TESIS
WINDY YOLANDINI
NIM: 02012681822018
i
ii
iii
MOTTO:
(Qs. Al-Ankabut: 6)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis ini tepat
waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta para keluarga, sahabat yang telah menyampaikan ajaran tauhid dan
membawa umat manusia pada peradaban yang lebih baik.
WINDY YOLANDINI
02012681822018
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia yang senantiasa dilimpahkan kepada
penulis, khususnya dalam menyelesaikan penelitian tesis ini. Shalawat serta salam
juga tercurahkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi umat seluruh
masa.
Pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan rasa terima kasih yang
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE, selaku Rektor Universitas
2. Bapak Dr. Febrian, S.H., M.S. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya.
3. Bapak Dr. Mada Apriandi Zuhir, S.H., MCL Selaku Wakil Dekan I
melakukan bimbingan.
4. Bapak Dr. Ridwan, S.H., M.Hum. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.
vi
5. Bapak Drs Murzal Zaidan S.H.,M.Hum.,Selaku Wakil Dekan III Fakultas
6. Bapak Dr. H. KN. Sofyan Hasan, S.H., M.H, Selaku Ketua Program Studi
7. Ibu Dr. Hj. Nashriana, S.H., M.Hum, Selaku Ketua Program Studi Magister
segala kebaikan yang diberikan kepada penulis, semoga Allah SWT selalu
8. Ibu Dr. Annalisa Yahanan, S.H., M.Hum, Selaku Ketua Program Studi
9. Bapak Prof. Dr. H. Joni Emirzon, S.H., M.Hum, selaku Pembimbing I Tesis
tesis ini;
10. Para Dosen (Tenaga Pengajar) yang tidak dapat penulis sebutkan
satupersatu. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama penulis
11. Para Staf Akademik Ayuk Putri dan Ayuk Nidya dan Staf bagian
perpustakaan dan lainnya yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Terima kasih banyak atas bantuan dan kemudahan yang telah diberikan
selama ini;
vii
12. Para Guru dan Dosen baik di bidang formal dan informal yang telah
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Edil Fitriadi, S.P., M.Si dan Ibu Rosmala
Dewi, S.Sos., MM yang telah begitu sabar serta penuh kasih sayang,
memberikan nasehat, doa, serta dorongan moril dan materil yang tidak
2. Kepada Kakakku Jaka Prawidithyo, A.Md, Mutia Risa Haryuni, ST, Renny
3. Kekasihku Judistira Yusticia, S.H., M.H terima kasih telah begitu sabar dan
penulis sehingga penulis dapat berusaha lebih baik dan bekerja lebih keras
dalam pengerjaan tesis ini. Terima kasih telah mewarnai hidup penulis;
Indah Hayati, S.H, dan Okta Sari, S.H. terima kasih telah menjadi sahabat
terbaik penulis.
viii
diberikan.Semoga kita selalu berada dalam lindungan dan limpahan kasih
Palembang,________________2020
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
MOTO ................................................................................................................ iv
G. Metode Penelitian.............................................................................. 27
2. Pendekatan penelitian.................................................................... 28
x
4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Bahan-Bahan Hukum ..... 32
A. Kontrak ..................................................................................................... 38
Perundang-Undangan ......................................................................... 76
xi
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 81
A. Filosofi dan Pengaturan terkait kontrak asing di Indonesia ..................... 81
B. Akibat Hukum dari Kontrak yang Tidak Berbahasa Indonesia .............. 100
2. Akibat Hukum dari Kontrak yang tidak Berbahasa Indonesia .......... 110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Salah satu unsur yang diperlukan dalam melakukan perjanjian yang dibuat
di Indonesia adalah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa perjanjian.
Secara tegas penggunaan Bahasa Indonesia khususnya dalam kontrak asing dapat
dilihat dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan lembaga Negara serta lagu kebangsaan. Namun, Undang-
undang ini tidak memberikan akibat hukum bagi perjanjian yang menggunakan
Bahasa selain Bahasa Indonesia, sehingga timbulnya sengketa mengenai akibat
dari perbuatan hukum tersebut. Permasalahan yang dibahas dalam tesis ini adalah
mengenai Filosofi dan pengaturan terkait dengan kontrak asing di Indonesia,
akibat hukum dari kontrak yang tidak menggunakan bahasa Indonesia, serta
pengaturan kewajiban penggunaan Bahasa Indonesia dalam kontrak asing yang
seharusnya guna pengembangan ekonomi di Indonesia. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang menjelaskan
dan menganalisis tentang kewajiban penggunaan bahasa Indonesia dalam kontrak
asing di Indonesia. Teknik penarikan kesimpulan yang digunakan menggunakan
metode deduktif. Berdasarkan hasil penelitian, filosofi pengaturan terkait dengan
penggunaan Bahasa Indonesia dalam suatu kontrak adalah untuk melindungi
warga negara Indonesia (Indonesian Citizen), sedangkan pengaturannya terdapat
pada UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara
Serta Lagu Kebangsaan dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2019 Tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Akibat dari kontrak yang
tidak menggunakan Bahasa Indonesia sebenarnya tidak dapat dikatakan batal
demi hukum hal ini dikarenakan suatu perjanjian dapat dikatakan batal demi
hukum apabila tidak memenuhi ketentuan dalam pasal 1320, pasal 1335, dan pasal
1337 KUHPerdata. Mengenai pengaturan yang seharusnya terhadap kewajiban
penggunaan bahasa Indonesia dalam kontrak asing yang diatur dalam Pasal 31
ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan perlunya revisi
terkait penggunaan Bahasa Indonesia yang bersifat publik tetapi juga privat. Saran
terhadap penelitian ini ketentuan pada pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara
Serta Lagu Kebangsaan perlu direvisi bahwa tidak hanya mengatur tentang
perjanjian yang bersifat publik tetapi juga yang bersifat privat. Apabila ada
perjanjian yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia, sebaiknya tidak dianggap
batal demi, selain itu perlu adanya sanksi yang tegas terhadap perjanjian yang
tidak menggunakan bahasa Indonesia.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas bisnis merupakan salah satu penunjang perkembangan ekonomi.
Berdasarkan bidang bisnis yang akan dijalankan, kerjasama yang terjadi dalam
bisnis tersebut dapat beranekaragam. Masalah dan tantangan baru dapat terjadi
akibat dari keanekaragaman kerja sama bisnis ini sehingga hukum harus siap
1
untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang muncul. Kontrak
dianggap sebagai bagian dari hukum bisnis karena dalam menjalankan kerjasama
hidupnya perlu adanya korelasi yang kuat antara hukum dan ekonomi. Adanya
korelasi yang kuat antara hukum dan ekonomi akan memberikan dampak
ekonomi begitu juga sebaliknya.3 Sebuah kontrak seharusnya tidak hanya ditinjau
dari aspek hukum saja yaitu untuk kepastian hukum akan tetapi yang lebih
diharapkan adalah pemenuhan kewajiban yang dilakukan oleh para pihak. Secara
yang disepakati bersama pada saat penandatanganan kontrak dan secara ekonomi,
1
Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, 2004, Hukum Bisnis Dalam Persepsi
ManusiaModern, Bandung: PT Refika Aditama, hlm. 26.
2
Munir Fuady (1), 2012, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global,
Bandung: PT Citra Aditya Bakti, hlm. 9.
3
Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, op. cit., hlm. 45.
1
2
baik dan sesuai dengan target analisis biaya dan kemanfaatan (cost and benefit
analysis).4
Hukum perjanjian adalah bagian dari hukum perdata (privat) yang dalam hal
ini hukum memusatkan perhatian pada kewajiban sendiri (self imposed obligation)
terjadi baik karena perjanjian atau karena hukum. Dinamakan sebagai perikatan,
karena hubungan hukum itu mengikat yaitu kewajiban-kewajiban yang timbul dari
adanya perikatan dapat dipaksakan secara hukum. Jadi suatu perjanjian yang tidak
berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melakukan suatu hal. 7 Pengertian perjanjian juga diatur dalam pasal 1313
satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.
Lahirnya Suatu perjanjian itu sebenarnya tidak dipersyaratkan harus dibuat secara
tertulis (kontrak) atau secara lisan (verbal), asalkan tidak bertentangan dengan
4
Ibid, hlm. 49.
5
Ibid, hlm 51.
6
Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, op. cit., hlm. 80.
7
Prof.Subekti, 1996, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT. Intermasa, hlm.1.
8
M.Yahya Harahap,1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: PT. Alumni, hlm.4.
2
3
yang memiliki sifat terbuka, artinya isinya dapat ditentukan oleh para pihak
hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut, karena itu
kontrak yang mereka buat adalah sumber hukum formal asal kontrak tersebut
berbunyi:
Suatu hal tertentu; d) Suatu sebab yang halal dengan dipenuhinya empat syarat
sahnya perjanjian tersebut, maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat
secara hukum bagi para pihak yang membuatnya. Pembuatan perjanjian secara
pihak.12
9
Prof.Subekti, Op.Cit., hlm.1.
10
Handri Raharjo, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit
PustakaYustisia, hlm. 39.
11
Abdul Rasyid Saliman, 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori Dan Contoh
Kasus, Jakarta: Kencana, hlm. 51.
12
Syahmin, 2011, Hukum Kontrak Internasional, Rajawali Pers, Jakarta, hlm.2.
3
4
dapat terlaksana sesuai dengan apa yang ada di dalam perjanjian. 13 Namun,
perbuatan atau usaha itu selalu mengandung kemungkinan menemui akibat yang
tidak diharapkan seperti kerugian yang bisa dialami oleh salah satu pihak oleh
Dalam sebuah perjanjian risiko yang paling utama adalah tidak dipenuhinya
prestasi oleh salah satu pihak atau yang dikenal dengan kata wanprestasi.
dalam melaksanakan prestasinya. Selain itu, wanprestasi juga dapat terjadi karena
keadaan memaksa, yaitu suatu keadaan yang berada diluar kekuasaan si debitor
kegiatan yang biasanya dilakukan dalam bentuk kontrak atau perjanjian tertulis.
dalam bentuk tertulis sebagai dasar bagi para pihak untuk melakukan penuntutan
jika ada satu pihak tidak melaksanakan apa yang dijanjikan dalam kontrak atau
perjanjian. Ditinjau secara yuridis, selain kontrak yang dibuat secara tertulis, para
pihak atau pelaku bisnis juga dapat membuat kontrak secara lisan (oral). Namun,
13
Betty Ayu R. J., 2011, Risiko Dalam Perjanjian Jual Beli Benda Bergerak Menurut
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, Skripsi (Medan: Universitas Sumatera Utara),
hlm. 2.
14
Denggan Mauli Tobing, 2008, Risiko Hukum Yang Terjadi Di Dalam Perjanjian Kredit
Bank Dalam Kaitannya Dengan Perlindungan Konsumen, Skripsi (Medan: Universitas Sumatera
Utara), hlm. 14.
15
Firman Floranta Adonara, 2014, Aspek-Aspek Hukum Perikatan, Bandung:Mandar Maju,
hlm. 64.
4
5
kontrak yang dibuat secara lisan ini mengandung risiko yang sangat tinggi, karena
kontrak.16
kontraktual yang mendasari dan merangkai seluruh aktivitas bisnis tersebut agar
output dari suatu aktivitas bisnis berupa keuntungan (dalam arti luas) yang
menjadi maksud dan tujuan aktivitas bisnis dapat diperoleh para pelaku bisnis.
pelaku menyesal saat suatu kontrak yang dibuat bermasalah. Sering kali kesadaran
kewajiban, bukan setelah kontrak yang disepakati tersebut bermasalah. Selain itu
berbicara tentang kontrak tidak terlepas dari ilmu hukum kontrak. Namun
Indonesia dalam hal untuk bisnis adalah persoalan bisnis semata dan tidak ada
seringkali cukup dilakukan dengan hanya copy dan paste saja terhadap perjanjian-
atas mitos-mitos yang muncul dari rangkaian rumors tentang kontrak itu sendiri
dalam praktik bisnis sehari-hari. Dengan kalimat lain bahwa pelaku bisnis
5
6
langkah yang hanya akan memperlambat aktivitas gerak bisnis itu sendiri
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi: “Semua perjanjian yang
kebebasan kepada para pihak untuk: (1) membuat atau tidak membuat perjanjian;
Pada saat para pihak dalam membuat sebuah perjanjian mereka tentunya
akan membuat pernyataan tertulis sebagai bukti tertulis dari perjanjian yang telah
mereka sepakati atau dengan kata lain membuat sebuah akta atau kontrak. Salah
satu unsur yang diperlukan dalam melakukan perjanjian yang dibuat di Indonesia
adalah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa perjanjian. Selain itu apabila
perjanjian bisnis itu dibuat di wilayah Indonesia maka perjanjian itu harus
bahasa negara, sebagai bahasa negara berarti bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi. Secara tegas pernyataan tersebut dapat dilihat dalam pasal 36 Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa “bahasa Negara ialah
dan lembaga Negara serta lagu kebangsaan. Secara khusus kewajiban penggunaan
17
Ibid, hlm.2.
18
Salim, dkk. 2008, Perancangan Kontrak & Memorandum of Understanding (MoU), Sinar
Grafika, Jakarta, hlm. 2.
6
7
bahasa Indonesia dalam perjanjian terdapat dalam Pasal 31 ayat (1), dimana
Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang
Adapun Latar Belakang penulisan tesis ini, sebagai salah satunya mengenai
Bangun Karya Pratama Lestari dengan Nine Am Ltd.Hubungan yang terjadi antara
Perjanjian tersebut dibuat hanya dalam bahasa Inggris dan tidak terdapat
Pratama Lestari telah memperoleh pinjaman uang dari Nine Am Ltd sebesar US$
4,422,000 (empat juta empat ratus dua puluh ribu dolar Amerika Serikat) untuk
membeli 6 (enam) unit truk Caterpillar baru model 775F Off Highway. 19
Perjanjian tersebut dibuat dan tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia, sebagai jaminan utang para pihak membuat akta perjanjian jaminan
19
Ikatan Hakim Indonesia, Varia Peradilan, Majalah Hukum Tahun XXXIII No. 386
Januari 2018, hlm. 98.
7
8
dibuat oleh dan antara penggugat dengan tergugat batal demi hukum;
hukum;
USD 115.540 (seratus lima belas ribu lima ratus empat puluh dolar
Amerika Serikat);
perkara ini sebesar Rp 316.000 (tiga ratus enam belas ribu rupiah).
putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi (Judex Facti) dianggap telah
8
9
diluar bahasa Indonesia atau yang dalam kasus ini menggunakan bahasa Inggris
dalam Loan Agreement sebagai persoalan sebab yang halal yang dilarang Undang-
Undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1320, Pasal 1335, dan Pasal 1337
KUHPerdata, padahal menurut hukum persoalan sebab atau causa yang halal
adalah berkenaan dengan isi perjanjian dan tidak ada satupun ketentuan dalam
24 Tahun 2009 juga tidak memberikan akibat hukum bagi perjanjian yang
agung anggota Sudrajad Dimyati, S.H.,M.H bahwa yang dimaksud dengan kausa
yang halal yang merupakan syaratobjektif dari suatu perjanjian, pada hakikatnya
adalah isi atau materidari perjanjian itu sendiri yang tidak boleh bertentangan
dengan Undang-Undang Kesusilaan dan Ketertiban Umum jadi causa yang halal
materi/isinya.20
membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp 500.000,00 (lima
Namun, selain itu, juga ada kasus serupa yaitu sengketa antara Carpenter
Asia Pacipic Pty Ltd melawan PT Tate Developments Land & Consultancy.
20
Ibid.
9
10
perjanjian yang dibuat hanya dalam bahasa asing ditegaskan dalam undang-
2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 30 Tahun 2004
“Jika para pihak menghendaki Akta dapat dibuat dalam bahasa asing”.
tidak memberikan sanksi batal bagi suatu perjanjian yang dibuat di hadapan
seorang notaris dalam bahasa asing. 22 Selain itu adapun persoalan hukum yang
Indonesia dalam kontrak asing di Indonesia dan perlu dilihat juga konsep
21
Chintya Indah Pertiwi, F.X. Joko Priyono, 2018, Implikasi Hukum Kontrak Bisnis
Internasional Yang Dibuat Dalam Bahasa Asing, notarius, volume 11 nomor 1 tahun 2018,
Semarang: Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, hlm. 14.
22
Ifada Qurrata A’yun Amalia, 2018, Akibat hukum pembatalan perjanjian, Jurnal Hukum
Bisnis Bonum Commune, volume 1 nomor 1 tahun 2018, Surabaya: Fakultas Hukum Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya, hlm. 70.
10
11
suatu perjanjian yang dibuat tanpa sebab atau dibuat dengan sebab yang palsu atau
maksudnya adalah bahwa apa yang hendak dicapai para pihak dalam perjanjian
atau kontrak tersebut harus disertai iktikad baikdan tidak bertentangan dengan
KUHPerdata ditegaskan bahwa suatu sebab adalah terlarang apabila terlarang oleh
umum. Pasal 1335 dan Pasal 1337 KUHPerdata tersebut mengatur perjanjian yang
batal demi hukum karena dibuat atas suatu sebab yang bertentangan dengan
Atas dasar pemikiran yang beranjak dari pemahaman penulis maka penulis
11
12
B. Rumusan Masalah
Indonesia?
Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
12
13
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis dan
hukum.
yaitu:
atau bahkan membuat aturan hukum baru yang lebih tegas terkait
13
14
E. Konsep Pemikiran
penelitian ini dan dalam hal ini suatu konsep pemikiran diperlukan teori yang
berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak
dunia ilmu teori menempati kedudukan yang sangat penting, karena teori
1. Teori Keadilan
terjadi tindakan yang dianggap tidak adil dalam tata pergaulan masyarakat,
keadilan yang telah hilang kembali dapat ditemukan oleh pihak yang telah
23
Kudzaifah Dimiyati, 2004, Teorisasi Hukum: Studi Tentang Perkembangan Pemikiran
Hukum di Indonesia1945-1990, Surakarta, Muhammadiyah University Press, hlm. 37.
24
Munir Fuady, 2007, Dinamika Teori Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, hlm. 93.
14
15
diantara memberikan terlalu banyak dan juga sedikit yang dapat diartikan
ialah memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan memberi apa
dianggap sebagai inti dari filsafat hukumnya "karena hukum hanya bisa
manusia sebagai suatu unit atau wadah yang sama. Inilah yang dapat
dipahami bahwa semua orang atau setiap warga negara dihadapan hukum
sama. Kesamaan proposional memberi tiap orang apa yang menjadi haknya
sesuai dengan kemampuan dan prestasi yang telah dilakukanya. Lebih lanjut
25
L.J. Van Alperdorn,2008, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan ke 29, Jakarta: Pradnya
Paramita, hlm.11.
15
16
pasti kaya akan aturan-aturan yang ada agar terjalinnya hubungan yang baik
kepastian hukum. Apabila terdapat peraturan yang kabur atau tidak jelas
maka akan menjadi celah bahwa hukum tidak berfungsi untuk mengatur
sebagaimana mestinya.27
perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa
dengan adanya aturan yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui
apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara terhadap
individu.28
26
Carl Joachim Friedrich, 2004, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Bandung: Nuansa
danNusamedia, hlm.25.
27
Titik Tejaningsih, 2016, Perlindungan Hukum terhadap Kreditor Separatis dalam
Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Yogyakarta : FH UII Press, hlm.27.
28
Riduan Syahrani, 1999, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Bandung :Citra Aditya Bakti,
hlm. 23.
16
17
hukum dan dalam hal konkrit. Kedua, kepastian hukum berarti keamanan
hakim.29
dari munculnya teori perlindungan hukum ini bersumber dari teori hukum
alam atau aliran hukum alam.Aliran ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles
(murid Plato), dan Zeno (pendiri aliran Stoic). Menurut aliran hukum alam
universal dan abadi serta antara hukum dan moral tidak boleh dipisahkan.
Para penganut aliran ini memandang bahwa hukum dan moral adalah
cerminan dan aturan secara internal dan eksternal dari kehidupan manusia
29
Iriansyah, “Kepastian Hukum dalam Hukum Investasi Di Indonesia”, diakses dari
www.fhunilak.ac.id, pada hari Kamis 30 Januari 2020 pukul 19.22 WIB.
30
Satijipto Raharjo,2000, Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 53.
17
18
perlindungan hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain
semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Hukum dapat difungsikan untuk
yang lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi dan politik untuk
bagi rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan represif.
31
Ibid. hlm. 54.
32
Ibid. hlm. 55.
33
Phillipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: PT.
Bina Ilmu, hlm. 39.
18
19
hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan tidak cederai oleh aparat penegak
hukum dan juga bisa berarti perlindungan yang diberikan oleh hukum
terhadap sesuatu.34
perlindungan pada tiap hubungan hukum atau segala aspek dalam kehidupan
34
Sudikno Mertokusumo,2009, Penemuan Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 38.
35
Ibid.
19
20
yang konkrit. Metode interpretasi ini adalah sarana atau alat untuk
hukum, baik itu yang bersifat preventif (pencegahan) maupun dalam bentuk
yang bersifat represif (pemaksaan), baik yang secara tertulis maupun tidak
20
21
Oleh karena itu terdapat banyak macam perlindungan hokum selama ini
dalam hukum pidana positif yang berlaku pada saat ini perlindungan korban
Perundang-undangan.40
4. Teori Perjanjian
Perjanjian adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika para pihak saling
39
Ibid, hlm. 41.
40
Waluyadi, 2018, Perlindungan Korban Kejahatan Dalam Proses Peradilan Pidana,
jurnal Hermeneutika, volume 2, nomor 1, februari 2018, Universitas Swadaya gunung jati, hlm.
16-17.
41
Wawan Muhwan Hariri, 2011, Hukum Perikatan Dilengkapi Hukum Perikatan dalam
Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, hlm.119.
21
22
lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal. Dari peristiwa ini, timbulah suatu hubungan antara dua orang tersebut
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.”44
berbunyi:
42
Abdul Rasyid Saliman, 2007, Hermansyah, Ahmad Jalis,Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan : Teori dan Contoh Kasus, Cet. III, Jakarta: Kencana, hlm.49.
43
R. Subekti, 1987, Hukum Perjanjian, Jakarta: Citra Aditya Bhakti, hlm. 6.
44
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1313.
45
Ahmadi Miru, dan Sakka Pati, 2009, Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233
sampai 1456 BW, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, hlm. 68.
22
23
seseorang yang belum cakap atau belum dewasa apabila belum mencapai
Suatu hal tertentu yaitu, bahwa para pihak yang mengikatkan dirinya
samar-samar.
dengan kata haram dalam hukum Islam, tetapi yang dimaksudkan disini
46
Ibid.
47
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 330.
23
24
ada tergantung dari persesuaian kehendak dua atau lebih orang-orang yang
ditunjukan untuk timbulnya akibat hukum dari kepentingan salah satu pihak
atas beban pihak lain atau demi kepentingan masing-masing pihak secara
timbal balik.48
bentuk dari akibat hukum suatu kontrak. Kemudian hak dan kewajiban ini
tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak, maksudnya
kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua begitu pun
Jadi akibat hukum disini tidak lain adalah pelaksanaan dari suatu kontrak itu
sendiri.49
F. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan uraian tentang konsep-konsep dalam
diteliti. Konsep bukan merupakan gejala atau fakta yang akan diteliti melainkan
48
Purwahid Patrik, 1998, Hukum Perdata II Perikatan yang Lahir dari Undang-Undang,
Semarang: Tiga Pustaka, hlm. 3.
49
Zulham, 2013, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
hlm. 71.
24
25
abstraksi dari gejala atau fakta tersebut.50 Untuk menghindari kesalahan persepsi,
maka perlu diberikan definisi konseptual dalam tesis ini, sebagai berikut:
pemakaian.52
resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara. Dalam hal ini bahasa
50
Soetandyo Wignjosobroto, 2002, Hukum: Paradigma, Metode, dan dinamika Masalah-
masalahnya, Jakarta: Huma, Hlm. 26.
51
Rachmat Trijono, 2016, Kamus hukum, Jakarta: Pustaka Kemang, hlm.108.
52
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008,Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 852.
25
26
4. Kontrak adalah suatu perjanjian (tertulis) antara dua atau lebih orang
Pratama.
5. Kontrak Asing adalah suatu kontrak yang di dalamnya ada atau terdapat
unsur asing (foreign element). Unsur asing dalam hal ini baik sistem
6. Filosofi, adalah upaya berpikir dalam tataran paling umum dengan cara
realitas. Upaya tersebut disebabkan oleh adanya rasa ingin tahu pada
manusia.
dan mengatur dan harus ditaati serta harus dilakukan untuk menghindari
kenyaman.
53
Rosida Tiurma Manurung, 2016, Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Danamartha
Sejahtera Umum Universitas Kristen Maranatha, hlm.1.
54
J. Satrio (1), 1992, Hukum Perjanjian. Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 31.
55
Sudargo Gautama, Kontrak Dagang Internasional, Bandung: Alumni, hlm.7.
26
27
8. Akibat hukum, yang dimaksud adalah akibat hukum dari suatu kontrak
pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum dari suatu perikatan,
yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban
inilah yang merupakan salah satu bentuk dari pada akibat hukum suatu
kontrak. Akibat hukum adalah pelaksanaan dari pada suatu kontrak itu
sendiri (prestasi).56
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti
metode hukum normatif dalam menjawab isu hukum yang diteliti. Dengan
56
H.R. Daeng Naja, 2006, Contract Drafting, Bandung. Citra Aditya Bakti, Hal 20-21.
57
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat), Jakarta: Rajawali Pers, hlm.13-14.
27
28
2. Pendekatan Penelitian
pendekatan terhadap isu hukum yang diteliti, untuk kemudian dikaji dari
berbagai aspek hukum yang ada hubungannya dengan isu hukum (legal
kebangsaan.
58
Jonny Ibrahim, 2006, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang:
Bayumedia, hlm 47.
28
29
59
M. Syamsudin, 2007, Operasional Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
hlm. 58.
60
Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, hlm 95.
29
30
Kontrak tersebut.
30
31
2013
pendapat dan doktrin para ahli hukum yang ada relevansinya dalan
penelitian ini.
primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum ini dapat berupa
31
32
penelitian ini.61
1) Tataran Teknis
yang koheren.
61
Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:Penerbit Universitas
Indonesia, hlm. 52.
32
33
2) Tataran Teleologis
internalnya.62
antara lain :
a. Penafsiran Otentik
62
Bernard Arief Sidharta, 2000, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah Penelitian
tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai Landasan Pengembangan
Ilmu Hukum Nasional Indonesia, Bandung: CV. Mandar Maju, hlm. 39.
33
34
b. Penafsiran Sistematis
antara pasal yang satu denganpasal yang lain, baik yang terdapat
keraguansama sekali.
34
35
c. Penafsiran Historis
63
Appeldorn, dalam Yudha Bhakti Ardhiswastra, 2008, Penafsiran dan Konstruksi Hukum,
Bandung: Alumni, hlm. 9.
64
Bambang Sunggono, 2016, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, hlm. 322.
35
36
langkah-langkah sebelumnya.65
d. Penafsiran Futuristik
65
Sudikno Mertokusumo, 1995, Mengenal Hukum suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty.
hlm. 58-59.
66
C.F. G. Sunaryati Hartono, 2006, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-
20, Bandung: PT. Alumni, hlm 141.
67
Ibid, hlm. 146.
36
37
dengan cara menemukan suatu asas atau kaidah hukum untuk masa
68
Peter Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
hlm.22.
37
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku:
Abdul Rasyid Saliman, 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori Dan
Contoh Kasus, Jakarta: Kencana
Ahmadi Miru dan Sakka Pati, 2009, Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal
1233 sampai 1456 BW, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
A Ridwan Halim, 1982, Hukum Perdata dalam Tanya Jawab, Jakarta, Ghalia
Indonesia
Bernard Arief Sidharta, 2000, Refleksi tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah
Penelitian tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum
sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia,
Bandung: CV. Mandar Maju
Budiman N.P.D. Sinaga, 2005, Hukum Kontrak & Penyelesaian Sengketa dari
Perspektif Sekretaris, Jakarta. RajaGrafindo Persada
124
125
Hardijan Rusli, 1993, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan
H.R. Daeng Naja, 2006, Contract Drafting, Bandung. Citra Aditya Bakti
Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, 2004. Hukum Bisnis Dalam Persepsi
ManusiaModern, Bandung: PT Refika Aditama
Jonny Ibrahim, 2006, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Malang:
Bayumedia
L.J. Van Alperdorn, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan ke 29, Jakarta:
Pradnya Paramita.
Munir Fuady, 2012 Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era
Global, Bandung: PT Citra Aditya Bakti
125
126
Peter Marzuki, 2011. Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Purwahid Patrik, 1998, Hukum Perdata II Perikatan yang Lahir dari Undang-Undang,
Semarang: Tiga Pustaka
Rachmadi Usman, 2011, Hukum Kebendaan, Ed. 1.Cet. 1, Jakarta : Sinar Grafika
Riduan Syahrani, 2010, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung:
PT.Alumni
126
127
Salim HS, 2014, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Jakarta: Sinar Grafika
Satijipto Raharjo, 2000. Ilmu Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Subekti, 1992. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cet. 24, Jakarta: PT. Intermesa
Subekti dan Tjitrosudibio, 2001, Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, Jakarta
: Pradnya Paramita
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2001. Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), Jakarta: Rajawali Pers
127
128
B. Peraturan Perundang-Undangan
Betty Ayu R. J., 2011, Risiko Dalam Perjanjian Jual Beli Benda Bergerak
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, Skripsi
(Medan: Universitas Sumatera Utara)
Bili Achmad, dkk, 2016, Keabsahan Kontrak Berbahasa Asing Dan Kepastian
Terhadap Akibat Hukum Berdasarkan Asas Kebebasan Berkontrak
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Dan Surat Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor : M.Hh.Um.01.01-35 (Studi
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor : 451/
Pdt.G/2012.Pn.Jkt.Bar, Dipenogoro Law review, volume 5 nomor 2, 2016,
Fakultas Hukum Universitas Dipenogoro
Chintya Indah Pertiwi, F.X. Joko Priyono, 2018, Implikasi Hukum Kontrak Bisnis
Internasional Yang Dibuat Dalam Bahasa Asing, Jurnal Notarius, ISSN:
2086-1702 volume 11, nomor 1, 2018, Semarang: Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
Ery Agus Priyono, 2018, Aspek Keadilan Dalam Kontrak Bisnis Di Indonesia
(Kajian Pada Perjanjian Waralaba), Jurnal Law Reform, Volume 14,
Nomor 1, Tahun 2018, Semarang: Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro
128
129
Ficky Nento, 2016, Tinjauan Hukum Hapusnya Perikatan Jual Beli Barang
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Lex Crimen Vol. V/No.
6/Ags/2016, Manado : Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi.
Ifada Qurrata A’yun Amalia, 2018, Akibat hukum pembatalan perjanjian, Jurnal
Hukum Bisnis Bonum Commune, volume 1 nomor 1 tahun 2018,
Surabaya: Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Ikatan Hakim Indonesia, 2018, Varia Peradilan, Majalah Hukum Tahun XXXIII
No. 386 Januari 2018.
M. Alvi Syahrin, 2017, Hukum Yang Berlaku Dalam Sengketa Transaksi Bisnis
Internasional Yang Menggunakan E.Commerce, Jurnal Lex Librum, Vol.
III, No. 2, Juni 2017, Universitas Borobudur.
Novi Ratna Sari, 2017, Komparasi Syarat Sah Nya Perjanjian Menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata Dan Hukum Islam, Jurnal Repertorium,
Volume IV No. 2 Juli - Desember 2017, Surakarta: Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret.
Nurul Qamar, dkk, 2017, Peranan Bahasa Hukum Dalam Perumusan Norma
Perundang-Undangan (Role Of Legal Language In Formulation Of
Legislation Norms), JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017.
129
130
Syafran, 2012, Pilihan Hukum, Forum, dan domisili suatu kontrak dalam
transaksi bisnis, MMH Jurnal, Jilid 4 Nomor 4 tahun 2012, Fakultas
Hukum Universitas Semarang
D. Internet
130