap
perbuatan.
2. Teori Pengawasan
a. Pengertian Pengawasan
43
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.104.
44
M.Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), h.18.
45
John Salindeho, Pengawasan Melekat Aspek-Aspek Terkait dan Implementasinya, cet.I,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.25.
46
Kadar Nurzaman, Manajemen Perusahaan, cet.I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014),
h.135.
29
kegiatan para bawahan untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu cocok
rencana.48
47
Hani Handoko, MANAJEMEN (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 1998), h.360-361.
48
Jhon Salindeho, Tata Laksana Dalam Manajemen (Jakarta: Sinar Grafika, 1998), hal 39.
30
peppe
Penentuan Penilaian Apakah kinerja Pengambilan
standard kinerja yang dicapai sesuai Tidak tindakan koreksi dan
dan metode dengan standard? melakukan evaluasi
penilaian ulang atas standar
kinerja yang telah ditetapkan
Tujuan tercapai
Sumber: Diolah dari Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar
Manajemen, cet.I. (Jakarta: Kencana, 2005), h.321.
b. Tipe-Tipe Pengawasan
diinginkan.
disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-
tahapnya adalah:
lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagai pasar (market-
standar kualitatif lebih sulit dicapai, tetapi hal ini tetap penting untuk
yang telah ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan, tetapi
penyimpangan.
d. Unsur-Unsur Pengawasan
1) Subyek (pengawas atau orang yang mengawasi) dan obyek (orang yang
diawasi)
pengawasan)
e. Syarat-Syarat Pengawasan
kegiatan. 53
mungkin.56
f. Tujuan Pengawasan
53
Mufham Al-Amin, Manajemen Pengawasan, h.58.
54
Ibid., h. 58.
55
Ibid., h. 58.
56
Ibid., h. 58.
57
Ibid., h. 58.
37
kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mencegah agar tidak terulang
dengan efektif.
38
hukum sendiri.
3. Efektivitas Pengawasan
suatu tugas dan tujuan, sejauh mana tugas atau tujuan telah dicapai. Artinya
apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung, apakah
tugas itu diselesaikan atau tidak, mengusahakan apa yang direncanakan menjadi
58
Megawati, “Efektivitas Dps Dalam Pengawasan Pengelolaan Dana Asuransi Syariah Pada
AJB Bumi Putera 1912 Divisi Syariah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h.39.
39
hasil kerja kelompok dalam mencapai tujuan. Makin dekat hasil organisasi atau
kelompok dalam mencapai tujuan, maka semakin efektif. Pencapaian hasil akhir
yang sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan dan ukuran maupun
efektivitas.
yang diawasi.
objek yang diawasi terdapat kekurangan atau pelanggaran dari rencana atau
59
M.Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, h.173.
40
kepentingan pribadi.
f. Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik (feed back) terhadap
C. Analisis SWOT
60
Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (Jakarta:
CV. Haji Masagung, 1994), h.149.
41
dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.61 Hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
tersebut.63
61
Bochar, Chan dan Iin, Manajemen Biaya, Diterjemahkan Oleh A. Susty Ambariani, cet.I,
(Jakarta: Salemba Empat, 2000), h.40.
62
Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cet.XIV, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.19.
63
M. Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariat, cet.II, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003),
h.83.
64
Siswanto Sutojo dan F. Kleinsteuber, Strategi Manajemen Pemasaran (Jakarta: Dammar
Mulia Pustaka, 2002), h.6.
42
pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus
diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis. Peluang yang ada harus
baik.65
analisi SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal perusahaan serta
ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisa, perumusan dan
kondisi eksternal dan internal. Dalam hal ini dapat dibedakan menjadi secara
65
Analisis SWOT, artikel ini diakses pada tanggal 5 September 2014 dari http://pengertian-
analisis-swot.html.
43
yang sesuai dengan keinginan konsumen dan dukungan yang optimal dari sumber
panjang suatu perusahaan. Serta pendayagunaan serta alokasi semua sumber daya
yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman baik mengenai konsep
dan strategi konsep-konsep yang lain yang sangat berkaitan, sangat menentukan
mendukung, tenaga kerja yang murah dan mudah diperoleh, lokasi strategis
dan keamanan yang baik, skala usaha besar dan modern, pasar yang luas dan
66
M.Ismail Yustanto, Pengantar Manajemen Syariah, h.19.
44
ancaman bagi perusahaan, maka perlu dilakukan suatu analisis SWOT, yang
terdiri dari:
a. Strength: Dalam hal ini perusahaan perlu melihat terlebih dahulu kekuatan
yang relatif besar untuk faktor mikro dibanding dengan pesaingnya. Kekuatan
ini bisa saja berupa tersedianya dana yang cukup besar, memiliki tenaga kerja
dihilangkan, dan jika tidak mungkin, harus ditutup dengan nilai lebih yang
bersaing. Peluang harus dicari dan diraih karena peluang tidak akan datang ke
dan sukses karena didukung oleh adanya kerja sama yang baik antar bagian
67
Agus Wibisono, Analisis SWOT, artikel ini diakses pada tanggal 5 september 2014 dari
http://aguswibisono.com/2010/analisis swot-strength-weaknesses-opportunity-threat/.com
68
Ibid.,
45
(internal) perusahaan itu sendiri. Hal penting dalam suat analisis lingkungan
dan ancaman (threat) yang memerlukan hal yang kritis bagi keberhasilan
kegiatan pemasaran dan data staff serta karyawan. Sedangkan faktor eksternal
diperoleh dari data lingkungan diluar perusahaan atau organisasi, seperti analisis
69
Ibid.,
70
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h.75-76.
71
A. Susty Ambariani, Manajemen Biaya (Jakata: Salemba Empat, 2000), h.43.
46
(1992).72
Table 2.173
Gambar Diagram Matrik SWOT Kearns
EFAS Opportunity(O) Treath (T)
berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak
boleh membiarkan peluang itu hilang begitu saja, namun sebaliknya organisasi
namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak menentu dalam
72
M. Ismail Yusanto, Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, cet.II,
(Jakarta: Gema Insani Press, t.th), h.67.
73
Ibid., h.68.
47
organisasi”.
kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan
daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar,
memberikan pilihan dengan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
kotak atau titik temu dua isi yang masing-masing lemah, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang
bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju masa
depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan
dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar
dalam mewujudkan visi dan misinya, maka tujuan analisis SWOT adalah
74
Artikel Ini diakses Pada Tanggal 5 September 2014 Pukul 16.15 dari
www.perform.or.id/files/modulprosbumd04_Finf.pdf, h.3.
49
Summery/EFAS).75
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi
rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemberian ratig
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
75
Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h. 19.
50
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini dapat kita
Peluang
Ancaman
Total 1,00
strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena masalah ini mungkin dapat
76
Ibid, h.19.
51
suatu tabrl IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun untuk
dalam kolom.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1 (paling
nilainya adalah 4.
77
Freddy Rangkuty, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 20.
52
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 kalikan bobot pada
yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0
(poor).
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
Kekuatan
Kelemahan
Total 1,00
Berbagai Peluang
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
Kuadran IV Kuadran II
Berbagai Ancaman
Kuadran I
c. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah prima dan mantap
78
Siti Muyasari, “ Analisis SWOT Terhadap Produk Unit Link” (Studi pada PT Asuransi
Takaful Keluarga, 2010, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 73.
54
Kuadran II (ST)
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
a. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber daya lemah.
sebelumnya, strategi lama sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada
Kuadran IV (WT):
D. Kerangka Konseptual
Dirjen Wakaf
Mekanisme
Operasional
Dana Bantuan
Nadzir
Hasil Pengawasan
Tim khusus yang terdiri dari ketua dan auditor internal memberikan dana bantuan
tersebut hanya kepada para nadzir yang sudah melewati tahapan seleksi
kelayakan. Setelah dana bantuan tersebut diberikan, maka pihak dirjen wakaf
melakukan pengawasan atas pengelolaan dana bantuan tersebut. Oleh karena itu,
tersebut.
baik meskipun dengan menggunakan system yang lama, namun dalam upaya
pada penelitian ini penulis membahas tentang peran suatu lembaga, yaitu
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan
Bogdan, 1984:5).1 Data yang digunakan yaitu data kualitatif, data kualitatif adalah
data yang dinyatakan dalam bentuk bukan bilangan, atau dengan kata lain data
kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung
sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data dilakukan
suatu fenomena. Peneliti juga berusaha memahami suatu fenomena dari sudut
pandang sang pelaku di dalamnya. Pemahaman sang peneliti sendiri dan para
1
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial : Berbagi Alternatif Pendekatan,
edisi. revisi, cet.VI, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h.166.
2
Juliansyah Noor, Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen (Jakarta: PT. Grasindo,
2014), h. 13.
3
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial : Berbagi Alternatif Pendekatan,
edisi. revisi, cet.VI, h.172.
59
60
B. Tempat Penelitian
C. Jenis data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama, dari
Data primer yang diperoleh penulis terkait penelitian ini yaitu berupa hasil
2. Data Sekunder
4
Samiaji Saroso, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar (Jakarta: Permata Puri Media, 2012),
h.9.
5
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2007), h.16.
61
lainnya yang mendukung dan ada relevansinya dengan penelitian ini yaitu hal-
2. Wawancara
yang akurat untuk pemecahan masalah tertentu dengan tanya jawab secara
pengembangan wakaf.
62
3. Studi Dokumentasi
masalah penelitian.
sebagai berikut:
2. Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan
tersebut.
Data atau informasi yang diperoleh penulis dalam penelitian ini bersifat
Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah serta
pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan dari
wakaf.
6
Artikel, Deskriptif Kualitatif, diakses pada 10 Juli 2014 dari
http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/2012/02/29/deskriptif-kualitatif/
BAB IV
A. Gambaran Umum
juga sekaligus memperkenalkan ajaran wakaf. Hal ini terbukti dari banyaknya
masjid-masjid yang bersejarah dibangun di atas tanah wakaf. Ajaran wakaf ini
terus berkembang di bumi Nusantara, baik pada masa dakwah pra kolonial, masa
yang berarti. Kegiatan wakaf dilakukan terbatas pada kegiatan keagamaan, seperti
milik, akan tetapi PP ini hanya mengatur wakaf pertanahan saja. Ini berarti tak
jauh berbeda dengan model wakaf pada periode awal, identik dengan wakaf
64
65
tanah, dan kegunaannya pun terbatas pada kegiatan sosial keagamaan, seperti
tidak ada aturan lain yang dibentuk hingga tahun 2004. Karena minimnya regulasi
berdiri, akan tetapi hanya sebagian kecil lembaga wakaf (nazhir) saja yang
mampu mengelola harta benda wakaf secara optimal. Sehinga dapat dikatakan
pada tahun 2001, beberapa praktisi ekonomi Islam mulai mengusung paradigma
baru ke tengah masyarakat mengenai konsep baru pengelolaan wakaf tunai untuk
terhenti.
(waqf al-nuqud). Fatwa MUI tersebut kemudian diperkuat oleh hadirnya UU No.
41/2004 tentang wakaf yang menyebutkan bahwa wakaf tidak hanya untuk benda
tidak bergerak, tetapi juga dapat berupa benda bergerak, seperti uang. Selain itu,
66
Agama tentang Wakaf Uang (PMA wakaf uang) yang akan menjadi petunjuk
yang akan berfungsi sebagai sentral nazhir wakaf. Dan setelah melalui proses
Pelaksanaan UU Wakaf.1
ekonomi wakaf, yang mana di Indonesia banyak tanah wakaf yang dapat
bantuan sosial dalam bentuk uang dari pemerintah kepada para nadzir yang
1
Tholhah Hasan, “Perkembangan Kebijakan Wakaf di Indonesia”, artikel diakses pada 9
September 2014 dari http://mataram.antaranews.com/print/2346/perkembangan-kebijakan-wakaf-di-
indonesia.
2
Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif Tahun 2013.
67
Indonesia. Dana bantuan yang diberikan oleh Kemenag digunakan untuk usaha
produktif oleh para nadzir. Dan hasilnya mereka salurkan untuk pemberdayaan
Tabel 4.1
1 2005 5 4.400.000.000
2 2006 13 20.000.000.000
3 2007 4 5.500.000.000
4 2008 - -
5 2009 6 3.000.000.000
6 2010 4 2.000.000.000
7 2011 10 5.000.000.000
8 2012 9 3.500.000.000
9 2013 17 8.000.000.000
68 51.400.000.000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah dana bantuan yang diberikan oleh
kemenag kepada para nadzir dalam setiap tahunnya bervariatif. Selain dari
kebijakan langsung dari pemerintah, salah satu alasannya adalah terkait dengan
68
jumlah lokasi wakaf produktif atau pengajuan yang disetujui setiap tahunnya pun
berbeda. Dalam setahun jumlah lokasi yang diberikan dana bantuan mulai dari 4
sampai dengan 17 lokasi. Hal tersebut berdasarkan tahap penyeleksian yang ketat.
Selama 8 (delapan) tahun ini yaitu mulai dari tahun 2005-2013, pihak Kemenag
milyar empat ratus juta rupiah) dengan 68 lokasi diseluruh Indonesia. Tahun 2006
adalah tahun dimana pihak Kemenag mengeluarkan dana bantuan paling besar,
yaitu sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar) dengan 13 jumlah lokasi.
Hal ini terjadi karena sebagian besar dana bantuan tersebut dialokasikan untuk
pembangunan dan usaha yang besar, seperti Bisnis Center Muslimin Kota
Ruang Rawat Inap VIP RSI UNISMA Malang Jawa Timur, Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU) Tangerang Banten dan sebagainya. 3 Sedangkan pada
tahun 2008 program dana bantuan ini sempat terhenti dikarenakan payung hukum
yang belum sempurna.4 Akhirnya pada tahun 2008 dana bantuan untuk
3
Data Nadzir Penerima Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dari Tahun 2005-2013.
4
Wawancara dengan H. Abdul Fattah (Fungsional Umum pada Direktorat Pemberdayaan
Wakaf. Jakarta, 16 September 2014.
69
Wakaf
bentuk sejumlah uang dari dana APBN. Dana tersebut digunakan untuk
Agama RI Jakarta.
perhitungan cash flow, break even point (BEP) dan penerima mafaat hasil
70
sebagai berikut:
Pemda setempat.
gedung.
meliputi:
point.
g. Nadzir yang lolos pada tahap administrasi dan verifikasi akan dipanggil
i. Para nadzir yang lolos dipanggil kembali untuk diberikan arahan oleh
Integritas.
pembukuan keuangan. 5
Dalam waktu 7(tujuh hari) hari kerja sejak bantuan diterima, penerima
5
Hasil wawancara dengan H. Abdul Fattah (Fungsional Umum pada Direktorat
Pemberdayaan Wakaf. Jakarta, 16 September 2014 dan Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan
Pemberdayaan Wakaf Produktif Tahun 2013.
73
6
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Dj.II/ 503 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif dan Petunjuk Teknis Pemberian
Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif Tahun 2013.
74
Gambar 4.1
3 bulan pelaksanaan
6 bulan pelaksanaan
Pengelolaan Dana
Bantuan
75
1. Strengts (Kekuatan)
a. Dana APBN
mengeluarkan dana ratusan juta untuk program ini. Dari tahun 2005-
2013, total yang dike luarkan melalui APBN untuk program dana
Dana bantuan ini berbeda dengan dana bantuan yang lain. Jika
dalam jangka waktu yang lama dan dapat dirasakan oleh banyak
orang.
7
Data Nadzir Penerima Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif, Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Dari Tahun 2005-2013.
76
dana bantuan. laporan rutin ini dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali
yang ada.
2. Weaknesses (Kelemahan)
8
Wawancara dengan H. Abdul Fattah (Fungsional Umum pada Direktorat Pemberdayaan
Wakaf. Jakarta, 16 September 2014.
77
melakukan pembinaan.
kepada para nadzir yang tidak mencapai break even point (BEP).
diberikannya sanksi kepada para nadzir yang tidak mencapai BEP, itu
dilihat dari tidak adanya sanksi bagi nadzir yang tidak mencapai BEP.
3. Opportunity (Peluang)
sekitar 10% memiliki potensi ekonomi tinggi, dan masih banyak lagi
9
Kementerian Agama RI, Pedoman Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di
Indonesia, h.37.
79
2005-2013 ada sekitar 600 jumlah nadzir yang tidak lolos seleksi
bantuan ini, hal tersebut akan menjadikan program ini lebih optimal.
Kerjasama ini bertujuan agar ada transfer knowledge dari pihak ketiga
4. Threaths (Ancaman)
melakukan pembinaan.
bantuan ini. Harus selalu mengevaluasi setiap masalah yang ada dan
81
yang telah diajukan agar nadzir yang terpilih menerima dana tersebut
kepada para nadzir yang tidak mencapai break even point (BEP).
diberikannya sanksi kepada para nadzir yang tidak mencapai BEP, itu
cara pemberian materi dan bimbingan. Hal ini dilakukan agar para
nadzir memiliki ilmu managemen bisnis yang bagus dan pada saat
82
diperketat agar tidak salah pilih dalam menentukan nadzir mana yang
peluang pasar yang besar, tetapi dilain sisi harus menghadapi beberapa
nadzir yang tidak mencapai break even point (BEP). Dengan adanya
bantuan ini.
83
berhasil.
bantuan ini, hal tersebut akan menjadikan program ini lebih optimal.
Kerjasama ini bertujuan agar ada transfer knowledge dari pihak ketiga
berbagai kesempatan.
terselesaikan.
84
mestinya.
pengembangan wakaf
Strategi SO Starategi ST
Strategi WO Strategi WT
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Keterangan:
Nilai bobot diberikan pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Nilai untuk masing-masing faktor
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan dalam
skor ifas terdapat pada aspek kekuatan, yaitu pada dana bantuan dan kebijakan
dengan nilai bobot 0,2. Sedangkan jika dilihat dari segi rating, aspek yang paling
kebijakan dan pengawasan. Yang artinya adalah dana bantuan, kebijakan dan
Peluang (O)
Ancaman (T)
87
Keterangan:
Nilai bobot diberikan pada masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0
(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Nilai untuk masing-masing faktor
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan dalam
skor efas itu ada 3 (tiga) yaitu dari aspek peluang pada sektor industry dengan nilai
bobot 0,2. Dan dari aspek ancaman yaitu pada pengetahuan manajemen bisnis dan
kolaps dengan nilai bobot 0,2. Sedangkan jika dilihat dari segi rating, aspek yang
paling berpengaruh terhadap dana bantuan pengembangan wakaf adalah dari aspek
peluang yaitu pada sektor industri dengan nilai 4. Yang artinya adalah kerjasama
dengan instansi lain merupakan peluang yang besar terhadap keberhasilan penyaluran
Wakaf
Opportunities (Peluang)
Strategi WO Strategi SO
Pengembangan Wakaf kedepannya, yaitu lembaga pada posisi strategis yang tepat
berikut:
Wakaf
1. Akurat, yaitu informasi atau data yang diukur harus akurat keberadaannya.
10
Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor Dj.II/ 503 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Bantuan Pemberdayaan Wakaf Produktif.
91
mungkin.
3. Tepat waktu, yaitu pengawasan akan efektif jika dilakukan dengan cepat
tidak sesuai dengan tujuan proposal yang diajukan, maka pihak kemenag
antara tingkat prestasi yang dicapainya dan imbalan yang akan menyusul
kemudian.
Hal ini tidak terjadi dalam dana bantuan pengembangan wakaf, karena
dana ini bersifat sosial. Namun jika para nadzir berhasil mengelola dan
kegagalan.
92
dana bantuan.
Informasi yang diberikan oleh kemenag kepada nadzir sangat jelas dan
11
Ibid.
93
lokasi para nadzir, penyerahan laporan rutin yang dibuat oleh para nadzir,
mengerti dan memahami akan semua aturan yang ada pada dana bantuan
dengan para nadzir, mereka juga mengerti dan memahami akan prosedur
yang ada pada dana bantuan tersebut demi tercapainya tujuan permohonan
efektif, hal ini dilihat berdasarkan teori efektivitas dan analisis SWOT
dengan menunjukkan Skor IFAS 3,1 dan EFAS 2,5. Yang berarti bahwa
faktor internel yang terdiri dari kekuatan lebih besar dibandingkan dengan
faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Sehingga dari
masih ada kelemahannya dengan nilai bobot x rating sebesar 2,5 yang
kolaps dengan nilai bobot 0,2, yang mana hal tersebut harus di antisipasi
A. Kesimpulan
pihak Kemenag. Hal ini berdasarkan Skor IFAS 3,1 dan EFAS 2,5. Yang
berarti bahwa faktor internel yang terdiri dari kekuatan lebih besar
ancaman.
95
96
B. Saran
2. Penelitian ini masih terbatas pada aspek mekanisme dan pengawasan yang
Alqur’anul Karim.
Al-Asqalani, Ibn Hajar. Bulughul Maram Penerjemah: Irfan Maulana Hakim, Jakarta:
PT. Mizan Pustaka, 1998.
Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Shalih. Panduan Wakaf, Hibah, dan Wasiat.
Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2008.
Departemen P dan K. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Penyelenggaraan Haji. Panduan
Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis Di Indonesia. Jakarta:
Departemen Agama Republik Indonesia, 2004.
Noor, Juliansyah. Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen. Jakarta: PT.
Grasindo, 2014.
Salindeho, Jhon. Tata Laksana Dalam Manajemen. Jakarta: Sinar Grafika, 1998.
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan, edisi.III, cet.II.
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
wakaf?
Wakaf memberikan stimulan kepada para nadzir yang dianggap mampu untuk
pengembangan wakaf?
Nama program ini adalah wakaf percontohan. Program ini disosialisasikan ke
ada yang sampai diberikan 2 milyar. Namun sekarang sudah dibatasi mulai
dari 400, 500 sampai 600 juta. Dan Jumlah nilai bantuan yang diberikan dari
tahun 2005 -2013 adalah sebesar Rp. 51,400,000,000,- (lima puluh satu milyar
5. Apakah setiap tahunnya anggaran ini tersalurkan semua? Jika tidak, dana
6. Kenapa pada tahun 2008 tidak ada penyaluran dana bantuan pengembangan
wakaf?
Pada tahun 2008 dana bantuan pengembangan wakaf sempat terhenti karena
payung hukumnya belum siap dan belum sempurna, peraturannya belum siap,
Dirjen, meskipun belum spesifik. Juklak juknis pun belum siap. Kata pak
Nazarudin umar, “dari pada dilepas ada masalah, jadi lebih baik program ini
diberhentikan dahulu untuk tahun 2008”. Akhirnya pada tahun 2008 dana
bantuan ini tidak diserap oleh Kemenag dan diberikan kembali kepada
Pemerintah. Setelah itu pada tahun 2009 program dana bantuan ini diadakan
wakaf.
tahunnya selalu mengalami peningkatan. Ada sekitar 600 nadzir yang tidak
Ikrar Wakaf).
pengembangan wakaf?
seleksi.
Setiap yayasan itu memiliki nadzir, maka hasil dari dana bantuan
masjid, kaum dhuafa ataupun pendidikan subsidi guru. Dan pada proposal pun
yayasannya, pendidikan, iuran SPP sekolah anak kurang mampu. Atau seperti
di Palu, yang hasil pemanfaatannya digunakan untuk voucher dan tambahan
gaji guru-guru.
14. Bagaimana tindakan Kemenag terhadap nadzir yang tidak mencapai BEP?
Dana bantuan pengembangan wakaf adalah program yang unik. Bantuan yang
ada pada umumnya itu bersifat “kita berikan dana, dana tersebut dapat
digunakan dengan habis dan setelah itu selesai”. Namun pada dana bantuan
usaha produktif yang bermanfaat bagi masyarakat. Maka dari itu, pihak
Bagi para nadzir yang belum mencapai BEP tidak dikenakan sanksi apa-apa,
mengatur hal tersebut. Pencapaian BEP pun masih bersifat anjuran saja. Dan
15. Apakah Kemenag bekerja sama dengan instansi lain dalam melakukan
lain. Namun Kemenag sedang berencana untuk hal ini, yaitu ingin
wakaf?
produktif. Karena pola pikir yang ada pada masyarakat itu hanyalah sebatas
pada wakaf konsumtif saja, seperti wakaf kuburan, sekolah, mushalla, dan
lain-lain.
Interviewer Responden