Anda di halaman 1dari 5

Nama : Cahyo Aguspermadi Billiyanto

Kelas : IX-C
No. Absen: 08
TRADISI KUPATAN

A. Makna Dan Filosofi Kupat


Setiap Negara memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam banyak hal, termasuk
dalam cara merayakan Hari Raya Lebaran. Seperti halnya di Indonesia, Lebaran
disambut dengan meriah. Tradisi umum yang dilakukan antara lain, mudik,
berkumpul bersama keluarga, silaturahmi dengan tetangga dan kerabat serta bagi-bagi
Tunjangan Hari Raya (THR). Bahkan di Indonesia sendiri, beberapa daerah juga
memiliki tradisinya masing-masing dalam merayakan Hari Raya Lebaran. Salah
satunya tradisi Kupatan.
Kupatan merupakan hasil dari pemikiran para Walisongo dalam menyebarkan
dakwah Islam melalui budaya. Umumnya, tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Jawa
yang selalu digelar setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Untuk pelaksanaannya,
biasa dilakukan di suatu tempat seperti masjid atau musholla, lalu warga setempat
dapat membawa hidangan yang akan disantap bersama. Hidangan yang dibawa
didominasi dengan ketupat serta sayur sebagai pelengkapnya, seperti opor ayam dan
lain-lain.
Tradisi Kupatan tidak hanya sekedar perayaan yang dilakukan tanpa makna.
Kupatan memiliki filosofis tersendiri. Kata “kupat” berasal dari bahasa jawa “ngaku
lepat” (mengakui kesalahan). Hal ini menandakan kita sebagai manusia biasa pasti tak
lepas dari kesalahan dengan sesama. Maka dari itu, dengan adanya kupatan setahun
sekali ini, harapannya kita bisa saling memaafkan. Sumber lain juga
menyebutkan, tradisi Kupatan ini sebagai lebarannya seseorang yang telah melakukan
puasa Syawal selama enam hari seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Kupat juga dapat diartikan sebagai “laku papat” yang menjadi simbol dari
empat segi dari ketupat. Laku papat yaitu empat tindakan yang terdiri dari lebaran,
luberan, leburan, laburan. Maksud dari empat tindakan tersebut antara lain:
1. Lebaran yaitu suatu tindakan yang berarti telah selesai yang diambil dari kata
lebar. Selesai dalam menjalani ibadah puasa dan diperbolehkan untuk menikmati
makanan.
2. Luberan berarti meluber, yang menyimbolkan agar melakukan sedekah dengan
ikhlas bagaikan air yang berlimpah meluber dari wadahnya. Oleh karena itu
tradisi membagikan sedekah di hari raya Idul Fitri menjadi kebiasaan umat Islam
di Indonesia.
3. Leburan berarti lebur atau habis. Maksudnya adalah agar saling memaafkan dosa-
dosa yang telah dilakukan, sehingga segala kesalahan yang telah dilakukan
menjadi suci bagai anak yang baru lahir.
4. Laburan berarti bersih putih berasal dari kata labur atau kapur. Harapan setelah
melakukan Leburan agar selalu menjaga kebersihan hati yang suci. Manusia
dituntut agar selalu menjaga prilaku dan jangan mengotori hati yang telah suci.
Sedangkan dari segi hidangannya, janur sebagai bungkus ketupat, berasal dari
kata "ja a nur" yang berarti telah datang cahaya. Hal ini melambangkan kondisi umat
muslim setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan suci Ramadlan,
kembali kepada kesucian/jati diri manusia (fitrah insaniyah) yang bersih dari noda
serta bebas dari dosa. Sedangkan dari isi ketupat, yakni berasal dari beras terbaik yang
dimasak sampai menggumpal "kempel", memiliki makna kebersamaan dan
kemakmuran.
Secara keseluruhan ketupat memiliki banyak makna sebagaimana yang telah
diketahui oleh masyarakat Jawa. Namun hakikatnya sama, Lebaran Kupatan sebagai
bentuk perayaan untuk saling memaafkan segala kesalahan dan melimpahkan
kebaikan sesama.

B. Daerah-Daerah Yang Melakukan Tradisi Kupatan


Di Indonesia, tidak semua daerah mengenal tradisi kupatan. Tradisi kupatan
umumnya di kenal oleh masyarakat Jawa. Hingga kini, tradisi ini masih dipertahankan
dan dirayakan di beberapa daerah, berikut ini 5 daerah di antaranya:

1. Magelang
Rangkaian perayaan Hari Raya Idul Fitri di Dusun Kauman, Desa Payaman,
Magelang diisi dengan Festival Balon Syawalan. Tradisi yang sudah berlangsung
sejak tahun 1980-an tersebut diadakan untuk memperingati Syawalan atau Lebaran
Ketupat. Sedikitnya ada 150 balon udara tradisional yang diterbangkan sebagai
tanda Syawalan. Pelepasan balon udara dilakukan di dua tempat, yaitu di halaman
depan Masjid Agung Kauman dan di lapangan dusun setempat.
2. Kudus                                
Lebaran ketupat di daerah Kudus, Jawa Tengah lebih dikenal sebagai
‘Syawalan’, dan dirayakan dengan prosesi ‘Kirab gunungan Seribu Ketupat’.
Gunungan tersebut terdiri dari susunan seribu ketupat dan ratusan lepet yang diarak
dari rumah kepala desa setempat menuju Masjid Sunan Muria. Selain gunungan,
masyarakat juga menggelar tradisi ziarah ke Makam Sunan Muria. Kegiatan ini
kemudian dilanjutkan dengan minum air dan mencuci tangan dan kaki dengan air
dari gentong peninggalan Sunan Muria. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur
warga setelah menjalani puasa dibulan Ramadan.
3. Pasuruan
Jika di daerah lain Lebaran Ketupat diisi dengan festival atau acara keagaman,
lain halnya di Pasuruan. Warga Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok,
Kabupaten Pasuruan punya cara unik untuk memperingati perayaan ini, yakni
dengan menggelar lomba skilot. Skilot merupakan perayaan tahunan di mana para
peserta beradu cepat dengan berselancar di atas lumpur. Caranya dengan menekuk
satu kaki di atas papan selancar, sedangkan kaki yang lainnya digunakan untuk
mengayuh papan. Skilot sendiri berasal dari dua kata, yakni sky yang dalam bahasa
Inggris berarti selancar dan cellot, bahasa Madura yang berarti lumpur. Tak hanya
jadi ajang adu ketangguhan, acara ini juga menjadi tontonan dan hiburan warga
sekitar.
4. Gorontalo
Awalnya, tradisi Lebaran Ketupat di Gorontalo hanya dirayakan oleh ‘orang
Jaton’ atau sebutan akrab untuk keturunan Jawa-Tondano. Namun, kini hampir
semua warga Gorontalo turut merayakan tradisi Lebaran Ketupat. Sebelum
merayakan lebaran ketupat, warga akan menjalankan ibadah puasa sunah di bulan
Syawal selama enam hari. Berbeda dengan perayaan di daerah lainnya, Lebaran
Ketupat di Gorontalo dirayakan dengan menyelenggarakan open house, khususnya
di daerah ‘orang Jaton’ seperti Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat,
Gorontalo. Menu utama yang disajikan adalah ketupat dan opor ayam. Karena
sifatnya open house, jadi siapa saja boleh lho menikmati hidangan tersebut.
5. Gresik
Di Gresik, tradisi Lebaran Ketupat dilakukan oleh warga di sekitar alun-alun,
terutama di Kampung Kauman.Tradisi yang juga dikenal dengan nama Lebaran
Kauman ini dilaksanakan setelah melakukan puasa Syawal selama enam hari
berturut-turut.Tradisi puasa Syawal diperkenalkan oleh ulama bernama Kiai Baka
yang masih keturunan Sunan Giri.Ia meminta santrinya untuk mengikuti sunah
Rasul dengan berpuasa Syawal selama enam hari. Tradisi tersbeut dilakukan
hingga kini.Pada 1 Syawal, warga Kauman melaksanakan salat idul Fitri.Ketika
daerah lain semarak dengan berbagai perayaan Lebaran, Kampung Kauman justru
sepi.Warga akan meneruskan puasa Syawal hingga enam hari, dimulai sehari
setelah salat Idul Fitri. Selanjutnya, masyarakat baru bersukacita merayakan
Lebaran.Uniknya, Lebaran Kauman hanya dirayakan dalam semalam.Seusai shalat
Magrib, warga akan saling mengunjungi dan menikmati hidangan ketupat dan
lepet.Tradisi ini menjadi puncak silaturahmi warga yang sudah berlangsung turun-
temurun. Pada malam kupatan, banyak warga kampung lain yang juga
berdatangan.
C. Bentuk-Bentuk Kupat Dan Makna

Tak hanya bentuk wajik, masih banyak bentuk ketupat lainnya. Ada yang
persegi panjang, mirip mulut bebek hingga seperti untaian rambut dikepang dua.
Berikut adalah macam-macam bentuk ketupat, antara lain:
1. Ketupat Jago
Berasal dari Sudimoro Kudus, dibuat dari 8 helai janur. Cirinya berbentuk
segitiga sama kaki dengan ujung menjuntai di kanan kiri. Helaian janur di bagian
atasnya lalu diikat. Biasanya hadir di syukuran empat bulanan. Jika bayinya laki-
laki, kelak ia diharapkan jago, berwatak kstaria, dan punya kedudukan tinggi.
2. Ketupat Tumpeng
Berbentuk mengerucut dengan dasar melebar. Helai janur menjuntai di bagian
yang runcing.
3. Ketupat Sidalungguh
Punya 3 helai janur yang dikeluarkan dari sisiannya. Biasanya dihadirkan
dalam syukuran empat bulanan sebagai simbol ditiupkanya ruh ke dalam
kandungan. Sang jabang bayi lalu diberi kedudukan (sida lungguh) sebagai
manusia kecil.
4. Ketupat Bata
Disebut juga ketupat luwar, dibuat dari dua helai janur. Ketupat dianyam
menjadi persegi panjang layaknya bentuk batu bata. Satu helaian berada di satu
sudut, sementara helaian satu lagi keluar di seberang sudut tadi. Jadi simbol
harapan jabang bayi lahir dengan mudah dan selamat. Juga menyimbolkan
tercapainya keinginan.
5. Ketupat Sari
Berbentuk segitiga sama sisi, hanya saja lebih kecil dibanding ketupat jago.
Cirinya ada helaian keluar di sudut kanan dan kirinya
6. Ketupat Debleng
Sinta atau sintok sering ditampilkan sebagai ilustrasi ketupat bentuk belah
ketupat. Ujung janurnya keluar di dua sudut berseberangan. Ketupat ini
menyimbolkan wanita cantik dan berbudi luhur sesuai dengan harapan anak
perempuan yang akan lahir. Ketupat ini dibuat dari empat helai janur.
7. Ketupat Sidapurna
Paling unik karena berbentuk seperti huruf P terbalik atau kipas sate.
Hiasannya berupa lipatan janur mirip pita di salah satu sudutnya. Sudut
dibawahpun dilipat sebagai hiasan.
8. Ketupat Bebek
Jenis ini juga termasuk ketupat mungil. Bagian bawahnya sedikit membulat
dengan ujungnya dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, mirip mulut bebek.
9. Ketupat Geleng
Persegi panjang seperti ketupat bata. Bedanya, tak ada helaian janur menjuntai
keluar di sudut manapun sehingga tampilannya tampak rapat sekali.
10. Ketupat Bagea
Bentuknya hampir bundar dengan janur menjuntai di bagian atas.
Anyamannya dibuat saling menyilang, mirip kue bagea atau kuntum bunga.
11. Ketupat Pendawa
Seperti untaian rambut dikepang dua, bentuk ketupat segitiga dengan ujung
berupa dua helai janur yang dikepang.
12. Ketupat Gatep
Mirip ketupat bebek, hanya saja bentuknya lebih mirip huruf D kecil.

Anda mungkin juga menyukai