DISUSUN OLEH :
NIM : 17231001
MATARAM
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pemakalah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
pemakalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Makalah yang berisi materi “Tradisi Bau Nyale dan Pariwisata Kokoh Putih”
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Kearifan Lokal dan
Kepariwisataan. Pada kesempatan ini pemakalah menyampaikan terima kasih kepada
dosen pengampu Dahlia Rosma Indah, M. Si. yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran kepada pemakalah.
PEMAKALAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Tradisi Bau Nyale……….......………….…........................................ 3
B. Kandungan Nyale……………………………..…........................................... 5
C. Wisata Kokok Putik…………………………………………….…................. 6
D. Kandungan Kokok Putik……………………………...………….…............... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia mempunyai berbagai kearifan lokal dan pariwisata yang
berbeda di setiap daerah. Arus global dapat cepat menggerus nilai-nilai budaya
lokal termasuk kearifan lokal yang dipegang oleh masyarakat. Jika ditelusur
lebih dalam, nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya penduduk Indonesia selaras
dengan isu-isu seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup.
Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap
system atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Kearifan lokal dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan
strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati
diri daerah dapat dilakukan melaui penanaman nilai-nilai budaya dan
kesejarahan senasip sepenanggungan diantara warga. Oleh karena itu, perlu
dilakukan revitalisasi budaya daerah dan penguatan budaya daerah. Upaya
tersebut dapat meminimalisasi dampak negatif atau menahan gemburan nilai-
nilai yang merusak kepribadian bangsa ketika interaksi kebudayaan antar bangsa
semakin intensif, maka sangat diperlukan ketahanan budaya yang tangguh.
Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan orang karena dengan
mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya
sangat besar, oleh karena itu permintaan akan pariwisata semakin bertambah
seiring dengan tingkat kebutuhan manusia yang semakin bertambah dari tahun
ke tahun. Perkembangan sektor pariwisata ini di satu sisi memberikan
keuntungan ekonomis yang cukup tinggi. Keuntungan ekonomis ini membawa
pengaruh pada pendapatan negara secara umum dan kesejahteraan masyarakat
sekitar secara khusus. Kehadiran wisatawan dapat diartikan sebagai kehadiran
rezeki bagi sejumlah orang mulai para pemandu wisata, tukang becak, sampai
dengan para pedagang. Dengan demikian, sektor pariwisata bukan sekedar
memberikan keuntungan bagi pelaku-pelaku bidang pariwisata melainkan juga
memberikan keuntungan sektor-sektor lain di luar pariwisata.
Dalam GBHN 1999, termuat bahwa pembangunan kepariwisataan terus
di tingkatkan dan di kembangkan untuk memperbesar penerimaan devisa negara,
memperluas dan meratakan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah,
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperkaya kebudayaan
nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian bangsa demi terpilihnya nilai-
nilai agama, mempererat persahabatan antar bangsa, memupuk cinta tanah air,
serta mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. Di Lombok itu sendiri
mempunyai berbagai macam kearifan lokal dan pariwisata yang mempunyai
berbagai macam manfaat, baik dari segi kesehatan maupun keuntungan. Salah
satunya yaitu tradisi bau nyale dan wisata kokok putek atau kali putih
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Sejarah Tradisi Bau Nyale ?
2. Apa Kandungan Yang Ada Di Nyale ?
3. Bagaimana Wisata Kokok Putek ?
4. Apa Kandungan Yang Ada Di Kokok Putek ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Tradisi Bau Nyale.
2. Untuk Mengetahui Kandungan Yang Ada Di Nyale.
3. Untuk Mengetahui Tentang Wisata Kokok Putek.
4. Untuk Mengetahui Kandungan Yang Ada Di Kokok Putek.
BAB II
PEMBAHASAN
(Gambar 1. Nyale)
Cacing ini juga dipercaya bisa menyuburkan tanah sehingga bisa membuat
hasil panen melimpah, tapi bergantung dengan ukuran cacing dan kesuburan
cacingnya. Sekarang, perayaan Bau Nyale itu sudah dijadikan alat promosi
negara untuk menarik antusias wisatawan asing dan nusantara. Oleh karena itu,
Bau Nyale sendiri dikemas dengan bentuk festival, di mana banyak acara yang
identik dengan Bau Nyale dihadirkan setiap tahun. Dalam perayaan menangkan
cacing ini, masyrakat Lombok akan berkumpul sejak pukul 05:00 WIB, dan
pergi ke karang-karang di lautan untuk menemukan cacing.
Tak hanya di Lombok, Nyale yang tergolong kelas polychaeta ini ternyata
juga muncul di berbagai belahan lain di dunia, diantaranya di Kepulauan Samoa,
Teluk Mexico, beberapa pantai di Jepang dan Prancis, serta di Kepulauan
Bermuda. Nyale merupakan jenis cacing yang hidup di dasar laut, dimana siklus
reproduksinya dipengaruhi oleh benda-benda angkasa. Kemunculan Nyale di
pesisir pantai, yang hanya terjadi sekali dalam satu tahun, tak lain dikarenakan
cacing ini sedang melangsungkan aktivitas pemijahannya secara massal.
B. Kandungan Nyale
Festival Bau Nyale berlangsung antara bulan Februari dan Maret setiap
tahunnya, atau setiap tanggal dua puluh bulan sepuluh menurut penanggalan
Sasak. Bau Nyale yang dalam Bahasa Sasak berarti ‘menangkap Nyale’
merupakan inti dari festival ini, yakni mengumpulkan Nyale sebanyak mungkin.
Nyale yang didapat kemudian sebagian akan ditaburkan di sawah karena
dipercaya dapat menyuburkan tanah hingga membuat hasil panen berlimpah.
Sebagian lagi akan diolah menjadi lauk-pauk, penyedap masakan, antibiotik,
bahkan obat kuat karena ternyata Nyale memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Nyale memiliki kandungan protein yang jauh lebih tinggi dari telur ayam
ras dan susu sapi. Sebagai perbandingan, nyale memiliki kandungan protein
sebanyak 43.84% sedangkan telur ayam ras dan susu sapi masing-masing hanya
sebesar 12.2% dan 3.50%. Protein ini berfungsi dalam proses metabolisme
tubuh, terutama dalam pembentukan sel-sel baru untuk menggantikan sel yang
rusak. Kadar fosfor dalam Nyale (1.17%) juga cukup tinggi bila dibandingkan
dengan telur ayam ras (0.02%) dan susu sapi (0.10%). Fosfor ini berfungsi
sebagai untuk kesehatan tulang dan gigi, membangtu kerja ginjal, pembentukan
DNA, dll. Nyale bahkan memiliki kandungan kalsium (1.06%) yang ternyata
masih lebih tinggi dari kandungan kalsium susu sapi yang hanya 0.12%. Kalsium
adalah jenis mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
gigi serta tulang. Selain itu, kalsium juga dibutuhkan oleh saraf, jantung, dan
sistem pembekuan darah agar bisa berfungsi dengan baik.
Suasana alam Kokok Putik masih tampak asri karena hutannya berada di
bawah perlindungan pemerintah dan dijadikan sebagai bagian dari wilayah
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Di sepanjang Kokok Putik banyak
ditumbuhi oleh pohon-pohon besar, semak-semak dan tanaman obat-obatan.
Disamping itu, Kokok Putik juga banyak menyimpan misteri alam yang
membuat orang terheran-heran bagi mereka yang telah menjumpai pengalaman
mistis tersebut dan bahkan banyak orang yang mempercayai bahwa Kokok Putik
merupakan tempat persinggahan para wali. Hal itulah yang kemudian membuat
Kokok Putik dijadikan sebagai tempat peristirahatan bagi wisatawan yang
menuju Danau Segara Anak yang melalui jalur Sembalun ataupun jalur Torean
dan Senaru.
Setiap harinya, Kokok Putik selalu ramai disinggahi oleh pejalan yang
berlalu lalang melalui jalur Sembalun – Bayan, sebab Kokok Putik merupakan
jalur utama yang menghubungkan kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara.
Setiap hari minggu dan hari-hari libur sekolah, sungai ini selalu ramai dikunjungi
oleh wisatawan. Susana alam yang sejuk membuat pengunjung merasa nyaman
untuk menikmati pitur alam sekitar dan pitur Gunung Rinjani dari sekitar
jembatan Kokok Putik.
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non logam
yang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral sulfide dan
sulfat.
Ciri khas air belerang itu, terletak pada warna cenderung keruh dan
aromanya bau sulfur, karena sulfur oksida salah satu spesies dari gas-gas oksida
sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah larut dalam air, sehingga sulfur dapat
ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti : meteorit, gunung berapi, sumber air
panas. Belerang merupakan unsur kimia yang ditemukan dalam dua bentuk,
yaitu belerang alam dan belerang yang bersenyawa dengan logam logam lain.
Belerang alam muncul di perut bumi karena adanya aktivitas magma.
Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur Dan Radiokimia. Bandung: Pt. Citra Aditya
Bakti.
Barlian, M. Dkk. 2013. Perancangan Pipa Pesat, Dan Daya Keluaran Pembangkit
Listrik Tenaga Air Kokok Putik Desa Bilok Petung Kecamatan Sembalun
Kabupaten Lombok Timur. Dinamika Teknik Mesin. Vol. 3. No. 2.
Setyowati, P. 2016. Karakteristik Karet Ebonit Yang Dibuat Dengan Berbagai Variasi
Rasio Rss/I/Riklim Dan Jumlah Belerang. Jurnal Majalah Kulit, Karet, Dan
Plastic. Vol. 20. Yogyakarta.