Oleh
Kelompok 5
Lasmaria R. Simanjuntak (1901070059)
Frans Perdinan Pane (1901070061)
Selvia N. S. R. Sitanggang (1901070063)
Pendidikan Matematika
Semester 4
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana atas rahmat-
Nya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Model Pembelajaran Discovery dan Inquiri”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada
dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Model Pembelajaran Discovery........................................................................................2
- Sintaks Model Pembelajaran Discovery.....................................................................3
B. Model Pembelajaran Inquiri.............................................................................................4
- Jenis Pembelajaran Inquiri.......................................................................................15
BAB III PENUTUP....................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................18
B. Saran...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis sehingga
menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Dunia pendidikan memiliki tujuan
yang harus dicapai dalam proses pembelajarannya. Pendidikan tidak hanya ditekankan pada
penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada penguasaan keterampilan. Siswa juga harus
memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan mengguna-kan proses dan prinsip
keilmuan yang telah dikuasai, dan learning to know (pembelajaran untuk tahu) dan learning
to do (pembelajaran untuk berbuat) harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan pada pembelajaran konvensional dapat diatasi dengan penerapan
pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mampu menarik
perhatian siswa melalui pelibatan aktif siswa yang bersangkutan. Berkaitan dengan hal
tersebut, perlu dirancang suatu kegiatan belajar yang menarik bagi siswa Pembelajaran inovatif
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan peserta didik
Siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh konkrit merupakan salah satu alasan yang melandasi perlunya diterapkan
keterampilan proses sains. [Dimyati dan Moedjiono (2002: 141)], ada berbagai keterampilan
proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan dasar proses sains (basic
skill), dimulai dari mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyim-pulkan
dan mengkomunikasikan, dan keterampilan terpadu proses sains (integrated skill), dari
identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks, yaitu eksperimen. Keterampilan
proses dapat mengembangkan kemampuan mengamati, menggolongkan/ mengklasifikasikan,
menaksir/ menginterpretasikan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,
mengkomunikasikan.
Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan
keterampilan dalam melihat, menganalisis, dan memecahkan masalah, membuat rencana dan
mengadakan pembagian kerja; dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari
ativitas belajar ini mendapatkan penilaian. [Joyoatmojo (2006)], menyimpulkan pendapat
beberapa ahli dan menyatakan keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan serta
sikap seperti itu dapat menjadikan seseorang yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam
penghadapi perubahan di sekitarnya, termasuk dalam pergaulan, dalam pekerjaan, maupun
dalam suatu lembaga/organisasi. Seseorang yang sudah terlatih dengan keterampilan proses
sains akan memiliki kepribadian yang jujur, dan teliti, sehingga mampu bersosialisasi dengan
masyarakatlebih mudah. Metode yang terbanyak menampilkan segi-segi keterampilan proses,
menurut Djamarah (2000: 191) adalah metode diskusi, eksperimen dan pemberian tugas.
Inquiry terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana
pola pembelajaran kelas. Pembelajaran inquiry terbimbing merupakan pembelajaran
kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu
dengan teman yang lain. Pembelajaran inquiry terbimbing membimbing siswa untuk
memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pelaksanaan
Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan.
Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupannya.
Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
Karakteristik Inquiry
Berikut adalah karakteristik pembelajaran inquiry:
1. Menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan
menemukan yang artinya menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu hal yang dipertanyakan, sehingga hal
tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan menempatkan guru
sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik.
3. Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses perkembangan
mental. Dengan demikian, peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi
pelajaran, akan tetapi lebih pada bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya untuk lebih mengembangkan pemahamannya terhadap materi pelajaran
tertentu.
yang hanya mempunyai satu penyelesaian untuk x, y, dan z, yaitu (x, y, z).
Metode atau cara yang umum untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tiga
variabel adalah sebagai berikut :
1. Metode Substitusi
Penyelesaian SPLTV (dalam variabel x, y, dan z) dengan mengunakan metode
substitusi ditentukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Pilihlah salah satu persamaan yang sederhana, kemudian nyatakan x sebagai fungsi
y dan z, atau y sebagai fungsi x dan z, atau z sebagai fungsi x dan y.
b. Substitusikan x atau y atau z yang diperoleh pada langkah (a) ke dua persamaan
yang lainnya sehingga diperoleh sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
c. Selesaikan SPLDV yang diperoleh pada langkah (b).
d. Substitusikan dua nilai variabel yang diperoleh pada langkah ( c ) ke salah satu
persamaan semula untuk memperoleh nilai variabel yang ketiga.
2. Metode Eliminasi
Penyelesaian SPLTV (dalam variabel x, y, dan z) dengan mengunakan metode
eliminasi ditentukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a. Eliminasi salah satu variabel , x atau y atau z, sehingga diperoleh SPLDV.
b. Selesaikan SPLDV pada langkah (a) dengan mengeliminasi variabel kedua untuk
mendapatkan nilai variabel ketiga atau mengeliminasi variabel ketiga untuk
mendapatkan variabel kedua.
c. Ulangi langkah (a) dan (b) dengan pemilihan variabel berbeda sampai didapatkan
nilai dari ketiga variabel.
3. Metode Gabungan (Eliminasi – Substitusi)
B. Masalah yang Melibatkan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
Dalam perhitungan matematika dan dalam kehidupan sehari – hari, seringkali
kita menemukan masalah yang dapat diterjemahkan ke dalam model matematika yang
berupa SPLTV. Untuk menyelesaikannya, diharuskan membuat model matematika
berupa sistem persamaan linear terlebih dahulu, kemudian baru menafsirkan
penyelesaiannya.
Model matematika adalah suatu cara sederhana untuk memandang suatu
masalah dengan menggunakan persamaan. Dengan kata lain, menyederhanakan
kalimat/masalah sehari – hari ke dalam bentuk SPLTV. Langkah – langkah dalam
merancang suatu model matematika adalah sebagai berikut :
a. Tetapkan besaran masalah di dalam soal sebagai variabel – variabel (dinyatakan
dalam variabel).
b. Rumuskan hubungan atau ekspresi matematika sesuai dengan keterangan atau
ketentuan yang ada.
Setelah merancang model matenatika yang berkaitan dengan suatu masalah SPLTV,
selanjutnya selesaikan permasalahan SPLTV sehingga ditemukan himpunan
penyelesaian dari permasalahan tersebut.
Contoh Soal :
Masa kehamilan rata-rata (dalam hari) dari sapi, kuda dan kerbau apabila dijumlahkan adalah
975 hari. Masa kehamilan kerbau lebih lama 85 hari dari masa kehamilan sapi. Dua kali masa
kehamilan sapi ditambah masa kehamilan kerbau sama dengan 3 kali masa kehamilan kuda
dikurang 65. Berapa hari ratarata masa kehamilan masing-masing hewan?
Penyelesaian :
Misal: masa kehamilan sapi sebagai x,
masa kehamilan kuda sebagai y,
masa kehamilan kerbau sebagai z.
x + y + z = 975 … (1)
z = 85 + x … (2)
2x + z = 3y – 65 … (3)
1. Bu Siti mendapat tugas dari sekolah untuk menyiapkan paket hadiah untuk siswanya
yang berprestasi di sekolahnya. Bu Siti ingin membeli alat-alat tulis sebagai
hadiahnya. Alat-alat tulis yang ingin dibeli berupa buku tulis, bolpoin, dan penghapus.
Pada setiap pembelian alat tulis, pembeli dikenakan pajak sebesar 10%. Berkaitan
dengan tugas tersebut, bu Siti melihat beberapa paket alat tulis yang dijual di toko
Rejeki dan toko Makmur seperti pada gambar berikut.
Bu Siti membeli tiga paket alat tulis yang berisi lebih dari dua macam alat tulis (alat
tulis tersebut boleh berupa buku, bolpoin, atau penghapus) baik itu di toko Rejeki
maupun di toko Makmur. Matriks yang sesuai untuk ketiga paket tersebut adalah ….
A.
B.
C.
D.
E.
Pembahasan :
Dari teks, disebutkan bahwa Ibu harus membeli hadiah yang berisi lebih dari dua alat tulis,
dengan kata lain, harus membeli paket alat tulis yang berisi tiga komponen.
Sehingga di toko Rejeki hanya bisa membeli paket hemat yang berisi 8 buku, 4 bolpen, dan 3
Sedangkan di toko Makmur ada dua paket yang bisa dibeli, pertama paket sedang yang berisi
5 buku, 4 bolpen, dan 2 penghapus dengan harga 48.000. Kedua paket lengkap yang berisi 5
Karena untuk setiap pembelian dikenakan pajak 10%, maka Ibu Siti harus membayar harga
tersebut (100%) + 10% atau bisa ditulis 110%, sehingga diperolah persamaan matriks yang
baru,
Berdasarkan pemaparan di atas, maka matriks yang memenuhi adalah (D)
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk membaca materi “Sistem Persamaan Linear
Tiga Variabel”. Seperti materi yang tertera diatas yang telah disediakan kemudian guru
meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi tersebut. Selanjutnya guru
memberikan gambaran awal mengenai materi yang terdapat di kehidupan nyata. Contohnya
seperti perkiraan harga terhadap beberapa barang. Dimana kita ingin mengetahui harga dari 3
barang. Kita dapat menggunakan system persamaan tiga variable untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang telah diberikan. Masalah
yang diberikan adalah terkait "penyelesaian sistem persamaan linear 3 variabel dan
mengaitkannya dengan masalah sehari2 atau masalah cerita
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen. Pada setiap
kelompok guru memberikan lembar kerja peserta didik (LKPD). Guru memberikan
kesempatan pada setiap kelompok untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
(data collection). LKPD merupakan alat bantu untuk membuktikan kebenaran dari dugaan
awal siswa.
Setelah melakukan data coleection siswa lanjut melakukan data processing. Pada
tahap ini guru meminta siswa untuk mengolah informasi yang telah didapat, sehingga siswa
mendapatkan pengetahuan baru tentang materi Sistem Persamaan linear 3 variabel.
5. Tahap Verification
Kemudian siswa melakukan tahap terakhir yaitu Generalization. Pada tahap ini guru
dan siswa secara bersama untuk menyimpulkan permasalahan yang sudah terpecahkan. Siswa
dapat menyimpulkan bagaimana penyelesaian persamaan linear 3 variabel melalui metode
eliminasi, substitusi, dan campuran. Selain itu siswa jga bisa mengaitkan penyelesaian
persamaan linear 3 variabel dalam soal cerita.
Berdasarkan LKPD yang telah dikerjakan, siswa dalam lebih mendalami materi lewat soal
soal dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang dipelajari.
2.Open Inquiry
Dalam open inquiry disini pemeran utamanya adalah siswa. Guru hanya sebagai
fasilitator sejauh mana siswa membutuhkan. Tahap awal hingga akhir semuanya terpusat
pada siswa. Guru hanya mengawasi jalannya pembelajaran ini dan nantinya memberikan
kesimpulan bersama2 dengan siswa. Contohnya kita ambil materi "Persamaan linear 3
variabel". Disini guru hanya menentukan materi. Untuk semua sub materi. Metode hingga
contoh2 soal siswalah yang menyediakan dan soal tersebut dijawab secara mandiri. Sehingga
pada tahap akhir guru memeriksa lembar kerja siswa dan menarik kesimpulan bersama-sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembelajaran discovery-inquiry merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada
proses pemecahan masalah, sehingga peserta didik harus melakukan eksplorasi berbagai
informasi agar dapat menentukan konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk
pendidik berupa pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Konsep pembelajaran discovery inquiry merupakan rangkaian kegiatan belajar yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir ini biasanya dilakukan dengan
kegiatan tanya jawab atau dialog dua arah antara guru dan peserta didik. Secara eksplisit
materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung tetapi peserta didik mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing dalam kegiatan belajar.
Model pembelajaran discovery-inquiri dapat digunakan ketika pendidik ingin
mengkondisikan peserta didik untuk membudayakan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking/HOT), berpikir ilmiah, mandiri dan tidak hanya mengembangkan keterampilan
bernalarnya/kognitif dalam menyelesaikan permasalahan. Sehingga diharapkan pembelajaran
menjadi lebih berpusat pada peserta didik bukan pendidik. Higher Order of Thinking Skill
(HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif
yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi
pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk
memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.
B. Saran
Untuk memahami materi mengenai model pembelajaran akan lebih efektif jika selain
mempelajari teorinya , kita juga bisa melihat langsung pelaksanaannya dengan cara turun
langsung ke sekolah-sekolah untuk melihat bagaimana model-model itu diterapkan. Selain itu
, memiliki banyak jumlah referensi juga akan sangat membatu pada proses pemahaman
model-model pembelajran ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://serupa.id/discovery-learning/
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7840/3/T1_292010081_BAB%20II.pdf
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/bab21413163062.pdf
https://id.scribd.com/document/536016293/Model-Pembelajaran-Inquiry-Learning