Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI


SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DENGAN PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA
MATERI EKOSISTEM KELAS VII MTsN 4 KEDIRI

Oleh
Febrianti Nurvida
NIM : 12208193051
Jurusan Tadris Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajran biologi berdasarkan proses ilmiah yang didasari dengan cara berfikir
logis berdasarkan fakta, yang mana hal ini menuntut peserta didik berperan aktif dalam
pembelajaran. Sumber belajar dengan pemanfaatan lingkungan memberi peningkatan
yang baik terhadap prestasi peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Brahim (2007), menyatakan bahwa pemanfataan sumber daya alam hayati yang ada di
lingkungan disekolah sebagai sumber belajar dapat menunjang prestasi belajar peserta
didik. Peserta didik dapat belajar di luar kelas dengan mengamati, melihat, dan
berinteraksi langsung pada objek yang menjadi sumber belajar.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Kediri adalah salah satu Lembaga Pendidikan
formal yang berada di Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri Jawa Timur. Hasil kajian
penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran biologi di sekolah masih banyak dilakukan
secara konvensional (pembelajaran berpusat pada guru), guru lebih banyak mengajar
dengan metode ceramah, mencatat dan siswa hanya diam mendengarkan tanpa banyak
melibatkan siswa secara langsung sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi
dan pembelajaran yang cenderung membosankan (Umi Shafa’ah, 2013). Permasalahan
pembelajaran biologi tersebut juga ditemui pada siswa kelas VII MTsN 4 Kediri. Dalam
pembelajaran peserta didik cenderung pasif sehingga menyebabkan pemahaman siswa
pada materi kurang optimal sehingga mempengaruhi hasil belajarnya. Aktivitas belajar
siswa cenderung didominasi guru dalam menyampaikan informasi yang secara garis
besar bahan-bahannya telah ada dalam buku paket. Guru belum menggunakan model
pembelajaran inovatif yang membuat siswa lebih tertarik pada materi pokok pelajaran.
Proses pembelajaran yang konvesional cenderung membuat ingatan siswa terhadap
materi kurang optimal. Sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal.
Berdasarkan masalah diatas, solusi untuk menyelesaikannya adalah dengan
menerapkan model discovery learning pada materi ekosistem dengan memanfaatkan
linkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan Lingkungan sekitar
sekolah yang dapat dimanfaatkan, yaitu taman di depan setiap kelas dan di sekitar
lapangan sekolah. Kondisi lingkungan di MTsN 4 Kediri layak dijadikan sebagai sumber
belajar bagi siswa karena akan membantu kelancaran dalan melakukan pengamatan
dengan melihat objek secara langsung, hingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Proses pembelajaran menggunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning bertujuan
agar peserta didik belajar aktif terhadap pemahaman sikap ilmiah (Asmarani, 2017:6).
Berdasarkan latarbelakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
“Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik dengan Penerapan Model Discovery Learning pada Materi
Ekosistem Kelas VII MTsN 4 Kediri”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi terhadap
hasil belajar peserta didik dengan penerapan model discovery learning pada materi
ekosistem kelas VII MTsN 4 Kediri?
2. Bagaimana perbandingan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah melakukan
proses pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
biologi terhadap hasil belajar peserta didik dengan penerapan model discovery
learning pada materi ekosistem kelas VII MTsN 4 Kediri?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi
terhadap hasil belajar peserta didik dengan penerapan model discovery learning pada
materi ekosistem kelas VII MTsN 4 Kediri.

1.4 Penegasan Istilah


1. Penegasan Konseptual
a. Pemanfaatan lingkungan sekolah
Pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah adalah upaya
untuk memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang
dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah.
b. Sumber belajar
Sumber belajar adalah semua sumber yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar yang lebih konkrit dan
langsung untuk menambah pengetahuan dalam merangsang siswa untuk
menumbuhkan sikap ilmiah terutama pada sikap kritis sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai (Ikhsan, 2017:2).
c. Hasil belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam
memahami materi ekosistem.
d. Model pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran Discovery Learning merupakan metode mengajar
yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik memperoleh
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya (Widiadnyana, 2014:4).

2. Penegasan Operasional
a. Pemanfaatan lingkungan sekolah
Lingkungan yang akan dimanfaatkan pada penelitian ini adalah taman
depan kelas, lapangan sekolah, dan berbagai komponen yang ada di sekitar
MTsN 4 Kediri.
b. Sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan
kepada siswa untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan dalam
proses belajar. Dalam penelitian ini sumber belajar yang dimaksud yaitu
lingkungan sekitar MTsN 4 Kediri.
c. Hasil belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam
memahami materi ekosistem
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


a. Lingkungan Sekitar Sekolah
b. Sumber Belajar
c. Hasil Belajar
d. Model Discovery Learning

2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan


Penelitian-penelitian yang terkait dengan penggunaan pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar peserta didik dan penerapan
model discovery learning, antara lain:
Nurul Istiqomah (2019) menemukan hasil bahwa ada pengaruh lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar dengan penerapan model discovery learning terhadap sikap kritis
siswa pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan d SMP Negeri 2 Lalan.
Selanjutnya penelitian Rai Dewi L. (2019), yang menemukan hasil bahwa hasil
belajar peserta didik yang menggunakan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar biologi pada materi Ekosistem di SMP Negeri 2 Semendawai Timur lebih
baik dari pada hasil belajar peserta didik yang dibelajarkan hanya di dalam kelas.
Widiadnyana I W., Sadia I W., Suastra I W. (2014), menemukan hasil bahwa
terdapat perbedaan pehahaman konsep IPA dan sikap ilmiah antara siswa yang belajar
menggunakan model discovery learning dengan siswa belajar menggunakan model
pengajaran langsung dikelas VII SMP Negeri 3 Tembuku tahun pelajaran 2013/2014.
Kemudian Syamsudduha dan Rapi (2012) menemukan bahwa pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dimaksud
agar siswa dapat berfikir secara mandiri, kreatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan
permasalahan pembelajaran biologi.
Dan Yuli M. S. (2016) yang hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar IPA kelas VII di SMP Negeri
31 padang sudah di manfaatkan dengan baik.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti akan
memakai metode kuantitatif, juga dalam penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan
untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi
terhadap hasil belajar peserta didik dengan penerapan model discovery learning pada
materi ekosistem kelas VII MTsN 4 Kediri.

2.3 Paradigma Penelitian/Kerangka Berpikir


Pembelajaran biologi yang berlangsung searah cenderung monoton, sehingga
membuat peserta didik kurang memahami materi dengan optimal. Maka dari itu
sebaiknya dalam proses pembelajaran kepada peserta didik. Guru selayaknya memilih
berbagai metode yang sesuai dan tepat agar tujuan pembelajaran tercapai.
Salah satu model yang dapat dikembangkan dan dapat diharapkan mampu
membuat peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya dalam pelajaran biologi
terutama pada materi ekosistem adalah model discovery learning. Untuk mengetahui
jelasnya mengenai pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi
terhadap hasil belajar peserta didik dengan penerapan model discovery learning, dapat
digambarkan melalui began sebagai berikut:
Alur Pelaksanaan:
Pembelajaran Biologi pada Materi Ekosistem

Guru Peserta didik

Model Discovery learning

Indikator: Memiliki rasa ingin tahu,


Mengafal,memahami, mengutamakan bukti, bersikap
mengaplikasikan, skeptis,menerima perbedaan, dapat
menganalisis, mengevaluasi, bekerja sama, bersikap positif
dan membuat. terhadap kegagalan.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan hal yang harus dipersiapkan sebelum terjun
langsung ke lapangan. (Sugiyono 2014:6), mengatakan metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu penge-tahuan tertentu sehingga pada
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah dalam bidang pendidikan. Dapat disimpulakan bahwa metode penelitian
adalah cara peneliti secara ilmiah untuk mendapatkan data sehingga dapat memecahkan
masalah secara valid dapat dibuktikan keberhasilannya. Oleh karena itu,penulis
menggunakan metode penelitian kuantitatif dalam pelaksanaan penelitian. Metode
penelitian kuantitatif biasanya data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik. Metode penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji
satu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk
menunjukan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat mengembangkan
konsep.
Metode penelitian eksperimen terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu pra-
eksperimen, eksperimen, dan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono
(2014:107), mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode quasi eksperiment jenis one group pretest and posttes design. Quasi experiment
ialah rancangan yang meliputi hanya satu kelompok atau satu kelas yang diberikan pra
dan pascauji.
Berdasarkan keterangan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran materi ekosistem dengan penerapan model
discovery learning dengan menggunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber
belajar.

3.2. Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan cara-cara yang dipergunakan untuk mengumpul-
kan data penelitian sehingga hasil penelitian dapat dibuktikan. Campbell dan Stanley
dalam Arikunto (2013:123), mengatakan bahwa metode penelitian membagi jenis-jenis
desain berdasarkan baik buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen
terbagi menjadi dua, yaitu pre-experimental design, true experimental design.
Penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis yaitu menggunakan pre-experimental
design jenis one grup pretest and posttest design. Dikatakan pre-experimental design
karena metode tersebut sering disebut juga dengan istilah “quasi eksperiment” desain
ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. (Sugiyono, 2014:109),
mengatakan bahwa Pre-experimental design ialah rancangan yang me-liputi hanya satu
kelompok atau kelas yang diberikan pra dan pasca uji. Rancangan one grup pretest and
posttest design ini, dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok control
atau pembanding.
Peneliti menggunakan teknik analisis untuk menganalisis data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat sesuai
dengan tujuan penelitian serta mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam
memproduksi teks ulasan drama berdasarkan nilai moral dengan menggunakan teknik
note taking pairs. adapun pola penelitian desain one grup pretest and posttest design
menurut sugiyono (2013: 111), sebagai berikut:

O1 X O2

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberi perlakuan)


X = Perlakuan (Treatment)
O2 = Nilai Posttest (setelah diberi perlakuan)

Paradigma desain penelitian ini terdapat Pretest sebelum diberi perlakuan se-
hingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 4 Kediri, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Pada semester 2 tahun ajaran 2022/2023 selama kurang lebih 1 bulan.

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian


Peneliti melakukan penelitian pada peserta didik kelas VII MTsN 4 Kediri sebagai
subjek penelitian yang merupakan populasi dalam penelitian ini. Populasi dalam
penelitian ini yaitu kemampuan peserta didik dalam memahami materi ekosistem yang
diketahui dari hasil belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini mengguanakan salah satu Teknik
pengambilan sampel yaitu teknik sampel bertujuan (purposive sampling). Tujuannya
agar penulis dalam mengambil sampel bukan didasarkan atas strata, random, atau
daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas
sampel dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik kelas VII MTsN 4 Kediri
dalam memahami materi ekosistem menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar biologi dengan penerapan model discovery learning yang diketahui dari hasil
belajar

3.5. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2014: 305), bahwa instrumen penelitian berkenaan dengan validitas
dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data. Instrumen penelitian
merupakan alat yang di gunakan peneliti untuk mempermudah pekerjaan dalam
mengumpulkan data penelitian, instrumen penilitian yang di gunakan oleh penulis
dalam penelitian ini adalah : obsevasi, dan tes. Adapun perumusan dan persiapan yang
direncanakan pada pembelajaran memproduksi teks ulasan drama berdasarkan nilai
moral dengan menggunakan teknik note taking pairs ini meliputi:
1) Observasi : penilaian sikap
Lembar observasi terdiri dari dua komponen yaitu lembar observasi aktivitas
guru dan siswa. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti dan observasi dilakukan
oleh oberver. Observasi dilakukan untuk mengalisis aktivitas siswa dan guru pada
saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengisian lembar observasi oleh
observer berdasarkan petunjuk pengisian dengan memperhatikan aspek yang
diobservasi dan penskoran.
2) Tes : evaluasi (pretest dan posttest).
Skor tes awal diperoleh dari pretest materi Ekosistem sebelum menggunakan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi dengan penerapan model
discovery learning , skor ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dalam
memahami konsep materi serta mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik
pada tindakan pembelajaran I. Sedangkan skor tuntas belajar pada tindakan
pembelajaran I digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada
tindakan pembelajaran II.
3.6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, hal ini akan berdampak pada
Langkah-langkah yang akn diambil peneliti. Berikut adalah began menganai prosedur
penelitian mengguanakan pendekatan kuantitatif. Arikunto (2013: 61), menyatakan
tentang langkah-langkah penelitian sebagai berikut.
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini penulis lakukan setelah semua data
terkumpul. Pengolahan data dimulai dengan menganalisis seluruh data yang didapat dari
hasil pekerjaan siswa, setelah pelaksanaan tes, kegiatan selanjutnya adalah mengoreksi
pekerjaan siswa, menilai dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa dari hasil
pretest dan posttest.
Rancangan analisis data digunakan peneliti sebagai panduan menganalisis data
hasil penelitian dalam pembelajaran ekosistem menggunakan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar biologi dengan penerapan model discovery learning pada peserta
didik kelas VII MTsN 4 Kediri dapat diketahui dari data hasil pretest dan posttest
berdasarkan Langkah-langkah berikut ini.
Langkah I: membuat tabel persiapan

Langkah II: mencari mean selisih dari pretest dan posttest

Langkah III: mencari jumlah kuadrat deviasi

Langkah IV: Mencari Koefisien

Keterangan :
Md = Mean dari percobaan prates dan pascates
d = Gain (pascates - prates )
Xd² = Deviasi masing-masing subjek
X = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d.b = Ditentukan dengan N-1

Langkah V: Melihat nilai pada tabel dengan taraf signifikan 5% pada


tingkat kepercayaan 95%

Kepercayaan 95%
Langkah VI: Menguji signifikan koefisien
Jika thitung > ttabel, hipotesis diterima
Jika thitung < ttabel, hipotesis ditolak

3.1 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Kriteria yang digunakan dalam pengecekan ini adalah kriteria derajat kepercayaan
(credibility) Moleong (2006: 324). Pada penelitian ini yang digunakan adalah ketekunan
pengamatan, trigulasi, dan pemeriksaan teman sejawat.
1. Ketekunan pengamat
Ketekunan pengamat bermaksud menemukan unsur-unsur dalam situasi yang
sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2007: 330)
2. Triagulasi
Moleong (2007: 331) menyatakan bahwa triagulasi merupakan suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan
keabsahan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Triagulasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah triagulasi dengan membandingkan data hasil
observasi sejawat dengan hasil observasi observer, dan data hasil pekerjaan siswa.
Selanjutnya peneliti bersama dengan teman sejawat melakukan diskusi untuk
melakukan tindakan selanjutnya.
3. Pemeriksaan sejawat
Pemeriksaan teman sejawat yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang
sama tentang apa yang diteliti, sehingga bersama teman sejawat peneliti dapat me-
review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan (Moleong, 2007: 334)

Anda mungkin juga menyukai