Anda di halaman 1dari 8

Dosen pengampu Mata Kuliah

Noor ‘Ainah, Dra., M.Fil.I Perilaku Dan Budaya Banjar

TRADISI APAM BATUMBANG

Dibuat Oleh :

Hapipah (220103040243)

Sabhan Ridhoni (220103040239)

Rizky Fatimah (220103040097)

Muhammad Najib (220103040169)

Nadia Ade Rosanti (220103040087)

Maulida Rahmi Humairo (220103040241)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM


2023

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap daerah memiliki budaya, kebiasaan, dan tradisinya masing-masing. Tradisi


tersebut merupakan keunikan dan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan agar tradisi
tersebut tidak punah. Tak terkecuali tradisi Batumbang Apam di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Inilah salah satu tradisi yang masih berkembang dan dipraktikkan oleh masyarakat Kalimantan
Selatan. Tradisi Batumbang Apam merupakan tradisi yang mengandung unsur Islam. Pada
dasarnya tradisi ini merupakan rasa syukur atas kelahiran seorang anak dengan harapan setelah
dilaksanakannya tradisi ini anak tersebut dapat berjalan dengan cepat dan tumbuh menjadi anak
yang sehat, soleh dan berguna di kemudian hari. Selain itu, tujuan dari batumbang apam adalah
untuk memenuhi janji atau nazar yang harus ditepati ketika seseorang telah bersumpah.
Kebanyakan orang yang ingin Batumbang biasa karena sakit yang diderita. Ketika orang yang
ditumbang pulih atau mencapai apa yang diinginkannya, orang yang bersumpah harus
membayarnya dengan Batumbang Apam. Jika mereka yang membuat janji tidak melaksanakan
Batumbang Apam, masyarakat setempat menganggap nantinya akan terkena bala.

Tradisi Apam Batumbang pada masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan merupakan tradisi
adat yang dilakukan pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Tempat yang digunakan berbeda-beda
ketika mengamalkan tradisi ini, ada yang mengamalkannya di rumah dan sebagian besar
mengamalkannya di masjid keramat. Ada dua masjid keramat yang dijadikan tempat untuk
upacara batumbang, yakni Masjid Keramat Pelajau dan Masjid Al-A'la. Kedua masjid ini
dijadikan sebagai situs Batumbang Apam karena kedua masjid ini merupakan masjid tertua di
wilayah Kalimantan Selatan. Sebagian masyarakat masih mempertahankan dan mempercayai
upacara batumbang apam ini, khususnya kaum tua.
B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari tradisi batumbang?

2. Apa Pengertian dari tradisi?

3. Bagaimana sejarah dari tradisi batumbang?

4. Apa tujuan dari pelaksanaan tradisi batumbang?

5. Apa saja peralatan pada tradisi batumbang?

6. Bagaimana tahapan atau proses dalam tradisi batumbang?

C. Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah,
juga agar pembaca mengetahui dan mengerti tentang tradisi Batumbang, bagaimana
sejarahnya dan apa tujuan dari fungus batumbang
PEMBAHASAN

a. Pengertian Tradisi Batumbang

Pengertian Tradisi

Tradisi memiliki arti yaitu suatu kebiasaan seperti adat, kepercayaan, kebiasaan
ajaran dan sebagainya yang turun menurun dari nenek moyang terdahulu yang sudah dilestarikan
sebagai suatu cerminan hidup pada masyarakat yang mempunyai kebudayaan. Tradisi juga bisa
disebut sebuah kebijakan turun menurun tepatnya di dalam kesadaran, keyakinan, norma, dan
nilai-nilai yang kita anut sekarang serta pada dalam benda yang diciptakan pada masa lalu.
Tradisi juga menyediakan fragmen warisan history yang dianggap sangat bermanfaat.
Masyarakat memiliki kemampuan untuk menciptakan dan memelihara budaya menjadi sebuah
bukti bahwa manusia yang hidup di dalam lingkup masyarakat tersebut mampu membuktikan
kemampuannya untuk mengekspor budayanya. Dalam masyarakat ada hukum yang mengatur
adat atau kebiasaan yang biasa dilakukan masyarakat yang merupakan hukum tidak tertulis dan
sudah hidup serta berkembang sejak dahulu juga berakar dalam masyarakat.

Tradisi atau kebiasaan juga memiliki pengertian yang sederhana yaitu suatu yang telah
dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan pada suatu kelompok masyarakat, yang
biasanya dari suatu negara, waktu, kebudayaan atau agama yang sama. Tradisi adalah informasi
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik itu secara tertulis ataupun secara lisan, Karena
tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah

Pengertian Tradisi Batumbang


Pengertian dari tradisi batumbang adalah salah satu tradisi yang ada pada masyarakat
Kalimantan Selatan. Yang pada dasarnya tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur atas
terwujudnya suatu hal yang dihajatkan seseorang. Batumbang juga merupakan do’a dan
pengharapan insan kepada sang pencipta. Biasanya tradisi batumbang merupakan upacara yang
dilakukan oleh keturunan kerajaan Banjarmasin dengan tujuan untuk memenuhi hajat. Tradisi
Batumbang ini merupakan sebuah adat budaya sehingga menjadikan tradisi ini selalu
dilaksanakan secara turun temurun. Pelaksanaan tradisi ini juga dilakukan di rumah akan tetapi
bisa juga dilakukan di masjid, pada tradisi ini biasanya disediakan makanan sebagai sajian
kepada para tamu.
Kebanyakan, yang menggelar tradisi Batumbang ini adalah mereka yang memiliki anak kecil
atau balita.
Tujuan dari tradisi Batumbang adalah untuk memenuhi nadzar atau janji ketika seseorang
membuat suatu keinginan. Kebanyakan orang yang melakukan tradisi ini biasanya
melakukannya karena sakit. Ketika keinginan meningkatkan kesehatan atau mendapatkan apa
yang diinginkan, yang berkeinginan harus melakukan batumbang untuk membayar keinginan
tersebut. Jika yang bernadzar tidak melakukan tradisi tersebut, masyarakat percaya orang
tersebut akan terkena bala.

b. Sejarah Tradisi Batumbang

Batumbang merupakan upacara yang biasanya dilakukan oleh keturunan Kerajaan


Banjarmasin. Terkait alasan historis, sejauh ini masih belum ditemukan alasan yang tegas tentang
mengapa tradisi batumbang umur dengan penganan apam ini muncul di kalangan masyarakat
Banjar. Ada yang menyebutkan tradisi ini berasal dari zaman Kerajaan Banjar. Namun, banyak
juga masyarakat yang melakukan tradisi ini karena nadzar atau agar hajatnya terkabul. Tentunya
sebagai warisan budaya yang turun-temurun, tradisi batumbang harus tetap dijaga dan
diwariskan kepada generasi berikutnya. Agar nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Banjar tetap
terjaga dan bertahan sampai ke anak cucu.

c. Alat-Alat Dan Bahan Dalam Upacara Batumbang

Dalam pelaksanaan acara batumbang terdapat kue apam yang merupakan ciri khas dari
acara tersebut. Beberapa macam kue lain yang dipersiapkan antara lain apam putih, apam merah,
cucur putih, dan cucur merah. Kemudian Tutumbang yaitu satu batang pelepah kelapa yang
dipotong seukuran dengan tinggi anak yang akan ikut upacara adat ini. Selain pohon kelapa, bisa
juga menggunakan batang pohon bamban yang kemudian diberikan tusuk bambu di bagian kiri
dan kanan. Kemudian uang receh, beras kuning, ketupat dan makanan lainnya untuk disajikan
kepada para tamu.

d. Tahapan dan Proses Dalam Tradisi Batumbang

Ritual Batumbang dilakukan relatif sederhana dan singkat kecuali disertai dengan
kegiatan lain. Meski batumbang sendiri merupakan acara yang didedikasikan untuk keselamatan,
namun ritual batumbang biasanya digabungkan dengan acara lain seperti selamatan, syukuran
atau haulan yang biasa diselenggarakan masyarakat pada saat hari raya. Oleh karena itu,
Batumbang terkadang dilaksanakan di tengah rangkaian acara yang tersebut. Melakukan acara
Batumbang di rumah mengikuti tradisi adat Banjar wilayah Kandangan. Pertama-tama apam
diiris menjadi beberapa potong kue apam. Apam tersebut kemudian diberi tempat untuk
menaruhnya, seperti nampan atau sejenisnya, dan diletakkan di tengah ruang utama rumah,
dikelilingi oleh tamu, terkadang disajikan bersama beras kuning dan uang receh. Anak yang akan
ditumbang juga dihadirkan di tengah ruangan kepada tokoh agama atau tokoh masyarakat yang
memimpin acara. Saat Apam ditancapkan pada bilah yang ada di pelepah kelapa, maka anak
yang akan ditumbangkan diletakkan di dekat kue yang disediakan. Kemudian, membaca
sholawat Nabi Muhammad tiga kali oleh orang yang memimpin Batumbang. Ritual
penumbangan ini diulang-ulang dan dengan irisan kue apem yang silih berganti sampai tiga kali.

Biasanya sambil membaca sholawat, nasi kuning yang dicampur koin, dilemparkan
kepada para tamu undangan yang hadir, terutama anak-anak. Kalau ritual Batumbang sudah
selesai dilakukan maka dilakukan doa bersama yang dipanjatkan terutama untuk keselamatan
anak ditumbangkan dan seluruh keluarga, warga dan masyarakat desa. Namun, keluarga yang
melakukan ritual Batumbang boleh menggabungkannya dengan haulan, syukuran, dll. Setelah
itu, seperti kebiasaan, kue yang digunakan sudah digunakan pada acara Batumbang disajikan
kembali bersama lauk lain seperti nasi dan lauk pauk atau ketupat Kandangan kepada tamu yang
datang. Selain untuk orang dewasa yang ingin melakukan nadzar, acara batumbang ini juga
dilaksanakan untuk anak-anak. Menurut para sesepuh masyarakat Banjar, tradisi ini sudah
dilakukan sejak zaman dahulu dan dengan hakikat memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa
untuk memperpanjang umur anak yang ditumbang, untuk alasan kesehatan dan keselamatan.
Menurut penelitian Alfani Daud, Batumbang merupakan upacara pemberkatan bagi anak-anak
kehidupannya sejahtera.

KESIMPULAN

Batumbang Apam adalah upacara adat berupa selamatan untuk merayakan bertambahnya
usia seorang anak. Upacara adat ini dilakukan oleh masyarakat daerah Pahuluan. Di upacara
Batumbang Apam dipersembahkan kue Apam dalam jumlah banyak dengan maksud mensyukuri
usia sang anak tersebut, memohon rejeki dan mendapat berkah untuk tahun-tahun mendatang.
Sebagian ada juga warga yang melakukannya karena nazar dari orang tua atau orang yang
memiliki keinginannya itu terkabul, sehingga orang yang ditumbang tidak mesti anak-anak.

Tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun. Adapun kue apam merupakan ciri khas dari
upacara batumbang. Alat lain yang digunakan dalam upacara batumbang yaitu pelepah kelapa,
beras kuning, kue-kue, ketupat dan makaan lainnya beserta lauk untuk disajikan kepada para
tamu. Tempat pelaksanaan upacara batumbang biasanya dilakukan dirumah atau dimasjid.
Adapun untuk harinya yaitu ketika masih suasana hari raya idul Fitri ataupun idul Adha.

REFERENSI

“Batung apam” dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Batumbang_Apam diakses pada 21 mei


2023

Harisuddin, Ahmad “Budaya Tafa’ul Batumbang Apam Ekspresi Filsafat Sebagai Pandangan
Hidup Suku Banjar”

Indriani, Russi. “Nilai Sosial Dalam Kearifan Lokal Batumbang Apam” Laporan Penelitian.
Banjarmasin Fakultas Keguruan dan ilmu pengetahuan universitas Lambung
Mangkurat.
Zuraidah, Noviy Hasanah ” Upacara Nadzar Batumbang Apam Di Makam Keramat Gajah Desa
Kubah Sentang.” Journal of Sociology Research and Education. Vol. 6, No.1, Th. 2019

Anda mungkin juga menyukai