Anda di halaman 1dari 2

KEBUDAYAAN JAWA TENGAH

Provinsi Jawa Tengah dikenal memiliki banyak sekali tradisi yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan
oleh masyarakatnya.
Tradisi adalah sebuah kebudayaan yang selalu diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kebudayaan ini bisa beragam, mulai dari yang berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat, hingga
berhubungan dengan keagamaan.
Tradisi akan terus berjalan jika tetap dilestarikan dengan cara terus melakukannya.
Namun, jika hal tersebut tidak dilakukan lagi, maka tradisi tersebut akan menghilang dengan sendirinya.

Budaya dan Tradisi Jawa Tengah


Untuk daerah Jawa Tengah, tradisi Jawa Tengah masih tetap terus dipertahankan sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kita bisa menjumpainya dengan mudah saat berada di kota-kota yang ada di Jawa
Tengah.
Berikut ini adalah tradisi-tradisi Jawa Tengah yang hingga saat ini masih tetap dilakukan, yaitu:

1. Tradisi Wetonan
Tradisi Jawa Tengah yang pertama adalah tradisi wetonan. Wetonan dalam bahasa Jawa memiliki arti
keluar.
Namun, wetonan yang dimaksud di sini berhubungan dengan kelahiran orang.
Tradisi wetonan adalah upacara yang dilakukan guna menyambut bayi yang baru lahir.
Tradisi wetonan ini dilakukan supaya nantinya bayi tersebut akan terhindar dari bahaya serta bisa
mendapatkan rezeki serta keberuntungan yang lebih.

2. Tradisi Sadranan
Tradisi Jawa Tengah yang berikutnya adalah tradisi sadranan atau yang lebih dikenal dengan nama
nyadran.
Tradisi ini dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tradisi sadranan dilakukan dengan cara menggelar doa untuk para leluhur dan kerabat yang sudah
meninggal supaya dosa-dosa mereka bisa diampuni dan amal baiknya bisa diterima dengan baik.
Tradisi ini dilakukan dengan cara merapikan dan membersihkan makam dan membuat kue tradisional
seperti kue apem, kolak, dan ketan yang nantinya akan dibagikan kepada para kerabat.

3. Upacara Tingkeban
Tradisi Jawa Tengah berikutnya adalah upacara tingkeban.
Upacara ini juga disebut dengan nama upacara mitoni.
Upacara tingkeban adalah upacara yang dilakukan usia kandungan baru berusia tujuh bulan.
Mungkin Moms lebih mengenal tradisi ini dengan nama tradisi “nujuh bulan”.
Tradisi Jawa Tengah ini dilakukan dengan cara memandikan Moms, lalu kemudian membacakan doa
yang bisa memberikan keberkahan pada sang jabang bayi.
Pada saat memandikan, akan ada acar pengguyuran yang harus dilakukan oleh tujuh orang tua atau
sesepuh yang dituakan.
Baca Juga: 
3. malam satu suro / NYURO
Tradisi ini selalu dilakukan pada malam satu suro sehingga sering dinamakan dengan nama tradisi
malam satu suro.
Tradisi Jawa Tengah ini ada di Yogyakarta dan dilakukan dengan cara mengelilingi benteng atau keraton
Yogyakarta.
Hal ini dilakukan sebagai simbol refleksi dan intropeksi diri.
Saat melakukan mubeng benteng, Moms tak boleh berbicara dan makan atau minum selama
melakukannya hingga selesai.

4. Bahasa Daerah
a. Rumah Adat 
b. Pakaian Adat
c. Kesenian 
- Kesenian Tari
-Kesenian Alat Musik
D. Senjata Tradisional
E. MAKANAN
F. UPACARA ADAT
Selametan merupakan upacara adat yang menjadi Kebudayaan Jawa Tengah, dimana kata selametan
sudah tidak asing lagi bukan ditelinga kita. Teryata kata selametan memiliki makna yaitu agar yang
mengadakan mendapatkan keselamatan hidup dan terhindari dari gangguan hal-hal yang buruk
Sebenarnya di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Tengah memiliki nama tersendiri untuk upacara
adat ini. Seperti upacara lopisan yang berasal dari Kota Pekalongan dan Upacara Surodilogo yang berasal
dari Kabupaten Wonosobo.

Anda mungkin juga menyukai