Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

‘Penerapan Berfikir Kompleks, Model Pembelajaran dan Strategi

Pembelajaran”

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Khairunnisa M.pd

Disusun oleh kelompok 5 :

1. Shella Ananda Putri : 3233321013


2. Risky Dwi Ananda : 3231121033
3. Marnita Sihotang :

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITA NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi karunianya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Dalam menyusun
makalah ini, kami paham bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan para pembaca makalah yang bersifat
membangun untuk penyajian dan pembuatan makalah yang lebih baik di waktu yang akan
datang.

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannya kepada dosen
pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, Ibu Dr. Khairunnisa M.Pd yang telah memberi
tugas kepada kami,sehingga tugas tersebut dapat memberikan implementasi dan kognifitas
dalam menambah wawasan dan pengetahuan.

Makalah ini menyajikan konsep tentang psikologi Pendidikan yang berisi penerapan
berfikir kompleks, model pembeljaran dan strategi pembelajaran. Dengan demikian kami
menyajikannya secara relevan dan dengan Bahasa yang kami pahami dan yang mudah
dipahami oleh pembaca tanpa menghilangkan fahta yang tertuang di dalamnya.

Medan, Maret 2024

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

1.2 Keterampilan Berpikir Kompleks.....................................................................................6

2.2 keterampilan Berpikir Kompleks Dalam Model pembelajaran........................................7

2.3 Strategi Pembelajaran.......................................................................................................9

BAB III....................................................................................................................................13

PENUTUP...............................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13

3.2 Saran...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata psikologi dan pendidikan. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses kognitif dan perilaku Sedangkan pendidikan adalah
ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara menanamkannya. Namun definisi
psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri,
yakni, ilmu yang mempelajari proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan.

Berpikir adalah manipulasi atau pengendalian dan transformasi informasi dalam memori.
Hal ini sering dilakukan untuk mengembangkan konsep, menalar secara logis, mengambil
keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Siswa mungkin memikirkan sesuatu
yang spesifik seperti pergi berlibur ke pantai atau memenangkan video game. Di sekolah
dasar, anak juga mungkin mempertimbangkan ide-ide yang lebih abstrak, seperti makna
kebebasan dan identitas. Mereka dapat memikirkan masa lalu (misalnya, apa yang terjadi
pada mereka 4.444 bulan yang lalu) dan masa depan (seperti apa kehidupan mereka di tahun
2023). Anda bisa memikirkan realitas (seperti hasil ujian besok) dan rotasi (seperti
bagaimana rasanya menjadi artis atau politisi seperti Yusuf Kalla , atau bagaimana rasanya
terbang ke Mars dengan pesawat luar angkasa). Keterampilan berpikir merupakan bagian
penting dalam proses pembelajaran bagi 4.444 siswa. Kemampuan berpikir dapat
dikembangkan melalui belajar, terus-menerus mempertanyakan diri sendiri, keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang baru, aktif memanfaatkan lingkungan, menciptakan sesuatu yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kemampuan berpikir ini dapat dikembangkan
pada tahun seiring dengan semakin banyaknya rasa ingin tahu orang. Artinya kemampuan
berpikir setiap orang senantiasa berkembang dan belajar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa keterampilan berfikir kompleks itu ?
2. Bagaimana keterampilan berpikir kompleks dalam model pembelajaran ?
3. Bagaimana strategi belajar yang efektif, baik, dan benar ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu berfikir kompleks
2. Untuk dapat mengetahui bagaimana ketraampilaan berfikir komples dalam model
pembelajaran
3. Dan mengetahui bagaimana strategi belajar yang baik
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Keterampilan Berpikir Kompleks


Berpikir kompleks adalah kemampuan untuk melihat suatu masalah secara
keseluruhan dan menafsirkannya secara keseluruhan, bukan hanya berfokus pada unsur sebab
dan akibat Keterampilan berpikir ini penting dimiliki oleh semua siswa baik di sekolah
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berpikir kompleks yang baik
memberikan bekal yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan permasalahan yang muncul
dalam kehidupan Kemampuan berpikir atau berpikir terampil menjadikan individu
demokratis. Preseissen dalam Costa (1985) menyatakan bahwa setidaknya ada empat proses
berpikir kompleks yang terjadi dalam tubuh manusia: pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Siswa dikatakan mampu berpikir kompleks
apabila mampu memahami permasalahan yang sedang dikerjakannya, dan mampu
memecahkan permasalahan apabila mampu mengambil keputusan pada saat menyelesaikan
permasalahan tersebut. Mampu berpikir kritis ketika menyelesaikan masalah dan pada
akhirnya mampu berpikir kritis ketikamenyelesaikan masalah memungkinkan Anda
menemukan solusi kreatif terhadap masalah.

Keterampilan berpikir kompleks adalah jenis pemahaman yang memerlukan


pemikiran dasar, dan ditandai dengan kebutuhan akan kemungkinan jawaban yang berbeda,
evaluasi pemangku kepentingan, dan pemahaman terhadap situasi. Keterampilan berpikir
kompleks meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif, dan pemecahan masalah. Berpikir kritis
ditandai dengan analisis cermat yang melibatkan diskusi, menggunakan kriteria objektif, dan
mengevaluasi data. Pemecahan masalah adalah suatu bentuk berpikir kompleks yang
menggunakan seperangkat keterampilan untuk memecahkan masalah. Keterampilan berpikir
tingkat tinggi ini dikembangkan ketika dihadapkan pada permasalahan dan pertanyaan yang
tidak biasa, tidak pasti, dan dilematis. Keberhasilan penggunaan keterampilan ini dapat
dikenali melalui penjelasan, keputusan, layanan, dan produk yang berpengetahuan dan
berpengalaman.

 Jenis keterampilan berpikir kompleks


1. Berpikir kritis
a. Keterampilan berpikir induktif
Menentukan sebab dan akibat, menganalisis masalah terbuka (open ended) menggunakan
alasan dengan analog, membuat kesimpulan sementara (inferensi), menentukan informasi
yang relevan memahami hubungan hubungan yang memecahkan problem yang dihayati.

b. Keterampilan berpikir deduktif

Dengan menggunakan logika, menemukan beberapa pertanyaan yang bertentangan, dan


memecahkan problem spasial (ruang).

c. Keterampilan berpikir evaluative

Dapat membedakan antara fakta dan opini, mengamati dan menilai hasil observasi, dan
membandingkan persamaan dan dapat membedakan argument.

2. Berpikir kreaktif

Dapat membuat daftar atribut obejek, menghasilkan gagasan yang sangat beragam,
menghasilkan gagasan yang berbeda, gagasan yang unik, dan gagasa yang rinci dalam
laporan.

3. Pemecahan masalah

Dapat mengidentifikasi problem yang umum, mengklarifikasikan problem, dan merumusakan


pertanyaan pertanyaan denga tepat.

2.2 keterampilan Berpikir Kompleks Dalam Model pembelajaran


Keterampilan berpikir kompleks dalam model pembelajaran merujuk pada
kemampuan siswa untuk melakukan tindakan berpikir yang lebih kompleks, seperti
pemahaman mendalam, analisis kritis, evaluasi, dan pembuatan solusi yang kompleks
terhadap masalah yang tidak jelas atau tidak terstruktur. Ini melibatkan lebih dari sekedar
menghafal fakta; siswa harus dapat memahami konsep secara mendalam, menganalisis
informasi dengan kritis, menilai keandalan dan relevansi informasi, serta menciptakan
gagasan baru atau solusi untuk masalah yang kompleks.

Model pembelajaran yang mendorong keterampilan berpikir kompleks sering kali


melibatkan pendekatan seperti pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa terlibat dalam
proyek-proyek yang menantang dan menuntut pemecahan masalah. Pendekatan inkuiri juga
umum digunakan, memungkinkan siswa untuk menyelidiki dan menemukan jawaban sendiri
melalui eksperimen dan penelitian. Selain itu, model pembelajaran kolaboratif
memungkinkan siswa untuk belajar secara bersama-sama, memperluas pemahaman mereka
melalui diskusi dan refleksi bersama, serta menerapkan pengetahuan dalam situasi dunia
nyata.

 Kegiatan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kompleks

Kegiatan yang disarankan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kompleks diantarnya


adalah :

a) Bertanya dengan pertanyaan terbuka,


b) Beri anak banyak pilihan,
c) Mengulang cerita, mengarang cerita,
d) Permainan kata,
e) Minta pendapat mereka tentang sesuatu,
f) Diskusi terbimbing
g) Pembelajaran berbasis masalah
h) Debat atau mengembangkan argumen
i) Pemecahan masalah tim

 Beberapa Aspek yang Dilibatkan Dalam Keterampilan Berpikir Kompleks


Dalam Model Pembelajaran
a. Analisis Mendalam: Siswa diajak untuk mengurai informasi yang kompleks menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil untuk memahami hubungan antara konsep-konsep
tersebut.
b. Pemecahan Masalah: Siswa dilatih untuk menghadapi masalah yang kompleks dan
mencari solusi yang efektif dengan mempertimbangkan berbagai opsi dan
konsekuensinya.
c. Penalaran: Siswa didorong untuk menggunakan penalaran logis dan kritis untuk
mengevaluasi informasi, menyimpulkan fakta, dan membuat argumen yang kuat.
d. Pemikiran Kreatif: Siswa diarahkan untuk berpikir di luar kotak dan menciptakan solusi
baru untuk masalah yang kompleks, seringkali melalui pendekatan inovatif.
e. Pengambilan Keputusan: Siswa belajar untuk menimbang berbagai faktor dan
konsekuensi sebelum membuat keputusan yang penting, baik dalam konteks akademis
maupun kehidupan nyata.
f. Kolaborasi: Siswa diajak untuk bekerja sama dengan rekan-rekan mereka untuk
menyelesaikan masalah kompleks, memperluas pemahaman mereka melalui diskusi dan
pertukaran ide.
g. Refleksi: Siswa diminta untuk merefleksikan proses berpikir mereka sendiri,
mempertimbangkan keberhasilan dan kegagalan mereka dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang kompleks.

Dalam model pembelajaran yang mempromosikan keterampilan berpikir kompleks, guru


berperan sebagai fasilitator yang memandu siswa melalui proses belajar ini, memberikan
bimbingan yang dibutuhkan sambil memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan kemandirian dan pemahaman yang mendalam

2.3 Strategi Pembelajaran


Seorang pendidik sebelum menyampaikan isi materi pembelajarannya kepada peserta
didik, harus lebih dahulu memikirkan, memilih dan memutuskan untuk menentukan strategi
pembelajaranseperti apa yang akan dijalankan pada saat di depan kelas. Pendidik dalam
memilih dan menentukan strategi pembelajaran tersebut, perlu mempertimbangkan pula
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, jumlah peserta didik, waktu dan berapa lama
penyampaian isi materi pembelajaran.
Secara umum, strategi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Adapun pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar, agar
peserta didik mempunyai keinginan untuk belajar maka pendidik perlu menguasai strategi
pengajaran. Sehingga dalam hal ini strategi pembelajaran dapat diartikan dengan suatu cara,
suatu pedoman dan acuan dalam mengajar secara sistematis sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Strategi belajar dapat digambarkan sebagai sifat dan
tingkah laku. Oxford mendefinisikan strategi belajar sebagai tingkah laku yang dipakai oleh
pembelajar agar pembelajaran bahasa berhasil, terarah, dan menyenangkan. Strategi belajar
mengacu pada perilaku dan proses berfikir yang digunakan serta mempengaruhi apa yang
dipelajari.
Dalam rangka memilih dan menerapkan strategi pembelajaran, hendaknya seorang
pendidik perlu memahami dengan baik apa saja unsur yang ada dalam proses pembelajaran.
Penerapan suatu cara yang berbeda-beda dari setiap bidang studi dan kondisi tertentu yang
melatarbelakanginya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan
dipilih oleh pendidik sangat dipengaruhi oleh pengorganisasi isi materi bidang pembelajaran,
cara menyampaikan materi bidang pembelajaran dan cara mengatur dan menata relasi antara
pendidik dengan peserta didik. Strategi pembelajaran menjadi faktor utama dalam
meningkatkan proses pembelajaran dan keterampilan. Strategi yang terencana memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran.
Agar strategi tersebut tidak menjauh dari sasaran yang ingin dicapai perlu pemahaman
yang lebih baik dalam kegiatan pembelajaran. Strategi yang berhubungan secara langsung
antara pengajar dan peserta didik sehingga menimbulkan stimulus dan respon sangat berperan
penting. Komponen program pengajaran yang berpusat pada pengajar, peserta didik dan
materi pengajaran juga perlu diterapkan agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Strategi pembelajaran berdasarkan klasifikasinya yaitu penekanan komponen dalam program
pengajaran, kegiatan pengolahan pesan atau materi, pengolahan pesan atau materi dan cara
memproses penemuan.

 Macam macam Strategi Pembelajaran


a. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang lebih


menitikberatkan penyampaian isi materi pembelajaran secara verbal dari seorang pengajar
kepda sekelompok peserta didik dengan tujuan agar peserta didik dapat menguasai isi materi
pembelajaran secara maksimal. Dalam strategi pembelajaran ini peranan pengajar sangat
penting,dan seluruh waktu dipergunakan oleh pengajar, pengajar lebih dominan menguasai
kelas. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta didik, maka pengajar hendaknya
menyiapkan isi materi yang akan disampaikannya secara sistematis, lengkap dan rapi, karena
dalam hal ini peserta didik tidak mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari pengajarnya.

b. Strategi Pembelajaran Inquiry


Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.

c. Contextual Teaching Learning

Contextual teaching and learning (CTL) adalah strategi pembelajaran yang membantu
guru agar mengaitkan isi materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan
membantu serta mendorong siswa agar mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan situasi nyatanya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

d. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam strategi pembelajaran jenis ini, pengajar melakukan serangkaian aktivitas


pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi dengan
memakai cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif /kerja sama kelompok

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan. Strategi ini menggunakan beberapa metode pembelajaran yang relevan,
diantaranya metode diskusi, karya wisata, metode eksperimen, metode tugas atau resitasi.

f. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir


Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi
pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus
dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan
kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan
untuk memecahkan masalah yang diajarkan.

g. Strategi Pembelajaran Afektif


Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut
kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus
menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Psikologi pendidikan salah satu cabang ilmu dari psikologi. Psikologi pendidikan berguna
merumuskan konsep yang dapat di praktikkan pada saat belajar dan mengajar. Maka dari itu
sudah sepatutnya pendidik mampu mengerathui ataupun menguasai cabang ilmu tersebut.
Dan berpikir kompleks itu adalah kemampuan untuk melihat suatu masalah secara
keseluruhan dan menafsirkannya secara keseluruhan, bukan hanya berfokus pada unsur sebab
dan akibat Keterampilan berpikir ini penting dimiliki oleh semua siswa baik di sekolah
maupun dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan keterampilan berpikir kompleks adalah jenis
pemahaman yang memerlukan pemikiran dasar, dan ditandai dengan kebutuhan akan
kemungkinan jawaban yang berbeda, evaluasi pemangku kepentingan, dan pemahaman
terhadap situasi. Keterampilan berpikir kompleks meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif, dan
pemecahan masalah.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, tidak terlepas dari dari beberapa-beberapa kesalahan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar kelak penulisan makalah
kedepannya, akan menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Slavin, R.E. 2005. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik (terjemahan). Jakarta: PT. Indeks.

Tawil, M dan Liliasari, 2023. Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA.
Makassar: Penerbit UNM

Panjaitan, Mutiara O., 2011. Kemampuan Tim Pengembang Kurikulum Merancang Kegiatan
Pembelajaran dan Penilaian Yang Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kompleks. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5.

Fatimah, Dewi R. (2018). Strategi belajar dan pembelajaran dalam meningkatkan bahasa. Jurnal
pendidikan bahasa dan sastra. hal 108-113

Badar, N. Bakri, Arniati. (2022). Strategi Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Pada Peserta Didik
Sekolah Menengah Pertama Agar Tercapainya Tujuan Pendidikan. ournal Of Biology
Education And Sciencee. hal 1-15

Anda mungkin juga menyukai