Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Strategi Discovery Learning dan Inkuiri

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Strategi Belajar Mengajar Biologi”

Dosen Pengampu:

Nanang Purwanto, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Muna Silvia (12208193003)


2. Salisa Aslamasari (12208193011)
3. Febrianti Nurvida (12208193051)
4. Rasyidatul Mubarakah (12208193052)
5. Mujiburrohman (12208193056)
6. Nikmatul Nguyun (12208193102)
7. Shofia Ananda Orchidta (12208193104)

TADRIS BIOLOGI III-A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt. Atas segala
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Strategi Discovery Learning dan
Inkuiri” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa abadi,
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarga serta para sahabatnya.

Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka kami mengucapkan


terima kasih kepada:

1. Dr. Maftuhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung
2. Nanang Purwanto, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar Biologi.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. Dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
pengembangan dan perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat ridha Allah swt.

Tulungagung, 11 November 2020

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Pengertian Discovery Learning dan Inkuiri...................................................3


B. Jenis-Jenis Metode Discovery Learning dan Inkuiri......................................6
C. Karakteristik Metode Discovery Learning dan Inkuiri..................................9
D. Prinsip yang Mendasari Metode Discovery Learning dan Inkuiri.................10
E. Tujuan Metode Discovery Learning dan Inkuiri............................................13
F. Langkah-Langkah Metode Discovery Learning dan Inkuiri..........................14
G. Penerapan Metode Discovery Learning dan Inkuiri......................................19
H. Kekurangan dan Kelebihan Metode Discovery Learning dan Inkuiri...........20

BAB III PENUTUP..................................................................................................24

A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aktivitas yang sangat penting bagi para penerus bangsa.
Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan, akan tergantung dengan cara pendidik
mendidik generasi muda ke arah yang lebih baik. Pendidikan merupakan usaha sadar
yang di lakukan secara terencana atau tersusun untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan dari sebuah pendidikan salah satunya untuk meningkatkan kualitas
dari sumber daya manusia. Dari pendidikan yang baik kita dapat lebih mudah untuk
mengikuti perkembangan jaman dimasa yang akan datang, khususnya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik jika metode yang digunakan benar-benar tepat, karena antara
pendidikan dengan metode saling berkaitan dan menghasilkan hubungan timbal balik
antara guru dan siswa.

Pendidikan akan lebih maju jika dalam pendidikan tersebut menggunakan metode
yang cocok dan tepat untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan yang tinggi dan
mampu bersaing dalam dunia pendidikan. Salah satu metode pembelajaran adalah
metode Discovery Learning dan Inkuiri. Discovery learning (pembelajaran penemuan)
merupakan salah satu pembelajaran yang disarankan oleh pemerintah untuk diterapkan
dalam implementasi kurikulum 2013 (Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Discovery
learning menurut Syah (2010) adalah suatu pembelajaran dimana dalam proses belajar
mengajar guru tidak menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk final (utuh dari awal
hingga akhir) atau dengan kata lain, guru hanya menyajikan sebagian bahan saja. Proses
selebihnya akan diserahkan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri.

Sedangkan, metode inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan


secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
( benda, manusia, atau peristiwa ) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dengan
adanya metode Discovery Learning dan Inkuiri diharapkan peserta didik agar dapat

1
2

dengan mudah menunjukkan keterampilan-keterampilan yang baru untuk memecahkan


ataupun menyelesaikan suatu permasalahan yang telah diberikan oleh pendidik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Discovery Learning dan Inkuiri?

2. Apa jenis-jenis dari metode Discovery Learning dan Inkuiri?

3. Apa karakteristik dari metode Discovery Learning dan Inkuiri?

4. Apa prinsip yang mendasari metode Discovery Learning dan Inkuiri?

5. Apa tujuan dari metode Discovery Learning dan Inkuiri?

6. Bagaimana langkah-langkah metode Discovery Learning dan Inkuiri?

7. Bagaimana penerapan metode Discovery Learning dan Inkuiri?

8. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode Discovery Learning dan
Inkuiri?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Discovery Learning dan Inkuiri.

2. Mengetahui jenis-jenis dari metode Discovery Learning dan Inkuiri.

3. Mengetahui karakteristik dari metode Discovery Learning dan Inkuiri.

4. Mengetahui prinsip yang mendasari metode Discovery Learning dan Inkuiri.

5. Mengetahui tujuan dari metode Discovery Learning dan Inkuiri.

6. Mengetahui langkah-langkah metode Discovery Learning dan Inkuiri.

7. Mengetahui penerapan metode Discovery Learning dan Inkuiri.

8. Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari metode Discovery Learning dan


Inkuiri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Discovery Learning dan Inkuiri


1. Pengertian Discovery Learning

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) diartikan sebagai proses


pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung
tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi
tersebut secara mandiri. Belajar dengan model discovery learning dapat membantu
siswa untuk berusaha mencari pemecahan masalah dan menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna bagi siswa.

Model pembelajaran ini dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang


terjadi ketika siswa tidak disajikan informasi secara langsung tapi siswa dituntut
untuk memahami materi atau informasi tersebut secara mandiri.

Discovery learning memberikan siswa kesempatan untuk terlibat aktif dalam


proses belajar mengajar. Selain itu juga membantu siswa untuk mencapai
generalisasi matematis atau aturan melalui pembelajaran induktif dan deduktif. Serta
meningkatkan ingatan siswa sehingga membuat pembelajaran yang abadi.1

Menurut Sund, discovery learning adalah proses mental di manasiswa mampu


mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Proses mental tersebutantara lain
mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.2

Menurut Ruseffendi, metode discovery learning adalah metode mengajar yang


mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri.3

1
L. A. Effendi, Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan
Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP, ( Jurnal Penelitian
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 13 (2) , 1-10,2012)
2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal.193
3
Ruseffendi,Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika,  (Bandung: Tarsito, 2006), hal.329
4

Bruner mengemukakan bahwa: Belajar menemukan (discovery learning)


mengacu pada penguasaan pengetahuan untuk diri sendiri. Belajar penemuan
melibatkan arahan guru untuk mengatur aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa
seperti mencari, mengolah, menelusuri dan menyelidiki. Siswa mempelajari
pengetahuan baru yang relevan dengan bidang studi dan ketrampilan-ketrampilan
masalah umum seperti memformulasikan aturan, menguji hipotesis dan
mengumpulkan informasi.4

Dari beberapa pengertian ditersebut dapat disimpulkan bahwa model discovery


learning adalah model pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar siswa
melalui suatu permasalahan yang diberikan oleh seorang pendidik kepada peserta
didik. discovery learning ini merupakan bagian dari banyak metode pembelajaran
yang memacu pada keaktifan peserta didik. Pada metode ini, diharapkan agar
peserta didik dapat menyelesaikan suatu permasalahan atau informasi yang belum
lengkap, menjadi sebuah informasi baru yang ditemukan oleh peserta didik dari
persoalan yang diberikan oleh seorang pendidik.

2. Pengertian Inkuiri

Inkuiri berasal dari kata to Inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan.

David L. Haury dalam artikelnya, mengutip defenisi yang diberikan oleh Al


Afered Novak : inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia
untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin
tahu. Dengan kata lain inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif
yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pengalaman untuk memuaskan rasa
ingin tahu.5 Defenisi lain yang diajukan oleh Slameto bahwa strategi pembelajaran
inkuiri adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan

4
Schunk, Dale H, Learning Theories, (Jakarta: Pustaka belajar, 2012 ) hal. 372
5
Lahadisi, Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna, (Jurnal Al-Ta’dib 7 (2), 85-98,
2014)
5

kegiatan yang disusunya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang
meyakinkan terhadap permasalahan yang di hadapkan kepadanya.6

Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada


situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari
jawaban sendiri, serta menghubungkan serta membandingakan apa yang peserta
didik temukan dengan penemuan lain.7 Dalam metode inkuiri peserta didik didorong
untuk belajar melalui keterlibatan aktif dan mengadakan suatu penelitian
(percobaan) untuk menemukan suatu penemuan tertentu. Melalui inkuiri memacu
peserta didik untuk mengetahui serta memotivasi peserta didik untuk memecahkan
masalah secara mandiri dan memiliki keterampilan kritis dalam menganilis
informasi.

Pembelajaran inkuiri ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang


menekankan pada proses bepikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir kritis itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik.
Strategi pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif.
Dimana menurut aliran ini, belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan proses
berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara
optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu
pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk
siswa melalui keterampilan berpikir. Aliran kognitif selanjutnya melahirkan
berbagai teori belajar, seperti teori belajar gestalt, teori medan, dan teori belajar
konstruktivistik.8

Model pembelajaran Discovery-Inkuiri merupakan salah satu dari beberapa


model pembelajaran yang berhasil dikembangkan dalam menghasilkan kualitas
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan

6
Ibid, hal 88
7
D. Magasida, Penerapan Metode Discovery Inkuiri pada Pembelajaran Sains Anak Usia Dini, (Jurnal
Pendidikan Anak, 3 (1) , 1-12,2017)
8
M. Sirit, Model Pembelajaran Berbasis Discovery-Inkuiri dan Kontribusinya Terhadap Penguatan
Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar, 1 (2), 155-169, 2017)
6

sendiri jawaban dari pertanyan-pertanyaan dari permasalahan yang dimunculkan


melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Model pembelajaran ini memiliki
pandangan bahwa kemunculan rasa ingin tahu yang tinggi merupakan kodrati
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang ingin mengetahui kebenarannya,
khususnya dalam proses pembelajaran.

B. Jenis-Jenis Metode Discovery Learning dan Inkuiri

Menurut Suprihatiningrum (2014:244), terdapat dua cara dalam pembelajaran


penemuan (Discovery learning) yaitu:

1. Pembelajaran penemuan bebas (Free Discovery Learning), yang merupakan


pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan.
2. Pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery Learning), yaitu
pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajarannya.9

Bentuk metode discovery learning dapat dilaksanakan dalam komunikasi satu


arah atau komunikasi dua arah bergantung pada besarnya kelas, untuk detailnya
sebagai berikut (Oemar Hamalik, 2009:187):

1. System satu arah, pendekatan satu arah ini berdasarkan pada penyajian satu arah
yang dilakukan oleh guru, dalam struktur penyajian dalam bentuk usaha
merangsang siswa melakuakan proses discovery di depan kelas. Guru
menyajikan suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut melalui
Langkah-langkah discovery.
2. System dua arah, melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, siswa
melakukan discovery, sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat
atau benar.10

Jenis pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya


intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru
kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

9
J. Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2014) hal 244.
10
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009) hal 187.
7

a. Inkuiri Bebas (Free Inquiry Approach)

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah


berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan
inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah -olah bekerja seperti seorang
ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,
menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur
atau langkah -langkah yang diperlukan. Selama proses ini, bimbingan dari
guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali.

Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan
siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif
pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara
mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri.

Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau
belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

b. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (Modified Free Inquiry Approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan


inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri
bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk
diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada.
Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah
untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini
menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh
bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing
dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan,


agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar
siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa
yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat
diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang
8

relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa
dalam kelompok lain.

c. Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry Approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru


membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan
permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing
ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri.

Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan
petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep konsep pelajaran. Pada
pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas tugas yang relevan untuk
diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar
mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.11

Sanjaya (Hutajulu, 2010:31) mengatakan, “ „Pendekatan inkuiri terbimbing


adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban
dari suatu masalah yang dipertanyakan‟ ”. Langkah- langkah dalam pembelajaran
inkuiri dimulai dari siswa dihadapkan dengan masalah, siswa
mengembangkan/mengajukan hipotesis, siswa mengumpulkan bukti atau data,
siswa menguji hipotesis dan siswa menarik kesimpulan. Semua langkah-langkah
tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedangkan guru hanya
berperan sebagai motivator dan fasilitator. Pada saat siswa terlibat dalam
memahami masalah yang dihadapinya, diharapkan muncul pemahaman yang
mendalam mengenai konsep-konsep matematika yang sedang dipelajari tersebut.
Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan pembuktian atau dugaan-
dugaan sementara. Kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dilanjutkan dengan
diskusi antar siswa maupun siswa dengan guru sebagai wujud dari komunikasi,
baik lisan maupun tulisan untuk menyempurnakan dugaan-dugaan sementara yang
mereka lakukan, dan kegiatan para siswa untuk mencoba meyakinkan siswa
11
Ibid hlm 144-146
9

lainnya tentang gagasangagasan matematika yang diyakininya dengan


membeberkan bukti-bukti yang dapat diterima akal pikirannya. Dengan demikian
pembelajaran inkuiri terbimbing ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman dan komunikasi matematis siswa. Ketika siswa terlibat dalam kegiatan
mengamati dan pembuktian terhadap dugaan-dugaan sementara permasalahan yang
dihadapinya, dilanjutkan siswa termotivasi melakukan diskusi sebagai wujud dari
komunikasi, keberanian mengungkapkan pendapat serta percaya diri untuk
mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas. Sehingga, melalui pembelajaran
inkuiri terbimbing ini di harapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri atau self
confidence siswa. 12

C. Karakteristik Metode Discovery Learning dan Inkuiri

Karakteristik dan Alasan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)


menurut Hosnan (2014: 284), mengemukakan bahwa terdapat 3 ciri utama belajar
menemukan, yaitu:

a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan,


dan menggeneralisasi pengetahuan.
b. Berpusat pada peserta didik.
c. Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada.

Melalui ciri yang telah dikemukakan, maka dapat diketahui bahwa model
pembelajaran penemuan (discovery) adalah model yang menekankan kemampuan
siswa dalam mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, dan mengeneralisasi pengetahuan baru dan yang sudah ada.13

Pembelajaran inkuiri mempunyai tiga karakteristik, yaitu:

a. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk


mencari dan menemukan, artinya pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai
subyek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai

12
Ratni Purwasih, Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self Confidence Siswa MTS di
Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Didaktik, 9(1), 2015, hlm 18-19
13
Hamdani. Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains Melalui Metode Discovery Learning dengan
Bantuan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa. Vol. 1 No. 1. 2017. hlm. 463.
10

penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka


berperan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Aktivitas
pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan
siswa. Oleh karena itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
c. Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri dalam pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian, dalam inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi
yang dimilikinya.14

D. Prinsip Metode Discovery Learning dan Inkuiri


1. Prinsip Metode Discovery Learning

Beberapa prinsip penggunaan strategi discovery learning adalah sebagai berikut:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual.

Tujuan utama dari strategi pembelajaran discovery adalah pengembangan


kemampuan berpikir. Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi
pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b. Prinsip interaksi.

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai


sumber belajar, melainkan sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu
sendiri.

c. Prinsip bertanya.

14
Gaosiatul Chasanah, dkk. Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Inkuiri. (Jakarta: Uin
Syarif Hidayatullah, 2015). Hal. 6.
11

Dalam menggunakan strategi ini guru berperan sebagai penanya karena


kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir.

Belajar bukan hanya sekedar mengingat sejumlah fakta, akan tetapi juga
merupakan proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan
potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.

e. Prinsip keterbukaan.

Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada


siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukannya, karena pembelajaran yang bermakna adalah
pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang
harus dibuktikan kebenarannya.15

2. Prinsip Metode Inkuiri

Pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan mental (intelektual)


siswa. Perkembangan mental ( intelektual ) itu menurut Piaget dalam Hamruni di
pengaruhi oleh 4 faktor, yaitu maturation,physical,and pienc social experience dan
Ekuilibration.

a. Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis,


yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan
otak dan pertumbuhan sistim saraf.
b. Physical adalah tindakan-tindakan fisik yang di lakukan indifidu terhadap
benda-banda yang ada di sekitarnya. aksi atau tindakan fisik yang dilakukan
individu memungkinnkan dapat mengembangkan aktivitas dan daya pikir bagi
pelajar, aksi atau tindakan adalah komponen dasar pengalaman.
c. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan orang lain melalui
pengalaman sosial, anak bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau

15
Abdul Majid. Strategi Pembelajaran. Cet-4. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015). 223-224.
12

mendengarkan pendapat orang lain disekitarnya, tetapi juga akan menumbuhkan


kesadaran bahwa ada aturan lain disamping aturanya sendiri.
d. Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada
dengan pengetahuan yang baru ditemukanya. Ada kalanya anak dituntut untuk
memperbaharui pengetahuan yang sudah terbentuk setelah ia menemukan
informasi baru yang tidak sesuai.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang


harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu: prinsip pengembangan intelektual, prinsip
interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar berfikir, prinsip keterbukaan.

1) Prinsip berorientasi pada pengemabangan intelektual artinya tujuan utama


strategi pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar
juga berorientasi pada proses belajar. Makna dari “sesuatu” yang harus
ditemukan oleh siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat
ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, sehingga setiap gagasan yang harus
dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan.
2) Prinsip interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan
interaksi siswa dengan lingkungan pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip bertanya, peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai
penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada
dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
4) Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,
akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to thingk) yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik
otak neptil, otak limbik, maupun otak neorkorteks. Pembelajaran berpikir adalah
pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
13

5) Prinsip keterbukaan, belajar adalah suatu proses mencoba berbagai


kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebiasaan untuk mencoba
sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan
sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenaranya. Tugas guru adalah
menyiapkan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesisnya dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan.

E. Tujuan Metode Discovery Learning dan Inkuiri


Ada beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran discovery learning yakni :
1. Dalam discovery learning Siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran.
2. Melalui discovery learning Siswa mampu menemukan pola situasi konkret
maupun abstrak dan juga meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang
diberikan.
3. Siswa belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat.
4. Discovery learning Membantu siswa membentuk cara kerjasama yang efektif,
saling membagi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.
5. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan, konsep, dan
prinsip yang dipelajari melalui discovery learning lebih bermakna.
6. Keterampilan yang ada dalam discovery learning dalam beberapa kasus, lebih
mudah untuk di transfer dan di aplikasikan dalam situasi belajar yang baru16.

Jadi, tujuan dari model pembelajaran discovery learning adalah agar siswa dapat
mengeksplorasi kemampuanya sendiri dalam mencari penyelesaian dari sebuah
masalah dan membuat siswa tersebut bisa aktif dalam pembelajaran yang bisa
melatih kerja sama dengan yang lainya sehingga bisa mendapat hasil yang lebih baik
dan mendapat sebuah pengetahuan yang baru sehingga bisa mengetahui

16
Hosnan, pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21: kunci sukses implementasi
kurikulum 2013, (Jakarta: ghalia indonesia, 2014), hal. 284
14

kemampuanya sendiri tentang menghadapi sebuah masalah yang diberikan oleh


pendidiknya.

Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri menurut National Research Council


adalah sebagai berikut17:

1. Mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan


konsep sains
2. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti
layaknya seorang ilmuan
3. Membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.
4. Siswa belajar sains sekaligus juga belajar metode sains.

Pembelajaran inkuiri juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan


berpikir secara sistematis, logis, kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dalam model pembelajaran inkuiri
siswa tidak hanya dituntut agar menguasai meteri pembelajaran, tetapi dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya18 Pembelajaran inkuiri mendorong siswa
untuk mendapatkan pengalaman belajar yang aktif dan nyata, didalam pembelajaran
siswa akan dilatih untuk memecahkan masalah dan menentukan keputusan dan
solusi. Pembelajaran berbasis inkuiri memungkinkan siswa belajar sistem, karena
pembelajaran inkuiri memungkinkan terjadi integrasi berbagai disiplin ilmu.

F. Langkah-Langkah Metode Discovery Learning dan Inkuiri

Discovery learning dalam proses pembelajaran dapat diterapkan dengan


beberapa tahapan. Dalam proses pembelajaran, diperlukan suatu langkah-langkah
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.Sebelum dilakukan metode pembelajaran discovery learning perlu
dilakukan persiapan sebagai berikut:

1. Langkah Persiapan Strategi Discovery Learning a) Menentukan tujuan


pembelajaran.

17
Julianto, Suprayitno, dkk.2011.Teori dan Implementasi model-model Pembelajaran
Inovatif.Surabaya:UNESA hal 89
18
Ida damayanti dan Mintohari. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. JPGSP Vol. 3
15

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa kemampuan awal, minat, gaya


belajar, dan sebagainya.
3. Memilih materi pelajaran yang akan dipelajari.
4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif dari contoh-
contoh generalisasi.
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Eggen (2012: 189) menyebutkan langkah-langkah yang dilakukan dalam temuan


terbimbing (guided discovery learning)19, yaitu sebagai berikut.

a. Fase 1: pendahuluan

Dimana fase ini untuk menarik perhatian siswa dan memberikan kerangka kerja
konseptual mengenai apa yang harus diikuti. Fase ini bisa mulai dengan berbaga
cara dan dapat terdiri dari pernyataan-pernyataan sederhana.

b. Fase 2: fase berujung-terbuka

Fase berujung terbuka bertujuan mendorong keterlibatan siswa dan memastika


keberhasilan awal mereka, pada fase ini dapat dimulai dengan berbagai cara, yaitu

1) Memberikan contoh dan meminta siswa mengenali pola-pola di dalam contoh


itu.
2) Melaksanakan kelas pelajaran dalam situasi kelas-utuh, memberi siswa satu
contoh dan meminta mereka mengamati dan menggambarkannya.
3) Memberikan satu contoh dan noncontoh serta meminta siswa membandingka
keduanya.
4) Memulai dengan satu noncontoh dan meminta siswa menggambarkannya.
c. Fase 3: konvergen

19
Putrayasa, I. M., Syahruddin, S. P. Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar
terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. (Bali:
Mimbar PGSD Undiksha, 2014)
16

Pada fase ini, guru membimbing para siswa agar resepon mereka seragam
terhada
satu tujuan belajar spesifik. Inilah fase dimana siswa secara aktual membangun
pengetahuan mereka mengenai konsep atau generalisasi.

d. Fase 4: penutup dan penerapan

Penutup terjadi ketika siswa mampu secara lisan menyatakan


karakteristikkarakteristik dari konsep atau secara verbal menggambarkan hubungan
yang ada dalam generalisasi. Fase 4 juga memberikan kesempatan untuk membantu
siswa mengembangkan kemampuan mereka mengenali informasi yang tidak
relevan, kemampuan yang merupakan keterampilan berpikir penting. Fase
penerapan umumnya mencakup tugas di tempat duduk atau di rumah. Akan tetapi,
terlepas dari pengembangan cermat konsep atau generalisasi, penerapan kerap
menuntut bantuan tambahan dari guru. Memonitor secara cermat dan membahas
upaya awal siswa dalam fase penerapan akan memperkuat pembelajaran dengan
membantu siswa menjembatani kesenjangan antara kegiatan belajar yang dibimbing
guru dan praktik mandiri.

Langkah-langkah operasional implementasi dari metode pembelajaran discovery


learning terdapat 2 tahapan, yaitu tahapan langkah persiapan strategi discovery
learning dan prosedur aplikasi strategi discovery learning.

1. Langkah persiapan strategi discovery learning


a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa kemampuan awal, minat, gaya
belajar, dan sebagainya.
c. Memilih materi pelajaran yang akan dipelajari.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif dari contoh-
contoh generalisasi.
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
17

2. Prosedur Aplikasi Strategi Discovery Learning


a. Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)

Pada tahap ini, guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas
pernyataan masalah.

b. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan


kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

c. Data collection (pengumpulan data)

Pada tahap ini, berfungsi untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis,
dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.

d. Data processing (pengolahan data)

Pada tahap data processing (pengolahan data) merupakan kegiatan megolah data
dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya. Untuk selanjutnya ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, atau bahkan dihitung dengan cara tertentu.

e. Verification (pembuktian)

Pada tahap verification (pembuktian) ini, siswa melakukan pemeriksaan secara


cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.

f. Generalization (generalisasi/menarik kesimpulan)


18

Tahap generalisasi adalah tahap proses menarik sebuah kesimpulan yang data
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi

Langkah-langkah metode inkuiri. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan


metode inkuiri siswa perlu memelikiki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan dan permasalahan,


2. Merumuskan hipotesis,
3. Mengumpulkan data,
4. Analisis data,
5. Membuat kesimpulan.20

Menurut E. Mulyasa, urutan langkah-langkah penerapan metode inkuiri adalah


sebagai berikut21:

1. Mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang fenomena alam


2. Merumuskan masalah yang ditemukan
3. Merumuskan hipotesis
4. Merancang dan melakukan eksperimen
5. Mengumpulkan dan menganalisa data,
6. Menarik kesimpulan

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya


sebagai berikut:

1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan22.

20
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Cet. I; Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007) hal 137-138
21
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: PT, Remaja Rosda Karya, 2007), h. 132
22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2007), h. 201
19

Secara umum model pembelajaran inkuiri dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Stimulasi (Stimulation)

Pendidik mengidentifikasi ketersediaan konten dari aneka sumber belajar yang


sesuai dengan materi yang dibahas, untuk dipelajari oleh peserta didik atau
dirumuskan beberapa pertanyaan terkait konten tersebut untuk jadi acuan peserta
didik dalam membuat persoalan sendiri.

2. Identifikasi Masalah (Problem statement )

Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi


berbagai masalah dalam materi pembelajaran,

3. Mengumpulkan informasi/data (Data collection)

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggali lebih luas


persoalan yang telah dibuat berdasarkan pemahaman dari konten tersebut, melalui
perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan cara membaca literatur baik
secara online maupun offline, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber
atau melakukan uji coba sendiri dan lain-lain oleh peserta didik,

4. Pengolahan informasi/data (Data prossesing)

Peserta didik secara kelompok ataupun mandiri melakukan pengolahan,


pengacakan, pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan data pada
tingkat kepercayaan tertentu,

5. Verifikasi hasil (Verification)

Pendidik mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembuktian dari hipotesis


atau pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi
yang telah ada. Setelah itu mempresentasikan di depan pendidik dan peserta didik
yang lain untuk mendapat masukan.

6. Generalisasi (Generalization )

Peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu berdasarkan hasil


verifikasi dan masukan dari pendidik dan peserta didik lainnya.
20

G. Penerapan Metode Discovery Learning dan Inkuiri

Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin mengkondisikan


peserta didik untuk , membudayakan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking/HOT), berpikir ilmiah, mandiri dan tidak hanya mengembangkan
keterampilan bernalarnya/kognitif dalam menyelesaikan permasalahan. Sehingga
diharapkan pembelajaran menjadi lebih berpusat pada peserta didik bukan pendidik.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai
metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis
yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspekaspek/elemen dari
sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan
berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide.

Pembelajaran discovery-inquiry dalam kegiatan pembelajaran termasuk


pembelajaran modern yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap
sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu tidak akan terjadi
apabila pembelajaran discovery-inquiry digunakan. Pembelajaran discovery-inquiry
dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut:

a. Pendidik harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada
kelas (materi bersumber dari bahan pelajaran yang menantang peserta
didik/problematik) dan sesuai dengan daya nalar peserta didik.
b. Pendidik harus terampil menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
c. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
d. Adanya kebebasan peserta didik untuk berpendapat, berkarya, dan, berdiskusi
e. Pendidik tidak ikut campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan peserta
didik.

H. Kekurangan dan Kelebihan Metode Discovery Learning dan Inkuiri


21

1. Kekurangan dan Kelebihan Metode Discovery Learning


a. Kekurangan Metode Discovery Learning
1) Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini
siswa harus berani dan berkeinginan dan mengetahui keadaan sekitar dengan
baik;
2) Bila kelas terlalu besar penggunaan tehnik ini akan kurang berhasil;
3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan;
4) Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingka proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan
pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa;
5) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir kreatif23

Kesulitan-Kesulitan Dalam Penerapan Strategi Pembelajaran Discovery

Strategi pembelajaran discovery sebagai sebuah strategi belajar dapat


didefinisikan sebagai belajar yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan
pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan untuk mengorganisasi sendiri.
Jadi disini guru hanya memberikan materi dasar atau bahan dasar tentang apa yg
nantinya akan dipelajari siswa, setelah itu siswalah yang harus menegmbangkan
materi tersebut, strategi discovery ini berpusat pada siswa, bukan pada guru. Namun
dalam penggunaan strategi discovery ini, pasti terdapat kendala-kendala yang
ditemui baik oleh siswa maupun oleh guru, Misalnya: Dalam penerapannya siswa
harus mempunyai kesiapan mental, apabila siswa dalam pembelajaran tersebut tidak
memiliki kesiapan mental yang baik,maka kesulitan bagi siswa tersebut untuk
menerapkan/menggunakan strategi discovery.

Apabila dalam satu kelas tersebut memiliki jumlah siswa yang banyak atau
memiliki kelas yang besar maka penggunaan strategi discovery ini tidak akan
berhasil.

Kendala yang paling berpengaruh adalah apabila guru dan siswa sudah terbiasa
menggunakan teknik pengajaran atau pembelajaran secara tradisional, maka sangat
sulit bagi mereka untuk menggunakan strategi discovery learning. Dalam strategi ini
23
Rostiyah, Strategi Belajar Mengajar,cet-7 (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 21
22

dapat menghambat siswa untuk berpikir secara kreatif. Dalam suatu


pembelajaran,tidak semua topik yang bisa menggunakan strategi discovery learning
ini, misalnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan
dengan Model Penemuan Terbimbing.24

b. Kelebihan Metode Discovery Learning


1) Membantu siswa mengembangkan memperbanyak kesiapan, serta
pengusaan keterampilan dalam proses kognitif pengenalan siswa;
2) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual
sehingga dapat kokoh mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut;
3) Dapat meningkatkan kegairahan belajar siswa;
4) Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuanya masing-masing;
5) Mampu mengarahkan cara siswa belajar sehingga memiliki motivasi
belajar yang sangat kuat dan giat;
6) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri;
7) Strategi ini lebih berpusat kepada siswa tidak pada guru, guru sebagai
teman dalam belajar saja atau dengan kata lain guru hanya terlibat sebagai
fasilitator dalam pembelajaran membantu apabila diperlukan.25

2. Kekurangan dan Kelebihan Metode Inkuiri


a. Kekurangan Metode Inkuiri
1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa;
2) Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur dengan kebiasaan siswa;
3) Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang, sehingga
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan;
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh
setiap guru.26
24
Dosen Pendidikan, “Discovery Learning”, diakses dari https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-
learning/, pada tanggal 09 November.
25
Suryobroto, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 66
26
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif yang Menyenangkan”, (Yogyakarta: Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), 143-144
23

Kesulitan-Kesulitan Dalam Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Hamruni menjelaskan bahwa strategi pembelajaran inkuiri merupakan salah satu


strategi pembelajaran yang dianggap baru khususnya di Indonesia, dimana sebagai
strategi baru dalam penerapanya terdapat beberapa kesulitan antara lain:

1. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada proses


berpikir yang berdasarkan dua sayap yang sama penting yaitu proses belajar dan
hasil belajar. Selama ini guru yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran
sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil
belajar, bahkan banyak yang merasa keberatan untuk mengubah pola
mengajarnya.
2. Sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya
adalah menerima materi dari guru, bagi mereka guru adalah sumber belajar yang
utama.
3. Berhubungan dengan sistem pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten.27
b. Kelebihan Metode Inkuiri
1) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna;
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajarnya;
3) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap
belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman;
4) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata,
sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.

27
Lahadisi, “Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna”. Jurnal Al-Tadib. Vol. 7 No. 2,
2014. Hal. 89-91.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang di dalamnya selalu melibatkan


antara seorang pendidik dan siswa. Tanpa adanya pendidik, siswa tidak akan bisa
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Maju atau tidak nya suatu
pendidikan, tergantung pada seorang pendidik dalam menentukan kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, seorang pendidik harus menentukan metode yang
tepat bagi siswa. Salah satu metode yang tepat adalah metode Discovery Learning
dan Inkuiri, yang mana kedua metode tersebut merupakan salah satu metode
pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar pada siswa.

Discovery learning adalah model pembelajaran yang menekankan pada


keaktifan belajar siswa melalui suatu permasalahan yang diberikan seorang pendidik
kepada siswa. Karakteristik dari Discovery Learning adalah siswa mengeksplorasi
dan memecahkan masalah untuk menemukan jawaban sendiri, metode ini berpusat
pada peserta didik, metode ini merupakan kegiatan untuk menggabungkan
pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Langkah-langkah metode
discovery learning mencakup tiga fase yaitu, fase pendahuluan, fase berujung-
terbuka, fase konvergen, dan fase penutup dan penerapan. Metode Discovery
Learning memiliki banyak kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihan nya adalah
membantu siswa dalam menguasai ketrampilan dalam proses kognitif, memperoleh
pengetahuan yang bersifat pribadi. Sedangkan kekurangan pada metode ini adalah
memerlukan kesiapan yang matang dan metode ini kurang berhasil jika ruangan
kelas terlalu besar, dan membuat siswa untuk tidak berpikir kreatif.

Inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir


kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. karakteristik dari metode inkuiri adalah menekankan
pada aktivitas siswa secara mandiri, aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawabannya sendiri dari suatu yang dipertanyakan, dan tujuan dari
inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis logis dan
25

kritis. Langkah-langkah penerapan metode inkuiri yaitu stimulasi, identifikasi


masalah, mengumpulkan data atau informasi, pengolahan data atau informasi,
verifikasi hasil, dan generalisasi. Metode inkuiri memiliki kelebihan dan
kekurangan, diantara kelebihannya yaitu metode ini dapat mengembangkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang dan memberikan kesempatan
siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Kekurangan dari
metode inkuiri yaitu sulit mengontrol siswa, sulit untuk mendesain metode ini, dan
sulit untuk mengimplementasikan. Penerapan strategi pembelajaran discovery
learning dan inquiry adalah digunakan untuk mengembangkan potensi peserta didik
dengan membudidayakan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking /HOT).

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, dan masih
memiliki banyak kekurangan nya. Oleh karena itu, dimohon teman-teman dan dosen
pengampu memberikan kritik dan saran, agar penulisan makalah ini menjadi lebih
baik untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Chasanah, Gaosiatul., dkk. 2015. Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran
Inkuiri. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah.

Dale H, Schunk. 2012. Learning Theories. Jakarta: Pustaka Belajar.

Dosen Pendidikan. Discovery Learning. Diakses dari


https://www.dosenpendidikan.co.id/discovery-learning/. Pada tanggal 09
November.

Effendi, L.A. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing


untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia
Hamalik, Oemar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan
CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamdani. 2017. Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains Melalui Metode Discovery


Learning dengan Bantuan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa. Vol. 1
No. 1.

Hamruni, 2009, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif yang Menyenangkan,


Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Hosnan. 2013. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran 21: Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia.

https://jurnal.uns.ac.id/JPKim/article/download/25854/18314 (Diakses 7 November


2020)

Lahadisi. 2014. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna. Jurnal Al-
Tadib. Vol. 7. No. 2.

Magasida, D. 2017. Penerapan Metode Discovery Inkuiri pada Pembelajaran Sains


Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 3 (1). 1-12-2017.

Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


27

Minrohari, Ida Damayanti. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk


Meningkatkan Hasil Belajara Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. JPGSP
Vol.3.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Purwasih, R. 2015. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self


Confidence Siswa MTS di Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing. Didaktik, 9(1), 16-25.

Rostiyah, 2008, Strategi Belajar Mengajar,cet-7, Jakarta: Rineka Cipta.

Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan


Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sirait, M. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Discovery-Inkuiri dan Kontribusinya


terhadap Penguatan Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar. Ar-Raniyah:
Jurnal Pendidikan Dasar, 1 (2), 155-169.

Suprayitno, Julianto, dkk. 2011. Teori dan Implementasi Model-Model Pembelajaran


Inovatif Surabaya. Surabaya: UNESA.

Suprihatiningrum, J. 2014. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Suryobroto, 2002, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syahruddin, Putrayasa. 2014. Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar


terhadap Hasil belajar IPA Siswa. Bali: Mimbar PGSD Undiksha.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Cet. I;


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai