Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH MEDIA MOBILE LEARNING BERBASIS

ANDROID “ChemOnDro” PADA MODEL DISCOVERY


LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

Disusun oleh:

GIAN FIKRIANSYAH. B
1713042023
Pendidikan Kimia A 2017

Dosen Pengampuh : Dr. Taty Sulastry, M.Si

Dra. Army Auliah, M.Si

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang sebagai sang pencipta yang tidak ada duanya. Dialah Allah yang
menciptakan manusia dengan berbagai macam bentuk, sifat, perilaku, dan
pemikiran yang berbeda-beda. Atas berkat ridho-Nya karya tulis ini dapat selesai.
Salam dan taslim kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai pembawa
kebenaran bagi kita semua.
Makalah ini hadir dengan tujuan yang mulia yaitu untuk memberi jawaban
dan penjelasan mengenai pengaruh media mobile learning berbasis android
“ChemOnDro” pada model Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta
didik. Makalah ini disusun sebagai tuntutan tugas mata kuliah Seminar
Pendidikan Kimia. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini. Atas berkat bantuan dari Ayahanda dosen
pengampuh Dr. Taty Sulastry, M.Si dan Dra. Army Auliah, M.Si yang rela
memberikan kesempatan serta arahan sampai pada tahap akhir membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini. Hal ini juga tidak berarti apa-apa tanpa dukungan
moril dan materil dari orang tua dan motivasi dari teman-teman serta kata-kata
semangat dari para sahabat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara.

Makassar, 13 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang.......................................................................................... 4
Rumusan Masalah...................................................................................... 7
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 8
Model Discovery Learning........................................................................ 8
Media Mobile Learning berbasis Android “ChemOnDro”....................... 11
Pengaruh Media “ChemOnDro” dalam Model Discovery Learning
Terhadap Hasil Belajar.............................................................................. 16
BAB III PENUTUP............................................................................................... 12
Kesimpulan................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu wadah untuk meningkatkan dan


mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peranan
penting dalam kemajuan suatu Negara. Manusia yang tercipta dengan mutu
pendidikan yang baik akan mempengaruhi kemajuan dari Negara tersebut pada
masa yang akan datang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, perlu diimbangi dengan
peningkatan mutu pendidikan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
adalah dengan melakukan pembaharuan kurikulum untuk menutupi kekurangan
kurikulum sebelumnya. Tahun ajaran 2013/2014 adalah masa uji coba kurikulum
baru sebagai pengganti kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP yang telah diterapkan
selama enam tahun. Kurikulum tersebut adalah kurikulum 2013 yang
penerapannya dilaksanakan serentak pada tahun 2017. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang menekankan pendekatan saintifik yang di dalamnya
terdapat 5 M yaitu Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data, Mengasosiasi dan
Mengkomunikasi.
Perubahan kurikulum di Indonesia disebabkan oleh berbagai macam
sebab. Salah satunya yaitu sebagai upaya untuk menghadapi persaingan global
yang semakin maju. Selain itu, tujuan perubahan kurikulum adalah karena
peringkat pendidikan di Indonesia dinilai berada di bawah untuk wilayah ASEAN
(Kemendikbud, 2013).
Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif. Penerapan kurikulum 2013 menjadi harapan besar Negara
Indonesia menjadi semakin maju dalam sector pendidikan. Penyempurnaan pola
pembelajaran tersebut juga berlaku pada pelajaran kimia. pelajaran kimia di
sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat termasuk pada kelompok peminatan
matematika dan ilmu alam (Kemendikbud, 2013). Mata pelajaran kimia tergolong
4
ke dalam ilmu alam karena di dalamnya menjelaskan tentang komposisi, struktur,
sifat, perubahan, dinamika, dan energentika zat dari reaksi gejala alam di sekitar
kita. Hal ini membuat kimia menjadi penting untuk dipahami.
Tujuan utam pembelajaran kimia di sekolah menengah atas adalah agar
peserta didik mampu memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta
keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep kimia secara
benar dan tepat menjadi hal yang sangat penting karena hal tersebut nantinya akan
melahirkan pemahaman prinsip, hukum, teori kimia yang benar dan tepat pula
(Rositasari dkk, 2014). Dengan pemahaman yang sempurna dari pembelajaran
kimia akan membuat peserta didik dapat memecahkan masalah yang ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pembelajaran kimia
tersebut.
Harapan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran kimia masih jauh dari
kata sempurna. Hal yang terjadi di lapangan, peserta didik masih mengalami
kesulitan dalam memahami konsep dalam pembelajaran kimia. hal ini dapat
terlihat dari hasil belajarnya yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar tersebut
diduga karena beberapa faktor, diantaranya mata pelajaran kimia dianggap
sebagai mata pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami oleh peserta didik dan
pembelajaran yang dilakukan belum cukup sesuai dengan pembelajaran pada
kurikulum 2013. Sehingga peserta didik menjadi bosan dan jenuh karena dalam
proses pembelajaran tidak menggunakan model yang bervariasi. Dengan
pengaplikasian model pembelajaran yang tepat, peserta didik akan lebih aktif dan
memperoleh pengalaman yang lebih bermakna untuk membangun
pengetahuannya dalam proses pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang sesuai tuntutan dalam pelaksanaan
kurikulum 2013 adalah model discovery learning. Model discovery learning
adalah memahami konsep, arti hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Model discovery learning ini juga membuat peserta didik menemukan
sendiri konsep dari pengetahuan yang didapatkan. Tetapi, selain kelebihan dari

5
model discovery learning yang dapat meningkatkan pemahaman peserta didik,
model ini juga memiliki beberapa kelemahan yang tentunya dapat berpengaruh
pada proses pembelajaran. Salah satunya adalah mengenai waktu, dimana
pelaksaan model discovery learning membutuhkan waktu yang cukup panjang
dalam menemukan konsep, terutama bagi peserta didik yang baru belajar model
pembelajaran.
Kelemahan pada model pembelajaran discovery learning ini dapat diatasi
dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat
membuat peserta didik aktif dan berminat dalam proses pembelajaran. Dengan
tersedianya media pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas
sehingga ide yang abstrak sifatnya menjadi konkrit dan nyata serta mudah
dimengerti oleh peserta didik. Media pembelajaran dapat dibuat dari apa saja,
seperti menggunakan media eksperimen, media game dan media virtual yang
dapat dilihat secara visual serta didukung oleh suara. Selain itu, untuk membuat
media pembelajaran juga dapat memanfaatkan sesuatu yang viral di lingkungan
peserta didik misalnya menggunakan gadget atau telepon genggam.media
pembelajaran yang tercipta dengan memanfaatkan kebiasaan peserta didik dapat
membuat peserta didik lebih antusias dalam belajar. Karena hal-hal yang menjadi
kebiasaannya dapat mereka aplikasikan dalam proses pembelajaran. Salah satu
media pembelajaran yang dapat digunakan dan cocok untuk model discovery
learning adalah media pembelajaran Mobile Learning berbasis Android
“ChemOnDro”.
Media pembelajaran Mobile Learning berbasis Android “ChemOnDro”
adalah merupakan salah satu aplikasi yang dapat ditemukan pada telepon
genggam yang didukung dengan android yang telah dikembangkan di Yogyakarta
sebagai media pembelajaran kimia untuk SMA. Mobile Learning itu sendiri
adalah sebuah perangkat lunak atau aplikasi mata pelajaran kimia yang didukung
dengan virtual lab dan digital book yang dapat memudahkan peserta didik untuk
lebih cepat menemukan konsep materi dibandingkan dengan praktikum yang
konvensional. Media mobile learning dengan aplikasi ChemOnDro dapat
didownload secara gratis di penyedia aplikasi pada android dan untuk

6
mengoperasikannya tidak perlu lagi menggunakan jaringan internet. Media
mobile learning berbasis android “ChemOnDro” dipilih karena belum banyak
guru yang menggunakan media ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan penelitian tentang penggunaan
media mobile learning berbasis android “ChemOnDro” dalam model discovery
learning yang dihubungkan dengan hasil belajar peserta didik pada materi
pelajaram kimia SMA.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model discovery learning?
2. Apa kelebihan dan kelemahan model discovery learning?
3. Apa yang dimaksud dengan media mobile learning berbasis android
“ChemOnDro”?
4. Bagaimana penerapan media Mobile Learning berbasis ChemOnDro dalam
model discovery learning?
5. Apa kelemahan dan kelebihan media mobile learning berbasis android
“ChemOnDro”?
6. Bagaimana pengaruh penggunaan media mobile learning berbasis android
“ChemOnDro” dalam model discovery learning terhadap hasil belajar
peserta didik berdasarkan hasil review jurnal?

7
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Discovery Learning


1. Pengertian Model Discovery Learning
Discovery learning adalah salah satu model pembelajaran yang
dikembangkan dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran kurikuum 2013.
Guru sebagai pelaksana utama pembelajaran tentu berkewajiban untuk memahami
dan menerapkan model pembelajaran ini. Model pembelajaran discovery learning
terdiri dari beberapa langkah dalam pembelajaran yaitu: persiapan, pelaksanaan
dan penilaian. Sedangkan pada kegiatan inti terdiri dari beberapa langkah yaitu:
pelaksanaan pembelajaran model discovery learning terdiri dari pemberian
stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian
dan penarikan kesimpulan (Suyitno, 2014).
Model pembelajaran discovery merupakan model yang mendorong peserta
didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Model discovery ini
merupakan model dimana peserta didik diharapkan menemukan sendiri
pengetahuan atau konsep baru, sehingga peran peserta didik dapat meningkat
selama proses pembelajaran. Model discovery learning pun banyak memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan
belajar, kegiatan seperti itu akan lebih membangkitkan motivasi belajar, karena
disesuaikan dengan minat dan kebutuhan mereka sendiri. Jika peserta didik
dilibatkan secara terus menerus dalam pembelajaran penemuan, maka peserta didik
akan lebih memahami dan mampu mengembangkan aspek kognitif yang
dimilikinya (Rusman, 2012).
Pembelajaran discovery learning memiliki makna bahwa peserta didik
sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Peserta didik memiliki kemapuan
dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing peserta didik untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk merasa terlibat dalam proses
pembelajaran. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

8
menemukan sendiri informasi dan pengetahuannya berdasarkan hasil yang
diperolehnya melalui pengamatan, sehingga peserta didik mampu menemukan
prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahuinya melalui pengalaman
belajarnya yang telah diatur secara cermat oleh guru (Putrayasa, 2014).
Pembelajaran discovery memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
menyusun, memproses, mengorganisir suatu data yang diberikan guru. Peserta
didik diuntut untuk menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk
menemukan suatu konsep, sehingga pemahaman peserta didik dapat meningkat.
Oleh karena itu pembelajaran dengan model discovery memungkinkan peserta
didik memahami apa yang dipelajari dengan baik dan mengembangkan kreativitas
peserta didik.
Langkah-langkah model discovery learning dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Discovery Learning
Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Tahap 1 Guru memberikan Peserta didik mencari tahu sendiri
Stimulation stimulus kepada peserta tentang stimulus yang diberikan
(Pemberian didik, agar peserta didik oleh guru sehingga peserta didik
Stimulus) terpicu untuk membuat mampu memahami permasalahan
rumusan masalah yang menjadi topik pembelajaran
Tahap 2 Peserta didik membuat rumusan
Problem Guru mengarahkan masalah dan hipotesis atas
Statement peserta didik untuk stimulus yang berupa pertanyaan-
(Identifikasi membuat rumusan pertanyaan yang telah
Masalah) masalah dan hipotesis diidentifikasi. Saat merumuskan
hipotesis akan timbul sikap kritis
peserta didik terhadap teori-teori
yang dijadikan dasar dalam
menjawab permasalahan
Tahap 3 Guru membimbing Peserta didik melakukan
Data Collecting peserta didik melakukan eksperimen untuk menemukan
(Mengumpulkan eksperimen jawaban dari hipotesis yang telah
Data) diidentifikasi
Tahap 4 Peserta didik menuliskan hasil
Data Processing Guru membimbing pengamatan dan mengolah data
(Mengolah Data) peserta didik mengolah sesuai dengan hasil yang
data diperolehnya melalui proses
eksperimen

9
Tabel 2.1 (Lanjutan)

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik


Tahap 5 Guru mengarahkan Peserta didik membacakan hasil
Verification peserta didik yang diperolehnya dan melakukan
(Menguji Hasil) mencocokkan antara pembuktian dan pembenaran
hasil yang diperoleh terhadap hasil yang diperoleh
dengan teori dan melalui presentasi dan diskusi
mengarahkan peserta kelas
didik untuk membacakan
hasil yang diperoleh
Tahap 6 Guru mengarahkan Pada tahap ini peserta didik diberi
Generalization peserta didik untuk kesempatan untuk memberi
(Menyimpulkan) menarik kesimpulan kesimpulan
(Widiadnyana, 2014).
2. Kelebihan Dan Kelemahan model Discovery Learning
Model pembelajaran discovery learning memiliki kelebihan, yaitu sebagai
strategi (model atau siasat) pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat
penyajian informasi oleh pendidik kepada peserta didik sebagai penerima
informasi yang baik tetapi proses mentalnya berakar rendah, menjadi pengajaran
yang menekankan kepada proses pengolahan informasi dimana siswa yang aktif
mencari dan mengolah sendiri informasi dengan kadar proses mental yang lebih
tinggi atau lebih banyak. Pengajaran berubah dari teacher centered menjadi
student centered. Guru tidak lagi mendominasi sepenuhnya kegiatan belajar siswa,
tetapi lebih banyak bersifat membimbing dan memberikan kebebasan belajar
kepada peserta didik (Sudirman, 1992).
Sedangkan menurut Roestiyah (2008), terdapat beberapa kelemahan model
discovery learning yaitu:
a. Pada diri peserta didik harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk
belajar dengan menggunakan model discovery ini. Karena peserta didik
biasanya hanya berkeinginan untuk mengetahui keadaan disekitarnya saja
tanpa berani untuk berfikir lebih jauh lagi.
b. Jika kelas yang diterapkan model ini cukup besar dan memiliki peserta didik
yang banyak, mungkin penggunaan model ini akan kurang berhasil.

10
c. Bagi guru dan peserta didik yang sudah terbiasa menggunakan model
pembelajaran tradisional mungkin akan sedikit sulit bila diganti dengan model
discovery ini.
d. Ada beberapa pendapat tentang model ini bahwa model ini hanya memerlukan
mental untuk proses pengertian saja, dan kurang memerhatikan perkembangan
atau pembentukan sikap dan keterampilan peserta didik.
e. Model ini juga tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.
Model pembelajaran discovery learning memang memiliki kekurangan.
Akan tetapi dengan penambahan media pembelajaran ke dalam model tersebut,
dapat menutupi kekurangan tersebut. sehingga, proses pembelajaran akan
terlaksana dengan baik dan hasil belajar peserta didik semakin meningkat.
B. Media Mobile Learning berbasis Android “ChemOnDro”
1. Pengertian Media Mobile Learning berbasis Android “ChemOnDro”
Media mobile learning berbasis android merupakan media pembelajaran
alternative yang memiliki karakteristik yang unik yaitu dapat digunakan dimana
saja, serta didukung dengan visualisasi yang menarik. Selain itu, media mobile
learning berbasis android ditampilkan dengan deskripsi materi dan gambar
bergerak yang dapat membuat siswa lebih mudah untuk mempelajari materi. Hal
ini yang menjadikan media ini lebih menyenangkan dan memberikan keleluasaan
bagi peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan media. (Saefi, 2015).
Media mobile learning berbasis android “ChemOnDro” adalah sebuah
perangkat lunak yang dibuat dari software Adobe Flash Professional CS 6 dengan
action script 3.0. secara garis besar komponen-komponen dalam media berbasis
android ini meliputi: menu petunjuk yang berisi penjelasan dan deskripsi tombol
navigasi yang digunakan dalam media, menu materi yang berisi materi yang dibuat
dari buku digital dan simulasi eksperimen, menu game berisi evaluasi pembelajaran
berupa game variatif yang terdiri dari lima level, serta menu profil yang berisi data
pengembang media mobile learning berbasis android “ChemOnDro”. Fasilitas
yang diberikan dalam aplikasi ini telah melengkapi syarat sebuah mobile learning
untuk digunakan sebagai media pembelajaran (Sugiyarto, 2015).

11
Contoh gambaran media mobile learning berbasis android “ChemOnDro”
pada materi Kelarutan:

12
2. Media Mobile Learning berbasis ChemOnDro dalam model Discovery
Learning
Model discovery learning merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan dengan cara melatih kemampuan intelektual peserta
didik serta merangsang keingintahuan melalui belajar penemuan. Dalam belajar
13
penemuan, peserta didik dapat menyelidiki atau mencari jawaban atas masalah
yang diperoleh sehingga hasil belajar semakin meningkat. Akan tetapi kekurangan
dari model discovery learning yaitu peserta didik merasa mengalami kesulitan
dalam memahami konsep kimia yang bersifat abstrak. Oleh karena itu kekurangan
dari model tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media animasi berbasis
flash yang dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep pembelajaran
yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit.
Media pembeljaran mobile learning berbasis android merupakan program
aplikasi berbasis android dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif
secara efektif dan efisien serta mudah diakses oleh peserta didik melalui telpon
seluler. Media mobile learning berbasis android akan digunakan pada tahapan
pengumpulan data, dimana peserta didik akan mengumpulkan informasi dari
virtual lab dan digital book yang tersedia dalam aplikasi “ChemOnDro”. Dari
tampilan tersebut peserta didik dapat memecahkan masalah untuk membantu
menemukan konsep. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Penggunaan Media Mobile Learning berbasis
Android “ChemOnDro” dalam Model Discovery Learning
Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik
Tahap 1 Guru memberikan Peserta didik mencari tahu sendiri
Stimulation stimulus kepada peserta tentang stimulus yang diberikan oleh
(Pemberian didik, agar peserta didik guru sehingga peserta didik mampu
Stimulus) terpicu untuk membuat memahami permasalahan yang
rumusan masalah menjadi topik pembelajaran
Tahap 2 Peserta didik membuat rumusan
Problem Guru mengarahkan masalah dan hipotesis atas stimulus
Statement peserta didik untuk yang berupa pertanyaan-pertanyaan
(Identifikasi membuat rumusan yang telah diidentifikasi. Saat
Masalah) masalah dan hipotesis merumuskan hipotesis akan timbul
sikap kritis peserta didik terhadap
teori-teori yang dijadikan dasar
dalam menjawab permasalahan
Tahap 3 Guru membimbing Peserta didik melakukan eksperimen
Data peserta didik dengan virtual lab dn diital book
Collecting melakukan eksperimen untuk menemukan jawaban dari
Mengumpulkan melalui media mobile hipotesis yang telah diidentifikasi
Data learning berbasis dengan menggunakan media mobile
android learning berbasis android
“ChemOnDro” “ChemOnDro”

14
Tabel 2.2 (Lanjutan)

Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta Didik


Tahap 4 Peserta didik menuliskan hasil
Data Guru membimbing pengamatan dan mengolah data
Processing peserta didik mengolah sesuai dengan hasil yang
(Mengolah data diperolehnya melalui proses
Data) eksperimen pada media mobile
learning berbasis android
“ChemOnDro”
Tahap 5 Guru mengarahkan Peserta didik membacakan hasil
Verification peserta didik yang diperolehnya dan melakukan
(Menguji Hasil) mencocokkan antara pembuktian dan pembenaran
hasil yang diperoleh terhadap hasil yang diperoleh
dengan teori dan melalui presentasi dan diskusi
mengarahkan peserta kelas
didik untuk
membacakan hasil yang
diperoleh
Tahap 6 Guru mengarahkan Pada tahap ini peserta didik diberi
Generalization peserta didik untuk kesempatan untuk memberi
(Menyimpulkan menarik kesimpulan kesimpulan
)

3. Kelemahan Dan Kelebihan media Mobile Learning berbasis Android


“ChemOnDro”
Media mobile learning berbasis android memiliki karakteristik yaitu
visualisasi yang menarik, praktis dan fleksibel yaitu dapat digunakan kapan dan
dimana saja serta memiliki evaluasi soal yang variatif sehingga siswa dapat
mengulang materi secara mandiri tanpa terikat waktu dan tempat serta
meningkatkan daya ingat terhadap materi. Media pembelajaran digital dapat
memfasilitasi siswa dalam belajar kapan pun dan dimana pun dan dapat
meningkatkan motivasi dan daya ingat siswa karena dapat digunakan secara
berulang. Dengan menggunakan media pembelajaran teknologi dapat
meningkatkan motivasi, siswa lebih atraktif sehingga pembelajaran menjadi
menarik dan menyenangkan (Sugiyarto, 2015).
Media pembelajaran “Chemondro” memiliki kelebihan dan kekurangan.
Beberapa kelebihan tersebut, antara lain: 1) media menarik; 2) media mudah
dioperasikan; 3) media dapat diakses dimana saja dan kapan saja melalui
15
perangkat yang sesuai; 4) media dapat meningkatkan minat belajar siswa
terhadapkimia; dan 5) media dapat menjadi salah satu alternatif media
pembelajaran interaktif yang menyajikan materi dan evaluasi dalam bentuk yang
menarik. Media pembelajaran “Chemondro” juga memiliki beberapa kekurangan,
antara lain: 1) siswa tidak dapat mengakses media ini jika tidak memiliki
perangkat android yang sesuai; 2) kebolehan penggunaan media jenis ini sangat
bergantung pada kebijakan sekolah; 3) kemudahan dan kualitas pengoperasian
media sangat tergantung pada jenis perangkat android yang digunakan dan
keterbiasaan pengguna dalam mengoperasikan perangkat android; dan 4) belum
ada fasilitas pada media tersebut yang memungkinkan guru memantau
penggunaan media di luar kelas (Yektyastuti, 2015).
C. Pengaruh penggunaan media Mobile Learning berbasis Android
“ChemOnDro” dalam model Discovery Learning terhadap hasil belajar
peserta didik
Gambaran umum mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik dilihat
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis menggunakan statistik
deskriptif. Hasil analisis deskriptif tes kemampuan awal (pretest) den tes hasil
belajar (posttest) peserta didik. Sebagai kelas eksperimen proses pembelajaran
menggunakan media mobile learning berbasis android “ChemOnDro” dan model
pembelajaran discovery learning sedangkan pada kelas kontrol menggunakan
model pembelajaran discovery learning tanpa media mobile learning berbasis
android “ChemOnDro”.
Berdasarkan hasil penelitian (Yektyastuti, 2015), mengenai penggunaan
media pembelajaran “Chemondro” sebagai suplemen pembelajaran kimia.
“Chemondro” digunakan baik di dalam kelas pada saat pembelajaran maupun di
luar kelas (di luar jam pelajaran atau di luar sekolah). Pada pembelajaran di kelas,
siswa diberi alokasi waktu tertentu untuk mengoperasikan “Chemondro”,
sementara untuk di luar kelas (di lingkungann sekolah maupun di rumah), siswa
tidak dibatasi untuk menggunakan media pembelajaran ini asal masih dalam
batasan normal dan tidak mengganggu aktivitas pembelajaran yang lain.
Pembelajaran materi kelarutan dilaksanakan selama 6 kali 2 jam pelajaran.

16
Nilai hasil belajar siswa dihitung dari insrumen tes dan divalidasi sesuai
dengan hasil observasi peneliti. Peningkatan hasil belajar dari nilai belajar di awal
dan di akhir pembelajaran dan dinyatakan dengan nilai gain ternormalisasi.
Analisis dilakukan dengan program komputer SPSS for windorws pada taraf
kepercayaan 95%. Pengaruh penggunaan media pembelajaran kimia
“Chemondro” pada materi kelarutan terhadap peningkatan hasil belajar siswa
kelas XI IPA SMAN 10 Yogyakarta dianalisis dengan membandingkan
peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang menggunakan media
tersebut dan siswa di kelas kontrol yang tidak menggunakan media pembelajaran
tersebut.
Rata-rata peningkatan (gain) hasil belajar pada kedua kelas dapat dilihat,
dimana pada kelas kontrol nilai gain sebesar 0,172 sedangkan pada kelas
eksperimen nilai gain sebesar 0,229. Uji asumsi terlebih dahulu dilakukan untuk
melihat apakah data nilai gain hasil belajar pada kedua kelompok terdistribusi
normal dan berasal dari populasi yang homogen. Pada kelas kontrol diperoleh data
statistik 0,121 dengan df 31 dan sig. 0,200 sehingga (normal) sedangkan pada
kelas eksperimen diperoleh data statistik 0,171 dengan df 32 dan sig. 0,018
sehingga (tidak normal). Data gain pada kelas kontrol terdistribusi normal
sedangkan pada kelas eksperimen tidak terdistribusi normal. Dengan demikian,
asumsi normalitas data untuk melakukan t-test tidak terpenuhi sehingga analisis
dilanjutkan dengan menggunakan uji nonparametris Mann-Whitney U. Hasil uji
Mann-Whitney U menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan media
pembelajarn “Chemondro” dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media
pembelajaran tersebut. Dari rata-rata nilai gain pada kedua kelompok dapat
diketahui bahwa gain kelas eksperimen lebih tinggi daripada gain kelas kontrol.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran “Chemondro”
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA di SMAN 10 Yogyakarta.
Selain itu dari hasil beberapa jurnal lainnya yang telah direvew, rata-rata
nilai yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan

17
media mobile learning berbasis android “ChemOnDro” memberikan pengaruh
yang positif terhadap hasil belajar peserta didik.
Penggunaan media pada model pembelajaran discovery learning dapat
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah dengan ChemOnDro pada
tahapan pengumpulan data sehingga peserta didik lebih mudah mengerti. Hasil
penelitian menyatakan penerapan media pembelajaran dalam model discovery
learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Terbukti ketika
pengaplikasian media mobile learning berbasis android “ChemOnDro, peserta
didik lebih mudah memecahkan masalah dan menemukan konsep yang terkait
dengan materi. Penggunaan model pembelajaran penemuan yang disertai dengan
media bergambar dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Penggunaan e-learning pada model discovery learning dalam proses pembelajaran
lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan model saja.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran dan review beberapa jurnal yang terkait
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media mobile
learning berbasis android “ChemOnDro” pada model pembelajaran discovery
learning terhadap hasil belajar peserta didik pada materi kimia. dimana,
penggunaan media tersebut dapat memudahkan peserta didik dalam tahap
pemecahan masalah dan pengumpulan data karena membantu peserta didik
untuk memahami konsep materi yang dipelajari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Model Pembelajaran Penemuan


(Discovery Learning). http://p3g.unm.ac.id.
Putrayasa, M.dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan
Minat Belajar terhadap Hasil Belajar IPA siswa. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. 2 (1).
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rositasari, Widi. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif sebagai Media
Pembelajaran Kimia pada Konsep Larutan Asam Basa. Semarang: Unnes
Journal of Chemistry Education. 3 (2).
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Saefi, Muhammad, dkk. 2015. Pengembangan Media Mobile Learning Berbasis
Android pada Pembelajaran Struktur dan Fungsi Sel Kelas XI. Jurnal
Pendidikan Biologi. Vol 1.
Sudirman, dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Pustak Setia.
Suyitno, Teguh. 2014. Model Pembelajaran pada Kurikulum 2013.
http://bdksemarang.kemenag.go.id.
Sugiyarto, K.H. dkk. 2015. Pengembangan Media Mobile Learning
“ChemOnDro” berbasis Android sebagai Suplemen Belajar Siswa SMA.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS). ISSN: 2407-
4659.
Widiadnyana, dkk. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning terhadap
Pemahaman Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi IA. (4).
Widhiyantoro, Taufik. Dkk. 2012. The Effectiveness Of Guided Discovery
Method Application Toward Creative Thinking Skill At Tenth Grade
Student Of SMA 1 Teras Boyolali In The Academic Year 2011/2012.
Pendidikan Biologi. (4).
Yektyastuti., Sholihah., Prasetyo, Y.D., Ikhsan, J., & Sugiyarto, K.H. (2015).
Penggunaan Media Pembelajaran Kimia “ChemOnDro” pada Materi
Kelarutan dan Pengaruhnya Terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMA.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS). ISSN: 2407-
4659.

20
Yektyastuti, R., Prasetyo, Y.D., Ikhsan, J., & Sugiyarto, K.H. (2015). Developing
Chemondro: android-based chemistry instructional media on solubility
for high school students. Proceeding of International Seminar on Science
Education Yogyakarta State University, October 31st 2015 pp. 391-399.

21

Anda mungkin juga menyukai