Anda di halaman 1dari 17

|440

Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE)


Volume 04, Nomor 01, 2021, pp: 440~456
p-ISSN: 2621-8747, e-ISSN : 2621-8755
e-mail: ijnse@untidar.ac.id, website: jom.untidar.ac.id/index.php/ijnse/index

PENGEMBANGAN E-MODUL PEMBELAJARAN IPA SMP UNTUK


MENINGKATKAN KPS DASAR

Rudi Susiloa), Eli Trisnowatib), Rina Rahayuc)


Pendidikan IPA Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman 39 Magelang 56116
e-mail: a)rudisusilo218@gmail.com

Received: 25 Juli 2021 Revised: 16 Agustus 2021 Accepted: 21 Agustus 2021

ABSTRACT
This study aims to produce E-Modules for learning natural sciences for junior high schools to improve basic
science process skills, determine the feasibility of E-Modules, student responses to E-Modules, and the
effectiveness of the developed E-Modules. This type of research is research and development that uses
ADDIE development procedures (analysis, design, development, implementation, and evaluations). The
number of research subjects was 22 students in class IX B, 20 students in class VIII B and 19 students in
class VIII A. Data analysis used qualitative and quantitative descriptive methods. The types of instruments
used are E-Module validation sheets, question validation sheets, student questionnaires, and pretest and
posttest questions. The results of the E-Module development are based on the evaluation of the quality of the
E-Module by media & material experts, which is 0.89 with a valid category. Student responses to E-Modules
are categorized as very positive with a percentage of 92.71%. The effectiveness of the E-Module is
categorized as moderate with an N-gain value of 0.49. The conclusion of this study is that the E-Module of
natural science learning in junior high school to improve basic science process skills is effectively used in
learning.

Keywords: E-Module, basic science process skills.

PENDAHULUAN 106) yang menyatakan bahwa materi yang


dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
Menurut Permendikbud Nomor 69 yang ada di lingkungan sekitar dapat
Tahun 2013, karakteristik dari kurikulum membuat peserta didik memahami dan
2013 adalah sesuai dengan Undang- menguasai materi dengan baik.
Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB X Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
pasal 36 ayat (3) tentang memanfaatkan belajar juga dapat dilakukan dengan
lingkungan sebagai sumber belajar dan memanfaatkan sumber daya yang ada di
BAB III pasal 4 ayat (3) dan (4) tentang lingkungan sekitar salah satunya adalah
“student center learning” atau barang bekas. Hal tersebut didukung oleh
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Subamia, dkk (2015, h. 680) yang
Sarana yang tepat untuk menyatakan bahwa pembelajaran IPA
mengimplementasikan pemanfaatkan dengan pendekatan eksperimen (praktikum)
lingkungan sebagai sumber belajar salah dapat dilakukan dengan memanfaatkan
satunya yaitu dengan mengintegrasikan potensi lingkungan sebagai sumber bahan
kearifan lokal yang ada di daerah praktikum misalnya barang bekas.
lingkungan peserta didik kedalam Pemanfaatan barang bekas untuk
pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan praktikum dapat memotivasi peserta didik
pernyataan oleh Sudarno, dkk (2015, h. dalam melakukan praktikum mandiri

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|441

karena bahan yang dibutuhkan mudah kesinambungan antara materi dengan


didapatkan dilingkungan sekitar serta aktivitas dan lingkungan disekitar peserta
bentuk praktikumnya yang lebih sederhana. didik. Pembelajaran IPA sejatinya
Sarana yang tepat untuk bertujuan membentuk peserta didik yang
mengimplementasikan “student center tidak hanya cerdas dalam segi
learning” atau pembelajaran yang berpusat intelektualitas tetapi memiliki sikap peduli
pada siswa salah satunya yaitu dengan terhadap lingkungan sekitarnya termasuk
menggunakan modul pembelajaran. Hal dalam melestarikan unsur lokal yang ada di
tersebut sesuai dengan pernyataan oleh sekitar mereka. Berdasarkan hal tersebut,
Syahrir dan Susilawati (2015, h. 163) yang salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
menyatakan bahwa pembelajaran dengan memberikan pemahaman konsep kepada
menggunakan modul dapat memberikan peserta didik dengan mengintegrasikan
kesempatan kepada peserta didik untuk fenomena-fenomena alam yang ada
lebih mengeksplorasikan kemampuannya disekitar mereka maupun aktivitas atau
sehingga tercipta pembelajaran yang pengalaman yang telah mereka kenal
mandiri atau berpusat pada siswa. Maka sebelumnya ke dalam pembelajaran.
dari itu, diperlukan sarana yang tepat untuk Menurut Zubaidah (2016, h. 1)
menerapkan kedua karakteristik tersebut. terdapat empat pilar pendidikan yang
Salah satunya yaitu dengan menyediakan masih relevan di abad ke-21 salah satunya
bahan ajar berupa modul pembelajaran yaitu learn to do. Dalam pembelajaran di
yang memadukan antara materi sekolah, pilar pendidikan ini dilaksanakan
pembelajaran dengan lingkungan sekitar dengan memberikan pengalaman belajar
yaitu kearifan lokal dan pemanfaatan kepada peserta didik melalui proses
barang bekas. mengkonstruk secara mandiri dengan
Menurut Dewi (2019, h. 3) menggunakan keterampilan-keterampilan
pembelajaran yang bermakna yang dimiliki sehingga diperoleh
membutuhkan sumber belajar yang dapat pengetahuan (Mahmudah dkk, 2019, h. 39).
mendorong peserta didik dalam Salah satu keterampilan yang dapat
mengembangkan aktivitas mentalnya, memberikan pengalaman belajar kepada
sehingga berpengaruh pada perubahan peserta didik adalah keterampilan proses
tingkah laku yang positif. Kesediaan modul sains (KPS). Keterampilan proses sains
yang terintegrasi dengan aktivitas dan adalah kemampuan atau kecakapan fisik
lingkungan sekitar peserta didik sangat dan mental yang harus dimiliki peserta
diperlukan untuk menunjang keberhasilan didik untuk melakukan suatu tindakan
pembelajaran (Munawaroh, 2017, h. 4). dalam belajar sehingga menghasilkan
IPA merupakan cabang ilmu konsep, teori, prinsip, hukum, maupun
pengetahuan yang dibangun berdasarkan fakta (Hilpan, 2014, h. 24). Keterampilan
pengamatan dan klasifikasi data, serta proses sains dalam pembelajaran IPA
disusun dan diverifikasi dalam hukum- melibatkan kemampuan kognitif, afektif
hukum yang bersifat kuantitatif, yang dan psikomotorik. Kemampuan kognitif
melibatkan aplikasi penalaran matematis (minds on) melibatkan kemampuan peserta
dan analisis data terhadap gejala-gejala didik dalam berpikir, kemampuan afektif
alam (Zubaidah, 2017, h. 3). Pembelajaran (hearts on) melibatkan peserta didik dalam
IPA membutuhkan konsep yang matang berinteraksi dengan sesamanya, serta
supaya peserta didik dapat kemampuan psikomotorik (hands on)
mengidentifikasi serta memecahkan melibatkan peserta didik dalam
masalah terkait fenomena-fenomena alam menggunakan alat dan bahan, pengukuran,
yang ada di sekitar mereka. Menurut serta penyusunan atau perakitan alat
Munawaroh (2017, h. 1) pembelajaran IPA (Kurniawati, 2015, h. 2). Keterampilan
akan lebih bermakna jika terdapat proses sains merupakan keterampilan yang

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|442

melekat dan menjadi ciri dari pembelajaran keterampilan proses sains. Maka dari itu,
IPA. Keterampilan proses sains peseta perlu adanya alternatif solusi yang dapat
didik dapat ditingkatkan dengan dilakukan untuk mengatasi permasalahan
mengintegrasikan kearifan lokal serta tersebut.
kegiatan percobaan ke dalam bahan ajar Berdasarkan latar belakang di atas,
salah satunya modul pembelajaran. Hal peneliti melakukan penelitian dengan judul
tersebut berdasarkan penelitian yang “Pengembangan E-Modul Pembelajaran
dilakukan oleh Hasani dkk (2019) yang IPA SMP untuk Meningkatkan KPS
mendapatkan hasil bahwa modul Dasar”.
bermuatan kearifan lokal dapat
meningkatkan keterampilan proses sains METODE PENELITIAN
peserta didik serta penelitian Rosa (2015)
yang mendapatkan hasil bahwa modul Penelitian ini merupakan penelitian
yang dilengkapi dengan eksperimen- yang menggunakan metode penelitian dan
eksperimen sederhana dapat meningkatkan pengembangan. Model penelitian yang
KPS dasar. digunakan adalah model penelitian ADDIE
Tekanan zat merupakan materi IPA yang dikembangkan oleh Dick and Carey.
SMP/MTs kelas VIII semester 2. Materi Tahapan penelitian pengembangan adalah
tersebut terdapat dalam KD 3.8 dan 4.8 analysis, design, development,
yang meliputi tekanan zat padat, cair, dan implementation, dan evaluations
gas, serta penerapannya dalam kehidupan (Mulyatiningsih, 2016, h. 5).Model
sehari-hari. Materi tekanan zat juga penelitian ADDIE dipilih karena tahapan
memuat penjelasan mengenai tekanan pengembangannya sederhana dan
darah, osmosis, dan kapilaritas jaringan terstruktur dengan sistematis sehingga
angkut pada tanaman serta percobaan mudah untuk dilaksanakan.
menyelidiki tekanan hidrostatis, gaya
apung, dan kapilaritas. Berdasarkan hasil 1. Analysis
wawancara dengan guru IPA SMP N 8 Pada tahap ini dilakukan analisis
Kota Magelang pada tanggal 19 September kebutuhan dalam pengembangan E-
2020 didapatkan informasi bahwa pada Modul. Analisis yang dilakukan meliputi
materi tekanan zat, keterampilan proses analisis materi, ketersediaan bahan ajar
sains dasar peserta didik pada indikator dilapangan, dan syarat-syarat
menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan pengembangan E-Modul pembelajaran
memprediksi masih kurang. Selain itu, baru. Analisis dilakukan melalui dua
didapatkan informasi bahwa belum adanya tahap sebagai berikut.
bahan ajar berupa modul pembelajaran a. Studi kepustakaan
yang berbasis kearifan lokal. Peneliti juga Studi kepustakaan dilakukan
mendapatkan informasi bahwa pandemi dengan mencari informasi dan
Covid-19 mengharuskan kegiatan mempelajari konsep-konsep atau
pembelajaran di SMP N 8 Kota Magelang teori-teori yang berkaitan dengan
dilaksanakan secara online sehingga materi pelajaran dan kearifan lokal
kegiatan praktikum peserta didik tidak yang diintegrasikan ke dalam E-
dapat dilaksanakan secara maksimal. Salah Modul pembelajaran. Materi
satu penyebab kegiatan praktikum peserta pelajaran dalam E-Modul adalah
didik tidak dapat dilaksanakan pada saat materi pembelajaran IPA SMP kelas
pembelajaran online adalah ketidak VIII semester 2 yaitu tekanan zat.
tersediaan alat yang digunakan untuk Materi tersebut terdapat dalam KD
praktikum mandiri. Guru IPA juga 3.8 dan 4.8 yang meliputi tekanan zat
mengatakan bahwa perlu adanya modul padat, cair, dan gas, serta
pembelajaran untuk mendukung penerapannya dalam kehidupan

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|443

sehari-hari. Selain itu, dalam materi dikembangkan yaitu E-Modul


tekanan zat juga dimuat penjelasan pembelajaran IPA SMP untuk
mengenai tekanan darah, osmosis, meningkatkan KPS dasar. Validasi
dan kapilaritas jaringan angkut pada tersebut meliputi aspek isi, penyajian,
tanaman serta percobaan menyelidiki dan kebahasaan. Analisis validasi E-
tekanan hidrostatis, gaya apung, dan Modul dilakukan dengan
kapilaritas. menggunakan Aiken’s V.
b. Observasi di Lapangan 4. Implementation
Observasi di lapangan Pada tahap implementation,
digunakan untuk mengumpulkan data produk yang dihasilkan berupa E-Modul
yang berkenaan dengan produk yang diujicobakan terlebih dahulu di kelas IX
dikembangkan. Observasi lapangan SMP/MTs untuk mengetahui respon
dilakukan dengan wawancara. peserta didik terhadap E-Modul yang
Peneliti melakukan wawancara dikembangkan sebelum diujicobakan di
dengan guru IPA SMP N 8 kelas eksperimen. Pengambilan data
Magelang, wawancara di Balai dilakukan dengan menggunakan angket
Konservasi Borobudhur, dan respon peserta didik. Populasi dalam
wawancara dengan pemancing ikan ujicoba ini adalah peserta didik kelas IX
beong. SMP N 8 Magelang. Pengambilan
2. Design sampel dilakukan dengan teknik
Pada tahap ini peneliti memahami purposive sampling. Sampel merupakan
langkah-langkah dan cara penyusunan peserta didik kelas IX B SMP N 8
pembuatan E-Modul yang baik dan Magelang. Pertimbangan pengambilan
benar. Langkah-langkah tahapan design sampel adalah peneliti sudah bergabung
meliputi : penetapan kerangka E-Modul, dengan grup Whatsapp kelas IX B dalam
penyusunan tampilan E-Modul dan program PLP (Pengenalan Lapangan
pembuatan instrumen validasi ahli serta Persekolahan).
angket respon peserta didik. Pembelajaran dilaksanakan dengan
3. Development dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
Pada tahap pengembangan, dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2021
dilakukan penyusunan draft E-Modul, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada
penilaian ahli media & materi, serta tanggal 10 Mei 2021. Pada pertemuan
revisi produk E-Modul. pertama, peneliti mengenalkan E-Modul
a. Penyusunan Draft E-Modul dan menjelaskan pelaksanaan
Penyusunan draft E-Modul pembelajaran secara online melalui grup
pembelajaran IPA SMP untuk whatsapp. Setelah itu, peserta didik
meningkatkan KPS dasar meliputi : belajar secara mandiri menggunakan E-
halaman sampul, kata pengantar, Modul selama empat hari. Selama jeda
kompetensi inti dan kompetensi waktu tersebut, peneliti mengontrol
dasar, indikator pembelajaran, tujuan peserta didik melalui grup whatsapp.
pembelajaran, daftar isi, petunjuk Pada pertemuan kedua, peserta didik
penggunaan E-Modul, materi mengisi link angket Google form yang
pembelajaran, rangkuman materi, dikirimkan melalui grup whatsapp.
bagan konsep, latihan soal, daftar Jumlah siswa yang mengisi angket yaitu
pustaka, sumber gambar dan 22 siswa. Peneliti kemudian
glosarium. menganalisis hasil angket untuk
b. Penilaian ahli media & materi mengetahui respon peserta didik
Penilaian ahli media & materi terhadap E-Modul. Setelah itu, produk
dilakukan untuk mengetahui diujicobakan di kelas eksperimen.
kevalidan produk yang

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|444

Uji coba E-Modul pembelajaran waktu tersebut, peserta didik belajar


IPA SMP untuk meningkatkan KPS secara mandiri dengan kontrol secara
dasar dilaksanakan pada tanggal 20 - 28 online dari peneliti melalui grup
Mei 2021. Populasi dalam ujicoba ini Whatsapp. Pretest dilaksanakan secara
adalah peserta didik kelas VIII SMP N 8 online menggunakan Google form
Magelang. Pengambilan sampel dengan jumlah siswa yang mengerjakan
dilakukan dengan teknik purposive pretest yaitu kelas VIII A sejumlah 19
sampling. Sampel merupakan peserta siswa dan kelas VIII B sejumlah 20
didik kelas VIII A dan VIII B SMP N 8 siswa.
Magelang. Pertimbangan pengambilan Pada pertemuan kedua, perseta
sampel adalah rekomendasi dari guru didik mengerjakan postest. Postest
berdasarkan keaktifan peserta didik serta dilaksanakan secara online
sarana yang dimiliki oleh peserta didik menggunakan Google form dengan
(smartphone). Kelas eksperimen adalah jumlah siswa yang mengerjakan postest
kelas VIII B dan kelas kontrol adalah yaitu kelas VIII A sejumlah 19 siswa
kelas VIII A. Pembelajaran dilaksanakan dan kelas VIII B sejumlah 20 siswa.
dengan dua kali pertemuan. Pertemuan Selain mengerjakan postest, peserta
pertama dilaksanakan pada tanggal 20 didik khususnya kelas VIII B mengisi
Mei 2021 dan pertemuan kedua angket secara online menggunakan
dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2021. Google form. Angket tersebut digunakan
Kelas ekpserimen dan kelas kontrol untuk mengumpulkan data respon
diberi perlakuan yang sama yaitu guru peserta didik terhadap E-Modul. Jumlah
yang sama dan juga metode siswa yang mengisi angket yaitu 25
pembelajaran yang sama. Guru dalam siswa.
ujicoba ini adalah peneliti dan metode 5. Evaluation
yang digunakan adalah ceramah. Tahap evaluasi dilakukan disetiap
Perbedaan perlakuan dalam ujicoba ini tahapan pengembangan. Tahapan
adalah bahan ajar yang digunakan. analisis peneliti tidak melakukan
Pembelajaran pada kelas eksperimen evaluasi karena data yang diperoleh
dilakukan menggunakan E-Modul yang sudah cukup untuk mendukung
telah dikembangkan sedangkan pada pengembangan produk. Evaluasi pada
kelas kontrol menggunakan buku paket. tahap desain dilakukan terhadap
Pada pertemuan pertama, instrumen yang digunakan yaitu lembar
pembelajaran dilakukan secara online validasi ahli dan angket respon peserta
menggunakan aplikasi zoom dengan didik. Evaluasi tersebut berdasarkan
pembagian waktu yaitu jam pertama penilaian dari dosen pembimbing
untuk kelas eksperimen dan jam kedua mengenai penyesuaian aspek yang akan
untuk kelas kontrol. Tahap awal diintegrasikan kedalam lembar validasi
pembelajaran di kelas eksperimen, ahli dan angket respon peserta didik.
peneliti mengenalkan E-Modul dan Evaluasi pada tahap pengembangan
menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan revisi soal
online. Setelah itu, peserta didik belajar dan E-Modul sesuai saran dari guru IPA
secara mandiri menggunakan E-Modul dan ahli media & materi. Evaluasi pada
selama sembilan hari. Sedangkan di tahap implementasi dilakukan dengan
kelas kontrol, peneliti menjelaskan melihat hasil angket peserta didik serta
pelaksanaan pembelajaran online dengan saran yang diberikan oleh peserta didik.
menggunakan bahan ajar yaitu buku Instrumen yang digunakan dalam
paket. Setelah itu, peserta didik belajar penelitian ini adalah lembar validasi
secara mandiri menggunakan E-Modul untuk penilaian kelayakan E-Modul,
selama sembilan hari. Selama jeda lembar angket untuk mengetahui

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|445

kepraktisan E-Modul, serta lembar soal Sehingga item dikatakan valid jika
pretest dan postest untuk mengetahui nilai Aiken’s V ≥ 0,8 dan dikatakan
peningkatan KPS dasar peserta didik. tidak valid jika nilai Aiken’s V < 0,8.
Lembar validasi E-Modul dan lembar B. Kepraktisan E-Modul
angket peserta didik memuat 3 aspek Kepraktisan E-Modul di
penilaian yaitu aspek isi, aspek analisis menggunakan pengukuran
penyajian, dan aspek kebahasaan. skata Guttman. Data yang diperoleh
Lembar soal pretest dan postest terdiri dari lembar angket peserta didik
dari 20 soal pilihan ganda yang memuat dihitung menggunakan rumus
indikator KPS dasar. Lembar validasi E- sebagai berikut.
Modul diisi oleh 5 orang ahli yang
terdiri dari 2 dosen pendidikan IPA Presentase = 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 x 100%
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒅𝒊𝒅𝒊𝒌
Universitas Tidar dan 3 guru IPA SMP .
N 8 Magelang. Lembar angket diisi oleh
peserta didik kelas 8 B SMP N 8 Hasil dari presentase
Magelang. Lembar soal pretest dan diinterpretasikan ke dalam tabel
postest diisi oleh peserta didik kelas 8 A kategori sebagai berikut.
(kelas kontrol) dan kelas 8 B (kelas Tabel 1. Kategori Respon Peserta Didik
ekperimen). Interval Nilai Kategori
Teknik analisis data yang 85% ≤ PR Sangat positif
digunakan dalam penelitian ini dengan 70% ≤ PR < 85 % Positif
metode deskriptif kuantitatif. Langkah- 50% ≤ PR < 70% Kurang positif
langkah analisis data yang dilakukan PR < 50% Tidak positif
sebagai berikut.
(Sumber: Khairiyah dan Faizah, 2020)
A. Kelayakan E-Modul
Kelayakan E-Modul di analisis
menggunakan Aiken’s V. Data yang C. Efektivitas E-Modul
diperoleh dari lembar validasi Tingkat efektivitas E-Modul
dihitung menggunakan rumus dianalisis menggunakan uji
sebagai berikut. independent sample-test sedangkan
efektivitas E-Modul dianalisis
V=∑ 𝑆 menggunakan uji N-Gain. Uji
[𝑛(𝑐−1)] independent sample-test dilakukan
menggunakan aplikasi SPSS 25.0.
Keterangan Sebelum melakukan uji independent
S = r – lo sample-test, data di uji terlebih
r = Angka yang diberikan oleh dahulu dengan uji normalitas dan
penilai homogenitas. Nilai N-Gain dihitung
lo = Angka penilaian validitas yang menggunakan rumus sebagai berikut
terendah
c = Angka penilaian validitas yang g= 𝑺𝒑𝒐𝒔𝒕𝒆𝒔𝒕 – 𝑺𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
tertinggi 𝑺𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 – 𝑺𝒑𝒓𝒆𝒕𝒆𝒔𝒕
.
n = Jumlah penilai
(Aiken, 1985, hal. 133) Keterangan
g : Selisih hasil posttest
Hasil dari nilai Aiken’s V dan pretest
dikategorikan berdasarkan tabel Spretest : Skor rata-rata pretest
Aiken’s V. Dalam penelitian ini Sposttest : Skor rata-rata postest
digunakan 5 kategori peringkat dan Smaksimum: Skor tes maksimum
penilai berjumlah 5 orang sehingga
didapat koefisien validitas yaitu 0,8.

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|446

Tabel 2. Kategori Nilai N-gain memberikan lembar validasi E-Modul


Interval Nilai Kategori dan mengirimkan E-Modul kepada
g > 0,7 Tinggi
ahli media dan materi.
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah Hasil validasi E-Modul pada
(Hake, 1998) aspek kelayakan penyajian
mendapatkan hasil rata-rata nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN paling tinggi yaitu sebesar 0,93
dengan kategori valid. Hal tersebut
1. Kelayakan E-Modul Pembelajaran IPA dikarenakan aspek penyajian dalam
SMP untuk Meningkatkan KPS Dasar E-Modul hanya mendapatkan satu
a. Hasil Penelitian saran dari ahli. Saran tersebut adalah
Penilaian ahli media & materi penambahan gambar kondisi terapung,
dilakukan untuk mengetahui melayang, dan tenggelam sebelum
kevalidan produk yang percobaan hukum Archimedes yang
dikembangkan yaitu E-Modul terdapat di halaman 19 pada E-Modul.
pembelajaran IPA SMP untuk Hal tersebut dimaksudkan supaya
meningkatkan KPS dasar. Validasi peserta didik mendapatkan visualisasi
tersebut meliputi aspek isi, penyajian, kondisi benda dalam keadaan
dan kebahasaan. Hasil validasi ahli terapung, melayang, dan tenggelam
media & materi dapat dilihat pada sebelum melakukan percobaan.
tabel 3. Hasil validasi E-Modul pada
aspek kelayakan isi dan kebahasaan
Tabel 3. Hasil Validasi E-Modul oleh Ahli mendapatkan hasil rata-rata nilai
Media & Materi sama yaitu sebesar 0,87 dengan
No Aspek Rata- Kategori kategori valid. Nilai tersebut lebih
rata
rendah dari nilai aspek penyajian. Hal
1 Isi 0,87 Valid
tersebut dikarenakan aspek isi dan
2 Penyajian 0,93 Valid
kebahasaan dalam E-Modul
3 Kebahasaan 0,89 Valid
mendapatkan saran yang lebih
Rata-rata 0,89 Valid
banyak dari ahli dari pada saran
untuk aspek penyajian. Aspek isi
Berdasarkan data hasil uji mendapatkan lima saran yaitu
kelayakan ahli media & materi pencantuman unsur kearifan lokal
diperoleh rata-rata penilaian pada dalam indikator dan tujuan
aspek isi, penyajian, dan kebahasaan pembelajaran, penambahan contoh
adalah 0,89 dengan kategori valid kasus perbandingan tekanan pada
sehingga dapat kesimpulkan bahwa pisau tumpul dan tajam, penghapusan
E-Modul pembelajaran IPA SMP langkah ke-2 pada praktikum
untuk meningkatkan KPS dasar layak menyelidiki tekanan zat padat,
digunakan sesuai dengan revisi sesuai penyesuaian langkah dalam
saran. percobaan hukum Archimedes, dan
penyesuaian urutan penulisan sumber
b. Pembahasan gambar dengan urutan gambar pada
Produk EModul pembelajaran E-Modul. Aspek kebahasaan
IPA SMP untuk meningkatkan KPS mendapatkan enam saran yaitu
dasar dinilai oleh ahli media dan pengantian kata “hafalkan” dengan
materi yang terdiri atas 2 dosen kata “pahami”, penggantian istilah
pendidikan IPA Universitas Tidar dan “rumus” dengan istilah “persamaan”,
3 guru IPA SMP N 8 Magelang. pemberian keterangan pada grafik,
Pengambilan data dilakukan dengan penggantian tanda “dot (.)” dengan

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|447

tanda “kali (x)” pada persamaan nilai skala Guttman. Hasil analisis
tekanan hidrostatis, penyesuaian persentase nilai skala Guttman oleh
lambang “ρ” dalam persamaan, dan peserta didik kelas IX B dan VIII B
penyesuaian penulisan huruf dalam dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel
E-Modul. 5.
Produk E-Modul pembelajaran
IPA SMP untuk meningkatkan KPS Tabel 4. Respon Peserta Didik kelas IX B
Terhadap E-Modul
dasar dilakukan revisi berdasarkan
No Aspek Presentase Kategori
masukan dari ahli media dan materi
1 Isi 90,00 % Sangat
setelah mendapat penilaian. Revisi Positif
produk E-Modul tersebut meliputi : 2 Penyajian 81,81 % Positif
1. Pencantuman unsur kearifan lokal 3 Kebahasaan 87,88 % Sangat
dalam indikator dan tujuan Positif
pembelajaran Rata-rata 86,56 % Sangat
2. Pengantian kata “hafalkan” dengan Positif
kata “pahami”
3. Penambahan contoh kasus Berdasarkan data respon
perbandingan tekanan pada pisau peserta didik kelas IX B dapat
tumpul dan tajam disimpulkan bahwa E-Modul
4. Penghapusan langkah ke-2 pada pembelajaran IPA SMP untuk
praktikum menyelidiki tekanan zat meningkatkan KPS dasar
padat mendapatkan respon yang sangat
5. Penggantian istilah “rumus” positif dengan presentase pada
dengan istilah “persamaan” ketiga aspek sebesar 86,56 %.
6. Pemberian keterangan pada grafik
7. Penggantian tanda “dot (.)” dengan Tabel 5. Respon Peserta Didik Kelas VIII
B Terhadap E-Modul
tanda “kali (x)” pada persamaan
No Aspek Present Kategori
tekanan hidrostatis ase
8. Penambahan gambar kondisi 1 Isi 88,80 Sangat
terapung, melayang, dan % Positif
tenggelam sebelum percobaan 2 Penyajia 94,67 Sangat
hukum Archimedes n % Positif
3 Kebahas 94,67 Sangat
9. Penyesuaian langkah dalam aan % Positif
percobaan hukum Archimedes Rata-rata 92,71 Sangat
Penyesuaian lambang rho (ρ) % Positif
dalam persamaan
10. Penyesuaian penulisan huruf Berdasarkan data respon
dalam E-Modul peserta didik kelas VIII B dapat
11. Penyesuaian urutan penulisan disimpulkan bahwa E-Modul
sumber gambar dengan urutan pembelajaran IPA SMP untuk
gambar pada E-Modul meningkatkan KPS dasar
mendapatkan respon yang sangat
2. Respon Peserta Didik Terhadap E- positif dengan presentase pada
Modul Pembelajaran IPA SMP untuk ketiga aspek sebesar 92,71 %.
Meningkatkan KPS Dasar
a. Hasil Penelitian b. Pembahasan
Respon peserta didik terhadap Hasil respon peserta didik
E-Modul pembelajaran IPA SMP kelas IX B dan VIII B terhadap E-
untuk meningkatkan KPS dasar Modul pembelajaran IPA SMP
dianalisis menggunakan persentase untuk meningkatkan KPS dasar

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|448

pada aspek isi, penyajian, dan mudah dipahami. Materi yang


kebahasaan dapat dilihat pada terdapat dalam E-Modul
gambar 1. diintegrasikan dengan kearifan yang
ada di daerah peserta didik yaitu
100,00% kearifan lokal Magelang. Kearifan
95,00% lokal yang diintegrasikan
90,00% diantaranya Candi Borobudur, Ndas
85,00% Kelas Gending, Sungai Progo, Gunung
80,00% IX B
75,00% Merapi, dan Festival Lampion
Kelas Waisak Borobudur. Kearifan lokal
Isi
Penyajian
Kebahasaan

VIII B tersebut memuat konsep tekanan zat


yang memudahkan peserta didik
dalam memahami materi. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan
Gambar 1. Grafik Hasil Respon Peserta
Didik Kelas IX B dan VIII B
Sudarno, dkk (2015, h. 106) yang
menyatakan bahwa materi yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-
Hasil respon peserta didik
hari dapat membuat peserta didik
kelas IX B pada aspek isi
memahami dan menguasai materi
mendapatkan hasil rata-rata
dengan baik.
presentase nilai paling tinggi yaitu
Hasil respon peserta didik
sebesar 90% dengan kategori sangat
kelas IX B pada aspek penyajian
positif. Hal tersebut menunjukkan
mendapatkan hasil rata-rata
bahwa peserta didik kelas IX B
presentase nilai sebesar 81,81%
lebih tertarik dengan materi yang
dengan kategori positif. Peserta
diuraikan dalam E-Modul. Peserta
didik kelas IX B juga memberikan
didik kelas IX B juga memberikan
komentar bahwa gambar dan huruf
komentar bahwa materi yang
yang disajikan membuat tampilan
terdapat dalam E-Modul sangat
lebih menarik sehingga tidak bosan
mudah dipahami. Hasil respon
saat mempelajarinya. Komentar lain
peserta didik kelas VIII B pada
yaitu E-Modul sangat bermanfaat
aspek isi mendapatkan hasil rata-
karena belajar jadi menyenangkan
rata presentase sebesar 88,80%
dan dapat mengembangkan
dengan kategori sangat positif.
imajinasi. Hasil respon peserta didik
Peserta didik kelas VIII B juga
kelas VIII B pada aspek penyajian
memberikan komentar bahwa
mendapatkan hasil rata-rata
materi yang terdapat dalam E-
presentase nilai yang sama dengan
Modul mudah dipahami karena
nilai pada aspek kebahasaan yaitu
contohnya dapat ditemukan dalam
sebesar 94,67% dengan kategori
kehidupan sehari-hari serta
sangat positif. Peserta didik kelas
membantu dalam proses
VIII B juga memberikan komentar
pembelajaran terutama pada saat
bahwa E-Modul yang
belajar dirumah. Komentar lain
dikembangkan memiliki banyak
yaitu E-Modul yang dikembangkan
fitur yang sangat membantu dalam
memberikan informasi kearifan
memahami materi. Komentar lain
lokal Magelang sehingga peserta
yaitu penyajian E-Modul sangat
didik menjadi lebih mengenal
menarik sehingga menyenangkan
kearifan lokal yang ada di
saat membacanya dan tidak merasa
Magelang. E-Modul pembelajaran
bosan dalam memahami materi. E-
IPA SMP untuk meningkatkan KPS
Modul pembelajaran IPA SMP
dasar menyajikan materi yang

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|449

untuk meningkatkan KPS dasar tinggi daripada nilai aspek isi.


menyajikan gambar dan ilustrasi Peserta didik kelas VIII B juga
yang menarik. Gambar dan ilustrasi memberikan komentar bahwa
yang terdapat dalam E-Modul bahasa yang digunakan dalam E-
ditampilkan dengan kualitas warna Modul sangat mudah dipahami serta
dan gambar yang baik serta tidak membingungkan. E-Modul
memvisualisasikan konsep-konsep pembelajaran IPA SMP untuk
yang ada dalam materi sehingga meningkatkan KPS dasar
memudahkan peserta didik dalam menggunakan bahasa yang
memahami materi. Selain itu, komunikatif dan istilah yang mudah
gambar dan ilustrasi yang menarik dipahami sehingga memudahkan
dapat menghilangkan kebosanan peserta didik dalam menyerap
ketika mempelajari materi yang ada materi. Hal tersebut sesuai dengan
dalam E-Modul. Hal tersebut sesuai pernyataan Sanjayanti, dkk (2020,
dengan pernyataan Gita, dkk (2018, h. 412) yang menyatakan bahwa
h. 31) yang menyatakan bahwa penggunaan bahasa yang
penyajian modul yang menarik komunikatif dapat memudahkan
dapat menjadi daya tarik bagi peserta didik dalam memahami
pembacanya, sehingga dapat materi pelajaran.
menambah pengetahuan dan 3. Efektivitas E-Modul Pembelajaran IPA
menghilangkan kebosanan. SMP untuk Meningkatkan KPS Dasar
Hasil respon peserta didik a. Hasil Penelitian
kelas IX B pada aspek kebahasaan Tingkat keefektifan E-Modul
mendapatkan hasil rata-rata pembelajaran IPA SMP untuk
presentase sebesar 87,88% dengan meningkatkan KPS dasar dihitung
kategori sangat positif. Peserta didik menggunakan aplikasi SPSS 25.0
kelas IX B juga memberikan dengan uji prasyarat (uji normalitas
komentar bahwa bahasa yang dan uji homogenitas), uji hipotesis
digunakan dalam E-Modul mudah (uji independent sample-test), serta
dipahami. Hasil respon peserta didik uji N-Gain untuk mengetahui
kelas VIII B pada aspek kebahasaan peningkatan KPS dasar.
mendapatkan hasil rata-rata Hasil uji N-gain kelas
presentase nilai yang sama dengan eksperimen dan kelas kontrol dapat
nilai pada aspek penyajian yaitu dilihat pada tabel 6.
sebesar 94,67% dengan kategori
sangat positif. Nilai tersebut lebih
Tabel 6. Hasil Nilai N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Rata-rata Rata-rata Nilai Kategori
nilai nilai N-Gain
pretest posttest

Eksperimen 65,75 82,50 0,49 Sedang


Kontrol 42,63 54,21 0,20 Rendah

Berdasarkan data hasil uji N- kategori sedang. Sedangkan kelas


gain dari rata-rata nilai pretest dan kontrol yaitu
postest diperoleh nilai N-gain kelas 0,20 dengan kategori rendah.
eksperimen yaitu 0,49 dengan Hasil tersebut menunjukkan bahwa
peningkatan KPS dasar pada kelas

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|450

eksperimen lebih besar dari pada meningkatkan KPS dasar efektif


kelas kontrol, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran.
disimpulkan bahwa E-Modul Hasil uji N-gain masing-
pembelajaran IPA SMP untuk masing indikator dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7. Hasil uji N-gain indikator KPS Dasar
No Indikator Nilai N- Kategori
gain
1 Mengobservasi 0,23 Rendah
2 Mengukur 0,33 Sedang
3 Mengklasifikasi 0,83 Tinggi
4 Menyimpulkan 0,50 Sedang
5 Mengkomunikasikan 0,56 Sedang
6 Memprediksi 0,63 Sedang

b. Pembahasan Ha yang menyatakan bahwa


Hasil nilai pretest dan postest terdapat perbedaan keterampilan
peserta didik kelas VIII A dan VIII proses sains dasar menggunakan E-
B diuji prasyarat terlebih dahulu Modul. Berdasarkan uji independent
sebelum melakukan uji hipotesis. sample-test didapatkan hasil nilai
Uji prasyarat dilakukan sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05.
menggunakan uji normalitas dan uji Artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
homogenitas. Hasil uji normalitas Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai pretest dan postest kelas terdapat perbedaan rata-rata
eksperimen dan kontrol keterampilan proses sains dasar
mendapatkan nilai signifikansi > antara pembelajaran yang
0,05 artinya data yang diperoleh menggunakan E-Modul dengan
terdistribusi normal. Hasil uji pembelajaran yang menggunakan
homogenitas nilai postest kelas buku paket. Hal tersebut
eksperimen dan kontrol dikarenakan E-Modul yang
mendapatkan nilai signifikansi > dikembangkan mengintegrasikan
0,05 artinya data yang diperoleh kearifan lokal yang memuat
homogen. Setelah dilakukan uji indikator-indikator KPS dasar.
prasyarat, selanjutnya dilakukan uji Sedangkan buku paket masih
hipotesis menggunakan uji bersifat umum dan belum secara
independent sample-test. khusus dibuat untuk meningkatkan
Uji independent sample-test KPS dasar. Setelah melakukan uji
dalam penelitian ini dilakukan independent sample-test,
dengan melihat nilai signifikansi 2- selanjutnya dilakukan uji N-gain
tailed. Ekor satu adalah kelas untuk mengetahui peningkatan KPS
eksperimen dan ekor dua adalah dasar.
kelas kontrol. Hipotesis uji Uji N-gain dalam penelitian
independent sample-test dalam ini menggunakan data nilai pretest
penelitian ini adalah Ho yang dan postest pada kelas eksperimen
menyatakan bahwa tidak terdapat dan kelas kontrol. Uji N-gain
perbedaan keterampilan proses sains digunakan untuk mengetahui
dasar menggunakan E-Modul dan peningkatan KPS dasar. Efektivitas

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|451

E-Modul dilakukan dengan disimpulkan bahwa E-Modul


membandingkan hasil nilai N-gain pembelajaran IPA SMP untuk
kelas eksperimen dengan kelas meningkatkan KPS dasar efektif
kontrol. Hasil uji N-gain kelas digunakan dalam pembelajaran.
eksperimen sebesar 0,49 dengan Peningkatan KPS dasar kelas
kategori sedang. Sedangkan kelas eksperimen pada indikator
kontrol mendapatkan nilai sebesar mengobservasi, mengukur,
0,20 dengan kategori rendah. Hasil mengkasifikasi, menyimpulkan,
tersebut menunjukkan bahwa mengkomunikasikan, dan
peningkatan KPS dasar pada kelas memprediksi dapat dilihat pada
eksperimen lebih besar dari pada gambar 2.
kelas kontrol, sehingga dapat

80
70
60
50
40
30
20 Postest
10 Pretest
0

Gambar 2. Grafik Peningkatan KPS Dasar Masing-masing Indikator

Nilai N-gain KPS dasar kelas mengkomunikasikan, dan


eksperimen pada indikator memprediksi dapat dilihat pada
mengobservasi, mengukur, gambar 3.
mengkasifikasi, menyimpulkan,

Nilai N-gain
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1 Nilai N-gain
0

Gambar 3. Grafik nilai N-gain KPS Dasar masing-masing indicator

Hasil nilai N-gain indikator mengobservasi mendapatkan nilai

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|452

0,23 dengan kategori rendah. Hal peserta didik pada materi tekanan
tersebut karena kemampuan zat sebelumnya sudah baik. Namun,
mengobservasi peserta didik pada dalam penelitian ini didapatkan
materi tekanan zat sebelumnya hasil bahwa peningkatan
memang sudah baik sehingga kemampuan mengklasifikasi peserta
peningkatannya kurang signifikan. didik signifikan yaitu pada kategori
Hasil peningkatan indikator tinggi. Hasil peningkatan indikator
mengobservasi didukung oleh mengklasifikasi didukung oleh
gambar kearifan lokal yang penyajian informasi kearifan lokal
menyajikan konsep tekanan zat serta yang memuat konsep penggolongan
kegiatan pengamatan dalam dan ciri-ciri dari fenomena tekanan
percobaan sederhana yang terdapat zat serta kegiatan membedakan dan
dalam E-Modul yang membandingkan dalam percobaan
dikembangkan. Hal tersebut sederhana yang terdapat dalam E-
didukung oleh Riyadi (2014, h. 17) Modul. Hal tersebut didukung oleh
yang menyatakan bahwa Mahmudah (2017, h. 174) yang
keterampilan mengobservasi dapat menyatakan bahwa keterampilan
dikembangkan melalui kegiatan mengklasifikasi dapat
pengamatan dalam percobaan dan dikembangkan melalui kegiatan
mengamati masalah yang disajikan mengidentifikasi dan
dalam pembelajaran. menggolongkan berdasarkan
Hasil nilai N-gain indikator persamaan atau perbedaan sifat dan
mengukur mendapatkan nilai 0,33 ciri-ciri fenomena atau objek.
dengan kategori sedang. Hasil nilai N-gain indikator
Kemampuan mengukur peserta menyimpulkan mendapatkan nilai
didik pada materi tekanan zat 0,50 dengan kategori sedang.
sebelumnya sudah baik. Namun, Kemampuan menyimpulkan peserta
dalam penelitian ini didapatkan didik pada materi tekanan zat
hasil bahwa peningkatan sebelumnya masih kurang sehingga
kemampuan mengukur peserta didik pada saat dilakukan pretest, skor
cukup signifikan yaitu pada kategori soal yang memuat indikator
sedang. Hasil peningkatan indikator menyimpulkan mendapatkan hasil
mengukur didukung oleh penyajian yang rendah. Setelah mempelajari
informasi kearifan lokal yang E-Modul yang dikembangkan
memuat kegiatan membandingkan didapatkan hasil postest dengan
objek berdasarkan satuan ukuran, peningkatan skor yang cukup
pengukuran tekanan zat serta signifikan pada soal yang memuat
kegiatan pengukuran dalam indikator menyimpulkan. Hasil
percobaan sederhana yang terdapat peningkatan indikator
dalam E-Modul. Hal tersebut menyimpulkan didukung oleh
didukung oleh Kurnianto, dkk penyajian pertanyaan dan
(2010, h. 7) yang menyatakan rangkuman keterkaitan kearifan
bahwa keterampilan mengukur lokal dengan konsep tekanan zat
dapat dikembangkan melalui serta kegiatan menyimpulkan yang
kegiatan membandingkan suatu berupa pertanyaan terkait hasil data
objek berdasarkan satuan ukuran. yang diperoleh dalam percobaan
Hasil nilai N-gain indikator sederhana yang terdapat dalam E-
mengklasifikasi mendapatkan nilai Modul. Hal tersebut didukung oleh
0,83 dengan kategori tinggi. Kurnianto, dkk (2010, h. 9) yang
Kemampuan mengklasifikasi menyatakan bahwa keterampilan

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|453

menyimpulkan dapat dikembangkan oleh penyajian informasi dan


melalui penyajian pertanyaan- kalimat pertanyaan yang melatih
pertanyaan yang mengarah pada peserta didik untuk memperkirakan
kesimpulan hasil. suatu fenomena atau kejadian dalam
Hasil nilai N-gain indikator kearifan lokal yang berhubungan
mengkomunikasi mendapatkan nilai dengan pengetahuan yang sudah
0,56 dengan kategori sedang. dimiliki peserta didik sebelumnya
Kemampuan mengkomunikasi serta kegiatan memperkirakan
peserta didik pada materi tekanan dalam percobaan sederhana yang
zat sebelumnya masih kurang terdapat dalam E-Modul. Hal
sehingga pada saat dilakukan tersebut didukung oleh Dewi &
pretest, skor soal yang memuat Nugroho (2015, h. 141) yang
indikator mengkomunikasi menyatakan bahwa keterampilan
mendapatkan hasil yang rendah. memprediksi dapat dikembangkan
Setelah mempelajari E-Modul yang melalui kegiatan memperkirakan
dikembangkan didapatkan hasil suatu kejadian dengan
postest dengan peningkatan skor menghubungkan pengetahuan-
yang cukup signifikan pada soal pengetahuan sebelumnya untuk
yang memuat indikator memecahkan masalah.
mengkomunikasi. Hasil peningkatan E-Modul yang dikembangkan
indikator mengkomunikasi mengintegrasikan kearifan lokal dan
didukung oleh kegiatan penyusunan percobaan sederhana dengan
laporan dan penyampaian hasil memanfaatkan barang di lingkungan
percobaan dalam kegiatan sekitar yang dapat meningkatkan
percobaan sederhana yang terdapat KPS dasar peserta didik. Hal
dalam E-Modul. Hal tersebut tersebut sesuai dengan penelitian
didukung oleh Kurnianto, dkk yang dilakukan oleh Hasani dkk
(2010, h. 9) yang menyatakan (2019) yang mendapatkan hasil
bahwa keterampilan bahwa modul bermuatan kearifan
mengkomunikasi dapat lokal dapat meningkatkan
dikembangkan melalui kegiatan keterampilan proses sains peserta
pelaporan hasil percobaan dalam didik serta penelitian Rosa (2015)
bentuk laporan atau karangan. yang mendapatkan hasil bahwa
Hasil nilai N-gain indikator modul yang dilengkapi dengan
memprediksi mendapatkan nilai eksperimen-eksperimen sederhana
0,63 dengan kategori sedang. dapat meningkatkan KPS dasar.
Kemampuan mengkomunikasi Keterampilan proses sains adalah
peserta didik pada materi tekanan kemampuan untuk melakukan suatu
zat sebelumnya masih kurang tindakan dalam belajar sehingga
sehingga pada saat dilakukan menghasilkan konsep, teori, prinsip,
pretest, skor soal yang memuat hukum, maupun fakta (Hilpan,
indikator memprediksi mendapatkan 2014, h. 24). E-Modul pembelajaran
hasil yang rendah. Setelah IPA SMP untuk meningkatkan KPS
mempelajari E-Modul yang dasar mengintegrasikan kearifan
dikembangkan didapatkan hasil lokal dan kegiatan percobaan
postest dengan peningkatan skor sederhana dengan memanfaatkan
yang cukup signifikan pada soal barang di lingkungan sekitar
yang memuat indikator sehingga peserta didik dapat
memprediksi. Hasil peningkatan menemukan konsep, teori, prinsip,
indikator memprediksi didukung hukum, maupun fakta yang terdapat

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|454

pada materi dan kegiatan percobaan 3. Efektivitas E-Modul pembelajaran IPA


yang ada dalam E-Modul. Kearifan SMP untuk meningkatkan KPS dasar
lokal disajikan dalam materi E- dikategorikan sedang dengan nilai N-
Modul sedangkan percobaan gain 0,49.
sederhana dengan menggunakan
barang di lingkungan sekitar UCAPAN TERIMAKASIH
disajikan dalam lembar kerja peserta
didik. Terimakasih kepada Eli Trisnowati,
Hasil uji N-gain menunjukkan M.Pd. dan Rina Rahayu, S.Pd., M.Pd.
bahwa peningkatan KPS dasar pada selaku dosen pembimbing yang telah
kelas eksperimen lebih besar dari memberikan nasihat dan bimbingan. Imam
pada kelas kontrol. Hal tersebut Baihaqi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP
dikarenakan pembelajaran di kelas Negeri 8 Kota Magelang, yang telah
eksperimen menggunakan E-Modul memberikan izin kepada peneliti untuk
pembelajaran IPA SMP untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 8
meningkatkan KPS dasar yang Kota Magelang. Eko Juliyanto, S.Pd.,
secara khusus dikembangkan untuk M.Pd., dan Suwto Singgih, S.Pd., M.Pd.
meningkatkan KPS dasar. selaku ahli yang telah memberikan
Sedangkan buku paket masih penilaian E-Modul. Drs. Lartono, M.Pd.,
bersifat umum dan belum secara Iin Irawati, S.Pd., dan Rizki Putri S., S.Pd.,
khusus dibuat untuk meningkatkan M.Pd. selaku guru IPA SMP Negeri 8 Kota
KPS dasar. Hasil N-gain kelas Magelang yang telah memberikan penilaian
eksperimen belum sampai pada E-Modul dan instrumen soal. Ani
kategori tinggi dikarenakan peneliti Kuswiyanti, S.S. selaku wali kelas VIII A
belum bisa sepenuhnya mengontrol dan Kurnia Pramukanthi Asih, S.Pd selaku
peserta didik dalam mempelajari E- wali kelas VIII B yang telah memberikan
Modul yang dikembangkan. bantuan dalam pengambilan data selama
proses penetitian skripsi.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan data yang diperoleh
serta pembahasan penelitian pengembangan Aiken, Lewis. R. (1985). Three
E-Modul IPA SMP untuk meningkatkan Coefficients for Analyzing The
KPS dasar yang telah diuraikan pada bab Reliability and Validity of Ratings.
sebelumnya, maka dapat diambil Educational and Psychological
kesimpulan sebagai berikut. Measurement, 45, 131-142.

1. Validitas E-Modul IPA SMP untuk Dewi, K. (2019). Pengembangan Modul


meningkatkan KPS dasar Biologi Berbasis Kearifan Lokal
dikategorikan valid dengan nilai rata- Lampung Barat Pada Mata Pelajaran
rata V Aiken’s dari semua aspek yaitu Biologi Kelas X Di tingkat
0,89. Sehingga E-Modul pembelajaran SMA/MA (Doctoral dissertation, UIN
IPA SMP untuk meningkatkan KPS Raden Intan Lampung).
dasar layak digunakan dalam
pembelajaran. Dewi, R. A., & Nugroho, S. E. (2015).
2. Respon peserta didik setelah Pengaruh Media Computer Based
menggunakan E-Modul IPA SMP Instruction (CBI) Berorientasi POE
untuk meningkatkan KPS dasar dalam Meningkatkan Motivasi dan
dikategorikan sangat positif dengan Keterampilan Memprediksi IPA Siswa
presentase 92,71 %.

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|455

Kelas IV. Journal of Primary Education, Sederhana. Jurnal Pendidikan Fisika


4(2), 139-146. Indonesia, 6(1).

Gita, S. D., Annisa, M., & Nanna, W. I. Mahmudah, I. R., Makiyah, Y. S., &
(2018). Pengembangan Modul IPA Sulistyaningsih, D. (2019). Profil
Materi Hubungan Makhluk Hidup dan Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa
Lingkungannya Berbasis Pendekatan SMA di Kota Bandung. Diffraction, 1(1).
Kontekstual. LENSA (Lentera Sains):
Jurnal Pendidikan IPA, 8(1). Mahmudah, L. (2017). Pentingnya
Pendekatan Keterampilan Proses pada
Hake, Richard. R. (1998). Interactive- Pembelajaran IPA di Madrasah.
Engagement Versus Traditional ELEMENTARY:Islamic Teacher Journal,
Methods: A Six-Thousand-Student 4(1).
Survey of Mechanics Test Data for
Introductory Physics Courses. American Mulyatiningsih, E. (2016). Pengembangan
Journal of Physics, 66(1), 64-74. Model Pembelajaran. Diakses dari
http//staff.uny.ac.id/sites/default/files/pe
Hasani, N. L., Hartini, S., & An’nur, S. ngabdian/dra-endang-mulyainingsih
(2019). Meningkatkan Keterampilan mpd/7cpengembangan-model-
Proses Sains dan Karakter Kayuh pembelajaran.pdf.pada September.
Baimbai Melalui Modul Fisika
Bermuatan Kearifan Lokal. Jurnal Munawaroh. (2017). “Pengembangan
Ilmiah Pendidikan Fisika, 3(2), 65-76. Modul IPA Berbasis Kearifan Lokal
Pembuatan Tahu Tamanan pada Pokok
Hilpan, M. (2014). Analisis Ketersediaan Bahasan Tekanan dalam Pembelajaran
Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam IPA di SMPN 1 Taman”. Fakultas
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Kelas XI pada Konsep Fluida. Universitas Jember.

Khairiyah, U., & Faizah, S. N. (2020). Riyadi, I. P. (2014). Penerapan Model


Respon Siswa Terhadap Penggunaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Modul Tematik dalam Meningkatkan (Guided Inquiry) pada Materi Sistem
Kemampuan Berpikir Kritis. Koordinasi untuk Meningkatkan
Elementeris: Jurnal Ilmiah Pendidikan Keterampilan Proses Sains pada Siswa
Dasar Islam, 2(1), 1-8. Kelas IX IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kurniawati, A. (2015). Analisis
Keterampilan Proses Sains Peserta Rosa, F. O. (2015). Pengembangan Modul
Didik Kelas XI Semester II MAN Tempel Pembelajaran IPA SMP pada Materi
Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Tekanan Berbasis Keterampilan Proses
Pembelajaran Kimia dengan Model Sains. Jurnal Pendidikan Fisika, 3(1).
Learning Cycle 5E. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Sanjayanti, A. H., Darmayanti, N. W. S.,
Qondias, D., & Sanjaya, M. O. (2020).
Kurnianto, P., Dwijananti, P., & Khumaedi. Integrasi Keterampilan 4C dalam Modul
(2010). Pengembangan Kemampuan Metodologi Penelitian. Jurnal Pedagogi
Menyimpulkan dan dan Pembelajaran, 3(3).
Mengkomunikasikan Konsep Fisika
Melalui Kegiatan Praktikum Fisika Subamia, I. D. P., Sriwahyuni, I. G. A. N.,
& Widiasih, N. N. (2015).

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1


|456

Pengembangan Perangkat Praktikum Matematika Siswa SMP. Jurnal Ilmiah


Berorientasi Lingkungan Penunjang Mandala Education, 1(2), 162-171.
Pembelajaran IPA SMP Sesuai
Kurikulum 2013. JPI (Jurnal Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad
Pendidikan Indonesia), 4(2). Ke-21: Keterampilan yang Diajarkan
Melalui Pembelajaran. In Seminar
Sudarno, S., Sunarno, W., & Sarwanto, S. Nasional Pendidikan (Vol. 2, No. 2, pp.
(2015). Pengembangan Modul IPA 1-17).
Terpadu Berbasis Kontekstual Dengan
Tema Pembuatan Tahu Kelas VII SMP Zubaidah, Siti., dkk (2017) Ilmu
Negeri 2 Jatiyoso. INKUIRI: Jurnal Pengetahuan Alam Kurikulum 2013
Pendidikan IPA, 4(3), 104-111. Edisi Revisi 2017. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Syahrir, S., & Susilawati, S. (2015). Kemendikbud.
Pengembangan Modul Pembelajaran

Indonesian Journal of Natural Science Education, Volume 4, Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai