Segala puji dan syukur kami panjatkan atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berbentuk esai ini dengan baik dan lancar.
Terima kasih kepada ibu Erna selaku dosen bidang studi ilmu sosial budaya dasar, serta
bantuan rekan-rekan sekalian makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen bidang studi Ilmu Sosial Budaya Dasar
Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO). Yang kami buat berdasarkan refrensi yang kami
ambil dari berbagai sumber, diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa dimafaatkan
Demikian pula dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna, kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan dalam makalah ini, karena keterbatasan penulis sabagai manusia biasa yang
tak luput dari kesalahan. oleh karena itu saran dan kritik yang barsifat membangun tetap kami
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan, suatu istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Istilah yang
berasal dari bahasa sansakerta “buddhayah” yang berarti budi atau akal. Sementara kebudayaan
itu sendiri kurang lebih memiliki makna semua hasil dari karya, rasa, dan cita-cita masyarakat.
Indonesia adalah negeri yang sangat kaya, dengan 17.548 pulau yang membentang membuat
Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah ruah baik dari darat maupun dari
laut.
Dengan jumlah pulau yang begitu banyak yang dipisahkan dengan lautan yang begitu luas,
tidak heran Indonesia juga kaya akan kebudayaan yang begitu beraneka ragam dari budaya Aceh
hingga budaya Papua. Suku Jawa, sebagai salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia dengan
jumlah mencapai hampir seratus juta, dan juga kebudayaanya yang telah lahir selama berabad-
abad, memiliki kebudayaan yang begitu beraneka ragam, dan pasti membuat takjub orang yang
melihatnya. dan budaya itu masih tetap lestari karena diwariskan kepada generasi selanjutnya.
individu, maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul Kebudayaan
Jawa Tengah yang didalamnya mengulas tentang berbagai kebudayaan tradisional Jawa Tengah.
Penyusunan makalah yang berjudul Budaya Jawa Tengah ini bertujuan agar pembaca
mengetahui bahwa Jawa Tengah merupakan daerah yang kaya akan budaya serta menyadari
bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam catatan Yunani, yang ditulis Claucius Ptolomeus (tahun 165 M) istilah labadiou
(jawadwipa) digunakan untuk menyebut pulau Jawa, yang mana kurang lebih artinya adalah
sebuah pulau yang jauh terletak di tenggara yang kaya akan beras .
Njowo digunakan sebagai sebuah ungkapan untuk mendefinisikan tingkah laku seseorang,
atau dengan kata lain njowo itu adalah mengerti; paham; beretika sesuai dengan (budaya) Jawa .
Di pulau jawa masih banyak terdapat budaya baik dari jawa tengah,jawa barat,jawa
timur,dan daerah istimewa yogyakarta.Budaya budaya tersebut masih lestari sampai saat
ini.Salah satu budaya yang masih lestari adalah adat istiadat dari suku jawa itu sendiri.
Adat istiadat suku jawa masih sering di gunakan dalam berbagai kegiatan
masyarakat.Misalnya mulai masa masa kehamilan hingga kematian ada istiadat ini digunakan
dan diterapkan dalam hidupnya.Masyarakat suku jawa merupakan masyarakat dengan jumlah
Suku jawa berasal dari provinsi jawa tengah,jawa timur,jawa barat,dan daerah istimewa
yogyakarta.Suku jawa tidak pernah lepas dari adat istiadat yang memang sudah sangat di
percayai sejak dulu.Adat istiadat adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah turun temurun
dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa.Bahkan di masyarakat seakan terdapat keharusan
untuk melakukannya,bagi sebagian orang yang tidak melakukan atau mulai meninggalkan adat
istiadat ini di anggap sebagai orang yang tidak wajar bahkan sering menerima gunjingan dari
masyarakat sekitar.Kebanyakan adat istiadat yang ada bersumber dari kepercayaan nenek
moyang terlebih dahulu dari masyarakat jawa dan tidak bersumber dari agama terutama agama
islam sebagai agama yang banyak di peluk oleh sebagian besar masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pelaksanaan adat istiadat suku jawa ini terdapat
dalam banyak aspek kehidupan manusia.Adat istiadat ini dimulai dari hamilanya seorang wanita
yang mengandung bayi,saat seorang memulai sebuah kehidupan baru dalam bahtera pernikahan
Adat istiadat suku jawa juga sering dilaksanakan saat upacara pernikahan.Masyarakat jawa
percaya akan adanya hari yang baik untuk melaksanakan pernikahan.Hal ini biasanya berpatokan
pada buku primbon jawa,jadi tidak semua hari dapat di laksanakan acara pernikahan.Hari dan
tanggal pernikahan dilaksanakan dan ditentukan berdasarkan hitungan weton antara kedua calon
mempelai pngantin.Ada hari dan bulan tertentu yang tidak boleh dilakukan acara pernikahan
karena dipercaya apabila pada hari dan blan tersebut dilakukan upacara pernikahan maka akan
memberikan pengaruh pengaruh yang buruk terhadap kehidupan pernikahan yang telah di
bangun.
Sebelum acara upacara pernikahan kedua calon mempelai pengantin tidak boleh bertemu
selama 2 sampai 1 minggu ritual ini disebut juga dengan pingitan.Ritual pingitan ini ditunjukkan
untuk mempersiapkan fisik dan mental si gadis yang akan memasuki jenjang pernikahan.
ritual.Kali ini ritual berupa siraman.Siraman menggunakan air dari tujuh sumur dan di campur
dengan bunga,air tersebut selain untuk mandi juga dipergunakan untuk wudhu bagi yang
beragama islam.
Kemudian malam harinya diadakan acara ritual midodoreni .Ritual ini biasanya juga
menjadi acara pertemuan sebelum pernikahan antara kedua keluarga mempelai.Saat pernikahan
berlangsung ritual adat istiadat suku jawa yang dilakukan lebih banyak adalah lempar sirih,dan
membasuh kedua kaki mempelai pria oleh mempelai wanita yang menyimbolkan bahwa
nantinya istri akan selalu menjaga dan menerima baik dan buruknya suami.Satu hal lagi bagi
anak yang pertama ketika berlangsungnya acara pernikahan yaitu memecahkan kendi dan
masyarakat percaya supaya adik adiknya nantinya dapat menyusul dan mudah mendapatkan
jodoh.
Saat seorang wanita suku jawa mengandung ia akan benar benar di jaga agar tidak terjadi
hal hal yang buruk yang menimpanya.Untuk merefleksinya hal ini,masyarakat suku jawa
mengadakan slametan.Slametan ini di lakukan dua kali selama masa kehamilan.Yang pertama
saat usia kandungan mencapai usia tiga bulan dan yang kedua saat kandungan mencapai umur
tujuh bulan.Slametan tiga bulan disebut neloni atau dalam bahasa indonesia berarti hal
ketiga.Sedangkan slametan saat usia kandungan sudah mencapai tujuh bulan biasa disebut
mitoni.Pada ritual kedua neloni dan mitoni ini di jalankan dengan membuat beberapa jenis
makanan tertentu yang kemudian di bagikan pada orang orang terdekat yang ada atau di sebut
Terdapat jenis makanan tertentu yang di buat misalnya jenang blawok yaitu kue yang
dibuat dari tepung terigu yang dibungkus dengan daun nangka.Trancam yaitu makanan yang di
terbuat dari cacahan mentimun,tempe goreng,kacang toro dan dicampur dengan parutan
kelapa.Jenis makanan ini memang ini memang harus dibuat dan tidak boleh di tinggalkan.
Pada ritual ini wanita yang telah mengundang dimandikan menggunakan campuran
air dan bunga,kain yang digunakan sebagai kemben jumlahnya harus tujuh dan dipakai secara
bergantian saat acara tingkeban berlangsung.Ketika bayi yang dikandung telah lahir suku jawa
juga memiiki ritual khusus untuk menyambut sijabang bayi dan ritual ini memiliki harapan dari
orang tua si bayi supaya jabang bayi diberi keselamatan dan terhindar dari hal hal yang buruk.
Ritual penyambutan sijabang bayi di sebut dengan istilah brokohan.Dalam acara brokohan
pun mempunyai jenis makanan yang dibuat seperti bubur merah dan bubur putih,kdua bubur itu
selalu ada dalam acara brokohan.Makanan makanan yang telah dibuat dibagikan ke tetangga
terdekat.
Ketika salah satu masyarakat suku jawa meninggal,ritual adat istiadatpun tidak lepas
mengiringi.Ritual ini dimaksutkan agar orang yang meninggal bisa mendapatkan tempat yang
baik di akhirat.Sebelum jenazah di bawa ke tempat pemakaman adat ritual yang khusus yang
dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang meninggal.Ritual yang biasa dilakukan adalah
brobosan yaitu melintasi dibawah jenazah yang sudah ditandu dengan cara berjongkok ritual ini
Ritual adat istiadat belum selesai sampai situ.Ritual yang menyertai kematian ini juga di
sebut dengan istilah slametan ,slametan ini dilakukan berturut turut selama tujuh hari dan
dilakukan pada malam hari.Pada setiap malam dibuat aneka jenis makanan yang nantinya dibagi
pada orang orang yang datang.Bentuk acaranya di sebut tahlilan.Ritual ini memiliki tujuan untuk
mendoakan jenazah yang tlah meninggal.Slametan tidak hanya sampai tujuh hari tapi masih ada
slametan slametan yang lain seperti empat puluh hari,seratus hari,mendak satu,mendak dua,dan
seribu hari.
Semua slametan dilakukan oleh pihak keluarga dengan membuat aneka jenis makanan yang
nantinya dibagikan kepada tetangga terdekat atau saudara dari orang yang telah meninggal
tersebut.Hanya saja dalam melakukan slametan ini membutuhkan biaya yang tidak
sedikit,mungkin bagi sebagian orang yang memiliki harta yang berlebih mlakukan aneka
slametan ini bukanlah suatu masalah,justru slametan dilaksanakan dengan sangat meriah sama
halnya dengan acara pernikahan yaitu dibuat aneka jenis makanan dengan jumlah yang banyak
untuk dinikmati dan dibagikan kepada saudara dan tetangga.Namun kadang bagi sebagian orang
yang kurang dalam hal ekonominya untuk melakukan slametan ini bukanlah hal yang mudah dan
Namun karena mereka memahami slametan adalah sebuah keharusan yang memang harus
sebagian dari keluarga yang justru berhutang untuk melaksanakan acara slametan ini.Demikin
adat istiadat suku jawa yang dilakukan kepada orang orang yang hamil,melahirkan,menikah
menurun.Sebagai orang yang beriman kita harus pandai memilih dan memilah mana yang
BAB III
PENUTUP
Dengan mengetahui dan memahami budayanya, maka masyarakat akan tergerak hatinya
untuk mencintai dan menjaga budaya mereka. Jika rasa memiliki telah tumbuh, maka mereka
tidak akan pernah mau kehilangan budayanya. Sehingga mereka akan berusaha dengan keras
untuk menjaga budayanya tersebut dari segala hal yang mengancam keberadaan budaya tersebut
Kita harus berupaya keras untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini, sehingga kita
semua dapat terus menjaga kelestariannya. Dengan demikian generasi penerus kita masih dapat
Sehingga kekhasanahan budaya bangsa ini juga akan tetap terjaga hingga akhir nanti.
Karena menjaga budaya daerah sama halnya dengan nenjaga budaya negeri ini. Dan hal ini