Anda di halaman 1dari 38

Apa Arti dari Keragaman Budaya Indonesia?

Ilustrasi Keragaman Budaya Indonesia

Keragaman budaya adalah salah satu keunikan yang terdapat di muka bumi ini dengan
beragam suku bangsa yang ada di seluruh dunia, begitu pula dengan keragaman budaya
Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia, tak dapat memungkiri bahwa keberadaan
negara Indonesia sendiri menghasilkan keragaman yang tidak terkira, mulai dari keragaman
ras, suku bangsa hingga bahasa.

Dari berbagai keragaman itulah melahirkan bentuk keragaman budaya Indonesia yang tak ada
tandingannya, seperti rumah adat, upacara adat, pakaian adat tradisional, tarian adat
tradisional, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, bahkan beragam makanan
khas.

Pada hakikatnya, keragaman budaya Indonesia datang dari berbagai kebudayaan-kebudayaan


lokal yang terus tumbuh dan berkembang di masyarakatnya. Adapun munculnya keragaman
budaya tersebut akibat dari pengaruh yang tampak dan merekah di masyarakat sehingga
menciptakan kebudayaan itu sendiri.

Seiring berjalannya waktu dari zaman ke zaman, perkembangan kebudayaan mempunyai


peran dan fungsi untuk meningkatkan semangat nasionalis. Hal itu karena budaya lokal
memuat nilai-nilai sosial yang perlu diterapkan oleh tiap masyarakat Indonesia itu sendiri.

Seperti yang ditulis oleh Adimihardja di dalam bukunya yang berjudul Kebudayaan dan
Lingkungan, dirinya mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia yang beragam itulah akan
menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi masyarakatnya, tetapi juga menjadi tantangan untuk
membentengi dan mewarisi dari generasi ke generasi.

Macam-Macam Keragaman Budaya Indonesia


1. Upacara Adat
Upacara adat adalah salah satu bentuk adat istiadat atau kebiasaan masyarakat tradisional
yang diduga masih mempunyai nilai-nilai relevan bagi kehidupan dan kebutuhan masyarakat
sekitarnya. Hal itu dirasa sebagai bentuk upaya manusia agar dapat berhubungan dengan
arwah atau roh para leluhur dan bentuk kesanggupan masyarakat sekitar untuk
menyelaraskan diri akan alam dan lingkungan luas.

Upacara adat dikenal sebagai salah satu warisan nenek moyang dari masing-masing daerah
yang telah dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun. Meskipun perkembangan zaman
semakin maju dan canggih, akan tetapi upacara adat tak dilupakan oleh sebagian masyarakat,
khususnya masyarakat yang kental akan adat. Hal itu karena upacara adat dirasa mempunyai
nilai filosofis dan kekuatan tersendiri oleh sebagian masyarakat setempat.

Di Indonesia sendiri, tradisi upacara adat banyak dilakukan oleh masyarakat berbagai daerah
yang mana di tiap-tiap daerah tentu memiliki upacara adatnya masing-masing. Berikut
dijelaskan secara ringkas mengenai upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat dari
berbagai daerah di Indonesia.

Upacara Adat di Aceh

Upacara Adat Aceh Peusijuk “Khitanan” (sumber: bjpotret)

Upacara adat di Aceh, yakni Peusijuk. Peusijuk dikenal sebagai tradisi turun-temurun yang
dilakukan oleh masyarakat Aceh sebagai perwujudan syukur atas anugerah yang diberikan
oleh Allah. Umumnya, upacara adat Peusijuk diselenggarakan saat acara kelahiran, naik haji,
pernikahan, dan sebagainya

Upacara Adat di Sumatera


Upacara Adat Tabuik (sumber: infobudaya)

Upacara adat di Sumatera Utara adalah Tradisi Mangokkal Holi. Tradisi ini dikenal sebagai
ritual untuk mengambil tulang belulang leluhur masyarakat dari dalam pemakaman,
kemudian disimpan dalam peti dan diletakkan di salah satu bangunan tugu yang memang
disediakan secara khusus.

Sementara upacara adat di Sumatera Barat adalah Perayaan Tabuik. Perayaan ini
dilaksanakan oleh masyarakat Pariaman (Sumatera Barat) guna memberikan peringatan
meninggalkan cucu Nabi Muhammad, yakni Hasan dan Husein.

Selanjutnya, upacara adat di Sumatera Selatan adalah Sedekah Rame. Upacara ini
dilaksanakan oleh suku Lahat dan diselenggarakan oleh para petani setempat yang berkaitan
dengan kegiatan pertanian pula.

Upacara Adat di Kepulauan Riau dan Riau

Upacara Adat Balimau Kasai (sumber: traverse)

Upacara adat di Kepulauan Riau dikenal sebagai Tepuk Tepung Tawar. Adapun maksud dan
tujuan digelarnya upacara ini guna memberikan berkah demi keselamatan dan kesejahteraan,
serta menghapus kesialan orang yang melakukan upacara adat ini.

Lalu, upacara adat di Riau dinamai sebagai upacara Balimau Kasai. Upacara adat ini
dilakukan guna menyambut bulan Ramadhan. Balimau sendiri bermakna mandi dengan air
yang dicampur dengan buah limau.

Upacara Adat Jambi


Upacara adat Jambi, yakni Upacara Besale. Upacara Besale adalah bentuk pengobatan
tradisional guna mengusir arwah atau roh jahat yang dirasa menjadi asal mula penyakit dari
warga suku Anak Dalam.

Upacara Adat Kepulauan Bangka Belitung


Upacara adat dari Kepulauan Bangka Belitung adalah Perang Ketupat. Perang Ketupat
dilaksanakan tiap 1 Muharram atau Tahun Baru Islam di pantai Tempilang, tepatnya
Kabupaten Bangka Barat.

Upacara Adat Bengkulu dan Lampung


Upacara adat di Bengkulu dinamai sebagai Bakar Gunung Api. Upacara ini diselenggarakan
dengan menumpuk batok kelapa sampai menyerupai gunung, lalu membakarnya. Hal itu
sebagai perwujudan rasa syukur pada Tuhan.

Kemudian, upacara adat di lampung ialah upacara Ngebabali yang dilaksanakan oleh warga
apabila ingin membuka ladang baru, mendirikan rumah baru, serta membersihkan tempat
yang dirasa memiliki aura negatif atau ghaib.

Upacara Adat DKI Jakarta


Upacara adat di DKI Jakarta, yakni Mapas. Mapas dilaksanakan masyarakat Betawi bilamana
terdapat seorang Ibu yang baru melahirkan anak. Dalam upacara itu, para ibu diwajibkan
memakan sayur papasan agar ibu dan bayi selalu sehat.

Upacara Adat Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

Upacara Adat Kasada (sumber: dictio)

Upacara adat Jawa Barat, yaitu Sisingaan yang dilakukan dengan metode mengarak anak
sehari sebelum dikhitan. Biasanya, upacara ini lebih sering dilaksanakan oleh masyarakat
Subang.

Upacara adat di Jawa Tengah, yakni Ruwatan. Ruwatan dilakukan dengan cara meruwat
(membersihkan atau menyucikan) seseorang dari berbagai nasib buruk dan memberikan
kesejahteraan dalam hidup.
Sementara upacara di Jawa Timur disebut Kasada. Kasada adalah perayaan adat Suku
Tengger yang diselenggarakan tiap hari ke-14 pada bulan Kasada (sesuai tanggal Jawa).
Metode yang dilakukan, yaitu dengan melempar berbagai sesajen ke arah kawah Gunung
Bromo.

Upacara Adat Banten, Yogyakarta, dan Bali

Upacara Adat Sekaten (sumber: jogjaland)

Upacara adat di Banten dinamai Seren Raun yang diselenggarakan sebagai perwujudan rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berbagai hasil dari bidang pertanian.

Upacara adat di Yogyakarta disebut sebagai Upacara Sekaten. Upacara Sekaten


diselenggarakan guna sebagai peringatan lahirnya Nabi Muhammad yang dilaksanakannya di
alun-alun Yogyakarta dan utara Surakarta.

Upacara adat di Bali yang terkenal ialah Ngaben. Upacara Ngaben dilaksanakan dengan
mengkremasi atau membakar jenazah di Bali. Tujuan dan maksud upacara Ngaben guna
mengantar jenazah ke kehidupan selanjutnya.

Upacara Adat NTB dan NTT


Upacara adat di Nusa Tenggara Barat adalah U’a Pua. Tradisi ini berlangsung selama tujuh
hari berturut-turut serta berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad. Adapun
tradisi ini dilaksanakan dengan berbagai atraksi dari masyarakat Bima dan Mbojo.

Upacara adat Nusa Tenggara Timur adalah Pesta Adat Reba yang dilaksanakan guna
menyambut pergantian tahun. Ciri khas dari tradisi ini ialah memakan ubi secara bersama-
sama dengan diiringi musik serta tarian adat setempat.

Upacara Adat di Kalimantan


Upacara Adat Naik Dango (sumber: kumparan)

Upacara adat di Kalimantan Barat dinamai Naik Dango. Upacara adat ini memang kegiatan
tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Dayak sebagai ucapan syukur pada Sang
Pencipta atau mereka menyebutnya Nek Jubata atas panen padi.

Upacara adat di Kalimantan Tengah ialah Uluh Matei yang selenggarakan guna mengantar
jiwa manusia yang sudah meninggal menuju ke daerah-daerah yang berada di langit ke tujuh.

Berikutnya, upacara adat di Kalimantan Selatan adalah Aruh Bahari yang dilaksanakan
setelah masyarakat suku Dayak Dusun Halong selesai musim panen. Kemudian, upacara adat
Kalimantan Timur ialah Dahau. Dahau dikenal sebagai tradisi pemberian nama anak dari
turunan bangsawan yang berlangsung selama satu bulan disertai dengan ritual adat.

Upacara adat Kalimantan Utara adalah Nyadar yang memang tradisi masyarakat petani garam
Desa Pinggir Papas. Umumnya, dilakukan di sekitar wilayah makam leluhur.

Upacara Adat di Sulawesi dan Gorontalo

Upacara Adat Mekiwuka (sumber: inibaru)

Upacara adat di Sulawesi Utara disebut sebagai Mekikuwa yang diselenggarakan suku
Minahasa sebagai ucapan permohonan sekaligus rasa syukur pada Tuhan. Kemudian, di
Sulawesi Tengah dikenal sebagai ritual Mora’akeke sebagai bentuk permohonan agar Tuhan
mengurangi sinar matahari. Di Sulawesi Tenggara dikenal sebagai upacara adat Posuo yang
memang dilaksanakan terkait kesucian seorang wanita.

Di Sulawesi Selatan dikenal upacara adat Mappalili yang dilaksanakan guna mengawali
musim tanam di sawah. Lalu, di Sulawesi Barat dinamai Sayyang Pattu’du yang
diselenggarakan sebagai bentuk syukur anak-anak berhasil khatam membaca Al-Qur’an.
Sementara di Gorontalo terdapat upacara adat Momondo yang bermakna terhadap
pengesahan kedua calon pengantin yang hendak nikah.

Upacara Adat di Maluku dan Papua

Upacara Adat Pesta Bakar Batu (sumber: diadona)

Upacara adat di Maluku dikenal sebagai Pukul Sapu yang digelar seminggu setelah Idul Fitri
atau setiap 7 Syawal oleh para lelaki, sementara di Maluku Utara dikenal dengan Tradisi
Abdau, yakni penyambutan Idul Adha.

Upacara adat di Papua, yakni Pesta Bakar Batu yang terdiri dari 3 tahapan, di antaranya
persiapan, bakar babi, dan terakhir makan bersama. Kemudian, di Papua Barat ada Tanam
Sasi, yaitu rangkaian upacara adat kematian dengan menanam Sasi atau sejenis kayu.

Pariwisata pusaka dapat di artikan sebagai “kegiatan wisata untuk menikmati berbagai adat
istiadat lokal, benda-benda cagar budaya dan alam beserta isinya di tempat asalnya yang
bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman akan keanekaragaman budaya dan alam
bagi pengunjungnya.”

Dengan semakin berkembangnya kegiatan wisata, pariwisata pusaka menjadi semakin


popular dan banyak diminati. Indonesia sangat kaya akan potensi pariwisata pusaka. Setiap
situs pariwisata pusaka akan memiliki keunikannya, dan merupakan rekam jejak perjalanan
sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Buku ini berisikan 12 wisata pusaka budaya Nusantara
secara keseluruhan.

2. Pakaian Adat
Ilustrasi Pakaian Adat (sumber: rimbakita)

Pakaian adat adalah salah satu ciri suku tertentu di Indonesia. Umumnya, pakaian adat
dipakai saat berlangsungnya proses upacara adat, misalnya, pernikahan yang memang
menerapkan adat istiadat dari daerah tersebut.

Ragam budaya Indonesia yang satu ini tetap bertahan dan berbagai perkembangan busana
atau pakaian modern yang terbilang cepat. Bahkan, beberapa di antara generasi sekarang,
banyak yang memodifikasi pakaian adat agar terlihat trendi, meskipun dikenakan saat acara
informal.

Pakaian adat Indonesia memang menjadi simbol di tiap daerahnya. Tentunya masing-masing
provinsi memiliki karakteristik baju tradisional sebagai bentuk keunikan daerah tersebut.
Adapun untuk warna dan corak dari masing-masing pakaian tradisional di Indonesia memiliki
keberagaman, mulai dari kombinasi warna cerah hingga cenderung gelap. Tak hanya itu,
pakaian adat dari tiap daerah di Indonesia juga memiliki nama tersendiri.

Nama-Nama Pakaian Adat pada Tiap-Tiap Provinsi di Indonesia


1. Provinsi Aceh, yaitu Pakaian Adat Ulee Balang
2. Provinsi Sumatera Utara, yaitu Pakaian Adat Ulos
3. Provinsi Sumatera Barat, yaitu Pakaian Adat Bundo Kanduang, Limpapeh
Rumah Nan Gadang
4. Provinsi Riau, yaitu Pakaian Adat Teluk Belanga dan Kebaya Labuh
5. Kepulauan Riau, yaitu Pakaian Adat Kebaya Labuh dan Teluk Belanga
6. Provinsi Jambi, yaitu Baju Kurung Tanggung
7. Provinsi Bengkulu, yaitu Pakaian Adat Rejang Lebong
8. Provinsi Sumatera Selatan, yaitu Pakaian Adat Aesan Gede
9. Provinsi Bangka Belitung, yaitu Pakaian Adat Paksian
10. Provinsi Lampung, yaitu Pakaian Adat Tulang Bawang
11. Provinsi Banten, yaitu Pakaian Adat Pangsi
12. Provinsi Jawa Barat, yaitu Pakaian Adat Bedahan
13. Provinsi DKI Jakarta, yaitu Pakaian Adat Sadariah
14. Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kebaya
15. Provinsi DI Yogyakarta, yaitu Kebaya Kesatrian
16. Provinsi Jawa Timur, yaitu Pakaian Adat Pesa’an
17. Provinsi Bali, yaitu Pakaian Adat Payas Agung
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu Pakaian Adat Rimpu
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur, yaitu Baju Adat Nusa Tenggara Timur
20. Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Pakaian Adat King Baba atau King Tompang
21. Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Pakaian Adat Sangkarut
22. Provinsi Kalimantan Timur, yaitu Pakaian Adat Kustin
23. Provinsi Kalimantan Utara, yaitu Pakaian Adat Ta’a dan Sapei Sapaq
24. Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu Babaju Kun Galung Pacinan
25. Provinsi Sulawesi Barat, yaitu Pakaian Adat Pattuqduq Towaine
26. Provinsi Sulawesi Utara, yaitu Pakaian Adat Laku Tepu
27. Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Pakaian Adat Nggembe
28. Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu Pakaian Adat Bodo
29. Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Pakaian Adat Babu Nggawi
30. Provinsi Gorontalo, yaitu Pakaian Adat Biliu dan Makuta
31. Provinsi Maluku, yaitu Pakaian Adat Cele
32. Provinsi Maluku Utara, yaitu Pakaian Adat Manteren Lamo dan Kimun Gia
33. Provinsi Papua Barat, yaitu Pakaian Adat Ewer
34. Provinsi Papua, yaitu Koteka dan Rok Rumbai

3. Rumah Adat Tradisional

Ilustrasi Rumah Adat (sumber: dekoruma)

Rumah adat tradisional adalah sebuah bangunan atau konstruksi yang sengaja dibangun dan
dibuat sama persis dari tiap-tiap generasinya, tanpa adanya modifikasi. Rumah adat masih
dipertahankan, baik segi kegunaan, fungsi sosial, dan budaya di balik corak atau desain
bangunan tersebut.

Pada setiap rumah adat yang dimiliki oleh 34 provinsi di Indonesia, tentu memiliki ciri
karakteristik masing-masing. Rumah adat sendiri dapat digunakan sebagai tempat tinggal
atau hunian suatu suku bangsa tertentu dan bisa pula menjadi tempat yang bersejarah, serta
dipakai sebagai pelaksanaan upacara adat.

Selain itu, rumah adat di tiap-tiap provinsi di Indonesia memiliki namanya masing-masing.
Berikut ini daftar nama-nama rumah adat beserta provinsi asalnya.
Daftar Nama Rumah Adat beserta Provinsinya

No. Nama-Nama Rumah Adat Provinsi

1 Rumoh Aceh Aceh

2 Rumah Adat Bolon Sumatera Utara

3 Rumah Adat Gadang Sumatera Barat

4 Rumah Adat Melayu Selaso Jatuh Kembar Kepulauan Riau dan Riau

5 Rumah Adat Panggung Jambi

6 Rumah Adat Bubungan Lima Bengkulu

7 Rumah Adat Limas Sumatera Selatan

8 Rumah Adat Nuwou Sesat Lampung

9 Rumah Adat Gapura Candi Bentar Bali

10 Rumah Adat Kebaya DKI Jakarta

11 Rumah Adat Kesepuhan Jawa Barat

12 Rumah Adat Joglo Jawa Timur dan Jawa Tengah

13 Rumah Adat Bangsal Kencono DI Yogyakarta

14 Rumah Adat Dalam Loka Samawa Nusa Tenggara Barat

15 Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana Nusa Tenggara Timur

16 Rumah Adat Panjang Kalimantan Barat

17 Rumah Adat Betang Kalimantan Tengah

18 Rumah Adat Banjar Kalimantan Selatan

19 Rumah Adat Lamin Kalimantan Timur

20 Rumah Adat Bolaang Mongondow Sulawesi Utara

21 Rumah Adat Souraja/Rumah Raja Sulawesi Tengah


22 Rumah Adat Laikas Sulawesi Tenggara

23 Rumah Adat Tongkonan Sulawesi Selatan

24 Rumah Adat Baileo Maluku

25 Rumah Adat Dulohupa Gorontalo

26 Rumah Adat Honai Papua

Buku ini akan memperlihatkan sudut pandang Barthes dan Peirce dalam memahami sistem
tanda. Kemudian, dijelaskan pula mengenai filsafat ilmu yang menjadi landasan dalam
pembentukan teori dalam tanda yang menjadi pemikiran Peirce. Dengan begitu, akan
memberikan sebuah pemahaman bahwa sistem tanda terkait dengan pemikiran logis manusia.
Tak hanya itu, pada bagian akhir akan diperlihatkan contoh-contoh analisa yang terkait
dengan teori tersebut.

4. Alat Musik Tradisional

Ilustrasi Alat Musik Tradisional (sumber: blognyanuri)

Alat musik tradisional Indonesia merupakan alat musik yang sudah turun-temurun dari
generasi ke generasi dan berkembang di daerah-daerah tertentu. Dengan begitu, hal itu
menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki aset yang beragam.

Dalam masyarakat adat, lazimnya alat musik tradisional memiliki 3 fungsi, di antaranya:

1. Alat musik tradisional digunakan sebagai salah satu media atau sarana upacara
adat yang memang diselenggarakan secara turun-temurun.
2. Alat musik tradisional dapat berfungsi sebagai pengisi latar musik pada
pertunjukan seni daerah setempat.
3. Alat musik tradisional bisa menjadi sarana ekspresi, kreasi, bahkan komunikasi.
Indonesia mempunyai berbagai alat musik tradisional khas dan unik yang mana tidak akan
didapati di negara lain. Hebatnya, beberapa alat musik tradisional Indonesia telah dikenal
hingga ke ranah Internasional. Apa saja alat musik itu? Berikut akan dijabarkan beberapa alat
musik khas negara Indonesia yang telah menyebar dan terkenal hingga ke seluruh dunia.

Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia


1. Angklung

Angklung (sumber: dunia kesenian)

Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional dari Jawa Barat yang telah dikenal
hingga ke ranah Internasional. Angklung adalah alat musik yang terbuat dari belahan bambu
yang dirangkai dan disusun sehingga apabila digoyangkan akan menciptakan nada yang khas.

Angklung termasuk budaya Indonesia yang telah menjadi daya pikat wisatawan asing. Seperti
yang diketahui bahwa angklung telah diakui UNESCO sebagai “Warisan Budaya Dunia.”

2. Gamelan

Gamelan (sumber: goodnewsfromIndonesia)


Gamelan adalah perpaduan dari beberapa alat musik tradisional Indonesia yang dimainkan
bersamaan, terdiri dari gong, gambang, saron, kenong, dan beberapa alat musik lainnya.

Sejak tahun 2014, Alat musik tradisional Jawa, Sunda, Bali dan Lombok ini telah diakui The
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Terlebih, di
beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, juga Inggris telah mengadakan
pendidikan seni gamelan.

3. Tifa

Tifa (sumber: cinta Indonesia)

Alat musik tradisional Tifa berasal dari Maluku dan Papua, bentuknya mirip tabung yang
dimainkannya dengan dipukul. Lazimnya, tifa dimainkan saat upacara adat, mengiringi tarian
tradisional khas Indonesia, serta pertunjukan musik tradisional. Berdasarkan jenisnya, tifa
terbagi menjadi tifa jekir, dasar, bas, dan potong.

4. Sasando

Ilustrasi seorang wanita sedang memainkan alat musik Sasando (sumber: interaktif.kompas)

Sejak abad ke-7, Sasando telah dipakai di Rote, tepatnya Nusa Tenggara Timur. Alat musik
tradisional NTT ini, berupa kawat yang dimainkannya dengan dipetik. Sasando memiliki
keunikan, yakni pada bagian utama dengan bentuk tabung panjang dari belahan bambu.
Keunikan tersebut mengantarkan sasando menjadi alat musik tradisional Indonesia yang
mendapatkan penghargaan dari The United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO).

5. Kolintang

Kolintang (sumber: museum Nusantara)

Kolintang adalah alat musik tradisional dari Sulawesi Utara yang biasanya difungsikan untuk
mengiringi upacara adat penghormatan arwah leluhur. Tahun 2019, kolintang dimainkan oleh
1.223 orang hingga akhirnya berhasil memecahkan rekor dunia. Seiring berkembangnya
zaman, fungsi kolintang beralih ke ranah industri kreatif, seperti menjadi pengiring lagu
tradisional, pengiring tari tradisional, bahkan orkestra.

5. Tarian Adat Tradisional

Ilustrasi Tarian Adat (sumber: sahabatnesia)

Tarian adat tradisional adalah tarian yang berkembang dan tentunya dilestarikan oleh daerah
tertentu dari generasi ke generasi berikutnya. Tarian adat tradisional lazimnya memiliki
karakteristik yang memperlihatkan budaya dan kearifan daerah setempat.

Tarian adat tradisional menjadi salah satu keragaman budaya Indonesia yang terkenal dan
banyak diperlihatkan di acara penting tingkat Internasional. Berbagai provinsi di Indonesia
mempunyai tarian adat tradisionalnya tersendiri, bahkan satu provinsi dapat memiliki lebih
dari satu ragam tarian. Untuk mengetahui berbagai nama tarian adat tradisional, kalian bisa
baca 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya
6. Senjata Tradisional
Ilustrasi Senjata Tradisional

Senjata tradisional adalah hasil budaya yang sangat berkaitan dengan suatu masyarakat
daerah tertentu. Senjata tradisional berfungsi guna berlindung dari serangan musuh,
kemudian aktivitas berburu dan berladang. Seiring berjalannya waktu, senjata tradisional
menjadi jati diri suatu bangsa sebagai bentuk aset kebudayaan bangsa Indonesia.

Setiap provinsi di Indonesia tentu memiliki senjata tradisional yang berbeda antara satu dan
lainnya, serta memiliki nilai aturan selaras dengan norma budaya yang diberlakukan.

Adapun beberapa senjata tradisional Indonesia, di antaranya Keris berasal dari Jawa, Kawali
atau Badik dari Sulawesi, Mandau dari provinsi Kalimantan, celurit dari Madura (Jawa
Timur), Rencong dari Aceh, Parang Salawaku dari Maluku, dan sebagainya.

Berbagai senjata tradisional yang berbahan baku dari yang ada disekitar lingkungan daerah
tersebut pada zamannya juga bisa Grameds temukan pada buku Ensiklopedia Negeriku
Senjata Tradisional.

7. Lagu Daerah
Lagu daerah adalah semacam lantunan yang dinyanyikan oleh masyarakat suatu daerah. Bisa
dikatakan, lagu daerah menyerupai lagu kebangsaan yang sifatnya ‘kedaerahan’.

Karena Indonesia adalah negara dengan beragam suku bangsa juga budaya, hal itu
menjadikan lagu-lagu daerah di Indonesia sangat banyak dan pastinya di tiap daerah memiliki
lagunya masing-masing. Lazimnya, lagu daerah menggunakan bahasa daerah setempat.

Lagu-lagu daerah di Indonesia yang cukup populer, di antaranya Kicir-Kicir dan Jali-Jali dari
DKI Jakarta, Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan, Apuse dari Papua, Ayam Den
Lapeh dari Sumatera Barat, Bubuy Bulan dari Jawa Barat, Bungong Jeumpa dari Aceh,
Gundul Pacul berasal dari Jawa Tengah, Indung-Indung dari Kalimantan Timur, serta
tentunya masih banyak lagi.

Koleksi Lengkap Lagu-lagu Daerah & Wajib Nasional juga bisa Grameds dapatkan di
Gramedia yang berisikan berbagai kumpulan lagu daerah yang wajib kamu ketahui!

Mengenai keragaman budaya Indonesia yang satu ini, kalian bisa baca di Daftar Lagu Daerah
& Alat Musik Khas Daerah di Indonesia
Pada dasarnya buku ini merupakan ide dan gagasan dalam tataran konseptual mengenai
bagaimana menyikapi membludaknya informasi di era global seperti sekarang
ini.Pembahasan dalam buku sederhana ini dimulai dengan membahas tentang konsep data,
informasi dan pengetahuan yang mencakup konseptual tentang data dan informasi, serta nilai
suatu informasi dan jenis-jenis informasi, karakteristik informasi, manfaat dan sumber
informasi.

Pada bagian akhir buku ini akan dikupas mengenai globalisasi dan lembaga informasi yang
mana mencakup pembahasan terkait segala aspek Globalisasi.

8. Makanan Khas

Ilustrasi Makanan Khas Nusantara (sumber: kabare)

Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa keragaman ras dan suku bangsa Indonesia
melahirkan berbagai bentuk keragaman budaya, salah satunya makanan khas daerah.

Sebagai negara kepulauan dengan tanahnya yang subur serta dapat menumbuhkan berbagai
jenis tanaman, menjadikan Indonesia kaya akan rempah-rempah.

Dari situlah, Indonesia mampu menciptakan makanan khas dengan cita rasa rempah-rempah
yang melekat di setiap hidangannya. Dengan demikian, Indonesia mampu menjadi salah satu
negara dengan wisata kuliner yang diapresiasi oleh mancanegara.

Beberapa makanan khas daerah di Indonesia yang cukup terkenal, di antaranya.

Makanan Khas Pulau Sumatera


 Rendang (Padang, Sumatera Barat)
 Sate Padang (Sumatera Barat)
 Pempek (Palembang, Sumatera Selatan)
 Tekwan (Palembang, Sumatera Selatan)
 Ayam Pop (Sumatera Barat)
 Bika Ambon (Medan, Sumatera Utara)
 Kari atau Kare (Sumatera Utara)
 Mie Aceh (Aceh)
 Nasi Gurih (Aceh)
 Mie Jalak Sabang (Aceh)
 Tasak Telur (Aceh)
 Gulai Kambing khas Aceh (Aceh)
 Ayam Tangkap (Aceh)
Temukan berbagai kuiner khas Sumatra Utara yang sangat bervariasi pula pada buku Kuliner
Sumatera Utara – Harmoni Rasa Diterpa Alunan Gondang – Dalam Indahnya Alam Semesta.

Makanan Khas Pulau Jawa


 Rawon (Jawa Timur)
 Lontong Balap (Jawa Timur)
 Rujak Cingur (Jawa Timur)
 Soto Lamongan (Jawa Timur)
 Bakso Malang (Jawa Timur)
 Soto Kudus (Jawa Tengah)
 Garang Asem (Jawa Tengah)
 Lumpia Semarang (Jawa Tengah)
 Gudeg (Yogyakarta)
 Cenil (Yogyakarta)
 Krecek (Yogyakarta)
 Mangut Lele (Yogyakarta)
 Nasi Timbel (Jawa Barat)
 Mie Kocok (Jawa Barat)
 Kupat Tahu (Jawa Barat)
 Karedok (Jawa Barat)
 Asinan Betawi (Jakarta)
 Lontong Sayur (Jakarta)
 Nasi Uduk (Jakarta)
 Kerak Telor (Jakarta)
Jakarta yang saat ini telah menjadi metropolitan juga memiliki berbagai warisan sejarah dan
budaya Betawi dan salah satunya adalah kuliner seperti yang dapat kita lihat diatas. Temukan
berbagai makanan asal Betawi lainnya pada buku Makanan Khas Betawi.

Makanan Khas Bali


 Bebek Betutu
 Nasi Jinggo
 Sate Lilit
 Sate Pentul
 Bebek Bengil
 Ayam Betutu
 Rujak Buleleng
 Siobak Khe Lok
 Nasi Campur Bali
 Ikan Asap Sambal Matah
 Rujak Kuah Pindang
Makanan Khas Pulau Kalimantan
 Soto Banjar (Kalimantan Selatan)
 Ikan Patin Baubar (Kalimantan Selatan)
 Ketupat Kandangan (Kalimantan Selatan)
 Iwak Pakasam (Kalimantan Selatan)
 Tumis Kapah (Kalimantan Utara)
 Ikan Asin Richa (Kalimantan Utara)
 Sate Ikan Pari (Kalimantan Utara)
 Kepiting Soka (Kalimantan Utara)
 Bubur Pedas (Kalimantan Barat)
 Mie Sagu (Kalimantan Barat)
 Kerupuk Basah (Kalimantan Barat)
 Asam Pedas Tempoyak (Kalimantan Barat)
 Nasi Kuning Ikan Haruan (Kalimantan Timur)
 Sate Payau (Kalimantan Timur)
 Ikan Jelawat (Kalimantan Tengah)
 Kalumpe (Kalimantan Tengah)
 Terong Mapui (Kalimantan Tengah)
Makanan Khas Pulau Sulawesi
 Coto Makassar (Sulawesi Selatan)
 Konro (Sulawesi Selatan)
 Pisang Ijo (Sulawesi Selatan)
 Bolu Peca’ (Sulawesi Selatan)
 Nasi Jaha (Sulawesi Utara)
 Cakalang Fufu (Sulawesi Utara)
 Sambal Roa (Sulawesi Utara)
 Bubur Manado (Sulawesi Utara)
 Mie Cakalang (Sulawesi Utara)
 Toppa Ikan Tuna (Sulawesi Barat)
 Kue Cucur (Sulawesi Barat)
 Sambusa (Sulawesi Barat)
 Ikan Dole (Sulawesi Tenggara)
 Sate Gogos Pokea (Sulawesi Tenggara)
 Kabuto (Sulawesi Tenggara)
Makanan Khas Pulau Papua
 Papeda
 Kue Lontar
 Ikan Bakar Manokwari
 Sagu Lempeng
 Ikan Bungkus
 Udang Selingkuh
 Kue Bagea
 Sambal Colo-Colo
Itulah informasi seputar Keragaman Budaya Indonesia yang patut dipertahankan
kelestariannya. Apabila Grameds tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait
keragaman budaya Indonesia, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca bukunya
di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi
#SahabatTanpaBatas bagi kalian yang ingin menimba ilmu.
Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan meningkatkan rasa nasionalisme kita
terhadap bangsa Indonesia!
Daftar Pahlawan Nasional Indonesia : Profil & Sejarahnya

Pahlawan Nasional Indonesia – Sebelum merdeka dan berdaulat seperti sekarang, Indonesia
memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Kenyamanan dan kesejahteraan yang kita rasakan
sekarang sebagai warga negara tidaklah diberi cuma-cuma. Ada peran para pahlawan
nasional di sana yang berjuang demi bangsa Indonesia melawan penjajahan dan
ketidakadilan.

Bangsa kita dibesarkan oleh sejarah, itulah sebabnya sebagai generasi bangsa kita patut
memaknai sejarah sebagai pelajaran hidup untuk lebih baik lagi. Dari peristiwa sejarah
Indonesia, kita dapat belajar banyak hal dari para pahlawan nasional atas pengabdian dan
keberaniannya berjuang untuk bangsa Indonesia.

Dinobatkan sebagai pahlawan nasional tentu bukan hal sembarangan. Para pahlawan nasional
tersebut pasti orang yang hebat dan memiliki andil besar terhadap kemerdekaan bangsa
Indonesia. Mengenal para pahlawan nasional berarti belajar memaknai sejarah dan
menghormati jasa dan perjuangan mereka di masa lalu.

Hal tersebut memang seharusnya dilakukan oleh generasi bangsa sebagai warga negara yang
baik karena masa depan bangsa ada di tangan kita. Bangsa yang luar biasa adalah mereka
yang menghormati dan bisa belajar dari sejarah atau masa lalunya untuk maju. Berikut ini
daftar para pahlawan nasional bangsa Indonesia yang perlu Grameds ketahui agar bisa
meneladani pengabdian mereka terhadap bangsa.

Daftar Para Pahlawan Nasional Bangsa Indonesia


1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno (Photo by commons.wikimedia.com)
Ir. Soekarno atau akrab juga disapa Bung Karno adalah Presiden pertama Republik Indonesia
yang lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya. Grameds pasti sudah tidak asing dengan pahlawan
nasional kita yang satu ini. Sang proklamator ini memiliki peran yang sangat penting bagi
kemerdekaan Indonesia bahkan jauh sebelum Indonesia Merdeka. Soekarno sudah berjuang
sejak usianya baru 14 tahun dengan bergabung dalam organisasi kepemudaan Jong Java saat
sekolah di Hogere Burger School (HBS) Surabaya.

Dalam perjuangannya, Soekarno bahkan sempat dipenjara berkali-kali. Pada 29 Desember


1929 ia pernah dijebloskan ke penjara Banceuy karena aktif melakukan gerakan perlawanan
dengan mendirikan kelompok studi intelektual bernama ASC dan membuat Partai Nasional
Indonesia (PNI). Ia pun akhirnya dipindahkan ke lapas sukamiskin dan bebas pada 31
Desember 1931.

Ia juga menjadi salah satu tokoh yang mencetuskan dasar negara Indonesia yang kita gunakan
saat ini, yakni Pancasila.

2. Mohammad Hatta

Moh. Hatta (Photo by wikimedia)


Mohammad Hatta atau akrab juga disapa Bung Hatta adalah wakil presiden Indonesia
pertama kali yang memiliki peran penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Sang proklamator ini lahir di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Bung Hatta
merupakan negarawan intelektual yang mendampingi Ir. Soekarno memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dari jajahan Belanda. Ia dikenal sebagai aktivis dan organisatoris saat
bersekolah di Belanda.

Mohammad Hatta banyak melakukan perlawanan terhadap belanda melalui tulisan-tulisan


yang terbit dalam surat kabar atau majalah-majalah. Karena tulisan kritikan itulah
Mohammad Hatta sempat diasingkan oleh pemerintahan kolonial ke Boven Digul yang
terletak di Irian, sebuah wilayah pembuangan. Gagasan dalam tulisannya tentang
kemerdekaan Indonesia sangat tajam dan dapat membangkitkan semangat anak muda bangsa
untuk melakukan perlawanan ketidakadilan Belanda.

Mohammad Hatta banyak menyumbangkan pemikiran-pemikiran besar untuk membangun


bangsa Indonesia. Contohnya pemikiran tentang demokrasi Indonesia pada tahun 1928-1960
dan bahkan ia juga dijuluki sebagai bapak koperasi karena ia adalah tokoh yang pertama kali
mengenalkan pemikiran tersebut.

3. Bung Tomo

Bung Tomo (Photo by Wikipedia)


Sutomo atau akrab juga disapa Bung Tomo adalah pahlawan nasional yang lahir pada 3
Oktober 1920 di Surabaya dan tumbuh di dalam keluarga yang sangat menghargai
pendidikan. Bung Tomo berperan penting dalam pertempuran di Surabaya 10 November
1945 yang kemudian sekarang kita peringati sebagai hari pahlawan. Semboyan Bung Tomo
yang paling populer sampai saat ini adalah “Merdeka atau Mati” menjadi semangat bangsa
hingga saat ini.

Pertempuran berdarah di Suraya tersebut menjadi peristiwa penting dalam sejarah bangsa
Indonesia. Tidak hanya kritis terhadap pemerintahan Belanda, Bung Tomo juga pernah
mengkritik kepemimpinan Soekarno dan Soeharto. Ia bahkan pernah ditahan selama setahun
pada tahun 1978 karena kritikannya terhadap Soeharto.

Bung Tomo merupakan seorang jurnalis asal Surabaya yang berani dan kritis dengan
kepiawaiannya dalam berbahasa dan kecemerlangan gagasannya. Dari ia berusia 18 hingga
25 tahun ia sudah terlibat di berbagai media, yakni Ekspres dan Berita Antara.

4. Tan Malaka
Tan Malaka (Photo by goodnewsforindonesia)
Tan Malaka atau bernama lengkap Sutan Ibrahim adalah pahlawan nasional yang berperan
penting dalam kemerdekaan Indonesia namun banyak orang yang kurang mengenalnya.
Padahal namanya sangat melegenda bahkan kisah hidupnya pernah diteliti oleh sejarawan
Belanda bernama Harry Albert Poeze selama berpuluh-puluh tahun.

Semasa hidupnya, Tan Malaka hidup nomaden dari satu negara ke negara lain, termasuk
Rusia. Disanalah Tan Malaka menjadi anggota Comintern (anggota komunis Internasional).
Banyak pemikiran-pemikiran Tan Malaka yang mempelopori berdirinya bangsa Indonesia,
misalnya tertuang dalam salah satu karya terbesarnya berjudul Madilog.

Tan Malaka dianggap sebagai otak dari peristiwa 3 Juli 1946 di masa revolusi yang
menentang hasil perundingan Indonesia dengan Belanda. Ia menuntut Republik Indonesia
harus merdeka 100 persen dan ia juga terlibat dalam persatuan perjuangan bersama Jendral
Sudirman.

Kiprahnya di dunia politik ditandai saat ia mendirikan Partai Musyawarah Rakyat Banyak
(Murba) yang pernah mengikuti pemilu pada tahun 1955, namun pemilu selanjutnya di tahun
1965 partai ini dibekukan pemerintah.

5. Sukarni Kartodiwirjo

Sukarni Kartodiwirjo (Photo by wikipedia)


Sukarni Kartodiwirjo merupakan salah satu pahlawan nasional asal Jawa Timur yang
berperan penting dibalik sejarah proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam
peristiwa bersejarah tersebut, Sukarni mewakili kelompok muda untuk mendesak Soekarno
dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Ia dan pemuda lainnya lah yang
menculik kedua pemimpin tersebut ke Rengasdengklok, Jawa Barat untuk secepatnya
menyusun teks proklamasi.

Pahlawan nasional yang diangkat oleh Jokowi tahun 2014 ini lahir di Blitar pada 14 Juli 1916
dan tumbuh sebagai orang yang sangat membenci Belanda. Ia bahkan memiliki catatan
khusus tentang perkelahiannya dengan anak-anak Belanda. Sejak usia 14 tahun, Sukarni
sudah bergabung dalam organisasi perhimpunan Indonesia muda. Sejak itulah ia tumbuh
menjadi sosok yang kritis dan berani.
Pertemuannya dengan Tan Malaka membuat sosok Sukarni menjadi lebih revolusioner
terhadap perjuangan bangsa. Sukarni adalah semangat muda pejuang pada saat itu. Detail
biografinya bisa Grameds temukan di salah satu koleksi buku di www.gramedia.com berikut
ini.

6. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara (Photo by Sitimewa)


Ki Hajar Dewantara atau yang bernama lengkap Raden Soewardi Soerjaningrat adalah
pahlawan nasional yang datang dari keluarga bangsawan keraton dan menjadi aktivis
pergerakan kemerdekaan. Ia adalah pahlawan yang memiliki peran penting dalam
membangun bangsa hingga disebut sebagai bapak pendidikan Indonesia. Ia adalah menteri
pendidikan dan kebudayaan pertama Indonesia yang mendirikan sekolah bernama Perguruan
Nasional Taman Siswa atau yang kita kenal sekarang Taman Siswa.

Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta yang kemudian tanggal lahirnya
saat ini kita peringati sebagai Hari pendidikan. Sebelumnya ia adalah seorang penulis dan
jurnalis yang kritis sehingga ia terjun sebagai aktivis kebangsaan. Hal itulah yang
membuatnya sadar untuk melawan kolonialisme dengan pemikirannya dalam dunia
pendidikan.

Semboyannya yang paling populer hingga saat ini, yakni Ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuri handayani, ini terus menjadi semangat bangsa untuk menjadi lebih
baik di bidang pendidikan. Detail biografinya bisa Grameds temukan di salah satu koleksi
buku di www.gramedia.com berikut ini.

7. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro (Photo by sejarahlengkap.com)


Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional dari tanah Jawa yang lahir pada 11
November 1785 di Kesultanan Yogyakarta dan wafat di Makassar yang saat itu masih Hindia
Belanda pada 8 Januari 1855. Ia adalah sosok penting pada Perang Diponegoro atau perang
jawa melawan penjajah Hindia Belanda mulai tahun 1825 sampai 1830. Perang ini adalah
perang yang paling banyak menelan korban dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Perang Jawa ini jadi corak sejarah sendri bagi bangsa Indonesia atas perjuangannya untuk
melawan penjajah. Saat perang ini, Pangeran Diponegoro mengumandangkan perjuangan
untuk melawan kaum kafir. Seruan Pangeran Diponegoro ini sangatlah berpengaruh bahkan
hingga wilayah Kedu dan Pacitan. Dari sinilah ia mulai mempengaruhi pejuang-pejuang
bangsa dari berbagai daerah, seperti daerah Gagatan.

Pangeran Diponegoro dalam keluarga tumbuh sebagai sosok yang tertarik dengan keagamaan
dan rakyat jelata.

8. R.A Kartini

R. A. Kartini (Photo by majalah suara pendidikan)


Raden Ajeng (R.A) Kartini adalah salah satu pahlawan nasional wanita yang berjasa dalam
perjuangan bangsa Indonesia. Ia lahir pada 21 April 1879 di Jepara yang kemudian saat ini
kita memperingati hari tersebut sebagai Hari Kartini.

Kartini memiliki peran penting dalam pemikiran-pemikiran membangun bangsa indonesia,


yakni perjuangannya untuk para perempuan Indonesia memperoleh ruang yang lebih berarti
daripada sebelumnya. Emansipasi Wanita yang diperjuangkan Kartini sangat berharga hingga
saat ini.

Pemikiran-pemikiran Kartini tersebut tertulis dalam surat-surat yang ia tulis untuk temannya
di Belanda. Kemudian tulisan-tulisan tersebut disusun menjadi buku dengan judul Door
Duisternis Tot Licht yang saat ini versi terjemahannya populer dengan judul Dari Gelap
Menuju Cahaya yang terbit pertama kali pada tahun 1911.

Pemikiran-pemikirannya tentang hak-hak perempuan ia temui dilingkunagn keluarga


bangsawannya yang masih banyak mengekang perempuan. Detail biografinya bisa Grameds
temukan di salah satu koleksi buku di www.gramedia.com berikut ini.

9. Cut Nyak Dien


Cut Nyak Dien (Photo by faseberita.id)
Cut Nyak Dien adalah pahlawan nasional wanita kelahiran 1848 asal Aceh yang paling
ditakuti oleh Belanda. Ia mulai aktif melawan Belanda sejak kematian suaminya, Teuku Cek
Ibrahim dan bersumpah akan menghancurkan Belanda. Setelah ia akhirnya menikah lagi
dengan Teuku Umar dan bersama-sama melawan Belanda secara gerilya. Mereka berhasil
menyerang dan mendesak Belanda di Banda Aceh (Kutaraja) dan Meulaboh.

Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan perwakilan dari kesultanan Aceh pada masa
pemerintahan Iskandar Muda di Pariaman. Ia terkenal sebagai pahlawan wanita yang sangat
tangguh dalam melawan penjajah Belanda saat itu. Bahkan ia tetap tidak menyerah melawan
Belanda meskipun Suaminya, Teuku Umar tertangkap. Ia terus melanjutkan perlawan
bersama pasukannya hingga tahun 1901.

Akhirnya Cut Nyak Dien pun tertangkap oleh Belanda di Beutong Lhee Sagoe karena
sebelumnya ia dan pasukannya sempat melakukan perlawanan kepada Belanda secara
gerilya. Namun markas mereka diketahui Belanda karena ulah Pang Laot anak buah Cut
Nyak Dien yang berkhianat memberi tahu markas mereka kepada Belanda.

10. Martha Christina Tiahahu

Martha Chistina Tiahahu (Photo by Wikimedia Commons)


Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan nasional wanita yang merupakan anak dari
Kapitan Paulus Tiahahu yang membantu Kapitan Pattimura melawan Belanda pada tahun
1917. Sejak umur 17 tahun, Martha sudah mengetahui rencana ayahnya melawan Belanda. Ia
sangat ingin ikut bersama ayahnya bertempur melawan pemerintah kolonial saat itu,
meskipun ayahnya melarang.
Namun, akhirnya Martha tetap ikut dalam perlawanan terbesar Maluku terhadap Belanda.
Selain itu Martha juga terlibat dalam pertempuran di daerah Ulat dan Ouw, Saparua yang
banyak memakan korban baik rakyat sipil atau tentara Belanda. Martha selamat dalam
pertempuran tersebut berkat kelihaiannya memegang tombak saat bertempur.

Ia pun meninggal dunia setelah menolak makan dan jatuh sakit ketika kapal Belanda yang
menangkap ingin membawanya ke Jawa. Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan nasional
wanita termuda dari jajaran tokoh yang lainnya.

Kesimpulan Daftar Pahlawan Nasional Indonesia


Nah, itulah beberapa daftar para pahlawan nasional yang menginspirasi bagi bangsa
Indonesia. Dari daftar diatas apakah masih ada yang belum Grameds ketahui? Sebenarnya
masih ada banyak lagi para pahlawan nasional Indonesia yang menginspirasi, daftar diatas
hanya sebagian saja. Dari daftar para pahlawan di atas apakah sekarang Grameds sadar
bahwa ternyata kita memiliki orang-orang hebat yang telah membangun bangsa Ini.

Sebagai warga negara Indonesia kita patut bangga dan bersyukur berada dalam bangsa yang
tumbuh dengan baik berkat orang orang inspiratif di belakangnya. Mungkin saat di bangku
sekolah kita pernah merasa bosan belajar sejarah, termasuk mengenal para pahlawan nasional
ini. Namun perlu Grameds ketahui bahwa kisah-kisah mereka bisa dijadikan teladan
sekaligus sumber inspirasi, misalnya kita jadi tidak mudah menyerah, saling tolong
menolong, saling menghargai, dan nilai-nilai positif lainnya.

Manfaat Mengenal Bahasa dan Makanan Daerah


Manfaat mengenali berbagai bahasa dan makanan daerah di Indonesia, di
antaranya:

1. Meningkatkan Toleransi

Mengenali bahasa dan makanan daerah meski sederhana ternyata dapat


menumbuhkan sikap toleransi antarmasyarakat.

Bahasa dan makanan daerah yang khas menjadi bagian dari keberagaman
masyarakat Indonesia.

Jadi, dengan mengetahui hal-hal tersebut dari setiap suku bangsa maka sikap
toleransi antarwarga akan tercipta.

2. Menumbuhkan Rasa Nasionalisme

Mengenal bahasa dan makanan daerah dapat menumbuhkan rasa toleransi yang
menguatkan rasa nasionalisme, Adjarian.
Hal ini karena dengan mengetahui bahasa dan makanan daerah, maka kita akan
lebih mengetahui identitas bangsa Indonesia.

Kemudian akan membuat kita akan mempertahankan hal-hal yang menjadi identitas
sebagai kekayaan yang dimiliki negara Indonesia.

3. Menambah Wawasan

Manfaat mengenal bahasa dan makanan daerah bisa menambah wawasan


pengetahuan kita.

Bahasa dan makanan daerah merupakan wawasan kebudayaan yang menjadi


identitas bangsa Indonesia.

Menambah wawasan ini bisa dilakukan dengan mengenali sejarah serta asal-usul
bahasa dan makanan daerah tersebut, Adjarian.

4. Melestarikan Budaya Indonesia

Bahasa dan makanan daerah termasuk bentuk keragaman budaya di Indonesia.

Dengan kita mengenali bahasa dan makanan daerah, maka kita juga ikut
melestarikan budaya Indonesia, Adjarian.

Dengan begitu, budaya tersebut tidak akan punah dan hilang tergerus oleh zaman.

5. Memudahkan Proses Adaptasi

Mengenal budaya dan makanan daerah dapat membantu kita dalam proses
adaptasi saat berada di suatu daerah.

Mengenali bahasa daerah akan memudahkan proses komunikasi dengan


masyarakat daerah tersebut.

Sehingga, masyarakat daerah tersebut akan lebih dihargai dan merasa lebih
diterima.

Sementara, mengenal makanan daerah akan membuat kita mudah beradaptasi


dengan cita rasa makanan daerah tersebut.

Sehingga, kita akan lebih menghormati budaya makanan daerah tersebut.


Mengenal Ragam Bahasa Daerah di Indonesia

JAKARTA – Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman bahasa dan

budaya. Setidaknya ada lebih 700 bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia.

Setiap provinsi di Indonesia memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda, dari yang

masih aktif digunakan hingga yang sudah hampir punah.

Mengenal lebih dari 700 bahasa daerah di Indonesia akan membawa kamu dalam

petualangan yang luar biasa, mengeksplorasi keanekaragaman budaya dan bahasa

yang dimiliki oleh negara ini.

Kamu akan menemukan cerita-cerita menarik, kepercayaan dan tradisi unik, serta

rasa bangga dan cinta akan budaya masing-masing daerah.

Indonesia memiliki kekayaan ragam bahasa daerah yang sangat beragam. Setiap

daerah di Indonesia memiliki bahasa daerah yang unik dengan struktur, kosakata,

dan ciri khas sendiri.

Apa Itu Bahasa

Bahasa adalah sistem komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi

dan berkomunikasi satu sama lain. Bahasa dapat berupa sistem tanda yang terdiri

dari kata-kata, frasa, dan kalimat yang memiliki aturan tata bahasa dan dikodekan

dalam bentuk tertentu, seperti tulisan atau ucapan.

Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, bahasa juga merupakan identitas dan

kebudayaan suatu kelompok atau masyarakat. Setiap kelompok atau masyarakat

memiliki bahasa yang unik dan berbeda-beda, yang mencerminkan sejarah,

kepercayaan, dan kebudayaan mereka.


Bahasa juga memiliki peran penting dalam pemikiran dan perkembangan manusia.

Bahasa memungkinkan manusia untuk menyimpan dan memperoleh pengetahuan,

membangun konsep, dan memperluas pemahaman mereka tentang dunia.

Dalam era globalisasi saat ini, bahasa juga menjadi penting untuk memfasilitasi

perdagangan, komunikasi antarbangsa, dan pertukaran budaya antarnegara.

Karena itu, bahasa menjadi salah satu hal yang penting untuk dipelajari dan

dipahami, tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai aspek

kebudayaan dan perkembangan manusia.

Sejarah Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan di suatu wilayah tertentu atau oleh

suatu kelompok tertentu dalam sebuah negara. Bahasa daerah juga dikenal sebagai

bahasa lokal, bahasa tradisional, atau bahasa vernakular.

Bahasa daerah dapat ditemukan di seluruh dunia dan merupakan bagian penting

dari keberagaman budaya suatu negara.

Bahasa daerah seringkali berbeda dengan bahasa nasional atau resmi suatu

negara, dan cenderung kurang diasosiasikan dengan kekuatan politik atau ekonomi.

Bahasa daerah dapat mencakup berbagai varian dalam pengucapan, kosakata, dan

tata bahasa yang unik dan khas, dan seringkali tidak diakui secara resmi oleh

pemerintah.

Meskipun bahasa daerah mungkin tidak sering digunakan di lingkungan formal,

bahasa ini masih merupakan aset penting dari budaya lokal dan dapat membantu

mempertahankan identitas dan tradisi suatu kelompok atau masyarakat.


Bahasa daerah juga dapat menjadi sarana untuk memperkuat ikatan sosial dan

memperkaya keberagaman budaya suatu negara.

Sejarah bahasa daerah di Indonesia sangat kompleks dan panjang karena berkaitan

dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di wilayah Indonesia selama

berabad-abad.

Berikut adalah gambaran umum mengenai sejarah bahasa daerah di Indonesia:

1. Pra-Austronesia: Sebelum kedatangan bahasa Austronesia ke wilayah


Indonesia, diyakini bahwa terdapat berbagai bahasa daerah pribumi yang
telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, catatan tertulis tentang
bahasa-bahasa ini sangat terbatas, sehingga informasi yang ada sering kali
berdasarkan penelitian bahasa historis dan linguistik perbandingan.
2. Pengaruh bahasa Sanskerta: Pada abad ke-1 hingga ke-14 Masehi, bahasa
Sanskerta menjadi bahasa pengantar dalam bidang agama, sastra, dan
kebudayaan di wilayah Indonesia. Pengaruh bahasa Sanskerta dapat ditemui
dalam banyak kosakata dan istilah dalam bahasa daerah di Indonesia,
terutama di pulau Jawa dan Bali.

Foto: Dok. University of Cambridge

3. Perkembangan bahasa Austronesia: Bahasa Austronesia, sebuah rumpun


bahasa yang berasal dari Taiwan, memainkan peran penting dalam
perkembangan bahasa daerah di Indonesia. Penyebaran bahasa Austronesia
di Indonesia terjadi sekitar 4.000 hingga 2.000 tahun yang lalu. Bahasa-
bahasa Austronesia seperti Jawa, Sunda, Madura, dan Batak berkembang
dan mengalami variasi lokal di pulau-pulau di Indonesia.
4. Pengaruh bahasa-bahasa asing: Seiring dengan interaksi dengan bangsa-
bangsa asing, terutama melalui perdagangan dan kolonialisme, bahasa
daerah di Indonesia juga memperoleh pengaruh dari bahasa-bahasa asing
seperti bahasa Arab, bahasa Hindi, bahasa Portugis, bahasa Belanda, dan
bahasa Inggris. Pengaruh ini tercermin dalam kosakata, frasa, dan tata
bahasa yang terdapat dalam bahasa daerah di Indonesia.
5. Era kolonial Belanda: Selama masa penjajahan Belanda, bahasa Belanda
menjadi bahasa administrasi dan pendidikan di Indonesia. Ini berdampak
pada adopsi banyak kata serapan Belanda ke dalam bahasa daerah di
Indonesia, terutama dalam bidang administrasi, politik, dan teknologi.
6. Modernisasi dan perkembangan nasionalisme: Pada abad ke-20, dengan
tumbuhnya gerakan nasionalisme dan upaya untuk membangun kesatuan
nasional Indonesia, bahasa Indonesia (bahasa Melayu standar) dijadikan
bahasa resmi dan pengantar nasional. Meskipun bahasa Indonesia menjadi
bahasa utama di tingkat nasional, bahasa daerah di Indonesia terus
diwariskan dari generasi ke generasi dan memainkan peran penting dalam
kehidupan sehari-hari dan identitas budaya masyarakat setempat.

Perkembangan bahasa daerah di Indonesia terus berlanjut hingga saat ini. Namun,

pengaruh globalisasi, perkembangan teknologi, dan urbanisasi juga telah

memberikan dampak pada bahasa daerah, baik dalam hal perubahan bahasa

maupun

Berikut ini adalah beberapa ragam bahasa daerah yang dapat ditemui di Indonesia:

1. Dialek: Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai dialek yang dipakai di


berbagai wilayah. Misalnya, dialek Jakarta, dialek Jawa Tengah, dialek
Medan, dan lain-lain. Dialek ini umumnya membedakan pengucapan,
intonasi, dan beberapa kosakata tertentu.
2. Bahasa-bahasa Austronesia: Merupakan keluarga bahasa yang mencakup
sejumlah besar bahasa di Indonesia dan kawasan sekitarnya. Beberapa
contoh termasuk bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Madura, dan bahasa
Balinese.
3. Bahasa-bahasa Papua: Di Papua, terdapat banyak bahasa daerah yang
beragam. Contohnya adalah bahasa Dani, bahasa Biak, bahasa Asmat, dan
banyak lagi. Setiap bahasa Papua memiliki karakteristik unik dan kaya akan
budaya lokal.
4. Bahasa-bahasa di Kalimantan: Kalimantan juga memiliki banyak bahasa
daerah, seperti bahasa Dayak, bahasa Banjar, bahasa Kutai, dan bahasa
Tidung. Setiap bahasa ini mencerminkan keberagaman suku dan budaya di
wilayah tersebut.
5. Bahasa-bahasa di Sulawesi: Sulawesi memiliki berbagai bahasa daerah yang
unik, seperti bahasa Bugis, bahasa Makassar, bahasa Toraja, dan bahasa
Minahasa. Masing-masing bahasa ini memiliki sejarah dan ciri khasnya
sendiri.
6. Bahasa-bahasa di Sumatera: Sumatera juga kaya akan bahasa daerah,
termasuk bahasa Batak, bahasa Minangkabau, bahasa Aceh, dan bahasa
Lampung. Setiap bahasa ini memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang unik.
7. Bahasa-bahasa di Nusa Tenggara: Di kepulauan Nusa Tenggara, terdapat
bahasa-bahasa seperti bahasa Sasak di Lombok, bahasa Tetun di Timor, dan
bahasa Ende di Flores. Setiap bahasa ini memiliki pengaruh budaya yang
kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.
8. Bahasa-bahasa di Maluku dan Papua Barat: Di wilayah Maluku dan Papua
Barat, terdapat bahasa-bahasa seperti bahasa Ambon, bahasa Ternate,
bahasa Tobelo, bahasa Biak, dan banyak lagi. Bahasa-bahasa ini
mencerminkan keragaman etnis dan budaya di wilayah tersebut.

Mengenal Ragam Bahasa Daerah di Indonesia

Ragam bahasa daerah di Indonesia merupakan salah satu aspek penting dari

kekayaan budaya dan warisan linguistik negara ini. Dengan ribuan pulau dan

beragam suku bangsa, Indonesia memiliki keragaman bahasa daerah yang sangat

luas.

Berikut ini adalah ulasan mengenai ragam bahasa daerah di Indonesia:

 Keanekaragaman Linguistik

Bahasa daerah di Indonesia mencakup berbagai kelompok bahasa, termasuk

bahasa-bahasa Austronesia, bahasa-bahasa Papua, bahasa-bahasa di Kalimantan,

Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua Barat.

Setiap kelompok bahasa ini memiliki ciri khas sendiri dalam hal fonologi, tata

bahasa, dan kosakata.

 Keberagaman Sistem Tulisan

Sebagian besar bahasa daerah di Indonesia menggunakan sistem penulisan yang

berbeda-beda. Beberapa bahasa daerah memiliki sistem tulisan yang telah mapan

dan dikembangkan, seperti aksara Jawa, aksara Bali, aksara Bugis, dan aksara

Batak.
Namun, ada juga bahasa daerah yang masih belum memiliki sistem tulisan formal

atau hanya mengandalkan transliterasi dengan menggunakan alfabet Latin.

 Fungsi dalam Kehidupan Sehari-hari

Bahasa daerah di Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari

masyarakat setempat. Bahasa daerah digunakan dalam komunikasi sehari-hari di

keluarga, masyarakat, dan lingkungan sosial tertentu.

Masyarakat menggunakan bahasa daerah untuk berinteraksi, menyampaikan tradisi

dan budaya, menyanyikan lagu-lagu tradisional, dan memelihara identitas budaya

mereka.

 Kepentingan dalam Pendidikan

Pendidikan berbasis bahasa daerah juga semakin diperhatikan. Bahasa daerah

digunakan sebagai medium instruksi dalam pendidikan pra-sekolah dan sekolah

dasar di beberapa daerah, sebagai upaya untuk mempertahankan dan menghormati

keanekaragaman bahasa dan budaya setempat.

 Pelestarian Bahasa Daerah

Dalam beberapa dekade terakhir, kesadaran akan pentingnya pelestarian bahasa

daerah semakin meningkat. Banyak upaya dilakukan untuk melestarikan dan

mengembangkan bahasa daerah, termasuk penelitian bahasa, pembuatan kamus,

pendokumentasian cerita rakyat dan legenda dalam bahasa daerah, serta

pengajaran bahasa daerah di lembaga pendidikan.

 Identitas Budaya dan Keberagaman

Bahasa daerah di Indonesia merupakan cerminan identitas budaya dan

keberagaman suku bangsa di negara ini. Setiap bahasa daerah mengandung nilai-

nilai budaya, tradisi, dan pengetahuan lokal yang unik.


Mereka menghubungkan masyarakat dengan warisan leluhur dan memberikan rasa

identitas yang kuat.

Ragam bahasa daerah di Indonesia adalah harta yang berharga. Penting untuk

menghargai dan memelihara keberagaman bahasa ini sebagai bagian integral dari

kekayaan budaya Indonesia.

Upaya pelestarian bahasa daerah akan membantu mempertahankan keberagaman

budaya, kearifan lokal, dan warisan linguistik yang ada di Indonesia.

Dengan memelihara bahasa daerah, kita dapat memastikan bahwa pengetahuan,

tradisi, dan cerita rakyat yang terkandung dalam bahasa tersebut tetap hidup dan

terus ditransmisikan dari generasi ke generasi.

Selain itu, pelestarian bahasa daerah juga berperan dalam mengukuhkan identitas

budaya masyarakat setempat. Bahasa adalah sarana utama untuk menyampaikan

dan memahami budaya, serta sebagai penanda jati diri suatu komunitas.

Dengan menjaga keberlanjutan bahasa daerah, kita turut menjaga keberlanjutan

budaya yang erat kaitannya dengan bahasa tersebut.

Pelestarian bahasa daerah juga dapat memperkaya bahasa nasional, yaitu bahasa

Indonesia.

Banyak kosakata, frasa, dan ungkapan dalam bahasa daerah yang dapat diadopsi

ke dalam bahasa Indonesia, sehingga memperluas dan memperkaya kosakata

nasional.

Hal ini tidak hanya memberikan variasi linguistik, tetapi juga menguatkan integrasi

budaya dalam kerangka kebangsaan.


Lebih penting lagi, pelestarian bahasa daerah adalah langkah penting dalam

menjaga keadilan sosiolinguistik.

Mempertahankan keberagaman bahasa daerah berarti memberikan pengakuan dan

kesempatan kepada semua masyarakat untuk berkomunikasi dalam bahasa yang

mereka pahami dan merasa nyaman.

Ini mendorong inklusivitas dan penghargaan terhadap perbedaan, serta menghindari

dominasi satu bahasa yang dapat mengabaikan atau merugikan kelompok-kelompok

minoritas.

Secara keseluruhan, upaya pelestarian bahasa daerah merupakan komitmen untuk

mempertahankan dan menghormati kekayaan budaya dan identitas lokal di

Indonesia. Dengan menjaga dan mengembangkan bahasa daerah, kita memberikan

kontribusi positif terhadap keberlanjutan kebudayaan, keadilan sosiolinguistik, serta

pengayaan bahasa dan identitas nasional.

Daftar Bahasa Daerah di Indonesia

Berikut ini adalah daftar beberapa bahasa daerah di Indonesia, meskipun tidak

mencakup seluruhnya:

1. Bahasa Aceh
2. Bahasa Alor
3. Bahasa Ambai
4. Bahasa Ambon
5. Bahasa Amungme
6. Bahasa Anakalangu
7. Bahasa Asmat
8. Bahasa Atong
9. Bahasa Atoni
10. Bahasa Austronesia
11. Bahasa Baduy
12. Bahasa Bali
13. Bahasa Balinese Sign Language (Bahasa Isyarat Bali)
14. Bahasa Banjar
15. Bahasa Barito
16. Bahasa Basap
17. Bahasa Bau-Bau
18. Bahasa Batak
19. Bahasa Bima
20. Bahasa Biak
21. Bahasa Bugis
22. Bahasa Bukit
23. Bahasa Buol
24. Bahasa Cia-Cia
25. Bahasa Dairi
26. Bahasa Dawan
27. Bahasa Dayak
28. Bahasa Deah
29. Bahasa Dusner
30. Bahasa Eton
31. Bahasa Galela
32. Bahasa Gayo
33. Bahasa Gorontalo
34. Bahasa Hamap
35. Bahasa Haruku
36. Bahasa Hu’u
37. Bahasa Iban
38. Bahasa Ibanag
39. Bahasa Ifugao
40. Bahasa Ili’uun
41. Bahasa Inanwatan
42. Bahasa Jambi
43. Bahasa Jawa
44. Bahasa Kaili
45. Bahasa Kaonde
46. Bahasa Kedang
47. Bahasa Kerinci
48. Bahasa Kei
49. Bahasa Kendayan
50. Bahasa Kepulauan Aru
51. Bahasa Komering
52. Bahasa Konda
53. Bahasa Konjo
54. Bahasa Kulisusu
55. Bahasa Lampung
56. Bahasa Lisabata-Nuniali
57. Bahasa Madi
58. Bahasa Makasarese
59. Bahasa Makassar
60. Bahasa Malagasy
61. Bahasa Malayo-Polinesia
62. Bahasa Malayu Ambon
63. Bahasa Malayu Bangka
64. Bahasa Malayu Belitung
65. Bahasa Malayu Kupang
66. Bahasa Malayu Manado
67. Bahasa Malayu Palembang
68. Bahasa Malayu Riau
69. Bahasa Malayu Sambas
70. Bahasa Mandar
71. Bahasa Melayu Tenggarong Kutai
72. Bahasa Mentawai
73. Bahasa Minangkabau
74. Bahasa Mongondow
75. Bahasa Muara Pantai
76. Bahasa Nage
77. Bahasa Nias
78. Bahasa Nusa Laut
79. Bahasa Ogan
80. Bahasa Onin
81. Bahasa Osing
82. Bahasa Oya’oya
83. Bahasa Paicî
84. Bahasa Palembang
85. Bahasa Penan
86. Bahasa Pitu Ulunna Salu
87. Bahasa Rembong
88. Bahasa Rote
89. Bahasa Roti
90. Bahasa Rong
91. Bahasa Sa’dan Toraja
92. Bahasa Sa’ban
93. Bahasa Sabu
94. Bahasa Saluan
95. Bahasa Sangir
96. Bahasa Sasak
97. Bahasa Sawila
98. Bahasa Semendo
99. Bahasa Sempan
100. Bahasa Serawai
101. Bahasa Serui-Laut
102. Bahasa Sikka
103. Bahasa Simeulue
104. Bahasa Singkil
105. Bahasa Sumbawa
106. Bahasa Sundanese (Sunda)
107. Bahasa Tabaru
108. Bahasa Taboyan
109. Bahasa Tae’
110. Bahasa Taiap
111. Bahasa Talaud
112. Bahasa Tamiang
113. Bahasa Tamiu
114. Bahasa Tanimuca-Retuarã
115. Bahasa Tarangan Barat
116. Bahasa Tarangan Timur
117. Bahasa Tarempa
118. Bahasa Ternate
119. Bahasa Tetum
120. Bahasa Tobelo
121. Bahasa Tolaki
122. Bahasa Tombulu
123. Bahasa Tomini
124. Bahasa Toraja
125. Bahasa Tugutil
126. Bahasa Tukang Besi
127. Bahasa Tukang Ubi
128. Bahasa Tukudede
129. Bahasa Uma
130. Bahasa Urak Lawoi’
131. Bahasa Ut-Ma’ina
132. Bahasa Waima’a
133. Bahasa Waioli
134. Bahasa Wamesa
135. Bahasa Waropen
136. Bahasa Wawonii
137. Bahasa Wolio
138. Bahasa Wotu-Wolio
139. Bahasa Yahadian
140. Bahasa Yalëtu
141. Bahasa Yamdena
142. Bahasa Yei
143. Bahasa Yigarak
144. Bahasa Yine
145. Bahasa Yuki
146. Bahasa Yumu
147. Bahasa Yuracaré
148. Bahasa Zapotec
149. Bahasa Zarma
150. Bahasa Zayse-Zergulla

Ada banyak lagi bahasa daerah yang unik dan beragam di Indonesia yang tidak
tercantum dalam daftar ini.

Anda mungkin juga menyukai