Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH MATA KULIAH KETERAMPILAN MATEMATIS

“Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (KBTT)”

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd

Disusun oleh :
Soni Ezra Ridwana Saragih (2005136179)

Kelompok 6
Kelas 4C Rombel B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
dari dosen pada prodi Pendidikan Matematika di Universitas Riau.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Matematis. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, 9 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

D. Manfaat Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi......................................3

B. Pentingnya Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.....................................4

C. Jenis jenis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.......................................5

D. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.........................................7

E. Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi............................8

F. Instumen Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi......................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................16

A. Kesimpulan...............................................................................................16

B. Saran.........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

BERITA ACARA DISKUSI...........................................................................21


LAMPIRAN.....................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi


dan komunikasi disegala segi kehidupan termasuk dalam proses pembelajaran
(Daryanto & Syaiful, 2016). Kemendikbud merumuskan bahwa paradigma
pembelajaran abad 21 menekankan pada kemampuan siswa dalam mencari tahu
dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerjasama
serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Kemendikbud, 2013). Untuk itu
pendidikan saat ini diharapkan mampu mengembangkan siswa untuk berfikir
kreatif, fleksibel, memecahkan masalah, keterampilan kolaborasi dan inovatif yang
dibutuhkan untuk sukses dalam pekerjaan maupun kehidupan (Sari, 2015). Salah
satu bidang ilmu yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan tersebut di
sekolah adalah matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, seorang siswa
dikatakan mampu menyelesaikan masalah apabila ia mampu menerapkan
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang belum
dikenal. Kemampuan inilah yang biasa dikenal sebagai kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Menurut Rofiah et al. (2013) keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan
kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan
serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif
Pada taksonomi kognitif Bloom yang telah disempurnakan oleh Anderson dan
Krathwohl (2001) terdapat tingkatan – tingkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi
yaitu C1-ingatan (remembering), C2-pemahaman (understanding), C3- menerapkan
(applying), C4-analisis (analysing), C5-evaluasi (evaluating), dan C6-kreasi
(creating). Tanujaya (2017:78) menjelaskan level satu sampai tiga merupakan
kemampuan berpikir tingkat rendah atau LOTS (Lower Order Thinking Skill) dan
level empat sampai enam merupakan HOTS (Higher Order Thinking Skill). Maka
jika ditinjau dari ranah kognitif terdapat tiga proses berpikir tingkat tinggi yaitu
kemampuan menganalisis, mengevaluasi serta mencipta. Kesuksesan kemampuan
berpikir tingkat tinggi terdapat pada keberhasilan seseorang dalam menggerakan
ketiga proses berpikir tersebut Saido (2015:14).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi?
2. Mengapa Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi penting dalam
pembelajaran matematika?
3. Apa saja jenis - jenis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ?
4. Bagaimana indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi?
5. Bagaimana rubrik penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi?
6. Bagaimana instrumen Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
2. Mengetahui pentingnya Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam
Pembelajaran Matematika.
3. Mengetahui jenis - jenis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
4. Mengetahui indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
5. Mengetahui rubrik penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.
6. Mengetahui instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang didapat setelah mempelajari makalah ini yaitu diharapkan
pembaca mengetahui dan memahami pengertian, arti penting, jenis, indikator,
rubrik penilaian dan instrumen dari kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
nantinya dapat disampaikan dan dilakukan guna kelamcaran dalam proses
pendidikan bagi peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Stein and Lane (1996) dikutip oleh Tony Thomson dalam jurnal International
Electronic Journal of Mathematics Education (2008) mendefinisikan berpikir
tingkat tinggi adalah “The use complex, nonalgorithmic thinking to solve a task in
which there is not a predictable, well-rehearsed approach or pathway explicitly
suggested by the task, task instruction, or a worked out example.” Menurut Stein
berpikir tingkat tinggi menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic
untuk menyelesaikan suatu tugas, ada yang tidak diprediksi, menggunakan
pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada dan berbeda dengan contoh.
Wardana (2010) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah porses berikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha mengeksplorasi
pengalaman yang kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan secara sadar untuk
mencapai tujuan, yatu memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir
analitik, sintesis, dan evaluatif. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order
Thinking Skills-HOTS) merupakan proses yang tidak sekedar menghafal dan
menyampaikan kembali informasi yang diketahui.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan,
memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah
dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan
dan memecahkan masalah pada situasi baru (Rofiah, 2013).
Penjelasan oleh Budiarta (2018:103) menyebutkan HOTS dapat dimaknai
sebagai kemampuan proses berpikir kompleks yang mencangkup mengurai materi,
mengkritisi serta menciptakan solusi pada pemecahan masalah.
Dari beberapa definisi tentang berpikir kritis yang telah dijelaskan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir secara
kompleks, yang melibatkan aktivitas mental untuk menghubungkan, memanipulasi,
dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk
berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan
memecahkan masalah dalam situasi baru.

B. Pentingnya Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thingking Skils
(HOTS) merupakan keterampilan yang saat ini sangat penting utuk dikembangkan
dalam pembelajaran. Pentingnya memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi
siswa yaitu agar siswa mempunyai bekal untuk masa depan. Pernyataan tersebut
didukung oleh teori (Gelven & Stewart (dalam Sani, 2019: 45)) yaitu sekolah harus
mengajarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dalam upaya mempersiapkan
lulusan untuk bekerja dan belajar seumur hidup.
Sabandar (2010) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang baik sangat penting untuk membuat seseorang memiliki pemahaman yang
baik dan mendalam terhadap sesuatu, sehingga akan memperbesar potensinya
untuk menjadi good problem solver. Berdasarkan konsep tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan berpikir tingkat tinggi seseorang
maka semakin baik pula kemampuannya untuk menyelesaikan masalah, sehingga
semakin besar potensinya untuk bertahan atau menang dalam kompetisi hidup di
persaingan global.
Menurut Wilson (2000) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat
tinggi merupakan bagian dari intelektual manusia dalam proses kognitif.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi penting untuk keterampilan kognitif yang
memungkinkan seseorang untuk memahami informasi, menerapkan pengetahuan,
mengekspresikan konsep yang kompleks, mengkritik, merevisi sesuai hasil
konstruksi, memecahkan masalah, serta membuat keputusan.
Kemampuan berpikir berpikir tingkat tinggi penting dimiliki siswa di
Indonesia sebagai bekal mereka dalam menyongsong era global, kemajuan
teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi sebagai imbas teknosains,
serta bangkitnya industri kreatif di masa depan (Kemendikbud, 2013).
Dari beberapa pendapat para ahli dan lembaga pendidikan, dapat kita
simpulkan bahwa pentingnya kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk dimiliki
siswa di Indonesia yaitu siswa akan memiliki komitmen untuk terus belajar,
tumbuh, berkembang, dan berevolusi menjadi lebih maju. Selain itu siswa yang
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi akan lebih mampu
menginterpretasikan dan meninjau informasi-informasi yang ada serta mampu
menggunakan informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi
dan siswa juga dapat meningkatkan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan mereka.

C. Jenis jenis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Menurut taksonomi kognitif Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 yang telah
disempurnakan kembali oleh Anderson dan Krathwohl (2001) jenis – jenis atau
tingkatan kemampuan berpikir dibagi menjadi dua bagian yang penting dalam
proses pembelajaran antara lain:
1. Kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skill (LOTS),
berupa kemampuan mengingat (remembering), kemampuan memahami
(understanding), dan kemampuan menerapkan (applying),
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS)
berupa kemampuan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan
mencipta (creating).
Bersumber pada hal tersebut Sulianto (2018:10) menyajikan gambar tingkat
kognitif pada taksonomi Bloom revisi pada gambar 1.

Gambar 1 : Taksonomi Kognitif HOTS


Gambar 1 tersebut meliputi proses C4 dan C5 sebagai berpikir kritis,
sedangkan C6 bagian dari kemampuan berpikir kreatif, kemampuan proses berpikir
kritis dan kreatif digunakan untuk memecahkan masalah atau mencipta solusi untuk
menetapkan keputusan. Kesuksesan kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat
pada keberhasilan seseorang dalam menggerakan ketiga proses berpikir tersebut
Saido (2015:14).
Terdapat lima kompetensi yang dituntut dalam kemampuan berpikir tingkat
tinggi, sebagai berikut.
a. Kemampuan berpikir kritis (criticial thinking).
b. Kreatif dan inovasi (creative and innovative).
c. Kemampuan berkomunikasi (communication skill).
d. Kemampuan bekerja sama (collaboration).
e. Kepercayaan diri (confidence).

Pembelajaran yang berorientasi pada Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


adalah pembelajaran yang melibatkan 3 (tiga) aspek kemampuan berpikir tingkat
tinggi menurut Brookhart (2010) antara lain :
1. Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Transfer of Knowledge
Berpikir tingkat tinggi sebagai proses transfer dalam konteks pembelajaran
adalah melahirkan belajar bermakna (meaningfull learning), yakni kemampuan
peserta didik dalam menerapkan apa yang telah dipelajari ke dalam situasi baru
tanpa arahan atau petunjuk pendidik atau orang lain.
2. Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Critical dan Creative Thinking
Berpikir tingkat tinggi sebagai proses berpikir kritis dan kreatif dalam konteks
pembelajaran adalah membentuk peserta didik yang mampu untuk berpikir logis
(masuk akal), reflektif, dan mengambil keputusan secara mandiri.
3. Berpikir Tingkat Tinggi Sebagai Problem Solving
Berpikir tingkat tinggi sebagai proses penyelesaian masalah adalah menjadikan
peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan riil dalam kehidupan nyata,
yang umumnya bersifat unik sehingga prosedur penyelesaiannya juga bersifat khas
dan tidak rutin.
D. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Berdasarkan pendapat Anderson dan Krathwohl (2001:68), Wahyuni(2018:85)
serta Anggraini (2019:3) dapat dirangkum makna serta indikator dari ketiga level
kognitif HOTS terdapat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1 : Level Kognitif dan Indikator Kognitif HOTS
Aspek Level Kognitif dan Defenisi
Indikator Kognitif
Berpikir C4 – Menganalisis Proses mengurai materi kemudian
Kritis dicari kaitannya secara keseluruhan
Membedakan Mampu memilah informasi menjadi
bagian relevan dan tidak relevan
Mengorganisasi Mampu mengidentifikasi informasi
menjadi struktur yang terorganisir
Mengartibusi Mampu menentukan pola hubungan
antara bagian tiap struktur informasi
C5 – Mengevaluasi Kegiatan membuat suatu keputusan
berdasarkan kriteria dan standar yang
telah ditentukan.
Memeriksa Mampu mengecek dan menentunkan
bagian yang salah terhadap proses
atau pada sebuah pernyataan
Mengkritik Mampu melakukan penerimaan dan
penolakan terhadap informasi melalui
kriteria yang telah ditetapkan
Berpikir C6 – Mencipta Membentuk solusi atau seseuatu yang
Kreatif baru dari kegitan mengabungkan
dan berbagai elemen
Merumuskan Mampu memberikan cara pandang
Pemecahan terhadap suatu persoalan
Masalah Merencana Mampu merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah
Memproduksi Mampu membuat ide, solusi atau
keputusan dari rancangan yang dibuat
sebelumnya
Menurut Cohen (Meiriza:2015) kemampuan berpikir tingkat tinggi dibagi
menjadi empat kelompok, yaitu: mengambil keputusan, pemecahan masalah,
berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Dari empat kelompok tersebut diuraikan dalam
10 indikator yaitu : 1) Mengambil keputusan, 2) Mengidentifikasi masalah, 3)
Analisis, 4) Mengusulkan solusi, 5) Kesimpulan, 6) Evaluasi, 7) Prediksi, 8)
Berpikir deduktif, 9) Induktif, 10) Kreatif.
Adapun menurut Resnick (Ambar: 2019) kemampuan berpikir tingkat tinggi
ialah pemikiran yang mengikut sertakan beberapa sumber dan standar tertentu
untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa indikator HOST menurut
Resnisk yaitu:
1) Bersifat non algoritmik, yaitu bagian dari tindakan,
2) Berpikir secara kompleks,
3) Mempunyai beberapa solusi penyelesaian masalah,
4) Definisi yang bermacam-macam,
5) Kriteria aplikasi yang melibatkan perdebatan,
6) Mengikutsertakan ketidakpastian, tidak semua yang dijelaskan dapat dikuasai
7) Mengikutsertakan kontrol diri pada proses berpikir,
8) Mampu menemukan struktur permasalahan
9) Mengikutsertakan definisi dan penilaian yang dibutuhkan

E. Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Adapun rubrik penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan pada
indikator kognitif yang dibuat oleh Anderson dan Krathwohl (2001:68),
Wahyuni(2018:85) serta Anggraini (2019:3) pada tabel rubrik di bawah ini :
Tabel 2 : Rubrik Penilaian KBTT
As Kriteria Penilaian Skor

Me Analisa (memeriksa dan


mengurai informasi,
memilah sebab dan akibat,
mengambil kesimpulan dan
generalisasi serta
menemukan alasan yang
mendudukungnya) yang
dilakukan masuk akal dan
mengarah pada jawaban
yang tepat.
As Kriteria Penilaian Skor

Analisa (memeriksa dan


mengurai informasi,
memilah sebab dan akibat,
mengambil kesimpulan dan
generalisasi serta
menemukan alasan yang
mendudukungnya) yang
dilakukan masuk akal tetapi
mengarah pada jawaban
yang kurang tepat.
Analisa (memeriksa dan
mengurai informasi,
memilah sebab dan akibat,
mengambil kesimpulan dan
generalisasi serta
menemukan alasan yang
mendudukungnya) yang
dilakukan tidak masuk akal.
Tidak mampu melakukan
analisa sama sekali.
Me Mampu mengkritisi,
memutuskan,
mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal,
atau mendukung (suatu
gagasan) dengan tepat.
Kurang mampu mengkritisi,
memutuskan,
mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal,
atau mendukung (suatu
gagasan) dengan tepat.
Tidak mampu mengkritisi,
memutuskan,
mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal,
atau mendukung (suatu
gagasan) dengan tepat.
Tidak mampu mengkritisi,
memutuskan,
mengevaluasi, menilai,
membuktikan, menyangkal,
atau mendukung (suatu
gagasan) sama sekali.
Me Mampu menciptakan karya
yang orisinil atau
memadukan unsur – unsur
menjadi sesuatu yang utuh,
koheren, dan baru
Mampu menciptakan karya
yang kurang orisinil atau
memadukan unsur – unsur
menjadi sesuatu yang utuh,
koheren, dan baru
Mampu menciptakan karya
yang tidak orisinil atau
memadukan unsur – unsur
menjadi sesuatu yang utuh,
koheren, dan baru
Tidak mampu menciptakan
karya apapun
F. Instumen Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Instrumen (soal) yang termasuk Higher Order Thinking
memiliki ciri-ciri:
1. Transfer satu konsep ke konsep lainnya;
2. Memproses dan menerapkan informasi;
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda;
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah;
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis.
Soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai
bentuk penilaian kelas dan Ujian Sekolah. Dalam menginspirasi guru menyusun
soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini ini dideskripsikan
beberapa karakteristik instrumen penilaian berpikir tingkat tinggi (HOTS):
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:
a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;
b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda;
c. menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara – cara
sebelumnya.
Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum
(uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi
kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidak termasuk higher order
thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang
memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
2. Bersifat Divergen
Instrumen penilaian HOTS harus bersifat divergen, artinya memungkinkan peserta
didik memberikan jawaban berbeda-beda sesuai proses berpikir dan sudut pandang
yang digunakan karena mengukur proses berpikir analitis, kritis, dan kreatif yang
cenderung bersifat unik atau berbeda-beda responsnya bagi setiap individu. Karena
bersifat divergen, instrumen penilaian HOTS lebih mudah dirancang dalam format
tugas atau pertanyaan terbuka, misalnya soal esai/uraian dan tugas kinerja
3. Menggunakan Multirepresentasi
Instrumen penilaian HOTS menggunakan berbagai representasi, antara lain verbal
(berbentuk kalimat), visual (gambar, bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis
(simbol, ikon, inisial, isyarat), dan matematis (angka, rumus, persamaan).
4. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari, di mana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-
konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah. Berikut ini diuraikan
lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT :
a) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata.
b) Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration),
penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).
c) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks
masalah.
e) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi
atau konteks baru.

Contoh Instrumen Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi :


Satuan Pendidikan : SMP Kelas VIII
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II
Materi : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Dasar (KD) : Membuat model matematika dan menyelesaikan
dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel.
No Soal In
In Instrumen Soal

1 Me Me Dalam sebuah tempat parkir


n terdapat 90 kendaraan yang
y terdiri dari mobil beroda 4 dan
e sepeda motor beroda 2 . Jika
l dihitung roda keseluruhan
e ada 248 buah. Biaya parkir
s sebuahmobil Rp.5.000,00, 
a sedangkan biaya parkir sebuah
i sepeda motor Rp. 2.000,00.
k Berapa pendapatan uang parkir
a dari kendaraan yang ada
n tersebut?

m
a
s
a
l
a
h

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

y
a
n
g

b
e
r
k
a
i
t
a
n

d
e
n
g
a
n

S
P
L
D
V
2 Me Men Figo, Ginting, dan Laode
y membeli kaos dan topi di toko
e olahraga yang sama. Figo
l membeli 3 kaos dan 1 topi
e dengan membayar Rp150.000.
s Ginting membeli 2 kaos dan 2
a topi dengan membayar
i Rp120.000. Jika Laode
k mempunyai uang Rp100.000 dan
a akan membeli dua jenis barang
sebanyak banyaknya, barang
n yang dapat dibeli Laode
adalah ...
p
e
n
e
r
a
p
a
n

S
P
L
D
V
pada
m
a
s
a
l
a
h

m
a
t
e
m
a
t
i
k
a

No Soal In
In Instrumen Soal

3 Me M Harga satu ikat bayam sama


dengan harga dua ikat kangkung.
Bu Aminah membeli 20 ikat
bayam dan 50 ikat kangkung
seharga Rp225.000,00 Bu
Aisyah membeli 25 ikat bayam
dan 60 ikat kangkung harga
yang harus dibayar Bu Aisyah
adalah ...

Tabel Instrumen Soal dan Alternatif Penyelesaian


No Soal Instrume Alternatif Jawaban
n
Soal
1 Dalam Diketahui : terdapat 90 kendaraan
sebua jumlah roda = 248
h Biaya parkir mobil Rp.
tempa 5.000 ,00
t
Biaya parkir motor Rp.
parkir
5.000,00
terda
Ditanya : Berapa pendapatan uang parkir
pat 90
dari kendaraan yang ada?
kenda
raan Jawab :
yang Misalkan x = banyaknya mobil beroda 4
terdiri y = banyaknya motor beroda 2
dari
Model matematikanya :
mobil
i. x + y = 90 ↔ y = 90 – x
berod
a 4 daii. 4x + 2y = 248
n Subtitusi nilai y ke pers. (ii) diperoleh :
seped4x + 2y = 248
a 4x + 2(90 – x) = 248
motor4x + 180 – 2x = 248
berod
2x = 68
a
2 . Jik x = 34
a
dihitu
ng
roda
kesel
uruha
n ada
248
buah.
Biaya
parkir
sebua
h
mobil
Rp.
5.000
,00 ,  
sedan
gkan
biaya
parkir
sebua
h
seped
a
motor 
Rp.
2.000
,00.
Berap
a
penda
patan
uang
parkir
dari
kenda
raan
yang
ada
terseb
ut?

No Soal Instrume Alternatif Jawaban


n
Soal
Subtitusi nilai x ke pers (i), diperoleh :
y = 90 – x
y = 90 – 34 = 56

Jadi pendapatan uang parkir dari kendaraan


yang ada tersebut adalah
= Rp. 5.000 . x + Rp. 2.000 . y
= Rp. 5.000 (34) + Rp. 5.000 (56)
= Rp. 170.000 + Rp. 112.000
= Rp. 282.000,00
2 Figo, Ginting, dan Misalkan: a = banyaknya kaos
Laode membeli kaos
b = banyaknya topi
dan topi di toko Langkah penyelesaian :
olahraga yang sama.
i. Buat model
Figo membeli 3 kaos
dan 1 topi dengan matematika :
membayar Rp150.000. Figo → 3a + b = 150.000 ... (1)
Ginting membeli 2 kaos Ginting → 2a + 2b = 120.000...(2)
dan 2 topi dengan
membayar Rp120.000. ii. Tentukan nilai a dan b
Jika Laode mempunyai Eliminasi b dari pers (1) dan (2)
uang Rp100.000 dan 6a + 2b = 300.000
akan membeli dua jenis
barang sebanyak 2a + 2b = 120.000 -
banyaknya, barang 4a = 180.000
yang dapat dibeli Laode a = 45.000
adalah ...
Subtitusi a ke pers (1), diperoleh:
3a + b = 150.000
3(45.000) + b = 150.000
b = 150.000 – 135.000
b = 15.000
Barang yang dapat dibeli
Laode dengan uangnya
Rp100.000 adalah 3
kaos dan 1 topi seharga
Rp 90.000,00.

No Soal Instrume Alternatif Jawaban


n
Soal
3 Harga Misalkan: x = jumlah ikat bayam yg dibeli
satu y = jumlah ikat kangkung yg dibeli
ikatDiketahui dari soal :
baya
x = 2y .... (1)
m
20 x + 50 y = 225.000 ... (2)
sama
Subtitusi x ke pers (2) :
denga
n 20 x + 50 y = 225.000
harga 20(2y) + 50y = 225.000
dua 90 y = 225.000
ikat y = 2500
kangk subtitusi y ke pers (1) : 1
ung. x = 2y
Bu x = 2 (2500)
Amin
x = 5000
ah
Sehingga :
mem
beli 25x + 60y = 25(5000) + 60(2500)
20 = 125.000 + 150.000
ikat = 275.000
baya
m dan Jadi, biaya yang harus dibayar Bu Aisyah
50 adalah Rp. 275.000,00.
ikat
kangk
ung
sehar
ga
Rp22
5.000
,00
Bu
Aisya
h
mem
beli
25
ikat
baya
m dan
60
ikat
kangk
ung
harga
yang
harus
dibay
ar Bu
Aisya
h
adala
h ...
Total Skor
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai dasar ilmu berkembangnya pengetahuan dan teknologi modern,
matematika berperan memajukan daya pikir manusia dan memiliki peran sentral
dalam pengembangan kompetensi yang dibutuhkan untuk menghadapi lingkungan
abad 21. Suarjana (2017:104) menyatakan, mata pelajaran matematika diperlukan
setiap orang untuk menyelesaikan berbagai masalah, melalui proses berhitung serta
berpikir. Mampu menyelesaikan masalah berarti mampu menelaah suatu
permasalahan dan mampu menggunakan pengetahuannya ke dalam situasi baru.
Kemampuan inilah yang biasanya dikenal sebagai Higher Order Thingking Skills
(Dinni, 2018, p. 107). Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir
secara kompleks, yang melibatkan aktivitas mental untuk menghubungkan,
memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah
dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan
dan memecahkan masalah dalam situasi baru.
.Pentingnya peran matematika untuk meningkatkan serta mengetahui
kemampuan berpikir HOTS siswa dapat diimplementasikan dalam kegiatan
analisis. Kegiatan analisis, evaluasi, dan mencipta dalam kemampuan berpikir
tingkat tinggi ini berguna sebagai rekam jejak proses pembelajaran yang telah
berlangsung sebelumnya. Kegiatan analisis, evaluasi, dan mencipta dalam berpikir
tingkat tinggi merupakan solusi untuk mendeskripsikan kemampuan HOTS yang
dimilki siswa.

B. Saran
Dengan adanya makalah mengenai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ini
semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengertian, jenis,
indikator serta penilaian instrumen kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher
Order Thinking Skill) yang sebenarnya. Penulis menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah ini,
sekian penulis mengucapkan terimakasih.

Soal dan Pembahasan


1. Jelaskan pengertian kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut para
ahli!
Jawab :
a. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta
pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif
dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi
baru (Rofiah, 2013).
b. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dimaknai sebagai kemampuan
proses berpikir kompleks yang mencangkup mengurai materi, mengkritisi
serta menciptakan solusi pada pemecahan masalah (Budiarta ,2018:103).

2. Mengapa kemampuan berpikir tingkat tinggi penting dalam matematika?


Jawab :
a. Sabandar (2010) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang baik sangat penting untuk membuat seseorang memiliki
pemahaman yang baik dan mendalam terhadap sesuatu, sehingga akan
memperbesar potensinya untuk menjadi good problem solver.
b. Kemampuan berpikir berpikir tingkat tinggi penting dimiliki siswa di
Indonesia sebagai bekal mereka dalam menyongsong era global, kemajuan
teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi sebagai imbas
teknosains, serta bangkitnya industri kreatif di masa depan
(Kemendikbud, 2013).
3. Jelaskan jenis jenis kemampuan berpikir tingkat tinggi?
Jawab :
Menurut taksonomi kognitif Bloom yang telah disempurnakan kembali oleh
Anderson dan Krathwohl (2001) jenis – jenis atau tingkatan kemampuan
berpikir dibagi menjadi dua bagian yang penting dalam proses pembelajaran
antara lain:
a. Kemampuan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skill
(LOTS), berupa kemampuan mengingat (remembering), kemampuan
memahami (understanding), dan kemampuan menerapkan (applying),
b. Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill
(HOTS) berupa kemampuan menganalisis (analyzing), mengevaluasi
(evaluating), dan mencipta (creating).
Terdapat lima kompetensi yang dituntut dalam kemampuan berpikir tingkat
tinggi, sebagai berikut.
a. Kemampuan berpikir kritis (criticial thinking).
b. Kreatif dan inovasi (creative and innovative).
c. Kemampuan berkomunikasi (communication skill).
d. Kemampuan bekerja sama (collaboration).
e. Kepercayaan diri (confidence).

4. Sebutkan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut salah


satu ahli!
Jawab :
Menurut Resnick (Ambar: 2019) kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah
pemikiran yang mengikut sertakan beberapa sumber dan standar tertentu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa indikator kemampuan berpikir
tingkat tinggi menurut Resnisk yaitu:
1) Bersifat non algoritmik, yaitu bagian dari tindakan,
2) Berpikir secara kompleks,
3) Mempunyai beberapa solusi penyelesaian masalah,
4) Definisi yang bermacam-macam,
5) Kriteria aplikasi yang melibatkan perdebatan,
6) Mengikutsertakan ketidakpastian, tidak semua yang dijelaskan dapat
dikuasai
7) Mengikutsertakan kontrol diri pada proses berpikir,
8) Mampu menemukan struktur permasalahan
9) Mengikutsertakan definisi dan penilaian yang dibutuhkan

5. Apa yang dimaksud dengan analisis evaluasi menurut Adi W. Gunawan


dalam Novirin (2014).
Jawab :
 Analisis adalah kemampuan untuk memecahkan atau menguraikan suatu
materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil
sehingga mudah dipahami.
 Evaluasi adalah kemampuan untuk menentukan nilai suatu materi untuk
tujuan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Budiman, J. (2014). Pengembangan Instrumen Asesmen Higher Order


Thinking Skill(Hots)Pada Mata Pelajaran Matematika Smp Kelas Viii
Semester 1. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1-Nomor 2,
November2014 , 139-150.

Alya Kamila, S. N. (2020). Analisis Kemampuan Siswa Smp Dalam Menyelesaikan


Soalhots Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Seminar
Nasional Pendidikan Matematika Vol 1 No 1 Januari 2020 , 119-125.

Astuti, P. (2018). Kemampuan Literasi Matematika dan Kemampuan Berpikir


Tingkat Tinggi. PRISMA 1, 2018 | 265 , 263-267.

Gradini, E. (2019). Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher


Order Thinking Skills) Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Numeracy
Vol. 6, No. 2, Oktober 2019 , 189-203.

HIDAYATI, A. U. (2017). Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam


Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 2 Oktober 2017 , 143-155.

Maylita Hasyim, F. K. (2019). Analisis High Order Thinking Skill(Hots) Siswa


Dalam Menyelesaikan Soal Open Ended matematika. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Matematika. Vol.5(1), pp:55-64. , 55-64.

Sucipto. (2017). Pengembangan Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dengan


Menggunakan Strategi Metakognitif Model Pembelajaran Problem Based
Learning. Jurnal Pendidikan Volume 2 Nomor 1 Tahun 2017 , 63-71.
BERITA ACARA DISKUSI (BAD)
KELOMPOK 6 ROMBEL B

Judul Topik Diskusi : Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Pemateri : Soni Ezra Ridwana Saragih
Hari / Tanggal : Selasa/14 Juni 2022
Ruangan : F5A

A. Pembukaan
Diskusi dibuka oleh pemateri pertama yaitu Soni Ezra Ridwana
Saragih,dengan menyebutkan judul materi yang akan didiskusikan, serta
menjelaskan sub materi yang akan dipresentasikan oleh pemateri.

B. Penyaji
Pemateri menampilkan powerpoint terkait materi yang akan disampaikannya
dan menjelaskan materi tersebut dimulai dari menjelaskan pengertian, arti
penting, jenis – jenis, indikator, rubrik penilaian, dan instrumen kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

C. Tanya Jawab
1. Penanya : Nurhaliza Citra Puspita (Kelompok 8)
Pertanyaan :
Bagaimana proses kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS dapat
meningkatkan pemahaman siswa?
Jawaban :
Tujuan dari HOTS ini adalah bagaimana meningkatkan kemampuan atau
pemahaman berpikir siswa pada level tinggi, terutama yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir secara kritis dalam menerima berbagai informasi,
berpikir kreatif dalam memecahkan masalah, berargumen dengan baik, dan
mampu membuat keputusan dalam situasi kompleks. Dalam mencapai tujuan
tersebut ada proses atau tingkatannya yaitu :
1. Menganalisi (C4)
2. Mengevaluasi (C5)
3. Mencipta (C6)
Guru sebagai pendidik dapat memberikan materi dan soal – soal HOTS sesuai
dengan tingkatannya sehingga ada proses belajar yang dialami siswa dan
dengan begitu siswa akan mampu meningkatkan kemampuan berpikirnya dari
level C4 hingga C6. Jika seorang siswa telah memahami atau memiliki
kemampuan berpikir dari C4 – C5, maka siswa tersebut memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

2. Penanya : Della Nur Amalia ( Kelompok 7)


Pertanyaan :
Model pembelajaran apa yang sesuai dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi? Berikan alasan mengapa model tersebut sesuai! Aapakah ada kriteria
khusus dalam menentukan model pembelajaran untuk berpikir tingkat tinggi?
Jawaban :
a. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk kemampuan berpikir
tingkat tinggi yaitu model pembelajaran PBL (model pembelajaran yang
berbasis masalah)
b. Alasan model PBL sesuai dengan KBTT karena PBL memiliki
langkah – langkah atau sintaks dalam pembelajaran yaitu :
1. Orientasi siswa pada masalah
2. mengorganisasi siswa untuk belajar
3. membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok
4. mengembangkan dan menyajikan hasil
5. menganalisis dan menevaluasi proses pemecahan
masalah
Dari langkah – langkah pembelajaran berbasis maslaah/PBL tersebut
mengarah pada tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
sehingga efektif digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan
KBTT.
c. Kriteria dalam menentukan model pembelajaran untuk berpikir tingkat
tinggi yaitu pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam
memecahkan masalah seperti dalam diskusi berkelompok, dan
pembelajaran yang menerapkan konsep – konsep pada permasalahan
baru/nyata, dan menerapkan pengintegrasian konsep Higher Order
Thingking Skills (HOTS).

3. Penanya : Aprillia Anggita Simanullang (Kelompok 4)


Pertanyaan :
Jelaskan maksud dari ciri transfer satu konsep ke konsep lain pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan tunjukkan bentuk soal yang memiliki
ciri – ciri tersebut!
Jawaban :
Maksud dari ciri transfer satu konsep ke konsep lain adalah instrumen(soal)
HOTS memiliki keterkaitan(koneksi) dengan instrumen lainnya.
Contoh instrumen koneksi matematis :
Pada instrumen HOTS di atas memiliki koneksi matematis antara lain:
Soal 1
1) Koneksi antar topik matematika yang mengkaitkan antar konsep atau prinsip dalam
satu topik yang sama
2) Koneksi antar topik dalam matematika yang mengaitkan antara materi dalam topik
tertentu dengan materi dalam topik lainnya
Soal 2
1) Koneksi antara materi dengan ilmu lain selain matematika
2) Koneksi dengan kehidupan sehari-hari yang mungkin dijumpai siswa
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai