Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

UNSUR-UNSUR BUDAYA SUMATERA SELATAN

Dosen Pengampu : Elvina, M.Pd.

Oleh :

Nina Ardianti Dewi (176910754)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

T.A 2019/2020
UNSUR-UNSUR BUDAYA PROVINSI SUMATERA SELATAN

A. Sistem Religi dan Upacara Agama


Walaupun Sumatera Selatan adalah tempat berdirinya kerajaan sriwijaya yang
menganut kepercayaan dan agama Budha tetapi mayoritas masyarakatnya beragama
Islam, karena masyarakat Palembang yang pada umumnya memiliki darah dan
keturunan bangsa Melayu yang juga mayoritas beragama islam. Selain agama Islam
di Palembang juga terdapat beberapa agama yang lain seperti Buddha, Kristen
Protestan, Katolik dan Hindu.
Upacara adat yang terdapat di Palembang beberapa diantaranya yaitu sebagai
berikut:
1. Tradisi Bebehas
Kegiatan Bebehas ialah tradisi yang dahulu kerap dilakukan oleh masyarakat
pedesaan di Kabupaten Muara Enim di Sumatera Selatan. Bebehas dapat
dimaknai dengan menjadikan beras yang tadinya padi atau kegiatan
mengumpulkan beras. Kegiatan ini dahulu dilaksanakan masyarakat manakala
suatu keluarga akan mengadakan hajat, seperti ingin menikahkan putra putrinya
atau yang biasa disebut dengan ngantenkan.

2. Tradisi Ngobeng
Kebiasaan Ngobeng di Sumatera Selatan merupakan tradisi makan bersama
warisan budaya leluhur. Kebiasaan itu, sekarang mulai jarang dijumpai karena
masyarakat lebih memilih menjamu tamu dengan hidangan prasmanan. Padahal,
kegiatan Ngobeng sangat dalam makna yang terkandung, yaitu untuk menghargai
tamu dan mempererat hubungan keluarga dan kerabat. Saat masuk rumah, tamu
langsung disiapkan air untuk cuci tangan dan selanjutnya menuju hidangan.

3. Tradisi Sedekah Rame


Kegiatan Sedekah Rame yang berlaku di Sumatera Selatan merupakan
upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat yang bekerja sebagai petani.
Tradisi Sekedah Rame ini dilakukan bertujuan meminta perlindungan dan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa supaya proses menanam padi hingga panen
berjalan dengan lancar dan memberikan keuntungan secara ekonomi.

4. Tradisi Pemakaman
Kegiatan Pemakaman ialah upacara dimana orang meninggal harus
dimandikan, dirawat, dikafani hingga akhirnya dikuburkan. Nah, acara
pemakaman merupakan salah satu upacara adat Palembang yang dimana pihak
yang meninggal akan mengadakan pemandian jenazah hingga diberikan kain
kafan.

5. Tradisi Madik
Asal kata Madik dari bahasa Jawa Kawi yang mempunyai arti “mendekat”
atau “pendekatan”. Madik ialah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis
yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria.Tujuannya untuk perkenalan,
mengetahui asal usul serta silsilah keluarga masing-masing serta melihat apakah
gadis tersebut belum ada yang meminang. Jika sudah ada pria yang meminang,
maka harus mencari gadis lainnya lagi.

6. Tradisi
Kegiatan Menyengguk atau sengguk berasal dari bahasa Jawa kuno yang
mempunyai makna yaitu memasang “pagar” agar gadis yang dituju tidak
diganggu oleh sengguk (sebangsa musang, sebagai kiasan tidak diganggu perjaka
lain). Tradisi ini dilakukan apabila proses Madik berhasil, untuk menunjukkan
keseriusan, keluarga besar pria mengirimkan utusan resmi kepada keluarga si
gadis. Utusan pun membawa Tenong atau Sangkek terbuat dari anyaman bambu
berbentuk bulat atau segi empat berbungkus kain batik bersulam emas berisi
makanan, dapat juga berupa telor, terigu, mentega, dan sebagainya sesuai
keadaan keluarga si gadis.
7. Tradisi Mutuske Kato
Kegiatan ini memiliki tujuan kedua pihak keluarga membikin keputusan
dalam hal yang berkaitan dengan: ”hari ngantarke belanjo” hari pernikahan, saat
Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi
Simburan dan Beratib. Guna menentukan hari pernikahandan acara Munggah,
lazim dipilih bulan-bulan Islam yang dipercaya memberi barokah bagi kedua
mempelai kelak yakni bulan Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadilawal, Jumadil
akhir.

8. Tradisi Munggah
Tradisi Munggah merupakan puncak rangkaian acara pernikahan adat di
Palembang. Hari munggah umumnya ditetapkan pada hari libur diantara sesudah
hari raya Idul Fitri & Idul Adha. Saat pagi hari sebelum acara, dari pihak
mempelai wanita datang ke pihak laki-laki (ngulemi) dengan mengutus satu
pasang lelaki & wanita.

9. Tradisi Bekarang
Tradisi Bekarang Iwak ialah upacara adat kecamatan Gandus, di daerah
Palembang, dimana dalam proses upacara ini warga akan bersama – sama
menangkap ikan guna dibawa pulang secara gratis. Arti Bekarang ialah
menangkap sedangkan Iwak berarti ikan.

10. Tradisi Nyanjoi


Kegiatan Nyanjoi dilaksanakan disaat malam sesudah munggah dan sesudah
nyemputi. Umumnya, Nyanjoi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu malam
pertama yang datang Nyanjoi rombongan muda-mudi, malam kedua orang tua-
tua. Demikian juga pada masa sesudah nyemputi oleh pihak besan lelaki.

B. Sistem dan Keorganisasian


Masyarakat Komering yang menganut sistem patrilineal dalam keluarga yang
sangat membatasi gerak kerabat perempuan mereka. Di dalam keluarga, laki-laki
bertugas menjaga martabat saudara perempuan dan keluarganya. Posisi laki-laki
tersebut banyak disimbolkan dalam acara-acara adat sehingga dapat disimpulkan
laki-laki menduduki posisi yang tinggi dan penting.
C. Sistem Pengetahuan

Pada dasarnya kalau dari segi pakaian sekolah atau seragaman siswa/i di
Sumatera Selatan sama dengan di Riau. Hari Jum’at menggunakan baju Melayu
dan setiap sekolah warnanya berbeda-beda. Disdikpora Palembang memiliki
beberapa program diantaranya yaitu program Sekolah Gratis dan juga Disdikpora
akan fokus pada penataan sarana dan prasarana penidikan, salah satunya adalah
memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak, terlebih ruang kelas belajar(RKB)
yang tidak layak pakai dan juga akan menambah fasilitas lainnya seperti meja
dan bangku sekolah. Dan program lain dari bidang pendidikan yaitu program dari
PKK Sumsel yaitu satu PAUD satu Desa.
Kurikulum yang diterapkan oleh SD di Palembang yaitu Kurikulum 2013 atau
K13. Dan untuk SMA menerapkan kurikulum Cambridge dan rencananya pada
tahun 2020 SMP di Sumatera Selatan juga akan menerapkan kurikulum
Cambridge ini dengan alas an karena sebenarnya kurikulum ini sudah cocok
dengan kurikulum 2013 namun berbasis global. Dan pada tahun 2019 ini
pemerintah fokus pada pembangunan gedung dan penerapan k13 sembari
memperbaiki sector agar tahun 2020 semua SMP di Kota Palembang khusunya
sudah siap untuk menerapkan kurikulum Cumbridge ini. Dan untuk SMK sejak
tahun 2018 telah menerapkan kurikulum Kelapa Sawit.

D. Bahasa
Bahasa seperti juga budaya, merupakan bahagian yang tak terpisah dari diri
manusia sehingga banyak orang tampil menganggapnya diwariskan secara
genetik. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu di pelajari.

Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Palembang Alus


atau Berbaso dan Baso Palembang sari-sari. Baso Palembang Alus digunakan
dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-
orang yang di hormati, terutama dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar
pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit,
Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata
dalam bahasa Jawa.

Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh orang Palembang dan


berarkar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang
biasanya menggabugkan bahasa ini dengan bahasa Palembang memiliki
kemiripan dengan bahasa di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu, dan
Jawa(dengan intonasi beda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran ‘a’ pada kosakata
bahasa Indonesia yang di ubah menjadi ‘o’ banyak ditemukan.

E. Kesenian
Beberapa tari dari Sumatera Selatan yaitu;
1. Tari Adat Silampari
Istilah Silampari terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Palembang.
Silam berati hilang dan pari berarti peri. Terinspirasi dari kisah rakyat mengenai
Dayang Torek dan Bujang Penulup, Tarian ini menceritakan kisah seorang
perempuan yang menjadi peri kemudian menghilang, sehingga tari ini dinamakan
Tari Silampari.

2. Tari Adat Penguton


Tari penguton ini sering ditampilakan dalam upacara penyambut kedatangan
pembesar negara pada masa awal kemerdekaan. Pada tahun 1950, Tari Penguton
diakui oleh Pemerintah Provinsi sebagai akar dari terciptanya sekapur sirih yaitu
lahirnya tari “Gending Sriwijaya”. Tari ini juga pernah dibawa ke Istana Negara
sebagai persembahan budaya.
3. Tari Adat Bujang Gadis Beladas
Tari Bujang Gadis Beladas biasanya dibawakan oleh penari laki-laki dan
perempuan berjumlah tujuh yang menghadirkan gerak lincah dan ceria. Mereka
memakai pakaian tradisional Sumatera Selatan yang telah dimodifikasi. Tarian
ini merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan muda-mudi Ogan
Komering Ilir.
4. Tari Adat Petake Gerinjing
Tarian ini merupakan tari kreasi yang menceritakan tentang masyarakat yang
tinggal di daerah Pagar alam, provinsi Sumatera Selatan. Dalam tarian ini
digambarkan kondisi masyarakat yang mendapat azab dikarenakan tidak
mematuhi norma-norrna dan adat-istiadat yang ada. Azab tersebut digambarkan
dengan datangnya bencana banjir bandang yang menyapu peradaban.

5. Tari Adat Ngantat Dendan


Tarian ini merupakan tari kreasi yang digarap khusus sebagai tarian yang
menggambarkan iring-iringan dari pengantin pria didalam pernikahan adat Kota
Lubuk linggau, provinsi Sumatera Selatan. Dalam budaya Lubuk linggau, Jaras
didalam pernikahan adat digunakan sebagai wadah untuk menampung barang-
barang yang telah diminta oleh mempelai perempuan sebagai mahar dari
pernikahan.
Beberapa alat music di Sumatera Selatan yaitu sebagai berikut:
1. Burdah atau Gendang Oku
Burdah adalah alat musik sejenis gendang berukuran besar yang dibuat dari
kulit hewan dan kayu nangka, dibandingkan dengan rebana, ukuran burdah lebih
besar. Karena alat musik ini pertama kali ditemukan dalam budaya masyarakat
Ogan Komering Ulu atau OKU, maka banyak pula orang yang menyebut alat
musik ini dengan nama Gendang Oku.

2. Genggong

Genggong ini merupakan salah satu alat musik tradisional yang dimiliki oleh
masyarakat Besemah Kota Pagaralam, sejenis alat musik tiup yang menghasilkan
suara mirip harmonika.
3. Gambus
Alat musik gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin yang
berasal dari Timur Tengah. Walaupun alat musik gambus ini dapat ditemui di
beberapa daerah di Indonesia, akan tetapi bentuk alat musik gambus dari
Sumatera Selatan ini tentu saja memiliki ciri khas.
F. Sistem Pencaharian
Masyarakat palembang pada umumnya mempunyai mata pencaharian
berdagang. Dalam cakupan dalam kepulauan, kepulauan Sumatera sangat kaya
dengan hasil buminya seperti kelapa sawit, tembaga, batu-bara, timah, bauksit
dan lain-lain. Maka dari itu sumber mata pencaharian masyarakat Palembang
juga menjadi pekerja tambang. Dalam berbagai definisi hetrogen dan bermata
pencaharian pencaharian non pertanian.

G. Sistem Pengetahuan dan Tekhnologi


Masyarakat Palembang dikenal dengan sifat suka berterus terang dan suka
berkawan. Mereka memiliki keahlian dan menciptakan karya seni yang indah
dengan kesabaran dan kemampuannya. Salah satu contoh dari hasil kreasi
masyarakat Palembang yang paling terkenal adalah kain songket yang terbuat
dari sutera di kombinasikan dengan benang emas yang mampu memikat kolektor
pakaian tradisional karena desainnya yang kaya dan elegan. Songket juga dapat
menjadi oleh-oleh yang bagus, meskipun harga songket cukup mahal terutama
yang dibuat langsung secara tradisional. Selain itu Palembang terkenal dengan
ukiran kayu bermotifnya yang dipengaruhi oleh desain Cina dan Budha. Ukiran-
ukiran kayu yang terdapat di mebel tersebut didominasi oleh dekorasi berbentuk
bunga melati dan teratai.

Anda mungkin juga menyukai