SKRIPSI
JESI FITRIANI
10400119069
2023
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 10400119069
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
Jesi Fitriani
NIM : 10400119069
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
pendidikan di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar. Salam dan
Terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada kedua orang tua
untuk cinta, dukungan, kesabaran, perhatian, bimbingan dan doanya, yang tidak
Nabila Sahira.
Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
Prof. Dr. H. Wahyudin, M. Hum., sebagai Wakil Rektor II, Prof. Dr. H.
ii
3. Bapak Dr. Rahman Syamsuddin, S. H., M. H. selaku Wakil Dekan I,
bapak Dr. H. Abdul Wahid Haddade, Lc., M. Hi, selaku Wakil Dekan
II, ibunda Dr. Hj. Rahmatiah HL, M. Pd., selaku Wakil Dekan III
4. Teruntuk Bapak Dr. Abd Rais Asmar, M. H. Selaku Ketua jurusan Ilmu
Jurusan Ilmu Hukum terima kasih karena telah memberikan dukungan dan
kepada penulis skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik dan benar.
Dr. Abd Rais Asmar, M. H. selaku penguji II, yang telah banyak
7. Para Dosen atas segala bekal ilmu yang telah diberikan selama penulis
pegawai dalam lingkup Fakultas Syariah dan Hukum serta dalam lingkup
iii
sarjana. Kalian juga telah membantu dan memberikan pengalaman dan
9. Terima kasih kepada semua senior dan junior di kampus UIN Alauddin
seorganisasi terima kasih juga atas waktu, ilmu, dan pengalaman selama
10. Terima kasih kepada keluarga besar Salammu Dg Tale’ yang telah
Makassar.
yang selalu yang selalu menemani dan selalu menjadi support system
penulis pada hari yag tidak mudah selama proses pengerjaan skripsi,
iv
13. Terima kasih juga untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, semoga bantuan dan masukan yang telah diberikan dapat
dan dengan ini juga sekaligus penulis memohon maaf jika dalam proses skripsi ini
banyak membebani banyak pihak. Tentunya penulis berharap agar segala bentuk
kebaikan dan ketulusan semuanya dapat bernilai pahala dan menjadi amal jariyah
segala kerendahan hati, penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga skripsi ini dapat
memberi suatu manfaat kepada semua pihak yang sempat membaca dan dapat
Wabarokatuh.
Penyusun,
Jesi Fitriani
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLITERASI...........................................................................viii
ABSTRAK............................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................15
C. Rumusan Masalah...................................................................................22
D. Kajian Pustaka.........................................................................................23
E. Metode Penelitian....................................................................................25
F. Sumber Data............................................................................................26
J. Kerangka Pemikiran....................................................................................29
A. Kronologi Kasus......................................................................................47
vi
B. Permasalahan Hukum dalam Dakwaan Kasus Paniai.............................48
D. Putusan Bebas Kasus Pelanggaran Ham Berat Paniai Bukti Negara Tidak
Miliki Komitmen Pemenuhan Hak Atas Keadilan Bagi Korban Pelanggaran
Ham Berat Paniai...............................................................................................57
BAB V PENUTUP.................................................................................................64
A. Kesimpulan..............................................................................................64
B. Implikasi Penulis.....................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................68
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat
1. Konsonan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
غ Gain G Ge
viii
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
Ha H Ha
ھ
ي Ya Y Ye
Huruf hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi
tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda
(ʼ).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
َا fatḥah A A
ِا Kasrah I I
ُا ḍammah U U
ix
harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
... ى ؘ.ؘ.. | ا fatḥah dan alif atau yāʼ Ā a dan garis di atas
4. Tāʼ Marbūṭah
Transliterasi untuk tāʼ marbūṭah ada dua, yaitu: tāʼ marbūṭah yang hidup
atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah [t].
Sedangkan tāʼ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya
adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhiir dengan tāʼ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata ituterpisah, maka tāʼ
5. Syaddah (Tasydīd)
dengan sebuah lambang tasydīd ( ) ﹼ, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
Jika huruf ىber-tasydīd di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
x
kasrah maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi ī.
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan denga huruf ( الalif
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah.
Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata
sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan
7. Hamzah
bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak
di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau
sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia
akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya,
kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
xi
Adapun tā՚ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-
kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang,
tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri
didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak
pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf
kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul
referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus
disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
B. Daftar Singkatan
H : Hijrah
M : Masehi
SM : Sebelum Masehi
xii
w. : Wafat tahun
HR : Hadis Riwayat
xiii
ABSTRAK
NIM : 10400119069
Pelanggaran HAM yang terjadi di Paniai Papua pada Tahun 2014 tidak hanya l
kasus pelanggaran HAM Berat Paniai yang dilakukan oleh aparat negara
melanggar pasal 152 ayat 1 huruf a dan b, jo pasal 7 b, pasal 9 a, pasal 37 UU
Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM . Yang menetapkan satu orang
tersangka dan terdakwa Mayor Inf. Purn. Isak Sattu yang selanjutnya divonis
bebas oleh pengadilan negeri Makassar.
Dengan demikian diharapkan kepada negara untuk memberlakukan
undang-undang sesuai dan benar, juga agar penyelesaian kasus pelanggaran HAM
Berat Paniai dapat menemukan keadilan bagi keluarga korban, serta memberikan
titik terang atas ketidakadilan yang dirasakan keluarga korban terhadap vonis
putusan bebas oleh majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
jauh dari kenyataan. Hampir setiap hari terjadi pelanggaran HAM dan kehidupan
l l l l l l l l l l l
masyarakat kurang mendapat jaminan bahwa HAM mereka akan dilindungi oleh l l l l l l l l l
penguasa.1
l
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada l l l l l l
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
l l l l l l l
oleh negara, hukum dan pemerintahan, serta setiap orang demi kehormatannya.
l l l l l l l l l l l l l l
Hak asasi manusia sebagai hak asasi manusia yang diberikan oleh Tuhan
l l l l l l l l l l l
langsung sejak lahir bersifat mendesak sehingga tidak seorangpun atau bahkan l l l l l l l l l l l
sebagai lembaga dunia membahas tentang konsep hak asasi manusia, yang terdiri
l l l l l l l l l l l l l
dari: aspek universal, kesopanan dan kemandirian yang harus dihormati tanpa
l l l l l l l l l l l l
membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
l l l l l l l l l l
perbedaan pendapat lainnya. Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
l l l l l l l
Nya untuk dihormati, disayangi dan dilindungi oleh negara, hukum dan l l l l l l l l l l l
1
Martino Sardi, Menuju Masyarakat Berwawasan Hak-Hak Asasi Manusia, Hand Out
HAM Fakultas Hukum UAJY, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta,2007, hlm. 7.
2
Lihat Pasal 1 UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
15
16
lainnya.3 l
John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak yang
l l l l l l l
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai anugerah hak
l l l l l l l l l l
kodrati. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan di dunia yang dapat mencabutnya.
l l l l l l l l l l l
Menghormati, melindungi, dan mewujudkan hak asasi manusia adalah tiga peran
l l l l l l l l l l l
Baru, kaitan tersebut seakan terlupakan di negara ini dan menjadi mimpi buruk l l l l l l l l l l l l l
bagi rakyat. l
sistematis atau meluas yang mengakibatkan korban fisik, psikis dan ekonomi,
l l l l l l l l l l l l l l l
sosial dan budaya. Dan menurut standar HAM internasional, ada 4 jenis
l l l l l l l l l
pelanggaran HAM yang mencolok yang tercakup dalam Pasal 5 Statuta Roma
l l l l l l
Internasional (ICC)4, yang mana salah satunya yaitu Crimes Against Humanity
l l l l l l l l l l
menjadi salah satu masalah yang selalu muncul di Papua, yang kemudian disusul
l l l l l l l
oleh Komnas HAM dalam kasus Wamena 2019, dimana berbagai bentuk
l l l l l l l l
pelanggaran HAM di Wamena adalah hak untuk hidup (Pasal 28I ayat (1) UUD).
l l l l l
1945 Pasal 9 UU No. 39 Tahun 1999), hak atas rasa aman (Pasal 28G ayat (1) l
3
Deklarasi Universal PBB Tentang Hak-Hak Asasi Manusia, pasal 2; Setiap Orang Berhak
Atas Semua Hak Dan Kebebasan-Kebebasan Yang Tercantum Didalam Deklarasi Ini Tampa
Perkecualian Apapun, Seperti Ras Warna Kulit, Jenis Kelamin, Bahasa, Agama, Politik, Atau
Pendapat Yang Berlainan, Asal Mula Kebangsaan Atau Kemasyarakatan, Hak Milik Kelahiran
Atau Kedudukan Lain. Disamping Itu, Tidak Diperbolehkan Melakukan Perbedaan Atas Dasar
Kedudukan Politik, Hukum Atau Kedudukan Internasional Dari Negara Atau Dari Daerah Mana
Seorang Berasal, Baik Dari Negara yang Merdeka, yang Berbentuk Wilayah-Wilayah Perwalian,
Jajahan Atau yang Berada Dibawah Batasan Kedaulatan Yang Lain.
4
Lihat pasal 5 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional atau Rome Statute Of The
Internasional Criminal Court (ICC)
17
UUD 194 5 Pasal 30 UU No. 39 Tahun 1999) dan hak milik (Pasal 36 UU No. 39 l l l l
Tahun 1999).
menurunkan bendera Bintang Kejora namun warga tidak terima dan menyerang
l l l l l l l l l l l
dibakar dan 11 toko dibakar. Selain itu, 13.000 orang melarikan diri ketakutan.
l l l l l l l l l l l l l
Berdasarkan catatan Komnas HAM pada kasus Paniai, terdapat kekerasan dari
l l l l l l l l
sepeda motor untuk menyalakan lampu depan jika tidak maka akan sangat
l l l l l l l l
berbahaya. l
Pengendara sepeda motor tersebut tidak terima ditegur dan diancam akan
l l l l l l l l l l l l l l
Dari hasil pemeriksaan visum di RSUD Paniai, salah satu korban bernama
l l l l l l l l l l l
Yulianus Yeimo mengalami luka akibat terkena popor senapan. Mendengar kabar
l l l l l l l l l l l l l l
tersebut, warga sekitar Pondok Natal marah dan menutup jalan raya
l l l l l l l
melintas dan terdengar suara tembakan. Menurut catatan Komnas HAM, ada 11
l l l l l l l
18
korban dalam peristiwa Pondok Natal dan semuanya anak-anak. Para korban
l l l l l l l l
diketahui. Akibatnya, empat remaja tewas terkena timah panas dan puluhan
l l l l l l l l l l
lainnya luka-luka. Sementara dari dua kejadian tersebut, tujuh anggota TNI dan
l l l l l l l l l l
tiga polisi mengalami luka-luka. Menurut Komnas HAM, kekerasan yang terjadi
l l l l l l l l l l l l
pada 7-8 Desember 2014 di Paniai berawal dari arogansi aparat yang diduga l l l l l l l l l l l
anggota Timsus 753. Petugas memukuli anak-anak yang berada di Posko Natal di
l l l l l l l l l l
Bukit Togokutu.5 l l l
cukup bukti penggunaan peluru tajam untuk membubarkan massa. Dalam kasus l l l l
ini, Komnas HAM tidak menemukan bukti situasi mengancam yang mendasari
l l l l l l l l l l l l
untuk merdeka karena merasa tidak bahagia seperti provinsi lain di Indonesia.6 l l l l l l l l l l l l l l l l l l
pelanggaran HAM berupa hak untuk hidup (pasal 28I ayat (1) UUD 1945, Pasal 9
l l l l
UUD 1999), hak atas rasa aman (Pasal 28G ayat (1)), UUD 1945 Pasal 30 UU No l
infrastruktur (13,17%). ), ekstraksi sumber daya. sumber daya alam (12,58%), dan
l l l l l
5
Jurnal HAM, “Komisi Nasional Hak Asasi Manusia”, (Jakarta, 2015), h.5.
6
Jery Indrawan, “Ancaman Non-Militer Terhadap Keamanan Nasional di Papua” jurnal,
2016
19
pendidikan (9,8%) sehingga perbedaan persepsi ini tidak hanya statistik emosional
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
tetapi juga menunjukkan bahwa salah satu masalah be sar di Papua adalah kasus
l l l l l
pelanggaran HAM.7
l
183 sampai dengan 184 KUHAP. Hal ini memperjelas adanya pelanggaran HAM l l l l l l l l
yang mencolok di Paniai pada tahun 2014 berupa pembunuhan dan penganiayaan.
l l l l l l l l l l
pelanggaran HAM berat terbagi menjadi dua,8 yaitu: Kejahatan Genosida dan
l l l l l l l l l l l
Kejahatan Kemanusiaan.
l l l
183 sampai dengan 184 KUHAP. Hal ini memperjelas adanya pelanggaran HAM l l l l l l l l
yang mencolok di Paniai pada tahun 2014 berupa pembunuhan dan penganiayaan.
l l l l l l l l l l
merupakan konsep masyarakat dan hubungan sosial yang lahir dari sejarah
l l l l l l l l
peradaban manusia di empat penjuru. Konsep hak asasi manusia dan demokrasi
l l l l l l l l l l l l
Dalam negara hukum, pada dasarnya hukumlah yang mengatur, bukan rakyat.9
l l
menetapkan perisitiwa Paniai pada 2014 lalu merupakan kasus pelanggaran HAM
l l l l l l l l l l
berat. Peristiwa paniai ini diketahui berawal pada 7 desember 2014 di Eranotali,
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
kabupaten Paniai, Papua. Kejadian yang diawali oleh teguran kelompok pemuda
l l l l l l l l l l l l l l
7
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI,2017,para.3).
8
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000
9
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Konstitusi Press,
2005, hlm. 152. 2
20
kepada anngota TNI karena membawa mobil tanpa menyalakan lampu. Yang
l l l l l l l l
mana teguran itu berakhir pada terjadinya pengeroyokan oleh angota TNI.
l l l l l l l l l l l l l l
menyanyi dan menari sebagai bentuk protes terhadap tindakan aparat sebelumya.
l l l l l l l l l l l l l
dalam melakukan aksinya, dan pada saat yang bersamaan aparat membalas l l l l
warga sipil tewas dan 21 lainnya terluka. Sehingga akibat peristiwa tersebut
l l l l l l l l l l l l l
Komnas HAM pun menetapkan kasus Paniai sebagai pelanggaran HAM berat,
l l l l l l l l l
dan presiden membentuk tim investigasi terkait kasus penembakan warga sipil
l l l l l l l l l l l l l l l l
tersebut.
l l
hukum, terutama melindungi hak asasinya agar dapat hidup berdampingan dengan l l l l l l l l l
dalam pembentukan negara. Kasus pelanggaran HAM paniai di Papua yang belum
l l l l l l l l
terselesaikan sejak tahun 2014 menunjukkan bahwa hukum dan keadilan bagaikan
l l l l l l l l l
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang di bawa sejak lahir oleh manusia l l l l l l l l
yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perlu dipahami bahwa hak
l l l l l l l l l l l
asasi manusia tersebut tidak berasal dari negara dan hukum, tetapi hanya dari
l l l l l l l l l l l
Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta alam semesta. alam semesta dan l l l l l l l l l
segalanya. konten, sehingga hak asasi manusia tidak dapat dirugikan (irrevocable
l l l l l l l l l l l l l l
rights). Oleh karena itu yang dituntut oleh negara dan hukum adalah pengakuan
l l l l l l l l l l
10
Rozali Abdullah dan Syamsir, Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan HAM di
21
pelanggaran HAM dan ditujukan untuk melindungi HAM, tetapi tidak hanya
l l l l l l l l
hukum nasional atau internasional, juga Islam. perlindungan dapat dilihat dari l l l l l l l l l l l l
sistem hukum Islam yang melindungi lima hal penting dalam diri manusia, dan
l l l l l l l l l l l l
tidak ada sistem di dunia ini yang melindungi lima hal terpenting dalam diri
l l l l l l l l l l l l l l l l
perlindungan terhadap agama, perlindungan jiwa, harta benda, ruh dan kepedulian
l l l l l l l l l l
terhadap anak cucu. Hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum Islam
l l l l l l l l l
meliputi hak hidup, hak kebebasan beragama, ha katas keadilan, hak persamaan,
l l l l l l l l l l
pekerjaan. l l
kebencian Anda terhadap suatu kaum mendorong Anda untuk bertindak melawan
l l l l l l l l l l
buruh." (QS Al-Maidah /5:10). Begitu juga Rosululloh SAW. Berkata sekali: l l l l l l l l
demikian, negara tidak hanya menghindari campur tangan hak asasi manusia,
l l l l l l l l l l
tetapi juga memiliki kewajiban untuk menyediakan dan menjamin hak asasi
l l l l l l l l l l l l l l
manusia. Oleh karena itu, keadilan sangat dibutuhkan dalam kasus pelanggaran
l l l l l l l l l
hukumnya. Maka dari itu untuk meneliti lebih dalam mengenai kasus pelanggaran l l l l l l l l l l l l
HAM berat maka penulis akan meneliti dengan mengangkat judul “Tinjauan l l l l l l l l l
Makassar”
1. Fokus penelitian l l l l l
Makassar.
2. Deskripsi Fokus l l l l
deskripsi fokus penelitian pada judul penelitian ini agar pembaca tidak salah
l l l l l l l l l l l l l l l l
a. Tinjauan yuridis l l l
pengertian tinjauan yuridis adalah suatau kajian yang membahas mengenai jenis
l l l l l l l l l l l l l
b. Penyelesaian l l l l
soft skill mengenai proses untuk memahami tantangan dalam bekerja untuk
l l l l l l l l l l l
C. Rumusan Masalah
D. Kajian Pustaka
terjadi sejak tahun 2014 silam, yang setelah di kategorikan sebagai pelangaran
l l l l l l l l l l l l l
penyelesaian hukum. Dari beberapa referensi dan sumber media terdahulu yang
l l l l l l l l l l l l l l l
berkaitan dengan obyek peneletian, terdapat pula berbagai referensi buku dan
l l l l l l l l l l l l l l l l
11
Fadli Andi Natsif, Hukum Pelanggaran HAM. Hlm 27.
24
diakui dan wajib dipenuhi dan dilindungi oleh negara indonesia. Didalam
l l l l l l l l l l l l l l l l l
yang seadil adilnya terkait kasus pelanggaran HAM berat Paniai Papua
l l l l l l l l l
12
Jurnal Ilmu Hukum Tambung Bungai Vol.2 No.1 Maret 2017
13
Sunarso, Pendidikan Hak Asasi Manusia, (Surakarta: CV Indotama Solo 2020),h.14
25
diantara tragedi dan faktor pelanggaran politik HAM tidak disertai dengan
l l l l l l l l l l l l l
HAM Berat.15 Namun menurut peneliti didalam buku tersebut tidak secara l l l l l l l l l l l
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
14
Suparman Marzuki, Tragedi Politik Hukum HAM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2011),h.18
15
Joko Setiyono, Peradilan Internasional Atas Kejahatan HAM Berat, (Jawa Tengah:
Pustaka Magister 2020),h.1
26
sebagai sebuah banguan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah
2. Pendekatan Penelitian
Case approach adalah salah satu jenis pendekatan dalam penelitian hukum
melakukan telaah pada kasus yang berkaittan dengan isu hukum yang di
F. Sumber Data
a. Data primer
Data primer yakni pernyataan yang memiliki otoritas hukum yang ditetapkan
ini yakni:
16
Valentin Firman P. Nainggolan, Skripsi : Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Pencabulan
Anak Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Atas Perubahan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi Putusan
No.1859/Pid.sus/2015/PN.Mdn), (Medan, Universitas Medan Area,2017).
17
Saiful Anam “Pendekatan Perundang-Undangan (Statue Aprroach) Dalam Penelitian
Hukum”, https://www..saplaw.top/pendekatan-perundang-undangan-statue-approach-dalam-
penelitian-hukum/, di akses pada tanggal 16 Agustus 2023
27
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu berupa publikasi tentang hukum yang bukan merupakan
hukum primer dapat berupa publikasi tentang hukum dan bukan dokumen
resmi. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buku-buku
c. Data tersier
Bahan Hukum tersier yang sifatnya pendukung dari semua data yang ada.
Bahan Hukum Tersier merupakan bahan hukum yang menjelaskan dari bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum tersier ini biasanya
berbentuk kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris dan
ensiklopedia.
korupsi
Tujuan utama dari sebuah analisis adalah untuk meringkas data dalam
bentuk yang mudah dipahami, sehingga hubungan antara problem penelitian dapat
dipelajari dan diuji. Analisis data yang penulis gunakan ialah analisis kualitatif. 18
mengacu pada norma hukum yang terdapat dalam berbagai peraturan perundang-
undangan.
Dari rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian
ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
HAM Berat. Manfaat teorits bagi pihak yang berkepentingan, hasil penulisan
J. Kerangka Pemikiran
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak individu yang paling mendasar
l l l l l l l
termasuk hak untuk hidup dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial dan
l l l l l l l l l l l l
budaya. Hak ini merupakan kebutuhan dasar bagi semua individu dan kelompok
l l l l l l l l l l l l
orang, tanpa memandang asal suku, agama, jenis kelamin, dll. Pasal 2 Deklarasi
l l l l l l l l
Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) menyatakan bahwa setiap orang berhak
l l l l l l l l l
18
Mahirah Fikriyah Fadli, Skripsi: Analisis Tanggung Jawab Hukum Kuasa Direksi Atas
Pengelolaan Perseroan Terbatas, (Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021).
29
Padahal saat ini, tidak ada satupun aspek kehidupan kita yang bias di luar
l l l l l l l l l
hak asasi manusia. Jadi, bahasan utama hari ini adalah masalah hak asasi manusia.
l l l l l l l l
dalam hukum hak asasi manusia internasional, yang secara khusus mengatur l l l l l l l l
perlindungan individu dan kelompok dari pelanggaran hak asasi manusia yang
l l l l l l l l l l l l
serius yang dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab atas tanggung jawab
l l l l l l l l
pemerintah.
l l l
TINJAUAN TEORETIS
1. Definisi Pelanggaran
kejahatan.l
KUHP, Pasal 490 KUHP atau Pasal 506 KUHP yang masuk pelanggaran pada
dasarnya sudah merupakan sifat tercela dan patut dipidana sebelum dimuatnya
dalam undang-undang. Sebaliknya ada kejahatan misalnya Pasal 198, Pasal 344
yang dinilai menjadi serius dan mempunyai sifat terlarang setelah dimuat dalam
undang-undang.19
undangan. Jika mereka dikurung atau dipidana di penjara atau rutan negara,
l l l l l l l l l
melanggar hukum berarti melanggar aturan atau melawan aturan yang berlaku di
l l l l l l l
lapas atau rutan tersebut. Hukum yang dimaksud adalah pengaturan hukum l l l l
tentang keamanan dan ketertiban di Lapas dan Rutan, termasuk hak, kewajiban,
l l l l l l l l l
19
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I Bagian I, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2002, hal. 120
30
31
dan larangan bagi orang yang ditahan dan narapidana. Jika mereka dikurung atau l l l l l l l l
dipidana di penjara atau rutan negara, melanggar hukum berarti melanggar aturan
l l l l l l l l l
atau melawan aturan yang berlaku di lapas atau rutan tersebut. Hukum yang
l l l l l
dan Rutan, termasuk hak, kewajiban, dan larangan bagi orang yang ditahan dan l l l l l l
narapidana. Jika mereka dikurung atau dipidana di penjara atau rutan negara,
l l l l l l l l l l
melanggar hukum berarti melanggar aturan atau melawan aturan yang berlaku di
l l l l l l l
lapas atau rutan tersebut. Hukum yang dimaksud adalah norma hukum yang l l l l
mengatur tentang keamanan dan ketertiban di Lapas dan Rutan, termasuk hak,
l l l l l l l l
pelanggar hukum merupakan salah satu tugas pe merintah untuk melindungi warga
l l l l l l l l
negaranya agar tercipta rasa aman yang lebih besar. Pemerintah menyediakan
l l l l l l l l l l l l
penelaahan yuridis adalah kajian yang membahas tentang jenis-jenis tindak pidana
l l l l l l l l l l l l l
pidana dan penerapan sanksi bagi pelaku tindak pidana. tindakan kriminal.20
l l l l l l l l l l l
1. Definisi HAM
DUHAM tahun 1948 bahwa hak asasi manusia adalah hak asasi manusia adalah l l l l
hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi l l l l l l l l l l l
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak untuk hidup berkeluarga,
l l l l l l l l l l
20
Aldian Harikhman, pengertian narapidana, https://aldianharikhman.wordpres.com
32
berkomunikasi, hak keamanan, hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak
l l l l l l l l l l l l l
boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Selanjutnya, manusia juga hak dan
l l l l l l l l l l
masyarakat.21
Namun disamping itu, jika dilihat dari pengaturan khusus tentang definisi l l l l l l l l l l l l l
HAM yang terbatas pada hak-hak tertentu, ternyata l l l l HAM justru memiliki l l l l
pengertian lain, sebagaimana International on Civil and Political Right oleh PBB
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
1966 yang dikenal dengan Konvenan Sipil dan Politik yang terdiri atas 53 pasal l l l l l l l l l l l l l
yang sebagaian besarnya justru berisi tentang hak-hak demokrasi, kebebasan, dan
l l l l l l l l l l l l
a. Civil rights;l l l
b. Politil rights; l l l l
c. Socio-economic rights;
l l l l l l l l
d. Cultural rights. l
Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia dan l l l l l
berfungsi sebagai jaminan moral dalam menunjang klaim atas penikmatan sebuah
l l l l l l l l l l l
Dalam penjelasan pasal 104 ayat (1) Undang-Undang Hak Asasi Manusia, l l l l
21
The Universal Declaration Of Human Right (2001:182)
22
Fadli Andi Natsif, Hukum Pelanggaran HAM. Hlm 23.
23
Marianus Kleden, Hak Asasi Manusia Dalam Masyarakat Komunal, LAMMERA,
Yogyakarta 2008 hlm 69.
33
Crime berdasarkan dua alasan, yaitu pola tindak pidana yang sangat sistematis dan
l l l l l l l l l l
dilakukan oleh pihak pemegang kekuasaan, sebagai kejahatan tersebut baru bisa
l l l l l l l l l l l l l
diadili jika kekuasaan tersebut menciderai rasa keadilan secara mendalam, atau
l l l l l l l l l l l l l l l
a. Asas kemanusiaan. l l
dengan kemanusiaan.
l l l
b. Asas legalitas l l
HAM.
c. Asas Equalitas l l
pelaksanaan HAM.
l
dari bangsa lain tidak bertentangan dengan kehidupan budaya bangsa Indonesia.
l l l l l l l l l l l l
yang akan melibatkan lembaga kepolisian. Adapun lembaga yang berperan dalam l l l l l l l l l l
2. Kejaksaan Agung l
pengadilan. l l
perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pegadilan HAM juga
l l l l l l l
berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
l l l l l l l l l l
berat yang dilakukan diluar batas territorial wilayah Negara Republik Indonesia
l l l l l l l l l l l l l l l
Oleh karena itu, kasus pelanggaran HAM paniai yang terjadi sejak tahun
l l l l l l l l l l
yang luas atau luas. Ini biasanya menyebabkan kerugian yang sangat tinggi dan l l l l l l l l l
akibatnya kerusakan yang serius dan parah. Namun sejauh ini, tidak ada standar
l l l l l l l l
untuk pelanggaran HAM berat. Dilihat dari berbagai terminologi yang digunakan,
l l l l l l l l l l l l l
25
Pasal 1 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999
35
ada yang menggunakan istilah delik berat dan sistematis, delik berat, delik berat, l l l l l l l l l l l l l l l
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan sampai batas tertentu dan dengan cara
l l l l l l l l l l
yang menciptakan kondisi kehidupan, hak integrasi kepribadian atau hak atas l l l l l l l l l l l l l
individu bebas dari populasi umum atau dari satu atau lebih bagian populasi
l l l l l l l l l l l l l
Konsep pelanggaran hak asasi manusia yang diketahui dan umum saat ini
l l l l l l l l l l
tidak dirumuskan dengan jelas dalam resolusi, deklarasi atau perjanjian hak asasi
l l l l l l l l l l l l
manusia. Namun secara umum, hal ini dapat diartikan sebagai pelanggaran
l l l l l l l l l
sistematis terhadap standar hak asasi manusia tertentu yang lebih serius.
l l l l l l l l l l l l
Tragedi Paniai terjadi pada 7-8 Desember 2014. Hingga empat orang l l l l l l l l l l l l
tewas dan 21 lainnya luka-luka saat warga memprotes kelompok pemuda terkait
l l l l l l l l l l l
pemukulan peralatan TNI sehari sebelumnya. Dari sinilah tanggung jawab negara,
l l l l l l l l l l l
khususnya pemerintah secara tegas dinyatakan dalam Pasal 28I ayat 4 UUD 1945, l l l l l l l
Hal ini juga secara tegas dinyatakan dalam UU HAM No. 39 Tahun 1999 l l l l l l
lain, dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang dianut oleh Negara
l l l l l l l l l l l l
Republik Indonesia.” l l l l l l
26
Cecilia Medina Quiroga, The Batle Of Human Right: Gross, Systematic Violations dalam
Muladi, Demokratisasi, Hak Asasi Manusia Dan Reformasi Hukum di Indonesia, The Habib
Center, Jakarta,2002 hlm. 75.
36
Negara dalam hal ini pemerintah dapat terlibat dalam pelanggaran HAM
l l l l l l l l l
apabila pelanggaran tersebut dilakukan oleh badan atau pejabat atau menteri atau
l l l l l l l l l l l
kelompok.27
l l l
HAM di Papua sudah ada sejak lama. Berbagai kasus seperti diskriminasi, stigma
l l l l l l l l l l l l
pertama kasus Paniai bermula ketika sekelompok anak muda memarahi TNI
l l l l l l l l l l l l l
karena mengendarai mobil tanpa izin. lampu menyala. Namun, teguran ini
l l l l l l l l l l l l
berujung pada pertengkaran yang mengakibatkan tiga anak laki-laki dipukuli oleh
l l l l l l l l l l l l
memasuki lapangan Kareli - Gather - gobai, dimana mereka berdiri bernyanyi dan
l l l l l l l l l l l l l l l
menari di depan Polsek dan Koramil untuk menuntut penjelasan dan memprotes
l l l l l l l l l l l l l l
27
Setiyani, Joko Setiyono, Penerapan Prinsip Pertanggungjawaban Negara Terhadap Kasus
Pelanggaran HAM Etnis Rohingya di Myanmar, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia Program
Studi Magister Ilmu Hukum Volume 2, Nomor 2, Tahun 2020, 263.
28
Beka Ulang Hapsara dalam Pernyataan Pers dan Diskusi Publik bertajuk “Menanti
Perdamaian di Papua: Urgensi Penghentian Kekerasan”. Yang dikutip dalam artikel kabar
Latuharhary berjudul “Dialog Damai Untuk Penyelesaian Pelanggaran HAM di Papua”
https://www.komnasHAM.go.id/index.php/news/2021/5/17/1781/dialog-damai-untuk-
penyelesaian-pelanggaran-HAM-di-papua.html diakses tanggal 5 Mei 2023
37
dimediasi tidak pernah dijelaskan oleh aparat, sehingga polisi dan pangkalan
l l l l l l l l l l l l l l l
militer dilempari batu ke arah masyarakat. Mesin menanggapi kegiatan ini dengan
l l l l l l l l l l l l l l l l
mengakibatkan kematian beberapa orang dan beberapa orang luka berat akibat
l l l l l l l l l l l l
penganiayaan tersebut. Peristiwa yang terjadi di Paniai pada tahun 2014 termasuk
l l l l l l l l l l l l l
Tiga elemen utama dari konsep hak asasi manusia untuk keberadaan
l l l l l l l l l l l
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial, adalah
l l l l l l l l l l l
adalah setiap perbuatan, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan atau
l l l l l l l l l
membatasi dan/atau merampas hak asasi manusia atau hak asasi manusia yang
l l l l l l l
adil dan adil berdasarkan proses hukum yang berlaku, atau takut tidak
l l l l l l l
mewujudkan hak asasi manusia setiap warga negara. Selama negara memenuhi
l l l l l l l l l l l
budaya. 30
29
Efendi, Mahsyur dan S. Evandri, Taufani. 2014. HAM Dalam Dinamika/Dimensi
Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014),156.
30
Muhammad Jailani, Tanggung Jawab Negara Dalam Memberikan Perlindungan
Terhadap Hak-Hak Korban Pelanggaran HAN Berat di Indonesia, Jurnal Ilmu Hukum
VOL.XIII.NO.1 Maret 2011,84.
38
pada pokoknya menyatakan bahwa Pengadilan HAM dibentuk atas usul DPR RI l l l l l l l l
yang dibentuk dengan Keputusan Presiden. Jadi dalam kasus Paniai, kita harus l l l l l l l l l l l
mana suatu kelompok dapat mencapai tujuannya. Suatu hukum dapat dikatakan l l l l l l
efektif jika menghasilkan akibat hukum yang positif ketika hukum itu mencapai
l l l l l l l l l l l l l l l
hukum untuk mengatur orang dan/atau memaksa orang untuk mematuhi hukum. l l l l l l
ketika perusahaan berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan
l l l l l l l l l l l l l
disebabkan oleh undang-undang yang tidak jelas dan kabur, otoritas yang
l l l l l l l l l
31
Soerjono Soekanto, Efektivitas Hukum Dan Penerapan Sanksi, (Bandung:CV Ramadja
Karya,1988),80.
39
undang-undang tersebut dianggap efektif. Teori yang mengkaji haa disebut teori l l l l l l l l l l l l l l l l
efisiensi hukum.
l l l l l
e. Faktor kebudayaan, ialah sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan l l l l l l l l
Tahun 2000, meskipun lengkap, memadai, sesuai dan tersusun secara sistematis, l l l l l l l l l l l l
atas pelanggaran HAM berat di Indonesia. Dalam kasus ini, senapan mesin militer
l l l l l l l l l l l l l l l
pelanggaran HAM berat juga menemui hambatan karena harus tunduk pada Kitab
l l l l l l l
dijadikan alat bukti kecuali didukung oleh alat bukti lain, seperti B. ahli hukum,
l l l l l l l l l l l l l l
uji balistik atau dokumen terkait. Kesulitan mendapatkan bukti pelanggaran HAM
l l l l l l l l l l l l
berat sebelumnya muncul karena lamanya kejadian dan lokasi kejadian yang
l l l l l l l l l l
32
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada.2008),8.
40
Indonesia dalam rangka menciptakan kepastian hukum harus ditinjau ulang untuk
l l l l l l l l l l
melaksanakan rekonsiliasi
l l l l l l dalam bentuk kebijakan hukum yang tidak l l l l
langkah progresif demi kepentingan para korban, kata Wakil Presiden Komnas l l l l l l l l l l l l l l
HAM, yang juga ketua kelompok Amiruddin Al-Rahab, yang memantau hasil l l l l l l l l
investigasi pelanggaran HAM berat: “Untuk kepastian hukum dan pemulihan hak-
l l l l l l l l l l
sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan hak-hak korban. Jangan abaikan hak-
l l l l l l
kebijaksanaan l l
wewenangnya.34 l l
sebagai lip service kepada masyarakat internasional, yang tidak takut akan
l l l l l l l l l l l l
33
Andrian Pratama Taher, Baca selengkapnya di artikel “Penyidikan Kasus Paniai Dan
Bayang-Bayang HAM Berat Yang Tidak Jelas”, https://tirto.id/gl3f
34
Soerjono Soekanto. Penegakan Hukum, 80.
41
Unsur ketiga adalah tersedianya fasilitas berupa sarana dan prasarana bagi l l l l l l l l l
pejabat untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam menjalankan tugasnya.
l l l l l l l
Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau sarana yang di rancang l l
2000, maka negara dan pemerintah bertekad untuk menyelesaikan kasus tersebut l l l l l l l l l l l l
karena tidak memerlukan alasan dan keputusan politik. Penyelesaian kasus Paniai
l l l l l l l l l l l l l l
tanpa perlu usulan dari DPR dan Keppres. Pada kesempatan 7-8 Desember 2014,
l l l l l l l l l
sedikitnya 4 anak dan 17 orang tewas akibat pembunuhan dan penyiksaan oleh
l l l l l l l l l l l
jelas, masih ada saksi dan barang bukti, bahkan ada satuan yang se cara jelas
l l l l l l
menunjukkan adanya struktur komando yang resmi. Jadi tidak ada alasan untuk
l l l l l l l
percaya bahwa tidak ada cukup bukti formal dan material tentang masalah
l l l l l l l
tersebut.36
l l
35
Moh. Ali-Moh. Abd. Rauf, Problem Yuridis Penyelesaian Perkara HAMBerat Dalam
Sistem Pidana Indonesia Dan Pidana Islam, Al-Qanum: Jurnal Pemikiran Dan Pembaharuan
Hukum Islam Vol.24, No.2, Desember 2021, 479-480.
36
Jaringan Advokasi dan Kampanye Kasus Paniai (KontraS, AJAR, Amnesty Internasional
Indonesia, John Gobai, Rumah Honai), Jakarta,21 Maret 2020, “Pengembalian Berkas
Penyeledikan Paniai: Pola Ketidakmauan dan Pengingkaran Negara Yang Terus Diulang”,
https://kontras.org/2020/03/22pengembalian-berkas-penyelidikan-paniai-pola-ketidakmauan-dan-
pengingkaran-negara-yang-terus-diulang/ diakses tanggal 5 Mei 2023.
42
kesadaran hukum warga dan aparat masih kurang. Mereka hanya mengetahui
l l l l l l l
Unsur terakhir adalah faktor budaya, dalam hal ini Pengadilan HAM l l l l l l l
contohnya adalah sikap diamnya aparat kepolisian dalam kasus Trisakti yang
l l l l l l l l l l
akhir-akhir ini menjadi sorotan media yaitu sesi kerja. . oleh Menteri Kehakiman
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
DPR RI dan Komisi III pada 16/01/2020, yang menetapkan bahwa kasus l l l l l l l l l
massal oleh aparat keamanan terhadap sebuah kendaraan lapis baja pada tanggal
l l l l l l l
mahasiswa yang tewas tetapi juga pejabat penanggung jawab dan juga peserta.37
l l l l l l l l
menegakkan pelanggaran HAM berat dinilai belum efektif karena adanya hukum
l l l l l l l l l l l l
37
Moh. Ali-Moh. Abd.Rauf, Problem Yuridis 472-473
43
efektivitas apakah hukum tersebut ada atau tidak. Menyukai; Pertama, unsur
l l l l l l l l l l
hukum itu sendiri, yaitu UU Pengadilan HAM No. 26 Tahun 2000, meskipun
l l l l l l l l l l
dikatakan memerhatikan hak-hak warga negara (hak warga sipil). Salah satu
melindungi HAM. Termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang secara
Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) bahwa Indonesia sebagai negara
hukum.38
jaminan perlindungan HAM tersebut. Indonesia sebagai negara hukum dalam era
reformasi pasca rezim orde baru telah membuat berbagai instrumen dan institusi
hukum perlindungan dan penegakan HAM. Hal ini dapat dilihat mulai dari hasil
perubahan atau amandemen UUD 1945 yang secara tegas mengatur dalam bab
lagi dalam berbagai ketentuan UU lain, baik yang secara tidak langsung menyebut
HAM mau pun UU lain yang khusus mengatur HAM, seperti UU No. 39 Tahun
1999 tentang HAM (selanjutnya disingkat UUHAM) dan UU No. 26 Tahun 2000
38
Lihat Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah
negara Hukum
39
Fadli Andi Natsif. "Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Negara Hukum
Indonesia (Human Rights Protection In Perspective Indonesian State Law)." Jurnal Hukum,
Vol.19 (Mei 2019),148.
44
45
melalui instrumen hukum nasional, tetapi secara hukum internasional juga telah
Human Right), Kovenan Hak Sipil dan Politik Tahun 1966 (Covenant on Civil
Dilihat dari pengaturan khusus tentang definisi HAM yang terbatas pada l l l l l l l
International on Civil and Political Right oleh PBB 1966 yang dikenal dengan
l l l l l l l l l l l l l l l l
Konvenan Sipil dan Politik yang terdiri atas 53 pasal yang sebagaian besarnya
l l l l l l l l l l l l l
yaitu : l
e. Civil rights;l l l
f. Politil rights; l l l l
g. Socio-economic rights;
l l l l l l l l
h. Cultural rights. l
Dalam penjelasan pasal 104 ayat (1) Undang-Undang Hak Asasi Manusia, l l l l
Crime berdasarkan dua alasan, yaitu pola tindak pidana yang sangat sistematis dan
l l l l l l l l l l
40
Kedua UU tentang HAM ini dibuat dalam era reformasi pasca tumbangnya rezim orde
baru tahun 1998.
41
Fadli Andi Natsif, Hukum Pelanggaran HAM. Hlm 23.
46
dilakukan oleh pihak pemegang kekuasaan, sebagai kejahatan tersebut baru bisa
l l l l l l l l l l l l l
diadili jika kekuasaan tersebut menciderai rasa keadilan secara mendalam, atau
l l l l l l l l l l l l l l l
e. Asas kemanusiaan. l l
dengan kemanusiaan.
l l l
f. Asas legalitas l l
HAM.
g. Asas Equalitas l l
pelaksanaan HAM.
l
dari bangsa lain tidak bertentangan dengan kehidupan budaya bangsa Indonesia.
l l l l l l l l l l l l
42
Muchamad Ali Syafa’at, Tindak Pidana Teror: Belenggu Baru Bagi Kemerdekaan,
dalam F. Budi Hadiram, et al. Terorisme Definisi, Aksi dan Regulasi, Imprasial, Jakarta, 2003,
hlm 63.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kronologi Kasus
HAM di Papua sudah ada sejak dulu. Berbagai kasus seperti diskriminasi,
pemerintah,”43. Tidak hanya itu kasus pelanggaran HAM di Papua tetapi terdapat
pula soal kekerasan, penyiksaan, bahkan sampai pembunuhan, seperti kasus paniai
Peristiwa awal dalam kasus paniai ini berawal ketika sekelompok pemuda
yang menegur anggota TNI yang mengendarai mobil dan lampu mobil tersebut
yang dilakukan oleh aparat militer. Kemudian, pada hari esoknya tepatnya tanggal
lapangan karel gobai yang terletak di depan Polsek dan Koramil seraya bernyanyi
43
Beka Ulung Hapsara dalam Pernyataan Pers dan Diskusi Publik bertajuk "Menanti
Perdamaian di Papua: Urgensi Penghentian Kekerasan". Yang dikutip dalam artikel Kabar
Latuharhary berjudul “Dialog Damai untuk Penyelesaian Pelanggaran HAM di Papua”
https://www.komnasHAM.go.id/index.php/news/2021/5/17/1781/dialog-damaiuntuk-
penyelesaian-pelanggaran-HAM-di-papua_html diakses tanggal 22 Feb 2022.
47
48
dan menari dengan tujuan untuk meminta penjelasan dan sebagai bentuk protes
atau kelompok orang termasuk aparat negara baik direncanakan maupun tidak
menghalangi, membatasi dan atau merampas Hak Asasi Manusia seseorang atau
kelompok orang yang telah dijamin oleh undang undang, dan tidak mendapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
hukum yang berlaku yakni, melanngar Pasal 152 ayat 1 huruf a dan b, jo Pasal 7
secara meluas dan sistematik kepada warga sipil yang dilakukan oleh aparat
bahwa pemaknaan atas kedua bentuk kejahatan tersebut sesuai dengan pemaknaan
44
Efendi, Mahsyur dan S. Evandri, Taufani. 2014. “HAM Dalam Dinamika/Dimensi
Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial”. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), 156.”
49
pelanggaran HAM yang berat, setelah sebelumnya perkara serupa terakhir diadili
18 (delapan belas) tahun yang lalu. Kali ini Pengadilan HAM memiliki tugas dan
(Purn.) Isak Sattu (IS) dalam peristiwa di Paniai tanggal 8 Desember 2014. Pasca
TNI pada 7 Desember 2014 malam hari di Pondok Natal Gunung Merah di Paniai,
yang menjadi pelaku penganiayaan. Anggota TNI yang berasal dari satuan
warga yang berunjuk rasa, sehingga menewaskan 4 (empat) pelajar dan melukai
21 (dua puluh satu) orang warga Paniai lainnya. Namun, berdasarkan keterangan
pasukan lain yang berada di sekitar tempat kejadian perkara turut melakukan
berat dari rumusan jenis tindak pidana dalam Statuta Roma dan mengadopsi
yang tersebar di berbagai titik, serta adanya konteks konflik dan kekerasan yang
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan pada cakupan geografis yang
hakim, jaksa, dan penasihat hukum yang minim atau sama sekali tidak memiliki
kemanusiaan yang didakwakan – dalam hal ini yaitu pembunuhan dan persekusi.
Apabila salah satu saja dari elemen kontekstual tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan, maka kejahatan terhadap kemanusiaan juga tidak terbukti dan tidak
dari tindak pidana umum. Pertama, elemen objektif. Maksud dari elemen objektif
sebagai bagian dari suatu serangan meluas atau sistematis yang ditujukan terhadap
penduduk sipil.
sipil telah terjadi, JPU harus membuktikan secara sah dan meyakinkan bahwa
meyakinkan elemen subjektif atau dalam istilah lain dikenal sebagai mens rea.
Untuk menyatakan elemen ini terpenuhi, JPU harus menunjukkan bahwa pelaku
menjadi bagian dari, serangan meluas atau sistematis yang ditujukan terhadap
penduduk sipil. Dengan kata lain, terdakwa harus menyadari bahwa perbuatannya
adalah bagian dari, atau terhubung dengan, konteks tindak kekerasan yang lebih
luas yang menjadi bagian dari serangan. Dalam berbagai kejahatan terhadap
kemanusiaan yang pernah terjadi terdapat ciri khas, yaitu adanya pengetahuan
umum atas konflik atau kekerasan yang telah terjadi sebelumnya atau sedang
terjadi pada saat itu yang membuat terdakwa tidak dapat serta merta mengklaim
bahwa anggota-anggota TNI atau unit keamanan lainnya telah terlibat dalam
52
waktu sebelum tanggal 8 Desember 2014. Jaksa juga harus menunjukkan bahwa
menjadi bagian dari, serangan meluas atau sistematis yang ditujukan terhadap
bagi JPU untuk menunjukkan bahwa tindak pidana pokok yang didakwakan –
karena yang dicari adalah kebenaran materil. Pembuktiannya telah dimulai sejak
dakwaan jaksa dimana terdakwa yang dimaksud adalah komandan militer atau
45
Munir Fuady,2006,Teori Hukum Pembuktian(Pidana dan Perdata), PenerbitPT Citra
Aditya Bakti Bandung,hal 48,bahwa menurut Pasal 183 KUHAP tersebut ,agar seorang tersangka
dapat dijatuhi pidana,diperlukan bukti yang sah dan meyakinkan dan beban pembuktian tersebut
dalam hukum acara pidana terletak dipundak Jaksa,dengan kemungkinan pihak terdakwa untuk
membantah bukti yang diajukan Jaksa.
53
mengetahui atas dasar keadaan saat itu bahwa pasukan yang berada dibawah
Hal ini karena di pundak siapa beban pembuktian diletakkan oleh hukum, akan
Al Rahab menjelaskan bahwa dakwaan yang dibuat jaksa penuntut umum lemah
karena tidak bisa menjelaskan unsur rantai komando dalam peristiwa tersebut.
bagian dari serangan yang meluas dan sistematik terhadap penduduk sipil. 47 IS
didakwa secara kumulatif melanggar Pasal 42 ayat (1) jis Pasal 9 huruf a, jis Pasal
46
Fuady, Munir, 2006, Teori Hukum Pembuktian (Pidana dan Perdata), Penerbit PT Citra
Aditya Bakty Bandung,hal 45
47
Pasal 9 Undang-Undang Pengadilan HAM Tahun 2000
54
Manusia dan Kedua Pasal 40 jis Pasal 9 huruf h jis Pasal 7 huruf b Undang-
bahwa terdakwa ini bertanggung jawab secara komando terhadap anak buahnya
yang melakukan perbuatan itu. Dan selama persidangan berlangsung, tim jaksa
diantara keterangan saksi yang menyebutkan bahwa terdakwa tidak sedang dalam
posisi memiliki tanggung jawab komando, dan hal itu tidak bisa dibuktikan oleh
Surat dakwaan menerangkan bahwa rangkaian perbuatan terdakwa itu sendiri lah
yang bersifat meluas atau sistematis. Hal tersebut tidak relevan karena perbuatan
terdakwa tidak perlu bersifat meluas atau sistematis, tetapi bisa juga berbentuk
tindakan tunggal. Pembuktian atas sifat meluas atau sistematis hanya diperlukan
terhadap peristiwa-peristiwa dalam konteks waktu dan wilayah yang lebih luas
terdakwa.
Inti persoalan bersifat formil dan materiil. Suatu kasus yang tidak
jika dilanjutkan kedalam ranah perkara yakni keproses penyidikan dan Jaksa
bukti oleh UUPH berada pada Komnas HAM. 48 Dalam persoalan pelanggaran
48
Ganes Adi Kusuma,”Eksistensi Kejaksaan dan Relasinya dengan Komnas HAM dalam
Penanganan Perkara Pelanggaran Hak Asasi Manusia”, Jurnal Hukum, Vol.3 (Oktober
2021),164.
55
HAM berat tendensinya sering mengabaikan persyaratan formil dan materiil dan
kejahatan biasa. Dakwaan jaksa penuntut umum juga gagal menunjukkan secara
jelas persyaratan mens rea yang dibutuhkan dalam elemen kontekstual. Perlu
keberadaan mens rea dalam elemen kontekstual tetapi juga mens rea dalam setiap
memiliki kontrol efektif terhadap para pelaku yang secara langsung melakukan
tindak pidana. Sedangkan pada penuntutan tanggung jawab komando de jure atau
tanggung jawab berdasarkan ketentuan formal, unsur otoritas tidak terpenuhi jika
56
Terdakwa tidak memiliki kontrol efektif terhadap para bawahan yang diduga
adalah hukum dan objek atau sasaran yang akan dilindungi ialah rakyat (warga
sipil). Dengan demikian konsep negara hukum sangat erat kaitannya dengan
(Danramil).
Berdasarkan Pasal 24 Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2010
dapat dilihat bahwa kewenangan kejaksaan dapat bertindak untuk dan ata nama
02/Enarotali mengambil senjata api dan peluru tajam dari gudang senjata. Redaksi
49
Fadli Andi Natsif, ” Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Negara Hukum
Indonesia”, Jurnal Hukum, Vol.19 (Mei 2019),154.
50
Ainul Amaliyah,Istiqamah, ”Eksistensi Jaksa Sebagai Pengacara Negara Dalam
Penyelesaian Sengketa Perdata”, Jurnal Hukum, Vol.3 (Agustus 2021),358.
57
ini menunjukkan dua teori alternatif komando: pertama, bahwa komandan yang
lain memerintahkan pasukan tentara untuk mengambil senjata api tersebut; atau
pemberontak yang mengarahkan dirinya sendiri untuk mengambil senjata api dan
peluru tajam dari gudang senjata. Kedua teori komando ini semakin memberi
yang mengarahkan pasukan tentara untuk mengambil senjata dari gudang senjata
pasukan tentara mengambil senjata dari gudang senjata tidak relevan untuk
pertanggunjawaban pidana, tetapi teori atau dugaan ini tidak dimasukkan sebagai
satu kutipan dari seseorang yang tidak teridentifikasi, yang menyebut Terdakwa
sebagai “komandan kami” setelah mengambil senjata api dari gudang senjata dan
meminta perintah dalam menghadapi situasi markas yang diserang, tepat sebelum
D. Putusan Bebas Kasus Pelanggaran Ham Berat Paniai Bukti Negara Tidak
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Mansia seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang dan tidak mendapatkan atau
dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
meluas dan ditujukan pada penduduk sipil dalam kasus Paniai, sebagaimana
2000 tentang Pengadilan HAM adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
b. Pemusnahan;
c. Perbudakan;
51
Lihat Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia.
59
internasional.
f. Penyiksaan;
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama , jenis kelamin
atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
j. Kejahatan apperthei.52
Berat, yang memenuhi unsur kejahatan kemanusiaan, yang mana anggota TNI
yang bertugas pada medio peristiwa tersebut, baik dalam struktur komando kodam
menetapkan satu orang tersangka dan selanjutnya pejabat Penuntut (Jaksa Agung)
52
Lihat Pasal 9 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM
60
Pengadilan Hak Asasi Manusia Makasar. Atas sikap Jaksa Agung tersebut,
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua secara tegas telah meminta kepada Jaksa
Agung Republik Indonesia untuk segera memberikan alasan atas penetapan satu
orang terdakwa kasus pelanggaran HAM Paniai karena dinilai penetapan terhadap
satu orang tersangka kasus pelanggaran HAM Paniai tersebut tidak sesuai dengan
pihak LBH Papua bahwa yang ikut serta dalam kasus pelanggaran HAM berat di
Paniai ini bukan hanya Mayor.Inf. (Purn), Isak Sattu, tetapi ada banyak oknum
yang terlibat.
namun setelah melihat Jaksa Agung menetapkan satu orang tersangka dan
terdakwa dalam kasus pelanggaran Ham Berat Paniai Berdarah namun Komnas
hak asasi manusia yang berat”,54 sebagaimana diatur pada Pasal 25, UU Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM untuk menanyakan alasan Jaksa Agung
53
YLBHI, Putusan Bebas Kasus Pelanggaran Ham Berat Paniai,(Jl.Diponegoro, Menteng,
Jakarta Pusat) Tahun 2023.
54
Pasal 25, UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
61
Inf (Purn) Isak Sattu tidak terbukti secara sah dan menyakinkan, melakukan
kedua,”. “Kedua, membebaskan terdakwa oleh karena itu, dari semua dakwaan
kedudukan harkat serta martabatnya,”. Hakim juga meminta seluruh barang bukti
dalam kasus ini agar tetap disimpan, dan membebankan biaya perkara pada
Negara.55
Sebagai tanggapan atas putusan bebas tersebut, Komisi Nasional Hak Asasi
secara sah dan meyakinkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
pelanggaran HAM berat ini. “Oleh mayoritas majelis hakim (Isak) dianggap tidak
Sesuai dengan tanggapan Komnas HAM RI atas putusan bebas tersebut secara
55
Nurhadi Sucahyo, “Terdakwa Kasus Pelanggaran HAM Berat Paniai Divonis Bebas,” 8
Desember,2022, https://www.voaindonesia.com/a/terdakwa-kasus-pelanggaran-ham-berat-paniai
divonis-bebas/6867507.html diakses tanggal 09 Januari 2024.
62
HAM Berat Paniai berdarah yaitu untuk mendapatkan putusan akhir adalah vonis
bahwa anggota TNI yang bertugas pada medio peristiwa tersebut, baik dalam
Ketua tim penasihat hukum terdakwa, Syahrir Cakkari mengatakan bahwa Sejak
awal, pihaknya sudah melihat bahwa perkara tersebut tidak memenuhi unsur
untuk disidangkan dalam pengadilan HAM berat. Terutama pada unsur sistematis
Atas dasar tanggapan Komnas HAM RI dan penasehat hukum terdakwa atas
putusan bebas tersebut secara langsung menjawab alasan Jaksa Agung Republik
Sandiwara Pengadilan HAM Berat Paniai yang sedang dipraktekan dengan cara
atas keadilan bagi Korban Pelanggaran HAM Berat Paniai berdarah serta
Pelanggaran dan terus merawat dan memelihara ruang impunitas bagi penjahat
pelanggaran HAM Berat Paniai Mayor Inf. Purn. Isak Sattu, Putusan Nomor
Terdakwa Mayor Inf. (Purn.) ISAK SATTU tersebut, tidak terbukti secara sah dan
Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari semua dakwaan Penuntut Umum;
martabatnya;57
kepada Mayor Infanteri (Purn) Isak Sattu, terdakwa tunggal kasus dugaan
menyebut sidang ini tidak serius sejak awal. Dakwaan disebut lemah dan penuntut
HAM berat Paniai, Yones Douw menyatakan seluruh keluarga empat korban
meninggal dan 17 luka-luka menolak sejak awal persidangan kasus ini. Apalagi,
56
YLBHI, Putusan Bebas Kasus Pelanggaran Ham Berat Paniai,(Jl.Diponegoro, Menteng,
Jakarta Pusat) Tahun 2023.
57
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
perbuatab yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
Menurut Pasal 7 UU No. 26 Tahun 2000, ada dua jenis pelanggaran HAM
berat yang diakui dan diatur di Indonesia, yaitu kejahatan genosida dan
atau seseorang yang secara efektif bertindak sebagai komandan militer yang
mengetahui atas dasar keadaan saat itu bahwa pasukan yang berada
64
65
amar putusan bahwa Terdakwa Mayor Inf. (Purn.) ISAK SATTU tersebut,
B. Implikasi Penulis
memutus bebas terdakwa tunggal kasus pelanggaran HAM berat Paniai, Mayor
Inf Purn. Isak Sattu, menurut penulis belum memberikan keadilan bagi korban
dan penyintas serta keluarganya. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat di
pada posisi status quo pada kasus-kasus yang melibatkan petinggi negara. Adapun
pada kasus-kasus yang subjeknya bukan petinggi negara juga dihadapkan pada
dilema tekanan agar Jaksa memproses secara cepat sedang proses pengadilan
tebuka untuk umum bukan hal mudah menghindar dari hujatan dan prasangka
politis, maka penyelidikan oleh Komnas HAM cenderung tidak sampai pada
Bukti ketidakbecusan Negara dalam penegakan hukum atas kasus ini sudah
dapat terlihat sejak gagalnya sejumlah tim yang dibuat untuk menuntaskannya.
Kasus yang akhirnya disidik oleh Kejaksaan Agung sebagai pelanggaran HAM
berat sejak Desember 2021 ini diproses dalam begitu banyak kejanggalan. Seperti
yang telah dinyatakan oleh Koalisi Pemantau Paniai 2014 sejak prosesnya
dimulai, penyidikan oleh Kejaksaan Agung berlangsung dengan begitu buruk. Hal
yang paling patut untuk disorot ialah mengenai minimnya pelibatan dari penyintas
dan keluarga korban meski sejak momen awal peristiwa, mereka secara proaktif
dan kekecewaan bagi penulis dan para penyintas dan keluarga korban. Hingga
Pengadilan HAM atas Peristiwa Paniai di tingkat pertama berakhir, hanya ada dua
pembacaan.
67
Umum yang pada akhirnya hanya menyeret 1 nama terdakwa sangat patut
membunuh dan menganiaya para korban. Jika informasi berharga ini tidak
Agung sangat patut kita permasalahkan. Dan atas berbagai catatan buruk dalam
fakta persidangan dan menggelar upaya hukum lanjutan. Baik terhadap terdakwa
yang diputus bebas atau dengan menyeret para pelaku lain baik di tataran
Saksi dan Korban serta Kejaksaan Agung harus melibatkan dan memulihkan para
Press, 2005. l
Bagong, Suyanto. Masalah Sosial Anak, Jakarta, Kencana Prenada Media Group,
l l l l l l l l l
2010.
Efendi dkk. 2014. HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan
l l l l l l l l l l l l l l l
Harikhman, Aldian.
l Pengertian narapidana, l l l l l
Hapsara, Beka Ulang. dalam Pernyataan Pers dan Diskusi Publik bertajuk l l l l l l l
https://www.komnasHAM.go.id/index.php/news/2021/5/17/1781/dialog- l l l l l l l l
damai-untuk-penyelesaian-pelanggaran-HAM-di-papua.html diakses l l l l l l l l l
Nasional di Papua”. l l l
https://kontras.org/2020/03/22pengembalian-berkas-penyelidikan-paniai- l l l l l l l l l l l l
pola-ketidakmauan-dan-pengingkaran-negara-yang-terus-diulang/ diakses
l l l l l l l l l l
Paradigma, 2007. l
Yogyakarta 2008. l
68
69
2011.
Munir Fuady, 2006, Teori Hukum Pembuktian (Pidana dan Perdata), Penerbit PT
Citra Aditya Bakty Bandung,hal 45
Natsif Dr. Fadli Andi, Hukum Pelanggaran HAM.
l l l l
Natsif, Dr. Fadli Andi,, ” Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif
Negara Hukum Indonesia”, Jurnal Hukum, Vol.19 (Mei 2019),154.
Nogi S,Tangkilisan Hassel. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia
l l l l l l l l l l
Quiroga, Cecilia Medina. The Batl Of Human Right: Gross, Systematic Violations
l l l l l l l l l l l l l l l l l
2021, 479-480.
Rozali Abdullah dan Syamsir. Perkembangan HAM dan Keberadaan Peradilan
l l l l l l l l l
2007.
Setiyono, Setiyani Joko. Penerapan Prinsip Pertanggungjawaban Negara Terhadap
l l l l l l l l l l l l l l l l
Ramadja Karya,1988.
-----, Penegakan Hukum. l l
2005.
Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional atau Rome Statute Of The l l l l l l l l l l l