Anda di halaman 1dari 19

Tugas Seni Budaya

Disusun Oleh :
Muhammad Azhar Nur Abidin
Kelas :
XI MIPA 4

Tari Tradisional dan Adat Istiadat 34 Provinsi

Di Indonesia
1. Provinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD)
Tari tradisional : Tari Seudati dan Tari Saman

Adat istiadat : Peutron Aneuk


Peutron Aneuk merupakan sebuah tradisi masyarakat Aceh untuk
menyambut kelahiran bayi. Tradisi ini biasanya digelar setelah anak pada
umur 44 hari, 3 bulan, 5 bulan, hingga 7 bulan. Masyarakat setempat
meyakini bayi yang belum melakukan tradisi tersebut lebih baik tidak
keluar rumah terlebih dahulu.
Tradisi ini akan dipimpin oleh pemuka agama yang di sampingnya
terdapat air zamzam, sari kurma, ayam panggang, dan buah-buahan.
Setelah dibacakan doa-doa, bayi tersebut akan dicicipi berbagai macam
rasa ke lidahnya dengan tujuan indera perasanya lebih sensitif.

2. Provinsi Sumatera Utara


Tari tradisional : Tari Serampang Dua Belas dan Tari Tor Tor

Adat istiadat : Manggokkal Holi


Salah satu marga yang ada di Sumatra Utara ialah Batak Toba.
Masyarakat Batak Toba di Sumatra Utara memiliki sebuah tradisi yang
cukup ekstrem, yaitu Manggokkal Holi. Tradisi merupakan sebuah
upacara adat untuk memindahkan tulang belulang leluhur untuk
dikumpulkan di suatu tempat.
Masyarakat Batak Toba meyakini bahwa kematian bukan merupakan
akhir perjalanan hidup, melainkan sebuah tahap tertentu untuk mencapai
kesempurnaan. Tulang atau kerangka yang diambil biasanya dibersihkan
kembali dengan jeruk purut. Setelah itu, tulang-tulang atau kerangka tadi
dikuburkan di tempat yang dianggap suci, yaitu Tondi.

3. Provinsi Sumatera Barat


Tari tradisional : Tari Baralek Gadang dan Tari Indang Minangkabau

Adat istiadat : Adat nan Diadatkan


Adat ini menekankan kepada nilai-nilai budaya ataupun kebudayaan
nenek moyang yang tidak melanggar kaedah agama Islam tetap
dipertahankan. Itulah yang kemudian dikenal sebagi adat nan diadatkan.
Ruang lingkup kehidupan yang diatur oleh adat nan diadatkan sangat
luas. Hampir seluruh segi kehidupan bermasyarakat diatur oleh adat nan
diadatkan, mulai dari masalah yang kecil-kecil misalnya tata cara makan
dan minum, berjalan, bergaul dan sebagainya.
Jadi jika kamu sedang berada di Minangkabau wajib menjaga kesopanan
dalam berpakaian, menjaga tingkah laku saat di tempat umum dan tentu
saja menjaga ucapan saat berkomunikasi. Ini dilakukan agar tidak
bersinggungan dengan penduduk lokal.

4. Provinsi Riau
Tari tradisional : Tari Joged Lambak dan Tari Pembubung
Adat istiadat : Petang Megang
Petang Megang juga punya istilah lain yaitu “Petang Belimau” yang
artinya mandi air jeruk limau di sore hari. Air dicampur perasan jeruk
limau digunakan untuk mandi sebagai simbol penyucian jiwa dan raga
sebelum melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Selain
jeruk limau, buah jeruk yang biasanya digunakan dalam ritual ini adalah
jeruk nipis, jeruk purut, dan jeruk kapas.

5. Provinsi Kepulauan Riau


Tari tradisional : Tari Tandak dan Tari Persembahan

Adat istiadat : Tepung Tawar


Tradisi Tepung Tawar merupakan salah satu upacara adat yang penting di
Provinsi Riau. Tradisi adat ini merupakan simbol untuk mendoakan
seseorang karena keberhasilannya.
Upacara ada Tepung Tawar dilaksanakan oleh masyarakatSuku Melayu
di Provinsi Riau. Upacara ini dinilai sebagai simbol yang hakekat
terhadap kekuatan dan memohon doa kepada Allah SWT agar dihindari
dari marabahaya.

6. Provinsi Jambi
Tari tradisional : Tari Sekapur Sirih dan Tari Selampit Delapan
Adat istiadat : Tradisi Maanta
Tradisi ini merupakan kegiatan mengantarkan rantang yang berisi
makanan ke rumah sanak saudara. Hal yang membuat tradisi unik ialah
sang penerima rantang akan mengembalikan rantang tersebut yang sudah
diisi jenis makanan yang sama.
Tradisi ini sendiri mempunyai makna yang cukup dalam, yaitu
mempererat silaturahmi dengan sanak saudara dan lebih mengenal silsilah
keluarga. Biasanya rantang paling bawah berisi nasi. Lalu dari rantang
selanjutnya ke rantang paling atas berisi, dengan urutan sayur-sayuran
atau opor, keu basah, dan kue kering.

7. Provinsi Sumatera Selatan


Tari tradisional : Tari Tanggai dan Tari Putri Bekhusek

Adat istiadat : Tradisi Lepas Burung


Saat perayaan Imlek, masyarakat Sumsel mempunyai tradisi yang cukup
menarik. Para pengunjung vihara akan melepas burung pipit untuk
terbang ke alam bebas. Menurut kepercayaan masyarakat lokal,
melepaskan burung bisa mengurangi karma buruk dan memperlancar
rezeki. Semakin banyak burung yang dilepas, dipercaya bisa meringankan
dosa. Tradisi ini juga memberikan dampak ekonomi yang positif bagi
warga yang menjual burung di daerah sekitar.
8. Provinsi Bangka Belitung
Tari tradisional : Tari Tincak Gambus Bangka Belitung dan Tari Taluput
Bangka Belitung

Adat istiadat : Cheng Beng


Salah satu tradisi yang mampu menarik banyak sekali wisatawan dari luar
negeri ialah tradisi Cheng Beng. Tradisi ini juga dikenal dengan istilah
sembahyang kubur.
Tradisi yang diselenggarakan setiap 5 April ini mampu mendatangkan
wisatawan keturunan Tiongha baik dari dalam maupun luar negeri untuk
melaksanakan ritual sembahyang Cheng Beng di Kota Pangkalpinang
yang terdapat makam tertua dan terbesar di Asia tenggara.
Para peziarah biasanya datang ke makam tersebut dengan membawa
sesaji seperti Sam-sang, Sam kuo, dan Chai coi. Pada makam leluhur
masing-masing akan diterangi oleh lilin dan diletakkan uang kertas palsu
yang biasa disebut dengan kim chin.

9. Provinsi Bengkulu
Tari tradisional : Tari Andun dan Tari Bidadari

Adat istiadat : Opi Malem Likua


yang artinya obor malam 27 Ramadhan.

10. Provinsi Lampung


Tari tradisional : Tari Jangget dan Tari Melinting

Adat istiadat : Gawi


Tradisi Gawi dilaksanakan untuk ritual kehidupan, di antaranya kelahiran
anak dan menjelang pernikahan. Tujuannya sebagai rasa syukur atas
segala nikmat dan rezeki yang dilimpahkan sang pencipta. Tak semua
orang bisa mengadakan perayaan ini.
Biasanya, hanya masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi berada yang
bisa melaksanakannya. Ini dikarenakan biaya pembuatan acara yang
termasuk mahal.

11. Provinsi DKI Jakarta


Tari tradisional : Tari Ronggeng dan Tari Yapong

Adat istiadat : Palang Pintu


Dalam acara pernikahan suku Betawi, ada satu ritual unik yang sangat
menarik untuk disaksikan yakni palang pintu. Acara ini dikenal sebagai
upacara besanan saat pengantin pria diperkenankan masuk ke rumah
pengantin wanita untuk bersanding di pelaminan. Diiringi dengan
tabuhan rebana, lagu-lagu marhaban, pertunjukan pencak silat hingga
tanya jawab dengan pantun, palang pintu jadi tontonan menarik bagi
warga setempat maupun wisatawan.
12. Provinsi Jawa Barat
Tari tradisional : Tari Topeng Kuncaran dan Tari Merak

Adat isiadat : Upacara Tingkeban


Merujuk kepada arti dari Tingkeban sendiri berasal dari kata Tingkeb
yang mempunyai arti tutup, maksudnya sang ibu yang sedang
mengandung selama 7 bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya
hingga empat puluh hari sesudah persalinan dan sebagai tanda agar sang
ibu tidak bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar.
Mereka melakukan hal ini karena ingin menghindari segala hal buruk
yang tidak diinginkan.

13. Provinsi Banten


Tari tradisional : Tari Topeng

Adat istiadat : Palingtung


Patingtung adalah kesenian yang berasal dari provinsi Banten.[1]
Dinamakan Patingtung, karena bunyi yang dihasilkan oleh salah satu
waditra menyerupai bunyi “Pa”, “Ting”, dan “Tung”. Waditra tersebut
adalah kendang. Pa dari bunyi pak yang dihasilkan dari kendang kulanter.
Ting suara yang dihasilkan dari kendang talipung, dan tung suara
kendang yang besar. Alat musik lainnya yang mempunyai peran dalam
kesenian Patingtung yaitu gong, kecrek, ketuk, dan terompet. Kesenian
Patingtung biasa ditampilkan dalam acara khitanan dan pesta pernikahan.
Jumlah penarinya antara 10-15 orang.

14.Provinsi Jawa Tengah


Tari tradisional : Tari Bambangan Cakil dan Tari Gandrung

Adat istiadat : Tradisi Wetonan


Tradisi wetonan adalah upacara yang dilakukan guna menyambut bayi
yang baru lahir.
Tradisi wetonan ini dilakukan supaya nantinya bayi tersebut akan
terhindar dari bahaya serta bisa mendapatkan rezeki serta keberuntungan
yang lebih.

15. Provinsi Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta


Tari tradisional : Tari Serimpi Sangupati dan Tari Bedaya

Adat istiadat : Tumplak Wajik


Dua hari sebelum acara Grebeg Muludan, Suatu upacara yaitu Upacara
Tumplak Wajik diadakan di halaman Istana Magangan pada jam 16.00
wib. Upacara ini berupa Kotekan atau permainan lagu dengan memakai
kentongan, lumpang (alat untuk menumbuk padi) dan semacamnya yang
menandai awal dari pembuatan gunungan yang akan diarak pada saat
Upacara Grebeg Muludan. Lagu-lagu yang dimainkan dalam acara
Numplak Wajik ini adalah lagu jawa populer seperti Lompong Keli,
Tudhung Setan, Owal Awil atau lagu-lagu rakyat lainnya.
16. Provinsi Jawa Timur
Tari tradisional : Tari Remong dan Tari Reog Ponorogo

Adat istiadat : Tradisi Larung Ari-Ari

Selanjutnya, yang kedua adalah tradisi Larung Ari-Ari. Ini merupakan


upacara adat Jawa Timur dalam bentuk kegiatan melarung atau menghanyutkan
ari-ari si jabang bayi.

Biasanya dalam tradisi ini ari-ari si bayi akan dilarung bersama dengan bunga 7
rupa, kendil, kain putih, dan jarum ke laut.

Selain itu, dalam tradisi ini juga terdapat proses menyanyikan tembang Macapat
yaitu Dhandhang Gula. Usai acara melarung selesai maka panitia akan
merayakan kelahiran si bayi dengan pesta meriah. Sebagian masyarakat masih
membudayakan tradisi ini hingga sekarang.

17. Provinsi Bali


Tari tradisional : Tari Legong dan Tari Kecak

Adat istiadat : Upacara Melasti


Melasti adalah upacara besar selanjutnya yang selalu rutin digelar setiap
tahunnya. Biasanya, Upacara Melasti ini diadakan tiga hari menjelang
perayaan Nyepi. Adanya Upacara Melasti ini dimaksudkan sebagai
penyucian diri bagi penduduk Hindu di Bali. Mereka akan mendatangi
beberapa sumber air sakral seperti danau, mata air, hingga laut yang
dipercaya menyimpan mata air keabadian atau Amerta.
Dalam acara ini, Pemangku Hindu akan memercikkan air suci ke kepala
setiap orang yang datang. Tujuan pemercikan ini adalah untuk
meluruhkan semua kotoran dan hal buruk di dalam tubuh agar jiwa dan
raga kembali suci.

18. Provinsi Nusa Tenggara Barat


Tari tradisional : Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batunganga

Adat istiadat : Upacara Perang Topat


Upacara Perang Topat Merupakan sebuah wujud rasa syukur atas semua
kemakmuran dan kesejahteraan kepada Tuhan Yang maha Esa, karena
telah memberikan tanah yang subur, serta hujan yang cukup, Topat ini
dilakukan oleh suku Sasa, dan biasanya upaacara ini dilakukan setelah
pedande dilakukan, sedangkan pedande itu sendiri adalah salah satu ritual
pemujaan yang dilakukan pada sekitar jam 17.30 waktu setempat.

19. Provinsi Nusa Tenggara Timur


Tari tradisional : Tari Perang dan Tari Gareng Lameng

Adat istiadat : Cium hidung


Salah satu budaya di suku Timor yang pertama adalah cium hidung. Cium
hidung biasanya dilakukan sebagai bentuk ucapan selamat datang atau
tanda kasih sayang untuk orang yang baru pertama kali dijumpai atau
orang yang jarang ditemui seperti keluarga yang tinggal di luar kota.
Cium hidung ini memang sudah tak asing lagi bagi orang Timor karena
ini merupakan budaya turun temurun yang selalu dijunjung tinggi.

20. Provinsi Kalimantan Barat


Tari tradisional : Tari Monong dan Tari Zapin Tembung

Adat istiadat : Tradisi Saprahan


kata Saprahan berasal dari kata “saprah” yang memiliki arti berhampar,
yaitu budaya makan bersama (bareng) dengan cara duduk lesehan atau
bersila di atas lantai secara berkelompok. Jumlah orang yang makan pada
setiap kelompok mencapai enam orang.
Pada prosesi kebiasaan adat Saprahan dieglar, seluruh menu hidangan
makanan disusun secara teratur di atas kain saprah. Penyusunan rapi
tersebut juga mencakup peralatan dan perlengkapannya mencakup kain
Saprahan, piring makan, kobokan beserta serbet, mangkok nasi, mangkok
lauk pauk, sendok nasi dan lauk serta gelas minuman.

21. Provinsi Kalimantan Tengah


Tari tradisional : Tari Balean Dadas dan Tari Tambun & Bungai

Adat istiadat : Tradisi Manetek Kayu


Kebiasaan adat Manetek Kayu di Kalimantan Tengah mempunyai nilai
yang tinggi dalam kehidupan masyarakat suku Dayak. Tradisi ini
mempertontontkan kekuatan pria dayak terkait dengan kemampuan,
keterampilan, dan kekuatan dalam memakai Pahera untuk bisa bertahan
hidup. Persamaan lain, hal ini sama nilainya dengan kemampuan
menyumpit, memainkan mandau maupun tradisi lainnya. Upacara ini
adalah ritual dalam penyambutan tamu khas Dayak Kalimantan Tengah,
juga terkait dengan tradisi Pantan.
Tamu yang datang bukanlah tamu sembarangan. Namun tamu yang
menjadi kehormatan warga Kalteng. Maka wajar jika prosesi adat
tersebut digelar.

22. Provinsi Kalimantan Selatan


Tari tradisional : Tari Baksa Kembang dan Tari Radap Rahayu

Adat istiadat : Babalian Tandik


Tradisi Babalian Tandik merupakan kegiatan ritual yang dilakukan oleh
Suku Dayak selama kurun waktu seminggu. Dan puncak acara biasanya
dilakukan di depan mulut Goa dengan sesembahan pemotongan hewan
qurban. Kemudian, upacara ini diakhiri dengan Upacara Badudus atau
penyiraman Air Dudus. Biasanya yang didudus (disiram) seluruh
pengunjung yang hadir sehingga mereka basah semua.

23. Provinsi Kalimantan Timur


Tari tradisional : Tari Gantar dan Tari Hudoq

Adat istiadat : Dahau


Dahau merupakan upacara adat pemberian nama anak di Kalimantan
Timur. Namun upacara ini biasanya digelar oleh keluargaa keturunan
bangsawan atau keluarga mampu dan terpandang di wilayah tempat
tinggal.

24. Provinsi Kalimantan Utara


Tari tradisional : Tari Busak Baku dan Tari Mance

Adat istiadat : Upacara adat Nebe'e Rau


merupakan upacara tahunan tanam padi di Kalimantan Timur. Upacara
ini sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Dayak atas ladang mereka
yang bisa ditanami padi, dan berharap hasilnya berlimpah.

25. Provinsi Sulawesi Utara


Tari tradisional : Tari Maengket dan Tari Polo-Palo

Adat istiadat : Kegiatan Mapalus


Adalah sistem tradisional orang Minahasa berbentuk gotong royong
dengan prosedur kerjasama secara bergiliran oleh tiap-tiap anggota untuk
kepentingan bersama. Kegiatan mapalus merupakan kesadaran bersama
untuk berkarya, berpikir, dan lain-lain.

26. Provinsi Sulawesi Barat


Tari tradisional : Tari Patuddu dan Tari Kondo Sapata
Adat istiadat : Melluas
Masyarakat Kabupaten Polewali Mandar memiliki sebuah tradisi sebagai
ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang diberi nama Melluas.
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kata Melluas sendiri
mempunyai arti 'membersihkan diri'. Tradisi ini dibuka dengan
menghanyutkan aneka makanan, ayam, hingga uang yang diletakkan di
sebuah wadah dari batang pisang ke sungai.
Uniknya, makanan yang dihanyutkan tadi akan menjadi rebutan warga
yang telah menunggu di hilir sungai yang jaraknya sekitar 200 meter.
Acara dilanjutkan dengan mengadakan doa dan makan bersama. Puncak
dari acara ini ialah prosesi menceburkan diri secara bersama-sama ke
sungai dengan tujuan membersihkan diri.

27. Provinsi Sulawesi Tengah


Tari tradisional : Tari Lumense dan Tari Peule Cinde

Adat istiadat : Upacara Nokeso


Upacara Nokeso bisa dikatakan adalah semacam upacara peresmian atau
pernyataan bahwa seorang anak perempuan yang diupacarakan telah
mengakhiri masa kanak-kanak dan memasuki masa kedewasaan. Maka
dari itu, diharapkan si perempuan tersebut selalu menjaga dirinya, tutur
kata, serta adat istiadat leluhurnya.
28. Provinsi Sulawesi Selatan
Tari tradisional : Tari Bosara dan Tari Kipas

Adat istiadat : Sisemba


Sisemba merupakan permainan adu kaki yang gelar saat perayaan panen
raya, di lapangan atau tempat terbuka, mempertemukan dua kubu yang
berasal dari dua desa yang bersebelahan. Permainan ini di lakukan oleh
anak-anak maupun orang dewasa.

29. Provinsi Sulawesi Tenggara


Tari tradisional : Tari Modinggu dan Tari Balumpa

Adat istiadat : Prosesi Adat Kansoda'a


Kansoda'a menyimbolkan kebanggaan keluarga Wakatobi memiliki anak
perempuan yang beranjak dewasa. Para orang tua ingin menunjukkan
anak perempuan kebanggaan mereka telah tumbuh dengan baik Prosesi
adat ini biasanya dilakukan setahun sekali setelah Hari Raya Lebaran.
Para perempuan didandani dan mengenakan pakaian adat lengkap dengan
aksesoris berwarna cerah dan didominasi warna emas. Kepala mereka
dihiasi mahkota dari bunga dan bulu burung. Selama prosesi perempuan
akan ditandu dan diarak keliling kampung. Prosesi ini dilakukan sekali
dalam seumur hidup.

30. Provinsi Gorontalo


Tari tradisional : Tari Tidi Lopolopalo, Tari Saronde

Adat istiadat : Molalunga atau pohutu molalungo


adalah upacara pemakaman adat Gorontalo. Upacara ini adalah adat
istiadat yang berlandaskan ajaran Islam sebagai agama yang telah dianut
Suku Gorontalo sejak abad pertengahan.

31. Provinsi Maluku


Tari tradisional : Tari Lenso dan Tari Cakalele

Adat istiadat : Obor Pattimura


Dalam perayaannya, biasanya pemerintah Maluku bersama rakyat
setempat melakukan prosesi adat dan kebangsaan untuk memperingati
Hari Pattimura.
Satu prosesi yang paling terkenal adalah lari obor dari Pulau Saparua
menyeberangi lautan menuju Pulau Ambon, lalu diarak sepanjang 25
kilometer menuju Kota Ambon.

32. Provinsi Maluku Utara


Tari tradisional : Tari Dana-Dana, Tari Nahar Ilaa
Adat istiadat : Upacara Tihi Huau
Upacara Tihi Huau adalah satu tradisi yang disimbolkan dengan dengan
prosesi pemotongan rambut yang diyakini mampu membuang segala
pengaruh buruk yang berasal dari luar diri seorang anak. Kegiatan ini
biasa dimlai dengan memposisikan si anak agar duduk di sebuah kursi.
Diikuti dengan keluarganya dengan posisi membentuk lingkaran
mengelilinginya. Selanjutnya, seorang yang bergelar Momo Kanate
(Kepala Soa yang memimpin upacara) menghampirinya dan membaca
doa serta memotong rambut si anak memakai alat pemotong yang diberi
nama Bulu Sero.

33. Provinsi Papua Barat


Tari tradisional : Tari Selamat Datang dan Tari Musyoh

Adat istiadat : Bakar Batu (Barapen)


Tradisi unik lain yang dilakukan masyarakat Papua adalah Bakar Batu
yang disebut Barapen. Barapen adalah sebutan untuk yang di kota, ada
juga nama lainnya pada masing-masing daerah. Barapen ini sebagai
simbol rasa syukur dan persaudaraan, tapi bisa juga dilakukan saat
upacara kematian. Tradisi ini merupakan salah satu budaya tertua di sana.

34. Provinsi Papua


Tari tradisional : Tari Selamat Datang dan Tari Musyoh
Adat istiadat : Bakar Batu (Barapen)
Tradisi unik lain yang dilakukan masyarakat Papua adalah Bakar Batu
yang disebut Barapen. Barapen adalah sebutan untuk yang di kota, ada
juga nama lainnya pada masing-masing daerah. Barapen ini sebagai
simbol rasa syukur dan persaudaraan, tapi bisa juga dilakukan saat
upacara kematian. Tradisi ini merupakan salah satu budaya tertua di sana.

Anda mungkin juga menyukai