RAMLAWATI
201050801052
Nama : Ramlawati
NIM : 201050801052
Menyetujui
Komisi Penasihat,
Mengetahui:
Ketua Direktur
Program Studi Program Pascasarjana
Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar
DR. Ir. Drs. H. Muhammad Arsyad, A. Md., M. T., IPM Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, M. Pd
NIP.19640828 1990031001 NIP. 196012311985031029
ii
DAFTAR ISI
iii
1
I. PENDAHULUAN
Pada abad 21 ini kurikulum telah banyak mengalami revisi hingga pada
saat ini kurikulum 2013 telah digunakan hampir setiap sekolah di Indonesia
menuntut peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan kata lain
peserta didik lebih ditekankan menjadi central dari pembelajaran baik dalam
produk IPA yang meliputi pengertian, prinsip, konsep, teori, dan hukum IPA dan
saling keterkaitan serta mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap
IPA Terpadu (Depdiknas, 2006), antara lain (1) meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran, (2) minat dan motivasi, dan (3) beberapa kompetensi
dasar dapat dicapai sekaligus. Selain itu, pembelajaran IPA Terpadu juga
memiliki beberapa kelebihan (Depdiknas, 2006), yaitu (1) efisiensi waktu dan
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, (2) siswa dapat
kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa, dan (5) memperbaiki dan
2013 dan perangkat pembelajaran yang dibuat guru sudah mengacu pada
didik hanya menggunakan rumus tertentu tanpa mengerti makna dari rumus
tersebut, dan ketika diberikan suatu masalah peserta didik tidak mampu
Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
menghafal dari konsep yang telah ada dan merasa telah memahami apa yang telah
dipelajari. Namun setelah dua sampai tiga minggu kemudian diberikan ulangan
Hasil belajar IPA di SMPN Onto No. 8 Kepulauan Selayar dapat dikatakan
masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil belajar peserta didik melalui
penilaian ulangan harian masih banyak yang berada di bawah standar KKM yang
ditetapkan. Dari 20 orang peserta didik hanya sekitar 7-8 orang yang bisa
belajar antara lain: (1) peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru ketika
3
proses belajar mengajar berlangsung, (2) peserta didik malas mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, (3) peserta didik pasif dalam proses pembelajaran dan
siswa malas mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru, (4) pemahaman
peserta didik tehadap konsep IPA sangat kurang, (5) model pembelajaran yang
digunakan guru kurang bervariasi, (6) peserta didik kurang dilibatkan dalam
kegiatan belajar mengajar, peserta didik bosan karena hanya berperan sebagai
oleh guru.
peserta didik dalam proses pemecahan masalah. Salah satu pembelajaran yang
mencari tahu dan menemukan keteraturan dan aspek lainnya melalui observasi
peserta didik belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman, peserta didik
belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu, peserta didik mengembangkan
4
peserta didik terjadi secara bertahap, peserta didik mempunyai cara yang berbeda
dalam pembelajaran, peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan orang
lain. Inkuiri membekali peserta didik dengan beraneka ragam pengalaman konkrit
dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang
terhadap hasil belajar pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. Salah satu
hasil penelitian tersebut, yakni penelitian yang dilakukan oleh Ari (2014) yang
hasil belajar peserta didik. Untuk mendapatkan jawaban tersebut, maka peneliti
Terbimbing dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik
B. Rumusan Masalah
1. Secara keseluruhan, apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA Fisika peserta
2. Untuk peserta didik dengan minat belajar IPA Fisika tinggi, apakah terdapat
3. Untuk peserta didik dengan minat belajar IPA Fisika rendah, apakah terdapat
dengan minat belajar IPA terhadap hasil belajar IPA Fisika peserta didik di
C. Tujuan Penelitian
adalah:
1. Perbedaan hasil belajar IPA Fisika antara peserta didik yang diajar dengan
8 Kepulauan Selayar.
6
2. Perbedaan hasil belajar IPA Fisika antara peserta didik dengan minat belajar
IPA Fisika tinggi yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing
3. Perbedaan hasil belajar IPA Fisika antara peserta didik dengan minat belajar
IPA Fisika rendah yang diajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing
minat belajar IPA Fisika terhadap hasil belajar IPA Fisika peserta didik di
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik, sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran
2. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran atau bahan
dijadikan sarana informasi dan bahan acuan untuk penelitian lain yang relevan.
7
A. Hasil Belajar
Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang dimaksud adalah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus
positif dan disadari. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan
kegiatan evaluasi. Untuk itu diperlukan teknik dan prosedur evaluasi belajar yang
dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar. Menurut Sri Anita (2008)
hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis dan ilmiah peserta
atau diinformasikan.
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi aspek tingkah laku kognitif,
konotatif, afektif atau motorik. Belajar yang hanya menghasilkan perubahan satu
8
atau dua aspek tingkah laku saja disebut belajar sebagian dan bukan belajar
lengkap.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok
(Djamarah, 1994). Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan
apabila seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar
adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan
kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur
yaitu:
peserta didik setelah mengalami proses belajar. Penguasaan peserta didik antara
lain berupa penguasaan kognitif yang dapat diketahui melalui hasil belajar. Usaha
1)Faktor eksternal, yaitu suatu kondisi yang ada disekitar peserta didik
contoh suhu, udara, cuaca, juga termasuk keadaan sosial yang ada disekitar
peserta didik.
macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Adapun Gagne membagi
lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Model berpikir
ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak,
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat
faktor metode belajar menyangkut kegiatan berlatih atau praktek, over learning
dan drill, resitasi belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, belajar dengan
hasil dari suatu proses belajar mengajar yang memberikan informasi tentang
sejauh mana ia menguasai materi pelajaran, bukan suatu penguasaan hasil latihan,
afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) baik itu berupa informasi verbal
maupun non-verbal.
11
digunakan oleh guru atau tenaga pengajar lainnya untuk mencapai tujuan
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
aktifitas belajar mengajar (Trianto, 2007: 5). Setiap model pembelajaran selalu
guru. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan
dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru dan siswa.
komponen yang sama. Contoh setiap model pembelajaran diawali dengan upaya
atau pola yang disusun secara sitematis yang dapat digunakan sebagai pedoman
12
memiliki pola urutan atau sintaks yang dilakukan oleh guru dan siswa agar model
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
135). Inkuiri adalah model pembelajaran yang merangsang siswa secara mandiri
yang diutarakan. Siswa dituntut untuk aktif menyelidiki dan mencari tahu melalui
proses berpikir dengan tanya jawab pada model pembelajaran inkuiri. Guru
memahami pelajaran sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
perbedaan antar siswa dan karakter tiap siswa (Aunurrahman, 2009: 11).
mengacu pada cara ilmuwan bekerja ketika mempelajari alam, yaitu mencari
13
menyelidiki masalah atau topik, dan menggunakan berbagai sumber daya untuk
menemukan solusinya. Para peserta didik akan menarik kesimpulan dan biasanya
pembelajaran inkuiri adalah suatu model yang mendorong siswa untuk berpikir
kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih
maksimal.
Proses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut Kuslan dan Stone
eksperimen.
14
sebagainya. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk terampil berpikir dan terampil
(Syafaruddin, 2005: 171). Joice dan Weil menyatakan bahwa tujuan umum dari
2012: 63).
kemampuan baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini
Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini yaitu siswa memegang peran yang
2) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
4) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki
16
5) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
6) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang
pandai akan memonopoli penemuan dan siswa yang sedikit dibawah rata-
mungkin terbatas.
18
Guru pada model inkuiri terbimbing tidak lagi berperan sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Akan tetapi guru membuat
guru menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta
melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus
kegiatan. Sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa yang mempunyai
19
kegiatan. Oleh sebab itu guru harus memiliki kemampuan mengelola kelas yang
dengan pengajuan pertanyaan atau masalah yang akan diselidiki oleh guru dan
menunjukkan materi atau bahan yang akan digunakan. Selanjutnya peserta didik
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat
berpusat pada pendidik yang memiliki sintak yang terdiri dari beberapa fase
sebagai berikut:
21
E. Minat Belajar
adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap”, (c) John Holand
sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Hal tersebut senada dengan pendapat
Slameto (2015: 180) yang menyatakan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Susanto (2013:
58) menyatakan minat sebagai dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang
lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat terhadap subjek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek
tersebut.
sehingga cenderung kepada objek tersebut. Minat dapat menjadi suatu kegiatan
dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Hal ini menunjukkan
bahwa minat belajar berkaitan dengan keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Bernard (Sardiman, 1994: 76) menyatakan minat timbul tidak secara tiba-
23
tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan
pada waktu belajar atau bekerja. Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri- ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
akan selalu berkait dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, yang
penting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar peserta didik itu selalu
butuh dan ingin terus belajar. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai
dengan minat. Pendapat Sardiman (1994), minat dapat dibangkitkan dengan cara-
Kesimpulan dari beberapa pendapat ahli yang telah dipaparkan, bahwa minat
belajar fisika sangat berperan penting dalam proses belajar fisika. Minat muncul
karena adanya ketertarikan peserta didik terhadap sesuatu. Peserta didik akan
sedemikian rupa sehingga peserta didik merasa tertarik dan senang. Minat belajar
fisika sangat berpengaruh terhadap hasil belajar fisika, sehingga apabila bahan
pelajaran yang sedang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta
mengerakkan orang untuk melakukan apa yang mereka ingin lakukan saat bebas
1) Aspek kognitif
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek
kognitif didasarkan atas pengalaman dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah,
2) Aspek afektif
dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau objek yang menimbulkan minat.
Aspek ini mempunyai peranan yang besar dalam memotivasi tindakan seseorang.
minat belajar bukan bawaan sejak lahir tetapi dipelajari melalui proses penilaian
yang memberikan petunjuk atau keterangan. Indikator minat belajar fisika adalah
sesuatu yang menjadi petunjuk kearah minat belajar fisika. Ada beberapa
a) Perasaan senang
dengan rasa senang (Slameto, 2015: 57). Perasaan senang dalam proses
akan dengan mudah diterima oleh otak. Hal tersebut sesuai apa yang dikatakan
oleh Khairani (2017: 188) bahwa minat belajar diketahui dengan adanya
25
perasaan senang terhadap objek yang menjadi sasaran. Selain itu, perasaan senang
yang mengakibatkan orang tersebut senang mau terlibat untuk melakukan atau
mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif
c) Ketertarikan
perhatian, perasaan, dan pikiran dari subjek karena tertarik. Salah satu indikator
dorong peserta didik terhadap suatu benda, orang, kegiatan, atau bisa berupa
pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Contoh: antusias
Khairani (2015: 191) menyatakan minat merupakan sebab dan akibat dari
perhatian. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu biasanya
Crow and Crow (Khairani, 2015: 190) minat pada hakikatnya merupakan
sebab akibat dari pengalaman. Minat berkembang sebagai hasil daripada suatu
kegiatan dan akan menjadi sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama.
Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai
Minat seseorang terhadap objek atau sesuatu hal dipengaruhi oleh faktor
dari dalam diri manusia dan motif sosial. Contoh: seorang berminat pada prestasi
3) Emosional factor
perjalanan sukses dipakai individu dalam suatu kegiatan tertentu dapat pula
terhadap hal yang diminati, berpartisipasi pada pembelajaran, dan minat belajar
27
dipengaruhi oleh budaya. Ketika siswa ada minat dalam belajar maka siswa akan
F. Kerangka Pikir
berlangsung satu arah yaitu penyampaian informasi dari guru kepada siswa,
melainkan berlangsung dua arah, siswa juga terlibat aktif dalam mengkonstruksi
digunakan oleh guru atau tenaga pengajar lainnya untuk mencapai tujuan
pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dirasakan sangat penting
yang sangat dominan pada model inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran.
Sehingga guru hanya sebagai fasilitator dan memberikan arahan kepada siswa.
minat belajarnya.
Minat belajar sebagai dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang
G. Hipotesis
2) Bagi peserta didik dengan minat tinggi, terdapat perbedaan hasil belajar antara
3) Bagi peserta didik dengan minat rendah, terdapat perbedaan hasil belajar antara
belajar fisika terhadap hasil belajar fisika peserta didik di SMPN Onto No.8
Kepulauan Selayar.
A. Jenis Penelitian
factorial 2x2 yang dimana melibatkan dua kelas penelitian yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Lokasi penelitian
ini adalah di SMPN Onto No. 8 Kepulauan Selayar.
tahun ajaran 2021/2022 dikelas VIIIA dan VIIIB yang bertempat di SMPN Onto
Kepulauan Selayar.
1. Desain Penelitian
R X Y1 O1
R - Y1 O2
R X Y2 O3
R - Y2 O4
Keterangan :
R : Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol di lakukan secara acak untuk
penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol
X : Merupakan perlakuan yaitu berupa pembelajaran IPA Terpadu dengan model
inkuiri terbimbing
- : Merupakan perlakuan yaitu berupa pembelajaran IPA Terpadu dengan model
pembelajaran konvensional
Y1 : Kelompok peserta didik dengan minat belajar tinggi
Y2 : Kelompok peserta didik dengan minat belajar rendah
O1, O2, O3, O4, adalah tes hasil belajar peserta didik
31
2. Rancangan Penelitian
sebagai berikut:
Keterangan:
Y : Hasil Belajar IPA
A : Perlakuan (model pembelajaran)
: Model pembelajaran inkuiri terbimbing
: Model pembelajaran konvensional
B : Variabel moderator (minat belajar)
: Minat belajar tinggi
: Minat belajar randah
: Kelompok minat belajar tinggi yang diajar dengan model
pembelajaran
inkuiri terbimbing
: Kelompok minat belajar rendah yang diajar dengan model
pembelajaran
inkuiri terbimbing
: Kelompok minat belajar tinggi yang diajar dengan model
pembelajaran
konvensional
: Kelompok minat belajar rendah yang diajar dengan model
pembelajaran
32
konvensional.
1. Variabel bebas
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga
(4) Melakukan percobaan untuk memperoleh data, (5) Mengumpulkan data dan
2. Variabel moderator
33
Minat belajar adalah dorongan dan keinginan yang berasal dalam diri
peserta didik untuk aktif dan terlibat dalam pembelajaran utnuk mencapai tujuan
belajar. Minat belajar dalam hal ini adalah skor total yang dicapai peserta didik
setelah diberikan tes angket sebelum dan sesudah perlakuan. Indikator minat
belajar yang digunakan pada penelitian ini yaitu perasaan senang, perhatian
terhadap materi pelajaran, ketertarikan peserta didik saat belajar dan keterlibatan
peserta didik.
3. Variabel terikat
terhadap materi pembelajaran IPA yang telah diajarkan dalam kurun waktu
tertentu, hasil belajar dalam penelitian ini merupakan nilai yang diperoleh dari
pemberian tes soal IPA yang diberikan kepada peserta didik setelah diberi
perlakuan yang mencakup ranah kognitif saja yaitu meliputi empat aspek yang
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII di SMPN Onto No.
8 Kepulauan Selayar yang terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.
2. Sampel
simple random sampling (Rambang). Pada teknik simple random sampling ini
34
Maka dari itu hanya dilakukan rambang kelas. Rambang kelas dilakukan dengan
F. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: (1) tahap
persiapan, (2) tahap pelaksanaan dan (3) tahap akhir. Kegiatan yang dilakukan
1) Tahap persiapan
berikut:
Pembelajaran);
ketersediaan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
instrumen melalui pakar hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa instrumen
yang disusun benar-benar mewakili aspek yang akan diukur. Instrumen ini
didasarkan pada hasil penilaian dari ahli sebanyak (n) orang terhadap suatu
36
item dari segi sejauh mana item tersebut mewakili konstrak yang diukur.
(3.1)
Keterangan:
s : r-
r : Angka yang diberikan penilai
: Angka penilaian validitas terendah
n : Jumlah penilai
c : Angka penlaian validitas tertinggi
(3.2)
Keterangan:
r : Indeks validitas untuk butir ke i
n : Jumlah responden
X : Skor variabel (jawaban responden)
Y : Skor total dari variabel untuk responden ke-n
Kriteria pengujian:
(3.3)
Keterangan:
r : Indeks validitas untuk butir ke i
n : Jumlah responden
X : Skor variabel (jawaban responden)
Y : Skor total dari variabel untuk responden ke-n
dikatakan tidak valid, dengan taraf signifikansi 5%. Pernyataan kuisioner berdasar
dari beberapa indikator seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
(3.4)
Keterangan:
r : Koefisien reliabilitas tes
K : Jumlah butir pernyataan
: Jumlah varian butir
: Jumlah varian total
: Koefisien reliabilitas instrument
: Proporsi jawaban benar untuk butir soal i
Q : Proporsi jawaban salah satu untuk soal 1
Tingkat kesukaran suatu butir soal atau tes dinyatakan indeks kesukaran.
Bilangan tersebut merupakan bilangan real pada interval 0-1 yang menandakan
semakin besar indeks kesukaran, berarti semakin mudah soal tersebut. Suatu soal
dengan indeks kesukaran p=1,00 artinya semua peserta didik menjawab benar
39
sedangkan indeks kesukaran p=0,00 artinya tidak ada peserta didik yang
persamaan:
(3.5)
(3.6)
(Ali & Khaeruddin, 2012).
p 30 Sukar
butir soal mampu membedakan antara kelompok peserta didik yang pandai dan
kelompok peserta didik yang lemah. Semakin tinggi daya pembeda soal berarti
soal tersebut semakin mampu membedakan peserta didik yang telah memahami
materi dengan peserta didik yang belum memahami materi. Daya pembeda dapat
(3.7)
Keterangan:
D : Daya pembeda
NH : Jumlah skor yang dipakai kelompok atas
NL : Jumlah skor yang dipakai kelompok bawah
NT : Jumlah skor maksimum yang disediakan untuk kelompok atas/kelompok bawah
2) Tahap pelaksanaan
perlakuan kepada kelas yang terpilih jadi sampel terlebih dahulu di berikan
jadwal kelas yang terpilih sebagai sampel, sehingga tidak mengganggu mata
pelajaran lainnya.
3) Tahap akhir
Tahap akhir dari penelitian ini adalah berupa pemberian tes akhir (posttest)
1. Untuk data minat belajar, dilakukan dengan teknik angket minat belajar
peserta didik. Dari hasil angket ini maka peserta didik dapat dikolompokkan
menjadi peserta didik pada kategori minat belajar tinggi dan rendah.
2. Untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik, dilakukan teknik tes
berlangsung.
H. Instrumen penelitian
41
Dalam angket minat belajar ini terdiri atas pertanyaan atau pernyataan
tentang topik tertentu yang diberikan kepada peserta didik baik secara individual
informasi tingkat minat peserta didik. Angket ini disusun dalam bentuk daftar
telah disediakan sehingga peserta didik memberikan tanda centang (√) pada salah
satu pilihan jawaban tersebut. Angket ini menggunakan format pilihan jawaban
berdasarkan pada skala model Likert yang terdiri atas 4 (empat) pilihan jawaban,
sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), dan sangat setuju (SS).
Idikator motivasi belajar ini meliputi, (1) perasaan senang, (2) perhatian siswa, (3)
Tes yang digunakan yaitu tes pilihan ganda. Item pilihan jawaban
satu pilihan jawaban yang benar. Jika peserta didik menjawab benar mendapatkan
skor 1 (satu) dan jika menjawab salah mendapatkan skor 0 (nol). Hal ini dilakukan
setelah peserta didik di ajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
1) Analisis deskriptif
adanya tanpa bermaksud menyimpulkan terlebih dahulu. Inti dari kumpulan data
yang ada yakni nilai rata-rata, standar deviasi serta nilai varians. Analisis ini
a. Skor rata-rata
(3.8)
Keterangan:
: Skor rata-rata
: Tanda kelas interval
: Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
b. Varians
(3.9)
Keterangan:
: Varians
N : Ukuran sampel
c. Standar deviasi
(3.10)
Keterangan:
S : Nilai standar deviasi
43
d. Taksiran rata-rata
(3.11)
Keterangan:
: Rerata skor total responden
S : Standar deviasi
N : Ukuran sampel
: Nilai t yang diperoleh dari daftar distribusi siswa dengan
harus dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
diteliti berasal dari data distribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan
(3.12)
Keterangan:
X2 = Nilai Chi-kuadrat hitung
44
Oi = Frekuensi observasi
Ei = Frekuensi harapan
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini digunakan untuk membuktikan data dasar yang akan
diolah varians kedua populasi dimana sampel yang diambil sama (homogen) atau
1. Menentukan hipotesis
(3.13)
dengan
(3.14)
(3.15)
Sedangkan
(3.16)
taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah
(3.17)
Menentukan derajat kebebasan dengan rumus sebagai berikut:
46
(3.18)
menggunakan analisis parametrik yaitu varians (anava) dua jalan sesuai dengan
Pengujian hipotesis melalui uji Tukey apabila sampel penelitian yang digunakan
memiliki sel yang sama sedangkan uji Scheffe untuk sampel yang memiliki sel
deskriptif ini berisi harga-harga untuk setiap unsur yang diperlukan dalam
B-1
B-2
Keterangan:
:
:
:
:
:
:
:
48
:
:
:
:
:
:
N :
Interaksi (I)
Rerata/koreksi (R)
Total
Keterangan:
JK : Jumlah kuadrat
db : Derajat bebas
RJK : Rerata jumlah
: Harga
:
4. Kemudian untuk cara menentukan harga-harga pada tabel 7 di atas maka
Total
Antar kelompok:
Dalam kelompok
Antar kolom
Antar baris
50
Interaksi
Total direduksi
Rerata / Koreksi
Total
Antar kelompok
Dalam kelompok
Interaksi
Antar kolom
Antar baris
Antar kelompok
Dalam kelompok
Antar kolom
51
Antar baris
Interaksi
d) Menentukan nilai
Antar kelompok
Antar kolom
Antar baris
Interaksi
e) Menentukan
Antar kelompok
Antar kolom
Antar baris
Interaksi
a. Hipotesis pertama
:
52
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara peserta didik yang
diajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
konvensional di SMPN Onto No.8 Kepulauan Selayar
Setelah dilakukan serangkaian uji anava dua jalan dan hasil hipotesis yang
lanjut anava sebagai tindak lanjut dari analisis varians sebelumnya. Tujuan dari uji
lanjut anava ini yaitu untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap
mengetahui bagian mana sajakah yang terdapat rerata signifikan maupun tidak
signifikan. Apabila sampel setiap kelompok memiliki jumlah yang sama maka
dapat menggunakan uji Tukey. Akan tetapi apabila jumlah sampelnya berbeda
maka menggunakan uji Scheffe. Adapun persamaan untuk uji lanjut anava tukey
(3.19)
Keterangan:
Q : Angka Tukey
n : Banyak data tiap kelompok
: Rata-rata data kelompok ke i
: Rata-rata data kelompok ke j
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. (2010). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas,
Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
Anita, S. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan pembelajaran, Bandung: alfabeta.
Budiningsih, A. (2008). Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetesi Guru. Jakarta: Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hurlock, E.(1978).Child Developtment.London:McGraw-Hill.
Khairani, M.(2015).Psikologi Pendidikan.Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
National Research Council, Inquiry and the National Science Education
Standard: A Guide for Teaching and Learning. Washington D. C:
National Academy Press. 2000
National Science Foundation, Science as Inquiry (BSCS Center for Professional
Development, 2010), p. 23, diakses dari http://science.education.nih.gov
pada tanggal 29 November 2013
Ngalimun. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran, Banjarmasin: Aswaja
Pressindo.
Nur Asiah, 2019. Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan berpikir kritis, dan hasil belajar peserta didik MTs
Miftahul Muin. Jurnal Pendidikan, (Online), jilid 1, No 1,
(http://eprints.unm.ac.id, Diakses 20 Januari 2020)
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi pembelajaran Beroentasi standar proses
pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sardiman.(1994).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Soemanto, W. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N.
(1989). Dasar-Dasar PBM. Bandung: CV. Sinar Baru.
56