oleh
Fawait Hadi
NIM 160108020
Skripsi oleh : Fawait Hadi, NIM : 160108020 dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Higher Order Thinking Skills (
Hots ) Siswa Kelas Xi Sma Al-Ma’arif Nu Bonder” telah memenuhi syarat dan
disetujui untuk diuji.
Pembimbing I Pembimbing II
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
dan salam tak lupa kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
pengikutnya. Proposal Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus
ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana. Oleh karena itu, penulis memberikan
penghargaan setinggi- tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak- pihak yang
1. Ketua program studi tadris fisika UIN Mataram yaitu bapak Dr.Bahtiar,
M.Pd.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan dan
motivasi.
2. Sekertaris program studi tadris fisika UIN Mataram yaitu bapak Ahmad
Zohdi, M.Ag
3. Bapak Muhammad Kafrawi, M.Pd selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, secara terus
menerus dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dan menjadikan proposal
skripsi ini lebih matang dan cepat selesai dan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi berbagai kalangan. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
E. Definisi Oprasional ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 8
B. Kerangka Berpikir......................................................................................... 12
C. Hipotesa Peneliitian ……………………………………………………. 14
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................................ 15
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 15
B. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 15
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 16
D. Variable Penelitian ........................................................................................ 16
E. Desain Penelitian ........................................................................................... 16
F. Instrument Penelitian .................................................................................... 17
G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Pene;itian ………………………... 18
H. Teknik Analisis Data..................................................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………...27
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 27
B. Pembahasan ................................................................................................... 37
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 42
A. Kesimpulan .................................................................................................... 42
B. Saran .............................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARIG
TERHADAP HIGH ORDER THIKIG SKILLS ( HOTS ) SISWA KELAS XI
SMA AL-MA’ARIF NU BODER
Oleh :
Fawait Hadi
NIM 160108020
Abstrak
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau sering disebut juga HOTS (High
Order Thinking Skills), dapat membuat seorang individu menafsirkan, menganalisis
atau memanipulasi informasi yang dapat diketahui dari kemampuan siswa pada
tingkat analisis, sintesis dan evaluasi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak
hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, akan tetapi memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada generasi muda bangsa ini. Pembelajaran merupakan suatu cara atau
evaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan guna memberikan pemahaman kepada siswa dari yang belum tau
menjadi tau.
teori-teori dan rumus-rumus baik itu dalam dalam materi fisika maupun
kehidupan sehari-hari. Ilmu dasar, seperti misalnya fisika, adalah sesuatu yang
sangat penting untuk menunjang berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh sebab
itu baik dalam usaha kita menekuni bidang ilmu yang bersifat ilmu murni
akan tetapi memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Salah satu cara
untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap siswa adalah
ketika siswa dihadapkan dengan suatu masalah yang belum mereka temui
sebelumnya, disinilah proses berpikir tingkat tinggi siswa akan terlatih. Model
guru, yang menurut mereka sangat rumit. Salah satu model pembelajaran yang
Ma’arif NU Bonder khususnya pada siswa kelas XI, bahwa ketika proses
memberikan respon. Sebagian besar dari mereka juga masih banyak yang
di mana standar KKM yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 70.00
Namun hasil belajar mereka hanya 60.65 saja, tidak sesuia dengan apa yang di
tetapkan oleh sekolah tersebut. Keadaan sepeti ini tidak dapat dibiarkan terus
menerus terjadi. Karena keberhasilan hasil belajar siswa dalam mengikuti
Salah satu cara yang bisa mengatasi masalah dalam proses belajar
Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dirasa
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL merupakan suatu
salah satu model pembelajaran inovatif dan dirasa efektif yang memberi
kondisi belajar aktif kepada siswa dalam kondisi dunia nyata. Pembelajaran
berbasis masalah selanjutnya juga disingkat model PBM merupakan salah satu
dunia nyata.
utama dari seorang guru, proses pembelajaran yang hanya dilakukan dengan
tanpa ada usaha dari siswa untuk diberikan tanggung jawab untuk mencari
Learning Terhadap High Order Thinking Skills siswa Kelas XI SMA AL-
Ma’arif NU Bonder”
B. Rumusan masalah
Bonder?
C. Tujuan Penelitian
Learning Terhadap High Order Thinking Skills siswa Kelas XI SMA AL-
Ma’arif NU Bonder.
D. Manfaat Penelitian
maupun praktis
1. Manfaat Teoritis
a. Siswa
pelajaran Fisika.
b. Guru
c. Peneliti
E. Definisi Operasional
dirinya.
adalah ketika siswa dihadapkan dengan suatu masalah yang belum pernah
menggunakan masalah sebagai stimulus dan fokus untuk kegiatan siswa (Boud
& Feletti, 2013). Tahap model PBL terdiri atas 5 tahap, yaitu 1)
pemecahan masalah1.
1
Murni Ramlin Susilowati, Sajidan, ‘Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Magetan’, Seminar Nasional Pendidikan Sains (Snps). Issn
2527-5917, 21.2 (2017), 223–31.
2
Mujasam Mujasam, Irfan Yusuf, and Sri Wahyu Widyaningsih, ‘Pengaruh Model
Problem Based Learning Terhadap Higher Order Thinking Skills Peserta Didik Thinking’, 2018.
3
Dian Kurniati ,Romi Harimukti 1, Nur Asiyah Jamil,’ Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa Smp Di Kabupaten Jember Dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Pisa’,
2016
Model PBL ini juga memiliki kekurangan, yaitu 1) Jika siswa berfikir
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka siswa tidak
persiapan. 3) Siswa tidak akan belajar jika tidak ada keinginan untuk
membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, mampu
karena siswa dapat membangun ide, pemahaman dan memberikan makna pada
4 Agus Suyatna Dian Purnamawati, Chandra Ertikanto, ‘Keefektifan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Inkuiri Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi’, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika Al-BiRuNi P-ISSN: 2303-1832, 06.2 (2017), 209–19.
5
Zamsir , Anwar Bey,’ Asesmen Dalam Mata Pelajaran Matematika Dengan Menggunakan
Soal Higer Order Thinking Skills’, 2019
6
Rahma Diani1, Ardian Asyhari2,dan Orin Neta Julia,’Pengaruh Model Rms (Reading,
Mind Mapping And Sharing) Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Pada Pokok
Bahasan Impuls Dan Momentum’, 2018
menganalisis atau memanipulasi informasi yang dapat diketahui dari
pertama terdiri dari C1, C2, dan C3 yang merupakan tingkatan Lower Order
Thinking Skills (LOTS), sedangkan tiga level berikutnya terdiri dari C4, C5,
dan C6 yang merupakan tingkatan HOTS. Soal HOTS pada ranah kognitif
7
Yuni Hajar And Others, ‘Analisis Kemampuan High Order Thinking ( HOT )’, 1.3
(2018), 453–58.
8Etika Prasetyani, Yusuf Hartono, dan Ely Susanti,’Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa Kelas Xi Dalam Pembelajaran Trigonometri Berbasis Masalah Di Sma Negeri 18
Palembang’, 2016
9
Budi Santoso,’ Higher Level Thingking Skills Training Learning Through Inquiry On
Topic Biotechnology’,2019
10
Ika Kartikasari, M. Rusdi, Rayandra Asyhar, ‘ Konstruksi dan Validasi Model Desain
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa’,
(C6).Jenis soal pre-test/post-test yang digunakan untuk mengukur
keterampilan HOTS siswa adalah soal essay yang berjumlah 6 butir. Soal
HOTS perlu disusun dengan memperhatikan aspek kognitif yang akan dicapai
membaca 14.
Orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang mampu menyimpulkan
C. Kerangka Berfikir
(recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif
15Nyai Cintang Mira Azizah, Joko Sulianto, ‘Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013’, Jurnal Penelitian Pendidikan.Issn
2503-1260, 35.1 (2018), 1–10.
bahwa pembelajaran yang memicu siswa untuk berfikir tingkat tinggi menuntut
dan mengkomunikasikan.
Mendeskripsikan Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap High Order Thinking Skills ( Hots
) Siswa Kelas XI SMA Al-Ma’arif NU Bonder
Dari beberapa penelitian yang sudah dilakuakan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Higher Order Thinking Skills
( HOTS ) Siswa Kelas XI SMA Al-Ma’arif NU Bonderkarena belum ada yang melakuakan
penelitian ini.
Ho= Tidak ada pengaruh Problem Based Learning Terhadap High Order
Thinking Skills( Hots ) Siswa Kelas XI SMA Al-Ma’arif Nu Bonder
Ha= Ada pengaruh Problem Based Learning Terhadap High Order Thinking
Skills( Hots ) Siswa Kelas Xi Sma Al-Ma’arif NU Bonder
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
kontrol.
2. Pendekatan Penelitian
learning terhadap high order thinking skills ( HOTS ) siswa kelas XI SMA
Al-ma’arif NU Bonder.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA Al-
2. Sampel
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat (nilai dari orang),
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
ini, terdapat tiga variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat, yang dimana
learning (X), dan variabel terikatnya adalah keterampilan High Order Thinking
E. Desain Penelitian
tes sebagai tes awal dan tes akhir. Tes awal untuk kelas eksperimen (O1) tes
awal untuk kelas kontrol (O3), sedangkan tes akhir untuk kelas eksperimen (O2)
dan kelas kontrol (O4). Hasil tes awal dan tes akhir dianalisis untuk melihat
terhadap High Order Thinking Skills (HOTS) Siswa, dan apakah terdapat
Eksperimen O1 X1 O3
Kontrol O2 X2 O4
Keterangan :
kurikulum 2013.
F. Instrumen Penelitian
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
keterampilan High Order Thinking Skills (HOTS) dalam bentuk tes pemahaman
konsep yang berupa soal essay. Soal yang diberikan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah sama tetapi nomor soal pada soal posttest diacak. Soal
tes pemahaman konsep diberikan sebelum dan setelah siswa mempelajari materi
Fluida.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Higher Order Thinking
Skills (HOTS)
No. Indikator High Order Indikator Butir No Ranah
Thinking Skills kompetensi soal soal kognitif
1. Menganalisis Menganalisis 2 4,5 C6
prinsip kerja sayap
pesawat terbang.
2. Mensintesis Merumuskan 1 2 C5
kecepatan aliran air
mengunakan
venturimeter.
3. Menyimpulkan Menerapkan prinsip 2 1,3 C4
bernouli dalam
kehidupan sehari-
hari.
Adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
2. Observasi
3. Wawancara
4. Teknik Dokumentasi
16
Sugiyono, hlm.203
17
Sugiyono, hlm.197
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm,103
arsip-arsip atau barang-barang tertulis seperti data tentang data guru,
keadaan sekolah, data siswa, serta foto pada saat penelitian di SMA AL-
Ma’arif NU Bonder.
a. Uji validitas
dengan skor total. Skor butir soal dianggap sebagai X dan skor total total
berikut:
�∑ −∑ ∑
� = (3.1)
√{�∑ −∑ }+{√{�∑ −∑
Keterangan :
19
Ibid., Hlm. 211.
Tabel 3.3 Kriteria validitas
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
b. Uji Reliabilitas
∑��
�� = { − } (3.2)
− �
Keterangan :
�� = Realibilitas Instrumen
1 = bilangan konstan
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
digunakan rumus:
= (3.3)
��
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
= − (3.4)
� �
Keterangan :
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
2. Uji Normalitas
atau yang menjadi syarat untuk memerlukan jenis statistik apa yang
berdistribusi normal.
�− �
� =∑ (3.5)
�
20
Sofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (jakarta : kencana, 2013), hlm. 86.
21
Ibid., hlm. 183
22
Zul Anwar Agus Jayadi, ‘Pemanfaatan Aplikasi SPSS Untuk Meningkatkan
Keterampilan Mahasiswa Mengolah Data Statistik’, Jurnal Vasionary, 2.4 (2017), 112.
Keterangan:
X2 = Chi Square
Oi = Frekuensi Observasi
Ei = Frekuensi Harapan
Data terdistribusi normal jika � hitung <� tabel 5% atau 0,05 dengan
3. Uji homogenitas
kedua sampel yang menjadi objek penelitian homogen atau tidak. Maka
� � � � � �
= = (3.6)
� � � � � � �
4. Uji Hipotesis
23
Ibid, hlm. 63-64.
pemahaman konsep fisika siswa kelas XI di SMA AL-Ma’arif NU
X −X
�= � ���� ����� (3.7)
√ +�
�
−
�= � ����� (3.8)
(� − ) + � −
+�
� +� − �
2.
Pengujian hipotesis digunakan analisis uji-t, jika thitung lebih besar ttabel
,maka Ho di tolak.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Pengumpulan Data
data dengan dua cara yaitu, dengan metode tes untuk mengetahui hasil
1) Metode Tes
2019/2020. Peneliti memberikan dua tes yaitu tes awal (pretest) dan
tes akhir (posttest), tes yang digunakan yaitu berupa soal essay yang
berjumlah 6 butir, dengan tindakan soal yang di ukur mulai dari C4-
dan kelas kontrol, dan satu hari untuk tes akhir (posttest)pada kelas
ajaran 2019/2020.
2) Dokumentasi
a. Penyajian Data
ini, ada 2 variabel yaitu variabel (x) merupakan kelas eksperimen dan
hasil akhir dari hasil belajar siswa yang menjadi responden dari subyek
perolehan nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka di peroleh data pada kelas
hasil belajar siswa sebesar 63,07, standar deviasi sebesar 11,82 dan
variansi sebesar 139,84, pada nilai hasil belajar siswa di peroleh nilai
Sedangkan pada kelas kontrol di peroleh data nilai hasil belajar siswa
hasil belajar sebesar 53,75, standar deviasi sebesar 10,90 dan varians
sebesar 118,90. Pada nilai hasil belajar siswa diperoleh nilai minimum
sebesar 35 dari skor ideal terendah 0 dan nilai maximum sebesar 75 dari
1) Kelas Eksperimen
Pada kelas eksperimen data nilai hasil belajar siswa dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Kategori Kelas Eksperimen
No. Skor Kategori Frekuensi
1. 0-19 Sangat rendah 0
2. 20-39 Rendah 0
3. 40-59 Sedang 9
4. 60-79 Tinggi 15
5. 80-100 Sangat tinggi 3
Jumlah 27
pada table 4.2, maka data dapat disajikan dalam bentuk diagram
batang berikut:
16
14
12
10 40 – 59 Sedang
8
6 60 – 79 Tinggi
4
2
0 80 – 100 Sangat
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Rendah Tinggi
0 – 19 20 – 39 40 – 59 60 – 79 80 –
100
Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas dapat
kategori sangat tinggi, dan tidak terdapat siswa yang memiliki hasil
2) Kelas kontrol
Pada kelas kontrol data nilai hasil belajar siswa dapat di disajikan dalam
berikut:
Tabel 4.3
Kategori kelas kontrol
No. Skor Kategori Frekuensi
1. 0-19 Sangat rendah 0
2. 20-39 Rendah 2
3. 40-59 Sedang 18
4. 60-79 Tinggi 9
5. 80-100 Sangat tinggi 0
Jumlah 29
Berdasarkan data nilai hasil belajar siswa kelas kontrol pada table
4.3, maka data dapat disajikan dalam bentuk diagram batang berikut:
20
18
16
14
12
10
8 20 – 39 Rendah
6
40 – 59 Sedang
4
2 60 – 79 Tinggi
0
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
0 – 19 20 – 39 40 – 59 60 – 79 80 –
100
Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa data
hasil belajar pada kelas kontrol atau subjek penelitian yang tidak diberikan
dengan kategori sedang, dan 9 orang siswa yang memperoleh hasil belajar
dengan kategori tinggi, dan tidak terdapat siswa yang memiliki hasil belajar
data yang dilakukan peneliti yaitu tentang analisis hasil belajar siswa pada
sebagai peneliti terlebih dahulu melakukan analisis belajar dan uji prasyarat
eksperimen:
Tabel 4.4
Data Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
belajar siswa dari tes awal dan tes akhir yang diberikan diperoleh nilai rata-
rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol.
80
60
Rata-rata
40 kelas eksperimen
20 kelas kontrol
0
pre- test post-test
Sumber Data
test dan post-test hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
simpulkan bahwa data skor rata-rata pre-test kelas kontrol sebesar 24,72,
1) Uji Normalitas
skor total nilai tes siswa kelas eksperimen dan kelas control dapat di uji
<X2tabel maka data berdistribusi normal. Dari data yang diperoleh dari
normal.
2) Uji Homogenitas
1,176 dan Ftotal = 1,85, dengan taraf signifikan 5%, jadi F hitung< Ftabel, hal
lebih besar dari pada ttabel yaitu thitung = 3,065 > ttabel = 2,048 sehingga
4) Pengujian Hipotesis
a. Merumuskan Hipotesis
Fluida Dinamis.
b. Menetukan level of significance (a) sebesar 5% dan derajat
kebebasan dk = 3.
Dinamis.
B. Pembahasan
Pendidikan adalah suatu daya dan upaya yang dilakukan agar siswa
tahun 1945 tidak hanya dituntut mutu dan ketepatan pembelajaran akan
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
24
Ibid., Hlm. 155.
25
Dian Kurniati ,Romi Harimukti 1, Nur Asiyah Jamil,’ Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi Siswa Smp Di Kabupaten Jember Dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Pisa’,
2016
argumen dan kebenaran, yang masuk akal tentang apa yang harus percaya
subjek utama pembelajaran dan buka objek pembelajaran, oleh karena itu
siswa yang di tuntut untuk lebih banyak berepran aktif dalam pembelajaran
dari pada guru, guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa
26
Yuni Hajar And Others, ‘Analisis Kemampuan High Order Thinking ( HOT )’, 1.3
(2018), 453–58.
27Etika Prasetyani, Yusuf Hartono, dan Ely Susanti,’Kemampuan Berpikir Tingkat Tingg
i Siswa Kelas Xi Dalam Pembelajaran Trigonometri Berbasis Masalah Di Sma Negeri 18
Palembang’, 2016
28
Budi Santoso,’ Higher Level Thingking Skills Training Learning Through Inquiry On
Topic Biotechnology’,2019
29
Ika Kartikasari, M. Rusdi, Rayandra Asyhar, ‘ Konstruksi dan Validasi Model Desain
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa’,
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
yaitu fluida dinamis, maka peneliti mengadakan tes, tes ini di adakan dalam
dua tahap yaitu pre-testdan post-test. Pre-test adalah tes yang diberikan
kelas memiliki nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda. Dimana kelas kontrol
memiliki nilai rata-rata sebesar 24,72 dengan nilai tertinggi 45 dan nilai
nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 8. Berdasarkan hasil nilai dari pre-test
perlakuan, pada post-test nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 53,75 dengan
perolehan nilai tertinggi sekitar 75 dan perolehan nilai terendah sebesar 35,
sebesar 40.
maka diperoleh t hitung (3,065) > ttabel (2,048), maka dapat di ambil keputusan
based learning terhadap High Order Thinking Skills ( HOTS ) siswa kelas
XI. pada materi fluida dinamis lebih tinggi dengan pengaruh model
pembelajaran problem based learning terhadap High Order Thinking Skills
PENUTUP
A. Kesimpulan
didapatkan dari perhitungan uji-t, hasil tersebut diperoleh dari interprestasi nilai
thitung = 3,065 dan ttabel = 2,048, maka diperoleh nilai t hitung (3,065) > ttabel (2,048)
dengan dk = n1 +n2 – 2 dan taraf signifikan sebesar (a) sebesar 5%. Karena t hitung
lebih besar dari ttabel, maka diperoleh bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
problem based learning dirasa tepat untuk meningkatkan hasil belajar fisika
siswa dana juga untuk meningkatkan high order thinking skills ( HOTS ) siswa.
Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata skor post-test dan pre-test. Pada kelas
skor pre-test sebesar 26,37, sedangkan rata-rata skor post-test sebesar 63,07.
based learning sangat layak untuk di terapkan dalam proses pembelajaran guna
untuk meningkatkan hasil belajar maupun high order thinking skill ( HOTS )
siswa.
B. Saran
berikut:
pembelajaran berlangsung.
karakter siswa dan jenis materi yang akan di ajarkan kepada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso,’ Higher Level Thingking Skills Training Learning Through Inquiry
On Topic Biotechnology’,2019
Ika Rahmawati, Arif Hidayat dan Sri Rahayu, ‘Analisis Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa SMP Pada Materi Gaya Dan Penerapannya’, 2016, p. 1114
Mira Azizah, Joko Sulianto, Nyai Cintang, ‘Analisis Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013’,
Jurnal Penelitian Pendidikan.Issn 2503-1260, 35 (2018), 1–10
Mujasam Mujasam, Irfan Yusuf, and Sri Wahyu Widyaningsih, ‘Pengaruh Model
Problem Based Learning Terhadap Higher Order Thinking Skills Peserta
Didik Thinking’, 2018.