Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Strategi Pembelajaran Matematika Ramon Muhandaz, S.Pd., M.Pd.

Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Pembelajaran Matematika

Disusun Oleh :

Kelompok 1
1. MUHAMMAD ALDE PUTRA (11715101479)
2. MARDIANTI (11715201499)
3. NADIYAH AZIZAH (11710524070)
4. NURAINI (11710524432)
5. RIZKI WULAN SARI (11715201596)

KELAS PMT 4 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2019 M / 1440 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan. Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
membentuk sumber daya manusia yang terampil di bidangnya. Makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk membantu pembaca mengetahui penerapan Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dalam Pembelajaran Matematika.
Semoga makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian tujuan-
tujuan yang telah direncanakan. Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat mendukung demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 April 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Higher Order Thinking Skill (HOTS) ........................................................................... 3
B. Penerapan HOTS dalam pembelajaran Matematika ..................................................... 5
BAB III ..................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Matematika merupakan suatu ilmu pasti yang selama ini telah
menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan. Matematika banyak mendasari
perkembangan teknologi modern dan mempunyai berbagai peranan penting lainnya
diantaranya yaitu memajukan pola atau daya pikir manusia. Semua kemajuan zaman,
perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tentunya selalu tidak terlepas dari
matematika. Dari pemahaman tersebut sangat ironis sekali jika sebagian orang
mempunyai pikiran bahwa matematika itu membosankan. Banyak orang yang
mengikrarkan diri untuk berpisah dengan matematika karena menganggap
matematika adalah ilmu yang membuat kepala pusing. Hal tersebut dikarenakan
manusia mempelajari suatu ilmu tetapi tidak mengetahui hakikatnya.
Melihat hal tersebut matematika perlu sekali diajarkan sejak dini dan dengan
cara yang menyenangkan. Sekolah dasar sebagai pendidikan dasar pertama bagi anak
perlu memberikan pembelajaran matematika yang membekali berbagai kemampuan
kepada peserta didik, diantaranya yaitu kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, kreatif dan bekerjasama. Kompetensi atau beberapa kemampuan tersebut
diharapkan dapat berguna dikemudian hari sebagai bekal peserta didik dalam
menghadapi kehidupan yang fleksibel atau selalu berubah. Oleh karena itu, perlu
adanya metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan kemampuan siswa untuk
berfikir logis, analitis, kritis, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran khususnya pada
pembelajaran matematika. oleh karena itu tim penyusun memberi judul makalah
Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Pembelajaran Matematika.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, tim penyusun dapat
menyimpulkan beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud denan Higher Order Thinking Skill (HOTS)?
2. Bagaimana penerapan HOTS dalam pembelajaran Matematika?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tim penyusun memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penjelasan Higher Order Thinking Skill (HOTS);
2. Mendeskripsikan penerapan HOTS dalam pembelajaran Matematika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Higher Order Thinking Skill (HOTS)


Menurut Brookhart dalam Sumaryanta (2018) menyatakan bahwa HOTs
berkaitan dengan tiga hal, yaitu: transfer, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
Transfer merupakan kemampuan siswa memanfaatkan apa yang telah dipelajari
dalam kehidupan. Berpikir kritis dimaksudkan sebagai berpikir rasional dan
reflektif serta difokuskan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai serta
melakukan sesuatu atau tidak. Pemecahan masalah merupakan kemampuan siswa
memanfaatkan apa yang telah dimiliki untuk memecahkan permasalahan yang
sebelumnya belum ditemukan (tidak rutin). Sedangkan The Australian Council for
Educational Research (ACER; Widana dalam sumaryanta , 2018) menyatakan
bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis,
merefleksi, memberikan argumen (alasan), menerapkan konsep pada situasi
berbeda, menyusun, menciptakan.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukan sekedar kemampuan mengingat,
mengetahui, atau mengulang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk
kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir
kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan
berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision
making). Sedangkan dari segi bnetuk soalnya, Menurut Setiawati, dkk.(2018),
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang
tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite).
Menurut Krathworl dalam Ningrum, dkk. pada A revion of Bloom’s
Taxonomy an overview theory into practice menyatakan bahwa “indikator
untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi :

3
1) Menganalisis
a) Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi kedalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya.
b) Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebap dan akibat dari
sebuah skenario yang rumit.
c) Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan
2) Mengevaluasi
a) Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan
menggunakan kriterian yang cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
b) Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian.
c) Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Mencipta
a) Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu.
b) Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah.
c) Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur
yang baru yang belumm pernah ada.
Menurut Ningrum, dkk. (2017), Ada tiga alasan mengapa harus menggunakan
Higher Order Thinking dalam pembelajaran yaitu :

1) Mengerti informasi.
Mengerti informasi disini diartikan sebagai proses yang tidak hanya
mengetahui dan mengerti suatu informasi tetapi juga melibatkan kemampuan
untuk menganalisis suatu informasi, menentukan pokok pikiran yang terkandung
dalam informasi, membuat hipotesis, menarik kesimpulan dan menghasilkan
suatu solusi yang bermutu.
2) Proses berpikir yang berkualitas.
Kemampuan Higher Order Thinking Skill dibutuhkan untuk menjalani
suatu proses berpikir yang berkualitas.

4
3) Hasil akhir yang berkualitas.
Hasil berpikir Higher Order Thinking Skill akan mengarahkan peserta didik
untuk menghasilkan produk yang berkualitas.Oleh karena itu, penerapan konsep
HOTS dapat mampu meningkatkan daya pikir kritis siswa serrta membuat siswa
lebih aktif dalam melakukan penalaran dan menciptakan kreasi maupun inovasi
baru.

B. Penerapan HOTS dalam pembelajaran Matematika


Penerapan Higher Order Thinking Skills dalam pembelajaran matematika
telah diterapkan baik dalam proses pengerjaan soal latihan maupun Ujian
Nasional. Berikut salah satu contoh penerapan HOTS pada soal matematika

Contoh .

Salah satu satu cara membuat soal HOTs adalah dengan menyajikan suatu konteks
(atau stimulus) kemudian siswa diminta menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan konteks (atau stimulus) yang diberikan, seperti contoh berikut.

Pada suatu turnamen sepakbola, hasil pertandingan di grup C dimana setiap


TIMmemainkan pertandingan dua kali tersaji pada tabel berikut.

Memasukkan-
TIM Main Menang Seri Kalah kemasukan
Pebriandi
FC 2 2 0 0 5-1
Handi FC 2 1 1 0 1-0
Nofri FC 2 0 1 1 0-1
B’class FC 2 0 0 2 1-5
Tentukan skor pertandingan antara Pebriandi FC dan B’Class FC!

Penyelesaian:

5
Masalah di atas sebenarnya masalah penyajian data sederhana, namun
dalam penyelesaiannya bukan sekedar masalah menggunakan rumus statistik
langsung. Masalah tersebut perlu dicermati dengan hati-hati antar ketentuan yang
ada, sehingga dapat diperoleh analisis yang tepat. Siswa harus kritis menemukan
hubungan antar informasi yang tersedia dan secara kreatif memformulasikan
kerangka penyelesaiannya. Disinilah HOTs dibutuhkan, bukan sekedar hafalan
rumus, atau aplikasi formula matematika sederhana.

Perhatikan, Pebriandi FC main 2 kali, menang 2 kali, tidak pernah seri dan
tidak pernah kalah. Dua tim yang pernah mengalami kekalahan adalah Nofri FC
dan B’Class FC, sehingga Pebriandi FC main 2 kali pasti dengan Nofri FC dan
B’Class FC. Nofri FC main 2 kali, dimana 1 kali seri dan 1 kali kalah, dengan
tidak pernah memasukkan bola dan 1 kali kemasukan bola. Artinya, ketika
bermain seri Nofri FC bermain imbang dengan lawannya dengan skor 0 – 0, dan
ketika main kalah dengan lawannya skor Nofri FC –lawannya adalah 0 – 1.
Dengan demikian ketika Pebriandi FC bertanding melawan Nofri FC berarti
skornya adalah 1 – 0 untuk kemenangan Pebriandi FC. Selanjutnya, Pebriandi FC
bermain dengan B’Class FC, permainan dimenangkan oleh Pebriandi FC. Karena
pada tabel akhir rekapitulasi permainan, Pebriandi FC memasukkan bola ke
gawang lawan 5 kali dan kemasukan bola 1 kali, sedangkan pada saat Pebriandi
bermain melawan Nofri FC, Pebriandi memasukkan 1 kali dan tidak kemasukan,
berarti ketika Pebriandi FC menang melawan B’Class FC, Pebriandi FC
memasukkan bola 4 kali dan kemasukan 1 kali. Dengan demikian, skor
pertandingan Pebriandi FC dan B’Class FC adalah 4 – 1, untuk kemenangan
Pebriandi FC.

Perhatikan sekali lagi proses penyelesaian soal di atas. Alur penyelesaian


di atas menunjukkan bagaimana proses berpikir yang diperlukan, dimana
penyelesaian soal tersebut membutuhkan kemampuan analisis data permainan
antar tim, mengidentifikasi skor pertandingan antar tim yang diperlukan untuk
menemukan skor pertandingan PS Sapa dan PS Raya seperti yang ditanyakan
dalam soal, melihat hubungan antar informasi data yang tersaji, kemudian

6
menentukan point-point kunci untuk penemukan skor pertandingan yang
ditanyakan. Disinilah kemampuan berpikir tingkat tinggi dibutuhkan. Soal
tersebut tidak bias dapat diselesaikan dengan suatu rumus statistik tertentu, karena
soal tersebut bukanlah soal jenis rutin yang dapat diselesaikan dengan prosedur
yang biasa. Soal tersebut membutuhkan kemampuan siswa menemukan prosedur
baru dalam penyelesaiannya.

Contoh 2. (membandingkan soal HOTS dan bukan HOTS)

Diketahui (an) dan (bn) adalah dua barisan aritmetika dengan selisih masing-
masing 3 dan 4. Jika setiap barisan memiliki 100 anggota maka banyaknya
anggota kedua barisan yang bernilai sama adalah ….( bukan HOTS)

A. 21
B. 22
C. 23
D. 24
E. 25

Diketahui (an) dan (bn) adalah dua barisan aritmetika dengan 𝑎1 = 5, 𝑎2 =


8, 𝑏1 = 3, 𝑑𝑎𝑛 𝑏2 = 7. 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐴 = {𝑎1, 𝑎2, … , 𝑎100} 𝑑𝑎𝑛 𝐵 =
{𝑏1, 𝑏2, … , 𝑏100} maka banyaknya anggota 𝐴 ∩ 𝐵 adalah ….(HOTS)

A. 21
B. 22
C. 23
D. 24
E. 25

Pada dasarnya, kedua contoh soal di atas merupakan soal yang sama dengan
pertanyaan yang sama. Akan tetapi, perbedaan kalimat penyampaian pada soal
membuat salah satu soal menjadi bentuk HOTS sementara soal lainnya bukanlah
tipe HOTS. Perbedaan tersebut beserta tingkatnya dalam Taksonomi Bloom:

7
Indikator Bukan Soal HOTS Soal HOTS
Nilai selisih Dinyatakan secara eksplisit, yaitu 3 Dinyatakan secara implisit
barisan dan 4 (understand) melalui nilai a1, a2,
aritmetika dan b1, b2 (evaluate)
Banyaknya Dinyatakan secara eksplisit, yaitu Dinyatakan secara implisit
anggota 100 (understand) melalui banyaknya anggota
barisan himpunan A dan B (analyze)
Materi Hanya fokus pada barisan Menggabungkan konsep
aritmetika (remember) barisan aritmetika dengan
himpunan (create)
Bentuk Dinyatakan secara eksplisit bahwa Dinyatakan secara implisit
pertanyaan yang harus dicari adalah banyaknya melalui banyaknya anggota
anggota yang sama (apply) himpunan A∩B (evaluate)

Oleh karena itu HOTS bisa menumbuhkan kemampuan analisa dan berfikir
kritis siswa dalam memecahkan persoalan dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran matrematika. Selain itu, dalam implementasi pembelajaran
matematika jika peserta didik menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi
maka pembelajaran tersebut akan menjadi pembelajaran yang bermakna. Hal
tersebut dikarenakan bahwa peserta didik tidak hanya mengingat dan menghafal
rumus yang banyak ditemui pada pelajaran matematika, tetapi peserta didik juga
dituntut untuk mampu memecahkan masalah dengan menggunakan rumus
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Secara langsung maupun tidak langsung hal
tersebut akan berdampak kepada peserta didik, dimana mereka akan lebih paham
kegunaan dari rumus yang dipelajari terhadap aplikasinya dalam kehidupan, hal
tersebut menjadi indikator bahwa pembelajaran dikatakan bermakna. Dengan
begitu peserta didik tidak akan mudah lupa terhadap rumus dan konsep
matematika yang diajarkan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpikir tingkat tinggi adalah proses yang melibatkan operasi-operasi
mental seperti klasifikasi, induksi, deduksi, dan penalaran. Juga sebagai
penggunan pikiran secara luas untuk menemukan tantangan baru. Berpikir
tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada sekedar
menghafal fakta atau mengatakan sesuatu kepada seseorang persisi seperti
sesuatu itu disampaikan kepada kita, melainkan proses berpikir yang melibatkan
aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh
pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir analitis, sintesis dan evaluatif.

B. Saran
Pembaca diharapkan menganalisa kekurangan dan kelebihan dengan
adanya penerapan HOTS dalam pembelajaran khususnya pembelajaran
matematika.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sumaryan. 2018. Penilaian HOTS dalam pembelajaran Matematika. Indonesian


Digital Journal of Mathematics and Education. Vol. 8.

Ningrum, Puji, Dkk. 2017, Berpikir Secara Umum, Dasar dan Higher Order
Thinking Skills (HOTS). Makalah Dikutip dari http://blog.unnes.ac.id/wp-
content/uploads/sites/3144/2017/12/MAKALAH-TEOBEL-BERPIKIR-
SECARA-UMUM-DASAR-DAN-HOTS.docx

Wiwik, Setiawati, dkk. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking


Skills. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

https://www.quipper.com/id/blog/sbmptn/informasi-sbmptn/perbedaan-soal-
hots-dan-bukan-hots/

10

Anda mungkin juga menyukai