ABSTRACT
This study aims to produce E-Modules for learning natural sciences for junior high schools to improve basic
science process skills, determine the feasibility of E-Modules, student responses to E-Modules, and the
effectiveness of the developed E-Modules. This type of research is research and development that uses
ADDIE development procedures (analysis, design, development, implementation, and evaluations). The
number of research subjects was 22 students in class IX B, 20 students in class VIII B and 19 students in
class VIII A. Data analysis used qualitative and quantitative descriptive methods. The types of instruments
used are E-Module validation sheets, question validation sheets, student questionnaires, and pretest and
posttest questions. The results of the E-Module development are based on the evaluation of the quality of the
E-Module by media & material experts, which is 0.89 with a valid category. Student responses to E-Modules
are categorized as very positive with a percentage of 92.71%. The effectiveness of the E-Module is
categorized as moderate with an N-gain value of 0.49. The conclusion of this study is that the E-Module of
natural science learning in junior high school to improve basic science process skills is effectively used in
learning.
melekat dan menjadi ciri dari pembelajaran keterampilan proses sains. Maka dari itu,
IPA. Keterampilan proses sains peseta perlu adanya alternatif solusi yang dapat
didik dapat ditingkatkan dengan dilakukan untuk mengatasi permasalahan
mengintegrasikan kearifan lokal serta tersebut.
kegiatan percobaan ke dalam bahan ajar Berdasarkan latar belakang di atas,
salah satunya modul pembelajaran. Hal peneliti melakukan penelitian dengan judul
tersebut berdasarkan penelitian yang “Pengembangan E-Modul Pembelajaran
dilakukan oleh Hasani dkk (2019) yang IPA SMP untuk Meningkatkan KPS
mendapatkan hasil bahwa modul Dasar”.
bermuatan kearifan lokal dapat
meningkatkan keterampilan proses sains METODE PENELITIAN
peserta didik serta penelitian Rosa (2015)
yang mendapatkan hasil bahwa modul Penelitian ini merupakan penelitian
yang dilengkapi dengan eksperimen- yang menggunakan metode penelitian dan
eksperimen sederhana dapat meningkatkan pengembangan. Model penelitian yang
KPS dasar. digunakan adalah model penelitian ADDIE
Tekanan zat merupakan materi IPA yang dikembangkan oleh Dick and Carey.
SMP/MTs kelas VIII semester 2. Materi Tahapan penelitian pengembangan adalah
tersebut terdapat dalam KD 3.8 dan 4.8 analysis, design, development,
yang meliputi tekanan zat padat, cair, dan implementation, dan evaluations
gas, serta penerapannya dalam kehidupan (Mulyatiningsih, 2016, h. 5).Model
sehari-hari. Materi tekanan zat juga penelitian ADDIE dipilih karena tahapan
memuat penjelasan mengenai tekanan pengembangannya sederhana dan
darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan terstruktur dengan sistematis sehingga
angkut pada tanaman serta percobaan mudah untuk dilaksanakan.
menyelidiki tekanan hidrostatis, gaya
apung, dan kapilaritas. Berdasarkan hasil 1. Analysis
wawancara dengan guru IPA SMP N 8 Pada tahap ini dilakukan analisis
Kota Magelang pada tanggal 19 September kebutuhan dalam pengembangan E-
2020 didapatkan informasi bahwa pada Modul. Analisis yang dilakukan meliputi
materi tekanan zat, keterampilan proses analisis materi, ketersediaan bahan ajar
sains dasar peserta didik pada indikator dilapangan, dan syarat-syarat
menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan pengembangan E-Modul pembelajaran
memprediksi masih kurang. Selain itu, baru. Analisis dilakukan melalui dua
didapatkan informasi bahwa belum adanya tahap sebagai berikut.
bahan ajar berupa modul pembelajaran a. Studi kepustakaan
yang berbasis kearifan lokal. Peneliti juga Studi kepustakaan dilakukan
mendapatkan informasi bahwa pandemi dengan mencari informasi dan
Covid-19 mengharuskan kegiatan mempelajari konsep-konsep atau
pembelajaran di SMP N 8 Kota Magelang teori-teori yang berkaitan dengan
dilaksanakan secara online sehingga materi pelajaran dan kearifan lokal
kegiatan praktikum peserta didik tidak yang diintegrasikan ke dalam E-
dapat dilaksanakan secara maksimal. Salah Modul pembelajaran. Materi
satu penyebab kegiatan praktikum peserta pelajaran dalam E-Modul adalah
didik tidak dapat dilaksanakan pada saat materi pembelajaran IPA SMP kelas
pembelajaran online adalah ketidak VIII semester 2 yaitu tekanan zat.
tersediaan alat yang digunakan untuk Materi tersebut terdapat dalam KD
praktikum mandiri. Guru IPA juga 3.8 dan 4.8 yang meliputi tekanan zat
mengatakan bahwa perlu adanya modul padat, cair, dan gas, serta
pembelajaran untuk mendukung penerapannya dalam kehidupan
kepraktisan E-Modul, serta lembar soal Sehingga item dikatakan valid jika
pretest dan postest untuk mengetahui nilai Aiken’s V ≥ 0,8 dan dikatakan
peningkatan KPS dasar peserta didik. tidak valid jika nilai Aiken’s V < 0,8.
Lembar validasi E-Modul dan lembar B. Kepraktisan E-Modul
angket peserta didik memuat 3 aspek Kepraktisan E-Modul di
penilaian yaitu aspek isi, aspek analisis menggunakan pengukuran
penyajian, dan aspek kebahasaan. skata Guttman. Data yang diperoleh
Lembar soal pretest dan postest terdiri dari lembar angket peserta didik
dari 20 soal pilihan ganda yang memuat dihitung menggunakan rumus
indikator KPS dasar. Lembar validasi E- sebagai berikut.
Modul diisi oleh 5 orang ahli yang
terdiri dari 2 dosen pendidikan IPA Presentase = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒅𝒊𝒅𝒊𝒌
Universitas Tidar dan 3 guru IPA SMP .
N 8 Magelang. Lembar angket diisi oleh
peserta didik kelas 8 B SMP N 8 Hasil dari presentase
Magelang. Lembar soal pretest dan diinterpretasikan ke dalam tabel
postest diisi oleh peserta didik kelas 8 A kategori sebagai berikut.
(kelas kontrol) dan kelas 8 B (kelas Tabel 1. Kategori Respon Peserta Didik
ekperimen). Interval Nilai Kategori
Teknik analisis data yang 85% ≤ PR Sangat positif
digunakan dalam penelitian ini dengan 70% ≤ PR < 85 % Positif
metode deskriptif kuantitatif. Langkah- 50% ≤ PR < 70% Kurang positif
langkah analisis data yang dilakukan PR < 50% Tidak positif
sebagai berikut.
(Sumber: Khairiyah dan Faizah, 2020)
A. Kelayakan E-Modul
Kelayakan E-Modul di analisis
menggunakan Aiken’s V. Data yang C. Efektivitas E-Modul
diperoleh dari lembar validasi Tingkat efektivitas E-Modul
dihitung menggunakan rumus dianalisis menggunakan uji
sebagai berikut. independent sample-test sedangkan
efektivitas E-Modul dianalisis
V=∑ 𝑆 menggunakan uji N-Gain. Uji
[𝑛(𝑐−1)] independent sample-test dilakukan
menggunakan aplikasi SPSS 25.0.
Keterangan Sebelum melakukan uji independent
S = r – lo sample-test, data di uji terlebih
r = Angka yang diberikan oleh dahulu dengan uji normalitas dan
penilai homogenitas. Nilai N-Gain dihitung
lo = Angka penilaian validitas yang menggunakan rumus sebagai berikut
terendah
c = Angka penilaian validitas yang g= 𝑺𝒑𝒐𝒔𝒕𝒆𝒔𝒕 – 𝑺𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
tertinggi 𝑺𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 – 𝑺𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
.
n = Jumlah penilai
(Aiken, 1985, hal. 133) Keterangan
g : Selisih hasil posttest
Hasil dari nilai Aiken’s V dan pretest
dikategorikan berdasarkan tabel Spretest : Skor rata-rata pretest
Aiken’s V. Dalam penelitian ini Sposttest : Skor rata-rata postest
digunakan 5 kategori peringkat dan Smaksimum: Skor tes maksimum
penilai berjumlah 5 orang sehingga
didapat koefisien validitas yaitu 0,8.
tanda “kali (x)” pada persamaan nilai skala Guttman. Hasil analisis
tekanan hidrostatis, penyesuaian persentase nilai skala Guttman oleh
lambang “ρ” dalam persamaan, dan peserta didik kelas IX B dan VIII B
penyesuaian penulisan huruf dalam dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel
E-Modul. 5.
Produk E-Modul pembelajaran
IPA SMP untuk meningkatkan KPS Tabel 4. Respon Peserta Didik kelas IX B
Terhadap E-Modul
dasar dilakukan revisi berdasarkan
No Aspek Presentase Kategori
masukan dari ahli media dan materi
1 Isi 90,00 % Sangat
setelah mendapat penilaian. Revisi Positif
produk E-Modul tersebut meliputi : 2 Penyajian 81,81 % Positif
1. Pencantuman unsur kearifan lokal 3 Kebahasaan 87,88 % Sangat
dalam indikator dan tujuan Positif
pembelajaran Rata-rata 86,56 % Sangat
2. Pengantian kata “hafalkan” dengan Positif
kata “pahami”
3. Penambahan contoh kasus Berdasarkan data respon
perbandingan tekanan pada pisau peserta didik kelas IX B dapat
tumpul dan tajam disimpulkan bahwa E-Modul
4. Penghapusan langkah ke-2 pada pembelajaran IPA SMP untuk
praktikum menyelidiki tekanan zat meningkatkan KPS dasar
padat mendapatkan respon yang sangat
5. Penggantian istilah “rumus” positif dengan presentase pada
dengan istilah “persamaan” ketiga aspek sebesar 86,56 %.
6. Pemberian keterangan pada grafik
7. Penggantian tanda “dot (.)” dengan Tabel 5. Respon Peserta Didik Kelas VIII
B Terhadap E-Modul
tanda “kali (x)” pada persamaan
No Aspek Present Kategori
tekanan hidrostatis ase
8. Penambahan gambar kondisi 1 Isi 88,80 Sangat
terapung, melayang, dan % Positif
tenggelam sebelum percobaan 2 Penyajia 94,67 Sangat
hukum Archimedes n % Positif
3 Kebahas 94,67 Sangat
9. Penyesuaian langkah dalam aan % Positif
percobaan hukum Archimedes Rata-rata 92,71 Sangat
Penyesuaian lambang rho (ρ) % Positif
dalam persamaan
10. Penyesuaian penulisan huruf Berdasarkan data respon
dalam E-Modul peserta didik kelas VIII B dapat
11. Penyesuaian urutan penulisan disimpulkan bahwa E-Modul
sumber gambar dengan urutan pembelajaran IPA SMP untuk
gambar pada E-Modul meningkatkan KPS dasar
mendapatkan respon yang sangat
2. Respon Peserta Didik Terhadap E- positif dengan presentase pada
Modul Pembelajaran IPA SMP untuk ketiga aspek sebesar 92,71 %.
Meningkatkan KPS Dasar
a. Hasil Penelitian b. Pembahasan
Respon peserta didik terhadap Hasil respon peserta didik
E-Modul pembelajaran IPA SMP kelas IX B dan VIII B terhadap E-
untuk meningkatkan KPS dasar Modul pembelajaran IPA SMP
dianalisis menggunakan persentase untuk meningkatkan KPS dasar
80
70
60
50
40
30
20 Postest
10 Pretest
0
Nilai N-gain
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1 Nilai N-gain
0
0,23 dengan kategori rendah. Hal peserta didik pada materi tekanan
tersebut karena kemampuan zat sebelumnya sudah baik. Namun,
mengobservasi peserta didik pada dalam penelitian ini didapatkan
materi tekanan zat sebelumnya hasil bahwa peningkatan
memang sudah baik sehingga kemampuan mengklasifikasi peserta
peningkatannya kurang signifikan. didik signifikan yaitu pada kategori
Hasil peningkatan indikator tinggi. Hasil peningkatan indikator
mengobservasi didukung oleh mengklasifikasi didukung oleh
gambar kearifan lokal yang penyajian informasi kearifan lokal
menyajikan konsep tekanan zat serta yang memuat konsep penggolongan
kegiatan pengamatan dalam dan ciri-ciri dari fenomena tekanan
percobaan sederhana yang terdapat zat serta kegiatan membedakan dan
dalam E-Modul yang membandingkan dalam percobaan
dikembangkan. Hal tersebut sederhana yang terdapat dalam E-
didukung oleh Riyadi (2014, h. 17) Modul. Hal tersebut didukung oleh
yang menyatakan bahwa Mahmudah (2017, h. 174) yang
keterampilan mengobservasi dapat menyatakan bahwa keterampilan
dikembangkan melalui kegiatan mengklasifikasi dapat
pengamatan dalam percobaan dan dikembangkan melalui kegiatan
mengamati masalah yang disajikan mengidentifikasi dan
dalam pembelajaran. menggolongkan berdasarkan
Hasil nilai N-gain indikator persamaan atau perbedaan sifat dan
mengukur mendapatkan nilai 0,33 ciri-ciri fenomena atau objek.
dengan kategori sedang. Hasil nilai N-gain indikator
Kemampuan mengukur peserta menyimpulkan mendapatkan nilai
didik pada materi tekanan zat 0,50 dengan kategori sedang.
sebelumnya sudah baik. Namun, Kemampuan menyimpulkan peserta
dalam penelitian ini didapatkan didik pada materi tekanan zat
hasil bahwa peningkatan sebelumnya masih kurang sehingga
kemampuan mengukur peserta didik pada saat dilakukan pretest, skor
cukup signifikan yaitu pada kategori soal yang memuat indikator
sedang. Hasil peningkatan indikator menyimpulkan mendapatkan hasil
mengukur didukung oleh penyajian yang rendah. Setelah mempelajari
informasi kearifan lokal yang E-Modul yang dikembangkan
memuat kegiatan membandingkan didapatkan hasil postest dengan
objek berdasarkan satuan ukuran, peningkatan skor yang cukup
pengukuran tekanan zat serta signifikan pada soal yang memuat
kegiatan pengukuran dalam indikator menyimpulkan. Hasil
percobaan sederhana yang terdapat peningkatan indikator
dalam E-Modul. Hal tersebut menyimpulkan didukung oleh
didukung oleh Kurnianto, dkk penyajian pertanyaan dan
(2010, h. 7) yang menyatakan rangkuman keterkaitan kearifan
bahwa keterampilan mengukur lokal dengan konsep tekanan zat
dapat dikembangkan melalui serta kegiatan menyimpulkan yang
kegiatan membandingkan suatu berupa pertanyaan terkait hasil data
objek berdasarkan satuan ukuran. yang diperoleh dalam percobaan
Hasil nilai N-gain indikator sederhana yang terdapat dalam E-
mengklasifikasi mendapatkan nilai Modul. Hal tersebut didukung oleh
0,83 dengan kategori tinggi. Kurnianto, dkk (2010, h. 9) yang
Kemampuan mengklasifikasi menyatakan bahwa keterampilan
Gita, S. D., Annisa, M., & Nanna, W. I. Mahmudah, I. R., Makiyah, Y. S., &
(2018). Pengembangan Modul IPA Sulistyaningsih, D. (2019). Profil
Materi Hubungan Makhluk Hidup dan Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
Lingkungannya Berbasis Pendekatan SMA di Kota Bandung. Diffraction, 1(1).
Kontekstual. LENSA (Lentera Sains):
Jurnal Pendidikan IPA, 8(1). Mahmudah, L. (2017). Pentingnya
Pendekatan Keterampilan Proses pada
Hake, Richard. R. (1998). Interactive- Pembelajaran IPA di Madrasah.
Engagement Versus Traditional ELEMENTARY:Islamic Teacher Journal,
Methods: A Six-Thousand-Student 4(1).
Survey of Mechanics Test Data for
Introductory Physics Courses. American Mulyatiningsih, E. (2016). Pengembangan
Journal of Physics, 66(1), 64-74. Model Pembelajaran. Diakses dari
http//staff.uny.ac.id/sites/default/files/pe
Hasani, N. L., Hartini, S., & An’nur, S. ngabdian/dra-endang-mulyainingsih
(2019). Meningkatkan Keterampilan mpd/7cpengembangan-model-
Proses Sains dan Karakter Kayuh pembelajaran.pdf.pada September.
Baimbai Melalui Modul Fisika
Bermuatan Kearifan Lokal. Jurnal Munawaroh. (2017). “Pengembangan
Ilmiah Pendidikan Fisika, 3(2), 65-76. Modul IPA Berbasis Kearifan Lokal
Pembuatan Tahu Tamanan pada Pokok
Hilpan, M. (2014). Analisis Ketersediaan Bahasan Tekanan dalam Pembelajaran
Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam IPA di SMPN 1 Taman”. Fakultas
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Kelas XI pada Konsep Fluida. Universitas Jember.