Dosen Pengampu:
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt. Atas segala
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Strategi Discovery Learning dan
Inkuiri” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa abadi,
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarga serta para sahabatnya.
1. Dr. Maftuhin, M.Ag. selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung
2. Nanang Purwanto, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar Biologi.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. Dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
pengembangan dan perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat ridha Allah swt.
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Kesimpulan....................................................................................................24
B. Saran...............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aktivitas yang sangat penting bagi para penerus bangsa.
Berhasil atau tidaknya sebuah pendidikan, akan tergantung dengan cara pendidik
mendidik generasi muda ke arah yang lebih baik. Pendidikan merupakan usaha sadar
yang di lakukan secara terencana atau tersusun untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan dari sebuah pendidikan salah satunya untuk meningkatkan kualitas
dari sumber daya manusia. Dari pendidikan yang baik kita dapat lebih mudah untuk
mengikuti perkembangan jaman dimasa yang akan datang, khususnya dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik jika metode yang digunakan benar-benar tepat, karena antara
pendidikan dengan metode saling berkaitan dan menghasilkan hubungan timbal balik
antara guru dan siswa.
Pendidikan akan lebih maju jika dalam pendidikan tersebut menggunakan metode
yang cocok dan tepat untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan yang tinggi dan
mampu bersaing dalam dunia pendidikan. Salah satu metode pembelajaran adalah
metode Discovery Learning dan Inkuiri. Discovery learning (pembelajaran penemuan)
merupakan salah satu pembelajaran yang disarankan oleh pemerintah untuk diterapkan
dalam implementasi kurikulum 2013 (Permendikbud No. 65 Tahun 2013). Discovery
learning menurut Syah (2010) adalah suatu pembelajaran dimana dalam proses belajar
mengajar guru tidak menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk final (utuh dari awal
hingga akhir) atau dengan kata lain, guru hanya menyajikan sebagian bahan saja. Proses
selebihnya akan diserahkan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri.
1
2
B. Rumusan Masalah
8. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode Discovery Learning dan
Inkuiri?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1
L. A. Effendi, Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan
Kemampuan Representasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP, ( Jurnal Penelitian
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 13 (2) , 1-10,2012)
2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal.193
3
Ruseffendi,Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika, (Bandung: Tarsito, 2006), hal.329
4
2. Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari kata to Inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan.
4
Schunk, Dale H, Learning Theories, (Jakarta: Pustaka belajar, 2012 ) hal. 372
5
Lahadisi, Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna, (Jurnal Al-Ta’dib 7 (2), 85-98,
2014)
5
kegiatan yang disusunya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang
meyakinkan terhadap permasalahan yang di hadapkan kepadanya.6
6
Ibid, hal 88
7
D. Magasida, Penerapan Metode Discovery Inkuiri pada Pembelajaran Sains Anak Usia Dini, (Jurnal
Pendidikan Anak, 3 (1) , 1-12,2017)
8
M. Sirit, Model Pembelajaran Berbasis Discovery-Inkuiri dan Kontribusinya Terhadap Penguatan
Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Ar-Riayah: Jurnal Pendidikan Dasar, 1 (2), 155-169, 2017)
6
1. System satu arah, pendekatan satu arah ini berdasarkan pada penyajian satu arah
yang dilakukan oleh guru, dalam struktur penyajian dalam bentuk usaha
merangsang siswa melakuakan proses discovery di depan kelas. Guru
menyajikan suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut melalui
Langkah-langkah discovery.
2. System dua arah, melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, siswa
melakukan discovery, sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat
atau benar.10
9
J. Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2014) hal 244.
10
Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2009) hal 187.
7
Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan
siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif
pemecahan masalah lebih dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara
mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri.
Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau
belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.
relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa
dalam kelompok lain.
Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan
petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep konsep pelajaran. Pada
pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas tugas yang relevan untuk
diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar
mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.11
Melalui ciri yang telah dikemukakan, maka dapat diketahui bahwa model
pembelajaran penemuan (discovery) adalah model yang menekankan kemampuan
siswa dalam mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, dan mengeneralisasi pengetahuan baru dan yang sudah ada.13
12
Ratni Purwasih, Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis dan Self Confidence Siswa MTS di
Kota Cimahi Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Didaktik, 9(1), 2015, hlm 18-19
13
Hamdani. Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains Melalui Metode Discovery Learning dengan
Bantuan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa. Vol. 1 No. 1. 2017. hlm. 463.
10
b. Prinsip interaksi.
c. Prinsip bertanya.
14
Gaosiatul Chasanah, dkk. Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Inkuiri. (Jakarta: Uin
Syarif Hidayatullah, 2015). Hal. 6.
11
Belajar bukan hanya sekedar mengingat sejumlah fakta, akan tetapi juga
merupakan proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan
potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan
otak secara maksimal.
e. Prinsip keterbukaan.
15
Abdul Majid. Strategi Pembelajaran. Cet-4. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015). 223-224.
12
Jadi, tujuan dari model pembelajaran discovery learning adalah agar siswa dapat
mengeksplorasi kemampuanya sendiri dalam mencari penyelesaian dari sebuah
masalah dan membuat siswa tersebut bisa aktif dalam pembelajaran yang bisa
melatih kerja sama dengan yang lainya sehingga bisa mendapat hasil yang lebih baik
dan mendapat sebuah pengetahuan yang baru sehingga bisa mengetahui
16
Hosnan, pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21: kunci sukses implementasi
kurikulum 2013, (Jakarta: ghalia indonesia, 2014), hal. 284
14
17
Julianto, Suprayitno, dkk.2011.Teori dan Implementasi model-model Pembelajaran
Inovatif.Surabaya:UNESA hal 89
18
Ida damayanti dan Mintohari. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. JPGSP Vol. 3
15
a. Fase 1: pendahuluan
Dimana fase ini untuk menarik perhatian siswa dan memberikan kerangka kerja
konseptual mengenai apa yang harus diikuti. Fase ini bisa mulai dengan berbaga
cara dan dapat terdiri dari pernyataan-pernyataan sederhana.
19
Putrayasa, I. M., Syahruddin, S. P. Pembelajaran Discovery Learning dan Minat Belajar
terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. (Bali:
Mimbar PGSD Undiksha, 2014)
16
Pada fase ini, guru membimbing para siswa agar resepon mereka seragam
terhada
satu tujuan belajar spesifik. Inilah fase dimana siswa secara aktual membangun
pengetahuan mereka mengenai konsep atau generalisasi.
Pada tahap ini, guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis jawaban sementara atas
pernyataan masalah.
Pada tahap ini, berfungsi untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis,
dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.
Pada tahap data processing (pengolahan data) merupakan kegiatan megolah data
dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya. Untuk selanjutnya ditafsirkan, dan semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, atau bahkan dihitung dengan cara tertentu.
e. Verification (pembuktian)
Tahap generalisasi adalah tahap proses menarik sebuah kesimpulan yang data
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan22.
20
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Cet. I; Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007) hal 137-138
21
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: PT, Remaja Rosda Karya, 2007), h. 132
22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2007), h. 201
19
1. Stimulasi (Stimulation)
6. Generalisasi (Generalization )
a. Pendidik harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada
kelas (materi bersumber dari bahan pelajaran yang menantang peserta
didik/problematik) dan sesuai dengan daya nalar peserta didik.
b. Pendidik harus terampil menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
c. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
d. Adanya kebebasan peserta didik untuk berpendapat, berkarya, dan, berdiskusi
e. Pendidik tidak ikut campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan peserta
didik.
Apabila dalam satu kelas tersebut memiliki jumlah siswa yang banyak atau
memiliki kelas yang besar maka penggunaan strategi discovery ini tidak akan
berhasil.
Kendala yang paling berpengaruh adalah apabila guru dan siswa sudah terbiasa
menggunakan teknik pengajaran atau pembelajaran secara tradisional, maka sangat
sulit bagi mereka untuk menggunakan strategi discovery learning. Dalam strategi ini
23
Rostiyah, Strategi Belajar Mengajar,cet-7 (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 21
22
27
Lahadisi, “Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna”. Jurnal Al-Tadib. Vol. 7 No. 2,
2014. Hal. 89-91.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, dan masih
memiliki banyak kekurangan nya. Oleh karena itu, dimohon teman-teman dan dosen
pengampu memberikan kritik dan saran, agar penulisan makalah ini menjadi lebih
baik untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun
pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Chasanah, Gaosiatul., dkk. 2015. Belajar dan Pembelajaran Strategi Pembelajaran
Inkuiri. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah.
Hosnan. 2013. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran 21: Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lahadisi. 2014. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna. Jurnal Al-
Tadib. Vol. 7. No. 2.