SKRIPSI
Oleh :
YUDHA IRAWAN
No. Mahasiswa : 14410451
Oleh :
YUDHA IRAWAN
No. Mahasiswa : 14410063
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berkat, rahmat serta ridho – Nya
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada
Walaupun banyak kesulitan dan hambatan yang tidak ringan telah penulis
alami selama proses penyusunan tugas akhir ini, namun akhirnya di balik kesulitan
tersebut atas kasih dan sayang-Nya sehingga ada kemudahan yang diberikan kepada
penulis oleh Allah SWT. Tugas Akhir ini dapat diselesaikan bukan hanya atas upaya
penulis sendiri, namun juga atas kerja keras pembimbing, serta bantuan dan motivasi
teman-teman yang sangat berharga dalam proses penulisan tugas akhir ini.
yang memberikan perhatian dan bantuan dalam penyelesaian tugas akhir ini:
ix
1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang senantiasa
2. Kepada Bapak Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas
Islam Indonesia
3. Kepada Bapak Dr. Abdul Jamil S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum
Semoga kebaikan Bapak dibalas jauh lebih baik oleh Allah SWT.
5. Kepada Mba Inda Rahadiyan S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing Tugas
dengan sabar serta pengertian dan tak henti – hentinya untuk memberikan
Kampus FH UII. Semoga kebaikan Mba Inda dibalas jauh lebih baik oleh
Allah SWT.
6. Kedua orang tua penulis Papah dan Mamah yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, nasehat kesabaran dan pengorbanan yang begitu luar biasa dalam
x
7. Kepada keempat saudara kandung penulis yang selalu mendukung dan
9. Kepada para sahabat terbaik penulis : Putra, Alwin, Dean, Japleng, Compong,
Bakil terimakasih telah menemani penulis selama lebih dari 10 tahun ini.
10. kepada para sahabat SMAN 1 : Adzan, Ivan, Adit, Mala, Alo, Rafli, Nindy,
Selfa, Firman, Omes, Ayung, Fahri, Talkhis, sena Farhan terimakasih telah
11. Kepada Aong, Ayas, Deny, Tama, Gita, Lia yang selalu kumpul arisan,
Yogyakarta
12. Kepada Bobby, Krisna, Fihir, Jon, Rega, Abd, Aldri, dan lainnya yang selalu
memberikan dukungan moral, dan memberi nasihat, doa dan hiburan kepada
penulis.
13. Kepada sahabat yang bersama dari awal perkuliahan, Damar, Ibnu, Kokoh,
Hendra, Iwan, Alam, Lia, Saka, Asip, Iqbal, Ikram, Jargon, Rofi, CK, dan
yang tidak penulis sebutkan yang selalu memberikan masukan positif selama
xi
14. Kepada the best hangout pals Mekdi, Arda, Azka, Nida, Dimbes, Nope, Sekar,
15. Kepada tim kkn kaliwungu Dinda, Heidar, Anjar, Sulkhan, Lutfi, Hani,
Rahayu, Ajeng, Alfita, Salma, dan Emen yang selalu memberi semangat,
16. Kepada seluruh pihak yang tidak penulis sebutkan satu – persatu yang telah
sempurna, oleh karena itu didalam penyusunan skripsi yang sangat sederhana ini serta
memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat menghargai terhadap
segala bentuk kritik dan juga saran yang diberikan kepada penulis, sehingga
kedepannya penulis dapat lebih baik dalam membentuk karya tulis yang lainnya.
Pada akhirnya, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada para pihak yang telah
(Yudha Irawan)
NIM. 14410451
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................................. v
CURRICULUM VITAE ............................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii
ABSTRAK ................................................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... .. ......... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... . ......... 10
C. Tujuan Penelitian................................................................................ .. ......... 10
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. ......... 11
1. Tinjauan tentang Perseroan Terbatas ................................................. 11
2. Tinjauantentang organ-organ perseroan……………………………. 11
3. Teori tanggung jawab direksi ............................................................. 12
E. Definisi Operasional............................................................................. ......... 13
1. Perseroan Terbatas ................................................................ ... ........ 13
2. Direksi ...................................................................................... ......... 13
3. Perbuatan Melawan Hukum ..................................................... ......... 13
4. Kerugian ................................................................................... ......... 14
5. Tanggung Jawab Direksi ......................................................... ......... 14
F. Metode Penelitian................................................................................. ........ 15
G. Sistematika Penulisan ................................................................................... 17
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perseroan Terbatas ........................................................... 18
1. Pengertian Perseroan Terbatas .......................................................... 18
2. Pengertian Organ-organ Perseroan Terbatas ..................................... 25
B. Tinjauan Umum Tentang Perbuatan Melawan Hukum ................................. 33
1. Pengertian Perbuatan Melawan Hukum ............................................. 34
xiii
2. Unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum .......................................... 36
C. Tinjauan Umum Tentang Tanggung Jawab Direksi ..................................... 39
1. Tugas Dan Kewajiban Direksi Dalam Pengurusan Perseroan Terbatas
............................................................................................................ 39
2. Hak Dan Kewenangan Direksi Dalam Pengurusan Perseroan Terbatas
............................................................................................................ 51
3. Tanggung Jawab Direksi Dalam Pengurusan Perseroan Terbatas .... 56
4. Tanggung Jawab Pribadi Direksi Terhadap Kerugian Perseroan
Terbatas Atas Perbuatan Melawan Hukum ....................................... 68
5. Pertanggungjawaban Dalam Perspektif Hukum Islam ...................... 71
BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tanggung Jawab Pribadi Anggota Direksi Atas Perbuatan Melawan hukum
Yang Menimbulkan Kerugian Pada PT Magnus Capital .............................. 75
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 88
B. Saran .............................................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 91
xiv
ABSTRAK
Di Indonesia terdapat istilah badan hukum, salah satu bentuknya yakni Perseroan
Terbatas. Namun meskipun perseroan adalah subjek hukum yang dapat melakukan
hubungan hukum, memiliki kekayaan sendiri, dapat dituntut dan menuntut di hadapan
pengadilan atas namanya dirinya sendiri, namun menurut Pasal 1 butir 5 UUPT
kewenangan dan tanggung jawab penuh terhadap pengurusan perseroan diebankan
kepada direksi dengan mengikuti perundang-undangan dan anggaran dasar. Namun
hadir permasalahan mengenai tindakan direksi dalam pengurusan yang berada diluar
kewenangannya, penulis menemukan salah satu masalah ini pada PT Magnus Capital.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan mengkaji permasalahan mengenai
tanggung jawab direksi dalam pengurusan perseroan, yakni : bagaimana tanggung
jawab pribadi anggota direksi atas perbuatan melawan hukum yang merugikan
perseroan.
Penelitian dilakukan menggunakan metode pendekatan normatif, yakni
penelitian dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka terhadap bahan-bahan
pustaka baik berupa literatur, peraturan perundang-undangan dan segala hal yang
memiliki korelasi dengan permasalahan yang dibahas didalamnya. Analisis data yang
digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tindakan yang dilakukan oleh direktur PT
Magnus Capital dikategori sebagai perbuatan melawan hukum, dapat diajukan
permohonan pemeriksaan sesuai ketentuan Pasal 138 ayat 1, dan perseroan dengan
memenuhi ketentuan Pasal 138 ayat 3 huruf (a) Undang-Undang Perseroan Terbatas
dapat melakukan gugatan ganti rugi ke pengadilan atas pelanggaran Pasal 1365
KUHPer tentang perbuatan melawan hukum. Dan tindakan perbuatan melawan
hukum direktur seperti disebutkan dikategori sebagai tindakan diluar kewenangan
(ultra vires) yang mengakibatkan kerugian pada perseroan. Maka atas kerugian
tersebut menurut Pasal 97 ayat 3 Undang-Undang Perseroan Terbatas ia wajib
bertanggung jawab penuh secara pribadi terhadap kerugian yang diderita perseroan.
Maka dari itu sangat disarankan kepada direksi seharusnya melakukan
pengurusan hanya untuk kepentingan perseroan sesuai dengan ketentuan undang-
undang dan anggaran dasar perseroan. Dan bagi pemegang saham, dewan komisaris,
dan anggota direksi lainnya untuk segera mengajukan gugatan sesuai dengan
ketentuan yang ada.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini dalam pergaulan hukum dan kepustakaan, istilah badan hukum
Indonesia.1 Badan hukum adalah suatu entitas yang dapat memiliki berbagai hak
kekayaan sendiri, digugat dan menggugat di depan pengadilan. Badan hukum ini
manusia. Karena merupakan hasil rekayasa manusia, maka badan ini disebut
Oleh karena badan hukum adalah subjek hukum, maka badan hukum
merupakan badan yang independen atau mandiri, yang terlepas dari pendiri,
1
Chidir Ali, Badan Hukum, PT Alumni, 1987, hlm. 14.
2
Ibid.
3
J. Satrio, Hukum Pribadi Bagian I Persoon Alamiah, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1999, hlm. 13.
1
anggota, maupun penanam modal badan tersebut. Badan ini dapat melakukan
kegiatan bisnis atas nama dirinya sendiri sama halnya seperti manusia. Bisnis
yang dijalankan, kekayaan yang dikuasai, kontrak yang dibuat semua atas nama
hukum, seperti membayar pajak dan mengajukan izin kegiatan bisnis atas
namanya sendiri.4
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
mencapai tujuan itu, perseroan harus melakukan kegiatan usaha. Jika Undang-
Huruf b UU No. 3 Tahun 1982 perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang tetap
dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah
4
Ridwan Khairandy, Hukum Perseroan Terbatas, FH UII Press, Yogyakarta, 2014, hlm.
6.
5
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
6
Ridwan Khairandy, op.cit., hlm. 58-60.
2
melakukan hubungan hukum, memiliki kekayaan sendiri, dapat dituntut dan
dengan manusia, perseroan sebagai badan hukum tidak memiliki daya pikir,
kehendak, dan kesadaran sendiri. Oleh karena itu, ia tidak dapat melakukan
tersebut bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dan atas nama serta tanggung
atas satu atau beberapa orang direktur. Apabila direksi lebih dari satu orang
direktur, maka salah satunya menjadi Direktur Utama atau Presiden Direktur dan
yang lainnya menjadi direktur atau wakil direktur.8 Menurut Pasal 1 butir 5
UUPT, direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Selanjutnya Pasal 92 ayat (1)
UUPT menentukan bahwa perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan dalam UUPT dan/atau anggaran
7
Ali Ridho, Badan Hukum Dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan
Koperasi, Yayasan, Wakaf, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 17.
8
Pasal 92 ayat 3 UUPT menentukan bahwa direksi perseroan terdiri dari atas 1 (satu)
orang atau lebih.
3
dasar.9
harus melalui pengurusnya. Tanpa pengurus PT sebagai badan hukum tidak akan
sebab mengapa antara badan hukum dan pengurus lahir hubungan fidusia
(fiduciary duties) di mana pengurus selalu jadi pihak yang dipercaya bertindak
kepentingan dirinya sendiri, tetapi untuk kepentingan orang lain. Orang yang
tugasnya.11
9
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas: Doktrin, Peraturan Perundang-Undangan,dan
Yurisprudensi,PT Buku Kita, Jakarta Selatan, 2009, hlm. 203.
10
Ibid. hlm. 205.
11
Ibid. hlm. 204.
4
tugasnya mengurus perseroan diwajibkan dengan iktikad baik. Kewajiban
tersebut ditegaskan dalam Pasal 85 ayat (1) UUPT, bahwa setiap anggota Direksi
wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
perseroan.12 Dalam praktik agak sulit membedakan mana suatu perbuatan yang
benar-benar dilakukan dengan iktikad baik dan mana perbuatan yang memang
Sanksinya berupa memikul tanggung jawab penuh secara peribadi dari setiap
12
Gatot Supramono, Hukum Perseroan Terbatas Yang Baru,Djambatan, Jakarta, 1996,
hlm. 80.
13
Ibid., hlm. 80.
14
Pasal 85 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas.
5
berdasarkan prinsip kehati-hatian dan kecermatan (duty of care).15
pemegang amanah perseroan atau apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan
tanggung jawab pribadi anggota direksi atas timbulnya kerugian yang timbul
berupa pencabutan izin usaha pada PT Magnus Capital yakni sebuah perusahaan
yang ruang lingkup usahanya meliputi perantara perdagangan efek dan penjamin
emisi efek yang berkedudukan di Jakarta. Kasus ini bermula selama kurun waktu
tahun 2014 sampai 2015, Henry Budiman selaku direktur PT Magnus Capital
terlibat dalam tindakan perbuatan hukum (selanjutnya disebut PMH) dengan cara
memberikan akses kepada saudari Esther Pauli Larasati, secara tidak langsung
1040002011919 dan PT Bank Central Asia Tbk Nomor 458300932 atas nama PT
Magnus Capital kepada saudari Esther Pauli Larasati di yang mana peminjaman
tersebut bukan dalam lingkup kegiataan usaha Penjamin Emisi Efek maupun
15
Ridwan Khairandy, Perseroan ..., op.cit., hlm. 221.
16
Ibid., hlm. 222.
6
Perantara Pedagang Efek melainkan untuk menampung dana nasabah korban
PMH dari Esther Pauli Larasati. Modus operandi yang digunakan E.P. Larasati,
bank milik PT Magnus Capital. Setelah itu, dana yang masuk diteruskan dengan
Capital melakukan pencatatan transaksi dana masuk dari Para Pihak ke rekening
pelanggaran tersebut dan dalam rangka memberikan efek jera bagi pelaku
Magnus Capital berupa pencabutan izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek
dan Penjamin Emisi Efek. Dari pemberian sanksi adminstratif berupa pencabutan
izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Efek tersebut berarti
kerugian yang amat besar diderita oleh PT Magnus Capital, mengingat Perantara
Perdagangan Efek dan Penjamin Emisi Efek merupakan ruang lingkup kegiatan
usaha dari PT Magnus capital itu sendiri. Pihak yang paling dirugikan dalam hal
ini pun tidak lain dan tidak bukan adalah para pemegang saham dari PT magnus
7
PT Magnus Capital dalam hal ini menerima kerugian yaitu pemberian
sanksi adminstratif dari OJK berupa pencabutan izin usaha dikarenakan adanya
pelanggaran tersebut dan dalam rangka memberikan efek jera bagi pelaku
Magnus Capital berupa pencabutan izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek
duty yang melahirkan tanggung jawab pribadi. Direksi memiliki kewajiban untuk
17
http://nasional.kontan.co.id/news/ojk-larasati-melanggar-uu-pasar-modal, diakses pada
tanggal 10 Oktober 2017 pukul 23.30 WIB.
18
http://www.ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/pengumuman/Documents/Pengumuman.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul
23.42 WIB.
8
perseroan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan kecermatan (duty of care).
nama dan untuk kepentingan perseroan dalam batas-batas yang diizinkan oleh
sebagai tindakan ultra vires. Perbuatan hukum direksi dikatakan ultra vires
apabila melampaui batas wewenang yang tercantum dalam anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan.19
pemegang amanah perseroan atau apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan
tanggung jawab direksi tegas diatur bahkan apabila direksi terbukti bersalah atau
penuh secara pribadi atas kerugian yang diderita Perseroan.20 Dan atas nama
Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan
melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau
tindakan yang dilakukan oleh Henry Budiman selaku direksi dapat dikatakan
19
Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 23.
20
Pasal 97 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
21
Pasal 97 ayat 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
9
sebagai tidakan yang bertentangan dengan prinsip fiduciary duty direksi serta
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah pada skripsi ini adalah bagaimana tanggung jawab pribadi
anggota direksi atas perbuatan melawan hukum yang merugikan PT dalam kasus
PT Magnus Capital ?
C. Tujuan Penelitian
Sebagai tindak lanjut dari rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas,
maka tujuan dilakukannya perumusan masalah di atas dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui tanggung jawab pribadi direksi atas kerugian yang timbul pada
D. Tinjauan Pustaka
10
asal muasal digunakannya istilah Perseroan Terbatas dan disingkat PT tidak
Istilah Perseroan Terbatas terdiri dari dua kata, yakni Perseroan dan
terbatas. Perseroan merujuk kepada modal peseroan yang terdiri atas sero-sero
saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang
dimilikinya.24
22
Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1996, hlm. 2.
23
Ridwan Khairandy, Hukum …, op.cit., hlm. 1.
24
H.M.N. Purwostipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Jilid 2. Djambatan,
Jakarta, 1982, hlm. 85.
11
ditentukan aturan khusus. Bagi perseroan besar diwajibkan untuk memiliki
bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang
perseroan. Pasal 97 ayat (4) UUPT menentukan bahwa jika direksi terdiri atas
2 (dua) angota direksi atau lebih, tanggung jawab secara pribadi tersebut
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi. Pasal 138 ayat
(1) huruf (b) UUPT menentukan anggota direksi atau dewan komisaris
pemegang saham atau pihak ketiga, maka dapat digugat dengan Pasal 1365
secara pribadi atas kerugian yang menimpa perseroan jika dia dapat
membuktikan.26
25
Ibid., hlm. 178.
26
Ridwan Khairandy, Hukum ..., op.cit., hlm. 286.
12
2. Telah melakukan pengurusan dengan iktikad baik dan kehati-hatian
kerugian tersebut.
E. Definisi Operasional
1. Perseroan Terbatas
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
Magnus Capital.
2. Direksi
13
Di dalam ketentetuan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
4. Kerugian
Kerugian Materil: Yaitu kerugian yang nyata-nyata ada yang diderita oleh
Pemohon.
dalam menjalankan tugasnya. Dengan kata lain direksi bertanggung jawab atas
27
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kerugian, diakses pada tanggal 13 Oktober 2017
pukul 22.10 WIB.
14
kerugian yang timbul pada Perseroan jika ia terbukti bersalah atau lalai dalam
menjalankan perseroan.
F. Metode Penelitian
didukung oleh data empiris yaitu penelitian menganalisis dan menelaah bahan
pustaka dan dokumen yang memiliki hubungan dengan substansi penelitian ini.
permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini. Merupakan penelitian hukum yang
yuridis
28
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 13.
15
3. Bahan hukum tersier berupa kamus, ensiklopedi, dan bahan-bahan lain
dalam penelitian.
1. Studi pustaka, yakni dengan mengkaji jurnal, hasil penelitian hukum, dan
permasalahan penelitian.
dan regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang sedang diteliti.
ini bertujuan bukan hanya mengungkap kebenaran belaka, tetapi juga memahami
16
G. Sistematika Penulisan
teori yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Teori-teori dan
pandangan dari beberapa sarjana dan Undang- Undang yang terkait, untuk
penelitian.
17
BAB II
1. Perseroan Terbatas
Istilah perserseroan terbatas terdiri dari dua kata, yaitu perseroan dan
pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
pelaksanaannya.32
29
Ridwan Khairandy, Perseroan Terbatas: Doktrin, Peraturan Perundang-Undangan,
dan Yurisprudensi, Kreasi Total Media, Yogyakarta, 2008, hlm. 1.
30
H. M. N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia (Jilid 2),
Djambatan, Jakarta, 1992, hlm. 85.
31
Ibid.
32
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
18
1. Suatu Badan Hukum;
lebih lanjut, maka PT harus memenuhi unsur berikut, jika tidak maka badan
adalah:
a. Badan Hukum
hak, yang dirinci dengan memiliki harta kekayaan sendiri terpisah dari
mengatakan, Badan Hukum adalah salah satu subjek hukum selain dari
orang orang dewasa. Subjek hukum adalah sesuatu yang dapat atau
33
Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas Dan Aspek Hukumnya, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, 1996, hlm. 17.
34
Ibid., hlm.6.
19
cakap melakukan erbuatan hukum. Memiliki harta kekayaan sendiri
harta pendiri atau pengawas. Artinya harta kekayaan itu berupa saham
dari kekuasaannya.35
belas tahun).36
35
Ibid., hlm. 19.
36
Ibid., hlm. 20.
20
yang dibuat dimuka Notaris, dan setiap pendiri wajib mengambil
yang sah adalah pribadi atau subjek hukum seperti manusia karena
Rusli adalah, badan yang diadakan atau yang diakui oleh pemerintah
melakukan tindakan hukum. Jadi badan yang sah adalah badan, baik
badan usaha maupun badan sosial yang diadakan atau yang diakui oleh
pemerintah dan badan hukum ini karena memenuhi unsur pokok suatu
37
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perseroan Terbatas, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1996, hlm. 8.
38
Hardijan Rusli, op.cit., hlm. 2.
39
Hardijan rusli, op.cit., hlm. 23.
21
pengurus atau direksi bagi perseroan terbatas dan pengurus ini harus
pendiriannya.40
kegiatan usaha itu sah harus memperoleh izin usaha dari pihak yang
40
Ibid.
41
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hlm. 6.
22
dengan adanya izin usaha yang dilakukan oleh pihak berwenang.
d. Modal dasar
42
Ibid.
43
Ibid.
23
kedudukan modal dasar adalah kuat dan menentukan berdirinya
dan harus memperoleh pengesahan dari menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia.46
44
Ibid.
45
Ibid., hlm. 6.
46
Ibid., hlm. 7.
24
1. Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaanya
Modal.
47
MunirFuady, Doktrin-Doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam
Hukum Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 13.
25
usaha. Jika Undang-Undang Perseroan Terbatas selanjutnya disebut UUPT
perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang tetap dan terus menerus dan
memiliki daya pikir, kehendak, dan kesadaran sendiri. Oleh karena itu, ia
tetapi untuk dan atas nama serta tanggung jawab badan hukum.49
48
Ridwan Khairandy, Perseroan …,op.cit., hlm. 58-60.
49
Ali Ridho, Badan Hukum Dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan
Koperasi, Yayasan, Wakaf, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 17.
26
komisaris.50 Pendapat yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Hendra
hokum, dan oleh karenanya apabila ada perbuatan hukum yang dilakukan
apabila tidak ada perseroan, juga tidak ada direksi. Itu pula sebabnya
pemegang saham.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas kiranya dapat dikemukakan disini,
memenuhi ciri tersebut sebagai badan hukum. Adapun ciri yang dimaksud
pemilik perusahaan; adanya tujuan yang jelas; dan adanya organ atau
50
Gunawan Widjaja, Tanggung Jawab Direksi atas Kepailitan Perseroan Terbatas,
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.
27
pengurus didalam PT. Dalam UUPT sendiri secara normative denfan
unsur yang cukup penting dalam badan usaha PT adalah organ-organ dari
PT itu sendiri. Hal ini juga dijelaskan dalam UUPT, Organ Perseroan
pihak yang berhak hadir dalam forum rapat tersebut adalah para
51
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
52
Sentosan Sembiring, Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, Nuansa Aulia,
Bandung, 2013, hlm. 66.
28
forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang
b. Direksi
dapat terdiri atas satu atau beberapa orang direktur. Apabila direksi
lebih dari satu orang direktur, maka salah satunya menjadi direktur
utama atau presiden direktur dan yang lainnya menjadi direktur atau
53
Ibid.
54
Ridwan Khairandy, Hukum …,op.cit., hlm. 256.
29
perseroan memiliki 2 (dua) fungsi, yakni fungsi pengurusan
55
Ibid.
56
Ibid., hlm. 257.
30
dalam kewenangan tersebut dilimpahkan kepada dewan komisaris,
c. Dewan komisaris
kepada direksi.58
1) Melakukan pengawasan
terhadap:
direksi, dan
57
Ibid., hlm. 258.
58
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
31
dilakukan direksi.
sebagai berikut:
2) Memberi Nasihat
59
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Jakarta, 2015, hlm.
440.
32
petunjuk, dapat dilakukan dewan komisaris untuk hal yang
masukan dalam:60
dan GCG.
tujuan Perseroan.
60
Yahya Harahap, op.cit., hlm. 441-442.
61
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas.
33
Bukanlah satu-satunya istilah yang dapat diambil sebagai terjemahan dari
e. Penyelewengan perdata.
kerugian itu mengganti kerugian tersebut. Pasal 1365 KUHPer ini tidak
sifat aktif dan pasif, sifat aktif dapat dilihat apabila dengan sengaja
sifat pasif berarti sengaja diam saja atau dengan sikap pasif sehingga
62
P.N.H. Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, Prenadamedia Group, Jakarta, 2018,
hlm. 303.
63
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan, FH
UII Press, Yogyakarta, 2014, hlm. 300-301.
34
mengemukakan definisi PMH. Menurut M.A. Moegni Djojodiejo PMH
secara Luas adalah perbuatan atau kealpaan yang bertentangan dengan hak
yang harus diindahkan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau
hak (subjektif) orang lain atau perbuatan (atau tidak berbuat) yang
dengan apa yang menurut hukum tidak tertulis yang seharusnya dijalankan
1366 KUHPer, setiap orang bertanggung jawb tidak saja untuk kerugian
64
Ibid., hlm. 301-302.
35
J. Satrio menyatakan bahwa unsur-unsur yang tersimpul Pasal 1365
a. Perbuatan
segi positif dan negatif. Segi positif dari daad bermakna berbuat
makna:
c. Kesalahan (Schuld)
65
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak…,op.cit., hlm. 303.
36
Menurut J. Satrio kesalahan dalam Psal 1365 adalah sesuatu
unsur yang harus ada dalam kaitannya dengan tuntutan ganti rugi,
d. Kerugian
66
Ibid., hlm. 310.
37
penderita dan keuntungan yang diharapkan. Sedangkan kerugian
1) Uang;
melawan hukum
material);
67
Ibid., hlm. 311-312.
38
dalam hukum perdata ajaran kausalitas digunakan untuk
Pada tahun 1960 Koster melahirkan sebuah teori baru yaitu system
2) Sifat kerugian;
diduga;
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Kemudian Pasal 92 ayat (2)
tersebut sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang
68
Ibid., hlm. 313-314.
39
direksi di dalam perseroan memiliki 2 (dua) fungsi, yakni fungsi
antara badan hukum dan pengurus menjadi sebab mengapa antara badan
Anggota direksi atau direktur bukan pegawai atau karyawan. Oleh karena
69
Achmad Ichsan, Hukum Dagang, Lembaga Perserikatan Surat-Surat Berharga, Aturan-
Aturan Angkutan, Pradnya Paramita, Jakarta,1987, hlm. 191
70
Yahya Harahap, op.cit., hlm. 346.
71
Ibid.
40
memimpin tugas sehari-hari yakni membimbing dan membina kegiatan
perseroan.
kepentingan pribadi.
41
dapat dikategori melanggar batas kewenangan atau kapasitas
penyalahgunaan wewenang.
a. Keahlian (skill)
72
Ibid., hlm. 347.
42
Pengurusan harus dilakukan direksi dengan pemahaman
mengambil kebijaksanaan.
tolak dari kelaziman dalam dunia usaha. Akan tetapi, tidak hanya
43
Setiap anggota direksi wajib melaksanakan pengurusan
dengan iktikad baik (te goeder trouw, good faith). Makna iktikad
honest.”73
73
Ibid., hlm. 348.
44
kekuasaan atau fungsi dan kewenangan pengurusan itu untuk
(statutory duty)
45
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, atau
tujuan pribadinya;
74
Ibid., hlm. 375.
46
b) Secara loyal, wajib merahasiakan segala informasi
perseroan meliputi:
kepentingan perseroan;
dirahasiakan.75
perseroan, meliputi:
75
Ibid., hlm. 376.
76
Ibid.
47
i) Dikualifikasikan melakukan perbuatan melawan
fiduciary duty).
48
mengandung benturan kepentingan dan dikulifikasi sebagai
49
duty conflict dan dikualifikasi sebagai breach of his
77
Ibid., hlm. 378.
50
itu tidak akan dapat berfungsi. Ketergantungan antara badan hukum dan
tersebut. Apa yang diatur pada pasal 98n ayat 1 jo. Pasal 1 angka 5 UUPT
2007, sama dengan ketentuan Pasal 82 jo. Pasal 1 angka 4 UUPT 1995. Di
mana perseroan sebagai badan hukum memiliki legal standing atau legal
51
persona in judicio betindak di depan pengadilan baik sebagai penggugat
perseroan sebagai badan hukum pada dasarnya bersifat fiksi yang lahir
dari proses hukum yang tidak memiliki badan, jiwa dan pikiran, maka
Asasi Manusia. Barulah sejak itu direksi sah memiliki kewenangan dan
anggaran dasar. Dalam hal ini, anggaran dasar dapat mentukan bahwa
dengan salah seorang anggota direksi lain. Mengenai sistem kolegial yang
79
Yahya Harahap, op.cit., hlm. 388-389.
52
berwenang mewakili perseroan. Namun untuk kepentingan perseroan,
direksi tertentu.
pengadilan adalah:
direksi, pada dasarnya meliputi semua hal atau peristiwa yang berkenaan
dan tidak bersyarat. Padahal pada sisi lain Passal 92 ayat 2 UUPT 2007
perseroan, yakni harus sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat dan
53
Selanjutnya mengenai gaji dan tunjangan anggota direksi, diatur
pada Pasal 96 UUPT 2007, gaji dan tunjangan anggota direksii disebut
mengurus perseroan. Pada masa yang lalu, anggota direksi pada umumnya
imbalan jasa atau kompensasi kepada anggota direksi, karena itu pada
keputusan RUPS
besarnya gaji dan tunjangan anggota direksi adalah RUPS. Hal itu
80
Ridwan Khairandy, Hukum …, op.cit., hlm. 369.
54
pasal ini, yang dimaksud dengan besarnya gaji dan tunjangan
anggota direksi.
55
proses hukum itu. Dalam sistem common law, anggota direksi
dialaminya.
81
Munir fuady, op.cit., hlm. 33.
56
mungkin semata-mata hanya untuk kepentingan perseroan. Anggota
82
Ridwan Khairandy, Hukum …, op.cit., hlm. 285.
57
1) Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
tersebut.
Ultra vires berasal dari Bahasa latin yang berarti di luar atau
83
Siti Soemarti Hartono, KUHD dan Peraturan Kepailitan, terjemahan, Seksi Hukum
Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjahmada, Yogyakarta, 1983, hlm. 17.
58
diijinkan oleh hukum terhadap badan hukum. Terminologi ultra vires
yang diberikan kepadanya. Istilah ini diterapkan juga tidak hanya jika
yang tersirat dalam anggaran dasar, tetapi juga jika tindakan itu
ketertiban umum.85
ini harus memuat maksud dan tujuan perseroan. Maksud dan tujuan
84
Yahya Harahap, op.cit., hlm. 110.
85
Ibid.
86
Ridwan Khairandy, Hukum …, op.cit., hlm. 294.
59
berada diluar maksud dan tujuan perseroan manakala memenuhi salah
anggaran dasar.
anggaran dasar.
dunia usaha.88
87
Ibid.
88
Ibid., hlm. 294-295.
60
bertindak atas nama dan untuk kepentingan perseroan dalam batas-
apa yang secara tegas dicantumkan dalm maksud dan tujuan serta
vires dan ultra vires. Perbuatan yang secara eksplisit atau secara
89
Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 23.
90
I.G. Ray Wijaya, Hukum Perusahaan, Megapoint Divisi dan Kesaint Blanc, Jakarta,
2000, hlm. 226.
61
berada di luar ruang lingkup maksud dan tujuannya.91
anggaran dasar.
dasar.
kepentingan perseroan.92
91
Ridwan Khairandy, Hukum …, op.cit., hlm. 296.
92
Gunawan Widjaja, op.cit., hlm. 23.
62
Doktrin ultra vires dimaksudkan untuk melindungi para
internal dari ultra vires, sedangkan aspek eksternal dari ultra vires
vires adalah tidak sah (unlawful), batal demi hukum dan tidak
93
Chatamarrasjid, Penerobosan Cadar Perseroan dan Soal-Soal Aktual Hukum
Perusahaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 40-41
63
untuk dan atas nama perseroan. Dikatakan derivatif (turunan)
perseroan.94
1) Adanya gugatan;
yang bersangkutam;
perseroan;
perseroan;
bersangkutan; dan
94
Munir Fuady, op.cit., hlm 75.
95
Ibid.
64
Pasal 97 ayat 6 UUPT memberikan hak kepada pemegang
terhadap:
saham sendiri.
tertentu, yaitu:
96
Yahya Harahap, op.cit., hlm. 387.
65
1) Pemegang saham mewakili paling sedikit 1/10 (satu
suara;
97
Ibid., hlm. 387-388.
66
dewan komisaris. Dalam hal ini, Undang-Undang tidak hanya
melawan hukum
merujuk pada ketentuan Pasal 1365 KUHPer. Rumusan norma dalam pasal
norma Pasal 1365 KUHPer lebih merupakan struktur norma dari pada
98
Ibid., hlm. 388.
67
KUHPer.99
Dalam PMH kata melawan melekat sifat aktif dan pasif.100 Sifat
sehingga Nampak dengan jelas sifat aktifnya dari istilah melawan tersebut.
kerugian pada orang lain, makai a telah melawan tanpa harus menggerakan
c. Ada kerugian;
99
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, Pasca Sarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 3.
100
Rosa Agustina, Op.Cit., hlm. 7
101
M. A. Moegni Djojodirjo, Peruatan Melawan Hukum, Pradnya Paramita, Jakarta,
1982, hlm. 13. Dikutip dari Rosa Agustina, Op.Cit., hlm. 36
68
Mariani Darus Badrulzaman dalam Rancangan Undang-Undang (RUU)
somasi. Sekali timbul PMH, saat itu juga pihak yang dirugikan langsung
ketentuan Pasal 1365 KUHPer, tidak perlu menyebut ganti rugi bagaimana
(materiil);
102
Ibid.
103
Ibid, hlm. 76.
69
b. Pemulihan dalam keadaan semula;
semula;
(immateriil).
Dalam hal perseroan dan atau direktur melakukan PMH, Pasal 138 ayat 1
tujuan untuk mendapatkan data atau keterangan dalam hal terdapat dugaan bahwa
:104
104
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas.
70
a. 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling
tingkah laku ataupun perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak
105
Djokowidagdho, Ilmu Budaya Dasar, Bumi Aksara, Jakarta, 1994, hlm. 144.
71
tanggung jawab kepada Allah manusia memiliki kewajiban untuk
pengertian tersebut. Tanggung jawab dalam islam berkait erat erat dengan
balasan. Dan balasan itu berupa pahalla dan atau siksa mukalaf dan
memikul tanggung jawab di hadapan Allah SWT. tidak ada seorang oun
dari kaum muslimin yang terlepas dari tanggung jawab islam ini, kecuali
mereka yang be;lum mukalaf (belum balig atau tidak berakal). Karena ia
106
Ibid.
72
semua yang ada didunia untuk manusia, membolehkan manusia untuk
107
Ibid.
73
BAB III
Dalam PMH kata melawan melekat sifat aktif dan pasif. Sifat aktif dapat
kerugian pada orang lain, jadi sengaja melakukan gerakan sehingga Nampak
dengan jelas sifat aktifnya dari istilah melawan tersebut. Sebaaliknya apabila ia
dengan sengaja diam saja atau dengan lain perkataan apabila ia dengan sikap pasif
saja sehingga menimbulkan kerugian pada orang lain, makai a telah melawan
1. Harus ada perbuatan, yang dimaksud dengan perbuatan ini baik yang
bersifat positif maupun yang bersiat negatif, artinya setiap tingkah laku
3. Ada kerugian;
4. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan
kerugian;
Dalam hal perseroan dan atau direktur melakukan PMH, Pasal 138 ayat (1)
108
Rosa Agustina, Loc.Cit.
74
tujuan untuk mendapatkan data atau keterangan dalam hal terdapat dugaan bahwa
:109
dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 110 Karena PT
sebagai badan hukum (artificial person) tidak dapat melakukan perbuatan hukum
Tanpa pengurus PT sebagai badan hukum tidak akan dapat berfungsi. Sesuai
dengan bunyi Pasal 98 ayat 1 UUPT 2007 bahwa direksi mewakili perseroan baik
angka 5 yang menyatakan bahwa direksi adalah organ perseroan yang berwenang
109
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas.
110
Lihat Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas.
75
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Pasal-pasal tersebut merupakan landasan
yang dapat terdiri atas satu atau beberapa orang direktur. Apabila direksi lebih
dari satu orang direktur, maka salah satunya menjadi direktur utama atau presiden
direktur dan yang lainnya menjadi direktur atau wakil direktur. Direksi
pengurusan tersebut sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas
(representasi).111
Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa antara direksi dan perseroan
sebab mengapa antara badan hukum dan pengurus lahir hubungan fidusia
(fiduciary duties) di mana pengurus selalu jadi pihak yang dipercaya bertindak
111
Pasal 92 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
76
tugas sehari-hari yakni membimbing dan membina kegiatan atau aktivitas
perseroan ke arah pencapaian maksud dan tujuan yang ditetapkan dalam anggaran
dasar. Hal itu ditegaskan dalam penjelasan Pasal 92 ayat 2 UUPT. Fungsi
lain:112
untuk kepentingan pribadinya. Selain itu, anggota direksi juga wajib menjalankan
care).
112
Yahya Harahap, Loc.Cit.
77
Apabila anggota direksi menyalahgunakan kedudukannya sebagai pemegang
amanah perseroan atau apabila bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
disebut sebagai tindakan ultra vires. Perbuatan hukum direksi dikatakan ultra
vires apabila melampaui batas wewenang yang tercantum dalam anggaran dasar
Ultra vires berasal dari Bahasa latin yang berarti di luar atau melebihi
kekuasaan (outside the power), yakni di luar kekuasaan yang diijinkan oleh
tersebut.
Istilah ultra vires diterapkan dalam arti yang luas, yakni termasuk tidak
hanya kegiatan yang dilarang oleh anggaran dasar, tetapi termasuk juga tindakan
yang tidak dilarang, tetapi melampaui yang diberikan kepadanya. Istilah ini
diterapkan juga tidak hanya jika perseroan melakukan tindakan yang ia miliki
113
Ridwan Khairandy, Hukum …, Loc.Cit.
114
Gunawan Widjaja, Loc.Cit.
78
lebih jauh lagi, suatu tindakan digolongkan sebagai ultra vires bukan hanya jika
tindakannya itu melampaui kewenangan baik yang tersurat maupun yang tersirat
dalam anggaran dasar, tetapi juga jika tindakan itu bertentangan dengan peraturan
Menurut Fred B.G. Tumbuan, suatu perbuatan hukum berada di luar maksud
dan tujuan perseroan terbatas apabila terpenuhi salah satu atau lebih kritria di
bawah ini:
dasar.
PT.116
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pada dasarnya direksi hanya
berhak dan berwenang untuk bertindak atas nama dan untuk kepentingan
dan anggaran dasar perseroan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh direksi di luar
kewenangan yang diberikan tersebut tidak mengikat peseroan. Ini berarti direksi
115
Yahya Harahap, Loc.Cit.
116
Ridwan Khairandy, Hukum …, Loc.Cit.
79
memiliki limitasi dalam bertindak atas nama dan untuk kepentingan perseroan.117
perseroan dalam hal ini PT Magnus Capital. Pada tahun 2014 sampai 2015, Henry
memberikan akses kepada saudari Esther Pauli Larasati, secara tidak langsung
bank milik PT Magnus Capital. Akses tersebut berupa pemberian izin penggunaan
Bank Central Asia Tbk Nomor 458300932 atas nama PT Magnus Capital kepada
saudari Esther Pauli Larasati di yang mana peminjaman tersebut bukan dalam
lingkup kegiataan usaha Penjamin Emisi Efek maupun Perantara Pedagang Efek
melainkan untuk menampung dana nasabah korban PMH dari Esther Pauli
Larasati dan Henry Budiman. Pihak ketiga yang dirugikan bernama Alwi Susanto
Capital melakukan pencatatan transaksi dana masuk dari Para Pihak ke rekening
117
Gunawan Widjaja, Loc.Cit.
118
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160517133515-78-131319/bei-limpahkan-
pemeriksaan-kasus-magnus-capital-ke-ojk, diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 22.58
WIB.
119
https://nasional.kontan.co.id/news/kasus-larasati-ojk-cabut-izin-magnus-capital,
diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 22.58 WIB.
80
bank PT Magnus Capital tersebut tidak sesuai dengan ketentuan sehingga
atas terjadinya pelanggaran tersebut dan dalam rangka memberikan efek jera bagi
pencabutan izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi
pada E. P. Larasati, bukan dalam lingkup kegiatan usaha Penjamin Emisi efek
pencabutan izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Efek
tersebut berarti kerugian yang amat besar diderita oleh PT Magnus Capital,
ruang lingkup kegiatan usaha dari PT Magnus capital itu sendiri. Pihak yang
paling dirugikan dalam hal ini pun tidak lain dan tidak bukan adalah para
PT Magnus Capital dalam hal ini menerima kerugian yaitu pemberian sanksi
120
http://www.ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/pengumuman/Documents/Pengumuman.pdf, diakses pada tanggal 24 Oktober 2018 pukul
23.42 WIB.
81
Larasati yang terlibat PMH yang juga mengakibatkan tidak terpenuhinya nilai
minimum MKBD dari PT Magnus Capital itu sendiri. Berdasarkan data bursa,
nilai MKBD berkode TA sebesar Rp 40,37 miliar dan dana tersebut sudah diatas
Dari paparan diatas penulis akan mengkaji apakah tindakan Henry Budiman
selaku direktur memenuhi syarat atau unusur-unsur PMH yang ditentukan Pasal
1365 KUHPer. Unsur yang pertama yakni, harus ada perbuatan, yang dimaksud
dengan perbuatan ini baik yang bersifat positif maupun yang bersiat negatif,
artinya setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat. Dari fakta yang ada dapat
Magnus Capital.
Unsur yang kedua yakni, perbuatan itu melawan hukum. Dapat dilihat
dengan jelas bahwa pemberian akses tersebut ditujukan untuk melakukan PMH
Unsur ketiga yakni, ada kerugian. Jelas terlihat adanya kerugian yang
melawan hukum itu dengan kerugian. Dari fakta yang ada dapat dilihat dari
121
https://economy.okezone.com/read/2016/05/13/27/1387458/bei-suspend-magnus-
capital-tersangkut-kasus-penipuan, diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 22.58 WIB.
82
Capital dalam kasus perbuatan melawan hukum yang dilakukan koleganya yakni,
melawan hukum tersebut dan tidak memenuhi nilai minimum MKBD sehingga
Dan unsur yang kelima yakni, adanya kesalahan. Dari fakta yang ada, Henry
menurut Pasal 1365 KUHPer. Maka PT Magnus Capital dapat melakukan gugatan
ganti rugi akibat kerugian yang ditimbulkan oleh Henry budiman selaku direktur
PT Magnus Capital atas PMH yang dilakukannya dengan diwakili oleh 1 (satu)
pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit1/10 (satu persepuluh)
itu, harus pula dilakukan dengan iktikad baik (good faith). Makna iktikad baik
praktik dan doktrin hukum, memiliki jangkauan yang luas, salah satu
122
Lihat Pasal 138 ayat (3) huruf (a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
83
kepentingan (conflict of interest) dalam melaksanakan pengurusan perseroan.
sebagai tindakan iktikad buruk (bad faith). Sebab tindakan yang demikian
sebagai direksi yang melibatkan PT Magnus Capital dalam kasus penipuan yang
dana lalu dilanjutkan pada rekening Esther Pauli Larasati. Sebagai pengurus
ultra vires.
Capital untuk melakukan pengurusan perseroan dengan iktikad baik. Hal tersebut
123
Yahya Harahap, Loc.Cit.
84
Akibatnya PT Magnus Capital ikut terlibat dalam kasus perbuatan melawan
usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Efek. Sebagaimana telah
perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai. Dalam hal ini menurut
penulis, Henry Budiman telah memenuhi unsur-unsur dari Pasal 97 ayat 3 UUPT
PT Magnus Capital. Hal ini dapat dilihat dari tindakan Henry Budiman yang
dalam tindakan PMH yang dilakukannya. Maka terhadap kerugian yang diderita
85
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahun 2014-2015 Henry Budiman terlibat dalam kasus penipuan dana
hukum tersebut dan tidak memenuhi nilai minimum MKBD dan oleh Otoritas
pencabutan izin usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Efek.
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan Pasal 138 ayat 1 UUPT, dan perseroan
dalam hal ini PT Magnus Capital dengan memenuhi ketentuan pasal 138 ayat
3 huruf (a) dapat melakukan gugatan ganti rugi ke pengadilan negeri Jakarta
86
pengurusan perseroan seorang direktur memiliki hubungan fidusia (fiduciary
perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan dari perseroan, dan mengambil
kebijakan yang dinilai paling tepat, serta haruslah didasari dengan iktikad baik
tindakan diluar kewenangannya (ultra vires) dan dapat dikenai Pasal 97 ayat 3
duties sebagai direktur dan telah melakukan tindakan ultra vires berupa
kerugian pencabutan izin usaha dan oleh karenanya ia dapat dikenai ketentuan
Pasal 97 ayat 3 UUPT dan wajib bertanggung jawab penuh secara pribadi
B. Saran
87
1. Bagi direksi sebagai organ perseroan yang berwenang baik di dalam
perseroan.
pemegang saham atas nama perseroan yang diatur dalam Pasal 97 ayat 6
UUPT dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang diatur. Bagi dewan
komisaris, hal ini juga diatur dalam Pasal 97 ayat 7 UUPT dengan
diderita perseroan.
88
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Bandung, 1996.
1996.
89
Hardijan Rusli, Perseroan Terbatas Dan Aspek Hukumnya, Pustaka Sinar
I.G. Ray Wijaya, Hukum Perusahaan, Megapoint Divisi dan Kesaint Blanc,
Jakarta, 2000.
Bandung, 1999.
2002.
2018.
90
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, Pasca Sarjana Fakultas Hukum
Bandung, 1996.
1983.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Perseroan Terbatas
C. Data Elektronik
https://economy.okezone.com/read/2016/05/13/27/1387458/bei-suspend-
magnus-capital-tersangkut-kasus-penipuan
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kerugian
https://nasional.kontan.co.id/news/kasus-larasati-ojk-cabut-izin-magnus-
capital
91
http://nasional.kontan.co.id/news/ojk-larasati-melanggar-uu-pasar-modal
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160517133515-78-131319/bei-
limpahkan-pemeriksaan-kasus-magnus-capital-ke-ojk
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/pengumuman/Documents/Pengumuman.pdf
92