MUHALIZA
PROPOSAL
DAFTAR ISI
Sampul
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3. Tujuan penelitian............................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
1.5. Batasan Istilah.................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN.............................................7
2.1. Penelitian yang Relevan..................................................................................7
2.2. Kajian Teori....................................................................................................9
2.3. Kerangka Pemikiran..........................................................................................26
BAB III........................................................................................................................27
METODE PENELITIAN............................................................................................27
3.1. Jenis Penelitian..............................................................................................27
3.2. Desain Penelitian..........................................................................................27
3.3. Waktu Dan Tempat Penelitian......................................................................28
3.4. Variabel Penelitian........................................................................................28
3.5. Populasi dan Sample.....................................................................................28
3.6. Instrumen Penelitian.....................................................................................29
3.7. Teknik Pengumpulan Data............................................................................29
3.8. Teknik Analisis Data.....................................................................................30
3.9. Analisis Statistik Inferensial.........................................................................31
1
BAB I
PENDAHULUAN
Era modern seperti sekarang ini, seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk
suasana belajar yang menimbulkan minat belajar dan daya tarik terhadap materi
optimal. Penggunaan model yang kurang tepat, maka proses pembelajaran tidak
terarah dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai
secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif
dan efisien. Model yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, akan
menimbulkan kesulitan bagi peserta didik untuk memahami konsep materi yang
mempermudah peserta didik untuk menerima informasi yang akan diberikan. Model
yang membuat proses pembelajaran berpusat pada peserta didik, diharapkan akan
meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran dan mencapai hasil belajar
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
yang menekankan pada pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau
ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam
proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui penemuan
Barat bahwa dilihat dari unsur pendidikan pada saat proses pembelajaran Biologi
berlangsung, proses belajar mengajar lebih banyak didominasi oleh guru, sedangkan
siswa pada umumnya cenderung pasif hanya menerima saja informasi-informasi yang
diberikan guru, siswa lebih banyak mendengar, diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung pasif dan tidak termotivasi dalam belajar. Kebanyakan siswa hanya
banyak yang malas untuk menjawab ataupun memberikan pertanyaan serta tanggapan
selama pembelajaran berlangsung, hanya satu atau dua orang saja yang berani
3
yang kurang memahami materi menulis apa yang diinformasikan guru dan latihan
mengerjakan soal, soal-soal yang diberikanpun masih tingkatan ranah C1- C2 dan C3
yaitu ranah tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan jadi siswa belum
dituntut untuk menganalisis soal-soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru di sekolah masih banyak siswa yang memiliki hasil
minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal (KKM) di sekolah yaitu 75, nilai siswa
pada ulangan akhir semester rata-rata nilai siswanya rendah pada Tahun Pelajaran
pembelajaran biologi agar proses pembelajaran dapat melibatkan semua siswa. Salah
satu model yang dapat diterapkan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning.
siswa untuk memahami konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep terjadi bila konsep
tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi dengan penggunaan model pembelajaran
discovery learning ini menuntut siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang
mengorganisasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
di MAN SIGI.
Learning
2. Manfaat Praktis
5
akan di bahas ,maka istilah yang tercantum dalam judul di perlukan penjelasan
definisi istilah dan batasan – batasannya .adapun batasan istilah dalam penelitian ini,
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
(2017 : 96),
sendiri informasi yang sedang diajarkan dan dapat menarik suatu kesimpulan
BAB II
berikut :
sebesar 75,83 (sedang) dengan kriteria tuntas, dimana 80% siswa yang tuntas dan
20% siswa yang tidak tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional adalah sebesar 70,3 (rendah) dengan kriteria tidak
tuntas, dimana 36% siswa yang tuntas dan 64% siswa yang tidak tuntas. Hasil belajar
siswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik
(2016) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa minat belajar siswa meningkat
dari 61,77 % menjadi 85,29% dan prestasi belajar siswa meningkat dari 64,71%
menjadi 82.35% Proses pembelajaran nantinya, diharapkan siswa dapat berperan aktif
Penelitian yang di lakukan Made Gautama Jayadiningrat (2019) Hal ini terlihat
dari adanya peningkatan persentase rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 10% dari
74% dalam kategori cukup aktif pada siklus I menjadi 84% atau berada pada kategori
sangat aktif pada siklus II. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia kelas XI MIPA 2
SMA Negeri 2 Singaraja semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terlihat
dari adanya peningkatan persentase rata-rata rata-rata hasil belajar siswa sebesar 13%
dari 75% dalam kategori cukup baik pada siklus I menjadi 88 % atau berada pada
Hal ini juga didukung oleh penelitian Putrayasa, Syahruddin dan Margunayasa
(2014: 1) juga menegaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari model
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar IPA siswa yaitu sebesar
keseluruhan hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
dengan hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
SMK Negeri 3 Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Oleh karena itu, dengan penerapan
dihadapinya, peserta didik dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
keadaan dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
Merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan oleh guru. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan
taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut model pembelajaran. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
berfokus pada guru, tetapi juga harus melibatkan siswa. Artinya pembelajaran harus
mengatakan,
penemuan, sejalan dengan hal tersebut Agus N. Cahyo, (2013, hlm. 100) mengatakan
sehingga siswa akan menemukan sendiri informasi yang sedang diajarkan dan dapat
informasi tersebut.
melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Hal ini tidak
masalah disajikan kepada peserta didik. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya
11
dikurangi porsinya melainkan pula siswa itu diberi responsibilitas yang lebih besar
untuk belajar sendiri. Mengenai hubungan guru dan siswa, Dahar (1989)
berikut:
2) Menyediakan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
3) Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enactive, iconic, dan
simbolik.
tutor guru hendaknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.
berlangsung guru perperan sebagai pembimbing dan kemudian menilai hasil belajar
peserta didik.
oleh Menurut Syah (2004, hlm. 244) mengatakan yang harus dilaksanakan dalam
1) Stimulasi/Pemberian
Rangsangan Pertama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberikan generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
2) Pernyataan/Identifikasi
Masalah Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Permasalahan yang
dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan. Memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang
berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan
suatu masalah.
13
3) Pengumpulan data
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada
para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan barbagai
informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi
dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu ynag
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara
tidak sengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah
dimiliki
4) Pengolahan Data
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya,semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu. Pengolahan data disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang
berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi
tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif
jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.
5) Pembuktian
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Pembuktian
menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
6) Menarik kesimpulan/Generalisasi
14
yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau
pendapat lain dikemukakan oleh Kurniasih dan Sani (2014, hlm. 68-71) mengenai
kelas yang menjadi peran utama adalah siswa. Selain itu discovery learning
discovery learning yang akan membantu anak untuk aktif dan dapat meningkatkan
hasil belajar.
Saat penerepan dan saat proses pembelajaran guru dituntut untuk royalitas
peserta didik. Pada dasarnya kurikulum 2013 juga menuntut guru untuk aktif dalam
pembelajaran discovery learning, karena disini walaupun siswa yang harus lebih aktif
tetap saja guru perlu mengarahkan dan mengikuti kegiatan yang diikuti oleh
siswanya, bukan hanya berrlehaleha dan membiarkan siswanya begitu saja. Walau
demikian, masih ada pula kelemahan dari metode discovery learning yang perlu
1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang
lama.
5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru
tergantung pada kondisi kelas, kondisi peserta didik dan faktor yang lainnya.
berlangsung.
dari kegiatan belajar. Aktifitas belajar dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun dan
kegiatan yang sangat penting di sekolah. Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan
tergantung pada bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik di
sekolah. Banyak para ahli yag mengemukakan tentang pengertian belajar meskipun
dalamnya.
Menurut Slameto (2010:2) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk melakukan sutau proses tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
menurut Hilgard dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2004:156) “Belajar adalah suatu
proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap
(2013:2) “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman dan pengetahuan
2. Pengertian Mengajar
20
Pada proses pendidikan bukan hanya proses belajar saja yang penting, unsur
lain yang penting adalah mengajar. Hubungan antara belajar dan mengajar sangatlah
erat, dalam sebuah proses pembelajaran antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi,
keduanya juga saling mempenagruhi dan menunjang satu sama lain. Berikut akan
dalam interaksi, dan hasil dari keputusan guru adalah jawaban peserta didik atau
stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada peserta didik agar terjadi
proses belajar”.
belajar tingkah laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan
21
kompetensi yang dapat diukur atau dapat ditampilkan melalui performance peserta
didik”.
menggolongkan ke dalam tiga ranah yang perlu diperhatikan dalam setiap proses
belajar mengajar.
22
tujuan hasil belajar adalah mengevaluasi kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik
yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan psikomotor pada mata pelajaran di
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan yang diperoleh seseorang dari kegiatan belajar yang dinyatakan dalam
bentuk nilai. Keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari
hasil belajar peserta didik yang berupa nilai atau dapat ditentukan dengan mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor ini dilihat keaktifan peserta didik
Untuk mengukur hasil belajar digunakan teori Taksonomi Bloom yang telah
direvisi oleh Anderson, et.al dalam Ari Widodo (2005:1) yang dijelaskan dalam
Tabel,
Tabel 2.2
Indikator-Indikator Hasil Belajar
Taksonomi Bloom
Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif
1. Pengetahuan Faktual C.1. Mengingat (Remember)
a. Pengetahuan tentang terminologi b. 1.1 Mengenali (recognizing)1.2
Pengetahuan tentang bagian detail Mengingat (recalling)
dan unsur-unsur C.2. Memahami (Understand)
2. Pengetahuan Konseptual 1.3 Menafsirkan (interpreting)
a. Pengetahuan tentang klasifikasi 1.4 Memberi contoh
dan kategori (exampliying)
b. Pengetahuan tentang prinsip dan 1.5 Meringkas (summarizing)
generalisai 1.6 Menarik inferensi
c. Pengetahuan tentang teori, model (inferring)
& struktur 1.7 Membandingkan
3. Pengetahuan Prosedural (compairing)
a. Pengetahuan tentang keterampilan 1.8 Menjelaskan (explainning)
khusus yang berhubungan dengan C.3. Mengaplikasikan (Apply)
suatu bidang tertentu dan 1.9 Menjalankan (executing)
pengetahaun algoritma 1.10Mengimplementasikan
b. Pengetahuan tentang teknik dan (implementing)
metode C.4. Menganalisis (Analyze)
c. Pengetahaun tentang kriteria 1.11Menguraikan (diffrentiating)
penggunaan suatu prosedur 1.12Mengorganisir (organizing)
4. Pengetahuan Metakognitif 1.13Menemukan makna tersirat
a. Pengetahuan strategik (attributing)
b. Pengetahaun tentang operasi C.5. Mengevaluasi (Evaluate)
kognitif 1.14Memeriksa (checking)
c. Pengetahaun tentang diri sendiri 1.15Mengritik (critiquing)
C.6. Mencipta (Create)
1.16Merumuskan (generating)
1.17Merencanakan (planning)
1.18Memproduksi (producing)
Dari Tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hasil belajar ranah
kognitif dibagi dalam 2 dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses
prosedural (K3), dan pengetahuan metakognitif (K4). Sedangkan pada dimensi proses
kognitif yang dibatasi pada aspek mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan
(C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Jadi kedua dimensi
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
diantarannya yaitu:
Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.
Kematangan,Kesiapan,Faktor Kelelahan
25
3) Faktor Ekstern adalah faktor yang berada diluar diri individu atau lingkungan
guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan
berdisiplin di sekolah.
dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri peserta didik (instrinsik) dan faktor dari luar
Selain kedua faktor utama di atas, ada juga faktor pendukung seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi,
faktor fisik dan psikis. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar sangat
26
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal peserta didik itu sendiri. Apabila
kedua faktor tersebut saling mendukung, akan tercipta hasil belajar peserta didik yang
optimal.
kehidupan nyata pada mata pelajaran Biologi sebuah tuntutan. Dalam discovery
KERANGKA PIKIR
Guru Siswa
1. Guru masih menggunakan Siswa hanya duduk dan
metode ceramah secara terus mencatat pada saat
Kondisi Awal menerus pembelajaran
2. Guru masih menggunakan Masih belum tumbuh sikap
model pemebalajaran yang percaya diri dalam diri siswa
berbasis teacher oriented. Hasil belajar siswa belum
berkembang atau masih
rendah
BAB III
METODE PENELITIAN
experiment.Pada eksperimen semu terdapat dua kelompok atau kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen sebagai kelas yang di beri perlakuan
model Discovery Learning untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa, sedangkan
kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran
Discovery Learning.
Desain penelitian yang digunakan adalah post-test Only control Design, dalam
rancangan penelitian ini ada dua kelompok objek yaitu kelas eksperimen dan kelas
yang di pilih secara random. Untuk melihat lebih jelasnya, desain penelitian ini
R X O2
4
R O
Keterangan:
O2 = post-test kelas eksperimen
X = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
O4 = post-test kelas kontro
28
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap tahun ajaran 2023 di MAN
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa MAN
SIGI. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai besar populasi dan penentuan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian. Penjelasan mengenai populasi dan sampel
3.5.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MAN SIGI tahun ajaran 2022-
3.5.1 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti Riduwan, (2015: 56). Sampel penelitian ini yaitu kelas
29
eksperimen (XI MIA 1) dengan Jumlah 15 siswa dan kelas kontrol (XI MIA 2)
meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 butir soal untuk mengukur hasil
belajar kognitif biologi siswa pada materi sistem peredaran darah. Sedangkan
non tes dengan menggunakan lembar observasi. Tes diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan lembar observasi terdiri dari lembar
3.7.1 Tes
pilihan ganda yang terdiri dari 25 butir soal yang telah divalidasi.
1) Observasi
2) Dokumentasi
Kriteria hasil belajar diatas memiliki batas nilai paling rendah yang
diberikan kepada siswa yang biasanya sudah ditetapkan pada awal tahun
31
ajaran baru yang sering disebut dengan Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM)
Nilai Kategori
≥75 Lulus
<75 Tidak lulus
Sumber : Kemendikbud (2017)
diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal atau tidak.Uji normalitas
program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25. Rumusan
versi 25.
(homogen)
homogen)
DAFTAR PUSTAKA