Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM 2013 DALAM KIMIA


SMA DAN IPA SMP
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pengembangan Program
Pembelajaran Kimia Yang Diampu Oleh Suryati,
M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA :ISYA ANJANI

NIM : 17231001

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS SAINS TEKNIK DAN TERAPAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

MATARAM

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pemakalah panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada
pemakalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang direncanakan.

Makalah yang berisi materi “Analisis Kurikulum 2013 Dalam Kimia SMA dan
IPA SMP” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Program
Pembelajaran Kimia. Pada kesempatan ini pemakalah menyampaikan terima kasih
kepadadosen pengampuSuryati, M.Pd.yang telah banyak memberikan bimbingan dan
saran kepada pemakalah.

Pemakalah telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian


makalah ini. Namun, pemakalah menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi
isi maupun tata bahasanya. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya makalah ini. Semoga isi
makalah ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
pendidikan. Terima kasih.

Mataram, 3 April 2020

PEMAKALAH
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum 2013 ………....………….…........................................ 3
B. Hasil Analisis SWOT Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran
Kimia Atau IPA ..…......................................................................................... 3
C. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Atau IPA ……............ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha atau kegiatan manusia dewasa
terhadap manusia yang belum dewasa dan terencana yang bertujuan untuk
menggali potensi-potensi yang dimiliki tersebut agar menjadi aktual dan dapat
dikembangkan.Pendidikan dapat terjadi melalui interaksi manusia dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Proses interaksi tersebut akan
berlangsung dan dialami manusia selama hidupnya. Interaksi manusia dalam
lingkungan sosialnya menempatkan manusia sebagai makhluk sosial. Yakni, makhluk
yang saling memerlukan, saling bergantung, dan saling membutuhkan satu sama lain,
temasuk ketergantungan dalam hal pendidikan. Di samping itu, manusia sebagai
makhluk sosial terikat dengan sistem sosial yang lebih luas.
Pendidikan secara formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang
telah direncanakan, terstruktur oleh suatu institusi, departemen atau kementrian suatu
Negara seperti di sekolah pendidikan yang memerlukan sebuah kurikulum untuk
melaksanakan perencanaan pengajaran.Pendidikan dan kurikulum merupakan dua
konsep yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum membahas mengenai
perkembangan kurikulum.Sebab, dengan pemahaman yang jelas atas kedua konsep
tersebut diharapkan para pengelola pendidikan, terutama pelaksana kurikulum,
mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.Sehingga untuk tercapainya
program pembelajaran yang efektif diperlukan analisis kurikulum yang berlaku pada
saat ini yaitu kurikulum 2013, analisis kurikulum 2013 ini dilakukan dengan analisis
SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Kurikulum 2013?
2. Bagaimana Hasil Analisis SWOT Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Kimia
Atau IPA ?
3. Bagaimana Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Atau IPA ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tentang Kurikulum 2013.
2. Untuk Mengetahui Hasil Analisis SWOT Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran
Kimia Atau IPA.
3. Untuk Mengetahui Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Atau
IPA.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mensyaratkan penilaian hasil
belajar menggunakan penilaian autentik, karena dalam penilaiannya mampu
memberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan
valid.Penilaian hasil belajar yang wajib dilakukan apabila dikaitkan dengan
kompetensi peserta didik, maka harus memenuhi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.Setiap peserta didik memiliki potensi pada tiga aspek, hanya saja
tingkatannya yang berbeda.Perbedaan inilah yang menuntut guru untuk dapat
melaksanakan penilaian hasil belajar yang mencakup ketiga ranah kompetensi
peserta didik, dan dapat diwujudkan melalui penilaian autentik (Sabrina, 2017).
Karakteristik dasar Kurikulum 2013 adalah terletak pada pendekatan yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum tersebut.Kurikulum 2013
menekankan pendekatan saintifik pada jenjang pendidikan dasar hingga
menengah.Implementasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan meningkatkan daya saing bangsa seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Hari, 2013).

B. Hasil Analisis SWOT Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Kimia Atau IPA
Pada perkembangan kurikulum dari dulu sampai yang berlaku saat ini
yaitu kurikulum 2013, banyak mengalami kendala sehingga diperlukan analisis
kurikulum untuk mengetahui efektifitas dari kurikulum tersebut, salah satunya
dengan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis
yang digunakan untuk mengevalusi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), Peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Kemudian,
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, yang dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Berikut adalah hasil
analisis SWOT kurikulum 2013 ;
1. Kekuatan (strengths)
- Guru dan siswa termotivasi untuk bersama-sama mengembangkan metode
pembelajaran yang efektif.
- Guru dan siswa berkolaborasi dalam menciptakan kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang efektif  sehingga tercipta hubungan yang kondusif.
- Guru lebih kreatif dalam mengajar karena pada kurikulum ini guru
dituntut untuk terus mengembangkan metode mengajar sesuai dengan
perkembangan teknologi.
- Kurikulum 2013 tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global. Untuk tingkat SD, penerapan sikap
masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangkan untuk tingkat
SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan
pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu, untuk tingkat
SMA/SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan
kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia.
- Siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah.
- Kurikulum menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
- Berbasis kemampuan melalui penilaian proses dan output.
- Standart penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil.
Pada suatu penelitian dalam pembelajaran kimia SMA yang dimana
kurikulum 2013 disusun dengan tujuan membentuk peserta didik yang unggul
dalam 3 ranah kompetensi yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
proses pembelajarannya ditinjau dari aktivitas siswa yaitu visual, visual, oral,
writing, listening, mental, dan emotional. Sehingga, pada ranah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan didapatkan berturut-turut adalah 78%, 81,24% dan
78,13% (Ratna, 2014).
Hal ini dapat membuktikan bahwa pada keterampilan kebanyakan siswa
pada kurikulum 2013 terlibat dalam proses belajar. Proses belajar yang
dimaksud dalam hal ini adalah bagaimana siswa itu dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran dan penemuan konsep. Hal ini juga yang membedakan
kurikulum 2013 dengan kurikulum yang sebelumnya yang dimana pada
kurikulum sebelumnya seluruh kegiatan lebih di dominasi oleh guru sehingga
siswa cenderung hanya menghafal. Pada kurikulum 2013 guru dituntut untuk
tidak hanya sekedar menyampaikan materi namun juga mengajarkan nilai-
nilai positif untuk membangun karakter peserta didik dimana dalam hal ini
masing-masing sekolah diperkenankan menyusun sesuai dengan kemampuan
peserta didik dan mengacu pada Visi dan Misi sekolah masing-masing.
2. Kelemahan (weaknesses)
Keterampilan merancang RPP dan penilaian autentik belum sepenuhnya
dikuasai oleh guru, Banyak guru yang belum siap karena kurang kreatifnya
guru dalam mendesain pembelajaran yang efektif. Disamping itu juga
kelemahan dalam kurikulum 2013 terletak pada penilaian yang terperinci dan
membutuhkan waktu yang lama dalam implementasinya, dari hasil dapat
disimpulkan sebenarnya bukan terletak pada sistem penilaian yang sulit akan
tetapi terletak pada kurangnya sosialiasi atau bimbingan kurikulum 2013,
yang mengakibat pemahaman guru tentang sistem penilaian kurang dan
berujung pada implementasi dari penilaian guru belum sesuai tujuannya.
Selain itu dengan kurikulum ini, guru beranggapan bahwa tidak perlu
menjelaskan materinya sehingga setiap siswa memahami ilmu secara berbeda-
beda sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan. Konsep pendekatan
scientific masih belum dipahami, apalagi tentang metode pembelajaran yang
kurang aplikatif disampaikan. Sehingga, tidak ada keseimbangan antara
orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013.
Penyusunan materi ajar belum runtut sesuai tahap berpikir siswa, guru
harus memilah dan menentukan materi esensial mengingat materi yang harus
dikuasai siswa cukup banyak. Materi yang harus dikuasai siswa banyak dan
luas serta kurang mendalam, Konten kurikulum masih terlalu padat yang
ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang
keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat kemampuan siswa. Selain itu,
Beban belajar terlalu berat sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
3. Peluang (opportunities)
- Pemerintah daerah sangat berperan dalam pengembangan kurikulum ini
sehingga sekolah berpeluang untuk dapat melengkapi sarana dan
prasarana Sekolah dengan cara mengajukan prososal ke Pemerintah
Daerah Tingkat I dan Tingkat II.
- Kesiapan terletak pada guru. Guru harus terdorong kreatif dan memicu
kemampuannya  melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru
untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Menjadi peluang bagi guru untuk lebih meningkatkan pendidikan dan
pelatihan dari program sekolah.
- Persamaan kesempatan pendidikan bagi siswa baik di kota maupun di
daerah bahkan daerah pelosok.
- Kurikulum 2013 Pendidikan Menengah disesuaikan dengan kurikulum
Perguruan Tinggi sehingga siswa nantinya menjadi siap menghadapi dunia
kampus.
4. Ancaman / hambatan (threats)
- Belum ada evaluasi yang menyeluruh pada kurikulum KTSP sehingga
dikhawatirkan pada kurikulum 2013 ini akan mengalami hal yang sama.
- Terlalu dekatnya jarak sosialisasi  kurikulum 2013 dengan
implementasinya sehingga banyak sekolah yang belum siap melaksanakan
kurikulum ini.
- Kurikulum 2013 kurang atau tidak melibatkan komponen utama
pendidikan, yaitu guru. Guru dan sekolah lebih banyak didudukan sebagai
pelaksana dari kurikulum tersebut.
- Kurangnya kesiapan sekolah terutama dalam sarana prasarana.
- Pendidik masih belum memahami secara utuh bagaimana cara melakukan
penilaian agar tidak membutuhkan waktu yang lama.

Pembelajaran IPA Kurikulum 2013 di SMP dikembangkan sebagai mata


pelajaran Terpadu bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Proses pembelajaran
terdiri dari aktivitas guru dan aktivitas siswa. Pembelajaran IPA menurut
Kurikulum 2013 adalah pembelajaran saintifik, yaitu siswa melakukan praktik
sendiri dan menemukan sendiri (I Dewa, 2015). Dalam suatu penelitian yang
dilakukan oleh seorang guru SMP pada mata pelajaran IPA, silabus untuk mata
pelajaran IPA SMP pada topik materi gelombang masih belum menunjukkan
keterpaduan dari disiplin ilmu lain. Sedangkan, tentang topik materi Pemanasan
Global menunjukkan bahwa materi yang disampaikan sudah terpadu meliputi
disiplin ilmu Fisika, Kimia, dan Biologi. Jadi, keterpaduan materi yang
disampaikan guru cenderung mengikuti dari materi pada silabus. Jika materi
dalam silabus menuntut keterpaduan materi, maka guru akan mengajarkan materi
pembelajaran yang terpadu (Devi, 2018).
Dalam suatu penelitian di beberapa SMA di Banda Aceh, keunggulan
kurikulum 2013 yaitu penggunaan pendekatan saintifik, berbasis karakter, dan
menggunakan pendekatan kompetensi pada bidang studi tertentu. Kelebihan
kurikulum 2013 dipandang dari faktor internal adalah siswa diharapkan mampu
memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk bersaing di
dunia internasional.Sehingga, respon untuk kurikulum 2013 direspon baik oleh
guru maupun siswa (Rosmani, 2017).
Kualitas pembelajaran kimia dan IPA menggunakan kurikulum 2013
masih kurang baik, hal ini dapat disebabkan oleh kualitas sumber daya manusia
Indonesia, yang belum memahami tujuan dari kurikulum itu sendiri dan agak
susah bagi guru dalam mengubah karakter siswa karena pada mata pelajaran
kimia dan IPA lebih memperhatikan perkembangan aspek kognitif dibandingkan
dengan aspek afektif. Sehingga hasil pendidikan pun menjadi tidak seimbang,
anak-anak di sekolah lebih berorientasi mengejar nilai kognitif, mereka
mengabaikan nilai afektif, sehingga guru perlu menekankan nilai pada aspek
afektif untuk setiap murid dengan memberi sesuatu berupa nasihat atau wejangan
yang bisa ditanamkan pada pribadi setiap siswa untuk membentuk karakter siswa
yang lebih baik.

Pada saat ini terdapat kebijakan merdeka belajar. Merdeka Belajar adalah


program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemendikbud RI) yang diusungkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim. Esensi
kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum
mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi
guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan
kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang
awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran
akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar
dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih
membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul,
beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan
sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang
tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam
bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja
dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Gebrakan Merdeka Belajar


Konsep Merdeka Belajar

- Pelaksanaan USBN tahun 2020 mendatang akan


dikembalikan ke pihak sekolah.

- Pada tahun 2021 mendatang, Nadiem berencana Motto yang terkenal :


akan menghapus sistem UN, dan diganti dengan "Merdeka belajar,
sistem baru, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum Guru Penggerak"
dan Survei Karakter.

- Membentuk siswa yang kompeten, cerdas untuk


SDM bangsa, dan berbudi luhur.

Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena


keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan
pencapaian skor atau nilai tertentu.

Pokok-pokok kebijakan Kemendikbud RI tertuang dalam paparan


Mendikbud RI di hadapan para kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota
se-Indonesia, Jakarta, pada 11 Desember 2019.

Ada empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI, yaitu:

1. Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum


dan Survei Karakter. Asesmen ini menekankan kemampuan penalaran literasi
dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA. Berbeda dengan
UN yang dilaksanakan di akhir jenjang pendidikan, asesmen ini akan
dilaksanakan di kelas 4, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan menjadi masukan
bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelum
peserta didik menyelesaikan pendidikannya.
2. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah.
Menurut Kemendikbud, sekolah diberikan keleluasaan dalam menentukan
bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan
lainnya.
3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Menurut Nadiem
Makarim, RPP cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan
administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat
dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan kompetensi.
4. Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas (tidak
termasuk daerah 3T). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan
prestasi, diberikan kesempatan yang lebih banyak dari sistem PPDB.
Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan
daerah zonasi ini.

Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan.


Pasalnya, penelitian Programme for International Student Assesment (PISA)
tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki
posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia
menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara.

Menyikapi hal itu, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam


kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan kurvei karakter. Literasi
bukan hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan
menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya. Untuk
kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian
terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam
kehidupan nyata. Soalnya pun tidak, tetapi membutuhkan penalaran.

Satu aspek sisanya, yakni Survei Karakter, bukanlah sebuah tes,


melainkan pencarian sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa.

C. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia Atau IPA


Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kimia maupun
IPA dapat ditunjang dengan media pembelajaran yang memadai seperti sarana
dan prasarana seperti peralatan di laboratorium, sarana dan prasarana yang
kurang memadai akan menghambat proses belajar siswa. Kemudian,
mengadakan pelatihan atau sosialisasi untuk guru, dan penilaian pada aspek
afektif dapat dilakukan lebih mendalam dimana nilai-nilai karakter dapat
dimunculkan pada proses pembelajaran kimia maupun IPA dengan memberikan
suatu nasihat di setiap proses pembelajaran. Sehingga, perlahan bisa
memunculkan nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, jujur, disiplin,
mandiri, dan nilai-nilai karakter lainnya.

Tabel 1.1 Daftar pokok materi IPA SMP


No Kelas Materi Pokok
1 VII  Objek ilmu alam dan pengamatannya
 Klasifikasi Makhluk hidup
 Sistem organisasi kehidupan
 Karakteristik zat
 Energi dalam sistem kehidupan
 Suhu, pemuaian dan kalor
 Interaksi makhluk hidup dan lingkungannya
 Dampak pencemaran bagi kehidupan
 Pemanasan global dan ekosistem
2 VIII  Gerak dan gaya
 Usaha dan pesawat sederhana
 Sistem gerak pada manusia
 Tekanan zat
 Getaran, gelombang, dan bunyi
 Cahaya
 Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
 Sistem pencernaan
 Sistem peredaran darah
 Sistem pernapasan
 Sistem ekskresi
 Zat aditif dan adiktif
3 IX  Sifat bahan
 Kelistrikan
 Kemagnetan
 Teknologi ramah lingkungan
 Reproduksi
 Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan
 Pewarisan sifat
 Bioteknologi
 Tanah

Tabel 1.2 Daftar pokok materi kimia SMA


No Kelas Materi Pokok
1 X  Peran kimia dalam kehidupan.

 Hakikat ilmu kimia

 Metode ilmiah dan keselamatan kerja


 Perkembangan model atom
 Struktur atom Bohr dan mekanika kuantum.
 Nomor atom dan nomor massa
 Konfigurasi elektrondan diagram orbital
 Bilangan kuantum dan bentuk orbital.
 Golongan dan periode
 Sifat keperiodikan unsur
 Isotop, isobar, isoton
 Struktur Lewis
 Ikatan ion dan ikatan kovalen
 Ikatan kovalen koordinasi
 Senyawa kovalen polar dan non polar.
 Ikatan logam
 Gaya antar molekul
 Sifat fisik senyawa.

 Bentuk molekul

 Larutan elektrolit dan nonelektrolit

 Konsep reaksi oksidasi - reduksi


 Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
 Tata nama senyawa
 Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif
(Mr)
 Persamaan reaksi
 Hukum dasar kimia

 Konsep Mol
 Perhitungan kimia
2 XI  Senyawa hidrokarbon(Identifikasi atom C,H dan
O)
 Kekhasan atom karbon.
 Atom C primer, sekunder , tertier, dan kuarterner.
 Struktur Alkana, alkena dan alkuna
 Isomer
 Sifat-sifat fisik alkana, alkena dan alkuna
 Reaksi senyawa hidrokarbon
 Minyak bumi
 Fraksi minyak bumi
 Mutu bensin
 Dampak pembakaran bahan bakar dan cara
mengatasinya
 Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-
hari.
 Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
 Perubahan entalpi reaksi
 Teori tumbukan
 Faktor-faktor penentu laju reaksi
 Orde reaksi dan
 Persamaan laju reaksi
 Kesetimbangan dinamis
 Pergeseranarah kesetimbangan
 Tetapan kesetimbangan (Kc dan Kp)
 Perkembangan konsep asam dan basa
 Indikator
 pH asam lemah, basa lemah, dan pH asam kuat
basa kuat
 Titrasi asam basa
 Kurva titrasi
 Sifat garam yang terhidrolisis
 Tetapan hidrolisis (Kh)
 pH garam yang terhidrolisis
 Sifat larutan penyangga
 pH larutan penyangga
 Peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup
 Kelarutan dan hasilkali kelarutan
 Memprediksi terbentuknya endapan
 Pengaruh penambahan ionsenama
 Sistem koloid
 Sifat koloid
 Pembuatan koloid
 Peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari
danindustry
3 XII  Diagram P-T
 Tekanan Uap
 Penurunan titik beku
 Kenaikan titik didih
 Osmosis, dan tekanan osmotic
 Sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit
 Penyetaraan persamaan reaksi redoks
 Sel Elektrokimia dan potensial sel
 Sel Elektrolisis dan Hukum Faraday
 Korosi
 Kelimpahan unsur-unsur di alam
 Sifat fisis dan sifat kimia unsur-unsur gas mulia,
halogen, alkali, alkali tanah,periode 3, dan periode
4.
 Pembuatan unsur-unsur dan senyawa halogen,
alkali, alkali tanah, aluminium,nitro-gen, oksigen,
belerang, silikon, besi, kromium, tembaga.
 Kegunaan dan dampak unsur/senyawa bagi
manusia dan lingkungan
 Struktur, tatanama, sifat, identifikasi dan kegunaan
senyawa: Halo alkana
 Struktur, tatanama, sifat, identifikasi dan kegunaan
senyawa: Alkanol dan Alkoksi alkana
 Struktur, tatanama, sifat, identifikasi dan kegunaan
senyawa: Alkanal dan Alkanon
 Struktur, tatanama, sifat, kegunaan dan identifikasi
senyawa: Asam alkanoat, Alkil alkanoat
 Struktur, tatanama, sifat dan kegunaan benzen dan
turunannya.
 Struktur, tata nama, sifat, penggunaan dan
penggolongan Polimer
 Struktur, tata nama, sifat,penggolongan, dan
kegunaan Karbohidrat
 Struktur, tata nama, sifat, kegunaan dan
penggolongan Protein
 Struktur, tata nama, sifat, penggolongan, dan
kegunaan Lemak

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pembahasan tadi dapat kita simpulkan bahwa kurikulum 2013 untuk
mata pelajaran kimia maupun IPA di Indonesia memiliki kelebihan dan
kekurangan yang dimana siswa dituntut untuk lebih aktif pada proses belajar,
dengan sistem penilaian berdasarkan 3 ranah yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Pada kurikulum ini juga lebih mengedepankan aspek kognitif
sehingga aspek afektif pada diri siswa kurang.
DAFTAR PUSTAKA

Devi, R. P, Mosik, Wiyanto. 2018. Analisis Aktivitas Siswa Dan Guru Dalam
Pembelajaran IPA Terpadu Kurikulum 2013 Di SMP.Unnes Physics Education
Journal.Vol. 7.No. 1.

Hari, S. 2013. Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian Dan
Evaluasi Pendidikan. Vol. 20.No. 2.
I Dewa, P. S. Dkk. 2015.Pengembangan Perangkat Praktikum Berorientasi
Lingkungan Penunjang Pembelajaran IPA SMP Sesuai Kurikulum 2013.Jurnal
Pendidikan Indonesia.Vol. 4.No. 2.

Ratna, R. T. W. Dkk. 2014.Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada


Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil
Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia.Vol. 3 No. 3.Hal.66-75.

Rosmani., Halim. A. 2017. Analisis Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa


Terhadap Penerapan KTSP Dan Kurikulum 2013 Di Beberapa Sekolah Favorit
Banda Aceh.Jurnal Pendidikan Sains Indonesia.Vol. 05.No. 1.Hal.94-101.

Sabrina, H. N. Dkk. 2017.Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Berbasis


Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Kimia SMA.Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia.Vol. 05.No. 01. Hal. 44-51.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2020. Buku Saku Panduan Merdeka Belajar –
Kampus Merdeka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI.

Anda mungkin juga menyukai