MAZHAB FIKIH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Alauddin Makassar.
OLEH:
PUTRI AULIA ZALSABILA
10300118096
2022
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nim : 10300118096
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain sebagian atau
seluruhnya maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
ii
iii
KATA PENGANTAR
وعلى الـه وصحب ه, الحمد هلل رب العالمـين والصال ة والسـال م على اش رف األنبــياء والمرسلين
اما بعـد.اجمعين
Sebuah perjalanan hidup selalu memiliki awal dan akhir. Ibarat dunia
ini yang memiliki permulaan dan titik akhir. Perjalanan hidup kurang lebih 4
(tahun) begitu terasa dalam sanubari. Setelah melewati perjalanan panjang dan
ini. Oleh karena itu, sembari berserah diri dalam kerendahan hati dan
kenistaan diri sebagai seorang hamba, maka sepantasnyalah puji syukur hanya
diperuntukan kepada Sang Maha Sutradara, Allah swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan maghfirah-Nya. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw.,
suri tauladan seluruh umat manusia, penyusun kirimkan shalawat dan salam
kepada beliau serta para sahabat yang telah memperjuangkan Islam sebagai
aturan hidup.
penelitian sebagai unsur Tri Darma Perguruan Tinggi. Dalam mewujudkan ini,
iv
Fikih” Semoga kehadiran skripsi ini dapat memberi informasi dan dijadikan
referensi terhadap pihak-pihak yang menaruh minat pada masalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan partisipasi semua pihak, baik dalam bentuk sugesti, dan motivasi
kepada keluarga tercinta khususnya kepada kedua orang tua penulis Ayahanda
Syaharuddin S.E dan Ibunda tercinta Maryam S.E serta Adik Muh. Reza
Dwi Putra. Ucapan yang tak terhingga saya ucapkan kepada Ayahanda yang
sampai saat ini masih berada disampingku dengan susah dan jerih payahnya
mengasuh dan mendidik serta memberikan materi yang tak henti- hentinya.
Dan kepada Ibunda tersayang, yang selalu membantu dan menyemangati baik
diwaktu kuliah dan diwaktu penyelesaian skripsi ini, dan kasih sayang yang
karyawannya.
Fakultas Syari’ah dan Hukum beserta seluruh stafnya atas segala pelayanan
yang diberikan kepada penulis.
3. Dr. Hj. Rahmatiah HL, Mpd. Selaku Wakil Dekan I Fakultas Syariah
Syariah dan Hukum, dan Dr. H. Muh. Saleh Ridwan, M.Ag. Wakil
v
Dekan III Fakultas Syariah dan Hukum.
4. Dr. Achmad Musyahid, M.Ag. selaku ketua jurusan dan Dr. Abdi
Dan Hukum serta staf Maryam, S.E atas izin, pelayanan, kesempatan dan
5. Dr. H. Abdul Wahid Haddade, Lc., M.H.I selaku Pembimbing I dan Dr.
berguna dalam penyelesaian studi pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Alauddin Makassar.
Ramadhani, dan Putri Amalia yang telah banyak sekali membantu dari
10. Sahabat-sahabat tercintaku Dita Arvina Jaya, Izky Fidian Putri, Nurriska
Gadsar, Audia Tasya Maghfira, Nur Iin, dan Andi Siti Nurfadillah Hamka
vi
yang selalu menghibur dan memberikan support dikala penulis lelah dalam
menyusun skripsi.
disebutkan satu persatu dalam skripsi ini, mohon dimaafkan. Dan kepada
Upaya maksimal telah dilakukan dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman pada
Penyusun,
NIM:10300118096
vii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................... xvii
BAB I :PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 7
viii
B. Fikih Dan Mazhab .........................................................................24
Nama Baik
BAB V :Penutup
A. Kesimpulan ...............................................................................................73
B. Implikasi ...................................................................................................73
LAMPIRAN
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat
1. Konsonan
Huruf
Nama Huruf Latin Nama
Arab
ب Ba b Be
ت Ta t Te
ج Jim j Je
د Dal d De
ر Ra r Er
س Sin s Es
x
ط te (dengan titik di
Ta ṭ
bawah)
ع ‘ain ‘
apostrof terbalik
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ء Hamzah ,
Apostrof
ي Ya Y Ye
Hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‘).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia, terdiri atas vocal tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
xi
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َا fatḥah A A
ِا Kasrah I I
ِا ḍammah U U
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya gabungan antara harakat dan
Huruf dan
Harkat dan Huruf Nama Nama
Tanda
Contoh:
َ كي
ف : kaifa
َهول : haula
3. Maddah
Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf
i dan garis di
ى kasrah dan yā’ i
atas
u dan garis di
ىو ḍammah dan wau ū
atas
xii
Contoh:
َ م: mata
ات
َرمى: rama
ََقِيل: qila
ََُي ُموت: yamutu
4. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu: tā’ marbūṭah yang hidup atau
mendapat harkat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, yang transliterasinya adalah [t].
Sedangkan tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun transliterasinya adalah
[h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā’ marbūṭah
Contoh:
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda tasydid (َّ ), dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan perulangan
Contoh:
ربَّنا: rabbana
ن َّجينا: najjainah
xiii
6. Kata Sandang
dengan bunyi huruf yang ada setelah kata sandang. Huruf "l" ( )لdiganti dengan
huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut.
dengan bunyinya.
Contoh:
ُالفلسف َة: al-falsafah
ُ البِال َد: al-biladu
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrop hanya berlaku bagi hamzah
yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia
Contoh:
a. Hamzah di Awal
َ تأ ُم ُرون: ta’muruna
c. Hamzah Akhir
َشي ٌء::َSyai’un
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‘il, isim maupun huruf, ditulis terpisah.Bagi
kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim
dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan,
xiv
maka dalam transliterasinya penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara;
Contoh:
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau
berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
Contoh:
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam
kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat,
bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata
sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
Contoh:
xv
Wa ma Muhammadun illa rasul
B. Daftar Singkatan
H = Hijrah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat tahun
HR = Hadis Riwayat
xvi
ABSTRAK
Nama : Putri Aulia Zalsabila
Nim :10300118096
Jurusan : Perbandingan Mazhab dan Hukum
Judul :PENCEMARAN NAMA BAIK DALAM TINJAUAN
MAZHAB FIKIH
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah akal pikiran. Akal menjadi pembeda manusia dari makhluk lain.
Berbekal akal, manusia diangkat sebagai khalifah Allah swt. di muka bumi. 1
Manusia sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial yang harus
capai apabila harkat dan martabatnya terlindungi dan dihargai oleh orang
lain. Namun sebaliknya apabila harkat dan martabat itu dilecehkan maka
unsur secara tidak sengaja, ataukah misalnya memiliki rasa iri hati ektika
1
Zulhas‟ari Mustafa, “Problematika Pemaknaan Teks Syariat Dan Dinamika Maslahat
Kemanusiaan”, Mazahibuna, vol 2 no 1 (Juni 2020), https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/siyasatuna/article/view/22744 (Diakses pada 27 Juni 2022).
1
2
pidana yang menjadi objek kajian yang urgent yaitu tentang menuduh
berbuat zina atau menfitnah pihak lain (َ)اَلَقَزَاف. Hal ini menjadi sebuah
terlecehkannya nama baik suatu keluarga. Hal ini berarti pula tercederainya
namun berbagai tuduhan dan fitnah yang mengancam nama baik orang lain
nama baik, yang di alami oleh istri seorang Rasulullah yangg suci. Dialah
kekasih yang dekat di hati Rasulullah saw. bernama Aisyah binti Abu Bakar
Shiddiq. Haditsul Ifki atau “berita bohong” yang dimaksudkan oleh para
Ayat yang berkaitan dengan pencemaran nama baik yaitu QS. al-
Nisa’/4: 112.
ً ُ ً ً ً ُ ً ً
َࣖومنَيك ِسبَخ ِطيْۤـةَاو َِاثماَثمَير ِم َِب ٖهَب ِريْۤـاَفق ِدَاحتمل َُبهتاناَو ِاثماَم ِبينا
َ
Terjemahnya:
2
Amri Teguh Ramadhan, Ashabul Kahfi, “Analisis Kebebasan Bermedia Sosial Pada
Penyebaran Informasi Publik Bermuatan Penghinaan Dan Pencemaran Nama Baik”, Alauddin Law
Development Journal (ALDEV), vol 4 no 1 (maret 2022), https://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/aldev/article/view/16653/14652 (Diakses 25 juni 2022). h. 46.
3
Abdurrahman bin Abdullah, Kisah-Kisah Manusia Pilihan (Bogor: Pustaka Thariqul
Izzah 2005), h.194.
3
dosa itu kepada orang yang tidak bersalah. Dan dosa karena ia telah
oleh al-Qur’an seolah-olah dosa itu suatu benda di mana pengungkapan ini
mencaci maki,
memanggil dengan julukan tidak baik, ghibah, dan perbuatan sejenis yang
menyentuh kehormatan dan kemuliaan manusia. Islam pun, menghinakan
janji yang pedih pada hari kiamat, dan memassukkan mereka kedalam
4
Kementrian Agama, Al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: PT Sinergi Pustaka
Indonesia,2012), h. 96.
5
Zakaakaz “Tafsir Ayat Tentang Tuduhan Palsu”, Blog Zakaakaz
http://zakaakaz.blogspot.com/2013/06/tafsir-ayat-tentang-tuduhan-palsu.html (21 Mei 2021)
4
tercakup pada pancasila, baik pada “ketuhanan yang Maha Esa” maupun
masyarakat.8
kata keji, dan tidak sopan atau menyebut urusan-urusan yang dipandang keji
ibarat yang indah yang dapat dipahami maksudnya, terkecuali apabila dalam
6
M .Nurul Irfan, Hukum Pidana, (Jakarta: Amzah,2016), h.56-57
7
S.R.Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraianya (Jakarta : Alumni AHMPTHM,
1983), h.557.
8
Muhammad Resky, Zulhas’ari Mustafa, “Hate Speech Di Media Sosial Dalam Tinjauan
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (Mui) Nomor 24 Tahun 2017”. Shautuna, vol 1 no 1 (Januari
2020), https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/shautuna/article/view/12423 (Diakses pada 27
Juni 2022), h. 45.
9
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Al-Islam Jilid. I ( Semarang : Pustaka Rizki
Putra, 1998 ), h. 683.
10
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam (Jakarta : Bulan Bintang , 1993), h.225.
5
menjadi tiga:
hukuman ta’zir yang mana dalam segi hukumannya tidak diatur secara pasti
11
Abdul Rahman al-Maliki, Nizam al-‘Uqubat, terj. Samsudin Sistem Sanksi Dalam Islam
(Semarang: CV Toha Putra, 1989), h. 12
12
Imam Jalaluddin, Tafsir Jalalain (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 428.
6
Tuhan, akan tetapi juga dalam realitas adalah salah satu sistem hukum yang
lengkap. Sistem hukum (hukum Islam tidak hanya memiliki aturan tentang
nama seseorang atau suatu kelompok dan kepedulian terhadap hak asasi
manusia yang telah terjadi akhir-akhir ini maka penulis perlu melakukan
penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan kedalam bentuk
Fikih”
B. Rumusan Masalah
nama baik?
13
Ahkam Jayadi, Mengungkap Aspek Spiritualitas (Makassar: Alauddin Press, 2011) h.
23.
7
C. Pengertian Judul
2. Mazhab Fikih
fikih. 15
Kata Mazhab menurut arti bahasa ialah tempat untuk pergi ataupun
14
S.R.Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya (Jakarta: 2016), h.560.
15
Teungku Muhammad Hasbi Ash Al-Shiddieqy, Hukum-Hukum Fikih Islam (Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), h.2.
8
D. Kajian Pustaka
Masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini yaitu Pencamaran Nama
Baik dalam Tinjauan Mazhab Fikih. Agar pembahasan tersebut lebih fokus
berikut:
baik dalam fiqh jinayah. Dari penelitian yang dikaji oleh saudara
Mazhab Fikih.
16
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, terj. Abdul Hayyie al-Kattani,
dkk, (Jakarta: Darul Fikir, 2011), h. 41.
9
dalam hukum positif menurut hukum Islam yang mana dalam skripsi
E. Metodologi Penelitian
dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin illmu. Metodologi
memerlukan jawaban.
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
kaedah-kaedah yang ada, dalam hal ini adalah hukum Islam. dan
3. Sumber Data
a. Kutipan Langsung
17
Masyhuri dan M.Zainuddin, Metodologi Penelitian (Bandung: Refika Aditama,2008), h.
50.
11
a. Pengolahan Data
b. Analisis Data
1. Tujuan
Mazhab Fikih.
Islam
2. Kegunaan
1) Kegunaan Ilmiah
13
2) Kegunaan Praktis
TINJAUAN TEORITIS
meremehkan harga diri serta kehormatan orang lain dihadapan orang banyak.”
dengan cara menghina, baik dengan perkataan ataupun dengan isyarat atau
dengan menertawakan orangg yang dihina itu bila timbul sesuatu kesalahan.”
Karena boleh jadi orang yang dihina itu lebih baik di sisi Allah Swt dari pada
1
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqi, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nur, Jilid V ( Jakarta
: Bulan Bintang, 1990), h.22
14
15
Dalam hukum Islam, aturan tentang larangan pencemaran nama baik ini
dapat kita temukan dalam berbagai jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah
mengenai kehormatan, baik itu yang sifatnya hudud seperti jarimah qadzaf,
maupun yang bersifat ta’zir, seperti yang dilarang menghina orang lain,
membuka aib orang lain, dll. Hukum pidana Islam memberikan dasar hukum
pada pihak terpidana mengacu pada al-Qur’an yang menetapkan bahwa balasan
melakukan sesuatu).
c. Al-Rukn al-adabi, atau unsur moril adanya niat pelaku untuk berbuat
2
Hasriani Hasir, Sohra, Tindakan Bullying di Media Sosial; Komparasi Hukum Pidana Islam
dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang ITE, Shautuna, vol 2, no 3 (September 2021), h.
710, hhttps://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/shautuna/article/view/21577 (Diakses 23 Juni 2022).
16
yang begitu meluas dan mendalam dampaknya karena hukum Islam sangat
seperti diatas, Islam juga mengancam para pelaku pencemaran nama baik orang
lain dengan ancaman Neraka diakhirat kelak, karena Islam sangat menjaga
kehormatan dan nama baik seorang hambanya. 4 Pada dasarnya dalam hukum
pidana Islam tidak terdapat sanksi khusus yang terkait dengan pencemaran
nama baik, oleh karena itu penulis mengkiaskan atau menganalogikan masalah
yang telah dilakukan oleh pelaku jarimah yang belum ditentukan hukumannya
a. Pidana Mata
3
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2005), h. 129
4
Yusuf Qardhawi, Al-Halalu Wa Haramu Fil Islam terj. Abu Sa’id al-Falahi, Aunur Rafiq
Shaleh Tamhid, Halal Haram Dalam Islam (Jakarta: Rabbani press, 2000), h. 441
17
b. Pidana Dera
Batas terendah bagi hukuman jilid dalam takzir termasuk masalah ijtihat,
oleh karena itu wajar bila terdapat perbedaan pendapat dikalangan para
ulama. Hanya saja demi kepastian hukum, maka Ulil Amri berhak
tindak pidana yang diancam hukuman takzir adalah setiap tindak pidana
selain tindak pidana hudud, qisas dan diyat, karena hukuman ini telah
manusia. Setiap perilaku yang merendahkan harkat dan martabat manusia, baik
secara priibadi maupun sebagai anggota masyarakat tentu dilarang oleh Allah
swt.8
5
A. Djazuli, Fiqh Jinayah ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h.188
6
A. Djazuli, Fiqh Jinayah, h.192.
7
Alie Yafi, dkk, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam (Lampung: Kharisma Ilmu,2007), h.84.
8
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h. 60.
18
dosa-dosa ini, juga mengancam mereka dengan janji yang pedih pada hari
2. Kaidah Fikih
Kaidah fikih yaitu kaidah yang disimpulkan secara general dari sumber
yang baru muncul, yang mana hukumnya jelas didalam nash. Kaidah-kaidah
fikih yang sering digunakan dalam penerapan hukum dari kasus yang muncul
di kehidupan manusia.
mafsadat dilarang oleh syariah. Salah satu dari lima kaidah asasi menyebutkan
9
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, h. 61.
10
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Fikih: Masalah-masalah
yang Praktis (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 67.
19
tersebut bisa merugikan orang lain atau pihak lain dan bisa tercoreng nama dan
dalam kitab Tfasir Jalalain, Imam Jalaluddin membagi tiga model pencemaran
pelecehan manusia.
11
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Fikih: Masalah-masalah
yang Praktis, h. 67.
12
Abdul Hamid Al-Ghazali, Ihyaul Ulumuddin (Yogyakarta: Lontar Mediatama, 2017), h. 379.
13
Imam Jalaluddin, Tafsir Jalalin (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 428.
20
1) Ghibah
adalah menyebtkan aib yang ada paada diri seseorang yang tidak
2) Fitnah
mengandung faedah bagi orang muslim, ini tidak dapat pula untuk
14
Abdul Rahman al-Malikih. Sistem Sanksi dan Hukum Pembuktian Dalam Islam (Bogor: Daar
al-Ummah, 2004), h. 12.
21
sebagai berikut.
perbuatannya.
wajib:
lain).15
15
Imam Nawawi, Al-Adzkar: al-Muntakhabah Min Kalaami Sayyidi Al-Abrati
Shallallahu’Alaihi Wassalam, terj. Kitab Al-Adzkatun Nawawiyyah Khasiat Dzikir dan Doa (Bandung:
Sinar Baru Al-gensindo, 2003), h. 892-893.
22
a. Jarimah Qadzaf
Qadzaf dalam arti bahasa artinya melempar dengan batu dan yang
lainnya. Dalam istilah Syara’, qadzafada dua macam, yaitu qadzaf yang
tuduhan berbuat zina atau dengan tuduhan yang menghilangkan nasabnya. Dan
qadzaf yang diancam dengan hukuman ta’zir adalah menuduh dengan tuduhan
selainn berbuat zina atau selain menghilangkan nasabnya baik orang yang
berikut:
16
Muslich, Ahmad Wardi. Hukum Pidana Islam (Jakarta: Sinar Grafika,2005), h. 60.
23
b. Jarimah Ta’zir
Mawardi, pengertiannya adalah Ta’zir itu dalah hukuman pendidikan atau dosa
17
Muslich Ahmad Wardi. Hukum Pidana Islam, h. 69.
24
kejahatan serupa.
hudud. Mereka berpendapat, bahwa ta’zir tidak boleh melebihi kadar sanksi
had yang dikenakan pada jenis kemaksiatan. Dalam ta’zir, hukuman itu tidak
dihukum dengan metode ini adalah yang mengganggu kehidupan dan harta
syara’ yang diambil dari kitab Allah swt., dan sunnah Rasul saw. dengan jalan
18
Jaih Mubarok dan Eceng Arif Faizal, Kaidah Fiqh Jinayah: Asas-asas Hukum Pidana
Islam (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 14.
19
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fikih (Jakarta: Kencana, 2003), h. 4.
20
Teungku Muhammad Hasbi Ash Al-Shidieqy, Hukum-hukum Fikih Islam, h.1.
25
ulama al-azhar yang bermazhab salafy mengatakan “fikih adalah suatu ilmu
yang menerangkan segala hukum yang diperik dari dalil-dalil yang tafshily (
dipetik dari dalil-dalil yang tafshil. Dia suatu ilmu yang di istimbathkan dengan
ra’yu dan ijtihat. Dia berhajat kepada nadhar dan ta’ammul. Oleh karena itu
kita tak boleh menamakan Allah dengan faqih, karena tidak ada yang
bersembunyi bagi-Nya”21
bahasa adalah mengetahui dan mamahamkan. Akan tetapi dalam ‘uruf’ ulama
diartikan ilmu yang menerangkan segala hukum syar’i yang di tetapkan untuk
perbuatan para mukallaf, seperti wajib, nadar, harabah, dan seperti keadaan
hadhar, nadhab karahah dan ibadah. Dan hukum-hukum itu diterima dari Allah
21
Teungku Muhammad Hasbi Ash Al-Shidieqy ,Hukum-hukum Fikih Islam, h.2.
22
Teungku Muhammad Hasbi Ash Al-Shidieqy ,Hukum-hukum Fikih Islam, h.2.
26
Kata mazhab menurut arti bahasa ialah tempat untuk pergi ataupun
jalan. Dari segi istilah, mazhab berarti hukum-hukum yang terdiri atas
makna antara bahasa dan istilah, yaitu mazhab menurut bahasa adalah jalan
Hanifah, al-nu’man bin Tsabit bin Zuwatha Al-kufi. Beliau adalah keturunan
orang persia yang merdeka. Dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal pada
tahun 150 H. beliau ini hidup di dua zaman pemerintahan besar, yaitu
kelangan tabi’in. Beliar pernah bertemu dengan sahabat Annas Bin Malik dan
Imam Abu Hanifah adalah Imam ahlu al-ra’yu dan ahali fikih Iraq, juga
pendiri Mazhab Hanafi. Abu Hanifah pernah menjadi pedagang kain di Kkufah.
Imam Abu Hanifah menuntut ilmu hadits dan fikih dari ulama-ulama yang
terkenal. Imam Abu Hanifah belajar ilmu fikih selama 18 tahun kepada
Hammad Bin Abu Sulaiman yang mendapat didikan (murid) dari Ibrahim Al-
Nakha’I. Imam Abu Hanifah sangat berhati-hati dalam menerima hadits. Beliau
23
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 41.
27
menggunakan qiyas dan istihsan secara meluas. Dasar mazhabnya ialah Al-
Kitab, Al-Sunnah, Ijma, Qiyas dan Istikhsan. Imam Abu Hanifah juga
mempunyai Al-Musnad dalam bidang hadits, tidak ada penulisan beliau dalam
Nama lengkap Imam Malik adalah Imam Malik Bin Anas Bin Abu
Amis Al-Asbahi. Beliau adalah toko dalam bidang fikih dan hadits di darul
hijrah (Madinah) setelah zaman tabi’in. Beliau dilahirkan pada zaman al-Walid
bin Abdul Malik dan meninggal di Madinah pada zaman pemerintahan al-
Rasyid. Beliau tidak pernah keluar daerah meninggal madinah. Sama seperti
Imam Abu Hanifa, Imam Malik hidup di dua zaman pemerintahan, yaitu
mereka ialah Abdul Rahman bin Hurmuz. Imam Malik lama berguru kepada
Abdul Rahman. Imam Malik juga menerima hadits dari para ulama hadits
seperti Nafi’ Maula Ibnu Umar dan Ibnu Syihab Al-Zuhri. Gurunya dalam
Imam malik adalah Imam dalam ilmu hadits dan fikih, kitab beliau al-
Muwaththa’ adalah sebuah kitab besar dalam hadits dan fikih. Beliau
membangun mazhabnya berdasarkan dua puluh dasar. Lima dari Al-Qur’an dan
lima dari al-Sunnah, yaitu nash al-kitab, jelassnya yakni umumnya, mafhum al-
Qur’an terhadap ‘illah. Yang lain ialah ijama’, qiyas, amal ahli madinah, Qaul
24
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 40.
25
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 42.
28
Imam mali terkenal dengan sikapnya yang berpegang kuat kepada Al-
c. Imam Syafi’i
Bin Idris Al-Qurasyi Al-Hasyim Al-Muththalibi Ibnu Al-abbas bin Utsman bin
Manaf. Beliau dilahirkan di Ghazzah palestina pada tahun 150 H. Yaitu pada
tahun wafatnya Imam Abu Hanifah. Dan Imam Syafi’i wafat di mesir pada
tahun 204 H.
Beliau telah menghafal al-Quran semasa kecil. Beliau pernah tinggal bersama
al-Zanji hingga Imam Syafi’i mendapat izinn untuk memberikan fatwa. Pada
masa itu beliau berumur kira-kira 15 tahun. Setelah itu beliau pergi ke Madinah.
26
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 42.
27
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 44.
29
Di sana beliau menjadi murid Imam Malik Bin Anas. Imam Malik belajar dan
juga meriwayatkan hadits dari Sufyan bin Uyainah, Fudhail bin Iyadh, dan
dan ke Baghdad kedua kalinya pada tahun 190 H. Beliau telah mempelajari
kitab fuqaha Iraq dari Muhammad Ibnu al-Hassan. Beliau juga mengadakan
Imam ahmad bin Hmabal bertemu dengan Imam Syafi’i ketika di mekah
pada tahun 187 H di Baghdad pada tahun 195 H. Beliau belajar ilmu fikih dan
ushul fikih serta ilmu nasikh dan mansukh al-Quran dari Imam Syafi’i. Di
mengandung mazhabnya yang qadm. Setelah itu, Beliau wafat di mesir dalam
keadaan syahid karena ilmu pada akhir bukan Raajb, hari jumat tahun 204 H.
pertama dlam bidang ilmu ushul fikih dan kitab al-Umm dibidang fikih
Beliau adalah imam di bidang fikih, hadits, dan ushul. Beliau telah berhasil
karena ia merupakan ijtiihad yang ada kemungkinan salah. Beliau juga tidak
28
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 44.
30
menggnakan istihsan yang diterima oleh golongan Hanafi dan Maliki. Beliau
juga menolak masalih mursalah dan tidak setuju mendadikan amal ahl al-
d. Imam Hambal
Nama lengkap Imam Hambal adalah Imam Abu Abdullah, Ahmad bin
Hambal bin Hilal bin Asad Al-Zuhaili al-Syaibani, dilahirkan dan dibesarkan
Imam Hambal belajar fikih kepada Imam al-Safi’i semasa beliau ada di
Imam hambal telah menerima banyak cobaan dan ujian. Beliau telah
dipukul dan dikurung karena fitnah mengenai pendapat bahwa al-Quran adalah
Imam Hambal adalah ijtihad hampir sama dengan prinsip mazhab Imam
Syafi’i. Hal ini dikarenakan beliau dididik oleh Imam Syafi’i. beliau menerima
dan dzara’i.
29
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I,h. 45.
31
mengamalkan hadist mursal (hadis yang sanadnya, rawi shahbinya tidak ada.)
dan hadits dha’if yang boleh meningkat ke derajat hadishasan, tetapi beliau
30
Wahbah Az-Zuhaili, Fikih Islam Wa Adillatuhu, Jilid I, h. 47
BAB III
Hukum Islam berasal dari dua kata yaitu hukum dan Islam. Hukum
dengan : “tuntunan Allah swt. yang berkaitan dengan perbuatan Mukallaf, baik
penghalang sah, batal, rukhsah atau azima. 1 Sedangkan Islam Berasal dari kata
Islamu yang artinya selamat sejahtera. Jadi Islam adalah agama yang
diwahyukan Allah swt. kepada nabi Muhammad saw. sebagai pedoman dan
diartikan dengan pengerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Yang Maha
yang jelas serta berbagai aturan untuk mengikuti ajaran-ajaran Islam dalam
setiap langkah kehidupan. 3 Dalam hukum Islam sebagai rahmatan lil alamin,
pada prinsipnya telah menjaga dan menjamin akan kehormatan setiap manusia
1
Darwan Prints, Hukum Anak Indonesia (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,2000), h. 72.
2
Darwan Prints, Hukum Anak Indonesia, h. 73.
3
Abdi Wijaya, Cara Memahami Maqashid Al-Syari’ah, Al-daulah, vol 4 no 2 (Desember
2015), https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/1487/1437 h. 345.
(Diakses pada 27 Juni 2022).
32
33
memberi sanksi kepada seseorang yang menuduh oarng lain melakukan zina
tanpa dapat menunjukkan bukti yang ditentukan dalam hukum Islam. Terdapat
bagi orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik yang suci dan
pidana pencemaran terhadap nama baik dan kehormatan yang disertai bukti-
bukti yang menunjukkan akan tindak kejahatan ini. Di antara bentuk tindakan
tertentu dengan maksud supaya orang yang dituduh itu tercemar nama baiknya. 6
4
Kementrian Agama RI, Al-quran dan Terjemahnya (Jakarta: PT SinergiPustaka Indonesia,
2012), h. 350.
5
Ibnu Katsir, Al-Misbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsir, terj. Abu Ihsan al-Atsari,
Shahih Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta:pustaka ibnu katsir,2011), h. 586.
6
Hamzah Hasan, Kejahatan kesusilaan Perspektif Hukum Pidana Islam (Makassar:Alauddin
University Press,2012), h. 146.
34
nama baik sebenarnya memiliki nilai positif yang mengakar pada budaya
tertulis tidak dapat begitu saja dijerat dengan pencemaran nama baik dan
7
DalamIslam.com, 5 Hadits Tentang Kejujuran, Situs Resmi DalamIslam.com.
https://dalamIslam.com/landasan-agama/hadist/hadits-tentang-kejujuran (28 Juni 2022).
35
penyampaian pendapat atau kritikan tersebut bisa saja merupakan bagian dari
Hak Asasi Manusia yang dijamin dan dilindungi oleh peraturan perundang-
undangan. Misalnya saja pasal 310 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum
pencemaran tertulis, bila perbuatan itu jelas dilakukan demi kepentingan umum
dan Keadilan”. Hukum yang diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi
manusia.9 Qadzaf atau fitnah merupakan suatu pelanggaran yang terjadi bila
tuduhan zina ialah menuduh orang yang baik-baik melakukan perbuatan zina.
Dengan demikian pengertian tuduhan zina adalah menuduh orang yang baik-
baik melakukan perbuatan zina. Perbuatan ini diharamkan oleh Allah swt dalam
8
Hamzah Hasan, Kejahatan Kesusilaan Perspektif Hukum Pidana Islam, h. 147.
9
Anwar Haryono, Hukum Islam Keluasan dan Keadilan (Jakarta:Bulan Bintang,1968), h. 18.
10
Abdur Rahman I Doi, Tindak Pidana Dalam Syariat Islam (Jakarta: PT Rineka Cipta,1992),
h. 48.
36
masyarakat.11 Oleh karena itu tuduhan perzinahan yang tidak terbukti dianggap
perbuatan tersebut dapat diancam dengan hukuman yang berat, yaitu hukuman
80 kali dera.
Demikian juga pezina atau berkata saya telah melihat berzina atau
berbuat keji baik zina maupun liwat ditegaskan dalam ayat Al-Quran terdapat
َ
ْالدنْ َيا َو ْال ٰاخ َر ِة َول ُهم
ُ ْ ُ ُ ٰ ْ ُْ ٰ ْٰ ٰ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ َْ َ َ
ِۖ ِ ِان ال ِذين يرمون المحصن ِت الغ ِفل ِت المؤمِ ن ِت ل ِعنوا ِفى
َ ٌ ََ
اب ع ِظ ْي ٌم عذ
Terjemahnya :
Sesungguhnya orang yang menuduh wanita baik-baik, yang lengah lagi
beriman (berbuat zina), mereka akan melakukan perbuatan yang kena
laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar. 12
Maksud dari ayat di atas dengan wanita-wanita yang lengah ialah
wanitawanita yang tidak pernah sekali juga teringat oleh mereka akan
melakukan perbuatan yang keji itu. Korban dari kejahatan tuduhan palsu zina
ini bisa perempuan dan bisa laki-laki. Perempuan yang baik-baik dinyatakan
secara jelas ayat sebagai contoh karena tuduhan palsu terhadap perempuan
lebih serius dan lebih kejam sifatnya ketimbang tuduhan palsu terhadap laki-
laki. Ulama berbeda pendapat tentang apakah qadzaf itu merupakan tindak
pidana aduan atau bukan, As-syafi’I berpendapat bahwa qadzaf adalah tindak
Konsekuensinya hakim tidak akan mengadili pelaku qadzaf tanpa aduan dari
korban, sementara hukuman dan dosanya akan gugur sendiri jika korban telah
11
Hamzah Hasan, Kejahatan Kesusilaan Perspektif Hukum Pidana Islam, h. 153.
12
Kementrian Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, h. 352.
37
Menurut Abu Hanifa qadzaf merupakan tindak pidana tanpa aduan dan
merupakan hak Allah swt. (huquq Allah). Konsekuensinya ialah bahwa hakim
dapat kita temukan dalam berbagai jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah
swt. mengenai kehormatan, baik itu yang sifatnya hudud seperti jarimah
qadzaf, maupun yang bersifat Ta’zir, seperti dilarang menghina orang lain,
membuka aib orang lain dan sebagainya.15 Hukum Pidana Islam memberikan
dasar hukum pada pihak terpidana mengacu pada Al-Quran yang menetapkan
bahwa balasan untuk suatu perbuatan jahat harus sebanding dengan perbuatan
tersebut. Islam memasukkan pencemaran nama baik ini kepada kejahatan yang
yang begitu meluas dan mendalam dampaknya karena hukum Islam sangat
13
Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk Bangsa (Jakarta: RMBOOKS,2009), h. 195.
14
Hamka Haq, Islam Rahmah Untuk Bangsa, h. 196.
15
Teguh Prasetyo, Politik Hukum Pidana (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005), h. 129.
16
Abdul Halim Barkatullah, Pidana Hukum Islam (Bandung : Citra Aditya,2003), h. 17.
38
tersebut diatas, Islam juga mengancam para pelaku pencemaran nama baik
orang lain dengan ancaman Neraka diakhirat kelak, karena Islam sangat
yaitu :
dan diancam dalam pasal 310 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
seseorang dengan menuduhkan suatu hal, dengan maksud yang jelas agar
hal itu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara
paling lama 9 (Sembilan) bulan atau pidana denda paling banyak Rp.
17
Teguh Prasetyo, Politik Hukum Pidana, h. 135.
18
Yusuf Qardhawi, Halal Haram dalam Islam, Ter.Abu Sa’id al-Falahi,Aunur rafiq
ShalehTahmid (Jakarta: Rabbani Pers,2000), h. 75.
19
Solahuddin, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana & Perdata (Jakarta:
Visimedia, 2008) h. 76.
39
Menista secara surat atau tertulis diatur dan diancam dalam pasal
310 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berbunyi : Jika hal
itu dilakukan dengan tulisan atau gambar yan disiarkan, diperuntukkan atau
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana
c. Memfitnah (laster)
korban adalah pegawai negeri, dan dia dituduh melakukan suatu perbuatan
kebohongan dari tuduhan itu, maka dia dapat dihukum karena memfitnah
dengan sanksi pidana yang lebih berat, yaitu maksimum empat tahun
penjara.
dengan lisan atau dengan surat, baik dimuka orang itu sendiri dengan lisan
dengan hukuman penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda
20
Leden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan:Pengertian dan Penerapan
(Jakarta: Raja Grafndo, 1997) h. 41.
21
Hamzah Hasan, Kejahatan Kesusilaan Perspektif Hukum Pidana Islam, h. 160.
41
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pencabutan hak
22
Hamzah Hasan, Kejahatan Kesusilaan Perspektif Hukum Pidana Islam, h. 160.
23
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, h. 516-517.
42
mukmin seperti satu tubuh. Maksudnya itulah dunia yang memiliki etika
Sedangkan ayat 12 yaitu Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai
oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman,
dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya. Maksudnya
manusia yang berbeda jenis dan berlainan suku. Dunia ini memiliki satu
pertimbangan Allah yang bersih dari kepentingan hawa nafsu dan dari
kekeliruan.25
Ayat 11 dari Abu Jubair Dhahak r.a menegaskan bahwa ayat ini diturunkan
berkenaan dengan “seorang yang dipanggil dengan nama tertentu, agar orang
itu tidak senang dengan panggilan itu.” Maka Rasulullah SAW Bersabda :
َ ُ َْ َ ََ َ َ َ َ َ ََْ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ
ُ ُ َ ْعن أبي ه َي
ِإن الله لا ينظر ِإلى:الله صلى الله ع َلي ِه وسلم ِ ُ قا ُ رسو:ُ قا،ر َرة ِ
ُ ُ ُ
ْــــلوبك ْم َوأ ْع َمــا ِلكم ُ َ ُ ُ َْ ْ ََ ْ ُ َ ََْ ْ ُ َ ُ
ِ صو ِركم وأموا ِلكم ول ِكـن ينظر ِإلى ق
Artinya :
24
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran vol.13 (Jakarta:
Lentera Hati,2002), h.408.
25
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran vol.13, h.408.
26
Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz
6 (Baerut: Alimul Kutub, 1998), h. 285.
43
mengerjakan amal kebaikan, padahal Allah swt. melihat di dalam hatinya ada
sifat yang tercela, dan sebaliknya pula mungkin ada seorang yang kelihatan
melakukan suatu yang nampak buruk, akan tetapi Allah swt. melihat dalam
hatinya ada rasa penyesalan yang besar yang mendorong kepadanya bertaubat
dari dosanya. Maka amal perbuatan yang nampak di luar itu, hanya merupakan
tanda-tanda saja yang menimbulkan sangkaan yang kuat, tetapi belum sampai
beriman.27
َ
ُ َ ََ َ َ ُ َ ََ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َْ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ
ِإيا كم والظن ف ِإن الظن أكذب الح ِدي ِث ولا تحسسوا ولا تجسسوا ولا تحاسدوا
ً َ ْ َ َ َ ُْ ُ َ ُ َ َََ َ َُ َََ َ
واعبادالل ِه إحوانا
ِ ولاتدابروا ولاتباغضوا وكون
Artinya:
27
Imam Jalaluddin Al-MAhalli, Tafsir Jalalain. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2009),
h.903.
28
Muhammad bin Ismail Abu Abdullah al-Bukhari, Al-Jami’u Shahih Al-Mukhtashar, Juz 5
(Baerut: Alimul Kutub, 1998), h. 2253.
44
kepada orang lain dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain serta
menggunjing atau membicarakan aib orang lain dan Allah menyuruh hamba-
berpikir lagi mengapa ada perintah dan mengapa ada larangan. Perintah dan
pada siksa dan pahala yang dikenal dengan istilah al-Jarîmah. al-Jarîmah itu
ً ُْ َ
Kata محظوراتyang berarti larangan-larangan syarak yang dimaksud
pidana apabila dilarang oleh syarak. Atas dasar pengertian tersebut dapatlah
29
Imam Jalaluddin Al-MAhalli, Tafsir Jalalain, h.904.
30
Imam Jalaluddin Al-MAhalli, Tafsir Jalalain, h.904.
45
Pada dasarnya dalam hukum pidana Islam tidak terdapat sanksi khusus
yang terkait dengan pencemaran nama baik, oleh karena itu penulis
takzir.
a. Pidana Mati
sanksi bagi orang yang melakukan kerusakan di muka bumi, Imam Syafi’i juga
b. Pidana Dera
ijtihad, oleh karena itu wajar bila terdapat perbedaan pendapat di kalangan para
ulama. Hanya saja demi kepasti an hukum, maka Ulil Amri berhak menentukan
kemaslahatan umat.
satu hari sedangkan batas tertingginya tidak ada kesepakatan dalam tindak
pidana yang diancam hukuman takzir adalah setiap tindak pidana selain tindak
31
Hamzah Hasan, “Implementasi Nilai-Nilai Kewajiban Asasi Manusia (Telaah Hukum
Pidana Islam)” Mazahibuna, vol 1 no 2 (Desember 2019). h. 94 (Diakses pada 26 Juni 2022).
46
pidana hudud, qisas dan diyat, karena hukuman ini telah ditantukan
ini.
masyarakat tesebut.
pekerjaannya itu.
47
lawat media massa, baik media cetak maupun elektronik, antara lain
dan keputusan berada di tangan hakim dan penguasa. Tindak pidana ini
nama baik, yaitu unsur kesengajaan, unsur di muka umum, dan unsur
menyerang kehormatan atau martabat. Hal demikian juga masuk dalam salah
satu aspek maqoshid syariah, yaitu pennjagaan pada jiwa, penjagaan pada jiwa
membunuh karakter orang lain, serta menciptakan rasa aman dalam diri
seseorang. 33 Dan menurut hemat penulis bahwa hal ini bisa saja menjadi dasar
32
Mareta Bayu Sugara, Tinjauan Fiqh Jinayah terhadap Pencemaran Nama Baik,
Intelektualita: Volume 06, Nomor 02, 2017, h. 245,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita (diakses 23 Juni 2022).
33
Mulyono Jamal, Haerul Akmal dkk, “Implementasi Wisata Syariah Lombok dalm Perspektif
Maqoshid Syariah”, Al Istinbath: Jurnal Hukum Islam, vol 4 no 2 (November 2019), h. 160.
BAB IV
A. Mazhab Hanafi
Mazhab ini diambil dari nama Abu Hanifah adalah pencetus Mazhab
Hanafi, Abu Hanafi dilahirkan pada tahun Hijriah (696 M) dan meninggal di
Kufah pada tahun 150 Hijriah (767 M). Abu Hanifah hidup selama 52 tahun
dalam masa Amawiyah dan 18 tahun dalam masa Abbasi. Maka segala daya
pikir, daya cepat tanggapnya dimiliki di masa Amawi, walaupun akalnya terus
tembus dan ingin mengetahui apa yang belum diketahui, walaupun akalnya
terus tembus dan ingin mengetahui apa yang belum diketahui, istimewa akal
ulama yang terus mencari tambahan. Apa yang dikemukakan di masa Amawi
Nama beliau dari kecil ialah Nu’man bun Tsabit bin Zauta bin Mah.
beliau dilahirkan, ayahnya sudah pindah ke Kufah. Oleh karena itu beliau bukan
keturunan bangsa Arab asli, tetapi dari bangsa Ajam (bangsa selain bangsa
kekuasaan Abdul Malik bin Marwan (Raja Bani Umayah yang ke V) dan beliau
1
Moenawir Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali
(Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1955), h. 19.
2
Moenawir Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali.,
h.19.
48
49
Hanifah, maka karena itu beliau diberi gelar oleh banyak orang dengan Abu
Hanifah. Ini menurut suatu riwayat. Dan menurut riwayat yang lain: sebab
beliau mendapat gelar Abu Hanifah karena beliau adalah seseorang yang rajin
kewajiban dalam agama. Karena perkataan “hanif” dalam bahasa arab artinya
“cenderung atau condong” kepada agama yang benar. Dan ada pula yang
meriwayatkan bahwa beliau mendapat gelar Abu Hanifah lantaran dari eratnya
dawat guna menulis atau mencatat ilmu pengetahuan yang diperoleh oleh para
guru beliau atau lainnya. Dengan demikian beliau mendapat gelar dengan Abu
Hanifah. 3
orang yang mempunyai postur tubuh ideal, paling bagsu logat bicaranya, paling
dilontarkan. Selain itu dia tidak mau mencampuri persoalan yang bukan
3
Moenawir Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali,
h. 40.
Syaikh Ahmad Farid, Min A’lam as-Salaf, terj. Masturi Ilham dan Asmu’i Taman, 60 Biografi
4
Ulama Salaf, (Cet. II; Jakarta: Pustaka al- Kausar, 2007) , h. 170.
50
memakai bau-bauan yang harum dan suka duduk ditempat duduk yang baik.
Lantaran dari kesukaannya dengan bau-bauan yang harum, hingga dikenal oleh
orang ramai tentang baunya, sebelum mereka melihat kepadanya.5 Abu Hanifah
yang baik-baik, tetapi tidak suka bergaul dengan sembarangan orang. Berani
menyatakan sesuatu hal yang terkandung didalam hati sanubarinya, dan berani
pula menyatakan kebenaran kepada siapa pun juga, tidak takut di cela ataupun
keadaannya.
untuk menarik simpatinya. Sering ada orang lewat, ikut duduk di majlisnya
tanpa sengaja. Ketika dia hendak beranjak pergi, ia segera menghampirinya dan
bertanya tentang kebutuhannya. Jika dia punya kebutuhan, maka Abu Hanifah
akan memberinya. Kalau sakit, maka akan ia antarkan. Jika memiliki utang,
keduanya.6
Pencemaran nama baik menurut Imam Hanafi ialah hinaan dapat berupa
seseorang yang dihina, dan bersifat merendahkan orang tersebut dimata rekan-
rekannya. Katakata yang melecehkan pasti terasa menyakitkan, dan untuk dapat
5
Moenawir Chalil, Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali,
h. 21.
6
Hendri Andi Bastoni, 101 Kisah Tabi’in, (Cet. I; Jakarta: Pustaka al-Kausar, 2006) , h. 46.
51
itu tidak terlalu penting, terutama jika kata-kata tersebut merupakan kata-kata
hinaan yang biasa dipakai dan tujuannya telah dapat dipastikan secara objektif.
Imam Hanafi juga membolehkan sanksi ta’zir dengan hukuman mati dengan
mengatakan dalam hukuman ta’zir hukuman jilid adalah 39 kali hingga 39 kali
Oleh karena itu, Islam juga memandang dalam hukum Islam tantang
aturan larangan pencemaran nama baik yang kerap kita temukan dalam kasus
B. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki di ambil dari nama Imam Malik, Imam Malik adalah
imam kedua dari imam empat dalam Islam dari segi umur beliau lahir 13 tahun
sesudah Abu Hanifah. 8 Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik Ibn
Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Amir bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin
Amr bin Haris al-Asbahi al-Humairi. Beliau merupakan imam dar Al-Hijrah.
Nenek moyang mereka berasal dari Bani Tamim bin Murrah dari suku
7
Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, h. 194.
8
Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi 4 Imam Madzhab (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1993), h. 71.
52
dari keturunan bangsa Himyar, jajahan Negeri Yaman. 10 Ayah Imam Malik
adalah Anas Ibn Malik Ibn Abi Amir Ibn Abi Al-Haris Ibn Sa’ad Ibn Auf Ibn
Ady Ibn Malik Ibn Jazid.11 Ibunya bernama Siti Aliyah binti Syuraik Ibn
Abdul Rahman Ibn Syuraik Al-Azdiyah. Ada riwayat yang mengatakan bahwa
Imam Malik berada dalam kandungan ibunya selama 2 tahun ada pula yang
Imam Malik Ibn Anas dilahirkan saat menjelang periode sahabat Nabi
saw. di Madinah.13 Tidak berbeda dengan Abu Hanifah, beliau juga termasuk
ulama zaman, ia lahir pada masa Bani Umayyah tepat pada pemerintahan
Alwalid Abdul Malik (setelah Umar ibn Abdul Aziz) dan meninggal pada
zaman Bani Abbas, tepatnya pada zaman pemerintahan Al-Rasyud (179 H).
Imam Malik menikah dengan seorang hamba yang melahirkan 3 anak laki –
laki (Muhammad, Hammad dan Yahya) dan seorang anak perempuan (Fatimah
merupakan warisan dari ayahnya, tetapi karena perhatian beliau hanya tercurah
9
Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006), h. 260.
10
Huzaemah Thido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab (Jakarta: Logos, 1997), h. 103.
11
Moenawir Khalil, Biografi Emapat serangkai Imam Madzhab, h. 84.
12
Huzaemah Thido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, 105.
13
Abdur Rahman, Syariah Kodifikasi Hukum Islam ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 44.
14
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam (Bandung: Rosdakaarya, 2000), h.
79.
53
Malik dikenal sangat sabar, tidak jarang beliau menemui kesulitan dan
Imam Malik menyatakan seruannya kepada penguasa, agar para ahli dijamin
dapat mencurahkan waktu dan tenaga untuk menekuni ilmu yaitu dengan
memberi gaji atau penghasilan lain untuk menjamin kehidupan mereka. Namun
tak ada seorang pun pengusaha yang menghiraukan seruan Imam Malik. Karena
pada saat itu Daulah Umayyah sedang sibuk memperkokoh dan menetapkan
kekuasannya, mereka sedang menarik simpati para ilmuan yang tua bukan yang
muda. Hingga akhirnya secara kebetulan Imam Malik bertemu dengan pemuda
dari mesir yang juga menuntut ilmu, pemuda itu bernama Al-Layts Ibn Sa’ad
penderitaannya dengan selalu berpakaian baik, rapi dan bersih serta memakai
15
Abdur Rahman Asy-Syarqawi, Riwayat 9 Imam Fiqih (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000) h.
278.
16
Abdullah Musthofa al-Maraghi, Pakar-Pakar Fiqih Sepanjang Sejarah (Yokyakarta:
LPPPSM, , 2000), h. 79.
17
Abdur Rahman Asy-Syarqawi, Riwayat 9 Imam Fiqih, h. 80.
54
mengirimkan hadiah uang kepada Imam Malik di Madinah, dan ketika itu
kholifah yang berkuasa menyambut baik seruan Imam Malik agar penguasa
Sulaiman Ibn Abdul Malik dari Bani Umayyah, pada masa itu masih terdapat
beberapa golongan pendukung Islam antara lain sahabat Anshar dan Muhajirin.
diluar kepala. Selain itu beliau juga mempelajari hadts Nabi saw., Sehingga
beliau dapat julukan sebagai ahli Hadits. 19 Sejak masa kanak-kanak Imam
Malik sudah terkenal sebagai ulama dan guru dalam pengajaran Islam.
Kakeknya yang senama dengannya, merupakan ulama hadits yang terkenal dan
dipandang sebagai perawi hadits yang hidup sampai Imam Malik berusis 10
tahun. Pada saat itupun Imam Malik sudah mulai bersekolah, dan hingga
seperti ilmu Hadts, Al-Rad al-Ahlil Ahwa Fatwa, fatwa dari para sahabat –
sahabat dan ilmu fiqih ahli ra’yu (fikir). 21 Selain itu, sejak kecil belaiau beliau
juga telah hafal al- Qur’an. Hal itu beliau lakukan karena senantiasa beliau
mendapatkan dorongan dari ibundanya agar senantiasa giat menuntut ilmu. Al-
18
Abdur Rahman Asy-Syarqawi, Riwayat 9 Imam Fiqih, h. 80.
19
Huzaemah Thido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, 106.
20
Huzaemah Thido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, 106.
21
Huzaemah Thido Yanggo, Pengantar Perbandingan Madzhab, 106.
55
mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya
di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini
dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadis dan fatwa sahabat
Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al- Muwatta' tak akan lahir bila
karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah
Al-Muwatta'. Ditulis di masa Al- Mansur (754-775M) dan baru selesai dimasa
Al-Mahdi (775-785M).22
Dunia Islam mengakui Al-Muwatta' sebagai karya pilihan yang tak ada
duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadis paling
shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para
perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadis. Namun, lewat penelitian ulang,
Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadis. Kitab ini telah diterjemahkan ke
Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al-Madarik Syarh Irsyad al- Masalik fi
22
Moenawir Khalil, Biografi Emapat serangkai Imam Madzhab, h. 80.
56
Mazhab Maliki. 23 Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga
Mazhab Maliki.
para sahabat rasulullah saw. dalam pandangan islam, hal demikian sangat
tercela dan dapar dikecem sebagai berikut: Pertama, dikecam “Kafir. Perkataan
dan barang siapa yang menghina sahabat-sahabat Nabi, maka ia layak dihukum.
Da ia berkata juga: "Barang siapa yang menghina salah satu dari sahabat-
sahabat rasurullah saw. seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Mu'awiyah, atau
Amru bin 'Ash, bila mereka demikian, maka mereka sungguh dalam kesesatan
dan kekafiran serta layak di hukum mati (dibunuh), dan apabila ia menghina
karena qishas merupakan hak adami, sedangkan ta’zir sebagai imbalan atas hak
masyarakat. Selain itu ta’zir juga dapat dikenakan terghadap jarimah pelukaan
apabila qishasnya dimaafkan atau tidak bisa dilaksanakan karena suatu sebab
yang dibenarkan oleh syara’. Imam Maliki dan Imam Hanbali juga berpendapat
23
Moenawir Khalil, Biografi Emapat serangkai Imam Madzhab, h. 80.
24
Mohammad Hashim Kamali, Freedom of Expression in Islam, terj. Eva Y. Nukman dan
Fathiyah Basri Kebebasan Berpendapat Dalam Islam ( Bandung: Mizan, 1996) h. 214.
57
disyariatkan untuk menegakkan hak Allah dan seorang kepala negara atau
memandang perlu, hukuman ini boleh lebih dari 100 kali jilid. Dengan
demikian menurut Malikiyah, tidak ada batasan tertentu untuk hukuman ta’zir
yang berupa jilid dan penguasa atau hakim bisa memutuskan hukuman yang
C. Mazhab Syafi’i
Mazhab Syafii mengacu pada nama Imam Syafii, Nama lengkap Imam
Syafi’i dengan menyebut nama julukan dan silsilah dari ayahnya adalah
Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin As-Saib bin Ubaid
bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al Muthalib bin Abdul Manaf bin Qusayy bin
Kilab. Nama Syafi’i diambilkan dari nama kakeknya, Syafi’i dan Qusayy bin
Kilab adalah juga kakek Nabi Muhammad saw. Pada Abdul Manaf nasab
usia 55 tahun (tahun 204H), yaitu hari kamis malam jum’at setelah shalat
Mesir.28
25
Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah (Jakarta: Amzah, 2013), h. 145.
26
A. Djazuli, Imu Fiqih Penggalian, Perkembangan Dan Penerapan Hukum Islam, (Cet. V;
Jakarta: Kencana, 2005), h. 129.
27
M Alfatih Suryadilaga, Studi Kitab Hadits (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2003), h. 86.
28
M .Bahri Ghazali dan Djumaris, Perbandingan Mazhab, (Cet. I; Jakarta: Pedoman Ilmu,
1992), h. 79.
58
Dari segi urutan masa, Imam Syafi’i merupakan Imam ketiga dari empat
membawanya ke Makkah, di Makkah kedua ibu dan anak ini hidup dalam
untuk menuntut ilmu, sedang si ibu bercita-cita agar anaknya menjadi orang
ibu berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk membiayai anaknya selama
menuntut ilmu.
dengan ketekunannya itulah dalam usia yang sangat muda yaitu 9 tahun ia
atau telah dibuang, tetapi masih dapat digunakan untuk menulis.30 Setelah
dengan mendalami bahasa dan sastra Arab. Untuk itu ia pergi ke pedesaan dan
29
Mustafa Muhammad Asy-Syaka’ah, Islam Bila Mazahib, alih bahasa, A.M Basalamah, (Cet.
I; Jakarta : Gema Insani Press, 1994), h. 349.
30
H Muslim Ibrahim, Pengantar Fiqih Muqaran (Yogyakarta:Erlangga, 1989), h. 88.
59
bergabung dengan Bani Huzail, suku bangsa Arab yang paling fasih
Pada awalnya Syafi’i lebih cenderung pada syair, sastra dan belajar
seperti itu.
yang mengenalkan nilai-nilai fiqih dan itu lebih penting daripada bahasa dan
sastra. Syafi’i menuntut ilmu di Makkah dan mahir disana. Ketika Muslim bin
puas atas jerih payahnya selama ini. Ia terus menuntut ilmu hingga akhirnya
sebagian besar telah dihafalnya. Ketika Imam Malik bertemu dengan Imam
Syafi’i belajar dari Imam Malik dan senantiasa bersamanya hingga Imam
Malik wafat pada tahun 179 H. Selama itu juga ia mengunjungi ibunya di
31
Lahmuddin Nasution, Pembaharuan Hukum Islam Dalam Mazhab Syafi’i (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001), h. 17.
32
Ahmad asy-Syurbasi, Al-Aimmah Al-Arba’ah, Futuhul Arifin, terj 4 Mutiara Zaman, (Jakarta:
Pustaka Qalami, 2003), h. 131-133
60
Banyak faktor yang menimbulkan jarimah qadzaf, antara lain rasa dengki,
balas dendam dan persaingan. Akan tetapi kesemuanya bertujuan satu, yaitu
kehormatan), dan oleh karena itu maka harus diimbangi pu;a dengan derita
( kejujurannya) dan oleh karena itu maka ia tidak bisa lagi menjadi saksi dan
cukup Dalam mazhab imam syafi’I berpendapat bahwa hukuman jilid dalam
ta’zir boleh lebiih dari 75 kali jilid, tetapi tidak boleh lebih dari 100 kali
33
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ Al-Jinaiy Al-Islami Muqarinan bi Al-Qanun Al-Wad’i, Jilid
2 (Beirut: Muassasah ar-Risalah), 1992, h. 430.
61
D. Mazhab Hanbali
lengkap Imam besar ini ialah Ahmad bin Hanbal bin Hilal bin Anas bin Idris
bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin Auf bin Qasith bin Mazin
bin Syaiban bin Dzahal Tsa‟labah bin Akabah bin Sha‟hab bin Ali bin Bakar
bin Rabi‟ah bin Nizar bin Ma‟ad bin Adnan. 34 Ayahnya bernama Muhammad
bin Hanbal bin Hilal bin Asas bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah
bin Anas bin Auf bin Qosit bin Mazin bin Syaiban bin Dahal bin Akabah bin
Syaib bin Ali bin Baqa bin Qashid bin Aqsy bin Dami bin Jadlah bin As‟ad
bin Rabi‟ah bin Nizar.35 Adapun ibu beliau adalah dari wanita Syaibaniyah
juga, namanya Shofiah binti Maimunah binti Abdul Malik bin Sawadah bin
Ibunya, sama halnya dengan ayahnya yang berasal dari kabilah Bani
masyarakat Arab dan pusaka – pusaka peninggalan Rasulullah saw. dan para
sahabat beliau. Semua itu diperkenalkan sendiri oleh ibunya kepada Ahmad
Ibn Hanbal sejak usia remaja. Ibunya jugalah yang memilihkan perguruan guru
– guru atau ulama-ulama mana yang oleh ibunya dipandang tepat bagi
putranya untuk belajar ilmu hadits dan ilmu fiqh setelah menyelesaikan
pelajaran al-Qur‟an.36
34
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam (Jakarta; Sinar Grafik, maret, 2005). h. 60.
35
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam 2 (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, , 1993), h. 82.
36
Abdurrahman Asy-Syarqawi, Riwayat Sembilan Imam Fiqh (Bandung: Pustaka Hikayat,
2000), h. 4.
62
Muhammad saw sampai di Nizar, karena yang menurunkan Nabi ialah Mudhar
bin Nizar, datuk Nabi yang ke delapan belas. Sedangkan dari pihak ibu, beliau
yaitu Syarifah binti Maimunah binti Abdul Malik binti Hindun as-Syaibani.37
Dengan begitu jelaslah bahwa nasab dan silsilah orang yang menurunkan
Imam Ahmad bin Hanbal, baik dari ayahandanya maupun dari ibundanya,
adalah dari golongan bangsa Arab yang bertemu dan bersambung dengan
Imam Ahmad bin Hanbal lahir di kota Baghdad, Rabiul Akhir 164
H/780 M.38 Menurut riwayat, tempat kediaman ayah dan ibunda beliau
dalam kandungan ibunya, ibunya pergi ke Baghdad dan tiba disana melahirkan
dilahirkan. Oleh sebab itu, Imam Ahmad bin Hanbal mengalami keadaan yang
sederhana dan tidak tamak. Ayahnya Muhammad bin Hanbal yang terkenal
sebagai pejuang meninggal ketika berusia 30 tahun, pada waktu itu Ahmad Ibn
Hambal masih anak - anak sebab itulah sejak kecil beliau tidak pernah diasuh
37
M.Ali Hasan, Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 221.
38
M.Ali Hasan, Perbandingan Mazhab. h. 221.
39
M.Ali Hasan, Perbandingan Mazhab. h. 222.
63
yang mengatakan bahwa al-Qur‟an itu makhluk atau ciptaan Tuhan. Peristiwa
makhluk melainkan sabda Allah swt. Diantara ulama yang dengan tegas
sampai di kota itu, Al- Ma‟mun wafat dan digantikan oleh putranya Al-
memenjarakan agar Imam Ahmad bin Hanbal mau mengikuti hujah dari Al-
Ma‟mun, yakni agar mengakui bahwa al-Qur‟an itu makhluk, tetapi Imam
Ahmad bin Hanbal tetap berpendirian teguh bahwa al-Qur‟an itu bukan
berlaku lebih kejam lagi kepada Imam Ahmad bin Hanbal, kemudian setelah
Imam Ahmad bin Hanbal diberikan kebebasan dari hukuman dan dikeluarkan
40
M.Ali Hasan, Perbandingan Mazhab. h. 221.
64
Imam Ahmad bin Hanbal diberi ujian dengan dipukul, didera, dipenjara,
kemudian datang lagi ujian yang halus, yakni ujian berupa kedudukan dan
kekayaan dunia, yang mana Imam Ahmad bin Hanbal diberi hadiah, dikirimi
uang. Tetapi Imam Ahmad bin Hanbal tidak menerimanya dan bahkan
hadiahhadiah itu diberikan kepada fakir miskin dan anak yatim. Imam Ahmad
bin Hanbal beristri setelah berusia 40 tahun dengan seorang wanita bernama
Aisyah binti Fathal. Dengan istrinya ini beliau menurunkan seorang putra
bernama Shalih. Istri beliau yang pertama ini meninggal dunia dengan
seorang wanita yang bernama Raihanah. Dengan istri ini beliau menurunkan
seorang putra yang bernama Abdullah. Lalu istri yang kedua pun wafat dengan
meningalkan seorang putra. Sesudah beliau ditinggal wafat oleh istri yang
kedua tadi, lalu mengambil istri lagi seorang budak bernama Husina. Dengan
istri yang ketiga ini beliau dapat menurunkan beberapa putra dan putri yaitu
Zainab, Hasan, dan Husen (meninggal ketika masih bayi), putra kembar Hasan
dan Muhammad (keduanya hidup Kira-kira sampai umur 40 tahun) dan Said.41
Ketika Ahmad Ibn Hanbal keluar dari penjara, usianya sudah lanjut dan
tubuhnya yang sering mendapat penyiksaan membuat beliau sering jatuh sakit.
Kesehatannya semakin memburuk dan akhirnya beliau wafat pada hari jum‟at
41
Ahmad Asy-Syurbasi, Sejarah dan Biografi Imam Empat Mazhab (Jakarta: Bumi Aksara,
1991), h. 255.
65
tanggal 12 Rabi‟ul Awal tahun 241 H/855 M. Imam Ahmad Ibn Hanbal
kota yang penuh dengan macam manusia, berbagai macam adat istiadatnya
pengetahuan. Disini ada ahli qira‟at, ahli hadits, ahli tasawuf, ahli lughah, dan
ahli filsafah. Untuk itu keluarga Imam Ahmad bin Hanbal telah mengharapkan
agar Imam Ahmad bin Hanbal menjadi orang yang terkemuka. Maka
besar yaitu lughah, hadits, fiqh. Imam Ahmad bin Hanbal, pendidikannya
diawali dengan belajar alQur‟an dan ilmu – ilmu agama pada ulama – ulama
Kuffah, Basra, Syam (Suriah), Yaman, Mekkah, dan Madinah. Sesudah Imam
mulai mendatangi rumah perguruan untuk belajar bahasa arab, menulis dan
mengarang. Ahmad pada waktu itu telah berumur 14 tahun. Pada waktu itu,
Imam Ahmad bin Hanbal harus memilih antara menempuh jalan ahli fiqh dan
menempuh jalan ahli hadits. Dimasa Imam Ahmad bin Hanbal, kedua jalan
telah nyata masing-masing. Maksudnya telah nyata mana yang dikatakan ahli
fiqh mengeluarkan fatwa dan putusan dan mana yang dikatakan ahli hadits
menyiapkan materi dalil untuk ahli fiqh. Pada masa itu fiqh yang terkenal di
Baghdad adalah ahli fiqh Iraki yang dikembangkan oleh Muhammad Ibn Al-
42
Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997), h. 138.
66
Hasan, Al-Hasan Ibn Ziyad, AL-Lu‟lui dan lain-lain. Ahmad memilih jalan
hadits, sebelum itu ia telah menempuh jalan yang dilalui para fuqaha yang
mengumpulkan antara dua jalan itu. Ia belajar pada Al-Qadli Abu Yusuf.
kota. Ada di Basrah, Kuffah, Baghdad dan Hijaz. Ahmad menerima hadits
mulai tahun 179 H hingga tahun 186 H di Baghdad. Sejak umur 16 tahun Imam
Ahmad bin Hanbal mempelajari hadits. Imam Ahmad bin Hanbal dalam
mempelajari hadits itu mempunyai dua metode, yaitu : (i) mencatat segala
hadits yang didengar, tidak hanya didengar, tidak hanya menghafal saja.
Para guru Imam Ahmad bin Hanbal adalah Imam Ismail bin Aliyyah,
Hasyim bin Basyir, Hammad bin Hallid, Mansur bin Salamah, Mudlafar bin
Mudrik, Usman bin Umar, Hasyim bin Qasim, Abu Said banu Hasyim,
Muhammad bin Zayyid, Muhammad bin Ash, Yazin bin Harun, Muhammad
bin Jafar, Ghundur, Yahya bin Said, Abdurrahman bin Mahdi, Basyar bin Fadl,
Muhammad bin Bakar, Abu Dawud, Ruh bin Ubaidah, Wati bin Jarrah,
Uyainah, Yahya bin Salim, Muhammad bin Idris Asy-Syafi‟I, Ibrahim bin
Sa‟id, Abdurrazaq bin Humam, Musa bin Thariq, Wahid bin Mulim, Abu
43
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab (PT. Pustaka Rizki
Putra, Semarang, 1997), h. 519.
44
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, h. 520.
67
Ziadah, dan Abu Yusuf Al-Qardhi. Inilah diantara guru-guru Imam Ahmad bin
Hanbal yang terkenal, yang terdiri dari ahli fiqh, ahli ushul, ahli kalam, ahli
tafsir, ahli ilmu hadits, ilmu tarikh dan ilmu lughah. Beliau kenal dan berguru
pada Imam Syafi‟I ketika beliau berkunjung dan menetap di Baghdad dan
yang terkenal adalah Imam Hasan bin Musa, Imam Bukhori, Imam Muslim,
Imam Abi Dawud, Imam Abu Zu‟rah Ad-Dimasqy, Imam Hanbal bin Ishak
Asy-Syaibany, Imam Shalih dan Imam Abdullah. Dua yang terakhir adalah
putranya sendiri yang juga berhasil menjadi ulama besar pada masanya.45
sebagaimana telah dikatakan oleh Imam Abu Zuriah. Dijelaskan pula, bahwa
Imam Ahmad bin Hanbal semenjak tahun 179 H-186 H yakni sejak
mempelajari dan menuntut hadits – hadits Nabi dari satu demi satu beliau
sedemikian rupa itu, menjadi beberapa jilid, tebal dan dinamakannya “Al-
hadits, diantara sekian banyak itu yang 10.000 hadits diriwayatkan berulang-
45
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam 2, h. 84.
68
(buku tentang ayat-ayat yang terdahulu dan yang kemudian diturunkan), kitab
at-Tarikh (buku sejarah), kitab al-Manasikh as-Sagir (buku kecil tentang ayat-
ayat yang dihapuskan), kitab al-Manasikh al-Kabir (buku besar tentang ayat-
ayat yang dihapuskan), kitab al-Illah (buku tentang sebab- sebab hukum),
kitab Ta‟at ar-Rasul (buku mengenai ketaatan kepada Rasul), kitab as-Salah
Imam Ahmad bin Hanbal adalah imam dalam bidang hadits dan melalui
jalan keahliannya ini, dia menjadi imam pula dalam bidang fiqh, walaupun
Hanbal ke dalam kalangan para pihak. Akan tetapi penelitian yang mendalam
seorang ahli hukum yang berpedoman atsar. Dihadapan kita sekarang terdapat
sejumlah fatwanya dan sejumlah riwayat dari padanya, baik berbeda- beda
atau tidak semuanya itu membuktikan bahwasannya Imam Ahmad bin Hanbal
adalah seorang imam dalam bidang hukum. Imam Ahmad bin Hanbal dalam
46
Huzaemah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, h. 145.
47
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, h. 536.
69
atau belum tahu atau belum saya periksa”, kalau memang belum jelas benar
tentang perkara yang ditanyakan kepada beliau. Inilah salah satu pernyataan
tentang cara-cara Imam Ahmad bin Hanbal memberikan fatwa atau jawaban
Karena masalah hukum yang bersangkut pautan dengan agama itu tidak
mudah dan sangat sulit, maka Imam Ahmad bin Hanbal memberikan pimpinan
atau pesan bagi siapa saja yang hendak memberi fatwa atau jawaban kepada
pengertian yang cukup. Imam Ahmad bin Hanbal tidak menulis kitab dalam
bidang fiqh yang dapat dijadikan pegangan pokok dan dari padanyalah kita
ambil Mazhabnya. Oleh karena Imam Ahmad bin Hanbal tidak membukukan
sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Hanifah. Maka pegangan kita dalam
48
M.Ali Hasan, Perbandingan Mazhab. h. 229.
70
c. Hadits mursal
d. Hadits dlaif.
e. Qiyas.
kafir dan orang yang beranggapan bahwa al-Qur‟an itu bukan makhluk49 adalah
Qur‟an termasuk ilmu Allah (pengetahuan Allah mengenai segala sesuatu) dan
disebabkan karena Imam Ahmad bin Hanbal sangat keras berpegang pada
riwayat dan benar - benar dalam menahan diri dari berfatwa dengan selain nash.
Muhammad bin Hani, Ishak bin Ibrahim, Ahmad bin Muhammad bin Hajjaj al
49
Abdurrahman Asy-Syarqawi, Riwayat Sembilan Imam Fiqh. h. 550.
50
Abdurrahman Asy-Syarqawi, Riwayat Sembilan Imam Fiqh h. 551.
71
Islam dan karena pengikut Mazhab Hanbali tidak suka memegang jabatan di
kekuasaan. 51
menimpakan kebohongan kepada orang lain, dengan kejam menuduh orang lain
lain yang tidak mereka lakukan. Dalam Al-Qran, Iftira’ sama dengan bohong (
kidzf ), dan dalam tulisan tentang hukum fiqih, Iftira’ (yang juga disebut firyah)
dianggap sebagai bagian dari tuduhan yang memfitnah atau qadzf, dan aturan
teguran yang disyariatkan untuk menegakkan hak Allah dan seorang kepala
atas suatu perbuatan tidak boleh menyamai hukuman had yang dijatuhkan
51
Abdurrahman Asy-Syarqawi, Riwayat Sembilan Imam Fiqh h. 551.
52
Mohammad Hashim Kamali, Freedom of Expression in Islam, terj. Eva Y. Nukman dan
Fathiyah Basri Kebebasan Berpendapat Dalam Islam, h. 214
72
terhadap jarimah yang tidak sejenis. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa
hukuman jilid dalam ta’zir tidak boleh dari 10 kali jilid .53
53
Nurul Irfan, Masyrofah, Fiqh Jinayah, h. 145.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan nama baik menjadi hak seseorang atau hak asasi manusia yang dapat
memiliki kehormatan dan nama baik. Salah satu prinsip maqashid syariah
adalah menjaga kehormatan satu sama lain yang diajarkan oleh agama
pokok berupa dera untuk tuduhan zina dan hukuman ta’zir untuk delik
dalinnya. Mara imam mazhab memiliki pendapat yang sama yaitu hukuman
bagi pelaku pencemaran nama baik termasuk kepada Jarimah Ta’zir penjara
wewenang.
B. Implikasi Penelitian
maupun pelaksanannya.
73
74
75
76
Mubarok, Jaih dan Eceng Arif Faizal. Kaidah Fiqh Jinayah: Asas-asas Hukum Pidana
Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Mubarok Jaih. Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam. Bandung: Rosdakaarya,
2000.
Muslich, Ahmad Wardi. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika,2005.
Nawawi, Imam. Al-Adzkar: al- Muntakhabah Min Kalami Syayyidi Al- Abrari
Shallallahu’ Alaihi Wassalam. Terj. Kitab Al-Adzkatun Nawawiyyah, Khasiat
Dzikir dan Doa. Bandung: Sinar Baru Al-gensindo, 2003.
Nasution, Lahmuddin, Pembaharuan Hukum Islam Dalam Mazhab Syafi’i, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2001
Nurul, Irfan. Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amzah, 2013.
Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah. Politik Hukum Pidana. Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2005.
Prints, Darwan. Hukum Anak Indonesia. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti,2000.
Qardhawi, Yusuf. Al-Halalu Wa Haramu. Terj. Abu Sa’id al-Falahi, Aunur Rafiq
Shaleh Tamhid. Halal Hram Dalam Islam. Jakarta: Rabbani Press, 2000.
Rahman Abdur. Syariah Kodifikasi Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Shihab M.Quraish. Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran vol.13.
Jakarta: Lentera Hati,2002.
Solahuddin. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Acara Pidana & Perdata.
Jakarta: Visimedia, 2008.
S.R. Sianturi. Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya. Jakarta: Alumni
AHMPTHM, 1983.
Suryadilaga, M Alfatih. Studi Kitab Hadits, Cet. I. Yogyakarta: Teras, 2003.
Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fikih. Jakarta: Kencaana, 2003.
Teguh, Prasetyo.Politik Hukum Pidana. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005.
Yafi, Alie, dkk. Ensiklopedi Hukum Pidana Islam. Lampung: Kharisma Ilmu, 2007.
Yanggo, Huzaemah Tahido. Pengantar Perbandingan Mazhab. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1997.
JURNAL:
Amri Teguh Ramadhan, Ashabul Kahfi, “Analisis Kebebasan Bermedia Sosial Pada
Penyebaran Informasi Publik Bermuatan Penghinaan Dan Pencemaran Nama
Baik”, Alauddin Law Development Journal (ALDEV), vol 4 no 1 (maret 2022),
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/aldev/article/view/16653/14652
Hasan, Hamzah. “Implementasi Nilai-Nilai Kewajiban Asasi Manusia (Telaah Hukum
Pidana Islam)”. Mazahibuna, vol 1 no 2 Desember 2019.
https://journal3.uinalauddin.ac.id/index.php/mjpm/article/view/11650.
Hasir, Hasriani, Sohra. “Tindakan Bullying di Media Sosial; Komparasi Hukum
Pidana Islam dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang ITE”,
78
INTERNET.
DalamIslam.com, 5 Hadits Tentang Kejujuran, Situs Resmi DalamIslam.com.
https://dalamislam.com/landasan-agama/hadist/hadits-tentang-kejujuran
(28 Juni 2022).
Zakaakaz. “ Tafsir Ayat Tentang Tuduhan Palsu” , Blog Zakaakaz.
http://zakaakaz.blogspot.com/2013/06/tafsir-ayat-tentang-tuduhan-palsu.html
RIWAYAT HIDUP
tamat tahun 2015, dan pada tahun yang sama kemudian penulis melanjutkan
Setelah lulus dari SMAN 1 Gowa pada tahun 2018, dan pada tahun yang
Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum. Tahun 2018 penulis
76