Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah : Kebudayaan dan Bahasa Sunda

Dosen : Dr. Muhammad Daud Yusuf M,Si

Tradisi Suku Sunda


Ada sederet tradisi suku Sunda yang masih terjaga sampai saat ini. Sudah turun temurun
diwariskan masyarakat, setiap tradisi memiliki makna dan tujuan tersendiri.
1. Tingkeban.
Tradisi suku Sunda pertama yang akan dibahas adalah Tingkeban. Tradisi ini berhubungan
dengan kehidupan manusia. Tingkeban dilakukan ketika seorang ibu sedang mengandung tujuh
bulan masa kandungannya.
Acara ini juga lebih dikenal oleh masyarakat umum sebagai nujuh bulanan. Tingkeban
bertujuan untuk memohon berkah dari Tuhan demi keselamatan ibu dan calon anaknya. Tingkeban
hanya dilakukan bila anak yang dikandung adalah anak pertama bagi si Ibu dan si Ayah.
2. Ngaruwat Bumi.
Berikutnya, ada tradisi Ngaruwat Bumi yang bisa ditemui di Desa Banceuy. Tradisi satu ini
bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, juga penghormatan bagi para leluhur.
Ngaruwat Bumi berasal dari bahasa Sunda, yakni ruwat yang berarti merawat, memelihara, atau
mengumpulkan. Ngaruwat Bumi dilakukan dengan mengumpulkan seluruh anggota masyarakat dan
hasil bumi, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun yang sudah jadi atau matang.
Tradisi ini biasa dilakukan pada hari Rabu akhir di bulan Rayagung atau bulan Dzulhijah
dalam rangka menjelang dan menyambut tahun baru Islam.
3. Seren Taun.
Tidak kalah menarik, ada Seren Taun yang biasa dijumpai di daerah Cigugur, Kuningan dan
Sirnarasa Cisolok, Sukabumi. Seren Taun memiliki arti serah terima dari tahun lalu ke tahun yang
akan datang.
Tradisi ini dilakukan sebagai bagian dari bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa
atas semua hasil panen yang didapatkannya. Serta, permohonan agar hasil pertanian lebih baik di
masa panen yang akan datang.
4. Pesta Laut.
Pesta Laut memiliki beberapa sebutan lain, seperti Nadran, larungan, dan sedekah laut.
Tradisi ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas apa yang telah didapat dari hasil
tangkapan laut sekaligus meminta doa keselamatan saat melaut.
Upacara ini dilakukan dengan cara menghanyutkan kepala kerbau dan sesajen lainnya ke
laut. Ritual ini bisa di jumpai di desa Mertasinga, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
5. Tembumi.
Tak ketinggalan, ada pula tradisi Tembumi yang telah menjadi budaya turun temurun
masyarakat Sunda. Trasdisi ini dilakukan usai persalinan, agar bayi selamat dan berbahagia.
Tembuni berarti plasenta bayi atau biasa disebut dengan ari-ari. Menurut kepercayaan,
tembuni merupakan saudara bayi yang tidak boleh dibuang sembarangan, sehingga, harus melalui
ritual khusus saat mengubur atau menghanyutkannya. Sesaat setelah kelahiran bayi, tembuni
dibersihkan dan ditaruh ke dalam pendil atau kendi. Lalu, diberi bumbu-bumbu seperti garam, asam,
dan gula merah. Terakhir, pendil ditutup dengan kain putih dan diberi bambu kecil agar tetap
menerima udara.

Anda mungkin juga menyukai