Disusun Oleh:
Ica Nadia Nurazizah – XII MIPA 2
Penyusun
DATA DIRI
Nama : Ica Nadia Nurazizah
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Agustus 2005
Tahun Ajaran : 2022/2023
Hobi : menonton film dan membaca novel
Kelas : XII MIPA 2
Orang Tua
Ayah : Aep Saepul Azis
Ibu : Wiwin Ernawaty
Jenjang Pendidikan
TK : TK Bhayangkari 61 (2009-2011)
SD : SDN Pasir Gunung Selatan 3 (2011-2017)
SMP : SMPN 8 Depok (2017-2020)
SMA : SMAIT Raflesia Depok (2020-sekarang)
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi syarat tugas akhir nilai mata pelajaran Lintas Minat Sosiologi.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, saya dengan rendah hati menerima saran serta kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.
Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan manfaat
dan bisa dijadikan referensi bagi pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar di Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah,
Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jwa Barat, dan Banten. Suku ini terkenal akan
tatakrama, lemah lembut, dan sopan. Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan
beberapa minoritas yaitu Kristen, Kejawen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Di dalam Suku
Jawa terdapat beberapa Sub suku antara lain Jawa arekan, Jawa mataraman, Jawa
Bojonegaran, Jawa banyumasan, Jawa tengger, Jawa oasing, Jawa padhalungan, Jawa
suriname, Jawa madagaskar, Jawa serang, Jawa lampung, Jawa cirebonan, Jawa bali, dll.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan
ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau
daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka
menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu,
dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh
setiap suku bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Wayang Kulit
Wayang kulit merupakan bentuk teater tradisional yang menggunakan boneka
wayang sebagai pemainnya. Sarana pertunjukan lainnya, meliputi kelir (layar), batang
pohon pisang, blencong sebagai alat penerangan, kotak sebagai penyimpan wayang,
dan cempolo sebagai alat untuk memukul kotak. Selain itu, juga diiringi dengan
seperangkat gamelan beserta para penabuh dan penyanyinya (sinden). Seni
pewayangan ini juga sering disebut wayang kulit purwa. Sumber cerita berasal dari
kitab Mahabharata dan Ramayana. Wayang kulit biasanya dipergelarkan semalam
suntuk (sedalu natas).
3. Tradisi di Jawa Tengah
Tradisi Wetonan
Wetonan dalam bahasa Jawa memiliki arti keluar. Tradisi wetonan adalah upacara
yang dilakukan guna menyambut bayi yang baru lahir. Tradisi wetonan ini dilakukan
supaya nantinya bayi tersebut akan terhindar dari bahaya serta bisa mendapatkan
rezeki serta keberuntungan yang lebih.
Tradisi Brobosan
Tradisi brobosan adalah tradisi di mana ketika ada saudara atau kerabat yang
meninggal, maka kita harus menerobos melewati bawah jenazah. Jadi, nantinya
jenazah harus diangkat dengan tandu atau peti matinya harus diangkat tinggi.
Kemudian, anak dan cucu dari orang yang sudah meninggal tersebut diharuskan
untuk menerobos ke bawah kolong melewati jenazah. Hal ini harus dilakukan
sebanyak tiga kali. Tujuannya adalah guna menghormati kepergian jenazah dan
mengikhlaskan kepergiannya.
Upacara Tingkeban
Upacara tingkeban adalah upacara yang dilakukan usia kandungan baru berusia tujuh
bulan. Tradisi Jawa Tengah ini dilakukan dengan cara memandikan Ibu, lalu
kemudian membacakan doa yang bisa memberikan keberkahan pada sang jabang
bayi. Pada saat memandikan, akan ada acara pengguyuran yang harus dilakukan oleh
tujuh orang tua atau sesepuh yang dituakan.
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN